Anda di halaman 1dari 3

POLICY BRIEF ON

SDGs ACHIVEMENT IN COMMUNICABLE DISEASES


(TUBERCULOSIS)

1. Background
Tuberkulosis (TB) merupakan permasalahan besar dalam kesehatan global. TB merupakan
salah satu dari 10 penyakit menular penyebab kematian terbanyak di dunia, dan
menyebabkan jumlah kematian yang lebih besar dibandingkan HIV/AIDS setiap tahunnya i .
Dengan berakhirnya Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, komitmen
dunia untuk menanggulangi TB tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs) dan
End TB Strategy yang diharapkan tercapai pada 2030 dan 2035. Pencapaian-pencapaian yang
ditargetkan dalam End TB Strategy yaitu penurunan insidensi TB sebesar 80% dan kematian
akibat TB sebesar 90% dari angka insidensi dan angka kematian TB pada tahun 2015.
Indonesia merupakan salah satu dari 30 negara dengan beban penyakit TB yang tinggi.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2015, angka kasus baru
TB (incident rate) mencapai 4395 orang per 100.000 populasi, atau mencapai 1.020.000
orang penduduk yang terjangkit TB, dengan angka kematian TB yang mencapai 100.000
orang (40 orang per 100.000 populasi). Dengan penemuan kasus sebesar 330.729 pada tahun
2015, diperkirakan terdapat 660.000 kasus per tahun yang tidak terlaporkan. Angka penemuan
kasus ini menunjukkan bahwa cakupan Indonesia untuk penemuan kasus TB (Case Detection
Rate) sebesar 33%. Adapun angka kasus TB BTA Positif per januari 2017 sebesar 156 per
100.000 pendudukii.
TB tidak hanya menyebabkan kecacatan dan kematian bagi penderitanya, namun juga
menyebabkan beban ekonomi yang besar bagi negara. Berdasarkan hasil kajian Pusat
Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (Pusat KPMAK) Fakultas
Kedokteran UGM, total economic burden akibat TB yang ditanggung negara pada tahun
2015 diperkirakan mencapai lebih dari 92 triliun rupiah. Beban biaya tersebut mencakup
(berurutan dari biaya terbesar ke biaya terkecil)iii:
1. Kehilangan produktivitas akibat kematian dini terkait TB tenaga kerja usia produktif
sebesar Rp. 60.605.143.406.711,-
2. Kehilangan produktivitas akibat disabilitas terkait TB tenaga kerja sebesar Rp.
30.248.629.781.682,-
3. Pelayanan kesehatan terkait TB sebesar Rp. 1.061.089.614.398,-
4. Pengeluaran biaya rumah tangga terkait TB sebesar Rp. 195.608.432.942,-

2. Key Issues in Tuberculosis in Indonesiaiv.


1. Meningkatnya kasus TB Baru, terutama TB MDR.
2. Meningkatnya kasus TB-HIV
3. Meningkatnya TB Diabetes Millitus, kasus TB Anak dan masyarakat rentan lainnya.
4. Kondisi geografis dengan 17.500 pulau.
5. Sistem pemerintahan yang terdesentralisasi di 514 kab/kota.

3. Proposed Key Solutions/Strategies.


1. Menyatakan TB sebagai kedaruratan nasional.
2. Strategi TOSS TB (Temukan, Obati, Sampai Sembuh) untuk memotong rantai
penularan dan menurunkan insiden TB di masyarakat.
3. Komitmen yang kuat dari pemerintah dalam penanggulangan TB :
- Kebijakan dan peraturan baru sebagai strategi yang paling berdaya guna.
- Keharusan pelaporan kasus.
- Standar klinis untuk pelayanan TB berkualitas.
- Sertifikasi dan akreditasi para pemberi layanan kesehatan.
- Memastikan kepatuhan terhadap pedoman diagnosis secara nasional dan
pembiayaannya, termasuk komitmen politis.
4. Keterlibatan sektor swasta dan stakeholder terkait lainya dalam penanggulangan TB.
i
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI. 2017. Petunjuk Teknis HTBS 2017. Jakarta.

ii
WHO. 2016. Global Tuberculosis Report 2016. Jakarta.

iii
Pusat KP-MAK. 2016. Beban Ekonomi Tuberkulosis di Indonesia. Yogyakarta.
iv
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI. 2016. RAN TB 2016-2020. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai