Anda di halaman 1dari 23

SWAMEDIKASI

APT, DRA R. KURNIASIH, M.PHARM


PD PAFI BANTEN, 6 SEPTEMBER 2020
LATAR BELAKANG
• Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan upaya masyarakat menjaga
kesehatannya sendiri
• Swamedikasi dapat menyebabkan Drug Related Problem (DRP) atau masalah terkait
obat akibat terbatasnya pengetahuan mengenai obat atau penggunaannya
• Swamedikasi salah satu upaya masyarakat tanpa berkonsultasi kepada tenaga
kesehatan terkait
• Masyarakat yang melakukan swamedikasi masih cukup besar (61%)
• Alasan masyarakat melakukan swamedikasi : penyakit dianggap ringan (46%), harga
obat mahal (16%) dan obat mudah diperoleh (9%)
DEFINISI
SWAMEDIKASI ADALAH :
• Pengobatan sendiri atau perawatan sendiri oleh masyarakat terhadap penyakit yang umum diderita,
dengan menggunakan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran atau obat keras yang bisa didapat
tanpa resep dokter dan diserahkan oleh apoteke di apotek (BPOM, 2004)
• Penggunaan obat-obatan tanpa resep oleh seorang individu atas inisiatifnya sendiri (FIP, 1999)
• Upaya pengobatansendiri ini dapat berupa pengobatan dengan obat modern atau obat tradisional
• Praktik menyembuhkan diri sendiri dari penyakit-penyakit ringan baik dengan penggunaan obat modern maupun
obat tradisional tanpa bantuan dari dokter tetapi dengan pengawasan tenaga farmasi

TUJUAN

 meningkatkan kesehatan diri


 mengobati penyakit ringan
 mengelola pengobatan rutin dari penyakit kronis setelah melalui pemantauan dokter
KENAPA MASYARAKAT MELAKUKAN SWAMEDIKASI ?
 Mengobati penyakit ringan :
 Penyakit yang jangka waktunya tidak lama
 Dipercaya tidak mengancam jiwa pasien seperti sakit kepala, demam,
batuk, pilek, mual, sakit gigi, dll
 Keinginan untuk merawat diri
 Mengurus keluarga yang sakit
 Kurang puas terhadap pelayanan kesehatan yang tersedia
 Banyaknya pilihan obat
Kapan Swamedikasi Dapat Dilakukan
Secara Aman ?
• Tidak dikontraindikasikan untuk wanita hamil, anak dibawah 2 tahun dan lansia
diatas 65 tahun
• Obat tidak berisiko terhadap kelanjutan penyakit
• Penggunaan obat tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan
• Obat memiliki rasio keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan
• Obat yang digunakan dalam swamedikasi harus didukung dengan informasi
tentang bagaimana cara penggunaan; efek terapi , efek samping, interaksi yang
mungkin terjadi; perhatian dan peringatan mengenai obat; lama penggunaan;
dan kapan harus menemui dokter.
CIRI UMUM SWAMEDIKASI
 Dipengaruhi oleh perilaku seseorang yang dikarenakan kebiasaan, adat,
tradisi ataupun kepercayaan
 Dipengaruhi faktor sosial politik dan tingkat pendidikan
 Dilakukan bila dirasa perlu
 Tidak termasuk dalam kerja medis profesional
 Bervariasi praktiknya dan dilakukan oleh semua kelompok masyarakat
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

KEUNTUNGAN KERUGIAN
• Membantu mencegah dan mengatasi gejala penyakit • Kesalahan pengobatan karena ketidaktepatan
ringan yang tidak memerlukan dokter diagnosis sendiri
• Memungkinkan aktivitas masyarakat tetap berjalan dan • Penggunaan obat yang terkadang tidak sesuai
tetap produktif karena informasi bias dari iklan obat di media
• Menghemat biaya dokter dan penebusan obat resep • Pemborosan waktu dan biaya apabila swamedikasi
yang biasanya lebih mahal tidak rasional;
• Meningkatkan kepercayaan diri dalam pengobatan
• Dapat menimbulkan reaksi obat yang tidak diinginkan
sehingga menjadi lebih aktif dan peduli terhadap
seperti sensitivitas, alergi, efek samping atau resistensi
kesehatan diri
PERSEPSI SAKIT
Persepsi seseorang mengenai berat ringannya penyakit dapat menentukan alternatif
pengobatan yang cocok untuk dirinya

INFORMASI TENTANG OBAT


Ketersediaan informasi dapat menentukan keputusan pemilihan obat. Sumber
FAKTOR- informasi berasal dari media elektronik, tenaga kesehatan, dll

FAKTOR
SWAMEDIKASI
KETERSEDIAAN OBAT DI MASYARAKAT
Ketersediaan obat merupakan faktor penentu yang memungkinkan masyarakat
mendapatkan dan menggunakan obat. Obat dapat diperoleh di apotek, toko
obat, minimarket dan warung

SUMBER INFORMASI CARA PEMAKAIAN OBAT


Sumber informasi cara pemakaian obat dapat diperoleh dari kemasan dan brosur obat
atau menanyakan kepada petugas apotek atau penjaga toko
KELOMPOK OBAT SWAMEDIKASI
OBAT OTC (OVER THE COUNTER) :
Obat-obat yang digunakan tanpa resep dokter, meliputi
obat bebas dan obat bebas terbatas

OBAT WAJIB APOTEK


Golongan obat yang wajib tersedia di apotek yaitu obat
keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter dan
diserahkan oleh apoteker di apotik
PENGGOLONGAN OBAT
PERMENKES RI 949/MENKES/PER/2000

Obat bebas Obat Keras


• Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di • Obat yang hanya dapat dibeli dengan
pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter menggunakan resep dokter
• Contoh : Parasetamol, Antasid, Vitamin C • Contoh : Antibiotik, Aminofilin, Digoxin, dll

Obat bebas terbatas Obat Psikotropika


• dijual bebas dan dapat dibeli tanpa resep dokter. • Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik
• obat dengan disertai peringatan dan informasi alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
memadai bagi masyarakat berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
• Contoh : obat batuk, obat flu, obat pereda rasa nyeri, susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
obat yang mengandung antihistamin khas pada aktivitas mental dan perilaku
• Contoh : Alprazolam, Diazepam, Fenobarbital, dll

Obat wajib apotek Obat Narkotika


• Merupakan obat keras yang dapat diperoleh tanpa • Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
resep dokter. tanaman atau bukan tanaman, sintetis atau semi sintetis,
• Obat ini aman dikonsumsi bila sudah melalui konsultasi dapat menyebabkan penurunan /perubahan kesadaran,
dengan apoteker hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
• Contoh : Ranitidin, Kombipak (kombinasi Anti TBC), • Contoh : Codein, Morfin, Petidin, Fentanyl
Alopurinol, Setirizin, dll
P No.1 P No.2

P No.3

P No.6
P No.5
MASALAH PENGGUNAAN OBAT DALAM
SWAMEDIKASI
 Pemilihan obat tidak tepat.

Obat yang dipilih bukan obat yang terbukti paling bermanfaat, paling aman, paling sesuai dan paling
ekonomis.

 Penggunaan obat tidak tepat.

Tidak tepat dosis, tidak tepat cara pemberian obat, dan tidak tepat frekuensi pemberian.

 Pemberian obat tidak disertai dengan penjelasan yang sesuai kepada pasien

 Efek pemberian obat, baik yang diinginkan atau tidak diinginkan tidak
diperkirakan sebelumnya dan tidak dilakukan pemantauan secara langsung atau
tidak langsung.

 Penggunaan obat dikatakan tidak tepat jika risiko yang mungkin terjadi tidak
seimbang dengan manfaat yang diperoleh dari tindakan pemberian suatu obat
EFEK SAMPING OBAT DALAM SWAMEDIKASI

Efek samping obat adalah efek tidak diinginkan dari pengobatan


dengan pemberian dosis obat yang digunakan untuk profilaksis,
diagnosis maupun terapi.

Beberapa reaksi efek samping obat dapat timbul pada semua


orang, sedangkan ada beberapa obat yang efek sampingnya hanya
timbul pada orang tertentu.

Secara umum obat-obat yang digunakan dalam praktik


swamedikasi cenderung aman,tidak berbahaya dan memiliki angka
kejadian timbul efek samping yang rendah.
EFEK SAMPING SWAMEDIKASI
Kepala pusing

Saluran pernafasan Kulit


sesak nafas - rasa gatal
- timbul bercak merah
- rasa panas
Jantung
berdetak kencang
(berdebar-debar)

Saluran pencernaan
- mual
- muntah Urin berwarna merah
- diare sampai hitam
INFORMASI OBAT SWAMEDIKASI

a. Khasiat obat : pasien dijelaskan khasiat obat, sesuai atau tidak dengan indikasi atau gangguan
kesehatan yang dialami pasien

b. Kontraindikasi : pasien juga perlu diinformasikan kontra indikasi dari obat yang diberikan, agar
tidak digunakan jika memiliki kontra indikasi yang disebutkan, misal wanita hamil atau anak-anak

c. Efek samping dan cara mengatasinya (jika ada): pasien juga perlu diberi informasi tentang efek
samping yang mungkin muncul, serta apa yang harus dilakukan untuk menghindari atau
mengatasinya

d. Cara pemakaian: disampaikan secara jelas kepada pasien untuk menghindari salah pemakaian,
apakah ditelan, dikunyah dulu sebelum ditelan, dihirup, dioleskan, dimasukkan melalui anus,,
dikocok dulu sebelum digunakan (cairan bentuk suspensi), dilarutkan dulu sebelum digunakan
(tablet effervescent), penggunaan obat kumur, obat tetes, dll

e. Dosis: sesuai dengan kondisi kesehatan pasien, dapat disarankan dosis sesuai dengan petunjuk
pemakaian pada brosur atau dapat menyarankan dosis lain sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya
INFORMASI OBAT SWAMEDIKASI..lanjutan
f. Waktu pemakaian : waktu pemakaian juga harus diinformasikan dengan jelas kepada pasien
terutama untuk
o Obat dengan frekwensi pemakaian yang tinggi
misalnya sehari 4 x 1 tablet, sebaiknya tenaga farmasi menganjurkan waktu penggunaan
disesuaikan dengan jadwal dan gaya hidup pasien
o Obat-obat yang khasiatnya dipengaruhi/mempengaruhi makanan
Digunakan pada saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan), 30’
sebelum makan atau bersamaan dengan makanan
o Obat-obat yang berinteraksi dengan makanan
Sebaiknya digunakan jangan bersamaan dengan makanan
o Obat-obat yang mempunyai efek tertentu pada saluran pencernaan
Sebaiknya obat digunakan sesudah makan
o Obat-obat dengan khasiat khusus
Obat dijelaskan penggunaannya pada pagi hari atau malam hari tergantung dari khasiatnya
INFORMASI OBAT SWAMEDIKASI..lanjutan
g. Lama penggunaan
Lama penggunaan obat juga harus diinformasikan kepada pasien, agar pasien tidak menggunakan
obat secara berkepanjangan karena penyakitnya belum hilang, padahal sudah memerlukan
pertolongan dokter

h. Hal apa yang harus dilakukan jika lupa meminum obat


Bila lupa minum obat, ingatkan agar tidak menggandakan dosis

i. Cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak


Pasien diminta untuk melihat tanggal kadaluwarsa dan bentuk fisik obat.
Ciri-ciri Obat Rusak
 Terjadi perubahan warna, bau, dan rasa pada sediaan obat, baik yang dalam bentuk padat, cair,
maupun semi padat.
 Sediaan obat pecah, retak, berlubang, atau berubah menjadi serbuk.
 Kapsul, puyer, atau tablet terlihat lembap, lembek, basah, serta lengket
INFORMASI OBAT SWAMEDIKASI..lanjutan

j. Cara penyimpanan obat yang baik


Pasien sebaiknya diinformasikan mengenai penyimpanan obat yang baik dan benar sesuai petunjuk
pada kemasan atau brosur, khususnya untuk obat-obatan yang stabilitasnya pada suhu tertentu,
adanya cahaya, atau bila terus menerus terpapar udara dan ruangan lembab. Juga pasien
hendaknya diingatkan untuk tidak menyimpan obat di tempat yang mudah dijangkau oleh anak-anak.
Penyimpanan obat yang stabilitasnya pada suhu tertentu :
o Suhu beku antara: -20 dan -10 °C
o Suhu dingin: dari 2-8 °C,
o Suhu sejuk: 8-15°C
o Suhu kamar: 15-30°C
k. Cara memperlakukan
obat yang masih tersisa

PANDUAN BEYOND USE


DATE (BUD) SEDIAAN
FARMASI
PANDUAN BEYOND USE
DATE (BUD) SEDIAAN
FARMASI
PANDUAN BEYOND USE
DATE (BUD) SEDIAAN
FARMASI

.....Lanjutan
INFORMASI OBAT SWAMEDIKASI..lanjutan

j. Cara pemusnahan obat rusak atau kadaluarsa


o pisahkan isi obat dari kemasannya

o lepaskan etiket dan tutup dari wadah atau botol obat, buang secara terpisah

o buang isi obat melalui saluran air yang mengalir atau dikubur ke dalam tanah. Khusus obat yang
berbentuk tablet dihancurkan terlebih dahulu sebelum dibuang

o Buang dus obat/blister/strip pembungkus obat setelah digunting terlebih dahulu. Buang secara
terpisah tutup / tube (salep atau krim) setelah digunting terlebih dahulu

Anda mungkin juga menyukai