URAIAN KEGIATAN
mandiri untuk mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan
dokter terlebih dahulu. Makna dari peraturan tersebut Pengobatan yang dimaksud
dalam permenkes tersebut adalah upaya pasien untuk mencari tahu mengenai
informasi obat yang sesuai dengan keluhan penyakitnya dengan bertanya pada
apoteker. Pemberian informasi kepada pasien merupakan salah satu tugas dan
peran penting apoteker dalam memberikan informasi obat yang objektif dan
ringan dan umum yang sering dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, pusing,
batuk, influenza, sakit maag, diare, serta keluhan pada penyakit kulit. Pelaksanaan
swamedikasi harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang rasional, antara lain
ketepatan pemilihan obat, ketepatan dosis obat, tidak adanya efek samping, tidak
adanya kontraindikasi, tidak adanya interaksi obat, dan tidak adanya polifarmasi.
banyak terjadi, terutama karena ketidaktepatan obat dan dosis obat. Apabila
aturan penggunaan obat yang baik dan rasional. Adapun pelayanan sediaan
Pelayanan Swamedikasi.
perlu dilakukan antara lain memenuhi ketentuan dana batasan setiap jenis
obat per pasien yang disebutkan dalam Obat Wajib Apotek yang
samping, dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien (Depkes RI,
1990).
menggunakan resep dari dokter. Obat yang dikategorikan sebagai obat wajib
sebagai berikut :
dan rasional.
sendiri.
Meskipun dapat menyerahkan obat keras dalam jenis obat wajib apotek
sebagai berikut :
dibutuhkan.
2. Menanyakan kepada pasien keluhan dan gejala apa yang dialami serta
keluhan pasien. jika pasien tidka menyetuji maka tetap pada pilihan awal
pasien.
informasi mengenai informasi harga obat dan menghitung total harga obat
Obat bebas adalah obat yang dijual secara bebas diwarung kelontong,
toko obat dan apotek. Pemakaian obat bebas ditujukan untuk mengatasi
selama diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan, hal ini
dikarenakan jenis zat aktif pada obat bebas relatif aman. Efek samping yang
penting untuk swamedikasi dengan obat bebas tertera pada kemasan atau
kemasannya. Logo khas obat bebas adalah tanda berupa lingkaran hijau
adalah lihat tanggal kadaluwarsa obat, baca dengan baik keterangan tentang
kegunaan obat untuk penyakit, perhatikan dengan baik dosis yang digunakan,
obat, yang termasuk obat golongan ini contohnya adalah analgesik antipiretik
dibutuhkan.
2. Menanyakan kepada pasien keluhan dan gejala apa yang dialami serta
4. Menanyakan kepada pasien sebelumnya sudah konsumsi obat apa saja dan
pasien.
informasi mengenai informasi harga obat dan menghitung total harga obat
artinya waspada. Diberi nama obat bebas terbatas karena ada batasan jumlah
dan kadar dari zat aktifnya, seperti Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas mudah
didapatkan karena dijual bebas dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Meskipun
begitu idealnya obat ini hanya dijual di apotek atau toko obat berizin yang
termasuk dalam obat keras, artinya obat bebas terbatas aman hanya jika
digunakan sesuai dengan petunjuk. Oleh karenanya, obat bebas terbatas dijual
luas. Obat ini dapat dikenali lewat lingkaran biru dengan garis tepi berwarna
dibutuhkan.
2. Menanyakan kepada pasien keluhan dan gejala apa yang dialami serta
4. Menanyakan kepada pasien sebelumnya sudah konsumsi obat apa saja dan
keluhan pasien. jika pasien tidak menyetuji maka tetap pada pilihan awal
pasien.
informasi mengenai informasi harga obat dan menghitung total harga obat
tanaman obat yang memiliki khasiat. Pelayanan obat di Apotek Arjasa adalah
sebagai berikut :
dibutuhkan.
2. Menanyakan kepada pasien keluhan dan gejala apa yang dialami serta
keluhan pasien. jika pasien tidak menyetuji maka tetap pada pilihan awal
pasien.
informasi mengenai informasi harga obat dan menghitung total harga obat
dari pelayanan yang tidak professional dan untuk melindungi apoteker dalam
sebagai berikut :
1. Pasien datang dengan keluhan gejala sakit kemudian apoteker datang dan
pasien.
dimintai data mengenai nama, umur, nomor telepon, alamat, keluhan yang
dilakukan oleh Apoteker untuk memberi informasi secara akurat, tidak biasa
dan terkini kepada Dokter, Apoteker, Perawat, Profesi Kesehatan dan Pasien
agar dapat menggunakan obat dengan baik dan mencegah terjadinya efek
jumlah obat yang diminum, nama obat yang diberikan, indikasi dari obat
obat yang diberikan, efek samping dari obat yang diberikan, dan cara
penggunaan obat.
PEMBAHASAN
Pelayanan obat non resep merupakan pelayanan kepada pasien yang ingin
herbal maupun obat tradisional oleh seseorang untuk mengobati penyakit atau
Obat yang diperbolehkan untuk swamedikasi meliputi obat bebas, obat bebas
terbatas, dan obat wajib apotek (Depkes RI, 2006). Terdapat beberapa factor yang
3. Gencarnya promosi atau iklan obat bebas dan obat bebas terbatas.
pengobatan sendiri.
Dalam pemilihan obat apoteker harus selalu memperhatikan aspek
juga memiliki tanggung jawab lain yang lebih luas dalam swamedikasi. Di Apotek
memberikan nasehat dan informasi yang benar dan objektif tentang swamedikasi.
Umumnya pembelian obat tanpa resep dari dokter ditujukan untuk mengobatan
sendiri pada penyakit ringan tertentu misalnya batuk, pilek, panas, gangguan
pencernaan, dan diare. Pelayanan obat tanpa resep adalah pelayanan obat yang
dapat dilayani dan diserahkan oleh apoteker kepada pasien tanpa resep. Pelayanan
a. Obat bebas, yaitu obat yang boleh dibeli tanpa resep dan ditandai dengan label
b. Obat bebas terbatas yaitu obat yang dapat dibeli bebas tanpa resep dengan
disertai peringatan dan ditandai dengan label lingkaran warna biru pada
kemasannya
c. Obat Wajib Apotek (OWA) yaitu obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
d. Obat Herbal Terstandart (OHT) yaitu obat herbal yang apat dibeli bebas tanpa
resep dan ditandai dengan label smbol lingkaran tiga bintang warna hijau
bisa diserahkan oleh apoteker kepada pasien tanpa harus menggunakan resep dari
OWA terdapat persyaratan yang harus dilakukan yakni memenuhin ketentuan dan
batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan dalam OWA yang
smaping, dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien (Depkes RI, 1990).
Terdapat tiga terdapat tiga daftar obat yang di perbolehkan diserahkan tanpa
resep dokter. Peraturan mengenai daftar obat wajib Apotek tercantum dalam:
Inhaler
wajib apotek kepada pasien adalah sebagai berikut (Depkes RI, 1990) :
pasien mencangkup nama, alamat, umur dan penyakit yang sedang dideritanya.
bisa diserahkan kepada pasien, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang
diatur oleh Keputusan Pemerintah Kesehatan tentang daftar obat wajib apotek
(DOWA).
penyimpanan, dan efek samping yang tidak diinginkan yang paling mungkin
akan timbul sekaligus Tindakan yang disarankan apabila hal tersebut benar-
benar terjadi.
Obat bebas adalah obat yang dijual secara bebas baik ditoko obat ataupun
sehingga tidak memerlukan pengawasan dari tenaga medis selama diminum sesuai
petunjuk yang tertera pada kemasan, halini dikarenakan jenis zat aktif pada obat
bebas relatif aman. Efek samping yang ditimbulkan pun minimum dan tidak
sangat disarankan dengan kemasannya sekaligus. Logo khas obat bebas adalah
tanda berupa lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Yang termasuk
undangan. Konsumen dapat memilih dan juga meminta bantuan petugas penjualan
obat bebas apabila menemukan produk yang diperlukan. Pelayanan obat bebas di
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi
masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Golongan obat ini disebut juga
obat W (Waarschuwing) yang artinya waspada. Diberi nama obat bebas terbatas
karena ada batasan jumlah dan kadar dari zat aktifnya. Seperti Obat bebas, Obat
bebas terbatas mudah didapatkan karena dijual bebas dandapat dibeli tanpa resep
dokter.
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa
berikut :
Pengobatan sendiri yang menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas
secara umum untuk penyakit ringan seperti batuk, flu (influenza), demam, nyeri,
a. Antimo tablet
b. Procold tablet
c. Panadol hijau
a. Betadine Kumur
b. Minosep
c. Tantum Verde
a. Fungiderm krim
b. Daktarin krim
c. Insto
a. Albotil
a. Annusol Suppositoria
beberapa macam alat kesehatan seperti kreg, kursi roda, digital thermomether alat
nebulizer, alat pengukur tekanan darah, alat tes gula darah/kolesterol/asam urat,
face shield, dll. Selain itu Apotek Arjasa juga menyediakan berbagai macam
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) seperti masker, spuit, pipet tetes, kassa,
penggunaan obat secara aman dan rasional. Swamedikasi yang bertanggung jawab
kualitasnya, serta membutuhkan pemilihan obat yang tepat sesuai dengan indikasi
mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan bantuan, nasehat dan
kepada pasien, bahwa walaupun dapat diperoleh tanpa resep dokter, namun
penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas tetap dapat menimbulkan bahaya
dan efek samping yang tidak dikehendaki jika dipergunakan secara tidak
Penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas, Apoteker memiliki dua
peran yang sangat penting, yaitu menyediakan produk obat yang sudah terbukti
atau melakukan konseling kepada pasien (dan keluarganya) agar obat digunakan
Obat keras dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien tanpa menggunakan
resep untuk pengobatan sendiri atau disebut juga swamedikasi oleh seorang
apoteker di apotek, saat ini sudah ada daftar obat yang diperbolehkan tanpa resep
dimaksud wajib:
1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan
Penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas dalam pengobatan sendiri
penggunaan obat secara aman dan rasional. Swamedikasi yang bertanggung jawab
kualitasnya, serta membutuhkan pemilihan obat yang tepat sesuai dengan indikasi
mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan bantuan, nasehat dan
kepada pasien, bahwa walaupun dapat diperoleh tanpa resep dokter, namun
penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas tetap dapat menimbulkan bahaya
dan efek samping yang tidak dikehendaki jika dipergunakan secara tidak
semestinya.
Dalam penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas, Apoteker memiliki
dua peran yang sangat penting, yaitu menyediakan produk obat yang sudah
dibutuhkan atau melakukan konseling kepada pasien (dan keluarganya) agar obat
digunakan secara aman, tepat dan rasional. Konseling dilakukan terutama dalam
mempertimbangkan:
Informasi tentang obat dan penggunaannya perlu diberikan pada pasien saat
bersangkutan, sesuai atau tidak dengan indikasi atau gangguan kesehatan yang
dialami pasien.
2. Kontraindikasi: pasien juga perlu diberi tahu dengan jelas kontra indikasi dari
obat yang diberikan, agar tidak menggunakannya jika memiliki kontra indikasi
dimaksud.
3. Efek samping dan cara mengatasinya (jika ada): pasien juga perlu diberi
informasi tentang efek samping yang mungkin muncul, serta apa yang harus
pemakaian yang tertera di etiket) atau dapat menyarankan dosis lain sesuai
kepada pasien, misalnya sebelum atau sesudah makan atau saat akan tidur.
pantangan makanan atau tidak boleh minum obat tertentu dalam waktu
bersamaan.
9. Hal apa yang harus dilakukan jika lupa memakai obat
12. Cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak
Di samping itu, Apoteker juga perlu memberi informasi kepada pasien tentang
pasien yang membeli obat dengan atau tanpa resep. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa pasien telah menerima obat yang rasional, aman, dan efektif
Informasi yang diberikan kepada pasien atau pelanggan pada saat KIE meliputi
penjelasan mengenai macam nama obat, indikasi obat, cara penggunaan obat, efek
samping obat, kemungkinan adanya interaksi obat, efek samping obat beserta hal-
hal yang harus dilakukan, cara penyimpanan terutama untuk obat-obat yang
memerlukan penyimpanan pada kondisi khusus, serta pola hidup yang perlu
1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal,
2. Pasien dengan terapi jangka panjang/ penyakit kronis (misalnya: TB, DM,
yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu obat
untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat.
Kefarmasian di Apotek. Dokumentasi ini dilakukan pada pasien kronis dari faskes
3.1 Kesimpulan
nomor 73 tahun 2016, dan sesuai dengan petunjuk teknis pelayanan kefarmasian
di Apotek.
3.2 Saran
penambahan komputer untuk kasir obat guna mempermudah pengecekan stok dan
harga obat.
DAFTAR PUSTAKA
Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2006. Pedoman Penggunaan Obat
Bebas dan Obat Bebas Terbatas. Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan.
Worku, S., dan Abebe, G., 2003. Practice of self-medication in Jimma Ton,
Ethiop. J. Health Dev, 17, 111-116
Kristina, SA., Prabandari, YS dan Sudjaswadi, R. 2008. Perilaku Pengobatan
sendiri yang rasional pada masyarakat kecamatan depok dan
cangkringan kabupaten sleman Yogyakarta: UGM Press
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 1990. Keputusan Menteri Kesehatan
Supardi, S., dan Notosiswoyo, M., 2005, Pengobatan sendiri sakit kepala, demam,
WHO. 2010.
WHO. 2000. Guidelines for Regulatory Assessment of Medical Product for Use in
Self-Medication. Geneva
WHO. 1985. The Rational Use of Drugs. Report of the Conference of Expert.
Nairobi.