MUTMAINNAH
N111 09 276
SKRIPSI
MUTMAINNAH
N111 09 276
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
PERSETUJUAN
MUTMAINNAH
N111 09 276
Disetujui oleh:
Prof. Dr.H.M.Natsir Djide, MS. Apt. Nurhasni Hasan, S.Si., M.Si., Apt.
NIP. 19500817 197903 1 003 NIP. 19860116 201012 2 009
iii
PENGESAHAN
Oleh :
MUTMAINNAH
N111 09 276
Mengetahui :
Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini adalah karya
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
benar, maka skripsi dan gelar yang diperoleh, batal demi hukum.
Penyusun
MUTMAINNAH
v
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Ya Razzaaq, Ya Waduud.
tingginya kepada:
utama dan Ibu Nurhasni Hasan, S.Si., M.Si., Apt. sebagai pembimbing
serta Ibu Dra. Aliyah, M.S., Apt. sebagai penasihat akademik atas
penelitian.
vi
3. Kedua orang tua tercinta, ayahanda H. Sarifuddin dan ibunda Hj.
ini.
4. Saudari dan saudara penulis dr. Paramita s. Ked dan Nurul Haq, atas
Afni dan Agnes terima kasih telah memberi bantuan atas segala
penelitian.
vii
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini sangat jauh dari
pengetahuan ke depannya.
Penulis
viii
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ix
II.5 Pertumbuhan Bakteri ..................................................................... 12
x
III.2.2.9 Medium Starch Agar ............................................................... 26
xi
III.3.3 Identifikasi Fisiologi .. ................................................................. 33
Filtrat .................................................................................................... 37
Residu. ................................................................................................. 37
xii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 46
LAMPIRAN........................................................................................... 49
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. Komposisi Medium................................................................... 50
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4. Pengenceran Sampel................................................................ 55
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
ataupun tumbuhan harus bersifat toksisitas selektif artinya obat atau zat
penyakit tetapi relatif tidak toksik terhadap jasad inang atau hospes.
virus (2).
laut, lumpur, kompos, isi rumen, limbah domestik, bahan makanan busuk
dinamis dan mempunyai lima komponen utama yaitu mineral, air, udara,
zat organik dan organisme hidup dalam tanah antara lain : bakteri,
1
2
filament lembut yang sering disebut hifa atau miselia, sebagaimana yang
kompos, air kolam, bahan makanan, dan di atmosfer. Laut dalam, bukan
dan memperbanyak diri dalam tanah dan kompos pada kedalaman yang
genus yang paling banyak ditemukan di tanah dan kompos. Pada tanah
gula, antara lain blotong dan ampas tebu yang kadar bahan organiknya
dapat mencapai di atas 50% . Limbah padat pabrik gula berpotensi besar
sebagai sumber bahan organik yang berguna untuk kesuburan tanah dan
hidup dan memperbanyak diri dalam tanah yang basa dan netral dari pada
pembuangan limbah pabrik gula tebu. Dimana limbah tersebut terdiri dari
TINJAUAN PUSTAKA
Jumlah tiap kelompok mikroba sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri
atas beberapa individu, ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per g
tersebut termasuk subur atau tidak karena populasi mikroba yang tinggi
menunjukkan adanya suplai makanan atau energi yang cukup, suhu yang
sesuai, ketersediaan air yang cukup, dan kondisi ekologi tanah yang
gula antara lain blotong dan ampas tebu yang kadar organiknya dapat
sumber bahan organik yang berguna untuk kesuburan tanah dan juga
5
6
yang umum dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi juga mempunyai ciri khas
koloni bakteri sebenarnya yang jelas berlendir dan tumbuh dengan cepat,
tumbuh dalam bentuk filamen miselium dan membentuk spora. Ada dua
tumbuh baik jika ada terdapat O2 bebas atau tidak ada O2). Actinomycetes
65OC (14).
a. Famili Mycobakteriaceae
b. Familia Actinomycetaceae
Nocardia.
c. Familia Streptomycetaceae
menggunakan sejumlah bahan yang pada saat ini diduga efektif karena
sendiri. Dari kata dasar inilah berkembang menjadi kata antibiotika yang
pada tahun 1943 mengatakan definisi yang lebih luas digunakan, bahwa
atau diproduksi oleh organisme hidup yang dalam kadar kecil mampu
yang disebut spektrum penghambat. Sampai saat ini telah ditemukan lebih
dari 3000 antibiotik, namun hanya sedikit saja yang diproduksi secara
turunan sefalosporin).
sulfomisin.
11
lain.
lain-lain.
kedalam (17):
mikroba.
pengujian (12).
E
F
D
C G
B
A
13
akan terjadi pertumbuhan lebih lanjut. Sel-sel pada fase ini mulai
lipat).
dan konstan pada setiap titik digaris fase ini. Ukuran sel paling
lingkungan yang sama, maka dalam medium baru ini populasi sel
fase ini pertumbuhan sel tidak stabil, tetapi jumlah populasi naik
Pada saat ini jumlah sel yang hidup seimbang dengan jumlah sel
pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel tetap membelah
yang tumbuh pada fase logaritmik. Pada fase ini sel-sel menjadi
Pada fase ini jumlah sel yang mengalami kematian makin lama
II.6 Fermentasi
1. Sistem Batch
berlangsung.
2. Sistem Fed-batch
volume tetap dan sistem volume berubah. Sistem volume tetap berarti
lama, produk, atau sel yang dikeluarkan sebanyak medium baru yang
dalam fermentor ditambahkan medium baru tetapi tidak ada medium lama
3. Sistem Continous
yang sama. Hal ini menjamin tingkat kestabilan dari faktor-faktor seperti
volume kultur, biomassa, konsentrasi produk dan substrat, pH, suhu, dan
homogen.
meningkat pesat dan ini merupakan metode yang paling efisien untuk
pada fermentor dengan medium fermentasi yang baru, hal ini akan
lain dipelajari.
suspensi maka makin besar intensitas cahaya yang lolos dan semakin
mikroorganisme uji pada media tersebut. Beberapa modifikasi dari cara ini
adalah (18):
19
Prinsip dan cara kerjanya sama dengan metode difusi kertas saring.
larutan contoh.
20
Cara ini merupakan dari cara Kirby Bauer. Perbedaannya adalah pada
cara ini menggunakan dua lapis agar, lapisan pertama “Base Layer”
Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Bangsa : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
yang pendek dengan diameter 0,4 – 0,7 µm x 1,4 µm, mempunyai flagella
peritrik yang digunakan sebagai alat untuk bergerak dan ada juga yang
maupun hewan vertebrata. Di alam bebas biasa terdapat dalam air, tanah,
37OC (14).
21
Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Bangsa : Eubacteriales
Famili : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
dengan diameter 0,8 – 1,0 µm, tidak mempunyai alat gerak dan tidak
45OC dengan suhu optimum yaitu 37OC. Pada tubuh biasanya terdapat
pada permukaan kulit, saluran pernapasan bagian atas, saluran air kemih,
lainnya (14).
Divisi : Eumycophyta
Kelas : Ascomucetes
Bangsa : Saccharomycetales
Famili : Cryptococcaceae
Genus : Candida
kondisi dan suhu terbaik. Perhatian besar lebih banyak ditujukan kepada
Kandidiasis. Kandidiasis ini yang paling sering dijumpai pada infeksi akut
PELAKSANAAN PENELITIAN
paper disk, sentrifuge (DSD 154®), shaker (Gemmy orbit® model VRN-
aureus ATCC 25923, Candida albicans ATCC 1023, medium FTM (Fluid
23
24
terbuat dari gelas disterilkan dalam oven pada suhu 180 oC selama 2 jam,
memijar.
medium di atas penangas air dan disterilkan di autoklaf pada suhu 121°C
(10).
didispersikan dengan air suling hingga 1000 mL. Didihkan medium di atas
25
penangas air dan disterilkan di autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit
air suling hingga 1000 mL. Didihkan medium di atas penangas air dan
didispersikan dengan air suling hingga 1000 mL. Didihkan medium di atas
penangas air dan disterilkan di autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit
didispersikan dengan air suling hingga 1000 mL. Didihkan medium di atas
penangas air dan disterilkan di autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit
dengan air suling hingga 1000 mL. Didihkan medium di atas penangas air
III.2.2.7 Medium OF 1%
air suling hingga 1000 mL. Didihkan medium di atas penangas air dan
medium di atas penangas air dan disterilkan di autoklaf pada suhu 121°C
(22).
didispersikan dengan air suling hingga 1000 mL. Didihkan medium di atas
penangas air dan disterilkan di autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit
didispersikan dengan air suling hingga 1000 mL. Didihkan medium di atas
penangas air dan disterilkan di autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit
didispersikan dengan air suling hingga 1000 mL. Didihkan medium di atas
penangas air dan disterilkan di autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit
Dan untuk khamir / fungi uji yaitu Candida albicans ATCC 1023
diambil satu ose lalu diinokulasi dengan cara digoreskan pada medium
dalam botol pengencer dan dicukupkan dengan air suling steril hingga 10
Actinomycetes
selama 3 hari pada kondisi tergojok pada laju pengojokan 150 rpm.
30
C selama 11 hari pada kondisi tergojok pada laju penggojokan 150 rpm
(10).
diekstraksi 2 kali dengan pelarut etilasetat (1:1 v/v) dalam corong pisah
cakram steril kemudian diuapkan, lalu diletakkan diatas media uji yang
31
jam pada suhu 37oC untuk bakteri dan 3 x 24 jam pada suhu kamar untuk
fungi.
bening di sekitar paper disk steril setelah masa inkubasi dan diukur
hambatan yaitu zona bening yang terbentuk di sekitar paper disk. Zona
dapat tumbuh di sekitar paper disk. Zona uji yang terbentuk di sekitar
koloni (21).
diatas lampu spiritus selanjutnya biakan murni diambil secara aseptis dan
selama 45 detik, kemudian dicuci dengan air mengalir dan kelebihan air
bentuk dan warna sel dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x (23).
diatas lampu spiritus, selanjutnya biakan murni diambil secara aseptis dan
diletakkan diatas gelas objek lalu diratakan. Difiksasi kembali diatas lampu
adanya spora. Dan untuk pengujian hifa, dimana biakan murni diambil
secara aseptis kemudian ditetesi medium SNA dan diinkubasi pada suhu
0,25 mL. Uji positif ditandai dengan adanya cincin merah (18).
berisi Gaspack dan indikator selama 3 x 24 jam pada suhu 37oC. Uji positif
anaerob (18).
pada suhu 37oC. Yang salah satunya ditetesi parafin. Uji positif ditandai
24 jam pada suhu 37oC. Setelah itu ditetesi iod. Uji positif ditandai dengan
III.4 Kesimpulan
bakteri yang diberi kode T-1, T-2 dan T-3 (gambar 1).
T-2
T-1
A B
T-3
35
36
dapatkan 2 isolat yang menghasilkan zona bening yaitu T-2 dan T-3.
T-2 T-1
T-3
T-3
Staphylococcus aureus
T-3
T-1
T-2
T-2
Escherichia coli
Gambar 2. Hasil Uji Antagonis T-1, T-2 dan T-3 pada Medium NA
37
Filtrat
didapatkan 2 ekstrak etil filtrat yaitu T-2 dan T-3, dimana untuk T-2 tidak
Tabel 2. Hasil pengukuran diameter daerah hambat ekstrak etil filtrat terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Diameter zona hambat (mm)
Staphylococcus aureus Staphylococcus Rata-
Ekstrak etil Konsentrasi
Uji I aureus Uji II rata
filtrat (%b/v) Uji I
Rata- Rata-
Nilai Nilai
Rata Rata dan II
21,05 17,05
20 21,05 21,13 17,05 17,15 19,23
21,30 17,35
15,10 1,10
10 16,25 15,47 1,10 17,18 16,12
15,05 17,35
13,25 1,40
T-3 5 14,05 13,52 13,20 13,27 13,40
13,25 13,20
12,25 13,40
2.5 12,25 12,25 13,30 13,33 12,79
12,25 13,30
11,25 12,20
1.25 11,25 11,25 12,45 12,3 11,79
11,25 12,35
Residu
didapatkan 2 ekstrak metanol residu yaitu T-2 dan T-3 dimana hasil yang
38
10).
- Mikroskopik
Pengecatan
Basil gram positif Basil gram positif
Gram
Tidak membentuk Tidak membentuk
Pewarnaan
spora dan spora dan
Spora dan Hifa
mempunyai hifa mempunyai hifa
- Uji Aktivitas
Biokimia
T-3 Diduga
Anaerob Anaerob Anaerob Actinomyces
sp.
Indol Negatif Negatif
Katalase Negatif Negatif / Positif
Karbohidrat
- Glukosa - Negatif - Negatif
- Laktosa - Negatif - Negatif
- Sukrosa - Negatif - Negatif
OF Positif Positif
39
IV.2 Pembahasan
pada substrat alam, seperti tanah, kompos, air kolam dan bahan
makanan. Tanah yang basa dan netral lebih disukai dari pada tanah yang
tergantung pada tipe tanah, karakteristik fisik, kadar bahan organik, dan
pH lingkungan (6,14).
Actinomycetes.
tanah dengan kode sampel (A dan B) yang diambil dari dua titik
T-2 dan T-3 (gambar 1). Kemudian di lakukan pemurnian isolat dengan
cara menggores isolat ke cawan petri yang berisi medium SNA baru. Hasil
isolat murni ditandai dengan bentuk koloni dan warna yang sama.
menghasilkan diameter hambatan yaitu isolat T-2 dan T-3 (gambar 2).
homogen.
41
diameter hambatan pada uji antagonis yaitu isolat T-2 dan T-3. Hasil
fermentasi isolat bakteri T-2 dan T-3 memberi warna kuning yang tadinya
Berat ekstrak etil filtrat yang di dapat untuk T-2 yaitu 109 mg dan T-3 yaitu
120 mg dan untuk ekstrak metanol residu yang didapat untuk T-2 yaitu
mm dan memiliki ketebalan 0,5 mm. Metode difusi agar memiliki beberapa
konsentrasi tertentu (24). Mikroba uji yang digunakan untuk uji aktivitas
gram negatif Escherichia coli dan untuk fungi adalah Candida albicans.
20
15
10
5
0
Konsentrasi (b/v)
Hasil uji aktivitas antibiotik ekstrak etil filtrat T-2 (gambar 9) tidak
19.23 mm, 16.12 mm, 13.40 mm, 12.79 mm dan 11.79 mm terhadap
hal, seperti tingkat sensitifitas dari organisme uji, kecepatan difusi dari
gram ternyata isolat T-3 termasuk dalam bakteri Gram positif yang
positif). Hal ini disebabkan bakteri gram positif mempunyai kadar lipid dan
dan beku, pori-pori mengecil sehingga kompleks kristal violet dan iodium
dipertahankan karenanya sel bakteri berwarna ungu atau biru (20). Dan
untuk pewarnaan spora dan hifa, isolat T-3 tidak membentuk spora dan
isolat T-3 pada uji katalase hasil yang diperoleh yaitu negatif sehingga
tidak menghasilkan enzim katalase. Pada uji anaerob hasil yang diperoleh
yaitu positif anaerob. Dan pada uji oksidasi fermentasi (OF) hasil yang
fermentasi sama untuk uji polisakarida hasil yang diperoleh yaitu positif
sehingga dapat menghasilkan enzim amilase dan untuk uji indol hasil
sukrosa (4,20).
45
halus, permukaan cembung, dengan tepi yang tampak datar, berupa basil
solubel starch positif, uji oksidasi fermentasi positif dan uji karbohidrat
V.1 Kesimpulan
2. Hasil isolasi dari tanah tersebut diperoleh 3 isolat yaitu T-1, T-2
dengan T-3.
V.2 Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
46
11. Herlina R, Wahyono, Yosi B Murti dan Gemini Alam. Purifikasi Dan
Karakterisasi Senyawa Antibakteri Dari Actinomycetes Asosiasi spons
Terhadap Bakteri Patogen Resisten. Bagian Biologi Farmasi
Fak.Farmasi UGM,Fakultas Farmasi UNHAS Majalah Farmasi
Indonesia, 21(3). 2010. Hal. 159-160.
13. Holt J.G, Krieg N.r, Snenath Peter.H.a, Stanley J.T, Williams.S.Stanley.
Bergey’s Manual Of Determinative Bacteriology. Eighth Edition.
Williams And Wilkins Company, Baltimore. USA. 1994.
17. Tjay, T.H. Rahardja, K. Obat – Obat Penting. Edisi VI. Cetakan I.
Penerbit PT Elex Media Computindo. Jakarta. 2007. hal 65.
47
23. Djide M. N dan Sartini. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi
Dasar. Laboratorium Mikrobiologi Farmasi. Fakultas
Farmasi.Universitas Hasanuddin. 2010. Hal 54,57,89.
24. Mawaddah Rosliana. Kajian Hasil Riset Potensi Antimikroba Alami dan
Aplikasinya Dalam Bahan Pangan di Pusat Informasi Teknologi
Pertanian Fateta IPB. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian
Bogor. 2008. Diakses pada tanggal 19 April 2013.
48
Lampiran
No Medium Komposisi
Pepton 5 gram
Ekstrak daging 15 gram
1 Nutrien Agar (NA) Agar 15 gram
Air suling ad 1000 ml
pH 7,0 ± 0,2
KNO3 1 gram
K2HPO4.3H2O 0,5 gram
MgSO4.7H2O 0,5 gram
Starch Nitrate Broth NaCl 0,5 gram
2
(SNB) Solubel starch 20 gram
FeSO4.7H2O 0,01gram
Air suling ad 1000 ml
pH 7,0 ± 0,2
Agar 20 gram
KNO3 1 gram
K2HPO4.3H2O 0,5 gram
MgSO4.7H2O 0,5 gram
3 Starch Nitrate Agar NaCl 0,5 gram
(SNA)
Solubel starch 20 gram
FeSO4.7H2O 0,01gram
Air suling ad 1000 ml
pH 7,0 ± 0,2
Pepton 10 gram
49
No Medium Komposisi
Glukosa 20 gram
Pati Terlarut 10 gram
5 Medium Produksi Dextrosa 1 gram
Tepung Kedelai 25 gram
Ekstrak Yeast 1 gram
NaCl 2 gram
Air Suling ad 1000 ml
pH 7,0 ± 0,2
Pepton 2 gram
NaCl 5 gram
K2HPO4 0,3 gram
Oksidasi Fermentasi
6 Agar 3,8 gram
(OF)
Brom Timol Biru 0,2% 15 ml
Air Suling ad 1000 ml
pH 7,0 ± 0,2
Pancreatic Digest Of Casein
15 gram
Yeast Extract 5 gram
Dextrose 5,5 gram
Sodium Chloride 2,5 gram
7 Fluid Thiolycollate Medium
(FTM) L- Cystine 0,5 gram
Sod. Thiolycollate 0,5 gram
Agar 0,01 gram
Resazurin 0,001 gram
pH 7,0 ± 0,2
Tryptone 10 gram
8 Tryptone 1 % NaCl 5 gram
Air suling ad 1000 ml
pH 7,3 ± 0,2
50
No Medium Komposisi
Peptone 5 gram
Ekstrak Daging 3 gram
9 Strach Agar
Solubel Starch 2 gram
Agar 2 gram
Air Suling ad 1000 ml
pH 7,5 ± 0,2
Pepton 5 gram
Ekstrak Daging 3 gram
Lactosa Broth
10 Laktosa 5 gram
(LB)
Air Suling ad 1000 ml
pH 6,9 ± at 25°C
Pepton 5 gram
Ekstrak Daging 3 gram
11 Sukrosa Broth Sukrosa 5 gram
(SB)
Air Suling ad 1000 ml
pH 7,0 ± 0,2
Pepton 5 gram
Ekstrak Daging 3 gram
12 Glucosa Broth
(GB) Glukosa 5 gram
Air suling ad 1000 ml
pH 7,0 ± 0,2
51
Lampiran 2. Skema Kerja Secara Umum
Pengambilan Sampel
Penyiapan Suspensi
Sampel
Identifikasi dan
Pembuatan Suspensi
Penentuan Aktivitas
Sampel
Antibiotik Isolat
Actinomycetes
Fermentasi
Ekstraksi
52
Lampiran 3. Skema Kerja
a. Isolasi Sampel Tanah
Sampel Tanah
Ditimbang 1 gram,
ditambahkan air steril
hingga 10 mL
(101),kemudian
dipanaskan pada suhu
O
60 C selama 15 menit.
Suspensi Sampel
Isolasi Actinomycetes,
dan Reisolasi
Diisolasi dengan
menggunakan medium
SNA selama 4-2 minggu
O
pada suhu 28 C
Isolat Actinomycetes
53
b. Identifikasi dan Uji Aktivitas Antibiotika
Isolat Actinomycetes
Identifikasi Isolat
NA PDA
Escherichia coli
Candida albicans
Staphylococcus aureus
diinkubasikan pada suhu
diinkubasikan pada
O kamar selama 3 x 24 jam.
suhu 37 C selama 1 x
24 jam.
Ekstraksi
54
Lampiran 4. Gambar Penelitian
A B
C D
55
E F
-1
Gambar 5. Hasil Isolasi (A) Pengenceran 10
-2
(B) Pengenceran 10
-3
(C) Pengenceran 10
-4
(D) Pengenceran 10
-5
(E) Pengenceran 10
-6
(F) Pengenceran 10
-7
(G) Pengenceran 10
56
A B
C B A
C D
57
A B
-5
Gambar 7. Hasil Identifikasi Morfologi Isolat T-3 (Pengenceran 10 )
(A) Pengecatan Gram
(B) Pewarnaan Spora
(C) Pewarnaan Hifa
58
A B C D
-5
Gambar 8. Hasil Identifikasi Fisiologi Isolat T-3 (Pengenceran 10 )
(A) Uji Indol
(B) Uji Oksidasi Fermentasi
(C) Uji FTM
(D) Uji Karbohidrat
(E) Uji Polisakarida
59
T-2 T-3
A B
60
T2/1 T2/1
T2/2 P T2/2
P
T2/3
T2/5 K T2/3
K T2/5
T2/4 T2/4
A Escherichia coli B
T2/1
P T2/2
T2/5
K T2/3
T2/4
61
T3/1 T3/1
P
T3/2 P T3/2
T3/5
K T3/3
T3/5 K T3/3
T3/4
T3/4
A Staphylococcus aureus B
T3/2
T3/1
P
T3/2
K
T3/3
T3/5
T3/4
62