Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH DINAMIKA KELOMPOK

TOPIK BAHASAN : FGD KADER TBC

LAPORAN HASIL OBSERVASI WAWANCARA BERSAMA KADDER TBC

Disusun Oleh ;
Putri Cahyaningtias (A2A020064)
Naila Amalia (A2A020066)
Reihan Tunjung Al Razi (A2A020078)
Rohmatika Dhuha Aristrasari (A2A020079)
Elva Laily Rosida (A2A020080)
Novita Siyamiyatun (A2A020086)
Eka Yulia Sinta (A2A020106)
Muhammad Diffar Riyadi (A2A020112)

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang


2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula bakteri dapat
memengaruhi bagian tubuh lainnya. Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang
organ tubuh selain paru-paru perlu dibedakan dengan TBC biasa. Pada tuberkulosis biasa,
bakteri hanya menyerang paru.Sementara itu, ketika bakteri menyerang organ tubuh lain,
seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak, kondisi tersebut
dinamakan dengan tuberkulosis ekstra paru.Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit TBC
bisa berakibat fatal. Pengobatan penyakit ini biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan
untuk melawan infeksi dan mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik.
BC adalah salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di dunia. Pada tahun 2018,
10 juta orang terserang penyakit ini, dan 1,5 juta kehilangan nyawa akibat penyakit ini. 251.000
orang di antaranya adalah penderita HIV/AIDS. Selain itu, menurut World Health Organization
(WHO), penyakit ini lebih sering ditemukan di negara-negara berkembang. Lebih dari 95%
kasus tuberkulosis terjadi di negara berkembang. Orang-orang yang memiliki sistem imun
buruk serta kekurangan nutrisi lebih rentan terserang infeksi Mycobacterium tuberculosis.
Namun, angka kejadian penyakit ini terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Sejak tahun
2000 hingga 2018, diperkirakan sekitar 58 juta nyawa telah diselamatkan dengan pengobatan
medis yang ada untuk mengatasi penyakit ini.TBC adalah penyakit yang dapat diatasi dengan
cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada.
Indonesia adalah negara dengan beban Tuberkulosis (TBC) tertinggi kedua di dunia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat sekitar 283 ribu orang dengan TBC yang
belum terdeteksi, pada tahun 2019. Dalam memerangi TBC, pemerintah tidak dapat bergerak
sendiri, keterlibatan masyarakat menjadi penting dalam menopang program penanggulangan
untuk eliminasi TBC tahun 2030 di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Struktur Organisasi Kader TB?
2. Bagaimana cara untuk mendapatkan pendanaan program?
3. Siapasaja Mitra kerja para kader TB?
4. Bagaimana strategi kader dalam pemberdayaan masyarakat dalam penangulangan
TBC wilayah kerja masing-masing?
BAB II
HASIL PEMBAHASAN
2.1 Struktur Organisasi Kader TB
Organisasi kader TB direkrut oleh MSI ,lalu melakukan kegiatan sesuai wilayah
masing masing. Bagian dari organisasi kader TB sendiri ada Koordinator Kader yang
bertugas mengikuti program dari MSI langsung . Dan penugasan para keder sendiri itu
di posisikan atau di atur per kecematan .
Adapun struktur organisasi penanggulangan dan pencegahan TBC di kecamatan Gajah
Mungkur adalah sebagai berikut;
Didalalam staf program pencegahan dan penanggulangan TBC dibagi menjadi 4
bagian, ke empat bagian tersebut meliputi
1. Staft Finance
2. MK TB RO ( Resisten Obat)
3. MK PPM dibagi mejadi sub bagian yaitu koordinator kader
4. Kordinator kader merupakan seseorang yang mengkoordinasi dan bertanggung
jawab atas kader-kader di dalam wilayah kerjanya

2.2 Cara Untuk Mendapatkan Pendanaan Program


Program TBC Global Fund 2021-2023 menggunakan sumber dana yang berasal
dari pendanaan Global Fund dan dilaksanakan melalui jejaring kemitraan di bawah
koordinasi CCM GF Indonesia dan pelaksanaannya dilakukan oleh PR Pemerintah dan
PR Komunitas.

2.3 Mitra kerja para kader TB


1. Dinas Kesehatan
2. Puskesmas
3. OMS (organsasi Masyarakt sipil) bergerak dibidang TBC HIV misalnya
MADUPAHAT
4. Organisasi Profesi Kesehatan misalnya PPTI, JAPETI
2.4 Strategi Kader Dalam Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penangulangan TBC
Wilayah Kerja Masing-Masing
A. Strategi
1. Meningkatkan kualitas pelayanan TB dan TB-HIV berbasis komunitas dan
berpusat pada pasoen untuk meningkatkan notifikasi dan keberhasilan
pengobatan.
2. Meningkatkan peran OMS dan komunitas terdampak TB dalam mempengaruhi
pemerintah. Daerah mengeliminasi TB melalui pendekatan multi-sektor dan
berpussat pada masyarakat.
3. Meningkatkan kapasitas OMS merencenakan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi upaya pencegahan dan pengendalian tuberkulosis secara
berkesinambungan.
B. Kegiatan
1. Mengadakan Screning, memberi penyuluhan terkait penyakit TB dan juga
membantu menemukan orang yang dicurigai sakit TB dan penderita TB.
2. Membentuk kelompok kader TB dengan nama Kader TOSS TB
3. Meningkatnya pengetahuan kader tentang TB
4. Meningkatnya kemampuan kader dalam melakukan penyuluhan kesehatan
mengenai penyakit Tuberkulosis
5. Meningkatnya kemampuan kader dalam melakukan pendeteksian dini TB
6. Meningkatnya kemampuan kader dalam penanggulangan Penyakit
Tuberkulosis
B. Outcome
Berkontribusi 24% (2021), 29% (2022) dan 34% (2023) pada target notifikasi
pasien TB di 190 K/K dan 30 Provinsi. Berkontribusi melakukan investigasi kontak
terhadap 80% pasien TB terkonfirmasi bakteriologis pada tahun 2023 di 190 k/k dan
30 Provinsi. Berkontribusi 50% (2021), 65% (2022), 80% (2023) terhadap target TPT
Balita di 190 K/K dan 30 Provinsi. Mencapai 10% proporsi pasien TB RO LTFU dalam
6 bulan pertama pengobatan di 190 K/K dan 30 Provinsi. TB-09 (outcome) : % orang
terdiagnosis TB melaporkan pengalaman stigma yang menghambat mereka mencari
dan mengakses pelayanan kesehatan ( Aswsmen 2021).
Cara pencegahan penyakit TB terhadap pasiennya
• Tutup mulut saat batuk dan bersin, TBC menular lewat dahak dan air liur yang keluar
dari mulut
• Jangan meludah dan membuang dahak sembarangan
• Mengurangi interaksi sosial
• Biarkan sinar matahari masuk kedalam ruangan
• Membatasi kontak dengan kelompok rentan
Pendapat kader TB, mengapa mau menjadi kader TB
• Nilai ibadah
• Bermanfaat nagi orang banyak
• Silaturahmi bertambah
• Membantu semua orang yang mengalami penyakit TB sampai penyembuhan
• Para kader tidak takut terkena TB karena sebelumnya para kader TB sudah dibekali
ilmu mengenai penyakit TB, karena penyakit TB sendiri itu ada cara pencegahannya
dan penyembuhannya.
Bisakah orang yang terkena penyakit TB itu terjadi lagi kedua kali
• Bisa kambuh lagi /terjadi 2 kali terserang karena bisa jadi pasien terkena virus atau
bakteri yang ada di sekitar lingkungan (contoh keadaan rumah tidak bersih)
• Menjalani Pengobatan yang tidak tuntas bisa menyebabkan penyakit TB kembali
menyerang dan lebih membahayakan
Kendala yang dihadapi kader ketika dilapangan
• Kesulitan untuk mendapatkan index kasus dari puskesmas
• Kesulitan untuk melakukan kunjungan terhadap suspek
• Suspek yang takut di mintai sampel dahak karena takut jika hasilnya positif, maka
akan menjalani pengobatan selama minimal 6 bulan
Cara mendapatkan suspek positif
• Ibu kader datang ke puskesmas lalu meminta indeks kasus positif setelah itu dilakukan
screening, jika di puskesmas tidak terdapat indeks kasus, maka ibu kader turun ke
lapangan dengan meminta izin kepada ibu RT setelah itu mencari suspek dengan cara
door too door. Cara pengobatan paling efektif untuk pasien TBC dengan merubah
PHBS dan rajin minum obat dengan rutin.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kader adalah peran nyata masyarakat membantu pemerintah menangani isu kesehatan,
termasuk TBC. Sebagai bagian dari masyarakat yang terlatih dan bekerja secara sukarela,
kader merupakan ujung tombak dan kunci dalam penanggulangan TBC. Dalam menjalankan
perannya, kader saat ini didukung oleh Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI untuk
melakukan penyuluhan dan investigasi kontak. Pada kegiatan penyuluhan di masyarakat, kader
secara aktif mengumpulkan anggota masyarakat untuk melakukan edukasi TBC dan pola hidup
sehat, deteksi dini gejala aktif TBC, serta merujuk orang yang bergejala ke Puskemas. Selain
itu, terdapat banyak kader yang berinisiatif melalukan penyuluhan perorangan di masyarakat
seperti tukang sayur dan asongan keliling. Sebagai rangkaian dari kegiatan investigasi kontak
dan pendampingan pasien, Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI juga mendukung kader
memberikan edukasi dan rujukan untuk inisiasi terapi pencegahan TBC (TPT) pada anak
dengan usia kurang dari lima tahun. Sehingga, selain meningkatkan penemuan kasus TBC,
kader juga mendukung pencegahan TBC pada anak di bawah usia lima tahun, yang merupakan
salah satu kelompok rentan TBC.
DOKUMENTASI
LAMPIRAN ABSENSI KELOMPOK DAN KADER
Cap waktu Nama Status Keterangan
2021/12/23 8:14:01 PM Kelompok
GMT+7 Reihan Tunjung Al Razi 8 Hadir
2021/12/23 8:14:39 PM Kelompok
GMT+7 Naila Amalia 8 Hadir
2021/12/23 8:16:28 PM Kelompok
GMT+7 Elva Laily Rosida 8 Hadir
2021/12/23 8:19:28 PM Kelompok
GMT+7 Muhammad Diffa R 8 Hadir
2021/12/23 8:34:49 PM Kelompok
GMT+7 Novita Siyamiyatun 8 Hadir
2021/12/23 8:38:02 PM Kader
GMT+7 Suminah TBC Hadir
2021/12/23 8:47:50 PM Kelompok
GMT+7 Putri Cahyaningtias 8 Hadir
2021/12/23 8:48:35 PM Kader
GMT+7 Mei Yunarti TBC Hadir
2021/12/23 8:49:27 PM Kader
GMT+7 Kris Rahayu TBC Hadir
2021/12/23 8:53:21 PM Kader
GMT+7 NF Tri Wahyuni TBC Hadir
2021/12/23 9:03:43 PM Kelompok
GMT+7 Eka Yulia Sinta 8 Hadir
2021/12/23 9:13:40 PM Kelompok
GMT+7 Wiji estuningsih 10 Hadir
2021/12/23 9:16:40 PM Kader
GMT+7 SRI REJEKI MIYARSO TBC Hadir
2021/12/23 9:18:12 PM Kader
GMT+7 Titik minarti TBC Hadir
2021/12/23 9:20:02 PM Kader
GMT+7 Murwani Rahayu TBC Hadir
2021/12/23 9:20:50 PM Kader
GMT+7 Isnawati TBC Hadir
2021/12/23 9:23:45 PM Kader
GMT+7 Elly Ardiati TBC Hadir
2021/12/23 10:00:10 PM Kader
GMT+7 SRI HARTINI TBC Hadir
2021/12/23 10:00:42 PM Kader
GMT+7 Misran Puwa TBC Hadir
2021/12/23 10:01:47 PM Kelompok
GMT+7 Rohmatika Dhuha Aristrasari 8 Hadir

Anda mungkin juga menyukai