yang dikeluhkan.
Jangan pilih produk obat karena
Memilih dan menggunakan obat non –
resep yang tepat sesuai dengan kondisi
yang dikeluhkan memerlukan
pengetahuan, common sense, dan
tanggung jawab dari penggunanya.
Apa itu obat non – resep ?
Obat non-resep atau obat over the-counter
(OTC) adalah obat yang dapat dibeli tanpa
menggunakan resep dokter baik di apotek maupun di
toko obat berijin. Obat non-resep memungkinkan
konsumen membeli obat untuk mengatasi sendiri gejala-
gejala penyakit atau penyakitnya tanpa perlu
mengeluarkan biaya untuk menemui dokter. Obat non-
resep selain efektif untuk mengatasi gejala penyakit atau
penyakit juga dipercaya aman digunakan untuk
pengobatan sendiri.
Ada 3 kategori obat non-resep : obat bebas, obat
bebas terbatas dan obat wajib apotek. Obat bebas dan
bebas terbatas dapat dibeli di apotek dan toko obat
berijij. Obat wajib apotek hanya dapat dibeli di apotek.
Ada macam-macam indikasi dari obat non-resep, antara
lain sebagai obat batuk-pilek, obat penghilang rasa sakit
(analgesik), obat anti radang (anti inflamasi), obat untuk
mengatasi rasa gatal dll.
Apa tujuan obat non-resep?
Tujuan pengaturan obat non-resep adalah untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong
dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan,
dengan obat yang tepat, aman dan rasional.
Faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan
dalam mengkategorikan obat tertentu sebagai
obat non-resep?
Faktor keamanan
 Merupakan kriteria paling utama dalam
menggolongkan obat tertentu menjadi obat non-
resep
 Apa efek berbahaya yang mungkin muncul dari
penyalahgunaan obat tsb?
 Apakah obat tsb dapat mengakibatkan
kecanduan?
 Apakah keuntungan menggunakan obat tsb jauh
lebih besar dibandingkan resiko yang mungkin
muncul?
Kemudahan untuk melakukan
pemeriksaan sendiri/self diagnosis
 Apakah self diagnosis untuk gejala
penyakit/penyakit tertentu dapat dilakukan oleh
kebanyakan orang?
 Apakah kondisi penyakit tsb dapat diatasi oleh
kebanyakan orang tanpa bantuan dari dokter atau
tenaga kesehatan lainnya?
Bagaimana cara terbaik untuk memilih dan
menggunakan obat non-resep yang tepat?
Berikut adalah cara memilih dan menggunakan
obat non-resep yang tepat dan aman :
1. Pastikan pemeriksaan sendiri/self diagnosis
dilakukan seakurat mungkin. Konsumen harus
menggunakan common sense-nya untuk menentukan
apakah gejala penyakit yang dikeluhkan adalah
gejala penyakit ringan atau gejala penyakit yang
perlu ditangani oleh dokter.
2. Pilihlah produk yang kandungan bahan aktifnya
(bahan yang punya khasiat) sesuai dengan kondisi
familiar terhadap produk tersebut.
3. Pilihlah produk dengan kandungan bahan aktif
yang memang diperlukan dan jumlah bahan aktifnya
sedikit. Produk obat yang mengklaim mampu
mengatasi setiap gejala penyakit akan
mengakibatkan pengguna terpapar pada bahan obat
yang tidak diperlukan, pada resiko tambahan dari
bahan obat yang tidak diperlukan tsb, dan
bertambahnya biaya yang dikeluarkan.
4. Bacalah brosur obat yang digunakan. Brosur obat
yang dikeluarkan oleh produsen obat haruslah dapat
dimengerti oleh kebanyakan konsumen.
5. Jika anda ragu, hubungi dokter atau apoteker
untuk menentukan bahan obat atau produk obat apa
yang sesuai dengan kondisi anda
6. Tanyakan pada apoteker anda tentang
kemungkinan efek samping yang terjadi
7. Jangan gunakan obat melebihi dosis yang
direkomendasikan
8. Jangan gunakan obat non-resep lebih lama dari
yang direkomendasikan pada brosur obat. Hentikan
penggunaan obat bila gejala penyakit memburuk
9. Simpanlah obat anda ditempat yang aman dan
jauh dari jangkauan anak-anak
Apa saja yang harus diperhatikan saat memilih
obat non-resep untuk pasien kelompok khusus?
Pasien kelompok khusus lebih rentan mengalami
bahaya akibat penggunaan obat. Konsultasi dengan
tenaga kesehatan (dokter atau apoteker) sebelum
memutuskan membeli dan menggunakan obat tertentu
perlu dilakukan oleh kelompok pasien ini.
Anak-anak
 Proses metabolisme dan bagaimana tubuh
bereaksi terhadap obat pada anak-anak berbeda
dengan orang dewasa. Obat yang digunakan pada
 orang dewasa tidak selalu aman digunakan untuk
anak-anak
 Dosis obat untuk anak-anak juga berbeda Tips untuk penderita
dari dosis obat orang dewasa. Dosis obat anak- Obat non-resep tidak digunakan untuk mengatasi
anak harus dihitung berdasarkan berat badan atau penyakit-penyakit serius
didasarkan pada rentang usia. Bila brosur obat
tidak mencantumkan dosis untuk anak-anak, Ikutilah pedoman pemilihan dan penggunaan
orang tua tidak diperkenankan untuk menebak obat non-resep yang ada pada brosur ini
dosis (misal dengan menggunakan dosis separuh
dosis orang dewasa)
 Anak-anak termasuk kelompok pasien Selalu membaca brosur obat sebelum
yang tingkat kepatuhan minum obatnya rendah. menggunakan obat
Oleh karena itu, pilihlah sediaan bentuk cair
untuk memudahkan pemberian obat. Perhatikanlah penggunaan obat non-resep pada
anak-anak, ibu hamil dan menyusui, orang lanjut
Ibu hamil dan menyusui usia dan penderita penyakit kronis
Obat dapat melewati plasenta dan masuk ke janin
pada ibu hamil. Obat juga dapat diekskresikan
bersama ASI pada ibu menyusui dan diterima oleh Hentikan penggunaan obat bila muncul efek
bayi. Oleh karena itu, umumnya ibu hamil dan ibu samping, reaksi alergi atau bila gejala penyakit tidak
menyusui disarankan untuk tidak menggunakan obat membaik atau bahkan memburuk. Segera hubungi
sama sekali bila keuntungan menggunakan obat dokter
tidak terlalu besar dibandingkan resikonya pada
janin / bayi. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan (dokter
atau apoteker) bila anda ragu dalam memilih dan
Orang lanjut usia menggunakan obat non-resep
Penuaan mengakibatkan perubahan kecepatan dan
cara tubuh bereaksi dengan obat. Ditambah lagi
orang lanjut usia umumnya menderita lebih dari satu
penyakit dan menggunakan lebih dari satu jenis
obat. Oleh karena itu, kelompok pasien ini sangat
rentan terkena efek samping obat dan sangat mudah
mengalami terjadinya interaksi obat.

Penderita penyakit kronis

Ada beberapa penyakit kronis yang dapat memburuk
bila obat non-resep digunakan dengan tidak tepat.
Pemilihan dan penggunaan obat non-resep pada
penderita penyakit kronis harus dikonsultasikan
dengan tenaga kesehatan untuk menghindari
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan