Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KOMUNIKASI FARMASI

KONSELING PASIEN UNTUK PASIEN TBC


Dosen : Dra. Masniah, M.Kes, Apt.

DISUSUN OLEH :

NAMA : ONI VANIA S


NIM : P07539022073
KELAS : 2 B

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN


MEDAN
JURUSAN FARMASI
T.A 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikrobakterium
Tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama
untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain
tubuh manusia. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi
Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah
terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih merupakan salah satu masalah kesehatan
yang utama di dunia Insiden TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh
dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis /TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi
angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya.
Dengan jumlah penduduk yang ada di Indonesia, Indonesia menempati urutan ketiga India DAN China
dalam hal jmlah penderita diantara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia. Hasil survei
kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan
penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat.
Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita TBC
baru pertahun dengan 262.000 positif atau insiden rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian
akibat tuberkulosis diperkirakan meninmpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC paru di
Indonesia dari tahun ketahun terus meningkat. Kenyataan mengenai penyakit TBC di Indonesia begitu
mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini dan mendapatkan informasi lengkap tentang
penyakit TBC.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa manfaat dari konseling untuk pasien tbc?
2. Bagaimana cara konseling pasien tbc yang efektif?
3. apa saja topik yang dibahas dalam konseling pasien tbc

1.3 . TUJUAN
1.agar mahasiswa lebih memahami dan mengetahui manfaat dari konseling untuk pasien tbc
2.agar mahasiswa lebih memahami dan mengetahui cara konseling pasien tbc yang efektif
3.agar mahasiswa lebih memahami dan mengetahui topik yang di bahas dalam konseling tbc
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 MANFAAT KONSELING PASIEN TBC


Konseling pada pasien TBC memiliki beberapa manfaat, antara lain:
 Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan: Konseling dapat membantu pasien
memahami pentingnya meminum obat secara teratur dan benar, yang sangat penting untuk
keberhasilan pengobatan
 Mengurangi kecemasan dan ketakutan: Pasien TBC mungkin mengalami kecemasan dan ketakutan
akibat stigma yang terkait dengan penyakit tersebut. Konseling dapat membantu meringankan
emosi negatif ini dan meningkatkan kesehatan mental pasien
 Mendidik pasien tentang perilaku hidup sehat: Konseling dapat membantu pasien memahami
pentingnya menjaga gaya hidup sehat, seperti makan makanan seimbang, istirahat yang cukup, dan
menghindari konsumsi rokok dan alkohol.
 Mendeteksi pasien TBC: Apoteker dan profesional kesehatan lainnya dapat memainkan peran
penting dalam mendeteksi pasien TBC dengan mendidik pasien tentang gejala TBC dan merujuk
mereka untuk melakukan tes.
 Memantau kepatuhan pengobatan dan efek samping: Konseling dapat membantu pasien memantau
kepatuhan pengobatan dan efek samping, yang penting untuk keberhasilan pengobatan
Kesimpulannya, konseling pada pasien TBC memiliki beberapa manfaat, antara lain meningkatkan
kepatuhan pasien terhadap pengobatan, mengurangi kecemasan dan ketakutan, mengedukasi pasien
tentang perilaku hidup sehat, mendeteksi pasien TBC, serta memantau kepatuhan pengobatan dan efek
samping.

1.1.1 CARA KONSELING PASIEN TBC YANG EFEKTIF


KONSELING PENYAKIT TBC Konseling TBC (TBC) adalah suatu proses komunikasi dua arah
antara konselor dan penderita(klien) untuk membantu klien mengetahui dan memahami kehadiran
minum Obat Anti TBC (MEMBUAL) dengan strategi Secara langsung diamati perlakuan pendek
kursus (Titik)berdasarkan standar internasional penangananTBC( Internasional Standar untukTBC
Peduli ,ISTC). klien adalah sasaran konseling yang dalam hal ini adalah penderita TBC, keluarga
penderita TBC dan Pengawas Minum Obat (PMO), yang membutuhkan informasi tentangkehadiran
terapi pada penderita TBC. Konselor adalah tenaga kesehatan yang memiliki .belakang pendidikan
kesehatan yang bekerja di Puskesmas/Dinas Kesehatan/Rumah Sakit. Hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh Konselor :
• Memunyai pengetahuan tentang standar diagnosaTBC, cara penyebaran penyakit TBC, cara
pencegahan pennyakit TBC,program terapi TBC dan pemantauan serta evaluasi terapi T BC dengan
strategi DOTS sesuai ISTC
• Menampilkan penampilan rapi dan sikap yang sopan, sabar dan empati • Mampu berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien
• Menunjukan sikap untuk membantu klien
• Menciptakan suasana lingkungan konseling yang nyaman
• Mampu menjadi pendengar yang baik dalam menerima keterangan dari klien tempat konseling :
Ruang secara terpisah dengan ruangan lain agar-agar klien merasa nyaman dan terjaga privasinya.
Besarruangan tergantung jumlah klien yang dilayani.
Di dalam ruangan tersedia peralatan yangmemadai diantaranya flip chart, leaflet /brosur, meja dan
kursi, dll. Langkah-langkah Konseling :
1. Pengumpulan data meliputi identifikasi secara detail dan pengkajian terhadap masalah yang
mungkin menimbulkan ketidakpatuhan klien dalam meminum OAT
2. Perencanaan konseling yang perlu diberikan
3. Monitoring dan evaluasi hasil konseling
Hambatan yang sering dijumpai oleh Konselor :
1. Klien tidak mau berbicara terbuka
2. Klien mengalami kejenuhan dan kesulitan dalam mengatur pola minum obat sesuai dengan
anjuran
3. Klien mengeluhkan efek samping yang ditimbulkan oleh OAT
4. Klien tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendengarkan anjuran konselor
5. Klien berbicara terus-menerus yang sering tidak sesuai dengan topik pembicaraan
6. Ruang dan suasana konsultasi tidak mendukung proses konsultasi

1.1.2. TOPIK YANG SERUNG DIBAHAS dalam konseling TBC


Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
yang sekitar 80% menyerang paru-paru. Kementerian Kesehatan melaporkan terdapat 351,936 kasus
Tubercolosis (TBC) yang ditemukan di Indonesia. Dimana dari data tersebut disampaikan bahwa
mayoritas penderita TBC berasal dari usia produktif sebanyak 17,3 %. Sumber penularan adalah
penderita TB BTA positif melalui droplet pada saat batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman
ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak).
Pemerintah melalui program nasional pengendalian TB telah melakukan berbagai upaya untuk
menanggulangi TBC, yakni dengan strategi DOTS (Direcly Observed Treatment Shortcourse).
World Health Organization (WHO) merekomendasikan 5 komponen strategi DOTS yakni:
1. Komitmen para pengambil keputusan (termasuk dukungan dana)
2. Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis
3. Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek dengan pengawasan
langsung pengawas menelan obat (PMO)
4. Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin
5. Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program
penanggulangan TBC
Dalam pengobatan TBC, apoteker mempunyai banyak kesempatan untuk berperan dalam
pemberantasan TBC. Peran tersebut adalah mengedukasi pasien dalam hal:
1. Pentingnya adherence (kepatuhan berobat), motivasi agar penderita patuh, efek samping, perilaku
hidup sehat, dll
2. Peran dalam mendeteksi penderita TBC
3. Peran dalam memantau adherence penderita, adanya efek samping, adanya interaksi dengan obat
lain
4. Peran secara keseluruhan, apoteker harus berperan secara aktif mencegah terjadinya resistensi,
kekambuhan, kematian

A. Konseling
Three Prime Question merupakan pertanyaan yang dapat diberikan dalam konseling kepada
penderita TBC pada kunjungan pertama. Tujuan three prime question yakni:
1. Agar tidak terjadi tumpang tindih informasi, perbedaan informasi dan melengkapi informasi yang
belum diberikan oleh dokter sesuai kebutuhan
2. Agar dapat menggali fenomena puncak gunung es dengan memakai pertanyaan terbuka
3. Agar menghemat waktu dalam hal menjelaskan obat.

Three Prime Question meliputi:


1. Bagaimana penjelasan dokter tentang obat Anda
2. Bagaimana penjelasan dokter tentang harapan setelah minum obat ini?
Perlu dipastikan agar penderita tahu:
- Bahwa pengobatan penyakit TBC membutuhkan waktu lama (6-12 bulan)
- Bila patuh minum obat dalam 2-4 minggu penderita akan merasa nyaman, tetapi obat masih harus
diteruskan sampai dokter menghentikannya.
- Bahaya bila tidak patuh yaitu resistensi obat
- Akibat dari resistensi kuman
- Efek samping yang mungkin akan dialami serta tindakan yang perlu diambil jika mengalaminya
3. Bagaimana penjelasan dokter tentang cara minum obat ini?
Perlu dicek apakah dokter memberikan informasi berikut ini:
- INH, rifampicin sebaiknya diminum pada saat perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam sesudah
makan)
- Bila pencernaan terganggu (mual dsb), maka obat dapat minum 2 jam sesudah makan
- Ethambutol dan pirazinamid sebaiknya diminum saat perut isi (setelah makan)
- Bila perlu minum antasida beri antara beberapa jam
- Bila lupa minum obat, maka segeralah minum obat ketika ingat (dengan catatan: jarak waktu
minum obat tidak terlalu jauh dari jadwal seharusmya minum obat). Sehingga pasien tidak perlu
minum 2 dosis obat untuk mengejar ketertinggalan jadwal karena sebelumnya sempat lupa minum
obat.

Beberapa contoh penjelasan yang dapat diberikan :


Bagaimana cara meminum OAT
- Jelaskan jumlah obat yang harus ditelan setiap dosis per harinya
- Cara minum obat (ditelan, diminum dengan air banyak, dll)
- Jadwal minum obat misalnya OAT diminum setiap hari pada pagi hari sebelum makan

Bagaimana kalau lupa minum obat


Jelaskan jika jarak waktu antara ingat harus minum lebih dekat dengan jadwal seharusnya, maka
segera minum obat. Namun jika jarak waktu ingat minum obat lebih dekat dengan jadwal berikutnya
maka minum obat sesuai jadwal berikutnya.

Apa akibatnya bila lupa minum OAT


Jelaskan apa yang terjadi apabila obat tidak minum secara teratur, misalnya pengobatan akan gagal
atau obat yang ada tidak akan mampu lagi mengobati penderita. Jika terjadi demikian maka
diperlukan obat yang lebih mahal dan belum tentu tersedia ditempat pengambilan obat biasanya

Apa yang dilakukan jika terjadi efek samping


Jelaskan agar segera menghubungi petugas puskesmas, rumah sakit, dokter atau apoteker terdekat
apabila mengalami efek samping seperti:
- Kemerahan pada kulit
- Kuning pada mata dan kulit
- Gejala seperti flu( demam, kedinginan dsn pusing)
- Nyeri dan pembengkakan sendi terutama pada sendi pergelangan kaki dan pergelangan tangan
- Gangguan penglihatan
- Gangguan penglihatan dan pendengaran
- Rasa mual sampai muntah

Dimana menyimpan OAT


Simpan OAT di tempat yang mudah dilihat agar tidak lupa menelan sebagai contoh didekat meja
makan atau tempat tidur namun jangan disimpan ditempat yang lembab dan panas seperti dapur,
dekat kamar mandi, atau jendela yang terkena cahaya matahari langsung agar OAT tidak rusak sebab
OAT tidak tahan terhadap lembab dan panas serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Apa tanda-tanda obat rusak


Jelaskan mengenai tanda-tanda OAT rusak (tablet berubah warna, lembap, pecah, lapisan aluminium
penutup ablet bocor, serbuk dalam bungkus lembab, berubah warna, lengket, suntikan berubah
warna, ada bagian yang tidak larut/mengendap ketika ditambah aqua pro injeksi, keruh atau ada
partikel berwarna)
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pencarian, berikut adalah kesimpulan dan saran tentang konseling untuk penyakit
TBC:
Kesimpulan:
 Metode konseling dapat meningkatkan perilaku pasien TBC dalam menjalani masa pengobatan
 Konseling personal dapat meningkatkan kesadaran dan kemauan pasien TBC dalam pencegahan
penularan TBC
 Konseling pasien TBC dapat dilakukan oleh apoteker untuk memberikan edukasi kepada pasien
mengenai penyakit TBC, pentingnya kepatuhan (kepatuhan berobat), motivasi agar penderita
patuh, efek samping, perilaku hidup sehat, dll.

3.2 Saran:
Pasien TBC hendaknya meningkatkan motivasinya dalam pengobatan TBC, seperti selalu
mengingatkan pasien agar patuh berobat Masyarakat hendaknya juga selalu memperhatikan kondisi
lingkungan sekitar, baik terhadap informasi adanya warga masyaraka yang mengalami tanda dan
gejala TBC, sehingga deteksi pasien TBC dapat ditemukan dan pengobatan segera dilaksanakan
 Petugas kesehatan dapat melakukan upaya-upaya seperti meningkatkan pengetahuan pasien
mengenai pencegahan, penularan tuberkulosis secara maksimal untuk meningkatkan kesadaran
pasien TBC dalam mematuhi pengobatan TBC
 Pihak rumah sakit dapat memberikan fasilitas berupa pojok konseling sebagai salah satu media
untuk memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit TBC
 Dalam melakukan konseling pasien TBC, perlu diperhatikan bahwa konseling harus dilakukan
secara terstruktur dan terencana, serta disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Konseling yang
efektif dapat membantu pasien TBC dalam memahami penyakitnya, meningkatkan motivasi
untuk patuh berobat, dan memperbaiki perilaku hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai