Anda di halaman 1dari 12

STUDI KASUS COMPOUNDING AND DISPENSING

Dosen Pengampu:
apt. Jamilah Sarimanah, M.Si
Nama Penyusun :
Waskito Adhi (2120414683)

PROGRAM PROFESI APOTEKER ANGKATAN 41


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Obat Racikan adalah salah satu pelayanan kefarmasian yang diperlukan untuk menyidiakan

obat sesuai kondisi pasien. Keterbatasan sedian khusus untuk anak yang tersedia di Indonesia

menyebabkan perlunya peresepan obat racikan. Penggunaan obat racikan memungkinkan

terjadinya pengobatan yang tidak rasional. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

gambaran pola peresepan obat racikan untuk pediatric dan bagaimana struktur pelayanan obat

racikan di rumah sakit maupun fasilitas lainnya.

Pharmacy (farmasi) berasal dari bahasa yunani pharmakon berarti medicine atau obat

(drug). Pharmacist orang yang ahli mengenai obat. Hanya farmasis yang ahli mengenai obat.

Untuk keahlian mengenai obat dibutuhkan pengetahuan yang mendalam dari segala aspek

farmasi, dokter, dokter gigi, dan dokter hewan. Menuliskan resep dan terutama tertarik mengenai

efek obat pada pasien, nilai terapeutik, dan toksikologinya

Instalasi farmasi sebagai layanan rumah sakit memberikan kontribusi besar pada

pendapatan rumah sakit sampai lebih dari 50 %. Hal ini mengingat 90% pelayanan kesehatan di

RS menggunakan perbekalan yang dikelola farmasi seperti obat, bahan kimia, bahan radiologi,

alkes habis pakai.

Menurut keputusan menteri kesehatan nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang standart

pelayanan kefarmasian di RS, sedian steril dilakukan terpusat di IFRS. Menurut pedoman dasar

dispensing sedian steril tahun 2009 menyebutkan pencampuran sedian steril harus dilakukan

terpusat di IFRS untuk menghindari infeksi nosocomial dan terjadinya kesalahan pemberian

obat. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokimal, kontaminasi sedian,

paparan terhadap petugas dan lingkungan untuk mencegah kesalahan dalam pemberian obat serta
untuk menjamin kualitas mutu sedian sedian. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan

tenaga kefarmasian yang terlatih, fasilitas dan peralatan serta prosedur penanganan khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI COMPOUNDING
Menurut USP 2004 Compounding merupakan proses melibatkan pembuatan
(preparation), pencampuran (mixing), pemasangan (asembling), pembungkusan (packaging),
dan pemberian label (labelling) dari obat atau alat sesuai dengan resep dokter yang berlisensi
atas inisiatif yang didasarkan atas hubungan dokter/pasien/farmasis/compounder dalam praktek
profesional.
B.   TEKNIK COMPOUNDING
Pencampuran merupakan salah satu pekerjaan yang sangat umum dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari (Lachman,1989). Pencampuran adalah proses yang menggabungkan
bahan-bahan yang berbeda untuk menghasilkan produk yang homogen. Pencampuran dalam
sediaan farmasi dapat diartikan sebagai proses penggabungan dua atau lebih komponen sehingga
setiap partikel yang terpisah dapat melekat pada partikel dari komponen lain (Bhatt dan Agrawal,
2007).
Tujuan dilakukannya pencampuran selain menghomogenkan bahan-bahan juga untuk
memperkecil ukuran partikel, melakukan reaksi kimia, melarutkan komponen, membuat emulsi,
dan lain-lain, sehingga tidak jarang dalam teknologi farmasi digunakan beberapa alat
pencampur / mixer dengan jenis yang berbeda untuk mengolah bahan-bahan obat. Tidak hanya
bahan-bahan obat yang akan mempengaruhi produk suatu obat, teknik pencampuran pun dapat
mempengaruhi produk obat yang dihasilkan.
Menurut Bhatt dan Agrawal (2007), beberapa contoh pencampuran skala besar dalam
bidang farmasi :
1.     pencampuran bubuk/sebuk dalam pembuatan granul dan tablet
2.     pencampuran kering (dry mixing) dalam proses kompresi langsung sediaan tablet dan kapsul
3.     pencampuran bubuk/serbuk dalam pembuatan sediaan kosmetik seperti bedak
4.     pembuatan serbuk yang larut dalam larutan untuk pengisian dalam kapsul lunak dan sirup
5.     pencampuran dua cairan yang tidak saling larut, seperti sediaan emulsi
Mekanisme pencampuran cairan secara esensial masuk dalam empat kategori, yaitu :
transpor bulk, aliran turbulen, aliran laminer, dan difusi molekuler. Biasanya lebih dari satu dari
proses – proses ini yang dilakukan pada proses pencampuran (Lachman, 1989).
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pencampuran yaitu :
1. sifat fisik dari bahan yang akan dicampur, seperti kerapatan, viskositas, dan kemampuan
bercampur
2. segi ekonomi, menyangkut pemrosesan
3. waktu, waktu yang dibutuhkan untuk mencampur
4. alat, kemudahan mencampur, perawatan, dan pembersihannya (Lachman, 1989).

Berdasarkan pengaturan penambahan suatu cairan atau larutan serbuk berupa bahan
pengikat dan reaksi mekanik maka proses pencampuran terdiri dari low shear dan high shear.
Shear adalah jumlah tekanan mekanik pada rotor (Tousey, 2002).
Pada proses pencampuran solid-liquid, digunakan metode shear mixing. Alat yang
digunakan adalah shear nmixer. Mesin ini dirancang untuk mengurangi ukuran partikel dan
mencampur. Metode pencampuran ini memiliki efisiensi yang lebih baik daripada metode
pencampuran lain. Kecepatan putaran mesin ini 3000-15000 rpm.
High shear adalah suatu metode pengadukan, dimana cairan dengan kekentalan
rendah (biasanya air) ditambahkan ke dalam campuran serbuk yang telah mengandung pengikat
yang kemudian dicampur dengan sisa bahan dalam formulasi (Tousey, 2002). Namun,
penggunaan high shear mixing pada kondisi tertentu dapat digunakan untuk membantu serbuk
yang mempunyai karakteristik khusus/sulit tercampur terdispersi ke dalam cairan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pencampuran Cair-Padat :
1.    Bejana Pengaduk
Dalam industri kimia, bejana pengaduk merupakan tangki pengaduk ataupun
autoklaf. Penggunaan bejana ini disesuaikan dengan maksud dan tujuan pencampuran. Misalnya
untuk operasi kontinyu seringkali dipergunakan tangki pengaduk, sedangkan untuk maksud
pencampuran bertekanan digunakan autoklaf.
Wadah pengaduk biasanya adalah berbentuk silinder terbuka atau tertutup sedikit
sesuai jenis reaksi yang akan dilangsungkan. Kebanyakan dari wadah pengaduk dibuat dari
bahan isolator ataupun semi konduktor. Tangki pengaduk atau tanki reaksi biasanya didesain
untuk melakukan reaksi-reaksi pada tekanan diatas tekanan atmosfer, namun seringkali juga
digunakan untuk proses lain seperti pencampuran, pelarutan, penguapan, ekstraksi ataupun
kristalisasi.untuk pertukaran panas, tangki biasanya dilengkapi dengan mantel ganda yang dilas
atau disambung dengan flens, atau dilengkapi dengan kumparan berbentuk pipa yang di las.
Untuk mencegah kerugian panas yang tidak dikehendaki, tangki dapat diisolasi. Perlu
diingat bahwa tangki pengaduk didesain sesuai dengan keperluan, misalnya untuk reaksi dalam
beberapa sistem operasi (terisolasi, terbuka ataupun tertutup), proses kerja dan keperluan
pengerjaan. Oleh karena itu kadangkala tangki dilengkapi dengan berbagai lubang khusus.
Lubang-lubang khusus ini misalnya : sumbu pengaduk/penyekat, pipa penyuling, alat ukur
pengendali, saluran pemasukan dsb. (Lachman, 1989)
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN

KASUS 6
Ny. Lindawati datang ke apotik saudara dengan membawa resep dari dokter kandungan untuk.
menebus obat-obatnya, Ny. Linda bercerita bahwa dia lagi hamil muda tetapi menderita batuk
berdahak sudah beberapa hari disertai gatal pada tenggorokan serta perih dilambungnya. Setelah
membaca resep, saudara selaku farmasis kemudian menghubungi dokternya untuk
menyampaikan permasalahan yang ada pada resep tersebut agar disamping resep tersebut legal
secara administratif juga obat yang diserahkan tepat obat, tepat bentuk sediaan, tepat cara
pemakaian dan tepat dosisnya. Kajilah resep tersebut apakah ada yang perlu disampaikan kepada
dokter penulis resepnya, dan hubungi dokter tersebut untuk mendiskusikan permasalahan
tersebut
A. Skrining Admintrasi
Keterangan Ada Tidak ada
Inscriptio
Nama Dokter √
No. SIP Dokter √
Alamat Dokter √
No telepon Dokter √
Tanggal Penulisan Resep √ (konfirmasi ke dokter)
Invocatio
Tanda R/ pada awal resep √
Prascreptio/ordanatio
Nama Obat √
Kekuatan Sedian √
Jumlah Obat √
Signatura
Aturan Pakai Obat √
Subcriptio
Paraf Dokter √
B. Skrining farmasetis
n Nama Aturan Dosis Dosis Lazim % Dosis Keteranga
o obat pakai pemakia n
n
1 Epexol S-1-1-1 1xp:1tab Dewasa : 3 x 1xp:100% Sesuai
sehari 1 tablet.
1H:3x 1: 1H: 100%
3
2 Muchohe S1-1-1 1xp:6mg Dewasa : 3 x 1xp: (6 𝑚𝑔)/(8 Sesuai
xin 1H:3x6m sehari 1 tablet. 𝑚𝑔)x100% :75%
g (1 tablet : 8 mg) 1H:(18𝑚𝑔)/(24 𝑚𝑔) x
:18 mg 100% : 75 %
3 Cetrin S 1-1-1 1xp:1/3ta Dewasa: 1tablet 1xp:(1/3𝑇𝑎𝑏)/ Sesuai
b diminum (1𝑡𝑎𝑏)x100%:33,3 %
1H : 1kalisehari. 1H : 100 %
3x1/3 tab
: 1 tab
4 Lupred S1-1-1 1xp : 1/3 Dewasa: 1-4 1xp : - Sesuai
tab tablet setiap 1tab
1H :
1−4 tab
1H : 1 hari. Dosis
x100% : 100%- 25 %
tab harus dikurangi
secara bertahap
hingga dosis
efektif terendah.
5 Lanfix S 1-0-1 1xp:1 tab Dewasa: 200- 1xp : 100% Sesuai
400 mg dibagi
: 100 mg 1H: 100%
dalam 2 dosis
1H :2 terbagi.
tab: 200
mg
6 zollocid S 0-0-1 1xp:1 tab Dewasa : 1 1xp : 100 % Sesuai
30 ac 1 H: 1 kapsul setiap 1H : 100 %
tab hari selama 2-4
minggu
C. Skrining Klinis
Nama Obat Indikasi Efek samping Keamanan untuk
ibu hamil
Epexol Berfungsi sebagai Gangguan saluran kategori C
mukolitik (bekerja pencernaan ringan,
dengan cara Reaksi intoleransi,
mengencerkan dahak Ruam kulit, Bengkak di
sehingga mudah wajah
dikeluarkan saat Sesak napas, Demam
batuk
Muchohexin bekerja dengan cara Gangguan pencernaan, Kategori A
mengencerkan dan Gangguan sistem
mempermudah kekebalan, Gangguan
pengeluaran dahak sistem saraf, Gangguan
kulit dan jaringan
subkutan
Cetrin  untuk meredakan Sakit kepala, pusing, Kategori B
gejala rinitis alergi Mengantuk, Agitasi
dan urtikaria (gatal (gelisah), Mulut kering
biduran) dan Gangguan saluran
pencernaan

Lupred digunakan untuk Gangguan cairan dan Kategori C


kondisi alergi, elektrolit, retensi Na,
peradangan dan kehilangan Kalium,
penyakit lain yang Hipertensi Gagal jantung
memerlukan terapi kongesif, Kelemahan
glukokortikoid otot Kehilangan massa
misalnya, rematik, otot dan Osteoporosis
kolagen & penyakit
kulit.

Lanfix digunakan untuk Gangguan sistem Kategori B


mengobati pencernaan, Sakit
pneumonia (radang kepala, mengantuk,
paru-paru), sinusitis pusing, keleahan,
(inflamasi atau insomnia,
peradangan pada Trombositopenia
dinding sinus), otitis
(infeksi yang terjadi
pada telinga bagian
tengah) dan demam
tifoid
Zollocid digunakan untuk Gangguan saluran cerna, Kategori C
mengobati tukak Sakit kepala Dan Ruam
duodenum dan tukak kulit.
lambung,

D. Analisa Masalah dan Dampak Masalah


Analisa Masalah Dampak Masalah
pada Resep tidak dituliskan tanggal -
penulisan resep
terdapat 2 obat yang mempunyai indikasi memungkinkan terjadi interaksi antar obat
sama (epexol dan muchohexin) sehingga
harus dihilangkan salah satu
Terdapat obat yang mempunyai kategori penggunaan obat” kategori FDA dalam
C pada ibu hamil, sehingga berisiko kategori C mungkin dapat berisko pada
apabila tetap diberikan pada pasien ibu yang kehamilannya masih muda
sehingga penggunaan obat” tersebut
diminimalisir

E. Solusi Kita sebagai apoteker


1. Menghubungi Dokter untuk mengkonfirmasi tanggal pembuatan resep yang benar
2. Menghilangkan atau menghapus obat epexol karena terdapat 2 obat mempunyai
mekanisme yang sama dan merupakan obat dalam FDA kategori C
3. Mengganti obat omeprazole dengan lansoprazole dengan dosis sama yaitu 1x sehari 1
tablet 30 menit sebelum makan

Percakapan dengan dokter


A :Apoteker
D :Dokter
A: Halo Assalammuaikum dok, apakah benar ini dengan dr Handoko, Sp.THT?
D: Waallaikumsalam iya dengan saya sendiri, ini dengan siapa ya ?
A: perkenalkan dok nama saya waskito saya apoteker di apotek enggal waras, boleh
minta waktunya sebentar dok ?
D: Iya ada keperluan apa mas ?
A: Begini dok, saya mau menanyakan apakah benar pasien atas nama Ny.Lindawati
itu pasien dokter?
D: Iya itu pasien saya kemarin habis periksa di tempat saya
A: Jadi begini dok resep dokter berikan kepada pasien itu ada resep racikan kapsul
yang berisi epexol, muchohexin, cetrin dan lupred dan ada juga resep tunggal yaitu
lanfix dan zollocoid ?
D: iya itu resep yang saya berikan kepada pasien, ada masalah apa mas dengan
resepnya ?
A: begini dokter di resep racikan kapsul yang dokter berikan itu ada 2 obat yang
mempunyai mekanisme sama sebagai mukolitik yaitu obat epexol dan bromheksin,
dan kondisi sekarangkan pasien lagi hamil muda sebaiknya pemakian obat epexol itu
dihindari dok karena dapat memperburuk keadaan pasien?
D: kalau boleh tau itu kandungan obat epexol apa ? kok bisa berisiko pada ibu hamil?
A: kandungan dari obat epexol itu ambroksol dok dan menurut FDA ambroksol
termasuk kategori C untuk ibu hamil yang artinya pemakian obat ambroksol
sebaiknya diminimalisir dok karena dapat berisiko pada ibu hamil, begitu dok ?
D: oh begitu ya, kalau memang seperti itu sebaiknya obat epexol dihilangkan aja mas
takutnya nanti berisiko pada ibunya
A: Baik dok, ini juga ada obat omeprazole ini juga termasuk kategori C untuk ibu
hamil yang dapat berisiko bila digunakan pasien ?
D: kalau begitu diganti obat lansoprazole aja itu kayaknya termasuk kategori B untuk
ibu hamil untuk dosisnya nanti 1xsehari 1 tablet diminum 30 menit sebelum makan
ya mas.
A: baik dokter, mohon maaf dokter kelupaan belum menulis tanggal pembuatan resep
ini ditulis tanggal berapa ?
D: oh ya mas itu ditulis tanggal 24-03-2021 mas
A: Baik dok ini sudah beres untuk permasalahannya, terima kasih untuk bantuannya
dok
D: iya mas terima kasih sudah diingatkan
A: baik dok sama”, Mohon mafa mengganggu waktunya dokter selamat siang dokter
D: Iya siang mas

Anda mungkin juga menyukai