1
ii
Daftar Isi
Abstrak ............................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan...................................................................................................... 1
Bab II Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 9
Bab V Diskusi……………………………………………………………………….. 46
Daftar Pustaka.....................................................................................................................
49
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
juta/tahun), Nigeria (340-330ribu/tahun),
Pakistan(340-550ribu/tahun).Beban TB di Indonesia masih sangat tinggi
mengingat setiap tahun masih ada 450,000 kasus baru dan yang berhasil
ditemukan baru sekitar 40%. Setiap tahun di Indonesia terdapat 54,000
kasus meninggal karena TB atau sekitar 143 orang per hari. Selain itu,
proporsi kasus TB yang menderita TB MDR diantara kasus baru sekitar
1.2%(5,400 kasus) dan diantara kasus yang sudah pernah diobati sekitar
12%(1,10kasus).
Berdasarkan data RISKESDAS pada tahun 2013 oleh Kementerian
Kesehatan di perkirakan lima provinsi dengan prevalensi TB paru
tertinggi adalah JawaBarat (0.4%), Papua (0.5%), DKI Jakarta (0.5%),
Gorontalo (0.5%) dan Banten (0.4%) dengan karakteristik penduduk
cenderung meningkat dengan bertambahnya umur, pada pendidikan
rendah,dan tidak bekerja.5 Sedangkan prevalensi TB paru diprovinsi
Bangka sebesar 0,3%.
5
Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB antara lain
adalah (1) Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat; (2)
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi dengan disparitas yang terlalu
lebar; (3) Beban determinan social yang masihberat seperti angka
pengangguran, tingkat pendidikan dan pendapatan per kapita yang
masih rendah;(4) Kegagalan program TB selama ini yang diakibatkan
oleh tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan, tidak
memadainya organisasi pelayanan, tidak memadainya tatalaksana, salah
persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG, infrastruktur kesehatan
yang buruk pada negara- negara yang mengalami krisis ekonomi atau
pergolakan masyarakat,belum adanya sistem jaminan kesehatan yang
bisa mencakup masyarakat luas secara merata; (5) Perubahan
demografik karena meningkatnya penduduk dunia dan perubahan
struktur umur kependudukan;(5) Besarnya masalah kesehatan lain yang
bisa mempengaruhi tetap tingginya beban TB seperti gizi buruk,
merokok, dan diabetes;(4) Dampak pandemic HIV; dan (3) Kekebalan
ganda kuman TB terhadap obat anti TB
(multidrugresistance=MDR)menjadi masalah akibat kasus yang tidak
berhasil disembuhkan.1-3
6
memberikan dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan
dikucilkan oleh masyarakat.1-3
7
1.2 Rumusan Masalah
8
pendudukc enderung meningkat dengan bertambahnya umur, pada
pendidikan rendah,dan tidak bekerja.
1.3 Tujuan
9
3. Diketahuinya angka penemuan kasus (Case DetectionRate) di
Puskesmas Koya untuk Periode Januari 2022 sampai dengan Desember
2022
1.4 Manfaat
1
0
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di kuliah
1
1
1.Terciptanya pelayanan kesehatan yang bermutu,khususnya bagi
penderita TB diwilayah kerja Puskesmas Koya Periode Januari 2022
sampai dengan Desember 2022
2. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat
memutuskan rantai penularan TB di wilayah kerja Puskesmas Koya
3. Tuberkulosis tidak lagi menjadi masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Koya
1
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi tuberkulosis
1
3
Diagnosis TB dengan konfirmasi bakteriologis atau klinis dapat di
klasifikasikan berdasarkan 5:
1
4
Lokasi anatomi penyakit
Status HIV
TB paru adalah kasus TB yang melibatkan parenkim paru atau trakeo
bronkial.TB milier di klasifikasikan sebagai TB paru karena terdapat lesi
di paru.Pasien yang mengalami TB paru dan ekstraparu harus di
klasifikasikan sebagai kasus TB paru.
TB ekstraparu adalah kasus TB dimana melibatkan organ diluar
parenkim paru seperti pleura,kelenjar getah bening, abdomen, kulit,
sendi dan tulang,selaput otak dan saluran genitor urinaria.Kasus ini
dapat ditegakkan dengan cara histologis atau klinis setelah dikonfirmasi
dengan bakteriologis dengan upaya maksimal.
Klasifikasi TB berdasarkanriwayatpengobatanadalah5:
10
Kasus dengan riwayat pengobatan sebelumnya adalah pasien yang
pernah mendapatkan
11
2013 klasifikasi ini direvisi menjadi pasien dengan perjalanan
pengobatan tidak dapat dilacak(lost to follow up) yaitu pasien yang
pernah mendapatkan OAT dan dinyatakan tidak dapat dilacakpada akhir
pengobatan).
-Kasus dengan riwayat pengobatan lainnya adalah pasien yang
sebelumnya pernah mendapatkan OAT dan hasil akhir pengobatan tidak
diketahui atau tidak di dokumentasikan.
-Pasien yang tidak diketahui riwayat pengobatan sebelumnya adalah
pasien yang tidak termasuk dalam kategori-kategori diatas.
2.2.3. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis dan uji
resistensi obat
Semua pasien suspek/presumtif TB harus di lakukan pemeriksaan
bakteriologis untuk mengkonfirmasi penyakit
TB.Pemeriksaanbakteriologismerujukpadapemeriksaanapusan dahak
atau spesimen lain atau identifikasi M. tuberculosis berdasarkan biakan
atau metode diagnostik cepat yang telah mendapat rekomendasi WHO
(Xpert MTB/RIF).5
Pada wilayah dengan laboratorium jaminan mutu eksternal, kasus TB
paru dikatakan apusan dahak positif berdasarkan terdapatnya paling
sedikit hasil pemeriksaan apusan dahak BTA
positifpadasatuspesimenpadasaatmulaipengobatan.Padadaerahyangtid
akmemiliki
pemeriksaanlaboratoriumdenganjaminanmutueksternalmakadefinisikas
us TBapusandahak positifbilapalingsedikitterdapatdua
spesimenpadapemeriksaanapusandahakadalahBTA positif.5
KasusTBparu apusan negatif adalah5:
2. Memenuhikriteriadiagnostik:
12
keputusanoleh klinisiuntukmengobatidenganterapiantiTB
lengkap;DAN
- terdapatbuktikuatberdasarkanlaboratoriumatau
manifestasiklinis;ATAU
bilaHIVnegatif(ataustatusHIVtidakdiketahuitetapitinggaldidaerahdengan
prevalensHIVrendah),tidakresponsdenganantibiotikspektrumluas(diluar
OATdanfluorokuinolondan aminoglikosida).
13
Kasus
TBparutanpapemeriksaanapusandahaktidakdiklasifikasikanapusannegati
f tetapidituliskan sebagai“apusan tidak dilakukan”.5
KasusTBdenganHIVpositifadalahkasusTBkonfirmasibakteriologisatauklini
syang memilikihasilpositifuntuktesinfeksiHIV
yangdilakukanpadasaatditegakkandiagnosis
TBataumemilikibuktidokumentasibahwapasientelahterdaftardiregisterHI
V atauobat antiretroviral(ARV) atau praterapi ARV.
KasusTBdenganHIVnegatifadalahkasusTBkonfirmasibakteriologisatauklin
isyang memilikihasilnegatifuntuktesHIV
yangdilakukanpadasaatditegakkandiagnosisTB. Bila
pasieninidiketahuiHIVpositifdikemudian hariharus disesuaikan
klasifikasinya.
KasusTBdenganstatusHIVtidakdiketahuiadalahkasusTBkonfirmasibakteri
ologis atauklinisyangtidakmemilikihasiltesHIV
dantidakmemilikibuktidokumentasitelah terdaftardalamregisterHIV.
14
BilapasieninidiketahuiHIVpositifdikemudianhariharus disesuaikan
klasifikasinya.
15
Gambar1.Faktor risiko kejadian TB paru3
16
a. Jenis kelamin
Beberapapenelitianmenunjukkanbahwalaki–
lakilebihbanyakmenderitaTB
paru. Hal ini disebabkan laki – lakilebih banyak melakukan mobilisasi
dan mengkonsumsialkoholdan rokok.
b. Umur
Insidenstertinggibiasanyamengenaiusiadewasamuda.DiIndonesia,denga
n
angkariskofinfection2%,makasebagianbesarmasyarakatpadausiaproduk
tif
telah tertular.
c. Kondisisosialekonomi
WHO (2003) menyebutkan 20% penderitaTB paru
diduniamenyerangkelompok dengansosialekonomilemah ataumiskin.
17
d. Kekebalan
Kekebalandibagi menjadi dua macam,yaitukekebalanalamiahdanbuatan.
Kekebalanalamiahdidapatkanapabilaseseorangpernahmenderita
TBparudan secara alamiah tubuh membentuk antibodi, sedangkan
kekebalan buatan diperoleh sewaktuseseorangdiberivaksinBCG
(BacillisCalmetteGuerin). Tetapibila
kekebalantubuhlemahmakakumanTBparuakanmudahmenyebabkanpen
yakit
TBparu.
e. Statusgizi
Apabilakualitasdankuantitasgiziyangmasukdalam tubuhcukupakan
berpengaruhpada dayatahantubuhsehingga
tubuhakantahanterhadapinfeksi
kumanTBparu.Namunapabilakeadaangiziburukmakaakanmengurangi
daya
tahantubuhterhadappenyakitini,karenakekurangankaloridanprotein,dap
at
meningkatkan risikoTB paru.
3. Lingkungan
Faktorlingkungan memegang peranan penting dalam penularan,
terutamalingkungan
rumahyangtidakmemenuhisyarat.Lingkunganrumahmerupakansalahsatu
faktoryang memberikan pengaruhbesarterhadapstatus kesehatan
penghuninya.
Pemukimandiwilayahperkotaanataulingkunganhidup
yangpadatdapatmempermudah
prosespenularansehinggameningkatkanjumlahkasus
TB.Prosesterjadinyainfeksioleh
M.tuberculosisbiasanyasecarainhalasi,sehingga TB
18
parumerupakanmanifestasiklinisyang paling sering dibanding
denganorgan lainnya.Penularanpenyakit inisebagianbesarmelalui
inhalasibasilyangmengandungdropletnuclei,khususnyayangdidapatdarip
asien TBparu dengan batuk berdarah atau berdahak yang mengandung
basil tahan asam (BTA).Kuman dapat tahan hidup padaudara kering
maupundalam keadaandingin (dapat tahan bertahun-tahundalam
lemaries).Haliniterjadi karenakumanberada dalam sifat dormant.Dari
sifatdormantini kuman dapat bangkit kembali danmenjadikanpenyakit
tuberkulosismenjadi aktiflagi.Kumanini hidup di jaringanyangtinggi
kandunganoksigen(aerob).Bagianapikal parumerupakantempat
predileksi penyakit tuberkulosisdimana kandunganoksigenpada bagian
tersebut lebihtinggi dibandingkan dariyang lain.1
2.4. Patogenesis
19
Penularan tuberkulosis paru terjadi diakibatkan kuman dibatukkan atau
dibersinkan keluarmenjadidropletnucleidalamudarasekitar.
Partikelinfeksitersebutdapatmenetapdalam udarabebasselama1-2 jam,
bergantungpada adatidaknyasinarultraviolet, ventilasiyang buruk
dankelembaban.Pada suasana yanglembabdangelapkumandapat
bertahanberhari-hari sampai berbulan-
bulan.Partikeltersebutakanmenempel
padasaluranpernapasanataujaringanparu apabila terhirup atau terhisap
oleh orang sehat.Partikel dapat masuk ke alveolarbila ukuran
partikel<5mikrometer.Neutrofilakanbekerja padasaat
pertamakalipartikel kumanmasukdan kemudian akan dibantu oleh
makrofag.Sebagian besar dari partikel ini akan mati atau
dibersihkanolehmakrofagkeluardari percabangantrakeobronkial
bersamaandengangerakan silia dan sekretnya.1
Apabila kumanmenetap di jaringanparu, kumanakan berkembang biakdi
dalam sitoplasmamakrofagkemudianakanterbawamasukkeorgan
tubuhlainnya.Kumanyang bersarangdi
jaringanparuakanberbentuksarangprimeratauafekprimeratausarang(fok
us) ghon.Sarangprimerinidapatterjadidi
setiapbagianjaringanparu.Bilamenjalarsampaike pleura makanakan
terjadiefusipleura. Kuman juga dapatmasuk melaluisaluran
gastrointestinal, jaringanlimfe,orofaring, terjadilimfadenopati
regionalkemudianbakterimasuk ke dalam vena danmenjalarkeseluruh
organ sepertiparu, otak,ginjal,dan tulang.Bila kumanmasukke arteri
pulmonalismaka terjadipenjalaranke seluruh bagian paru menjadiTB
milier.1
Darisarangprimerataufokusghon
akantimbulperadangansalurangetahbeningmenuju
hilus(limfangitislokal)diikutipembesarankelenjar
getahbeninghilus(limfadenitisregional), kemudiankeadaan tersebut
20
disebut kompleksprimer(Ranke).Kompleksprimerini selanjutnya dapat
menjadi1:
sembuhsempurna
sembuhdenganmeninggalkansedikitbekasberupagaris-
garisfibrotik,kalsifikasidihilus.
Keadaaniniterdapatpadalesipneumoniayangluasnya>5mmdan±1%dianta
ranya dapat terjadireaktivitas lagikarena kumanyangdormant
komplikasidan menyebarsecara:
21
2.4.2. Tuberkulosis pascaprimer(Tuberkulosis sekunder)
22
prosesinflamasidarisitokin. Bentukperkejuanlainyang
jarangadalahcrypticdisseminate TByangterjadipada imuodefisiensidan
usia lanjut.
Kavitasdapatmeluaskembalidanmenimbulkansarangpneumoniabaru.Bila
isi kavitas inimasukdalam peredarandaraharteri,makaakanterjadi TB
milier.Tertelanmasukkelambung
akanmenjadiTBusus.BisaterjadiTBendobronkialdanTBendotrakealataue
mpiemabila rupturkepleura.Kavitas ini
jugadapatmembungkusdirisehinggamenjadituberkuloma. Tuberkuloma
ini dapatmengapurdan menyembuh ataudapataktifkembali
menjadicairdan menjadi kavitas lagi. Komplikasi kronik dari kavitas
adalah kolonisasi oleh fungus seperti
23
Aspergillusdankemudianmenjadi mycetoma.Kavitasjuga dapat
sembuhdisebutopenhealed cavitydanjugadapatberakhirsebagaikavitas
yangterbungkus,menciutdanberbentukseperti bintang disebutstellate
shape.1
17
Gambar 2.AlgoritmediagnosisTB parupada dewasa5
18
Gambaran klinis padaTB sebagai berikut 1:
18
2.4. Pemeriksaan
19
terdapatkavitaasyangbesar,perkusimemberikansuarahipersonoratautim
panidanauskultasi memberikan suara amforik.1
Padatuberkulosisparuyanglanjut
denganfibrosisyangluasseringditemukanatrofidan reaksiotot-otot
interkostal.Bagian paruyangsakitjadimenciutdan menarik
isimediastinumatau parulainnya.Paru
yangsehatmenjadilebihhiperinflasi.Bilajaringanfibrotikamatluasyakni
lebihdarisetengahjumlahjaringanparu,
akanterjadipengecilandaerahalirandarahparu dan
selanjutnyameningkatkantekananarteripulmonalis(hipertensi
pulmonal)diikutiterjadinyakor pulmonaldan gagaljantungkanan.1
Bila tuberkulosismengenai pleura, sering terbentuk efusipleura.Paru
yangsakit terlihat agak tertinggal dalam pernapasan.Perkusi
memberikan suara pekak.Auskultasi memberikan suara napas
yanglemah sampaitidakterdengarsama sekali.1
Padaawalpenyakitsaatlesimasihmerupakansarang-sarang
pneumonia,gambaran radiologisberupabercak-bercakseperti
awandandenganbatas-batasyangtidaktegas.Bilalesi
sudahdiliputijaringanikat makabayanganterlihat
berupabulatandenganbatastegas.Lesi ini dikenalsebagai tuberkuloma.1
Padakavitasbayangannyaberupacincinyangmula-mulaberdindingtipis,
kemudian lama-kelamaan dindingnya menjadi sklerotik dan terlihat
menebal.Apabila terjadi fibrosis terlihatbayanganyangbergaris-
garis.Pada kalsifikasibayangannyatampaksebagaibercak-
bercakpadatdengandensitastinggi.Padaatelektasis terlihatsepertifibrosis
yangluasdisertai denganpenciutan yang dapat terjadipada sebagian,
satu lobus atupunpada satubagianparu.1
20
2.4.3. Pemeriksaaan laboratorium
2.4.3.1. Sputum
21
diambildenganbrushingataubronchialwashingatauBAL(bronchoalveolarl
avage).BTAdari
sputumbiasajugadidapatdengancarabilasanlambung.Haliniseringdikerjak
anpadaanak- anak karena mereka sulit mengeluarkan dahaknya. Sputum
yang diperiksa haruslah segar. KriteriasputumBTA
positifadalahbilasekurang-kurangnyaditemukan3batangkumanBTA
padasuatusediaan.Dengankatalaindiperlukan5.000kumandalam1mL
sputum.Cara pemeriksaansputumyang dilakukan adalah1:
- Pemeriksaan sediaan langsung denganmikroskopikbiasa
- Pemeriksaan denganbiakan(kultur)
Padapemeriksaandenganbiakan,setelah4-5minggupenanamansputum
dalammedium biakan,kolonikumantuberkulosismulai tampak.Bila
setelah3minggupenanamankoloni juga tidak tampak, biakan
disebutnegatif.Medium biakan yangsering dipakai yaituLowenstein
Jensen, Kudoh atauOgawa.1
Pemeriksaanini banyakdipakai
untukmembantumenegakkandiagnosistuberkulosis terutamapada anak-
anak(balita).Biasanya dipakai tesMantoux yakni
denganmenyuntikkan0,1 cctuberkulinP.P.D (purifiedproteinderivative)
intrakutan5 T.U.(intermediatestrength).Bila
20
ditakutkanreaksihebatdeng5T.Udapatdiberikandulu1atau2 T.U.
(firststrength).Kadang- kadangbiladengan5
T.U.masihmemberikanhasilnegatifdapatdiulangidengan250 T.U.
(secondstrength).Biladengan250
T.U.masihmemberikanhasilnegatif,berartituberkulosis
dapatdisingkirkan. Umumnyates Mantouks dengan 5T.U.
sajasudahcukup berarti.1
Setelah43-42 jam
tuberkulindisuntikkan,akantimbulreaksiberupaindurasikemerahan
yangterdiridari infiltratdanantigentuberkulin.Hasil
tesMantouxdibagidalam1:
1) Indurasi0-5 mm(diameternya):Mantouxnegatif= golonganno
sensitivity
21
Pengobatanpenyakit
TBbertujuanuntukmenyembuhkandanmempertahankankualitas
hidupserta
produktivitaspasien,mencegahkematian,mencegahkekambuhan,mengur
angi penularan danmencegahperkembangan
penyaktisertaresistensiobat.5
WHO
telahmerekomendasikanobatdengankombinasidosistetap(KDT)untuk
mengurangirisikoterjadinyaTBresistenobatakibatmonoterapi.Dosisharia
nKDTdiIndonesia distandarisasimenjadiempatkelompokberatbadan30-
34kgBB,33-54kgBB,55-40kgBB danlebih dari40 kg BB.5
22
Faseinisial terdiriatas
isoniazid,rifampisin,pirazinamid,danetambutol.Faselanjutan
terdiriatasisoniaziddanrifampisinyangdiberikanselama4bulan.Dosisobata
nti TB yang digunakan harussesuai
denganrekomendasiinternasional.Kombinasi dosistetapyang
direkomendasikanyang terdiri ataskombinasi2 obat
(isoniazid,rifampisin),3 obat (isoniazid, rifampisin,dan pirazinamid),dan 4
obat(isoniazid,rifampisin, pirazinamid, dan etambutol).5
WHOmerekomendasikanpaduan2RHZE/
4RHolehkarenaberdasarkanhasilpenelitian
2RHZE/
5HEdidapatkanlebihbanyakmenyebabkankasuskambuhdankematiandiba
ndingkan paduan 2RHZE/4RH.Obat program yang berasal dari
pemerintah Indonesia memilih
23
menggunakanpaduan2RHZE/
4R3H3denganpengawasanketatsecaralangsungolehPMO.
ObatinidiberikanuntukTBparuBTApositif,penderitabaruTBparuBTAnegati
fdanröntgen positif,dan penderitaTB ekstra paru berat.5
GlobalPlantoStopTB2005-2015
menganjurkanagarsemuapasiendenganriwayat pengobatanOAT
harusdiperiksaujiresistensisedikitnyauntukisoniaziddanrifampisinserta
tujuannyaadalahmengidentifikasi TB resistenobatsedinimungkin.5
Apabila terdapat laboratorium yang dapat melakukan uji resistensi obat
berdasarkan uji molekularcepat,
makahasiltersebutdapatdigunakanuntukmenentukanpaduanOATpasien.
5
Apabilalaboratoriumhanyadapatmelakukanuji
resistensiobatkonvensionaldenganmediacair
ataupadatdapatmenggunakanpaduanempiris
sambilmenungguhasilujiresistensiobat.5Pasien
dengankasusinidapatmenerimaOAT linipertama(2RHZES/1RHZE/5RHE).5
Caraini digunakanpadadaerahdenganprevalensTB
resistenobatprimeryangrendahdanbagi pasien yang sebelumnya diobati
dengan paduan yang mengandung rifampisin pada fase 2 bulan
pertama.5
Uji
resistensiobatseharusnyadilakukanpadaawalpengobatanuntuksemuapas
ienyang sebelumnyapernahdiobati, sepertipasien yangberdasarkan
apusandahak tetap positifsetelah
24
pengobatantigabulanselesai,pasiengagalpengobatan,putus
obat,ataukasuskambuhsetelah pengobatan.5
25
ulang.5 ApusandahakBTA
dilakukanpadaakhirbulankedua(2RHZE/4RH)untukkasusbaru
danakhirbulanketiga(2RHZES/1RHZE/5RHE)untukkasuspengobatanulang
.5 Rekomendasi inijugaberlaku untukpasien denganapusan dahak
BTAnegatif.5
Apusan dahak BTApositifpada akhirfase
intensifmengindikasikanbeberapahalberikut ini5:
- kualitas OATyangburuk;
- terdapatnyakomorbidyangmenggangguketaatan pasienataurespons
terapi;
pasienmemilikiM.tuberculosisresistenobatyangtidakmemberikanrespon
sterhadap terapiOATlinipertama;
- bakteri matiyangterlihatoleh mikroskop.
26
2.3.1.2.1. Menilairespons pengobatan pada pasien TB kasus baru
Responsterhadapterapipadapasien TB
paruharusdimonitordenganpemeriksaandahak
mikroskopikberkala(duaspesimen)waktufaseintensifselesai(duabulan).5
Jikaapusdahak positifpadaakhirfaseintensif,apus dahakharus
diperiksakembalipadaakhirbulanketigadan, jika positif, biakan dan uji
resistensi terhadap isoniazid dan rifampisin harus dilakukan.5
Pemeriksaan dahak tambahan (pada akhir bulan ketiga setelah fase
intensifsisipan)diperlukan untuk pasien TB kasus baru dengan apusan
dahak BTApositif pada akhir fase intensif.5
PemeriksaanbiakanM.tuberculosisdanujiresistensiobatsebaiknyadilakuk
anpadapasienTB
2.3.1.2.2.
MenilairesponsOATlinipertamapadapasienTBdenganriwayatpengobatan
sebelumnya
Biakan dahakdan ujiresistensi obatdilakukan apabila spesimenyang
diperoleh pada akhirfaseintensif(bulanketiga)adalahBTApositif.5
Kemudiandilakukankembaliapusan
27
dahakBTApadaakhirbulankelimadanakhirpengobatan(bulankedelapan).B
ilahasilapusan dahakbulan kelimatetap
positifmakapegobatandinyatakan gagal.5
Tabel 4. Definisihasilpengobatan5
28
2.3.1.3 Efek OATYangTidak Diinginkan
29
30
2.3.1.4. Pengawasan dan ketaatan pasien dalampengobatan OAT
4. Pengadaan OATsecaraberkesinambungan.
31
2.3.2. ObatAntiTuberkulosis –Fix DoseCombination
OATdalambentuk kombipak.3
KeuntunganpenggunaanOATFDC3:
a.
Kombinasitetapwalaupuntanpadiawasi,makapenderitatidakbisamemilihj
enisobat tertentuyang akanditelan.
b.
Jumlahtabletyanglebihsedikitmakaakanlebihmudahpemberiannyadanm
eningkatkan penerimaanpenderita sehinggadapatmeningkatkan
kepatuhanpenderita.
c.
MengurangikesalahanperesepankarenajenisOATsudahdalamsatukombin
asitetapdan dosis OATmudahdisesuaikan denganberatbadan penderita.
d. Dariaspekmanajemenlogistik,OAT-
FDCakanlebihmudahpengelolaannyadanlebihmurah pembiayaannya.
32
KerugianpenggunaanOATFDC3:
2(HRZE)/4(HR)3àuntukKategori1 danKategori3
2(HRZE)S/1(HRZE)/5(HR)3E3àuntuk Kategori2
33
Dosis pengobatankategori 1 dan kategori3 :{2(HRZE)/4(HR)3}
dapatdilihatpada tabel4.
34
Dosis pengobatankategori2 :{2(HRZE)S/1(HRZE)/5(HR)3E3}
dapatdilihatpada tabel3.
29
Tabel3. Dosis pengobatan kategori2.3
30
31
BAB III METODE
3.1. PenetapanTopik Masalah
Sesuaipernyataan
masalahyangdikemukakanpadaBabPendahuluan,makatopik masalah
dalam mini-project iniadalah:
1. Bagaimanameningkatkanpengetahuan masyarakat mengenaiTB Paru.
3.2.Pengumpulan Data
1. TempatdanWaktu Pengumpulan Data
Pengumpulan data dillakukan di Puskesmas Koya pada bulan Januari-
Desember tahun2022
2. MetodePengumpulanData
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data
secara
32
Data primer yang diperoleh berupa data kualitatif dari hasil penelusuran
data temuan kasus di Puskesmas Koya
33
Keberhasilanpenanggulangan penyakit
Tuberkulosistidakhanyaditentukanoleh cakupanprogram
pemerintah,tetapijugaharusdidukungolehkesadaranpenderita dan
masyarakatsekitar. Faktorpengetahuan,sikapdan
praktekmempunyaipengaruhyang besarterhadapstatus
kesehatanindividumaupunmasyarakatdanberperanpentingdalam
menentukan keberhasilan suatu programpencegahan;pengobatan dan
pemberantasan suatupenyakitTuberkulosis paru.
3.5. Metode
34
Intervensi keduayangdilakukanadalahproteksidini
bagipasienyangmemiliki riwayatkeluarga dan lingkungan
tempattinggaldengan kasusTB paru yangcukup tinggi.
Misalnyauntuksetiapindividuyangmemilikifaktorrisikoterinfeksi
TuberkulosisParu diberikan INH dengan dosis yang telah ditentukan.
Intervensi ketiga yaitu denganmenegakkan diagnosisdinidan
penatalaksanaan yangcepatterhadappenderita
TBParugunamemutuskanrantaipenularandaripenderita keorangsehat.
35
Intervensikeempatadalahmelakukanmonitoringpengobatan
TBdengan memantausetiapminggukepatuhanpasienuntukminumobat
TBdanmelakukan pemeriksaansputumbulanke-2, 3,4,5/6, 7/8
danakhir pengobatan
36
BAB IV
LUAS WILAYAH
Luas wilayah Kerja PKM KOYA 35,43 Km2 masing – masing terbagi
dalam 9 Kelurahan Tondano Selatan dan 9 Kelurahan Tondano barat.
B. JUMLAH DESA/KELURAHAN
Jumlah Kelurahan yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas
Koya antara lain Tondano selatan dan Tondano Utara. Tondano
selatan memiliki 9 Kelurahan yaitu: Koya , Maesa Unima, Peleloan,
Tataaran 1, Tataaran 2, Tataaran Patar, Tonsaru dan Urongo.
Tondano Utara memiliki 9 kelurahan yaitu: Masarang, Rerewokan,
Rinegetan, Roong, Tounkuramber, Tuutu, Watulambot,
Wawalintouan dan Wewelen.
37
Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis
kelamin
38
berikut:
39
Tahun 2022 Jumlah suspek TBPositif pemeriksaan dahak
Positif Positif 3
Positif2 kali kali
Januari 5 0 3
Februari 6 0 0
Maret 11 1 0
April 13 0 0
Mei 10 0 0
Juni 6 0 0
Juli 11 0 2
Agustus 11 0 1
September 12 0 1
Oktober 9 0 1
November 6 0 0
Desember 7 0 1
Jumlah 107 1 9
13
11 11 11
10
9
6
5 6 7
3 6
1
JumlahsuspekTB
2 positifpemeriksaa
111 ndahak
1
0000
40
41
BAB V
5.1 Diskusi
6.1 Kesimpulan
Cakupan penemuan kasus TB paru di puskesmas Koya dari bulan
Januari-Desember 2022 masih rendah dan belum memenuhi target. Hal
tersebut secara tidak langsung menyebabkan rendahnya cakupan TB
paru di Sulawesi Utara dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di
Indonesia. Secara terperinci penyebab-penyebab tersebut adalah:
1. Beban kerja yangcukup berat dengan cakupan penduduk puskesmas
Koya yang banyak dan merangkap program lain.
2. Tidak adanya pemberian insentif yang bermakna terhadap program
penanggulangan TB Paru.
3. Penemuan kasus TB Paru yang masih bersifat pasif yakni apabila
penderita datang ke Puskesmas baru dilakukan pemeriksaan.
4. Petugas TB Paru juga menyatakan sarana dan prasarana masih kurang
dalam melakukan penjaringan suspek TB Paru bagi penderita yang tidak
dating ke Puskesmas maupun didaerah-daerah yang sulit dijangkau.
5. Adanya hambatan dan keterbatasan dalam kegiatan koordinasi antara
petugas dan masyarakat puskesmas Koya dimana perlu diperbaiki ke
depan seperti promosi aktif dan penyuluhan ,kunjungan rumah, kerja
sama kader TOGA dan TOMA baik di tingkat kabupaten maupun
kecamatan.
6.2 Saran
1. Membuat skala prioritas perencanaan program tuberculosis dan
mengadakan pelatihan teknis bagi petugas puskesmas.
2. Membuat rencana kegiatan supervisi ke puskesmas serta kegiatan
monitoring evaluasi secara berkala terutama untuk program
tuberculosis.
3. Membentuk tim FGD terpadu lintas sector program dalam
meningkatkan penyuluhan dan promosi aktif bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. FauciAS,KasperDL,LongoDL,etal,editors.Harrison’sPrincipleofInter
nalMedicine.
13thedition.United States: McGraw-Hill;2012.
2.WorldHealthOrganization.GlobalTuberculosisReport2015,20thedition.
France:WHO;2015.
4.KementerianKesehatanRI.Terobosanmenujuaksesuniversal:Strategipe
ngendalianTBdi
46
47
48
49
50