Oleh:
DESILIA PUTRI REVANI
BP: 1610412025
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
PENENTUAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL, UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
DAN SITOTOKSIK EKSTRAK HEKSANA DAN ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN
BUNGA BANGKAI (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson)
Oleh:
DESILIA PUTRI REVANI
BP: 1610412025
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ya Tuhan
Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada-Mu
Karena telah diberikan kekuatan untuk menyelesaikan skripsi ini
Semoga apa yang aku cita-citakan dan apa yang kalian harapkan dapat terwujud atas ridho-Nya
Aamiin
v
INTISARI
PENENTUAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL, UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
DAN SITOTOKSIK EKSTRAK HEKSANA DAN ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN
BUNGA BANGKAI (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson)
Oleh:
vi
ABSTRACT
DETERMINATION OF TOTAL PHENOLIC CONTENT, ANTIOXIDANT AND
CYTOTOXIC ACTIVITY TEST OF HEXANE AND ETHYL ACETATE EXTRACTS
OF CORPSE FLOWER PLANT LEAVES (Amorphophallus paeoniifolius
(Dennst.) Nicolson)
By:
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
viii
7. Bapak Dr. Syukri selaku Koordinator Pendidikan Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas.
8. Bapak dan Ibu staf pengajar Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas yang telah
memberikan ilmu berharga selama perkuliahan yang berguna dalam pengerjaan
tugas akhir ini maupun untuk masa yang akan datang.
9. Analis Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam, bang Yudi dan analis Biokimia,
bang Boy yang telah banyak memberikan bantuan, arahan serta semangat selama
penelitian.
10. Saudara sepembimbing, Rafil Hamdillah, Sandri Widia Oksadela dan Yuzia Siti
Nurhamimah yang telah banyak membantu, berbagi ilmu pengetahuan, semangat,
dukungan dan motivasi.
11. Rekan-rekan Ucul-Ucul KOBA yang telah bersama-sama berjuang selama ini,
kalian telah banyak memberikan bantuan, semangat serta menghadirkan
keceriaan selama penelitian di laboratorium.
12. Keluarga besar Kimia angkatan 2016 (OKS16EN)) Universitas Andalas, atas
kerjasama dan saling menyemangati untuk bisa menjalani ini bersama-sama,
semangat untuk kita semua agar bisa menjalani babak kehidupan berikutnya dan
terima kasih untuk masa-masa perkuliahan yang indah bersama kalian.
13. Sahabat-sahabat tersayang Hindie Lanina Araaf Serayn, Nisa Ayu Farma, S.Ked,
Zil Arifah, S.Si, Meyrizka Arnel, S.Si, Elin Novianti, S.Si, Annisa Rahmi ZJ, S.Si,
Rahma Ayni yang telah memberikan motivasi, semangat, dan saling
mengingatkan dalam kebaikan.
14. Saudara bp 025 (Yola) dan keluarga kecil bp 025 (kak Wulan, kak Fira, kak Pipit,
kak Dedek, Yola, Fifi, Fani, Dina, Sellin, Rida, Buty, Putri, Adyaksa) atas doa,
semangat dan motivasinya.
15. Saudara Penasihat Akademik (SOPA) Fauzan Rivaldo dan Yuzia Siti Nurhamimah
telah banyak membantu, memberi arahan selama perkuliahan.
16. Sahabat dan teman-teman KKN Nagari Nan Tujuah yang telah memberikan ide,
saran, motivasi, serta saling mengingatkan dalam hal kebaikan.
17. Serta semua pihak yang namanya tidak bisa disebutkan satu per satu untuk
bantuan dalam menyelesaikan kuliah dan tugas akhir, memberikan saran, nasihat,
doa dan semangatnya kepada penulis.
ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan
untuk masa yang akan datang. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan semua pihak.
x
DAFTAR ISI
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 24
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 24
5.2 Saran ................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 25
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Pemakaian
Singkatan Nama pertama kali
pada halaman
% Persentase 2
cm Sentimeter 4
m Meter 4
pH Power of Hydrogen (Derajat Keasaman) 5
nm Nanometer 8
mg/g Miligram per gram 8
mg/L Mikrogram per mililiter (satuan konsentrasi) 10
LC50 Lethal Concentration 50% 10
ppm Part per million (satuan konsentrasi) 10
BSLT Brine Shrimp Lethality Test 11
mL Mililiter 11
N Normalitas 12
mM Milimolar 16
IC50 Inhibition Concentration 50% 17
R2 Koefisien Determinasi 21
xvi
BAB I. PENDAHULUAN
1
2
sebagai antioksidan dan sitotoksik dari ekstrak heksana dan etil asetat daun tumbuhan
bunga bangkai. Maka pada penelitian ini akan dilakukan ekstraksi dan uji profil
fitokimia serta penentuan kandungan fenolik total, uji aktivitas antioksidan dan
sitotoksik terhadap ekstrak heksana dan etil asetat daun tumbuhan bunga bangkai
(Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson).
A B
C D
Gambar 2 1 umbi (A) batang (B) daun (C) bunga (D) tumbuhan bunga bangkai
3
4
O
O
HO
(1)
O HO OH
O
O O
O OH O
HO O O
O
(2) (3)
Gambar 2.2 ambylone (1), 3-5-diacetyltambulin (2) dan salviasperanol (3)
5
HO
(4)
R1
R2
N
R7 O
R3 N Mg N
N O
R6 R4
R5
O
O
O
C20
(5) (6)
Gambar 2.3 xantofil (4), antosianin (5) dan klorofil (6)
Warna kuning pada bunga bangkai menandakan adanya pigmen xantofil, warna
ungu menandakan adanya pigmen antosianin dan warna hijau menandakan adanya
pigmen klorofil16.
2.3 Antioksidan
Antioksidan adalah molekul yang menghambat atau memadamkan reaksi radikal
bebas dan menunda atau menghambat kerusakan sel 21. Aktivitas antioksidan
merupakan suatu senyawa atau ekstrak untuk menghambat reaksi oksidasi yang
dapat dinyatakan dengan persen penghambatan 22.
NO2
O2N N N
NO2
DPPH merupakan radikal bebas yang dapat bereaksi dengan senyawa yang
dapat mendonorkan atom hidrogen, dapat berguna untuk pengujian aktivitas
antioksidan komponen tertentu dalam suatu ekstrak. Karena adanya elektron yang
tidak berpasangan, DPPH memberikan serapan kuat pada pada range 515-517 nm.
Ketika elektronnya menjadi berpasangan oleh keberadaan penangkap radikal bebas,
maka absorbansinya menurun secara stokiometri sesuai jumlah elektron yang diambil.
Keberadaan senyawa antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu
menjadi kuning. Perubahan absorbansi akibat reaksi ini telah digunakan secara luas
untuk menguji kemampuan beberapa molekul sebagai penangkap radikal bebas 22.
2.4 Sitotoksik
Uji sitotoksik merupakan uji in vitro dengan menggunakan kultur sel yang digunakan
untuk mendeteksi tingkat ketoksikan suatu senyawa. Dasar dari percobaan tersebut
antara lain bahwa penetapan aktivitas biologis seharusnya memberikan kurva dosis
respon yang menunjukkan hubungan lurus dengan jumlah sel 23. Uji sitotoksik dapat
memberikan informasi konsentrasi obat yang masih memungkinkan sel mampu
bertahan hidup24.
Toksisitas merupakan suatu parameter untuk mengetahui gejala dan tingkat
kematian hewan uji akibat pemberian suatu senyawa 25. Uji sitotoksik digunakan untuk
menentukan parameter nilai LC5026. Lethal Concentration 50 (LC50) adalah suatu
perhitungan untuk menentukan keaktifan dari suatu ekstrak atau senyawa dengan
variasi konsentrasi yang mampu membunuh 50% hewan uji. Kematian hewan uji
digunakan untuk memperkirakan dosis kematian jika digunakan manusia. Suatu
ekstrak dapat dikatakan toksik atau berpotensi sebagai antikanker apabila memiliki
nilai LC50 kurang dari 1000 mg/L setelah waktu kontak 24 jam27. Apabila nilai LC50
pada ekstrak tanaman bersifat toksik dapat dikembangkan sebagai obat antikanker 28.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini ialah sampel daun tumbuhan bunga
bangkai. Bahan Kimia untuk penentuan kandungan fenolik total adalah asam galat,
natrium karbonat (Na2CO3) dan reagen Folin-Ciocalteau. DPPH dan asam askorbat
untuk uji antioksidan. Larva udang Arthemia salina, air laut dan dimetil sulfoksida
(DMSO) untuk uji sitotoksik.
Pelarut untuk ekstraksi digunakan pelarut teknis yang telah didistilasi yaitu
heksana dan etil asetat. Bahan yang digunakan untuk uji fitokimia yaitu metanol,
kloroform, amonia-kloroform, akuades, asam klorida. Pereaksi yang digunakan untuk
identifikasi metabolit sekunder adalah pereaksi Mayer (raksa (II) klorida, kalium iodida)
untuk identifikasi alkaloid, pereaksi Liebermann-Burchard (anhidrida asam asetat dan
asam sulfat pekat) untuk identifikasi triterpenoid dan steroid, shinoda test (bubuk
magnesium dan asam klorida pekat) untuk identifikasi flavonoid, besi (III) klorida untuk
identifikasi fenolik, plat KLT dan natrium hidroksida untuk identifikasi kumarin serta
asam klorida untuk identifikasi saponin.
3.3 Pelaksanaan Penelitian
3.3.1 Identifikasi Tumbuhan Bunga Bangkai
Tumbuhan bunga bangkai diperoleh dari kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Bagian daun dan batang dipotong dan dijadikan spesimen untuk diidentifikasi di
Herbarium Universitas Andalas (ANDA), Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas.
10
11
Berdasarkan data pada Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa sampel segar daun
tumbuhan bunga bangkai mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid,
fenolik, triterpenoid dan steroid. Sedangkan uji fitokimia terhadap ekstrak heksana
17
18
mengandung senyawa metabolit sekunder fenolik dan triterpenoid. Ekstrak etil asetat
mengandung senyawa metabolit sekunder fenolik dan steroid.
5
4,5
4
3,5
Persentase (%)
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Heksana Etil Asetat
Jenis Ekstrak
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 50 100 150 200
Konsentrasi (mg/L)
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi asam
galat, maka absorban yang dihasilkan juga semakin besar. Dari kurva tersebut
didapatkan persamaan regresi asam galat yaitu y = 0,0036x + 0,022 dengan nilai R² =
0,9992. Berdasarkan nilai R tersebut dapat dinyatakan bahwa konsentrasi asam galat
berbanding lurus dengan absorban. Persamaan regresi tersebut digunakan dalam
penentuan kandungan fenolik total dari ekstrak heksana dan etil asetat. Data analisis
total fenolik ekstrak heksana dan etil asetat terlihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data kandungan total fenolik ekstrak heksana dan etil asetat daun tumbuhan
bunga bangkai
Kandungan Fenolik total
Ekstrak
(mg GAE/g)
Heksana 42,22
Etil Asetat 37,22
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, ekstrak heksana mengandung total fenolik lebih
besar jika dibandingkan dengan ekstrak etil asetat. Berarti senyawa golongan fenolik
banyak yang terlarut di pelarut heksana jika dibandingkan dengan pelarut etil asetat.
Kondisi ini disebabkan karena proses ekstraksi daun tumbuhan bunga bangkai
menggunakan metoda maserasi bertingkat, yaitu diekstrak dengan pelarut heksana
20
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa ekstrak heksana mempunyai nilai IC50 lebih
kecil jika dibandingkan dengan ekstrak etil asetat. Hasil ini menunjukan adanya
korelasi positif dengan kandungan fenolik total pada heksana yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ekstrak etil asetat. Begitu juga jika dibandingkan dengan nilai
IC50 dengan asam askorbat sebagai kontrol positif yang memiliki nilai IC50 yang kecil
jika dibandingkan dengan ekstrak heksana dan ekstrak etil asetat. Penghambatan
50% terhadap reaksi radikal DPPH tersebut diperoleh dari kurva antara % inhibisi
terhadap konsentrasi sampel, dari persamaan regresi y = 0,2253x + 9,2675 sehingga
nilai IC50 untuk ekstrak heksana sebesar 180,79 mg/L dan termasuk intensitas
21
antioksidan lemah. Sedangkan untuk penghambatan 50% ekstrak etil asetat di peroleh
dari kurva antara % inhibisi terhadap konsentrasi sampel dari persamaan regresi y =
0,0883x + 4,395 sehingga nilai IC50 untuk ekstrak etil asetat sebesar 516,48 mg/L dan
juga termasuk intensitas antioksidan sangat lemah. Apabila dibandingkan dengan
asam askorbat memiliki IC50 3,37 mg/L, sehingga asam askorbat memiliki aktivitas
antioksidan yang sangat kuat.
Semakin kecil nilai IC50 maka aktivitas penangkapan radikal bebas juga semakin
tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya senyawa fenolik aktif yang mendukung aktivitas
antioksidan. Aktivitas antioksidan digolongkan sangat kuat (IC 50 < 50 mg/L), kuat (IC50
< 100 mg/L), sedang (100 mg/L < IC50 < 150 mg/L), lemah (150 mg/L < IC50 < 200
mg/L), dan sangat lemah (IC50 > 200 mg/L). Hal ini menunjukkan bahwa kandungan
senyawa dalam ekstrak heksana dan etil asetat memberikan kontribusi yang kurang
terhadap aktivitas antioksidan. Semakin tinggi kandungan fenolik total maka semakin
besar aktivitas antioksidannya. Aktivitas antioksidan ekstrak heksana dan etil asetat
daun tumbuhan bunga bangkai tergolong lemah, karena sampel yang diuji merupakan
ekstrak kasar. Ekstrak yang belum murni masih mengandung senyawa-senyawa
seperti garam, nutrient-nutrien dan mineral yang dapat menghambat kerja dari
senyawa antioksidan34. Rendahnya aktivitas antioksidan dari ekstrak kasar
kemungkinan karena kadar senyawa antioksidan dalam ekstrak sangat rendah akibat
banyaknya komponen lain yang tidak bersifat antioksidan 35.
Pada penelitian sebelumnya juga telah dilakukan aktivitas antioksidan terhadap
ekstrak umbi tumbuhan bunga bangkai. Hasil yang diperoleh menunjukkan aktivitas
antioksidan pada ekstrak heksana adalah 14,96%, sedangkan pada ekstrak etil asetat,
ekstrak etanol dan vitamin C menghasilkan masing-masing nilai IC50 adalah 458,102
mg/L, 223,268 mg/L dan 26,76 mg/L 30. Sehingga dapat disimpulkan aktivitas
antioksidan untuk ekstrak heksana dan etil asetat tumbuhan bunga bangkai tergolong
lemah.
Tabel 4.4 Hasil pengamatan uji sitotoksik ekstrak heksana dan etil asetat daun
tumbuhan bunga bangkai
Total Larva yang
Persen
Konsentrasi mati (ekor) Nilai
Ekstrak Kematian log C
(µg/mL) Probit
(%)
I II Rata-
rata
62,5 1 1 1 10 3,72 1,7959
125 2 2 2 20 4,16 2,0969
Heksana 250 5 5 5 50 5,00 2,3979
500 6 6 6 60 5,25 2,6939
1000 8 7 7,5 75 5,67 3
62,5 1 2 1,5 15 3,95 1,7959
125 2 3 2,5 25 4,33 2,0969
Etil Asetat 250 3 3 3 30 4,48 2,3979
500 4 3 3,5 35 4,61 2,6989
1000 4 4 4 40 4,75 3
Kontrol 0 0 0 0 0
Keterangan : pengerjaan tiap konsentrasi dilakukan duplo dan larva udang yang dimasukkan ke dalam
tiap vial berjumlah 10 ekor.
6 y = 1,6577x + 0,785
R² = 0,9698
5,5
3,5
3
1,5 2 2,5 3 3,5 4
Log Konsentrasi
Gambar 4.3 Kurva regresi penentuan nilai LC50 ekstrak heksana dan etil asetat
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap ekstrak heksana dan etil
asetat daun tumbuhan bunga bangkai, dapat disimpulkan bahwa senyawa metabolit
sekunder yang terkandung dalam ekstrak heksana yaitu fenolik dan triterpenoid.
Sedangkan ekstrak etil asetat mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu fenolik
dan steroid. Kandungan fenolik total pada ekstrak heksana dan etil asetat berturut-
turut adalah 42,22 mg GAE/mg) dan 37,22 mg GAE/mg. Aktivitas antioksidan ekstrak
heksana bersifat lemah sebagai antioksidan dengan nilai IC50 180,79 mg/L, sedangkan
ekstrak etil asetat bersifat sangat lemah sebagai antioksidan dengan nilai IC50 516,48
mg/L. Dari hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak heksana bersifat toksik
dengan nilai LC50 346,74 mg/L dan ekstrak etil asetat bersifat tidak toksik dengan nilai
LC50 2137,9 mg/L.
5.2 Saran
Beberapa saran untuk penelitian lanjutan diantaranya yaitu:
1. Untuk melakukan isolasi dan karakterisasi senyawa metabolit sekunder dari
ekstrak heksan daun tumbuhan bunga bangkai, karena ekstrak ini memiliki
aktivitas sitotoksik yang baik.
2. Untuk melakukan uji bioaktivitas lain seperti antibakteri dan antijamur dari daun
tumbuhan bunga bangkai.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Rakesh, P.; Manisha, K.; Rahul, U.; Sachin, P. and Navin, S. Colocasia esculenta:
A potent indigenous plant. Int J Nutr Pharmacol Neural Dis 2011,1, 90-6.
2. Nweman, D. J.; Cragg, G. M. and Sander K. M. The influence of natural productes
upon drug discovery. Nat. Prod. Rep. 2000, 17, 215, 3.
3. Bulter, M. S. The role of natural product chemistry in drug discovery. J. Nat. Prod.
2004, 67, 2141-2153.
4. Widyastuti, W. dan Suarsana, S. Daya Antioksidan dan Kadar Flavonoid Hasil
Ekstraksi Etanol-air. Fakultas Kedokteran. Universitas Udayana: Bali.
5. Fenglin, F. Kegiatan Pemulungan Radikal Bebas Ekstrak Daun Segar Diolah dari
dari Dipilih Tanaman Obat Cina. Fitoterapi, 2003, 75, 1, 1-7.
6. Firman, D.; Nurhaeni, N.; Ridhay, A. Antioxidant Activity Of Umbi Amorphophallus
paeoniifolius (Amorphophallus Paeoniifolius) Extract From Various Level Of
Solvents Polarity Kovalen, 2016, 2, 1, 61-69.
7. Ekowati, G.; Yanuwiadi, B.; Azrianingsih, R. Sumber Glukomanan Dari Edible
Araceae Di Jawa Timur. J-PAL, 2015, 6, 1, 32-41.
8. Khan, A.; Rahman, M. and Islam, M. S. Antibacterial, Antifungal and Cytotoxic
Activities of Tuberous Roots of Amorphophallus campanulatus. Turk J Biol 2007, 31,
167-172.
9. Dey, Y. N.; De, S.; Ghosh, A.K. Evaluation of analgesic activity of methanolic
extract of Amorphophallus paeoniifolius tuber by tail flick and acetic acid-induced
writhing response method. Int J Pharma Bio Sci, 2010, 1, 4, 662-668.
10. Jayaraman, A.; Kunga, M.R.; Ulaganathan, P.; Poornima, R. Antioxidant potential
of Amorphophallus paeoniifolius in relation to their phenolic content. Pharm Biol,
2010, 48, 6, 659-665.
11. Jayaraman, A.; Kunga, M. R.; Ulaganathan, P.; Poornima, R. Cytotoxic activity of
Amorphophallus paeoniifolius tuber extracts in vitro. American-Eurasian J Agric &
Environ Sci, 2007, 2, 4, 395-398.
12. Khan, A.; Moizer, R.; Islam, M. S. Antibacterial, antifungal and cytotoxic activities
of amblyone isolated from Amorphophallus campanulatus Blume ex. Decne. Indian
J Pharmacol, 2008, 40, 1, 41-44.
13. Khan, A.; Moizer, R.; Islam, M. S. Antibacterial, antifungal and cytotoxic activities
of 3,5-Diacetyltambulin isolated from Amorphophallus campanulatus. Indian J
Pharmacol, 2008, 16, 4, 239-244.
14. Yuzammi, Y. A Taxonomic Revision of the Terrestrial and Aquatic Aroids
(Araceae) in Java. [Thesis]. Sidney: School of Biological Science Faculty of Life
Science, University of New South Wales, 2000.
15. Madhurima, P.; Kuppast, I. J.; Mankani, K. L. A review on Amorphophallus
paeoniifolius. Intl J Adv Sci Res Technol, 2012, 2, 2 99-111.
16. Jintan, J.; Yuzammi, Y.; Suwastika, I. N.; Pitopang, R. BOTANY OF
Amorphophallus paeoniifolius Dennst. Nicolson (Araceae) IN PALU VALLEY.
Online Jurnal of Natural Science, 2015, 4, 1, 17-31.
17. Singh, A.; Wadhwa, N. A Review on Multiple Potential of Aroid: Amorphophallus
paeoniifoliusInt. J. Pharm. Sci. Rev. Res.,2014, 24, 1, 55-60.
18. Dwi, A. P. and Susanti, H. Penetapan Kadar Fenoik Total Ekstrak Metanol Kelopak
Bunga Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa L.) dengan Variasi Tempat Tumbuh
secara Spektrofotometri. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 2011, 2, 1, 73-80.
19. Tahir, M. Penentukan Kadar Fenolik Total Ekstrak Daun Nilam (Pogostemon
cablin Benth.) dengan Metoda Spktrofotometer UV-VIS. Jurnal Fitofarmaka
Indonesia, 2007, 4, 1
25
26
20. Dey, Y. N.; Ota, S.; Srikanth, N.; Jamal, M.; Wanjari, M. A phytopharmacological
review on an important medicinal plant - Amorphophallus paeoniifolius. Review
Article, 2012, 33, 1.
21. Gupta, M.; Paul, S.; Karmakar, N.; Sasmal, S. and Chowdhury, S. Free Radical
Scavenging Activity of Sida cordifolia Linn. Extracts Measured by Hydrogen
Peroxide, DPPH, ABTS and Ferric Reducing Antioxidant Methods. Int. J. Curr.
Res. Biosci. Plant Biol, 2016, 3, 8 114-122.Afriani, S.; Idiawati, N.; Destiarti, L.;
Arianie, L. Uji Aktivitas AntioksidanDaging Buah Asam Paya (Eleiodoxa conferta
Burret) Dengan Metode DPPH dan Tiosianat. JKK, 2014, 3, 1, 49-56.
22. Lasmadiwati, E.; Herminati, M. M. and Y.H.I. Pegagan Meningkatkan Daya Ingat,
Membuat Awet Muda, Menurunkan Gejala Stres dan Meningkatkan Stamina. Vol.
II. Jakarta: Penebar Swadaya, 2004.
23. Kedia, A.; Prakash B.; Mishra P.K.; Singh P.; Dubey N.K.: Botanicals As Eco
Friendly Biorational Alternatives of Synthetic Pesticides Against Callosobruchus
spp. (Coleoptera: Bruchidae)-a Review. Journal Food Science Technology 2015,
52, 3, 1239.
24. Anggriati, P.: Uji Sitotosisitas Ekstrak Etanol 70% Buah Kemukus (Piper Cubeba
L) Terhadap Sel Hela, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta,
2008.
25. Loomis, T. A. Essential of Toxicology, Edisi III, IKIP Semarang, Semarang, p.
1978, 228-233.
26. Meyer, B. N.; Ferrigni, N. R.; Putnam, J. E.; Jacobsen, L. B.; Nichols, D.; and
McLaughlin, J. L. Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant
Constituents. Planta Medica 1982 45 : 31-34
27. Meyer, B.N.; N.R. Ferrigni; J.E. Putnam; J. L. Nicols and McLaughlin: Brine
Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant Constituents. Journal of
Medicinal Plant Reseach 1982, 45, 31-32.
28. Carballo, J. L. I.; Inda, Z. L. H. and Perez. A Comparison between Two Brine
Shrimp Assay to Detect in Vitro Cytotoxicity in Marine Natural Product. BMC
Biotecnology. 2002, 2, 17, 1-5.
29. Arifuddin, M. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Laban Abang (Aglaia
elliptica BLUME) Terhadap Larva Udang (Artemia salina LEACH) dengan Metode
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014.
30. Khaled A Tawaha. Cytotoxicity Evaluation of Jordanian Wild Plants using Brine
Shrimp Lethality Test. Jordan J. J. Appl. Sci. 2005, 8, 1, 12-17.
31. Amalina, N. Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanol 70% Buah Merica Hitam (Piper
ningrum L.) Terhadap Sel HeLa, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah, Surakarta, Surakarta, 2008.
32. Khan, A.; Moizer, R.; Islam, M. S. Antibacterial, antifungal and cytotoxic activities
of Tuberous Roots of Amorphophallus campanulatus. Turk J Biol, 2007, 31, 167-
172.
33. Qayyum, A.; Sarfraz, R.A.; Ashraf, A dan Adil, S. Phenolic Composition and
Biological (Anti Diabetic and Antioxidant) Activities of Different Solvent Extracts of
an Endemic Plant (Heliotropium Strigosum), J. Chil. Chem. Soc., 2016, 1.
34. Leksono, W. B.; Pramesti, R.; Santosa, W. G. dan Setyati, W. A. Jenis Pelarut
Metanol dan N-Heksana Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut
Gelidium sp. dari Pantai Drini Gunungkidul – Yogyakarta. Jurnal Kelautan Tropis
2018 21, 1, 9–16.
35. Wikanta, T.; Januar, H. I. dan Nursid, M. Uji Aktivitas Antioksidan, Toksisitas, dan
Sitotoksisitas Ekstrak Alga Merah Rhodymenia palmat. Jurnal Penelitian
Perikanan Indonesia 2005, 11, 4.
27
Sampel bubuk
daun
Amorphophallus
- dimaserasi dengan heksana
paeoniifolius
- disaring
Ekstrak Ampas
heksana
- dipekatkan dengan
rotary eveporator
Ekstrak pekat
heksana
Ekstrak Ampas
diklorometan
- dipekatkan dengan
rotary eveporator - dimaserasi dengan etil asetat
- disaring
Ekstrak pekat
diklorometan
Ekstrak 1- Ampas
butanol
- dipekatkan dengan rotary
eveporator
Ekstrak pekat
1-butanol
29
Filtrat Ampas
b. Pemeriksaan Alkaloid
Sampel daun
Amorphophallus- paeoniifolius
dirajang dan digerus dalam lumpang
dengan bantuan pasir
- ditambahkan 10 mL kloroform
- ditambahkan 10 mL amonia-kloroform
0,05 M
- diaduk dan disaring
Filtrat Ampas
Lapisan asam
Posiitif Alkaloid
Lapisan air
- ditambah HCl
- dikocok selama - ditambah FeCl3 pekat dan
1 menit serbuk Mg
Lapisan kloroform
- diambil 2,5 mL
- diencerkan dalam labu 25 mL dengan metanol
Sampel
- ditimbang 100 mg
- dilarutkan dalam labu 100 mL dengan metanol
10 mg DPPH
Larutan sampel
berbagai konsentrasi
Asam Askorbat 10 mg
Larutan sampel
berbagai konsentrasi
36
Larutan sampel
berbagai konsentrasi
- dipipet masing-masing 2 mL
- ditambahkan 3 mL larutan DPPH 0,1 mM
- didiamkan campuran selama 30 menit
ditempat gelap
- ditentukan serapan dengan spektrofotometri
UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm
Absorban
IC50
37
Ekstrak 100 mg
c. Pengujian Sitotoksik
Larutan sampel
berbagai konsenstrasi
1 Flavonoid
2 Fenolik
3 Saponin
4 Triterpenoid
5 Steroid
6 Alkaloid
7 Kumarin
= 4,47%
b) Kadar Ekstrak Etil Asetat dalam Daun Tumbuhan Bunga bangkai
Berat Ekstrak
%= x 100%
Berat Sampel
5,0628 g
= x 100%
450 g
= 1,25%
c) Kadar Air dalam Daun Tumbuhan Bunga bangkai
Massa cawan = 25,7846 gram
Massa sampel = 5,0628 gram
Massa cawan + sampel = 30,8474 gram
30,8474 g - 26,6773 g
Kadar Air = x 100%
5,0628 g
= 82,37%
41
1000 mg 1L
Ekstrak 1000 mg/L = x 100 mL x = 100 mg
L 1000 mL
42
1000 mg 1L
Ekstrak 1000 mg/L = x 100 mL x = 100 mg
L 1000 mL
1. 10 0,066
2. 40 0,161
3. 80 0,31
4. 120 0,455
5. 160 0,609
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 50 100 150 200
Konsentrasi (mg/L)
42,22 mg GAE 1L
x x 100 mL
L 1000 mL
Fenolik Total =
0,1 g
= 42,22 mg GAE/g
b. Ekstrak Etil Asetat
y = 0,0036x + 0,022
0,156 = 0,0036x + 0,022
x = 37,22
37,22 mg GAE 1L
x x 100 mL
L 1000 mL
Fenolik Total =
0,1 g
= 37,22 mg GAE/g
Tabel kadar fenolik fenolik total ekstrak heksana dan etil asetat
Konsentrasi
Ekstrak Absorban mg GAE/g sampel
(mg/L)
Heksana 1000 0,174 42,22
Etil Asetat 1000 0,156 37,22
44
1000 mg 1L
Ekstrak 1000 mg/L = x 10 mL x = 100 mg
L 1000 mL
1000 mg 1L
Ekstrak 1000 mg/L = x 10 mL x = 100 mg
L 1000 mL
6,25 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
10 mL . 6,25 mg/L = V2 . 12,5 mg/L
V2 = 5 mL
4. Penentuan persen inhibisi
A kontrol - A sampel
Persen inhibisi = x 100%
A kontrol
a. Ekstrak Heksana
6,25 mg/L
0,619 - 0,567
Persen inhibisi = x 100%
0,619
= 8,4%
12,5 mg/L
0,619 - 0,538
Persen inhibisi = x 100%
0,619
= 13,08%
25 mg/L
0,619 - 0,529
Persen inhibisi = x 100%
0,619
= 14,54%
50 mg/L
0,619 - 0,473
Persen inhibisi = x 100%
0,619
= 23,59%
100 mg/L
0,619 - 0,431
Persen inhibisi = x 100%
0,619
= 30,97%
46
30
Persen Inhibisi
25 y = 0,2253x + 9,2675
R² = 0,9434
20
15
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi (mg/L)
100 mg/L
0,619 - 0,534
Persen inhibisi = x 100%
0,619
= 13,73%
14
12
Persen Inhibisi
y = 0,0883x + 4,395
10 R² = 0,9452
8
0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi (mg/L)
c. Asam Askorbat
0,391 mg/L
0,619 - 0,591
Persen inhibisi = x 100%
0,619
= 4,52%
0,781 mg/L
0,619 - 0,550
Persen inhibisi = x 100%
0,619
= 11,14%
1,562 mg/L
0,619 - 0,469
Persen inhibisi = x 100%
0,619
= 24,23%
48
50 mg/L
0,619 - 0,363
Persen inhibisi = x 100%
0,619
= 41,35%
100 mg/L
0,619 - 0,024
Persen inhibisi = x 100%
0,619
= 96,12%
100
Persen Inhibisi
80
60 y = 15,36x - 1,7285
R² = 0,994
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Konsentrasi (mg/L)
Kontrol - 0,619 - - -
V2 = 50 mL
250 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V2 = 50 mL
125 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V2 = 50 mL
62,5 mg/L
V1 . M1 = V2 . M2
V2 = 50 mL
51
Tabel hasil pengamatan uji sitotoksik ekstrak heksana dan etil asetat daun
tumbuhan bunga bangkai
5
Nilai Probit
4,5
y = 0,6179x + 2,9443
R² = 0,9398
4
3,5
3
1,5 2 2,5 3 3,5 4
Log Konsentrasi
BIODATA PENULIS
Data Pribadi