Namun untuk mendapatkan SIMA ini, Anda masih harus mempersiapkan beberapa
dokumen. Di antaranya adalah :
Memiliki HO (Hindae Ordonantie). HO adalah surat keterangan izin tempat usaha yang
dapat diurus di Biro Perekonomian di Daerah tempat Anda mendirikan usaha.
Memiliki SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) yang dapat diurus di Departemen
Perdagangan dan Perindustrian daerah Anda masing masing.
Memiliki Surat Izin Apotek bagi Apotek.
Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Harus memiliki Izin mendirikan bangunan atau IMB
Memiliki perlengkapan serta peralatan apotek untuk meracik obat yang telah berlisensi.
Prosedur Pengajuan Pendirian Apotek
Setelah semua syarat di atas telah dilengkapi, selanjutnya pahami prosedur pendirian
apotek yang berlaku saat ini. Nah, berikut adalah langkah-langkahnya :
Mengajukan permohonan Izin Apotek kepada Dinas Kesehatan tingkat Kota atau Kabupaten
dan diajukan langsung oleh Apoteker. Apabila apoteker berhalangan, wajib membuat surat
kuasa. Pengajuan ini menggunakan Form APT-1 yang telah disediakan.
Setelah itu, permohonan Anda akan diproses oleh Bagian Dinas Kesehatan setempat dan
bekerja sama dengan BPOM untuk melihat kesiapan teknis dalam mendirikan Apotek.
Biasanya dalam proses kedua, pihak dinas kesehatan dan BPOM akan melakukan survey
ke tempat usaha Anda serta mengecek berbagai alat yang dibutuhkan apakah sudah
memenuhi standar atau belum.
Selanjutnya apabila dinas kesehatan telah mendapat rekomendasi dari BPOM, Anda dapat
mengajukan surat permohonan kesiapan pendirian apotek.
Setelah permohonan kembali usai diajukan, pihak Dinas kesehatan akan mengeluarkan
Surat Izin Apotek.
Selanjutnya Anda akan diminta untuk melakukan pembayaran di kasir. Biaya perizinan yang
dikeluarkan minimum sebesar Rp 250.000.
Lamanya proses perizinan tergantung dari banyaknya antrian permohonan surat izin usaha.
Namun rata rata, permohonan membutuhkan waktu selama 14 hari.
Setelah semua prosedur di atas telah siap, maka Anda sudah dapat mendirikan apotek
dengan legal.