Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Anggi Sapitri Irawan
NIM 1113016200033
ii
LEMBAR PENGESAHAN
%司
,
Burhanudin Milalna,M=Fd
NIP.19770201200801 1011
Pengtti I,
Dedi balldi.MoSi
5〔 Li「 lR
NIP.197105282000031001
Pengtti Ⅱ ,
多遭釣β
Luki Yunita,M.Pd
NIDN.2028068501
♂
Mengetahui,
Tarbiyah
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FORM (FR) No. Revisi: : 01
FITK
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
This study was conducted to assess the laboratory skills of the undergraduate
students in Chemistry Education Program. The descriptive method was used in
this study. The sample was the undergraduate students of Chemical Education
program. A set of observation sheet was developed to assess the laboratory skills.
The analysis technique used to analyze the data by describing the data collected
without making conclusions or generalizations. The benefits of this study are to
provide information about the laboratory skills by the undergraduate students, as
well as an evaluation to prepare excellence chemistry teacher in the future. The
results obtained in this study revealed that the laboratory skills of undergraduate
students in Chemistry Education Program is 75% or classified as good
categories. Laboratory skills was measured on the preparation of solution and
acid-base titration activities. In preparing the practicum, the highest aspect was
preparation of chemicals and chemical equipments (82%) and the lowest aspect
was cleaning chemical tools (56%). In practical proccess, the highest aspect was
whisk the solution in flask (89%) and the lowest aspect was entering chemical
solids into the tube (48%). In finishing the practicum, the highest aspect was
restore tools, chemicals and cleaning work table (87%) and the lowest aspects
was waste treatment (64%).
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Ta’ala sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Keterampilan Laboratorium
Mahasiswa Semester 7 Program Studi Pendidikan Kimia. Melalui skripsi ini
penulis banyak belajar sekaligus memperoleh pengalaman-pengalaman baru
secara langsung yang belum pernah penulis peroleh sebelumnya. Diharapkan
pengalaman tersebut dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini telah menerima banyak
bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak ternilai
harganya dan tentu tidak dapat dilupakan begitu saja. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Burhanudin Milama, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Tonih Feronika M.Pd., Dosen pembimbing I dan Salamah Agung, Ph.D.,
Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Dila Fairusi, M.Si., selaku validator instrumen atas segala saran dan
bimbingan yang diberikan.
6. Iwan Setiawan, S.Pd., selaku validator instrumen dan laboran program studi
Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
arahan serta izin untuk dapat melakukan penelitian di tempat tersebut.
vii
7. Ayahanda, ibunda, dan kakak tersayang yang selalu memberikan do’a,
dukungan, semangat dan motivasi tiada henti kepada penulis.
8. Keluarga tercinta, sepupu yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan
motivasi kepada penulis.
9. Amelia Rachmawati, Feby Unggul A.K., Hariyanto, Gita Dynamika P., dan
Suparman, selaku observer yang senantiasa membantu penulis.
10. Keluarga besar asisten laboratorium, Ka Ayu, Ka Amel, Ka Aden, Ka
Unggul, Ka Hariyanto, Ka Hari Suharto, Muti, Bagus, Edo, Nuy, Mila,
Dinnah, dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Terimakasih atas segala canda, tawa, dukungan, dan bantuan yang
diberikan.
11. Sahabat-sahabat tersayang, Ismi Fauzah, Silvia Yulianti, dan Yaumil
Karuniati untuk motivasi yang telah diberikan.
12. Teman-teman terdekat, Faa’izah, Sintya, dan Velda yang selalu memberikan
bantuan dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
13. Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Kimia angkatan 2013 B FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih untuk segala pengalaman, canda,
tawa, serta pelajaran yang telah dibagi kepada penulis selama masa
perkuliahan.
14. Mahasiswa Pendidikan Kimia angkatan 2014 FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
15. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
skripsi yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Atas semua bimbingan, pengarahan, dorongan dan bantuan serta do’a yang
senantiasa penulis terima selama menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak dapat
membalas jasa dan keikhlasannya, hanya do’a semoga Allah Ta’ala berkenan
menerima amal sholih dan memberikan yang lebih baik kepada Bapak/ Ibu/
Saudara/Saudari.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan dalam arti sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri kususnya dan pembaca umumnya. Kritik
viii
dan saran selalu terbuka sehingga kekurangan yang ada pada skripsi ini dapat
terlunasi.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Pembatasan Masalah 5
D. Rumusan Masalah 6
E. Tujuan Penelitian 6
F. Manfaat Penelitian 6
BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN,
DAN KERANGKA BERPIKIR 8
A. Kajian Teoritis 8
1. Laboratorium Kimia 8
a. Definisi Laboratorium 8
b. Fungsi dan Tujuan Laboratorium 9
c. Karakteristik Laboratorium Kimia 10
2. Praktikum 11
3. Keterampilan Laboratorium 12
a. Definisi Keterampilan Laboratorium 13
b. Jenis – Jenis Keterampilan Laboratorium 13
4. Cara Penggunaan Alat Laboratorium 14
x
a. Cara Penimbangan 15
b. Cara Memipet 16
c. Cara Membaui Gas 18
d. Cara Membaca Meniskus 19
e. Cara Memanaskan dengan Tabung Reaksi 19
f. Cara Menuang Cairan ke dalam Gelas Kimia 20
g. Cara Melipat Kertas Saring 21
h. Cara Menggunakan Corong Gelas 22
i. Cara Menggunakan Labu Takar 22
j. Cara Memindahkan Zat Padat 23
k. Cara Melakukan Titrasi 24
l. Cara Menggunakan Termometer 25
B. Penelitian Relevan 26
C. Kerangka Berpikir 29
BAB III METODE PENELITIAN 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian 32
B. Metode Penelitian 32
C. Populasi dan Sampel 32
D. Sumber Data 33
E. Instrumen Penelitian 33
F. Uji Kelayakan Instrumen 34
G. Prosedur Penelitian 35
H. Teknik Analisis Data 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39
A. Hasil 39
B. Pembahasan 41
BAB V PENUTUP 68
A. Kesimpulan 68
B. Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 69
LAMPIRAN 74
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Praktikum Pembuatan Larutan dan Titrasi Asam – Basa
Berdasarkan Skor 130
Lampiran 16. Instrumen Keterampilan Laboratorium Mahasiswa 131
Lampiran 17. Surat Izin Penelitian 155
Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian 156
Lampiran 19. Dokumentasi 157
Lampiran 20. Lembar Uji Referensi 158
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 tidak lepas dari penerapan
pendekatan saintifik sebagaimana yang telah disosialisasikan oleh
Kementerian Pendidikan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, proses
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu meliputi
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut berpusat pada
peserta didik dan dapat diwujudkan melalui penerapan pendekatan saintifik
dalam proses pembelajaran. Musfiqon dan Nurdyansyah (2015, hlm. 54)
menjelaskan pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik tidak hanya
bertujuan untuk mengembangkan sikap (ranah afektif) dan pengetahuan
(ranah kognitif) peserta didik, melainkan diyakini merupakan titian emas
perkembangan dan pengembangan keterampilan (ranah psikomotorik) peserta
didik. Keberhasilan proses pembelajaran yang berdasarkan Kurikulum 2013
tentu tidak terlepas dari banyak faktor, salah satunya adalah faktor guru. Oleh
karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam melaksanakan
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.
Ilmu Kimia menurut Chang (2005, hlm. 3) merupakan ilmu yang
mempelajari materi dan perubahannya, serta unsur dan senyawa yang terlibat
dalam perubahan kimia. Nuha, Haryono dan Mulyani (2015) menyebutkan
bahwa “ilmu kimia merupakan pelajaran yang membutuhkan pemikiran yang
mendalam” (hlm. 83). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dikatakan
bahwa ilmu kimia bersifat abstrak sehingga kemampuan guru kimia untuk
menjadikannya lebih konkret sangat dibutuhkan agar pembelajaran lebih
mudah dipahami peserta didik. Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan yang
berbasis eksperimen dan berlandaskan penemuan-penemuan ilmiah, sehingga
1
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang masalah, penulis
mengidentifikasikan beberapa masalah yang mendasari dilakukannya
penelitian ini, yaitu:
1. Rendahnya kemampuan guru IPA dalam menggunakan alat-alat di
laboratorium.
2. Terbatasnya teknisi atau laboran di sekolah mengakibatkan guru kimia
dituntut untuk mampu menyiapkan kegiatan praktikum kimia secara
mandiri.
3. Masih ada mahasiswa calon guru yang memiliki keterampilan
laboratorium yang kurang.
C. Pembatasan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian ini, maka penulis membatasi
permasalahan pada hal-hal berikut:
1. Keterampilan laboratorium yang diteliti hanya pada mahasiswa semester
7 Program Studi Pendidikan Kimia yang akan melaksanakan kegiatan
Praktik Profesi Keguruan Terpadu.
2. Keterampilan laboratorium yang diteliti berdasarkan pada materi kimia
SMA yang dipraktikumkan.
3. Keterampilan laboratorium yang diukur meliputi; (1) menyiapkan
maupun mengembalikan alat-alat serta bahan sebelum dan sesudah
praktikum, (2) membersihkan alat-alat sebelum dan sesudah praktikum,
(3) menimbang, (4) memasukkan zat padat ke dalam gelas kimia, (5)
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: “Bagaimanakah keterampilan laboratorium yang dimiliki mahasiswa
semester 7 Program Studi Pendidikan Kimia?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai peneliti
adalah untuk mengetahui keterampilan laboratorium mahasiswa semester 7
Program Studi Pendidikan Kimia.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Guru
a) Memberikan informasi tentang pentingnya pelaksanaan kegiatan
praktikum di sekolah dengan cara yang benar.
b) Memotivasi guru untuk memberikan materi tentang pengetahuan
laboratorium serta keterampilan laboratorium yang benar kepada
peserta didik.
2. Mahasiswa
Memberikan pengetahuan dan menambah bekal tentang bagaimana
keterampilan laboratorium yang benar agar dapat menerapkannya kelak
pada setiap kegiatan praktikum di sekolah.
7
3. Dosen
a) Memberikan gambaran informasi mengenai profil keterampilan
laboratorium mahasiswa tingkat akhir sebelum kegiatan Praktek
Profesi Keguruan Terpadu.
b) Memberi masukan mengenai standar kompetensi lulusan yang harus
dimiliki mahasiswa jurusan Pendidikan IPA pada ranah laboratorium
serta evaluasi pada pelaksanaan praktikum di laboratorium Pendidikan
Kimia.
BAB II
KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN
KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teoritis
1. Laboratorium Kimia
Laboratorium sains memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar
mengajar Kimia. Sebuah laboratorium sains memiliki karakteristik dan fungsi
yang berbeda dibanding dengan laboratorium lain. Laboratorium kimia juga
memiliki unsur-unsur penyusunnya seperti tata bangunan, ukuran, dan
keamanan.
a. Definisi Laboratorium
Menurut Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009) mendefiniskan
laboratorium ialah “tempat siswa dan guru melakukan percobaan dan
penyelidikan” (hlm. 165). Definisi lain menurut Sitorus dan Ani (2013)
menyebutkan bahwa “laboratorium adalah tempat melakukan berbagai
percobaan atau penelitian” (hlm. 1). Selain untuk pendidikan,
Imamkhasani (1990) menjelaskan bahwa “laboratorium kimia merupakan
sarana penting untuk pendidikan, penelitian, pelayanan dan uji mutu atau
quality control” (hlm. 1).
Berdasarkan pengertian Zulfiani dkk. (2009), Sitorus dan Ani
(2013), serta Imamkhasani (1990) maka dapat diartikan laboratorium
merupakan tempat untuk melakukan berbagai percobaan sebagai sarana
belajar siswa untuk meningkatkan pemahaman. Kegiatan praktikum pada
mata pelajaran kimia dapat dilakukan di dalam ruangan (indoor) maupun
di luar ruangan (outdoor). Laboratorium memegang peranan penting
dalam kegiatan pembelajaran ilmu sains, termasuk ilmu kimia.
8
9
2. Praktikum
Aktivitas kerja laboratorium atau kegiatan praktikum merupakan
karakteristik dari pembelajaran sains yang tidak bisa dilepaskan dari
pembelajaran kimia. Gobaw & Atagana (2016, hlm. 114) mendefinisikan
kerja laboratorium adalah proses belajar aktif yang melibatkan pengamatan
atau pengaturan alat dan bahan secara nyata oleh siswa. Definisi lain
dikemukakan oleh Zulfiani dkk. (2009) yang menyebutkan bahwa “metode
eksperimen adalah metode mengajar dengan cara mempraktekkan langsung
untuk menguji atau membuktikan suatu konsep yang akan dipelajari” (hlm.
104). Berdasarkan penjelasan mengenai kegiatan praktikum, maka dapat
disimpulkan bahwa praktikum adalah bagian dalam proses pembelajaran yang
melibatkan psikomotor siswa. Selain itu, kegiatan praktikum memainkan
peran sentral untuk pengembangan konsep ilmiah, meningkatkan
keterampilan kognitif, juga mengembangkan sikap yang baik.
Susilaningsih (2014, hlm. 2) menjelaskan bahwa praktikum kimia di
laboratorium memiliki tujuan untuk mendapatkan keterampilan dan
pengalaman laboratorium, serta bukti-bukti nyata dari hukum dasar, prinsip,
konsep, dan teori. Beberapa hasil belajar yang diinginkan dan keterampilan-
keterampilan yang bisa dinilai dari kegiatan praktikum menurut Ottander dan
Grellson (2006, hlm. 116), diantaranya: (1) mengidentifikasi objek dan
fenomena; (2) mempelajari fakta dan konsep; (3) menemukan pola dan
keterkaitan serta mempelajari hubungannya; (4) mempelajari sebuah teori
atau model; (5) mempelajari cara menggunakan alat-alat di laboratorium; (6)
menerapkan prosedur standar; (7) menentukan langkah kerja; (8) mempelajari
bagaimana mengolah data; (9) mempelajari bagaimana menggunakan data
12
3. Keterampilan Laboratorium
Kegiatan praktikum di laboratorium memudahkan siswa memahami
konsep dari ilmu kimia yang bersifat abstrak, karena dapat menghubungkan
teori di kelas dan praktek di laboratorium. Ottander dan Grelsson (2006, hlm.
13
a. Cara Penimbangan
Menimbang zat adalah menimbang zat kimia yang dipergunakan
untuk membuat larutan atau akan direaksikan. Menimbang merupakan
suatu tahap yang paling penting dalam analisis kuantitatif yang sering
dilakukan di laboratorium kimia. Clark (1980, hlm. 12) mengemukakan
bahwa menimbang adalah salah satu pengukuran yang paling mendasar
dan penting dilakukan di laboratorium. Tantayanon (2009, hlm. 11-12)
dalam buku kerja (Small-Lab Kit) hasil penelitiannya bekerjasama dengan
UNESCO menjelaskan beberapa prosedur menimbang suatu zat adalah
sebagai berikut:
(1) Mengenolkan neraca.
(2) Meletakkan alas penimbangan zat pada piringan neraca.
(3) Mencatat masa alas zat.
(4) Mengambil alas zat dari timbangan dan menambahkan zat yang akan
ditimbang.
(5) Letakkan alas zat yang sudah terisi zat ke piringan neraca.
(6) Catat massa total dan hitung massa zat.
Sebelum dilakukan penimbangan, neraca harus senantiasa dalam
keadaan bersih. Hal ini dimaksudkan agar zat yang ditimbang tepat.
Neraca yang masih terdapat zat-zat pengotor dapat memengaruhi massa
zat ketika ditimbang. Achmad (1993, hlm. 163) menyebutkan beberapa
aturan umum dalam penggunaan suatu neraca di labratorium kimia, yaitu
sebagai berikut: (1) neraca harus selalu berada dalam keadaan bersih; (2)
perbaikan sekecil apapun harus dilakukan oleh petugas ahlinya; (3) zat
kimia tidak boleh diletakkan langsung pada piringan neraca; gunakan
kertas, kaca arloji, atau botol timbang; (4) benda yang akan ditimbang
diletakkan di piring kiri, anak timbangan di piring kanan; (5) kecuali pada
timbangan kasar, anak timbangan tidak dipegang dengan jari, gunakan
selalu pinset.
Berdasarkan pemaparan dari beberapa sumber tentang cara
penimbangan, maka dapat disimpulkan tahapan dalam penimbangan
16
b. Cara Memipet
Pipet yang digunakan dalam laboratorium terdiri dari beberapa jenis.
Setiap jenis pipet memiliki teknik tersendiri dalam penggunaannya di
laboratorium. Pipet yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia antara
lain pipet ukur dan pipet tetes.
1. Pipet Ukur
Salah satu jenis pipet yang ada di laboratorium kimia adalah pipet
ukur. Pipet ukur memiliki cara tersendiri dalam penggunannya.
Khamidinal (2009, hlm. 126) menjelaskan cara menggunakan pipet
ukur yaitu penyedotan larutan dilakukan dengan bantuan bola hisap
sampai naiknya meniskus hingga skala 0 (nol). Selanjutnya larutan
dikeluarkan dengan cara menekan bola hisap dan menempelkan ujung
pipet ukur pada dinding gelas beker atau labu takar hingga larutan
benar-benar mengalir pada ujung pipet ukur. Keterampilan cara
menggunakan pipet gondok dapat dilihat pada Gambar 2.1.
17
Gambar 2.4 Cara melipat kertas saring (Brescia dkk., 1980, hlm. 24).
Gambar 2.5 Cara memindahkan zat padat (Mohrig dkk., 2010, hlm. 41).
(3) Tempatkan labu erlenmeyer pada meja, posisi dibawah buret, dan atur
tinggi buret sehingga ujung buret masuk ke dalam leher labu
erlenmeyer.
(4) Letakkan kain atau kertas putih dibawah labu erlenmeyer untuk
memberikan pengamatan yang baik ketika mencapai titik akhir titrasi.
(5) Atur kran buret menggunakan ibu jari dan dua jari pertama dengan
tangan kiri. Pegang leher labu erlenmeyer dengan tangan kanan.
(6) Angkat labu erlenmeyer dan kocok labu dengan gerakan melingkar
selama proses titrasi. Keterampilan cara melakukan titrasi dapat
dilihat pada Gambar 2.6.
116) posisi ujung termometer harus tercelup ke dalam cairan yang diukur
suhunya dan tidak boleh menempel pada dasar gelas beker atau dinding
gelas beker. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka cara menggunakan
termometer dengan benar yaitu tangan memegang tali pengikat pada
termometer, ujung termometer tidak menempel pada dinding gelas kimia,
dan membaca skala dengan posisi mata sejajar dengan skala termometer
Kimia, (2) penelitian lebih lanjut juga dianjurkan untuk menilai teknik dan
metode yang tepat untuk membantu meningkatkan keterampilan
laboratorium mahasiswa Kimia yang akan paling bermanfaat untuk
meningkatkan kinerja mereka di laboratorium dan (3) administrator harus
mendukung usaha siswa kimia terutama dalam memperoleh peralatan
baru, alat dan bahan kimia.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Roger W. Moni, dkk. (2007) yang berjudul
“Assessing Core Manipulative Skills In A Large, First-Year Laboratory”.
Penelitian ini dilakukan untuk menilai lima keterampilan laboratorium inti:
1) penggunaan mikropipet dengan akurat dan tepat, 2) perhitungan
pengenceran dan persiapan pengenceran sampel garam, 3) representasi
akurat dari data menggunakan grafik, 4) penggunaan mikroskop cahaya,
dan 5) akuisisi data digital. Tutor dilatih untuk mengajar dan menilai setiap
siswa pada setiap keterampilan. Sebagian besar siswa menunjukkan
kemampuan pada kali pertama mereka mencoba. Di semester 2 dari tahun
2006, sebanyak 854 siswa sebagian besar terdaftar di program sarjana dan
juga sama-sama diajarkan dan dinilai pada lima keterampilan inti.
Pendekatan ini merupakan pengajaran yang efektif dan strategi penilaian
yang efektif, bila diterapkan di luar tahun pertama, bisa meningkatkan
tingkat keterampilan laboratorium di seluruh program sarjana fisiologi.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Getachew Fetah Gobaw (Ph.D) (2016)
yang berjudul “Assesing Laboratory Skills Performance in Undergraduate
Biology Students”. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi
keterampilan laboratorium di Universitas Ethiopia berdasarkan rubrik
keterampilan kinerja. Penilaian keterampilan laboratorium individu
dilaksanakan dengan 55 orang yang dipilih secara acak dari siswa Ilmu
Biologi dari tiga universitas. Kuesioner lima skala dibagikan kepada 208
mahasiswa Ilmu Biologi ditahun ketiga, 26 orang instruktur biologi, dan 2
orang asisten laboratorium. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
kinerja diantara mahasiswa tingkat akhir Pendidikan Biologi dan
mahasiswa perempuan memiliki keterampilan yang lebih baik
28
15,8%. Menetapkan titik akhir titrasi sebesar 30.6%, 62.6%, dan 6.8%.
Cara melihat skala pada buret sebesar 43.4%, 44.1%, dan 12.4%.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Amelia Rachmawati (2017) yang berjudul
“Analisis Keterampilan Mahasiswa Pendidikan Kimia Dalam
Menggunakan Alat Praktikum”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keterampilan mahasiswa pendidikan kimia semester II dalam
menggunakan alat praktikum. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskripti kualitatif dengan instrumen penelitian berupa lembar observasi
dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan mahasiswa
pendidikan kimia dalam menggunakan alat di laboratorium termasuk
kedalam katagori sangat baik dengan persentase sebesar 87%.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Wirda Ubaidah (2014) yang berjudul
“Analisis Pengetahuan Calon Guru Kimia Tentang Peralatan
Laboratorium dan Fungsinya”. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
kontribusi dan evalasi terhadap pelaksanaan praktikum di Laboratorium
Kimia, FITK IAIN Walisongo Semarang. Penelitian dilakukan terhadap
mahasiswa semester VI dan VIII Tahun Akademik 2011/2012. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskripti kualitatif. Data yang
dikumpulkan melalui dokumentasi, observasi, pemberian tes, dan angket.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan calon guru kimia
tentang peralatan laboratorium dan fungsinya pada mahasiswa tadris kimia
IAIN Walisongo Semarang relatif cukup dan perlu ditingkatkan.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 tidak lepas dari penerapan
pendekatan saintifik sebagaimana yang telah disosialisasikan oleh
Kementerian Pendidikan. Implementasi pembelajaran dalam Kurikulum 2013
adalah mengedepankan pembelajaran saintifik. Pembelajaran yang efektif
melibatkan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Ilmu kimia
adalah ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak. Ilmu kimia merupakan ilmu
pengetahuan yang berbasis eksperimen dan berlandaskan penemuan-
30
Pembelajaran yang
efektif berdasarkan Ilmu Kimia adalah ilmu yang
pendekatan saintifik
mencakup 3 ranah pengetahuam yang abstrak dan
pengetahuan berlandaskan penemuan
Ranah Afektif
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif menurut Arikunto (2010, hlm. 3) yaitu penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,
kegiatan, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
keterampilan laboratorium yang dimiliki oleh mahasiswa semester 7 program
studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
32
33
terjun dalam kegiatan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) serta dunia
kerja sebagai guru Kimia profesional.
D. Sumber Data
Sumber data menurut Arikunto (2010, hlm. 172) adalah subjek dari mana
data diperoleh. Data yang akan didapatkan dalam penelitian ini berasal dari
pengamatan keterampilan laboratorium mahasiswa. Sumber data dari
penelitian ini adalah mahasiswa semester 7 program studi Pendidikan Kimia
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi.
Lembar observasi berupa rubrik penilaian untuk mengamati keterampilan
laboratorium mahasiswa tingkat akhir secara langsung melalui kegiatan
praktikum. Lembar observasi secara garis besar berisi penilaian dari 3 (tiga)
kegiatan praktikum, yaitu keterampilan menyiapkan praktikum, keterampilan
proses, dan keterampilan aktivitas selesai praktikum. Aktivitas yang meliputi
3 (tiga) kegiatan praktikum berdasarkan instrumen penilaian praktikum dari
penelitian yang dilakukan oleh Susilaningsih (2014). Peneliti kemudian
mengembangkan instrumen untuk menyempurnakan lembar obeservasi
tersebut.
Penyusunan lembar observasi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1) Menganalisis Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Kimia berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007.
2) Menentukan indikator yang berkaitan dengan keterampilan laboratorium
yaitu mengetahui cara penggunaan alat- alat kimia yang akan digunakan
dan indikator kedua yaitu melakukan eksperimen kimia sesuai dengan
prosedur atau langkah kerja.
3) Menganalisis Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4
(Keterampilan) beserta Kompetensi Dasar dari mata pelajaran Kimia
34
kelas X, XI, dan XII yang menuntut siswa untuk melaksanakan kegiatan
praktikum atau percobaan.
4) Menentukan sub-indikator keterampilan laboratorium yang menjadi
prioritas dalam kegiatan praktikum kimia dengan teknik daftar cek.
5) Menentukan judul praktikum yang dalam kegiatannya membutuhkan
keterampilan laboratorium paling banyak.
6) Membuat indikator, sub-indikator, dan aspek-aspek penilaian.
7) Membuat rubrik penilaian.
8) Validasi instrumen.
Keterangan:
KK : Koefisien Kesepakatan
S : sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 1
N2 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 2.
Data yang diperoleh kemudian direkapitulasi dan instrumen yang sudah
dibuat dapat diberi kesimpulan berdasarkan sebagai data sebagai berikut:
Tabel 3.3 Nilai Koefisien Kesepakatan
Nilai Koefisien Kesepakatan Keterangan
<0,40 Buruk
0,40 – 0,75 Baik
>0,75 Sangat Baik
(Banerjee, 1999, hlm. 6).
G. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian yang dilakukan dibagi menjadi beberapa
tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan, meliputi:
a. Studi literatur untuk merumuskan masalah.
b. Analisis kebutuhan yaitu menganalisis Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru Kimia dan mengaitkannya dengan
36
(2011, hlm.142), rating scale bersifat lebih fleksibel karena tidak terbatas
untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden
terhadap fenomena lainnya. Skala rating scale dapat digunakan untuk
mengukur status sosial, ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan,
proses kegiatan dan lain-lain. Data lembar observasi dihitung menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengisi lembar observasi menggunakan tanda check list (√) pada kolom
yang tersedia pada instrumen sesuai dengan aspek dan kriteria
keterampilan laboratorium yang muncul saat berlangsungnya kegiatan
praktikum.
2. Menjumlahkan skor yang didapat pada setiap kolom yang terdapat pada
lembar observasi keterampilan laboratorium mahasiswa.
3. Menghitung persentase setiap aspek keterampilan laboratorium yang
dimiliki mahasiswa. Perhitungan tersebut dapat dihitung dengan
mengubah skor mentah menjadi persentase menggunakan perhitungan
sederhana berdasarkan Purwanto (2012):
NP =
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal
100 = bilangan tetap (hlm.102)
4. Menghitung skor rata-rata setiap sub-indikator keterampilan laboratorium
mahasiswa yang diukur:
A. Hasil Penelitian
Hasil Pengamatan Keterampilan Laboratorium Mahasiswa
Berdasarkan Lembar Observasi
Observasi dilakukan untuk menganalisis aspek-aspek keterampilan
laboratorium mahasiswa pada saat kegiatan praktikum pembuatan larutan
dan titrasi asam - basa. Hasil ini adalah data utama yang diperoleh melalui
observasi yang dilakukan oleh lima orang observer saat kegiatan
praktikum berlangsung. Berdasarkan lembar observasi, diperoleh
informasi mengenai keterampilan laboratorium mahasiswa semester 7
program studi Pendidikan Kimia. Berikut ini data mengenai keterampilan
laboratorium mahasiswa semester 7 program studi Pendidikan Kimia
dengan sajian penjabaran persentase masing-masing keterampilan dari dua
judul praktikum.
39
40
% Keterampilan
No. Keterampilan Laboratorium Mahasiswa
Rata-Rata Kategori
Memasukkan zat
padat ke dalam 80 Baik
gelas kimia
Mengukur volume Sangat
85
larutan Baik
Sangat
Mengaduk zat 81
Keterampilan Baik
B. Proses Menyaring 71 Baik
Praktikum
Menggunakan labu
72 Baik
takar
Mengocok larutan Sangat
89
pada labu takar Baik
Menggunakan pipet
74 Baik
ukur
Memanaskan
74 Baik
larutan
Membaui zat 72 Baik
Menggunakan pipet
78 Baik
tetes
Menggunakan Sangat
83
termometer Baik
Memasukkan zat
padat ke dalam 48 Cukup
tabung reaksi
Titrasi 76 Baik
Membersihkan
Sangat
alat-alat kimia 82
Baik
setelah praktikum
Mengembalikan
Aktivitas alat-alat, bahan
C. Selesai Sangat
kimia dan 87
Praktikum Baik
membersihkan
meja kerja
Melakukan
64 Baik
pengolahan limbah
Rata-Rata 75 Baik
41
B. Pembahasan
Laboratorium memegang peranan penting dalam kegiatan
pembelajaran Kimia. Hal ini berdasarkan fakta bahwa ilmu Kimia
merupakan ilmu yang berlandaskan penemuan. Kegiatan praktikum adalah
salah satu kegiatan pembelajaran yang berlandaskan pada penemuan
sehingga dapat mendukung proses pembelajaran Kimia di sekolah. Pada
pelaksanaannya, dalam kegiatan praktikum di laboratorium membutuhkan
keterampilan dalam penggunaan alat-alat yang ada. Sebagaimana
dikemukakan oleh Gobaw & Atagana (2016, hlm. 114) bahwa praktikum
42
1. Menyiapkan Praktikum
a. Menyiapkan Alat dan Bahan Kimia
Agar kegiatan praktikum berlangsung dengan baik, seorang
guru harus mempersiapkan kegiatan praktikum. Salah satu hal yang
harus dipersiapkan dalam melaksanakan praktikum yaitu ketersediaan
alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum. Pada
penelitian ini, aktivitas yang diukur yaitu menyiapkan alat dan bahan
kimia baik sebelum maupun sesudah praktikum.
45
steril dan dapat memberikan hasil percobaan yang tepat. Apabila alat
kimia yang digunakan kotor, maka akan memengaruhi hasil
percobaan. Bailey dan Vicki (2007, hlm. 4) menyebutkan bahwa
peralatan kimia harus dipastikan bersih sebelum digunakan guna
mencegah zat agar tidak terkontaminasi oleh sumber eksternal atau
kontak dengan sampel lainnya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keterampilan
laboratorium mahasiswa calon guru kimia dalam membersihkan alat-
alat kimia masuk dalam kategori cukup dengan persentase sebesar
56%. Hasil temuan di lapangan, masih banyak ditemukan mahasiswa
calon guru yang tidak membersihkan alat-alat kimia sebelum
praktikum dimulai. Selain itu, masih banyak juga ditemukan
mahasiswa yang mencuci alat-alat kimia tanpa menggunakan sabun
atau spons maupun sikat. Membersihkan alat-alat kimia dapat
menggunakan sabun dan sikat untuk menghilangkan zat pengotor.
Sabun dapat digunakan untuk membersihkan peralatan gelas karena
berfungsi untuk menghilangkan lemak sedangkan sikat berfungsi
untuk menghilangkan pengotor dengan pratikel yang lebih besar
(Almási dkk. 2014, hlm. 41). Setelah alat-alat kimia di cuci bersih,
selanjutnya dikeringkan. Cara termudah untuk mengeringkan
peralatan gelas adalah untuk membiarkannya semalaman. Pengeringan
alat-alat kimia dapat juga dilakukan dengan bantuan lap kain yang
bersih dan kering ataupun tisu guna mempercepat proses pengeringan
(Pavia, Kriz, Lampman, & Engel, 1998, hlm.33).
Kurangnya kesadaran dan pembiasaan dalam membersihkan
alat-alat kimia menyebabkan mahasiswa tidak melakukan hal tersebut
sebelum memulai praktikum. Keadaan ini dapat menyebabkan alat-
alat kimia yang digunakan masih dimungkinkan terdapat zat pengotor
sehingga dapat memengaruhi hasil percobaan. Seperti yang
dikemukakan oleh Pierce & Haenisch (1958, hlm. 49) bahwa semua
alat-alat yang digunakan untuk mengukur volume harus bersih dari
47
90
82
90
80 67 64
70
Persentase
60
50
40
30
20
10
0
menimbang zat. Selain itu, masih banyak pula mahasiswa yang hanya
membersihkan piringan neraca saja tanpa membersihkan lengan
beban, ataupun sebaliknya.
Menyetimbangkan neraca adalah aspek selanjutnya yang
diukur dalam penelitian ini. Pada aspek ini mahasiswa calon guru
telah mampu menyetimbangkan neraca dengan sangat baik. Hal ini
dibuktikan berdasarkan data lembar observasi dengan persentase
sebesar 82%. Mahasiswa calon guru telah mengetahui cara
menyetimbangkan neraca dengan tepat yakni dengan menggeser
seluruh lengan beban ke angka nol atau memutar pemutar atau sekrup
yang berada di sebelah kiri lengan neraca hingga posisi setimbang
(posisi garis lengan neraca setimbang tepat sejajar di angka 0) (Laila,
2006). Namun, masih ditemukan kesalahan seperti menyetimbangkan
neraca namun posisi garis tidak sejajar di angka 0. Hal ini disebabkan
karena mahasiswa kesulitan dalam menghentikan ayunan lengan
beban hingga menunjukkan garis stagnan tepat di angka 0. Padahal,
apabila penunjuk pada lengan beban berayun, maka menyetimbangkan
neraca dapat dilihat dari ayunan yang bergerak dengan jarak yang
sama di kedua sisi garis angka 0. Jika jaraknya ayunan tidak sama,
maka bisa dilakukan dengan memutar pemutar pada bagian kiri neraca
(Clark, 1980, hlm. 17).
Apabila neraca yang digunakan tidak dalam keadaan
setimbang, maka massa zat yang ditimbang menjadi tidak tepat. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Alexander & Steffel (1976, hlm. 31)
yang menyebutkan bahwa neraca analitik harus dalam keadaan nol
ketika tidak ada objek pada piringannya atau penimbangan akan
menjadi tidak tepat. Kesalahan lain yaitu masih ada mahasiswa yang
menyetimbangkan neraca dengan cara menggeser lengan beban. Hal
tersebut kurang tepat karena bisa saja terjadi kesalahan seperti
mahasiswa tidak menggeser lengan beban sesuai massa zat yang
50
yakni mahasiswa mengaduk larutan namun masih ada zat yang tidak
larut.
e. Keterampilan Menyaring
Penyaringan merupakan suatu teknik pemisahan campuran
yang biasa dilakukan dalam laboratorium kimia. Keterampilan
menyaring yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari dua aspek
yaitu keterampilan melipat kertas saring dan menggunakan corong
gelas. Data penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menyaring
mahasiswa calon guru sudah baik dibuktikan dengan persentase yang
didapatkan sebesar 71%.
Melipat kertas saring merupakan keterampilan yang
dibutuhkan dalam proses penyaringan. Proses pemisahan suatu
campuran dapat dilakukan dengan menggunakan kertas saring.
Berdasarkan data, mahasiswa calon guru kimia memiliki kemampuan
yang baik dalam melipat kertas saring dibuktikan dengan perolehan
persentase sebesar 76%. Mahasiswa calon guru kimia mampu melipat
kertas saring dengan cara yang benar.
Menggunakan corong gelas adalah aspek yang memiliki nilai
terendah dalam keterampilan menyaring yang dimiliki mahasiswa
calon guru. Data menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru sudah
baik dalam menggunakan corong gelas namun persentase yang
didapatkan hanya sebesar 65%. Hal ini dikarenakan masih banyak
mahasiswa yang langsung menyaring larutan dan tidak menambahkan
pelarut pada kertas saring sebelum melakukan penyaringan.
Penambahan sedikit pelarut pada kertas saring bertujuan untuk
membuat kertas saring menempel pada corong karena tidak adanya
udara sehingga memaksimalkan proses penyaringan. Hal ini didukung
oleh Almási dkk. (2014, hlm. 65) yang menyebutkan sebelum
penyaringan, kertas saring harus dilembabkan dengan pelarut dan
54
menempel pada corong dengan batang pengaduk agar tidak ada udara
antara kertas saring dan dinding corong.
76
76
75
74
Persentase
73 71
72
71 70
70
69
68
67
Menuangkan Teknik dekantir Menambahkan
larutan ke dalam akuades sampai
labu takar tanda batas labu
takar
(Almási dkk. 2014, hlm. 65). Hal ini bertujuan agar dalam
menuangkan larutan ke labu takar lebih aman dan tidak mudah jatuh
jika terkena tangan praktikan. Berdasarkan data penelitian, mahasiswa
telah terampil dalam menuangkan larutan ke dalam labu takar dengan
menggunakan corong, statif, ring, dan klem. Data yang diperoleh
untuk sub-indikator ini yaitu sebesar 71% dan masuk dalam kategori
baik. Namun, pada kenyataannya masih ditemukan mahasiswa yang
langsung menuangkan larutan ke dalam labu takar tanpa
menggunakan bantuan statif dan ring. Tentu hal ini membahayakan
karena rentan terjadi kesalahan seperti tangan yang tidak sengaja
menyentuh labu takar hingga jatuh ketika proses menuangkan larutan.
Selain itu, masih ada mahasiswa yang tidak membilas sisa zat
yang ada pada gelas kimia setelah menuangkan larutan. Hal ini kurang
tepat karena pada gelas kimia masih dimungkinkan terdapat sisa zat
yang tertinggal pada dinding gelas kimia sehingga konsentrasi larutan
yang dibuat dapat menjadi tidak akurat. Hal ini didukung oleh
pernyataan Pierce & Haenisch (1958, hlm. 60) yang mengatakan
bahwa setelah seluruh larutan dituangkan, gelas kimia haruslah
dibilas. Clark (1980, hlm. 24) juga sependapat bahwa corong dan
gelas kimia harus dibilas beberapa kali dengan air, dengan air bilasan
juga dimasukkan ke dalam labu.
Teknik dekantir diperlukan ketika menuangkan larutan ke
dalam labu takar. Berdasarkan penelitian, mahasiswa calon guru sudah
mampu menerapkan keterampilan ini dengan baik dibuktikan dari
hasil perolehan data sebesar 76%. Namun pada kenyataan di lapangan,
masih ditemukan mahasiswa yang langsung menuangkan larutan
tanpa menggunakan teknik dekantir. Hal ini kurang tepat karena
penerapan teknik dekantir dengan bantuan batang pengaduk bertujuan
untuk menghindari larutan yang dituangkan berceceran (Pierce &
Haenisch, 1958, hlm. 60).
56
menambahkan
akuades hingga
melebihi tanda
batas
83
90
80 65
70
Persentase 60
50
40
30
20
10
0
Mengambil larutan Mengambil dan
memindahkan larutan
posisi ujung
pipet ukur tidak
menempel pada
dinding gelas
kimia.
posisi ujung
termometer
menempel
pada dinding
gelas kimia.
n. Keterampilan Titrasi
Keterampilan laboratorium terakhir yang diukur adalah
keterampilan proses titrasi. Berdasarkan data penelitian, secara
keseluruhan mahasiswa calon guru telah terampil dalam melakukan
titrasi. Data yang diperoleh untuk keterampilan titrasi sebesar 76%
dan masuk dalam kategori baik. Pada ketereampilan titrasi, aspek
yang diukur diantaranya adalah keterampilan merangkai statif dan
klem kemudian proses titrasi itu sendiri. Berdasarkan data yang
diperoleh dari Tabel 4.1, aspek-aspek dalam sub-indikator titrasi
memperoleh tingkat persentase yang digambarkan melalui grafik
berikut ini:
80 78
78
Persentase
76 74
74
72
70
Merangkai statif dan klem Proses Titrasi
menuangkan titran ke
dalam buret tanpa bantuan
corong.
kimia dapat juga dilakukan dengan bantuan lap kain yang bersih dan
kering ataupun tisu guna mempercepat proses pengeringan (Pavia,
Kriz, Lampman, & Engel, 1998, hlm.33).
c. Pengolahan Limbah
Keterampilan dalam mengolah limbah mahasiswa calon guru
tergolong termasuk dalam kategori baik dengan persentase yang
diperoleh sebesar 64%. Seorang calon guru kimia perlu memiliki
pengetahuan akan pengolahan limbah bahan kimia. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan, masih banyak mahasiswa yang mengetahui
pengolahan limbah hanya dengan cara diencerkan sebelum dibuang ke
dalam saluran pembuangan westaffel. Bahkan, ada mahasiswa yang
tidak mengetahui cara pengolahan limbah setelah praktikum
dilakukan. Limbah bahan kimia yang tidak ditangani dengan tepat
dapat membahayakan lingkungan. Sebagaimana dijelaskan oleh
Rahayuningsih dan Dwiyanto (2005, hlm. 42) bahwa limbah bahan
kimia yang dihasilkan setelah percobaan tidak diperbolehkan dibuang
ke pembuangan air kotor (wasbak) karena dapat menimbulkan polusi
bagi lingkungan, sehingga harus dibuang pada tempat yang
disediakan.
Beberapa faktor dapat memengaruhi mahasiswa dalam
melakukan penangan limbah di laboratorium. Ghalby (2017, hlm. 62-
63) menyatakan rendahnya pengetahuan K3 di sebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya tidak adanya indikator K3 dalam
kurikulum program studi pendidikan kimia sehingga pendidik hanya
sekedar menyelipkan pembelajaran K3 sebelum serta saat peserta
didik bereksperimen di laboratorium dengan waktu, tempat, alat, serta
zat yang tidak optimal. Kurangnya kesadaran mahasiswa akan
pengolahan limbah zat kimia dapat juga disebabkan karena belum
adanya sistem pengolahan limbah secara khusus di laboratorium
kimia. Hal ini didukung oleh Rachmawati (2017, hlm. 45) yang
67
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan,
secara keseluruhan keterampilan laboratorium yang dimiliki mahasiswa
semester 7 Program Studi Pendidikan Kimia sudah masuk dalam kategori
baik dengan persentase sebesar 75%. Sementara itu, persentase yang
diperoleh pada setiap kegiatan praktikum yaitu; 1) Pada kegiatan
menyiapkan praktikum, aspek menyiapkan alat dan bahan kimia memiliki
persentase tertinggi yaitu 82% dan aspek membersihkan alat-alat kimia
memiliki persentase terendah yaitu 56%; 2) Pada keterampilan proses
praktikum, aspek mengocok larutan pada labu takar memiliki persentase
tertinggi sebesar 89% dan aspek memasukkan zat padat ke dalam tabung
reaksi memiliki persentase terendah yaitu 48%; 3) Pada aktivitas selesai
praktikum, aspek mengembalikan alat-alat, bahan kimia dan
membersihkan meja kerja memiliki persentase tertinggi yaitu 87% dan
aspek melakukan pengolahan limbah memiliki persentase terendah yaitu
64%. Rentang waktu yang relatif lama setelah terakhir kali para
mahasiswa rutin melakukan kegiatan praktikum di laboratorium dapat
menjadi faktor penyebab rendahnya perolehan persentase tersebut. Selain
itu, faktor lain yang bisa menjadi penyebab adalah mahasiswa tidak
membiasakan diri untuk menggunakan keterampilan laboratorium yang
baik dan benar dalam kegiatan praktikum.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan kepada peneliti selanjutnya adalah keterampilan yang diukur
lebih banyak lagi, tidak hanya terbatas pada keterampilan dasar saja.
68
DAFTAR PUSTAKA
Almási, A., Kuzma, M., & Perjési, P. (2014). General and Inorganic Chemistry –
Laboratory Techniques and Calculations. University of Pécs.
Brescia, F., Arents, J., Meislich, H., & Turk, A. (1980). Fundamentals of
Chemistry Laboratory Studies. New York: Academic Press, Inc.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Clark, Douglas W. (1980). Basic Laboratory Skills for Water and Wastewater
Analysis. The Regents of New Mexico State University and The New
Mexico Water Resources Research Institute.
69
70
Grant, Laura. (23 Mei, 2011). Lab Skills of New Undergraduates. Diambil dari
http://www.gatsby.org.uk
Lasia, I.K., Gunamantha, I.M., & Budiada, I. K. (01 Mei, 2013). Pelatihan Teknik
Penggunaan Bahan Kimia Untuk Mahasiswa Tingkat Awal Jurusan
Pendidikan Kimia Fmipa Undiksha Sebagai Upaya Meningkatkan
71
Moni, R. W., Hryciw, D. H., Poronnik, P., Lluka, L. J., Moni, K. B. (2007).
Assesing Core Manipulative Skills in A Large, First Year Laboratory. Adv
Physiol Educ 31: 266–269. DOI: 10.1152/advan.00020.2007.
Ottander, Christina & Grelsson, Gunnel. (2010). Laboratory Work: The Teachers’
Perspective. Journal of Biological Education, 40:3, 113-118. DOI:
10.1080/00219266.2006.9656027.
72
Pusat Bahasa Depdiknas. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Wibowo, Widodo Setyo. (07 Januari, 2015). Persiapan Alat dan Bahan Praktikum
IPA. Diambil dari http://staff.uny.ac.id
Judul Praktikum
1. Mengetahui titik
leleh dari suatu
senyawa organik dan
anorganik
2. Mengetahui
reaktivitas dari suatu
Merancang dan
Membandingkan ikatan Membandingkan senyawa organik dan
melakukan percobaan
ion, ikatan kovalen, Sifat Fisik anorganik
untuk menunjukkan Senyawa Organik
ikatan kovalen (Kemudahan 3. Menganalisis
3.5 4.5 karakteristik senyawa ion dan Anorganik -
koordinasi, dan ikatan Menguap) perbedaan sifat
atau senyawa kovalen
logam serta kaitannya Senyawa Ion dan antara senyawa
berdasarkan beberapa
dengan sifat zat Senyawa Kovalen organik dan organik
sifat fisika
dikaitkan dengan
konsep ikatan kimia
Judul Praktikum
No. No. Modul Buku Kimia Buku Sekolah
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Praktikum SMA Elektronik Tujuan Praktikum
KD KD
Kimia Dasar (Penerbit (BSE)
I & II Erlangga) Kimia SMA
2. naftalena (senyawa
Merancang dan kovalen)
Membandingkan ikatan Membandingkan
melakukan percobaan 3. Menganalisis
ion, ikatan kovalen, Sifat Fisik
untuk menunjukkan Senyawa Organik karakteristik senyawa
ikatan kovalen (Kemudahan
3.5 4.5 karakteristik senyawa ion dan Anorganik - ion dan senyawa
koordinasi, dan ikatan Menguap)
atau senyawa kovalen kovalen berdasarkan
logam serta kaitannya Senyawa Ion dan
berdasarkan beberapa mudahnya zat
dengan sifat zat Senyawa Kovalen
sifat fisika tersebut mengalami
penguapan
1. Terampil merangkai
alat uji daya hantar
listrik larutan.
2. Dapat melakukan
pengamatan gejala
hantaran arus listrik
Membedakan daya hantar pada beberapa
Menganalisis sifat
listrik berbagai larutan Uji Daya Hantar larutan.
3.8 larutan berdasarkan 4.8 - -
melalui perancangan dan Listrik 3. Dapat membedakan
daya hantar listriknya
pelaksanaan percobaan antara larutan
elektrolit dan
nonelektrolit.
4. Dapat menjelaskan
pengertian larutan
elektrolit dan
nonelektrolit.
76
Judul Praktikum
No. No. Modul Buku Kimia Buku Sekolah
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Tujuan Praktikum
KD KD Praktikum SMA Elektronik
Kimia Dasar (Penerbit (BSE)
I & II Erlangga) Kimia SMA
1. Mengamati
perubahan kimia
yang menandakan
reaksi kimia
Menganalisis beberapa
2. Menuliskan
reaksi berdasarkan
Mengidentifikasi reaksi persamaan reaksi
perubahan bilangan
reduksi dan oksidasi Reaksi Kimia kimia dari suatu
3.9 4.9 oksidasi yang diperoleh - -
menggunakan konsep percobaan
dari data hasil percobaan
bilangan oksidasi unsur 3. Menentukan reaksi
dan/ atau melalui
reduksi atau oksidasi
percobaan
berdasarkan
persamaan reaksi
kimia dari hasil
percobaan
Menerapkan hukum-
hukum dasar kimia,
Menganalisis data hasil Menentukan koefisien
konsep massa molekul
percobaan menggunakan suatu reaksi berdasarkan
3.10 relatif, persamaan kimia, 4.10 Stoikiometri - -
hukum-hukum dasar pembentukan endapan
konsep mol, dan kadar
kimia kuantitatif yang terjadi dalam reaksi
zat untuk menyelesaikan
perhitungan kimia
77
Judul Praktikum
No. No. Modul Buku Kimia Buku Sekolah
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Tujuan Praktikum
KD KD Praktikum SMA Elektronik
Kimia Dasar (Penerbit (BSE)
I & II Erlangga) Kimia SMA
Modul Praktikum Kimia
Dasar:
1. Menentukan
Menjelaskan konsep kapasitas kalor
Menyimpulkan hasil kalorimeter
perubahan entalpi reaksi
analisis data percobaan 2. Menentukan entalpi
3.4 pada tekanan tetap 4.4
termokima pada tekanan netralisasi
dalam persamaan
tetap
termokimia
Buku SMA (Erlangga):
Menentukan Menentukan 1. Menentukan
Termokimia
Perubahan Entalpi ∆Hdengan perubahan entalpi
Reksi Kalorimeter pada reaksi antara
larutan natrium
hidroksida dengan
larutan asam klorida
Membandingkan
Menjelaskan jenis
perubahan entalpi Buku Elektronik Sekolah
entalpi reaksi, hukum
3.5 4.5 beberapa reaksi (BSE):
Hess dan konsep energi
berdasarkan data hasil 1. Menentukan ∆H
ikatan
percobaan dengan
menggunakan
kalorimeter
78
Tujuan Praktikum
No. No. Modul Buku Kimia Buku Sekolah
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Praktikum SMA Elektronik Tujuan Praktikum
KD KD
Kimia Dasar (Penerbit (BSE)
I & II Erlangga) Kimia SMA
1. Pengaruh Luas
Bidang Sentuh
terhadap Laju
Reaksi
2. Pengaruh
Merancang, melakukan, Konsentrasi
Menentukan orde reaksi dan menyimpulkan serta Faktor-faktor terhadap Laju
Mengamati faktor-faktor
dan tetapan laju reaksi menyajikan hasil yang Reaksi
3.7 4.7 Laju Reaksi yang mempengaruhi laju
berdasarkan data hasil percobaan faktor-faktor Mempengaruhi 3. Menentukan
reaksi
percobaan yang mempengaruhi laju Laju Reaksi Pengaruh Suhu
reaksi dan orde reaksi terhadap Laju
Reaksi
4. Menentukan
Pengaruh
Katalis terhadap
Laju Reaksi
Menganalisis faktor- Merancang, melakukan, 1. Memahami konsep
faktor yang dan menyimpulkan serta kesetimbangan kimia
Pengaruh
mempengaruhi menyajikan hasil Kesetimbangan dan faktor-faktor yang
Pergeseran Konsentrasi
3.9 pergeseran arah 4.9 percobaan faktor-faktor Kimia mempengaruhinya
Kesetimbangan terhadap
kesetimbangan dan yang mempengaruhi 2. Menghitung konstanta
Kesetimbangan
penerapannya dalam pergeseran arah kesetimbangan
industri kesetimbangan berdasarkan percobaan
79
Judul Praktikum
No. No. Modul Buku Kimia Buku Sekolah
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Tujuan Praktikum
KD KD Praktikum SMA Elektronik
Kimia Dasar (Penerbit (BSE)
I & II Erlangga) Kimia SMA
Menjelaskan konsep Buku Sekolah Elektronik
Menganalisis trayek
asam dan basa serta (BSE):
perubahan pH beberapa
kekuatannya dan Pembuatan 1. Membuat indikator
3.10 4.10 indikator yang diekstrak - -
kesetimbangan Indikator Alami asam basa dari bunga
dari bahan alam melalui
pengionannya dalam sepatu dan
percobaan
larutan mengujinya
Buku SMA (Erlangga):
1. Menyelidiki sifat
beberapa larutan
garam untuk
menemukan
hubungan antara ion-
ion pembentuk garam
Menganalisis dengan sifat larutan
Melaporkan percobaan
kesetimbangan ion Hidrolisis Hidrolisis Larutan garam di dalam air
3.11 4.11 tentang sifat asam basa -
dalam larutan garam dan Garam Garam
berbagai larutan garam
menghubungkan pH-nya Buku Sekolah Elektronik
(BSE):
1. Menyelidiki
hubungan antara
asam dan basa
pembentuk garam
dengan sifat larutan
garam dalam air
80
Judul Praktikum
No. No. Modul Buku Kimia Buku Sekolah
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Tujuan Praktikum
KD KD Praktikum SMA Elektronik
Kimia Dasar (Penerbit (BSE)
I & II Erlangga) Kimia SMA
Modul Praktikum Kimia
Dasar:
1. Membuat larutan
NaCl atau larutan
Urea dengan
konsentrasi dan
volume tertentu
Judul Praktikum
Menganalisis data hasil Menyimpulkan hasil Titrasi Asam- Menentukan Buku SMA (Erlangga):
Titrasi Asam-
3.13 berbagai jenis titrasi 4.13 analisis data percobaan Basa Kadar Cuka 1. Menguji mutu cuka
Basa perdagangan dengan
asam-basa titrasi asam-basa Makan
menentukan kadar cuka
makan dengan cara
titrasi
Judul Praktikum
No. No. Modul Buku Kimia Buku Sekolah
Kompetensi Dasar Kompetens Dasar Praktikum SMA Elektronik Tujuan Praktikum
KD KD
Kimia Dasar (Penerbit (BSE)
I & II Erlangga) Kimia SMA
Modul Praktikum Kimia
Dasar:
1. Menguji sifat koligatif
larutan melalui
percobaan penurunan
titik beku
2. Menganalisis
perbedaan sifat
koligatif larutan
elektrolit dan larutan
non-elektrolit
3. Menentukan titik beku
Membedakan sifat Menganalisis data Pengaruh Zat dan penurunan titik
Penurunan Titik
koligatif larutan percobaan untuk Terlarut Terhadap Sifat Koligatif beku dari suatu larutan
3.2 4.2 Beku
elektrolit dan larutan menentukan derajat Titik Beku Larutan Elektrolit
nonelektrolit pengionan Larutan Buku SMA (Erlangga):
1. Mengetahui pengaruh
adanya zat terlarut
terhadap titik beku
larutan
Judul Praktikum
No. No. Modul Buku Kimia Buku Sekolah
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Praktikum SMA Elektronik Tujuan Praktikum
KD KD
Kimia Dasar (Penerbit (BSE)
I & II Erlangga) Kimia SMA
Modul Praktikum Kimia
Dasar:
Sel Elektrolisis :
1. Mengamati
elektrolisis ZnSO4
dan CuSO4
menggunakan
elektroda Cu, Fe, dan
Zn.
Menentukan urutan 2. Menentukan senyawa
Menyetarakan kekuatan pengoksidasi yang mengalami
1. Sel 1. Sel Volta
3.3 persamaan reaksi 4.3 atau pereduksi Elektrolisis KI reaksi reduksi dan
Elektrolisis 2. Elektrolisis
redoks berdasarkan data hasil oksidasi pada
2. Sel Volta
percobaan elektrolisis
3. Menuliskan
persamaan reaksi
elektrolisis larutan
ZnSO4 dan CuSO4
4. Membandingkan
elektrolisis larutan
ZnSO4 dan CuSO4
Sel Volta :
1. Mengamati besarnya
84
Judul Praktikum
No. No. Modul Buku Kimia Buku Sekolah
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Praktikum SMA Elektronik Tujuan Praktikum
KD KD
Kimia Dasar (Penerbit (BSE)
I & II Erlangga) Kimia SMA
2. kuat arus yang
dihasilkan dari sel
volta
3. Membuat jembatan
garam dari berbagai
bahan dan
mengujinya pada sel
volta dan amati kuat
arus yang dihasilkan
4. Menuliskan notasi sel
Menentukan urutan volta
Menyetarakan kekuatan pengoksidasi 5. Menentukan
1. Sel 1. Sel Volta
3.3 persamaan reaksi 4.3 atau pereduksi Elektrolisis KI kekuatan pereduksi
Elektrolisis 2. Elektrolisis
redoks berdasarkan data hasil dan pengoksidasi
2. Sel Volta
percobaan berdasarkan data
percobaan
Judul Praktikum
Keterampilan
No. Langkah Kerja
Laboratorium
Menghitung massa yang diperlukan untuk
1 -
membuat 250 ml 0,2 M larutan NaCl
2 Menimbang massa zat yang dibutuhkan Menimbang massa zat
Mengisi 250 ml gelas kimia dengan padatan Memasukkan padatan ke
3
natrium klorida yang telah ditimbang sebelumnya dalam gelas kimia
4 Menambahkan 150 ml-200 ml akuades Mengukur volume larutan
Mengaduk zat hingga
5 Mengaduk hingga seluruh garam larut
larut
6 Saring larutan dengan menggunakan kertas saring Menyaring larutan
Tuangkan larutan ke dalam labu ukur, kemudian
7 Menuangkan larutan
tambahkan akuades sampai tanda batas
Mengocok larutan di
8 Kocok larutan hingga homogen
dalam labu ukur
Ambil 200 ml larutan di dalam labu, kemudian Menggunakan pipet
9
masukkan ke dalam gelas kimia ukuran 250 ml volume
Ambil 50 ml larutan menggunakan pipet volume Menggunakan pipet
10
kemudian masukkan ke gelas kimia ukuran 100 ml volume
Panaskan larutan dengan panas sedang hingga Memanaskan larutan
11
kristal terbentuk Membaui zat
Timbang massa kristal yang terbentuk dan amati
12 Menimbang massa zat
bentuknya melalui mikroskop
87
Kompetensi
Kompetensi Inti Guru Indikator Sub
Guru Mata Aspek-aspek yang dinilai
(Kompetensi Profesional) yang dinilai indikator
Pelajaran
Membersihkan lengan neraca setelah proses
Menimbang
menimbang
Memasukkan Memasukkan seluruh zat ke dalam gelas kimia tanpa
zat padat ke berceceran
dalam gelas Membilas sisa zat pada alas zat dengan menggunakan
kimia botol semprot
Menggunakan Mengukur Meletakkan gelas ukur pada bidang datar
alat – alat ukur, volume Menuangkan akuades menggunakan botol semprot
alat peraga, alat larutan Memastikan volume akuades tepat sesuai ukuran
Mengetahui
Menguasai materi, struktur, hitung, dan menggunakan (meniskus sesuai skala dengan melihat skala gelas
cara
konsep, dan pola pikir piranti lunak gelas ukur ukur sejajar posisi mata)
penggunaan
keilmuan yang mendukung komputer untuk
alat- alat kimia Mengaduk seluruh zat sampai semuanya larut
mata pelajaran yang meningkatkan Mengaduk
yang akan menggunakan batang pengaduk yang bersih
diampu. pembelajaran larutan
digunakan. Mengaduk zat hingga larut semua
kimia di kelas, di
laboratorium, Melipat kertas saring menjadi dua bagian
dan lapangan. Melipat kembali hingga membentuk seperempat
Melipat lingkaran
kertas saring Bentuk seperti kerucut lalu sesuaikan dengan diameter
corong dan dibasahi dengan pelarut sampai menempel
dengan corong
Menggunakan Meletakkan corong pada rangkaian statif, bosshead
labu takar dan ring
91
Kompetensi
Kompetensi Inti Guru Indikator Sub
Guru Mata Aspek-aspek yang dinilai
(Kompetensi Profesional) yang dinilai indikator
Pelajaran
Meletakkan labu takar di bawah corong
Menuangkan larutan dengan menggunakan teknik
dekantasi (tangan kanan memegang gelas kimia,
tangan kiri memegang batang pengaduk yang
ditempelkan dibibir gelas kimia, mengalirkan larutan
melaui batang pengaduk tanpa ada larutan yang
Menggunakan tumpah) / Cairan dari gelas kimia dituangkan dengan
alat – alat ukur, Menggunakan bantuan batang pengaduk, batang pengaduk pada
alat peraga, alat labu takar tangan kiri dan gelas kimia pada tangan kanan, ujung
Mengetahui batang pengaduk ditempelkan pada dinding gelas
Menguasai materi, struktur, hitung, dan
cara kimia tanpa ada cairan yang tumpah
konsep, dan pola pikir piranti lunak
penggunaan
keilmuan yang mendukung komputer untuk Membilas sisa zat pada gelas kimia dengan
alat- alat kimia
mata pelajaran yang meningkatkan menggunakan akuades
yang akan
diampu. pembelajaran Mengeringkan leher labu takar kemudian tutup
digunakan.
kimia di kelas, di
laboratorium, Menambahkan akuades sampai skala labu takar
dan lapangan. (meniskus tepat dengan skala)
Memasang pipet ukur dengan cara memasukannya
pada bagian bawah bulb pipet (di bawah klep S)
Menggunakan
pipet ukur/ Mengempiskan pro-pipet karet (bulb) dengan cara
pipet volume menekan klep bagian atas (tanda huruf A) dengan ibu
jari dan telunjuk, bersamaan dengan menekan bagian
bulb
92
Kompetensi
Kompetensi Inti Guru Indikator Sub
Guru Mata Aspek-aspek yang dinilai
(Kompetensi Profesional) yang dinilai indikator
Pelajaran
Mengambil larutan dengan menekan klep bagian
Menggunakan bawah (tanda S)
pipet ukur/ Memastikan volume larutan tepat dengan membaca
pipet volume miniskus cekung dengan posisi mata sejajar dengan
skala
Menempelkan ujung pipet ukur pada dinding gelas
Menggunakan kimia
alat – alat ukur, Menggunakan
Mengeluarkan larutan sesuai dengan yang dibutuhkan
alat peraga, alat pipet ukur/
Mengetahui dengan cara menekan klep bagian bawah (tanda E)
Menguasai materi, struktur, hitung, dan pipet volume
cara Memastikan volume tepat dengan membaca meniskus
konsep, dan pola pikir piranti lunak
penggunaan cekung dengan posisi mata sejajar dengan skala
keilmuan yang mendukung komputer untuk
alat- alat kimia
mata pelajaran yang meningkatkan Proses pemanasan menggunakan tabung reaksi yakni
yang akan
diampu. pembelajaran dengan menjepit tabung reaksi dengan penjepit kayu
digunakan.
kimia di kelas, di Memanaskan
laboratorium, larutan dalam Tangan kanan memegang penjepit kayu posisi tabung
dan lapangan. tabung reaksi dimiringkan (kemiringan kurang lebih 45 dan
digerakkan ke kiri – kanan (1 arah), tidak mengarah ke
orang lain ataupun tempat yang terdapat zat
Membaui zat dengan jarak antara hidung dan tabung
tidak terlalu dekat ataupun tidak terlalu jauh, tangan
Membaui zat
kanan mengibas – ngibaskan udara di atas tabung ke
arah hidung secara perlahan
93
Kompetensi
Kompetensi Inti Guru Indikator Sub
Guru Mata Aspek-aspek yang dinilai
(Kompetensi Profesional) yang dinilai indikator
Pelajaran
Memegang karet penghisap pipet tetes dengan
Menggunakan menggunakan ibu jari dan telunjuk
pipet tetes Ujung pipet tetes ditempelkan pada bagian dalam
dinding tabung reaksi bagian atas
Tangan memegang tali pengikat pada termometer
Menggunakan Ujung termometer tidak menempel pada dinding gelas
alat – alat ukur, Menggunakan
beaker
alat peraga, alat termometer
Mengetahui Membaca skala dengan posisi mata sejajar dengan
Menguasai materi, struktur, hitung, dan
cara skala termometer
konsep, dan pola pikir piranti lunak
penggunaan Tabung reaksi dimiringkan
keilmuan yang mendukung komputer untuk Memasukkan
alat- alat kimia
mata pelajaran yang meningkatkan zat padat ke Zat dimasukkan menggunakan spatula ke dalam
yang akan
diampu. pembelajaran dalam tabung tabung dengan bantuan kertas (panjang kertas hampir
digunakan.
kimia di kelas, di reaksi mendekati ujung tabung)
laboratorium,
dan lapangan. Posisi tangan kiri memegang dan mengatur kran buret
Tangan kanan memegang dan mengocok labu
erlenmeyer
Proses titrasi Menambahkan titran sedikit demi sedikit
Mengamati sampai terjadi perubahan warna
Menggunakan kertas putih
94
Kompetensi
Kompetensi Inti Guru Indikator Sub
Guru Mata Aspek-aspek yang dinilai
(Kompetensi Profesional) yang dinilai indikator
Pelajaran
Menyiapkan alat-alat dan bahan kimia sesuai dengan
kebutuhan
Menyiapkan
praktikum Mencuci dengan sikat atau spons dan mengeringkan
alat-alat kimia dengan menggunakan lap kain atau tisu
yang bersih
Melakukan Keterampilan Pembuatan Larutan
Menguasai materi, struktur,
Melaksanakan eksperimen proses
konsep, dan pola pikir Titrasi
eksperimen kimia sesuai praktikum
keilmuan yang mendukung
kimia dengan dengan Mencuci dengan sikat atau spons alat-alat kimia yang
mata pelajaran yang
cara yang benar. prosedur atau telah digunakan dengan bersih dan mengeringkan
diampu.
langkah kerja. dengan lap kain atau tisu
Aktivitas
selesai Mengembalikan seluruh alat-alat dan bahan kimia
praktikum yang telah digunakan ke tempat semula
Membuang limbah praktikum dengan mengencerkan
larutan dan membuangnya di tempat pembuangan
limbah
95
LEMBAR OBSERVASI
KETERAMPILAN LABORATORIUM MAHASISWA
“Pembuatan Larutan”
Nama Mahasiswa :
NIM :
Petunjuk Penilaian :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai dengan masing-masing kriteria
pada pedoman instrumen yang tersedia.
Skor
No. Aspek-aspek Penilaian
4 3 2 1 0
A. Menyiapkan Praktikum
1. Menyiapkan alat-alat dan bahan kimia.
Membersihkan alat-alat kimia sebelum
2.
praktikum.
B. Keterampilan Proses Praktikum
1. Menimbang zat padat.
A. Membersihkan neraca.
B. Menyetimbangkan neraca
C. Menggunakan alas zat saat
penimbangan.
D. Mengembalikan beban ke kondisi
semula.
Memasukkan zat padat ke dalam gelas
2.
kimia.
3. Mengukur volume larutan.
4. Mengaduk zat.
5. Melipat kertas saring
A. Menggunakan corong gelas.
6. Menggunakan labu takar.
A. Menuangkan larutan ke dalam labu
takar.
96
Skor
No. Aspek-aspek Penilaian
4 3 2 1 0
B. Teknik dekantir
C. Menambahkan akuades sampai tanda
batas.
7. Mengocok larutan pada labu takar.
8. Menggunakan pipet ukur.
A. Mengambil larutan.
B. Memindahkan dan mengeluarkan
larutan.
9. Memanaskan tabung reaksi.
10. Membaui zat.
11. Menggunakan pipet tetes.
12. Menggunakan termometer.
Memasukkan zat padat ke dalam tabung
13.
reaksi.
C. Aktivitas Selesai Praktikum
1. Membersihkan alat-alat kimia setelah
praktikum.
2. Mengembalikan alat-alat, bahan kimia dan
membersihkan meja kerja.
3. Melakukan pengolahan limbah.
( )
97
LEMBAR OBSERVASI
KETERAMPILAN LABORATORIUM MAHASISWA
“Titrasi Asam Basa”
Nama Mahasiswa :
NIM :
Petunjuk Penilaian :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai dengan masing-masing kriteria
pada pedoman instrumen yang tersedia.
Skor
No. Aspek-aspek Penilaian
4 3 2 1 0
A. Menyiapkan Praktikum
1. Menyiapkan alat-alat dan bahan kimia.
Membersihkan alat-alat kimia sebelum
2.
praktikum.
B. Keterampilan Proses Praktikum
3. Mengukur volume larutan
6. B. Teknik dekantir
14. Titrasi
A. Merangkai statif dan klem.
B. Proses titrasi.
C. Aktivitas Selesai Praktikum
1. Membersihkan alat-alat kimia setelah
praktikum.
2. Mengembalikan alat-alat, bahan kimia dan
membersihkan meja kerja.
3. Melakukan pengolahan limbah.
( )
98
Keterangan:
KK : Koefisien Kesepakatan
S : sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 1
N2 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 2
Pengamat 1
0 1 2 3 4 Jumlah
A.2,
0 2
B.1.d
B.2,
1 B.6.c, 3
C.3
C.1, A.1,
2 4
B.8.b B.13
B.4,
B.8.a,
Pengamat 3 B.6.b, B.9, B.3 7
2 B.11,
B.12
B.1.a,
B.1.b,
B.1.c,
B.5,
4 B.6.a, 9
B.6.b,
B.7,
B.10,
C.2
Jumlah 2 6 2 5 10 25
Jumlah kode yang sama (S) : 21
99
Pengamat 1
0 1 2 3 4 Jumlah
A.2,
0 2
B.1.d
B.2,
1 B.6.c, 3
C.3
B.8.b,
2 A.1 B.5.a 4
C.1
B.4,
B.5.a,
Pengamat B.8.a,
3 6
3 B.9,
B.11,
B.12
B.1.a,
B.1.b,
B.1.c,
B.3, B.5,
4 B.6.a, 10
B.6.b,
B.7,
B.10,
C.2
Jumlah 2 5 1 7 10 25
Jumlah kode yang sama (S) : 22
100
Pengamat 2
0 1 2 3 4 Jumlah
A.2,
0 2
B.1.d
B.2,
1 B.6.c 3
C.3
A.1,
B.8.b,
2 4
B.13,
C.1
B.4,
B.8.a,
Pengamat 3 B.9, 5
3 B.11,
B.12
B.1.a,
B.1.b,
B.1.c,
B.3,
B.5,
4 B.3 11
B.6.a,
B.6.b,
B.7,
B.10,
C.2
Jumlah 2 2 4 7 10 23
Jumlah kode yang sama (S) : 23
101
Keterangan:
KK : Koefisien Kesepakatan
S : sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 1
N2 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 2
Pengamat 1
0 1 2 3 4 Jumlah
A.2,
0 2
B.1.d
1 B.8.a 1
A.1,
2 B.13, B.4 4
C.3
B.1.c,
B.11, B.1.b,
3 B.8.b, 7
B.5.a B.6.c
Pengamat C.1
2 B.1.a,
B.2,
B.3,
B.5,
B.6.a,
4 B.6.b, 11
B.7,
B.9,
B.10,
B.12,
C.2
Jumlah 2 1 5 4 13 20
Jumlah kode yang sama (S) : 20
102
Pengamat 1
0 1 2 3 4 Jumlah
A.2,
0 2
B.1.d
1 B.8.a 1
A.1,
B.5.a,
2 B.11, B.1.c 6
B.13,
C.3
B.4,
B.1.b,
Pengamat 3 B.8.b, 5
B.3
3 C.1
B.1.a,
B.2,
B.5,
B.6.a,
B.6.b,
4 B.6.c, 11
B.7,
B.9,
B.10,
B.12,
C.2
Jumlah 2 1 5 4 13 25
Jumlah kode yang sama (S) : 22
103
Pengamat 2
0 1 2 3 4 Jumlah
A.2,
0 2
B.1.d
B.8.
1 1
a
A.1, B.1.c,
2 B.13, B. 5.a, 6
C.3 B.11
B.1.b,
B.3,
Pengamat 3 B.8.b, 5
B.4
3 C.1
B.1.a,
B.2,
B.5,
B.6.a,
B.6.b,
4 B.6.c 11
B.7,
B.9,
B.10,
B.12,
C.2
Jumlah 2 1 3 7 12 25
Jumlah kode yang sama (S) : 19
Keterangan:
KK : Koefisien Kesepakatan
S : sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 1
N2 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 2
Pengamat 1
0 1 2 3 4 Jumlah
A.2,
0 B.1.d, B.8.b 4
B.6.c,
1 B.5 B.13 2
A.1,
B.1.a,
2 B.5.a, 5
B.10
C.3
B.1.b,
Pengamat B.1.c,
2 B.3,
3 B.4 7
B.8.a,
B.12,
C.1
B.2,
B.6.a,
B.6.b,
4 B.11 7
B.7,
B.9,
C.2
Jumlah 4 1 3 8 9 25
Jumlah kode yang sama (S) : 19
105
Pengamat 1
0 1 2 3 4 Jumlah
A.2,
B.1.d
0 4
B.6.c,
B.5
1 B.13 1
A.1,
2 B.5.a, B.1.a 4
C.3
B.1.b,
Pengamat B.1.c,
3 B.3,
3 B.8.a, B.10 8
B.8.b,
B.12,
C.1
B.2,
B.4,
B.6.a,
4 B.11 B.6.b, 8
B.7,
B.9,
C.2
Jumlah 4 1 3 8 9 25
Jumlah kode yang sama (S) : 22
Pengamat 2
0 1 2 3 4 Jumlah
Pengamat A.2,
3 0 B.1.d, B.5 4
B.6.c
1 B.13 1
106
A.1,
B.1.a,
2 4
B.5.a,
C.3
B.1.b,
B.1.c,
B.3,
3 B.8.b B.10 8
B.8.a,
Pengamat B.12,
3 C.1
B.2,
B.6.a,
B.6.b,
4 B.4 B.7, 8
B.9,
B.11,
C.2
Jumlah 4 2 5 7 7 25
Jumlah kode yang sama (S) : 21
107
Keterangan:
KK : Koefisien Kesepakatan
S : sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 1
N2 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 2
Pengamat 1
0 1 2 3 4 Jumlah
0 0
1 0
2 A.1, C.3 2
A.2,
Pengamat 3 B.3, B.14.b 4
2 C.1
B.6.b,
4 B.14.a, 3
C.2
Jumlah 0 0 2 3 4 9
Jumlah kode yang sama (S) : 8
108
Pengamat 1
0 1 2 3 4 Jumlah
0 0
1 0
2 A.1, C.3 2
B.6.b,
B.14.a,
4 4
B.14.b,
C.2
Jumlah 0 0 2 3 4 9
Jumlah kode yang sama (S) : 9
Pengamat 2
0 1 2 3 4 Jumlah
0 A.2 1
Pengamat 1 0
3 A.1,
2 2
C.3
B.3,
3 2
C.1
109
B.6.b,
Pengamat
4 B.14.b B.14.a, 4
3
C.2
Jumlah 0 0 2 4 3 9
Jumlah kode yang sama (S) : 7
Keterangan:
KK : Koefisien Kesepakatan
S : sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 1
N2 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 2
Pengamat 1
0 1 2 3 4 Jumlah
0 A.2 1
Pengamat 1 0
2 2 14.A B.3 2
3 A.1 C.1 2
110
B.6.b,
Pengamat 4 B.14.b, 4
2 C.2, C.3
Jumlah 1 0 2 2 4 9
Jumlah kode yang sama (S) : 7
Pengamat 1
0 1 2 3 4 Jumlah
0 A.2 0
1 0
A.1,
2 2
B.14.a
Pengamat
3 3 B.3, C.1 3
B.6.b,
4 B.14.b, 4
C.2, C.3
Jumlah 1 0 2 2 4 9
Jumlah kode yang sama (S) : 9
111
Pengamat 2
0 1 2 3 4 Jumlah
0 A.2 1
Pengamat 1 0
3 B.14.
2 A.1 2
a,
3 B.3 C.1 2
B.6.b,
B.14.b,
Pengamat 4 4
C.2,
3 C.3
Jumlah 1 0 2 2 4 9
Jumlah kode yang sama (S) : 7
Keterangan:
KK : Koefisien Kesepakatan
S : sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 1
N2 : jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 2
112
Pengamat 1
0 1 2 3 4 Jumlah
0 C.3 1
B.14.b,
1 2
C.1
A.1,
2 2
B.14.a
Pengamat
2 3 A.2 B.3 2
B.6.b,
4 2
C.2
Jumlah 2 2 2 1 2 9
Jumlah kode yang sama (S) : 8
Pengamat 1
0 1 2 3 4 Jumlah
0 C.3 1
B.14.b,
1 A.2 3
C.1
Pengamat A.2,
2 2
3 B.14.a,
3 B.3 1
B.6.b,
4 2
C.2
Jumlah 2 2 2 1 2 9
Jumlah kode yang sama (S) : 8
113
Pengamat 2
Pengamat
0 1 2 3 4 Jumlah
3
0 C.3 1
B.14.b,
1 A.2 3
C.1
A.1,
2 2
B.14.a
3 B.3 1
Pengamat
3
B.6.b,
4 2
C.2
Jumlah 1 2 2 2 2 9
Jumlah kode yang sama (S) : 8
114
Subjek
Pengamat
1 2 3
Pengamat 1 dan 2 0,84 0,80 0,76
Pengamat 1 dan 3 0,88 0,88 0,88
Pengamat 2 dan 3 0,92 0,76 0,84
Rata-rata 0,88 0,81 0,85
Subjek
Pengamat
1 2 3
Pengamat 1 dan 2 0,88 0,77 0,88
Pengamat 1 dan 3 1,00 1,00 0,88
Pengamat 2 dan 3 0,73 0,73 0,88
Rata-rata 0,87 0,83 0,88
<0,40 Buruk
22 V 2 0 0 4 4 4 2 4 3 4 2 3 4 1 4 4 2 4 4 3 2 4 3 4 0
23 W 4 0 4 4 4 0 0 4 4 0 2 4 4 4 2 4 4 2 3 2 4 1 4 4 0
24 X 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 0 4 4 2
25 Y 3 2 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3
26 Z 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4 2 2 4 2
27 AA 4 1 4 2 2 0 3 3 4 1 4 3 4 0 4 4 4 3 4 4 4 0 4 4 2
28 AB 2 2 4 4 4 0 4 3 3 2 1 1 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
29 AC 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3
30 AD 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3
31 AE 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2
Jumlah 104 64 90 105 113 83 96 107 101 94 84 94 107 93 112 105 85 97 100 99 101 60 102 111 71
Persentase
80,65 49,19 69,35 81,45 87,90 63,71 74,19 83,06 78,23 72,58 64,52 72,58 83,87 71,77 87,10 82,26 66,13 75,00 77,42 77,42 79,03 45,97 79,84 86,29 55,65
per-poin
Persentase
per- 64,92 75,60 74,19 83,06 78,23 68,55 76,08 87,10 74,19 75,00 77,42 77,42 79,03 45,97 73,92
indikator
117
22 V 4 0 1 4 4 2 4 4 4 4 1 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 1 2 4 2
23 W 4 0 4 4 4 0 3 3 3 4 1 2 4 4 4 3 0 4 2 3 4 1 4 4 2
24 X 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 2
25 Y 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 2
26 Z 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 0 0 0 4 2 2 3 3 2 3 1 3 3 3
Jumlah 86 50 67 86 95 66 89 90 87 82 69 73 73 71 94 88 66 76 69 82 91 51 80 97 67
Persentase
82,69 48,08 64,42 82,69 91,35 63,46 85,58 86,54 83,65 78,85 66,35 70,19 70,19 68,27 90,38 84,62 63,46 73,08 66,35 78,85 87,50 49,04 76,92 93,27 64,42
per-poin
Persentase
65,38 75,48 85,58 86,54 83,65 72,60 69,55 90,38 74,04 73,08 66,35 78,85 87,50 49,04 78,21
per-indikator
119
Lampiran 10. Data Keterampilan Laboratorium pada Praktikum Titrasi Asam - Basa
21 U 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 V 3 3 4 4 3 4 3 4 4
23 W 4 0 4 4 4 1 4 4 2
24 X 4 0 4 4 4 4 4 4 2
25 Y 3 2 4 2 3 4 3 3 3
26 Z 3 4 3 2 3 2 3 4 3
27 AA 4 2 4 2 4 2 4 4 2
28 AB 3 3 2 3 3 3 3 3 4
29 AC 3 3 2 3 3 3 4 3 3
30 AD 3 3 4 3 3 3 3 4 3
31 AE 4 3 4 4 3 4 3 4 4
Jumlah 107 73 107 94 102 91 108 110 88
Persentase per-poin 83,06 56,45 83,06 72,58 79,84 70,16 84,68 85,48 67,74
Persentase per-
69,76 83,06 72,58 75,00 79,30
indikator
121
1 A 3 2 4 3 4 4 3 3 3
2 B 4 4 4 4 0 2 4 4 4
3 C 3 4 3 2 4 3 4 3 3
4 D 4 0 4 4 4 4 4 4 2
5 E 4 4 4 4 0 4 4 4 4
6 F 4 4 4 4 0 4 4 4 4
7 G 2 4 3 2 3 1 3 3 3
8 H 3 4 3 3 4 3 4 4 3
9 I 4 0 4 4 4 4 4 4 2
10 J 2 4 3 0 4 2 2 4 2
11 K 3 3 3 3 4 4 3 3 4
12 L 3 4 4 2 3 4 4 3 3
13 M 2 0 4 2 4 4 4 4 2
14 N 3 3 4 3 3 4 4 3 4
15 O 3 3 3 3 3 3 3 3 3
16 P 4 3 3 4 3 3 3 3 3
17 Q 2 2 3 3 3 1 2 2 2
18 R 2 2 3 4 4 4 3 3 3
19 S 4 4 3 3 4 3 3 3 3
20 T 3 4 3 3 3 2 3 3 3
122
21 U 4 4 4 3 3 3 3 3 2
22 V 4 0 4 4 4 4 4 4 0
23 W 4 0 3 4 4 1 4 4 2
24 X 4 4 3 3 2 2 4 3 2
25 Y 3 2 4 3 3 4 3 3 3
26 Z 4 3 4 3 3 3 3 3 3
Jumlah 85 71 91 80 80 80 89 87 72
Persentase per-
81,73 68,27 87,50 76,92 76,92 76,92 85,58 83,65 69,23
poin
Persentase per-
75,00 87,50 76,92 76,92 79,49
indikator
123
Lampiran 11. Rekap Data Keterampilan Laboratorium pada Praktikum Pembuatan Larutan
Presentase per-
Presentase per-poin
Rata- indikator
No. Keterampilan Laboratorium Kategori Rata-Rata Kategori
Kelompok Kelompok Rata Kelompok Kelompok
I II I II
Menyiapkan alat-alat dan bahan Sangat
81 83 82
Menyiapkan kimia Baik
A. 65 65 65 Baik
Praktikum Membersihkan alat-alat kimia
49 48 49 Cukup
sebelum praktikum
Membersihkan
69 64 67 Baik
neraca
Menyetimbangkan Sangat
81 83 82
neraca Baik
Menimbang Menggunakan
Sangat 76 75 76 Baik
zat alas zat saat 88 91 90
Baik
penimbangan
Mengembalikan
beban ke kondisi 64 63 64 Baik
semula
Keterampilan Memasukkan zat padat ke dalam
B. Proses 74 86 80 Baik 74 86 80 Baik
gelas kimia
Praktikum Sangat Sangat
Mengukur volume larutan 83 87 85 83 87 85
Baik Baik
Sangat Sangat
Mengaduk zat 78 84 81 78 84 81
Baik Baik
Melipat kertas
73 79 76 Baik
saring
Menyaring 69 73 71 Baik
Menggunakan
65 66 65 Baik
corong gelas
Menuangkan
Menggunakan
larutan ke dalam 73 70 71 Baik 76 70 73 Baik
labu takar
labu takar
124
Persentase per-
Persentase per-poin
Rata- indikator
No. Keterampilan Laboratorium Kategori Rata-Rata Kategori
Kelompok Kelompok Rata Kelompok Kelompok
I II I II
Teknik dekantir 84 70 77 Baik
Menggunakan Menambahkan
akuades sampai 76 70 73 Baik
labu takar 72 68 70 Baik
tanda batas labu
takar
Sangat Sangat
Mengocok larutan pada labu takar 87 90 89 87 90 89
Baik Baik
Mengambil Sangat
82 85 83
larutan Baik
Keterampilan Menggunakan
Mengambil dan 74 74 74 Baik
B. Proses pipet ukur
memindahkan 66 63 65 Baik
Praktikum
larutan
Memanaskan larutan 75 73 74 Baik 75 73 74 Baik
Membaui zat 77 66 72 Baik 77 66 72 Baik
Menggunakan pipet tetes 77 79 78 Baik 77 79 78 Baik
Sangat Sangat
Menggunakan termometer 79 88 83 79 88 83
Baik Baik
Memasukkan zat padat ke dalam
46 49 48 Cukup 46 49 48 Cukup
tabung reaksi
Membersihkan alat-alat kimia
80 77 78 Baik
setelah praktikum
Aktivitas
Mengembalikan alat-alat, bahan
C. Selesai Sangat 74 78 76 Baik
kimia dan membersihkan meja 86 93 90
Praktikum Baik
kerja
Melakukan pengolahan limbah 56 64 60 Cukup
125
Lampiran 12. Rekap Data Keterampilan Laboratorium pada Praktikum Titrasi Asam - Basa
Presentase per-
Presentase per-poin
Rata- indikator Rata-
No. Keterampilan Laboratorium Kategori Kategori
Rata Rata
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
I II I II
Menyiapkan alat-alat dan bahan Sangat
83 82 82
Menyiapkan kimia Baik
A.
Praktikum
70 75 72 Baik
Membersihkan alat-alat kimia
56 68 62 Baik
sebelum praktikum
Sangat Sangat
Mengukur volume larutan 83 88 85
Baik
83 88 85 Baik
Menggunakan Teknik
Keterampilan labu takar dekantir
73 77 75 Baik 73 77 75 Baik
B. Proses
Merangkai
Praktikum
statif dan 80 77 78 Baik
Titrasi klem 75 77 76 Baik
Proses titrasi 70 77 74 Baik
Membersihkan alat-alat kimia Sangat
85 86 85
setelah praktikum Baik
Aktivitas Mengembalikan alat-alat,
C. Selesai Sangat 79 79 79 Baik
bahan kimia dan membersihkan 85 84 85
Praktikum Baik
meja kerja
Melakukan pengolahan limbah 68 69 68 Baik
126
Lampiran 14. Data Keterampilan Laboratorium pada Praktikum Pembuatan Larutan dan Titrasi Asam- Basa
Berdasarkan Skor
% Keterampilan Laboratorium
A B C
NO SKOR
B.1 B.5 B.6 B.8
A.1 A.2 B.2 B.3 B.4 B.7 B.9 B.10 B.11 B.12 B.13 C.1 C.2 C.3
1 2 3 4 1 2 1 2 3 1 2
1 4 49 19 37 52 70 52 46 55 49 51 32 38 46 52 70 51 23 31 29 35 53 16 43 67 16
2 3 35 25 22 32 25 5 39 38 38 21 28 33 30 16 23 36 43 42 46 53 34 15 37 31 30
3 2 16 22 25 14 5 14 12 5 9 14 21 15 18 13 5 13 16 25 20 9 12 25 16 2 41
4 1 0 4 9 2 0 7 2 2 0 8 16 10 2 5 2 0 10 2 2 2 2 35 2 0 9
5 0 0 30 7 0 0 21 2 0 3 5 4 4 4 14 0 0 6 0 4 2 0 9 2 0 5
Lampiran 15. Rekap Data Keterampilan Laboratorium pada Praktikum Pembuatan Larutan dan Titrasi Asam – Basa Berdasarkan
Skor
1 4 49 26 37 52 70 52 46 55 49 51 32 38 43 52 70 51 23 31 29 35 53 16 46 44 48 59 20
2 3 37 26 22 32 25 5 39 37 38 21 28 33 33 16 23 36 43 42 46 53 34 15 42 28 39 38 35
3 2 14 22 25 14 5 14 12 7 9 14 21 15 18 13 5 13 16 25 20 9 12 25 4 16 12 3 35
4 1 0 3 9 2 0 7 2 1 0 8 16 10 3 5 2 0 10 2 2 2 2 35 3 9 1 0 7
5 0 0 24 7 0 0 21 2 0 3 5 4 4 4 14 0 0 6 0 4 2 0 9 6 3 1 0 3
131
INSTRUMEN PENILAIAN
Oleh:
-XGXO3UDNWLNXP3HPEXDWDQ/DUXWDQ -XGXO3UDNWLNXP7LWUDVL$VDP%DVD
%DKDQEDKDQNLPLD $ODWDODWNLPLD\DQJGLEXWXKNDQ %DKDQEDKDQNLPLD\DQJ
$ODWDODWNLPLD\DQJGLEXWXKNDQ
\DQJGLEXWXKNDQ GLEXWXKNDQ
Jumlah Jumlah
No. Nama Alat No. Nama Bahan No. Nama Alat No. Nama Bahan
(buah) (buah)
1 Gelas kimia 250 ml 2 1 Padatan NaCl 1 Buret 1 1 Larutan NaOH 0,2 M
Erlenmeyer 250
2 Batang pengaduk 1 2 Padatan urea 2 1 2 Larutan CH3COOH 0,05 M
ml
3 Spatula 1 3 Corong 1 3 Indikator pp
4 Statif, ring, dan bosshead 1 4 Statif 1
5 Pipet tetes 1 5 Klem buret 1
6 Corong 1 6 Gelas kimia 250 ml 1
7 Gelas ukur 100 ml 1 7 Pipet volume 1
Pro-pipet karet
8 Labu takar 100 ml/250 ml 1 8 1
(bola hisap)
9 Pembakar spiritus 1 9 Pipet tetes 1
10 Penjepit tabung reaksi 1 10 Kertas putih 1
11 Kaca arloji 1 11 Batang pengaduk 1
12 Neraca empat lengan 1
13 Tabung Reaksi 1
14 Rak tabung reaksi 1
15 Botol semprot 1
16 Termometer alkohol 1
132
,167580(13(1,/$,$1.(7(5$03,/$1/$%25$725,80
1R $63(.$63(.3(1,/$,$1 .5,7(5,$ 6.25
$ 0HQ\LDSNDQ3UDNWLNXP
0HQ\LDSNDQDODWDODWGDQEDKDQNLPLD
Menyiapkan alat-alat dan bahan kimia sesuai dengan
kebutuhan dan diletakkan di meja praktik.
Menyiapkan alat-alat dan bahan kimia sesuai dengan
1. Menyiapkan alat-alat kimia sesuai dengan
kebutuhan. kebutuhan namun tidak diletakkan di meja praktik.
2. Menyiapkan bahan kimia sesuai dengan Menyiapkan alat-alat dan bahan kimia tidak sesuai dengan
kebutuhan. kebutuhan dan diletakkan di meja praktik.
3. Diletakkan di meja praktik. Menyiapkan alat-alat kimia tidak sesuai dengan kebutuhan
dan tidak diletakkan di meja praktik.
Tidak menyiapkan alat-alat dan bahan kimia yang
diperlukan.
0HPEHUVLKNDQDODWDODWNLPLDVHEHOXP
SUDNWLNXP
Mencuci dengan sikat atau spons dan mengeringkan alat-
alat kimia dengan menggunakan lap kain atau tisu yang
bersih.
Mencuci tanpa menggunakan sikat atau spons dan
mengeringkan alat-alat kimia dengan menggunakan lap
1. Mencuci dengan menggunakan sikat atau kain atau tisu yang bersih.
spons.
Mencuci dengan sikat atau spons namun mengeringkan alat-
2. Mengeringkan alat-alat kimia dengan
alat kimia dengan menggunakan lap kain atau tisu yang
menggunakan lap kain atau tisu yang bersih.
tidak bersih.
Mencuci tanpa menggunakan sikat atau spons dan
mengeringkan alat-alat kimia dengan menggunakan lap
kain atau tisu yang tidak bersih
Tidak mencuci dan mengeringkan alat-alat kimia.
0HQLPEDQJ=DW3DGDW
$ 0HPEHUVLKNDQQHUDFD
3 aspek
4
terpenuhi
1. Membersihkan piringan
neraca sebelum dan
sesudah menimbang.
2. Membersihkan lengan
neraca sebelum dan sebelum sebelum atau sesudah sesudah
sebelum sesudah
2 aspek
2
terpenuhi sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah
1. Membersihkan piringan
neraca sebelum dan
sesudah menimbang.
2. Membersihkan lengan
neraca sebelum dan
sesudah menimbang.
sebelum dan sesudah
3. Membersihkan piringan sebelum dan sesudah
Tidak
membersih-kan 0
neraca
% 0HQ\HWLPEDQJNDQ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
QHUDFD
Aspek
4
terpenuhi
garis kesetimbangan
Kemungkinan :
Menyetimbangkan
dengan
menggerakkan
2
beban
menggunakan alat
ujung sendok
sungu atau spatula
yang rata dan
bersih
garis kesetimbangan
134
% 0HQ\HWLPEDQJNDQ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
QHUDFD
Aspek terpenuhi
namun tidak
sempurna
tidak setimbang
Kemungkinan :
- Menyetim-
Menyetimbangkan neraca
bangkan dengan
dengan cara memutar menggerakka
pemutar pada bagian kiri beban batang pengaduk
lengan neraca hingga menggunakan
ujung sendok
1
mencapai posisi setimbang
(posisi garis lengan neraca sungu atau
spatula yang rata
setimbang tepat sejajar di dan bersih
angka 0). - Menyetim- garis kesetimbangan
bangkan dengan
menggerakkan
beban
menggunakan
selain ujung
sendok spatula
yang rata dan
bersih
garis kesetimbangan
menggunakan tangan
langsung
%0HQ\HWLPEDQJNDQ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
QHUDFD
Menyetimbangkan neraca
dengan cara memutar
Tidak
pemutar pada bagian kiri
menyetim-
lengan neraca hingga
bangkan neraca 0
mencapai posisi setimbang
sebelum
(posisi garis lengan neraca
menimbang
setimbang tepat sejajar di
angka 0).
&0HQJJXQDNDQDODV]DW
VDDWSHQLPEDQJDQ
2 aspek
4
terpenuhi
1. Menggunakan alas zat
(kaca arloji) yang bersih.
2. Menggeser beban pada
lengan neraca hingga bersih garis kesetimbangan
mencapai posisi setimbang
(posisi garis pada lengan
neraca setimbang, tepat 2 aspek
sejajar di angka 0). terpenuhi
namun salah
3
satu aspek
tidak
sempurna
tidak bersih garis kesetimbangan
135
& 0HQJJXQDNDQDODV]DW
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
VDDWSHQLPEDQJDQ
2 aspek
terpenuhi
namun salah
3
satu aspek
tidak
sempurna
bersih tidak setimbang
2 aspek
terpenuhi
1. Menggunakan alas zat namun tidak
(kaca arloji) yang bersih. 2
ada aspek
2. Menggeser beban pada yang
lengan neraca hingga sempurna tidak bersih tidak setimbang
mencapai posisi setimbang
(posisi garis pada lengan
neraca setimbang, tepat 2 aspek terpenuhi
namun tidak ada
sejajar di angka 0).
aspek yang sempurna
Kemungkinan : 1
Menggunakan alas
selain kaca arloji
atau botol timbang.
tidak setimbang
Tidak
mengguna- 0
kan alas zat
0HPDVXNNDQ]DWSDGDWNH
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
GDODPJHODVNLPLD
4 aspek
4
terpenuhi
garis kesetimbangan
136
0HPDVXNNDQ]DWSDGDWNH
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
GDODPJHODVNLPLD
'0HQJHPEDOLNDQEHEDQNH
NRQGLVLVHPXOD
2 aspek
4
terpenuhi
1. Mengembalikan semua
beban beban neraca ke garis kesetimbangan
posisi angka nol.
2. Neraca setimbang
kembali. 2 aspek
terpenuhi
namun aspek 3
2 tidak
sempurna
tidak setimbang
'0HQJHPEDOLNDQEHEDQ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
NHNRQGLVLVHPXOD
2 aspek
terpenuhi
namun aspek 2
1 tidak
sempurna garis kesetimbangan
0HQJXNXUYROXPHODUXWDQ
3 aspek
terpenuhi
namun aspek 3
3 tidak
sempurna
1. Meletakkan gelas ukur
pada bidang datar.
2. Memasukkan akuades ke tidak meniskus
dalam gelas ukur dengan
menggunakan botol semprot.
3. Memastikan volume
akuades tepat sesuai ukuran
(meniskus sesuai skala
dengan melihat skala gelas
ukur sejajar posisi mata).
2 aspek
2
terpenuhi
meniskus
cekung
2 aspek
terpenuhi
namun aspek 1
3 tidak
1. Meletakkan gelas ukur sempurna
pada bidang datar.
2. Memasukkan akuades ke
dalam gelas ukur dengan
menggunakan botol semprot. tidak
meniskus
3. Memastikan volume
akuades tepat sesuai ukuran
(meniskus sesuai skala
dengan melihat skala gelas
ukur sejajar posisi mata).
Tidak
mengukur
volume
larutan 0
mengguna-
kan gelas
ukur
138
0HQJDGXN]DW .ULWHULD *DPEDU 6NRU
bersih
2 aspek
4
terpenuhi
larut
bersih
2 aspek
terpenuhi namun
salah satu aspek
tidak sempurna
Kemungkinan :
2
Mengaduk zat
menggunakan
alat selain batang
pengaduk larut
Tidak
0
mengaduk zat
0HOLSDWNHUWDVVDULQJ
3 aspek
terpenuhi
namun aspek 3
3 tidak
sempurna
1. Melipat kertas saring
menjadi dua bagian hingga
berbentuk busur setengah
lingkaran.
2. Melipat kertas saring
menjadi dua bagian hingga
berbentuk busur
seperempat lingkaran.
3. Kertas saring
dikerucutkan. 2 aspek
terpenuhi
namun salah
2
satu aspek
tidak
sempurna
2 aspek
1
terpenuhi
1. Melipat kertas saring
menjadi dua bagian hingga
berbentuk busur setengah
lingkaran.
2. Melipat kertas saring
menjadi dua bagian hingga
berbentuk busur
seperempat lingkaran.
3. Kertas saring
dikerucutkan.
Tidak melipat
0
kertas saring
140
0HQJJXQDNDQFRURQJ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
JHODV
2 aspek
4
terpenuhi
menempel
1. Meletakkan kertas
2 aspek
saring sesuai dengan
terpenuhi
diameter corong gelas.
namun aspek 3
2. Membasahi kertas
2 tidak
saring dengan pelarut
sempurna
hingga menempel dengan
corong. tidak menempel
1 aspek
2
terpenuhi
menempel
0HQJJXQDNDQFRURQJ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
JHODV
1 aspek
2
terpenuhi
menempel
1. Meletakkan kertas
saring sesuai dengan
diameter corong gelas.
2. Membasahi kertas
saring dengan pelarut
hingga menempel dengan
corong. tidak menempel
Tidak ada
aspek yang 1
sempurna
tidak menempel
141
0HQJJXQDNDQFRURQJ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
JHODV
1. Meletakkan kertas
saring sesuai dengan Tidak
diameter corong gelas. menggunakan
2. Membasahi kertas kertas saring 0
saring dengan pelarut untuk
hingga menempel dengan menyaring
corong.
0HQJJXQDNDQODEXWDNDU
$ 0HQXDQJNDQODUXWDQNH
GDODPODEXWDNDU
3 aspek
4
terpenuhi
1. Menggunakan alat
statif, ring, bosshead dan
corong.
2. Menuangkan larutan
dengan proses dekantasi
3. Membilas sisa larutan
pada gelas kimia.
2 aspek
3
terpenuhi
$0HQXDQJNDQODUXWDQ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
NHGDODPODEXWDNDU
3 aspek
terpenuhi
namun aspek 2
2 tidak
sempurna
1. Menggunakan alat
statif, ring, bosshead dan
corong. 2 aspek
2. Menuangkan larutan terpenuhi
dengan proses dekantasi. namun aspek 1
3. Membilas sisa larutan 2 tidak
pada gelas kimia. sempurna
Hanya 1
aspek
terpenuhi 0
namun tidak
sempurna
142
3 aspek
4
terpenuhi
2 aspek
2
terpenuhi
2 aspek
2
terpenuhi
Tidak
melakukan
0
teknik
dekantir
& 0HQDPEDKNDQDNXDGHV
VDPSDLWDQGDEDWDVODEX .ULWHULD *DPEDU 6NRU
WDNDU
3 aspek
4
terpenuhi
meniskus cekung
1. Menambahkan akuades
sampai tepat tanda batas.
2. Memastikan volume
larutan tepat dengan 3 aspek
melihat meniskus sejajar terpenuhi
dengan posisi mata pada namun aspek 3
bidang datar. 2 tidak
3. Mengeringkan leher sempurna
labu takar di atas skala
meniskus cekung
tanpa mengurangi volume
larutan.
3 aspek
terpenuhi
namun aspek 2
3 tidak
sempurna
meniskus cekung volume berkurang
144
&0HQDPEDKNDQDNXDGHV
VDPSDLWDQGDEDWDV
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
meniskus cekung
Aspek 3 tidak
1
terpenuhi
1. Menambahkan akuades
sampai tepat tanda batas.
2. Memastikan volume
larutan tepat dengan
meniskus cekung
melihat meniskus sejajar
dengan posisi mata pada
bidang datar.
3. Mengeringkan leher
labu takar di atas skala
tanpa mengurangi volume
larutan.
Aspek 1 tidak
0
terpenuhi
0HQJRFRNODUXWDQSDGD
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
ODEXWDNDU
3 aspek
4
terpenuhi
homogen homogen
145
0HQJRFRNODUXWDQSDGD
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
ODEXWDNDU
0HQJRFRNODUXWDQSDGD
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
ODEXWDNDU
2 aspek
3
terpenuhi
3 aspek
1. Labu takar ditutup
terpenuhi
dengan penutup labu
namun aspek 2
takar.
2 tidak
2. Kemudian dikocok
sempurna
dengan cara memutar. homogen homogen
3. Larutan homogen.
2 aspek
terpenuhi
namun aspek 1
2 tidak
sempurna
tidak homogen tidak homogen
Tidak
mengocok 0
larutan
146
0HQJJXQDNDQSLSHW
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
XNXU
$0HQJDPELOODUXWDQ
tidak meniskus
cekung
%0HPLQGDKNDQGDQ
PHQJHOXDUNDQODUXWDQ
1. Menempelkan ujung pipet
ukur pada dinding gelas
kimia.
2. Mengeluarkan larutan
sesuai dengan yang
dibutuhkan dengan cara
3 aspek
menekan klep bagian bawah 4
terpenuhi
(tanda E).
3. Memastikan volume tepat
dengan membaca meniskus
cekung dengan posisi mata
sejajar dengan skala pada
bidang datar. meniskus cekung
% 0HPLQGDKNDQGDQ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
PHQJHOXDUNDQODUXWDQ
3 aspek
terpenuhi
namun aspek 3
3 tidak
1. Menempelkan ujung
sempurna
pipet ukur pada dinding
gelas kimia.
2. Mengeluarkan larutan
sesuai dengan yang tidak meniskus cekung
meniskus cekung
148
% 0HPLQGDKNDQGDQ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
PHQJHOXDUNDQODUXWDQ
0HPDQDVNDQWDEXQJ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
UHDNVL
4 aspek
terpenuhi
namun salah 3
satu tidak
sempurna
1 arah 2 arah
1. Memanaskan tabung
reaksi menggunakan
penjepit kayu.
2. Posisi tabung reaksi
sedikit dicondongkan 3 aspek
2
dengan kemiringan terpenuhi
sekitar 45̊.
3. Tabung reaksi
1 arah diam
digerakkan ke kiri –
kanan (1 arah).
4. Posisi tabung tidak
mengarah ke orang lain
ataupun tempat yang
2 aspek
terdapat zat. 1
terpenuhi
diam
Tidak
memanaskan 0
tabung reaksi
149
0HPEDXL]DW .ULWHULD *DPEDU 6NRU
2 aspek
4
terpenuhi
1. Posisi muka
berhadapan langsung
dengan sumber zat 2 aspek
dengan jarak tidak terlalu terpenuhi
dekat atau tidak terlalu namun aspek 3
jauh (± 25 cm). 1 tidak
2. Mengibaskan dengan sempurna
perlahan perlahan
salah satu tangan di atas
permukaan wadah zat
secara perlahan.
2 aspek
terpenuhi
namun tidak
2
ada aspek
yang
sempurna
tidak perlahan tidak perlahan
0HQJJXQDNDQSLSHW
WHWHV
2 aspek
1. Memegang karet 4
terpenuhi
penghisap pipet tetes
dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk.
2. Ujung pipet tetes 2 aspek terpenuhi
ditempelkan pada bagian namun tidak
dalam dinding tabung sempurna
Kemungkinan : 2
ujung pipet tetes
mengenai zat yang
1. Memegang karet ada di dalam
penghisap pipet tetes tabung reaksi
dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk.
2. Ujung pipet tetes
ditempelkan pada bagian Hanya 1
dalam dinding tabung aspek 1
reaksi bagian atas. terpenuhi
Tidak dapat
menggunakan 0
pipet tetes
0HQJJXQDNDQ
WHUPRPHWHU
0HQJJXQDNDQ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
WHUPRPHWHU
Aspek 1
tidak 3
terpenuhi
Aspek 2
tidak 2
1. Tangan memegang tali
terpenuhi
pengikat pada termometer
2. Ujung termometer
tidak menempel pada
dinding gelas kimia menempel pada dinding
Tidak ada
aspek yang 0
terpenuhi
151
0HPDVXNNDQ]DWSDGDW
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
NHGDODPWDEXQJUHDNVL
2 aspek
4
terpenuhi
2 aspek
terpenuhi
namun aspek 3
2 tidak
1. Tabung reaksi
sempurna
dimiringkan.
2. Zat dimasukkan
menggunakan spatula Hanya aspek
dengan bantuan kertas 2 yang 2
(panjang kertas terpenuhi
disesuaikan dengan
tabung reaksi yang
digunakan).
Hanya aspek
1 yang 1
terpenuhi
Tidak ada
aspek yang 0
terpenuhi
7LWUDVL
$ 0HUDQJNDLVWDWLIGDQ .ULWHULD *DPEDU 6NRU
NOHP
3 aspek
4
terpenuhi
3 aspek
terpenuhi
namun aspek 2
1 tidak
sempurna
miring
152
$ 0HUDQJNDLVWDWLIGDQ
.ULWHULD *DPEDU 6NRU
NOHP
3 aspek
terpenuhi
namun 2 1
1. Memasang klem pada aspek tidak
statif tidak miring. sempurna
2. Menuangkan larutan ke miring
dalam buret dengan
menggunakan corong.
3. Menuangkan larutan
dengan teknik dekantasi. Tidak ada
aspek yang 0
sempurna
miring
% 3URVHV7LWUDVL
diam
5 aspek
terpenuhi
namun salah
3
satu aspek menam-
tidak bahkan
sempurna titran tidak
1. Posisi tangan kiri perlahan
memegang dan mengatur
kran buret, kran buret
berada diantara jari
telunjuk dan jari tengah.
2. Tangan kanan
memegang dan mengocok 4 aspek
2
erlenmeyer. terpenuhi
3. Menambahkan titran
sedikit demi sedikit.
4. Mengamati sampai
terjadi perubahan warna.
5. Menggunakan kertas diam
putih.
4 aspek
terpenuhi
namun salah
1
satu aspek menam-
tidak bahkan
sempurna titran
tidak
153
% 3URVHV7LWUDVL .ULWHULD *DPEDU 6NRU
diam diam
1. Posisi tangan kiri memegang
dan mengatur kran buret, kran
buret berada diantara jari
telunjuk dan jari tengah.
2. Tangan kanan memegang
1 aspek
dan mengocok erlenmeyer. 0
3. Menambahkan titran sedikit terpenuhi
demi sedikit. menam-
4. Mengamati sampai terjadi bahkan
perubahan warna. titran
5. Menggunakan kertas putih. tidak
,167580(13(1,/$,$1.(7(5$03,/$1/$%25$725,80
1R $63(.$63(.3(1,/$,$1 .5,7(5,$ 6.25
& $NWLYLWDV6HOHVDL3UDNWLNXP
0HPEHUVLKNDQDODWDODWNLPLDVHWHODK
SUDNWLNXP
Mencuci dengan sikat atau spons dan mengeringkan alat-
alat kimia dengan menggunakan lap kain atau tisu yang
bersih.
Mencuci tanpa menggunakan sikat atau spons dan
mengeringkan alat-alat kimia dengan menggunakan lap
1. Mencuci dengan sikat atau spons. kain atau tisu yang bersih.
2. Mengeringkan alat-alat kimia dengan Mencuci dengan sikat atau spons namun mengeringkan
menggunakan lap kain atau tisu. alat-alat kimia dengan menggunakan lap kain atau tisu
yang tidak bersih.
Mencuci tanpa menggunakan sikat atau spons dan
mengeringkan alat-alat kimia dengan menggunakan lap
kain atau tisu yang tidak bersih.
Tidak mencuci dan mengeringkan alat-alat kimia.
0HQJHPEDOLNDQDODWDODWEDKDQNLPLDGDQ
PHPEHUVLKNDQPHMDNHUMD
Mengembalikan seluruh alat-alat dan bahan kimia yang
telah digunakan ke tempat semula.
Mengembalikan seluruh alat-alat dan bahan kimia yang
1. Mengembalikan seluruh alat-alat dan bahan
telah digunakan ke tempat lain.
kimia yang telah digunakan.
Mengembalikan beberapa alat-alat dan bahan kimia
2. Alat dan bahan dikembalikan ke tempat
yang telah digunakan ke tempat semula.
semula.
Mengembalikan salah satu alat-alat dan bahan kimia
3. Membersihkan meja kerja.
yang telah digunakan ke tempat semula.
Tidak mengembalikan alat-alat dan bahan kimia yang
digunakan.
154
0HODNXNDQSHQJRODKDQOLPEDK .ULWHULD 6NRU
Mengencerkan limbah lalu membuangnya di tempat
pembuangan limbah.
Tidak mengencerkan limbah dan membuangnya di
1. Mengencerkan limbah. tempat pembuangan limbah.
Mengencerkan limbah lalu membuangnya di tempat
2. Membuang limbah di tempat pembuangan
limbah. cuci.
Tidak mengencerkan limbah dan langsung
membuangnya di tempat cuci.
Tidak mengencerkan dan membuang limbah
sembarangan.
155