SKRIPSI
i
ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Nim : 17.01.336
Dengan ini menyatakan bahwa data-data yang terdapat dalam skripsi yang
berjudul :
Adalah MURNI hasil penelitian yang telah saya lakukan. Bila mana di
jiplakan/plagiat dari karya tulis orang lain, maka sesuai dengan kode etik
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
NIM : 17.01.336
Dibuat di : Makassar
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
(Azadirachta indica A. Juss) Dengan Metode ABTS”. Selain itu, tugas akhir
dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, untuk itu sudah patutnya
1. Kedua orang tua Bapak Baru Gaspar dan Mama Khatarina Patarundi,
kakak Patrisius, adik Veby dan Lusi serta anak Denver yang telah
menimbah ilmu.
vi
3. Ibu Dr. Nursamsiar, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Makassar, serta Bapak dan Ibu dosen yang telah mengenalkan pada
ilmu-ilmu yang sangat luar biasa dan menarik, serta seluruh jajaran
4. Ibu Yuri Pratiwi Utami, S.Farm., M.Si., Apt selaku pembimbing utama
dan Ibu Suwahyuni Mus, S.Si., M.Kes., Apt selaku pembimbing pertama
5. Tim Penguji Ibu Reny Syahruni, S.Farm.,M.Sc selaku Ketua, Ibu Astuti
masukannya.
penulis tidak dapat sebut satu persatu yang penuh semangat, saling
vii
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi
Penulis
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................... ix
ABSTRACT ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
II.3 Ekstrak........................................................................................ 7
xi
II.6 Radikal Bebas............................................................................. 9
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN..................................................................................... 45
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 13. Pengukuran rendamen ekstrak dan fraksi daun mimba ...... 58
xv
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan senyawa yang dapat melindungi sistem sel dan organ tubuh
dari spesies oksigen reaktif karena mampu menangkap radikal bebas yang
1998).
flavonoid, saponin dan tanin baik pada bagian batang, daun maupun bijinya
1
2
asetat dari ekstrak metanol daun mimba merupakan fraksi yang memiliki
dengan nilai IC50 101,53 µg/mL dibandingkan dengan fraksi-fraksi yang lain.
asam sulfonat).
3
alam dan sebagai sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dycotiledonae
Ordo : Rutales
Family : Meliaceae
Genus : Azadirachta
(Tjitrosoepomo, 2000).
Neem (India), Mimba (Jawa), nimba (Sunda), intaran (Bali dan Nusa
4
5
cm, lebar 0,5-3,5 cm, pangkal runcing tidak simetri, ujung runcing sampai
pahit, warna hijau muda. Bunga: susunan malai, terletak di ketiak daun
panjang ujung, 5-30 cm, gundul atau berambut halus pada pangkal tangkai
1 mm. Mahkota: putih kekuningan , bersilia, panjang 5-7 mm. Benang sari:
membentuk tabung benang sari, sebelah luar gundul atau berambut pendek
gundul. Buah: bulat, hijau kekuningan 1,5-2 cm. Biji : bulat, diameter 1cm
flavonoid, saponin dan tanin baik pada bagian batang, daun maupun bijinya
flavonoid, alkaloid, saponin, tanin (Biu et al., 2009), asam lemak (Khan et
palmitat, asam stearat, asam oleat, etil oleat, asam oktadekanoat, etil ester
malaria dan antibakteri (Sudarsono et al., 2002). Selain itu daun mimba
(Csurhes, 2008), menurunkan total kolesterol dalam darah, LDL- dan VLDL-
Bandyopadhyay, 2005).
II.2 Simplisia
bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah isi sel
yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara
7
II.3. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan bentuk kering, kental atau cair yang dibuat
dengan cara mengambil sari (menyari) simplisia menurut cara yang cocok,
digunakan air, etanol, atau campuran etanol dan air (BPOM RI., 2011).
Ekstrak terbagi atas tiga yakni ekstrak cair, ekstrak kental dan
ekstrak kering. Ekstrak cair biasanya memiliki kadar air lebih dari 30%,
ekstrak kental memiliki kadar air antara 5-30% dan ekstrak kering memiliki
II.4. Ekstraksi
organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel,
maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan
aktif di dalam dan di luar sel. Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua
Cara ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri (Agoes, 2007).
sesuai ke dalam wadah yang tertutup rapat pada suhu kamar. Proses
hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin saja sulit diekstraksi pada
larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua
terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan
komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan
(Saifuddin, 2014).
9
Radikal bebas adalah suatu molekul yang memiliki satu atau lebih
umumnya adalah molekul besar seperti lipid, protein dan DNA, maka
kerusakan yang terjadi akan lebih parah. Dampak yang terjadi akibat kerja
bebas baru yang berasal dari atom atau molekul yang elektronnya diambil.
Dapat juga berasal dari atom atau molekul yang telah diberikan elektron
oleh radikal bebas. Radikal bebas bisa stabil bila berikatan dengan radikal
bebas, seperti gangguan fungsi sel dan kerusakan struktur sel yang memicu
terhadap infeksi (Kunwar et al., 2011). Dampak negatif dari radikal bebas
gangguan fungsi ginjal dan biasa berakhir pada gagal ginjal tahap
terminal.
II.7. Antioksidan
kepada senyawa radikal bebas. Radikal bebas dapat dihambat dengan cara
2. Antioksidan non-enzimatis
1. Antioksidan Primer
2. Antioksidan Sekunder
3. Antioksidan Tersier
sesuai. Cara lain untuk melindungi tubuh terhadap oksidasi adalah dengan
stabil dan mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul
a. Metode CUPRAC
b. Metode FRAP
c. Metode ORAC
pada sistem penghasil radikal bebas dan pengaruh inhibisi terhadap efek
visible, dan membutuhkan waktu reaksi yang lebih sedikit (Lee et al., 2003).
pada pereaksi ABTS. Hal ini ditandai dengan menurunnya nilai absorbansi
dari serapan sampel yang diukur. ABTS merupakan senyawa yang larut air
15
dan stabil secara kimia, akumulasi dari ABTS dapat dihambat oleh
e. Metode DPPH
et al., 2003).
Molyneux, 2004 :
II.9 Vitamin C
Vitamin C adalah vitamin yang dapat larut dalam air dan sangat
dan kelelawar pemakan buah. Oleh sebab itu, vitamin C harus disuplai dari
luar tubuh terutama dari buah, sayuran, atau tablet suplemen vitamin C.
dan mencegah flu (Naidu, 2003). Akan tetapi untuk dapat berfungsi dengan
18
baik sebagai antioksidan, maka kadar asam askorbat ini harus terjaga agar
tetap dalam kadar yang relative tinggi di dalam tubuh (Yi li, 2007).
glukosa yang terdapat dalam liver. Nama kimia dari asam askorbat 2-oxo-
2003).
datang. Nilai absorbansi ini akan bergantung pada kadar zat yang
suatu sampel maka semakin banyak molekul yang akan menyerap cahaya
atau dengan kata lain nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan
2013).
eksitasi molekul dari tingkat energi dasar (ground state) ketingkat energi
yang paling tinggi (excited stated). Pengabsorbsian sinar ultra violet atau
ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan
1) Sumber sinar
200-370 nm.
2) Monokromator
3) Tempat Sampel
dengan istilah kuvet. Kuvet ada yang berbentuk tabung (silinder) tapi ada
juga yang berbentuk kotak. Syarat bahan yang dapat dijadikan kuvet
adalah tidak menyerap sinar yang dilewatkan sebagai sumber radiasi dan
4) Detektor
elektrik yang dapat diukur dengan mudah dan juga beraksi sebagai suatu
tersebut.
Rohman, 2007) :
Larutan baku dari zat yang akan dianalisis dibuat beberapa seri
0,8.
BAB III
METODE PENELITIAN
laboratorium.
III.3.1 Alat
(Pyrex®), gelas ukur (Pyrex®), labu ukur 5mL dan 25 mL (Pyrex®), mikro
pipet (Huawei 1000®), neraca analitik (Mettlet Toledo®), pipet tetes, rak
III.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan antara lain : daun mimba, etanol 70%, etanol
23
24
Daun mimba yang diambil daun tua (bukan daun kuning) daun kelima
dari pucuk, lalu disortasi basah, kemudian dicuci dengan air mengalir,
ruangan dan terlindung dari cahaya selama 3 hari sambil sesekali diaduk.
a. Uji Alkaloid
dan didiamkan. Bagian atas dari masing-masing filtrat diambil dan diuji
b. Uji Flavonoid
c. Uji Tanin
penagas air, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh ditambah beberapa tetes
(2-3 tetes) FeCl3 1% dan terbentuknya warna coklat kehijauan atau biru
etanol 70% dan ditambah 2 mL asam sulfat pekat dan 2 mL asam asetat
26
e. Uji Saponin
setinggi 1-10 cm selama tidak kurang dari 10 menit dan pada penambahan
sebanyak 5 kali, hasil fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, fraksi n-butanol dan
kental.
27
butanol dan fraksi etanol-air daun mimba lalu dilarutkan dengan etanol p.a
vitamin C murni dan dilarutkan dengan etanol p.a, volume akhir dicukupkan
aquadest.
aquadest.
sampai 5 mL etanol dalam labu ukur. Larutan ini kemudian diukur dengan
Larutan stok sampel fraksi n-heksan daun mimba 1000 µg/mL dipipet
masing-masing 500 µL, 750 µL, 1000 µL dan 1250 µL, 1500 µL, campuran
µg/mL, 150 µg/mL, 200 µg/mL, 250 µg/mL dan 300 µg/mL. Selanjutnya
Larutan stok sampel fraksi etil asetat daun mimba 1000 µg/mL dipipet
masing-masing 100 µL, 150 µL, 200 µL, 250 µL dan 300 µL, campuran
Larutan stok sampel fraksi n-butanol daun mimba 1000 µg/mL dipipet
masing-masing 100 µL, 150 µL, 200 µL, 250 µL dan 300 µL, campuran
Larutan stok sampel fraksi etanol-air daun mimba 1000 µg/mL dipipet
masing-masing 150 µL, 200 µL, 250 µL, 300 µL dan 350 µL, campuran
Vitamin C Murni
65 µl, 70 µl dari larutan stok vitamin C murni 100 µg/mL, campuran ditambah
p.a sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1 µg/mL, 1,1 µg/mL, 1,2
penelitian ini yaitu daun mimba dalam bentuk simplisia kering karena kadar
air yang terdapat dalam simplisia pada umumnya lebih sedikit sehingga
mudah dan murah. Dalam penelitian ini digunakan pelarut etanol 70%
senyawa organik yang ada pada sampel, baik senyawa polar maupun
31
32
berbeda tingkat kepolarannya yaitu n-heksan, etil asetat, n-butanol dan air.
sebanyak 2,6 gram, fraksi n-butanol sebanyak 3,6 gram dan fraksi etanol-
membutuhkan waktu reaksi yang lebih sedikit (Lee et al., 2003). Senyawa
radikal bebas ABTS merupakan senyawa yang diperoleh dari hasil oksidasi
antioksidan. Intensitas warna biru ini diukur pada panjang gelombang 754
nm.
regresi linear.
etanol daun mimba pada tabel 3 dengan nilai IC50 sebesar 200,46 µg/mL,
fraksi etil asetat pada tabel 4 dengan nilai IC50 sebesar 59,03 µg/mL, fraksi
n-butanol pada tabel 5 dengan nilai IC50 sebesar 54,45 µg/mL dan fraksi
34
etanol-air ekstrak etanol daun mimba pada tabel 6 dengan nilai IC50 sebesar
62,32 µg/mL, hasil tersebut menunjukkan bahwa fraksi etil asetat, fraksi n-
metode ABTS yang telah dilakukan terhadap fraksi n-heksan dengan nilai
IC50 sebesar 200,46 µg/mL, fraksi etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 59,03
µg/mL, fraksi n-butanol dengan nilai IC50 sebesar 55,45 µg/mL, fraksi
etanol-air dengan nilai IC50 sebesar 62,32 µg/mL dan nilai IC50 vitamin C
dengan keempat fraksi ekstrak etanol daun mimba karena vitamin C murni
Molyneux, nilai IC50 dari fraksi etil asetat, fraksi n-butanol, dan fraksi etanol-
air termasuk antioksidan yang kuat yaitu berada pada rentang 50-100
Nilai IC50
200,46 µg/mL
bergantung terhadap jumlah dan lokasi gugus -OH dimana dalam hal ini
et al., 2007). Senyawa fenol seperti flavonoid dapat larut dengan baik pada
pelarut semi polar dan polar yaitu fraksi etil asetat, fraksi n-butanol dan
antioksidan yang paling optimal, hal ini ditandai dengan nilai IC50 sebesar
lainnya. Meskipun, fraksi etil asetat, fraksi n-butanol, dan fraksi etanol-air
termasuk dalam kategori antioksidan kuat. Semakin kecil nilai IC50 semakin
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
kesimpulan, yaitu :
1. Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, fraksi n-butanol dan fraksi etanol-air
fraksi n-butanol.
V.2 Saran
39
DAFTAR PUSTAKA
Apak, R., Guclu, K., Demirata, B., Ozyurek, Celik, SE., Bektasoglu, B.,
Berker, KI., Ozyurt, 2007, Comparative Evauation Of Various Total
Antioxidant Capacity Assays Appled To Phenolic Compounds With
The CUPRAC Assays. Review.Molecules.
Benzie, I.F.F., Strain J.J., 1996, The ferric reducing ability of plasma (FRAP)
as ameasurement of ‘antioxidant power’ : the FRAP assay. Anal
Biochem 239: 70-76.
40
41
Burem, E., 2018. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Mimba
(Azadirachta indica A. Juss) Dengan Metode ABTS (2,2-Azinobis-(3-
Etil Benzotiazolin-6-Sulfonic Acid), SKRIPSI, Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi : Makassar.
Bubua, I.K., Imrawati., Mus, S., Gani, A., S., 2017, Antioxidant Activity of
Ethyl Acetate Fraction of Muntingia calabura L. Leaves. Journal of
Pharmaceutical and Medicinal Sciences, Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi : Makassar.
Cai Y.Z., Sun, M., Xing, J., Luo, Q., Corke, H., 2006, Structure-radical
scavenging activity relationships of phenolic compounds from
traditional Chinese medicinal plants. Life Sci.78:2872–2888.
Csurhes, S., 2008, Pest plant risk assessment, Neem Tree (Azadirachta
indica), Department of Primary Industries and Fisheries, Queensland
: Australia.
Cronin, J. R., 2004, Comparing Antioxidant Values with The ORAC Method.
Alternative and Complementary Therapies Vol. 10 (3):167-170.
Gandjar, I.G., Rohman. A., 2010, Analisis Obat Secara Spektroskopi dan
Kromatografi, Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Ghafar M.F.A., Prasad, N., Weng K.K., Ismail, A., 2010, A Flavonoid,
hespiridine, total phenolic content and antioxidant activities from
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia Medika.
Khan, I., Srikakolupu, S.R., Darsipudi, S., Gotteti, S.D., Amaranadh, C.,
2010, Phytochemical Studies and Screening of Leaves Extracts of
Azadirachta indica for its anti-microbial Activity Against Dental
Pathogens, Science Research, vol. 2, pp. 246-250.
Kahkonen, M.P., Hopia, A.I., Heinonen, 2001, Berry phenolics and their
antioxidant activity. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 49:
4076-4082.
Kunwar, A., Priyadarsini K.I., 2011, Free radicals, oxidative stress and
importance of antioxidants in human health. Journal medical and
aliied siences; 1(2): 53-60.
Lee, K. W., Kim, W. J., Lee H. J., Lee, C. Y., 2003, Cocoa Has More
Phenolic Phytochemicals and a Higher Antioxidant Capacity than
Teas and Red Wine, Journal of Agricultural Food Chemistry Vol. 51:
7292-7295.
Molyneux, P., 2004, The use of the stable free radical diphenyl
picrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Journal of
Science and Tecnology. Vol. 26 (2).
Moon, J.K., Shibamoto, T., 2009, Antioxidant assays for plantand food
components. Journal of Agricultural and Food Chemistry. Nomor 57,
p1655-1666.
Naik, G.H., Priyadarsini, K.I., Satav, J.G., Banavalikar, M.M., Sohoni, D.P.,
Biyani, M.K., Mohan, H., 2003, Comparative antioxidant activity of
individual herbal components used in ayurvedic
medicine,Phytochemistry. 63 (1): 97-104.
Pratiwi, D.P., Harapini, M., 2006, Nilai peroksida dan Aktivitas Anti Radikal
Bebas diphenyl picril hydrazil hydrate (DPPH) Ekstrak Metanol
Khema laurina. Majalah Farmasi Indonesia. P. 32-36.
Saifudin, A., Rahayu dan Teruna, 2011, Standardisasi Bahan Obat Alam,
Raha Ilmu : Yogyakarta, Indonesia.
Suirta, I.W., Puspawati, N. M., Gumiati, N. K., 2007, Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Aktif Larvasida dari Biji Mimba (Azadirachta indica A. Juss)
terhadap Larva nyamuk Demam Berdarah (Aedes aegypti), Jurnal
Kimia, vol. 1 , hal. 47-54.
Sukrasno dan Tim Lentera., 2003, Mengenal Lebih Dekat Mimba Tanaman
Obat Multifungsi. Agromedia Pustaka : Jakarta.
Teow, C. C., Truong, V., McFeeters, R. F., Thompson, R. L., Pecota, K.V.,
Yencho, G. C., 2007, Antioxidant Activities, Phenolics, and β–
Carotene Contents of Sweet Potato Genotypes with Varying Flesh
Colours, Journal of Food Chemistry, 103: 829-838.
44
Wang, C.C, Chu, C.Y., Chu, K.O., Choy, K.W., Khaw, K.S., Rogers, M.,
2004, Trolox – Equivalent Antioxidant Capacity Assay Versus
Oxygen Radical Absorbance Capacity Assay in Plasma, Clinical
Chemistry Vol 50 (5).
Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Penerbit Kanisius
: Yogyakarta.
Lampiran 1. Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Mimba
(Azadirachta indica A. Juss) Dengan Metode Maserasi.
Daun Mimba
- Penyiapan sampel
1. Pengumpulan sampel
2. Sortasi basah
3. Pencucian
4. Perajangan
5. Pengeringan
6. Sortasi kering
- Dimaserasi dengan etanol 70% selama 72 jam.
- Disaring
Filtrat Residu
- Diremaserasi sebanyak 3 kali dengan
etanol (1 x 24 jam) selama 9 hari
- Disaring
- Diuapkan
Ekstrak kental
Uji fitokimia
- Identifikasi Alkaloid
- Identifikasi
Steroid/Triterpenoid
- Identifikasi Flavanoid
- Identifikasi Saponin
- Identifikasi Tanin
45
46
Ekstrak Kental
- Penyiapan ekstrak
1. Ditimbang 5 g ekstrak
2. Dilarutkan dengan 50 mL air
3. Dimasukkan ke dalam corong pisah
4. Ditambah 50 mL n-Heksan
- Dikocok hingga membentuk 2 lapisan
- Dibiarkan terekstraksi sempurna
- Dilakukan sampai cairan/ pelarut berwarna jernih
- Diuapkan
Fraksi Pekat
47
Larutan ABTS
Absorbansi
Analisis Data
Kesimpulan
48
100 µg/mL) 150 µg/mL) 200 µg/mL) 250 µg/mL) 300 µg/mL)
Absorbansi
Analisis Data
Kesimpulan
49
Absorbansi
Analisis Data
Kesimpulan
50
Absorbansi
Analisis Data
Kesimpulan
51
Absorbansi
Analisis Data
Kesimpulan
52
50 µL 55 µL 60 µL 65 µL 70 µL
Absorbansi
Analisis Data
Kesimpulan
53
Fraksi n-Heksan
100
y = 0.2737x - 4.8658
80 R² = 0.9831
% Penghambatan
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Konsentrasi
1. Persamaan Regresi Linear Fraksi n-Heksan
Konsentrasi
2. Persamaan Regresi Linear Fraksi Etil Asetat
Fraksi n-Butanol
60
y = 1.0944x - 10.691
50 R² = 0.9503
40
% Penghambatan
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Konsentrasi
3. Persamaan Regresi Linear Fraksi n-Butanol
54
Fraksi Etanol-Air
70
y = 0.9784x - 10.977
60
R² = 0.984
50
% Penghambatan
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Konsentrasi
4. Persamaan Regresi Linear Etanol-Air
Vitamin C
60
y = 78.166x - 52.498
50 R² = 0.96
% Penghambatan
40
30
20
10
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Konsentrasi
5. Persamaan Regresi Linear Vitamin C
55
Berat Ekstrak
a. % Rendamen ekstrak = x 100 %
Berat Sampel
113,38 g
= x 100 % = 22,68 %
500 g
Berat Fraksi
b. % Rendamen fraksi n-Heksan = x 100 %
Berat Ekstrak
1,6934 g
= x 100 % = 6,7 %
25 g
Berat Fraksi
c. % Rendamen fraksi etil asetat = x 100 %
Berat Ekstrak
2,3645 g
= x 100 % = 10,5 %
25 g
Berat Fraksi
d. % Rendamen fraksi n-Butanol = x 100 %
Berat Ekstrak
3,603 g
= x 100 % = 14,4 %
25 g
Berat Fraksi
e. % Rendamen fraksi etanol-air = x 100 %
Berat Ekstrak
14,5563 g
= x 100 % = 58 %
25 g
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI - FRAKSI EKSTRAK
ETANOL DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss)
DENGAN METODE ABTS
ABSTRAK
Mimba (Azadirachta indica A. Juss) merupakan tanaman yang banyak ditemukan di negara
tropis yang memiliki kandungan kimia seperti alkaloid, steroid, flavonoid, saponin dan tanin.
Mimba dimanfaatkan untuk antiinlamasi, antioksidan, insektisida, fungisida dan antibakteri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi daun mimba dengan
metode ABTS. Daun mimba diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol
70%, kemudian dipartisi dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan empat pelarut
yang berbeda yaitu n-heksan, etil asetat, n-butanol dan air. Fraksi dari partisi kemudian
diuji aktivitas antioksidan menggunakan metode ABTS dan diukur absorbansinya
menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 754 nm. Hasil
penelitian diperoleh bahwa fraksi n-heksan memiliki nilai IC50 200,46 µg/mL, fraksi etil
asetat memiliki nilai IC50 59,03 µg/mL, fraksi n-butanol memiliki nilai IC50 55,45 µg/mL dan
fraksi etanol-air memiliki nilai IC50 62,32 µg/mL. Hasil ini menunjukkan bahwa fraksi n-
butanol memberikan aktivitas antioksidan paling optimal dengan nilai IC 50 terkecil,
meskipun fraksi etil asetat, fraksi n-butanol, dan fraksi etanol-air termasuk dalam kategori
antioksidan kuat.
ABSTRACT
Neem (Azadirachta indica A. Juss) is a plants found in many tropical countries, contains
chemical components such as alkaloids, steroids, flavonoids, saponins and tannins. Neem
is used for antiinflamations, antioxidants, insecticides, fungicides and antibacterials. The
aim of this study was to investigate the antioxidant activity of neem leaves fraction by ABTS
method. The extraction of neem leaves was conducted by maceration using 70% of
ethanol, then partitioned by liquid-liquid extraction method using four different solvents are
n-hexane, ethyl acetate, n-buthanol and water. Furthermore, the partition result were tested
for their antioxidant activity using ABTS method and the absorbance was measured using
a UV-VIS spectrophotometer with a wavelength of 754 nm. The result of study showed that
n-hexane fraction with IC50 200,46 µg/mL, ethyl acetate fraction with IC50 59,03 µg/mL, n-
buthanol fraction with IC50 55,45 µg/mL, and ethanol-water fraction with IC50 62,32 µg/mL.
This result showed that n-buthanol fraction provide the optimals antioxidant activity with
smallest IC50, although ethyl acetate fraction, n-buthanol fraction and ethanol-water fraction
was categorized as strong antioxidant.
Ket
Golongan senyawa Hasil
P.Mayer Endapan putih +
Alkaloid P.Wagner Endapan cokelat +
P.Dragendorf Larutan cokelat -
Steroid Berwarna hijau kehitaman --
Terbentuk warna cokelat antar +
Triterpenoid permukaan +
Tabel 3. Nilai IC50 Pengujian Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Daun
Mimba Terhadap Radikal Bebas ABTS
Konsentrasi % peredaman Nilai IC50
Absorbansi Rata-rata Persamaan garis
(µg/mL) ABTS (µg/mL)
0,51505
20 0,51898 0,51758 6,344
051871
0,47061
30 0,47002 0,46962 15,022
0,46823
y = 1.1573x -
0,40236
18.314 59,03
40 0,40056 0,40119 27,405
R² = 0.9952
0,40064
0,33953
50 0,33806 0,33823 38,797
0,33710
0,26661
60 0,26208 0,26350 52,320
0,26180
0,55558
Blanko 0,55137 0,55264
0,55096