Anda di halaman 1dari 69

Halaman judul

UJI AKTIVITAS HEMOSTATIK EKSTRAK BROKOLI

(Brassica Oleracea L var italica) PADA MENCIT PUTIH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Farmasi

ALDO WAHYU RIZKY

NIM.61608100815003

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MITRA BUNDA PERSADA

BATAM

2019
HALAMAN PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Hemostatik

Ekstrak Brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica” ini, sepenuhnya Skripsi saya

sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain

dan saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan

etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuandalam skripsi ini klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Batam, Agustus 2019

Yang menyatakan,

Aldo Wahyu Rizky


HALAMAN PENYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASIKARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika STIKes Mitra Bunda Persada, Saya yang bertanda

tangan di bawah ini:

Nama : Aldo Wahyu Rizky

NIM : 61608100815003

Program Studi : Sarjana Farmasi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untukmemberikan

kepada STIKes Mitra Bunda Persada Hak Bebas Royalti Noneksklusif atas karya

ilmiah saya yang berjudul :

“Uji Aktivitas Hemostatik Ekstrak Brokoli (Brassica Oleraceae L Var

Italica”

Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini, STIKes Mitra Bunda Persada

berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan

data (database), merawat dan mempublikasikan karya ilmiah saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai Pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Batam, Agustus2019

Yang menyatakan,

Aldo Wahyu Rizky


HALAMAN PENGESAHAN

Proposal ini telah di setujui untuk seminarkan pada Bulan januari

Jum’at 30 Agustus 2019

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Prof.Dr.Almahdi,M.Farm,Apt Suci Fitriani Sammulia Msc,Apt

Mengetahui

Program Studi Sarjana farmasi

Ketua,

Sri Hainil ,M.Farm,Apt


SKRIPSI INI TELAH DIPERTAHANKAN DI DEPAN PANITIA UJIAN
SARJANA FARMASI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

STIKes Mitra Bunda Persada

Batam

………………………..

No Nama Jabatan Tanda Tangan

Prof.Dr.Almahdi,M.Farm,Apt Ketua

Suci Fitriani Sammulia Anggota


MSc,Apt

Prof Dr Helmi Arifin, Apt Anggota

Dr.Suhatri, Apt Anggota

Hesti Marliza, M Si Anggota

v
RIWAYAT HIDUP

Nama : Aldo Wahyu Rizky

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat/Tanggal Lahir : Batam / 23 juni 1997

Alamat : Tg uma Rt 02 Rw 02 No 84

Nama Ayah : Ruslan

Nama Ibu : Yusita

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 2003 - 2009 : Sekolah Dasar SDN 001 Tg uma

2. Tahun 2009 - 2012 : Sekolah Menengah Pertama Hangkasturi Batam

3. Tahun 2012 - 2015 : Sekolah Menengah Kejuruan Putra Jaya School Batam

4. Tahun 2015 – 2019 : STIKes Mitra Bunda Persada Batam

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas berkat dan rahmat yang dilimpahkan-Nya,

sehingga memampukan penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul: Uji

Aktivitas Hemostatik Ekstrak Brokoli ( Brassica Oleraceae L Var Italica)

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga

pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis

menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Sri Hainil, M.Farm., Apt selaku Ketua Program Studi Sarjana Farmasi STIKes

Mitra Bunda Persada Batam,

2. Bapak Prof Dr. Almahdy A,MS, Apt dan Ibu Suci Fitriani Sammulia, M.Sc., Apt

selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran serta arahan selama

proses penyusunan skripsi ini,

3. Bapak dan Ibu Dosen beserta laboran STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang

senantiasa bersabar dalam mendidik penulis,

4. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Andalas Padang yang telah meluangkan waktu

untuk mengajar dan membantu selama perkuliahan di STIKes Mitra Bunda Persada

Batam,

vii
5. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Ruslan dan ibunda Yusita

yang telah membesarkan, mendidik, dan memenuhi segala kebutuhan pendidikan

hingga perguruan tinggi serta kasih sayang yang tiada batas kepada penulis sampai

saat ini. Kepada adikku (Gugun dan yola), dan seluruh anggota keluarga yang

senantiasa memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam menjalani

pendidikan Sarjana Farmasi, penulis mengucapkan teirma kasih yang tiada tara.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan beliau semua. Amin.

6. Almarhum Bapak Drs. Masruchin selaku Dosen yang telah membantusaya ketika

semasa hidup beliau dan membantu saya dalam membuat judul skripsi ini.

7. Kepada Muhammad Rama Alfazari yang selalu membantu saya dalam penelitian

ini.

8. Terimaksih juga saya ucapkan kepada rekan kerja Kimia Farma Baloi ( kak yuni,

kak wulan, yunisha , pak viktor dan pak parta ) saya yang telah memberikan

dukungan dan semangat sehingga saya berhasil menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman angkatan 2015 yang tidak bisa disebutkan satu-satu terimakasih atas

kebersamaan dalam suka maupun duka selama kuliah.

10. Terimakasih banyak juga kepada sahabat karib saya Deny , Yudi, wahyu dan luis

atas saran saran membangunya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

11. Rekan geng Ondesteam yang selalu ada di jatuh dan bangun, yang saling

menguatkan dan berjuang bersama dalam menempuh pendidikan selama 4 tahun

ini (Nuel, Renal, Bobi, Doni, Ari, Randy, Usman, Raihani, puji, olip). Terima kasih

viii
atas kebersamaan, canda tawa, perdebatan, dan semua memori indah ini.Semoga

senantiasa diberikan kesehatan sehingga kita bisa selalu bersahabat hingga usia

senja nanti. I love you guys.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telahmembantu dalam

penelitian maupun penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf kepada pihak yang

tidak tersebutkan namanya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca serta menjadi bahan masukan dalam dunia

pendidikan.

Batam, Agustus 2019

Aldo Wahyu Rizky

ix
UJI AKTIVITAS HEMOSTATIK EKSTRAK BROKOLI

(Brassica Oleracea L var italica) PADA MENCIT PUTIH

Aldo Wahyu Rizky¹, Almahdy², dan Suci Fitriani Sammulia¹

¹Program Studi Sarjana Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Bunda
Persada, Batam, Indonesia

ABSTRAK

penghentian pendarahan dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk jenis obat-


obatan yang digunakan. Penggunaan obat-obatan untuk penghentian pendarahan
dapat dilakukan dengan berbagai macam dan jenis, salah satunya adalah penggunaan
obat tradisional. Penggunaan atau pengobatan secara tradisional semakin disukai
karena pada umumnya kurang menimbulkan efek samping seperti halnya pada obat-
obatan dari bahan kimia, salah satu tanaman tradisional yang dapat digunakan
sebagai penghenti pendarahan adalah brokoli (Brassica Oleracea L var italica) yang
diketahui memiliki kandungan vitamin k yang cukup tinggi yaitu sebesar 101,6 mg.
Dimana zat ini berkhasiat sebagai antihemostatik. Penelitian ini bertujuan Untuk
mengetahui efek antihemostatik brokoli (Brassica Oleracea L var italica) terhadap luka
potong ekor mencit (mus musculus). Penelitian merupakan penelitian eksperimental.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 ekor mencit jantan (Mus
musculus) yang sehat dan dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok pertama sebagai
kontrol negatif (Na-CMC), kelompok dua sebagai kontrol positif (asam
tranexamat),kelompok tiga,empat dan lima (ekstrak brokoli dosis 20 mg, 40 mg dan
60 mg). waktu perdarahan dihitung dari awal darah keluar hingga darah berhenti dan
data dianalisis dengan uji anova (anova one way) dan dan uji statistik post hoc LSD (Least
Significant Difference). Hasil penelitian terdapat perbedaan waktu penghentian
perdarahan pada kelompok kontrol perlakuan pada dosis 20 mg
(122,60±29,535)detik, 40 mg (102,40±9,607)detik dan 60 mg (90,40±3,845)detik. Dari
hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa esktrak brokoli (Brassica Oleracea L var
italica) dengan dosis 60 mg memberikan hasil yang paling bagus dan efeknya hampir
sama dengan pembanding.

Kata Kunci : antihemostatik, Brokoli (Brassica Oleracea L var italica), penelitian


experimental

x
TEST OF HEMOSTATIC ACTIVITY OF BROCCOLI EXTRACT (Brassica

Oleracea L var italica) ON WHITE MICE

ABSTRACT

Cessation of bleeding is influenced by many factors including the type of


medication used. The use of medications for the cessation of bleeding can be done in
various kinds and types, one of which is the use of traditional medicines. Use or
treatment has traditionally been preferred as it generally lacks side effects as well as
those of chemical medicines, one of the traditional plants that can be used as a bleeding
stop is Broccoli (Brassica Oleracea L var italica) which is known to have a high
vitamin K content of 101.6 mg. Where this substance is efficacious as an
antihemostatic. The study aims to determine the antihemostatic effect of broccoli
(Brassica Oleracea L var italica) against a squeaky tail wound (Mus musculus).
Research is an experimental study. The subjects used in this study were as many as 25
male mice (Mus musculus) and were divided into five groups. The first group as a
negative control (Na-CMC), a group of two as a positive control (tranexamat acid), a
group of three, four and five (dose of broccoli 20 mg, 40 mg and 60 mg). Bleeding time
is calculated from the beginning of the blood out until the blood stops and the data is
analyzed by ANOVA test (Anova one way) and the Post Hoc statistical test of LSD
(Least Significant Difference). Research results There is a difference in the time of
termination of bleeding in the control group treatment at a dose of 20 mg (122,60 ±
29,535) sec, 40 mg (102,40 ± 9,607) seconds and 60 mg (90,40 ± 3,845) seconds. From
these results can be concluded that the broccoli extract (Brassica Oleracea L var
italica) at a dose of 60 mg gives the most excellent results and the effect is almost the
same as the comparator.

Keywords : Antihemostatic, Broccoli (Brassica Oleracea L var italica),


Exsperimental Research

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................... ii
HALAMAN PENYATAAN PERSETUJUAN ........................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi
BAB 1 ......................................................................................................................... 17
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 17
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 17
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 18
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 18
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 19
BAB II ........................................................................................................................ 20
Tinjauan Pustaka ...................................................................................................... 20
2.1 Brokoli (Brassica oleracea L var. italica) ......................................................... 20
2.1.1 Klasifikasi Brokoli (Brassica Olearecae L Var.Italica) ....................... 20
2.1.2 Morfologi Brokoli (Brassica oleracea L Var. Italica) .......................... 21
2.1.3 Kandungan Brokoli (Brassica Olearacea L Var Italica) ...................... 21
2.1.4 Khasiat dan kegunaan Brokoli (Brassica Olearecaea L Var Italica) ... 23
2.2 Hemostatik......................................................................................................... 23
2.2.1 Mekanisme Pembekuan Darah ................................................................... 23
2.2.3 Mekanisme ekstrinsik ................................................................................. 26
2.3 Asam Tranexamat.............................................................................................. 27
2.4 Mencit ............................................................................................................. 28
2.4.2 Fisiologi Mencit .......................................................................................... 28

xii
2.4.3 Karakteristik Mencit ................................................................................... 29
2.5 Ekstrak ............................................................................................................... 30
2.5.2 Tujuan ekstraksi .......................................................................................... 31
2.5.3 Jenis-Jenis Ekstraksi ................................................................................... 31
2.5.4 Ekstraksi secara dingin ............................................................................... 31
2.5.5 Ekstraksi secara panas ................................................................................ 33
BAB III ....................................................................................................................... 34
METODE PENELITIAN ......................................................................................... 34
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................. 34
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 35
3.3 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Cara Sampling ....................................... 35
3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 35
3.3.2 Besar Sampel Penelitian ............................................................................. 35
3.3.3 Cara Sampling............................................................................................. 36
3.4 Variabel Penelitian ........................................................................................... 36
3.4.1 Variabel Bebas ............................................................................................ 36
3.4.2 Variabel Terikat .......................................................................................... 37
3.5 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................................. 37
3.6 Prosedur Penelitian ............................................................................................ 37
3.6.1 Pembuatan Ekstrak Brokoli ........................................................................ 38
3.6.2 Penentuan Dosis dan Volume Bahan Uji .................................................... 38
3.7 Perlakuan pada Hewan Coba Selama Penelitian ............................................... 41
3.8 Pengumpulan Data ............................................................................................ 42
3.9 Teknik Analisis Data ......................................................................................... 43
3.10 Kerangka Kerja ................................................................................................ 44
BAB IV ....................................................................................................................... 45
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 45
4.1 Hasil Penelitian.................................................................................................. 45

xiii
4.2 Pembahasan ....................................................................................................... 46
BAB V......................................................................................................................... 53
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 53
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 53
5.2 Saran .................................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 54

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai gizi Brokoli (Brassica oleracea L.) mentah segar per 100 g .......... 22

Tabel 2. Data Hasil skrining fitokimia ................................................................... 64

Tabel 3. Hasil uji ekstrak terhadap Bleeding Time .............................................. 64

Tabel 4. Tests of Normality ..................................................................................... 65

Tabel 5. Test of Homogeneity of Variances ........................................................... 67

xv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Brokoli ..................................................................................................... 11

2.2 Gambar Mekanisme Pembekuan Darah ................................................................ 15

2.4 Gambar Mencit ..................................................................................................... 19

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendarahan merupakan suatu proses keluarnya darah dari pembuluh darah

yang dapat mengakibatkan rusaknya dinding pembuluh darah yang diakibatkan

oleh trauma atau penyakit, Sistem hemostatis yang berfungsi normal penting

bagi kehidupan organisme, karena jika hemostatik terganggu maka luka yang

kecil sekalipun dapat menyebabkan perdarahan yang membahayakan jiwa

(Despopoulos, 2011).

Kegagalan hemostatik menimbulkan perdarahan dan merupakan masalah

klinis yang berbahaya (Sacher, 2012). Hemofilia merupakan suatu penyakit yang

sangat umum yang mengacu pada kecendurangan mengalami perdarahan

berlebihan yang parah. Di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 10.000 orang mengidap

hemofilia dengan keparahan berat. 4 dari 5 kasusnya adalah defisiensi faktor VIII

(Sacher, 2012).

Penyembuhan luka dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk jenis obat-

obatan yang digunakan. Penggunaan obat-obatan untuk penyembuhan luka dapat

dilakukan dengan berbagai macam dan jenis, salah satunya adalah penggunaan

obat tradisional. Penggunaan atau pengobatan secara tradisional semakin disukai

karena pada umumnya kurang menimbulkan efek samping seperti halnya pada

obat-obatan dari bahan kimia (Haryanto D, 2012)

17
Brokoli (Brassica olaracea L.var italica) merupakan salah satu famili dari

Brassicaceae yang mengandung fitokimia yang baik seperti glukosinolat, senyawa

fenolik, serat dan senyawa antioksidan seperti vitamin C dan E serta mineral (Ca,

Mg, Se,dan K) serta menurut U.S. Department of Agriculture (USDA) (2012)

Dibandingkan dengan sayuran yang lain (wortel, kubis dan bayam) kandungan

vitamin k pada brokoli lebih tinggi yaitu sebesar 101,6 mg atau 85 % lebih besar

di banding sayuran lain.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melakukan

pembuktian adanya khasiat tanaman Brokoli (Brassica Oleracea L var italica)

sebagai anti pendarahan atau efek hemostatik terhadap pendarahan akibat

pemotongan pada ekor mencit (Mus musculus).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada


penelitiaan ini adalah

1. Apakah ekstrak Brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica) memiliki efek

hemostatik terhadap luka potong ekor mencit

2. Pada dosis berapakah ekstrak Brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica)

memiliki efek hemostatik terhadap luka potong ekor mencit (mus

muculus)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada efek hemostatik brokoli (Brassica Oleracea


L var italica) terhadap luka potong ekor mencit (mus musculus )

18
2. Untuk mengetahui pada dosis berapakah ekstrak Brokoli (Brassica
Oleraceae L Var Italica) memiliki efek hemostatik terhadap luka potong
ekor mencit (mus muculus)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

a. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

berguna bagi peneliti mengenai efek hemostatik atau anti

pendarahan pada ekstrak brokoli.

b. Manfaat bagi institusi pendidikan

Dapat memberikan informasi yang berharga mengenai pemberian obat

antihemostatik pada pasien-pasien yang mengalami pendarahan sehingga

diharapkan mampu mengurangi komplikasi terhadap pemberian obat

pendarahan serta mengurangi biaya terhadap kebutuhan akan kantung darah.

c. Manfaat bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi tambahan bagi masyarakat

mengenai khasiat brokoli selain sebagai bahan makanan juga dapat digunakan

untuk memberhentikan pendarahan.

19
BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Brokoli (Brassica oleracea L var. italica)

2.1.1 Klasifikasi Brokoli (Brassica Olearecae L Var.Italica)

Gambar 1. Brokoli (Sumber Dalimartha S 2015)

Menurut (Lutfiyati Heni, 2017) klasifikasi tanaman brokoli adalah

sebagai berikut:

Divisi : Sphermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Famili : Cruciferae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica oleraceae L.

20
2.1.2 Morfologi Brokoli (Brassica oleracea L Var. Italica)

Brokoli (Brassica oleracea L Var Italica.) tergolong ke dalam

keluarga kubis-kubisan dan termasuk sayuran yang tidak tahan terhadap

udara panas. Akibatnya, brokoli cocok ditaman di dataran tinggi yang

lembap dengan suhu rendah, yaitu di atas 700 m dpl. Sayuran ini, juga

tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Jika hal ini terjadi,

tanaman brokoli menjadi kekuning-kuningan dan jika membusuk

warnanya berbintik-bintik hitam. Daun dan sifat tumbuhan mirip

dengan bunga kubis. Bedanya, bunga brokoli berwarna hijau dan masa

tumbuhnya lebih lama dari kubis bunga. Brokoli tersusun dari bunga-

bunga kecil yang berwarna hijau, tetapi tidak sekompak bunga kubis.

Demikian pula dengan tangkai bunganya yang lebih panjang.

Dibandingkan dengan kubis bunga, setelah direbus tekstur brokoli akan

terasa lebih lunak. (Dalimartha, 20015)

2.1.3 Kandungan Brokoli (Brassica Olearacea L Var Italica)

Dalam Brokoli (Brassica oleracea L Var Iitalica) mentah

mengandung nilai gizi seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B3,

vitamin C, vitamin E, vitamin K, folat, fosfor, magnesium, besi,

potassium, dan kalsium. (Yenti, 2016).

Brokoli juga mengandung bermacam-macam zat gizi seperti

karbohidrat, protein dan mineral serta berbagai vitamin yang sangat

21
bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Hastifarina dan Sinaga dalam Yenti

2016).

Dan menurut Hasil skrining fitokimia (Lutfiyati Heni, 2017)

menunjukkan bahwa ekstrak Brokoli (Brassica oleracea L var italica)

yang diperoleh dari hasil maserasi dengan etanol 96% mengandung

senyawa alkaloid, saponin, tanin, flavonoid.

Tabel 1. Nilai gizi Brokoli (Brassica oleracea L.) mentah segar per 100 g (USDA, 2012
Zat gizi Gram Persen
Energi 34 Kcal 1,5%
Karbohidrat 6,64 g 5%
Protein 2,82 g 5%
Total lemak 0,37 g 1%
Kolestrol 0 mg 0%
Diet serat 2,60 g 7%
Vitamin
Thiamin 0,071 mg 6%
Vitamin A 623 IU 21 %
Vitamin C 89,2 mg 149 %
Vitamin E 0,17 mg 1,5 %
Vitamin K 101,6 mg 85 %
Elektrolit
Sodium 33 mg 2%
Kalium 316 mg 7%
Kalsium 47 mg 5%
Tembaga 0,049 mg 5,5 %
Besi 0,73 mg 9%
Magnesium 21 mg 5%
Mangan 0,210 mg 9%
Selenium 2,5 mg 5%
Zinc 0,41 mg 4%

22
2.1.4 Khasiat dan kegunaan Brokoli (Brassica Olearecaea L Var

Italica)

Brokoli juga mengandung fitokimia dan antioksidan yang

melawan berbagai penyakit dan infeksi. Brokoli dikenal sebagai sumber

serat, vitamin C, K, E, dan A, serta berbagai mineral penting. Dengan

kandungan dan fungsi yang seperti itu, brokoli dijadikan sebagai salah

satu cara untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh manusia dan

mempercepat penyembuhan penyakit (Amilah, 2012).

2.2 Hemostatik

Hemostatik adalah penghentian pendarahan dari suatu pembuluh darah yang

rusak, bila terdapat luka pada pembuluh darah, maka akan terjadi vasokonstriksi

pada pembuluh darah yang mengakibatkan aliran darah ke pembuluh darah yang

terluka akan berkurang. (Setiabudy, 2012).

2.2.1 Mekanisme Pembekuan Darah

Terdapat dua faktor yang menyebabkan pembekuan darah yaitu

faktor instrinsik dan ekstrinsik. Proses yang mengawali pembentukan

bekuan fibrin sebagai respon terhadap jaringan dilaksanakan oleh lintasan

ekstrinsik. Sedangkan lintasan instrinsik terjadi karena pengaruh dari

protein kolagen dan kalikrein di dalam tubuh (Tedjasulaksana, 2013)

23
Faktor ekstrinsik
Faktor intrinsik
XIIa ( faktor hagemen ) VII(pronkovetrin )
Ca+ XIa
XI
( anti hemofilik ca+
Faktor c )
IX
(anti hemofilik IXa
Faktor B ) VIIa( trauma )
VIII(antihefofirik VIIIa
Faktor a )

X (faktor xa2 x
Stuart )
Ca2+

trombin
protrombin

fibrinogen faktor stabilita


fibrin (XIII )

monomer fibrin

Polimer fibrin

Polimer fibrin saling berikatan

Gambar 2. Mekanisme Pembekuan Darah (Tedjasulaksana, 2013).

Tabel 2.2 Faktor-faktor pembekuan darah Faktor Pembekuan


Sumber (Baldy,2005)

24
Nama Faktor Pembekuan Keterangan
I Fibrinogen Prekursor fibrin (protein
terpolimerisasi)
II Protrombin Prekursor enzim proteolitik
Thrombin
III Tromboplastin Aktivator lipoprotein
jaringan pada
thrombin
IV Kalsium Aktivasi trombin dan
pembentukan fibrin
V Akselerator plasma Mempercepat konversi
globulin protrombin menjadi
thrombin
VII Akselerator konversi Mempercepat konversi
protrombin serum Protrombin
VIII Globulin antihemofilik Plasma yang berikatan
(AHG) dengan faktor III dan
faktor IX; aktivasi
Protrombin
IX Faktor Christmas Berikatan dengan faktor
pembekuan darah
X Faktor Stuart-Power Faktor plasma dan serum,
akselerator konversi
Protrombin
XI Pendahulu Tromboplastin Diaktivasi oleh faktor XII
Plasma (PTA) (Hageman), akselerator
pembentukan thrombin
XII Faktor Hageman Faktor plasma;
mengaktivasi PTA
XIII Faktor Penstabil Fibrin Menghasilkan bekuan
fibrin yang lebih kuat

2.2.2 Mekanisme intrinsik

Mekanisme Lintasan jalur intrinsik melibatkan faktor XII, XI, IX,

VIII dan X ion Ca2+ dan fosfolipid trombosit. Lintasan ini membentuk

faktor Xa (aktif).Lintasan ini dimulai dengan fase kontak dengan

prekalikrein, kininogen dengan berat molekul tinggi, faktor XII dan XI

terpajan pada permukaan pengaktif yang bermuatan negative. Secara in

vivo,kemungkinan protein tersebut teraktif pada permukaan sel endotel.,

25
faktor XII akan diaktifkan menjadi Faktor XIIa pada saat proteolisis oleh

kalikrein. Factor XIIa ini akan menyerang prekalikrein untuk

menghasilkan lebih banyak kalikrein lagi dengan menimbulkan aktivasi

timbale balik. Begitu terbentuk, faktor XIIa mengaktifkan faktor XI

menjadi Xia, dan juga melepaskan bradikinin(vasodilator) dari kininogen

dengan berat molekul tinggi.Factor XIa dengan adanya ion Ca2+

mengaktifkan faktor IX, menjadi enzim serin protease, yaitu faktor IXa.

Factor ini selanjutnya memutuskan ikatan Arg-Ile dalam Faktor X untuk

menghasilkan serin protease 2-rantai, yaitu faktor Xa ( Durachim.A,

2018)

2.2.3 Mekanisme ekstrinsik

Proses ekstrinsik memerlukan faktor-faktor III, IV, dan VII untuk

mengaktivasi faktor X. Faktor X aktif bersama faktor V aktif (diaktivasi

trombin), Ca 2+, dan fosfolipid mengaktivasi protrombin menjadi trombin.

Selanjutnya trombin bersama Ca2+ mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang

berupa monomer. Fibrin monomer ini oleh faktor XIII aktif (diaktivasi oleh

trombin bersama Ca2+) diubah menjadi fibrin padat yang berupa polimer

Faktor jaringan tidak terdapat di dalam darah, maka faktor ini merupakan

faktor ekstrinsik koagulasi, dengan demikian disebut juga koagulasi jalur

ekstrinsik (Durachim.A, 2018)

26
Pembentukan fibrin berlangsung jika faktor X aktif dibantu oleh

fosfolipid dan trombosit yang diaktivasi, memecah protrombin, membentuk

trombin. Selanjutnya trombin memecahkan fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin

ini awalnya merupakan jeli yang dapat larut, distabilkan oleh faktor XIII aktif,

dan mengalami polimerisasi menjadi jalinan fibrin yang kuat dan

memerangkap trombosit dan sel-sel darah. Untaian fibrin kemudian

memendek mendekatkan tepi-tepi dinding pembuluh darah yang cedera dan

menutup daerah tersebut (Baldy, 2005).

2.3 Asam Tranexamat

Gambar 3. Struktur Asam Tranexamat (Gunawan, 2011)

Asam traneksamat merupakan turunan sintetis dari asam aminolisin yang

memberikan efe k antifibrinolitik melalui blokade reversibel lysine binding-sites

pada molekul plasminogen dan menghambat plasmin. Plasmin berperan dalam

menghancurkan fribrinogen, fibrin, dan faktor pembekuan darah lainnya. Oleh

karena itu asam traneksamat dapat membantu mengatasi perdarahan berat akibat

fibrinolisis yang berlebihan. Asam traneksamat biasanya digunakan dalam kondisi

27
perdarahan akibat peningkatan aktivitas fibrinolisis dan fibrinogenolisis (Roberts

and Kawahara, 2011).

Asam traneksamat diserap dari saluran gastrointestinal dengan dosis plasma

puncak terjadi setelah sekitar 3 jam. Bioavailabilitas adalah sekitar 30 hingga 50%.

Asam traneksamat didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh dan memiliki

ikatan protein yang sangat rendah. Ini Berdifusi melintasi plasenta dan

didistribusikan ke ASI. Asam traneksamat memiliki eliminasi plasma paruh waktu

sekitar 2 jam. (Gunawan, 2011)

2.4 Mencit

Mamalia kecil menjadi pilihan untuk berbagai penelitian karena memunyai

beberapa keuntungan, yaitu tidak mahal, mudah didapat,hanya membutuhkan

sedikit ruang, makan, dan minum, mudah dalam pemeliharaan, dan dapat diubah

secara genetik. Hewan kecil biasanya mempunyai cara mempercepat

penyembuhan dibandingkan manusia, dengan jangka waktu beberapa hari.

(Winny, 2013).

2.4.2 Fisiologi Mencit

Komposisi makanan yang diberikan pada hewan percobaan

memegang peranan penting dalam menjaga hewan percobaan tetap sehat

dan menghasilkan data yang konstan. Mencit menyukai makan rendah serat

(5%) dan diberikan dalam bentuk pelet. (Mahmuddin, 2015)

28
Tabel 2.3 Parameter normal mencit (Mahmuddin, 2015)

Parameter Rentang Normal

Usia harapan hidup 2 tahun

Suhu tubuh 35 –39 oC


Denyut Jantung 320 –780 per menit

Respirasi 84 –240 p er menit

Volume urin 0,5 –1 ml / hari

Berat badan 25 –40 g

Usia pubertas 35 hari

Usia minimum berkembang biak Jantan : 60 hari

Betina : 50 –60 hari

Konsumsi makanan 12 g / 100 g bb / hari

Konsumsi air 15 ml / 100 g bb / hari

2.4.3 Karakteristik Mencit

Mencit merupakan hewan nokturnal dan jika diganggu pada siang

hari dapat menggigit. Mencit dapat dijinakkan jika ditangani secara baik

sejak kecil. Setelah jinak, hewan ini akan mudah ditangani dan tidak

mudah stres. Hewan yang sudah biasa menjadi hewan percobaan

memiliki daya tahan terhadap rasa sakit yang lebih 24 tinggi dan tidak

29
mudah stres dalam percobaan. Untuk mengurangi stres hewan ini harus

dapat bergerak bebas (Mahmuddin, 2015)

Mencit jantan yang tinggal bersama dalam satu kandang dapat

berkelahi hingga luka atau mati. Pemindahan mencit agresif dapat

menghentikan perkelahian ini. Beberapa mencit betina yang dominan

sering merawat pasangan mereka dan menggigit rambutnya. Rambut

yang rontok ini harus dibedakan dengan rambut rontok karena parasit.

Mencit sangat sensitif terhadap perubahan aroma dalam lingkungan

mereka. Perubahan tempat tidur atau mengenalkan anggota baru dapat

mengganggu perilaku dan keadaan fisiologik mereka. Faktor fisik,

biologik dan sosial dapat mempengaruhi integritas percobaan karena

mempengaruhi konsumsi makanan dan minuman, performa reproduksi

dan metabolisme obat serta parameter fisiologi lainnya (Mahmuddin,

2015).

2.5 Ekstrak

Ekstraksi atau penyari merupakan proses pemisahan senyawa dari matriks

atau simplisia dengan mengunakan pelarut yang sesuai. Peran ekstraksi dalam

analsis fitokimia sangat penting karena sejak tahap awal hingga akhir

menggunakan proses ekstraksi dan pemurnian (Hanani, 2015).

30
2.5.2 Tujuan ekstraksi

Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponenkimia

yang terdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip

perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, dimana perpindahan

mulai terjadi pada lapisan antarmuka kemudian berdifusi masuk ke dalam

pelarut (Saraswati, 2015)

2.5.3 Jenis-Jenis Ekstraksi

Beberapa metode yang banyak digunakan untuk ekstraksi

bahan alam antara lain:

2.5.4 Ekstraksi secara dingin

1. Maserasi

Istilah maserasi berasal dari bahasa latin macerare yang artinya

mengairi, melunakkan, merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana.

Bahan jamu yang dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope (umumnya

terpotong-potong atau diserbuk kasarkan) disatukan dengan bahan

ekstraksi. Rendaman tersebut disimpan terlindungi dari cahaya langsung

(mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna) dan

dikocok kembali. Waktu maserasi adalah berbeda-beda, masing-masing

farmakope mancantumkan 4-10hari. Namun pada umumnya 5 hari,

setelah waktu tersebut keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada

bagian dalam sel dengan luar sel telah tercapai. Pengocokan dilakukan

31
agar cepat mendapat kesetimbangan antara bahan yang diekstraksi dalam

bagian sebelah dalam sel dengan yang masuk ke dalam cairan. Keadaan

diam tanpa pengocokan selama maserasi menyebabkan turunnya

perpindahan bahan aktif. Semakin besar perbandingan jamu terhadap

cairan ekstraksi, akan semakin baik hasil yang diperoleh (Pratiwi E, 2013)

3. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan cara mengalirkan pelarut untuk

melewati bahan padat yang akan diekstraksi. Pada poses ini pelarut yang

memiliki kemampuan melarutkan bahan yang baik dapat lolos dengan

mudah melewati bahan padat Keuntungan metode ini adalah tidak

memerlukan langkah tambahan. Kerugiannya adalah kontak antara

sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode

refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga

tidak melarutkan komponen secara efisien (Halim, 2014 )

4. Soxhletasi
Sokletasi merupakan ekstraksi secara berkesinambungan, dimana

pelarut dipanaskan hingga menguap dan uap pelarut akan terkondensasi

menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun melarutkan

bahan dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu

alas bulat setelah melewati pipa. Keuntungan metode ini adalah dapat

digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan

terhadap pemanasan secara langsung, memerlukan sedikit pelarut serta

32
pemanasannya dapat diatur. Sedangkan kerugian dari metode ini adalah

karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di

sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan

reaksi peruraian oleh panas. Selain itu jumlah total senyawa-senyawa

yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu

sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume

pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya. Metode ini terbatas

pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan tidak

dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut karena uapnya

akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam

(Halim, 2014 )

2.5.5 Ekstraksi secara panas

1. Infusa

Infundasi merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia

dalam air pada suhu 90oC selama 15 menit. Infundasi merupakan

penyarian yang umum dilakukan untuk menyari zat kandungan aktif yang

larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan metode ini

menghasilkan sari atau ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh

kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini

tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam( Karim suhrah, 2014 )

33
2. Refluks
Refluks yaitu ekstraksi dengan pelarut padatemperatur titik didihnya,

selama waktu tertentu dengan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan

dan adanya pendingin balik. Ekstraksi dapat berlangsung dengan efisien

dan senyawa dalam sampel secara lebih efektif dapat ditarik oleh pelarut

(Istiqomah, 2013)

3. Destilasi uap

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan campuran

bahan kimia berdasarkan perbedaan kemudahan menguap (volatilitas)

bahan dengan titik didih yang berbeda. Distilasi menggunakan panas

sebagai agen pemisah campuran, campuran zat dididihkan hingga

menguap (Christyananta, 2012)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian true

experimental (eksperimen murni). Penelitian true experimental adalah penelitian

yang memberikan manipulasi terhadap independent variable (variabel bebas),

melakukan randomisasi untuk memisahkan sampel penelitian, serta terdapat dua

atau lebih kelompok sampel. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menemukan

adanya cause effect relationship (Swarjana, 2012).

34
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurun waktu Februari 2019 sampai

dengan Maret 2019 di Laboratorium Biologi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Mitra Bunda Persada Batam. Hewan uji Mencit dipelihara dan diberi perlakuan di

ruang hewan Laboratorium Biologi.

3.3 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Cara Sampling

3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mencit mengacu pada penelitian Islam

(2010). Sampel penelitian adalah seluruh mencit jantan yang digunakan dalam

penelitian ini. Kriteria mencit yang digunakan adalah memiliki berat badan antara

20-30 gram jenis kelamin jantan. Seluruh mencit diletakkan dalam kotak plastik

standar selama 7 hari untuk adaptasi. Selama masa percobaan, mencit diberikan

makanan standar pellet dan air secara ad libitum.

3.3.2 Besar Sampel Penelitian

Penentuan jumlah mencit tiap kelompok dihitung berdasarkan rumus

empiris Federer (Ridwan, 2013) sebagai berikut, dengan t = jumlah kelompok = 5,

n = jumlah ulangan:

(t-1) (n-1) ≥ 15

(5-1) (n-1) ≥ 15

35
4n ≥ 19

n ≥ 47.5 ≈ 5

Berdasarkan hitungan tersebut, jumlah pengulangan yang dilakukan adalah

5. Jadi besar sampel mencit yang dibutuhkan adalah 5 ekor mencit untuk masing-

masing kelompok. Besar sampel penelitian ini adalah 25 ekor mencit. Menurut

Roscoe (dalam Sekaran, 2006), penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol

eksperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah dengan sampel ukuran kecil

antara 10 sampai dengan 20.

3.3.3 Cara Sampling

Pengelompokan mencit dilakukan secara acak sederhana (simple random

sampling). Hakikat dari pengambilan sampel secara acak sederhana adalah bahwa

setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

diseleksi menjadi sampel (Notoatmodjo, 2012; dan Chandra, 2008). Pada sistem

pengambilan sampel ini, mencit secara acak diambil untuk dimasukkan ke dalam

kandang yang telah disediakan. Cara sampling seperti ini merupakan syarat

rancangan penelitian true eksperimental (Budiarto, 2013).

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas penelitian ini adalah dosis ekstrak Brokoli yang diberikan

pada masing-masing mencit pada kelompok perlakuan.

36
3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah lama perdarahan pada mencit.

Lama perdarahan diartikan sebagai waktu mulai timbulnya tetes darah dari

pembuluh darah yang luka sampai darah berhenti mengalir keluar dari pembuluh

darah (Greene, et al., 2010)

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

Beberapa alat yang akan digunakan dalam penelitian adalah kandang mencit,

tempat makan dan minum mencit, sonde lambung, masker (Nexcare®) dan

sarung tangan (Sensi Gloves®), timbangan berat badan mencit (Kenko®),blender

(Philips®), oven, rotary evaporator, cutter, stopwatch, mortar dan stamper, dan

gelas ukur.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini, antara lain, Brokoli, Asam

Tranexamat (Kalnex®), serbuk Na CMC, Sodium Choloride 0,9% (otsu®), etanol

96%, dan pakan mencit standar.

3.6 Prosedur Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian, hewan coba diadaptasikan selama 7 hari

kemudian dilakukan pemberian ektrak Brokoli pada hari ke-8 hingga hari ke-14

dan dilakukan pemeriksaan lama perdarahan pada hari ke-14. Prosedur penelitian

ini terdiri dari beberapa tahap yaitu pembuatan ekstrak Brokoli, penentuan dosis

37
bahan uji, pembagian kelompok perlakuan, perlakuan hewan coba selama

penelitian, dan pengukuran lama perdarahan.

3.6.1 Pembuatan Ekstrak Brokoli

Brokoli yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 3 kg Brokoli

segar yang di dapatkan dari pasar Samarinda kota Batam, Brokoli yang telah

disiapkan kemudian dicuci menggunakan air mengalir dan setelah dicuci Brokoli

di belah-belah hingga menjadi kecil. Kemudian dikeringkan dibawah sinar

matahari selama 3 hari, setelah itu Brokoli yang telah kering, dimaserasi dengan

etanol 96% selama 3 hari sambil dilakukan pengadukan beberapa kali. Setelah itu

Ekstrak dievaporasi menggunakan vacuum rotary evaporator untuk mendapatkan

ekstrak kental pada hari ke-7.

3.6.2 Penentuan Dosis dan Volume Bahan Uji

a. Dosis dan Volume Asam Tranexamat

Penghitungan dosis Asam Tranexamat untuk mencit diberikan sesuai

dosis efektif untuk manusia (60 kg) yang dikonversikan ke dosis mencit (20

gr).dosis asam tranexamat yang berada di pasaran yaitu 250-500 mg.

Konversi perhitungan dosis dari manusia berdasarkan perbandingan luas

permukaan tubuh hewan percobaan dengan rumus.

KM Manusia
HED (mg/kg) = Dosis Manusia (mg/kg) X KM mencit

38
Jadi dosis untuk hewan percobaan adalah dosis manusia di kalikan luas

permukaan tubuh manusia ( 60 kg ) dibagi denan luas permukaan tubuh


37
mencit ( 20 gr ) adalah . dosis Asam Tranexamat yang digunakan pada
3

penelitian ini adalah 102,7 mg/kgBB mencit untuk masing-masing mencit

dengan disonde pada kelompok kontrol positif satu kali dalam sehari.

b. Dosis Ekstrak Brokoli

Dosis ekstrak Brokoli diperoleh dari penelitian mengenai efek lama

perdarahan pada ektrak Ekstrak Daun Keji Beling (Strobilanthes crispsa)

Menurut Istiyani et al. (2016), pemberian ektrak Daun Keji Beling

(Strobilanthes crispsa) pada secara oral 40 mg/20g BB pada mencit mampu

memperpendek lama pendarahan secara signifikan. Penggunaan penelitian

Istiyani et al. (2016) sebagai acuan penentuan dosis dikarenakan adanya

kesamaan kandungan antara Daun Keji Beling (.Strobilanthes crispsa) dan

Brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica), adalah kandungan taninnya.

Sehingga diperoleh dosis ekstrak Brokoli pada penelitian ini adalah 40

mg/20 g BB, Dosis ini kemudian dibuat kedalam 3 kelompok dosis ekstrak

Brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica), yaitu: 20 mg/20g , 40 mg/20gr

,60 mg/20gr

c. Pembuatan Suspensi NaCMC 0,5% dan Suspensi Obat Asam

Tranesksamat

39
Dibuat suspensi NaCMC 0,5% dengan cara menimbang 0,25 gram

NaCMC dikembangkan kedalam 50 mL aquadest, Suspensi obat asam

traneksamat dibuang dengan membuat larutan stok dengan dosis 102,7 mg/

20 g BB dengan menimbang asam traneksamat sebanyak 145,2 mg

kemudian di dispersikan kedalam 50 mL larutan NaCMC 0,5%.

3.6.3 Skrining Fitokimia

a. Uji alkaloid

ekstrak dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah HCL 2% kemudian

larutan dibagi menjadi 2 tabung. Tabung 1 ditambahkan 2-3 tetes reagen

Dragendroff, tabung 2 ditambahkan reagen Mayer. Hasil positif alkaloid

apabila tebentuk endapan merah bata, merah, jingga (Reagen Dragendorf)

dan endapan putih atau kekuningan (Reagen Mayer) menunjukan adanya

alkaloid

b. Uji saponin

0,5 gram ekstrak brokoli dari hasil ekstraksi ditambah dengan 0,5 ml air

panas, dikocok kuat selama 10 detik sampai menimbulkan busa, kemudian

ditambahkan HCl 1% dan ditunggu selama 10 menit, apabila busa tidak

hilang maka ekstrak positif mengandung saponin

c. Uji tannin

ekstrak brokoli dari hasil ekstraksi dididihkan dengan 20 ml air kemudian

disaring ditambah beberapa tetes FeCl 1%. Larutan ekstrak diamati apabila

40
menghasilkan warna coklat kehijauan atau biru kehitaman, maka ekstrak

positif mengandung tannin

d. Uji flavonoid

sebanyak 0,5 gram ekstrak brokoli dari hasil ekstraksi ditambah sedikit

serbuk magnesium (Mg), dan dikocok sampai tercampur, selanjutnya

ditambah asam klorida pekat. Hasil positif flavonoid ditandai dengan

terbentuknya warna orange, merah atau kuning

3.7 Perlakuan pada Hewan Coba Selama Penelitian

Penelitian dilakukan dalam 14 hari dengan pembagian 7 hari untuk adaptasi

hewan coba dan 7 hari untuk perlakuan pada mencit. Perlakuan pada hewan coba

pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. kelompok kontrol negatif disonde Na CMC 0,5% satu kali sehari dan

diberi pakan standar dan minum secara ad libitum.

2. kelompok kontrol positif disonde Asam Tranexamat /20grBB satu kali

sehari dan diberi pakan standar dan minum secara ad libitum.

3. kelompok perlakuan 1 (P1) disonde ekstrak Brokoli sebanyak 20

mg/20grBB satu kali sehari dan diberi pakan standar dan minum secara

ad libitum,

41
4. kelompok perlakuan 2 (P2) disonde ekstrak Brokoli sebanyak 40

mg/20grBB satu kali sehari dan diberi pakan standar dan minum secara

ad libitum,

5. kelompok perlakuan 3 (P3) disonde ekstrak Brokoli sebanyak 60

mg/20grBB satu kali sehari dan diberi pakan standar dan minum secara

ad libitum.

3.8 Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan

dan eksperimen. Pengamatan dalam penelitian adalah suatu prosedur berencana

meliputi melihat dan mengukur lama aktivitas suatu hal yang terjadi pada masalah

yang di teliti. Dalam hal ini yang diukur dalam penelitian ini adalah lama

penghentian pendarahan pada mencit yaitu Pada hari ketujuh, 5-6 jam setelah

pemberian perlakuan terakhir dilakukan pemotongan ekor mencit 1 cm dari ujung

ekor menggunakan cutter. Ekor yang telah dipotong bagian ujungnya dimasukkan

dalam tabung berisi normal saline yang telah dihangatkan (370C). Lama

perdarahan dihitung menggunakan stopwatch mulai timbulnya tetes darah dari

pembuluh darah yang luka sampai darah berhenti mengalir keluar dari pembuluh

darah (Liu, et al., 2012).

42
3.9 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dikelompokkan, lalu ditabulasikan

dan dianalisis secara statistic menggunakan spss versi 21 dengan uji normalitas

data, uji homogenitas data, dan uji komparabilitas :

1. Analisis normalitas Analisis normalitas data dilakukan dengan uji shapiro-wilk,

Metode shapiro wilk adalah metode uji normalitas yang efektif dan valid

digunakan untuk sampel berjumlah kecil, Jika nilainya ≥ 0,05 maka distribusi

data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilainya ≤ 0,05 maka

diinterpretasikan sebagai tidak normal

2. Analisis homogenitas Analisis homogenitas data dilakukan dengan uji varians

(Levene’s test of varians). Uji varians menunjukkan bahwa data adalah

homogen dengan :

a. Nilai signifikansi (p) > 0.05 menunjukkan kelompok data berasal dari

populasi yang memiliki varians yang sama (homogen)

b. Nilai signifikansi (p) < 0.05 menunjukkan masing-masing kelompok

data berasal dari populasi dengan varians yang berbeda (tidak homogen)

4. Analisis komparabilitas dilakukan jika Data tidak normal dan homogen

sehingga analisis komparatif data antar kelompok dilakukan dengan Uji

ANOVA Satu Arah (One Way ANOVA) Uji anova adalah uji Statistika

Parametrik yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-

43
rata antara lebih dari dua group sampel. dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least

Significant Difference).

3.10 Kerangka Kerja

25 Ekor Mencit

Diadaptasi Selama
7 Hari

K- K+ P1 P2 P3

Na Cmc Asam
0,5 % Tranexamat Ekstrak Brokoli ( Brassica Oleareceae
atr Var Italica ) Sesuai Dengan Dosis Yang
Ditentukan

Perlakuan diberikan satu kali sehari dan


diberi pakan standar dan minum secara
ad libitum
44

Perlakuan diberikan selama 7 hari


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Dari ekstraksi 5 kg Brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica)

menghasilkan ekstrak kental sebanyak 37,45 gram.

2. Pembuatan ekstrak kental Brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica)

dibagi kedalam 3 (tiga) dosis yaitu 20 mg , 40 mg dan 60 mg

3. Pada uji skrining fitokimia Brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica)

didapatkan hasil bahwa tanaman brokoli positif mengandung senyawa

alkaloid , saponin , tannin dan falvonoid

4. Pada pengujian lama pendarahan di hari ke tujuh (7) didapatkan hasil

bahwa ekstrak brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica) dengan dosis

sebesar 60 mg merupakan dosis efektif dalam penghentian pendarahan

pada mencit jantan.

5. Pada pengujian normalitas distribusi data persentase penghentian

pendarahan pada hari ke tujuh (7) menggunakan tes Shapiro wilk melalui

SPSS versi 21 di peroleh nilai signifikan seluruh data yang ada yaitu ≥ 0,05.

6. Pada pengujian homogenitas data persentase penghentian pendarahan pada

hari ke tujuh (7) menggunakan tes levene test melalui SPSS versi 21 di

peroleh nilai signifikan seluruh data yang ada yaitu ≥ 0,05.

45
7. Pada pengujian anova ( One Way Anova ) data penghentian pendarahan

pada hari ke tujuh (7) menggunakan SPSS versi 21 diperoleh nilai

signifikan seluruh data yang ada yaitu ≤ 0,05

8. Untuk mengetahui perlakuan mana yang memiliki efek yang berbeda

terhadap perpanjangan waktu perdarahan pada mencit jantan dilakukan uji

LSD (Least Significance Different) dengan hasil terlampir pada gambar

4.2 Pembahasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antiperdarahan Brokoli

(Brassica Oleraceae L Var Italica) terhadap luka potong ekor mencit (Mus

musculus). Efek antiperdarahan dilihat berdasarkan kemampuan ekstrak Brokoli

(Brassica Oleraceae L Var Italica) untuk mempercepat proses berhentinya

perdarahan yang dilakukan dengan mengukur waktu perdarahan (bleeding time)

dengan menggunakan stopwatch pada mencit ketika ekor mencit dipotong.

Brokoli (Brassica olaracea L.var italica) merupakan salah satu famili dari

Brassicaceae yang mengandung fitokimia yang baik seperti glukosinolat, senyawa

fenolik, serat dan senyawa antioksidan seperti vitamin C dan E serta mineral (Ca,

Mg, Se,dan K) (Setyoadi, 2014).Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam

lemak, merupakan suatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi

beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah, seperti faktor

II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C dan S, serta beberapa protein lain seperti

46
protein Z dan M yang belum banyak diketahui peranannya dalam pembekuan

darah (Ervinawati, 2010).

Penelitian ini menggunakan bahan brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica)

yang didapat di pasar samarinda, kota batam dan jenis mencit yang di gunakan

berjenis kelamin jantan. Penelitian menggunakan 25 (dua puluh lima) ekor mencit

yang diperoleh dengan cara membeli di toko hewan (petshop) di kota batam.

Hewan uji menggunakan mencit karena memiliki banyak kelebihan antara lain

waktu generasi yang cepat, kemampuan adaptasi yang tinggi, dan kemampuan

ratusan gen tunggal bermutasi (Ridwan, 2014). Mencit putih jantan digunakan

dengan alasan kondisi biologisnya stabil bila dibandingkan dengan mencit betina

yang kondisi biologisnya dipengaruhi masa siklus estrus. Selain keseragaman jenis

kelamin, berat badan (antara 20-30 gram) dan umur mencit (2-4 bulan) juga

diseragamkan. Hal ini bertujuan untuk memperkecil variabilitas biologis antar

hewan uji yang digunakan, sehingga dapat memberikan respon yang relatif lebih

seragam terhadap rangsangan ekstrak dan kontrol yang digunakan dalam

penelitian ini. Pengelompokan hewan uji dilakukan secara acak dengan maksud

agar setiap mencit dari masing-masing kelompok perlakuan memiliki kesempatan

yang sama untuk dijadikan sampel penelitian.

Metode maserasi dipilih pada penelitian ini karena alat yang digunakan mudah

didapat, tanpa proses pemanasan, bagian tanaman yang di ekstraksi tidak harus

47
dalam wujud serbuk halus, tidak memerlukan keahlian khusus dan lebih sedikit

kehilangan pelarut alkohol. Teknik ekstraksi yang ideal adalah yang mampu

mengekstraksi bahan aktif yang diinginkan sebanyak mungkin, cepat, mudah

dilakukan, murah, aman, ramah lingkungan dan hasik yang diperoleh selalu

konsisten jika dilakukan berulang-ulang (kumoro, 2015)

Maserasi dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 5 kg, dicuci dan

di Rajang dan selanjutnya di rendam dengan etanol 96% hingga sampel terendam

± 3cm di atas permukaan sampel. Maserasi dilakukan selama 3 (tiga) hari sambil

diaduk berulang. Lalu ekstrak disaring menggunakan kertas saring dan diuapkan

menggunakan rotary evaporator pada suhu dibawah 60ºC sampai semua alkohol

menguap. Setelah dilakukan proses ekstraksi pada Brokoli (Brassica Oleraceae L

Var Italica) sebanyak 37,45 gram.

Setelah didapatkan ekstrak kental Brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica),

dilakukan pembuatan suspensi ekstrak kental Brokoli (Brassica Oleraceae L Var

Italica) yaitu sebelumnya membuat larutan Na-CMC terlebih dahulu yang dibuat

dengan cara serbuk Na-CMC didespersikan kedalam 50 ml air pada suhu (80-

90ºC). lalu diaduk setelah terbentuk cairan kental kemudian tambahkan ekstrak

kental brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica) yang telah ditentukan dosis nya

yaitu 20 mg, 40 mg, dan 60 mg, kemudian dibuat juga suspensi asam tranexamat

yaitu dengan cara mencampurkan asam tranexamat dengan Na-CMC kemudian

aduk hingga homogen yang digunakan sebagai kontrol positif.

48
Mencit yang akan diuji dibagi dalam tiga kelompok ( kelompok kontrol

positif, kelompok kontrol negatif, kelompok perlakuan ) dan diadaptasikan selama

1 (satu) minggu di Laboratorium farmakologi STIKes Mitra Bunda Persada.

Setelah diadaptasikan, masing-masing ekor mencit dipotong dan diberikan

perlakuan sesuai kelompok masing-masing.

Parameter yang diamati pada pengujian ini yaitu waktu perdarahan (bleeding

time). Waktu perdarahan diamati untuk melihat pengaruh bahan uji terhadap

pembentukan sumbat hemostatik sementara yaitu hemostasis fase platelet

(hemostasis primer). Hal ini akan terjadi jika terdapat deskuamasi dan luka kecil

pada pembuluh darah. Hemostasis primer melibatkan tunika intima pembuluh

darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat

trombosit. (Bakti, 2013).

Waktu dari mulai terjdinya luka sampai terbentuknya sumbat hemostatik

sementara pada daerah luka disebut waktu perdarahan. Adanya efek ditunjukkan

oleh waktu perdarahan yang semakin pendek setelah pemberian bahan uji. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa kelompok kontrol negatif (Na-CMC)

menghasilkan rerata waktu perdarahan 183,00±18,193 detik. Hal ini disebabkan

karena mencit mengadakan proses hemostatis sendiri sesuai kemampuan

hemostatis tubuh mencit tanpa bantuan zat hemostatik lain.

49
Pengukuran dilakukan dengan cara memotong ekor mencit sepanjang 2 cm

kemudian ekor yang telah terpotong tadi celupkan kedalam larutan yang berisi

sodium chloride yang sebelumnya telah dihangatkan dengan suhu 37ºC kemudian

bleeding time diukur dari waktu pertama darah keluar sampai darah berhenti

kemudian dihitung menggunakan stopwatch. Hasil pengukuran rerata waktu

perdarahan kelompok kontrol positif (asam tranexamat) adalah 73,80±6,760 detik.

Waktu perdarahan kelompok kontrol positif yang lebih pendek dari kelompok

kontrol negatif disebabkan adanya pemberian asam tranexamat yang berfungsi

sebagai zat hemostatik. Asam tranexamat bekerja sebagai anti fibrinolitik dengan

menghambat pemecahan fibrin polimer oleh plasmin, sehingga hemostasis dapat

terjadi dengan lebih efektif. (Stoelting, 2013)

Kelompok kontrol perlakuan ekstrak Brokoli (Brassica Oleraceae L Var

Italica) dosis 40 mg dan 60 mg mengasilkan rerata waktu berturut-turut

102,40±9,607dan 90,40±3,845 detik. Hal ini menunjukkan bahwa rerata waktu

perdarahan kelompok perlakuan ekstrak Brokoli (Brassica Oleraceae L Var

Italica) dosis 40 mg dan 60 mg lebih pendek daripada rerata waktu perdarahan

kelompok kontrol negatif. Hal ini disebabkan adanya zat dalam kandungan ekstrak

Brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica) yang berfungsi sebagai hemostatik

yaitu vitamin K..( Janarthanan, 2013 ).

Vitamin K memiliki peranan penting dalam fisiologi pembekuan, yaitu

sebagai kofaktor untuk karboksilasi residu glutamat pada modifikasi pasca sintesis

50
protein untuk membentuk asam amino tak-lazim γ-karboksi-glutamat (Gla). Faktor

pembekuan II, VII, IX, dan X serta protein S dan C masing-masing mengandung

4-6 residu γkarboksiglutamat. γ-Karboksiglutamat mengikat ion kalsium sehingga

protein pembekuan darah dapat berikatan dengan membrane Faktor pembekuan

(faktor II, VII, IX, X) yang memiliki kemampuan mengikat Ca2+ memegang

peranan dalam mekanisme hemostasis plasma.(Bender, 2015)

Efek hemostatik yang dimiliki Asam Tranexamat dan ekstrak Brokoli

(Brassica Oleraceae L Var Italica) dosis 40 mg dan 60 mg tidak begitu berbeda

jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Hal ini berarti ekstrak Brokoli

(Brassica Oleraceae L Var Italica) dapat menggantikan fungsi asam tranexamat

sebagai antihemostatik.

Pada pengujian normalitas distribusi data persentase penghentian pendarahan

menggunakan uji Shapiro wilk, nilai signifikan sebesar >0,05 Pada pengujian

homogenitas varian data persentase penghentian pendarahan menggunakan levene

test didapat hasil bahwa nilai signifikan sebesar > 0,05 sehingga data persentase

yang diperoleh dinyatakan homogen . dengan seluruh data dinyatakan homogen

dan berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan tes anova satu arah (one way

anova) dapat dilanjutkan.

Pengujian data persentase penghentian pendarahan di peroleh nilai signifikan

(p<0,05). Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan antara

51
setiap perlakuan. Hal ini menunjukan bahwa adanya proses penghentian

pendarahan pada ekor mencit. Karena adanya perbedaan setiap perlakuan maka tes

dilanjutkan dengan post hoc yaitu menggunakan tes LSD untuk melihat

perbandingan perbedaan antara perlakuan lebih terinci.

52
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh ekstrak brokoli (Brassica Oleraceae L

Var Italica) terhadap penghentian pendarahan pada mencit jantan dapat ditarik

kesimpulan bahwa :

1. Ekstrak brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica) memiliki efek

antiperdarahan terhadap perdarahan akibat luka potong ekor mencit (Mus

musculus).

2. Ekstrak brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica) dosis 40 mg dan 60 mg

mempunyai perbedaan efektivitas antiperdarahan yang signifikan dengan

ekstrak (Brassica Oleraceae L Var Italica) dosis 20 mg

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan pengujian dosis brokoli (Brassica Oleraceae L Var Italica)

toksik ekstrak pada mencit putih jantan.

2. Perlu dilakukan penelitian terhadap bagian lain dari tumbuhan seperti

bagian akarnya.

53
DAFTAR PUSTAKA

Agus Setiabudi, 2012. Kim ia Material dan Aplikasinya Untuk Katalisis, Konversi
Biomassa, dan Proses Lainnya (Position paper). Universitas
Pendidikan Indonesia.

Amilah, S. 2012. Penggunaan Berbagai Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan


Perkembangan Tanaman Bokoli (Brassica oleracea varitalica) dan
Baby Kailan (Brassica oleracea Var. Alboglabra baley). Wahana.
59(21)

Astuti, K.W. 2011. Kombinasi Asetosal dan Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) Dapat Memperpanjang Waktu Perdarahan dan Koagulasi
Pada Mencit. Program Pascasarjana Universitas Udayana : Bali.

Bakta IM. Hematologi klinik ringkas. Jakarta : EGC; 2013. Hal 233-5

Baldy Catherine M. Gangguan Koagulasi. Edisi 6 Vol 1. Jakarta : EGC, 2005

Bender DA, Mikronutrien: Vitamin & Mineral. Biokimia Harper. Edisi ke-27.
Jakarta: EGC;2015

Budiarto, E., 2013. Metodologi Penelitian Kedokteran Sebuah Pengantar. ed.


Jakarta:

Chandra, Budiman. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit


Buku EGC

Christyananta, 2012.Pembuatan Operator Training SimulatorProses Distilasi


Pada Pabrik Petrokimia Menggunakan Dcs Centum Cs3000 Yokogaw.
Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Dalimartha S. Buku atlas tumbuhan obat indonesia jilid 2. Jakarta: Puspa Swara;
2015.

Despopoulos A, Silbernalagl S.2011. Color Atlas of Physiology. 5thEd. Thieme.


Stuttgart. New York. pp. 102-105

54
Durachim,A,Astuti.D.2018.Bahan Ajar Teknologi Pelatihan
laboraturium.Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Ervinawati, 2010. Pelaksanaan Pemberian Vitamin K Oleh Bidan Pada Bayi Baru
Lahir Di Puskesmas Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010. Medan

Gunawan. 2011. Asam Traneksamat Memperbaiki Kualitas Hidup Pasien dengan


Menoragia.

Hanani, E. 2015. Analisis Fitokimia. ECG. Jakarta. Hal:86-87

Haryanto D, Rosye HRTdan Konstantina MBK. Pemanfaatan tumbuhan


obatmasyarakat Marind yang bermukim di Taman Nasional Wasur,
Merauke. Jurnal Biologi Papua 2012; 1 (2):

Heni Lutfiyati, Fitriana Yuliastuti ,Imron Wahyu Hidayat, Prasojo Pribadi, Missya
Putri Kurnia Pradani.2017. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Brokoli
(Brassica Oleracea L var italica). Jurnal Universitas Muhammadiyah
Magelang

Istiqomah. 2013.Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi Dan Sokletasi


Terhadap Kadar Piperin Buah Cabe Jawa(Piperis Retrofracti
Fructus).Skripsi. UIN Jakarta

Istiyani, Nur Mita, Muhammad Amir Masruhim.,2016. Uji potensi hemostatik


ekstrak etanol daun kejibeling (.Strobilanthes crispsa) pada mencit
(Mus musculus) jurnal penelitian Fakultas Farmasi Universitas
Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur

Janarthanan M, Qualitative and Quantitative Analysis of Phytochemical Studies


on Selected Seaweeds Acanthopora Spicifera and Sargassum Wightii.
International Journal of Engineering Research and Development. 2013
May; 7(3) : 11-5.

Karim,S.F.2014. Uji Aktivitas Infusa Daun Srikaya (Annona squamosa L.)


Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Dalam Darah Mencit (Mus
musculus.). skripsi universitas islam negri alaudin makasar

Kristiani V. Halim.F.I.2014. Pengaruh Dosis Etanol Dan Waktu Maserasi


Terhadap Perolehan Fenolik, Flavonoid, Dan Aktivitas Antioksidan

55
Ektrak Rambut Jagung.[skripsi].Surabaya(ID):Universitas Katolik
Widya Mandala

Kumarawati, N.P.T., I. W. Supartha., dan K.A.Yuliadhi.2013. Struktur Komunitas


dan Serangan Hama-Hama Penting Tanaman Kubis (Brassica oleracea
L.). Program Studi Agroekoteknologi.Fakultas Pertanian.Universitas
Udayana. Bali. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika2(4): 252-259.

Kumoro, A. C. 2015. Teknologi ekstraksi: senyawa bahan aktif dari tanaman


obat. Plantaxia. Yogyakarta. PP: 9-11.

Liu, J., S. Lin, Z. Wang, C. Wang, E. Wang, Y. Zhang, and J. Liu. 2012.
Pharmacognosy and Pharmacobiotechnology. Maryland USA:
Williams & Wilkins.

Mahmuddin I. 2015. Efek Antiperdarahan Alga Coklat (Sargassum sp. dan Padina
sp.) pada Luka Potong Ekor Mencit (Mus
Musculus)[skripsi].Makasar(ID): Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin.

Notoatmodjo,S.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pratiwi E.2013. Perbandingan Metode maserasi, Remaserasi, Perkolasi Dan


Reperkolasi Dalam Ektraksi Senyawa Aktif Andrographolide Dari
Tanaman Sambiloto (Andrographis
paniculata)[skripsi].Bogor(ID):Fakultas teknologi pertanian institut
pertanian bogor

Ridwan,E. 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan Dalam Penelitian


Kesehatan. Journal Indonesia Medica Association. 63 13): 112-116.

Sacher, A.R. 2012. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi


11.Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Saraswati A. 2015. Efektivitas ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis) dengan
NaOCL 2,5% terhadap bakteri Enterococcus faecalis sebagai alternatif
larutan irigasi saluran akar.skripsi. Makassar: Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Hasanuddin.
Setyoadi ,. Jus brokoli menurunkan kadar Low Density Lipoprotein darah pada
tikus model diabetes melitus. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2014; 28(1):
26-9

56
Stoelting RK, Blood components, substitutes, and hemostatic drugs. In:
Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 4th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2013.p.623-634

Swarjana, I Ketut .2012. Metodologi Penelitian .Jakarta: Penerbit ANDI.

Tedjasulaksana R. Ekstrak Daun Etil Asetat dan Etanol Daun Sirih (Piper betle
L.)Dapat Memperpendek Waktu Perdarahan Mencit (Mus musculus).
Jurnal Kesehatan Gigi. 2013;1(1):32±9.

USDA.National Nutrient Database for Standard Reference26.Broccoli, Onion,


Garlic and Coriander. United States : U.S: Departement of Agriculture
Nutrient Data Laboratory and Health. 2012.

Winny.2013. Pemberian ekstrak salep daun mengkudu.skripsi Universitas


Udayana.Bali

Yenti, N . 2016. Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura “Budidaya Tanaman


Brokoli. Makalah. Fakultas Pertanian, Universitas Andalas
Dharmasraya

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1.

Skema Kerja

25 Ekor Mencit

57
Diadaptasi Selama
7 Hari

K- K+ P1 P2 P3

Na Cmc Asam
0,5 % Tranexamat Ekstrak Brokoli ( Brassica Oleareceae
atr Var Italica ) Sesuai Dengan Dosis Yang
Ditentukan

Perlakuan diberikan satu kali sehari dan


diberi pakan standar dan minum secara
ad libitum

Perlakuan diberikan selama 7 hari

Pada hari ketujuh (5-6 jam setelah


pemberian ekstrak terakhir) dilakukan
pemeriksaan lama perdarahan

Analisis Hasil
data

58
Lampiran 2

Dokumentasi Penelitian

1. pengambilan, penjemuran, penghalusan sampel Brokoli

Pengeringan sampel

Sampel Brokoli

59
Sampel Brokoli yang telah kering

Penghalusan Sampel Menggunakan


Blender

2. Ekstraksi sampel Brokoli

60
Proses maserasi dengan etanol Proses rotary evaporator

Ekstrak kental Brokoli Sampel ekstrak uji coba

61
3. Adaptasi, Pengelompokan Hewan dan Penimbangan berat badan hewan
uji

Pengelompokan hewan Penimbangan hewan uji

62
Lampiran 3

Penelitian

Menyondekan Pengukuran dan Penandaan


Ekstrak langsung ke Ekor 2 cm dari Ujung Ekor
lambung mencit Mencit

Mencelupkan ekor mencit


Pemotongan Ekor Mencit
yang telah dipotong ke dalam
dengan Menggunakan cutter
larutan yang berisi sodium
chloride
63
Lampiran 4

Data Hasil Penelitian

NO SAMPEL REAGEN SKRINING WARNA HASIL


FITOKIMIA
1 Reagen Mayer ALKALOID endapan jingga pada +
ekstrak
2 BROKOLI HCl 1% SAPONIN menimbulkan busa +
3 FeCl 1% TANIN menghasilkan warna +
coklat kehitaman
4 serbuk FLAVONOID terbentuknya warna +
magnesium kuning.
(Mg)
Tabel 2. Data Hasil skrining fitokimia

Hasil Uji Efek Ekstrak Terhadap Bleeding Time

Kelompok KN KP P1 P2 P3

Sampel (Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Detik)

1 163 65 102 93 85

2 202 73 122 102 90

3 164 84 173 93 89

4 192 73 101 110 93

5 194 74 115 114 95

Mean±SD 183,00±18,193 73,80±6,760 122,60±29,535 102,40±9,607 90,40±3,845

Tabel 3. Hasil uji ekstrak terhadap Bleeding Time

64
Lampiran 4

Hasil Analisis

A. Uji Normalitas

Tujuan : untuk menguji distribusi data sampel ekstrak brokoli


Perumusan hipotesis :

H0 : Data sampel brokoli terdistribusi normal.

Ha : Data sampel brokoli tidak terdistribusi normal.

Pengambilan keputusan :

Nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima

Nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak

Tabel 4. Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

kontrolnegatif .290 5 .198 .831 5 .141

kontrolpositif .288 5 .200* .906 5 .444

ekstrak 20 mg .308 5 .136 .795 5 .074

ekstrak 40 mg .236 5 .200* .883 5 .325

ekstrak 60 mg .158 5 .200* .979 5 .928

65
*. This is a lower bound of the true significance.

66
Keputusan : Oleh karena nilai signifikan (Sig.) setiap sampel pada tabel

diatas lebih besar dari 0,05 maka data sampel dari masing

masing sediaan terdistribusi normal

B. Uji Homogenitas
Tujuan : untuk menguji homogenitas data sampel ekstrak brokoli

Perumusan hipotesis :

H0 : Data sampel brokoli homogen.

Ha : Data sampel brokoli tidak homogen.

Pengambilan keputusan :

Nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima

Nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak

Tabel 5. Test of Homogeneity of Variances


Lama pendarahan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.460 4 20 .079

Keputusan : nilai signifikan pada uji homogenitas lebih dari 0,05 maka data

sampelekstrak brokoli dinyatakan homogen

67
C. Uji Anova Satu Arah (One Way Anova)
Tujuan : untuk menganalisa data sampel ekstrak brokoli apakah memiliki

rata rata yang sama pada variannya

Perumusan hipotesis :

H0 : rata rata nilai persentase antara sediaan identik.

Ha : rata rata nilai persentase antara sediaan tidak identik.

Pengambilan keputusan :

Nilai signifikan (probabilitas) > 0,05 maka H0 diterima

Nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak

ANOVA
Ekstrak

Sum of Squares df Mean F Sig.


Square

Between Groups 35707.760 4 8926.940 32.914 .000

Within Groups 5424.400 20 271.220

Total 41132.160 24

Keputusan : Oleh karena nilai signifikan (Sig.) setiap sampel pada tabel

diatas < 0,05 maka rata-rata nilai sampel ekstrak brokoli tidak

identik.

68
D. Post Hoc

69

Anda mungkin juga menyukai