Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FARMASI KOMUNITAS

Dosen : Apt. Elvina Triana Putri, M.Farm


Nama : Sang Ayu Hutami Putri Wibmantari
NPM : 20340033
Kelas : A

Soal

1. Jelaskan Kriteria obat yang dapat diberikan kepada pasien tanpa disertai resep dokter?
Jawab:
a. Obat Bebas, adalah Obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan
tepi lingkaran berwarna hitam.
• Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok,
beberapa analgetikantipiretik, dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat
dibeli bebas di Apotek, toko obat, toko kelontong, warung.
Dengan logo:

b. Obat bebas terbatas adalah Obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna biru
dengan tepi lingkaran berwana hitam.
• Obat-obat yang umumnya masuk ke dalam golongan ini antara lain obat
batuk, obat influenza, obat penghilang rasa sakit dan penurun panas pada saat
demam (analgetikantipiretik), beberapa suplemen vitamin dan mineral, dan
obat-obat antiseptika, obat tetes mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini
hanya dapat dibeli di Apotek dan Toko Obat berizin.
Dengan tanda peringatan no. 1- no. 6
P. No 1 Awas! Obat Keras, Bacalah Aturan Memakainya
P. No 2 Awas! Obat Keras, Hanya untuk dikumur, jangan ditelan
P. No 3 Awas! Obat Keras, Hanya untuk bagian luar dari badan
P. No 4 Awas! Obat Keras, Hanya Untuk dibakar
P. No 5 Awas! Obat Keras, Tidak boleh ditelan
P. No 6 Awas! Obat Keras, Obat Wasir Jangan ditelan
Dengan logo:

c. Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras yang boleh diserahkan apoteker di
apotek, dengan syarat apoteker harus mengetahui dengan jelas kegunaan obat
tersebut dan digunakan untuk apa, serta dicatat jumlah obat, nama serta alamat
pasien. Yang termasuk Obat OWA ditetapkan oleh menteri Kesehatan, sampai
saat ini telah ditetapkan daftar OWA No. 1, OWA No 2, OWA No 3.
d. Obat Bahan Alam Indonesia Obat Bahan Alam yang diproduksi di Indonesia;
Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat
pembuktian khasiat, Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi
a. Jamu
b. Obat Herbal Terstandar
c. Fitofarmaka
Dengan logo:
2. Uraikan tekhnik pelayanan swamedikasi menggunakan WWHAM dan ASMETHOD
dan berikan contoh penerapan ?
Jawab:
a. Swamedikasi menggunakan WWHAM
 W – WHO IS IT FOR ?
Pertama kali harus ditanyakan siapa yang sakit, usia berapa, apakah dalam
keadaan hamil/menyusui.
Bila yang datang adalah pasien sendiri, bisa dilihat penampilan fisiknya
untuk membantu penilaian kondisi pasien (ruam kulit, pucat, keringat
berlebihan dan lain-lain).
 W – WHAT ARE THE SYMPTOMS ?
Perlu ditanyakan gejala/keluhan penderita, dan tim farmasi harus tahu
gejala-gejala yang perlu diwaspadai. Dengan memperhatikan gejala yang
perlu diwaspadai, dapat ditentukan dengan tepat apakah pasien harus
diberi rekomendasi, atau dirujuk ke dokter.
 H -HOW LONG HAVE THE SYMPTOMS ?
Ditanyakan jangka waktu gejala yang dikeluhkan pasien, bagaimana
perkembangan kondisi pasien saat ini, Apakah pasien juga menderita
penyakit lain.
 A -ACTIONS TAKEN SO FAR ?
Perlu ditanyakan tindakan pengobatan yang sudah dilakukan dsb.
 M -MEDICATIONS THEY ARE TAKING ?
Ditanyakan obat yang sudah digunakan untuk mengatasi keluhan, meliputi
obat bebas / bebas terbatas, obat yang diresepkan, maupun obat
tradisional. Ditanyakan apakah pasien juga minum obat untuk penyakit
lain.
b. Swamedikasi menggunakan ASMETTHOD
 A –AGE OF THE PATIENT?
Usia pasien penting karena apoteker akan mempertimbangkan beberapa
gejala yang berpotensi lebih serius berdasarkan usia sehingga apoteker
dapat mengambil keputusan apakah dapat diobati sendiri atau dirujuk ke
dokter misalnya, diare akut pada orang dewasa yang sehat cukup bisa
diobati dengan swamedikasi. Namun, pada bayi gejala dehidrasi dapat
lebih cepat muncul, pasien lansia juga berisiko tinggi mengalami
dehidrasi. Tampilan pasien bisa menjadi indikator yang berguna apakah
gejalanya rendah atau lebih serius. Jika pasien terlihat sakit, misalnya
pucat, keringat, badan memerah atau kelabu, apoteker harus
mempertimbangkannya untuk rujuk ke dokter.
 S –SELF OR FOR SOMEONE ELSE?
Untuk mengklarifikasi siapa pasiennya.
 M –MEDICINES THE PATIENT IS TAKING?
Obat secara teratur dikonsumsi, oleh pasien dengan resep ataupun OTC
(Obat bebas terbatas).
 E –EXACTLY WHAT DOES THE PATIENT MEAN?
Mengulang kembali keluhan dari pasien untuk benar-benar mengetahui
maksud dari pasien.
 T –TIME/DURATION OF THE SYMPTOM
Durasi dari gejala yang dirasakan oleh pasien.
 T –TAKEN ANYTHING OR SEEN THE DOCTOR?
Untuk mengetahui apakah pasien sedang meminum obat secara teratur
dengan resep ataupun OTC (Obat bebas terbatas) atau sedang melakukan
pengobatan di dokter.
 H –HISTORY OF ANY DISEASE OR CONDITION?
Ada dua aspek dengan istilah 'riwayat' dalam kaitannya
dengan gejala: pertama, riwayat gejala yang diderita dan kedua, riwayat
penyakit sebelumnya. Misalnya, apakah pasien memiliki penyakit
diabetes, hipertensi atau asma? PMR (Patient Medication Record) harus
digunakan untuk mencatat kondisi yang ada. Bagaimana dan kapan
masalah kesehatan dimulai, bagaimana perkembangannya dan seterusnya.
Jika pasien sudah memiliki masalah kesehatan sebelumnya, harus
ditanyakan tentang tindakan yang diambil oleh pasien dan tingkatnya
keberhasilannya.
 O –OTHER SYMPTOMS BEING EXPERIENCED?
Penderita umumnya cenderung mengeluhkan gejala yang paling menjadi
perhatiannya. Apoteker harus selalu bertanya apakah pasien memiliki
gejala lain, atau sesuatu yang berbeda dari biasanya. Oleh karena berbagai
alasan, pasien mungkin tidak mengatakan beberapa informasi. Pentingnya
gejala mungkin tidak dikenali oleh pasien, misalnya, mereka yang
mengalami konstipasi sebagai efek samping dari antidepresan trisiklik
mungkin tidak akan menyebutkan keringnya mulut karena mereka tidak
mengetahui adanya hubungan yang menjadi masalah antara keduanya.
 D –DOING ANYTHING TO AGGRAVATE OR ALLEVIATE THE
CONDITION
Apakah pasien sudah melakukan terapi farmakologis ataupun non
farmakologis yang dapat meringankan atau memperparah gejala yang
diderita.
3. Jelaskan regulasi atau peraturan yang harus diketahui calon apoteker dalam pelayanan
swamedikasi ?
Jawab:
 Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor Hk.00.05.3.02706
Tahun 2002 tentang Promosi Obat Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
“Berdasarkan sumber dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), obat-
obat yang aman digunakan dalam tindakan swamedikasi adalah obat golongan
obat bebas dan obat bebas terbatas.”
 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 347/Menkes/Sk/VLI/1990 tentang Obat
Wajib Apotek.
“Obat Wajib Apotek juga dapat digunakan dalam tindakan swamedikasi, namun
harus diserahkan oleh Apoteker.”
“Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter.
Apoteker di apotek dalam melayani pasien yang memerlukan obat dimaksud
diwajibkan untuk:
1) Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan
Obat Wajib Apoteker yang bersangkutan.
2) Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.
3) Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya, kontra indikasi,
efek samping, dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien.
 Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 919/Menkes/Per/X/1993 tentang
Kriteria Obat yang dapat diserahkan Tanpa Resep Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan, obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
5. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
4. Jelaskan Kelebihan dan keterbatasan pelayanan swamedikasi di farmasi Komunitas?
Jawab:
a. Kelebihan pelayanan swamenikasi:
 Harga murah
Karna dapat dibeli diapotek, toko obat maupun swalayan sehingga dapat
mengurangi biaya untuk konsultasi dengan dokter.
 Cepat didapat
Karna dapat dibeli diapotek, toko obat maupun swalayan sehingga perlu
untuk konsultasi dengan dokter.
 Mudah diperoleh
Karna dapat dibeli diapotek, toko obat maupun swalayan.
 Tidak membebani si-pemakai
Mengurangi beban darii segi biaya konsultasi dan waktu untuk pergi
kedokter.
 Dapat dilakukan sendiri
Karena pada kemasan obat sudah terdapat indikasi dan pasien juga dapat
memperoleh informasi dari internet maupun brosur obat dalam kemasan.
b. Keterbatasan pelayanan swamedikasi
 Dapat menutupi gejala yang diperlukan dokter untuk menegakkan
diagnose
Dapat menutupi gejala yang diperlukan untuk melakukan diagnosis seperti
demam yang sudah turun karena sepat mengkonsumsi paracetaol sebelum
pergi kedokter.
 Ada kasus tertentu dapat menyebabka penyakit bertambah parah
Saat pasien melakukan swamedikasi dengan membeli obat di swalayan
tanpa memperoleh informasi yang jelas dapat menyebabkan bertambah
parahnya penyakit.
 Dapat menimbulkan efek samping yang merugikan.
Dapat terjadi karena penggunaan obat dengaan cara dan dosis yang kurang
tepat, karena kurangnya informasi yang diterima.
5. Uraikan apa saja terapi yang boleh dan dapat diberikan apoteker dalam pelayanan
swamedikasi ?
Jawab:
Terapi yang dapat diberikan oleh apoteker yaitu:
1. Penyakit ringan
 Batuk, Flu
 Demam, Sakit Kepala
 Dermatitis/ eksim
 Diare
 Sariawan
 Insomnia
 Jerawat
 Konjungtivitis
 Wasir, Konstipasi
 Cacingan
 Panu, Kudis, kurap
2. Penyakit Degeneratif
 Alergi
 Atritis
 Asam urat
 Asma
 Diabetes melitus
 Hipertensi
 Kolesterol
 Kulit & jerawat
 Obesitas

Anda mungkin juga menyukai