DISUSUN OLEH :
NAMA : GLORY AMELIA MUTHIA SARAGIH
KELAS : 2A
NIM : P07539022018
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MEDAN
T. A 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bentuk swamedikasi untuk penyakit flu dan demam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Swamedikasi
2.1.1) Pengertian Swamedikasi
Swamedikasi atau pengobatan sendiri sering dilakukan oleh masyarakat, yaitu upaya
pengobatan yang dilakukan secara mandiri untuk mengobati gejala penyakit tanpa berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu. Tujuan swamedikasi adalah untuk peningkatan kesehatan, pengobatan
sakit ringan, dan pengobatan rutin penyakit kronis setelah perawatan dokter. Namun, kegiatan
swamedikasi bukan berarti asal dalam mengobati. Hal ini karena swamedikasi hanya boleh dilakukan
untuk kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut seperti batuk, flu, demam, nyeri, maag,
diare, biang keringat, jerawat, kudis, dll. Adapun sumber informasinya yaitu iklan, pengalaman
sendiri, petugas kesehatan, rekomendasi orang lain atau dengan membaca informasi obat pada
kemasan.
Untuk mengatasi flu dapat digunakan obat-obatan untuk mengurangi gejala yang diderita yaitu :
1.Analgetik non Narkotik
Analgetika non narkotika disebut juga analgetik antipiretik.
Contoh obat analgetik nonnarkotik : Parasetamol, Asetaminofen, Asetosal
Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat yang berfungsi untuk meredakan demam dan nyeri,
termasuk untuk mengobati nyeri haid hingga sakit gigi yang tersedia dalam bentuk tablet, sirup, tetes,
suppositoria dan infus.
Hal yang harus diketahui sebelum mengonsumsi Paracetamol :
1.Bila memiliki alergi terhadap paracetamol, jangan sesekali menggunakan obat ini.
2.Bagi penderita penyakit liver, penyakit ginjal atau pecandu alkohol, harap berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi paracetamol.
3.Bagi penderita diabetes dan fenilketonuria, harap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
sebelum mengonsumsi paracetamol karena kandungan aspartame yang terdapat di dalamnya.
4.Bagi ibu hamil, ibu menyusui dan ibu yang sedang merencanakan kehamilan, harap berkonsultasi
terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi paracetamol.
5.Untuk anak dengan usia di bawah 2 tahun, harap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
sebelum mengonsumsi paracetamol.
6.Hanya dokter di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang berhak memberikan paracetamol suntik.
7.Beri tahu dokter bila sedang mengonsumsi suplemen, obat tertentu atau produk herbal (obat
antikejang, obat batuk pilek atau obat pengencer darah) sebelum mengonsumsi paracetamol.
8.Segera hubungi dokter bila terdapat reaksi alergi obat, efek samping serius atau overdosis pasca
mengonsumsi paracetamol.
Dosis paracetamol tablet atau suppositoria untuk meredakan demam dan nyeri adalah sebagai berikut:
- Dewasa: 500 – 1.000 mg atau 10 – 15 mg/kgBB, setiap 4 – 6 jam. Pada usia dewasa, dosis maksimal
paracetamol sebesar 4.000 mg per hari.
- Bayi dan anak-anak: 10 – 15 mg/kgBB, dengan lebih dari 4 – 6 jam. Dosis paracetamol pada bayi
dan anak tidak boleh melebihi 15 mg/kgBB per dosis.
- Dosis paracetamol untuk anak dibawah 2 tahun akan ditentukan langsung oleh dokter.
- Untuk paracetamol infus, dosis serta pemberiannya dilakukan langsung oleh dokter atau petugas
medis dengan tetap dalam pengawasan dokter, juga dengan menyesuaikan kondisi pasien.
Cara mengonsumsi Paracetamol :
1.Patuhi anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum mengonsumsi
paracetamol.
2.Jangan menambah atau mengurangi dosis pemakaian paracetamol tanpa berkonsultasi dengan
dokter.
3.Paracetamol dapat dikomsumsi sebelum atau sesudah makan.
4.Untuk paracetamol sirup, kocok terlebih dahulu sebelum diminum. Agar dosis lebih tepat,
gunakan sendok takar yang tersedia dalam kemasan.
5.Hentikan penggunaan paracetamol jika keluhan tidak kunjung reda dalam 3 hari sejak
menggunakan paracetamol.
6.Simpan paracetamol di tempat yang kering dan hindari terkena paparan sinar matahari langsung.
7.Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
8.Paracetamol suppositoria digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam anus. Cuci tangan sebelum
memasukkan bagian lancip pada ujung obat ke dalam anus dan pastikan kemasan plastic
pelindungnya telah terbuka.
9.Setelah obat masuk ke dalam anus, duduk atau berbaringlah selama 10 – 15 menit hingga obat
terasa meleleh, lalu cuci tangan kembali.
10.Paracetamol suppositoria harus disimpan di dalam kulkas.
Efek samping Paracetamol
Pada umumnya paracetamol jarang menimbulkan efek samping bila dikonsumsi mengikuti anjuran
dan petunjuk dokter. Akan tetapi bila dikonsumsi secara berlebihan, dapat menimbulkan efek samping
seperti mual atau muntah, sakit kepala, sulit tidur, sakit pada perut bagian atas, warna urin menjadi
gelap, merasa sangat lelah hingga penyakit kuning.
2. Dekongestan
Dekongestan merupakan golongan simpatomimetika yang bekerja pada reseptor adrenergic. Obat ini
digunakan untuk mengurangi hidung tersumbat
Contoh dekongestan untuk obat flu adalah Efedrin, Epinefrin, Pseudoefedrin, Fenilefrin
3) Antihistamin
Obat flu yang ampuh untuk meringankan gejala hidung meler serta mata gatal dan berair adalah obat
dengan kandungan antihistamin. Obat ini mampu meredakan atau menghentikan gejala flu tersebut
dengan cara menghambat kerja atau menurunkan kadar histamin dalam tubuh.
Contoh antihistamin adalah klorfeniramin maleat/klorfenon (CTM), prometazin
2.2.2 Demam
Demam adalah suatu reaksi tangkis yang berguna dari tubuh terhadap infeksi. Demam adalah
meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari 380C. Kondisi ini bisa menandakan adanya penyakit atau
kondisi tertentu di dalam tubuh. Demam dapat terjadi pada siapa pun, mulai dari bayi hingga orang
dewasa. Adapun gejalanya dengan sakit kepala, menggigil, lemas, pilek, sakit tenggorokan, batuk, dll.
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama pirogen. Pirogen
adalah zat yang dapat menyebabkan demam. Pirogen terbagi dua yaitu pirogen eksogen adalah
pirogen endogen yang berasal dari luar tubuh pasien.
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Swamedikasi atau pengobatan sendiri sering dilakukan oleh masyarakat digunakan untuk mengatasi
penyakit ringan seperti flu dan demam. Swamedikasi yang dilakukan untuk flu dapat menggunakan
obat-obat golongan Analgetik non Narkotik, Dekongestan, dan antihistamin, obat-obat alami dengan
menggunakan jahe, madu, bawang putih dan dapat dengan menghirup uap hangat dan menjaga
kebersihan diri dan lingkungan. Swamedikasi yang dilakukan untuk demam yaitu dapat menggunakan
obat-obat golongan parasetamol, Acetylsalicylic acid, dan Obat Golongan AINS dan obat alami
dengan menggunakan jahe, lada hitam dan kunyit yang diolah.
3.2 Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui dan memahami lagi
mengenai swamedikasi yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi penyakit flu dan demam.
DAFTAR PUSTAKA
Shintaloka Pradita Sicca. 2022. “7 Obat Alami untuk Mengatasi Demam yang Bisa Dicoba di Rumah”,
https://health.kompas.com/read/22K30180000168/7-obat-alami-untuk-mengatasi-demam-yang-
bisa-dicoba-di-rumah?page=all, diakses pada 16 Oktober 2023
dr. Fadhli Rizal Makarim. 2022.“Flu”, https://www.halodoc.com/kesehatan/flu, diakses pada 16 Oktober
2023
Tim Medis Siloam Hospitals. 2023.“Flu (Influenza) – Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya”,
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-flu, diakses pada 16 Oktober
2023
dr. Pittara. 2022. “Demam”, https://www.alodokter.com/demam, diakses pada 16 Oktober 2023
dr. Nurul Fajriah. 2022.“5 Obat Alami untuk Sembuhkan Pilek Lebih Cepat”,
https://hellosehat.com/pernapasan/flu/obat-pilek-alami/, diakses pada 16 Oktober 2023
Anonim, 2017. Cara Cerdas Gunakan Obat Buku Panduan Agent of Change (AoC) GeMa CerMat.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Depkes RI, 2008. Materi Pelatihan
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
Harahap, N.A., Khairunnisa, Tanuwijaya, J., 2017. Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas
Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Panyabungan. Jurnal Sains