Anda di halaman 1dari 6

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK

DAN KELUARGA BERENCANA


Jalan Pahlawan No. 42 Telpon (0321) 321752 Fax. (0321) 395738
MOJOKERTO

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


Nomor:
TENTANG
PELATIHAN PENANGGULANGAN TUBERCULOSIS (TB)

I. PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang menular, disebabkan oleh
kuman mycobacterium tuberculosis. Penularan melalui udara, sumber penularan
adalah pasienTB yang dahaknya mengandung kuman TB. Gejala umum TB pada
orang dewasa adalah batuk yang terus-menerus dan berdahak selama 2 minggu atau
lebih. Bila tidak di obat imaka setelah lima tahun sebagian besar (50 persen) pasien
akan meninggal.Mulai tahun 1995, program pengendalian TB nasional mengadopsi
strategi DOTS atau Directly Observed Treatment Short course, yang
direkomendasikan oleh WHO.
Strategi DOTS telah dibuktikan dengan berbagai uji coba lapangan dapat
memberikan angka kesembuhan yang tinggi. Bank dunia menyatakan strategi DOTS
merupakan strategi kesehatan yang paling cost effective. Materi program
pengendalian TB meguraikan tentang gambaran umum TB, situasi TB di Dunia dan
Indonesia. Visi, misi, tujuan, dan kebijakan operasional P2 TB : strategi dan kegiatan
pelatihan TB : Pengorganisasian pengendalian TB (Gerdunas di pusat, provinsi dan
kabupaten/kota dan fasilitas kesehatan). Jejaring pelayanan TB, yang dapat menjadi
paduan dalam pelaksanaan program TB
Eliminasi TBC adalah pengurangan terhadap kasus TBS secara
berkesinambungan guna menekan angka oenyakit serendah mungkin agar tidak
menjadi masalah kesehatan.
II. ISI LAPORAN
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 67 th 2021 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis bahwa Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan
di Indonesia dan menimbulkan masalah kesehatan di Indonesia dan menimbulkan
masalah yang sangat kompleks baik dari segi medis maupun sosial, ekonomi dan
budaya.
Pelatihan Penanggulangan TB yang dilakukan mulai tanggal 20-26 Oktober 2022
menjadi bentuk pemantapan penanggulangan TB di fasyankes tingkat pertama dan
tingkat lanjut. Pelatihan dihadiri oleh tenaga kesehatan dari seluruh Puskesmas dan
Rumah Sakit di wilayah Kota Mojokerto.
A. Dasar pelaksanaan pelatihan penanggulangan TB:
1. Melakukan penemuan Pasien Tuberkulosis (TB) secara aktif dan pasif
2. Melakukan pengobatan Pasien Tuberkulosis (TB)
3. Melaksanakan Manajemen Penanggulangan TB di Fasyankes FKTP
4. Memberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) pada ILTB
B. Prinsip pengobatan TB di fasyankes:
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) adalah komponen terpenting dalam
pengobatan TB. Pengobatan TB merupakan salah satu upaya paling efisien untuk
mencegah penyebaran lebih lanjut kuman TB.
Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip:
• Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat mengandung
minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi.
• Diberikan dalam dosis yang tepat.
• Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO (Pengawas
Menelan Obat) sampai selesai pengobatan.
• Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup, terbagi dalam dua (2)
tahap yaitu tahap awal serta tahap lanjutan, sebagai pengobatan yang adekuat
untuk mencegah kekambuhan.
C. Tujuan Pengobatan TB
a. Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta kualitas hidup.
b. Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak buruk selanjutnya
c. Mencegah terjadinya kekambuhan TB
d. Menurunkan risiko penularan TB
e. Mencegah terjadinya dan penularan TB resistan obat
D. Jenis OAT
Paduan OAT yang digunakan untuk pasien TB sensitif adalah OAT Lini 1
kategori 1, sedangkan Pemberian OAT Kategori 2 tidak direkomendasikan untuk
pengobatan Pasien TBC. Mulai tahun 2021 Program TBC tidak menyediakan
OAT Kategori 2. Akan tetapi bila stok OAT Kategori 2 masih tersedia di instalasi
farmasi provinsi, kabupaten/kota dan di fasilitas pelayanan Kesehatan, maka
harus dimanfaatkan sampai habis kategori 2. Terlampir di bawah ini jenis OAT
lini Satu dan OAT lini dua.
D. Dosis Obat
Pengobatan TB dengan paduan OAT Lini satu yang digunakan di
Indonesia dapat diberikan dengan dosis harian maupun dosis intermiten
(diberikan 3 kali perminggu) dengan mengacu pada dosis terapi yang telah
direkomendasikan. Berdasarkan SE Dirjen P2P terkait alur diagnosis dan
pengobatan terbaru, Obat Anti TBC (OAT) Kategori 1 fase awal dan lanjutan
dengan dosis harian.
E. Tahapan dan Lama Pengobatan
a. Pengobatan TB harus selalu meliputi pengobatan tahap awal dan tahap
lanjutan dengan maksud:
• Tahap Awal: Pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan pada
tahap ini adalah dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan jumlah kuman
yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian kecil
kuman yang mungkin sudah resistan sejak sebelum pasien mendapatkan
pengobatan.
• Tahap Lanjutan: Pengobatan tahap lanjutan bertujuan membunuh sisa sisa
kuman yang masih ada dalam tubuh, khususnya kuman persister sehingga
pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya kekambuhan
b. Lama pengobatan pasien TB tergantung kriteria pasien TB dan dijelaskan di
bagian tatalaksana pengobatan TB
F. Persiapan Sebelum Pengobatan
Persiapan awal sebelum memulai pengobatan TB meliputi beberapa hal
yaitu:
• Anamnesis ulang untuk memastikan kemungkinan terdapatnya riwayat dan
kecenderungan alergi obat tertentu, riwayat penyakit terdahulu seperti status HIV,
diabetes mellitus, hepatitis, dll.
• Penimbangan berat badan
• Identifikasi kontak erat/serumah
• Memastikan data dasar pasien terisi dengan benar dan terekam dalam sistem
pencatatan yang digunakan.
• Penetapan PMO
• Pemeriksaan adanya penyakit komorbid (HIV, DM)
• Kunjungan rumah dilakukan oleh petugas fasyankes wilayah jika diperlukan,
untuk memastikan alamat yang jelas dan kesiapan keluarga untuk mendukung
pengobatan melalui kerjasama jejaring eksternal.
• Pemeriksaan baseline penunjang sesuai dengan indikasi yang diperlukan.
G. Penetapan Pengawas Menelan Obat (PMO)
Untuk menjamin keteraturan pasien TB selama pengobatan TB
berlangsung diperlukan seorang PMO. Setiap pasien yang akan memulai
pengobatan harus ditentukan terlebih dahulu satu orang untuk menjadi PMO.
a. Persyaratan PMO
1) Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas
kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh pasien,
2) Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien,
3) Bersedia membantu pasien dengan sukarela,
4) Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan
pasien.
b. Siapa yang dapat menjadi PMO
Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya bidan di desa,
perawat, pekarya kesehatan, sanitarian, juru immunisasi, dan lain lain. Bila tidak
ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader
kesehatan terlatih, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh masyarakat lainnya
c. Peran seorang PMO
- Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai
pengobatan,
- Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur
- Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan,
- Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-
gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Fasilitas kesehatan.

III. PENUTUP
Demikian laporan ini dibuat semoga laporan tersebu agar dapat ditindak lanjuti dan
bermanfaat.

Ditetapkan di : Mojokerto
Pada tanggal : 26 Oktober 2022

Pelapor,

Yunis Argestin S.Kep.Ners dr. Nur Hidayah


NIP. 19810617 200501 2 001 NIP. 19931006 201903 2 019

Ulfatul Ummah, S.Kep.Ners Isnaini, A.Md.Kep


NIP. 19870908 200903 2 003 NIP. 19840812 200903 2 006
dr.Muhammad Iqbal As’ari Zawa Putu Mira Harini, S.Kep.Ners
NIP. 19920920 201903 1 007 NIP. 19660502 198803 1 007

Agus Suyitno, S.Kep.Ners dr.Lampita Dyah Kartikaningsih


NIP. 19741129 199803 1 007 NIP. 19871017 201903 2 009

Yuni Retnowati, Amd.Kep Endar Ina Rahayu, Amd.Kep


NIP. 19800622 200903 2 004 NIP. 19980905 202203 2 001

dr.Muchammad Nanang Qosim Djureni, S.Kep.Ners


NIP. 19910301 201903 1 008 NIP. 19670505 199403 2 014

Widarti, Amk Hayantin Yuradha, Amd.Kep


NIP. 19771022 200112 2 002 NIP. 19820606 201403 2 001

dr.Sheila dr. Ferly Haryanti


NIP. 19901104 201903 2 011 NIP. 19880511 201903 2 010

Romlah Handayani, Amd.Kep Evik Lisdiana Amd. Kep


NIP. 19790506 200701 2 007 NIP. 19860127 200801 2 001
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai