Anda di halaman 1dari 37

ORDE KINETIKA DAN

KECEPATAN REAKSI DAN


PENGARUH SUHU TERHADAP
STABILITAS OBAT
PENDAHULUAN

Ramalan Stabilitas Oleh Farmasis

Perubahan bentuk sediaan suatu obat atau


modifikasi terhadap kondisi lingkungan dari obat
misalnya : obat dilarutkan dalam suatu cairan,
diserbuk, atau ditambah bahan penolong)

Stabilitas obat berpengaruh


PERHITUNGAN STABILITAS
1. Persamaan laju
Orde reaksi – Reaksi Kimia menentukan bentuk
profil suatu obat atau produk obat
2. Perhitungan orde pertama
Reaksi orde pertama D  produk
Dicari profil antara waktu dan konsentrasi, dengan
plot dari log[konsentrasi obat] terhadap waktu
dengan slope –k1/2,303
Persamaan _ d[D] = k1 [D]
dt
3. Perhitungan orde ke nol
Reaksi orde ke nol merupakan salah satu reaksi
yang tidak tergantung besar kecilnya konsentrasi.
Persamaan _ d[D] = k0
dt
EFEK SUHU
1. Perhitungan energi aktivasi
 Laju reaksi diharapkan berbanding secara
proporsional dengan jumlah tumbukan per
satuan waktu.
 Peningkatan jumlah tumbukan, yaitu dengan
naiknya suhu maka laju reaksi meningkat
K= A.𝑒 −𝐸𝑎/𝑅𝑇
dimana k = tetapan laju reaksi, besaran A dan
Ea (energi aktivasi) konstan dan suhu mutlak
2. Perhitungan nilai Q10 : Metode perkiraan
Untuk estimasi efek suhu terhadap laju reaksi
Q10 merupakan faktor naiknya tetapan laju setiap
terjadi kenaikan suhu sebesar 10°C.
PERHITUNGAN ORDE NOL
 Reaksiorde ke nol tidak bergantung pada
besar kecilnya konsentrasi. Persamaan
lajunya :
-d[D] = k0
dt
Integral dari t = 0 sampai t = t dengan [D] =
[D]0 pada t = 0 [D]
d[D]    k 0 dt
t

[D]0 0

[D]  [D]0  k 0 t
0,5[D]0 0,1[D]0
t 1/2  t90 
k0 k0
CONTOH SOAL
 Ampisilinmemiliki stabilitas maksimum
pada pH 5,8 dimana tetapan lajunya
pada 35°C adalah 2 x 10-7 detik-1.
 Batas umur simpan larutan ampisilin
pada pH tersebut adalah
JAWABAN
0,105
t 90  7 1
 5,3 x 105
detik
2 x 10 detik
t 90  6,1 hari (35C)
LANJUTAN SOAL

Karena kelarutannya sekitar 1,1


g/100 ml, dengan sediaan
berkonsentrasi 125 mg/5 ml = 2,5
g/100 ml, produk diformulasi sebagai
suspensi. Tetapan laju orde nolnya
adalah ?
JAWABAN
7 1
k 0  (2 x 10 detik ) (1,1 g/100mL)
7
k 0  2,2 x 10 g/100mL  detik
(0,1)(2,5)
t 90  7
 1,1 x 10 detik
6

2,2 x 10
t 90  13 hari (pada 35C)
PERHITUNGAN ORDE PERTAMA
 Reaksi Orde pertama
D Produk
Persamaanlaju : _ d[D] = k1 [D]
dt
dimana [D] pada t = 0 adalah [D]0

[D] d[D]
   k 1dt
t

[D]
0
[D] 0

1n[D]  1n[D]0  k 1 t
 Dimana ln x = 2,303 log x
Persamaan lain [D] = [D]0 e^-k1t
dan log[D] = log [D0] _ k1t
2,303
ln[D]0 /2  ln[D]0  k 1 t 1/2

1n 2
 t 1/2
k1
0,693 0,105
t 1/2  t 90 
k1 k1
CONTOH SOAL
 Aspirin (asam asetilsalisilat)
mempunyai kondisi paling stabil pada
pH 2,5. Pada pH tersebut, tetapan
lajunya (orde pertama semu) pada 25°C
adalah 5 x 10-7 detik-1.
 Berapakah waktu paruh dan batas umur
simpan ?
JAWABAN :
0,693
t 1/2  7
 1,39 x 106
detik
5 x 10
t 1/2  16 hari
0,105
t 90  7
 2,1 x 10 detik
5

5 x 10
t 90  2 hari
REAKSI ORDE KEDUA
 Laju reaksi bimolekuler (dwi molekuler)
biasanya merupakan reaksi orde dua

A + B produk

d[ A] d [ B]
   k[ A][ B]
dt dt
ORDE DUA (SECOND-ORDER)

k
D + D P

Rate = d[D] / dt = - k (D]2


Setelah diintegralkan diperoleh persamaan sbb:
I/[D] = l/[D]o + kt
Atau (dikalikan [D]o[D])
[D] =[D]o- k[D]o.t[D]
KURVA ORDE DUA
I/[D] = l/[D]o + kt [D] =[D]o- k[D]o t[D]

I/[D] [D]
Intersept = [D]o

Slope = k Slope = -k[D]o

Intersept = l/[D]o t [D]


t
REAKSI DEGRADASI ORDE DUA YANG LAIN:

D + B k P
Bila [D] ≠ [B] maka:
Rate = - d[D] / dt = k [B] [D]
Bila D sebagai reaktan pembatas dan B
adalah
reaktan berlebihan maka:
[B] = [B]o - [D]o + [D] = ∆o + [D] = [B]~+ [D]
Rate = - d[D] / dt = k [D] (∆o + [D]
-d[D]/{[D] (∆o + [D])} = kdt
LANJUTAN …..
-d[D]/{[D] (∆o + [D])} = kdt
Setelah diintegralkan:
ln ([B]/[D]) = ln ([B]o / [D]o) + {[B]o - [D]o} k t
ln ([B] / [D])

t
RINGKASAN
PENGARUH SUHU TERHADAP
STABILITAS OBAT
 Laju reaksi diharapkan berbanding secara
proporsional dengan jumlah tumbukan per satuan
waktu
 Dengan meningkatnya jumlah tumbukan, yaitu
dengan naiknya suhu maka laju reaksi meningkat
 Tetapan laju reaksi mempunyai ketergantungan
eksponensial terhadap suhu

21
EFEK SUHU (TEMPERATUR)
TERHADAP STABILITAS OBAT
PERSAMAAN ARRHENIUS (1930’S):
k = A e-Ea/RT
Keterangan:
k = konstante kecepatan reaksi
A = konstante yang dikenal sebagai
faktor reaksi
 Ea = energi aktivasi
R = tetapan gas (= 1,987 kal/der.mol)
T = suhu mutlak (= oC + 273)

22
Bentuk logaritma :

Ea 1
log k  log A 
2,303 R T
Dimana :
K : konstanta laju reaksi spesifik
A : konstanta, faktor frekuensi
Ea : Energi aktivasi
R : konstanta gas (1,987 kalori/derajat mol)
T : Temperatur absolut (K) 23
Pengertian Ea
 Selama reaksi berlangsung dari satu reaktan menjadi
suatu produk, sistem akan melewati suatu tingkat
dimana energinya harus lebih besar dibanding
reaktan mula – mula.
 Kondisi tersebut sebagai pembatas untuk menjaga
agar reaktan tidak langsung berubah menjadi produk.

24
PLOT LOG K TERHADAP 1/T

Intersept =
Log K Log A

Kemiringan/slope=B=
-Ea/2,303R

1/T
25
TEORI KINETIK

K = P Z e-Ea/RT
Keterangan:
P = faktor proporsionalitas
Z = jumlah tabrakan antar molekul
 -Ea/RT = fraksi dari molekul yang bertabrakan &

cukup tinggi untuk menghasilkan produk

26
BENTUK PERSAMAAN LOG ARRHENIUS:

Plot Arrhenius dapat ditentukan besarnya Ea


Asumsi:
Ea konstan pada rentang suhu percobaan
(bila mekanismenya reaksinya sama)

27
ARRHENIUS: PLOT LOG K VS 1/T

28
GRAFIK HUBUNGAN LOG K VS 1/T
Log k
Slope = -Ea/2,303R
Ea paling besar
adalah III, karena Ea
I berbanding lurus
dengan slope
II
III

1/T
Ea adalah enthalpi reaksi degradasi, sangat tergantung pada
mekanisme reaksi 29
 Persamaan Arrhenius dapat digunakan pada
suhu yang berbeda tetapi mekanisme reaksinya
sama
 Pada Ea besar relatif sensitif terhadap
perubahan suhu. Jadi pada I, II, III maka dengan
perubahan suhu yang III lebih terpengaruh.
Log k

II I

III II
III
1/T
30
MEMBANDINGKAN K PADA SUHU YANG
BERBEDA

 Pada suhu 1 (T1):

 Pada suhu 2 (T2):

31
 Perbandingan menjadi:

k2  Ea  1 1 
log    
k 1 2,303 R  T2 T1 

32
TABEL 1. HARGA EA DARI BEBERAPA REAKSI
DEGRADASI OBAT

Kandungan Reaksi Ea (kkal/mol)


Asam askorbat Oksidasi 23
Aspirin Hidrolisis 14
Atropin Hidrolisis 14
Benzokain Hidrolisis 19
Kloramfenikol Hidrolisis 20
Epineprin Oksidasi 23
Prokain Hidrolisis 14
Thiamin Hidrolisis 20
33
CONTOH SOAL:
 Reaksi degradasi sulfacetamid tidak tergantung
pH mengikuti kinetika reaksi orde satu.
 Diketahui degradasi tersebut mempunyai harga k
sebesar 9 x 10-6 dt-1 pada suhu 120oC.
 Harga Ea = 22,9 kkal/mol pada pH 7,4.
 Hitunglah half-life (t1/2) dan shelf-life (t90) pada
suhu 25oC!

34
k 25  22900  1 1 
log      4,06
k 120 (2,303)(1,987)  298 393 
k 25
 8,7 x 105
k 120
k 25  (8,7 x 105 )(9 x 106 detik 1 )  7,83 x 1010 detik 1
0,105
t 90  10 1
 1,34 x 108
detik
7,83 x 10 detik
 (1,34 x 108 detik)(3,17 x 108 tahun/detik)
 4,25 tahun

35
 Konstanta kecepatan k1 peruraian 5-
hidroksimetilfurfural pada 120°C (393 K) adalah 1,173
jam -1 atau 3,258 x 104 detik -1, dan k2 pada 140°C
(413 K) adalah 4,860 jam-1. Berapakah energi aktivasi
Ea dalam kkal/mol dan faktor frekuensi, A, dalam
detik -1 untuk peruraian 5-HMF dalam rentang
temperatur ini ?

36
4,860 Ea 413  393
log 
1,173 2,303 x 1,987 413 x 393
Ea  23 kkal/mol

PADA SUHU 120°C DIDAPATKAN :


23,000 kal 1
log (3,258 x 10 detik )  log A 
4 1

2,303 x 1,987 393


A  2 x 109 detik 1

37

Anda mungkin juga menyukai