Anda di halaman 1dari 59

SKRIPSI

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KAYU JAWA


(Lannea coromandelica) PADA TIKUS JANTAN
(Rattus novergicus)

ARDYNUR

15020140023

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KAYU JAWA
(Lannea coromandelica) PADA TIKUS JANTAN
(Rattus novergicus)

Skripsi

Sebagai Salah Satu syarat Untuk mencapai Gelar Sarjana

Disusun dan Diajukan Oleh

ARDYNUR

15020140023

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ARDYNUR

Stambuk : 15020140023

Judul Skripsi : EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN

KAYU JAWA (Lannea coromandelica) PADA TIKUS

JANTAN (Rattus novergicus)

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar karya tulis penulis sendiri. Jika

dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan plagiat, duplikat,

tiruan atau dibuat dan dibantu oleh orang lain sebagian atau secara

keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh batal demi hukum.

Makassar, April 2021

Penulis

ARDYNUR
SKRIPSI

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KAYU


JAWA (Lannea coromandelica) PADA TIKUS
JANTAN (Rattus novergicus)

Disusun dan diajukan oleh

ARDYNUR

Stambuk : 15020140023

Menyetujui

Apt. Rahmawati,S.Si.,M.Kes. Apt. Rizqi Nur Azizah,S.si., M.Farm


Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Mengetahui

Dekan Fakultas Farmasi Ketua Program Studi

Apt. Rachmat Kosman,S.Si., M.Kes Dr. Apt. Andi Emelda,S.Si.,M.Si


NIPs. 116 020 769 NIP. 19740816200902 2 002
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi

pada tanggal 18 juni 2021

Nama : ARDYNUR

Stambuk : 15020140023

Judul Skripsi : EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN

KAYU JAWA (Lannea coromandelica) PADA TIKUS

JANTAN (Rattus novergicus)

Tim Penguji:

1. Ketua Penguji : apt. Safriani Rahman, S.Farm, M.Si (……………)

2. Sekertaris : apt. Bayu Putra, S.Farm, M.sc (……………)

3. Anggota 1 : apt. Rahmawati,S.Si.,M.Kes. (……………)

4. Anggota 2 : apt. Rizqi Nur Azizah,S.si., M.Farm (……………)


PRAKATA

Alhamdulillahirabbil‟alamiIn, Puji syukur senantiasa penulis panjatkan

atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan

Inayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “EFEK ANTIINFLAMASI

EKSTRAK ETANOL DAUN KAYU JAWA (Lannea coromandelica)

PADA TIKUS JANTAN (Rattus novergicus)” dapat terselesaikan dengan

baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar

sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

Tak lupa pula penulis haturkan sholawat dan salam pada junjungan

kita Nabi Muhammad S.A.W yang telah menghantarkan manusia dari alam

yang gelap ke alam yang terang menderang seperti ini. Namun tidak lepas

dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat

kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lain. Namun

berkat bantuan dari Allah Subhana Wa Ta‟ala dan orang tua penulis

Ayahanda Suardi, SKM., M.Kes dan ibunda Suriyati Suyuti, S.Tr.Keb yang

tak henti-hentinya memberi doa, motivasi dan dukungan baik dalam bentuk

moril maupun materil, sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik

karena kasih sayang dan bimbingan beliau.

Terima kasih juga buat saudara (i) ku serta seluruh keluarga besar

penulis yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih atas doa,

kasih sayang dan motivasi kepada penulis, tiada kata yang pantas untuk

mengungkapkan betapa besar cinta dan kasih sayang yang telah kalian
berikan kepada penulis. Secara khusus ingin menyampaikan ucapan

terima kasih setinggitingginya kepada yang telah memberikan dedikasi

dalam memotivasi kepada penulis.

Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan

kepada ibunda apt. Rahmawati,S.Si.,M.Kes selaku pembimbing pertama

dan ibunda apt. Rizqi Nur Azizah,S.si., M.Farm selaku pembimbing kedua,

atas keikhlasan dan ketulusan dalam meluangkan waktu, tenaga dan

pikirannya serta nasehat dalam membimbing penulis selama penelitian

hingga skripsi ini tersusun.

Dan Kepada Penasehat Akademik ayahanda apt. Muzakkir Baits,

S.Si., M.Si penulis ucapkan rasa terima kasih atas segala perhatian,

motivasi, saran, dukungan, ilmu nasehat serta bantuannya selaku orang tua

di kampus selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Farmasi. Rasa bangga

dan terima kasih yang sebesar-besarnya tak lupa penulis sampaikan

kepada:

1. Ayahanda apt. Rachmat Kosman, S.Si., M.Kes. selaku Dekan

Fakultas Farmasi Universitas MuslimIndonesia.

2. Ibunda apt. Nurlina, S.Si., M.Si. selaku wakil Dekan I Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia.

3. Ibunda apt. Rahmawati, S.Si., M.Kes. selaku wakil Dekan II Fakultas

Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

4. Ayahanda Herwin, S.Farm., M.Si selaku wakil Dekan III Fakultas

Farmasi Universitas Muslim Indonesia.


5. Ayahanda Drs.Muh.Ilyas Upe.,M.Ag selaku wakil Dekan IV Fakultas

Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

6. Ibunda Dr. apt. Andi Emelda, S.Si.,M.Si. selaku Kepala Program Studi

Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

7. Bapak Zainal Abidin, S.Farm., M. Farm. selaku penanggung jawab

Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Muslim

Indonesia

8. Ibunda apt. Virsa Handayani, S.Farm, M.Farm. selaku penanggung

jawab Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia.

9. Ibunda apt. Dr. Mirawati, S.Farm., M.Si. selaku penanggung jawab

Laboratorium Farmaseutik Fakultas Farmasi Universitas Muslim

Indonesia

10. Ibunda apt. Auliwati, S.Farm, M.Si. selaku penanggung jawab

Laboratorium Biofarmasi Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas

Muslim Indonesia

11. Bapak/ibu Dosen Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

yang selama ini telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis.

12. Seluruh Staf dan Pengawai Fakultas Farmasi Universitas Muslim

Indonesia atas bantuan dan pelayanan keapada penulis

13. Saudara-saudaraku yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi

serta candaan selama pengerjaan skripsi ini.


14. Rekan-rekan teman belajar dan berproses selama kuliah Angkatan

2014 Terkhusus Kelas C1-C2 terima kasih atas pembelajaran,

kebersamaan dan kekompakannya selama ini.

15. Seluruh pihak yang mungkin penulis lewatkan dan tak bisa disebutkan

satu-persatu, terima kasih atas semangat, saran, dan doa yang

diberikan kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan, namun besar harapan penulis kiranya agar skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pengembagan ilmu pengetahuan khususnya dibidang

kefarmasian. Aamiin Ya Robbal Alamin.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Makassar, April 2021

Penulis

ARDYNUR
ABSTRAK

ARDYNUR, EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KAYU


JAWA (Lannea coromandelica) PADA TIKUS JANTAN (Rattus
novergicus)” (Dibimbing oleh Rahmawati dan Rizqi Nur Azizah)

Penggunaan tumbuhan obat di Indonesia dalam upaya pemeliharaan


kesehatan, maupun sebagai pengobatan, yaitu dalam pengobatan
antiinflamasi dengan menggunakan ekstrak etanol daun kayu jawa
Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak
etanol daun kayu jawa (Lannea coromandelica) pada tikus jantan yang telah
dilakukan penelitian dan dipublikasikan pada jurnal. Penelitian ini
menggunakan metode litaratur review naratif, pencarian literature melalui
databased Google scholar dan Pubmed. Hasil review didapatkan bahwa
tanaman kayu jawa memiliki efek antiinflamasi dan menunjukkan efek yang
sama dengan kontrol positif terhadap efek antiinflamasi

Kata Kunci: Antiinflamasi, Ekstrak Etanol, Daun Kayu Jawa, Tikus Jantan
ABSTRACT

ARDYNUR, ANTI-INFLAMMATORY EFFECTS OF ETHANOL EXTRACT


OF JAVAN WOOD LEAVES(Lannea coromandelica) IN MALE RATS
(Rattusnovergicus)" (Guided by Rahmawati and Rizqi Nur Azizah)

The use of medicinal plants in Indonesia in efforts to maintain health, as well


as as atreatment, namely in the treatment of anti-inflammatory by using
ethanol extract of Javan wood leaves. This study aims to find out the anti-
inflammatory effects of java wood leaf ethanol extract(Lannea
coromandelica)in male rats that have been researched and published in
journals. The study used narrative literature methods, searching literature
using Google scholar and Pubmed. The results of the review found that
javawood taman has an anti-inflammatory effect and shows the same effect
with positive control of anti-inflammatory effects.

Keywords: Anti-inflammatory, Ethanol Extract, Javan Wood Leaves, Male


Rats
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK x

ABSTRACT xi

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Maksud dan Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 5

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Antiinflamasi 6

B. Uraian Tanaman 14

C. Ekstraksi Simplisia 16

D. Studi Literatur 17
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Strategi Pencarian Studi Literature 19

B. Protokol dan Registrasi 19

C. Database Pencarian 19

D. Kata Kunci 20

E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 20

F. Seleksi Studi 21

G. Penilaian Kualitas Studi 22

BAB IV. HASIL KAJIAN LITERATUR DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kajian Studi Literatur 24

B. Pembahasan 29

C. Keterbatasan 34

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan 35

B. Rekomendasi 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kriteria inklusi penelitian 40

Tabel 2. Kriteria eksklusi penelitian 40

Tabel 3. Hasil temuan dapat disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut 41
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram flow literature review 22


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Penelusuran Jurnal 40

Lampiran 2. Gambar Tanaman 41


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki lahan hutan tropis cukup luas dengan

keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora maupun fauna. Pada saat ini

produk tumbuhan obat telah digunakan berbagai lapisan masyarakat dunia

baik negara maju maupun negara berkembang. World Health Organization

(WHO), memperkirakan bahwa 80% negara berkembang masih

mengandalkan pemeliharaan kesehatan pada pengobatan tradisional, dan

20 % pengobatan modern. Penggunaan tumbuhan obat di Indonesia dalam

upaya pemeliharaan kesehatan, maupun sebagai pengobatan. Ini

menandakan bahwa kesadaran masyarakat telah timbul tentang

pentingnya kembali ke alam untuk mencapai kesehatan yang optimal

(BPOM RI, 2010).

Sesungguhnya Allah telah mengisyaratkan dalam Al-Qur’an Surah Asy-

Syuara ayat 7 sebagai berikut :

‫ض إِلَى يَ َر ْوا أ َ َو َل ْم‬


ِ ‫ك َِريم زَ ْوج ُك ِل مِ ْن فِي َها أَ ْنبَتْنَا َك ْم ْاْل َ ْر‬

Artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah

banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan

yang baik?”

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menganalisis hasil

penelitian yaitu dengan meta-analisis. Meta-analisis telah banyak

digunakan dalam dunia kesehatan yaitu untuk uji klinis yang dilakukan di

laboratorium klinik maupun rumah sakit untuk mengevaluasi efektivitas dan

1
2

keamanan obat atau alat medis dengan memantau efek samping yang akan

timbul pada tubuh manusia (Cooper and Hedges, 2009). Tujuan utama

meta-analisis adalah mencari effect size yang merupakan ukuran mengenai

besarnya efek, besarnya perbedaan maupun hubungan suatu variabel

pada variabel lain (Ahn and Kang, 2018).

Menurut Kumar (2012) peradangan (inflamasi) merupakan respon

protektif normal terhadap terjadinyan cedera jaringan yang melibatkan

berbagai proses fisiologis di dalam tubuh seperti aktivasi enzim, pelepasan

mediator, diapedesis atau pergerakan sel darah putih melalui kapiler ke

daerah peradangan, migrasi sel, kerusakan dan perbaikan jaringan (Kumar

et al., 2012 h 27). Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan cedera

pada jaringan, yaitu iritasi kimia dan iritasi fisika. Iritan kimia (asam dan basa

kuat, fenol, dan racun), dan iritan fisika (trauma, benda asing, dingin, arus

listrik, dan radiasi).

Inflamasi merupakan cara perlindungan tubuh untuk menghilangkan

rangsangan yang dapat menimbulkan kesakitan serta memulai proses

penyembuhan pada jaringan. Namun, jika peradangan tidak diobati dapat

menyebabkan timbulnya penyakit seperti rinitis vasomotor, rematoidartritis,

dan aterosklerosis (R. Ilakkiya, Neelvizhi K., Tamil Selvi S., Bharathidasan

R., 2013 h 70).

Saat ini ada bermacam-macam obat yang digunakan untuk mengatasi

peradangan. Antiinflamasi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: golongan

Steroid dan Non Steroid. Antiinflamasi golongan steroid maupun non steroid

berbahaya bila digunakan secara tidak tepat, penggunaan jangka panjang


3

menyebabkan efek samping yang cukup berat seperti tukak lambung,

penekanan pertumbuhan, osteoporosis, memperberat penyakit diabetes

melitus, mudah terkena infeksi, dan lemah:;’ otot.

Adapun antiinflamasi golongan non steroid dapat menyebabkan tukak

lambung atau gangguan pencernaan (Tjay and Rahardja, 2007 h 325). Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mencari pengobatan alternatif

yang memiliki reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD) ringan.

Ada beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai

antiimflamasi, salah satu diantaranya tanaman kayu jawa (Lannea

coromandelic (Houtt.) Merr.) (Alam et al., 2017). Tanaman ini banyak

tumbuh di Indonesia khusunya di Sulawesi Selatan. Kayu jawa (Lannea

coromandelic (Houtt.) Merr.) atau dalam bahasa Makassar disebut kayu

tammate, bugis disebut aju jawa masih digunakan oleh masyarakat sebagai

pagar dan bahan bakar dalam rumah tangga (Putra et al., 2019).

Secara empiris tanaman ini telah banyak digunakan oleh masyarakat

seperti getah digunakan untuk penyembuhan luka, daun untuk mengobati

pembengkakan akibat keseleo, dan korteks kayu jawa sebagai

antiinflamasi, antimitosis dan antioksidan (Manik et al., 2013; Rahmadani,

2015; Saputra, 2015). Komponen kimia seperti flavonoid, tannin dan

terpenoid yang terdapat dalam kayu jawa (Manik et al., 2013; Calsum,

Khumaidi and Khaerati, 2018a) dapat memberikan efek antiinflamasi

dengan menghambat aktivitas enzim siklooksigenase. Penghambatan jalur

siklooksigenase secara langsung akan menghambat produksi

Universitas Muslim Indonesia


4

prostaglandin yang merupakan salah satu mediator untuk inflamasi (Nijveldt

et al., 2012; Kumar and Pandey, 2013)

Terdapat banyak penelitian eksperiment telah melaporkan bahwa

ekstrak metanol kulit batang Kayu Jawa memiliki aktivitas biologis seperti

antibakteri, antioksidan, analgesik, aktivitas hipotensia, aktivitas

penyembuhan (Alam et al., 2017). Putra Bayu dan Safriani Rahman (2019)

melaporkan bahwa semua kelompok pengujian ekstrak etanol daun kayu

jawa memiliki efek yang paling baik dalam menurunkan pembengkakan kaki

tikus (Putra et al., 2019).

Kemudian penelitian yang dilakukan Kalsum Umi, dkk (2018) ekstrak

kulit batang kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.) memiliki

aktivitas penyembuhan luka sayat pada tikus putih memiliki efek lebih cepat

terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih (Calsum, Khumaidi and

Khaerati, 2018a).

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang efek antiinflamasi ekstrak etanol daun kayu jawa (Lannea

coromandelica) menggunakan hewan uji tikus metode meta analisis

menggunakan review jurnalmenggunakan pendekatan perhitungan effect

size dari penelitian terdahulu untuk mendapatkan kesimpulan yang akurat.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak etanol daun kayu jawa (Lannea coromandelica) memiliki

efek antiinflamasi pada tikus jantan?

2. Berapa dosis efektif ekstrak etanol daun kayu jawa (Lannea

coromandelica) sebagai antiinflmasi pada tikus jantan?


5

C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Penelitian

Untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol daun kayu jawa

(Lannea coromandelica) pada tikus jantan.

2. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk menganalisis efektivitas ekstrak etanol daun kayu jawa

(Lannea coromandelica) sebagai antiinflamasi pada tikus dengan

metode literatur review

b. Tujuan Khusus

1) Untuk menganalisis efek antiinflamasi ekstrak etanol daun kayu

jawa (Lannea coromandelica) pada tikus metode Meta analisis

2) Untuk mengetahui dosis efektif antiinflamasi ekstrak etanol daun

kayu jawa (Lannea coromandelica) pada tikus dengan metode

literatur review

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan data ilmiah, sumber rujukan bagi peneliti lain, dan

informasi tentang manfaat daun kayu jawa (Lannea coromandelica)

sebagai antiinflamasi pada tikus (Rattus norvegicus).

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada masyarakat mengenai daun kayu jawa (Lannea

coromandelica) sebagai pengobatan inflamasi.

Universitas Muslim Indonesia


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Inflamasi

1. Uraian Inflamasi

Inflamasi merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan

oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan,

mengurangi, atau mengurung (sekuestrasi) baik agen pencedera

maupun jaringan yang cedera itu (Dorland, 2002), reaksi yang terjadi

pada jaringan ikat yang memiliki vaskularisasi akibat stimulus eksogen

maupun endogen. Dalam arti yang paling sederhana, inflamasi adalah

suatu respon protektif yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab

awal yang terjadi akibat cedera yang terjadi di tubuh serta membuang

sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan sel (Robbins,

2004).

2. Patofisiolog iInflamasi

Ada beberapa penyebab sehingga terjadinya inflamasi antara lain

mikroorganisme, trauma mekanis, zat-zat kimia, dan pengaruh fisika.

Tujuan akhir dari respon inflamasi adalah menarik protein plasma dan

fagosit ke tempat yang mengalami cedera atau terinvasi agar dapat

mengisolasi, menghancurkan, atau menginaktifkan agen yang masuk,

membersihkan debris dan mempersiapkan jaringan untuk proses

penyembuhan (Corwin, 2008).

Respons inflamasi terjadi dalam tiga fase dan diperantarai oleh

mekanisme yang berbeda : a. fase akut, dengan ciri vasodilatasi lokal


7

dan peningkatan permeabilitas kapiler. b. reaksi lambat, tahap subakut

dengan ciri infiltrasi sel leukosit dan fagosit. c. fase proliferatifkronik,

dengan ciri terjadinya degenerasi dan fibrosis (Wilmana, 2007 h 232).

3. Pembagian Inflamasi

Reaksi inflamasi dapat diamati dari gejala-gejala klinis disekitar

jaringan yang mengalami cedera, yaitu (Price and Wilson, 2005 h 57):

a) Kemerahan (rubor) merupakan hal yang pertama terlihat di daerah

yang mengalami peradangan. Pada proses inflamasi, arteriol yang

memasok darah berdilatasi sehingga memungkinkan lebih banyak

darah kedalam ruang intersitium. Kapiler yang awalnya kosong

akan terisi penuh dengan darah. Kedaan ini disebut hiperemia atau

kongesti, menyebabkan kemerahan pada area cedera. Tubuh

mengontrol hiperemia pada awal inflamasi, baik secara nurologis

atau kimiawi melalui pelepasan zat-zat seperti histamin.

b) Panas (kalor) terjadi bersamaan dengan kemerahan pada reaksi

inflamasi. Ini disebabkan karena darah lebih banyak mengalir pada

daerah cedera sehingga berakibat terasa hangat. Namun, rasa

hangat pada peradangan yang terjadi di dalam tubuh bagian dalam

tidak dirasakan. Karena suhu inti tubuh dengan suhu pada saat

inflamasi hampir sama (37oC).

c) Nyeri (dolor) ditimbulkan karena adanya perubahan pH atau

konsentrasi ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf.

Pelepasan zat kimia seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat

merangsang saraf. Selain itu adanya pembengkakan juga

Universitas Muslim Indonesia


8

menyebabkan peningkatan tekanan pada area inflamasi yang

dapat menimbulkan nyeri.

d) Pembengkakan (tumor) muncul sebagai akibat dari perpindahan

cairan dan sel-sel darah putih ke dalam ruang intersitium.

Campuran cairan dan sel-sel ini disebut dengan eksudat. Pada

awal reaksi inflamasi sebagian besar eksudat adalah cairan seperti

pada lepuhan atau luka bakar. Namun, perpindahan sel-sel darah

putih ke area inflamasiakan tertimbun sebagai eksudat.

e) Perubahan fungsi (function laesa) merupakan bagian dari inflamasi.

Pada area bengkak dan nyeri disebabkan karena adanya sirkulasi

yang abnormal akibat penumpukan aliran darah dan sel-sel darah

putih yang meningkat. Sehingga jaringan yang mengalami inflamasi

tidak berfungsi secara normal.

Selama berlangsungnya respon inflamasi banyak mediator

kimiawi yang dilepaskan secara lokal antara lain histamin, 5-

hidroksitriptamin (5HT), faktor kemotaktik, bradikinin, leukotrien dan

prostaglandin (PG).Dengan migrasi sel fagosit ke daerah ini, terjadi lisis

membran lisozim dan lepasnya enzim pemecah. Obat mirip aspirin

dapat dikatakan tidak berefek terhadap mediator-mediator kimiawi

tersebut kecuali PG (Wilmana, 2007 h 232).

4. Mekanisme Inflamasi

Proses inflamasi dimulai dari stimulus yang akan mengakibatkan

kerusakan sel sebagai reaksi terhadap kerusakan sel, maka sel

tersebut akan melepaskan beberapa fosfolipid yang diantaranya adalah


9

asam arakidonat, asam arakidonat yang telah dilepaskan akan

diaktifkan oleh beberapa enzim, diantaranya siklooksigenase, dan

lipooksigenase. Enzim tersebut merubah asam arakidonat ke dalam

bentuk yang tidak stabil (hiperoksid dan endoperoksid).yang

selanjutnya di metabolisme menjadi leukotrin, prostaglandin,

prostasiklin dan tromboksan. Prostaglandin dan leukotrin bertanggung

jawab terhadap gejala-gejala peradangan (Bertram G. Katzung, Susan

B. Masters, 2013 h 715).

5. Mediator inflamasi

Mediator inflamasi merupakan senyawa yang berperan dalam

inisiasi dan regulasi reaksi inflamasi. Berikut mediator yang berperan

dalam proses inflamasi (Kumar, Abbas and Aster, 2018 h 71-77) :

a) Histamin merupakan mediator utama inflamasi yang memiliki

peranan dalam meningkatkan permeabilitas pembuluh darah yang

akan menimbulkan celah interendotelial. Efek vasoaktif yang

dimiliki oleh histamin dihasilkan dari pengikatan pada reseptor

Histamin (H1) pada sel endotel.

b) Prostaglandin diproduksi oleh sel mast, makrofag, sel endotel, dan

berbagai jenis sel lainnya yang terlibat dalam reaksi vaskular dan

inflamasi sistemik. Prostaglandin dihasilkan oleh dua aksi

siklooksigenase yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 merupakan enzim

yang memiliki peranan dalam homeostatik tubuh dan sitoproteksi

pada saluran cerna. Sebaliknya, COX-2 diinduksi oleh rangsangan

Universitas Muslim Indonesia


10

inflamasi untuk menghasilkan prostaglandin yang terlibat dalam

reaksi inflamasi.

c) Leukotrien diproduksi oleh leukosit dan sel mast yang diperantarai

oleh enzim lipooksigenase. Sintesis leukotrien melibatkan

beberapa tahap, pertama leukotrien A4 (LTA4) yang kemudian

diubah menjadi leukotrien B4 (LTB4) atau leukotrien C4 (LTC4).

LTB4 diproduksi oleh neutrofil dan makrofag yang berperan dalam

kemotaksis dan adhesi menuju sel endothelium. LTC4 dan

metabolitnya berupa leukotrien D4 dan leukotrien E4, utamanya

diproduksi oleh sel mast dan berperan vasokontriktor,

bronkospasme, dan peningkatn permeabilitas membran.

d) Sitokin merupakan protein yang disekresi oleh sel limfosit,

makrofag, sel endotel, dan jaringan ikat. Sitokin memiliki peranan

dalam respon imun dan reaksi inflamasi.

e) Kemokin merupakan protein kecil yang menyebabkan perpindahan

sel imun ke tempat jerjadinya infeksi (kemoatraktan) untuk jenis

leukosit tertentu.

f) Sistem komplemen adalah kumpulan protein terlarut yang berperan

dalam pertahanan sel inang terhadap mikroba dalam proses

inflamasi. Terdapat beberapa protein komplemen yang diberi

nomor C1 hingga C9. Protein komplemen merupakan sistem imun

bawaan dan adaptif untuk pertahanan melawan agen patogen

seperti mikroba. Beberapa produk hasil dari protein komplemen


11

memiliki peranan sebagai peningkat permeabilitas vaskular,

kemotaksis, dan opsonisasi.

g) Platelet-Activating Factor (PAF) merupakan mediator turunan

fosfolipid yang berperan dalam agregasi platelet (trombosit). Selain

berfungsi dalam agregasi trombosit, PAF menyebabkan

vasokontriksi dan bronkokontriksi. Pada konsentrasi rendah dapat

bersifat vasodilator dan meningkatkan permeabilitas membran.

Kinin merupakan jenis peptida vasoaktif yang berasal dari protein

plasma yang disebut kininogen. Kininogen dengan bantuan enzim

kalkrein akan menghasilkan bradikinin. Bradikinin berperan dalam

vasodilatasi, peningkat permeabilitas membran, dan kontraksi otot

polos. Bradikinin dapat diinaktivasi oleh enzim yang disebut kininase.

Bradikinin terbukti dalam proses alergi seperti anafilaksis.

6. Penggolongan Obat Antiinflamasi

Tujuan terapi inflamasi melibatkan dua sasaran utama.Pertama

untuk menghilangkan atau meredakan gejala inflamasi yang dirasakan

pasien. Kedua, membatasi kerusakan jaringan akibat reaksi inflamasi.

Pengurangan inflamasi dengan obat anti-inflamasi non steroid (OAINS)

sering memberikan efek yang signifikan. Selain dari obat golongan

OAINS, obat steroid (glukokortikoid) juga digunakan sebagai terapi

inflamasi (Bertram G. Katzung, Susan B. Masters, 2013 h 716).

Secara umum pengobatan antiinflamasi dibagi menjadi dua

golongan, yaitu :

a) Antiinflamasi steroid

Universitas Muslim Indonesia


12

Obat-obat yang termasuk dalam golongan anti inflamasi

steroid, yaitu glukokoertikoid contohnya kortisol, kortison,

deksametason, dan metilprednisolon; dan mineralokortikoid

contohnya fludrokortison, dan desoksikortikosteron .Obat golongan

ini memiliki mekanisme kerja dengan menghambat enzim fosfolipase

A2. Enzim fosfolipase A2 berfungsi dalam pembebasan asam

arakidonat dari lemak membrane yang mengalami kerusakan. Asam

arakidonat merupakan bahan dasar pembentukan prostaglandin dan

leukotrien dalam reaksi inflamasi. Selain menghambat fosfolipase

A2, antiinflamasi steroid mengurangi kerja dari siklooksigenase 2

(COX-2) sehingga produksi prostaglandin berkurang (Bertram G.

Katzung, Susan B. Masters, 2013 h 715).

b) Obat antiinflamasi non steroid

Obat analgesik antipiretik serta obat anti inflamasi nonsteroid

(OAINS) merupakan salah satu kelompok obat yang banyak

diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter.Obat-obat ini

merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, secara kimia

(Wilmana, 2007 h 230).

Mekanisme kerja obat OAINS adalah Prostaglandin dilepaskan

saat terjadi kerusakan sel dan OAINS menghambat biosintesis

prostaglandin. Obat-obat tersebut tidak menghambat pembentukan

mediator inflamasi lain atau leukotrien. Enzim pertama dalam jalur

pembentukan prostaglandin adalah prostaglandin G/H sintetase,

atau yang dikenal dengan nama siklooksigenase (COX). Enzim ini


13

mengubah asam arakidonat (AA) menjadi Prostaglandin G2 (PGG2)

dan Prostaglandin H2 (PGH2), yang akan diubah menjadi

tromboksan A2 (TXA2) dan bentuk prostaglandin lainnya. Dosis

terapeutik OAINS menurunkan biosintesis prostaglandin dengan

menghambat COX, dan terdapat korelasi antara potensi sebagai

penghambat COX dan aktivitas antiinflamasi (Brunton et al., 2008).

OAINS biasanya diklasifikasikan sebagai analgesik ringan.

Obat ini efektif ketika inflamasi menyebabkan sensitisasi pada

reseptor nyeri karena stimulus kimia atau mekanik. Nyeri yang

menyertai inflamasi dan kerusakan jaringan dapat berasal dari

stimulus lokal dari jaringan yang rusak dan meningkatkan sensitivitas

nyeri (hiperalgesia), sebagai konsekuensi dari peningkatan

rangsangan dari neuron di medulaspinalis (Brunton et al., 2008).

Obat antiinflmasi nonsteroid merupakan kelompok obat dari asam

organik yang heterogen secara kimia dan memiliki efek terapeutik tertentu

serat efek samping (Brunton et al., 2008 h 428).

Diklofenak merupakan OAINS turunan fenilasetat yang menyerupai

turunan OAINS lainnya. Obat ini memiliki mekanisme kerja menghambat

siklooksigenase non-selektif secara kuat. Serta mengurangi

bioavailabilitas dari asam arakidonat. Obat ini cepat diserap setelah

pemberian secara oral, namun bioavailabilitas dari obat ini adalah 50-60%

(Bertram G. Katzung, Susan B. Masters, 2013 h 721).

Dosis oral 3 kali sehari 250 mg sebelum atau sesudah makan, rektal

1 kali sehari 50-100 mg, intramuskular pada nyeri kolik atau serangan

Universitas Muslim Indonesia


14

encok 1-2 kali sehari 75 mg selama 1-3 hari. Efek samping yang

ditimbulkan dari natrium diklofenak umumnya serupa dengan OAINS

lainnya, berupa susunan saraf pusat, kardivaskular, saluran cerna,

hematologik, hati, paru-paru, dan ginjal (Tjay and Rahardja, 2007 h 332;

Bertram G. Katzung, Susan B. Masters, 2013 h 718). Dosis diklofenak

yang lazim ialah 2-4 kali 25 mg sehari. Untuk mengurangi gejala reumatik

di malam hari, diklofenak diberikan 50-100 mg sebelum tidur (Wilmana,

2007 h 241).

B. Uraian Tumbuhan

1. Klasifikasi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh erwin prawirodihardjo 2014

(dikutip dalam tharlis,2017) klasifikasi tumbuhan kayu jawa sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subivisio : Angiospermae

Classis : Dicotyledonane

Subclassis : Dialypetalae

Ordo : Sapindales

Familia : Anacardiaceae

Genus : Lannea

Species : Lannea coromandelica

(Prawirodihardjo, 2014)
15

2. Nama lokal

Nama lain dari kayu jawa (Lannea coromandelica) di berbagai

daerah di Indonesia, yaitu Tamatte, kayu cina, kayu jawa, kedongdong

laki, pohon reo (Lubis, 2017).

3. Morfologi

Tanaman kayu jawa merupakan tanaman dengan daun yang

mudah berganti, berkayu lunak, akan relatif tetap tertancap di dalam

tanah,dapat tumbuh tinggi mencapai 14 meter,kulit berwarna coklat

keabu-abuan, Daun majemuk cukup padat, pada ujung cabang

pohon.Daun tanaman kayu jawa berbentuk ujung atau elips,

akuminatus, dengan panjang 2,5-5 cm. Bunga berukuran kecil,

uniseksual, hijau kekuningan, dan terdapat pada cabang tanpa daun.

Tanaman kayu jawa dapat ditemukan di wilayah asia beriklim tropis dan

sedang. Tanaman kayu jawa dapat tumbuh di berbagai tanah, selama

memungkinkan teraliri oleh air, Tanaman tumbuh dengan baik ketika

terdapat sinar matahari penuh (Okafor, 2007).

4. Kandungan kimia

Kandungan kimia yang terdapat pada kayu jawa (Lannea

coromandelica) adalah Flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, fenolik,

triterpenoid, terpenoid (Lubis, 2017).

1. Kegunaan

Tanaman daun kayu jawa (Lannea coromandelica) tanaman

pekarangan yang dapat digunakan baik kulit batangnya dan daunnya

dengan cara ditumbuk ataupun direbus untuk mengobati luka luar, luka

Universitas Muslim Indonesia


16

dalam, dan perawatan paska persalinan (Rahayu et al., 2006). Kulit

batang dapat digunakan sebagai astringen, mengobati sakit perut,

pembengkakan. lepra, penyakit jantung, disentri, dan sariawan, kulit

batang digunakan dalam penyembuhan impotensi. Perebusan daun

juga dianjurkan untuk pembengkakan dan nyeri lokal (Okafor, 2007).

C. Ekstraksi Simplisia

1. Simplisia

Adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain,berupa

bahan yang telah dikeringkan (POM, 2000).

2. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan

mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani dengan

menggunakan pelarut yang sesuai kemudian semua atau hampir semua

pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan

sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (POM,

2000). Parameter yang mempengaruhi kualitas ekstrak adalah bagian

tanaman digunakan sebagai bahan awal, pelarut digunakan untuk

ekstraksi dan prosedur kerja (Tiwari et al., 2011 h 101).

3. Ekstraksi

Adalah pemisahan zat aktif dari tanaman atau hewan dengan

menggunakan pelarut yang selektif melalui prosedur standar. Produk

yang diperoleh merupakan campuran metabolit yang relatif kompleks

dalam bentuk cair, semipadat, atau bubuk kering (setelah


17

menghilangkan pelarut) yang dimaksudkan untuk penggunaan oral atau

eksternal. Pelarut berdifusi ke dalam bahan padat dan melarutkan

senyawa dengan polaritas yang sama. Efektifitas ekstraksi senyawa

aktif dari tumbuhan bergantung pada (Tiwari et al., 2011 h 101).

a. Sifat bahan tanaman

b. Asal tanaman

c. Proses ekstraksi

d. Kelembapan (Kadar air)

e. Ukuran Partikel

Maserasi adalah proses simplisia menggunakan pelarut dengan

beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar

(POM, 2000). Keuntungan ekstraksi dengan cara maserasi adalah

pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana, sedangkan

kerugiannya yakni cara pengerjaannya yang lama, membutuhkan

pelarut yang banyak, dan penyajian kurang sempurna. Dalam maserasi

(untuk ekstrak cairan) serbuk halus atau kasar dari tumbuhan obat yang

kontak dengan pelarut disimpan dalam wadah tertentu dalam

pengadukan yang sering, sampai zat tertentu dapat terlarut. Metode ini

cocok digunakan untuk senyawa yang termolabil (Tiwari et al., 2011 h

102).

D. Studi Literatur

Studi kepustakaan atau literatur review merupakan suatu kerangka,

konsep untuk melakukan analisis dan klasifikasi fakta yang dikumpulkan

dalam penelitian yang dilakukan.

Universitas Muslim Indonesia


18

Sumber rujukan berupa (buku, jurnal, majalah) yang diacu hendaknya

relevan dan terbaru (state of art) serta sesuai dengan pustaka acuan.

Tujuan metakukan Literatur review untuk mendapatkan landasan teori

yang mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti. Teori yang

didapatkan merupakan langkah awal agar peneliti dapat memahami

permasalahan yang sedang ditetiti dengan benar sesuai dengan kerangka

berpikir ilmiah.

Dalam melakukan review pertu diingat hindari kutipan pendapat pakar

tanpa adanya pembahasan dan sikap kritisnya mengenai suatu topik bidang

ilmu. Dan literatur review yang pertu dilihat adalah menganalisis,

mensintesis, meringkas, membandingkan hasit-hasil penelitian yang satu

dengan yang lainnya

Tujuan akhir dari literatur review yaitu mendapatkan gambaran yang

berkenaan dengan apa yang sudah pernah dikerjakan orang lain

sebelumnya. Gambaran itu terkait dengan isu yang ingin diteliti, namun

yang perlu diingat adalah, jangan membahas isu yang sudah kadaluarsa.

Ada beberapa isu yang teorinya muncul di tahun yang lalu (Lama).

Artinya bila kita me-review literatur, mulailah mengacu pada teori atau me-

review dari tahun terbaru hingga tahun yang sebelumnya.


19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan srategi Pencarian Literatur

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian literatur review

Narrative. Desain penelitian ini adalah studi literatur. Studi literatur adalah

cara yang dipakai untuk mengumpulkan data atau sumber yang

berhubungan pada sebuah topik tertentu yang bisa didapat dari berbagai

sumber seperti jurnal, buku, internet, dan pustaka lain.

B. Protokol dan Registrasi

Rangkuman keseluruhan Jurnal ilmiah dalam bentuk review jurnal

mengenai efek antiinflamasi ekstrak etanol daun kayu jawa (Lannea

coromandelica) pada tikus jantan (Rattus novergicus).

Protokol dan evaluasi menggunakan alur bagan untuk menentukan

penyeleksian studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan

dari penelitian.

C. Database Pencarian

Review jurnal ini merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi

penelitian yang ditentukan berdasarkan tema mengenai efek antiinflamasi

ekstrak etanol daun kayu jawa (Lannea coromandelica) pada tikus jantan

(Rattus novergicus).

Pencarian literature dilakukan pada tahun 2010-2020. Data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang tidak diperoleh dari

pengamatan langsung, namun diperoleh dari hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

Universitas Muslim Indonesia


20

Sumber data sekunder yang didapatkan berupa artikel jurnal bereputasi

nasional dan internasional dengan tema efek antiinflamasi ekstrak etanol

daun kayu jawa (Lannea coromandelica) pada tikus jantan (Rattus

novergicus).

Pencarian literature menggunakan database yaitu google schoolar,

SINTA dan Jurnal Internasional seperti Scopus, Science Direct, Pubmed,

dan DOAJ.

D. Kata Kunci yang digunakan

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword berikut:

antimflamasi OR ekstrak etanol; daun kayu jawa AND tikus jantan.

E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Format PICO(S) yang digunakan dalam literature review dengan tema

tema efek antiinflamasi ekstrak etanol daun kayu jawa (Lannea

coromandelica) pada tikus jantan (Rattus novergicus) adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Format PICO (S) dalam perumusan kriteria inklusi dan eksklusi
KRITERIA INKLUSI EKSKLUSI
Tikus jantan (Rattus
Population Tikus betina
novergicus)
Daun kayu jawa
Intervention (Lannea -
coromandelica)
Kekebalan daun
telinga untuk
Comparators menghitung -
presentase
peradangan
21

Efek selain
Outcomes Efek antiinflamasi
antiinflamasi
Desain studi RCT, full
Study Design and Selain RCT dan
teks
Publication type abstrak

2010 s/d 2020 dan Dibawah 2010, tidak


Publication years
memiliki issn dan DOI memiliki ISSN dan DOI
Bahasa lainya selain
Language English, Indonesian Bahasa Inggris dan
Indonesia

F. Seleksi Studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui database google

schoolar, SINTA dan Jurnal Internasional seperti Scopus, Science Direct,

Pubmed, dan DOAJ dengan menggunakan kata kunci yang sudah

disesuaikan, peneliti mendapatkan 453 artikel yang sesuai dengan kata

kunci tersebut. Kemudian setelah dilakukan pengecekan artikel terdapat 80

artikel duplikasi, sehingga artikel tersebut dieksklusi, dan tersisa 200 artikel.

Kemudian peneliti melakukan skrining berdasarkan judul (n=150) abstrak (n

=45), dan full text (n = 10) yang temanya disesuaikan dengan tema literature

review.

Universitas Muslim Indonesia


22

Database Jurnal yang digunakan


dalam pencarian pustaka :

Google schoolar, SINTA dan Jurnal


Internasional seperti Scopus, Science
Direct, Pubmed, dan DOAJ. Eksklusi (n = 105)
(n=453)
Partisipan
Tidak focus kepada tikus
Jumlah artikel duplikasi yang jantan (n=40)
dikeluarkan :
Intervensi
(n=200)
Tidak relavan dengan
daun kayu jawa
(Lanneacoromandelica)
Jumlah artikel yang sesuai
Tidak relevan dengan
berdasarkan judul
(n=150) kayu (n = 50)
Outcome
Tidak spesifik mengenai
antiimflamasi (n=15)
Jumlah artikel yang sesuai
berdasarkan abstrak
(n=45)
Eksklusi (n=35)
Publikasi hanya
memunculkan abstrak
Jumlah artikel full text dan saja.
memenuhi kriteria eligibilitas :
(n = 10)

Jumlah artikel yang disintesis dan


memenuhi critical appraisal :
(n = 6)

Gambar 3.1 Diagram flow literature review

G. Penilaian Kualitas Studi

Setelah dilakukan analisis kualitas metodologi dalam setiap studi (n=10)

dengan checklist critical appraisal. Dalam skrining terakhir, delapan studi


23

memenuhi skor lebih tinggi 50% dan siap untuk dilakukan sintesis data,

namun berdasarkan penilaian risiko bias dua studi dikeluarkan dan artikel

yang digunakan dalam literature review sejumlah lima artikel

Universitas Muslim Indonesia


BAB IV

HASIL KAJIAN LITERATURE DAN PEMBAHASAN

A. Kajian Literatur

No Nama/Tahun Judul Jenis Sampel Analisis Data Hasil


Penelitian
1 (Putra and Pengaruh Dosis True Sebanyak 5 ekor One way anova Semua kelompok pengujian
Rahman, 2019) Ekstrak Etanol Daun Eksperiment tikus ekstrak etanol daun kayu jawa
Kayu Jawa (Lannea dengan dosis 75 mg/kgBB, 150
coromandelic mg/kgBB, dan 300 mg/kgBB
(Houtt.) Merr.) memiliki potensi sebagai
Terhadap Aktivitas antiinflamasi pada tikus dan
Antiinflamasi Pada dosis 300 mg/kgBB memiliki
Tikus (Rattus efek yang paling baik dalam
norvegicus) menurunkan pembengkakan
kaki tikus serta memiliki nilai
statistik tidak berbeda nyata
dengan kelompok pembanding
(Natrium Diklofenak).
2 (Calsum, Aktivitas Ekstrak Eksperiment Kulit batang kayu One Way Ekstrak etanol kulit batang kayu
Khumaidi and Etanol Kulit Batang jawa yang segar Anova, uji Post jawa memiliki aktivitas dalam
Khaerati, 2018) Kayu Jawa (Lannea diperoleh di Desa Hoc Duncan. menyembuhkan sayat dengan
coromandelica) Randomayang, dosis efektif adalah dosis 500
terhadap Kec. mg/KgBB dengan waktu
Penyembuhan Luka Bambalamotu, penyembuhan luka 12 hari.
Sayat pada Tikus Kab. Mamuju

24
25

Putih (Rattus Utara, Prov.


Norvegicus L.) Sulawesi Barat
dan dilakukan
identifikasi di
Laboratorium
Biodiversitas
untuk memastikan
bahwa tanaman
kulit batang kayu
jawa adalah benar
jenis Lannea
coromandelica
(Houtt.) Merr.
3 (Azzahrah, Efektivitas Patch Eksperiment 25 tikus analysis of Pemberian patch sederhana
Jamaluddin and Sederhana Dari variance = dari ekstrak daun kayu jawa
Adikurniawan, Ekstrak Daun Kayu anova) konsentrasi 2.5%, 5% dan
2019) Jawa (Lannea 10% dapat mempercepat
coromandelica proses penyembuhan luka
(Houtt.) Merr.) sayat pada tikus dan
Terhadap pemberian patch sederhana
Penyembuhan Luka dari ekstrak daun kayu jawa
Sayat Pada Tikus dengan konsentrasi 5%
(Rattus norvegicus) menunjukkan efek
penyembuhan luka lebih
cepat diantara konsentrasi lain
4 (Saputra, 2015) Uji Aktivitas Eksperimental Sampel kulit ANOVA Uji aktivitas antiinflamasi
Antiinflamasi murni batang tanaman menggunakan metode
Ekstrak Etanol 96% Kayu Jawa stabilisasi membran sel darah

Universitas Muslim Indonesia


26

Kulit Batang Kayu (Lannea manusia berdasarkan


Jawa (Lannea coromandelica) perhitungan persen stabilitas
coromandelica) diperoleh dari menunjukkan bahwa ekstrak
dengan Metode daerah etanol 96% kulit batang Kayu
Stabilisasi Sel Darah Watampone, Jawa (Lannea coromandelica)
Merah secara In Kabupaten Bone, pada konsentrai 800 ppm
vitro. Sulawesi Selatan. mempunyai aktivitas tertinggi
Sampel kulit yaitu sebesar 90,476%. Dengan
batang demikian konsentrasi tersebut
dikumpulkan pada dapat dikatakan sebagai
bulan September konsentrasi paling tinggi/efektif
2014. Sebanyak 1 dalam memberikan
kg kulit batang perlindungan membran sel
segar disortasi darah merah yang diinduksi oleh
basah, larutan hipotonik. Semakin
selanjutnya dicuci tinggi konsentrasi ekstrak yang
dengan air digunakan maka potensi dalam
mengalir. Sampel menstabilkan membran sel
kemudian dirajang darah merah yang induksi
dan dikeringkan larutan hipotonik akan semakin
dengan cara meningkat, sehingga aktivitas
dikering-anginkan menstabilkan membran sel
darah merah dapat dikaitkan
dengan konsentrasi
5 (Singh and Anti-inflammatory Eksperimen Kulit bubuk kering t-test. Pemberian oral ekstrak
Singh, 1994) Activity of Lannea L. coromandelica etanol Lannea
coromandelica Bark adalah coromandelica (ELC)
Extract in Rats menunjukkan aktivitas
27

diekstraksi antiinflamasi terkait dosis (AIA)


dengan petroleum pada edema yang diinduksi
eter (60-80") karagenan dan dekstran dan
dalam Soxhlet artritis yang diinduksi adjuvant
selama 18 jam. pada tikus
Bahan habis pakai
eter minyak bumi
adalah
diekstraksi lebih
lanjut dengan
etanol 95% pada
25 "C. Ekstrak
etanol dipekatkan
di bawah tekanan
tereduksi untuk
menghasilkan
residu padat
6 (Wirastuty, 2016) Uji Efektifitas Gel Eksperimental Hewan uji ANOVA Rata-rata hari dimana luka mulai
Ekstrak Etanol Kulit laboratorium berjumlah 3 ekor, mengering yaitu ketiga sediaan
Batang Kayu Jawa dibagi dalam 3 memberikan efek terhadap luka.
(Lannea kelompok yang Efek paling optimum adalah
coromandelica) masing-masing sediaan gel dengan ekstrak kulit
pada kelinci kelompok terdiri batang kayu jawa (Lannea
(Oryctolagus dari 1 ekor. Coromandelica) konsentrasi
Cuniculus) Sebagai 3%, ini ditandai dengan luka
Obat penyembuhan mengering pada hari ke-5,
Luka Bakar untuk sediaan Bioplacenton®
luka mengering pada hari ke-6,

Universitas Muslim Indonesia


28

sedangkan sediaan gel tanpa


ekstrak luka mulai mengering
pada hari ke-8
B. Pembahasan

Dalam penelitian systematic review dengan metaanalisis terkait

uji efek antiinflamasi ekstrak etanol daun kayu jawa (Lannea

coromandelica) pada tikus jantan (Rattus novergicus) didapatkan

beberapa jurnal penelitian yang membahas dan berhubungan dengan

judul penelitian yaitu Putra, B et al (2019) tentang Pengaruh dosis

ekstrak etanol daun kayu jawa (Lannea coromandelic (Houtt.) Merr.)

terhadap aktivitas antiinflamasi pada tikus (Rattus norvegicus). Pada

jurnal penelitian tersebut menggunakan Ekstrak etanol daun kayu jawa

dalam 3 konsentrasi yaitu 75 mg/kgbb, 150 mg/kgbb, dan 300 mg/kgbb.

Penelitian tersebut dilakukan dengan cara tikus diinduksi dengan lamda

karagen 1% secara intraplantar pada telapak kaki kiri tikus sebanyak

0,3 mL.

Penyuntikan karagen dilakukan secara intraplantar. Setelah 30

menit dilakukan pengukuran volume kaki tikus induksi (V1)

menggunakan pletismometer. Kemudian dilakukan pengujian dengan

cara hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok yang sebelumnya telah

dipuasakan selama 8-16 jam. Hewan uji diberikan perlakuan secara

oral dimana kelompok 1 sebagai kelompok kontrol yang diberi suspensi

Na CMC 1 % b/v, kelompok 2 sebagai kontrol pembanding yang diberi

suspensi obat Natrium diklofenak 0,35 mg/kg bb, kelompok 3, 4 dan 5

sebagai kelompok uji dosis 75 mg/kgbb, kelompok uji dosis 150

mg/kgbb dan kelompok uji 300 mg/kgbb. Satu jam kemudian dilakukan

pengukuran volume kaki setelah penyuntikan menggunakan alat

29
30

pletismometer dengan cara mencelupkan kaki kiri tikus ke dalam alat

pletismometer sampai batas tanda dan dicatat.

Pengukuran selanjutnya dilakukan tiap jam selama 8 jam. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa semua kelompok pengujian ekstrak

etanol daun kayu jawa dengan dosis 75 mg/kgBB, 150 mg/kgBB, dan

300 mg/kgBB memiliki potensi sebagai antiinflamasi pada tikus dan

dosis 300 mg/kgBB memiliki efek yang paling baik dalam menurunkan

pembengkakan kaki tikus serta memiliki nilai statistik tidak berbeda

nyata dengan kelompok pembanding (Natrium Diklofenak) (Putra et al.,

2019).

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Saputra A (2015)

tentang Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang

Kayu Jawa (Lannea coromandelica) dengan Metode Stabilisasi Sel

Darah Merah secara In vitro yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas

antiinflamasi dari ekstrak etanol 96% kulit batang Kayu Jawa (Lannea

coromandelica) dengan menggunakan metode stabilisasi membran sel

darah merah. Penghambatan lisis sel darah merah akibat induksi

larutan hipotonis digunakan sebagai ukuran aktivitas antiinflamasi.

Aktivitas antiinflamasi dari ekstrak tersebut kemudian dibandingkan

dengan standar natriun diklofenak.

Hasil uji aktivitas antiinflamasi menggunakan metode stabilisasi

membran sel darah manusia berdasarkan perhitungan persen stabilitas

menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% kulit batang Kayu Jawa

(Lannea coromandelica) pada konsentrai 800 ppm mempunyai aktivitas


31

tertinggi yaitu sebesar 90,476%. Dengan demikian konsentrasi tersebut

dapat dikatakan sebagai konsentrasi paling tinggi/efektif dalam

memberikan perlindungan membran sel darah merah yang diinduksi

oleh larutan hipotonik. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang

digunakan maka potensi dalam menstabilkan membran sel darah

merah yang induksi larutan hipotonik akan semakin meningkat,

sehingga aktivitas menstabilkan membran sel darah merah dapat

dikaitkan dengan konsentrasi (Saputra, 2015).

Penelitian oleh Singh and Singh G. (1994), Anti-inflammatory

activity of Lannea coromandelica Bark Extract in Rats. Hasil penelitian

menunjukkan ekstrak etanol Lannea coromandelica (ELC) memiliki

aktivitas antiinflamasi terkait dosis (AIA) dalam model inflamasi akut

dan kronis. Ekstrak dalam kisaran dosis oral 50-400mg / kg, ELC

menunjukkan persen penurunan udem sebesar 16% -43% pada uji akut

karagenan dan 17% - 42% pada edema yang diinduksi dekstran pada

tikus (Singh and Singh, 1994) .

Penelitian terkait Lannea Coromandelica juga pernah diteliti oleh

Wirasturi R (2016) dengan Uji efektifitas gel ekstrak kulit batang kayu

jawa (Lannea Coromandelica) pada kelinci (Oryctolagus Cuniculuis)

Sebagai obat penyembuh luka bakar. Penelitian ini dilakukan dengan

menggukan gel ekstrak kulit batang kayu jawa (Lannea Coromandelica)

dengan kosentrasi ekstrak 3%,basis gel(tanpa ekstrak) dan

bioplacenton. Hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh rata-rata

hari dimana luka mulai mengering yaitu ketiga sediaan memberikan

Universitas Muslim Indonesia


32

efek terhadap luka. Efek paling optimum adalah sediaan gel dengan

ekstrak kulit batang kayu jawa (Lannea Coromandelica) konsentrasi

3%, ini ditandai dengan luka mengering pada hari ke-5, untuk sediaan

Bioplacenton ® luka mengering pada hari ke-6, sedangkan sediaan gel

tanpa ekstrak luka mulai mengering pada hari ke-8. Ini berarti bahwa

kulit batang kayu jawa dapat digunakan sebagai pengobatan luka dan

sekaligus berguna sebagai antiimflamasi ini disebabkan dari

kandungan Ekstrak kulit batang kayu jawa (Lannea Coromandelica)

yaitu saponin yang berfungsi memacu pembentukan kolagen, dan tanin

untuk menurunkan inflamasi, serta kandungan berupa polifenol yang

berefek antimikroba yang dapat mencegah infeksi oleh mikroorganisme

(Wirastuty, 2016).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Calsum U, et al (2018) yang

berjudul Aktivitas Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu Jawa (Lannea

coromandelica) terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih

(Rattus Norvegicus L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

aktivitas ekstrak etanol kulit batang kayu jawa terhadap penyembuhan

luka sayat serta menentukan dosis efektif yang dibandingkan dengan

povidon iodin. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih (Rattus

norvegicus L.) yang terdiri dari 5 kelompok, yaitu kontrol negatif (Vaselin

tanpa ekstrak), kontrol positif (povidon iodin), dosis 250 mg/KgBB, dosis

500 mg/KgBB, dosis 750 mg/KgBB. Setiap tikus dibuat sayatan pada

daerah sejajar tulang punggung sepanjang 2 cm dengan kedalaman 2

mm. Pengukuran panjang luka sayat dilakukan setiap hari selama 14


33

hari. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang kayu jawa

memiliki aktivitas dalam menyembuhkan sayat dimana dosis efektif

adalah dosis 500 mg/KgBB dengan waktu penyembuhan luka 12 hari

(Calsum, Khumaidi and Khaerati, 2018b).

Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang kayu jawa

memiliki aktivitas penyembuhan luka sayat pada tikus putih, disebabkan

kandungan senyawa yang terdapat pada ekstrak kulit batang kayu

jawa. Menurut Soni and Singhai, (2012) senyawa tanin dapat berperan

sebagai astringent pada luka sedangkan saponin bekerja

meningkatkan kecepatan epitelisasi. Senyawa flavonoid juga berperan

dalam penyembuhan luka dengan menghentikan perdarahan yaitu

melalui mekanisme vasokontriksi pada pembuluh darah, penangkal

radikal bebas, penghambat hidrolisis dan oksidasi enzim, serta

antiinflamasi (Soni, H. Singhai, 2012). Sedangkan senyawa saponin

membantu dalam pembentukan kolagen yang berperan dalam proses

penyembuhan luka (Marlina and Rosalini, 2017). Penyembuhan luka

disebabkan karna adanya kandungan senyawa tanin, flavonoid dan

saponin

Dari jurnal-jurnal penelitian sebelumnya terdapat perbedaan

dengan judul yang diangkat diantaranya metode pengujian

antiinflamasi, hewan uji yang digunakan berbeda, bagian simplisia yang

digunakan serta referensi yang digunakan.

Universitas Muslim Indonesia


34

C. Keterbatasan

Pada penelitian ini, peneliti cukup terbatas dalam pencarian literatur tentang

efek tanaman kayu jawa terhadap efek antiimflamasi pada tikus jantan.
35

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari review jurnal penelitian sebelumnya dapat

disimpulkan sebagai berikut :

Tanaman kayu jawa memiliki efek antiinflamasi dan

menunjukkan efek yang sama dengan kontrol positif terhadap efek

antiinflamasi

B. Rekomendasi.

Disarankan atau direkomendasikan untuk dilakukan penelitian

dari ekstrak kulit kayu jawa sebagai antiinflamasi dengan menggunkan

memformulasi menjadi sediaan gel.

Universitas Muslim Indonesia


36

DAFTAR PUSTAKA

Ahn, E. and Kang, H. (2018) ‘Introduction to systematic review and meta-


analysis’, Korean Journal of Anesthesiology. doi:
10.4097/kjae.2018.71.2.103.

Alam, M. B. et al. (2017) ‘Lannea coromandelica (Houtt.) Merr. induces


heme oxygenase 1 (HO-1) expression and reduces oxidative stress via
the p38/c-Jun N-terminal kinase-nuclear factor erythroid 2-related factor
2 (p38/JNK-NRF2)-mediated antioxidant pathway’, International
Journal of Molecular Sciences. doi: 10.3390/ijms18020266.

Azzahrah, N. F., Jamaluddin, A. W. and Adikurniawan, Y. M. (2019)


‘EFEKTIVITAS PATCH SEDERHANA DARI EKSTRAK DAUN KAYU
JAWA (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.) TERHADAP
PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA TIKUS (Rattus norvegicus)’,
Jurnal Ilmiah As-Syifaa, 11(2), pp. 169–180. doi:
10.33096/jifa.v11i2.531.

Bertram G. Katzung, Susan B. Masters, A. J. T. (2013) Farmakologi Dasar


dan Klinik, Journal of Chemical Information and Modeling.

BPOM RI (2010) Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima, Acuan Sediaan


Herbal.

Brunton, L. et al. (2008) Goodman & Gilman’s: Manual of Pharmacology


and Therapeutics, Pharmacology & Therapeutics.

Calsum, U., Khumaidi, A. and Khaerati, K. (2018a) ‘Aktivitas Ekstrak Etanol


Kulit Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica) terhadap
Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus L.)’,
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal).
doi: 10.22487/j24428744.2018.v4.i2.11078.

Calsum, U., Khumaidi, A. and Khaerati, K. (2018b) ‘Aktivitas Ekstrak Etanol


Kulit Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica) terhadap
Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus L.)’,
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal),
4(2), pp. 113–118. doi: 10.22487/j24428744.2018.v4.i2.11078.

Cooper, H. and Hedges, L. V. (2009) ‘Research synthesis as a scientific


37

process’, The Hand. of Res. Synthesis and Meta-Analysis, 2nd Ed.


Corwin, E. J. (2008) Handbook of Pathophysiology, Handbook.

Dorland, W. A. N. (2002) Kamus Kedokteran Dorland. Edited by dkk. ).


Penerjemah: Setiawan, A., Banni, A.P., Widjaja, A.C., Adji, A.S.,
Soegiarto, B., Kurniawan, D. Jakarta: EGC.
Kumar, S. and Pandey, A. K. (2013) ‘Chemistry and biological activities of
flavonoids: An overview’, The Scientific World Journal. doi:
10.1155/2013/162750.
Kumar, V. et al. (2012) ‘Evaluation of Anti-Inflammatory Potential of Petal
Extracts of Crocus Sativus “Cashmerianus”’, Onlineijp.Com, 3(1), pp.
27–31.
Kumar, V., Abbas, A. K. and Aster, J. C. (2018) Robbins Basic Pathology,
Tenth Edition, Elsevier Inc.
Lubis, T. D. S. (2017) Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kapang Endofit Akar
Tanaman Kayu Jawa (Lannea Coromandelica (Houtt.) Merr.) dengan
Metode DPPH (2,2-Difenil-1-1-Pikrihidrazil). Jakarta.
Manik, M. K. et al. (2013) ‘A comparative study of the antioxidant,
antimicrobial and thrombolytic activity of the bark and leaves of Lannea
Coromandelica’, International Journal of Pharmaceutical Sciences and
Research, 4(7), pp. 2609–2614. doi: 10.13040/IJPSR.0975-
8232.4(7).2609-14.
Marlina, D. and Rosalini, N. (2017) ‘FORMULASI PASTA GIGI GEL
EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) DENGANNATRIUM CMC
SEBAGAI GELLING AGENTDAN UJI KESTABILAN FISIKNYA’, Jurnal
Kesehatan Poltekkes Palembang.
Nijveldt, R. J. et al. (2012) ‘Flavonoids a review of probable mechanisms of
action’, Am J Clin Nutr.
Okafor, N. (2007) ‘In vitro Phytochemical and biological Investigation of
plant Lannea coromandelica ( Family : Anacardiaceae ) Submitted By
Md . Arif Wahid ID : 2008-3-70-081 Session : 2008-2009’, in Industrial.
POM, D. (2000) ‘Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat
Cetakan Pertama’, Departemen kesehatan Republik Indonesia.

Universitas Muslim Indonesia


38

Prawirodihardjo, E. (2014) ‘Uji Aktivitas Antioksidan dan Uji Toksisitas


Ekstrak Etanol 70% dan Ekstrak Air Laut Batang Kayu Jawa (Lannea
coromandelica)’, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Price, S. A. and Wilson, L. M. (2005) ‘Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit’, in Patofisiologi. doi: 10.4049/jimmunol.172.4.2595.
Putra, B. et al. (2019) ‘Pengaruh Dosis Ekstrak Etanol Daun Kayu Jawa
(Lannea coromandelic (Houtt.) Merr.) Terhadap Aktivitas Antiinflamasi
Pada Tikus (Rattus norvegicus).’, As-Syifaa Jurnal Farmasi, 11(02), pp.
131–136.
Putra, B. and Rahman, S. (2019) ‘PENGARUH DOSIS EKSTRAK ETANOL
DAUN KAYU JAWA (Lannea coromandelic (Houtt.) Merr.) TERHADAP
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI PADA TIKUS (Rattus norvegicus).’,
Jurnal Ilmiah As-Syifaa, 11(2), pp. 131–136. doi:
10.33096/jifa.v11i2.586.
R. Ilakkiya, Neelvizhi K., Tamil Selvi S., Bharathidasan R., R. D. (2013) ‘A
Comparative Study of Antiinflamatory Activities of Certain Herbal Leaf
Extracs’, International Journal of Pharmacy and Integrated Life
Sciences, 1(2), pp. 67–77.
Rahayu, M. et al. (2006) ‘Pemanfaatan Tumbuhan Obat secara Tradisional
oleh Masyarakat Lokal di Pulau Wawonii , Sulawesi Tenggara
Traditonal use of medicinal herbs by local community of Wawonii island
, Southeast Sulawesi’, Biodiversitas. doi: 10.13057/biodiv/d070310.
Rahmadani, F. (2015) ‘Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Etanol 96% Kulit
Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica) Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Helicobacter pylori,
Pseudomonas aeruginosa.’, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Robbins (2004) Buku Ajar Patologi Robbins. 7th edn. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Saputra, A. (2015) Uji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol 96% kulit batang
kayu jawa (lannea coromandelica) dengan metode stabilisasi sel darah
merah secara In vitro, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Uin
39

Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.


Singh, S. and Singh, G. B. (1994) ‘Anti‐inflammatory activity of Lannea
coromandelica bark extract in rats’, Phytotherapy Research, 8, pp. 311–
313. doi: 10.1002/ptr.2650080513.
Soni, H., & Singhai, A. K. (2012) ‘A RECENT UPDATE OF BOTANICALS
FOR WOUND HEALING ACTIVITY’, International Research Journal of
Pharmacy, 4(2), pp. 113–118.
Tiwari, P. et al. (2011) ‘Phytochemical screening and Extraction: A Review’,
Internationale Pharmaceutica Sciencia.
Tjay, T. H. and Rahardja, K. (2007) Obat Obat Penting, Khasiat,
Penggunaan dan Efek Sampingnya, Obat Obat Penting, Khasiat,
Penggunaan dan Efek Sampingnya.
Wilmana, F. . (2007) Farmakologi dan Terapi. 5th edn. Edited by S. G.
Gunawan et al. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Wirastuty, R. Y. (2016) ‘Uji Efektivitas Gel Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu
Jawa (Lannea coromandelica) Pada Kelinci (Oryctolagus Cuniculus)
Sebagai Obat Penyembuhan Luka Bakar’, Journal of Pharmaceutical
Science and Herbal Technology.

Universitas Muslim Indonesia


40

Lampiran Penelusuran jurnal


41

Lampiran Gambar Tanaman

Universitas Muslim Indonesia

Anda mungkin juga menyukai