Anda di halaman 1dari 16

Swamedikasi

Neli Diah Pratiwi, M.Farm

Swamedikasi 31/8/2020
Swamedikasi??

Swamedikasi
Batasan Batasan Pengobatan Sendiri
Dari Segi Penyakit
Prisip/Kriteria Obat Yang Digunakan Untuk Pengobatan Sendiri

 Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2
tahun dan orang tua diatas 65 tahun.
 Tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
 Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan.
 Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
 Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan
untuk pengobatan sendiri.

“Harus mampu menilai kondisi yang dialami pasien. Memungkinkan atau tidak untuk
diupayakan pengobatan sendiri. Jika tidak, sarankan untuk mengatasi gejala yang sangat
31/8/2020
mengganggu
Swamedikasi dan sarankan untuk pemeriksaan ke Dokter”
Kriteria Penggunaan Obat Rasional
 Tepat “diagnosis”,
Apoteker/farmasis dituntut untuk mengenal berbagai gejala (“lebih spesifik”) penyakit
yang masuk dalam batasan penyakit yang dapat dilakukan upaya pengobatan sendiri.
 Tepat indikasi penyakit
Apoteker/farmasis dituntut untuk mampu memprediksikan penyebab penyakit dinilai dari
gejala yang teramati saat konsultasi sehingga dapat lebih mengupayakan kesembuhan
pasien.
 Tepat pemilihan obat
Obat yang dipilih harus memiliki efek terapi sesuai dengan penyakit.
 Tepat dosis (Tepat Jumlah, Tepat cara pemberian, Tepat interval waktu pemberian,
Tepat lama pemberian)
Jumlah obat yang diberikan harus mencukupi selama proses pengobatan sendiri (untuk
mengatasi nyeri gigi sanmol 1 strip@4 tablet??)
Cara pemberian harus tepat (antasida harus dikunyah baru ditelan)
Interval
Swamedikasi
waktu pemberian (Antibiotik tiap 8 jam 1 tablet, apa bedanya jika 31/8/2020
pagi, siang
Kriteria PengKriteria Penggunaan Obat
Rasionalional
 Tepat penilaian kondisi pasien
Penggunaan obat disesuaikan dengan kondisi pasien, antara lain harus
memperhatikan: kontraindikasi obat, komplikasi, kehamilan, menyusui, lanjut usia
atau bayi
 Waspada terhadap efek samping
Obat dapat menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak diinginkan yang timbul
pada pemberian obat dengan dosis terapi, seperti timbulya mual, muntah, gatal-
gatal, dan lain sebagainya.
 Efektif, aman, mutu terjamin, tersedia setiap saat, dan harga
terjangkau
Untuk mencapai kriteria ini obat dibeli melalui jalur resmi.
 Swamedikasi
Tepat tindak lanjut (follow up) 31/8/2020
Kriteria PengKriteria Penggunaan Obat Rasionalional

 Tepat penyerahan obat (dispensing)


Dipersiapkan sesuai dengan Good Pharmaceutical Practice dan
penyerahan disertai dengan informasi yang tepat
 Pasien patuh terhadap perintah pengobatan yang
diberikan
Ketidakpatuhan minum obat terjadi pada keadaan berikut :
Jenis sediaan obat beragam, Jumlah obat terlalu banyak, Frekuensi
pemberian obat per hari terlalu sering, Pemberian obat dalam jangka
panjang tanpa informasi, Pasien tidak mendapatkan informasi yang
cukup mengenai cara menggunakan obat, dan Timbulnya efek
samping.
“Dituntut mampu memanage agar obat yang diberikan
Swamedikasi 31/8/2020
sesuai
Macam-macam Obat
1. Obat Paten : Obat dengan nama dagang dari pabrik yang memproduksinya.
2. Obat Generik : Obat dengan nama generik yaitu nama resmi yang telah ditetapkan
dalam Farmakope Indonesia dan INN (Internasional Non Propietary Names) untuk
zat yang berkhasiat yang dikandungnya.
3. Obat Essensial adalah obat yang terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan, mencakup upaya diagnosa, profilaksi, terapi dan rehabilitasi, yang
harus selalu tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkatnya.

Swamedikasi
Penggolongan Obat

1. Obat Bebas (OTC = Over The


Counter)
2. Obat Bebas Terbatas (daftar W =
warschuwing)
3. Obat Wajib Apotik (OWA)
4. Obat Keras (Daftar G = Gevaarlijk)
5. Psikotropika
6. Narkotika
Swamedikasi 31/8/2020
Obat Bebas
 Obat bebas adalah golongan obat yang
dalam penggunaannya tidak
membahayakan dan masyarakat dapat
menggunakannya tanpa pengawasan
dokter.
 Obat-obat dalam golongan ini dapat
diperoleh bebas tanpa resep dokter dan
dapat dibeli di Apotek, toko obat
berijin maupun warung-warung kecil.
 Golongan obat bebas bebas memiliki
tanda khusus lingkaran berwarna hijau
dengan garis tepi berwarna hitam.
Swamedikasi 31/8/2020
Obat
Bebas Terbatas
 Golongan obat ini dalam jumlah
tertentu (jumlah terbatas)
penggunaannya cukup aman, tetapi
apabila terlalu banyak akan
menimbulkan efek kurang baik.
 Pemakian obat ini tidak perlu
pengawasan dokter sampai jumlah
tertentu dan diperoleh tanpa resep
dokter di Apotek,

Swamedikasi 31/8/2020
Obat
Wajib Apotek

 Obat Wajib Apotek adalah obat keras


yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter oleh Apoteker di Apotek.

Swamedikasi 31/8/2020
Obat Keras  Obat Keras adalah golongan obat
yang pemakaiannya harus di
bawah pengawasan dokter.

K
 Untuk memperolehnya harus
dengan resep dokter dan hanya
dapat dibeli di Apotek, termasuk
di Rumah Sakit

Swamedikasi 31/8/2020
Obat
Wajib
Obat Apotek
Psikotropika

 Obat psikotropika merupakan


golongan obat yang berbahaya
yang pemakaiannya harus di
bawah pengawasan dokter dan
untuk mendapatkannya harus
dengan resep dokter di Apotek,
Rumah Sakit.

Swamedikasi
Narkotika

 Obat golongan narkotika untuk


mendapatkan obat ini harus dengan
resep dokter dan tidak boleh
dilakukan pengulangan harus
menggunakan resep yang baru.
 Obat ini hanya dapat diperoleh di
Apotek, Rumah Sakit.

Swamedikasi 31/8/2020
Swamedikasi 31/8/2020
Terima kasih

Swamedikasi 31/8/2020

Anda mungkin juga menyukai