Anda di halaman 1dari 35

Pelayanan Obat Tanpa Resep

(SWAMEDIKASI)
Disusun oleh
KELOMPOK 3
ARINI NURSYAFIRA 21.24.131
AULIA MAHRANI DAMANIK 21.24.132
BARTON EVREDI SIHOMBING 21.24.133
BERLIANA SIMBOLON 21.24.134
BINA JAYA PASARIBU 21.24.135
NUR HABIBAH 21.24.191
NURHALIMAH FITRI 21.24.192
NURHAYATI BR KARO 21.24.193
NURIKA WULAN SARI 21.24.194
JESSICA PANENTINA OKTAVIA SIANTURI 21.24.166
JUN KRISTIANI WARUWU 21.24.167
KHAIRIL FIKRI ARIFIN 21.24.168
KHAIRUL ANAS 21.24.169
KHAIRUL HAYATI 21.24.170
NURIN THURSINA 21.24.195
Swamedikasi (self-medication) merupakan salah satu
upaya yang sering dilakukan oleh seseorang dalam
mengobati gejala sakit atau penyakit yang sedang
dideritanya tanpa menggunakan resep dokter atau
konseling tenaga medis lainnya. Apabila dilakukan
dengan benar, maka swamedikasi merupakan
sumbangan yang besar bagi pemerintah, terutama
dalam pemeliharaan kesehatan secara nasional
(DEPKES RI, 2006).
Swamedikasi atau pengobatan sendiri dalah perilaku
untuk mengatasi sakit ringan sebelum mencari
pertolongan ke petugas atau fasilitas kesehatan.
Lebih dari 60% dari anggota masyarakat melakukan
swamedikasi dan 80% diantaranya mengandalkan
obat modern. Swamedikasi merupakan bagian dari
self-care merupakan usaha pemilihan dan
penggunaan obat bebas oleh individu untuk
mengatasi gejala atau sakit yang disadarinya (WHO,
1998).
TUJUAN SWAMEDIKASI

• Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam hal menolong


dirinya sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan (kasus
penyakit ringan)
• Meningkatkan kesehatan diri
Untuk melakukan pengobatan sendiri secara benar, masyarakat
harus mampu:
a. Mengetahui jenis obat yang diperlukan untuk mengatasi
penyakitnya.
b. Mengetahui kegunaan dari tiap obat, sehingga dapat
mengevaluasi sendiri perkembangan sakitnya.
c. Menggunakan obat tersebut secara benar (cara, aturan, lama
pemakaian) dan tahu batas kapan mereka harus menghentikan
self-medication dan segera minta pertolongan petugas kesehatan.
d. Mengetahui efek samping obat yang digunakan sehingga dapat
memperkirakan apakah suatu keluhan yang timbul kemudian itu
suatu penyakit baru atau efek samping obat.
e. Mengetahui siapa yang tidak boleh menggunakan obat tersebut.
Pengobatan sendiri harus dilakukan sesuai dengan penyakit
yang dialami. Pelaksanaannya sedapat mungkin harus
memenuhi kriteria pengobatan sendiri yang sesuai aturan.
Pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan mencakup 4
kriteria antara lain:
(a) tepat golongan obat, yaitu menggunakan golongan obat
bebas dan obat bebas terbatas,
(b) tepat kelas terapi obat, yaitu menggunakan obat yang
termasuk dalam kelas terapi yang sesuai dengan
keluhannya,
(c) tepat dosis obat, yaitu menggunakan obat dengan dosis
sekali dan sehari pakai sesuai dengan umur
(d) tepat lama penggunaan obat, yaitu apabila berlanjut segera
dikonsultasikan dengan dokter
Obat yang diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria
berikut (Permenkes No. 919/Menkes/Per/X/1993).
1. Tidak dikontraindikasikan untuk pengguna pada wanita
hamil, anak di bawah usia 2 tahun, dan orang tua diatas 65
tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak
memberikan resiko pada kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat
khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang
pravalensinya tinggi di indonesia.
5. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang
dapat dipertanggung jawabkan untuk pengobatan sendiri.
Keuntungan menggunakan obat secara mandiri

Keuntungan yang didapatkan antara lain :


1. aman apabila digunakan sesuai dengan petunjuk (efek samping dapat
diperkirakan),
2. efektif untuk menghilangkan keluhan karena 80% sakit bersifat self-
limiting, yaitu sembuh sendiri tanpa intervensi tenaga kesehatan,
3. biaya pembelian obat relatif lebih murah daripada biaya pelayanan
kesehatan,
4. hemat waktu karena tidak perlu menggunakan fasilitas atau profesi
kesehatan,
5. Kepuasan terpeuhi karena ikut berperan serta dalam sistem pelayanan
kesehatan, menghindari rasa malu atau stres apabila harus
menampakkan bagian tubuh tertentu di hadapan tenaga kesehatan
Kekurangan menggunakan obat secara mandiri

Kekurangan dalam menggunakan obat secara mandiri yaitu :


1. dapat membahayakan kesehatan apabila tidak digunakan sesuai dengan
aturan,
2. pemborosan biaya dan waktu apabila salah menggunakan obat,
3. kemungkinan kecil dapat timbul reaksi obat yang tidak diinginkan,
misalnya alergi atau hipersensitivitas, efek samping atau resistensi,
4. penggunaan obat yang salah akibat salah diagnosis dan pemilihan obat
dipengaruhi oleh riwayat penggunaan obat di masa lalu dan lingkungan
sosialnya.
5. risiko potensial yang dapat muncul dari swamedikasi antara lain adalah
efek samping yang sering muncul serta interaksi obat yang berbahaya
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Swamedikasi

a. Faktor sosial ekonomi


Dengan meningkatnya pemberdayaan masyarakat,
berakibat pada semakin tinggi tingkat pendidikan dan
semakin mudah akses untuk mendapatkan informasi.
Dikombinasikan dengan tingkat ketertarikan individu
terhadap masalah kesehatan, sehingga terjadi
peningkatan untuk dapat berpartisipasi langsung
terhadap pengambilan keputusan dalam masalah
kesehatan.
b. Gaya hidup
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
dampak dari gaya hidup tertentu seperti menghindari
merokok dan pola diet yang seimbang untuk
memelihara kesehatan dan mencegah terjadinya
penyakit (WHO, 1998).

c. Kemudahan memperoleh produk obat


Saat ini pasien dan konsumen lebih memilih
kenyamanan membeli obat yang bisa diperoleh
dimana saja, dibandingkan harus menunggu lama di
rumah sakit atau klinik.
d. Ketersediaan produk baru
Saat ini, semakin banyak tersedia produk obat
baru yang lebih sesuai untuk pengobatan sendiri.
Selain itu, ada juga beberapa produk obat yang
telah dikenal sejak lama serta mempunyai indeks
keamanan yang baik, juga telah dimasukkan ke
dalam kategori obat bebas, membuat pilihan
produk obat untuk pengobatan sendiri semakin
banyak tersedia.
• Penggolongan Obat

Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di
pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter.
Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat
bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi
berwarna hitam. Contoh obat dari golongan ini
adalah parasetamol, vitamin dan mineral, oralit,
antasida, attapulgite, ferrosulfat, dll.
Penggolongan obat

Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk


obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa
resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda
khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas
adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh obat dari golongan ini yaitu Loratadine, Cetirizine,
Piroxicam, Famotidine, CTM, Guaifenesin, Bromhexin,
Aminofilin, Noscapine, Ibuprofen dll.
Penggolongan Obat

Obat Keras dan Psikotropika


Obat Keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek
dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan
etiket obat keras adalah huruf K dalam lingkaran merah
dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh obat keras, yaitu
Asam Mefenamat, Lidocain, Benzocain. Sedangkan Obat
Psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh
obat golongan psikotropika, yaitu Fenorbabital, Diazepam,
Fenitoin, dll.
Penggolongan Obat

Obat Narkotika
Obat Narkotika adalah obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Contoh
obat golongan narkotika, yaitu Morfin, Kodein,
Fentanil, Opium, Propiram, Kokain, dll.
Cara pemilihan obat
Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan perlu diperhatikan :
a) Gejala atau keluhan penyakit;
b) Kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, bayi, lanjut usia, diabetes mellitus
dll;
c) Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat tertentu;
d) Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping dan
interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosur obat;
e) Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi
obat dengan obat yang sedang diminum;
f) Untuk pemilihan obat yang tepat dan informasi yang lengkap, tanyakan
kepada Apoteker.
Tanggung jawab apoteker dalam mewujudkan
swamedikasi yang bertanggung jawab
1. memberikan nasehat dan informasi yang benar,
cukup dan objektif tentang swamedikasi dan semua
produk yang tersedia untuk swamedikasi.
2. merekomendasikan kepada pasien agar segera
mencari nasehat medis yang diperlukan, apabila
dipertimbangkan swamedikasi tidak mencukupi.
Tanggung jawab apoteker dalam mewujudkan
swamedikasi yang bertanggung jawab
3. memberikan laporan kepada lembaga pemerintah yang
berwenang, dan untuk menginformasikan kepada produsen
obat yang bersangkutan, mengenai efek tak dikehendaki
(adverse reaction) yang terjadi pada pasien yang
menggunakan obat tersebut dalam swamedikasi.
4. mendorong anggota masyarakat agar memperlakukan obat
sebagai produk khusus yang harus dipergunakan dan
disimpan secara hati-hati, dan tidak boleh dipergunakan
tanpa indikasi yang jelas
Prosedur tetap swamedikasi
• Mendengarkan keluhan pasien
• Menggali informasi dari pasien : Tempat timbulnya gejala penyakit, Seperti apa rasanya
gejala penyakit, Kapan mulai timbul gejala dan apa yang menjadi pencetusnya, Sudah
Patient berapa lama gejala dirasakan, Ada tidaknya gejala penyerta, Pengobatan yang
assesment
sebelumnya sudah dilakukan

• Memilihkan obat sesuai dengan kerasionalan dan kemampuan ekonomi pasien dengan
Rekomenda menggunakan obat bebas, bebas terbatas dan obat wajib apotek
si

• Memberikan informasi obat: nama obat, tujuan pengobatan, cara pakai, lamanya
pengobatan, efek samping yang mungkin timbul, serta hal-hal lain yang harus dilakukan
Informasi maupun yang harus dihindari oleh pasien dalam menunjang pengobatan.
obat • Mendokumentasikan data pelayanan swamedikasi yang telah dilakukan

(Petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek, 2008)


Swamedikasi untuk penyakit ringan

Batuk Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran pernapasan. Bila
terdapat benda asing selain udara yang masuk atau merangsang saluran pernapasan, otomatis akan
batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan benda tersebut. Ada dua jenis batuk yaitu batuk
berdahak dan batuk kering. Batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari
batang tenggorokan. Batuk kering adalah batuk yang tidak disertai keluarnya dahak.

a. Penyebab :
Infeksi saluran pernapasan , alergi (debu, cairan, makanan), rhinitis, asma.

b. Obat yang dapat digunakan :


- Obat batuk berdahak (ekspektoran) : Gliseril Guaiakolat
- Obat batuk pengencer dahak (mukolitik) : Bromheksin
- Obat batuk hitam (OBH)
- Obat batuk kering (antitusif dan anti alergi) : Dekstrometorfan HBr, Difenhidramin HCl
Swamedikasi untuk penyakit ringan

Flu Flu adalah suatu infeksi saluran pernapasan atas. Orang dengan daya tahan tubuh yang tinggi biasanya
sembuh sendiri tanpa obat. Pada anak-anak, lanjut usia dan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah
lebih cenderung menderita komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder. Flu ditularkan melalui percikan
udara pada saat batuk, bersin, dan tangan yang tidak dicuci setelah kontak dengan cairan hidung/mulut.

a. Penyebab :
Infeksi saluran pernapasan bagian atas oleh virus influenza

b. Hal yang dapat dilakukan :


- Istirahat yang cukup
- Meningkatkan gizi makanan dengan protein dan kalori yang tinggi
- Konsumsi air dan buah segar yang banyak mengandung vitamin
- Minum obat flu untuk mengurangi gejala/keluhan
-Periksa ke dokter bila gejala menetap sampai lebih dari 3 hari

c. Obat yang dapat digunakan :


- Anti alergi : CTM, Difenhidramin HCl
- Oksimetazolin (tetes hidung)
- Dekongestan Oral (Fenilpropanolamin, Fenilefrin, Pseudoefedrin dan Efedrin. Obat tersebut pada
umumnya merupakan salah satu komponen dalam obat flu)
Swamedikasi untuk penyakit ringan
Demam Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan gejala dari suatu penyakit. Suhu tubuh
normal adalah 370 C. Apabila suhu tubuh lebih dari 37,20 C pada pagi hari dan lebih dari 37,70 C pada sore hari
berarti demam. Kenaikan suhu 380 C pada anak di bawah lima tahun dapat menimbulkan kejang dengan gejala
antara lain: tangan dan kaki kejang, mata melihat ke atas, gigi dan mulut tertutup rapat, serta penurunan
kesadaran. Keadaan demikian segera ke dokter.

a. Penyebab :
Demam umumnya disebabkan oleh infeksi dan non infeksi. Penyebab infeksi antara lain kuman, virus, parasit,
atau mikroorganisme lain. Contoh : radang tenggorokan, cacar air, campak, dan lain-lain. Penyebab non infeksi
antara lain dehidrasi pada anak dan lansia, alergi, stres, trauma, dan lain-lain.

b. Hal yang dapat dilakukan :


- Istirahat yang cukup.
- Minum air yang banyak.
- Usahakan makan seperti biasa, meskipun nafsu makan berkurang
- Periksa suhu tubuh setiap 4 jam.
- Kompres dengan air hangat
- Hubungi dokter bila suhu diatas 38°C terutama pada anak-anak

c. Obat yang dapat digunakan :


-Parasetamol
-Aspirin
Swamedikasi untuk penyakit ringan

Nyeri Nyeri merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti
peradangan, infeksi dan kejang otot. Contoh : nyeri karena sakit kepala, nyeri haid, nyeri otot,
nyeri karena sakit gigi, dan lain-lain. Obat nyeri adalah obat yang mengurangi nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.

a. Penyebab : trauma (benda tajam, benda tumpul, bahan kimia) dan proses infeksi atau
peradangan.

b. Hal yang dapat dilakukan :


- Kompres hangat pada nyeri otot
- Gunakan obat penghilang nyeri
-Bila nyeri berlanjut hubungi dokter

c. Obat yang dapat digunakan :


-Ibuprofen
-Aspirin (lihat pada demam)
- Parasetamol (lihat pada demam)
Swamedikasi untuk penyakit ringan

Maag Maag atau sakit lambung memiliki gejala khas berupa rasa nyeri atau pedih pada ulu hati
meskipun baru saja selesai makan. Namun kalau rasa pedih hanya terjadi sebelum makan atau
di waktu lapar dan hilang setelah makan, biasanya karena produksi asam lambung berlebihan.
Penyakit maag akut umumnya disebabkan oleh berlebihnya produksi asam lambung sesaat
atau akibat makanan yang merangsang terlalu banyak. Sedangkan pada maag kronis penderita
bisa mengalami pembengkakan atau radang pada dinding lambung, luka sampai perdarahan.

a. Penyebab : makan makanan pedas atau asam, kopi, alcohol, faktor stres fisik/mental,
penggunaan obat-obatan anti rematik dan anti inflamasi, makan tidak teratur.

b. Hal yang dapat dilakukan :


- Membiasakan hidup sehat dan makan secara teratur
- Sebaiknya penderita makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
-Minum obat sakit maag

c. Obat yang dapat digunakan :


-Aluminium hidroksida (AlOH2) dan Magnesium hidroksida (MgOH2)
Swamedikasi untuk penyakit ringan
Kecacingan
Kecacingan adalah penyakit dimana seseorang mempunyai cacing
dalam ususnya dan menimbulkan gejala atau tanpa gejala. Kecacingan menyebabkan turunnya
daya tahan tubuh, terhambatnya tumbuh kembang anak, kurang gizi dan zat besi yang
mengakibatkan anemia.

Gejala-gejala yang dialami, berupa mengeluarkan cacing pada saat buang air besar atau
muntah; badan kurus dan perut buncit, kehilangan nafsu makan, lemas, lelah, pusing, nyeri
kepala, gelisah dan sukar tidur; gatal-gatal disekitar dubur terutama malam hari (cacing kremi);
pada jenis cacing yang menghisap darah (cacing pita, cacing tambang, cacing cambuk) dapat
menyebabkan anemia.

a. Penyebab : cacing gelang, cacing cambuk, cacing kremi, cacing tambang, cacing pita,
trematoda.

b. Obat yang dapat digunakan :


-Pirantel Pamoat
-Mebendazol
-Piperazin
Swamedikasi untuk penyakit ringan

Diare Diare adalah buang air besar dalam bentuk cair lebih dari tiga kali dalam sehari, biasanya disertai
sakit dan kejang perut. Jenis-jenis diare antara lain diare akut dan diare kronik. Diare akut disebabkan
oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat tertentu atau penyakit lain. Gejala diare akut adalah tinja
cair, terjadi mendadak, badan lemas kadang demam dan muntah, berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari. Sedangkan diare kronik yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka waktu
lama, berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Disentri adalah diare disertai dengan darah dan lendir.

a. Penyebab : ansietas, keracunan makanan, infeksi virus, radang usus, kurang gizi.

b. Hal yang dapat dilakukan :


- Konsumsi banyak cairan
- Konsumsi oralit/larutan gula garam
- Gunakan air bersih saat memasak
-Tutup makanan untuk mencegah kontaminasi

- Bila diare berlanjut lebih dari dua hari segera dibawa ke dokter
c. Obat yang dapat digunakan :
- Oralit
- Adsorben (Norit)
Kadas Swamedikasi untuk penyakit ringan
Kurap dan Penyakit kadas atau kurap adalah suatu infeksi jamur pada kulit.
Penyakit ini bisa mengenai semua bagian kulit tetapi biasa ditemukan pada kulit kepala, kuku, lipat
Panu lengan, lipat paha atau kaki. Sedangkan Panu juga merupakan suatu infeksi jamur pada kulit. Penyakit
ini biasanya tidak memberikan keluhan yang berarti. Munculnya ditandai dengan bercak bersisik
halus yang berwarna putih hingga kecoklatan. Panu bisa ditemukan pada daerah mana saja di badan
termasuk leher dan lengan. Biasanya menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, muka dan
kulit kepala yang berambut.

a. Penyebab : infeksi kulit oleh jamur

b. Hal yang dapat dilakukan :


- Pencegahan dengan menjaga kebersihan diri dengan mandi 2 kali sehari, menjaga lipatan kulit selalu
kering, gunakan baju bersih dan pakai alas kaki.
- Jangan digaruk karena akan tmbul infeksi lain
-Oleskan krem/ shampo anti jamur - Periksa dokter bila menyerang kuku atau gejala menetap.

c. Obat yang dapat digunakan


-Klotrimazol 1%
-Mikonasola nitrat 2%
Luka Swamedikasi untuk penyakit ringan
Luka bakar adalah cedera pada jaringan kulit yang disebabkan oleh api

Bakar (panas kering) ataupun oleh cairan panas (panas basah). Derajat rasa sakit tidak berhubungan dengan derajat
cedera. Luka bakar di lapisan permukaan kulit mungkin malah terasa sangat sakit dan luka bakar dalam
mungkin sama sekali tidak terasa sakit karena ujung-ujungnya syaraf telah rusak. Lokasi dan luas bagian
kulit yang terbakar sangat penting untuk menentukan apakah luka bakar harus dirawat oleh dokter.
a. Penyebab : Luka bakar kering disebabkan oleh api, gas panas (misal menghisap asap sehingga
tenggorokan dan paru-paru terbakar), benda panas, gesekan, senyawa kimia, listrik (termasuk petir) atau
radiasi - Luka bakar basah disebabkan oleh cairan panas, uap panas.

b. Hal yang dapat dilakukan


- Segera celupkan dalam air dingin /letakkan luka bakar di bawah aliran air selama kurang lebih 15 menit
atau sampai luka berkurang. Ulangi sesering mungkin
- Jangan diolesi dengan segala macam salep/krem ataupun mentega/margarin. Tidak perlu di balut
- Jangan pecahkan kulit yang melepuh. Bila lepuhan pecah sendiri, biarkan kulit seperti semula untuk
mencegah infeksi. Mungkin perlu balutan ringan
-Periksa dokter bila terjadi infeksi bakteri (demam, peradangan, dan pembentukan nanah).

c. Obat yang dapat digunakan


- Perak sulfadiazine
- Oleum iecoris aselli (minyak ikan)
Kasus 1
Seorang ibu muda (Ny. Inca) datang ke apotek dengan keluhan sakit
gigi. Dia meminta obat kepada apoteker untuk mengatasi kondisinya
Kasus 2
Ny. A datang ke apotek untuk membeli
obat untuk anaknya. Usia anaknya 2 tahun
dengan BB 15kg. Ny. A mengatakan
bahwa anaknya sejak tadi malam
mengalami demam dengan suhu 38°C
yang disertai batuk berdahak dan pilek.
Anaknya 3 hari yg lalu makan es krim.
Semalam sudah diberikan sanmol sirup
2cth sebanyak 2 kali dengan jarak
pemberian 4 jam, namun demam anak
nya tidak kunjung turun.
Riwayat penyakit : kejang demam saat
umur 1.5 tahun.
Kasus 3
Seorang wanita (Ny Nuraini) usia 30 tahun sedang hamil datang ke apotek mengeluhkan
sulit buang air besar 2 hari ini dan meminta untuk di rekomendasikan obat untuk keluhan
yang dirasakannya saat ini.
Riwayat penyakit pasien sekarang: konstipasi, keluhan utama; tidak buang air besar
selama 4 hari. Pasien belum menggunakan obat apapun, hanya minum air putih, tidak
ada riwayat penyakit keluarga. Pola makan : minum air cukup, tidak suka makan
sayur.
Kesimpulan
1. Swamedikasi merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam
pengobatan tanpa adanya resep dari dokter atau tenaga medis lainnya. Obat-
obatan yang digunakan untuk pengobatan sendiri atau swamedikasi biasa
disebut dengan obat tanpa (obat keras tertentu). Beberapa penyakit yang
pengobatannya swamedikasi seperti : sakit kepala biasa, pilek, batuk, demam,
diare, konstipasi, magh.

2. Menurut (Dipiro,2015 & Handbook Drug Information 17th Edition)


penggunaan paracetamol, untuk merdakan batuk berdahaknya digantikan
menjadi suppose proris 100 mg 2x sehari dan triaminic syrup 3x sehari ½
sendok takar (2,5 ml) untuk meredakan batuk pileknya.

3. Menurut ISO VOL 51 asam mefenamat 500 mg memiliki indikasi meringankan


rasa sakit dan nyeri,antipiretik.

4. Menurut ISO VOL 46 microlax memiliki indikasi untuk konstipasi rektal dan
sigmoid, konstipasi kehamilan, konstipasi bakal atau peralihan pada anak,
dengan komposisi : Na-lauril sulfoasetat 45 mg, Na sitrat 450 mg, asam sorbet 5
mg, PEG-400 625 mg, sorbitol 4,465 mg. sehingga dapat dikatakan aman bagi
ibu hamil.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai