Anda di halaman 1dari 50

SHESANTHI CITRARIANA, M.PHARM. SCI.

,
APT
STIKES DUTA GAMA
• Indonesia kaya akan pengetahuan mengenai
pengobatan tradisional. Hampir setiap suku bangsa
di Indonesia memiliki khasanah pengetahuan dan
cara tersendiri mengenai pengobatan tradisional.
Sebelum dituliskan ke dalam naskah kuno,
pengetahuan tersebut diturunkan secara turun-temurun
melalui tradisi lisan.
• Obat tradisional adalah obat yang turun-temurun
digunakan oleh masyarakat untuk mengobati beberapa
penyakit tertentu dan dapat diperoleh secara bebas
di alam.
• Menurut UU Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
dan Sediaan Farmasi.
• Dalam Undang Undang ini yang dimaksud Sediaan Farmasi adalah
obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
• Dalam Undang-undang ini juga disebutkan bahwa hakekat
obat atau pengertian obat adalah bahan atau campuran
yang dipergunakan untuk diagnosa, mencegah,
mengurangi, menghilangkan atau menyembuhkan penyakit, luka
atau kelainan badaniah dan mental pada manusia atau hewan,
mempercantik badan atau bagian badan manusia.
• Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan galenik atau campuran dan
bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman
• Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Nomor 246/Menkes/PerN/1990, tentang Izin Usaha
Kesehatan
Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat
Tradisional.
• Perkembangan selanjutnya obat tradisional kebanyakan
berupa campuran yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sehingga
dikenal dengan obat herbal
• Khusus untuk Obat herbal ada Jamu, obat
herbal
terstandarisasi dan fitofarmaka
• Tiga bidang Ilmu Dasar Utama yang mendasari pengetahuan
tentang obat tradisional dan perkembangannya agar menjadi bahan
obat yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah atau medis
adalah :
• 1. Farmakognosi adalah ilmu yang mencakup informasi
yang relevan berkaitan dengan obat-obatan yang berasal dari
sumber- sumber alam seperti tumbuh-tumbuhan,
hewan dan mikroorganisme.
• 2. Kimia Medisinal meliputi seluruh pengetahuan specifik tidak
hanya terbatas pada obat sintetik dan peraneangannya tetapi dapat
mendasari pengembangan obat tradisional
• 3. Farmakologi mempelajari tentang kerja obat dan efeknya
masing
masing
• Secara umum bahan obat alami dapat memberikan 4 peran penting
di dalam sistem pengobatan modern khususnya dalam
perbekalan terapeutik mutakhir yaitu
• 1. Berperan sebagai obat alami yang sangat efektif
• 2. Menyediakan senyawa-senyawa dasar yang
molekulmolekul obat yang tidak terlalu toksik dan aktivitasnya
menghasilkan
lebih efektif
• 3. Eksplorasi prototipe aktif biologis ke arah obat sintetik yang
baru
• dan lebih baik atau efektif
4. Modifikasi bahan-bahan alam inaktif dengan
metoda biologis/kimia menjadi obat-obat poten (metoda QSAR)
Pada dasarnya setelah zat aktif tanaman obat
diketahui pengembangan selanjutnya dapat dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Pengembangan Obat Modern
• Pengembangan obat tradisional yang kandungan zat aktifnya cukup
besar (T2OJo) sehingga mudah diisolasi dan dimurnikan.
• Isolat yang sudah murni inilah siap dikembangkan menjadi obat
modern yang siap diresepkan oleh dokter yang kualitasnya
mirip dengan bahan aktif obat modern.
• Kadar bahan aktif besar sehingga tanaman obat dikatakan sebagai
sumber bahan obat/prekursor (single component).
2. Pengembangan Obat Tradisional
• Pengembangan obat yang kandungan zat aktif kecil
(Dalam hal ini kandungan kimianya akan banyak jenisnya sehingga
tradisional
dapat dikatakan sebagai standarisasi ekstrak tanaman obat
(campuran galenik).
• Standarisasi dalam hal ini dapat dilakukan mulai dari bahan
baku obat sampai menjadi sedian Fitofarmaka.
• Ekstrak terstandar (multikomponen/campuran bahan aktif)
atau sediaan fitofarmaka yang mengandung ekstrak terstandar
yang berkhasiat, terjamin kualitasnya, keamanannya serta
kemanfaatan terapinya (JAMU, OHT dan FITOFARMAKA)
• Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam
bentuk
kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet, seperti gambar berikut ini
• Bentuk- sediaan ini saat ini sudah semakin aman dan
bentuk serta dikemas dengan baik untuk menjaga
terstandarisasi
keamanan dari sediaan atau produk sediaan atau simplisia
tanaman obat tradisional tersebut seperti gambar berikut ini
• Industri Obat Tradisional (IOT) adalah industri yang
memproduksi obat tradisional dengan total aset diatas Rp.
600.000.000,- (Enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah
dan bangunan.
• Usaha jamu / Raeikan adalah suatu usaha peracikan
pencampuran dan atau pengolahan obat tradisional dalam
bentuk rajangan, serbuk, cairan, pilis, tapel atau parem dengan
skala kecil, dijual di suatu tempat tanpa penandaan dan atau merek
dagang.
• Obat Tradisional Lisensi adalah obat tradisional asing
yang diproduksi oleh suatu Industri obat tradisional atas
persetujuan dari perusahaan yang bersangkutan dengan memakai
merk dan nama dagang perusahaan tersebut.
• Pilis adalah obat tradisional dalam bentuk padat atau pasta yang
digunakan dengan cara mencoletkan pada dahi.
• Parem adalan obat tradisional dalam bentuk padat, pasta
atau bubur yang digunakan dengan cera melumurkan pada kaki
dan tangan atau pada bagian tubuh lain.
• Tapel adalah obat tradisional dalam bentuk, padat pasta atau bubur
yang digunakan dengan cara melumurkan pada seluruh permukaan
perut.
• Sediaan Galenik adalah ekrtaksi bahan atau campuran bahan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan.
• Bahan tambahan adalah zat yang tidak berkhasiat sebagai obat
yang ditambahkan pada obat tradisional untuk
meningkatkan mutu, termasuk mengawetkan, memberi warna,
mengedapkan rasa dan bau serta memantapkan warna, rasa, bau
ataupun konsistensi.
PFNñBh8BAh GAN OBAT TRADISIO9d&L
T

AT&U” OB&I B&H&\$1 AL&M INDONESI


• Pemeliharaan & Pengembangan Pengobatan tradisional
sebagai warisan budaya bangsa (ETNOMEDISINE) terus
ditingkatkan dan didorong pengembangannya melalui
penggalian, penelitian, pengujian dan pengembangan serta
penemuan obat-obatan termasuk budidaya tanaman obat
tradisional yang secara medis dapat dipertanggungjawabkan .
• ETNOMEDICINE
Etnomdisine merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang
yang harus dikembangkan, dikaji secara ilmiah dan dicatat
/didokumentasikan sebaik mungkin sebelum mengalami kepunahan
atau hilang. Adapun Etnomedicine yang digunakan sebagai aeuan
adalah •
• 1. Cabe Puyang warisan nenek moyang,
• 2. Ayur weda,
• 3. Usada Bali,
• 4. Atlas tumbuhan obat Indonesia (Dalimarta),
• 5. Tumbuhan Obat Indonesia (Hembing), dan
• 6. Tumbuhan Berguna Indonesia (Heyne)
• Eksplorasi sumber daya alam atau bahan aktif tanaman obat
tradisional dapat dilakukan dengan car.a
• 1. Ektraksi bahan tanaman obat dengan berbagai
(Etnomedisine)
pelarut.
• 2. Uji farmakologis awal ekstraks
• 3. Skrining fitokimia (Uji Kandungan Metabolit Sekunder •
Terpen,
Steroid,Flavonoid,Senyawa Fenol, Alkaloid)
• 4. Isolasi bahan aktif dan penetapan struktur
• 5. Standarisasi sediaan fitofarmaka
• 6. Uji farmakologis lanjut isolat
• 7. Modifikasi struktur (QSAR)
• 8. Teknologì preformulasi untuk uji klinik selanjutnya (1,2,3,4)
• Uji klinik adalah suatu pengujian khasiat obat baru pada
dimana
manusia,sebelumnya diawali oleh pengujian pada binatang atau uji
pra klinik. Pada dasarnya uji klinik memastikan efektivitas,
keamanan dan gambaran efek samping yang sering timbul pada
manusia akibat pemberian suatu obat.
• TAHAP UJI KLINIK
• UJI KLINIK FASE I: Fase ini merupakan pengujian suatu
obat baru untuk pertama kalinya pada manusia. Hal yang diteliti di
sini ialah keamanan obat, bukan efetifitasnya dan dilakukan
pada sukarelawan sehat. Tujuan fase ini ialah menentukan
besarnya dosis tunggal yang dapat diterima, artinya yang tidak
menimbulkan efek samping serius. Dosis oral (lewat mulut)
yang diberikan pertama kali pada manusia biasanya 1/50 x
dosis minimal yang menimbulkan efek pada hewan.
• UJI KLINIK FASE II:
• Pada fase ini dicobakan untuk pertama kalinya pada
sekelompok
obat kecil penderita yang kelak akan diobati dengan calon
obat. Tujuannya ialah melihat apakah efek farmakologik yang
tampak pada fase I berguna atau tidak untuk pengobatan.
• Fase II ini dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli dalam masing-
masing bidang yang terlibat. Mereka harus ikut berperan
dalam membuat protokol penelitian yang harus dinilai terlebih
dulu oleh panitia kode etik lokal. Protokol penelitian harus
diikuti dengan dengan ketat, seleksi penderita harus cermat, dan
setiap penderita harus dimonitor dengan intensif.
• UJI FASE III: Uji klinik fase III dilakukan untuk
memastikan bahwa suatu obat-baru benar-benar berkhasiat (sama
KLINIK
dengan penelitian pada akhit fase II) dan untuk mengetahui
kedudukannya dibandingkan dengan obat standar.
• Penelitian ini sekaligus akan menjawab
tentang (1) efeknya bila digunakan secara luas; efek samping lain
pertanyaanpertanyaan
yang belum terlihat pada fase IIi (2) dan dampak penggunaannya
pada penderita yang tidak diseleksi secara ketat. (3) Uji klinik fase
III dilakukan pada sejumlah besar penderita yang tidak terseleksi
ketat dan dikerjakan oleh orang-orang yang tidak terlalu ahli,
sehingga menyerupai keadaan sebenarnya dalam penggunaan
seharihari dimasyarakat.
• KLINIK FASE IV•
• Fase ini sering disebut post marketing drug surveillance
karena merupakan pengamatan terhadap obat yang telah
dipasarkan.
•Fase ini bertujuan menentukan pola penggunaan obat di
masyarakat serta pola efektifitas dan keamanannya pada
penggunaan yang sebenarnya.
Human Expanded &
Days or \'/eeks Safety Safety
Weeks or Menths Several Yoarl
Tens Hundreds fhoumndi

Pudlit! Phas Pksse ßtIßSG


ösl e

Stages IinicalTrials
PELTGELOMPO N OBA'£ TR&FISION.4L &TAU
JENIS-.JENIS OBAT 'I"RADISION&L
• Jamu
• Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional,
misalnya dalam bentuk serbuk seduhan atau cairan yang
berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu
tersebut serta digunakan secara tradisional.
• Golongan ini tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai
dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu
yang telah digunakan secara turunmenurun selama berpuluh-
puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan
keamanan dan manfaat secara langsung.
• Obat Herbal Terstandar (OHT)
• Obat Herbal Terstandar (OHT) juga tidak sama dengan
fitofarmaka. Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional
yang berasal dari ekstrak bahan tumbuhan, hewan maupun mineral.
• Perlu dilakukan uji pra-klinik untuk pembuktian ilmiah
mengenai standar kandungan bahan yang berkhasiat, standar
pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat yang
higienis dan uji toksisitas akut.
• Obat Herbal dapat dikatakan sebagai Obat Herbal
Terstandarisasi bila memenuhi kriteria sebagai beriku.t
• 1. Aman
• 2. Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik
• 3. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
• 4. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku
yang digunakan dalam produk jadi.

• Indonesia telah meiliki atau memproduksi sendiri OHT dan


telah telah beredar di masyarakat 17 produk OHT,
seperti misalnya diapetOR, lelapOR, kirantiOR, dll.
• Fitofarmaka
• Fitofarmaka merupakan jenis obat tradisional yang
dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses
pembuatannya yang telah terstandar dan khasiatnya telah
dibuktikan melalui uji klinis.

• Fitofarmaka dapat diartikan sebagai sediaan obat bahan alam


yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah
dengan uji praklinis dan uji klinis bahan baku serta produk jadinya
telah di standarisir

• Fitofarmaka telah melewati standarisasi mutu, baik dalam proses


penanaman tanaman obat, panen, pembuatan simplisis, ekstrak
hingga pengemasan produk, sehingga dapat sesuai
dengan dosis yang efektif dan tepat
digunakan
• Indonesia saat ini telah memproduksi dan beredar di
masyarakat sebanyak 5 buah fitofarmaka, seperti Nodiar (PT Kimia
pada
Farma), Stimuno (PT Dexa Mediea), Rheumaneer PT. Nyonya
Meneer), Tensigard dan X-Gra (PT Phapros).

Loyo Fitof
la
1. Tahap seleksi calon fıtofarmaka
• Proses pemilihan jenis bahan alam yang akan diteliti sebagai calon fıtofarmaka
sesuai dengan skala prioritas sebagai berikut :
• n Obat alami calon fıtofarmaka yang diperkirakan dapat sebagai
alternative pengobatan untuk penyakit penyakit yang belum ada atau masih
belum jelas pengobatannya.
• n Obat alami calon fitofarmaka yang berdasar pengalaman pemakaian
empiris sebelumnya dapat berkhasiat dan bermanfaat
• n Obat alami calon fıtofarmaka yang sangat diharapakan berkhasiat
untuk
penyakit-penyakit utama
• n Ada/ tidaknya efek keracunan akut (single dose), spectrum toksisitas jika
ada, dan sistem organ yang mana yang paling peka terhadap efek keracunan
tersebut (pra klinik, in vivo)
• O Ada/ tidaknya efek farmakologi calon fıtofarmaka yang mengarah ke
khasiat terapetik (pra klinik in vivo)
• 2. Tahap biologieal sereening calon fitofarmaka
• Pada tahap ini dilakukan analisis kandungan kimia aktif dari tanaman calon
fitofarmaka seperti kandungan flavonoid, alkaloid, steroid, saponin dan
terpenoid

• 2. Tahap penelitian farmakodinamik calon fıtofarmaka


• Tahap ini adalah untuk melihat pengaruh calon fıtofarmaka terhadap
masing- masing sistem biologis organ tubuh,
• O Pra klinik, in vivo dan in vitro
• O Tahap ini dipersyaratkan mutlak, hanya jika diperlukan saja
untuk mengetahui mekanisme kerja
yang lebih rinci dari calon fıtofarmaka.
• O Toksisitas ubkronis
• O Toksisitas akut
• O Toksisitas khas/ khusus
• Pada saat ini di Indonesia sesuai dengan Permenkes
RI No.760/Menkes/Per/IX/1992 tanggal 4 September 1992
• pengembangan Obat Tradisional dalam hal uji aktivitasnya diarahkan
ke
dalam beberapa uji aktivitas diantaranya adalah :
• 1. Antelmintik 11. Anti ansietas (anti cemas)
• 2. Anti asma 12. Anti diabetes (hipoglikemik)
• 3. Anti diare 13. Anti hepatitis kronik
• 4. Anti herpes genitalis 14. Anti hiperlipidemia
• 5. Anti hipertensi 1fi. Anti hipertiroidisma
• 6. Anti histamine 16 . Anti inflamasi (anti Rematik)
• 7. Anti kanker 17. Anti malaria
• 8. Anti TBC 18. Antitusif / ekspektoransia
• 9. Disentri 19. Dispepsia (gastritis)
Ekstrak daun strobilanthus crispus dan ekstrak daun
sonchus arvensis
Katogeri : Jamu

Indikasi : Nyeri kolik karena batu ginjal atau urin.


$top Blar mrupaltnn tcblct ö but Herbal Tumtcndara { OHT },
untuk mm9obaa diam, pmdakcl PT. Ar Raocur y»nq ôtbuat dnfi
,ggg, bahan- bahnn aluml ( taiœmnn obat } yæp t›arkhaoi&
,ggg,gg monyawbuhkan
Virugon Cream /D* Konimex, OHT herpes (dompo)

Komposisi
Ekstrak Drymariae setara dengan Drymariae Herba 100 o
bahan lain hingga 100%

Indikasi
Membantu dalam pengobatan penyakit Herpes (Dompo) pada kulit.
4. Glucogard O° Phapros, OHT diabetes (kencing manis)

Deskripsi
Gluoog al is a star.dam ized ext•ZC Df I.’sm srdiceae Fructus ana florirdae Folium. Glu oogard controls b,ood sugar r aturz1Iy witf• the action
nc•easinq ";jIaco»e uptake" 5 glycogen svnthesis stimalat ng in jul n seoreton, innibiting gluc<•s+ absorption °rom una.mel digest tG T”
Glussg and is ona o- Icd oresia FDA prover for stardamize4 hema croduct.

Komposisi

• t•Jerindae Folia m

lndikasi
memoantu mer nga rka c gej6la kenc ng manis
Tiap kapsul
berisi:
Ekstrak Eurycomae radix 30
” mg Eksuak £iinscng 30 mg
Ekstrak Retrofmcti fmctus 2,5
mg
Roynl jelly 5 mg
Indikasl: Meningkatkan stamina dan kesegaran tubuh,membantu
meningkaikan stamina pńa, membantu mengatasi disfungsi ereksi dan ejakulasi
dini.
HerboWELL

Dia.,b...e.

t.a...d..ex

PT FERRON PAR PHARMACEUTICALS

Diabetadex adalah obat diabetes herbal yang memiliki kandungan aktif


DLBS3233 yang merupakan hasil fraksi bioaktif dari Kayu Manis dan
Bunga Bungur dan sudah teruji klinis mampu menurunkan gula darah.
PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT
TRADISIONAL $?ANG BAIK
• Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh aspek

yang menyangkut pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin

agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah

ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Mutu produk tergantung dari

bahan awal, proses produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan

personalia yang menangani.


. •
Sampai dengan
(bangunan, peralatan
dan personalia)
• Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik,
atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun menurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

• Bahan awal adalah bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam
pembuatan suatu produk obat tradisional.

• Bahan baku adalah simplisia, sediaan galenik, bahan tambahan atau bahan
lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang
berubah maupun yang tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat
tradisional, walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat didalam
produk ruahan.

• Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat tradisional


yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan
lain merupakan bahan yang dikeringkan.
• Bahan pengemas adalah semua bahan digunakan untuk pengemasan
yang produk ruahan untuk
menghasilkan produk jadi.

• Produk antara adalah bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu
atau lebih tahap pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan.

• Produk ruahan adalah bahan atau campuran bahan yang telah selesai diolah
yang masih memerlukan tahap pengemasan untuk menjadi produk jadi.

• Produk jadi adalah produk yang telah melalui seluruh tahap proses
pembuatan obat tradisional.

• Pembuatan adalah seluruh rangkaian kegiatan yang meliputi pengadaan bahan


awal termasuk penyiapan bahan baku, pengolahan, pengemasan,
pengawasan mutu sampai diperoleh produk jadi yang siap untuk
didistribusikan.
• Produksi adalah semua kegiatan pembuatan dimulai dari pengadaan bahan awal
termasuk penyiapan bahan baku, pengolahan, sampai dengan pengemasan
untuk menghasilkan produk jadi.
• Pengolahan adalah seluruh rangkaian kegiatan mulai dari penimbangan bahan
baku sampai dengan dihasilkannya produk ruahan.
• Pengemasan adalah kegiatan mewadahi, membungkus, memberi etiket dan atau
kegiatan lain yang dilakukan terhadap produk ruahan untuk
menghasilkan produk jadi.
• Pengawasan dalam proses adalah pemeriksaan dan pengujian yang ditetapkan
dan dilakukan dalam suatu rangkaian proses produksi, termasuk
pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan terhadap lingkungan dan peralatan
dalam rangka menjamin bahwa produk akhir Çadi) memenuhi spesifikasinya.
• Pengawasan mutu (qua7żfy contíxoÜ adalah semua upaya pemeriksaan
pengujian selama pembuatan untuk menjamin agar obat tradisional dan
dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. yang
Sanitasi segala upaya yan,g di an unaık menjamin kebersilıan
pemöuataa, persooil. pexalatan dan bahan yang ditangaoi.

Dokuinentasi adalah catntan tentam fomula, prosedm,


catatan tertulis laiaoya yaog berhubungan dengen j;embuatan obat tradisional.
perinta8

Verifikasi adalah suatu ánda8an peinbuklian dengaxi cera yaiig sesuai bà8wa
tiap
bahan. prosedui• kegiatao yang dalam pelobuataa obat
senautiasa mencapai hasil yang
. Inspeksi d i r i adalah ke@atan yaıze dilakukao untuk uzeııilai seıızua aspek. ıutılai
dari pengadaan bahao sampai dengmz pengemasan dao penetapan tiué lakm
perbaikan yang dilakukan oleh semua personal indtistri obat tradisional sehingga
selmvih aspek pembuatan obat tradisional dzlan‹ iodustri obat tradisional tersebut
sclalti mcuienuiii C P O T B .

. Bets adalah sejuoılah produk obat O•adisioııal yang diproduksi dalzm a a m sGluo
pembuatan y an g ınempımyai sifat dan ıızum yong scrapanı.

. Lot adalah bagian tertcum dari suatu bets yaızg ıueızıiliki sifat d an ıuuttl yaııg
serapanı dalam batas y an g telah ditetapkao.

. ECaŃbz•a»1 a d a l a b kooabżzrasż pcmeiś1rsaazt dan peuyetc1au stiat1s żusCzuztcu ag:ar


zzzezzzezzlzŻzŻ s a›at batas e zzz ntazz zzzez«›ct »tandar y a e g d i a ku i .

. Kaı•antina adalah statxls sxıatu bahan atau prod«k yang dipisahkan baik secara
fısik »ıa«p«ız secara sistem. aeınentaıa »ıentmggu kep«msan pelıılusan ata«
peuolakan untlık diproses. dikenıos ata« didistĞb«sikan.

. N o m o r b e t s a t a u nomox• lof adalaÖ s « a m raiicangau nonior dam atau huruf yang


mei;jadi tanda riivayat sunm bets atau lot secara leupkap, tei«uas«k peiueriksaau
i u u m dan pcndiatiäbusiaziuya.
. DiIuI«skan (releases) adalah stattis bahan atau pı•odrık yanp bolel: digımakau
ruıtuk diproses. dikeııus atau didisteibusikaıı.

. Produk ke‹obaIian adalah pıodr& yang dâ:eınba1ikao flzri senNıa mata


ı•antai
dixfi•iûuxi ke pabrik.

. Penarikan kembali (rerafŞ adalah kepiatan nıenaıG keıııbali prodvk daxi


seaa»a mata ı•antai distı•ibusi apabila diteınukau a‹Jznya produk yang tidak
ıueıuenubi peı•syarataa ııı»tı›. keanıamn dan penandaan atzu adanya efek yang
meıugikan keselıntao.

Keluhan adalah sımtu pengaduzn dari pelauggao ntaı› kon»ıtıııen


meııgenai
ktıalitas. kuantitas. khasiat dan keamanan.
• Pengolahan Bimpang Kunyit
• Cara tanam
• Waktu pemanenan
• Pengolahan simplisia : Cara sortir, pemotongan, pengeringan,
penyerbukan,
• Pengemasan
• Contoh produk-produk
•Pengo1ahan Adas
• Cara tanam
• Waktu pemanenan
• Pengolahan simplisia : Cara sortir, pemotongan, pengeringan,
penyerbukan,
• pengemasan
• Contoh produk-produk
• Pengolahan Daun Sirih

• Cara tanam
• Waktu pemanenan
• Pengolahan simplisia : Cara sortir, pemotongan, pengeringan,
penyerbukan,
• Pengemasan
• Contoh produk-produk

Anda mungkin juga menyukai