Anda di halaman 1dari 120

Aktivitas Antioksidan dan Kadar Flavonoid Total Pada Daun

Brokoli (Brassica oleracea L.var. italica) dengan Perbedaan


Polaritas Pelarut

SKRIPSI

oleh:

Adila Oktaviani

19105011071

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
JANUARI 2024
Aktivitas Antioksidan dan Kadar Flavonoid Total Pada Daun
Brokoli (Brassica oleracea L.var. italica) dengan Perbedaan
Polaritas Pelarut

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


dalam mencapai derajat Sarjana Farmasi
Program Studi Ilmu Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Wahid Hasyim

oleh:

Adila Oktaviani

19105011071

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
JANUARI 2024

i
INTISARI

Aktivitas Antioksidan dan Kadar Flavonoid Total Pada Daun Brokoli


(Brassica oleracea L.var. italica) dengan Perbedaan Polaritas Pelarut

Radikal bebas yang berlebihan didalam tubuh dapat menyebabkan stres


oksidatif sehingga dapat memicu penyakit degeneratif. Daun brokoli (Brassica
oleracea L.var. italica) mengandung senyawa flavonoidyang dapat meredam
radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas
antioksidan dan kadar flavonoid total ekstrak daun brokoli hasil ekstraksi dengan
variasi pelarut berdasarkan kepolarannya.
Daun brokoli diekstraksi dengan metode maserasi menggunakanpelarutn-
heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70% dan metanol sehingga dihasilkan 5
ekstrak daun brokoli (EDB). Identifikasi flavonoid EDB menggunakan uji
shinoda. Uji aktivitas antioksidan EDB menggunakan metode ABTS dengan
pembanding Trolox. Penetapan kadar flavonoid total EDBmenggunakanmetode
spektrofotometridenganpembanding kuersetin. Perbedaan aktivitas antioksidan
dan kadar flavonoid totalkelima ekstrak menggunakan Uji One-way Anova.
Hasil penelitian menunjukkanekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%,
etanol 70% dan metanol daun brokoli diperoleh nilai IC 50 berturut-turut sebesar
607,385± 0,285 ppm; 560,719 ± 0,159 ppm; 217,705 ± 0,400 ppm; 150,032±
0,483 ppm dan 243,104 ± 0,216 ppm sedangkan kadar flavonoid total berturut-
turut sebesar 0,227 ± 0,018; 0,389 ± 0,010; 3,957 ± 0,024; 4,829 ± 0,129 dan
3,562 ± 0,063 mgQE/gram ekstrak. Nilai IC50 terkecil dan kadar flavonoid total
tertinggi diperolehmenggunakan pelarut etanol 70%.

Kata kunci: Antioksidan, Daun Brokoli,Brassica oleracea L.var.italica, Metode


ABTS, Flavonoid total.

ii
ABSTRACT

Antioxidant Activity and Total Flavonoid Levels in Broccoli (Brassica oleracea


L.var. italica) Leaves with Different Solvent Polarities
Excessive free radicals in the body can cause oxidative stress which can
trigger degenerative diseases. Broccoli leaves (Brassica oleracea L.var. italica)
contain flavonoid compounds which can reduce free radicals. This study aims to
determine the differences in antioxidant activity and total flavonoid content of
broccoli leaf extract extracted using a variety of solvents based on their polarity.
Broccoli leaves were extracted using the maceration method using n-
hexane, ethyl acetate, 96% ethanol, 70% ethanol and methanol to produce 5
broccoli leaf extracts (BLE). Identification of BLE flavonoids using the Shinoda
test. The BLE antioxidant activity test used the ABTS method with Trolox as a
comparison. Determination of total flavonoid levels in BLE using the
spectrophotometric method with quercetin as a comparison. Differences in
antioxidant activity and total flavonoid levels of the five extracts using the One-
way Anova Test.
The results showed that the n-hexane, ethyl acetate, 96% ethanol, 70%
ethanol and methanol extracts of broccoli leaves obtained IC 50 values of 607.385
± 0.285 ppm; 560.719 ± 0.159 ppm; 217.705 ± 0.400 ppm; 150.032 ± 0.483 ppm
and 243.104 ± 0.216 ppm while the total flavonoid levels were respectively 0.227
± 0.018; 0.389 ± 0.010; 3.957 ± 0.024; 4.829 ± 0.129 and 3.562 ± 0.063
mgQE/gram extract. IC50 value and total flavonoid content were best obtained
using 70% ethanol solvent.

Keywords: Antioxidants, Broccoli Leaves, Brassica oleracea L.var.italica, ABTS


Method, Total Flavonoids.

iii
PENGESAHAN SKRIPSI

Berjudul

Aktivitas Antioksidan dan Kadar Flavonoid Total Pada Daun


Brokoli (Brassica oleracea L.var. italica) dengan Perbedaan
Polaritas Pelarut

oleh:
Adila Oktaviani
19105011071

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim
Pada Tanggal : 15 Januari 2024

Pembimbing,

(Dr. Anita Dwi Puspitasari, M. Pd.)

Mengetahui:
Fakultas Farmasi
Universitas Wahid Hasyim
Dekan,

(Dr. apt. Maulita Cut Nuria, M. Sc.)

iv
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Adila Oktaviani

NIM : 19105011071

Judul Skripsi : Aktivitas Antioksidan dan Kadar Flavonoid Total Pada Daun

Brokoli (Brassica oleracea L.var. italica) dengan Perbedaan

Polaritas Pelarut

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi saya tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah skripsi saya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Semarang,15 Januari 2024

Adila Oktaviani

v
PERSEMBAHAN

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda–tanda bagi orang yang

berakal.” (Q.S. Ali Imron ; 190)

Kupersembahkan untuk:
Kedua orang tua sebagai wujud hormat dan baktiku
Almamater sebagai wujud terima kasih dan khidmahku

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas

limpahan nikmah, karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

keluarga, sahabat dan pengikut-Nya yang telah membawa umat-Nya dari zaman

kegelapan hingga zaman yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kemajuan

teknologi seperti sekarang.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian akhir

guna mendapat gelar sarjana farmasi pada program studi farmasi universitas

wahid hasyim semarang. Adapun judul skripsi ini adalah Aktivitas Antioksidan

dan Kadar Flavonoid Total Pada Daun Brokoli (Brassica oleracea L.var. italica)

dengan Perbedaan Polaritas Pelarut.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari

berbagai pihak yang mendukung dan membantu selesainya penulisan skripsi. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih

kepada :

1. Ibu Dr. apt. Maulita Cut Nuria, M. Sc. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Wahid Hasyim Semarang dan sebagai dosen penguji pertama

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan

saran dalam menyusun skripsi.

2. Ibu Dr. Anita Dwi Puspitasari, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk bimbingan serta dukungan hingga

selesainya skripsi ini.

vii
3. Bapak apt. Drs. Ibrahim Arifin, M. Sc. selaku dosen penguji kedua yang

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, nasihat, saran

serta motivasi dalam proses penyusunan skripsi.

4. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang yang

telah bersedia mengajarkan pengetahuan sebagai ilmu dasar dan melakukan

penelitian skripsi ini.

5. Seluruh staf Laboratorium Biologi Dan Kimia Farmasi Universitas Wahid

Hasyim Semarang yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk

melakukan penelitian dilaboratorium.

6. Bapak Adi Wasito dan Ibu Samik Rokhiyati selaku orang tua, Aldi Mahendra

dan Anggy Meytrista selaku adek dari penulis yang bersedia meluangkan

waktunya untuk support system dalam penulisan skripsi ini.

7. Mas indalik selaku kekasih saya yang terus memberikan dukungan dengan

tulus untuk berjuang menyelesaikan skripsi ini hingga tuntas.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih terdapat

kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan ilmu dan

kemmpuan penulis. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terimakasih. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta menambah

wawasan & ilmu pengetahuan bagi pembaca skripsi ini, Aamiin.

Semarang,15 Januari 2024

Adila Oktaviani

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
INTISARI .................................................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................................. iii
PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xiii
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................................... 4
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 5
1. Aktivitas Antioksidan ...................................................................................5
2. Tanaman Brokoli (Brassica oleracea L. var. italica) ................................6
3. Ekstrak dan Ekstraksi ...................................................................................7
4. Senyawa Flavonoid .......................................................................................8
5. Metode ABTS (2,2-azinobis-3-Ethylbenzothiazoline-6-Sulfonic Acid) ....9
6. Spektrofotometri UV-Vis ...........................................................................11
F. Landasan Teori.................................................................................................. 12
G. Hipotesis ........................................................................................................... 13
BAB II. METODE PENELITIAN ............................................................................15
A. Bahan dan Alat yang Digunakan........................................................................ 15
1. Bahan ...........................................................................................................15
2. Alat ...............................................................................................................15
B. Jalannya Penelitian ............................................................................................ 16
1. Determinasi Tanaman .................................................................................16

ix
2. Pengumpulan Bahan ...................................................................................16
3. Pembuatan Serbuk Daun Brokoli...............................................................16
4. Pembuatan Ekstrak Daun Brokoli ..............................................................17
5. Identifikasi Flavonoid .................................................................................18
Uji Shinoda .........................................................................................................18
6. Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode ABTS ........................18
7. Penetapan kadar flavonoid total .................................................................25
C. Analisis Data ..................................................................................................... 29
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................31
A. Determinasi Tanaman........................................................................................ 31
B. Simplisia Daun Brokoli ..................................................................................... 31
C. Ekstraksi Daun Brokoli ..................................................................................... 32
D. Identifikasi Flavonoid ........................................................................................ 34
E. Penentuan Aktivitas Antioksidan ....................................................................... 36
F. Penetapan Kadar Flavonoid Total ...................................................................... 41
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................50
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 50
B. Saran ................................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................51
LAMPIRAN ...............................................................................................................57

x
DAFTAR TABEL

Tabel I. Rendemen ekstrak daun brokoli........................................................................ 33


Tabel II. Operating time ABTS dengan Trolox.............................................................. 37
Tabel III. Nilai IC50 Trolox ............................................................................................ 38
Tabel IV. Nilai IC50 Ekstrak Daun Brokoli..................................................................... 39
Tabel V. Penetapan kadar flavonoid total ekstrak daun brokoli ...................................... 46

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman Brokoli (Brassica Oleracea L. Var. Italica) ........................ 19


Gambar 2. Struktur Flavonoid. ................................................................................. 22
Gambar 3. Reaksi Radikal ABTS Dengan Kalium Persulfat . ............................... 23
Gambar 4. Diagram Skematik Spektrofotometer UV-Vis ...................................... 25
Gambar 5. Reaksi Flavonoid Dengan Logam Mg Dan Hcl . ................................. 47
Gambar 6. Identifikasi Flavonoid ........................................................................... 35
Gambar 7. Panjang Gelombang Maksimum ABTS ................................................ 49
Gambar 8. Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin .......................................... 55
Gambar 9. Grafik Kurva Baku Kuersetin ................................................................ 58
Gambar 10. Reaksi Flavonoid Dengan AlCl3.......................................................... 59

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tanaman ................................................................58


Lampiran 2. Perhitungan Susut Pengeringan Daun Brokoli ..................................61
Lampiran 3. Perhitungan Rendemen Ekstrak Daun Brokoli ..................................61
Lampiran 4. Perhitungan IC50 Trolox ......................................................................62
Lampiran 5. Perhitungan IC50 Ekstrak N-heksanDaun Brokoli .............................63
Lampiran 6. Hasil Analisis Statistik Aktivitas Antioksidan ...................................68
Lampiran 7. Perhitungan Penetapan Kadar Flavonoid Total EDB ........................69
Lampiran 8. Hasil Analisis Statistik Kadar Flavonoid Total .................................72
Lampiran 9. Certificate Of Analysis ABTS ............................................................75
Lampiran 10. Certificate Of Analysis Trolox..........................................................76
Lampiran 11. Certificate Of Analysis Kalium Persulfate .......................................77
Lampiran 12. DataPenimbangan Bahan Dan Pembuatan Uji Antioksidan ...........78
Lampiran 13. Panjang Gelombang Maksimum ABTS ...........................................86
Lampiran 14. Operating time ABTS........................................................................86
Lampiran 15. Trolox 1, 2 dan 3 ................................................................................87
Lampiran 16. Ekstrak N-Heksan Daun Brokoli 1, 2 dan 3.....................................88
Lampiran 17. Ekstrak Etil Asetat Daun Brokoli 1, 2 dan 3 ....................................90
Lampiran 18. Ekstrak Etanol 96% Daun Brokoli 1, 2 dan 3 ..................................91
Lampiran 19. Ekstrak Etanol 70% Daun Brokoli 1, 2 dan 3 ..................................93
Lampiran 20. Ekstrak Metanol Daun Brokoli 1, 2 dan 3........................................94
Lampiran 21. Data Penimbangan Bahan Dan Pembuatan Larutan Penetapan
Kadar Flavonoid. ...............................................................................96
Lampiran 22. Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin .....................................99
Lampiran 23. Operating Time Kuersetin .................................................................99
Lampiran 24. Kurva Baku Kuersetin 1, 2 dan 3................................................... 100
Lampiran 25. Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Brokoli ............ 101
Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian.................................................................. 103

xiii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radikal bebas yang terlalu banyak didalam tubuh dapat menyebabkan

kerusakan oksidatif, sehingga menyebabkan terganggunya membran sel, protein

membran, dan mutasi DNA, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti

kanker,liver, serta penyakit kardiovaskular (Liao dan Yin, 2000). Radikal bebas

adalah atom yang memiliki 1 atau lebih elektron tidak berpasangan pada kulit

terluarnya sehingga menjadi sangat reaktif. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh

dan menyerang sel-sel sehat, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan dan tidak

dapat melakukan fungsinya dengan baik (Parwata, 2016). Senyawa yang dapat

mengurangi efek negatif radikal bebas adalah antioksidan.

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat meredam reaksi oksidasi,

dengan cara menyumbangkan satu atom hidrogennya kepada radikal bebas,

sehingga radikal bebas dapat diikat dan kerusakan jaringan dapat di cegah(Sayuti

dan Yenrina, 2015). Berdasarkan sumbernya, antioksidan terbagi menjadi 2

kelompok yaitu sintetik dan alami. Antioksidan sintetik adalah senyawa yang

disintesis secara kimia dan memiliki efek karsinogenik yang dapat

membahayakan kesehatan manusia. Contoh antioksidan sintetik yang umum

digunakan adalah Propil Galat (PG), Butylated Hydroxyanisole (BHA), Butylated

Hydroxytoluene (BHT), dan Tertbutyl Hydroquinone (TBHQ). Antioksidan alami

menjadi alternatif yang perlu dikembangkan, karena antioksidan alami tidak

memberikan efek samping seperti yang ditimbulkan oleh antioksidan sintetik

(Parwata, 2016). Sumber antioksidan alami biasanya berasal dari buah-buahan,

1
sayuran, atau tanaman lain yang mengandung vitamin A, C, E, asam folat,

antosianin, senyawa fenol, dan flavonoid (Treml dan Smejkal, 2016). Senyawa

metabolit yangberpotensi tinggi sebagai antioksidan alami adalah flavonoid

(Sayuti dan Yenrina,2015).

Tanaman brokoli (Brassica oleracea L. var. italica) merupakan salah satu

tanaman yang masuk kedalam familia Brassicecae (Rahmawati dkk., 2017).

Senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun brokoli adalah senyawa

flavonoid, monoterpen, sesquiterpen, triterpenoid dan steroid (Jannah, 2014).

Jenis senyawa flavonoid yang terkandung dalam daun brokoli yaitu kuersetin dan

kaempferol (Tuszyńska, 2014). Aktivitas antioksidan ekstrak etanol 96% daun

brokoli menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) diperoleh nilai

IC50 sebesar 474,08 µg/mL (kategori lemah) dengan kadar flavonoid sebesar 1,716

µg/mL (Jannah, 2014).

Perbedaan jenis pelarut berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dan

kadar flavonoid total (Simamora dkk., 2021). Pujiastuti dkk. (2022) melaporkan

bahwa terdapat perbedaan aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid total ekstrak

buah labu kuning (Cucurbita maxima D.) yang diekstraksi dengan variasi pelarut

n-heksan, etil asetat, etanol 70% dan etanol 96%. Pada penelitian Pujiastuti dkk.,

2022 aktivitas antioksidan paling baik diperoleh menggunakan pelarut etanol

70%, sedangkan kadar flavonoid tertinggi diperoleh menggunakan pelarut etil

asetat. Afrellia (2021) melaporkan bahwa terdapat perbedaan kadar fenolik dan

flavonoid total pada ekstrak umbi wortel (Daucus carota L.) dengan variasi

pelarut n-heksan, etil asetat dan etanol 70%. Pada penelitian tersebut kadar fenolik

2
total tertinggi diperoleh menggunakan pelarut etanol 70%, sedangkan kadar

flavonoid total terbesar diperoleh menggunakan pelarut etil asetat.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk uji aktivitas antioksidan

adalah ABTS. Prinsip kerja ABTS adalah penghilangan warna kation ABTS

untukmengukur kapasitas antioksidan yang bereaksi dengan radikal kation ABTS

(Setiawan dkk., 2018). Keunggulan metode ABTS adalah dapat memberikan

absorbansi spesifik pada panjang gelombang visibel dan waktu reaksi yang

lebihcepat, selain itu ABTS juga dapat dilarutkan dalam pelarut organik maupun

air sehingga lebih mudah mendeteksi senyawa lipofilik maupun hidrofilik

(Theafeliciadan Wulan., 2023).

Berdasarkan uraian di atas, penelitian dilakukan untuk melihat perbedaan

aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid total dari ekstrak daun brokoli (Brassica

oleracea L.var. italica) menggunakan variasi pelarut yaitu n-heksan, etil asetat,

etanol 96%, etanol 70% dan metanol.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :

1. Apakah ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70% dan metanol

daun brokoli (Brassica oleracea L.var. italica) memiliki aktivitas

antioksidan yang dinyatakan dengan IC50 menggunakan metode ABTS ?

2. Berapakah kadar flavonoid total ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%,

etanol 70% dan metanol daun brokoli (Brassica oleracea L.var. italica)

yang dinyatakan dalam mgQE/gram ekstrak ?

3
3. Apakah ada perbedaanpada aktivitas antioksidandan kadar flavonoid

totaldalam ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70% dan

metanol daun brokoli (Brassica oleracea L.var. italica)?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk :

1. Mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%,

etanol 70% dan metanol daun brokoli (Brassica oleracea L.var. italica)

yang dinyatakan dengan IC50 menggunakan metode ABTS.

2. Mengetahui kadar flavonoid total ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%,

etanol 70% dan metanol daun brokoli (Brassica oleracea L.var. italica)

yang dinyatakan dalam mgQE/gram ekstrak.

3. Mengetahui ada tidaknyaperbedaan aktivitas antioksidandan kadar

flavonoid totaldalam ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70%

dan metanol daun brokoli (Brassica oleracea L.var. italica).

D. ManfaatPenelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid total yang terkandung pada ekstrak n-

heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70% dan metanol daun brokoli (Brassica

oleracea L.var. italica).

4
E. Tinjauan Pustaka

1. Aktivitas Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat meredam reaksi oksidasi,

dengan menyumbangkan satu atom hidrogennya kepada radikal bebas, sehingga

radikal bebas dapat diikat dan kerusakan jaringan dapat di cegah (Sayuti dan

Yenrina, 2015). Jenis antioksidan berdasarkan sumbernya terdapat dua kelompok

yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan sintetik adalah

senyawa yang disintesis secara kimia dan memiliki efek karsinogenik yang dapat

membahayakan kesehatan manusia. Contoh antioksidan sintetik yang paling

umum adalah Propil Galat (PG), Butylated Hydroxyanisole (BHA), Butylated

Hydroxytoluene (BHT), dan Tertbutyl Hydroquinone (TBHQ), sehingga

antioksidan alami menjadi alternatif yang perlu dikembangkan, karena

antioksidan alami tidak memberikan efek samping seperti yang ditimbulkan oleh

antioksidan sintetik. Antioksidan alami mampu melindungi tubuh dari kerusakan

yang disebabkan oleh spesies oksigen reaktif dan mencegah penyakit

degenerative. Turunan fenol, kumarin, hidroksi sinamat, tokoferol, difenol,

flavonoid, kathekin, dan asam askorbat merupakan golongan antioksidan alami

(Parwata, 2016).

Inhibitor concentration (IC50) merupakan konsentrasi hambat yang

dibutuhkan untuk mengurangi atau menghambat radikal bebas sebesar 50%. Pada

pengujian aktivitas antioksidan semakin kecil nilai IC 50 maka semakin baik

antioksidan dalam meredam radikal bebas. Suatu senyawa dikatakan memiliki

aktivitas antioksidan sangat kuat jika nilai IC 50 kurang dari 50 ppm, kuat jika nilai

5
IC50 antara 50-100 ppm, sedang jika nilai IC50antara 100-150 ppm, lemah jika

nilai IC50 antara 151-200 ppm dan sangat lemah jika nilai IC50 lebih dari 500 ppm

(Molyneux, 2004).

2. Tanaman Brokoli (Brassica oleracea L. var. italica)

Brokoli adalah tanaman berbatang lunak yang masuk dalam keluarga

Brassicaceae (sejenis kubis berbunga hijau). Daun brokoli biasanya berwarna

hijau kebiruan dan tumbuh berselang-seling di batang dengan pangkal daun yang

tebal dan lunak. Daunnya bertangkai dan berbentuk lonjong dengan ujung yang

bergerigi cukup panjang dan membentuk celah-celah pendek, sedikit melengkung.

Daun yang tumbuh di batang sebelum bunga terbentuk kecil dan menggulung

kedalam untuk melindungi bunga yang sedang bertunas (Hafifah, 2017). Daun

brokoli dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tanaman Brokoli(Brassica oleracea L. var. italica)

6
Tanaman Brokoli (Brassica oleracea L. var. italica) dapat diklasifikasikan

sebagai berikut (Van der Vossen, 1993):

Kingdom : Plantae

Sunkingdom : Trancheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Biji berkeping dua/dikotil)

Ordo : Brassicales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

Species : Brassica oleracea L. var. italica

Hasil penapisan fitokimia terhadap daun brokoli menunjukkan adanya

kandungan flavonoid, seskuiterpen, monoterpen, triterpenoid dan steroid (Jannah,

2014). Banyak penelitian menunjukkan bahwa senyawa flavonoid berpotensi

sebagai antioksidan. Mekanisme kerja flavonoid sebagai antioksidan yaitu dengan

cara menyumbangkan satu atom hidrogennya kepada radikal bebas, sehingga

radikal bebas dapat diikat dan kerusakan jaringan dapat di cegah (Sayuti dan

Yenrina, 2015).

3. Ekstrak dan Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan cara ekstraksi atau

menarik senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan

pelarut yang sesuai. Sedangkan ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan

7
kimia yang dapat larut dengan pelarut sehingga terpisah dari bahan yang tidak

dapat larut dengan pelarut cairan penyari. Terdapat beberapa cara ekstraksi bahan

alam yang sering digunakan yaitu ekstraksi cara panas dan ekstraksi cara dingin.

Refluks, sokhletasi, digesti, infus dan dekok merupakan metode ekstraksi dengan

cara panas sedangkan Maserasi dan perkolasi merupakan metode ekstraksi dengan

cara dingin, teknik yang paling umum digunakan untuk ekstraksi yaitu maserasi

(Depkes RI, 2000). Proses maserasi dilakukan dengan merendam serbuk simplisia

dalam cairan penyari, kemudian cairan penyari menembus dinding sel dan masuk

ke rongga sel yang mengandung zat aktif. Karena perbedaan konsentrasi antara

larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel, larutan yang terpekat didesak keluar

(Sudarwati dan Fernanda, 2019).

Jenis pelarut berperan penting dalam keberhasilan ekstraksi, ada banyak

jenis pelarut organik yang dapat digunakan untuk mengekstrak bahan alam seperti

heksana, butanol, kloroform, etil asetat, aseton, metanol, etanol dan aquades.

Setiap pelarut memiliki sifat yang berbeda seperti polaritas, titik didih, viskositas

dan kelarutan dalam air. Hal ini menjadi pertimbangan penting ketika memilih

jenis pelarut yang sesuai dengan sifat fisik dan kimia bahan yang akan diekstraksi

dan metabolit sekundernya, sehingga perlu polaritas yang sama antara pelarut dan

metabolit yang diekstraksi untuk memaksimalkan proses.

4. Senyawa Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa golongan fenol yang terbesar di alam

karenabanyaknya tingkat hidroksilasi, alkoksilasi dan glikosilasi pada

strukturnya(Julianto, 2019). Flavonoid memiliki 15 atom karbon dasar yang

8
membentuk susunan C6-C3-C6 yaitu 2 cincin aromatik dihubungkan dengan tiga

karbon yangdapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga (Parwata,

2016).Golongan flavonoid yang memiliki potensi sebagai antioksidan meliputi

flavon, flavonol, isoflavon dan flavanon (Trilaksani, 2003). Flavonol tersebar luas

pada tanaman sebagai pigmen antosianin pada kelopak dan daun tanaman tingkat

tinggi, flavonol umumnya terdapat dalam bentuk glikosida seperti kaemferol,

kuersetin dan mirisetin (Alfaridz dan Amalia, 2018). Senyawa golongan flavonoid

yang terkandung dalam daun brokoli adalah flavonol yaitu kuersetin dan

kaempferol (Tuszyńska, 2014). Struktur flavonoid dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur flavonoid (Wang dkk., 2018).

5. Metode ABTS (2,2-azinobis-3-Ethylbenzothiazoline-6-Sulfonic Acid)

Metode ABTS merupakan salah satu uji aktivitas antioksidan secara in vitro.

Metode ABTS (2,2-azinobis-3- Ethylbenzothiazoline-6-Sulfonic Acid) disebut

juga dengan Metode Trolox Equivalent Antioxidant Capacity (TEAC) yaitu

metode yang digunakan untuk mengetahui aktivitas antioksidan yang memiliki

sensitivitas yang cukup tinggi. ABTS merupakan senyawa radikal yang

mengandung atom nitrogen. Prinsip pengujiannya adalah menyetabilkan radikal

bebas melalui donor proton. Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan

berdasarkan hilangnya warna ABTS yang semula berwarna biru-hijau akan

9
berubah menjadi tidak berwarna apabila tereduksi oleh antioksidan. Suatu radikal

ABTS dapat dibuat dengan cara dioksidasi terlebih dahulu menggunakan kalium

persulfat (K2 S2O8) sebelum penambahan antioksidan, sehingga didapatkan

karektristik larutan berwarna hijau-biru (Irianti dkk., 2017). Mekanisme reaksi

antioksidan terhadap radikal ABTS dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Reaksi Pembentukan radikal dari ABTS dengan kalium persulfat (Oliveira dkk., 2014).

Intensitas warna yang dihasilkan diukur dengan alat spektrofotometer dengan

panjang gelombang 700-750 nm. Hasil dibandingkan dengan larutan pembanding

trolox. Trolox dapat larut dalam air dan merupakan derivat dari Vitamin E yang

disintesis. Trolox juga sering digunakan sebagai standar pembanding dalam

berbagai pengujian antioksidan (Setiawan dkk., 2018). Kelebihan metode ABTS

dibandingkan dengan metode lain yaitu dapat memberikan absorbansi spesifik

pada panjang gelombang visibel dan waktu reaksi yang lebih cepat, selain itu

ABTS juga dapat dilarutkan dalam pelarut organik maupun air sehingga lebih

mudah mendeteksi senyawa lipofilik maupun hidrofilik (Theafeliciadan Wulan.,

2023). Kekurangan dari Metode ABTS ini yaitu sangat sensitif terhadap cahaya

10
dan pembentukan ABTS memerlukan waktu inkubasi selama 12-16 jam dalam

kondisi gelap (Setiawan dkk., 2018).

6. Spektrofotometri UV-Vis

Metode spektrofotometri UV-Vis menggunakan instrumen spektrofotometer

yang digunakan untuk mengukur panjang gelombang sumber radiasi gelombang

elektromagnetik ultraviolet (UV) pada panjang gelombang 190 nm - 380 nm dan

cahaya tampak (visible) pada panjang gelombang 380 nm - 780 nm(Noviyanto,

2020). Hukum Lambert-Beer mengatakan bahwa sebagian cahaya akan diteruskan

dan sebagian lagi akan diabsorbsi oleh medium ketika seberkas cahaya dilewatkan

pada panjang gelombang tertentu.Dalam larutan, hubungan antara cahaya

absorbansi dengan konsentrasi penyerap dan jarak yang ditempuh cahaya adalah

berbanding lurus. Nilai absorbansi meningkat seiring dengan konsentrasi

penyerap dan jarak yang ditempuh cahaya, dan sebaliknya (Suhartati, 2017).

Senyawa flavonoid mengandung gugus kromofor, sehingga kadarnya dapat

diukur dan serapannya dapat dibaca menggunakan metode spektrofotometri UV-

Vis. Pengukuran spektrofotometri yang dilakukan dengan alat spektrofotometer

membutuhkan serapan cahaya yang cukup besar (Kumalasari, 2018). Kelebihan

metode spektrofotometeri UV-Vis yaitu waktu yang digunakan relatif singkat,

biaya yang lebih murah, memiliki ketelitian yang tinggi, dapat dilakukan dengan

cepat dan tepat dan dapat digunakan pada zat organik maupun anorganik

(Julianto, 2019). Diagram skematik spektrofotometer UV-Vis dapat dilihat pada

Gambar 4.

11
Gambar 4.Diagram skematik spektrofotometer UV-Vis (Gandjar dan Rohman, 2018).

F. Landasan Teori

Daun brokoli (Brassica oleracea L.var. italica) positif mengandung senyawa

flavonoid, sesquiterpen, monoterpen, triterpenoid dan steroid (Jannah, 2014).

Berdasarkan penelitian tersebut, ekstrak etanol 96% daun brokoli yang diuji

menggunakan metode DPPH memiliki nilai IC 50 474,08 ppm (Lemah) dengan

kadar flavonoid sebesar 1,716 µg/mL.

Perbedaan jenis pelarut berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dan

kadar flavonoid total (Simamora dkk., 2021). Pujiastuti dkk. (2022) melaporkan

bahwa terdapat perbedaan aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid total ekstrak

buah labu kuning (Cucurbita maxima D.) yang diekstraksi dengan variasi pelarut

n-heksan, etil asetat, etanol 70% dan etanol 96%. Pada penelitian tersebut

aktivitas antioksidan paling baik diperoleh menggunakan pelarut etanol 70%,

sedangkan kadar flavonoid tertinggi diperoleh menggunakan pelarut etil asetat.

Hasil ujipost hoc pada penelitian tersebut terdapat perbedaan aktivitas antioksidan

yang signifikan antara ekstrak buah labu kuning pelarut n-heksan dengan etanol

96% p = 0,007 (p < 0,05) serta dengan pelarut etanol 70% p = 0,006 (p < 0,05),

12
danhasil uji post hocpada kadar flavonoid total dihasilkan nilai signifikan 0,000 (p

< 0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar kadar flavonoid

total ekstrak buah labu kuning dengan 4 jenis pelarut yang digunakan. Afrellia

(2021) melaporkan bahwa terdapat perbedaan kadar fenolik dan flavonoid total

pada ekstrak umbi wortel (Daucus carota L.) dengan variasi pelarut n-heksan, etil

asetat dan etanol 70%. Pada penelitian tersebut kadar fenolik total tertinggi

diperoleh menggunakan pelarut etanol 70%, sedangkan kadar flavonoid total

terbesar diperoleh menggunakan pelarut etil asetat. Terdapat perbedaan kadar

fenolik dan flavonoid total pada ekstrak umbi wortel (Daucus carota L.) dengan

variasi pelarut n-heksan, etil asetat dan etanol 70%, pada penelitian tersebut kadar

fenolik total tertinggi diperoleh menggunakan pelarut etanol 70%. Hasil uji post

hocpada penelitian tersebut terdapat perbedaanyang signifikan antara kadar

flavonoid total dan kadar fenolik total ekstrak umbi wortel dengan 3 jenis pelarut

yang digunakan dengan nilai sig 0,000 (p < 0,05).

G. Hipotesis

1. Ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70% dan metanol daun brokoli

(Brassica oleracea L.var. italica) memiliki aktivitas antioksidan yang

dinyatakan dengan IC 50 menggunakan metode ABTS.

2. Ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70% dan metanol daun brokoli

(Brassica oleracea L.var. italica) memiliki kadar flavonoid total tertentu yang

dinyatakan dalam mgQE/gram ekstrak.

13
3. Ada perbedaan padaaktivitas antioksidan dan kadar flavonoid totaldalam

ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70% dan metanol daun brokoli

(Brassica oleracea L.var. italica).

14
BAB II. METODE PENELITIAN

A. Bahan dan Alat yang Digunakan

1. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun brokoli segar

(Brassicaoleracea L.var. italica) yang diperoleh dari kebun di Desa Selo Ngisor,

Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pelarut yang

digunakan untuk ekstraksi yaitu N-heksan (teknis), etil asetat (teknis), etanol

96%(teknis), etanol 70% (teknis) dan metanol (teknis). Bahan yang digunakan

untuk penetapan kadar flavonoid total adalah kuersetin (Sigma), pereaksi AlCl 3

10% (Merck), kalium asetat 1M dan etanol p.a (Merck) dan bahan yang

digunakan untuk identifikasi flavonoid dengan uji shinoda adalah serbuk

magnesium (Mg), amil alkohol dan asam klorida (HCl) pekat. Bahan yang

digunakan untuk uji aktivitas antioksidan adalah serbuk ABTS, trolox (Sigma),

kalium persulfat (K2 S2O8) dan etanol p.a (Merck).

2. Alat

Seperangkat alat ekstraksi dan uji kualitatif yang terdiri dari alat gelas (Iwaki

Pyrex), seperangkat alat maserasi, mesin penyerbuk, timbangan elektrik (Henherr

Scale), moisture balance (Ohaus), seperangkat vakum, corong buchner, oven,

penguap vakum putar (Heidolph) dan desikator. Alat penetapan kadar flavonoid

dan uji aktivitas abtioksidan yaitu Seperangkat alat gelas (Iwaki Pyrex),

Spektrofotometer UV-Vis 1800 (Shimadzu), dan mikropipet.

15
B. Jalannya Penelitian

1. Determinasi Tanaman

Determinasi daun brokoli dilakukan di Laboratorium Ekologi dan

Biosistematik Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Diponegoro,

Semarang. Determinasi tanaman bertujuan untuk memastikan identitas dari

tanaman dan menghindari kesalahan dalam pengambilan tanaman serta untuk

mengetahui kebenaran dari simplisia yang digunakan untuk penelitian (Jannah,

2014).

2. Pengumpulan Bahan

Daun Brokoli segar (Brassicaoleracea L.var. italica) sebanyak 7,100 kg

yang digunakan untuk penelitian di peroleh dari kebun di Desa Selo Ngisor,

Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Daun brokoli di

ambil yang masih segar, berwarna hijau, dan sehat tidak terkena penyakit.

3. Pembuatan Serbuk Daun Brokoli

Hasil panen daun brokoli segar (Brassicaoleracea L.var. italica) sebanyak

10 kg kemudian disortasi basah dan didapatkan hasil sebanyak 7,100 kg. Daun

brokoli dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang ada pada

daun (Depkes RI, 1985). Daun brokoli yang telah dicuci ditiriskan terlebih dahulu

kemudian dirajang kecil-kecil dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu

50⁰C sampai kering. Daun yang sudah kering kemudian diserbuk menggunakan

mesin penyerbuk hingga halus kemudian dicek kadar airnya menggunakan alat

moisture balance dengan syarat kadar air tidak boleh lebih dari 10% (Depkes RI,

2000).

16
4. Pembuatan Ekstrak Daun Brokoli

Pembuatan ekstrak daun brokoli menggunakan 5 pelarut yang berbeda yaitu

pelarut N-heksan, Etil Asetat, Etanol 96%, etanol 70% dan metanol. Ekstraksi

dilakukan dengan metode maserasi. Serbuk daun brokoli yang digunakan untuk

maserasi padamasing-masingpelarut sebanyak 100 gram sedangkan masing-

masing pelarut yang digunakan sebanyak 1000 mL (sesuai dengan perbandingan

1:10 (b/v)). Masing-masing serbuk daun brokoli sebanyak 100 gram dimasukkan

ke dalam toples lalu ditambahkandengan masing-masing pelarut sebanyak 750

mL. Toples dilapisi kertas coklat agar terhindar dari cahaya matahari langsung

dan ditutup menggunakan aluminium foil. Proses maserasi dilakukan selama 3

hari dan dilakukan pengadukan selama 15 menit tiap 8 jam sekali. Setelah 3 hari,

dilakukan penyaringan sehingga didapat maserat 1. Serbuk ampasdari

penyaringan ditambahkan denganmasing-masing pelarut sebanyak 250 mL proses

ini dinamakan dengan remaserasi yang dilakukan selama 2 hari dan dilakukan

penyaringan kembali sehingga didapat maserat 2. Maserat 1 dan maserat 2

kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50 oC sehingga

diperoleh ekstrak kental daun brokoli. Setelah itu ekstrak kental daun brokoli yang

didapatkan ditimbang dan dihitung persentase rendemennya dengan rumus :

Berat Ekstrak Kental


Rendemen ekstrak = X 100% (Depkes RI, 2000)
Berat Serbuk Yang Diekstraksi

17
5. Identifikasi Flavonoid

Uji Shinoda

Identifikasi uji shinoda dilakukan dengan cara masing-masing sampel

ekstrak daun brokoli diambil sebanyak 50 mg dilarutkan dengan masing-

masing pelarut sampel sebanyak 5 mL, kemudian disaring menggunakan

kertas saring. Larutan dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi sama banyak

lalu salah satu ditambahkan serbuk magnesium dan amil alkohol 3 mL,

kemudian ditambah HCl pekat 1 mL tetes demi tetes melalui dinding

tabung. Sampel positif mengandung flavonoid jika terjadi perubahan

warna menjadi merah,kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol

(Bettolo dkk., 1981).

6. Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode ABTS

a. Pembuatan Larutan Stok ABTS

Pembuatan larutan stok ABTS konsentrasi 7,4 mM dilakukan dengan cara

menimbang serbuk ABTS sebanyak 203,019 mg dilarutkan dalam 50 mL

labu takar dengan pelarut etanol p.a hingga batas. Serbuk kalium persulfat

(K₂S2O 8) konsentrasi 2,46 mM ditimbang sebanyak 166,240 mg lalu

dilarutkan dalam labu takar 250 mL menggunakan etanol p.a hingga tanda

batas. Kedua larutan tersebut (50 ml larutan ABTS dan 50 ml larutan

kalium persulfat) diambil dan dicampur lalu dimasukkan ke dalam labu

takar 100 mL kemudian diselubungi menggunakan aluminium foil agar

tidak terkena cahaya, selanjutnya diinkubasi selama 12-16 jam di tempat

18
yang gelap sampai larutan homogen dan reaksi yang terjadi sempurna

(Sharma dkk., 2017).

b. Pembuatan Larutan Induk Trolox (1.000 ppm)

Trolox ditimbang sebanyak 10 mg kemudian dilarutkan menggunakan

etanol p.a secukupnya didalam beker glass 10 ml hingga larut, kemudian

larutan tersebut dimasukkan dalam labu takar 10 mL dan ditambahakan

etanol p.a sampai tanda batas (Anwar dkk., 2022).

c. Pembuatan Seri Konsentrasi Larutan Trolox :

Seri konsentrasi dibuat pada konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm

dan 25 ppm.

1) Konsentrasi 5 ppm

Larutan induk trolox 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 25 μl, dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar.

2) Konsentrasi 10 ppm

Larutan induk trolox 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 50 μl, dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar.

3) Konsentrasi 15 ppm

Larutan induk trolox 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 75 μl dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar.

19
4) Konsentrasi 20 ppm

Larutan induk trolox 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 100 μl, dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar.

5) Konsentrasi 25 ppm

Larutan induk trolox 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 125 μl, dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar

d. Pembuatan Larutan Induk Sampel 1.000 ppm :

Ekstrak daun brokoli masing-masing ditimbang sebanyak 10 mg lalu

dimasukkan ke dalam beaker gelas 50 mL dan dilarutkan dengan etanol

p.a menggunakan bantuan magnetic stirrer dengan kecepatan 300 rpm

sampai terlarut sempurna, kemudian disaring menggunakan kertas saring

dan dimasukan ke dalam labu takar 10 mL dan ditambahkan dengan etanol

p.a hingga tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi sebesar 1.000 ppm

(Akwarini, 2018).

e. Pembuatan Seri Konsentrasi Larutan Sampel

 Seri konsentrasi pada sampel ekstrak n-heksan dan etil asetat dibuat pada

konsentrasi 125 ppm, 250 ppm, 375 ppm, 500 ppm dan 625 ppm.

1) Konsentrasi 125 ppm

Larutan induk sampel 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 625 µl dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar.

20
2) Konsentrasi 250 ppm

Larutan induk sampel 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 1.250 µl dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar

3) Konsentrasi 375 ppm

Larutan induk sampel 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 1.870 μL dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar.

4) Konsentrasi 500 ppm

Larutan induk sampel 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 2.500 μL dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar.

5) Konsentrasi 625 ppm

Larutan induk sampel 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 3.120 µl, dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol pa hingga tanda batas pada labu takar.

 Seri konsentrasi pada sampel ekstrak etanol 96%, etanol 70% dan metanol

dibuat pada konsentrasi 50ppm, 100ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 250 ppm.

1) Konsentrasi 50 ppm

Larutan induk sampel 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 250 µl dimasukkan dalam labu takar 5 mLdan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar.

21
2) Konsentrasi 100 ppm

Larutan induk sampel 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 500 µl dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar

3) Konsentrasi 150 ppm

Larutan induk sampel 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 750 μL dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar.

4) Konsentrasi 200 ppm

Larutan induk sampel 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 1.000 μL dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas pada labu takar.

5) Konsentrasi 250 ppm

Larutan induk sampel 1.000 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 1.250 µl, dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol pa hingga tanda batas pada labu takar

f. Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum

Larutan ABTS 1 mL diambil dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL, dan

dicukupkan volumenya dengan etanol p.a sampai tanda batas. Larutan

dimasukkan dalam kuvet kemudian larutan di baca absorbansinya

menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada rentang panjang gelombang

700 - 750 nm. Panjang gelombang maksimum dilihat pada nilai absorbansi

22
yang paling tinggi yang mana nilai tersebut memiliki serapan yang

maksimum (Anwar dkk., 2022).

g. Penentuan Operating Time

Larutan ABTS 1 mL dan larutan trolox konsentrasi 15 ppm 1 mL

dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL, kemudian dicukupkan volumenya

hingga batas menggunakan etanol p.a. Larutan dimasukkan dalam kuvet

kemudian larutan di baca absorbansinya menggunakan spektrofotometer

UV-Vis pada menit ke 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60

pada panjang gelombang maksimum. Waktu peredaman radikal ABTS

yang menghasilkan absorbansi paling stabil dan memberikan serapan

paling tinggi merupakan operating time. Serapan yang tinggi

menunjukkan sampel telah bereaksi dengan sempurna (Anwar dkk., 2022).

h. Pengukuran Serapan Larutan ABTS

Larutan ABTS diambil sebanyak 1 mL menggunakan pipet dan

dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL kemudian dicukupkan hingga tanda

batas menggunakan etanol p.a. Dilakukan replikasi 3x kemudian larutan

didiamkan selama operating time. Larutan dimasukkan dalam

kuvetkemudian larutan di baca absorbansinya menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum (Sami

dkk., 2020).

23
i. Pengukuran aktivitas antioksidan

1. Uji antioksidan trolox

Larutan trolox konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm dan 25

ppm, diambil masing-masing 1 mL dan ditambahkan 1 mL larutan

ABTS di dalam labu takar 5 ml kemudian di cukupkan hingga

tanda batas menggunakan etanol p.a. Selanjutnya dihomogenkan

lalu didiamkan di tempat gelap selama operating time. Larutan

dimasukkan dalam kuvetkemudian larutan di baca absorbansinya

menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang

maksimum (Anwar dkk., 2022).

2. Uji antioksidan sampel

 Larutan induk sampel ekstrak n-heksan dan etil asetat daun brokoli

dengan seri konsentrasi 125 ppm, 250 ppm, 375 ppm, 500 ppm dan

625 ppm diambil masing-masing 1 mL dan ditambahkan 1 mL

larutan ABTS di dalam labu takar 5 ml kemudian di cukupkan

hingga tanda batas menggunakan etanol p.a. Selanjutnya

dihomogenkan lalu didiamkan di tempat gelap selama operating

time. Larutan dimasukkan dalam kuvet kemudian larutan di baca

absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada

panjang gelombang maksimum (Sami dkk., 2020).

 Larutan induk sampel ekstrak n-heksan dan etil asetat daun brokoli

dengan seri konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan

250 ppm diambil masing-masing 1 mL dan ditambahkan 1 mL

24
larutan ABTS di dalam labu takar 5 ml kemudian di cukupkan

hingga tanda batas menggunakan etanol p.a. Selanjutnya

dihomogenkan lalu didiamkan di tempat gelap selama operating

time. Larutan dimasukkan dalam kuvet kemudian larutan di baca

absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada

panjang gelombang maksimum (Sami dkk., 2020).

7. Penetapan kadar flavonoid total

a. Pembuatan Larutan AlCl3 10%

AlCl3 (alumunium klorida) ditimbang sebanyak 2.500 mg, dilarutkan

dengan etanol p.a, kemudian dicukupkan volumenya pada labu takar 25

mL (Puspitasari dkk., 2019).

b. Pembuatan Larutan Kalium Asetat (CH3COOK) 1M

Kalium asetat ditimbang sebanyak 2.500 mg dilarutkan dengan etanol p.a

kemudian dicukupkan volumenya pada labu takar 25 mL (Puspitasari dkk.,

2019).

c. Penyiapan Larutan Induk Kuersetin

Kuersetin ditimbang 10 mg dan dilarutkan dengan etanol p.a hingga larut.

Larutan tersebut dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL dan ditambahkan

etanol p.a hingga tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi larutan

kursetin sebesar 400 ppm (Puspitasari dkk., 2019).

d. Pembuatan Seri Konsentrasi Kuersetin

Seri konsentrasi kuersetin dibuat pada konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, dan 12

ppm dalam labu takar 5 mL dengan etanol p.a (Puspitasari dkk., 2019) :

25
1) Konsentrasi 2 ppm

Larutan induk kuersetin 400 ppm diambil menggunakan

mikropipet sebanyak 25 μl, dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas, larutan digojog hingga

homogen.

2) Konsentrasi 4 ppm

Larutan induk kuersetin 400 ppm diambil mikropipet sebanyak 50

μl, dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan ditambahkan etanol p.a

hingga tanda batas, larutan digojog hingga homogen.

3) Konsentrasi 6 ppm

Larutan induk kuersetin 400 ppm diambil menggunakan

mikropipet, sebanyak 75 μl, dimasukkan dalam labu takar 5 mL

dan ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas, larutan digojog

hingga homogen.

4) Konsentrasi 8 ppm

Larutan induk kuersetin 400 ppm diambil menggunakan

mikropipet sebanyak 100 μl, dimasukkan dalam labu takar 5 mL

dan ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas, larutan digojog

hingga homogen.

5) Konsentrasi 10 ppm

Larutan induk kursetin 400 ppm diambil menggunakan mikropipet

sebanyak 125 μl, dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan

26
ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas larutan, digojog hingga

homogen

6) Konsentrasi 12 ppm

Larutan induk kuersetin 400 ppm diambil menggunakan

mikropipet sebanyak 150 μl, dimasukkan dalam labu takar 5 mL

dan ditambahkan etanol p.a hingga tanda batas, larutan digojog

hingga homogen.

e. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Pengukuran panjang gelombang maksimum menggunakan kuersetin 6

ppm sebanyak 1000 µl ditambahkan 200 µl AlCl3 10% dan 200 μL kalium

asetat 1 M, kemudian di masukkan ke dalam labu takar 5 ml dan di

cukupkan hingga tanda batas menggunakan etanol p.a. Larutan

dimasukkan dalam kuvet kemudian larutan di baca absorbansinya

menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada rentang panjang gelombang

400 nm - 500 nm. Panjang gelombang maksimum dilihat pada nilai

absorbansi yang paling tinggi yang mana nilai tersebut memiliki serapan

yang maksimum (Puspitasari dkk, 2019).

f. Penentuan Operating Time

Penentuan operating time dilakukan dengan cara larutan kuersetin 6 ppm

diambil sebanyak 1000 µl menggunakan mikropipet ditambahkan 200 µL

AlCl3 10% dan 200 μL kalium asetat 1 M, kemudian di masukkan ke

dalam labu takar 5 ml dan di cukupkan hingga tanda batas menggunakan

etanol p.a. Larutan dimasukkan dalam kuvetkemudian larutan di baca

27
absorbansinya menggunakan spektrofotometer Uv-Vis pada panjang

gelombang maksimum dengan waktu pengukuran pada menit ke 0, 5, 10,

15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60. Operating time dilihat pada data

yang tidak terjadi penurunan nilai absorbansi saat pengukuran sampel

(Puspitasari dkk., 2019).

g. Pembuatan Kurva Baku Kuersetin

Larutan kuersetin dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 ppm masing-

masing diambil sebanyak 1000 µl menggunakan pipet ditambahkan larutan

AlCl3 10% sebanyak 200 µl dan kalium asetat 1 M sebanyak 200 μl di

masukkan ke dalam labu takar 5 ml dan di cukupkan hingga tanda batas

menggunakan etanol p.a. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali dan

didiamkan selama operating time. Larutan dimasukkan dalam

kuvetkemudian larutan di baca absorbansinya menggunakan

spektrofotometer Uv-Vis pada panjang gelombang maksimum (Puspitasari

dkk., 2019).

h. Pembuatan Larutan Sampel

Ekstrak daun brokoli masing-masing ditimbang 1.000 mg dimasukkan ke

dalam gelas beker 50 mL kemudian dilarutkan dengan etanol p.a hingga

larut dengan bantuan magnetic stirrer hingga larut. Kemudian larutan

disaring ke dalam labu takar 100 mL ditambahkan etanol p.a hingga tanda

batas sehingga diperoleh konsentrasi masing-masing sebesar 10.000 ppm

(Puspitasari dan Wulandari, 2017).

28
i. Penetapan Kadar Flavonoid Total

Larutan induk pada masing-masing sampel dipipet sebanyak 1000 µl

kemudian ditambahkan 200 µL AlCl3 10% dan 200 μL kalium asetat,

kemudian di masukkan ke dalam labu takar 5 ml dan dicukupkan hingga

tanda batas menggunakan etanol p.a. Dilakukan Replikasi sebanyak 3 kali

dan di diamkan selama operating time. Larutan dimasukkan dalam kuvet

kemudian larutan dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer

UV-Vis pada panjang gelombang maksimum (Puspitasari dkk., 2019).

C. Analisis Data

Aktivitas antioksidan sampel ditentukan dengan besarnya hambatan

serapan ABTS (% inhibisi) dihitung dengan rumus:

Absorbansi Kontrol− Absorbansi Sampel


% Inhibisi = × 100 %
Absorbansi Kontrol

Keterangan :

Absorbansi kontrol = Absorbansi ABTS

Absorbansi sampel = Absorbansi ekstrak daun brokoli.

Setelah didapatkan nilai % inhibisi dari tiap konsentrasi (ppm), lalu

dibuat persamaan regresi linier dari tiap konsentrasi vs % inhibisi untuk

menghitung nilai IC 50. Nilai IC50 diperoleh dari persamaan regresi linier :

Y = bX + a

Keterangan :

Y = 50

X = Nilai IC50 (Salampe dkk., 2019 ).

29
Kadar flavonoid total diperoleh dari nilai absorbansi sampel kemudian

diplotkan kedalam persamaan kurva baku kuersetin. Nilai persamaan

kurva baku kuersetin yang di gunakan untuk penetapan kadar flavonoid

total dapat di lihat pada nilai korelasi (r) yang mendekati 1. Penetapan

kadar flavonoid total di hitung menggunakan rumus :


𝑋 ×𝐹𝑝 ×𝑉
Kadar flavonoid total=
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚)× 1000 (𝑚𝑔/𝑔𝑟𝑎𝑚)

Keterangan :

X = Konsentrasi Sampel

Fp = Faktor Pengenceran

V = Volume total Sampel (mL) (Puspitasari dan Wulandari, 2017).

Untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak pada aktivitas

antioksidan (IC50 ) dan kadar flavonoid total data dianalisis dengan

program IBM SPSS Statistic 22 menggunakan uji statistik parametrik One-

way anova dengan asumsi data harus terdistribusi normal dan varian data

homogen, jika salah satu asumsi data tidak terpenuhi (data tidak homogen)

maka dilakukan uji statistik non parametrik menggunakan uji Kruskal-

Wallis. Untuk melihat kelompok mana yang memiliki perbedaan yang

signifikan maka pada uji One-way anova dilanjut dengan uji post hoc

Tukey’s Honestly Significant Difference (HSD), sedangkan pada uji

Kruskal-Wallis dilanjut dengan uji Mann-Whitney (Riwidikdo, 2013).

30
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman brokoli dilakukan di Laboratorium Ekologi dan

Biosistematik Tumbuhan jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Diponegoro. Determinasi tanaman bertujuan untuk memastikan

bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tanaman yang

benar-benar diinginkan dan mencegah terjadinya kesalahan pada pengumpulan

bahan. Determinasi tanaman brokoli diperoleh hasil dengan kunci determinasi

sebagai berikut:1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23b-24a-

25a-26b-27a-28b-29b-30b-31a-32a-33b-34a-35a-36d-37b-38b-39b-41b-42b-44b-

45b-46e-50b-51b-53b-54b-56b-57b-58b-59b-72b-73b-74a-75b-76a-77a-78b-

103c-104b-106b-107a-108a-109a-110b-115b-119a-120b-122a-(Famili32.

Brassicaceae)1b-6b-7b-10b (Genus. Brassica) (Spesies, Brassica oleracea L. var.

italica). Adapun determinasi tanaman dapat dilihat pada Lampiran 1.

B. Simplisia Daun Brokoli

Daun brokoli segar hasil panen sebanyak 10 kg kemudian disortasi basah

dan didapatkan hasil sebanyak 7,1 kg.Daun brokoli dicuci dengan air mengalir

untuk menghilangkan kotoran pada daun (Depkes RI, 1985). Daun brokoli yang

telahkering dicek kadar airnya hingga <10%. Hal ini bertujuan untuk

meminimalisir terjadinya pertumbuhan bakteri dan jamur sehingga serbuk

simplisia dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama (Depkes RI, 1985).

Simplisia daun brokoli yang dihasilkan sebesar 960 gram. Hasil uji kadar air pada

31
serbuk daun brokoli sebesar 7,2% dan hasil susut pengeringan daun brokoli

sebesar 86,48%. Perhitungan susut pengeringan dapat dilihat pada Lampiran 2.

Susut pengeringan memberikan batasan besarnya senyawa yang hilang pada saat

proses pengeringan (Depkes RI, 2000).

C. Ekstraksi Daun Brokoli

Serbuk daun brokoli diekstraksi menggunakan metode maserasi karena

metode ini dapat menarik zat-zat yang berkhasiat baik yang tahan terhadap

pemanasan maupun tidak tahan terhadap pemanasan (Depkes RI, 2000).

Kelebihan metode ini yaitu biayanya murah, mudah dilakukan, mudah

diaplikasikan, tidak memerlukan alat-alat khusus, dan tidak memerlukan

pemanasan serta dapat digunakan pada sampel yang bersifat termolabil (Voight,

1995 dan Sari dkk., 2021). Pada penelitian ini proses ekstraksi menggunakan

beberapa pelarut yang berbeda yaitu n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70%

dan metanol dimana kelima pelarut tersebut memiliki tingkat kepolaran yang

berbeda. Tujuan menggunakan pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda

yaitu untuk mengetahui rendemen dan mendapatkan senyawa aktif dari daun

brokoli berdasarkan tingkat kepolarannya (Arsa dan Achmad, 2020). Rendemen

ekstrak daun brokoli (Brassica oleracea L. var. italica) hasil ekstraksi

menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70% dan metanol

dapat dilihat pada Tabel I sedangkan perhitungan rendemen ekstrak dapat dilihat

pada Lampiran 3.

32
Tabel I. Rendemen ekstrak daun brokoli

Berat serbuk yang Berat ekstrak hasil


Jenis pelarut Nilai rendemen
diekstraksi (gram) ekstraksi (gram)
N-heksan 100 g 5,55 g 5,55 %
Etil Asetat 100 g 6,65 g 6,65 %
Etanol 96% 100 g 14,68 g 14,68%
Etanol 70% 100 g 22,25 g 22,25 %
Metanol 100 g 15,85 g 15,85 %

Berdasarkan Tabel I, urutan rendemen ekstrak dari yang terkecil ke terbesar

secara berturut-turut yaitu n-heksan < etil asetat < etanol 96% < metanol < etanol

70%. Hal ini karena n-heksan merupakan pelarut non polar, sehingga hanya dapat

mengekstrak senyawa dengan kepolaran yang rendah, sedangkan etanol

merupakan pelarut dengan kepolaran yang tinggi, sehingga dapat mengekstrak

senyawa dengan kepolaran tinggi. Untuk hasil rendemen dari ekstraksi

menggunakan pelarut etil asetat lebih besar dari pelarut n-heksan tapi lebih kecil

dari pelarut etanol karena etil asetat merupakan pelarut semipolar, sehingga dapat

mengekstrak senyawa dengan kepolaran yang sedang (Purwanto dkk., 2014).

Pelarut metanol dan etanol 70% merupakan pelarut yang sama-sama bersifat

polar-protik tetapi hasil rendemen ekstrak yang didapatkan berbeda. Hal ini

disebabkan karena pelarut metanol tidak mengandung air, sedangkan etanol lebih

banyak mengandung air yang menyebabkan etanol 70% lebih polar dibandingkan

metanol sehingga dapat melarutkan lebih banyak senyawa (Agustien dan Susanti,

2021).

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstraksi daun brokoli

menggunakan pelarut etanol 70% memiliki rendemen ekstrak yang lebih tinggi

dibandingankan dengan ekstraksi daun brokoli dengan pelarut n-heksan, etil

33
asetat, etanol 96%, dan metanol. Semakin tinggi nilai rendemen menunjukkan

bahwa ekstrak yang dihasilkan semakin banyak, ini berarti bahwa semakin banyak

juga zat-zat berkhasiat yang ditarik dalam daun brokoli (Nahor dkk., 2020).

D. Identifikasi Flavonoid

Identifikasi flavonoid dilakukan untuk mengetahui dan memastikan ada

tidaknya senyawa flavonoid yang terkandung didalam ekstrak daun brokoli. Pada

penelitian ini, identifikasi flavonoid dilakukan menggunakan uji shinoda (logam

Mg dan HCI) .

1. Identifikasi flavonoid

Identifikasi flavonoid pada ekstrak daun brokoli menggunakan uji shinoda

dikatakan positif mengandung flavonoid jika pada larutan terbentuk warna kuning

jingga hingga merah. Tujuan penambahan logam Mg dan HCl adalah untuk

mereduksi inti benzopiron yang terdapat dalam struktur flavonoid sehingga

terbentuk garam flavilium berwarna merah atau jingga (Ergina dkk., 2014).

Reaksi flavonoid dengan logam Mg dan HCl dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Reaksi flavonoid dengan logam Mg dan HCl (Ergina dkk., 2014).

34
Hasil identifikasi flavonoid pada ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%,

etanol 70% dan metanol daun brokoli dapat dilihat pada Gambar 6. Pada

penelitian ini yang positif mengandung senyawa flavonoid yaitu ekstrak etanol

96%, etanol 70% dan metanol daun brokoli.

a a a a a

b b b b b

N-heksan Etil asetat Etanol 96% Etanol 70% Metanol


(-) (-) (+) (+) (+)
Keterangan :
a = Larutan Blanko
b = Larutan Uji

Gambar 6. Identifikasi Flavonoid Ekstrak Daun Brokoli.

Flavonoid merupakan golongan senyawa fenol yang umumnya bersifat

polar dan terdapat hampir di setiap tumbuhan. Flavonoid umumnya akan terlarut

dengan pelarut yang tingkat kepolarannya sama misalnya etanol atau metanol,

sementara pelarut etil asetat yang bersifat semi polar dan pelarut n-heksan yang

bersifat non polar kurang efektif untuk melarutkan senyawa yang bersifat polar

(Putri dan Lubis, 2020). Jenis senyawa flavonoid yang bersifat polar yaitu

glikosida flavonoid dan aglikon, jenis senyawa flavonoid yang bersifat semi polar

yaitu flavon, flavonon dan flavonol sedangkan jenis senyawa flavonoid yang

bersifat non polar yaitu aglikon polimetoksi atau isoflavon yang gugus gula atau

bentuk glikosidanya sudah terlepas sehingga hanya dapat larut dalam pelarut non

polar (Markham, 1988).

35
Hasil identifikasi flavonoid pada penelitan ini dapat disimpulkan bahwa

hanya sedikit sekali senyawa flavonoid pada daun brokoli yang bersifat semi polar

dan non polar, sehingga tidak dapat terdeteksi secara sempurna.

E. Penentuan Aktivitas Antioksidan

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mengetahui

panjang gelombang yang mempunyai serapan maksimum yaitu saat senyawa

berada pada kondisi optimum sehingga diperoleh kepekaan yang maksimum

(Vifta dkk., 2020). Panjang gelombang maksimum dapat diketahui dengan cara

melihat nilai absorbansi yang paling tinggi. Panjang gelombang ABTS dibaca

pada rentang panjang gelombang 700 - 750 nm (Sami dkk., 2020). Pada penelitian

ini diperoleh panjang gelombang maksimum sebesar 745 nm. Poojary dkk. (2016)

melaporkan bahwa panjang gelombang maksimum larutan ABTS dapat dibaca

absorbansinya pada 745 nm. Panjang gelombang maksimum ABTS pada

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Panjang gelombang maksimum ABTS

36
2. Operating Time

Penentuan operating time (OT) bertujuan untuk mengetahui waktu terjadinya

reaksi yang stabil antara larutan ABTS dan trolox pada waktu tertentu. Hasil

operating time ABTS dengan trolox dapat dilihat pada Tabel II.

Tabel II. Operating time ABTS dengan Trolox

Waktu (Menit) Absorbansi


0 0,685
5 0,676
10 0,650
15 0,644
20 0,635
25 0,623
30 0,623
35 0,623
40 0,621
45 0,618
50 0,617
55 0,615
60 0,612

Berdasarkan Tabel II, Nilai absorbansi dari beberapa selang waktu yang

diukur menunjukkan angka absorbansi stabil pada menit ke-25, 30 dan 35 yaitu

sebesar 0,623. Hasil penetapan operating time pada penelitian ini sama dengan

penelitian sebelumnya yaitu operating time diperoleh pada menit ke- 25 (Lokana,

2022). Waktu operating time stabil dapat dilihat dari semakin kecil selisih

absorbansi yang diperoleh dari selang waktu dan reaksi dianggap optimal jika

absorbansi dari tiap selang waktu yang diukur telah stabil (Puspitasari dan

Sumantri, 2019). Waktu pengukuran dihitung sejak tercampurnya larutan ABTS

dengan trolox menggunakan panjang gelombang 745 nm.

37
3. Penentuan Aktivitas Antioksidan Metode ABTS

a. Aktivitas antioksidan trolox

Aktivitas antioksidan diukur menggunakan metode ABTS. Prinsip

pengujiannya adalah menyetabilkan radikal bebas melalui donor proton.

Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan berdasarkan hilangnya warna ABTS

yang semula berwarna biru-hijau akan berubah menjadi tidak berwarna apabila

tereduksi oleh antioksidan (Irianti dkk., 2017). Hasil nilai IC50 trolox dapat

dilihat pada Tabel III sedangkan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel III. Nilai IC50 Trolox

Seri Nilai Rerata


Abs Abs % Persamaan
Rep konsentrasi IC50 IC50
ABTS Sampel Inhibisi regresi
(μg/mL) (ppm) ± SD

5 0,783 12,22
10 0,668 25,11
y = 2,950x -
15 0,539 39,57 18,287
3,946
1 20 0,892 0,426 52,24
25 0,246 72,42

5 0,771 13,57
10 0,676 24,22
y = 2,809x - 18,579
15 0,534 40,13 18,602
2,253 ± 0,281
2 20 0,892 0,435 51,23
25 0,265 70,29

5 0,786 11,88
10 0,66 26,01
y = 2,746x -
15 0,54 39,46 18,849
1,760
3 20 0,892 0,423 52,58
25 0,292 67,26
Keterangan:
Rep = Replikasi
Abs = Absorbansi
Rerata = Rata-rata

Trolox merupakan zat uji yang berfungsi sebagai pembanding yang

digunakan pada metode ABTS. Trolox digunakan sebagai kontrol positif pada

38
berbagai uji antioksidan karena trolox merupakan hasil sintesis dari derivat

vitamin E yang dapat terlarut dalam pelarut air dan memiliki aktivitas

antioksidan sangat kuat (Setiawan dkk., 2018). Pada penelitian ini diperoleh nilai

IC50 trolox sebesar 18,579 μg/mL sehingga antioksidan yang diperoleh masuk

dalam kategori sangat kuat. Hasil ini tidak jauh berbeda dari penelitian yang

dilakukan oleh setiawan dkk. (2018) yang menyatakan bahwa nilai IC50 trolox

yaitu sebesar 19,38 ppm.

b. Aktivitas antioksidan sampel

Pada penelitian ini ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70%

dan metanol daun brokoli dilakukan uji aktivitas antioksidan menggunakan

metode ABTS. Hasil nilai IC50 dari ekstrak n heksan, etil asetat, etanol 96%,

etanol 70% dan metanol daun brokoli dapat dilihat pada Tabel IV sedangkan

perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tabel IV. Nilai IC50 Ekstrak Daun Brokoli

Sampel Nilai IC50(ppm) ± SD


Ekstrak n-heksan 607,385± 0,285
Ekstrak etil asetat 560,719 ± 0,159
Ekstrak etanol 96% 217,705 ± 0,400
Ekstrak etanol 70% 150,032 ± 0,483
Ekstrak metanol 243,104 ± 0,216

Berdasarkan Tabel IV, urutan IC50 dari terbesar ke terkecil secara berturut-

turut yaitu n-heksan < etil asetat < metanol < etanol 96% < etanol 70%. Ekstrak

etanol 70% daun brokoli merupakan ekstrak yang memiliki nilai IC 50 terkecil

dibandingkan dengan ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%, dan metanol

39
sehingga ekstrak etanol 70% memiliki aktivitas antioksidan yang paling kuat

dibandingkan dengan ekstrak yang lain.

Pada penelitian Jannah (2014) daun brokoli positif mengandung senyawa

flavonoid, monoterpen, sesquiterpen, triterpenoid dan steroid. Senyawa flavonoid

merupakan golongan fenol yang merupakan senyawa polarkarena mempunyai

sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih, sehingga akan larutdalam pelarut polar

seperti etanol, metanol, aseton dan air (Sudarmadji dkk., 1997). Sedangkan

senyawa monoterpen, sesquiterpen, steroid dan triterpenoid merupakan senyawa

yang diketahui bersifat mudah larut dalam pelarut non polar seperti n-heksan

(Prasetyo dkk., 2015 dan Padmasari dkk., 2013). Berdasarkan kepolaran dan

kelarutan, senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar,

sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar (Depkes

RI, 2000).

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan pada

daun brokoli hasilnya lebih baik menggunakan pelarut yang bersifat polar dari

pada pelarut yang bersifat non polar maupun semi polar. Hal ini karena senyawa-

senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dalam daun brokoli sebagian besar

sifatnya polar sehingga lebih banyak ditarik jika menggunakan pelarut yang

bersifat polar. Suatu zat dapat tertarik dan terlarut, apabila pelarut yang digunakan

mempunyai tingkat kepolaran yang sama (Chew dkk., 2011).

Data aktivitas antioksidan dari kelima ekstrak daun brokoli kemudian

dianalisis normalitas dan homogenitas. Uji normalitas menggunakan Shapiro-

Wilk dan uji homogenitas menggunakan Levene Statistic. Hasil uji normalitas dan

40
homogenitas diperoleh data terdistribusi normal dan homogen dengan nilai

signifikansi p>0,05. Analisis selanjutnya dilakukan menggunakan uji One-

WayAnova. Hasil uji menunjukkan nilai IC50 dari kelima ekstrak daun brokoli

terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05).

Analisis lanjutan menggunakan post hoc Tukey’s Honestly Significant Difference

(HSD). Hasil uji HSD menunjukkan nilai sig 0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat

perbedaan yang signifikan pada nilai IC 50 dari lima kelompok ekstrak daun

brokoli, dan dapat disimpulkan bahwa perbedaan pelarut pada ekstrak daun

brokoli menghasilkan antioksidan yang berbeda signifikan. Hasil uji statistik

dapat dilihat pada Lampiran 6 .

F. Penetapan Kadar Flavonoid Total

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mengetahui

panjang gelombang yang mempunyai serapan maksimum yaitu saat senyawa

berada pada kondisi optimum sehingga diperoleh kepekaan yang maksimum

(Vifta dkk., 2020). Panjang gelombang maksimum dapat dilakukan dengan

membaca serapan kuersetin menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada rentang

400-500 nm (Puspitasari dkk, 2019). Pada penelitian ini panjang gelombang

maksimum yang diperoleh sebesar 429,50 nm. Panjang gelombang tersebut

kemudian digunakan untuk pengukuran serapan kurva baku dan sampel ekstrak.

Panjang gelombang yang di dapat telah sesuai dengan panjang gelombang

kompleks dari standar dengan aluminium klorida menunjukan bahwa kompleks

yang terbentuk oleh flavonol dengan C-3 dan C-5 kelompok hidroksil, dan

41
kelompok ekstra orto-dihidroksil seperti rutin, kuersetin, dan miricetin absorbansi

maksimum pada 415-440 nm (Chang dkk., 2002). Hasil tersebut tidak jauh

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sethyana (2023) yaitu panjang

gelombang maksimum kuersetin diperoleh sebesar 430 nm yang ditandai dengan

perubahan warna menjadi lebih kuning. Hasil panjang gelombang maksimum

kuersetin dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Panjang gelombang maksimum kuersetin

2. Operating Time

Penentuan operating time (OT) bertujuan untuk mengetahui waktu terjadinya

reaksi yang stabil antara larutan kuersetin dengan AlCl 3 dan kalium asetat pada

waktu tertentu. Operating time ditentukan dengan mengukur hubungan antara

waktu pengukuran dengan absorbansi. Hasil pengukuran operating time dapat

dilihat pada Tabel V.

42
Tabel V. Pengukuran operating time

Waktu (Menit) Absorbansi


0 0,272
5 0,289
10 0,299
15 0,319
20 0,337
25 0,342
30 0,342
35 0,342
40 0,340
45 0,336
50 0,335
55 0,333
60 0,331

Berdasarkan Tabel VI,dapat dilihat pada menit ke 25, 30 dan 35 menunjukkan

nilai absorbansi yang stabil dan semakin kecilnya selisih perubahan

absorbansinya. Berdasarkan hal tersebut, operating time ditetapkan mulai terjadi

pada menit ke-25. Dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lokana (2022)

pada penetapan kadar flavonoid total ekstrak etanol daun dewandaru operating

time ditetapkan pada menit ke-25.

3. Kurva Baku Kuersetin

Penentuan kurva baku larutan kuersetin dilakukan dengan cara mengukur

larutan kuersetin pada seri konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 ppm. Penentuan kurva

baku kuersetin dilakukan pada seri konsentrasi tersebut karena pada konsentrasi

tersebut dihasilkan nilai absorbansi yang memenuhi syarat masuk rentang

absorbansi yang baik antara 0,2 - 0,8 nm. Pada penetapan kurva baku kuersetin

dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Kurva baku digunakan untuk menghitung

kadar flavonoid total pada ekstrak daun brokoli dilihat dari nilai koefisien korelasi

r yang mendekati 1. Pada penelitian ini, kurva baku yang digunakan yaitu

43
replikasi ke dua dengan persamaan regresi linier y = 0,051 x + 0,112 dengan nilai

koefisiensi korelasi r = 0,999. Nilai r mendekati angka 1 yang menunjukan bahwa

kurva tersebut linier sehingga terdapat hubungan yang kuat antara konsentrasi

kuersetin dengan nilai serapan. Hasil penetapan kurva baku kuersetin dapat dilihat

pada TabelVI.

Tabel VI. Penetapan kurva baku kuersetin

Replikasi Seri konsentrasikuersetin Absorbansi Persamaan regresi linier


2 0,233
4 0,323
6 0,423 y = 0,049 x + 0,126
I 8 0,508 r = 0,997
10 0,626
12 0,730

2 0,214
4 0,315
6 0,428 y = 0,051x + 0,112
II 8 0,532 r = 0,999
10 0,630
12 0,729

2 0,241
4 0,318
6 0,474 y = 0,047 x + 0,149
III 8 0,529 r = 0,985
10 0,642
12 0,707

Persamaan regresi liniery = bx + a antara seri konsentrasi kuersetin dan

absorbansinya dapat dilihat pada Gambar 9.

44
0.8 y = 0,051x + 0,112
0.729 R² = 0,999
0.7
0.63
Absorbansi 0.6
0.532
0.5
0.428
0.4
Series1
0.3 0.315
Linear (Series1)
0.2 0.214
0.1
0
0 5 10 15
Konsentrasi Kuersetin

Gambar 9. Grafik kurva baku kuersetin

4. Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Brokoli

Penetapan kadar flavonoid total pada penelitian ini menggunakan pereaksi

aluminium klorida (AlCl3) dan kalium asetat. Penambahan aluminium klorida

bertujuan untuk membentuk kompleks antara senyawa aluminium klorida dengan

gugus keto pada C-4 dan gugus hidroksi pada atom C-3 atau C-5 dari golongan

flavon dan flavonol. Kuersetin digunakan sebagai larutan pembanding karena

kuersetin dapat membentuk kompleks antara AlCl 3 dengan gugus keto pada atom

C-4 dan juga dengan gugus hidroksil pada atom C-3 atau C-5 yang bertetanggaan

dari flavon dan flavonol (Azizah dkk., 2014). Sedangkan penambahan kalium

asetat bertujuan untuk menstabilkan kompleks antara AlCl 3 dengan kuersetin

(Suharyanto dan Prima, 2020). Reaksi Flavonoid dengan aluminium klorida dapat

dilihat pada Gambar 10.

45
Gambar 10. Reaksi Flavonoid dengan AlCl3 (Lindawati dan Ma’ruf, 2020).

Hasil penetapan kadar flavonoid total ekstrak daun brokoli yang diekstraksi

menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70% dan metanol

dapat dilihat pada Tabel VII, sedangkan perhitunganya dapat dilihat pada

Lampiran 7.

Tabel V. Penetapan kadar flavonoid total ekstrak daun brokoli

Sampel Rep Abs Fp Kadar flavonoid tiap Rata-rata kadar


gram sampel flavonoid tiap gram
(mgQE/gram) sampel (mgQE/gram) ±
SD
Ekstrak N-heksan 1 0,218 1x 0,208
2 0,237 1x 0,245 0,227 ±
3 0,228 1x 0,227 0,018
Ekstrak Etil asetat 1 0,305 1x 0,378
2 0,312 1x 0,392 0,389 ±
3 0,315 1x 0,398 0,010
Ekstrak Etanol 1 0,513 5x 3,931
96% 2 0,518 5x 3,980 3,957 ±
3 0,516 5x 3,960 0,024
Ekstrak Etanol 1 0,602 5x 4,804
70% 2 0,619 5x 4,970 4,829 ±
3 0,593 5x 4,715 0,129
Ekstrak Metanol 1 0,475 5x 3,559
2 0,469 5x 3,5 3,562 ±
3 0,482 5x 3,627 0,063

46
Keterangan:
Rep = Replikasi
Abs = Absorbansi
Fp = Faktor pengenceran

Berdasarkan Tabel VIII, urutan kadar flavonoid total dari yang terkecil ke

terbesar secara berturut-turut yaitu n-heksan < etil asetat <metanol < etanol 96%<

etanol 70%. Ekstrak etanol 70% merupakan ekstrak yang memiliki kadar

flavonoid yang paling besar dibandingkan dengan ekstrak n-heksan, etil asetat,

etanol 96%, dan metanol. Dari hasil kadar flavonoid total tersebut yang paling

besar kadarnya yaitu ekstrak daun brokoli yang diekstraksi menggunakan pelarut

etanol 70%, hal ini dapat disebabkan karena di dalam daun brokolibanyak

mengandung senyawa flavonoid yang bersifat polar seperti glikosida flavonoid

dan aglikon (flavonol). Sedangkan hasil kadar flavonoid total yang paling kecil

yaitu yang diekstraksi menggunakan pelarut n-heksan yang bersifat nonpolar.

Terdapat beberapa jenisflavonoid yang dapat larut dalam pelarut non polar seperti

aglikon polimetoksi atau isoflavon yang gugus gula atau bentuk glikosidanya

sudah terlepas sehingga hanya dapat larut dalam pelarut non polar yaitu n-heksan

(Markham, 1988).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2021)

didapatkan hasil kadar senyawa flavonoid pada ekstrak daun katuk yang

diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70%, 90%, dan 95% didapatkan hasil

berturut-turut yaitu sebesar 0,452 mgQE/100 gr ekstrak, 0,394 mgQE/100 gr

ekstrak, dan 0,380 mgQE/100 gr ekstrak. Dapat disimpulkan bahwa kandungan

flavonoid total tertinggi pada ekstrak daun katuk diperoleh dari pelarut etanol

70%. Pada daun Brokoli dan daun Katuk sama-sama mengandung senyawa

47
flavonoid yaitu Kuersetin dan Kaempferol, sehingga pelarut etanol 70% lebih

cocok untuk ekstraksi daun brokoli (Tuszyńska, 2014 ; Magdalena dkk., 2015).

Data kadar flavonoid total dari kelima ekstrak daun brokoli kemudian

dianalisis normalitas dan homogenitas. Uji normalitas menggunakan Shapiro-

Wilk dan uji homogenitas menggunakan Levene Statistic. Hasil uji normalitas

diperoleh data terdistribusi normal dengan nilai sig p>0,05sedangkan hasil uji

homogenitas diperoleh data tidak homogen dengan nilai sig p<0,05. Analisis

selanjutnya dilakukan menggunakan ujiKruskal-Wallis. Hasil uji menunjukkan

bahwa kadar flavonoid total dari kelima ekstrak daun brokoli terdapat perbedaan

yang signifikan dengan nilai signifikansi 0,009 (p<0,05). Analisis lanjutan

menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan nilai sig

0,05 (tidak lebih dari 0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada

kadar flavonoid total dari lima kelompok ekstrak daun brokoli, dan dapat

disimpulkan bahwa perbedaan pelarut pada ekstrak daun brokoli menghasilkan

kadar flavonoid total yang berbeda signifikan. Hasil uji statistik dapat dilihat pada

Lampiran 8.

Pada penelitian ini, nilai aktivitas antioksidan (IC 50) dan kadar flavonoid

total pada kelima ekstrak daun brokoli menunjukkan bahwasemakin kecil nilai

IC50maka semakin besar kadar flavonoid totalnya.Nilai aktivitas antioksidan

terkecil dengan kadar flavonoid total terbesar diperolehpada ekstrak etanol 70%

daun brokoli. Pelarut etanol 70% adalah pelarut yang paling polar jika

dibandingkan dengan pelarut lainnya yaitu n-heksan, etil asetat, etanol 96% dan

48
metanol. Hal ini mengidikasikan bahwa senyawa-senyawa flavonoid pada daun

brokoli bersifat polar dan paling mudah disari oleh pelarut etanol 70%.

Aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid total menggunakan variasi pelarut

pada penelitian ini diperoleh hasil yang kurang optimal karena belum ada yang

memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat atau kuat. Keterbatasan pada penelitian

ini adalah tidak melakukan variasi metode ekstraksi. Perbedaan metode ekstraksi

juga dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid total yang

diperoleh. Metode ekstraksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara panas dan

cara dingin. Menurut penelitian Jing dkk., (2015) peningkatan suhu dapat

mengakibatkan pergerakan molekular yang mempercepat disolusi sehingga

meningkatkan kadar flavonoid dan hasil antioksidan yang didapatkan menjadi

lebih optimal.

49
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :

1. Aktivitas antioksidan ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70%

dan metanol daun brokoli (Brassica oleracea L.var. italica)yang dinyatakan

dalam IC50 berturut-turut sebesar 607,385± 0,285 ppm, 560,719 ± 0,159 ppm,

217,705 ± 0,400 ppm, 150,032± 0,483 ppm dan 243,104 ± 0,216 ppm.

2. Kadar flavonoid total ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70%

dan metanol daun brokoli (Brassica oleracea L.var. italica) berturut-turut

sebesar 0,227 ± 0,018; 0,389 ± 0,010; 3,957 ± 0,024; 4,829 ± 0,129 dan 3,562

± 0,063 mgQE/gram ekstrak.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap aktivitas antioksidandan kadar

flavonoid totaldalam ekstrak n-heksan, etil asetat, etanol 96%, etanol 70%

dan metanoldaun brokoli (Brassica oleracea L.var. italica).

B. Saran

Perlu dilakukan ekstraksi daun brokoli (Brassica oleracea L.var. italica)

menggunakan pelarut etanol 70% dengan variasi metode ekstraksi , sehingga

diharapkan dapat diperoleh aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid yang lebih

optimal.

50
DAFTAR PUSTAKA

Afrellia, R. E., 2021, Analisis Kadar Fenolik Dan Flavonoid Total Pada Umbi
Wortel (Daucus carota L.) Dengan Perbedaan Polaritas Pelarut, Skripsi,
Universitas Wahid Hasyim, Semarang.
Agustien, G. S., dan Susanti., 2021, Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Hasil
Ekstraksi Daun Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata), Prosiding Seminar
Nasional Farmasi UAD, 39-45.
Akwarini., 2018, Analisis Penghambatan Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan
(Tithonia diversifolia) Terhadap Reaksi Oksidasi Dari Radikal Bebas
Dengan Metode DPPH ABTS dan FRAP, Skripsi, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Alfaridz, F., dan Amalia, R., 2018, Klasifikasi dan Aktivitas Farmakologi Dari
Senyawa Aktif Flavonoid, Jurnal Farmaka, 16 (3) : 1-9.
Anwar, K., Lokana, F. M., dan Budiarti, A., 2022, Antioxidant Activity Of
Dewandaru Leaf (Eugenia Uniflora L.) Ethanol Extract And
Determination Of Total Flavonoid And Phenolic Content, Jurnal Ilmiah
Sains, 22 (2) : 161- 171.
Arsa, A. K., dan Achmad Z., 2020, Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Rimpang Temu
Ireng(Curcuma aeruginosa Roxb) dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana,
Jurnal Teknologi Technoscientia, 13 (1) : 83-94.
Arifin, B., dan Ibrahim S., 2018, Struktur, Bioaktivitas Dan Antioksidan
Flavonoid, Jurnal Zarah, 6(1):21-29.
Azizah, D.N., Endang, K., dan Fahrauk, F., 2014, Penetapan Kadar Flavonoid
Metode AlCl3 Pada Ekstrak Metanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao
L.), Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(2), 45-49.
Berawi, K. N., dan Agverianti, T., 2017, Efek Aktivitas Fisik Pada Proses
Pembentukan Radikal Bebas Sebagai Faktor Risiko Aterosklerosis,
Majority, 6(2):84-90.
Bettolo, G. B. M., Nicoletti, M., dan Patamia, M., 1981, Plant Screening By
Chemical And Chromatographic Procedures Under Field Condition,
Journal Of Chromatography, 213.
Chang, C. C., Yang, M. H., dan Chern, J. C., 2002, Estimation Of Total Flavonoid
Content In Propolis By Wo Complementary Colorimetric Methods,
Journal Of Food And Drug Analysis, 10(2) : 178-182.
Chew, K. K., Ng, S.Y., Thoo, Y.Y., Khoo, M. Z., Wan A. W. M., And Ho, C. W.,
2011, Effect Of Ethanol Concentration, Extraction Time And Extraction
Temperature On The Recovery Of Phenolic Compounds And Antioxidant
Capacity Of Centella asiatica extracts, International Food Research
Journal,18: 571-578.

51
Departemen Kesehatan RI., 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan.
Departemen Kesehatan RI., 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat, Cetakan Pertama, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Tradisional.
Ergina., Nuryanti S., dan Pursitasari, I. D., 2014,Uji Kualitatif Senyawa Metabolit
Sekunder Pada Daun Palado (Agave angustifolia) Yang Diekstraksi
Dengan Pelarut Air Dan Etanol, Jurnal Akademi Kimia, 3 (3) : 165-172.
Gandjar, I. G., dan Rohman, A., 2018, Spektroskopi Molekuler untuk Analisis
Farmasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hafifah., 2017, Budidaya Brokoli Dengan Bahan Organik (Chromolaena
Odorata), Sefa Bumi Persada, Aceh Utara.
Irianti, T. T., Sugiyanto., Nuranto, S., dan Kuswandi, M., 2017, Buku
Antioksidant, Depublish, Yogyakarta.
Jannah, M. N., 2014, Perbandingan Aktivitas Antioksidan dan Kadar Flavonoid
Total Pada Bonggol Serta Daun Brokoli (Brassica oleracea L. cv. groups
Broccoli), Skripsi, Universitas Islam Bandung.
Jing, C.L., Dong, X.F., Tong, J.M., 2015, Optimization of Ultrasonic-Assisted
Extraction ofFlavonoid Compounds and Antioxidants from Alfalfa Using
Response Surface Method. Molecules, 20: 15550-15571.
Jubaidah, S., dan Nurhasnawati, H., 2018, Analisis Flavonoid Total Akar Tabar
Kedayan(Aristolochia foveolata Merr), Jurnal Al-kimia, 6 (2) : 131 – 136.
Julianto, T. S., 2019, Fitokimia: Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining
Fitokimia, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Kumalasari, E., Nazir M. A., dan Putra, A. M. P., 2018, Penetapan Kadar
Flavonoid TotalEkstrak Etanol 70% Daun Bawang Dayak (Eleutherine
palmifolia L.) dengan metodespektrofotometri UV-Vis, Jurnal Insan
Farmasi Indonesia, 1 (2) : 201-209.
Kusumawardani, Z., 2021, Pengaruh Konsentrasi Etanol 70%, 90%, Dan 95%
Terhadap Kandungan Flavonoid Pada Ekstrak Daun Katuk (Sauropus
androgynus (L.) Merr.), Tugas Akhir, Program Studi Diploma III Farmasi
Politeknik Harapan Bersama.
Liao, K. L., dan Yin, M. C., 2000, Individual and Combined Antioxidant Effects
of Seven Phenolic Agents in Human Erythrocyte Membrane Ghosts and
Phosphatidylcholine Liposome Systems: Importance of the Partition
Coefficient, Journal of Agricultural and Food Chemistry, 48 (6) : 2266-
2270.
Linda, N. Y., dan Ma’ruf, S. H., 2020, Penetapan Kadar Total Flavonoid Ekstrak
Etanol Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) Dengan Metode Kompleks

52
Kolorimetri Secara Spektrofotometri Visibel, Jurnal Ilmiah
Manuntung,6(1), 83-91.
Lokana, F. M., 2022, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Dewandaru
(Eugenia uniflora L.) Serta Penetapan Kandungan Flavonoid Dan Fenolik
Totalnya, Skripsi, Universitas Wahid hasyim, Semarang.
Magdalena, S., Yuwono, B., dan Dharmayanti A, W, S., 2015, Pengaruh Daun
Katuk (Sauropus androgynus (L.)Merr.) terhadap Waktu Perdarahan
(Bleeding Time) pada Tikus Wistar Jantan sebagai Alternatif Obat
Antitrombotik, e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3(2) : 212 – 216.
Markham, K. R., 1988, Cara Identifikasi Flavonoid, Penerbit ITB, Bandung.
Molyneux, P., 2004, The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl
(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity, Songklanakarin Journal of
Sciences and Technology, 26(2) : 211-219.
Nahor, E. M., Rumagit, B. I., dan Tou, H. Y., 2020, Perbandingan Randemen
Ekstrak Etanol Daun Andong (Cordyline futicosa L.)Menggunakan
Ekstraksi Maserasi Dan Sokletasi. Prosiding Interprofessional
Colaboration Dalam Pengembangan Center of Exellence Inovasi Pangan
Lokal pada Era New Normal, Semarang.
Noviyanto, F., 2020, Penetapan Kadar Ketoprofen dengan Metode
Spektrofotometri UV-Vis, Media Sains Indonesia, Bandung.
Oliveira, S. D., Souza, G.A., Eckert, C.R., Silva, T.A., Sobral, E.S., Favero, O.A.,
Ferreira, M.J.P., Romoff, P., and Baader, W.J., 2014, Evaluation Of
Antiradical Assays Used In Determining The Antioxidant Capacity Of
Pure Compounds And Plant Extracts. Quim Nova,37(3): 497-503.
Padmasari P. D., Astuti K,W., Warditiani N,K., 2013, Skrining Fitokimia Ekstrak
Etanol 70% Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.), Jurnal
Farmasi Udayana, 1-7.
Parwata, I. M. O. A., 2016, Bahan Ajar Antioksidan, Universitas Udayana, Bali.
Poojary, R., Kumar, A. N., Kumarachandra, R., dan Sanjeev, G., 2016. Evaluation
of In Vitro Antioxidant Properties of Hydro Alcoholic Extract of Entire
Plant of Cynodon dactylon. Journal of Young Pharmacists. 8 (4) :378-384.
Prasetyo, S., Arfianto, W., dan Hudaya, T.,2015, The Pre-chromatography
Purification of Crude Oleoresin of Phaleria Macrocarpa Fruit Extracts by
Using 70%-v/v Ethanol, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
“Kejuangan”, Yogyakarta.
Pujiastuti, A., Erwiyani, A. R., dan Sunnah, I., 2022, Perbandingan
KadarFlavonoid Total dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Labu Kuning
dengan Variasi Pelarut, Journal of Holistics and Health Sciences, 4 (2) :
324-339.

53
Purwanto, A., Fajriyati, A. N., dan Wahyuningtyas, D., 2014 , Pengaruh Jenis
Pelarut Terhadap Rendemen Dan Aktivitas Antioksidan Dalam Ekstrak
Minyak Bekatul Padi (Rice Bran Oil), Jurnal Ekuilibrium, 13 (1) :29-34.
Puspitasari, A.D., Anwar, F. F., dan Faizah, N.G.A., 2019, Aktivitas Antioksidan,
Penetapan Kadar Fenolik Total Dan Flavonoid Total Ekstrak Etanol, Etil
Asetat dan n-Heksan Daun Petai (Parkia speciosa hussk.), Jurnal Ilmiah
Teknosains, 5(1):1-8.
Puspitasari, A., danWulandari, R. L., 2017, Antioxidant activity, determination of
total phenolic and flavonoid content of Muntingia calabura L. Extracts,
JurnalPharmaciana, 7(2):147-158.
Putri, D. M., dan Lubis, S. S., 2020,Skrining Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Daun
Kalayu (Erioglossum rubiginosum (Roxb.) Blum), AMINA (Ar-Raniry
Chemistry Journal), 2 (3) : 120-125.
Rahmawati., Sinardi., dan Iryani, A. S., 2017, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Etanol Bunga Brokoli (Brassica oleracea L. Var Italica) dengan Metode
DPPH (2,2-difenil- 1- pikrihidrazil), Prosiding Seminar Nasional Fakultas
Teknik UNIFA, Makassar.
Riwidikdo, H., 2013, Statistik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur
Penelitian, Rohima Press, Yogyakarta.
Salampe, M., Rahma, Z., Nur, S., dan Mamada, S. S., 2019, AktivitasAntioksidan
Ekstrak Etanol Daun Beroma (Cajanus cajan (L)Mips),Original Article,
23(1) : 29 - 31.
Sami, F. J., Nur, S., Sapra, A., dan Libertin., 2020, Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Lamun (Enhalus acoroides) Asal Pulau Lae – Lae Makassar Terhadap
Radikal ABTS, Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, 15 (2).
Sari, M., Ulfa, R.N., Marpaung, M.P., dan Purnama, 2021, Penentuan Aktivitas
Antioksidan dan Kandungan Flavonoid Total Ekstrak Daun Papasan
(Coccinia grandis L.) Berdasarkan Perbedaan Pelarut Polar, Jurnal Riset
Kimia, 7 (1) : 30 – 41.
Sayuti, K., dan Yenrina, R., 2015, Antioksidan Alami dan Sintetik, Andalas
University Press, Padang.
Sethyana, F., 2023, Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun
Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Hasil Maserasi dan
Soklet,Skripsi, Universitas Wahid Hasyim, Semarang.
Setiawan, F., Yunita, O dan Kurniawan, A., 2018, Uji Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan) Menggunakan Metode
DPPH,ABTS, dan FRAP, Media pharmaceutica Indonesia, 2(2):82-89.
Sharma, R., Chandan, G., Chahai, A., dan Sani, R. V., 2017, Antioxidant And
Anticancer Activity Of Methanolic Extract From Stephaniaelegans,

54
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 9 (2) :
245-249.
Simamora, A. C. Y., Yusasrini, N. L. A., dan Putra, I. N. K., 2021, Pengaruh Jenis
Pelarut Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Tenggulun
(Protium javanicum Burm. F) Menggunakan Metode Maserasi, Jurnal
Ilmu dan Teknologi Pangan, 10 (4) : 681-689.
Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi., 1997, Prosedur Analisis untuk Bahan
Makanan dan Pertanian, Penerbit Liberti, Yogyakarta.
Sudarwati, T. P. L., dan Fernanda, M. A. H. F., 2019, Aplikasi Pemanfaatan Daun
Pepaya (Carica Papaya) Sebagai Biolarvasida Terhadap Larva Aedes
aegypti, Penerbit Graniti,Gresik.
Suhartati, T., 2017, Dasar-Dasar Spektrofotometri Uv-Vis Dan Spektrometri
Massa Untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik, Penerbit Aura,
Bandar Lampung.
Suharyanto., dan Prima, D. A. N., 2020, Penetapan Kadar Flavonoid Total Pada
Juice DaunUbi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) Yang BerpotensiSebagai
Hepatoprotektor Dengan Metodespektrofotometri Uv-Vis, Cendekia
Journal of Pharmacy, 4 (2) : 110-119.
Theafelicia, Z., dan Wulan, N.S., 2023, Perbandingan Berbagai Metode
PengujianAktivitas Antioksidan (DPPH, ABTS dan FRAP) pada The
Hitam (Camelliasinensis), Jurnal Teknologi Pertanian, 24(1): 35-44.
Treml, J., dan Smejkal, K., 2016, Flavonoids asPotent Scavengers of Hydroxyl
Radicals.Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 15,
720-738.
Trilaksani W., 2003. Antioksidan: Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja dan Peran
Terhadap Kesehatan. Disertasi S3, Institut Pertanian Bogor.
Tuszyńska,M.,2014, Validation Of The Analytical Method For The Determination
Of Flavonoids In Broccoli, Journal of Horticultural Research, 22(1): 131-
140
Van der Vossen, H. A. M,. 1993, Brassica oleracea L. cv. groups Caulliflower &
Broccoli. In Siemonsma, J.S. and Piluek, K. (editors): Plant Resources of
South-East Asia No.8 Vegetables, Pudoc Scientific Published,
Wageningen, the Netherlands, 111-115.
Vifta, R. L., Mafitasari, D., dan Rahman, E., 2020, Skrining Antioksidan Dan
Aktifitas Antidiabetes Ekstrak Terpurifikasi Etil Asetat Kopi Hijau
Arabika (Coffea arabica L.) Secara Spektrofotometri Uv-Vis, Jurnal
Zarah,8 (2) : 62-68.
Voight, R., 1995, Buku pelajaran teknologi farmasi, Penerjemah Soendari
Noerono, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 566- 567.

55
Wang, T. Y., Li, Q., Bi, K. S.,2018, Bioactive flavonoids In Medicinal Plants:
Structure, Activity And Biological Fateasian. Journal Of Pharmaceutical
Sciences, 13 : 12–23.
Yuslianti, E, R., 2018, Pengantar Radikal Bebas Dan Antioksidan, Depublish,
Yogyakarta.

56
LAMPIRAN

57
Lampiran 1. Hasil Determinasi Tanaman

58
Lampiran 1. Lanjutan...

59
Lampiran 1. Lanjutan....

60
Lampiran 2. Perhitungan Susut Pengeringan Daun Brokoli

Bobot awal daun brokoli : 7.100 gram


Bobot akhir daun brokoli : 960 gram
Bobot awal−Bobot akhir
Susut pengeringan : x 100%
Bobot awal
𝟕.𝟏𝟎𝟎 𝐠𝐫𝐚𝐦− 𝟗𝟔𝟎 𝐠𝐫𝐚𝐦
Susut pengeringan : x 100% = 86,48%
𝟕.𝟏𝟎𝟎 𝐠𝐫𝐚𝐦

Lampiran 3. Perhitungan Rendemen Ekstrak Daun Brokoli

Bobot ekstrak kental


Rumus rendemen ekstrak : x 100%
Bobot serbuk simplisia

5,55 gram
Rendemen ekstrak N-Hexan : x 100% = 5,55%
100 gram

6,65 gram
Rendemen ekstrak Etil Asetat : x 100% = 6,65%
100 gram

14,68 gram
Rendemen ekstrak Etanol 96%: x 100% = 14,68%
100 gram

22,25 gram
Rendemen ekstrak Etanol 70%: x 100% = 22,25%
100 gram

15,85 gram
Rendemen ekstrak Metanol: x 100% = 15,85%
100 gram

61
Lampiran 4. Perhitungan IC50 Trolox

Seri Nilai Rerata


Abs Abs % Persamaan
Rep konsentrasi IC50 IC50±
ABTS Sampel Inhibisi regresi
(μg/mL) (ppm) SD

5 0,783 12,22
a = -3,946
10 0,668 25,11
b = 2,950
15 0,539 39,57 18,287
r = 0,992
1 20 0,892 0,426 52,24
25 0,246 72,42
5 0,771 13,57
18,579
10 0,676 24,22 a = -2,253
±
15 0,534 40,13 b = 2,809 18,602
0,2819
2 20 0,892 0,435 51,23 r = 0,990
25 0,265 70,29
5 0,786 11,88
10 0,66 26,01
a = -1,760
15 0,54 39,46 18,849
b = 2,746
3 20 0,892 0,423 52,58
0,292 67,26
r = 0,999
25
Keterangan:
Abs blanko (ABTS)– Abs Sampel
% AA = x 100%
Abs blanko (ABTS)
Regresi linier = seri konsentrasi sampel vs % inhibisi
IC50 = hasil nilai x, ketika y sama dengan 50

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3


y = bx+a y = bx+a y = bx+a
y = 2,950x - 3,946 y = 2,809x - 2,253 y = 2,746x - 1,760
50 = 2,950x - 3,946 50 = 2,809x - 2,253 50 = 2,746x - 1,760
50+3,946 50+2,253 50+1,760
x = x = x =
2,950 2,809 2,746
x = 18,287 μg/mL x = 18,602 μg/mL x = 18,849 μg/mL

18,287 μg/mL+18,602 μg/mL+18,849 μg/mL


Rata-rata = = 18,579 μg/mL
3

62
Lampiran 5. Perhitungan IC50 Ekstrak N-heksan Daun Brokoli

Seri Nilai Rerata


Abs Abs % Persamaan
Rep konsentrasi IC50 IC50
ABTS Sampel Inhibisi regresi
(μg/mL) (ppm) ± SD

125 0,860 3,587


a = - 8,912
250 0,762 14,57
b = 0,097
375 0,892 0,642 28,03 607,340
r = 0,997
1 500 0,523 41,37
625 0,434 51,35
125 0,861 3,475
250 0,763 14,46 a = - 8,946 607,385
375 0,644 27,80 b = 0,097 607,691 ± 0,285
2 500 0,892 0,529 40,70 r = 0,998
625 0,436 51,12
125 0,858 3,811
250 0,751 15,81
a = - 8,284
375 0,647 27,47 607,125
b = 0,096
3 500 0,892 0,530 40,58
0,431
r = 0,999
625 51,68

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3


y = bx+a y = bx+a y = bx+a
y = 0,097x - 8,912 y = 0,097x - 8,946 y = 0,096x - 8,284
50 = = 0,097x - 8,912 50 = 0,097x - 8,946 50 = 0,096x - 8,284
50+ 8,912 50+ 8,946 50+ 8,284
x = x = x =
0,097 0,097 0,096
x = 607,340 μg/mL x = 607,691 μg/mL x = 607,125 μg/mL

1607,340 μg/mLL+607,691 μg/mL+607,125 μg/m


Rata-rata = = 607,385 μg/mL
3

63
Lanjutan Lampiran 5. Perhitungan IC50 Ekstrak Etil asetat Daun Brokoli

Seri Nilai Rerata


Abs Abs % Persamaan
Rep konsentrasi IC50 IC50
ABTS Sampel Inhibisi regresi
(μg/mL) (ppm) ± SD

125 0,849 4,821


a = -11,69
250 0,762 14,57
b = 0,110
375 0,892 0,671 24,78 560,818
r = 0,979
1 500 0,481 46,08
625 0,375 57,96
125 0,855 4,148
250 0,755 15,36 a = -12,78 560,719
375 0,689 22,76 b = 0,112 560,536 ± 0,159
2 500 0,892 0,485 45,63 r = 0,970
625 0,362 59,42
125 0,855 4,148
250 0,756 15,25 a = -12,81
375 0,692 22,42 b = 0,112 560,804
3 500 0,892 0,481 46,08 r = 0,967
625 0,365 59,08

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3


y = bx+a y = bx+a y = bx+a
y = 0,110x - 11,69 y = 0,097x - 8,946 y = 0,096x - 8,284
50 = 0,110x - 11,69 50 = 0,097x - 8,946 50 = 0,096x - 8,284
50+ 11,69 50+ 8,946 50+ 8,284
x = x = x =
0,110 0,097 0,096
x = 560,818μg/mL x = 560,536μg/mL x = 560,804μg/mL

560,818μg/mL+560,536 μg/mL+560,804 μg/mL


Rata-rata = = 560,719 μg/mL
3

64
Lanjutan Lampiran 5. Perhitungan IC50 Ekstrak Etanol 96% Daun Brokoli

Seri Nilai Rerata


Abs Abs % Persamaan
Rep konsentrasi IC50 IC50
ABTS Sampel Inhibisi regresi
(μg/mL) (ppm) ± SD

50 0,728 18,39
a = 7,264
100 0,655 26,57
b = 0,196
150 0,892 0,583 34,64 218,041
r = 0,992
1 200 0,473 46,97
250 0,380 57,40
50 0,729 18,27
100 0,645 27,69 a = 7,634 217,705
150 0,585 34,42 b = 0,195 218,262 ± 0,400
2 200 0,892 0,472 47,09 r = 0,991
250 0,379 57,51
50 0,730 18,16
100 0,652 26,91 a = 7,309
150 0,583 34,64 b = 0,196 217,811
3 200 0,892 0,470 47,31 r = 0,993
250 0,382 57,17

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3


y = bx+a y = bx+a y = bx+a
y = 0,196x + 7,264 y = 0,195x + 7,634 y = 0,196x + 7,309
50 = 0,196x + 7,264 50 = 0,195x + 7,634 50 = 0,196x + 7,309
50−7,264 50−7,634 50−7,309
x = x = x =
0,196 0,195 0,196
x = 218,041 μg/mL x = 218,262 μg/mL x = 218,811 μg/mL

218,041μg/mL+218,262μg/mL+217,811 μg/mL
Rata-rata = = 217,705μg/mL
3

65
Lanjutan Lampiran 5. Perhitungan IC50 Ekstrak Etanol 70% Daun Brokoli

Seri Nilai Rerata


Abs Abs % Persamaan
Rep konsentrasi IC50 IC50
ABTS Sampel Inhibisi regresi
(μg/mL) (ppm) ± SD

50 0,653 27,13
a = 15,83
100 0,539 39,57
b = 0,228
150 0,892 0,454 49,22 149,868
r = 0,998
1 200 0,349 60,87
250 0,236 73,54
50 0,674 24,44
100 0,557 37,56 a = 13,41 150,032
150 0,424 52,47 b = 0,243 150,576 ± 0,483
2 200 0,892 0,334 62,56 r = 0,993
250 0,242 72,87
50 0,657 26,35
100 0,546 38,79 a = 15,58
150 0,442 50,45 b = 0,23 149,652
0,892
3 200 0,328 63,23 r = 0,995
250 0,253 71,64

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3


y = bx+a y = bx+a y = bx+a
y = 0,228x + 15,83 y = 0,243x + 13,41 y = 0,23x + 15,58
50 = 0,228x + 15,83 50 = 0,243x + 13,41 50 = 0,23x + 15,58
50−15,83 50−13,41 50−15,58
x = x = x =
0,228 0,243 0,23
x = 149,868 μg/mL x = 150,576 μg/mL x = 149,652 μg/mL

149,868 μg/mL+150,576 μg/mL+149,6521 μg/mL


Rata-rata = = 150,032 μg/mL
3

66
Lanjutan Lampiran 5. Perhitungan IC50 Ekstrak Metanol Daun Brokoli

Seri Nilai Rerata


Abs Abs % Persamaan
Rep konsentrasi IC50 IC50
ABTS Sampel Inhibisi regresi
(μg/mL) (ppm) ± SD

50 0,812 8,969
a = - 1,984
100 0,725 18,72
b = 0,214
150 0,892 0,622 30,27 242,916
r = 0,997
1 200 0,516 42,15
250 0,438 50,90
50 0,805 9,753
100 0,731 18,05 a = - 1,345 243,104
150 0,615 31,05 b = 0,211 243,341 ± 0,216
2 200 0,892 0,509 42,94 r = 0,991
250 0,444 50,22
50 0,808 9,417
100 0,726 18,61 a = - 1,771
150 0,624 30,04 b = 0,213 243,056
0,892
3 200 0,512 42,60 r = 0,996
250 0,438 50,90

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3


y = bx+a y = bx+a y = bx+a
y = 0,214x – 1,984 y = 0,211x – 1,345 y = 0,213x – 1,771
50 = 0,214x – 1,984 50 = 0,211x – 1,345 50 = 0,213x – 1,771
50+1,984 50+1,345 50+1,771
x = x = x = x =
0,214 0,211 0,213
x =242,916 μg/mL 243,341 μg/mL x = 243,056 μg/mL

242,916 μg/mL+1243,341 μg/mL+243,056 μg/mL


Rata-rata = = 243,104 μg/mL
3

67
Lampiran 6. Hasil Analisis Statistik Aktivitas Antioksidan
a. Uji statistik Normalitas

Tests of Normality

Pelarut Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

N-heksan .230 3 . .981 3 .737

Etil Asetat .370 3 . .787 3 .084

Antioksidan Etanol 96% .176 3 . 1.000 3 .978

Etanol 70% .304 3 . .907 3 .409

Metanol .255 3 . .963 3 .629

a. Lilliefors Significance Correction

b. Uji homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Antioksidan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.673 4 10 .232

c. Uji one-way anova

ANOVA
Antioksidan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 537922.864 4 134480.716 1528390.268 .000


Within Groups .880 10 .088
Total 537923.744 14

68
d. Uji Tukey’s Honestly Significant Difference (HSD)

Lampiran 7. Perhitungan Penetapan Kadar Flavonoid Total EDB


a. Kurva baku kuersetin
Sampel Konsentrasi Absorbansi (y) Persamaan regresi
(μg/mL) (x)
2 0,214
4 0,315 y = 0,051 x + 0,112
Kuersetin 6 0,428 r = 0,999
8 0,532
10 0,630
12 0,729

69
b. Perhitungan kadar flavonoid total
 Ekstrak n-heksan daun brokoli
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
y = bx + a y = bx + a y = bx + a
0,218 = 0,051 x + 0,112 0,237 = 0,051 x + 0,112 0,228 = 0,051 x + 0,112
x = 2,078 μg/mL x = 2,451μg/mL x = 2,274μg/mL
𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕 𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕 𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕
Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)× Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)× Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)×
𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦)
𝟐,𝟎𝟕𝟖 ×𝟏×𝟏𝟎𝟎 𝟐,𝟒𝟓𝟏 ×𝟏×𝟏𝟎𝟎 𝟐,𝟐𝟕𝟒 ×𝟏×𝟏𝟎𝟎
= = =
𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦)
= 0,208 mg/gram = 0,245 mg/gram = 0,227 mg/gram

0,208 + 0,245 + 0,227 mg/gram


Rata-rata = = 0,227 mg/gram ekstrak.
3

 Ekstrak etil asetat daun brokoli


Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
y = bx + a y = bx + a y = bx + a
0,305 = 0,051 x + 0,112 0,312 = 0,051 x + 0,112 0,315 = 0,051 x + 0,112
x = 3,784 μg/mL x = 3,921 μg/mL x = 3,980 μg/mL

𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕 𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕 𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕


Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)× Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)× Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)×
𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦)
𝟑,𝟕𝟖𝟒×𝟏×𝟏𝟎𝟎 𝟑,𝟗𝟐𝟏×𝟏×𝟏𝟎𝟎 𝟑,𝟗𝟖𝟎×𝟏×𝟏𝟎𝟎
= = =
𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦)
= 0,378 mg/gram = 0,392 mg/gram = 0,398 mg/gram

𝟎,𝟑𝟕𝟖 + 𝟎,𝟑𝟗𝟐 + 𝟎,𝟑𝟗𝟖 𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦


Rata-rata = = 0,389 mg/gram ekstrak.
𝟑

 Ekstrak etanol 96% daun brokoli


Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
y = bx + a y = bx + a y = bx + a
0,513 = 0,051 x + 0,112 0,518 = 0,051 x + 0,112 0,516 = 0,051 x + 0,112
x = 7,863 μg/mL x = 7,961 μg/mL x = 7,921 μg/mL

𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕 𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕 𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕


Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)× Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)× Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)×
𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦)
𝟕,𝟖𝟔𝟑×𝟓×𝟏𝟎𝟎 𝟕,𝟗𝟔𝟏×𝟓×𝟏𝟎𝟎 𝟕,𝟗𝟐𝟏×𝟓×𝟏𝟎𝟎
= = =
𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦)
= 3,931 mg/gram = 3,980 mg/gram = 3,960 mg/gram

3,931 + 3,980 + 3,960 mg/gram


Rata-rata = = 3,957mg/gram ekstrak.
3

70
 Ekstrak etanol 70% daun brokoli
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
y = bx + a y = bx + a y = bx + a
0,602 = 0,051 x + 0,112 0,619 = 0,051 x + 0,112 0,593 = 0,051 x + 0,112
x = 9,608 μg/mL x = 9,941 μg/mL x = 9,431μg/mL

𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕 𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕 𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕


Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)× Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)× Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)×
𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦)
𝟗,𝟔𝟎𝟖×𝟓×𝟏𝟎𝟎 𝟗,𝟗𝟒𝟏×𝟓×𝟏𝟎𝟎 𝟗,𝟒𝟑𝟏×𝟓×𝟏𝟎𝟎
= = =
𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦)
= 4,804 mg/gram = 4,970 mg/gram = 4,715 mg/gram

4,804 + 4,970 + 4,715 mg/gram


Rata-rata = = 4,829mg/gram ekstrak.
3

 Ekstrak metanol daun brokoli


Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
y = bx + a y = bx + a y = bx + a
0,475 = 0,051 x + 0,112 0,469 = 0,051 x + 0,112 0,482 = 0,051 x + 0,112
x = 7,118μg/mL x = 7μg/mL x = 7,255μg/mL

𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕 𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕 𝐗 ×𝐅𝐩×𝐕


Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)× Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)× Kadar = (𝐠𝐫𝐚𝐦)×
𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦)
𝟕,𝟏𝟏𝟖×𝟓×𝟏𝟎𝟎 𝟕×𝟓×𝟏𝟎𝟎 𝟕,𝟐𝟓𝟓×𝟓×𝟏𝟎𝟎
= = =
𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦) 𝟏 𝐠 × 𝟏𝟎𝟎𝟎 (𝐦𝐠/𝐠𝐫𝐚𝐦)
= 3,559 mg/gram = 3,5 mg/gram = 3,627 mg/gram

3,559 + 3,5 + 3,627 mg/gram


Rata-rata = = 3,562mg/gram ekstrak.
3

71
Lampiran 8. Hasil Analisis Statistik Kadar Flavonoid Total
a. Uji normalitas

Tests of Normality

Pelarut Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

N-heksan .177 3 . 1.000 3 .970

Etil Asetat .269 3 . .949 3 .567

Kadar_Flavonoid Etanol 96% .215 3 . .989 3 .798

Etanol 70% .245 3 . .971 3 .670

Metanol .185 3 . .998 3 .922

a. Lilliefors Significance Correction

b. Uji homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


KadarFlavonoid

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.708 4 10 .042

c. Uji Kruskal-Wallis

Test Statisticsa,b

Kadar
Flavonoid

Chi-Square 13.500
Df 4
Asymp. Sig. .009

a. Kruskal Wallis Test


b. Grouping Variable: Pelarut

72
d. Uji Mann-Whitney

N-Heksan vs Etil Asetat N-Heksan vs Etanol 96%


Test Statisticsa Test Statisticsa

Kadar Kadar
Flavonoid Flavonoid

Mann-Whitney U .000 Mann-Whitney U .000


Wilcoxon W 6.000 Wilcoxon W 6.000
Z -1.964 Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050 Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b

a. Grouping Variable: Pelarut a. Grouping Variable: Pelarut


b. Not corrected for ties. b. Not corrected for ties.

N-Heksan vs Etanol 70% N-Heksan vs Metanol


Test Statisticsa Test Statisticsa

Kadar Kadar
Flavonoid Flavonoid

Mann-Whitney U .000 Mann-Whitney U .000


Wilcoxon W 6.000 Wilcoxon W 6.000
Z -1.964 Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050 Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b

a. Grouping Variable: Pelarut a. Grouping Variable: Pelarut


b. Not corrected for ties. b. Not corrected for ties.

Etil Asetat vs Etanol 96% Etil Asetat vs Etanol 70%


a
Test Statistics Test Statisticsa

Kadar Kadar
Flavonoid Flavonoid

Mann-Whitney U .000 Mann-Whitney U .000


Wilcoxon W 6.000 Wilcoxon W 6.000
Z -1.964 Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050 Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b

a. Grouping Variable: Pelarut a. Grouping Variable: Pelarut


b. Not corrected for ties. b. Not corrected for ties.

73
Etil Asetat vs Metanol Etanol 96% vs Etanol 70%
Test Statisticsa Test Statisticsa

Kadar Kadar
Flavonoid Flavonoid

Mann-Whitney U .000 Mann-Whitney U .000


Wilcoxon W 6.000 Wilcoxon W 6.000
Z -1.964 Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050 Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b

a. Grouping Variable: Pelarut a. Grouping Variable: Pelarut


b. Not corrected for ties. b. Not corrected for ties.

Etanol 96% vs Metanol Etanol 70% vs Metanol


a
Test Statistics Test Statisticsa

Kadar Kadar
Flavonoid Flavonoid

Mann-Whitney U .000 Mann-Whitney U .000


Wilcoxon W 6.000 Wilcoxon W 6.000
Z -1.964 Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050 Asymp. Sig. (2-tailed) .050
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b

a. Grouping Variable: Pelarut a. Grouping Variable: Pelarut


b. Not corrected for ties. b. Not corrected for ties.

74
Lampiran 9. Certificate Of Analysis ABTS

75
Lampiran 10. Certificate Of Analysis Trolox

76
Lampiran 11. Certificate Of Analysis Kalium Persulfate

77
Lampiran 12. Data Penimbangan Bahan Dan Pembuatan Uji Antioksidan
1. Data perhitungan Larutan ABTS dan Kalium Persulfat
a. Perhitungan larutan ABTS 7,4 mM
Molaritas ABTS yang dibutuhkan 7,4 mM = 7,4 x 10 -3 M
BM ABTS = 548,7 gram/mol
Volume Larutan = 50 mL
Penimbangan ABTS = BM ABTS x Vol. Larutan x Molaritas ABTS
=548,7 gram/mol x 0,05 L x 7,4 x 10-3 M
= 203,019 x 10-3 M
= 203,019 mg
b. Penimbangan serbuk ABTS
Keterangan Hasil penimbangan
Berat kaca kosong 13159,34 mg
Berat kaca + bahan 13362,58 mg
Berat kaca + sisa 13159,56 mg
Berat bahan 203,02 mg
c. Perhitungan larutan Kalium Persulfat (K 2S2O8 ) 2,46 mM
Molaritas K2 S2O8 yang dibutuhkan 2,46 mM = 2,46 x 10 -3 M
BM K2 S2O8 = 270,309 gram/mol
Volume Larutan = 250 mL
Perhitungan K2S2O8 = BM K2S2O8 x Vol. Larutan x Molaritas K2S2O8
= 270,309 gram/mol x 0,25 L x 2,46 x 10-3 M
= 166,240 x 10-3 M
= 166,240 mg
d. Penimbangan Serbuk Kalium Persulfat (K2S2O8) 2,46 mM
Keterangan Hasil penimbangan
Berat kaca kosong 13159,12 mg
Berat kaca + bahan 13327,11 mg
Berat kaca + sisa 13160,39 mg
Berat bahan 166,72 mg

2. Penimbangan dan pembuatan larutan ekstrak daun brokoli


1. Penimbangan bahan esktrak daun brokoli
a. Ekstrak N-hexan daun brokoli
Replikasi 1
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 35961,16 mg
Berat beker + ekstrak 35971,84 mg
Berat beker + sisa 35961,84 mg
Berat ekstrak 10 mg

78
Replikasi 2
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 30356,19 mg
Berat beker + ekstrak 30366,27 mg
Berat beker + sisa 30356,19 mg
Berat ekstrak 10,08 mg
Replikasi 3
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 30355,27 mg
Berat beker + ekstrak 30365,30 mg
Berat beker + sisa 30355,87 mg
Berat ekstrak 10,05 mg

b. Ekstrak etil asetat daun brokoli


Replikasi 1
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 35476,35 mg
Berat beker + ekstrak 35486,79 mg
Berat beker + sisa 35476,75 mg
Berat ekstrak 10,04 mg
Replikasi 2
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 30420,74 mg
Berat beker + ekstrak 30430,83 mg
Berat beker + sisa 30420,81 mg
Berat ekstrak 10,02 mg
Replikasi 3
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 30419,85 mg
Berat beker + ekstrak 30429,86 mg
Berat beker + sisa 30419,85 mg
Berat ekstrak 10,01 mg

c. Ekstrak Etanol 96% daun brokoli


Replikasi 1
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 37210,14 mg
Berat beker + ekstrak 37220,90 mg
Berat beker + sisa 37210,85 mg
Berat ekstrak 10,05 mg

79
Replikasi 2
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 37018,98 mg
Berat beker + ekstrak 37028,98 mg
Berat beker + sisa 37018,98 mg
Berat ekstrak 10 mg
Replikasi 3
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 37018,82 mg
Berat beker + ekstrak 37028,94 mg
Berat beker + sisa 37018,93 mg
Berat ekstrak 10,01 mg

d. Ekstrak Etanol 70% daun brokoli


Replikasi 1
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 38643,09 mg
Berat beker + ekstrak 38653,96 mg
Berat beker + sisa 38643,74 mg
Berat ekstrak 10,2 mg
Replikasi 2
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 34950,35 mg
Berat beker + ekstrak 34960,79 mg
Berat beker + sisa 34950,78 mg
Berat ekstrak 10,01 mg
Replikasi 3
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 34949,54 mg
Berat beker + ekstrak 34959,90 mg
Berat beker + sisa 34949,88 mg
Berat ekstrak 10,02 mg

e. Ekstrak Metanol daun brokoli


Replikasi 1
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 34950,60 mg
Berat beker + ekstrak 34960,99 mg
Berat beker + sisa 34950,85 mg
Berat ekstrak 10,14 mg

80
Replikasi 2
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 38640,15 mg
Berat beker + ekstrak 38650,22 mg
Berat beker + sisa 38640,18 mg
Berat ekstrak 10,04 mg
Replikasi 3
Keterangan Hasil penimbangan
Berat beker kosong 38639,67 mg
Berat beker + ekstrak 38499,73 mg
Berat beker + sisa 38639,69 mg
Berat ekstrak 10,04 mg

2. Pembuatan larutan stok ekstrak daun brokoli


a. Larutan stok ekstrak N-heksan daun brokoli
Replikasi 1
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak N-heksan = = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL

Replikasi 2
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak N-heksan = = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL
Replikasi 3
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak N-heksan = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL
b. Larutan stok ekstrak Etil asetat daun brokoli
Replikasi 1
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak Etil asetat = = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL
Replikasi 2
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak Etil asetat = = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL
Replikasi 3
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak Etil asetat = = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL

c. Larutan stok ekstrak Etanol 96% daun brokoli


Replikasi 1
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak Etanol 96% = = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL

Replikasi 2
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak Etanol 96% = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL

Replikasi 3
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak Etanol 96% = = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL

81
d. Larutan stok ekstrak Etanol 70% daun brokoli
Replikasi 1
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak Etanol 70% = = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL
Replikasi 2
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak Etanol 70% = = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL
Replikasi 3
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak Etanol 70% = = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL

e. Larutan stok ekstrak Metanol daun brokoli


Replikasi 1
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak Metanol = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL
Replikasi 2
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak Metanol = = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL
Replikasi 3
10 mg 10.000 μg
Larutan stok ekstrak Metanol = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL

3. Pembuatan seri konsentrasi larutan ekstrak


1. Seri konsentrasi sampel n- hexan
125 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 125 ppm
5 mL x 125 ppm
= V1 = = 0,625mL→ 625 μL
1.000 ppm
250 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 250 ppm
5 mL x250 ppm
= V1 = =1,25mL → 1.250 μL
1.000 ppm
375 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 375 ppm
5 mL x 375 ppm
= V1 = =1,87mL → 1.870 μL
1.000 ppm
500 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 500 ppm
5 mL x500ppm
= V1 = =2,5mL → 2.500 μL
1.000 ppm
625 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 625 ppm
5 mL x 625ppm
= V1 = = 3,12mL → 3.120 μL
1.000 ppm
2. Seri konsentrasi sampel etil asetat
125 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 125 ppm

82
5 mL x 125 ppm
= V1 = = 0,625mL→ 625 μL
1.000 ppm
250 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 250 ppm
5 mL x250 ppm
= V1 = =1,25mL → 1.250 μL
1.000 ppm
375 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 375 ppm
5 mL x 375 ppm
= V1 = =1,87mL → 1.870 μL
1.000 ppm
500 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 500 ppm
5 mL x500ppm
= V1 = =2,5mL → 2.500 μL
1.000 ppm
625 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 625 ppm
5 mL x 625ppm
= V1 = = 3,12mL → 3.120 μ
1.000 ppm
3. Seri konsentrasi sampel etanol 96%
50 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 50 ppm
5 mL x 50 ppm
= V1 = =0,25mL → 250 μL
1.000 ppm
100 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 100 ppm
5 mL x 100 ppm
= V1 = =0,5 → 500 μL
1.000 ppm
150 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 150 ppm
5 mL x 150 ppm
= V1 = =0,75mL → 750 μL
1.000 ppm
200 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 200 ppm
5 mL x200 ppm
= V1 = =1mL → 1.000 μL
1.000 ppm
250 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 250 ppm
5 mL x 250 ppm
= V1 = =1,25mL → 1.250 μL
1.000 ppm
4. Seri konsentrasi sampel etanol 70%
50 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 50 ppm
5 mL x 50 ppm
= V1 = =0,25mL → 250 μL
1.000 ppm
100 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 100 ppm
5 mL x 100 ppm
= V1 = =0,5 → 500 μL
1.000 ppm

83
150 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 150 ppm
5 mL x 150 ppm
= V1 = =0,75mL → 750 μL
1.000 ppm
200 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 200 ppm
5 mL x200 ppm
= V1 = =1mL → 1.000 μL
1.000 ppm
250 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 250 ppm
5 mL x 250 ppm
= V1 = =1,25mL → 1.250 μL
1.000 ppm
5. Seri konsentrasi sampel metanol
50 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 50 ppm
5 mL x 50 ppm
= V1 = =0,25mL → 250 μL
1.000 ppm
100 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 100 ppm
5 mL x 100 ppm
= V1 = =0,5 → 500 μL
1.000 ppm
150 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 150 ppm
5 mL x 150 ppm
= V1 = =0,75mL → 750 μL
1.000 ppm
200 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 200 ppm
5 mL x200 ppm
= V1 = =1mL → 1.000 μL
1.000 ppm
250 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 250 ppm
5 mL x 250 ppm
= V1 = =1,25mL → 1.250 μL
1.000 ppm
4. Penimbangan dan pembuatan larutan induk trolox
a. Penimbangan trolox
Replikasi 1
Keterangan Hasil penimbangan
Berat kaca kosong 7825,87 mg
Berat kaca + bahan 7836,64 mg
Berat kaca + sisa 7826,37 mg
Berat bahan 10,3 mg

84
Replikasi 2
Keterangan Hasil penimbangan
Berat kaca kosong 7149,89 mg
Berat kaca + bahan 7160,48 mg
Berat kaca + sisa 7149,98 mg
Berat bahan 10,5 mg
Replikasi 3
Keterangan Hasil penimbangan
Berat kaca kosong 7893,28 mg
Berat kaca + bahan 7903,78 mg
Berat kaca + sisa 7893, 60 mg
Berat bahan 10,2 mg

b. Pembuatan larutan induk trolox 1.000 ppm dalam 10 mL


10 mg 10.000 μg
Trolox = = = 1.000 ppm
10 mL 10 mL
c. Seri konsentrasi larutan induk trolox
5 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 5 ppm
5 mL x 5 ppm
= V1 = = 0,025 mL → 25 μL
1.000 ppm
10 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 10 ppm
5 mL x 10 ppm
= V1 = = 0,05 mL → 50 μL
1.000 ppm
15 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 15 ppm
5 mL x15 ppm
= V1 = = 0,075 mL → 75 μL
1.000 ppm
20 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 20 ppm
5 mL x 20 ppm
= V1 = = 0,1 mL → 100 μL
1.000 ppm
25 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 1.000 ppm = 5 mL x 25 ppm
5 mL x 25 ppm
= V1 = 0,125 mL → 125 μL
1.000 ppm

85
Lampiran 13. Panjang Gelombang Maksimum ABTS

Lampiran 14. Operating time ABTS

86
Lampiran 15. Trolox 1, 2 dan 3

87
Lampiran 16. Ekstrak N-Heksan Daun Brokoli 1, 2 dan 3

88
89
Lampiran 17. Ekstrak Etil Asetat Daun Brokoli 1, 2 dan 3

90
Lampiran 18. EkstrakEtanol 96% Daun Brokoli 1, 2 dan 3

91
92
Lampiran 19. Ekstrak Etanol 70% Daun Brokoli 1, 2 dan 3

93
Lampiran 20. Ekstrak Metanol Daun Brokoli 1, 2 dan 3

94
95
Lampiran 21. Data Penimbangan Bahan Dan Pembuatan Larutan
Penetapan Kadar Flavonoid.
1. Penimbangan serbuk dan pembuatan larutan alumunium klorida
(AlCl3) dan kalium asetat (CH 3COOK)
a. Penimbangan serbuk alumunium klorida (AlCl3)
Keterangan Hasil penimbangan
Berat kaca kosong 24213,1 mg
Berat kaca + bahan 26713,1 mg
Berat kaca + sisa 24227,1 mg
Berat bahan 2.500 mg

b. Pembuatan larutan alumunium klorida (AlCl3)


2.500 mg 2.500.000 μg
AlCl3 = = = 100.000 ppm
25 mL 25 mL
c. Penimbangan serbuk kalium asetat (CH 3COOK)
Keterangan Hasil penimbangan
Berat kaca kosong 22781,9 mg
Berat kaca + bahan 25281,9 mg
Berat kaca + sisa 22796,6 mg
Berat bahan 2.500 mg

d. Pembuatan larutan kalium asetat (CH3COOK)


2.500 mg 2.500.000 μg
CH3COOK = = = 100.000 ppm
25 mL 25 mL

2. Penimbangan dan pembuatan larutan induk kuersetin


a. Penimbangan kuersetin
Replikasi 1
Keterangan Hasil penimbangan
Berat kaca kosong 8347,26 mg
Berat kaca + bahan 8359,89 mg
Berat kaca + sisa 8349,63 mg
Berat bahan 10,3 mg
Replikasi 2
Keterangan Hasil penimbangan
Berat kaca kosong 7011,79 mg
Berat kaca + bahan 7022,12 mg
Berat kaca + sisa 7012,04 mg
Berat bahan 10 mg

96
Replikasi 3
Keterangan Hasil penimbangan
Berat kaca kosong 8108,80 mg
Berat kaca + bahan 8119,91 mg
Berat kaca + sisa 8109,13 mg
Berat bahan 10,8 mg

b. Pembuatan larutan induk kuersetin 400 ppm dalam 25 mL


10 mg 10.000 μg
Kuersetin = = = 400 ppm
25 mL 25 mL
c. Seri konsentrasi kuersetin
2 ppm = V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 400 ppm = 5 mL x 2 ppm
5 mL x 2 ppm
= V1 = = 0,025 mL → 25 μL
400 ppm
4 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 400ppm = 5 mL x 4 ppm
5 mL x 4 ppm
= V1 = = 0,05 mL → 50 μL
400ppm
6 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 400ppm = 5 mL x 6 ppm
5 mL x 6 ppm
= V1 = = 0,075 mL → 75 μL
400ppm
8 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 400ppm = 5 mL x 8 ppm
5 mL x 8 ppm
= V1 = = 0,1 mL → 100 μL
400ppm
10 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 400 ppm = 5 mL x 10 ppm
5 mL x 10 ppm
= V1 = 0,125 mL → 125 μL
400ppm
12 ppm =V1 x M1 = V2 x M2
= V1 x 400ppm = 5 mL x 12 ppm
5 mL x 12 ppm
= V1 = 0,15 mL → 150 μL
400ppm

3. Pembuatan larutan stok sampel 10.000 ppm dalam 100 mL


a. Larutan stok ekstrak N-heksan daun brokoli
1000 mg 1.000.000 μg
Larutan stok ekstrak N-heksan = = = 10.000 ppm
100 mL 100 mL
b. Larutan stok ekstrak Etil asetat daun brokoli
1000 mg 1.000.000 μg
Larutan stok ekstrak Etil asetat = = = 10.000 ppm
100 mL 100 mL
c. Larutan stok ekstrak Etanol 96% daun brokoli
1000 mg 1.000.000 μg
Larutan stok ekstrak Etanol 96% = = = 10.000 ppm
100 mL 100 mL

97
d. Larutan stok ekstrak Etanol 70% daun brokoli
1000 mg 1.000.000 μg
Larutan stok ekstrak Etanol 70% = = = 10.000 ppm
100 mL 100 mL
e. Larutan stok ekstrak Metanol daun brokoli
1000 mg 1.000.000 μg
Larutan stok ekstrak Metanol = = = 10.000 ppm.
100 mL 100 mL

98
Lampiran 22. Panjang Gelombang Maksimum Kuersetin

Lampiran 23. Operating Time Kuersetin

99
Lampiran 24. Kurva Baku Kuersetin 1, 2 dan 3

100
Lampiran 25. Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Brokoli

101
102
Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi Penelitian

Pengumpulan Proses Sortasi Penimbangan Pencucian Bahan


Bahan Bahan Bahan

Penirisan Bahan PengeringanBahan Cek Kadar Air Penyerbukan

Serbuk Daun Penimbangan Proses Maserasi Penyaringan


Brokoli Maserasi Maserasi

103
Hasil Maserat Rotary Evaporator Ekstrak Kental Penimbangan
Trolox

Larutan Trolox Seri Konsentrasi Penimbangan Penimbangan


Trolox Bahan Kalium Serbuk ABTS
Persulfat

Larutan ABTS Penimbangan Proses Magnetic Proses


Sampel Uji Stirer Penyaringan
Antioksidan Sampel

104
Larutan Stok Seri Konsentrasi Penimbangan Larutan Stok
Sampel Sampel Bahan AlCl3 AlCl3
Antioksidan

Penimbangan Larutan Stok Penimbangan Larutan Stok


Bahan Kalium Kalium Asetat Bahan Kuersetin Kuersetin
Asetat

Seri Konsentrasi Kurva Baku Penimbangan Larutan Stok


Kuersetin Kuersetin Sampel Penetapan Sampel Penetapan
Kadar Flavonoid Kadar Flavonoid

105
Kurva Baku Penetapan Kadar Flavonoid Ekstrak Daun Brokoli

106

Anda mungkin juga menyukai