Anda di halaman 1dari 14

RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA

PROGRAM KERJA TB DOTS

Jl. Gajah Mada No.6 GH Bandar Lampung


Telp. 0721-240000 Fax 0721-263181
Email : dirrsgrahahusada@yahoo.com
BAB I
PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya. Bakteri ini berbentuk btang dan bersifat tahan asam sehingga
sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA). Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu
ancaman kesehatan yang mematikan dan masih memiliki kelemahan dalam metode deteksi yang
efektif. Hal tersebut berkontribusi terhadap masalah TB di seluruh dunia, karena pasien TB yang
tidak mendapat pengobatan tepat dapat menjadi sumber infeksi di komunitas.
TBC merupakan penyakit yang menyerang paru-paru dan sering kali mematikan. TBC
dapat menular melalui udara ketika orang-orang yang memiliki penyakit TBC batuk, bersin, atau
meludah. Penyakit TB Paru merupakan penyakit menahun/kronis (berlangsung lama) dan
menular. Penyakit ini dapat diderita oleh setiap orang, tetapi paling sering menyerang orang-
orang yang berusia antara 15 – 35 tahun, terutama mereka yang bertubuh lemah,  kurang gizi
atau yang tinggal satu rumah dan berdesak-desakan bersama penderita TBC. Lingkungan yang
lembap, gelap dan tidak memiliki ventilasi memberikan andil besar bagi seseorang terjangkit
TBC.
Penyakit Tuberkulosis  dapat disembuhkan. Namun akibat dari kurangnya informasi berkaitan
cara pencegahan dan pengobatan TBC, kematian akibat penyakit ini memiliki prevalensi yang
besar, ketiga di Indonesia. Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga 1985 dan survei
kesehatan nasional 2001, Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk
jumlah penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya
meninggal. Untuk itu dibutuhkan keterlibatan rumah sakit dalam pengendalian tuberkulosis
dengan strategi DOTS. Penerapan strategi DOTS di rumah sakit perlu segera dikembangkan
secara selektif dan bertahap.
Dalam upaya menuju eliminasi Tuberkulosis di Indonesia tahun 2030, seperti yang
diamanatkan dalam RPJMN 2020-2024 dan Strategi Pembangunan Kesehatan Nasional 2020-
2024 akan dicapai dengan penerapan enam strategi, yakni :
1. Penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota
untuk mendukung percepatan eliminasi tuberkulosis 2030.
2. Peningkatan akses layanan Tuberkulosis bermutu dan berpihak pada pasien.
3. Optimaslisasi upaya promosi dan pencegahan, pemberian pengobatan pencegahan
Tuberkulosis dan pengendaliann infeksi.
4. Pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrinning, diagnosis dan tatalaksana Tuberkulosis
5. Peningkatan peran serta komunitas, mitra dan multisektor lainnya dalam eliminasi
Tuberkulosis
6. Penguatan manajemen program melalui penguatan sistem Kesehatan.

Untuk menjamin keberhasilan penanggulangan TB, keenam komponen diatas harus dilaksanakan
secara bersamaan. Penanggulangan TB merupakan program nasional yang harus dilaksanakan
diseluruh unit pelayanan Kesehatan termasuk rumah sakit.
BAB II
LATAR BELAKANG

Tuberkulosis (TB) merupakan penyebab terbesar penyakit dan kematian di dunia


khususnya di Asia dan Afrika, dan sejak tahun 2005 terdapat peningkatan kasus. Pada tahun
2012 diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TB MDR dan 170.000 orang
diantaranya meninggal dunia. Di Indonesia, TB juga masih menjadi masalah utama
kesehatan masyarakat. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mencatat sebanyak 64.000
orang di wilayah Indonesia meninggal dunia akibat TB selama tahun 2011. Menyikapi hal
tersebut dunia telah menempatkan TB sebagai salah satu indicator keberhasilan pencapaian
Millenium Development Goals (MDGs), dan Indonesia merupakan salah satu dari 189
negara yang menandatangani kesepakatan pembangunan millennium tersebut.
Untuk mencapai sasaran MDGs, khususnya mengenai pengendalian TB, strategi yang
direkomendasikan adalah DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). DOTS sangat
penting untuk penanggulangan TB dan tetap menjadi komponen utama dalam strategi
penanggulangan TB termasuk pengelolaan kasus kekebalan obat anti tuberculosis serta TB
terkait HIV. Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus
TB baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan. Dengan 1,5 juta kematian
karena TB dimana 480.000 kasus adalah perempuan. Dari kasus TB tersebut ditemukan 1,1
juta (12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang (140.000 orang adalah perempuan)
dan 480.000 TB Resistan Obat (TB-RO) dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus
TB baru, diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000
kematian/tahun.
Program STOP TB telah mencapai target penurunan global pada tahun 2015, dengan
penurunan lebih dari 50% di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Meski prevalensi TB terus
meningkat baik di Indonesia maupun dunia secara umumnya, namun angka rasio
insidens/incidence rate (insidens per 100.000 populasi) menurun secara konsisten di hampir
seluruh belahan dunia. Dengan digantikannya era MDGs dengan era Sustainable
Development Goals (SDGs), program STOP TB pun digantikan dengan program END-TB.
Program END TB memiliki 1 tujuan, yakni mengakhiri epidemi TB di seluruh dunia.
Program ini memiliki tiga indikator keberhasilan, yakni berkurangnya insidens TB di dunia
sebanyak 80% pada tahun 2030 dibandingkan tahun 2015, berkurangnya angka mortalitas
sebanyak 90% pada tahun 2030 dibandingkan tahun 2015, dan 0 (nol) biaya yang perlu
dikeluarkan oleh penderita TB dalam rangka pengobatan penyakitnya.
Jumlah kasus TB di Indonesia menurut Laporan WHO tahun 2015, diperkirakan ada 1 juta
kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk) dengan 100.000 kematian pertahun (41
per 100.000 penduduk). Diperkirakan 63.000 kasus TB dengan HIV positif (25 per 100.000
penduduk). Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate/CNR) dari semua kasus,
dilaporkan sebanyak 129 per 100.000 penduduk. Jumlah seluruh kasus 324.539 kasus,
diantaranya 314.965 adalah kasus baru. Secara nasional perkiraan prevalensi HIV diantara
pasien TB diperkirakan sebesar 6,2%. Jumlah kasus TB-RO diperkirakan sebanyak 6700
kasus yang berasaldari 1,9% kasus TB- RO dari kasus baru TB dan ada 12% kasus TB-RO
dari TB dengan pengobatan ulang.

Poin 6 Target 8 dalam Global Action MDGs yang berakhir pada tahun 2015, yakni health
and reverse TB, menjadi dasar bagi dicetuskannya program STOP TB pada tahun 2001. 2
Program ini mempunyai dua tujuan, yakni berkurangnya prevalensi dan angka mortalitas TB
sebanyak 50% pada tahun 2015 dibandingkan tahun 1990 dan mengeradikasi TB sebagai
masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2015.
Berdasarkan hal tersebut maka Tim TB DOTS RS Graha Husada membentuk program kerja
untuk mendukung kelancaran program penanggulangan Tuberkulosis.
BAB III
TUJUAN

1. Umum
Tujuan dibuat program kerja ini adalah sebagai acuan pelaksanaan pelayanan di unit TB
DOTS untuk mempercepat upaya pencapaian eliminasi tuberkulosis pada tahun 2035.
Rumah Sakit Graha Husada mampu melaksanakan pelayanan paripurna dan menyeluruh
terhadap penderita Tuberkulosis berdasarkan strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Short Course).

2. Khusus
 Untuk membuat program kerja TB DOTS RS Graha Husada
 Untuk melakukan evaluasi dari perencanaan yang sudah dibuat
 Untuk meningkatkan kebutuhan dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya
penanggulangan TBC
 Tercapainya Proporsi jumlah pasien TB Paru BTA (+) yang tercatat di Unit
DOTS Rumah Sakit Graha Husada dibandingkan dengan seluruh pasien TB Paru
BTA (+) yang berobat di rumah sakit diatas 60%.
 Tercapainya angka keberhasilan rujukan yaitu presentase pasien TB yang dirujuk
dan sampai di UPK rujukan diantara seluruh pasien yang dirujuk sebesar 100%.
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan pokok pada program Kerja TB DOTS mencakup kegiatan sebagai berikut, yaitu :
1. Promosi Kesehatan mengenai TB
2. Melaksanakan penyempuranaan pedoman, panduan, kebijakan dan SPO pelayanan TB
DOTS sebagai acuan kerja tim (bila diperlukan)
3. Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis
4. Surveilans tuberkulosis (Pencatatan dan pelaporan)
5. Pengendalian faktor resiko
6. Melakukan pelaporan ke Dinkes
7. Melaksanakan jejaring internal dan mengikuti jejaring eksternal serta pertemuan
monitoring dan evaluasi yang diadakan oleh dinkes
8. Perujukan ke Puskesmas
9. Monitoring evaluasi program kerja TB
10. Perencanaan pengembangan pelayanan TB yang paripurna
11. Pelatihan TB
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Promosi Kesehatan mengenai TB


Berkoordinasi dengan tim PKRS untuk mengadakan penyuluhan setiap 2 kali setahun
mengenai TBC kepada pasien dan keluarga pasien
2. Melaksanakan penyempuranaan pedoman, panduan, kebijakan dan SPO pelayanan TB
DOTS sebagai acuan kerja tim (bila diperlukan)
Melaksanakan rapat koordinasi dengan TIM DOTS dalam perbaikan penyusunan
pedoman, panduan dan SPO pelayanan TB
3. Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis
Penemuan suspek, pemeriksaan penunjang, penegakkan diagnosa, pengobatan awal dan
perujukan ke Puskesmas
4. Surveilans tuberkulosis (Pencatatan dan pelaporan)
Melakukan pencatatan kasus suspek TB dari rawat inap dan rawat jalan dan membuat
laporan per triwulan.
5. Pengendalian faktor resiko
Melakukan penyuluhan kepada staf petugas kesehatan mengenai KIE dan APD pada
pelayanan pasien TB
6. Melakukan pelaporan ke Dinkes
Pelaporan informasi hasil semua kasus TBC yang ditemukan dan diobati ke dinkes yang
dilakukan secara online melalui SITB (Sistem Informasi TB) secara berkala.
7. Melaksanakan jejaring internal dan mengikuti jejaring eksternal serta pertemuan
monitoring dan evaluasi yang diadakan oleh dinkes.
Melakukan sosialisasi mengenai pelayanan TB DOTS kepada petugas kesehatan dan
melaksanakan jejaring eksternal dan pelaporan kegiatan per semester dengan Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung
8. Monitoring evaluasi program kerja TB
Rapat per triwulan membahas program kerja TB DOTS
9. Perencanaan pengembangan pelayanan TB yang paripurna
Rapat perencanaan pengobatan tuntas di RS Graha Husada dengan berkonsultasi dengan
dokter spesialis penanggung jawab, serta bagian manajemen RS.
10. Pengembangan sarana pelayanan TB
Pemindahan sputum booth
11. Pelatihan TB
BAB VI
SASARAN

Selain para pasien terduga TB dan keluarga pasien TB yang berperan sebagai PMO juga
pengunjung pasien TB, sasaran kegiatan program kerja Tim DOTS RS Graha Husada tahun 2022
adalah seluruh petugas kesehatan yang terlibat dalam pelayanan Tuberkulosis di RS Graha
Husada, mulai dari pihak manajemen, klinisi, perawat, petugas pencatatan pelaporan, petugas
laboratorium, farmasi, rekam medis, dll.
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
RENCANA TAHUN 2022
NO
KEGIATAN DOTS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rapat tim DOTS √ √
2 Evaluasi kasus TB per
√ √ √
Triwulan
3 Penyuluhan TB √ √
4 Revisi pedoman, √
panduan, kebijakan dan
SPO pelayanan TB
5 Sosialisasi Pelayanan TB √
DOTS
6 Sosialisasi KIE, APD √
dalam pelayanan pasien
TB
7 Pelaporan ke sistem SITB √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 Pengembangan/ √
Pemindahan Sputum
Booth
9 Evaluasi ruang √
perawatan isolasi TB

10 Rapat jejaring internal √ √


(Lab, Farmasi, Poli,
PKRS)
11 Kunjungan Dinkeskot √
12 Pelatihan
13 Rapat evaluasi program √
kerja dan pembuatan
RKA
BAB VIII
PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI

A. Pencatatan
Pencatatan kegiatan dilaksanakan setiap hari kemudian dibuat rekapitulasi setiap 3 bulan.
Sistem pencatatan dilakukan secara manual menunggu jalannya SIM-RS dan penginputan
data ke sistem SITB oleh koor pelaksana. Hasil pelaporan dilaporkan kepada Direktur RS
Graha Husada dan Dinas Kesehatan Bandar Lampung.
B. Pelaporan
Laporan hasil evaluasi seluruh program yang telah dilaksanakan dibuat setiap satu tahun
sekali pada akhir tahun dan ditujukan kepada kepala rumah sakit. Jenis Pelaporan pasien
TB, yaitu:
1. Laporan Triwulan : terdiri dari laporan nama-nama pasien TB paru, yang di obati
awal di Rumah Sakit Graha Husada mulai dari pasien baru, konversi dan
kesembuhan, yang di laporkan ke Direktur RS Graha Husada dan Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung oleh petugas Poli TB DOTS Rumah Sakit dan
di ketahui oleh Ketua Tim TB DOTS Rumah Sakit.
2. Laporan Tahunan : Rekapitulasi jumlah pasien TB yang di obati di rumah sakit
yang di tujukan kepada Direktur Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung mulai pasien baru, kambuh, ekstra paru, konversi dan kesembuhan di
akhir tahun oleh petugas TB DOTS rumah sakit dan di ketahui oleh Ketua Tim
TB DOTS rumah sakit.
C. Evaluasi
1. Kepatuhan penyuluhan Tuberkulosis di Rumah Sakit Graha Husada setiap 2 kali
dalam setahun
2. Pedoman, panduan, kebijakan dan SPO pelayanan TB DOTS dilakukan revisi
3. Kepatuhan untuk melakukan screening awal setiap ada penderita terduga TB dari
rawat jalan maupun rawat inap dengan menggunakan pemeriksaan TCM dan foto
thorax
4. Kepatuhan dokter dalama melakukan pelayanan pengobatan setiap ada penderita
terduga TB dari rawat jalan dan rawat inap
5. Kepatuhan terhadap pencatatan pasien TB Paru dari rawat jalan dan rawat inap yang
dicatat setiap hari. Setiap pasien TB dicatat manual di buku kuning .
6. Kepatuhan terhadap pelaporan ke Dinas Kesehatan melalui SITB secara berkala
7. Ketersediaan logistik OAT
8. Kepatuhan melaksanakan jejaring eksternal serta mengikuti monitoring dan evaluasi
yang diadakan oleh Dinkes
9. Kepatuhan pasien untuk mengumpulkan dahak di Ruang Pojok Dahak
BAB IX
PENUTUP

Program kerja tim DOTS RS Graha Husada 2022 dibuat untuk dijadikan acuan bagi
pelaksanaan kegiatan penanggulangan dan penatalaksanaan pasien Tuberkulosis di rumah
sakit. Semoga dapat direalisasikan dalam kegiatan nyata.

Bandar Lampung, September 2022


Mengetahui

Direktur Rumah Sakit Ketua Tim TB DOTS

dr. H. Is Yulianto, Sp.OG dr.Kurnia Fitri Aprilliana


PROGRAM KERJA TB DOTS RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA 2022

KEGIATAN
NO RINCIAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET WAKTU
POKOK

1 Tata kelola dan  Rapat tim: Penyusunan rencana Terlaksananya Terlaksananya rapat Per triwulan
kepemimpinan kerja dan program kerja rapat kerja Tim kerja Tim DOTS
Tim TB DOTS TB DOTS setiap 3 bulan sekali
 Perencanaan terhadap semua
secara regular sesuai jadwal
kebutuhan bagi terselenggara-
sesuai jadwal
nya pelayanan TB di Rumah
dengan bukti
Graha Husada meliputi tenaga
absensi dan
terlatih, anggaran, peralatan,
notulen rapat
pencatatan dan pelaporan
2 Penemuan Penemuan penderita baru ber- Terlaksanya Terlaksanya Setiap hari
kasus melalui dasarkan anamnesa, pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan suspek
pemeriksaan fisik, pemeriksaan sputum BTA yang sesuai TB di rawat
mikroskopik serta rongent thorak apabila dengan jalan14d an rawat
bakteriologi diperlukan standar inap sesuai dengan
yang terjamin pelayanan TB standar pelayanan
Kualitasnya TB
3 Promosi  Penyuluhan TB Terlaksananya Pasien, Keluarga Terjadwal
Kesehatan  Sosialisasi pelayanan TB Promosi pasien sebagai
DOTS kesehatan dan PMO, Preventif
 Sosialisasi KIE dan APD bagi Preventif bagi bagi kontak erat dan
tenaga kesehatan yang pasien, keluarga tenaga medis bagian
melayani pasien TB pasien dan pelayanan.
tenaga
kesehatan
3 System Pertemuan dengan Dinas Terlaksannya Terlaksanya Satu kali
monitoring Kesehatan Kota Bandar monev evaluasi kinerja dalam 1
evaluasi Lampung setiap tahun nya tahun
4 Penyediaan Perencanaan untuk melengkapi  Pemindahan Terlaksanya Situasional
sarana dan fasilitas yang belum ada atau Sputum Booth pembangunan
prasarana belum memenuhi standar agar ruangan
tercapai tujuan dan fungsi
pelayanan DOTS yang optimal
bagi pasien
5 Pencatatan dan Pencatatan dan pelaporan kegiatan Terlaksanany Laporan kegiatan Tiap bulan,
pelaporan a pencatatan pelayanan setiap Triwulan,
dan pelaporan akhir bulan, dan
TB DOTS Triwulan dan Tahunan
Tahunan
6 MOU rujukan Mengirim pasien yang positif Pasien terobati Pasien yang MDR Setiap hari
MDR TB ke RSAM sampai sembuh
7 Pelatihan TB Mengajukan rancangan Terlaksannya Dokter, perawat 1x Setahun
DOTS TDOTS kebutuhan pelatihan TB DOTS pelatihan dan analis
internal TB
DOTS dan
eksternal

Anda mungkin juga menyukai