Anda di halaman 1dari 97

PERBANDINGAN KADAR FENOLIK DAN AKTIVITAS

ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAN ETANOL DAUN


SUNGKAI (Peronema canescens Jack)

SKRIPSI

OLEH :

LILI SILVANA
1810802002

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
PALEMBANG
2022
PERBANDINGAN KADAR FENOLIK DAN AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAN ETANOL DAUN
SUNGKAI (Peronema canescens Jack)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Sains Bidang Kimia

OLEH :

LILI SILVANA
1810802002

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
PALEMBANG
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Perbandingan Kadar Fenolik dan Aktivitas


Antioksidan Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sungkai (Peronema canescens Jack)
Nama : Lili Silvana
NIM : 1810802002
Program Studi : Kimia
Fakultas : Sains dan Teknologi

Telah disetujui oleh Tim Penguji Sidang Skripsi


1. Ketua : Dr. Delima Engga Maretha,M.Kes,AIFO ( )
NIP. 198203032011012010

2. Sekretaris : Dwi Fitri Yani, S.Pd.,M.Si ( )


NIDN. 2018049102

3. Penguji I : Hasan Marzuki, S.Pd.,M.T ( )


NIP. 198502182014031003

4. Penguji II : Damayanti Iskandar, M.Sc ( )


NIDN. 2023129301

Mengetahui
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Dr. Munir, M.Ag


NIP. 197103042001121002

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

PERBANDINGAN KADAR FENOLIK DAN AKTIVITAS


ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAN ETANOL
DAUN SUNGKAI (Peronema canescens Jack)

Oleh :
Lili Silvana
1810802002

Setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi pada


12 Agustus 2022 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sains bidang Kimia

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Delima Engga Maretha, M.Kes, AIFO Dwi Fitri Yani, S.Pd., M.Si
NIP. 198203032011012010 NIDN. 2018049102

Mengetahui
Ketua Program Studi Kimia

Mariyamah, M.T
NIP. 198304202014032002

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang-orang yang


sangat berpengaruh dalam kehidupan penulis, yaitu :
1. Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah
yang tidak pernah putus, serta Nabi Muhammad
SAW yang selalu menjadi panutan dalam kehidupan.
2. Kedua orang tuaku, Samsiar dan Fitri Choiriah yang
selalu mendoakanku di setiap melangkah, memberikan
kasih dan sayangnya, dukungan dan kesabaran begitu
banyak hingga mencapai di titik ini, serta saudariku
Dila Savira yang telah memberikan semangat dan
dukungan kepadaku.
3. Ibu Delima Engga Maretha dan Ibu Dwi Fitri Yani
selaku dosen pembimbing yang telah membimbing saya
dalam pembuatan skripsi ini, yang tidak pernah lelah
memberikan bantuan, nasihat, serta ilmu yang selama
ini dilimpahkan dengan rasa ikhlas.
4. Sahabatku (Susi, Jelia, Arya, Dandi), dan teman-
teman seperjuangan Kimia 18 yang telah memberikan
semangat dan dukungannya untukku.

v
MOTTO

“Berdirilah kamu, niscaya Allah akan mengangkat (derajat)


orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha teliti apa yang
yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadalah:11).

“Barang siapa menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu,


Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”.
(HR. Muslim)

vi
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Lili Silvana
Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 13 Juli 2000
Program Studi : Kimia
NIM : 1810802002

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :


1. Seluruh data, informasi, interpretasi serta pernyataan dalam
pembahasan dan kesimpulan yang disajikan dalam Skripsi
ini, kecuali yang disebutkan sumbernya ditulis dalam daftar
pustaka adalah merupakan hasil pengamatan, penelitian,
pengolahan, serta pemikiran saya dengan pengarahan dari
pembimbing yang ditetapkan.
2. Skripsi yang saya tulis ini adalah asli, bukan jiplakan dan
belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik,
baik di UIN Raden Fatah maupun perguruan tinggi lainnya.
3. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya bukti
ketidakbenaran dalam pernyataan tersebut diatas, maka
saya bersedia menerima sanksi akademis berupa
pembatalan gelar yang saya peroleh melalui pengajuan
karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan


dapat dipertanggungjawabkan

Palembang, Agustus 2022


Yang membuat pernyataan

Lili Silvana
NIM.1810802002

vii
COMPARISON OF PHENOLIC CONTENT AND ANTIOXIDANT
ACTIVITY OF WATER AND ETHANOL EXTRACT OF
SUNGKAI LEAVES (Peronema canescens Jack)

ABSTRACT

Sungkai leaf is a plant that is trusted by the public as a cure


for COVID-19. Water and ethanol extracts of Sungkai
leaves contain phenolic content which is thought to be able
to play a good role as an antioxidant that can increase the
immune system (immunomodulator) of COVID-19 disease.
This study aims to determine the phenolic content and
antioxidant activity using the DPPH (2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl) method. The study showed the ratio of
phenolic levels of water and ethanol extract of sungkai
leaves at a concentration of 0.1% was 0.002% and 0.007%,
while the ratio of antioxidant activity (IC50) was 0.02;
0.04; 0.06; 0.08; and 0.1% in water and ethanol extract of
sungkai leaves were 0.025% and 0.03%.
Keyword : antioxidant, sungkai leaves, phenolic

viii
PERBANDINGAN KADAR FENOLIK DAN AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAN ETANOL DAUN
SUNGKAI (Peronema canescens Jack)

ABSTRAK

Daun sungkai merupakan tumbuhan yang


dipercaya masyarakat sebagai obat COVID-19. Ekstrak air
dan etanol daun sungkai memiliki kandungan fenolik yang
diduga mampu berperan dengan baik sebagai antioksidan
yang dapat meningkatkan sistem imun (imunomodulator)
penyakit COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan fenolik dan aktivitas antioksidan
menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl). Penelitian ini menunjukkan perbandingan
kadar fenolik ekstrak air dan etanol daun sungkai pada
konsentrasi 0,1% adalah sebesar 0,002% dan 0,007%,
sedangkan perbandingan aktivitas antioksidannya (IC50)
konsentrasi 0,02; 0,04; 0,06; 0,08; dan 0,1% dalam ekstrak
air dan etanol daun sungkai adalah sebesar 0,025% dan
0,03%.
Kata kunci : antioksidan, daun sungkai, fenolik

ix
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang , segala puji bagi Allah yang rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan hasil penelitian dengan
judul “Perbandingan Kadar Fenolik dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Air dan Etanol Daun Sungkai
(Peronema canescens Jack)” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Laporan hasil penelitian ini dibuat untuk
memenuhi persyaratan akademik guna memperoleh gelar
sarjana di Program Studi Kimia Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang.
Berkat adanya dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, penyusunan laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si
selaku Rektor Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang.
2. Bapak Dr. Munir, M.Ag selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang.

x
3. Ibu Mariyamah, M.T selaku Ketua Program
Studi Kimia Fakultas dan Teknologi.
4. Bapak Hasan Maruzki, S.Pd.,M.T selaku dosen
Pembimbing Akademik.
5. Ibu Dr. Delima Engga Maretha, M.Kes AIFO,
dan Ibu Dwi Fitri Yani, S.Pd., M.Si selaku dosen
Pembimbing Skripsi.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Kimia
Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2018 yang
senantiasa mendoakan dan memberi semangat
8. Rekan-rekan mahasiswa di Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Negeri
Raden Fatah Palembang.
Dalam penulisan laporan hasil penelitian ini penulis
menyadari masih banyak sekali kekurangan, sehingga
sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan hasil
penelitian ini dapat bermanfaat. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Palembang, 2022

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN .................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................. iv
MOTTO ...................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN ................................... vii
ABSTRACT .............................................................. viii
ABSTRAK .................................................................. ix
KATA PENGANTAR ..................................................x
DAFTAR ISI .............................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ................................................ xiv
DAFTAR TABEL.......................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ...............................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................5
2.1. Tanaman Sungkai (Peronema canescens Jack) ...5
2.2 Ekstraksi...............................................................8
2.3 Skrining Fitokimia ...............................................9
2.4 Radikal Bebas ....................................................12
2.5 Antioksidan ........................................................14
2.6 Metode Folin Ciocalteu .....................................14
2.7 Metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) .15
2.8 Spektrofotometer UV-Vis ..................................15
2.9 Spektrofotometer FTIR ......................................16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................17
3.1 Waktu dan Tempat .............................................17
3.2 Alat dan Bahan...................................................17
3.3 Prosedur Penelitian ............................................18
3.3.1 Preparasi dan Ekstraksi Sampel ...............18

xii
3.3.2 Uji Fitokimia............................................19
3.3.3 Penentuan Kadar Fenolik.........................20
3.3.4 Penentuan Aktivitas Antioksidan ............21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................23
4.1 Preparasi dan Ekstraksi Sampel .........................23
4.2 Uji Fitokimia ......................................................24
4.3 Uji Fenolik .........................................................27
4.4 Uji Antioksidan ..................................................32
BAB V PENUTUP ......................................................39
5.1 Kesimpulan ........................................................39
5.2 Saran...................................................................39
DAFTAR PUSTAKA .................................................41
LAMPIRAN 1 .............................................................49
LAMPIRAN 2 .............................................................67
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...................................81

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tanaman Sungkai ............................................. 5


Gambar 2 Daun Sungkai.................................................... 6
Gambar 3 Reaksi Uji Alkaloid .......................................... 9
Gambar 4 Reaksi Uji Flavonoid ...................................... 10
Gambar 5 Reaksi Uji Tanin ............................................. 10
Gambar 6 Reaksi Uji Saponin ......................................... 12
Gambar 7 Reaksi Flavonoid ............................................ 26
Gambar 8 Reaksi Antara Fenol Dengan Reagen Follin ... 27
Gambar 9 Kurva Standar Asam Galat ............................. 28
Gambar 10 Kurva Standar Asam Galat ........................... 28
Gambar 11 Spektrum FTIR Ekstrak Etanol Daun Sungkai
........................................................................................... 30
Gambar 12 Reaksi Antara Senyawa DPPH Dengan
Senyawa Fenolik ............................................................... 33
Gambar 13Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak
Air ..................................................................................... 35
Gambar 14 Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak
Etanol ................................................................................ 35

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Uji Fitokimia .............................................. 25


Tabel 2 Hasil Karakterisasi FTIR ..................................... 31
Tabel 3 Nilai Absorbansi dan %Inhibisi........................... 34
Tabel 4 Hasil IC50............................................................ 36

xv
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 .............................................................49
LAMPIRAN 2 .............................................................67

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan
penyakit jenis baru dan belum pernah ditemukan
sebelumnya pada manusia, penyakit ini diakibatkan oleh
virus Sars-Cov-2. Penyakit COVID-19 bisa menular
melalui kontak langsung dengan penderita saat bersin
ataupun batuk [1]. Penyakit COVID-19 bisa dilawan
dengan meningkatkan sistem imun di dalam tubuh [1].
Meningkatkan sistem imun tubuh bisa dilakukan dengan
menjaga asupan gizi dalam makanan [2]. Asupan gizi
tersebut dapat terpenuhi dengan cara mengkonsumsi buah-
buahan, sayuran yang mengandung vitamin, ataupun
dengan cara mengkonsumsi tanaman-tanaman herbal.
Daun sungkai (Peronema canescens Jack) adalah
tumbuhan yang dipercaya masyarakat sebagai obat
COVID-19. Berdasarkan survei awal kepada masyarakat
yang telah dilakukan, dengan total koresponden 21 orang
yang terdiri dari 13 orang (usia 18-23 tahun); 1 orang (usia
24-29 tahun); 1

1
2

orang (usia 30-35 tahun); 1 orang (usia 36-41 tahun); dan 5


orang (usia 42-47 tahun) sebanyak 71% menyebutkan
bahwa mengkonsumsi rebusan daun sungkai dapat
membuat tubuh menjadi lebih fit, meredakan demam, dan
meningkatkan imunitas tubuh.
Tanaman sungkai merupakan tumbuhan yang liar,
akan tetapi tanaman ini bernilai ekonomis, sehingga
masyarakat membudidayakannya, dan digunakan sebagai
obat tradisional. Beberapa penelitian melaporkan
kandungan metabolit sekunder daun sungkai seperti steroid,
alkaloid, terpenoid, flavonoid, tanin, dan saponin [3] [4] .
Penggunaan tumbuhan sungkai ini tergantung pada
tujuan penggunaanya. Untuk obat sakit memar, daun
sungkai dapat ditumbuk dan ditempelkan pada bagian
memar [5], sedangkan untuk penurun demam dan obat
malaria, dikonsumsi dengan cara meminum rebusan daun
sungkai [6]. Senyawa aktif yang berperan dalam penurun
demam dan obat malaria pada daun sungkai adalah
golongan senyawa fenolik [7].
Senyawa fenolik sering dijumpai pada tumbuhan, dan
sifat farmakologi antara lain sebagai anti inflamasi [8],
antibakteri [9] dan antioksidan [10]. Menurut Nurwaini et
all [11] aktivitas antioksidan suatu tanaman akan semakin
tinggi apabila kandungan fenoliknya juga tinggi.
3

Antioksidan adalah senyawa yang bisa menetralkan


radikal bebas, serta mencegah kerusakan sel-sel akibat
radikal bebas, dan antioksidan ini juga salah satu cara
untuk meningkatkan sistem imun (imunomodulator)
[12][13]. Imunomodulator merupakan zat yang mampu
menginduksi, menguatkan, dan menghambat komponen
dari sistem kekebalan tubuh [14].
Daun sungkai yang mengandung metabolit sekunder
seperti golongan fenolik diduga mampu berperan dengan
baik sebagai antioksidan yang dapat meningkatkan sistem
imun (imunomodulator) penyakit COVID-19. Senyawa
fenolik cenderung akan tertarik ke pelarut yang bersifat
polar, karena adanya gugus hidroksil [15], seperti air dan
etanol.
Maka akan dilakukan penelitian perbandingan
kandungan fenolik serta aktivitas antioksidan dari ekstrak
air dan etanol daun sungkai (Peronema canescens Jack).
Metode Folin Ciocalteu digunakan untuk menentukan
kadar fenolik, sedangkan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl) untuk penentuan aktivitas antioksidan
dengan konsentrasi bervariasi yaitu 0,02; 0,04; 0,06; 0,08;
0,1% (v/v).
4

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai
berikut :
1. Berapa kadar fenolik dalam ekstrak air dan etanol
daun sungkai ?
2. Berapa nilai aktivitas antioksidan alami ekstrak air dan
etanol daun sungkai yang dinyatakan sebagai IC50?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian pada penelitian ini sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui kadar fenolik dalam ekstrak air dan
etanol daun sungkai.
2. Untuk mengetahui nilai IC50 dalam ekstrak air dan
etanol daun sungkai.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu
informasi tentang potensi daun sungkai sebagai antioksidan
alami, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pemeliharaan
kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Sungkai (Peronema canescens Jack)


2.1.1 Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Sungkai
Sungkai (Peronema canescens Jack) termasuk
famili Verbenaceae dan tumbuhan yang berasal dari
Kalimantan. Sungkai juga tersebar di Sumatera
Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, dan Jawa
Barat. Sungkai dikenal dengan banyak nama yaitu ki
sabrang, kurus sungkai, jati sabrang, ki sabrang, dan
sekai [16].

Gambar 1. Tanaman Sungkai

5
6

Gambar 2. Daun Sungkai

Sungkai (Peronema canescens Jack) merupakan


tumbuhan liar, namun masyarakat
membudidayakannya karena bernilai ekonomis.
Tumbuhan ini biasanya ditemukan di hutan, kebun,
dan pekarangan. Sungkai tidak memerlukan perawatan
khusus, karena dapat tumbuh dengan mudah, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk pagar hidup pekarangan
rumah [17][18].
Tumbuhan sungkai tumbuh baik di iklim tropis
pada ketinggian antara 0-600 mdpl, dan 2100-2700
mm curah hujan tahunannya. Tumbuhan sungkai
tergolong tanaman berkayu dengan diameter hingga
60 cm, tinggi mencapai 20-30 m, batang 15 m tidak
bercabang. Warna batang sungkai sawo matang,
berbentuk lurus, beralur dangkal, dan kulitnya tipis.
7

Daun sungkai memiliki sirip ganjil dan


majemuk yang ditempatkan berpasangan atau
berselang-seling dan meruncing di ujung bilah.
Bunganya diletakkan berpasangan, dan buahnya kecil-
kecil. [17].
Tanaman sungkai secara taksonomi di
klasifikasikan antara lain :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Lamiales
Family : Lamiaceae
Genus : Peronema
Spesies : Peronema canescens jack
2.1.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Tanaman
Sungkai
Pemanfaatan tanaman sungkai sebagai obat
tradisional tidak lepas dari kandungan metabolit
sekunder pada tanaman tersebut, berdasarkan hasil uji
fitokimia kandungan metabolit sekunder daun sungkai
positif mengandung tanin, steroid, alkaloid, flavonoid,
terpenoid, dan saponin [3] [4].
Daun tanaman sungkai secara tradisional
dimanfaatkan obat penurun panas, obat sakit gigi, obat
8

pilek, dan campuran rempah-rempah dalam air mandi


wanita habis [17]. Daun sungkai dapat ditumbuk dan
ditampal untuk obat sakit memar [5]. Seduhan daun
sungkai dapat digunakan untuk menurunkan panas,
malaria, dan menjaga kesehatan [19].
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah penarikan senyawa aktif dari bahan
alam menggunakan pelarut organik [20], prinsinya adalah
senyawa aktif berpindah ke dalam pelarut. Ada banyak
jenis metode ekstraksi, salah satunya adalah maserasi.
Maserasi adalah metode ekstraksi yang prosesnya
sederhana, dan mudah dilakukan, yaitu simplisia direndam
kedalam pelarut. Dinding sel aku ditembus oleh pelarut,
dan memasuki rongga sel yang berisi senyawa aktif, hal ini
terjadi akibat konsentrasi yang berbeda pada larutan di luar
dan dalam sel, sehingga larutan pekat didesak keluar.
Proses ini berulang, hingga konsentrasi di luar dan dalam
sel mencapai kesetimbangan.
Keunggulan ekstraksi menggunakan metode maserasi
adalah prosesnya dilakukan dengan suhu ruang, sehingga
senyawa aktif yang tidak kuat terhadap panas, tidak akan
rusak. Maserasi sangat cocok digunakan untuk pemisahan
menggunakan bahan alam [20].
9

2.3 Skrining Fitokimia


Metode untuk mengetahui senyawa metabolit
sekunder pada tanaman dapat menggunakan skrining
fitokimia. Senyawa metabolit sekunder yang bisa
diidentifikasi melalui skrining fitokimia adalah tanin,
alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, dan saponin
Uji alkaloid Mayer positif jika terbentuk senyawa
kompleks kalium alkaloid dengan ciri endapan berwarna
putih. Dalam alkaloid terdapat nitrogen akan bereaksi
dengan senyawa reagen mayer, yaitu ion logam K+ . Reaksi
uji alkaloid disajikan pada gambar 3.

Gambar 3. Reaksi Uji Alkaloid


Sumber: Achmad, 1986

Flavonoid tergolong senyawa fenolik yang pada cincin


karbon aromatiknya terikat gugus –OH. Ditambahkan
serbuk Mg dan HCl bertujuan untuk mereduksi inti dari
struktur flavonoid yaitu inti benzopiron, dan terbentuklah
garam flavilium yang berwarna jingga atau merah. Reaksi
uji flavonoid akan disajikan pada gambar 4.
10

O O
2 HCl
2 2
Mg + MgCl2
OH OH
O OH

O O+
MgCl2 + 2 2 + MgCl2
OH OH
OH OH
Garam Flavilium Jingga

Gambar 4. Reaksi Uji Flavonoid


Sumber: Achmad, 1986

Uji tanin dilakukan dengan menambahkan FeCl3 yang


bertujuan untuk menghidrolisis golongan tanin. Hal ini
akan menunjukkan perubahan warna larutan menjadi biru
kehitaman yang menandakan adanya kompleks antara tanin
dan Fe3+. Reaksi uji tanin disajikan pada gambar 5.
11

OH

OH

HO

FeCl +
OH

O
O
O
Fe OH
O
O
OH O
HO

HO

Gambar 5. Reaksi Uji Tanin


Sumber: Achmad, 1986

Uji saponin akan menghasilkan buih dalam air, yang


artinya menunjukkan adanya glikosida. Glikosida bertindak
sebagai gugus polar, sedangkan steroid dan terpenoid
sebagai gugus non polar. Gugus polar dan non polar
apabila dicampurkan dengan air akan terbentuk misel.
Dalam struktur misel, gugus polar bersifat hidrofilik, dan
gugus nonpolar hidrofobik, sehingga di kondisi ini saponin
berbentuk busa. Reaksi uji saponin disajikan pada gambar
6.
12

H 2O
CO
CH2OH
O O OH CO2H
OH

OH

1-Arabinopiriosil-3B-asetil oleonolat Aglikon

+ CH2OH

O OH

OH

OH
Glukosa

Gambar 6. Reaksi Uji Saponin


Sumber: Achmad, 1986

2.4 Radikal Bebas


Senyawa yang mempunyai elektron tidak berpasangan
disebut dengan radikal bebas. Radikal bebas ini dapat
diperoleh dari proses metabolisme sel tubuh, yang
terbentuk pada saat proses sintesis energi oleh mitokondria.
Pada proses metabolisme, zat-zat makan teroksidasi dan
diubah menjadi senyawa pengikat energi dengan bantuan
oksigen, sehingga terbentuklah radikal bebas [21].
Radikal bebas dapat merusak sel dan jaringan ketika
jika terakumulasi di dalam tubuh, dan radikal bebas ini bisa
bersumber dari luar seperti polusi udara, radiasi, asap
rokok, dan obat [22].
13

Molekul yang radikal pada dasarnya tidak ada, tetapi


ketika molekul non radikal bertemu dengan radikal bebas,
terbentuklah radikal bebas yang baru [23], karena radikal
bebas ini tidak stabil, maka untuk memperoleh elektronnya
yaitu dengan cara mengikat molekul di sekitarnya. [24].
Penyakit degeneratif seperti paru-paru, kanker, dan
lever dapat timbul akibat radikal bebas yang reaktif terjadi
dalam tubuh, sehingga sel-sel tubuh akan diserang oleh
radikal bebas, hal ini harus dihentikan agar tubuh tetap
sehat [24].
Kerusakan akibat radikal bebas dapat diminimalisir
oleh antioksidan alami dari dalam tubuh, namun tubuh
membutuhkan antioksidan dari luar apabila radikal bebas
ini melampaui batas kemampuan antioksidan alami tubuh
[25].
Pembentukan radikal bebas terdiri dari tiga tahapan
yaitu [26] :
a. Inisiasi merupakan tahapan pertama pembentukan
radikal bebas.
b. Propagasi merupakan tahapan pembentukan radikal
bebas yang baru
c. Terminasi merupakan tahapan reaksi dari 2 radikal bebas
menghasilkan produk yang stabil
14

2.5 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang bisa mencegah
kerusakan sel-sel pada tubuh akibat radikal bebas dengan
menetralkan radikal bebas melalui mengisi kekurangan
elektron pada radikal bebas [12].
Antioksidan ada dua jenis yaitu alami dan sintetik.
Akan tetapi, penggunaannya dibatasi, karena antioksidan
sintetik bersifat karsinogenik [27]. Antioksidan sintetik ini
menimbulkan efek samping, sehingga memotivasi untuk
melakukan penelitian antioksidan alami dan aman, serta
dapat didapatkan dari buah-buahan, sayuran, dan tanaman
herbal [28]. Metabolit sekunder pada tumbuhan yang
mempunyai potensi sebagai antioksidan yaitu steroid, tanin,
flavonoid, fenol, dan terpenoid [29].
2.6 Metode Folin Ciocalteu
Metode Folin Ciocalteu adalah metode untuk
menentukan kadar fenolik, dikarenakan prosesnya
sederhana, serta reagen folin yang digunakan bisa bereaksi
dengan senyawa fenolik. Larutan standar yang digunakan
adalah asam galat, karena bersifat alami dan juga stabil.
Larutan asam galat akan dicampurkan dengan reagen folin,
dan natrium karbonat (Na2CO3) dengan tujuan untuk
menciptakan suasana basa. Saat reaksi berlangsung, reagen
folin akan bereaksi dengan senyawa fenolik, sehingga
15

terbentuk warna biru yang menunjukkan suatu kompleks


molibdenum-blue [30]. Kandungan fenoliknya akan
semakin besar jika warna biru yang terbentuk semakin
pekat.
2.7 Metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl)
Metode DPPH adalah metode penentuan aktivitas
antioksidan menggunakan radikal bebas berupa DPPH, dan
metodenya yang mudah dilakukan, prosesnya sederhana,
sensitif, cepat, dan sampel yang digunakan sedikit. Metode
ini prinsipnya dengan mengukur aktivitas antioksidan
berdasarkan penurunan penyerapan DPPH. Apabila larutan
DPPH dicampur dengan senyawa yang bisa
menyumbangkan atom hidrogennya, intensitas warna ungu
pada larutan akan berkurang, karena terbentuknya DPPH
tereduksi [31].
Aktivitas antioksidannya dapat ditentukan dengan
menghitung konsentrasi yang bisa meredam radikal bebas
sebesar 50% atau IC50. Semakin tinggi aktivitas
antioksidannya, maka akan semakin kecil nilai IC50 .
2.8 Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer UV-Vis adalah alat untuk mengukur
serapan cahaya, dan panjang gelombang pada daerah sinar
ultraviolet dan sinar tampak. Spektrum dari hasil
spektrofotometri UV-Vis ini berupa pita yang lebar, yang
16

disebabkan oleh vibrasi dan rotasi molekul, dan


menunjukkan hanya beberapa puncak, dan dilaporkan
sebagai panjang gelombang maksimum. [32].
2.9 Spektrofotometer FTIR
FTIR adalah alat untuk mengidentifikasi gugus fungsi
dan menjelaskan senyawa secara struktural. Rentang
spektrum yang umum digunakan adalah daerah radiasi
inframerah tengah (4000-200 cm-1) [33].
Proses penyerapan inframerah menyebabkan
tereksitasinya molekul ke tingkat lebih tinggi saat
menyerap energi. Molekul hanya bisa menyerap frekuensi
cahaya inframerah tertentu. Selama proses penyerapan,
frekuensi radiasi inframerah yang sesuai dengan vibrasi
molekul akan diserap, dan meningkatkan amplitudo
vibrasional ikatan di dalam molekul [34].
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu,
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang selama
bulan Februari-Mei 2022.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Pada penelitian ini digunakan alat antara lain:
seperangkat alat gelas, blender, pipet tetes, kertas
saring, timbangan analitik, batang pengaduk,
aluminium foil, plastik wrap, kertas saring, corong
kaca, spektrofotometer inframerah, serta
spektrofotometer uv-vis.
3.2.2 Bahan
Pada penelitian ini digunakan bahan antara lain:
daun Sungkai, reagen Mayer, reagen Dragendorff,
reagen Folin-Ciocalteu, etanol 96%, bubuk Mg,
larutan HCl, larutan FeCl3 1%, DPPH, akuades,
larutan asam galat, dan larutan Na2CO3.

17
18

3.3 Prosedur Penelitian


3.3.1 Preparasi dan Ekstraksi Sampel
3.3.1.1 Preparasi Sampel
Daun Sungkai diambil di daerah
Pangkalan Balai. Kabupaten Banyuasin,
Sumatera Selatan. Daun sungkai segar yang
berwarna hijau dan sudah tua diambil.
Kemudian daun sungkai dicuci bersih, dipotong
kecil-kecil, lalu dikeringkan daun, dan
dihaluskan hingga menjadi serbuk.
3.3.1.2 Ekstraksi Pelarut Etanol
Ditimbang 20 gram simplisia, lalu
dimasukan kedalam wadah, lalu tambahkan
etanol 96% sebanyak 200 ml, ditutup agar
terlindungi dari cahaya dan dibiarkan selama 1
hari, kemudian disaring untuk memperoleh
filtrat.
3.3.1.3 Ekstraksi Pelarut Air
Ditimbang 20 gram, lalu dimasukan
kedalam wadah, lalu ditambahkan aquades
sebanyak 200 ml, ditutup agar terlindungi dari
cahaya dan dibiarkan selama 1 hari, kemudian
disaring untuk memperoleh filtrat.
19

3.3.2 Uji Fitokimia


Uji fitokimia yang dilakukan antara lain : [15] :
a. Uji Flavonoid
Ekstrak daun sungkai diambil masing-masing
sebanyak 1 ml, lalu tambahkan serbuk magnesium
(Mg) dan HCl. Positif flavonoid jika sampel
berubah warna menjadi merah atau jingga.
b. Uji Alkaloid
Ekstrak daun sungkai diambil masing-masing
sebanyak 1 ml, lalu ditambahkan reagen mayer,
sampel positif apabila terbentuk warna kuning.
Perlakuan yang sama diulangi dengan diganti
reagen Dragenfroff, sampel positif apabila
terbentuk warna jingga.
c. Uji Tanin
Ekstrak daun sungkai diambil masing-masing
sebanyak 1 ml, lalu tambahkan FeCl3 1%. Positif
tanin jika warna berubah menjadi hijau kehitaman.
d. Uji Saponin
Ekstrak daun sungkai diambil masing-masing
sebanyak 1 ml, lalu tambahkan air panas dan HCl
2 N. Positif saponin jika terbentuk buih.
20

3.3.3 Penentuan Kadar Fenolik


3.3.3.1 Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum Asam Galat
Larutan asam galat konsentrasi 0,002%
ditambahkan 1 ml reagen Folin Ciocalteu, dan
diamkan 3 menit, lalu larutan ditambahkan 2 ml
Na2CO3 5% , dan diamkan 60 menit. Larutan
diukur absorbansinya pada panjang gelombang
600-800 nm memakai spektrofotometer uv-vis.
3.3.3.2 Pembuatan Kurva Standar Asam
Galat
Larutan asam galat dibuat dengan
konsentrasi bervariasi yaitu konsentrasi 0,002;
0,004; 0,006; 0,008; 0,01% (v/v), pada larutan
masing-masing ditambahkan 1 ml reagen Folin
Ciocalteu dan diamkan 3 menit, lalu
ditambahkan 2 ml larutan Na2CO3 5%, dan
diamkan 60 menit. [35]. Semua larutan
absorbansinya diukur pada panjang gelombang
745 nm memakai spektrofotometer uv-vis.
3.3.3.3 Penentuan Kadar Fenolik
Ekstrak air dan etanol daun sungkai
dengan konsentrasi 0,1% (v/v), pada larutan
ditambahkan 1 ml reagen Folin dan diamkan 3
21

menit, lalu ditambahkan 2 ml larutan Na2CO3


5% dan diinkubasi 60 menit. Semua larutan
absorbansinya diukur pada panjang gelombang
745 nm memakai spektrofotometer uv-vis. Nilai
absorbansi yang telat didapat, dihitung kadar
fenolik menggunakan persamaan dari kurva
asam galat [35]. Persamaannya sebagai berikut :
y=
3.3.3.4 Karakterisasi
Dilakukan karakterisasi menggunakan
spektrofotometer inframerah (IR) untuk
mengkonfirmasi kandungan fenolik.
3.3.4 Penentuan Aktivitas Antioksidan
3.3.4.1 Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum DPPH
Sebanyak 2 ml larutan DPPH 50 mg/L
ditambahkan larutan etanol 2ml dan ditutup
menggunakan aluminium foil, kemudian
dihomogenkan, dan absorbansinya diukur pada
panjang gelombang 400-800 memakai
spektrofotometer uv-vis.
3.3.4.2 Penentuan IC50
Dibuat larutan ekstrak air dan etanol
daun sungkai masing-masing dengan
22

konsentrasi 1% (v/v), lalu dilakukan


pengenceran dengan variasi konsentrasi, yaitu
0,02; 0,04; 0,06; 0,08%, dan 0,1% . Kemudian
larutan masing-masing ditambahkan larutan
DPPH 50 ppm dengan perbandingan volume
1:1, lalu diinkubasi campuran 30 menit dan
absorbansinya diukur pada panjang gelombang
517 nm memakai spektrofotometer uv-vis.
Persen inhibisi dan nilai IC50 bisa dihitung
menggunakan persamaan [31] :

IC50
50

x
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Preparasi dan Ekstraksi Sampel
Preparasi sampel dilakukan dengan menggunakan
daun sungkai yang sudah tua dengan ciri daun yang
berwarna hijau tua, selanjutnya dicuci dan dikeringkan
untuk menghilangkan pengotor pada sampel agar terhindar
dari jamur yang dapat merusak kualitas simplisia sehingga
simplisia tahan lama. Proses penghalusan pada tahap
preparasi sampel bertujuan memperluas permukaan partikel
simplisia dengan pelarut, sehingga kontak partikel simplisia
dan pelarut semakin besar, dan dapat menarik senyawa
metabolit sekunder dalam sampel lebih banyak.
Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode
maserasi, karena prosesnya sederhana, mudah dilakukan.
Dilakukan proses maserasi dengan cara merendam sampel
daun sungkai kedalam pelarut yaitu etanol 96% dan air.
Kedua pelarut dipilih dikarenakan pelarut bersifat
universal, polar, dan mudah didapatkan, sehingga
diharapkan dapat menarik senyawa metabolit sekunder
seperti golongan fenolik pada sampel selama proses
ekstraksi. Pelarut etanol juga merupakan pelarut organik

23
24

yang memiliki sifat toksik paling kecil dibanding dengan


pelarut organik lainnya, serta menurut penelitian Luginda et
al [36], kadar fenolik akan lebih banyak terdapat pada
pelarut dengan konsentrasi etanol-air yang lebih rendah
sehingga diharapkan pelarut etanol 96% akan lebih banyak
menarik senyawa fenolik dibandingkan dengan etanol
murni. Semakin tinggi kadar airnya di dalam pelarut, maka
senyawa polar juga akan semakin banyak yang bisa
berdifusi ke dalam pelarut, meskipun senyawa non polar
kemungkinan juga ada yang terekstrak ke dalam pelarut
[36].
Aquades dipilih karena bersifat netral dan tidak toksik,
serta merupakan pelarut yang dapat digunakan langsung di
masyarakat karena tidak beracun seperti pelarut organik
lainnya. Tahap akhir dari maserasi adalah penyaringan
(filtrasi), hasil dari proses ini berupa ekstrak etanol dan
aquades yang digunakan untuk tahapan selanjutnya.
4.2 Uji Fitokimia
Pada penelitian melakukan uji fitokimia dengan tujuan
mengetahui senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak air
dan etanol daun sungkai, yang hasilnya disajikan pada tabel
1.
25

Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia


Golongan Standar Hasil Uji
Perubahan Air Etanol
Warna
Tanin Biru tua atau Hijau Hijau
hijau kehitaman kehitaman
kehitaman (+) (+)
Flavonoid Jingga, Merah Jingga (+) Jingga (+)
Alkaloid Kuning dengan Kuning Kuning
Mayer endapan putih dengan dengan
endapan endapan
putih (+) putih (+)
Alkaloid Kuning Kuning Hijau
Dragendorff kecoklatan kehitaman
(-) (-)
Saponin Terbentuk buih Terbentuk Terbentuk
yang stabil buih stabil buih
(+) stabil (+)

Berdasarkan penelitian Latief et al [37] dan Sari [38],


hasil yang sama juga didapatkan pada uji fitokimia ekstrak
etanol, yaitu positif terdapat flavonoid, alkaloid, tanin, dan
saponin. Tetapi, kajian literatur belum menampilkan hasil
uji fitokimia dari ekstrak air (aquades). Berdasarkan pada
26

tabel 1, ekstrak air daun sungkai mempunyai kandungan


yang juga sama seperti ekstrak etanol.
Dalam uji fitokimia, flavonoid dan tanin termasuk ke
dalam kelompok metabolit sekunder golongan fenolik [11].
Berdasarkan kajian literatur tentang hasil isolasi senyawa-
senyawa yang terdapat pada daun sungkai, penelitian
Dasrinal [39] melaporkan bahwa daun sungkai
mengandung senyawa 5,7-dihidroksi isoflavon yang
merupakan senyawa jenis jenis flavonoid yang berperan
sebagai antioksidan. Berdasarkan struktur senyawa 5,7-
dihidroksi isoflavon, digambarkan mekanisme reaksi uji
fitokimia yang disajikan pada gambar 7.

Gambar 7. Reaksi Flavonoid


27

Senyawa flavonoid yang ditambahkan serbuk


magnesium (Mg) dan HCl bertujuan untuk mereduksi inti
dari struktur flavonoid yaitu inti benzopiron, dan
terbentuklah garam flavilium yang berwarna jingga atau
merah.
4.3 Uji Fenolik
Pengujian fenolik dilakukan untuk mengukur kadar
fenolik di dalam ekstrak air dan etanol daun sungkai,
dengan menggunakan metode Folin Ciocalteu, karena
prosesnya sederhana, dan sensitif. .
Pada metode ini, larutan uji ditambahkan reagen Folin
Ciocalteu dan larutan natrium karbonat. Natrium karbonat
(Na2CO3) ditambahkan dengan tujuan untuk menciptakan
suasana menjadi basa, karena reagen folin tidak stabil pada
suasana basa, sehingga gugus hidroksil di dalam sampel
akan mereduksi reagen folin. Berikut persamaan reaksinya :

Gambar 8. Reaksi Antara Fenol Dengan Reagen Follin


28

Adanya senyawa fenolik bisa diketahui dengan


berubahnya larutan uji menjadi warna biru. Asam
fosfomolibdat-fosfotungstat yang ada dalam reagen folin
akan direduksi oleh senyawa fenolik, dan terbentuklah
larutan warna biru yang menandakan senyawa
molybdenum-blue. Warna biru yang dihasilkan sebanding
dengan ion fenolat yang terbentuk [30].
Kandungan fenolik ini ditentukan dari kurva standar
asam galat. Dijadikan asam galat sebagai standar karena
bersifat alami dan stabil, karena memiliki cincin aromatik
yang terikat pada gugus hidroksil sehingga dapat
beresonansi untuk mencapai kestabilan. Berikut hasil kurva
standar asam galat ditunjukkan pada gambar 9.

Kurva Standar Asam Galat


2.5
2
Absorbansi

1.5 y = 202.95x + 0.1179


1 R² = 0.9974

0.5
0
0 0.005 0.01 0.015
Konsentrasi
Gambar 10. Kurva Standar Asam Galat

Gambar 9. Kurva Standar Asam Galat


29

Berdasarkan persamaan yang telah didapatkan untuk


menentukan kandungan fenolik, yaitu : y= 202,95
. dengan r = 0,9974. Nilai r menunjukkan korelasi
antara absorbansi dan konsentrasi yang didapatkan.
Korelasinya akan semakin baik apabila nilai r=1 atau
mendekati 1. Dimasukkan ke dalam persamaan data
absorbansi sampel yang diperoleh untuk menghitung
kandungan fenolik dalam sampel.
Senyawa fenolik adalah golongan besar metabolit
sekunder yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Lebih
dari 8000 jenis fenolik telah diidentifikasi, dan golongan
terbanyak adalah flavonoid [37]. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa ekstrak air daun sungkai dalam
konsentrasi 0,1% (v/v) yaitu 0,01 ml ekstrak dalam volume
10 ml memiliki nilai kandungan fenolik sebesar 0,002%,
sedangkan ekstrak etanol sebesar 0,007%.
Kadar fenolik dari ekstrak etanol lebih besar
dibandingkan ekstrak air, karena walaupun kedua pelarut
secara umum bersifat polar, namun pelarut etanol 96%
lebih efektif dalam melarutkan senyawa fenolik pada daun
sungkai dibandingkan dengan pelarut air, karena
berdasarkan prinsip polarisasi, senyawa larut dalam pelarut
pada tingkat kepolaran yang sama [15].
30

Untuk mengkonfirmasi kandungan fenolik, dilakukan


analisa dengan spektrofotometer inframerah (IR). Spektrum
FTIR dari ekstrak etanol daun sungkai disajikan pada
gambar 10.

Gambar 11. Spektrum FTIR Ekstrak Etanol Daun Sungkai

Karakteristik puncak absorbansi digunakan untuk


mendeteksi (memprediksi) senyawa tertentu yang
berhubungan dengan aktivitas antioksidan. Menurut
penelitian Maigoda et al [40] sinyal dari kandungan
fenolik, yang memiliki sifat antioksidan, dapat ditemukan
pada range 1680-900 cm-1. Hasil FTIR ekstrak etanol daun
sungkai secara rinci disajikan pada tabel 2.
31

Tabel 2. Hasil Karakterisasi FTIR


Gugus Fungsi Range (cm-1) Ekstrak sungkai (cm-1)
N-H bond (amida) 1640-1550 1599
C-H stretch 1350-1000 1039; 1160; 1217;
(amina) 1345
C=C stretch 1600-1400 1446
C-H stretch 3000-2850 2925
-S=O 1150-950 1039
C=C bending 730-665 720
O-H stretch 3500-3200 3371
C-O stretch 1150-1000 1039
C-O phenol 1260-1050 1159; 1217

Jika dilihat dari tabel 2, terbukti terdapat senyawa


fenolik karena adanya serapan pada gugus C-O phenol
(1160 dan 1217 cm-1), diperkuat dengan gugus C=C
aromatik (1446 cm-1 ) dan gugus O-H (3371 cm-1 ), hal ini
diperkuat dengan penelitian Maigoda [40], menyatakan
bahwa serapan pada gugus C-O phenol (1159 dan 1224
cm-1). gugus C=C aromatik (1454 cm-1), dan gugus O-H
(3353 cm-1).
Perbedaan bilangan gelombang yang dihasilkan
disebabkan oleh perbedaan serapan gugus fungsi dari suatu
senyawa yang dipengaruhi oleh faktor elektronik, karena
32

pergeseran frekuensi terjadi dalam vibrasi molekul gugus


fungsi sehingga apabila suatu gugus fungsi berikatan
dengan senyawa yang berbeda, akan menghasilkan serapan
yang berbeda pula. Pada gugus O-H juga dipengaruhi oleh
faktor ikatan hidrogen, karena senyawa yang mengandung
OH dan H akan memberikan pengaruh dalam spektrum
inframerah.
4.4 Uji Antioksidan
Aktivitas antioksidan ditentukan menggunakan metode
DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl), karena sensitif,
sampel yang digunakan sedikit, prosesnya sederhana, cepat,
dan mudah dilakukan.
Pada metode ini radikal bebas yang digunakan berupa
DPPH. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah senyawa
antioksidan akan menyumbangkan hidrogennya dan akan
menstabilkan radikal bebas pada DPPH. Sehingga akan
terjadi penurunan absorbansi DPPH, dan mengakibatkan
intensitas warna ungu DPPH menjadi berkurang. Berikut
reaksi antara radikal DPPH dengan senyawa 5,7-dihidroksi
isoflavon :
33

Gambar 12. Reaksi Antara Senyawa Hidrazil Dengan Senyawa Fenolik

Pada reaksi diatas, senyawa hidrazil bereaksi dengan


senyawa 5,7-dihidroksi-isoflavon. Senyawa 5-7-dihidroksi
isoflavon yang merupakan antioksidan akan memberikan
hidrogennya pada senyawa DPPH, sehingga akan stabil,
dan terbentuk senyawa DPPH-H, dan radikal baru berupa
radikal 5-dihidroksi-isoflavon. Senyawa radikal baru
tersebut akan terstabilkan dengan cara resonansi.
34

Tabel berikut merupakan rata-rata absorbansi dan


persen inhibisi dari ekstrak air dan etanol daun sungkai :
Tabel 3. Nilai Absorbansi dan %Inhibisi
Konsentrasi Absorbansi % Inhibisi
Air Etanol Air Etanol
0,02% 0,444 0,438 48,07 48,77
0,04% 0,421 0,380 50,76 55,55
0,06% 0,379 0,309 55,67 63,85
0,08% 0,352 0,233 58,83 72,24
0,1% 0,333 0,148 61,05 82,69

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai persen inhibisi


ekstrak etanol lebih besar daripada ekstrak air, hal ini
berhubungan dengan kadar fenolik masing-masing ekstrak.
Hubungan konsentrasi dan persen inhibisi kedua ekstrak
sungkai disajikan pada gambar 12 dan 13.
35

Hubungan Konsentrasi & % Inhibisi


Ekstrak Air
80
60
% Inhibisi

40 y = 170.15x + 44.645
20 R² = 0.9857
0
0 0.05 0.1 0.15
Konsentrasi

Gambar 13.Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak Air

Hubungan Konsentrasi & %Inhibisi


Ekstrak Etanol
100
80
% Inibisi

60
40 y = 425.15x + 39.211
20 R² = 0.9952
0
0 0.05 0.1 0.15
Konsentrasi

Gambar 14. Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak


Etanol

Pengujian antioksidan ekstrak etanol dan air dapat


diperoleh dengan cara menghitung nilai penghambatan
36

(%inhibisi) pada sampel, lalu memasukkannya dalam kurva


regresi linear pada masing-masing ekstrak.
Kurva hubungan konsentrasi yang disajikan pada
gambar 12 dan 13, didapatkan melalui persamaan regresi
linear. Koefisien y dalam persamaan ini bernilai 50 yang
dianalogikan sebagai koefisien IC50 dan koefisien x sebagai
konsentrasi sampel yang akan ditentukan, dimana x yang
didapatkan merupakan konsentrasi yang dibutuhkan sampel
agar mampu meredam aktivitas radikal DPPH sebesar 50%.
Sampel air dan etanol memiliki korelasi yang baik,
dengan nilai r ekstrak air sebesar 0,9857 dan ekstrak etanol
0,9952, dimana nilai r tersebut menggambarkan linearitas
konsentrasi terhadap % inhibisi. Hasil IC50 pada kedua
ekstrak disajikan pada tabel 4.
. Tabel 4. Hasil IC50
Parameter Ekstrak Etanol Ekstrak Air
IC50 0,025% 0,03%

IC50 adalah konsentrasi yang bisa meredam 50%


radikal bebas. Dapat dilihat pada tabel 4, ekstrak etanol
dalam 0,0025 ml sampel dengan volume 10 ml, mampu
menghambat 50% radikal, sedangkan pada ekstrak air
dalam 0,003 ml sampel dengan volume 10 ml mampu
menghambat 50% radikal.
37

Hal ini sejalan dengan kadar fenoliknya, semakin


tinggi kadar fenoliknya, maka aktivitas antioksidannya
akan semakin besar [15] Semakin besar aktivitas
antioksidannya, maka akan semakin kecil nilai IC50.
Dapat dilihat juga bahwa nilai IC50 dari kedua ekstrak
tidak terlalu berbeda secara signifikan, hal ini diduga
karena berdasarkan hasil uji fitokimia, kedua ekstrak positif
mengandung senyawa yang sama yaitu tanin, alkaloid,
flavonoid, dan saponin.
38
BAB V

PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Perbandingan kadar fenolik ekstrak air dan ekstrak
etanol pada konsentrasi 0,1% adalah sebesar 0,002% dan
0,007%, sedangkan perbandingan aktivitas antioksidan
(IC50) dalam ekstrak air dan ekstrak etanol adalah 0,03%
dan 0,025%, sehingga aktivitas antioksidan ekstrak etanol
lebih baik dibandingkan dengan ekstrak air.
5.2. Saran
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilanjutkan
mengisolasi senyawa metabolit sekunder daun sungkai agar
menghasilkan senyawa murni yang dapat dijadikan
senyawa aktif antioksidan.

39
40
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Coronavirus Disease.
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, 2020.
[2] Siswanto, Budisetyawati, and F. Ernawati, “Peran
Beberapa Zat Gizi Mikro Dalam Sistem
Imunitas,” J. gizi Indones., vol. 36, no. 1, pp. 57–
64, 2013.
[3] D. Fransisca, D. N. Kahanjak, and A. Frethernety,
“Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Sungkai (Peronema Canescens Jack) Terhadap
Pertumbuhan Escherichia Coli Dengan Metode
Difusi Cakram Kirby-Bauer,” J. Pengelolaan
Lingkung. Berkelanjutan (Journal Environ. Sustain.
Manag., vol. 4, no. 1, pp. 460–470, 2020.
[4] M. Latief, P. M. Sari, L. T. Fatwa, I. L. Tarigan, and
H. P. V. Rupasinghe, “Antidiabetic Activity of
Sungkai ( Peronema canescens Jack ) Leaves
Ethanol Extract on the Male Mice Induced
Alloxan Monohydrate,” Pharmacol. Clin. Pharm.
Res., vol. 6, no. 2, 2021.
[5] Y. Hidayat, Studi Etnobotani Jenis-Jenis

41
42

Tumbuhan di Pekarangan Sebagai Obat


Tradisional Oleh Suku Serawai di Desa
Kembang Seri Kecamatan Talo Kabupaten
Seluma. Bengkulu: FKIP UNIB, 2008.
[6] A. P. Yani and A. Y. Pratama, “Efek Samping
Penggunaan Daun Sungkai (Peronema canescens
Jack) sebagai Obat Tradisional Suku Lembak
pada Mencit (Mus musculus) Side,” Pros.
Semirata2015 Bid. MIPA BKS-PTN Barat Univ.,
pp. 651–660, 2015.
[7] I. Christalina et al., “Aktivitas Antioksidan Dan
Antibakteri Alami,” J. Ilm. widya Tek., pp. 18–25.
[8] M. R. Marjoni, Afrinaldi, and N. A. Novita,
“Kandungan Total Fenol Dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Air Daun Kersen
(Muntingia calabura L.) Total Content of Phenol
and Antioxidant Activity of The Aqueous Extract
of Cherry Leaf (Muntingia calabura L.),” J.
Kedokt. Yars., vol. 23, no. 3, pp. 187–196, 2015.
[9] W. P. C. Buhian, R. O. Rubio, D. L. Valle, and J. J.
Martin-Puzon, “Bioactive metabolite profiles and
antimicrobial activity of ethanolic extracts from
Muntingia calabura L. leaves and stems,” Asian
Pac. J. Trop. Biomed., vol. 6, no. 8, pp. 682–685,
43

2016.
[10] T. Balan, M. H. M. Sani, S. H. Mumtaz Ahmad, V.
Suppaiah, N. Mohtarrudin, and Z. A. Zakaria,
“Antioxidant and anti-inflammatory activities
contribute to the prophylactic effect of semi-
purified fractions obtained from the crude
methanol extract of Muntingia calabura leaves
against gastric ulceration in rats,” J.
Ethnopharmacol., vol. 164, pp. 1–15, 2015.
[11] S. Nurwaini, Y. R. Sofiana, I. R. Noor, and V.
Rahayu, “Uji Aktivitas Antiradikal Ekstrak
Herba Cakar Ayam (Selaginella doederleinii
Hieron), Herba Keladi Tikus (Typhonium
divaricatum (L) Decne) dan Daun Euge
ora Linn Sebagai Sumber Alternatif Pencegahan
Penyakit Degeneratif,” Laporan Penelitian, 2006.
[12] Molyneux P, “The use of the stable free radical
diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH) for estimating
antioxidant activity,” Songklanakarin J. Sci.
Technol., vol. 26, no. May, pp. 211–219, 2004.
[13] N. Kurniasih, M. Kusmiyati, Nurhasanah, R. P. Sari,
and R. Wafdan, “Potensi Daun Sirsak (Annona
muricata Linn), Daun Binahong (Anredera
cordifolia (Ten) Steenis), dan Daun Benalu
44

Mangga (Dendrophthoe pentandra) sebagai


Antioksidan Pencegah Kanker,” J. ISTEK, vol. 9,
no. 1, pp. 162–184, 2015.
[14] S. Suhirman, “Daun Sungkai (Peronema
canescens Berpotensi Sebagai Imunomodulator,”
J. War. Penelit. dan Pengemb. Tanam. Ind., vol. 26,
no. 3, 2020.
[15] J. B. Harborne, Metode fitokimia. Bandung:
Institut Teknologi Bandung, 1987.
[16] Khaeruddin, Pembibitan Tanaman HTI. Jakarta:
Penebar Swadaya, 1994.
[17] A. Ningsih and A. Ibrahim, “Aktivitas
Antimikroba Ekstrak Fraksi N-Heksan Daun
Sungkai (Peronema Canescens. Jack) Terhadap
Beberapa Bakteri Dengan Metode Klt-
Bioautografi,” J. Trop. Pharm. Chem., vol. 2, no.
2, pp. 76–82, 2013.
[18] Y. Yanarita, M. Naiem, and B. Sukarna,
“Development of the Dayak Ngaju Community
Forest in the Forest and Peatland Area, Central
Kalimantan, Indonesia,” IOSR J. Environ. Sci.
Toxicol. Food Technol., vol. 8, no. 3, pp. 40–47,
2014.
45

[19] A. P. Yani, Kearifan Lokal Penggunaan


Tumbuhan Obat oleh Suku Lembak Delapan di
Kabupaten Bengkulu Tengah Bengkulu.
Lampung: UNILA, 2013.
[20] Dirjen POM, Sediaan Galenik. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986.
[21] Lehninger, Dasar-Dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta:
Erlangga, 1982.
[22] S. K. Paliwal, B. Sati, S. Faujdar, and S. Sharma,
“Antioxidant and antibacterial activities of
various extracts of Inula cuspidata C.B. Clarke
stem,” Beni-Suef Univ. J. Basic Appl. Sci., vol. 6,
no. 2, pp. 97–105, 2017.
[23] B. Halliwell and John M.C. Gutteridge, Free
Radicals in Biology and Medicine. Inggris: Oxford
Scholarship Online, 2015.
[24] Hernani dan Raharjo M, Tanaman Berkhasiat
Antioksidan. Jakarta: Swadaya, 2005.
[25] E. Birben, U. Sahiner, C. Sackesen, S. Erzurum, and
O. Kalayci, “Oxidative Stress and Antioxidant
Defense Mechanism in,” J. Science (80-. )., vol.
22, no. 96, pp. 161–168, 1997.
[26] S. N. B. Pazil, “Universitas Indonesia
Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak
46

Daging Pisang Ambon, SKRIPSI, 2009.


[27] M. D. Hidayati, T. Ersam, K. Shimizu, and S.
Fatmawati, “Antioxidant Activity ff Syzygium
Polyanthum Extracts,” Indones. J. Chem., vol. 17,
no. 1, pp. 49–53, 2017.
[28] E. Ukieyanna, Aktivitas antioksidan, kadar
fenolik, dan Flavonoid total tumbuhan suruhan
(Peperomia pellucida L.Kunth). Bogor: ITB,
2012.
[29] A. M. Pisoschi, M. C. Cheregi, and A. F. Danet,
“Total Antioxidant Capacity of Some
Commercial Fruit Juices: Electrochemical And
Spectrophotometric Approaches,” J. Molecules,
vol. 14, no. 1, pp. 480–493, 2009.
[30] M. Tahir, A. Muflihunna, and S. Syafrianti,
“Penentuan Kadar Fenolik Total Ekstrak Etanol
Daun Nilam (Pogostemon Cablin Benth.) Dengan
Metode Spektrofotometri Uv-Vis,” J. Fitofarmaka
Indones., vol. 4, no. 1, pp. 215–218, 2017.
[31] E. Marliana, “Analisis Senyawa Metabolit
Sekunder Dari Batang Spatholobus ferrugineus
(Zoll & Moritzi) Benth Yang Berfungsi
Sebagai Antioksidan,” J. Penelit. Mipa, vol. 1, no.
1, pp. 23–29, 2007.
47

[32] H. Hart, C. Hadad, L. Craine, and D. Hart,


“Organic Chemistry: A Short Course,” p. 258,
2010.
[33] A. Adri, D. Kimia, F. Matematika, D. A. N. Ilmu,
and P. Alam, “Fourier Untuk Identifikasi
Karagenan, SKRIPSI, 2012.
[34] I. . Gandjar and A. Rohman, Analisis Obat Secara
Spektrofotomteri dan Kromatografi. Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2012.
[35] Y. M. Huliselan, M. R. J. Runtuwene, and D. S.
Wewengkang, “Antioxidant Activity of Ethanol,
Ethyl Acetate and n-Hexane Extract from
Seswanua Leaves (Clerodendron squamatum
Vahl.),” J. Pharmacon, vol. 4, no. 3, pp. 155–163,
2015.
[36] R. A. Luginda, B. Lohita, and L. Indriani,
“Pengaruh Variasi Konsentrasi Pelarut Etanol
Terhadap Kadar Flavonoid Total Daun Beluntas
(Pluchea indica (L.)Less) Dengan Metode
Microwave – Assisted Extraction (MAE),” J.
Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699,
2013.
[37] M. Latief, I. L. Tarigan, P. M. Sari, and F. E.
Aurora, “Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak
48

Etanol Daun Sungkai (Peronema canescens Jack)


Pada Mencit Putih Jantan,” Pharmacon J. Farm.
Indones., vol. 18, no. 1, pp. 23–37, 2021.
[38] N. SARI, “Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun
Sungkai (Peronema Canescens Jack) Terhadap
Penyembuhan Luka Bakar Pada Kelinci Putih
Jantan (Oryctolagus Cuniculus),” SKRIPSI, no.
8.5.2017, 2022.
[39] E. Dasrinal, “Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder
Dari Ekstrak Metanol Daun Sungkai ( Peronema
Canescens Jack ) dan Uji Aktivitas,” SKRIPSI,
2022.
[40] T. Maigoda, J. Judiono, D. B. Purkon, A. N. E. M.
Haerussana, and G. P. E. Mulyo, “Evaluation of
Peronema canescens Leaves Extract: Fourier
Transform Infrared Analysis, Total Phenolic and
Flavonoid Content, Antioxidant Capacity, and
Radical Scavenger Activity,” Maced. J. Med. Sci.,
vol. 10, no. A, pp. 117–124, 2022.
LAMPIRAN 1

1.1 Diagram Alir Metode Penelitian


a. Preparasi dan Ekstraksi Sampel

Daun sungkai

-dicuci bersih
-dikeringkan

Daun sungkai kering

-dipotong kecik-kecil
-diblender hingga halus

Serbuk daun sungkai

-ditimbang 20 gram
-dimasukkan kedalam wadah maserasi
-ditambahkan pelarut 200 ml
-diamkan selama 24 jam
-disaring

Filtrat ekstrak daun sungkai

-skrining fitokimia
Hasil

49
50

b. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Asam


Galat

Larutan asam galat dengan


konsentrasi 0,002%

-ditambahkan reagen follin (1:10) dan diamkan 3 menit


-ditambah Na2CO3 dan diamkan 60 menit
-diukur absorbansi pada panjang gelombang 600-800 nm

Hasil

c. Penentuan Uji Kandungan Fenolik

Larutan asam galat dengan


konsentrasi 0,002; 0,004;
0,006; 0,008; 0,01%

-ditambahkan reagen follin (1:10) dan diamkan 3 menit


-ditambah Na2CO3 dan diamkan 60 menit
-diukur absorbansi pada panjang gelombang 745 nm

Hasil
51

Ekstrak daun sungkai dengan


konsentrasi 1%

-ditambah reagen follin dan diamkan selama 3 menit


-ditambah Na2CO3 dan diamkan 60 menit
-diukur absorbansi pada panjang gelombang 745 nm

Hasil

d. Pembuatan Larutan DPPH 50 mg/l

DPPH

-ditimbang sebanyak 1,25 mg


-ditambahkan etanol 15 ml
-dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml
-ditambahkan etanol hingga batas tera
Hasil
52

e. Pembuatan Larutan Uji

Ekstrak daun sungkai 0,1 ml

-dimasukkan dalam labu ukur 10 ml


-ditambah etanol sampai batas tera

Ekstrak daun sungkai


dengan konsentrasi 1%

-diencerkan

0,02% 0,04% 0,06% 0,08% 0,1%

f. Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum


DPPH

Larutan DPPH dengan


konsentrasi 50 mg/l

-ditambahkan etanol 2 ml
-dihomogenkan
-diukur absorbansi pada panjang gelombang 400-600 nm

Hasil
53

g. Pengukuran Absorbansi Blangko

Larutan DPPH 2 ml

-ditambahkan 2 ml etanol
-diamkan 30 menit
-diukur absorbansi pada panjang gelombang 517 nm

Hasil
h. Pengujian Aktivitas Antioksidan

Ekstrak daun sungkai dengan


konsentantrasi 0,02; 0,04; 0,06;
0,08; 0,1%

-ditambah larutan DPPH 2ml


-diamkan 30 menit
-diukur absorbansi pada panjang gelombang 517 nm

Hasil
54

1.1 Lampiran Data dan Perhitungan


a. Uji Fenolik

Konsen- Absorbansi Regresi


trasi (%) Replikasi Rata- linear
1 2 3 rata
0,002 0,497 0,497 0,497 0,497 y = 202,95x +
0,004 0,932 0,932 0,932 0,932 0,1179
0,006 1,373 1,373 1,373 1,373
0,008 1,767 1,767 1,767 1,767
0,01 2,110 2,109 2,110 2,109
0,1 0,529 0,530 0,530 0,530
(ekstrak
air)
0,1 1,552 1,552 1,552 1,552
(ekstrak
etanol)

Ekstrak Air Ekstrak Etanol


y = 202,95x + 0.1179 y = 202,95x + 0.1179
0,529 = 202,95x + 0,1179 1,552 = 202,95x + 0,1179

x = x =

x = 0,002% x = 0,007%
55

Pembuatan larutan Na2CO3 dengan konsentrasi 5%

0,05 =

gr = 0,05 25
gr = 1,25

Pembuatan larutan induk asam galat


0,01 %

0,0001 =

gr = 0,0001 50
gr = 0,005
mg = 0,005 1000
mg =5
56

Larutan induk asam galat diencerkan menjadi konsentrasi


0,008%, 0,006%, 0,004%, dan 0,002%, pengenceran
dilakukan menggunakan rumus : M1.V1 = M2. V2
Konsentrasi 0,008% Konsentrasi 0,006%
0,01%. V1 = 0,008%. 10 ml 0,01%. V1 = 0,006%. 10 ml
V1 = = 8 ml V1 = = 6 ml

Konsentrasi 0,006% Konsentrasi 0,004%


0,01%. V1 = 0,004%. 10 ml 0,01%. V1 = 0,002%. 10 ml
V1 = = 4 ml V1 = = 4 ml

b. Uji Aktivitas Antioksidan

Ekstrak Air
Konsen- Absorbansi %
trasi (%) Replikasi Rata- Inhibisi
1 2 3 rata
blangko 0,855 - - 0,855 -
0,02 0,444 0,444 0,444 0,444 48,07
0,04 0,421 0,421 0,421 0,421 50,76
0,06 0,379 0,379 0,379 0,379 55,67
0,08 0,352 0,352 0,352 0,352 58,83
0,1 0,333 0,333 0,333 0,333 61,05
57

Ekstrak Etanol
Konsen- Absorbansi %
trasi (%) Replikasi Rata- Inhibisi
1 2 3 rata
blangko 0,855 - - 0,855 -
0,02 0,438 0,438 0,438 0,438 48,77
0,04 0,380 0,380 0,380 0,380 55,55
0,06 0,309 0,309 0,309 0,309 63,85
0,08 0,233 0,233 0,233 0,233 72,74
0,1 0,150 0,148 0,148 0,148 82,69

Ekstrak Air
Konsentrasi Replikasi Absorbansi Mean ± standar
deviasi
0,02 (%) 1 0,444
2 0,444 0,444 ± 0
3 0,444
0,04 (%) 1 0,421
2 0,421 0,421 ± 0
3 0,421
0,06 (%) 1 0,379
2 0,379 0,379 ± 0
3 0,379
58

0,08 (%) 1 0,352


2 0,352 0,352 ± 0
3 0,352
0,1 (%) 1 0,333
2 0,333 0,333 ± 0
3 0,333

Ekstrak Etanol
Konsentrasi Replikasi Absorbansi Mean ± standar
deviasi
0,02 (%) 1 0,438
2 0,438 0,438 ± 0
3 0,438
0,04 (%) 1 0,380
2 0,380 0,380 ± 0
3 0,380
0,06 (%) 1 0,309
2 0,309 0,309 ± 0
3 0,309
0,08 (%) 1 0,233
2 0,233 0,233 ± 0
3 0,233
59

0,1 (%) 1 0,150


2 0,148 0,151333 ± 0,057
3 0,148

Larutan DPPH dengan konsentrasi 50 mg/l


5

m
mg = 1,25

Membuat larutan induk 1% (%v/v)


1% =
Larutan induk diencerkan menjadi konsentrasi 0,1%,
0,08%, 0,06%, 0,04%, dan 0,02% , pengenceran dilakukan
menggunakan rumus : M1.V1 = M2. V2
0,1 % 0,08 %
1%. V1 = 0,1%. 10ml 1%. V1= 0,08%. 10ml
V1= = 1ml V1= = 0,8ml

0,06 % 0,04 %
1%. V1 = 0,06%. 10ml 1%. V1 = 0,04%. 10ml
V1= = 0. 6ml V1 = 0,4ml
60

0,02 %
1%. V1 = 0,02%. 10ml
V1 = = 0,2ml

Persen inhibisi ekstrak air

0,02% =
0,04% =
0,06% =
0,08% =
0,1% =

y = 170,15
IC50 = 170,153
50 = 170,15

x = 0,03%
61

Persen inhibisi ekstrak etanol


Konsentrasi 0,02%
0,02% =
0,04% =
0,06% =
0,08% =
0,1% =

y = 425,15
IC50 = 425,15
50 = 8,503

x = 0,025%
62

1.2 Lampiran Gambar

Alat dan Bahan

Daun sungkai Daun sungkai kering

Daun sungkai Serbuk daun sungkai


63

Maserasi 1x24 jam Penimbangan serbuk daun sungkai

Penyaringan ekstrak etanol Penyaringan ekstrak air

Penimbangan Na2CO3 Penimbangan DPPH


64

Uji fitokimia ekstrak etanol

Uji fitokimia ekstrak air


65

Larutan standar asam galat Uji fenolik

Penentuan aktivitas antioksidan


66

Panjang gelombang maksimum DPPH

Panjang gelombang maksimum asam galat


LAMPIRAN 2

2.1 Kartu Tanda Mahasiswa

2.2 Bukti UKT Terakhir

67
68

2.3 Sertifikat BTA

2.4 Sertifikat KKN


69

2.5 Sertifikat TOEFL

2.6 Sertifikat Kerja Praktik


70

2.7 Sertifikat Komputer

2.8 Hafalan Juz 30


71

2.9 Surat Bebas Laboratorium


72

2.10 Ijazah SMA


73

2.11 SK Pembimbing
74

2.12 Sertifikat OPAK Universitas

2.13 Sertifikat OPAK Fakultas


75

2.14 Bukti Lulus Skripsi


76

2.15 Bukti Perbaikan Skripsi


77

2.16 Transkip Nilai


78
79

2.17 Bukti Bebas Plagiarisme


80

2.18 Bukti Submit Jurnal


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama penulis adalah Lili Silvana,


lahir di Palembang pada tanggal
13 Juli 2000. Penulis merupakan
putri kedua dari dua bersaudara
dari pasangan Bapak Samsiar dan
Ibu Fitri Choiriah. Penulis
menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 42
Palembang yang diselesaikan pada tahun 2012. Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 19 Palembang
yang diselesaikan pada tahun 2015. Pendidikan Sekolah
Menengah Atas di MAN 2 Palembang yang diselesaikan
pada tahun 2018. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan kuliah di Program Studi Kimia Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang dan menyelesaikan pendidikan pada tahun
2022.

81

Anda mungkin juga menyukai