Anda di halaman 1dari 67

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL

Spirulina platensis DENGAN METODE ABTS

IRHAM
16031014130

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2022
1
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL
Spirulina platensis DENGAN METODE ABTS

SKRIPSI

Diajukan sebagai Tugas Akhir untuk Memenuhi


Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

IRHAM
16 031 014 130

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2022

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan penuh kesadaran

menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian

hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau

dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar

yang diperoleh akan dibatalkan demi hukum.

Makassar, Maret 2022


Penulis

Irham

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Menerangkan bahwa tugas akhir dari:


Nama : Irham
NIM : 16 031 014 130
Program Studi : Farmasi
Judul Skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol
Spirulina platensis dengan Metode ABTS

Diterima dan disahkan oleh tim dosen penguji skripsi yang dibentuk
berdasarkan surat keputusan Dekan Fakultas MIPA Universitas Islam
Makassar No: CCXCVII/UIM/A.12/Skep/XI/2021, sebagai salah satu
syarat kelulusan studi pada program S1 Fakultas MIPA Universitas Islam
Makassar.
Tim penguji skripsi :

1. Ketua penguji : Prof. Dr. Tadjuddin Naid, M.Sc., Apt. ………

2. Sekertaris penguji : apt. Sitti Fauziah Noer, S.Si., M.Kes. ………

3. Anggota : apt. Nur Alim, S.Si., M.Si. ………

4. Anggota (Ex off) : Drs. Hasyim Bariun, M.Si., Apt ………

5. Anggota (Ex off) : Dr. Tahirah Hasan M.Si. ………

Makassar, Maret 2022


Dekan Fakultas MIPA UIM

Dr. Tahirah Hasan, M.Si.


NIDN.09180866

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademika Program Studi Farmasi FMIPA UIM, saya yang

bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Irham

NIM : 16 031 014 130

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan

kepada Program Studi Farmasi FMIPA UIM Hak Bebas Royalti Non

Ekslusif atas skripsi saya yang berjudul :

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina platensis dengan

Metode ABTS

Program Studi Farmasi FMIPA UIM berhak menyimpan, mengalih

media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik

hak cipta dengan sepengetahuan pembimbing I dan II saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Makassar, Maret 2022

Pembuat Pernyataan

Irham

iv
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi:

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL


Spirulina platensis DENGAN METODE ABTS

Irham
16 031 014 130

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Drs. Hasyim Bariun, M.Si., Apt. Dr. Tahirah Hasan, M.Si.


NIDN. 0014034704 NIDN. 0918086601

Mengetahui:

Dekan Fakultas MIPA Ketua Program Studi Farmasi

Dr. Tahirah Hasan, M.Si. apt. Rusman, S.Si., M.Si.


NIDN. 0918086601 NIDN. 0918068302

v
KATA PENGANTAR

Alhamdullilahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah Azza Wajalla, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini

sebagai salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan studi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Islam Makassar. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada

Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wa Sallam, karena atas

perjuangan dan kepemimpinan beliau kita berada dijalan kebenaran.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada

Ayahanda tercinta Usman Badaru, Ibunda yang kusayangi Nursia, yang

selama ini menyayangi, mendidik, membesarkan penulis dengan penuh

kasih dan hati yang tulus, serta dukungan secara moril dan materi selama

penulis menuntut ilmu. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat,

Kesehatan, Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik

yang telah diberikan kepada penulis.

Ucapan terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada

Bapak Prof. Dr. Tadjuddin Naid, M.Sc., Apt. selaku ketua penguji, Ibu apt.

Sitti Fauziah Noer, S.Si., M.Kes. selaku sekretaris penguji, Bapak apt. Nur

Alim, S.Si., M.Si. selaku anggota penguji, Drs. Hasyim Bariun, M.Si., Apt.

selaku pembimbing pertama dan Ibu Dr. Tahirah Hasan, M.Si. selaku

vi
pembimbing kedua, yang penuh ketulusan meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan

Rahmat, Kesehatan, Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas

budi baik yang telah diberikan kepada penulis.

Penyelesaian tugas akhir ini juga tidak lepas dari bantuan dan

kerjasama dari berbagai pihak, untuk itu izinkan penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Rektor beserta para Wakil Rektor Universitas Islam Makassar

2. Ibu Dr. Tahirah Hasan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika & Ilmu

Pengetahan Alam Universitas Islam Makassar.

3. Ibu Ayu Wandira A. Baso Amri, S.Si., M.Si. sebagai Wakil Dekan I, Ibu

apt. Sitti Fauziah Noer, S.Si., M.Kes. sebagai Wakil Dekan II dan Ibu

Yasnidar Yasir, S.Si., M.Si. sebagai Wakil Dekan III.

4. Bapak apt. Rusman, S.Si., M.Si. sebagai Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam.

5. Bapak, Ibu dosen yang telah memberikan pengetahuan yang sangat

bermanfaat selama masa perkuliahan.

6. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Makassar yang telah

memberikan bantuan kepada penulis.

7. Sahabat-sahabatwati mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Islam Makassar, serta sahabat-

sahabatwati angkatan 2016, terkhusus Putriana Daud, Husnul Hatimah,

vii
Abdul Hadi Sopalatu, Muhammad Ikbal, serta teman-teman lainnya

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih karena

selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

Skripsi ini disusun dengan keterbatasan penulis sebagai manusia

biasa, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata,

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua

dan semoga apa yang penulis kerjakan mendapat Ridha dari Allah

Azza Wajalla, amin.

Wallahul Muafiq Illa Aqwaminthariq

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Maret 2022


Penulis

Irham

viii
ABSTRAK

IRHAM, 2022. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina platensis


dengan Metode ABTS (dibimbing oleh: Hasyim Bariun dan Tahirah
Hasan)
Penelitian Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina
platensis dengan Metode ABTS telah dilakukan. untuk menentukan nilai
IC50 ekstrak etanol Spirulina platensis dengan metode ABTS. Ekstraksi
dilakukan secara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Metode
pengujian antioksidan yang digunakan yaitu metode DPPH menggunakan
spektrofotometer visible panjang gelombang 515 nm. Hasil uji antioksidan
yang diperoleh IC50 sebesar 665, 2974 ppm yang menunjukkan ekstrak
etanol Spirulina plantesis memiliki aktivitas antioksidan sangat lemah.
Kata Kunci: Spirulina plantesis; Antioksida; ABTS

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN...................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS


AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK........................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... v

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................... vi

KATA PENGANTAR.............................................................................. vii

ABSTRAK.............................................................................................. xi

ABSTRACT............................................................................................ xii

DAFTAR ISI........................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL.................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 4

A. Uraian Tanaman ............................................................................... 4

1. Takson Tanaman........................................................................ 4

2. Habitat ........................................................................................ 5

x
3. Siklus Hidup Spirulina platensis.................................................. 5

4. Pertumbuhan Spirulina platensis................................................ 6

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kultivasi Spirulina platensis 6

B. Antioksidan........................................................................................ 8

1. Antioksidan Primer........................................................................... 10

2. Antioksidan Sekunder...................................................................... 10

3. Antioksidan Tersier.......................................................................... 11

C. Radikal Bebas................................................................................... 11

D. Penentuan Aktivitas Antioksidan dengan Metode ABTS.................. 12

a. Mereaksikan secara langsung dengan ABTS.............................. 13

b. Memotong Inisiasi Oksidasi......................................................... 13

E. Spektrofotometri UV-VIS .................................................................. 16

1. Aspek Kualitatif ............................................................................ 13

2. Aspek Kuantitatif ......................................................................... 13

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 20

A. Waktu dan tempat Penelitian............................................................ 20

B. Alat dan Bahan.................................................................................. 20

C. Prosedur Penelitian .......................................................................... 20

1. Penyiapan Sampel....................................................................... 20

2. Ekstraksi Sampel Spirulina platensis .......................................... 21

3. Pembuatan Larutan Stok Ekstrak Etanol Spirulina platensis


1000 ppm..................................................................................... 21

4. Pembuatan Larutan Stok Asam Askorbat 1000 ppm ................. 21

5. Pembuatan Larutan Stok ABTS .................................................. 21

xi
6. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode ABTS ......................... 21

7. Analisi Data ................................................................................. 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 25

A. Hasil Penelitian.................................................................................. 25

B. Pembahasan..................................................................................... 30

BAB V PENUTUP.................................................................................. 33

A. Kesimpulan........................................................................................ 33

B. Saran................................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 34

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tingkat Kekuatan Antioksidan Metode ABTS................................... 19

2. Hasil Perhitungan Rendamen Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak


Etanol Spirulina platensis dengan Metode ABTS
...........................................................................................................
...........................................................................................................
25

3. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak


Etanol Spirulina platensis dengan Metode ABTS (Duplo)

...........................................................................................................

...........................................................................................................

26

4. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak


Etanol Spirulina platensis dengan Metode ABTS (Triplo)

...........................................................................................................

...........................................................................................................

27

5. Rata-Rata Nilai IC50 Hasil engukuran Aktivitas Antioksidan


Spirulina platensis dangan Metode ABTS ........................................ 27

6. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat dengan


Metode ABTS (Simplo)
...........................................................................................................
...........................................................................................................
28

7. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat dengan


Metode ABTS (Diplo)
...........................................................................................................
...........................................................................................................
28

xiii
8. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat ABTS
(Triplo)
...........................................................................................................
...........................................................................................................
29

9. Data Hasil Rata-Rata Nilai IC50 Asam Askorbat Sebagai


Pembanding
...........................................................................................................
...........................................................................................................
29

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Spirulina platensis.............................................................................. 7

2. Siklus Hidup Spirulina platensis........................................................ 18

3. Struktur Pembentukan ABTS ............................................................ 18

4. Kurva Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina platensis


(Simplo).............................................................................................. 26

5. Kurva Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina platensis


(Duplo)............................................................................................... 27

6. Kurva Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina platensis


(Triplo)................................................................................................ 28

xiv
7. Kurva Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat (Simplo)....................... 29

8. Kurva Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat (Diplo).......................... 29

9. Kurva Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat (Triplo)......................... 29

10. Skema Kerja Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina


platensis dengan Metode ABTS........................................................ 38

11. Skema Kerja Uji Aktivitas Antioksidan Larutan


Pembanding Asam Askorbat ............................................................ 39

12. Timbangan Analitik............................................................................ 49

13. Ekstrak Serbuk Simplisia................................................................... 49

14. Spektrofotometer UV-Vis................................................................... 50

15. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina platensis . . . 50

16. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Pembanding Asam Askorbat............ 50

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skema Kerja...................................................................................... 37

2. Perhitungan........................................................................................ 40

3. Gambar.............................................................................................. 49

xv
xvi
BAB I

PENDAHULUAN

Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan

satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas

tersebut dapat diredam. Antioksidan ada dua yaitu antioksidan alami dan

sintetik. Antioksidan alami mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan

yang disebabkan oleh spesies oksigen reaktif yang mampu menghabat

terjadinya penyakit degenerasi serta mampu menghambat peroksidase

lipid pada makanan (Kumalaningsih, 2006).

Radikal bebas adalah senyawa atau molekul yang mengandung

satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital luarnya.

Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut

sangat reaktif mencari pasangan dengan cara menyerang dan mengikat

elektron molekul yang berada di sekitarnya seperti lipid, protein maupun

DNA sehingga dapat menyebabkan penyakit degeneratif, seperti

osteoporosis, kardiovaskular, kanker, dan lai-lain (Winarsi, 2007).

1
2

Penyakit datangnya dari Allah SWT, maka yang dapat memberi

kesembuhan adalah Allah SWT. Akan tetapi untuk mendapatkan

kesembuhan tersebut juga dibutuhkan usaha yang maksimal. Satu

diantaranya adalah dengan menggunakan tumbuhan berkhasiat obat

sebagai obat tradisional. Rasulullah SAW bersabda:

Terjemahnya : “Dari Abu Darda' radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW.


bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menurunkan
penyakit dan menurunkan obatnya. Dan menjadikan obat
untuk (setiap penyakit), maka berobatlah dan jangan
berobat dengan yang haram”. (HR. Abu Daud).

Sumber-sumber radikal bebas sering dijumpai di masyarakat

sekarang ini seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya

semakin banyaknya kendaraan yang beredar di pasaran dan digunakan

oleh masyarakat yang nantinya semakin memperbanyak polusi udara

akibat penggunaannya, dimana polusi udara merupakan salah satu

sumber radikal bebas (Ramadhan, 2015).

Menurut Adam (2005), Spirulina mengandung antioksidan

selenium, vitamin E, enzim Superoksidase Dismutase (SOD) yang dapat

memperkecil resiko kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas.

Spirulina platensis mengandung β-karoten, klorofil-α dan pigmen fikosianin

yang merupakan pewarna alami dan mempunyai aktivitas antioksidan

tinggi (Yudiati et al 2011).


3

Spirulina platensis merupakan alga Cyanobacterium mikroskopis

yang mempunyai filamen. Banyaknya manfaat yang di klaim oleh

produsen jamu spirulina membuat masyarakat tertarik menggunakan jamu

dari alga Cyanobacterium. Masyarakat juga banyak yang beranggapan

bahwa jamu Spirulina platensis dapat digunakan sebagai pengganti obat

sintetis untuk penyakit degeneratif seperti diabetes melitus maupun

hipertensi. Salah satu komponenen kimia yang terkandung dalam spirulina

memiliki anti oksidan yaitu senyawa phycocyanin. ( senyawa phycocyanin

dapat menghambat peroksidasi lipid microsomal dengan cara membentuk

senyawa kompleks (Yas00ir dkk, 2019).

Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah penelitian

ini yaitu apakah ekstrak etanol Spirulina platensis memiliki aktivitas

antioksidan dengan metode ABTS.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai IC 50 ekstrak etanol

Spirulina platensis dengan metode ABTS.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk

menambah data ilmiah tentang aktivitas antioksidan ekstrak etanol

Spirulina platensis dengan metode ABTS dan menambah referensi

tentang bahan obat yang berkhasiat sebagai antioksidan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

1. Takson Tanaman

Dunia : Protista

Divisi : Cyanophyta

Kelas : Cyanophyceae

Bangsa : Nostocales

Suku : Oscilatoriaceae

Marga : Spirulina

Jenis : Spirulina platensis (Vonshak. 1997).

(Setiawan et al., 2014)


Gambar 1. Spirulina platensis

Spirulina platensis adalah salah satu jenis mikroalga golongan

Cyanophyta atau alga hijau kebiruan (blue green algae). Bentuk Spirulina

platensis menyerupai benang yang merupakan rangkaian sel yang

4
5

berbentuk silindris 6 dengan dinding sel yang tipis. Filamen Spirulina

platensis hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas (Hariyati, 2008).

Menurut Sanchez et al., (2008) menambahkan, panjang filamen (trichome)

500 µm dengan lebar 6-12 µm. Menurut Phang (2006), menyatakan

bahwa Spirulina platensis tidak memiliki inti sel. Spirulina platensi memiliki

zat warna Cyanophysin (hijau kebiruan) sehingga di masukkan dalam

kelas Cyanophyceae.

2. Habitat

Spirulina platensis biasanya ditemukan pada tempat-tempat yang

lembab atau lahan yang sering terkena air dan dapat hidup hampir

disemua tempat yang memiliki cukup sinar matahari (Hariyati, 2008).

Menurut Christwardana et al., (2013) menyatakan lingkungan yang

optimal untuk pertumbuhan Spirulina platensis adalah lingkungan dengan

intensitas cahaya sedang yang cukup dengan curah hujan sedang dan pH

berkisar antara 7-9. Suhu terendah untuk pertumbuhan Spirulina platensis

adalah 15oC dengan suhu optimal antara 35-40oC.

3. Siklus Hidup Spirulina platensis

Spirulina platensis berkembang biak melalui pembelahan diri

sederhana tanpa melalui tahapan seksual atau diferensiasi. Siklus

hidupnya terdiri dari 3 tahapan utama, yaitu: fragmentasi trikoma, proses

pembesaran dan pendewasaan sel-sel hormogonia dan pemanjangan

trichome (Sanchez et al., 2008). Menurut Ali dan Saleh (2012), trichome

Spirulina platensis dewasa putus menjadi beberapa bagian kecil yang


6

disebut necridia. Kemudian necridia tersebut selanjutnya berfragmentasi

membentuk rantai-rantai pendek yang terdiri dari beberapa sel yang

dikenal sebagai hormogonia. Sel-sel hormogonia akan 7 meningkat

melalui pembelahan biner, kemudian bertambah panjang dan menjadi

bentuk heliks.

(Sumber : Ali dan Saleh, 2012)


Gambar 2. Siklus hidup Spirulina platensis

4. Pertumbuhan Spirulina platensis

Menurut Hidayah (2013), bahwa pertumbuhan mikroalga dalam

kultur ditandai dengan perubahan ukuran sel atau bertambahnya jumlah

sel. Pertumbuhan sel mikroalga tersebut dibagi dalam beberapa tahap

pertumbuhan yaitu terdiri fase-fase dalam daur hidupnya. Ada empat fase

dalam pertumbuhan pada mikroalga yaitu fase lag, fase logaritmik, fase

stationer dan fase deklinasi.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kultivasi Spirulina platensis

Pertumbuhan Spirulina platensis sangat tergantung pada kondisi

lingkungan, untuk mendapatkan jumlah pertumbuhan populasi, dibutuhkan


7

9 kondisi lingkungan yang mendukung. Menurut Hidayah (2013), faktor

yang mempengaruhi kultur Spirulina platensis yaitu cahaya, suhu, pH,

salinitas dan nutrien pada media kultur.

a. Cahaya

Cahaya merupakan sumber energi dalam proses fotosintesis yang

berguna untuk pembentukan senyawa karbon organik. Intensitas cahaya

sangat menentukan pertumbuhan mikroalga yaitu dilihat dari lama

penyinaran dan panjang gelombang yang digunakan untuk fotosintesis.

kebutuhannya bervariasi yang disesuaikan dengan kedalaman kultur dan

kepadatannya. Pada kondisi gelap, mikroalga tidak melakukan proses

sintesa biomassa melainkan mempertahankan hidupnya dengan cara

melakukan respirasi sel sehingga medium kultur menjadi jenuh oleh

senyawa karbonat yang tidak dimanfaatkan mikroalga. Hal ini

menyebabkan pengurangan proses transfer gas CO 2 ke dalam medium

kultur (Wijanarko et al., 2007).

Menurut Utomo et al., (2005) menyatakan bahwa pada kultur skala

laboratorium memerlukan cahaya yang berasal dari lampu TL. Intensitas

cahaya yang optimal untuk pertumbuhan Spirulina platensis berkisar

antara 1000-3000 lux. Sedangkan Ekawati (2005) menambahkan bahwa

intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat menghambat fotosintesis

Spirulina platensis.
8

b. Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

pertumbuhan fitoplankton. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses

kimia, biologi dan fisika, peningkatan suhu dapat menurunkan suatu

kelarutan bahan dan 10 dapat menyebabkan peningkatan kecepatan

metabolisme dan respirasi mikroalga diperairan. Secara umum suhu

optimal dalam kultur mikroalga berkisar antara 20- 30 oC (Hariyati, 2008).

c. Derajat Keasaman (pH)

Menurut Hasan (2008) derajat keasaman (pH) adalah konsentrasi

ion hidrogen yang terdapat dalam larutan dan menunjukkan air yang

bersifat asam atau basa. Nilai pH juga merupakan faktor pembatas bagi

pertumbuhan fitoplnkton yakni apabila pH berada pada ambang batas

normalnya maka kecepatan tumbuh dari fitoplankton akan menurun. pH

secara langsung berhubungan dengan kelarutan CO2 dan mineral. pH

optimal untuk Spirulina platensis adalah 7,2-9,5. Wijanarko et al., (2007)

menambahkan, semakin tinggi kerapatan sel pada medium kultur

menyebabkan kondisi medium kultur meningkat tingkat kebasaannya (pH

semakin tinggi) dan hal itu menyebabkan peningkatan CO2 terlarut dalam

medium kultur.

d. Salinitas

Salinitas merupakan konsentrasi garam yang terlarut dalam air,

yang berperan penting dalam pertumbuhan fitoplankton. Salinitas secara

langsung berpengaruh pada tekanan osmosis dan aktivitas sel


9

fitoplankton. Salinitas yang optimal untuk pertumbuhan Spirulina platensis

adalah berkisar antara 15-20 ppt (Hariyati, 2008). Sylvester et al., (2002)

menambahkan bahwa salinitas yang berubah-ubah dapat mempengaruhi

pertumbuhan mikroalga. Beberapa mikroalga dapat tumbuh dalam kisaran

salinitas yang tinggi tetapi ada juga yang dapat 11 tumbuh dalam kisaran

salinitas yang rendah. Namun, hampir semua jenis mikroalga dapat

tumbuh optimal pada salinitas sedikit dibawah habitat asalnya.

e. Nutrien

Mikroalga Spirulina platensis memperoleh nutrien dari air laut yang

sudah mengandung nutrien yang cukup lengkap. Namun pertumbuhan

mikroalga dalam kultur dapat mencapai optimum dengan menambahkan

nutrien yang tidak terkandung dalam air laut tersebut (Dallaire, et al.,

2007). Menurut Suminto (2009) bahwa unsur N, P dan S penting untuk

pembentukan protein, K berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, besi

(Fe) dan natrium (Na) berperan dalam pembentukan klorofil dan sintesis

protein-protein penyusun kloroplas, sedangkan silika (Si) dan kalsium (Ca)

merupakan bahan untuk pembentukan dinding sel mikroalga dalam media

kultur. Mangan (Mn) sebagai komponen struktural membran kloroplas

(Laura dan Paolo, 2006).

Nitrat merupakan sumber nitrogen utama Spirulina, tetapi garam-

garam ammonium dapat digunakan selama konsentrasi NH 4+ kurang dari

100 mg/L. Diantara elemen-elemen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

alga, ada beberapa hal yang menjadi faktor pembatas. Dugaan ini
10

pertama kali diperkenalkan oleh Von Liebig lebih dari satu abad yang lalu.

Pernyataan Von Liebig adalah jika salah satu nutrien tidak ada atau

kurang, maka pertumbuhan tanaman menjadi 12 tidak baik, walaupun

salah satu nutrien berlebih. Nutrien itu didefenisikan dengan “keterbatasan

nutrien” (Andersen 2005).

f. Kultur Spirulina platensis

Menurut Cristiani dan Hidayah (2011) dalam penelitiannya tentang

kultur Spirulina platensisi dengan menggunakan ekstrak tumbuhan gulma

air jenis Selvina natans yang di dalamnya terdapat kandungan unsur hara

makronutrien yaitu N, P, dan K dapat memberikan pertumbuhan populasi

sel pada mikroalga Spirulina platensis. Puncak populasi sel tertenggi

terjadi pada hari ke enam dengan rataan kepadatan mencapai 3461,67

sel/ml selama kegiatan kultur. Sedangkan menurut Utomo et al., (2005),

pada penelitiannya tentang kultur Spirulina platensis yang menggunakan

pupuk inorganik (Urea, TSP, dan ZA) puncak pupulasi terjadi pada hari

kesembilan dengan kepadatan 614,77 x 103 sel/ml.

Spirulina yang dibudidayakan pada media air laut mengandung

mineral lebih tinggi dibandingkan dengan Spirulina yang dibudayakan

pada media air tawar atau payau. Air laut mengandung garam yang tinggi

seperti NaCl, KCl dan MgCl. Spirulina air laut memiliki tingkat

pertumbuhan yang lebih rendah dari pada Spirulina air tawar

(Christwardana et al., 2013).


11

C. Antioksidan

Antioksidan merupakan suatu molekul yang dengan mudah dapat

memberikan elektronnya ke molekul radikal bebas sehingga dapat

menstabilkan molekul radikal bebas dan mencegah proses oksidasi yang

tidak diinginkan dalam sel. Antioksidan juga dapat diperoleh secara alami

yang banyak terdapat dalam tanaman dan juga dapat dibeli, umumnya

berupa antioksidan sintetik (Wahyu, 2011).

Fungsi utama dari antioksidan adalah untuk menghambat

terjadinya proses oksidasi baik dalam makanan maupun dalam tubuh.

Antioksidan dalam makanan dapat menghambat oksidasi dari lemak dan

minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam makanan,

memperpanjang masa pemakaian dalam industri makanan, meningkatkan

stabilitas lemak yang terkandung dalam makanan serta mencegah

hilangnya kualitas sensori dan nutrisi. Sedangkan antioksidan dalam

tubuh dapat menghambat suatu proses oksidasi yang terjadi secara terus

menerus yang dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif dan

penuaan dini (Sayuti & Yenrina, 2015).

Antioksidan digolongkan menjadi 3 kelompok, berdasarkan

mekanisme kerjanya, yaitu antioksidan primer, antioksidan sekunder, dan

antioksidan tersier (Winarsi, 2007).

a. Antioksida Primer (Antioksidan Endogenus)


12

Antioksidan primer disebut juga antioksidan enzimatis yaitu suatu

senyawa yang bekerja dengan cara mencegah pembentukan senyawa

radikal bebas baru, atau mengubah radikal bebas yang telah terbentuk

menjadi molekul yang kurang reaktif. Antioksidan primer meliputi enzim

superoksida dismutase (SOD), katalase, glutation peroksidase (GSH-PX),

dan glutation reduktase (GSH-R). Enzim tersebut bekerja dengan cara

melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal

bebas.

b. Antioksidan Sekunder (Antioksidan Eksogenus)

Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan non-enzimatis.

Antioksidan non-enzimatis banyak ditemukan dalam sayuran dan buah-

buahan. Komponen yang bersifat antioksidan dalam sayuran dan buah-

buahan meliputi vitamin C, vitamin E, β-karoten, flavonoid, isoflavon,

flavon, antosianin, katekin, dan isokatekin. Kerja sistem antioksidan non-

enzimatis yaitu dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai dari

radikal bebas. Akibatnya, radikal bebas tidak akan bereaksi dengan

komponen seluler.

c. Antioksidan Tersier

Kelompok antioksidan tersier meliputi sistem enzim DNA-Repair

dan metionin sulfoksida reduktase. Enzim-enzim ini berfungsi dalam

perbaikan biomolekuler yang rusak akibat reaktivitas radikal bebas.

Kerusakan DNA yang terinduksi senyawa radikal bebas dicirikan oleh

rusaknya single dan double strand baik gugus non-basa maupun basa.
13

Antioksidan tersier atau repair enzyme yaitu antioksidan yang berfungsi

memperbaiki jaringan tubuh yang rusak oleh radikal bebas.

Tabel 1. Tingkat Kekuatan Antioksidan (Molyneux, 2004).

Intensitas Antioksidan Nilai IC50 (ppm)

Sangat kuat < 50

Kuat 50-100

Sedang 100-250

Lemah 250-500

Tidak Aktif >500

E. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah suatu atom, gugus, molekul, atau senyawa

yang dapat berdiri sendiri yang mengandung satu atau lebih elektron yang

tidak berpasangan pada orbital paling luar. Molekul tersebut diantaranya

atom hidrogen, logam-logam transisi, dan molekul oksigen. Kehadiran

satu atau lebih elektron tidak berpasangan menyebabkan molekul ini

mudah tertarik pada suatu medan magnetik (paramagnetik) dan

menyebabkan molekul sangat reaktif. Radikal bebas dapat bermuatan

positif (kation), bermuatan negatif (anion) atau tidak bermuatan. Proses

pelepasan elektron dari satu senyawa disebut oksidasi sedangkan proses

penangkapan elektron disebut reduksi. Senyawa yang dapat menarik

atau menerima elektron disebut oksidator sedangkan yang melepaskan

disebut reduktan atau reduktor (Yuslianti dan Reni, 2018).


14

Radikal bebas bereaksi sangat reaktif karena dapat membentuk

senyawa radikal baru. Senyawa radikal baru apabila bereaksi dengan

molekul lain akan terbentuk senyawa radikal yang baru lagi, demikian

seterusnya sehingga semua reaksi-reaksi tadi disebut reaksi berantai.

Reaksi berantai akan berlangsung terus menerus dan reaksi ini akan

berhenti sampai ada peredaman oleh senyawa lain yang bersifat

antioksidan. Radikal bebas dapat bereaksi dengan komponen-komponen

sel, baik komponen struktural (molekul-molekul penyusun membran sel)

maupun komponen fungsional (enzim-enzim dan DNA). Radikal bebas

dapat terbentuk dari senyawa yang bukan radikal bebas tetapi mudah

berubah menjadi radikal bebas seperti H 2O2 dan senyawa lainnya

(Yuslianti dan Reni, 2018).

F. Penentuan Aktivitas Antioksidan dengan Metode ABTS

Pada penelitian ini akan digunakan metode 2,2’ -azino -bis (3-ethyl-

benzo-thiazoline-6-sulphonic acid (ABTS) sebagai metode uji aktivitas

antioksidan. Metode ABTS dipilih karena memiliki sensitivitas lebih tinggi

daripada DPPH dan dapat dipakai untuk menganalisa antioksidan pada

makanan. Metode DPPH didasarkan pada kemampuan antioksidan suatu

senyawa untuk mendonorkan ion hidrogen (H 3O+), sedangkan pada

metode ABTS dilihat berdasarkan kemampuan senyawa tersebut untuk

menstabilkan senyawa radikal bebas dengan mendonorkan radikal proton

(Fitriana et al., 2015).


15

Metode ABTS atau sering disebut juga dengan TEAC (Trolox

equivalent antioxidant capacity) merupakan metode untuk mengukur

kapasitas antioksidan dalam menurunkan warna ABTS dengan dua cara

yaitu:

a. Mereaksikan secara langsung dengan ABTS

ABTS dihasilkan langsung dengan kalium persulfat sebagai agen

pengoksidasi dengan hasil yang tinggi. Antioksidan selanjutnya bereaksi

dengan ABTS dan warna radikal ABTS akan berkurang sesuai dengan

reaksi berikut:

ABTS kalium persulfat (agen pengoksidasi) ABTS (biru-hijau)

Antioksidan

ABTS (warna berkurang)

Sumber: (Zurowska dkk, 2012)


Gambar 3. Struktur Pembentukan ABTS

b. Memotong inisiasi oksidasi


16

Metode ABTS dengan versi ini menggunakan metomioglobin H 2O2

untuk menghasilkan radikal-radikal hidroksil yang mengoksidasi ABTS

menjadi radikal bebas yang berwarna. Versi ini di pasaran dalam bentuk

kits, meskipun demikian reaksi ini menjadi ambigu karena antioksidan

dapat bereaksi dengan radikal OH dan metomioglobin dan ABTS

menyebabkan over estimasi aktivitas antioksidan.

Metode ABTS memiliki sensitivitas lebih tinggi dari pada metode

DPPH dan dapat dipakai untuk menganalisis antioksidan pada makanan.

Kemampuan antioksidan suatu senyawa dalam memerangkap radikal

bebas DPPH dilihat dari kemampuan senyawa antioksidan untuk

mendonorkan hidrogen, sedangkan kemampuan senyawa antioksidan

dalam memerangkap radikal bebas ABTS dilihat dari kemampuan

senyawa antioksidan untuk menstabilkan senyawa radikal bebas berupa

radikal proton (Karadag et al, 2009).

Metode DPPH maupun metode ABTS memiliki keunggulan dan

kekurangannya masing-masing. Metode DPPH memiliki keunggulan yaitu

metode analisisnya yang sederhana, cepat, mudah dan sensitif terhadap

sampel dengan konsentrasi yang kecil namun pengujian menggunakan

DPPH terbatas karena DPPH hanya dapat dilarutkan dalam pelarut

organik sehingga agak sulit untuk menganalisis senyawa yang bersifat

hidrofilik (Karadag et al, 2009).

Metode ABTS jika dibandingkan dengan metode DPPH memiliki

keunggulan yaitu memberikan absorbansi spesifik pada panjang


17

gelombang visibel dan waktu reaksi yang lebih cepat. Selain itu, ABTS

dapat dilarutkan dengan pelarut organik maupun air sehingga bisa

mendeteksi senyawa yang bersifat lipofilik maupun hidrofilik namun

pengujian menggunakan metode ABTS tidak menggambarkan sistem

pertahanan tubuh terhadap radikal bebas sehingga ABTS hanya dapat

dijadikaan sebagai metode pembanding karena tidak mewakili sistem

biologis tubuh (Karadag et al, 2009).

G. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri merupakan metode analisis kimia yang

berdasarkan interaksi energi dengan materi. Alat untuk analisis secara

spektrofotometri disebut Spektrofotometer, yang dapat digunakan untuk

menganalisa suatu senyawa secara kuantitatif maupun kualitatif. Metode

analissis yang umum digunakan adalah dengan spektrofotometer UV-Vis

(Mulja dan Suharman,1995).

1. Aspek Kualitatif

Spektrofotometri UV-Vis secara tersendiri tidak dapat digunakan

untuk identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi digabung

dengan cara lain seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti,

dan spektroskopi massa maka dapat digunakan untuk identifikasi/analisis

kualitatif suatu senyawa tersebut. Data yang diperoleh dari spektroskopi

UV-Vis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan

pelarut, yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data yang

sudah dipublikasikan (Mulja dan Suharman,1995).


18

2. Aspek kuantitatif

Aspek kuantitatif adalah suatu berkas radiasi dikenakan pada

cuplikan (larutan sampel) dan intensitas radiasi yang diteruskan diukur

besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan

membandingkan suatu intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas

sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya. Intensitas

atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foto yang melalui

satu satunya luas penampang perdetik. Serapan dapat terjadi jika foto

atau radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama dengan

energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinnya perubahan

tenaga. Kekuatan radiasi juga mengalami penurunan dengan adanya

penghamburan dan pemantulan cahaya, akan tetapi pada penurunan hal

ini sangat kecil dibandingankan dengan proses penyerapan lainnya

(Mulja dan Suharman,1995).

Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang

diluruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan

kosentrasi larutan. Hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi

akan linier (A=C) apabila nilai absorbansi larutan antara 0,2-0,8 (0,2 ≤ A <

0,8) atau sering disebut sebagai daerah berlakunya Lambert-Beer dengan

lebar sel 1 cm. Jika konsentrasi bertambah, jumlah molekulyang dilalui

berkas sinar akan bertambah, sehingga serapan juga bertambah. Hukum

Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan yaitu (Mulja dan

Suharman,1995):
19

a. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar

dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis)

b. Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang

luas yang sama

c. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung

terhadap yang lain dalam larutan tersebut

d. Tidak terjadi peristiwa fluoresensi atau fosforisensi

e. Indeks bias tidak tergantung pada kosentrasi larutan

f. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan

mengganggu kelinearan grafik absorbansi versus konsentrasi

Analisis kuantitatif dengan metode spektrofotometri UV-Vis dapat

digolongkan atas tiga macam pelaksanaan pekerjaan, yaitu analisis zat

tunggal atau analisis suatu komponen, analisis kuantitatif campuran dua

macam zat atau analisis kuantitatif, dan campuran tiga macam zat atau

lebih analisis multi komponen (Mulja dan Suharman,1995).


20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2022 bertempat

di Laboratorium Terpadu Fakultas Mipa Universitas Islam Makassar dan

Laboratorium Biokimia Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas

Hasanuddin.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah rotary

evaporator, spektrofotometer UV-Vis, timbangan digital, wadah maserasi

dan alat-alat gelas yang umum digunakan dilaboratorium kimia.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air suling,

aluminium foil, asam askorbat (C6H5O6), etanol (C2H5OH), Spirulina

platensis, asam 2,2-Azinobis-3-ethylbenzthiazoline-6-sulphonic acid

(ABTS).

C. Prosedur Penelitian

1. Penyiapan Sampel

a. Pengambilan Sampel

Spirulina platensis diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan

Perikanan Makassar.
21

2. Ekstraksi sampel Spirulina platensis

Simplisia Spirulina plantesis ditimbang, kemudiaan dimasukkan ke

dalam bejana maserasi lalu dibasahi dengan etanol 96% sebanyak dua

kali berat sampel dibiarkan selama kurang lebih 15 menit, tekan-tekan

sedikit agar tidak terlalu rapat atau padat, kemudian ditambah etanol 96%

sampai terendam (2 cm) di atas simplisia. Dibiarkan selama 3 x 24 jam

dalam bejana tertutup dan terlindungi dari cahaya matahari, dilakukan

pengadukan sesekali. Selanjutnya disaring dan ampasnya direndam

kembali dengan cairan penyari yang baru. Diulang perlakuan di atas

dengan cara yang sama dengan cairan penyari yang sama sebanyak dua

kali. Hasil maserasi yang didapatkan kemudian diuapkan dengan

menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental.

3. Pembuatan Larutan Stok Ekstrak etanol Spirulina platensis


1000 ppm

Eksrak etanol spirulina platensis ditimbang sebanyak 10 mg dan

diarutkan dengan metanol p.a sambil di homogenkan, lalu dimasukkan ke

dalam labu tentukur 10 mL dan dicukupan volumenya dengan metanol

p.a hinga tanda batas.


22

4. Pembuatan Larutan Stok Asam Askorbat 1000 ppm

Asam askorbat ditimbang sebanyak 10 mg dan dilarutkan dengan

metanol p.a, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL dan

dicukupkan volumenya dengan metanol p.a hingga tanda batas.

5. P embuatan Larutan Stok ABTS

a. ABTS ditimbang 0,036 g, kemudian dilarutkan dalam 10 ml air suling,

diinkubasi selama 12 jam,( larutan a ).

b. K2S2O8 ditimbang sebanyak 0,007 g, kemudian dilarutkan dalam 10

ml air suling diinkubasi selama 12 jam,( larutan b ).

c. Larutan a dan b dicampur dalam labu tentukur 20 mL dan

dicukupkan volumenya dengan etanol hingga tandah batas.

6. Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode ABTS

a. Pengukuran Serapan Larutan Blanko ABTS

Larutan ABTS dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan dalam

labu tentukur 5 ml, kemudian dicukupkan volumenya dengan etanol

absolut hingga tanda batas. Larutan ini kemudian diukur dengan

spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum.

b. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ABTS

Larutan ABTS 7 mM dipipet sebanyak 1 mL, dimasukkan ke

dalam labu tentukur 5 mL kemudian dicukupkan volumennya dengan

metanol p.a hingga tanda batas, dikocok hingga homogen dan

didiamkan selama 30 menit. Selanjutnya diukur absorbansinya


23

menggunakan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang

antara 700-800 nm

c. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina platensis dengan


Metode ABTS

Larutan stok sampel ekstrak etanol Spirulina plantesis 1000

ppm dipipet masing-masing 0.05 mL, 0.1 mL, 0.15 mL, 0.2 mL, dan

0.25 mL, kemudian ditambahkan larutan ABTS sebanyak 1 mL, lalu

dicukupkan volumenya sampai 5 mL dengan etanol absolut

sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 200 ppm, 400 ppm,

600 ppm, 800 ppm, dan 1000 ppm. Selanjutnya dihomogenkan dan

didiamkan selama 30 menit, kemudian serapan diukur dengan

spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum.

d. Uji Aktivitas Antioksidan Larutan Pembanding Asam Askorbat

Pengujian dilakukan dengan memipet masing-masing 0.15

mL, 0.20 mL, 0.25 mL, 0.30 mL, dan 0.35 mL dari larutan stok asam

askorbat 1000 ppm, kemudian ditambahkan larutan ABTS 1 mL, lalu

dicukupkan volumenya sampai 5 mL dengan etanol absolut sehingga

diperoleh larutan dengan konsentrasi 0.25 ppm, 0.5 ppm, 1 ppm, 2

ppm, dan 4 ppm. Selanjutnya dihomogenkan dan didiamkan selama

30 menit., kemudian serapan diukur dengan spektrofotometri UV-Vis

pada panjang gelombang maksimum.

7. Analisis Data

Data aktivitas antioksidan penangkal radikal bebas ABTS dapat

dihitung dengan rumus:


24

(Absorbansi blanko – Absorbansi sampel)


Daya antioksidan = X 100 %
Absorbansi blanko
Keterangan:

A control = Absorbansi yang tidak mengandung sampel

A sampel = Absorbansi yang mengandun sampel

Nilai IC50 dihitung pada saat nilai % peredaman sebesar 50%

dengan menggunakan persamaan:

y = ax + b
25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas antioksidan ekstrak etanol Spirulina plantesis

menggunakan metode ABTS dengan metode spektrofotometri UV-Vis.

A.Hasil Penelitian

Tabel 2. Hasil Perhitungan Rendamen Ekstrak Etanol Spirulina platensis

Sampel Bobot Simplisia Bobot Ekstrak Rendamen


(gram) (gram) Ekstrak (%)
Simplisia
Spirulina
platensis

Konsentrasi Absorbansi (A) λ = 746 Aktivitas Antioksidan


No (μg/mL) nm (%)
1 200 1,479 22,85
2 400 1,223 36,20
3 600 1,052 45,12
4 800 0,772 59,73
5 1000 0,617 67,81
6 Kontrol 1,915
Aktivitas antioksidan (%)

80.00
60.00 f(x) = 0.0567292644757434 x + 12.3056859676578
R² = 0.992875120787345
40.00
20.00 \
0.00 \
100 200 300 400 500 600 700 800 900 10001100
Konsentrasi ekstrak (μg/mL)

Gambar 4. Kurva Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina platensis


Simplo.

18
Tabel 3. Hasil PengukuranAktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina
platensis dengan Metode ABTS (Duplo)

Konsentrasi Absorbansi (A) λ = 746 Aktivitas Antioksidan


No (μg/mL) nm (%)
1 200 1,480 22,80
2 400 1,225 36,10
3 600 1,055 44,97
4 800 0,774 59,62
5 1000 0,615 67,92
6 Kontrol 1,915

Gambar 5. Kurva Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina platensis


Duplo.

Tabel 4. Hasil PengukuranAktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina


platensis dengan Metode ABTS (Triplo)
Konsentrasi Absorbansi (A) λ = 746 Aktivitas Antioksidan
No (μg/mL) nm (%)
1 200 1,482 22,69
2 400 1,226 36,05
3 600 1,055 44,97
4 800 0,775 59,57
5 1000 0,615 67,92
6 Kontrol 1,915

26
27

Gambar 6. Kurva Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Spirulina platensis


Triplo

Tabel 5. Rata-rata Nilai IC50 Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan


Spirulina plantesis dengan Metode ABTS

Fraksi Etanol 96% Nilai IC50(ppm) Rata-rata(ppm)


± SD
Simplo 664,7972 665,2974
Duplo 665,2162
Triplo 665,8789

Tabel 6. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat dengan


Metode ABTS (Simplo)

Konsentrasi Absorbansi (A) λ = 746 Aktivitas Antioksidan


No (μg/mL) nm (%)
1 0,25 1,705 9,26
2 0,5 1,610 14,32
3 1 1,410 24,96
4 2 0,980 47,84
5 4 0,305 83,77
6 kontrol 1,879

Gambar 7. Kurva Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat Simplo


28

Tabel 7. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat dengan


Metode ABTS (Diplo)
Konsentrasi Absorbansi (A) λ = 746 Aktivitas Antioksidan
No (μg/mL) nm (%)
1 0,25 1,707 9,15
2 0,5 1,612 14,21
3 1 1,412 24,85
4 2 0,982 47,74
5 4 0,307 83,66
6 Kontrol 1,879

Gambar 8. Kurva Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat Diplo


Tabel 8. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat dengan
Metode ABTS (Triplo)
Konsentrasi Absorbansi (A) λ = 746 Aktivitas Antioksidan
No (μg/mL) nm (%)
1 0,25 1,704 9,31
2 0,5 1,612 14,21
3 1 1,414 24,75
4 2 0,981 47,79
5 4 0,304 83,82
6 Kontrol 1,879

Gambar 9. Kurva Aktivitas Antioksidan Asam Askorbat Diplo


29

B. Pembahasan

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spirulina

platensis diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Makassar.

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas

antioksidan Spirulina platensis dengan metode ABTS.

Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan

pelarut etanol 96%. Metode ini dipilih karena memiliki kelebihan

dibandingkan dengan metode lainnya khusunya dalam hal isolasi

senyawa alam, dengan adanya perendaman menggunakan pelarut maka

akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel yang diakibatkan oleh

adanya gaya difusi. Metode ekstraksi ini juga digunakan untuk

menghindari kerusakan dari sebagian senyawa yang tidak tahan panas.

Pemilihan etanol 96% karena sangat efektif dalam menghasilkan jumlah

bahan aktif yang optimal, dimana bahan penganggu hanya skala kecil

yang turut ke dalam cairan pengekstraksi (Voight, 1994).

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol Spirulina plantesis dilakukan

dengan cara metode ABTS menggunakan spektrofotometer visible

panjang gelombang 515 nm. Metode ABTS dipilih karena memiliki

sensitivitas lebih tinggi daripada DPPH dan dapat dipakai untuk

menganalisa antioksidan pada makanan. Metode DPPH didasarkan pada

kemampuan antioksidan suatu senyawa untuk mendonorkan ion hidrogen

(H3O+), sedangkan pada metode ABTS dilihat berdasarkan kemampuan


30

senyawa tersebut untuk menstabilkan senyawa radikal bebas dengan

mendonorkan radikal proton (Fitriana et al., 2015).

Parameter yang digunakan untuk menampilkan aktivitas

antioksidan adalah inhibitory consentration (IC50) dimana konsentrasi

suatu zat antioksidan yang dapat mngakibatkan 50% dpph hilang karakter

dan konsentrasi suatu zatantioksidan yang diberi persen penghambatan

50%, Semakin kecil nilai IC50 berarti aktivitas antioksidannya sangatlah

kuat. Tingkat kekuatan suatu antioksidan dapat dikategorikan berdasarkan

nilaiIC50. Sangat kuat dengan IC50 kurang dari 50 ppm, kuat dengan IC 50

50-100ppm, sedang dengan IC50 101-150 ppm, dan lemah dengan IC 50

lebih besar dari 150 ppm (Molyneux, 2004).

Hasil pengujian aktivitas antioksidan suatu ekstrak etanol Spirulina

plantesis diperoleh IC50 sebesar 665,2974 ppm. Hal tersebut menunjukkan

bahwa aktivitas antioksidan ekstrak etanol Spirulina plantesis

dikategorikan sangat lemah. Penelitian sebelumnya (Firdiyani, 2015)

mengungkapkan bahwa ekstrak kasar Spirulina plantesis segar dengan

pelarut aseton diperoleh IC50 sebesar 65,89 ppm, sedangkan nilai IC50

pelarut etil asetat adalah 76,36 ppm yang berarti mempunyai aktivitas

antioksidan yang kuat.

Perbedaan hasil ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

metode ekstraksi yang digunakan, metode uji antioksidan, komposisi kimia

dari Spirulina plantesis juga dapat dipengaruhi oleh kondisi habitat yang

meliputi cahaya dan temperatur, tempat Spirulina plantesis dibudidayakan.


31

Christiana et al. (2008) menyatakan bahwa perbedaan kondisi lingkungan

tempat pembiakan spirulina, misalnya pH media, cahaya matahari serta

kandungan oksigen dan nitrogen mempengaruhi perbedaan kandungan

bioaktif khususnya klorofil pada spirulina.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan maka

dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Spirulina plantesis memiliki

aktivitas antioksidan sangat lemah dengan menggunakan metode ABTS.

B. Saran

Disarankan untuk penelitian selanjutnya dilakukan penelitian

dengan Ekstrak etanol Spirulina plantesis menggunakan metode DPPH.

32
33

DAFTAR PUSTAKA

AL-QUR’AN

Adam, M. 2005. Superfood for optimum health: Chlorella and Spirulina.


Truth Publishing International. New York. 42p.

Ali, S.K., & Saleh, A.M (2012). Spirulina: an overview. International Jurnal
of Fharmacy and Fharmaceutical Sciences, 4 (3), 0975-1491.V

Andersen, R. A., 2005. Algal Culturing Technique. Elsevier Academic


Press. UK. PP. 14-39.

Babadzhanov, A.S. 2004. Chemical Composition of Spirulina


Platensis. Cultivated in Uzbekistan. Chemistry of Natural
Compounds. Uzbekista.

Cristwardana, M. M., Nur. M. A. dan Hadiyanto, 2013. Gambaran Umum


Spirulina platensis Sebagai Bahan Pangan Funsional. J. Ap. Tek.
Pang. 2(1).

Dallaire, B., Bernet, N., and Bernard, O., (2007), Anaerobic Digestion of
Micro algae as a Necessary Step to Make Microalgae Biodiesel
Sustaina ble. Journal of Biotechnology Advances, 27, pp. 409-
416.

Depkes, RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.


Departemen Kesehatan RI : Jakarta. Halaman 12-13.

Ekawati, A. W. 2005. Diktat Kuliah Budidaya Pakan Alami. Fakultas


Perikanan Universitas Brawijaya. Malang. hal. 3-48.

Fitriana W D, Fatmawati S, Esram T. Uji aktivitas antioksidan terhadap


DPPH dan ABTS dari fraksifraksi daun kelor (Moringa oleifera).
Prosiding Simposium nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains.
2015; 657-660

Hasan M. R., 2008. A Review on Culture, Production and Use of Spirulina


as Food for Domestic Animal and Fish. FAO Fisheries and
Aquaculture Circular. ISBN 978-92-5-106106-0.

Hariyati, R., 2008. Pertumbuhan dan Biomassa Spirulina sp dalam Skala


Labora toris. Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Diponegoro. Vol. 10, No. 1, Hal. 19-22.
34

Hidayah, H. A., 2013. Pertumbuhan dan Pasca Panen Mikroalga Hasil


Kultur Skala Semi Massal. Jurnal. Universitas Jendral Soedirman
Purwokerto.

Karadag, A., Ozcelik, B. and Saner, S. (2009) Review of methods to


determine antioxidant capacities. Food Analytical Methods, 2(1).
41–60.

Kumalaningsih, S., 2006. Antioksidan Alami. Trubus Agrisarana:


Surabaya. 16-25.

Laura, Barsanti., Paolo, Gualtieri. 2006. Algae:Anatomy, Biochemistry and


Biotechnology. Taylor & Frances. London.

Mubarok M. F., 2018. Skema Kerja Spektrofotometer. Farmasi Industri.


Diakses tgl 25 Oktober 2021.

Mulja,H,Muhammad,dan Suharman. 1995. Analisis Instrumental.


Airlangga University Press, Surabaya

Molyneux, P. 2004. The Use of The Stable Free Radical


Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity.
J. Sci. Technol, 26 (2), 211-219.
Phang, 2006. Spirulina Culture in Digested Sago Starch Factory Waste
Water. J. Appl. Phycol.

Ramadhan, P. 2015. Mengenal Antioksidan. Graha Ilmu: Yogyakarta. 3-


19.

Sayuti, K. dan Yenrina, R. 2015. Antioksidan Alami dan Sintetik.Andalas


University Press: Padang. 16-38.

Sanchez, M., J. B. Castillo., C. Rozo., and I. Rodriguez. 2008. Spirulina


(Arthro spira): An Edible Microorganisme A Review. Departamento
de Quimica, Facultad de Ciencias, Pontificia Universidad
Javeriana. Bogota.

Suminto. 2009. Penggunaan Jenis Media Kultur Teknis Terhadap


Produksi dan Kandungan Nutrisi Sel Spirulina platensis. Jurnal
Saintek Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Dipenogoro. Semarang.
Sylvester, B. D., Nelvy D dan Sudjiharno. 2002. Persyaratan Budidaya
Fitoplankton. dalam budidaya Fitoplankton dan Zooplankton.
35

2002. Balai Budidaya Laut, Direktoral Jendral Perikanan Budidaya


Departemen Kelautan dan Perikanan. Bandar Lampug. Hal. 24 –
36.

Utomo, N.B.; Winarti dan A. Erlina. 2005. Pertumbuhan Spirulina platensis


yang Dikultur dengan Pupuk Inorganik (Urea, TSO dan Za) dan
Kotoran Ayam. Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, IPB: Bogor. 4(1), 41-48.

Vonshak. 1997. The Nutritional Aspects of Spirulina. Switzerland: Antenna


Technologies. 25 p.

Wahyu, 2011.Uji Fitokimia dan Potensi Antioksidan (Spermatophyta).


Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Winarsi H., 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius:


Yogyakarta.

Wijanarko, A., Hermansyah, H., Gozan, M., and Witarto, B.A., 2007.
Pengaruh Pencahayaan Siklus Harian Terhadap Produksi
Biomassa Chlorella vulgaris Buitenzorg Dalam Fotobioreaktor
Kolom Gelembung, Jurnal Teknologi, 1, pp. 58-65.

Yuslianti, E.,Reni. 2018. Pengantar Radikal Bebas Dan Antioksidan. CV


Budi Utama: Yogyakarta.
Yudiati, E., Sedjati, S., Surnarsih, & Agustian, R. (2011). Aktivitas
Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak Metanol dan Pigmen Kasar
Spirulina sp . Indonesian Journal of Marine Sciences, 16(4), 187–
192. https://doi.org/10.14710/IK.IJMS.16.4.187-192

Yasir, Saputra., A, Wiranti M.W., 2019. (2019). Ulasan Pustaka : Potensi


Spirulina Platensis Terhadap Aktivasi Antioksidan, Antidiabetes,
dan Antihipertensi. Jurnal Farmasi Malahayati 2(2):164–174.

Zurowska, D.M., Wenta, W., (2012), A Comparison of abts and dpph


methods for assessing the total antioxidant capacity of human
milk, Acta Sci.Ol., Technol.Aliment, 11, (1), 83-89.
Lampiran 1. Skema kerja

Sampel Serbuk Spirulina platensis


platen
- Ditimbang 300 g
- Ditambahkan etanol 96%
- Dimaserasi 2x 24 jam
- Disaring

Ekstrak Cair Ampas


- Diremaserasi dengan
etanol 96% sebanyak
2 kali
- Disaring

Ekstrak Cair Ampas

Ekstrak Gabungan

Diuapkan dengan rotary evaporator

Ekstrak Kental

Gambar 10. Bagan Kerja Ekstraksi Spirulina plantesis

36
37

Ekstrak Spirulina
plantesis

- Ditimbang 10 mg ekstrak etanol


- Dilarutkan dengan metanol p.a
- Dicukupkan volumenya hingga 10

Larutan Stok 1000 ppm

Dipipet 0.05 ml, 0.1 ml, 0.15 ml, 0.2


ml, dan 0.25 ml, + ABTS 1 ml, +
etanol hingga 5 ml

200 ppm 400 ppm 600 ppm 800 ppm 1000 ppm

Dihomogenkan lalu diukur serapan


dengan spektrofotometri UV-Vis
pada panjang gelombang maksimum

Data Absorban

- Analisis Data
- Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 11.Bagan Kerja Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol


Spirulina plantesis dengan Metode ABTS
38

Asam Askorbat

- Ditimbang 10 mg asam askorbat


- Dilarutkan dengan metanol p.a
- Dicukupkan volumenya hingga 10 mL

Larutan Stok 1000 ppm

Dipipet 0.25 ml, 0.5 ml, 1 ml, 2 ml,


dan 4 ml, + ABTS 1 ml + etanol
hingga 5 ml

0,25 ppm 0,5 ppm 1 ppm 2 ppm 4 ppm

- Ditutup dan didiamkan selama 30


menit
- Dihomogenkan lalu diukur serapan
dengan spektrofotometri UV-Vis pada
panjang gelombang maksimum

Data Absorban

Gambar 12.Bagan Kerja Uji Aktivitas Antioksidan Larutan Pembanding


Asam Askorbat
39

Lampiran 2. Perhitungan

1. Perhitungan Rendamen
Berat ekstrak
(%) Rendamen ekstrak = x 100%
Berat sampel

(%) Rendamen ekstrak = 11 g


X 100
50 g

= 22 %
2. Pembuatan Larutan 2,2-Azinobis (3-etil benzenzatiazolin)-6-asam
sulfonat) (ABTS)

Diketahui :

Larutan ABTS = 7,4 mM = 0,0074 M

Volume = 50 mL = 0,05 L

BM ABTS = 548,7 g/mol

Massa = ····g ?

Penyelesaian:

g = V x M x BM

= 0,05 L x 0,0074 M x 548, 7 g/mol

= 0,2030 g = 20 mg

Jadi, berat massa yang digunakan untuk membuat larutan ABTS

dengan konsentrasi 0,0074 M adalah 0,2030 g atau 20 mg.

3. Pembuatan larutan K2S2O8

Diketahui :

Larutan K2S2O8 = 2,6 mM = 0,0026 M

Volume = 50 mL = 0,05 L

BM K2S2O8 = 270,309 g/mol


40

Massa = ····g ?

Penyelesaian :
g = V x M x BM

= 0,05 L x 0,0026 M x 270,309 g/mol

= 0,0351 g = 3,5 mg

Jadi, berat massa yang digunakan untuk membuat larutan K 2S2O8

dengan konsentrasi 0,002 M adalah 0,0351 g atau 3,5 mg.

3. Pembuatan Larutan Stok Ekstrak Etanol Spirulina plantesis 1000

ppm dalam 10 mL

Diketahui : Ekstrak Spirulina plantesis = 0,05 = 50 mg

Volume yang akan dibuat = 10 mL

mg
ppm =
L

mg
1000 ppm =
0,01 L

= 5000 mg/L x 0,01 L

= 50 mg (yang ditimbang)

Jadi, Ekstrak Spirulina plantesis yang ditimbang untuk embuat volume 10


mL dengan konsentrasi 1000 ppm adalah 10 mg.

 Untuk konsentrasi 200 ppm dalam 5 mL

V1 . C 1 = V2 . C 2

V1 . 1000 ppm = 5 mL. 10 ppm

5 mL . 10 ppm
V1 =
5000 ppm
41

= 0,02 mL = 200 µL

Jadi, konsentrasi 10 ppm dalam 5 mL yang dipipet adalah 0,5 mL

 Untuk konsentrasi 400 ppm dalam 5 mL

V1 . C 1 = V2 . C 2

V1 . 5000 ppm = 5 mL . 400 ppm

5 mL . 400 ppm
V1 =
5000 ppm

= 0,1 mL = 400 µL

Jadi, konsentrasi 20 ppm dalam 5 mL yang dipipet adalah 0,1 mL

 Untuk konsentrasi 600 ppm dalam 5 mL

V1 . C 1 = V2 . C 2

V1 . 5000 ppm = 5 mL. 600 ppm

5 mL.600 ppm
V1 =
6000 ppm

= 0,6 mL = 600 µL

Jadi, konsentrasi 30 ppm dalam 5 mL yang dipipet adalah 0,15 mL

 Untuk konsentrasi 800 ppm dalam 5 mL

V1 . C 1 = V2 . C 2

V1 . 5000 ppm = 5 mL. 800 ppm

5 mL.800 ppm
V1 =
8000 ppm

= 0,8 mL = 800 µL

Jadi, konsentrasi 40 ppm dalam 5 mL yang dipipet adalah 0,2 mL


42

 Untuk konsentrasi1000 ppm dalam 5 mL

V1 . C 1 = V2 . C 2

V1 . 5000 ppm = 5 mL. 1000 ppm

5 mL .1000 ppm
V1 =
5000 ppm

= 1 mL = 1000 µL

Jadi, konsentrasi 550 ppm dalam 5 mL yang dipipet adalah 0,25 mL

4. Pembuatan Larutan Pembanding Asam Askorbat 500 ppm 10 mL

Diketahui :Vitamin C = 0,005 g = 5 mg

Volume yang akan dibuat = 10 mL

mg
ppm =
L

mg
500 ppm =
0,01 L

= 500 mg/L x 0,01L = 10 mg

Jadi ditimbang 10 mg Asam Askorbat dalam 10 Ml metanol p.a untuk


mendapatkan larutan stok 1000 ppm adalah 10 mg.

Untuk konsentrasi 0,25 ppm dalam 5 mL

V1 . C 1 = V2 . C 2

V1 . 500 ppm = 5 mL . 0,25 ppm

5 mL . 0,25 ppm
V1 =
500 ppm

= 0,25 mL = 0,25 µL

Jadi, konsentrasi 0,25 ppm dalam 5 mL yang dipipet adalah 0,0012 mL


43

 Untuk konsentrasi 0,5 ppm dalam 5 mL

V1 . C 1 = V2 . C 2

V1 . 500 ppm = 5 mL . 0,5 ppm

5 mL . 0,5 ppm
V1 =
500 ppm

= 0,005 mL = 0,5 µL

Jadi, konsentrasi 0,5 ppm dalam 5 mL yang dipipet adalah 0,0025 mL

 Untuk konsentrasi 1 ppm dalam 5 mL

V1 . C 1 = V2 . C 2

V1 . 500 ppm = 5 mL . 1 ppm

5 mL . 1 ppm
V1 =
500 ppm

= 0,01 mL = 1 µL

Jadi, konsentrasi 1 ppm dalam 5 mL yang dipipet adalah 0,005 mL

 Untuk konsentrasi 2 ppm dalam 5 mL

V1 . C 1 = V2 . C 2

V1 . 500 ppm = 5 mL . 2 ppm

5 mL . 2 ppm
V1 =
500 ppm

= 0,02 mL = 2 µL

Jadi, konsentrasi 2 ppm dalam 5 mL yang dipipet adalah 0,01 mL

 Untuk konsentrasi 4 ppm dalam 5 mL

V1 . C 1 = V2 . C 2
44

V1 . 500 ppm = 5 mL . 4 ppm

5 mL . 4 ppm
V1 =
500 ppm

= 0,04 mL = 4 µL

Jadi, konsentrasi 4 ppm dalam 5 mL yang dipipet adalah 0,02 mL

5 Perhitungan % aktivitas antioksidan Ekstrak etanol spirulina platensis

1,915 - 1,479
200 ppm (1) = X 100 % = 22,76 %
1,915

1,915 - 1,480
200 ppm (2) = X 100 % = 22,71 %
1,915

1,915 - 1,482
200 ppm (3) = X 100 % = 22,61 %
1,915

1,915 -1,223
400 ppm (1) = X 100 % = 36,13 %
1,915

1,915 - 1,225
400 ppm (2) = X 100 % = 36,03 %
1,915
1,915 - 1,226
400 ppm (3) = X 100 % = 35,97 %
1,915
1,915 – 1,052
600 ppm (1) = X 100 % = 45,06 %
1,915
1,915- 1,055
600 ppm (2) = X 100 % = 44,90 %
1,915
1,915 - 1,055
600 ppm (3) = X 100 % = 44,90 %
1,915
45

1,915- 1,772
800 ppm (1) = X 100 % = 7,46 %
1,915
1,915 - 1,774
800 ppm (2) = X 100 % = 7,36 %
1,915
1,915 - 1,775
800 ppm (3) = X 100 % = 7,31 %
1,915
1,915 - 0,617
100 0 ppm (1) = X 100 % = 65,99 %
1,915
1,915 - 0,615
1000 ppm (2) = X 100 % = 67,88 %
1,915
1,915 - 0,615
1000 (3) = X 100 % = 67,88 %
1,915

5. Perhitungan % Aktivitas Antioksidan Larutan Pembanding Asam

Askorbat

1,879- 1,705
0,25 ppm (1) = X 100 %=9,26 %
1,879
1,879- 1,707
0,25 ppm (2) = X 100 % = 9,15 %
1,879
1,879 - 1,704
0,25 ppm (3) = X 100 % = 9,31 %
1,879
1,879 - 1,610
0,5 ppm (1) = X 100 % = 14,31 %
1,879
1,879 - 1,612
0,5 ppm (2) = X 100 % = 14,20 %
1,879
1,879 - 1,612
0,5 ppm (3) = X 100 % = 14,20 %
1,879
1,879 - 1,410
1 ppm (1) = X 100 % = 24,96 %
1,879
1,879 - 1,412
1 ppm (2) = X 100 % = 24,85 %
1,879
1,879 - 1,414
1 ppm (3) = X 100 % = 24,74 %
1,879
1,879 -0,980
2 ppm (1) = X 100 % = 47,84 %
1,879
46

1,879 - 0,982
2 ppm (2) = X 100 % = 47,73 %
1,879
1,879 - 0 , 981
2 ppm (3) = X 100 % = 47,79 %
1,879
1,915 - 0,305
4 ppm (1) = X 100 % = 85,68 %
1,879
1,915 - 0,307
4 ppm (2) = X 100 % = 83 , 96 %
1,915
1,915 - 0,304
4 ppm (3) = X 100 % = 84,12 %
1,915

1. Perhitungan Nilai IC50 Ekstrak etanol spirulina platensis

a. Ekstrak etanol spirulina platensis

Pengukuran I :

Nilai IC50 x = IC50 y = 50

y = 0,0567x + 12,306

50−12,306
x=
0,0567

x = 664 ,79 μg/mL

Pengukuran II :

Nilai IC50 x = IC50 y = 50


y = 0,0569x + 12,1492
50−12,1492
x=
0,0 569
x = 665,21 μg/mL

Pengukuran III :

Nilai IC50 x = IC50 y = 50

y = 0,0570x + 12,0449
47

50−12,0449
x=
0,0 570

x = 665,87 μg/mL

Rata-rata = 664,79 + 665,21 + 665,87


3
= 665,29 ± 1,19 μg/mL

b. Perhitungan Nilai IC50 Larutan Pembanding Asam Askorbat

Pengukuran I :

Nilai IC50 x = IC50 y = 50

y = 19,9961x + 5,0359

50−5,0359
x=
19,9961

x = 2 ,24 μg/mL

Pengukuran II :

Nilai IC50 x = IC50 y = 50

y = 19,9961x + 4,9295

50−4,9295
x=
19,9961

x = 2 ,25 μg/mL

Pengukuran III :

Nilai IC50 x = IC50 y = 50

y = 20,0247x + 4,9384

50−4,9384
x=
20,0247

x = 2 ,25 μg/mL
48

Rata-rata = 2,24 + 2,25 + 2,25


3
= 2,24 ± 0,014 μg/mL
Lampiran 3 Gambar

Sumber : Irham 2022 Sumber : Irham 2020


Gambar 13. Ektrak serbuk simplisia Gambar 14. Spektrofotometer UV-Visibel

=
Sumber : Irham 2022
Gambar 15. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan ekstrak etanol Spirulina
platensis dan asam askorbat

49

Anda mungkin juga menyukai