M.RUSDI
BEBERAPA PENGERTIAN
• 6. Kepmenkes 121/2008
Pengobatan herbal adalah pengobatan yang
menggunakan bahan yang berasal dari tanaman, bisa
berupa daun, akar, bij-bijian dan lainnya yang mengandung
bahan yang berkhasiat untuk tubuh.
• Definisi WHO tentang obat tradisional ditetapkan pada
tahun 1991 di Ottawa pada saat konferensi internasional
badan regulasi obat untuk memperoleh kesamaan
pandangan dan mempromosikan kolaborasi antara
badan regulasi obat. WHO menggunakan istilah
finished herbal products untuk obat tradisional dengan
definisi: “finished, labeled medicinal products that
contain as active ingredients aerial or underground
parts of plants, or other plant material, or combination
thereof, whether in the crude state or as plant
preparation. Plant material includes juices, gums, fatty
oils, essential oils, and any other subtances of this
matter. Herbal medicines may contain excipiens in
addition to the active ingridients. Medicines containing
plant material combined with chemically defined active
substaces, including chemically defined, isolated,
constituents of plants, are not considered to be herbal
medicines”.
MASA DEPAN OBAT TRADISIONAL
• AMANAH GBHN TAHUN 1993
Pengobatan tradisional yang secara medis
dapat dipertanggungjawabkan, terus dibina
dalam rangka perluasan dan pemerataan
kesehatan. Pemeliharaan dan pengembangan
obat tradisional sebagai warisan budaya
bangsa terus ditingkatkan dan didorong
pengembangan serta penemuan obat-obatan
termasuk budidaya obat tradisional yang
secara medis dapat dipertanggungjawabkan
• KepMenKes.RI No. 381/Menkes/SK/III/2007
Kebijakan Obat Tradisional mempunya tujuan
a. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan ramuan tradisional
secara berkelanjutan (sustainable use) untuk digunakan sebagai
obat tradisional dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan
b. Menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia secara lintas sektor
agar mempunyai daya saing tinggi sebagai sumber ekonomi
masyarakat dan devisa negara yang berkelanjutan.
c. Tersedianya obat tradisional yang terjamin mutu, khasiat dan
keamanannya, teruji secara ilmiah dan dimanfaatkan secara luas
baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam pelayanan kesehatan
formal. d. Menjadikan obat tradisional sebagai komoditi unggul
yang memberikan multi manfaat yaitu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi masyarakat, memberikan peluang kesempatan kerja dan
mengurangi kemiskinan
1. JAMU
3. FITOFARMAKA
1. Jamu (Empirical based herbal medicine)
2. LOGO BERUPA :
RANTING DAUN TERLETAK DALAM
LINGKARAN
DITEMPATKAN PADA BAGIAN ATAS
SEBELAH KIRI DARI WADAH /
PEMBUNGKUS / BROSUR.
3. WARNA LOGO :
HIJAU DI ATAS DASAR WARNA PUTIH
ATAU WARNA LAIN YANG MENYOLOK
KONTRAS DENGAN WARNA LOGO
2. LOGO BERUPA :
JARI – JARI DAUN ( 3 PASANG ) TERLETAK
DALAM LINGKARAN,
DITEMPATKAN PADA BAGIAN ATAS SEBELAH
KIRI DARI WADAH / PEMBUNGKUS / BROSUR.
3. WARNA LOGO :
HIJAU DI ATAS DASAR WARNA PUTIH ATAU
WARNA LAIN YANG MENYOLOK KONTRAS
DENGAN WARNA LOGO.
2. LOGO BERUPA :
JARI-JARI DAUN MEMBENTUK BINTANG
TERLETAK DALAM LINGKARAN
DITEMPATKAN PADA BAGIAN ATAS
SEBELAH KIRI DARI WADAH / PEMBUNGKUS
/ BROSUR
3. WARNA LOGO :
HIJAU DI ATAS DASAR PUTIH ATAU
WARNA LAIN YANG MENYOLOK KONTRAS
DENGAN WARNA LOGO.
OBAT HERBAL
JAMU FITOFARMAKA
TERSTANDAR
MUTU MANFAAT
1. Uji Kadar Air
Kadar Bahan
2. Cara Pembuatan INFORMASI PRODUK Berkhasiat
3. Sumber perolehan
bahan baku 1. Indikasi
4. CA bahan baku
2. Aturan pemakaian
5. CA produk jadi
3. Ukuran kemasan
6. Keseragaman bobot
4. Komposisi
/volume
5. Waktu hancur 5. Kadaluarsa
6. Stablititas produk jadi
PERKEMBANGAN
OBAT TRADISIONAL SAAT INI