Anda di halaman 1dari 60

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

FKG UNIMUS

OBAT HERBAL
• Tanaman obat mrpk spesies tanaman yg diketahui, dipercaya dan
benar2 berkhasiat obat.
• Menurut Zuhud, Ekarelawan dan Riswan, tanaman obat terbagi mjd
tiga jenis, yaitu:
1. Tanaman obat tradisionalmrpk spesies tumbuhan yg diketahui
atau dipercaya memiliki khasiat & telah digunakan sbg bahan baku
obat tradisional.
2. Tanaman obat modernmrpk spesie tumbuhan yg scr ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yg
berkhasiat obat & penggunaannya dpt dipertangungjawabkan scr
medis.
3. Tanaman obat potensialmrpk spesies tumbuhan yg diduga
mengandung senyawa atau bahan bioaktif yg berkhasiat obat,
tetapi belum dibuktikan scr medis atau penggunaannya sbg bahan
obat tradisional perlu ditelusuri.
FAKULTAS | PROGRAM STUDI
FAKULTAS |
PROGRAM STUDI

• Di Asia, pengobatan menggunakan tanaman


obat meliputi obat tradisional Cina, obat
Jepang-Cina (kampo),obat Korea Cina, obat
tradisional Indonesia (jamu) & obat tradisional
India (ayurweda).
• Di Eropa dikenal fitoterapi & dikenal sbg
pengobatan alternatif di Amerika.
• Gabungan pengobatan alternatif & pengobatan
konevnsional dsbt dg Integrative medicine.
FAKULTAS |
PROGRAM STUDI

• Keunggulan pengobatan herbabahan dasar bersifat alami


shg efek sampingnya dpt ditekan seminimal mungkin.
• Penggunaan herba sbg obat hrs sesuai dg takaran atau dosis,
cara minum, jangka waktu pengonsumsian shg khasiat herba
mjd optimal.
• Obat herba bersifat konstruktif (membangun), memperbaiki
jar yg rusak, mengembalikan fungsi sel spt semula.
• Namun, msh ada yg membingungkan mengenai identifikasi,
efikasi, dosis pengobatan, toksisitas, standarisasi dan regulasi
produk herba.
• Dari daftar The International Organization for
Standardization (ISO), tercatat 112 jenis tanaman yg
dikategoriksn sbg herba & rempah-rempah.
• Obat Tradisional (OT) merupakan salah satu warisan
budaya bangsa Indonesia yang telah digunakan selama
berabad-abad untuk pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan serta pencegahan dan pengobatan penyakit
• Berdasarkan bukti secara turun temurun dan
pengalaman (empiris)
• Sebagai warisan budaya bangsa yang telah terbukti
banyak memberi kontribusi pada pemeliharaan
kesehatan, Jamu sebagai OT asli Indonesia perlu terus
dilestarikan dan dikembangkan.
• OT telah banyak mengalami perkembangan mencakup
aspek pembuktian khasiat dan keamanannya, jaminan
mutu, bentuk sediaan, cara pemberian, pengemasan dan
penampilan serta teknologi produksi

• Untuk mendorong peningkatan pemanfaatan OT


Indonesia sekaligus menjamin pelestarian Jamu,
Indonesia memprogramkan pengembangan secara
berjenjang ke dalam kelompok Jamu, Obat Herbal
Terstandar dan Fitofarmaka
Jamu
• Jamu ramuan dr bahan hewan, bahan
mineral, sediaan galenik atau campuran bahan
tsb yg secara turun temurun telah digunakan utk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
• Jamu sbg warisan budaya bangsa hrs tetap
dilestarikan dg fokus utama pd aspek mutu dan
keamananya (safety) dg khasiat jamu sbg obat
tradisional, didasarkan pd pengalaman empirik
yg telah berlangsung dlm kurun waktu yg sangat
lama.
• Sebagian besar produk obat tradisional yg terdaftar
di Badan POM RI adl kelompok jamu.
• Biasanya disediakan secara tradisional, misal
bentuk sediaan seduhan, rajangan, pil dan cairan yg
berisi seluruh bahan tanaman yg mjd penyusun
jamu tsb serta digunakan scr tradisional.
• Jamu dibuat dg mengacu pd resep peninggalan
leluhur.
• Tidak perlu pembuktian ilmiah sampai klinis, cukup
dg bukti empiris dr pengalaman penggunaan di
masy.
Obat herbal terstandar
• Obat herbal terstandarsediaan obat bahan
alam yg telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
scr ilmiah dg uji praklinis dn bahan bakunya telah
terstandardisasi.
• Mrpk obat tradisional yg biasanya disajikan dr
ekstrak atau hasil penyarian bahan alam yg dpt
berupa tanaman obat, binatang, biota laut maupun
mineral.
• Telah ditunjang dg bukti ilmiah berupa uji praklinik
spt uji khasiat farmakologis dan uji toksisitas akut
maupun klinis pd bbrp hewan percobaan.
Fitofarmaka
• Fitofarmakasediaan obat bahan alam yg telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya scr ilmiah dg
uji praklinis dg hewan percobaan dan telah melalui
uji klinis pd manusia serta bahan baku dan
produknya telah distandardisasi.
• Terbuat dr bahan alam yg dpt disejajarkan dg obat
modern krn dlm proses pembuatannya sdh
terstandar, dg uji klinis ini akan lebih meyakinkan
para profesi medis utk menggunakan obat
tradisional di sarana pelayanan kesehatan.
• Uji klinis mengikuti deklarasi Helsinki yg terdiri
dr 4 fase
Uji klinis
• Fase uji klinis Idilakukan thd sukarelawan
sehat utk mengetahui apkh sifat yg diamati pd
hewan percobaan jg dpt terlihat pd manusia, pd fase
ini ditentukan hubungan dosis dg efek yg
ditimbulkan serta profil farmakokinetik obat tsb pd
manusia.
• Fase uji klinis IIdilakukan kpd pasien tertentu
utk diamati efikasi pd penyakit yg diobati shg
diharapkan memiliki efek samping rendah atau
toksik, pd fase ini mulai dilakukan pengembangan
serta uji stabilitas bentuk sediaan obat tradisional.
• Fase uji klinis IIIdilakukan dg melibatkan
kelompok besar pasien utk dibandingkan efek dan
keamanannya thd obat pembanding yg selama ini
digunakan utk mengobati penyakit tsb. Stlh calon obat
dibuktikan berkhasiat, mirip obat yg sdh ada lebih
dahulu dan menunjukkan keamanan saat dipakai, obat
tsb diijinkan utk diproduksi sbg legal drug.
• Fase uji klinis IVyg diamati pd pasien dg berbagai
kondisi serta berbagai usia dan ras, pengamatan ini
dilakukan dlm jangka waktu yg lama utk melihat nilai
terapeutik dan pengalaman jangka panjang dlm
penggunaan obat tradisional tsb. Dari hasil evaluasi
masih memungkinkan suatu obat ditarik dari peredaran
jika terbukti membahayakan.
• Hingga saat ini berbagai uji klinis tanaman herba
masih sangat jarang. Hampir setiap studi hanya
melakukan penelitian tahap preklinis.
• Contoh paling populer adl ekstrak temulawak yg
telah teruji scr klinis mampu menurunkan
kolesterol. Konsumsi ekstrak temulawak terbukti
tdk menimbulkan efek samping yg berarti, baik
berupa gejala klinis, kimia darah maupun urine.
Selain itu, konsumsi ekstrak temulawak tidak
menimbulkan tukak lambung & mampu
meningkatkan nafsu makan.
• Tanaman unggulan nasional yg telah diuji klinis
yaitu: salam (Syzigium polyanthum), sambiloto
(Andrographis paniculata), kunyit (Curcuma
domestica), jahe merah ( Zingiber officinale),
jati belanda (Guazuma ulmifolia), temulawak
(Curcuma xanthorriza), jambu biji (Psidium
guajava), cabe jawa (Piper retrofractum),
pegagan (Cantella asiatica) dan mengkudu
(Morinda citrifolia).
STANDARDISASI OBAT HERBAL
• Standardisasi bahan obat alam (SBOA) atau
standardisasi obat herbalrangkaian proses
melibatkan berbagai metode analisis kimiawi
berdasarkan data farmakologis, melibatkan
analisis fisik dan mikrobiologi berdasarkan
kriteria umum keamanan (toksikologi) terhadap
suatu ekstrak alam (tumbuhan obat).
• Standardisasi bertujuan utk memberikan efikasi yg
terukur secara farmakologis dan menjamin
keamanan konsumen
• Dg standardisasimutu, keamanan, khasiat
• Objek standardisasi adl ekstrak tumbuhan, yaitu
material yg diperoleh dg cara menyari bahan tumbuhan
dg pelarut tertentu.
• Pelarut yg diperbolehkan adalah etanol
• Pelarut organik selain etanol memiliki potensi toksisitas
yg lebih tinggi
• Etanol memiliki kemampuan menyari dg polaritas yg
lebar mulai senyawa non polar sampai dg polar.
• Penyari air cukup sulit diuapkan pd suhu rendah shg
berpotensi terdegradasinya komponen aktif atau
terbentuknya senyawa lain krn pemanasan.
Tujuan standardisasi
• Menjamin keseragaman khasiat (efikasi)
• Untuk uji klinik
• Menjamin aspek keamanan dan stabilitas
ekstrak/bentuk sediaan
• Meningkatkan nilai ekonomi
SIMPLISIA

• Simplisia atau herbal adalah bahan alam yang telah


dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum
mengalami pengolahan. Kecuali dinyatakan lain suhu
pengeringan simpiisia tidak lebih dari 60°.
• Simplisia segar adalah bahan alam segar yang belum
dikeringkan
• Simplisia Nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan
utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat
tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tumbuhan atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya
atau zat nabati lain yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tumbuhannya.
• Serbuk Simplisia Nabati adalah bentuk serbuk
dari simplisia nabati, dengan ukuran derajat
kehalusan tertentu. Sesuai dengan derajat
kehalusannya, dapat berupa serbuk sangat kasar,
kasar, agak kasar, halus dan sangat halus
• Serbuk simplisia nabati tidak boleh mengandung
fragmen jaringan dan benda asing yang bukan
merupakan komponen asli dari simplisia yang
bersangkutan antara lain telur nematoda, bagian
dari serangga dan hama serta sisa tanah
EKSTRAK
• Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat
dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara
yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.
• Jenis ekstrak: ekstrak cair, ekstrak kental dan ekstrak kering.
• Ekstrak cairjika hasil ekstraksi masih bisa dituang, biasanya
kadar air lebih dr 30%
• Ekstrak kentaljk memiliki kadar air antara 5-30%
• Ekstrak kering jk mengandung kadar air kurang dari 5%.
Memungkinkan langsung dilakukan penyerbukan dan lebih
mudah memperhitungkan kadar serta melakukan formulasi.
Faktor penentu mutu ekstrak
• Kesahihan tanaman
• Genetik
• Lingkungan tempat tumbuh
• Penambahan bahan pendukung pertumbuhan
• Waktu panen
• Penanganan pasca panen
• Teknologi ekstraksi
• Teknologi pengentalan dan pengeringan ekstrak
• Cara menyimpan ekstrak
• Standardisasi obat herbal meliputi dua aspek:
• Aspek parameter spesifikberfokus pd
senyawa atau golongan senyawa yg brtanggung
jawab thd aktivitas faramakologis. Analisis kimia yg
dilibatkan ditujukan utk analisa kualitatif dan
kuantitatif thd senyawa aktif.
• Aspek parameter non spesifikberfokus pd
aspek kimia,mikrobiologi dan fisis yg akan
mempengaruhi keamanan konsumen dan stabilitas
misal: kadar logam berat,aflatoksin, kadar air dll.
Parameter spesifik
• Penentuan kadar senyawa yg bertanggung jawab
terhadap aktivitas farmakologi tanaman obatinti
utama tujuan standardisasi
• Senyawa marker adl senyawa yg bertanggung jawab thd
aktivitas farmakologis yg kita tuju
• Utk penentuan parameter kimiawi, melibatkan metode
analisis kuantitatif yg didahului uji kualitatif
• Utk menentukan kandungan kimiawi diperlukan
senyawa marker
Senyawa marker memiliki salah satu kriteria:
• Senyawa aktif: senyawa yg langsung bertanggung jawab thd
aktivitas, misal saponin ginsenosida pd tanaman ginseng (Panax
ginseng)
• Senyawa utama: disebut juga major compound yi, senyawa yg scr
kuantitatif dominan di dlm suatu tanaman obat, mis: kurkuminoid
di dlm rimpang kunyit (C. Longa) mskupin belum tentu yg
bertanggung jwb langsung thd aktivitas farmakologi
• Senyawa identitas, yi senyawa yg khas, unik, eksklusif, hanya tdp pd
suatu tanaman obat, mis: lunamarin, lunakrin, lunasin yg tdpt pd
daun sanrego (Lunasia amara Blanco)
• Senyawa aktual: senyawa apapun asalkan tdpt di dlm tanaman yg
dianalisis
Standardisasi aspek spesifik
Aspek profil KLT
Tujuan: menunjukkan bhw senyawa aktif
(marker) betul ada di dlm ekstrak atau scr
kimiawi ekstrak adl otentik yi berasal dr
tanaman yg benar
Aspek penetapan kadar marker
Tujuan: utk menunjukkan scr kuantitatif kadar
dr senyawa marker yg ada dlm ekstrak shg bisa
ditentukan brp jumlah senyawa yg bertanggung
jwb tdh aktivitas farmakologi
Aspek penetapan kadar total golongan metabolit
• Tujuan: menetapkan kadar gol metabolit sekunder
tertentu spt fenolat, flavonoid, alkaloid, antrakinon,
kumarin, saponin yg diperkirakan berkontribusi thd
aktivitas farmakologi
Aspek kadar ekstrak larut solven air dan etanol
• Tujuan: mengalkulasi persentase senyawa polar, semi
polar-non polar yg terkait aktivitas farmakologi.
Gol metabolit sekunder yg harus ditetapkan

• Golongan fenolat
• Golongan flavonoid
• Golongan saponin
• Golongan minyak atsiri
• Golongan tanin
• Golongan alkaloid
• Golongan steroid
• Golongan kumarin
Fenolat
• terdiri dari sebuah cincin fenol tersubstitusi.
• contoh senyawa golongan fenol: eugenol, asam
kaffeat, catechol
• uji fenolat dg larutan FeCl3 1%
• fenolat positip jika terjadi perubahan warna
hijau, merah ungu, biru/hitam
Flavonoid
• memberi warna pd buah dan bunga
• ada 7 tipe flavonoid: flavon, flavonol, xanton,
isoflavon, khalkon, biflavon, flavanon
• Metode yg digunakan adl metode Chang atau
metode Zhoupenetapan kandungan total
flavonoid dilakukan scr kolorimetri dg
spektrofotometri visibel
Saponin
• mempunyai bagian utama berupa turunan
triterpen dg sedikit steroid
• dpt diketahui dg penambahan air
• timbulnya busa/buih menunjukkan adanya
glikosida cara uji yg paling murah
Minyak atsiri
• Minyak atsiri kadang cukup dikenal dg
organoleptis dg mengenal bau/aromanya
• Menggunakan destilator Karsluhe, sesuai
ketentuan WHO Guidesisa minyak atsiri dlm
ekstrak sekitar 1%
Tannin
• Tannin mrpk gambaran umum utk senyawa
golongan polimer fenolik
• penapisan fitokimia menggunakan larutan
gelatin dan FeCl3
• Penetapan tannin dilakukan dg metode titrasi dg
kalium permanganat.
Alkaloid
• pd tanaman mrpk senyawa amina tersier,
nitrogen primer, sekunder dan quartener
• penapisan fitokimia menggunakan Reagen
Wagner
• hasil uji alkaloid pd uji Wagner ditandai dg
terbentuknya endapan, yg mrpk kalium alkaloid
Terpenoid
• senyawa yg mengandung karbon dan hydrogen,
atau karbon, hydrogen dan oksigen yg tidak
bersifat aromatis
• senyawa yg mudah menguap
• uji terpenoid menggunakan reagen vanili-H2SO4
menghasilkan warna ungu, biru, biru-ungu,
orange ke merah ungu dan atau merah coklat
Kumarin
• Kumarin mudah dikenali yi, dlm larutan akan
timbul fluoresensi kuning kebiruan
• Penetapan kadar kumarin total menggunakan
metode fluorometri yg dimodofikasi mjd metode
spektrofotometri ultraviolet
Fitoterapi
• Fitoterapipengobatan dan pencegahan penyakit
menggunakan tanaman, bagian tanaman, dan
sediaan yang terbuat dari tanaman.
• Asal-usul istilah obat-obat herbal dikenal lebih
dahulu dari pada fitoterapi. Sebuah sistem
pengobatan yang bersal dari ribuan tahun lalu
ditemukan. Beberapa contohnya adalah sistem
pengobatan China, Tibet, dan Ayurveda dari India.
Demikian juga ahli pengobatan dari suku-suku asli
di Afrika, Amerika utara, Amerika Selatan, dan
suku-suku dipesisir laut mennggunakan tanaman
dalam setiap pengobatannya.
Bentuk sediaan obat tradisional
• Bahan obat tradisional tdk hanya disajikan dlm
bentuk tunggal, namun lebih sering disajikan
dlm bentuk yg diformulasikan dg bahan lain, dg
tujuan antara lain utk mengurangi rasa pahit
atau bau yg kurag enak, menstabilkan sediaan
cair, mengatur dosis pemakaian agar sesuai,
mempermudah penggunaaan.
• Bentuk sediaan: padat, cair, semi padat
Sediaan padat/kering
• Salah satu bentuk sediaan yg disajikan dlm
bentuk padat/kering adl rajangan, yaitu
berupa potongan simplisia, campuran simplisia
atau campuran simplisia dg sediaan galenik yg
penggunaannya dilakukan dg pendidihan atau
penyeduhan dg air panas.
• Rajangan mrpk bentuk sediaan yg paling
sederhana dan tdk membutuhkan teknologi yg
tinggi.
• Proses rajangan: simplisia yg berasal dr tanaman
obat dibersihkan, dicuci dg air mineral, dipisahkan
dr bagian tanaman yg tdk dibutuhkandirajang dg
pisau atau mesin perajang dg ukuran yg
dikehendakisimplisia dikeringkan utk
mengurangi kadar airnya serta agar lebih tahan
lama selama proses penyimpanan.
• Cara penyajian: diseduh atau direbus dg air tawar.
Proses perebusan dianggap selesai apabila air yg
digunakan utk merebus tersisa setengah dr jumlah
air sebelumnya.
• Bentuk sediaan kering yg banyak beredar di
pasaran adl bentuk serbuk.
• Disajikan dg air panas atau dicampur dg
minuman lainnya.
• Kekurangan bentuk serbuk adl apabila obat
terbuat dr bahan yg pahit akan terasa kurang
enak, dan sediaannya mudah terurai krn
higroskopisditambahkan bahan pemanis &
dibungkus dg pembungkus bekualitas agar tdk
mudah terkena paparan udara dr luar.
• Pilsediaan padat obat tradisional berupa massa bulat
dimana bahan bakunya berupa serbuk simplisia, sediaan
galenik atau campurannya. Digunakan scr oral.
• Pastilessediaan padat obat tradisional berupa lempengan
pipih umumnya berbentuk segi empat, bahan bakunya
campuran serbuk simplisia, sediaan galenik atau campuran
keduanya.
• Kapsulsediaan obat tradisional yg terbungkus cangkang
keras atau lunak dg bahan bakunya terbuat dr sediaan galenik
dg atau tanpa bahan tambahan. Cangkang kapsul terbuat dr
campuran gelatin, gula & air, warnanya jernih atau dg
tambahan warna dan tdk memiliki rasa. Cangkang kapsul
biasanya dibuat mjd dua bagian, yatu badan kapsul dan
bagian tutupnya yg berukuran lebih pendek.
• Tabletsediaan obat tradisional berbentuk padat
kompak yg dpt dibuat scr kempa cetak maupun metode
granulasi, dlm bentuk tabung pipih, silindris atau bentuk
lain, kedua permukaannya rata atau cembung, terbuat dr
sediaan galenik dg atau tanpa bahan tambahn
• Koyoksediaan obat tradisional berupa pita kain yg
cocok dan tahan air yg dilapisi dg serbuk simplisia dan
atau sediaan galenik, digunakan sbg obat luar,
pemakaiannya ditempelkan pd kulit.
• Parem, pilis, tapelbiasanya digunakan utk
mengobati memar, nyeri otot, demam, menghaluskan
kulit dan penyakit pd permukaan kulit.
Sediaan semi solid
• Salep atau krimsediaan setengah padat yg
mudah dioleskan yg bahan bakunya berupa
sediaan galenik yg larut atau terdispersi
homogen dlm dasar salep/krim yg cocok dan
umumnya digunakan sbg obat luar.
• Konsistensi atau kepekatan dr salep lebih tinggi
jk dibandingkan dg krim yg memiliki kadar air
yg lebih banyak.
Sediaan cair
• Obat tradisional jg banyak dipasarkan dlm
bentuk sediaan obat cair, baik utk penggunaan
pemakaian obat dalam maupun obat luar.
• Bbrp bentuk sediaan cair:
sirup,emulsi,larutan, jamu cair, eliksir.
• Suspensi dan emulsi lebih banyak digunakan,
krn sebagian besar bahan obat tradisional terdiri
dr berbagai macam campuran bahan yg
cenderung utk tdk larut dlm air.
• Langkah-langkah penelitian tanaman obat atau
herbal:
1. parameter kualitas simplisia
2. penapisan fitokimia
3. metode isolasi dan ekstraksi
PARAMETER KUALITAS SIMPLISIA
• URAIANmenguraikan mengenai simplisia yg
diperiksa
• SINONIMdiberikan nama lain yg dikenal
• PEMERIAN
a. Makroskopikprofil makroskopik simplisia
b. Organoleptikanalisis organoleptik meliputi
analisis warna,bau & rasa dg menggunakan
bantuan indera
• IDENTIFIKASI
a. Identifikasi pendahuluan
b. Identifikasi golongan kandungan obat
c. Identifikasi dg kromatografi lapis tipis
• UJI KEMURNIAN
a. Kadar abu
b. Susut pengeringan
c. Kadar air
d. Kadar sari larut etanol
e. Jumlah bakteri total
f. Jumlah jamur
g. Identifikasi bakteri patogen
h. Logam berat
• ZAT IDENTITASmisalnya bentuk spektrum yg
diperoleh dg menggunakan spektroskopi ultra violet
PENAPISAN FITOKIMIA
• Tujuan utama dr penapisan fitokimia adl
menganalisa tumbuhan utk mengetahui
kandungan bioaktif yg berguna utk pengobatan
• Fitokimia atau kimia tumbuhan mrpk disiplin
ilmu yg mempelajari aneka ragam senyawa
organik pd tumbuhan, yaitu mengenai struktur
kimia, biosintesis, metabolisme, penyebaran scr
ilmiah dan fungsi biologisnya.
Three major classes of phytochemicals
GOLONGAN FITOKIMIA
Terpenoid Monoterpenoids, iridoids, sesquiterpenoids, sesquiterpene
lactones, diterpenoids, tritepernoid saponins, steroid
saponins, cardenolides, bufadienolides, phytosterols,
cucurbitacins, nortriterpertenoids, triperpenoids,
carotenoids, limonoids

Phenolic Anthocyanins, anthochlors, benzofurans, chromones,


metabolites coumarins, flavonoids, flavonones, flavonols, isoflavonoids,
lignans, phenols, phenolic acid, phenolic ketones, phenyl-
propanoids, quinonoids, stilbenoids, tannins, xanthone

Alkaloids and other Amaryllidacea, betalain, diterpenoid, indole, isoquinoline,


nitrogen lycopodium, monoterpene, sesquiterpene, peptide,
pyrrolidine, piperidine, pyrrolizidine, quinoline,
quinolizidine, steroidal, tropane compounds,-non-protein
amino
acids, amines, cyanogenic glycosides, glucosinilates, purines,
pyrimines
Ekstraksi
• Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari
bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari
ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia
yang terdapat dalam simplisia
Metode maserasi
• Maserasi merupakan cara penyarian sederhana
yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari selama beberapa
hari pada temperatur kamar dan terlindung dari
cahaya.
Metode perkolasi
• Perkolasi adalah cara penyarian dengan
mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi
Metode Soxhletasi
• Soxhletasi merupakan penyarian simplisia
secara berkesinambungan, cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan
penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul
air oleh pendingin balik dan turun menyari
simplisia dalam klongsong dan selanjutnya
masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah
melewati pipa sifon
Metode refluks (ekstraksi secara
panas)
• Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk
mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur
kasar dan tahan pemanasan
• Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut
yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator.
Metode destilasi uap
• Destilasi uap adalah metode yang popular untuk
ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial)
dari sampel tanaman
• Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk
menyari simplisia yang mengandung minyak
menguap atau mengandung komponen kimia
yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan
udara normal.
Daftar pustaka
• Mustarichie R, Musfiroh I, Levita J, 2011, Metode
Penelitian Tanaman Obat, Widya Padjajaran :
Bandung.
• Wasito H, 2011, Obat Tradisional Kekayaan
Indonesia, Graha Ilmu : Yogyakarta.
• Saifudin A, Rahayu V, Teruna HY, 2011,
Standardisasi Bahan Obat Alam, Graha Ilmu :
Yogyakarta.
• Herbal Indonesia Berkhasiat : Bukti Ilmiah & Cara
Racik, Redaksi Trubus, Vol. 8, ISSN 0216 - 7638
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai