LATIFAH RAHMAN
5. Penggunaan topikal
– Pulvis (Serbuk tabur, bedak)
– Sediaan basah: kompres, mandi
– Lotion (suspensi)
– Liniment
– Semi padat: salep, krim, pasta, jelly
– Aerosol: semprot
Skema Penerimaan Resep
Perjalanan pengeluaran resep di Indonesia
1. Pasien mengunjungi Dokter
2. Dokter menentukan
- anamnesis,
- diagnosis, dan
- prognosis serta
- terapi
3. Dokter menulis resep (tindakan dokter untuk pasien)
- dokter umum, spesialis, gigi, hewan
4. Pasien menyerahkan resep kepada Apoteker
5. Apoteker memberikan obat kepada pasien
PASIEN DOKTER
- ANAMNESIS R
- DIAGNOSIS E
OBAT - PROGNOSIS S
- TERAPI
E
P
APOTEKER
ISI RESEP
Resep harus :
1) Nama, alamat, dan nomor ijin praktek dokter, dokter gigi dan
dokter hewan.
2) Tanggal penulisan resep (inscriptio)
3) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep obat atau
komposisi obat (invocatio)
4) Aturan pemakaian obat yang tertulis (signature)
5) Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku (subscription)
6) Nama dan jenis hewan serta alamat pemiliknya untuk resep
dokter hewan
7) Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung
obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal
(Anonima, 2004).
1. Resep yang mengandung narkotika harus ditulis tersendiri yaitu
1. tidak boleh ada iterasi (ulangan);
2. ditulis nama pasien tidak boleh m.i =mihi ipsi = untuk dipakai sendiri;
3. alamat pasien dan aturan pakai (signa) yang jelas,
4. tidak boleh ditulis aturan pakai sudah tahu (usus cognitus).
3. Bila dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras tanpa
sepengetahuan diulang, dokter akan menulis tanda :
N.I = ne iteretur = tidak boleh diulang.
4. Resep yang tidak boleh diulang ialah: resep yang mengandung obat narkotik,
psikotropik, antibiotik atau obat lain yang ditetapkan oleh Menkes cq. Dirjen
POM. Harus dengan resep baru (Anief,1997).
FORMULA RESEP
Ada 3 formula dalam penulisan resep
- magistralis,
- officinalis dan
- spesialistis
• Berdasarkan umur
• Berdasarkan bobot badan
• Berdasarkan luas permukaan tubuh
• Dengan pemakaian berdasarkan lama (jam)
PERHITUNGAN DOSIS
BERDASARKAN UMUR
• Rumus Young (untuk anak ≤ 8 thn)
n (tahun)
DOSIS = ----------------------- X DM dewasa
n (tahun) + 12
• Rumus Fried
n (bulan)
DOSIS = -------------- X DM dewasa
150
• Rumus Cowling
DOSIS = n(tahun) /24 X dosis dewasa
• Rumus Bastedo
– Dosis = n(tahun)/30 x dosis dws
PERHITUNGAN DOSIS
BERDASARKAN BOBOT BADAN
• Rumus Clark (Amerika)
– Dosis = bobot badan (pon)/150 X dosis dws
• Farmakologi
– Dosis = luas permukaan tubuh anak/1,75 X dosis
dewasa
• Rumus Catzel
– Dosis = luas permukaan tubuh anak/luas
permukaan tubuh dewasa X 100 X dosis dewasa
PERHITUNGAN DOSIS DENGAN
PEMAKAIAN BERDASARKAN JAM
• FI : Satu hari dihitung 24 jam sehingga untuk
pemakaian sehari dihitung :
– Dosis = 24/n X
– n = selang waktu pemberian
– Tiap 3 jam = 24/3 X = 8 X sehari semalam
• R/ = recipe = ambillah
• S 3 dd cth II = signa ter de die cochlear theae duo =
tandailah 3 kali sehari 2 sendok teh
Kelengkapan resep :
1. Angka 3 seharusnya dituliskan dengan t singkatan dari
ter
2. Pada resep tsb. belum jelas bentuk sediaan yang akan
dibuat , seharusnya dituliskan tanda
m.f. pot = misce fac potio = campur dan buatlah obat
minum
PERHITUNGAN DOSIS
DM Luminal 300/600 mg
- Dosis untuk Karina (2 th)
n 300
= -------- X ---------- mg
n + 12 600
= 2 / 14 X 300 / 600 mg
= 42,85 / 85,71 mg
- Takaran pemakaian
p.k. = 10/102,7 x 0,1 = 9,73 mg < 42,85 mg (per keer)
p.e. = 3 x 9,73 mg = 29,19 mg < 85,71 mg (per etmal)
DM Codein 60/300 mg
- Dosis untuk Karina (2 th)
n 60
= -------- X ---------- mg
n + 12 300
= 2 / 14 X 60 / 300 mg
= 8,57 / 42,85 mg
- Takaran pemakaian
p.k. = 10/102,7 x 0,1 = 9,73 mg > 8,57 mg
p.e. = 3 x 9,73 mg = 29,19 mg < 42,85 mg
PENIMBANGAN dan CARA KERJA
1. PENIMBANGAN
– Potio Alba = 100 g
– Tripyron = 2,5 g / 500 mg = 5 tablet
– Luminal = 100 mg / 30 mg = 3⅓ tablet
– Codein = 100 mg / 20 mg = 5 tablet
– PGS = 2/100 X 102,7 = 2,054 g
– Air = 7 x 2,054 =14,378 g = 14,4 mL = 15 mL
2. CARA KERJA
a. Masukkan Luminal tab. ke dalam lumpang + Codein tab. + tripyron
tab. gerus ad homogen
b. (Suspensikan dengan PGS, tambahkan aqua dest. ± 15 mL)
c. (Gerus sampai terbentuk massa suspensi yang homogen)
d. Tambahkan Potio Alba, gerus ad homogen
e. Masukkan ke dalam botol, beri etiket
ETIKET
Karina
No.002 Tgl.
Karina
4 x sehari 1 sendok teh
sebelum/sesudah makan
(Diminum sampai habis)
Karina
3 x sehari 1 biji
(diisap-isap)
sebelum/sesudah makan
Kriteria
Penulisan
Rasional Tepat
Resep
1. Tepat indikasi
1. Baik dalam penulisan resep maupun
dalam komposisi obat 2. Tepat obat
2. Dalam pemeriksaan sesuai BSO dengan 3. Tepat pasien
rute pemberian, usia, dan kondisi pasien 4. Tepat dosis dan
3. Obat tidak tercampur dihindarkan, dari perhitungan dosis
segi farmaseutikal maupun farmakologi 5. Tepat interval waktu
4. Interaksi obat dan lama pemberian
obat
PERACIKAN SEDIAAN OBAT YANG BAIK
ASPEK FISIKO-KIMIA
1. Derajat halus
Obat yang sangat halus (1-5 mikron ) ⇨ kadar obat dlm darah
2-3 x lebih tinggi dari serbuk biasa sehingga dosis pemberian
dapat diturunkan menjadi 2-3 kali.
contoh : griseofulvin, digoxin
Kesalahan #:
1. Pada prescriptio tidak
ditulis bentuk sediaan
obat.
2. Signatura dokter tidak
menggunakan
singkatan latin.
PELAYANAN RESEP
Skrining resep
1. Persyaratan administratif:
nama, sip, alamat dokter, tanggal penulisan resep,
ttd/paraf dokter, nama alamat, umur, jenis kelamin, bobot
badan pasien, nama obat, potensi, dosis, jumlah yang
diminta, cara pemakaian yang jelas, informasi lainnya.
2. Kesesuaian farmasetik:
bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas,
cara dan lama pemberian.
3. Pertimbangan klinis:
adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis,
durasi, jumlah obat dll).
PELAYANAN RESEP
o Penyiapan obat
• Peracikan: menyiapkan, menimbang, mencampur,
mengemas, memberikan etiket pada wadah.
o Informasi obat:
Apoteker memberi informasi yang benar, jelas, mudah
dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.
Informasi meliputi: pemakaian obat, cara penyimpanan,
jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan minuman
yang harus dihindari selama terapi.
o Konseling:
tentang sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan
kesehatan sehingga memperbaiki kualitas hidup pasien.
INTERAKSI OBAT :
Suatu peristiwa dimana efek suatu obat/ bahan kimia
dipengaruhi oleh obat/bahan kimia lain :
⇨ obat + obat
⇨ obat + makanan/minuman
⇨ obat + bahan fisiologik tubuh/hormon
⇨ obat + herbal
TERJADINYA KASUS INTERAKSI OBAT
1. Potensi obat (Drug Potency)
contoh:
➢ Seorang pasien minum lebih dari satu macam obat yang
poten
➢ Dua/lebih jenis obat jika diminum bersama-sama akan
mempengaruhi beberapa sistem yang sama
Pengobatan kombinasi dari :
• Antipsikotik (klorpromazin)
• Antidepresan risiklis (amitryptilin) efek primer
• Antiparkinson (artane)
Ketiganya mempunyai efek :
• Antikholinergik kecil efek sekunder
• Aditif
Lanjutan ……
2. Visit lebih dari seorang dokter
Seorang pasien mengunjungi lebih seorang dokter dalam
waktu yang bersamaan
⇨ dokter mata :
Pilocarpine drops (efek kholinergik)
⇨ internist :
Probantine tablet (efek antikholinergik)
Lanjutan …….
3. Pemakaian obat dengan atau tanpa resep dokter bersama-
sama
Contoh :
- obat-obat antasida,
- vitamin (preparat besi),
- decongestant,
- analgetika
H+
Fe + + Fe + + +
Lanjutan ……
4. Ketidakpatuhan pasien
o Pasien tidak menerima penjelasan yang baik dari dokter/
apoteker
o Pasien menerima banyak jenis obat dengan berbagai cara /
aturan pakai
Hasil penelitian :
Pasien perokok/konsumsi marihuana, jika meminum
obat jenis teofilin, maka efek obatnya akan cepat
hilang dalam darah, karena keduanya akan
mempercepat proses metabolisme teofilin dalam
tubuh.
MEKANISME INTERAKSI OBAT
1. Peracikan
Inkompatibilitas akibat peristiwa fisiko-kimia
2. Farmakologik
➢ Farmakokinetik : ADME, biotransformasi
(Interaksi metabolisme obat)
• Induksi enzim
• Inhibisi enzim
• Perubahan aliran darah yang melewati hati
Contoh :
▪ Asetaminofen (analgetik) + Propantelin (antikholinergik) :
→ Propantelin menghambat pengosongan lambung,
absorpsi asetaminofen bergantung dari kecepatan
pengosongan lambung sehingga absorpsi asetaminofen
akan terhambat
▪ Griseofulvin + Phenobarbital :
→ Phenobarbital menurunkan efek dan mengurangi
absorpsi Griseofulvin
2. Farmakologik (lanjutan….)
B. Perubahan Distribusi
contoh :
Warfarin + Phenylbutazone
A. Efek antagonisme
- Amfetamin + Furosemide
(depressant) + (stimulansia)
B. Efek sinergisme
- Phenobarbital (sedatif) + Alkohol
F. Kombinasi antibiotika
→ meningkatkan efek antibakteri
→ mengobati infeksi campuran
→ mengobati infeksi yang belum jelas penyebabnya
→ mencegah timbulnya resistensi mikroorganisme
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
EFEK KOMBINASI ANTIBIOTIKA
1. Efek antagonistik
(bakteriostatik + bakterisida)
- Kloramfenicol + Penisilin
- Tetrasiklin + Penisilin
2. Efek sinergisme
- Streptomisin + Penisilin
3. Efek aditif
- Kloramfenicol + Tetrasiklin
Lain-lain
1. Untuk makanan, kosmetika dan obat:
kortikosteroid → bintik- bintik merah
• Indigo karmyn
• Merah kongo
• Metilen biru
• Gentian violet
• Brilian hijau
• Flourescein
FLAVOUR
Minyak kayu manis dan sinamil aldehid → alergi
• Dalam pasta gigi menyebabkan cholitis, stomatitis,
belahan pada bibir
• Pada salep (ol. cinnamomi) → dihilangkan
GULA, PEMANIS BUATAN, FLAVOUR
1. Laktosa
2. Sukrosa dan glukosa
3. Pemanis buatan: Siklamat, sakarin, sorbitol, aspartam
Laktosa
Right Strength
Right Drug
- Resep no. 3 :
m.f. cream = misce fac cream = campur dan buatlah
cream
s.u.e. siang = signa usum externum = tandailah untuk
pemakaian luar, untuk siang hari
- Resep no. 4
m.f. cream = misce fac cream = campur dan buatlah
cream
s.u.e. malam 2 jam = signa usum externum = tandailah
untuk pemakaian luar, untuk malam hari, selama 2 jam
Cara Meracik
Resep no.3
PENYIMPANAN OBAT
Obat disimpan menurut :
1. Tempat : - aman,
- bersih,
- tidak kena sinar matahari langsung
2. Susunan: - alfabetis/abjad
- mudah dicari
- tidak pindah-pindah tempat
3. Sistem: - FIFO (first in first out)
- FEFO (first expired first out)
4. Bagian: - penjualan bebas
- peracikan
- gudang
PENGELOMPOKAN OBAT/ SEDIAAN FARMASI
1. Bentuk sediaan
mis : padat (tablet, kapsul)
semi padat (salep, krim)
cair (larutan, suspensi, emulsi)
steril (injeksi, infus)
2. Golongan obat
mis : obat paten
obat generik
obat bebas
obat bebas terbatas
obat keras/psikotropika
obat narkotika
PENYIMPANAN NARKOTIKA
• tanggung jawab APA
▪ OBAT/SENYAWA KIMIA :
- organik
- anorganik
Edukasi
1. Penggunaan obat dengan tepat dan benar, harus diajarkan
kepada masyarakat secara populer
2. Mengajarkan tentang pengobatan sendiri harus dilakukan
dengan hati-hati
3. Mengajarkan obat berbahaya kepada anak-anak harus
dilakukan sedini mungkin
KIE TENTANG OBAT-OBAT KELUARGA BERENCANA (KB)
(KepMen.No.347/MenKes/VII/90)
1. KIE hanya dapat diberikan oleh personil yang sudah mengikuti pelatihan :
- Apoteker
- Asisten Apoteker
2. Pelayanan obat/ alat KB
- melalui resep (untuk semua jenis)
- ulangan (copy resep) : pil KB
- kartu akseptor (pil KB)
- penjualan bebas (kondom)
▪ Cara mengatasi ;
✓ perdarahan diluar waktu haid, beri informasi bahwa keadaan tsb.
hanya bersifat sementara, bila agak lama rujuk ke dokter
✓ mual, dapat diberi vit.B6 atau ganti dengan pil KB estrogen lebih
rendah atau dengan cara KB lain
✓ sakit kepala, beri analgetik
✓ keputihan, disebabkan infeksi jamur Candida albicans, rujuk ke
dokter
✓ jerawat, rujuk ke dokter dan biasanya diperlukan pil KB estrogen
lebih tinggi dan progestin non androgenik
✓ kegemukan, sebaiknya pil dihentikan dan diganti cara KB lain
▪ Sebenarnya penggunaan pil lebih aman dari
AKDR, karena AKDR dapat memberi efek
samping seperti infeksi panggul (pada wanita
usia > 35 tahun) dan dapat berakibat mandul
o Injeksi/Suntikan
o Kondom
C. Mantap
D. Sederhana
Metode Sederhana
1. Tanpa memakai alat / obat
a. Senggama terputus (azal/coitus interuptus)
b. Pantang berkala
Mekanisme kerja :
▪ Estrogen yang diberikan, akan menyebabkan kadar estrogen
dalam tubuh meningkat.
Peningkatan estrogen akan menghambat pengeluaran FSH
dari hipofisa sehingga pematangan sel telur yang dirangsang
oleh FSH tidak terjadi, sehingga tidak ada sel telur yang
masak untuk dibuahi oleh sperma
B. Keuntungan
▪ sangat efektif
▪ tidak mengganggu senggama
▪ pemulihan kesuburan tinggi
C. Kontraindikasi
pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita :
• kanker buah dada
• penyakit kuning atau pernah menderita penyakit hati
dalam tiga tahun terakhir
• penyakit pembuluh darah, tekanan darah tinggi,
gangguan jantung/lemah jantung,
• perdarahan abnormal, varises, sakit kepala yang hebat
• pembesaran kelenjar gondok, DM, Asma, Eksem
• Cara Penyuntikan
- diberikan dengan cara i.m (intra muscular) pada:
➢ otot panggul (gluteus) yang dalam
➢ otot pangkal lengan (deltoid)
- bekas suntikan ditutup dengan plester untuk mencegah keluarnya obat
▪ Jenis Sediaan
- Depo Provera (Depo Medroxy Progesteron Acetate) 50 mg/3
mL
- Net Con (Noretisteron Conenthate) 200 mg /1 mL
AKBK / Implant
• AKBK Norplant terdiri dari 6 tabung/kapsul
kecil dan tipis, panjangnya 3,5 cm
atau
• Jenis AKDR
– Lippes-loop/spiral (terbuat dari polietilen + Barium sulfat)
– Copper – T 200 B dan Cooper – T 380 A
– Nova T
– Multi Load ML Cu - 250 dan Cu - 375
• Kontraindikasi AKDR
- hamil
-kelainan alat reproduksi bagian dalam (perdarahan abnormal,
peradangan leher/mulut rahim (serviks), kanker rahim)
- perdarahan di saluran kencing
- alergi terhadap logam
Metode Kontrasepsi Mantap (Kontap)
1. Tubektomi
= tindakan operasi kecil dengan cara mengikat dan menutup
saluran telur (melalui perut atau vagina)
2. Vasektomi
= tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan
menutup saluran sperma sehingga sperma tidak dapat
lewat
TUGAS : INTERAKSI OBAT KB (HORMON)
DENGAN OBAT LAIN
1. Senyawa Barbiturat
2. Senyawa Benzodiazepine
3. Antikonvulsan
4. Kortikosteroid
5. Antidiabetes
6. Hormon tiroid
7. Antibiotika (Ampisilin, Rifampisin, Tetrasiklin)
8. Nikotin
PENYALAHGUNAAN OBAT (DRUG ABUSE) DAN
PENGGUNAAN SALAH OBAT (DRUG MISUSE)
• Obat identik dengan racun/bahan kimia
• Penggunaan salah atau penyalahgunaan obat dapat berakibat fatal,
yaitu berdampak keracunan
Hasil survei
• 10% keracunan fatal karena sengaja (bunuh diri)
• 25% sengaja meracuni diri sendiri, 75% karena keracunan
Penyebab : emosi, stress, tekanan batin
• Obat-obat yang sering disalahgunakan :
antihistamin,
kortikosteroid
Narkotik,
amfetamin (1970-an)
• Obat-obatan tsb. menyebabkan ketergantungan
PENYALAHGUNAAN OBAT (DRUG ABUSE)
Bed pan
Fungsi :
untuk menampung feses pada pasien
yang tidak boleh/bisa ke WC.
Hot Water Bottle (Ing.) Warm Water Zak
(Beld.), Botol Panas/ Buli-buli Panas.
Bentuk : berupa kantung dari karet dengan tutup di
ujungnya, diisi air panas.
Fungsi :
untuk kompres panas
Gloves
Gloves (Ing.) Handschoen (Beld.)
Sarung Tangan
Fungsi :
untuk melindungi tangan dari pengaruh lingkungan
sekeliling
Fungsi :
- tempat menyimpan alat-alat perawatan.
- untuk menampung muntah, nanah, kapas bekas dll.
Spuit (Disposable syringe)
Spuit / syringe adalah alat yang digunakan untuk
pemberian secara iv / im / sub cutan dengan
volume tertentu.
Spuit ini memiliki ukuran 1 ml, 3 ml, 5 ml, 10 ml,
20 ml, 50 ml. masing – masing ukuran
mempunyai penggunaan yang berbeda – beda
Jarum Suntik
Jarum ini mempunyai ukuran : 19, 21,
22, 23, 25, 26, 27 G
digunakan atau disambungkan dengan
alat suntik seperti tesebut di atas
Spuit / Syringe
Fungsi : untuk menyuntik
Winged needle
Injection Needle (Ing.) Jarum Suntik
IV catheter
Anaeroid Sphygmomanometer/
Tensi meter tanpa air (memakai
jarum)
Electrical Sphygmomanometer/
Automatic Sphygmomanometer
Clinical Thermometer (Ing.) Stethoscope binaural (bagian yang
Thermometer klinik (Ind.) ditempelkan di telinga)
Currete
Wing Needle
Fungsi :
sebagai perpanjangan vena
untuk pemberian cairan infus
atau obat intra vena dalam
jangka lama.
Stomach tube (Ing.)/ Maag Slang/Maag Sonde
(Beld.)
Fungsi :
Ø untuk mengumpulkan cairan/ getah lambung,
Ø untuk membilas/ mencucui isi perut,
Ø untuk pemberian obat-obatan.
Feeding Tube
Fungsi :
untuk nutrisi/ pemberian cairan makanan
melalui mulut atau hidung.
Catheter
Fungsi :
untuk mengeluarkan/ pengambilan urine
Jenisnya :
Ø Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
Ø Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
Ø Balloon Cathether/ Foley Cathether : terbuat dari
latex/ karet dilengkapi dengan balon dengan cara
menyuntikkan aqua pada ventilnya bila telah masuk
agar Cathether tidak copot.
Urine Bag
Fungsi :
untuk menampung urine yang
dihubungkan dengan Balloon Cathether/
Foley Cathether untuk mengeluarkan/
pengambilan urine pada sistem tertutup
Transfusion Set
Fungsi :
untuk pemberian tranfusi darah
SHecht Naald (Beld.) Surgical Needles atau
Suture Needles (Ing.) jarum jahit
Scalpel Blade : pisau operasi
Fungsi : pembedahan Fungsi : jarum untuk menjahit luka
Jenis-jenis jarum jahit
Ø ujungnya bulat untuk menjahit otot
Ø ujungnya segi tiga untuk menjahit kulit
Laryngeal Mirror
Reflex Hamer