Anda di halaman 1dari 55

SKRIPSI

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KECAPI


(Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.)
TERHADAP BAKTERI PATOGEN

PUTRI NURSALSYABILA
15020160255

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KECAPI
(Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.)
TERHADAP BAKTERI PATOGEN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana

Disusun dan diajukan oleh

PUTRI NURSALSYABILA

15020160255

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : PUTRI NURSALSYABILA

Stambuk : 15020160255

Judul Skripsi : AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KECAPI

(Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.) TERHADAP

BAKTERI PATOGEN

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar karya tulis penulis sendiri.

Jika kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan plagiat, duplikat,

tiruan atau dibuat dan dibantu oleh orang lain sebagian atau secara

keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh batal demi hukum.

Makassar, Oktober 2020


Penyusun

PUTRI NURSALSYABILASKRIPSI

iii
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KECAPI
(Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.)
TERHADAP BAKTERI PATOGEN

Disusun dan diajukan oleh

PUTRI NURSALSYABILA

Stambuk : 15020160255

Menyetujui,

Herwin, S.Farm.,M.Si Apt.Siska Nuryanti,S.Si.,M.Kes


Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Mengetahui,

Dekan Fakultas Farmasi Ketua ProgramStudi

Apt. Rachmat Kosman,S.Si.,M.Kes. Apt. Dr. Andi Emelda,S.Si.,M.Si


NIP. 116 020 769 NIP. 19740816200902 2 002

iv
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi pada tanggal ....
Nama : PUTRI NURSALSYABILA

Stambuk : 15020160255

Judul Skripsi : AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN


KECAPI (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.)
TERHADAP BAKTERI PATOGEN

Tim Penguji :

1. Ketua Penguji : Apt. Rachmat Kosman, S.Si., M.Kes (…….......)

2. Sekretaris : Andi Trihadi Kusuma, S.Farm., M.Si (…......….)

3. Anggota 1 : Herwin, S.Farm., M.Si (…......….)

4. Anggota 2 : Apt. Siska Nuryanti S.Si., M.Kes (…......….)

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah rabbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT. Kami

memuji-Nya, serta memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami

berlindung kepada Allah dari kejahatan dan keburukan atas diri kami.

Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat

menyesatkannya. Barangsiapa disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang

dapat memberinya petunjuk. Shalawat dan salam semoga tetap

tercurahkan kepada junjungan Nabiyullah Muhammad SAW beserta

keluarga dan sahabat beliau yang selalu menjunjung tinggi ajaran islam.

Alhamdulillah berkah segala rahmat dan hidayah dari Allah AWT,

penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “AKTIVITAS

ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KECAPI (Sandoricum koetjape

(Burm.f) Merr.) TERHADAP BAKTERI PATOGEN ”. Dapat terselesaikan

dengan penuh perjuangan dan doa, sekaligus Skripsi ini merupakan salah

satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia Makassar.

Sebagai ungkapan kebahagiaan tak terhingga dan dengan rendah

hati serta dengan penuh rasa hormat penulis menghaturkan terimakasih

yang tak terhingga kepada orang tua penulis ayahanda Yunus Husaini

ibunda tercinta Nurmin MJ, dan Choi Mui Fong yang tak pernah lelah

vi
memberikan cinta dan kasih sayangnya, segala pengorbanan, nasehat, dan

iringan doa yang tulus dalam setiap sholat dan sujudnya yang diberikan

kepada penulis serta menjadi tempat berkeluh kesah penulis selama ini .

Semoga beliau selalu diberi kesehatan dan umur yang panjang untuk

melihat kesuksesan penulis dimasa depan Allaahumma aamiin,

Barakallahu fikum. Juga rasa syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT

telah menganugrahkan adik yang sangat baik Mohammad Alif Shidiq

banyak membarikan keceriaan dan semangat kepada penulis. Serta

kepada keluarga besar penulis yang selama ini memberikan motivasi

kepada penulis.

Kepada yang terhormat Bapak Herwin, S.Farm., M.Si selaku

pembimbing pertama terimakasih keikhlasannya selama ini meluangkan

waktu, memberikan arahan, saran dan tenaga dengan segala pemikirannya

yang telah membantu sejak perencanaan penelitian hingga selesainya

penyusunan skripsi ini begitu pula penulis ucapkan kepada pembimbing

kedua Ibu Apt. Siska Nuryanti, S.Si., M.Kes selaku penasehat akademik

penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas segala

perhatian, nasehat, dan bantuan selaku orang tua wali dikampus selama

penulis menjalani studi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada Bapak Apt. Rachmat Kosman, S.Si., M.Kes

selaku Ketua Penguji dan Bapak Andi Trihadi Kusuma, S.Farm., M.Si

selaku Sekretaris.

vii
sekali lagi penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarny kepada:

1. Bapak Apt. Rachmat Kosman, S.Si., M.Kes. selaku Dekan

Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia Makassar

2. Ibu Apt. Nurlina, S.Farm., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia.

3. Ibu Apt. Rahmawati, S.Si, M.Kes selaku Wakil Dekan II Fakultas

Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

4. Bapak Herwin S.Farm, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia.

5. Bapak Drs. H. Muh. Ilyas Upe, M.Ag. Selaku wakil dekan IV Fakultas

Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

6. Ibu Dr. Apt Andi Emelda, S.Si., M.Si selaku ketua program studi

Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

7. Bapak/Ibu dosen Fakultas Farmasi yang dengan ikhlas membagikan

ilmunya kepada penulis, serta Bapak/Ibu Staf Tata Usaha yang selalu

membantu dalam administrasi penulis selama menjalani studi di

Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

8. Sahabat-sahabat tercinta serta teman-teman, dan seluruh rekan-rekan

penulis lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu karena kalian

yang selalu memberikan inspirasi, bantuan, dukungan, semangat,

motivasi dan senyuman kepada penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini.

viii
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada orang-orang

yang memberi warna tersendiri dalam kehidupan penulis :

1. Terima kasih kepada Rinnavia, Ayu Lestari, Dwi Novi Fajari

Muawizah, Rahmadan atas motivasi, canda, tawa dikala penulis mulai

lelah saat menyelesaikan penelitian ini.

2. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Farmasi UMI 2016,

khususnya teman-teman tercinta C11-C12 yang selalu memberikan

support kepada penulis, dan terima kasih atas segala kebersamaan,

perjuangan dan waktu yang kita lalui Bersama, , jazaakumullahu

khoyron wa barokallahu fiikum.

3. Terima kasih kepada teman KKN Reka Andryanti dan seluruh keluarga

desa Pancang, Sebati Utara yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan program kerja selama KKN berlangsung, dan

juga banyak memberi kecerian dan juga ilmu yang bermanfaat

kedepannya kepada penulis.

4. Teruntuk Diri Sendiri, terimakasih karena telah berjuang sejauh ini

melawan ego serta mood yang tidak tentu selama penulisan skripsis ini.

ix
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh

dari kesempurnaan, namun besar harapan penulis kiranya agar skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bidang farmasi.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai referensi untuk penelitian

lainnya, khususnya di bidang Farmasi.

Aamiin yaa Robbal’ Alaamiin

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, November 2020

Penulis

PUTRI NURSALSYABILA

x
ABSTRAK

PUTRI NURSALSYABILA. AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAUN KECAPI


(Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.) TERHADAP BAKTERI PATOGEN
(Dibimbing oleh : Herwin dan Siska Nuryanti).

Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.) merupakan salah satu


tanaman obat tradisional dari suku Melaceae, bahan aktif dalam daun
kecapi yang dikenal seperti flavonoid, saponin, polifenol, tanin diketahui
dapat dugunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun Kecapi (Sandoricum
koetjape (Burm.f) Merr.) terhadap pertumbuhan bakteri patogen. Hasil uji
antibakteri dengan menggunakan metode difusi cakram kertas terhadap
bakteri patogen memiliki zona hambat terbesar dengan rata-rata diameter
(15,58mm), (17,88mm), dan (8,54mm). Sedangkan pada metode difusi
agar dan difusi, zona hambat terbesar pada ekstrak dengan konsentrasi
100% pada bakteri E.coli dengan rata-rata diameter (11,4mm) dan bakteri
Staphylococcus aureus memiliki zona hambat terbesar pada konsentrasi
100% dengan rata-rata diameter (22,3mm). Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa zat aktif daun kecapi (Sandoricum
koetjape (Burm.f) Merr.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

Kata Kunci : Antibakteri kecapi, Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.

xi
xii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ...... ....................................................................... i

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ......................................................................... iii

PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. iv

PERSETUJUAN PENGUJI ......................................................................v

KATA PENGANTAR ............................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................. xi

ABSTRACT ............................................................................................ xii

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii

I. BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 4

C. Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 5

E. Kerangka Pikir ........................................................................ 6

II. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 7

A. Uraian Tanaman Tapak Dara .................................................. 7

1. Klasifikasi Tanaman ........................................................... 7

2. Nama Daerah Tanaman ................................................... 7

3. Morfologi ........................................................................... 9

4. Kandungan Kimia ............................................................. 7

xiii
5. Khasiat daun Kecapi ...........................................................9

B. Antibiotik ................................................................................. 9

C. Metode Pengujian Antibakteri ................................................. 12

III. BAB III METODE STUDI .............................................................. 16

A. Rancangan Strategi Penulisan Literarur .................................. 16

B. Kriteria Literatur Review .......................................................... 16

C. Tahapan Literatur Review ....................................................... 17

D. Peta Literatur Review ............................................................... 19

IV. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 20

V. BAB V PENUTUP ......................................................................... 30

A. Kesimpulan .............................................................................. 30

B. Saran ........................................................................................ 30

VI. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 31

VII. LAMPIRAN ..................................................................................... 35

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Gambar sampel ....................................................................... 49

2. Gambar pencarian ................................................................... 50

xv
xvi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia yang terletak pada sabuk tropis menjadikan Indonesia

sebagai salah satu kawasan dengan keragaman tumbuhan yang dapat

dimanfaatkan untuk pengobatan. Diseluruh dunia ada 40 ribu tanaman

obat, 30.000 diantaranya tersebut dinegri ini, dan hampir 7.000 diantaranya

telah diidentifikasi dan digunakan untuk kepentingan medis. Karna tidaklah

salah jika Indonesia disebut “Negara Tanaman Obat” (Asmoro, 2014).

Penggunaan obat yang berasal dari tanaman dapat merupakan

salah satu cara untuk mengurangi tingkat resistensi antibiotik termasuk

untuk mengatasi infeksi pada kulit ( Yanti, 2019).

Antibakteri adalah zat yang menekan pertumbuhan atau reproduksi

bahkan membunuh bakteri berbahaya tetapi menyebabkan sedikit atau

tidak ada kerusakan pada inang. Senyawa antibakteri di dunia kesehatan

digunakan sebagai bahan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit

infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen (Fatmawati 2019). Tetapi

penggunaan antibakteri yang tidak rasional dapat menyebabkan mikroba

patogen menjadi resisten (Muharni, Fitrya & Farida 2017).

Bakteri merupakan salah satu mikroorganisme yang banyak

peranannya dalam kehidupan manusia, ada yang menguntungkan dan ada

pula yang merugikan. Bakteri yang merugikan dapat menyebabkan bahaya

Universitas Muslim Indonesia


2

yaitu menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit

yang berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Penanganan

penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat dilakukan dangan

pengobatan. Pengobatan ini bertujuan untuk menghambat/ membunuh

bakteri penyebab penyakit. Melihat besarnya resiko serta masalah yang

ditimbulkan oleh penyakit yang disebabkan oleh bakteri, menyebabkan

semakin kuatnya keinginan para peneliti untuk mendapatkan obat

antibakteri baru yang lebih baik dari obat-obat sebelumnya. Obat / senyawa

antibakteri baru tersebut dapat diperoleh dari bahan alam (tumbuh-

tumbuhan) (Sumiati, 2014).

Pemanfaatan dalam tubuh tumbuhan telah di sebutkan dalam firman

Allah SWT.

Al-Qur’an Surah Asy-Syu’ara, ayat 7 :

Terjemahan : Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah

banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam

tumbuh-tumbuhan yang baik [Q.S Asy-syu’ara ; 7].

Berdasarkan ayat tersebut, Allah SWT telah menciptakan berbagai

tumbuh-tumbuhan dibumi ini dengan segala kandungan dan khasiat yang

sedemikian rupa agar manusia berusaha memanfaatkan tanaman tersebut.

Dan oleh karena itu peneliti mencoba membuat Antibiotik yang bersumber

dari tanaman daun Kecapi.

Universitas Muslim Indonesia


3

Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai

antibakteri dalam pengobatan penyakit kulit adalah kecapi (Sandoricum

koetjape (Burm.f) Merr.). Kecapi memiliki kandungan saponin, falvonoid

dan polifenol (Yanti, 2019), tanin dan alkaloid diketahui dapat digunakan

sebagai antibakteri (Djumidi, 1997).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Fera, 2010) ekstrak etanol daun

kecapi (Sandoricum koetjape Merr.) juga memiliki aktivitas antibakteri

terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus viridians

yang merupakan bakteri gram positif. Ada pula Pseudomonas aeruginosa

dan Citrobacter diversus merupakan bakteri negatif. Keempat bakteri ini

sering ditemukan pada infeksi kulit.

Dalam jurnal (Swantara dan Ciawi, 2009) bahwa berdasarkan

penelitian pernah dilakukan sebelumnya sudah diketahui bahwa ekstrak

etanol daun kecapi mempunyai bioaktivitas antibakteri yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Micrococcus luteus dan Eschericia coli

(Suartini, 2006)

Tanaman kecapi (Sandoricum koetjape) merupakan salah satu

spesies tanaman dari famili Meliaceae yang dikenal juga oleh sebagian

masyarakat dan di beberapa Negara memiliki nama yang berbeda-beda

contohnya di Malaysia disebut sentol, setol, sentul, setul, setui, kecapi; di

Thailand saton, satawn, katon; di Kamboja kompen reach; di Filipina santor

atau katul, sedangkan di Indonesia biasa dikenal dengan nama kecapi atau

sentol (Shimizu et al, 2006).

Universitas Muslim Indonesia


4

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian keputusan (Literatur review) yang berjudul “Reviuw : Antibakteri

Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.).

B. Rumusan Masalah

Apakah daun kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Mer. memiliki

aktivitas terhadap beberapa bakteri patogen ?.

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini yaitu untuk melakukan studi

literatur tentang aktivitas antibakteri dari daun kecapi (Sandoricum

koetjape (Burm.f) Merr.) terhadap bakteri patogen.

2. Tujuan Umum

Untuk mengetahui aktivitas antibakteri daun kecapi (Sandoricum

koetjape (Burm.f) Merr.) terhadap bakteri patogen.

3. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui aktivitas antibakteri daun Kecapi (Sandoricum

koetjape (Burm.f) Merr.) terhadap bakteri patogen dengan metode studi

literatur narative review.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat Penelitian ini diharapkan untuk dapat pengembangan iptek

khusus dibidang kesehatan sebagai rujukan untuk penelitian lanjutan tentang

ekstrak daun kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.) sebagai antibakteri.

Universitas Muslim Indonesia


5

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu memberikan informasi

kepada masyarakat/peneliti selanjutnya mengenai potensi daun kecapi

(Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.) yang dapat berpotensi

antibakteri.

E. Kerangka Pikir

Daun Kecapi Berpotensi Sebagai


(Sandoricum antibakteri
koetjape (Burm.f)
Merr.)

Kecapi memiliki kandungan


Ekstrak etanol daun kecapi
saponin, falvonoid, polifenol (Yanti,
(Sandoricum koetjape Merr.) juga
2019), tanin dan alkaloid diketahui
memiliki aktivitas antibakteri terhadap
dapat digunakan sebagai
bakteri Staphylococcus epidermidis
dan Streptococcus viridians yang antibakteri (Djumidi, 1997).
merupakan bakteri gram positif. Ada
pula Pseudomonas aeruginosa dan
Citrobacter diversus merupakan bakteri
negatif. Keempat bakteri ini sering
ditemukan pada infeksi kulit
(Fera,2010).

Pengembangan obat herbal dan Data Ilmiah


iptek dibidang kesehatan

F. Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah kecapi (Sandoricum

koetjape (Burm.f) Merr.) memiliki aktivitas antibakteri.

Universitas Muslim Indonesia


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tumbuhan Kecapi

1. Klasifikasi Tanaman

Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm. f.) Merr.) (itis.gov, 2011)


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae

Super Divisi : Embriyophyta

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosanae

Ordo : Sapindales

Famili : Meliaceae

Genus : Sandoricum

Spesies : Sandoricum koetjape (Burm. f.) Merr.

2. Nama Daerah Tanaman

DiMalaysia disebut sentol, setol, sentul, setul, setui, kecapi; di

Thailand saton, satawn, katon; di Kamboja kompen reach; di Filipina

santor atau katul, sedangkan di Indonesia biasa dikenal dengan nama

kecapi atau sentol (Shimizu et al, 2006).

3. Morfologi

Pohon kecapi (Sandoricum koetjape) memiliki ukuran rindang dan

besar mencapai setinggi 30 meter dengan diameter mencapai 90cm,

Universitas Muslim Indonesia


8

mengandung getah seperti susu. Daun kecapi memiliki bentuk

berselang-seling, bertangkai panjang, beranak daun tiga helai,

tangkainya memiliki panjang yang dapat mencapai 18,5cm, anak

daunnya berbentuk jorong sampai lonjong-bundar-telur, anak daun

ujungnya berukuran 6-26cm x 3-16cm, panjang tangkainya 2-9cm, anak

daun sampingnya berukuran 4-20cm x 2-15cm, panjang tangkainya

mencapai 1cm, melancip ke ujungnya, membulat atau sedikit runcing

pada bagian pangkalnya, lembaran anak daun pada bagian atas

berwarna hijau berkilat, dan pada sebelah bawah memiliki warna hijau

pucat. Bunganya bertipe malai dan berada dibagian ketiak daun,

panjangnya dapat mencapai 2 4 5cm; bunganya biseksual, berwarna

hijau kekuningan, berukuran kira-kira 1cm x 1,3cm; daun kelopaknya

berbentuk cawan, bercuping 5, daun mahkotanya 5 helai, dan berbentuk

lanset sungsang, panjang- nya berkisar 1 cm; tabung benang sarinya

memiliki bentuk silinder dengan ujungnya berbentuk 10 gigi yang

terpisah, putiknya terdiri atas kepala putik yang besar, kepala sarinya 10

butir, tangkas putik yang lampai dan panjang, serta bakal buah yang

beruang 5, dikelilingi sebuah cakram yang “laciniate”, berwarna

kekuningan. Buahnya bertipe buah buni, memiliki diameter buah 5-6cm

dan berbentuk bulat pipih serta berwarna kuning keemasan, berbulu

halus; daging buah bagian luarnya tebal dan keras, berwarna merah

daging dan rasanya agak asam; daging buah pada bagian dalam lunak,

memiliki warna putih, serta mempunyai rasanya asam sampai manis,

biasanya melekat pada biji. Bijinya 2-5 butir perbuah, berbentuk bulat

Universitas Muslim Indonesia


9

telur, sungsang, berwarna coklat berkilat, berukuran besar; keping bijinya

berwarna merah (Leny, 2018).

4. Kandungan Kimia

Dalam buku (Leny, 2018) dituliskan Skrining fitokimia menunjukkan

bahwa kecapi mengandung alkaloid dan flavonoid yang dapat berperan

aktif sebagai antibakteri. Ekstrak kasar dari biji kecapi dapat

menghambat B. subtilis dengan zona hambat 0,25 mg/L dan 0,50 mg/L

pada bakteri P. aeroginosa (Salbiah, et al., 2013).

5. Khasiat Tumbuhan

Kayu kecapi bermutu baik sebagai bahan konstruksi rumah dan

bahan perkakas atau kerajinan karena mudah dikejakan dan dipoles.

Rebusan daun kecapi dapat digunakan sebagai penurun demam. Serbuk

kulit batangnya untuk pengobatan cacing gelang. Sementara akarnya

untuk obat kembung, sakit perut dan diare, serta untuk penguat tubuh

wanita setelah melahirkan (Icha, 2012).

Daun kecapi segar bila digosokkan kekulit akan berguna sebagai

peluruh keringat dan rebusannya dapat digunakan sebagai obat demam

(Tinggen, 2000).

B. Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang menekan pertumbuhan atau reproduksi

bahkan membunuh bakteri berbahaya tetapi menyebabkan sedikit atau

tidak ada kerusakan pada inang. Senyawa antibakteri didunia kesehatan

digunakan sebagai bahan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit

infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen (Fatmawati 2019).

Universitas Muslim Indonesia


10

Antibakteri merupakan zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan

bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan

kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat

ini dibuat secara semi-sintesis, juga termasuk kelompok ini, begitupula

semua senyawa sintesis dengan khasiat antibakteri. Selain itu antibakteri

merupakan senyawa yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan

bakteri yang bersifat merugikan. Mekanisme penghambatan terhadap

bakteri oleh senyawa antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel,

merubah permeabilitas sel, merubah molekul protein dan asam nukleat

(Dwijayanti, 2016, Tjay & Rahardja 2013).

Empat mekanisme kerja antibakteri yang menghambat pertumbuhan

atau penghancuran mikroorganisme (Kee,1996) :

1. Penghambatan sintesis dinding sel bakteri

2. Mengubah permeabilitas kapiler

3. Penghambatan sintesis protein

4. Mengganggu metabolisme di dalam sel

Senyawa yang bersifat sebagai antibakteri antara lain adalah etanol,

senyawa fenolik, klor, iodin dan etilen oksida. Senyawa fenol meliputi aneka

ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai satu atau

dua gugus hidroksil. Minyak atsiri yang termasuk senyawa terpenoid

diketahui memiliki aktivitas antibakteri (Yunilawati, 2002).

Menurut (Wardani, 2008) dalam (Baitun dkk, 2017) Pemberian

antibakteri merupakan salah satu pilihan dalam menangani penyakit infeksi.

Universitas Muslim Indonesia


11

Namun penggunaan antibakteri yang tidak terkontrol dapat mendorong

terjadinya perkembangan resistensi terhadap antibakteri yang diberikan

Antibakteri terbagi atas dua berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu

bakteriostatika yang bersifat menghambat bakteri dan bakterisida yang

bersifat membunuh bakteri (Rolland 2019)

Adapun target mekanisme antibakteri adalah sebagai berikut

(Rollando 2019) :

1. Perusakan dinding sel

Struktur sel dirusak dengan menghambat pada saat pembentukan atau

setelah proses pembentukan dinding sel.

2. Pengubahan permeabilitas sel

Kerusakan pada membrane sitoplasma akan menghambat pertumbuhan

sel, karena membrane sitoplasma berfungsi mempertahankan bagian-

bagian tertentu dalam sel serta mengatur aktivitas difusi bahan-bahan

penting, dan membentuk integritas komponen seluler

3. Penghambat kerja enzim

Penghambat kerja enzim dapat menyebabkan aktivitas seluler tidak

normal.

4. Penghambat sintesis asam nukleat dan protein

DNA dan RNA mempunyai peran yang sangat penting sebagai bahan

baku pembentukan sel bakteri. Penghambatan DNA dan RNA akan

mengakibatkan kerusakan pada sel.

5. Pengubahan molekul protein dan asam nukleat

Universitas Muslim Indonesia


12

Suatu antibakteri dapat mengubah molekul protein dan asam nukleat

dengan mendenaturasi protein dan asam nuklet sehingga merusak sel

secara permanen.

C. Metode Pengujian Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan menggunakan tiga

metode, yaitu metode difusi, dilusi dan bioautografi. Metode difusi dan

biautografi merupakan teknik secara kuantitatif karena metode ini hanya

akan menunjukan ada atau tidaknya senyawa dengan aktivitas antimikroba.

Disisi lain, metode dilusi digunakan untuk kuantitatif yang akan menentukan

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) (Jawetz et al., 2007).

1. Metode Difusi

Metode difusi adalah suatu aktivitas antibakteri dengan

menggunakan suatu cakram kertas saring, yaitu suatu cawan yang

berliang renik dan suatu silinder tidak beralas yang mengelilingi obat

dalam jumlah tertentu di tempatkan pada pembenihan padat yang telah

ditanami dengan biakan tebal bakteri yang diperiksa setelah

pengeraman. Garis tengah daerah hambatan jernih diperiksa

(Kusumawati dkk, 2012).

Metode difusi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : (Kusmiyanti

dkk, 2007).

a. Metode silinder

Metode silinder yaitu meletakkan beberapa silinder yang

terbuat dari gelas atau besi tahan karat diatas media agar yang telah

diinokulasi dengan bakteri. Tiap silinder di tempatkan sedemikian

Universitas Muslim Indonesia


13

rupa hingga berdiri di atas media agar, diisi dengan larutan yang

akan diuji dan diinkubasi. Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri

diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan disekeliling

silinder.

b. Metode lubang

Metode lubang yaitu membuat lubang pada agar padat yang

telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang

disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian lubang diisi dengan

larutan yang akan diuji. Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri

diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling

lubang.

c. Metode cakram kertas

Metode cakram kertas yaitu meletakan cakram kertas yang

telah direndam larutan uji diatas media padat yang telah diinokulasi

dengan bakteri. Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati

untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling cakram.

2. Metode Dilusi

Sejumlah zat antimikroba dimasukkan kedalam medium

bakteriologi padat atau cair. Basanya digunaan pengenceran dua kali

lipat zat antimikroba. Medium akhirnya diinokulasi dengan bakteri yang

diujidan diinkubasi. Tujuan akhir dari metode dilusi adalah untuk

mengetahui seberapa banyak jumlah zat antimikroba yang diperlukan

untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri yang diuji. Uji

dilusi membutuhkan waktu yang banyak dan kegunaannya terbatas

Universitas Muslim Indonesia


14

pada keadaan-keadaan tertentu. Uji dilusi kaldu tidak praktis dan

kegunaannya sedikit apa bila dilusi harus dibuat dalam tabung

pengujian, namun adanya serangkaian preparat dilusi kaldu untuk

berbagai obat yang berbeda dalam lempeng mikrodilusi telah

meningkatkan dan mempermudah metode. Keuntungan uji dilusi adalah

bahwa uji tersebut memungkinkan adanya hasil yang menunjukan

jumlah obat tertentu yang dipelukan untuk menghambat atau

membunuh mikroorganisme yang diuji (Jawetz et al., 2007).

Keuntungan uji dilusi adalah bahwa uji tersebut memungkinkan

adanya hasil kuantitatif, yang menunjukan jumlah obat tertentu yang

diperlukan untuk menghambat (atau membunuh) mikroorganisme yang

diuji (Jawetz et al., 2007).

3. Metode KLT-Bioautografi

KLT merupakan suatu teknik pemisahan dengan menggunakan

adsorben (fase stasioner) berupa lapisan tipis seragam yang disalutkan

pada permukaan bidang datar berupa lempeng kaca, pelat aluminium, atau

pelat plastik. Pengembangan kromatografi terjadi ketika fase gerak tertapis

melewati adsorben. KLT digunakan secara luas untuk analisis solute-solute

organic terutama dalam bidang biokimia, farmasi, klinis, forensic, baik untuk

analisis kualitatif dengan cara membandingkan nilai Rf solut dengan nilai Rf

senyawa baku atau untuk analisis kualitatif. Penggunaan umum KLT adalah

untuk menentukan banyaknya komponen dalam campuran, identifikasi

senyawa, memantau berjalannya suatu reaksi, menentukan efektifitas

pemurnian, menentukan kondisi yang sesuai untuk kromatografi kolom,

Universitas Muslim Indonesia


15

serta untuk memantau kromatografi kolom, melakukan screening sampel

untuk obat (Mukhriani, 2014).

Bioautografi adalah suatu metode pendeteksian untuk menemukan

suatu senyawa antimikroba yang belum teridentifikasi dengan cara

melokalisir aktivitas antimikroba tersebut pada suatu kromatogram. Metode

ini memanfaatkan pengerjaan kromatografi lapis tipis (KLT) (Fadlila, 2015).

Universitas Muslim Indonesia


16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Strategi Penelusuran Literatur

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi literatur atau literatur

review menggunakan metode narative review dan pengambilan data

dilakukan dari beberapa pencarian literatur. Dalam penelitian ini dilakukan

tinjauan secara narative terhadap literatur yang behubungan dengan

Antibakteri Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.).

Pencarian literatur dilakukan secara online pada pubmed dan google

scholar untuk mendapatkan data yang telah dipublikasikan dalam bentuk

artikel yang berISSN, baik jurnal nasional maupun jurnal internasional

dengan jurnal yang telah dipublikasikan selama 10 tahun terakhir (tahun

2010 sampai dengan 2020). Kata kunci yang digunakan dalam pencarian

literatur ini yaitu (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.), Antibakteri Daun

Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.) Seluruh literatur kemudian

diseleksi dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.

B. Kriteria Literatur Review

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Antibakteri Daun

Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.) dan pemilihan kriteria yang

memenuhi kriteria inklusi.

Kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain :

a. Artikel yang di jadikan literatur merupakan artikel penelitian.

Universitas Muslim Indonesia


17

b. Artikel atau literatur yang dimasukkan membahas tentang Antibakteri

Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.) terhadap bakteri

patogen.

c. Artikel yang telah di publikasi dari tahun 2010-2020.

d. Artikel atau literatur yang free full tex

e. Artikel atau literatur yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris.

Kriteria Eksklusi pada penelitian ini antara lain:

a. Artikel atau literatur Antibakteri Daun Kecapi (Sandoricum koetjape

(Burm.f) Merr.) selain dari pengujian antibakteri menggunakan bakteri

patogen.

b. Literatur Antibakteri Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.)

dibawah dari 10 tahun terakhir.

c. Artikel atau literatur yang atau literatur yang menampilkan abstrak saja.

d. Artikel atau literatur yang tidak menyatakan ISSN.

C. Tahapan Literatur Review


1. Studi Literatur

a. Literatur melalui pencarian Pubmed.

Adapun pencarian yang dilakukan dengan menggunakan

Pubmed, terlebih dahulu kita masuk ke aplikasi google/chrome

setelah itu ketik Pubmed lalu telusuri hingga muncul link Pubmed

kemudian klik link Pubmed tersebut hingga muncul pencarian untuk

artikel pada pubmed. Setelah itu masukkan kata kunci antibacterial

kecapi, atau Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr. maka akan

muncul semu jurnal yang memiliki kata kunci tersebut setelah itu

Universitas Muslim Indonesia


18

atur tahun pengeluaran artikel tersebut, lalu lihat judul yang di

tampilkan ada berapa banyak yang menampilkan kata kunci

Antibakteri Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.) dan

(Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.)

b. Literatur melalui pencarian goolge shcolar.

Adapun pencarian yang dilakukan dengan menggunakan

goolge shcolar, terlebih dahulu kita masuk ke aplikasi

google/chrome, setelah itu ketik goolge shcolar lalu telusuri hingga

muncul link goolge shcolar kemudian klik link tersebut hingga

muncul pencarian untuk artikel pada goolge shcolar. Setelah itu

masukkan kata kunci antibacterial kecapi, atau Sandoricum

koetjape (Burm.f) Merr. maka akan muncul semua artikell yang

memiliki kata kunci tersebut lalu atur tahun pengeluaran artikel,

setelah diatur dilihat lagi judul yang ditampilkan ambil judul yang

memiliki kata kunci Antibakteri Daun Kecapi (Sandoricum koetjape

(Burm.f) Merr.)

c. Screening

Setelah itu dilakukan screening pada artikel tersebut

kemudian dipilih artikel yang judulnya memiliki kata kunci

Antibakteri Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.).

d. Pemilihan kriteria

Setelah didapatkan beberapa artikel yang memiliki kata kunci

Antibakteri Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.),

maka artikel tersebut akan dikaji kembali, apakah artikel yang

Universitas Muslim Indonesia


19

didapatkan melalui kedua pencarian tersebut termasuk dalam

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

e. Analisis hasil

Lalu artikel yang termasuk dalam kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi itulah yang akan dianalisis dan jadikan sebagai bahan

review.

D. Peta Litertaur Review

Studi Literatur

Literatur diidentifikasi Literatur diidentifikasi


melalui pencarian di melalui pencarian di
Pubmed n= 0 google shcolar n= 85

Melalui data base pubmed dan


google scholar n= 85 lalu
dilakukan screning kemudian
dipilih beberapa jurnal yang akan
diambil sebagai bahan dari
literatur review

Literatur yang memenuhi kriteria Literatur yang dikeluarkan


inklusi n= 9 (tereksklusi) n= 14

Jurnal yang telah dikaji yang memenuhi


kriteria inklusi (n= 5 )

Analisis Hasil

Kesimpulan

Universitas Muslim Indonesia


20

Universitas Muslim Indonesia


20

BAB IV

HASIL KAJIAN LITERATUR DAN PEMBAHASAN

A. HASIL KAJIAN LITERATUR REVIEW

Tabel 1. Hasil studi literatur tentang a Antibakteri Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.)

No Nama Jurnal Judul Metode Pelarut Hasil penelitian Hasil penelitian


1. Jurnal Biologi dan Uji Antibakteri Ekstrak Difusi - Baitu Nikmah, Ekstrak daun kecapi dapat
Pembelajaran Daun Kecapi Sentul cakram Dharmono, Sri menghambat pertumbuhan
WAHANA – BIO, (Sandoricum koetjape
Amintarti, 2017 bakteri uji Staphylococcus
ISSN: 2085-8531, (Burm.F.) Merr.
Volume XVII No 1- Terhadap Bakteri aureus
2 Staphylococcus aureus
Secara In Vitro

2. Journal of Tropical Aktivitas Antibakteri Difusi agar Metanol, Pindo Hardika Ekstrak metanol dan fraksi n-
Pharmacy and Ekstrak Daun Kecpi n-heksan, P.A.N, Aditya heksan daun kecapi
Chemistry, ISSN : (Sandoricum koetjape etil asetat,
(S.koetjape (Burm.F.)
(Burm.F.) n-butanol

Universitas Muslim Indonesia


21

2087-7099, Fridayanti, Laode memiliki aktivitas sebagai


Volume 2 No 3 Rijai 2013 antiakteri terhadap bakteri
S.aureus, E.coli

3. Archives Efek Ekstrak Air Daun Difusi agar Aquadest Aprilita Rani Yanti Ekstrak daun kecapi
Pharmacia, ISSN: Kecapi (Sandoricum Eff, 2019 (S.koetjape (Burm.F.),
2655-6073, koetjape (Burm.F.)
memiliki aktivitas sebagai
Volume 1 No 1 Terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus antiakteri terhadap bakteri
dan Escherichia Coli S.aureus, E.coli

4. Jurnal Sins, ISSN : Uji Aktivitas Antimikroba Difusi Etanol Nurbani Ftmalia, Ekstrak daun kecapi
2087-0725, Ekstrak Daun Kecapi cakram Marta Abigael (S.koetjape (Burm.F.),
Volume 9 N0 17 (Sandoricum koetjape
Manalu 2019 Lebih efektif untuk
(Burm.F.) Merr.
Terhadap menghambat bakteri
Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli
dibanding Echerchia coli

Universitas Muslim Indonesia


22

5. Tangkayob Supression of Groowth Difusi Metanol Jay Jay Ekstrak dapat menghambat
Research Journal, or Some Medically cakram F.Manuel, pertumbuhan bakteri
ISSN: 1908-9325, Important Bacterial
Teodora Staphylococcus aureus,
Volume 6 No 1 Pathogens (Echerichia
coli, Staphylococcus D.Balangcod, P. aeruginosa ,
aureus, Pseudomonas Melba C.Patacsil, E. coli, S. typhimurinum
aeruginosa and
Lianne Marie
Salmonella
typhimurium) with Plant Victoria A.Laruan,
Extracts of Selected and Sonny Martin
Indigenous Semi-
P.Cortez, 2012
Temperature Medicinal
Plants in the Philippines

Universitas Muslim Indonesia


37

B. PEMBAHASAN

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melakukan review artikel dengan

metode narative review, dimana narative review adalah tinjauan naratif dari

literatur yang mensintesiskan temuan dari berbagai literatur yang diambil

dari proses pencarian data yang terkomputerisasi, pencarian tangan, dan

teks otoritatif. Berdasarkan hasil pencarian literatur yang disitasi dari

berbagai data base seperti Google scholar dan PubMed. Data yang

diperoleh selanjutnya dilakukan skrining literatur berdasarkan inklusi dan

eklusi. Kriteria inklusi yang dipilih yaitu literatur 10 tahun terakhir (2010 -

2020) yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi diperoleh 5 jurnal.

Adapun kata kunci yang digunakan seperti; antibakteri kecapi, daun kecapi

(Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr.

Bakteri patogen adalah bakteri yang mampu menyebabkan penyakit.

Kemampuan mikroorganisme patogen untuk menyebabkan penyakit tidak

hanya dipengaruhi oleh komponen yang ada pada mikroorganisme, tapi

juga oleh kemampuan inang untuk melawan infeksi (Pelczar dan Chan,

2005).

Dalam jurnal (Aprilita, 2019) dikatakan, beberapa tempat tertentu pada

kulit merupakan tempat yang disukai oleh bakteri karena memiliki

kelambaban yang cukup tinggi sehingga populasi bakteri cukup besar

ditempat tersebut. Dan penggunaan obat yang berasal dari tanaman dapat

merupakan salah satu cara untuk mengurangi tingkat resistensi antibiotik

termasuk untuk mengatasi infeksi pada kulit.

Universitas Muslim Indonesia


38

Menurut Wardani (2008) dalam Ariyanti dkk, 2012) Salah satu ramuan

tradisional diKalimantan Selatan yaitu dengan menggunakan daun kecapi

sentul untuk mengobati sakit perut dan dapat mengobati kulit yang bengkak.

Luka yang bengkak merupakan salah satu manifestasi adanya infeksi oleh

bakteri Staphylococcus aureus. Kemampuan kecapi sentul dalam

mengobati kulit yang bengkak mengindikasikan bahwa didalam kecapi

terdapat bahan yang dapat menghambat atau bahan yang mematikan

kuman penyebab infeksi pada kulit tersebut.

Hasil pemeriksaan kandungan kimia menunjukan bahwa ekstrak daun

kecapi mengandung senyawa triterpenoid, alkaloid, kumarin, gula preduksi

dan flavonoid. Alkaloid mempunyai aktivitas antimikroba dengan

menginterkalasi dinding sel dan DNA mikroba (Tiawari dkk, 2011).

Adapun mekanisme lain dari alkaloid yaitu terdapat gugus basa yang

mengandung nitrogen akan bereaksi dengan senyawa asam amino yang

menyusun dinding sel dan DNA mikroba. Reaksi ini mengakibatkan

terjadinya perubahan struktur susunan asam amino, sehingga akan

menimbulkan perubahan keseimbangan genetik pada rantai DNA sehingga

akan mendorong terjadinya lisis sel yang akan menyebabkan kematian sel

pada mikroba (Gunawan 2009) dalam Rinawati, 2011).

Flavonoid mempunyai aktivitas antimikroba dengan menggunakan

fungsi metabolisme melalui perusakan dinding sel dan mendenaturasi

protein mikroba. Menurut (Cowan, 1999), senyawa flavon, flavonoid,

flavonol merupakan senyawa fenolik yang diketahui disintesis oleh tanaman

sebagai respon terhadap infeksi mikroba. Mekanisme kerja sebagai

Universitas Muslim Indonesia


39

antibakteri karena kemampuan untuk membentuk kompleks dengan protein

ekstraseluler dan terlarut dengan dinding sel mikroba.

Daun kecapi secara empiris telah digunakan untuk mengatasi infeksi

pada kulit, dari beberapa literatur menunjukan bahwa kecapi memiliki

aktivitas antibakteri dan antijamur (Aprilita, 2019).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan daun kecapi dapat

menghambat bakteri yaitu sebagai berikut :

A. Bakteri Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri pathogen gram positif

yang mudah tumbuh pada kebanyakan medium bakteriologis dalam

keadaan aerob maupun anaerob fakultatid. Staphylococcus aureus

banyak ditemukan disekitar lingkungan hidup manusia penyebab

penyakit infeksi didunia. Hal ini disebabkan oleh kemampuan

Staphylococcus aureus yang mudah beradaptasi dengan lingkungan

melalui ketahanannya terhadap antimikroba yang dimilikinya. Bakteri ini

terutama ditemukan pada kulit, kelenjar kulit, selaput lender, luka dan

umumnya merupakan penyebab radang tenggorokan, infeksi kulit (bisul)

serta infeksi system sara pusat dan paru-paru (Misnawi dkk, 2017).

Berdasarkan penelitian Baitu Nikmah, Dharmono, Sri Amintarti

(2017) dimana penelitian ini menggunakan metode cakram kertas (disk

diffusion method) yang mengacu pada metode Kriby-Bauer dengan

ekstrak daun kecapi sentul dengan berbagai tingkatan konsentrasi yaitu,

10%, 20%, 30%, 40%, 50%. Rataan diameter zona hambat pada

perlakuan 10 (A1) adalah 7,55 mm, 20% (A2) adalah 10,08 mm, 30% (A 3)

adalah 12,33 mm, 40% (A4) adalah 14,28 mm, dan 50% (A5) adalah

Universitas Muslim Indonesia


40

16,58 mm. Rata-rata zona hambat terbesar terdapat pada konsentrasi

50% merupakan perlakuan yang paling menghambat bakteri

Staphylococcus aureus, dengan rata-rata lebar diameter yaitu 16,58 mm

dan yang terendah terdapat pada konsentrasi 10% yaitu 7,55mm.

Kemudian pada penelitian Pindo Hardika P.A.N, Aditya Fridayanti,

Laode Rijai (2013) penelitian ini menggunakan pelarut metanol

digunakan untuk proses ekstraksi dan fraksinasi. Pelarut n-heksana, etil

asetat, n-butanol digunakan untuk fraksinasi cair-cair dengan

menggunakan metode difusi agar. Pada pelarut metanol digunakan 5

varias yaitu 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15% peningkatan aktivitas

antibakteri pada ekstrak metanol daun kecapi ditunjukan pada

konsentrasi 10% yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri pada bakteri

S.aureus, pada pengujian aktivitas antibakteri fraksi n-heksana daun

kecapi, digunakan 5 variasi konsentrasi yaitu 1%, 3%, 5%, 7%, dan 9%.

Fraksi n-heksan lebih kecil konsentrasinya dibanding dengan ekstrak,

meningkatnya aktivitas antibakteri pada fraksi n-heksan daun kecapi

ditunjukan pada konsentrasi 5% yang memiliki aktivitas sebagai

antibakteri pada bakteri S.aureus.

Penelitian juga dilakukan oleh Aprilita Rani Yanti Eff (2019) yang

dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan kelompok kontrol

aquadest dan kelompok kontrol kloramfenikol, dan efek antibakterinya

dinilai menggunkan metode difusi agar dengan melihat zona hambat

yang terbentuk diatas permukaan agar yg ditanami bakteri

Staphylococcus aureus.

Universitas Muslim Indonesia


41

Penggunaan kloramfenikol digunakan sebagai kontrol positif pada

pengujian antibakteri yang bersifat bakteriostatik dan berspektrum luas

bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri. Obat ini terikat

pada ribosom subunit 50S dan menghambat enzim peptidil transferase

sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein

bakteri. Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik, pada konsentrasi

tinggi kloramfenikol bersifat bakterisid untuk bakteri-bakteri tertentu

(Depkes RI, 1995).

Metode yang digunakan dalam ekstraksi adalah refluk dengan

menggunakan pelarut air alasannya karna dengan menggunakan pelarut

ini mempunyai keuntungan murah dan sangat mudah didapat tetapi juga

mempunyai kekurangan seperti ekstrak yg didapat sangat mudah

ditumbuhi oleh jamur, menggunakan 6 konsentrasi yaitu 6,25%, 12,5%,

25%, 50%, 75%, 100% . Besarnya zona hambat terbesar ekstrak air

daun kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.F.) Merr. Terhadap bakteri

Staphylococcus aureus dan pada konsentrasi 100% yaitu sebesar 22,3

mm.

Adapun penelitian oleh Nurbani Fatmalia dan Marta Abigael Manalu

(2019) penelitian ini adalah penelitian jenis rancangan eksperimental

menggunakan tehnik difusi cakram, dengan menggunakan dua bakteri

uji yg pertama yaitu Staphylococcus aureus dalam media MH (Muller

Hinton) pada cawan petri disertai dengan peletakan disk yang diberi

ekstrak daun kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.F.) Merr. Serta control

negatif (Etanol 70%), control positif (Ciprofloxacin). Dari ekstrak daun

kecapi (Sandoricum koetjape) dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Universitas Muslim Indonesia


42

Staphylococcus aureus pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15% konsentrasi

paling optimal pada konsentrasi 5% dengan diameter hambat 25,3%

mm. Hasil yang didapat pada bakteri Staphylococcus aureus semakin

tinggi konsentrasi maka semakin rendah zona hambatnnya, sedangkan

semakin rendah konsentrasi maka semakin besar zona hambatnya ini

diduga dapat terjadi karna dari ekstrak daun kecapi (Sandoricum

koetjape) terdapat kandungan senyawa alkaloid yang merupakan

senyawa organik yang bersifat basa, daun kecapi juga memiliki

kandungan senyawa tanin, yg merupakan senyawa yang bersifat asam.

Dari sifat asam dan basa yang dimiliki senyawa tersebut akan

membentuk reaksi Asam-Basa (Samsarti dkk, 2004), pada saat sifat

basa yang dimiliki alkaloid bereaksi dengan senyawa tanin yang bersifat

asam maka akan menghasilkan garam. Bakteri Staphylococcus aureus

adalah bakteri halofilik atau bakteri yang suka dengan kadar garam yang

tinggi (Rizki, 2017).

B. Bakteri Echerchia coli

Eschercia coli adalah bakteri Gram-negatif, bersifat anaerob

fakultatif, berbentuk batang berukuran panjang sekitar 20 µm dan lebar

0,25-1µm, volume sel 0,6-0,7 µm, tidak membentuk spora, dan motil

dengan flagella peritrikus. Escherchia coli bersifat fakultatif anaerob,

yang apabila tersedia oksigen memproduksi ATP melalui respirasi dan

apa bila tidak tersedia oksigen Escherchia coli dapat hidup dengan

berbagai jenis substrat, dan pada kondisi anaerob menggunakannya

untuk fermentasi menghasilkan asam laktat, suksinat, ethanol, asetat.

Pertumbuhan Escherchia coli optimum pada suhu 37ºC, tetapi pada

Universitas Muslim Indonesia


43

beberapa strain dapat melakukan multiplikasi pada suhu 49ºC (Murwani,

Qosimah, & Indah, 2017).

Berdasarkan penelitian Pindo Hardika P.A.N, Aditya Fridayanti,

Laode Rijai (2013) bahwa ekstrak metanol daun kecapi dapat

menghambat pertumbuhan bakteri E.coli yang ditunjukkan dengan

terbentuknya zona bening sebagai zona bunuh bakteri. Konsentrasi yang

paling evektif 10% dari ekstrak metanol, sedangkan pada fraksi n-heksan

yang paling efektif pada konsentrasi 5%

Dalam jurnal Aprilita Rani Yanti Eff (2019) peneliti juga

menggunakan bakteri Escherichia coli, dan menggunakan 4 konsentrasi

yaitu, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Zona hambat terbesar pada

konsentrasi 100% konsentrasi ekstrak air daun kecapi yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan rata-rata

diameter 11,4 mm.

Adapun penelitian lain dilakukan oleh Nurbani Fatmalia dan Marta

Abigael Manalu (2019), dikatakan bahwa ekstrak daun kecapi

(Sandoricum koetjape) dapat menghambat perumbuhan bakteri

Escherichia coli pada konsentrasi 5%, 10%, 15%. Konsentrasi yang

paling optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri yaitu

konsentrasi 5% dengan diamter zona hambat 4mm. Pada hasi uji

efektifitas ekstrak daun kecapi (Sandoricum koetjape) terhadap bakteri

Escherichia coli pada penelitian ini menunjukkan semakin tinggi

konsentrasi maka semakin besar zona hambatnya dan semaklin rendah

konsentrasi maka semakin kecil zona hambatnya.

Universitas Muslim Indonesia


44

C. Bakteri Pseudomonas aeruginosa

P.aeruginosa merupakan suatu bakteri yang bersifat oportunistik,

yaitu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada penderita apabila

sistem kekebalannya menurun. Apabila mikroorganisme berada di dalam

inang yang sistem kekebalannya telah terganggu, mikroorganisme dapat

melintasi penghalang anatomi setelah luka bakar, pembedahan, dan

mikroorganisme terbawa masuk melalui kateter, alat penyuntik, dan

respirator yang terkontaminasi (Mayasari, 2005).

Habitat P.aeruginosa dapat ditemukan ditanah dan air.

P.aeruginosa dapat dijumpai pada daerah lembab di kulit dan dapat

membentuk koloni pada saluran pernafasan bagian atas pasien-pasien

dirumah sakit (Levinson & Jawetz , 2003).

D. Bakteri Salmonella typhimurium

Salmonella typhimurium merupakan mikroorganisme fakultatif

intraseluler yang dapat hidup bahkan berkembang biak dalam makrofag,

tahan terhadap enzim-enzim di lisosom, mempunyai kemampuan untuk

mencegah dan menghambat fusi fagolisosom sehingga sulit untuk

dibunuh (Kresno 2001; Abbas & Lichmant 2003).

Adapun jurnal terakhir dengan penelitian yang menggunakan

keempat bakteri diatas yaitu oleh Jay Jay F.Manuel, Teodora D.Balangcod,

Melba C.Patacsil, Lianne Marie Victoria A.Laruan, and Sonny Martin

P.Cortez, (2012) penelitian ini menggunakan uji difusi cakram, hasil

penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun kecapi memiliki aktivitas

antibakteri terhadap sebagian besar bakteri patogen gram positif dan gram

negatif yang diuji. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa berbagai

Universitas Muslim Indonesia


45

tanaman obat asli yang digunakan dalam penelitian ini memiliki aktivitas

antibakteri yang kuat, dan menunjukkan bahwa ekstrak tersebut

mengandung konstituen bioaktf yang bertanggung jawab untuk

menghilangkan patogen.

Dari hasil kajian studi literatur tersebut dapat disimpulkan bahwa daun

kecapu mampu menghambat bakteri patogen Dalam (Apriliata, 2019)

penelitian yang dilakukan (Suartini, 2006).

Berdasarkan hasil dari studi literatur yang dilakukan bahwa ekstrak daun

kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr. Mengandung senyawa

flavonoid, alkaloid, terpenoid, tanin, dan saponin. Daun kecapi (Sandoricum

koetjape (Burm.f) Merr. memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan antijamur,

yaitu dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus, Echerchia coli,

Pseudomonas aeruginosa, dan Salmonella typhimurium. Dimana bakteri

yang dihambat tersebut merupakan bakteri patogen.

Universitas Muslim Indonesia


46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi literatur yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa ekstrak Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f)

Merr.) berpotensi sebagai antibakteri terhadap bakteri patogen.

b. Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk aktivitas antibakteri

Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f) Merr.)

Universitas Muslim Indonesia


47

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK & Lichmant AH. 2003. Cellular and Molecular Immunology. Fifth

edition. Philadelphia: WB & Saunders.

Ariyanti, Ni Kadek, Ida Bagus Gede Darmayasa, Sang Ketut Sudirga. 2012.

Daya Hambat Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya (Aloe barbadensis

Miller) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus

ATCC 259923 dan Escherichia coli ATCC 25922. Vol. XVI No.1

Asmorom Yudho, 2014. Sehat Alami dengan Herbal, 250 Tanaman Herbal

Berkhasiat Obat. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Djumidi, H. 1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid Iv. Badan

Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Dapart.

Dwijawanty. 2013. ”Uji Aktivitas Antibakteri 10Ekstrak Daun Tapak Dara

(Catharantus roseus (L.) G. Don.) terhadap Bakteri

Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa” jurnal

biomedika.

Cowan, M.M. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agent. Clinical

Microbiology Reviews : 564-582

Fadlila, WN, Yiliawati, KM & Syafnir, L. 2015. Identifikasi Senyawa Aktif

Antibakteri Dengan Metode Bioautografi KLT Terhadap Ekstrak

Etanol Tangkai Daun Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott).

Prosiding Penelitian SPESIA Unisba.

Fatmawati, S. 2019. Bioaktivitas dan Konstituen Kimia Tanaman Obat

Indonesia. Penerbit : Deepublish, Yogyakarta.

Universitas Muslim Indonesia


48

Fera, A. (2010). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-Heksana, Etilasetat dan

Etanol Daun Kecapi (Sandoricum koetjape Merr.) Terhadap

Beberapa Bakteri Penyebab Penyakit Kulit Secara In vitro.

Skripsi Farmasi. Medan.

Heliawati, Leny. 2018. Kandungan Kimia dan Bioaktivitas Tanaman Kecapi.

PPS UNPAK PRESS. Bogor. Hal 3-4

Integrated Taxonomic Information System. 2011. Sandoricum koetjape.,

www.itis.gov, Diunduh 2007- 2011

Ismarani. 2012. Potensi Senyawa Tanin Dalam Menunjang Produksi

Ramah Lingkungan. Jurnal Agribisnis Dan Perkembangan

Wilayah, Volume 3, Nomor 2, Juni.

Jawetz, Melnick, and Adelbrg. 2007. Mikrobiologi Kedokteran, 23th ed.

Jakarta.

Kusmiyati. Agustini, NWR. 2007. Uji Aktivitas senyawa antibakteri dari

mikroalga Porphyridium cruentum. Biodiversitas. Vol 8. No 1.

Hlm 48-49.

Kee. Joyce L. 1996. “Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan”.

Jakarta : EGC.

Levinson, W and E. Jawetz . 2003. Medical Microbiology & Imunology

Examination & Board Review. 7th Edition USA: McGraw-Hill

Company. Hal 130-131.

Leny, Heliawati. 2018. Kandungan Kimia dan Bioaktivitas Tanaman Kecapi.

Pps UNPK press. Bogor.

Universitas Muslim Indonesia


49

Mayasari, E. 2005. Pseudomonas aeruginosa ; Karakteristik, Infeksi dan

Penanganan. Available online at: http://library.usu.ac.id/

[Diakses tanggal 28 april 2008].

Misnawi, Mufida, Dc & Diyantika, D. 2017. Perubahan Morfologi

Staphylococcus aureus Akibat Paparan Ekstrak Etanol Biji

Kakao (Theobroma cacao) secara In Vitro. Universitas Jember,

Jember.

Muharni, Fitrya & Farida. 2017. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol

Tanaman Obat Suku Musi di Kabupaten Musi Banyuasin.

Sumatra Selatan, Jurnal Kefarmasian Indonesia, Vol.7 No.2.

Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa

Aktif. Jurnal Kesehatan, VolumeVII No. 2.

Muwarni, S, Qosimah D, Amri, I.A. 2017. Penyakit Bakterial Pada Ternak


Hewan Besar dan Unggas. UB Press, Malang.

Nikmah, Baitun dkk. 2017. Uji Antibakteri Ekstarak daun Kecapi Sentul

(Sandoricum koetjape (burm.f.) merr. terhadap bakteri

Staphylococcus aureus secara in vitro. Univeritas Lambung

Mangkurat Banjarmasin.

Pelczar, Michael J. dan Chan, E.C.S. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI

Press, Jakarta

Risa, Icha. 2012. 1100++ Keajaiban dan Prestasi yang Mendunia.

Perpustakan Nasional RI. Jakarta. Hal : 69-70

Rinawati, Nanin Dwi. 2011. Daya Antibakteri Tumbuhan Majapahit

(Crescentia cujete L.) TERHADAP Bakteri Vibrio alginolyticus.

ITS : 1-13.

Universitas Muslim Indonesia


50

Rolland 2019, Senyawa Antibakteri dari Fungi Endofit, CV Seribu Bintang,

Malang.

Samsiarti, Sunardiyah, Dkk. 2004. Materi Kimia Kelas 2. Galeri Wacana.

Surabaya.

Salbiah Syed, Saripah. A, Aziz. H, Alimon. AA, Sani. N, Daud. & NNM, Noor.

2013. Phytochemical Screening and Antimicrobial Activities of

Seed Extracts from Sandoricum koetjape. The Open Conference

Proccedings Journal 4.

Shimizu, K., Tukiran, Saidah, Suyatno, and Hidayati, N., 2006. Briononic

Acid From The Hexane Extract of Sandoricum koetjape MERR

Stem Bark (Meliaceae). Indo, J. Chem, 6(3): 304-306.

Suartini, N. M. 2006. Skrining, Isolasi, dan Identifikasi Senyawa Antibakteri

dalam Tumbuhan Berkhasiat Sebagai Obat Sakit perut yang

Tercatat dalam Usada Taru Premana. Universitas Udayana; Bali.

Sumiat, E. 2014. ‘Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kloroform dan Ekstrak

Etanol Biji Bidara Laut (Strychnos ligustrina Bl) Terhadap

Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Salmonella thypi’,

BIOGENESIS, Jurnal ilmiah biologi, Vol 2, No 1, Juni 2014, hal

1-10.

Swantara, M Dira, dan Yenni Ciawi. 2009. Identifikasi Senyawa Antibakteri

Pada Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.). Jurnal Kimia

3 (2). 61-68.

Tiwari, Prashant, Bimlesh Kumar, Mandep Kaur, Gurpreet KUR dan Harlen

Kaur. 2011. Phytochemical Screening and Extraction : A Review.

International Pharmaceutica Sciencia 1 : 98-106.

Universitas Muslim Indonesia


51

Tinggen, I.N. 2000. Taru Premara, Pustaka Leluhur Eka Cipta; Singaraja.

Yanti, Aprilita Rina. 2019. Efek Ekstrak Air Daun Kecapi (Sandoricum

koetjape (Brum.F) Merr.) Terhadap Bakteri Staphylococcus

Aureus Dan Escherichia Coli. Universitas Esa Unggul. Jakarta.

Yanuhar U 2016, ‘Mikroalga Laut : Nannochloropsis oculata’, UB Press,

Malang.

Yunilawati, R, 2002, Minyak Atsiri Daun Sirih Sebagai Antibakteri S. mutans

dalam Pasta Gigi, Institut Pertanian Bogor Fakultas MIPA, Bogor.

Universitas Muslim Indonesia


52

Lampiran 1. Foto Sampel

Gambar 1 .Pohon Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f)

Gambar 2. Tanaman Daun Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f).


Lampiran 3. Pencarian Literatur

Universitas Muslim Indonesia


53

Lampiran 2. Pencarian Literatur

Gambar 3. pencarian google schoolar

Gambar 3. pencarian google schoolar

Universitas Muslim Indonesia

Anda mungkin juga menyukai