Anda di halaman 1dari 19

DISTRIBUSI FARMASI

DOSEN PEMBIMBING :

apt. Novia Sari Mulyani, S.Farm

Disusu oleh :

4890102220001 Abdurrazak Sami

4890102220011 Eka Lestari

4890102220022 NandaAmelia Rahmi


4890102220028

4890102220038
Novita Sari

Vina Mariana Ulfah


PEMILIHAN OBAT
latar belakang
Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, selain sarana kesehatan juga diperlukan
sediaan farmasi. Menurut Undang−Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 yang dimaksud dengan sediaan farmasi adalah obat,
bahan obat, obat tradisional dan kosmetik
Mengingat pentingnya sediaan farmasi dalam pelayanan kesehatan, maka diperlukan sistem manajemen yang baik
dan berkesinambungan terkait pengelolaannya. Kekurangan jumlah sediaan farmasi, terutama obat di sarana
pelayanan kesehatan akan menurunkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap suatu apotek, oleh sebab itu sistem
manajemen pengadaan menjadi hal penting untuk dikelola dengan baik.
Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai
standar mutu. Pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang
dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi
kontrak, pemantauan proses pengadaan dan pembayaran.
Pentingnya peran pemilihan yang tidak terlepas dari perencanaan dalam pelayanan kefarmasian pada khususnya dan pelayanan
kesehatan pada umumnya membuat penulis tertarik untuk mengambil tema “Pemilihan Sediaan Farmasi”.
Rumusan Masalah

Bagaimana kriteria pemilihan dalam pengelolaan sediaan farmasi?


Tujuan

Untuk mengetahui kriteria pemilihan dalam pengelolaan sediaan farmasi.


MANFAAT

diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang manajemen pengelolaan sediaan


farmasi dalam pelayanan kesehatan terutama dalam hal pemilihan sediaan farmasi.
PEMBAHASAN
Manajemen Farmasi Sediaan Farmasi
Manajemen yang artinya pengelolaan Manajemen
Menurut Undang−Undang Kesehatan Nomor 36 tahun
sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi.
2009 yang dimaksud dengan sediaan farmasi adalah
Alasan besar pengelolaan obat ada 3: obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
• obat merupakan bagian dari hubungan antara Obat
pasien dan layanan Kesehatan
Obat terbagi menjadi 4 golongan
• manajemen obat yang buruk, khususnya di sektor
publik di negara berkembang Obat Bebas
• Narkoba tidak lagi menjadi tanggung jawab Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas
petugas kesehatan saja adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam

Fungsi manajemen obat dilakukan dalam empat fase


utama, yang saling terkait dan diperkuat oleh sistem
pendukung manajemen yang tepat, dimulai dari
pemilihan hingga penggunaan obat (WHO
Management of Drugs at Health Centre Level, 2004).
Lanjutan …

Obat Keras dan


Obat Bebas Terbatas Psikotropika Narkotika
Obat yang sebenarnya termasuk obat Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di Obat yang berasal dari tanaman
keras tetapi masih dapat dijual atau apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada atau bukan tanaman baik sintetis
dibeli bebas tanpa resep dokter dan kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran maupun semi sintetis yang dapat
merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh :
disertai dengan tanda peringatan. menyebabkan penurunan atau
asam mefenamat.
Tanda khusus pada kemasan dan perubahan kesadaran, hilangnya
etiket obat bebas terbatas adalah rasa, mengurangi sampai
lingkaran biru dengan garis tepi Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah menghilangkan rasa nyeri dan
berwarna hitam maupun sintetis bukan narkotik yang berkhasiat menimbulkan ketergantungan
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Contoh : diazepam,
fenobarbital.
BAHAN OBAT

Bahan obat berupa substansi yang memenuhi syarat−syarat Farmakope Indonesia


atau buku resmi lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah.
OBAT TRADISIONAL
Obat Herbal
Jamu Fitofarmaka
Terstandar
Fitofarmaka adalah obat
Obat tradisional yang tradisional paling modern
diracik secara Obat tradisional atau jamu
yang telah melewati
turun−temurun digunakan yang telah dibuktikan pembuktian ilmiah baik uji
untuk pengobatan dan praklinis maupun uji klinis
belum dibuktikan secara dengan uji praklinis
ilmiah (uji praklinis dan
klinis
KOSMETIKA

Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan di luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital wanita bagian luar) atau gigi dan mukosa
mulut terutama untuk membersihkan, mengharumkan, mengubah penampilan, memperbaiki bau
badan atau melindungi dan memelihara tubuh dalam kondisi baik
Pemilihan

Pengertian Pemilihan
Pemilihan merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi, identifikasi pemilihan
terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai
menjaga dan memperbaharui standar obat.
Pada proses pemilihan obat seharusnya mengikuti pedoman seleksi obat yang disusun oleh WHO (1993) antara
lain:
1. Memilih obat yang tepat dan terbukti efektif serta merupakan drug of choice.
2. Memilih seminimal mungkin obat untuk suatu jenis penyakit, mencegah duplikasi.
3. Melakukan monitoring kontra indikasi dan efek samping obat secara cermat untuk mempertimbangkan penggunaannya.
4. Biaya obat, yang secara klinik sama harus dipilih yang termurah
5. Menggunakan obat dengan nama generik.
ALASAN PERLU PEMILIHAN FARMASI

Dasar atau kriteria dalam seleksi kebutuhan obat yaitu:


• obat yang dipilih seminimal mungkin
• apabila obat dengan khasiat yang sama dalam jumlah yang banyak, maka kita memilih berdasarkan penyakit yang
prevalensinya tinggi
Beberapa kriteria acuan dalam pemilihan obat yaitu :
• obat merupakan kebutuhan untuk sebagian besar populasi penyakit
• obat memiliki keamanan dan khasiat yang didukung dengan bukti ilmiah,
• obat yang memiliki mutu yang terjamin
• biaya pengobatan memiliki rasio antara manfaat dan biaya yang baik
• paling lengkap daya ilmiahnya dan farmakokinetiknya menguntungkan
• mudah diperoleh dan harga terjangkau, obat sedapat mungkin sediaan tunggal
LANJUTAN…

Tujuan seleksi obat yaitu adanya suplai yang menjadi lebih baik, pemakaian obat lebih rasional, dilihat dari biaya pengobatan lebih terjangkau
atau rendah. Dalam hal ini ada dampak dari seleksi obat yaitu tingginya kualitas perawatan (Quality of care) dan biaya pengobatan lebih efektif.
Pemilihan Obat Esensial, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 312/Menkes/SK/IX/2013 tentang Daftar Obat
Esensial Nasional 2013, sebagai berikut:

Kriteria Pemilihan Obat Esensial

• Mempunyai rasio manfaat-resiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan bagi pasien.

• Kualitas harus terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.

• Praktis dan mudah dalam penyimpanan dan pengangkutan.

• Praktis dalam penggunaan dan penyerahan sesuai dengan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan.
LANJUTAN…

• Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penggunaan oleh pasien.

• Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) (farmakoekonomi) yang tertinggi berdasarkan biaya langsung (direct cost) dan tidak langsung

(indirect cost).

• Apabila memiliki lebih dari satu pilihan yang mempunyai efek terapi yang serupa, maka pilihan dijatuhkan pada :

1)Obat yang sifatnya paling banyak diketahui berdasarkan bukti ilmiah;

2)Obat dengan sifat farmakokinetik yang diketahui paling menguntungkan;

3)Obat yang memiliki stabilitas lebih baik;

4)Mudah untuk diperoleh;

5)Obat yang telah dikenal.


LANJUTAN…

• Obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi kriteria berikut :

1) Obat hanya bermanfaat bagi pasien dalam bentuk kombinasi tetap;

2) Kombinasi tetap harus menunjukkan khasiat dan keamanan yang lebih tinggi daripada masing-masing komponen;

3) Perbandingan dosis komponen kombinasi tetap merupakan perbandingan yang tepat untuk sebagian besar pasien yang

memerlukan kombinasi tersebut;

4) Kombinasi tetap harus meningkatkan rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio);

5) Untuk antibiotika kombinasi tetap harus dapat mencegah atau mengurangi terjadinya resistensi dan efek merugikan lainnya.
KESIMPULAN

Pemilihan merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi,
identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan
memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat.
SARAN

Pengetahuan dan skill apoteker terkait proses pemilihan harus terus diperbaharui dan
ditingkatkan mengingat pentingnya proses tersebut dalam mengelola sediaan farmasi, agar
menjamin kualitas pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2014. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 

Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Kementrian
Kesehatan RI, Jakarta. 

andayany, G.N. 2022. Manajemen Farmasi. Eureka Media Aksara. Jawa Tengah.

Kemenkes RI, 2013a, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 312/MENKES/SK/IX/2013 tentang Daftar Obat
Esensial Nasional 2013, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

M. Dedi Widodo, Reno Renaldi, Oppi Selvia Andaresta.2019. Analisis Sistem Perencanaan Logistik Obat Di Puskesmas Simpang
Tiga Kota Pekanbaru Tahun 2018.Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 08, No. 02 

Quick, J.P., Rankin, J.R., Laing, R.O., O’Cornor, R.W., 2012, Managing Drug Supply, the selection, procurement, distribution 102
and Use of pharmaceutical, third edition, Kumarin Press, Conecticus, USA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai