Anda di halaman 1dari 6

PENYAKIT TUBERKULOSIS DI MASYARAKAT

KABUPATEN BONDOWOSO

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


KEPERAWATAN KOMUNITAS I
yang dibina oleh Ns. Cahya Tribagus Hidayat, S.Kep., M.Kes

Oleh :
Tri Ucarin Febrianti (1711011044)
Fibdatul Munawaroh (1711011029)
Desi Indah Cahyaning Putri (1711011027)
Arwanda Hedy Sagita (1711011030)
Ilma Sakinah (1711011038)
Apriliya Dwi Prasanti (1711011039)
Arofatul Maughfiroh (1711011008)
Irfa Hidayanti (1711011012)
Rizki Wahyu Nurhakiki (1711011035)
Enggar Teguh Mustiko (1711011017)
Jefri Trio Hanas (1711011045)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
November, 2019
A. DEFINISI TUBERKULOSIS
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri berbentuk batang (besi) yang dikenal dengan nama Mycobacterium
Tuberculosis. Penularan bakteri ini adalah dengan cara batuk penderita TB
mengeluarkan dahak yang mengandung basil-basil virus TB paru dan virus
yang mengandung dan berterbangan di udara dan terhirup orang sehat dan
masuk keparu-paru kemudian mengakibatkan penyakit TB paru dengan
berbagai tahapan . Indonesia sudah berada pada arah yang tepat dalam
pelaksanaan program penanggulangan Tuberkulosis (TB), dibuktikan dengan
telah dicapainya target global sejak tahun 2006 yaitu penemuan kasus baru
>70% dan angka kesembuhan >85%.Namun TB merupakan salah satu penyakit
yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Saat ini setiap tahun ditemukan
sekitar setengah juta kasus baru TB. Separuh diantaranya adalah kasus TB
menular, menyebabkan lebih seratus ribu kematian. Sekitar 70% penderita TB
merupakan usia produktif. Karena itu upaya pencegahan dan pemberantasan
TB merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah baik lintas sektor
maupun lintas program dan masyarakat termasuk sektor swasta.
Terduga Tb diketahui bila batuk lebih dari dua minggu, keringat
dingin pada malam hari, tidak nafsu makan, berat badan turun, atau ada darah
dalam dahak. Penularan Tb terjadi bila seorang menghirup udara yang
mengandung percik renik dahak yang infeksius itu saat penderita Tb batuk,
bersin, atau bicara keras, dengan adanya basil tahan asam positif (BTA+) di
dalamnya. Sekali penderita Tb batuk, dapat mengeluarkan sekitar 3.000
percikan, Diagnosis Tb ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis
ditemukan BTA+ dalam dahak sesaat dan pagi hari. Namun, bukan berarti
penderita dengan hasil pemeriksaan BTA negatif tidak mengandung kuman Tb
dalam dahaknya. Hal itu bisa saja terjadi karena jumlah kuman yang
terkandung dalam contoh uji 5.000 kuman/cc dahak sehingga sulit dideteksi
melalui pemeriksaan mikroskopis langsung. Pengobatan Tb membutuhkan
waktu minimal enam bulan. Obatnya dapat diperoleh secara gratis di
puskesmas, klinik, atau dokter praktik pribadi yang menjalin kerja sama
dengan puskesmas. Selama pengobatan akan dilakukan pemeriksaan dahak
kembali untuk mengetahui kemajuan pengobatan.
Penyebab utama meningkat kejadian TB paru adalah :
1. Kemiskinan diberbagai masyarakat dan kalangan kota dan di kalangan
rumah-rumah industri dan menyerang di negara berkembang
2. Kegagalan TB ialah karena tidak komitmennya politik pendanaan ,tidak
memadainya organisasi pelayanan TB (kurang taunya masyarakat
,penemuan kasus/diagnosis yang tidak standart ,obat yang tidak terjamin
ketersediaannya ,tidak dilakukan pemantauan ,pencatatan dan pelporan ) dan
infrastuktur yang buruk pada negara-negara yang mengalami krisis ekonomi
atau pergolakan masyarakat
3. Perubahan demografik karena meningkatnya penduduk dunia dan perubahan
struktur umur kependudukan
4. Dampak pandemik HIV (Depkes,2007)

B. PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN


BONDOWOSO
1. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
Keadaan Pendidikan Berdasarkan data dari Pendataan Keluarga dalam
Angka Tahun 2013 Kabupaten Bondowoso, dapat diketahui bahwa tingkat
pendidikan masyarakat di Kabupaten Bondowoso adalah sebagai berikut
(Depkes Bondowoso, 2015) :
a. Tidak tamat SD/MI : 87.454 orang
b. Tamat SD- SLTP/ Sederajat : 130.736 orang
c. Tamat SMU/ Sederajat : 35.370 orang
d. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi : 9.255 orang
Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Sebagian besar penduduk
Kabupaten Bondowoso adalah petani. Sedangkan industri yang ada di
Kabupaten Bondowoso terdiri dari industri kecil baik dari sektor usaha
makanan dan minuman, sandang pangan dan kulit, bahan bangunan dan
kimia serta dari sektor pelayanan jasa.
Pada tahun 2015, jumlah masyarakat miskin yang masuk Jamkesmas
dan Jamkesda di Kabupaten Bondowoso adalah 530.328 jiwa (Jamkesmas :
507.824. jiwa, Jamkesda : 22.504 jiwa).
2. Tabel Kejadian TB di Kabupaten Bondowoso
Pada tahun 2015 Angka Penemuan Kasus (CNR) sebesar 67,79%.
Jumlah Kesembuhan TB Paru sebanyak 409 penderita dan pengobatan
lengkap sebanyak 24 penderita dari jumlah penderita BTA (+) yang diobati
sebesar 491 penderita, sehingga Angka Keberhasilan (Succes Rate/SR)
sebesar 88,19%. Kesembuhan penderita TB Paru ini Profil Kesehatan
Kabupaten Bondowoso sangat ditentukan oleh ketaatan penderita dalam
meminum obat TB Paru. (Depkes Bondowoso, 2015)

C. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PENYAKIT TUBERKULOSIS


DI KABUPATEN BONDOWOSO
1. Mengetahui dan Menemukan Faktor Penyebab
Untuk mengatasi masalah TB diperlukan mengetahui dan menyelesaikan
faktor yang menjadi pemicu utama terjadi atau tidak dakpat dicegahnya
penyakit TB di kabupaten Bondowoso.
a. Manusia
Penyebab susahnya mencegah penyakit TB Paru di Kabupaten
Bondowoso yaitu kurangnya kader TB Paru, karena pembentukan Kader
TB Paru karena merupakan faktor penting dalam penemuan suspek TB
Paru dan meningkatkan penemuan kasus TB Paru BTA Positif sehingga
dapat menanggulangi penyakit TB Paru.
b. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat kurang
Melakukan penyuluhan TB Paru ke masyarakat. Penemuan kasus
TB Paruberdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 364 Tahun 2009
adalah denganmetode pasif dengan promosi aktif. Puskesmas wilayah
Bondowoso sendiri masih kurang dalam hal penyuluhan TB Paru ke
masyarakat. Penyuluhan biasanya dilakukan secara perorangan ke pasien
yang berkunjung. Penyuluhan sangat penting untuk dilakukan agar dapat
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
c. Lingkungan
Dukungan keluarga kurang dan stigma negatif dimasyarakat
tentang penderita TB Paru.dengan Melalui penyuluhan dapat dijelaskan
tentan TB Paru seperti gejala, penularan, pengobatannya, dll. Hal
inidapat mengurangi stigma negatif di masyarakat serta meningkatkan
dukungankeluarga sehingga berkuranglah ketidakmauan orang
memeriksakan diri ke puskesmas.
2. Strategi yang direkomendasikan untuk mengendalikan TB (DOTS
= Directly Observed Treatment Shortcourse)
Terdiri dari 5 komponen :
1. Komitmen pemerintah untuk mempertahankan kontrol terhadap TB
2. Deteksi kasus TB di antara orang-orang yang memiliki gejala-gejala
melalui pemeriksaan dahak
3. Pengobatan teratur selama 6-8 bulan yang diawasi
4. Ketersediaan obat TB yang rutin dan tidak terputus
5. Sistem laporan untuk monitoring dan evaluasi perkembangan pengobatan
dan program.
Selain itu, rencana global penanggulangan TB didukung oleh 6
komponen dari Strategi Penanggulangan TB baru yang dikembangkan
WHO, yaitu mengejar peningkatan dan perluasan DOTS yang berkualitas
tinggi, menangani kasus ko-infeksi TB-HIV, kekebalan ganda terhadap obat
anti TB dan tantangan lainnya, berkontribusi dalam penguatan sistem
kesehatan, menyamakan persepsi semua penyedia pelayanan,
memberdayakan pasien. TB dan masyarakat serta mewujudkan dan
mempromosikan penelitian,namun tantangan baru yang ada mengharuskan
semua pihak bergerak lebih cepat dan inovatif dengan memperkuat jejaring
pelayanan bagi pasien TB dengan semangat kemitraan baik dengan berbagai
sektor pemerintah, swasta maupun lembaga masyarakat. Hal ini sangat
penting untuk mendukung keberhasilan program dalam melakukan ekspansi
maupun kesinambungannya.
Pasien dinyatakan sembuh atau pengobatan komplet bila tidak ditemukan
kuman TB BTA+ pada akhir pengobatan atau pasien telah konsumsi obat
selama enam bulan tanpa putus (disiplin). Data menunjukkan banyak pasien
Tb tidak disiplin, putus berobat atau dropout, mungkin disebabkan khawatir
efek samping obat karena kesibukan menjadi alpa atau merasa sudah
sembuh. Dengan putusnya berobat memperburuk keadaan karena belum
sembuh sempurna berakibat menularkan kepada orang lain. Diperkirakan,
setiap pasien Tb aktif akan menularkan kepada 15-20 orang per tahunnya.
Sekiranya kambuh kembali harus dilakukan pengobatan berikutnya, tetapi
kuman mungkin telah kebal obat yang digunakan sebelumnya. Maka perlu
digunakan obat lebih keras, dengan efek samping obat ataupun jenis obat
lebih banyak, harga lebih mahal dan membutuhkan waktu pengobatan lebih
lama yaitu dua tahun.

Anda mungkin juga menyukai