Anda di halaman 1dari 28

SWAMEDIKASI

Oleh:
apt. Sikni Retno K., S.Farm., M.Sc.
PEMBEKALAN PBL
RABU, 2 SEPTEMBER 2020 1

PRODI S-1 FARMASI UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN


SWAMEDIKASI
Suatu tindakan “SELF CARE” untuk
mengatasi segala keluhan pada diri
sendiri untuk penyakit/gejala yg
ringan dengan menggunakan obat-obat
( OTC & OWA)
Mengobati segala keluhan pd diri
sendiri dg obat2 yg dibeli bebas di
Apotek/toko obat atas inisiatif
sendiri tanpa R/ dokter
2
 Pengobatan sendiri/ Swamedikasi adalah suatu
perawatan sendiri oleh masyarakat terhadap
penyakit yang umum diderita, dengan menggunakan
obat-obatan yang dijual bebas dipasaran atau obat
keras yang bisa didapat tanpa resep dokter dan
diserahkan oleh apoteker di apotek (BPOM, 2004)
 Definisi swamedikasi atau pengobatan sendiri
berdasar permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993
adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala
penyakit tanpa konsultasi dengan dokter terlebih
dahulu.
 Dasar Hukum Permenkes No.35 tahun 2014 tentang
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI
APOTEK.
3
TUJUAN SWAMEDIKASI
 Swamedikasi bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan diri, mengobati
penyakit ringan dan mengelola pengobatan
rutin dari penyakit kronis setelah melalui
pemantauan dokter.
 Fungsi dan peran swamedikasi lebih
terfokus pada penanganan terhadap gejala
secara cepat dan efektif tanpa intervensi
sebelumnya oleh konsultan medis kecuali
apoteker, sehingga dapat mengurangi
beban kerja pada kondisi terbatasnya
sumber daya dan tenaga (WHO, 1998)

4
PERSYARATAN SWAMEDIKASI
 Permenkes No. 919/MENKES/PER/X/1993
T E N T A N G KRITERIA OBAT YANG DAPAT DISERAHKAN
TANPA RESEP
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak
di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat wajib apotek (OWA) tidak
memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
melibatkan tenaga kesehatan, semisal dokter atau perawat.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
5. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri (Zeenot, 2013).

5
FAKTOR SWAMEDIKASI
1. Faktor sosial ekonomi
Seiring dengan meningkatnya pemberdayaan masyarakat, yang
berdampak pada semakin meningkatnya tingkat pendidikan,
sekaligus semakin mudahnya akses untuk memperoleh informasi,
maka semakin tinggi pula tingkat ketertarikan masyarakat
terhadap kesehatan. Sehingga hal itu kemudian mengakibatkan
terjadinya peningkatan dalam upaya untuk berpartisipasi langsung
terhadap pengambilan keputusan kesehatan oleh masing-masing
individu tersebut.
2. Gaya hidup
Kesadaran tentang adanya dampak beberapa gaya hidup yang bisa
berpengaruh terhadap kesehatan, mengakibatkan banyak orang
memiliki kepedulian lebih untuk senantiasa menjaga kesehatannya
daripada harus mengobati ketika sedang mengalami sakit pada
waktu-waktu mendatang.
6
3. Kemudahan memperoleh produk obat
Saat ini, tidak sedikit dari pasien atau pengguna obat lebih
memilih kenyamanan untuk membeli obat dimana saja bisa
diperoleh dibandingkan dengan harus mengantri lama di Rumah
Sakit maupun klinik.
4. Faktor kesehatan lingkungan
Dengan adanya praktik sanitasi yang baik, pemilihan nutrisi yang
benar sekaligus lingkungan perumahan yang sehat, berdampak
pada semakin meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
senantiasa menjaga dan mempertahankan kesehatannya sekaligus
mencegah terkena penyakit.
5. Ketersediaan produk baru
Semakin meningkatnya produk baru yang sesuai dengan
pengobatan sendiri dan terdapat pula produk lama yang
keberadaannya juga sudah cukup populer dan semenjak lama
sudah memiliki indeks keamanan yang baik. Hal tersebut langsung
membuat pilihan produk obat untuk pengobatan sendiri semakin
7
banyak tersedia (Zeenot, 2013).
FAKTOR MENINGKATNYA
SWAMEDIKASI
Perkembangan teknologi farmasi yg inovatif :
Jenis/merek obat yang beredar banyak
Telah diketahui/dikenal masyarakat luas
Berubahnya peraturan tentang obat/farmasi
(SWITCH TO OTC)
Kesadaran masyarakat akan pentingnya arti sehat
Pengaruh informasi / iklan
Kemudahan mendapatkan obat
Mahalnya biaya kesehatan 8
Keuntungan dan resiko swamedikasi
Keuntungan : Resiko :
 Jika terjadi  Tidak mengenali
keluhan, sudah keseriusan gangguan,
ada persediaan shg peng. Sendiri
obat yang dapat dilakukan terlalu
lama yang akan
meringankan beresiko gangguan
keluhan tersebut. menghebat
 Menghemat waktu  Penggunaan kurang
dan biaya tepat
9
Dasar Swamedikasi :
 Pengalamannya / keluarga
 Menggunakan obat OTC
dari apotik atau toko obat
 Menggunakan sisa obat
orang lain
 Menggunakan kopi resep
10
FARMASIS

Perlu pemahaman yang baik tentang:


• Klasifikasi
• Patofisiologi
• Faktor resiko dari pasien
• Obat – aspek farmakodinamik,
farmakokinetik, farmasetik dan lainnya
• Pharmaceutical Care Swamedikasi Obat
OTC & OWA
11
Keluhan yang perlu ditangani dokter :
 Keluhan pada mata
 Batuk dan serak > 1-2 minggu, batuk
darah
 Buang air dg darah atau adanya
perubahan menetap dari pola
pembuangan air ATAU konsitensi tinja
 Rasa nyeri dan sulit buang air kecil
 Adanya benjolan kecil pada bagian
tubuh 12
Lanjutan...
 Demam diatas 40C lebih dari 2-3 hari
disertai dg gejala lain seperti nyeri
tenggorokan, ruam kulit
 Diare dan muntah-muntah yang hebat
 Mual dan muntah yang hebat
 Keluarnya lendir/darah yg luar biasa dr
vagina
 Setiap perubahan pd tahi lalat/kutil
 Rasa nyeri/sulit menelan yg tdk sembuh2
 Borok yg tdk mau sembuh
13
Mengenali keluhan ?
Keluhan yang dapat diatasi sendiri :
Gangguan ringan yang sembuh dg
sendirinya (self limiting)
Selesma, flu, nyeri kepala dan
tenggorokan, nyeri lambung, nyeri
otot yang tidak terus-menerus

14
Golongan obat yang dapat
digunakan pada pengobatan
sendiri :
• obat bebas
• obat bebas terbatas
• Obat Wajib Apotek (SK
Menkes NO. 2380/1983)
(Sartono, 1996).

15
OBAT BEBAS

Obat bebas / OTC


 Obat bebas yang dapat dibeli di apotek, toko obat
atau warung kelontong.
 Jenis zat aktif relatif aman, shg tidak perlu
pengawasan tenaga medis selama diminum sesuai
dengan petunjuknya. Oleh karenanya dibeli bersama
kemasannya
 Contoh : analgetik, vitamin, obat nyeri tenggorokan
 Tanda Lingkaran hijau (TC 425) dg grs tepi warna
hitam 16
OBAT BEBAS TERBATAS

Daftar W (Waarschuwing) = Obat keras


bebas terbatas
Obat dapat diperoleh di Toko Obat
berijin serta apotek
Contohnya : pain relief, obat batuk, obat
pilek, krim antiseptik.
Tanda Lingkaran biru (TC 293) dg grs
tepi berwarna hitam disertai tanda
peringatan dalam kemasannya
17
Daftar W (waarschuwing) =
Obat keras bebas terbatas

18
OWA (Obat Wajib Apotek)
Mrp obat keras yang dapat diberikan oleh
Apoteker kepada pasien tanpa resep
dokter. Ketentuan penyerahan :
1. Wajib melakukan pencatatan yg benar
ttg data pasien
2. Memenuhi ketentuan jenis dan jumlah
yg boleh diberikan
3. Wajib memberikan informasi yg benar
19
OWA
Tujuan : memperluas keterjangkauan
obat untuk masyarakat.
Tabel 1. Contoh OWA

OBAT Indikasi Jumlah yg Boleh


diberikan
Asam Analgetik 10 tablet
mefenamat &antiinflamasi
Hidrokortison Antialergi topikal 1 tube
salep
Obat KB Antifertilitas 1 Siklus (28 hari)
20
Perundang-undangan ttg OWA
 Permenkes no.919/MENKES/PER/X/1993
tentang kriteria OWA
 Kepmenkesno.347/MENKES/SK/VII/1990
tentang OWA no.1
 Permenkesno.924/MENKES/PER/X/1993
tentang OWA no.2
 Permenkes no.925/MENKES/PER/X/1993
tentang perubahan golongan OWA no.1

21
Teknik Pelayanan Swamedikasi
 Filosofi utama dari pelayanan swamedikasi
adalah mengamankan pasien dari bahaya
penyakit dan obat. Oleh karena itu pemahaman
tim farmasi tentang obat dan penyakit
merupakan hal yang harus dikuasai dan tidak
bisa ditawar.
 Tim farmasi harus selalu meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan klinis dalam
menanggapi gejala penyakit, termasuk
ketrampilan berkomunikasi, agar dapat
berperan aktif dalam pelayanan swamedikasi.
22
Ketrampilan utama untuk menanggapi gejala penyakit
yang disampaikan oleh pasien adalah:
1. Kemampuan untuk membedakan antara gejala penyakit
ringan dan serius
2. Keterampilan mendengarkan secara aktif
3. Kemampuan untuk bertanya
4. Kemampuan pemilihan terapi berdasarkan
efektivitasnya
5. Kemampuan bekerjasama dengan pasien

Pasien bukanlah selembar kertas kosong. Keinginan


pasien harus digali dan pasien dilibatkan secara aktif
untuk mengetahui pandangan mereka terhadap
penyakit dan pengobatan.
23
Saat menanggapi keluhan pasien diperlukan teknik tahapan
bertanya yang sistematis sehingga farmasis memperoleh
informasi yang lengkap dan dapat mengambil keputusan dengan
tepat. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah metode
WWHAM (Who What How long Action Medication) yaitu:
 W – who is it for ? (Siapa yang sakit)
Pertama kali harus ditanyakan siapa yang sakit, usia berapa,
apakah dalam keadaan hamil/menyusui. Bila yang datang adalah
pasien sendiri, bisa dilihat penampilan fisiknya untuk membantu
penilaian kondisi pasien (ruam kulit, pucat, keringat berlebihan
dan lain-lain)
 W – what are the symptoms ? (apa gejalanya)
Perlu ditanyakan gejala/keluhan penderita, dan tim farmasi
harus tahu gejala-gejala yang perlu diwaspadai. Dengan
memperhatikan gejala yang perlu diwaspadai, dapat ditentukan
dengan tepat apakah pasien harus diberi rekomendasi, atau
dirujuk ke dokter.
24
 H -how long have the symptoms ? (berapa lama gejala
diderita)
Ditanyakan jangka waktu gejala yang dikeluhkan pasien,
bagaimana perkembangan kondisi pasien saat ini, apakah
pasien juga menderita penyakit lain
 A -actions taken so far ? (tindakan apa yang sudah
dilakukan)
Perlu ditanyakan tindakan pengobatan yang sudah dilakukan
dsb.
 M -medications they are taking ? (obat apa yang sudah
digunakan)
Ditanyakan obat yang sudah digunakan untuk mengatasi
keluhan, meliputi obat bebas / bebas terbatas, obat yang
diresepkan, maupun obat tradisional. Ditanyakan apakah
pasien juga minum obat untuk penyakit lain. 25
CONTOH KASUS DAN PEMECAHANNYA
 Seorang ibu datang ke apotek, mengatakan ingin membeli obat
diare.
 Apa yang akan anda lakukan sebagai Farmasis untuk melaksanakan
swamedikasi?
1. Tanyakan siapa yang sakit?
Anaknya yang berumur 4 tahun atau ibu itu sendiri atau orang
tua berusia lanjut?
2. Apa Gejalanya?
Bagaimana konsistensinya? Berapa kali dalam sehari? Bau dan
warna feses? Disertai demam atau tidak? Disertai muntah
atau tidak?
3. Berapa Lama gejala berlangsung?

26
4. Sudah melakukan tindakan apa untuk mengatasi
gejala tersebut?
5. Obat apa yang sudah digunakan?

Saran Farmasis:
Farmakologi:
Oralit, Zinc tablet (10 hari), Penggunaan antidiare
(loperamid) sebaiknya tidak diberikan untuk anak
dibawah 12tahun.
Antibiotik perlu atau tidak? (infeksi bakteri atau
virus)
Non-Farmakologi:
Cairan –supaya tidak dehidrasi
27
Terima Kasih 28

Anda mungkin juga menyukai