Anda di halaman 1dari 225

KEEFEKTIFAN METODE EKSPERIMEN

TERHADAP HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT CAHAYA


SISWA KELAS V SDN 1 PRIGI
KABUPATEN BANJARNEGARA

Skripsi
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh
Indah Larasati
1401411184

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa isi skripsi ini benar-

benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan atau hasil karya orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, 1 Juni 2015

Indah Larasati
1401411184

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diuji ke sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada tanggal 1 Juni 2015.

Mengetahui,

Koordinator UPP Tegal Dosen Pembimbing

Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. Drs. Daroni, M.Pd.

19630923 198703 1 001 19530101 198103 1 0

iii
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifat-

sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjanegara, oleh Indah Larasati

1401411184, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES

pada tanggal 10 Juni 2015.

PANITIA UJIAN

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Fakhruddin, M.P Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.


19560427 198603 1 001 19630923 198703 1 001

Penguji Utama

Mur Fatimah, S. Pd, M. Pd.


19761004 200604 2 001

Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2

Drs. Yuli Witanto, M.Pd. Drs. Daroni, M.Pd.


19640717 198803 1 002 19530101 198103 1 005

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

1. Lakukanlah yang terbaik untuk dirimu, maka kamu akan memberikan yang

terbaik untuk orang lain (Penulis)

2. Keberuntungan ialah bertemunya persiapan dengan kesempatan (Adrian

Brody)

3. Jangan engkau katakan setiap apa yang engkau ketahui, tapi ketahuilah setiap

yang engkau katakan (Hadist)

4. Bereksperimenlah, karena eksperimen akan membantumu menemukan jati diri

(Penulis)

Persembahan:

Untuk Ibu Widiastuti tercinta, simbah, bulek,

om, pakdhe, budhe yang selalu memberikan

doa dan dukungannya selama ini; Fajar

Lazuardi dan Dayu Wiyati yang selalu

menjadi hebat untukku.

v
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Keefektifan Metode

Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi

Kabupaten Banjarnegara”.

Banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu

peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fatur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kesempatan belajar di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang, yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian.

3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin menempuh

pendidikan guru sekolah dasar.

4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal, yang telah

memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti.

5. Drs. Daroni, M.Pd., Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran,

dan motivasi yang sangat bermanfaat kepada peneliti demi terselesaikannya skripsi

ini.

vi
6. Suhada, S.Pd.SD., Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara

yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

7. Masitah, S.Pd.SD., Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Kalibenda yang telah

memberikan ijin melakukan uji coba.

8. Bapak/Ibu dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal yang telah

membekali ilmu pengetahuan kepada peneliti.

9. Umi Nurhayati S.Pd.SD. dan Robingah S.Pd.SD., guru kelas V SDN 1 Prigi

Kabupaten Banjarnegara yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan

penelitian.

10. Siswa kelas V SD Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara yang telah menjadi

sumber data penelitian.

11. Retno, Ratih, Sanah, Isti, Resti, Cicih, Mega, Nirwana, Agung, dan teman-teman

mahasiswa PGSD UPP Tegal angkatan 2011, yang telah membantu dan memberikan

semangat kepada peneliti.

12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Tegal, 14 Juni 2015

Peneliti

vii
ABSTRAK

Larasati, Indah. 2015. Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifat-sifat
Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara. Skripsi.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing: Drs. Daroni, M.Pd.
Kata Kunci: Metode eksperimen, hasil belajar, IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
diajarkan di sekolah dasar. IPA mengajarkan siswa untuk menemukan konsep dengan
melalui proses terlebih dahulu. Dengan adanya proses yang dijalani selama penemuan,
siswa dilatih untuk berpikir kritis, berpendapat, bekerja sama, serta menghargai orang
lain. Secara tidak langsung IPA akan melatih dan membangun karakter siswa. Oleh
karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya berjalan dengan baik agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
berhasilnya suatu pembelajaran, salah satunya yaitu pemilihan metode pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah suatu teknik yang dipilih dan digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang cocok diterapkan
pada pelajaran IPA yaitu metode eksperimen. Metode eksperimen melatih siswa untuk
mempelajari IPA secara konsep yang berdasarkan fakta. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui keefektifan metode pembelajaran eksperimen dibandingkan dengan metode
demonstrasi pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V.
Populasi dalam penelitian ini yaitu 22 siswa kelas VA dan 21 siswa kelas VB
SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara. Seluruh populasi dijadikan sebagai anggota sampel
karena peneliti menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang
digunakan meliputi wawancara tidak terstruktur, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis
data yang digunakan yaitu uji prasyarat analisis meliputi normalitas, homogenitas, dan
kesamaan rata-rata. Analisis akhir atau pengujian hipotesis pada penelitian ini
menggunakan uji-t.
Hasil uji hipotesis data hasil belajar siswa menggunakan rumus independent
sample t test menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,648 dan ttabel sebesar 2,020 (thitung >
ttabel) maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar
IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V antara yang menggunakan metode eksperimen
dan yang menggunakan metode demonstrasi. Sementara hasil uji keefektifan
menggunakan rumus one sample t test menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 3,588 dan
ttabel sebesar 2,086 (thitung > ttabel), maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Berdasarkan
penghitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA materi sifat-sifat
cahaya siswa kelas V yang menggunakan metode eksperimen lebih baik dari pada yang
menggunakan metode demonstrasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa, metode eksperimen
efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat
cahaya.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

Judul ........................................................................................................................... i

Pernyataan Keaslian Tulisan ...................................................................................... ii

Persetujuan Pembimbing ........................................................................................... iii

Pengesahan ................................................................................................................. iv

Motto dan Persembahan .............................................................................................. v

Prakata ....................................................................................................................... vi

Abstrak ...................................................................................................................... viii

Daftar Isi ..................................................................................................................... ix

Daftar Tabel ............................................................................................................... xiv

Daftar Bagan .............................................................................................................. xv

Daftar Lampiran ......................................................................................................... xvi

Bab

1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 7

1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................. 8

1.4 Perumusan Masalah .................................................................................... 8

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9

1.5.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 9

1.5.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 9

1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9

ix
1.6.1 Manfaat Teoritis ......................................................................................... 9

1.6.2 Manfaat Praktis ........................................................................................... 10

1.6.2.1 Bagi Siswa .................................................................................................. 10

1.6.2.2 Bagi Guru ................................................................................................... 10

1.6.2.3 Bagi Sekolah ............................................................................................... 10

2. KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 11

2.1 Landasan Teori dan Hipotesis .................................................................... 11

2.1.1 Hakikat Belajar ............................................................................................ 11

2.1.2 Hakikat Pembelajaran ................................................................................. 13

2.1.3 Hasil Belajar ................................................................................................ 14

2.1.4 Hakikat Pembelajaran IPA ......................................................................... 15

2.1.5 Karakteristik Siswa SD................................................................................ 17

2.1.6 Metode Pembelajaran ................................................................................. 19

2.1.7 Metode Demonstrasi ................................................................................... 20

2.1.8 Metode Eksperimen .................................................................................... 22

2.1.8.1 Pengertian Metode Eksperimen .................................................................. 22

2.1.8.2 Tahap-tahap Pembelajaran Eksperimen .................................................... 23

2.1.8.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen ....................................... 24

2.1.9 Materi Sifat-sifat Cahaya ............................................................................ 26

2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 27

2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 32

2.4 Hipotesis ..................................................................................................... 33

3. METODE PENELITIAN ............................................................................ 35

3.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 35

x
3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................... 37

3.2.1 Populasi ....................................................................................................... 37

3.2.2 Sampel........................................................................................................... 38

3.3 Variabel Penelitian ....................................................................................... 38

3.3.1 Variabel Terikat ............................................................................................ 38

3.3.2 Variabel Bebas .............................................................................................. 39

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 39

3.4.1 Wawancara Tidak Terstruktur ...................................................................... 39

3.4.2 Dokumentasi ................................................................................................. 39

3.4.3 Tes .................................................................................................................. 40

3.5 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 40

3.5.1 Pengujian Validitas Instrumen ....................................................................... 41

3.5.1.1 Validitas Logis ............................................................................................... 41

3.5.1.2 Validitas Empiris ........................................................................................... 42

3.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ................................................................... 43

3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran ........................................................................... 44

3.5.4 Analisis Daya Beda ........................................................................................ 45

3.6 Metode Analisis Data .................................................................................... 47

3.6.1 Deskripsi Data ................................................................................................ 47

3.6.2 Uji Prasyarat Analisis ..................................................................................... 47

3.6.2.1 Uji Normalitas ............................................................................................... 47

3.6.2.2 Uji Homogenitas ............................................................................................ 48

3.6.2.3 Uji Kesamaan Rata-rata ................................................................................ 48

3.6.3 Analisis Akhir ................................................................................................ 49

xi
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 52

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................. 52

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................. 52

4.1.1.1 Kelas Eksperimen ........................................................................................... 53

4.1.1.2 Kelas Kontrol .................................................................................................. 55

4.1.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian ................................................................ 57

4.1.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Bebas ................................................................ . 57

4.1.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Terikat. .............................................................. 58

4.1.2.2.1 Tes Awal . ..................................................................................................... 58

4.1.2.2.1 Tes Akhir. ..................................................................................................... 59

4.2 Analisis Statistik Data Hasil Penelitian . ....................................................... 60

4.2.1 Data Sebelum Eksperimen . ........................................................................... 60

4.2.1.1 Uji Normalitas Data Nilai Tes Awal . ............................................................. 61

4.2.1.2 Uji Homogenitas Data Nilai Tes Awal. .......................................................... 62

4.2.1.3 Uji Kesamaan rata-rata . ................................................................................ 64

4.2.2 Data Setelah Eksperimen . ............................................................................. 66

4.2.2.1 Uji Normalitas Data Nilai Tes Akhir. ........................................................... 66

4.2.2.2 Uji Homogenitas Data Nilai Tes Akhir. ........................................................ 67

4.2.2.3 Uji Hipotesis . ............................................................................................... 69

4.2.2.3.1 Hipotesis Pertama. ....................................................................................... 69

4.2.2.3.1 Hipotesis Kedua. .......................................................................................... 71

4.3 Pembahasan..................................................................................................... 75

5. PENUTUP....................................................................................................... 82

5.1 Simpulan ........................................................................................................ 82

xii
5.2 Saran............................................................................................................... 83

5.2.1 Bagi Guru ........................................................................................................ 83

5.2.2 Bagi Sekolah ................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 85

LAMPIRAN ............................................................................................................... 86

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba .................................................... 42

3.2 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................................... 43

3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ............................................. 45

3.4 Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba .......................................................... 46

4.1 Deskripsi Data Tes Awal Siswa ........................................................................ 58

4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal ................................................................. 59

4.3 Deskripsi Data Tes Akhir Siswa ....................................................................... 59

4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir ................................................................ 60

4.5 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data Tes Awal ......................................... 62

4.6 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Nilai Tes Awal ..................................... 63

4.7 Hasil Penghitungan Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Tes Awal .......................... 65

4.8 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data Tes Akhir ......................................... 67

4.9 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Nilai Tes Akhir ....................................... 68

4.10 Hasil Penghitungan Uji Hipotesis Pertama ........................................................ 71

4.11 Hasil Penghitungan Uji Pihak Kanan................................................................. 74

xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman

2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................................. 34

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Kelas IVA SDN 1 Prigi Kabupaten Banjanegara

Tahun Pelajaran 2014/2015 .. .............................................................................. 88

2. Daftar Nama Siswa Kelas IVB SDN 1 Prigi Kabupaten Banjanegara

Tahun Pelajaran 2014/2015.. ............................................................................... 89

3. Daftar Nama Siswa Kelas IV SDN 1 Kalibenda Kabupaten Banjanegara

Tahun Pelajaran 2014/2015 ................................................................................... 90

4. Silabus Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) .......................................... 91

5. Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen ......................................................... 95

6. Silabus Pengembangan Kelas Kontrol ................................................................ 101

7. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama ....................................................... 109

8. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua .......................................................... 126

9. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama .............................................................. 139

10. RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua . ............................................................... 156

11. Lembar Validasi oleh Penilai Ahli ...................................................................... 169

12. Kisi-kisi Soal Uji Coba ....................................................................................... 175

13. Kisi-kisi Soal Tes Awal dan Tes Akhir .............................................................. 179

14. Soal Uji Coba ...................................................................................................... 183

15. Soal Tes Awal dan Tes Akhir ............................................................................. 191

16. Kunci Jawaban Soal Uji Coba, Tes Awal, dan Tes Akhir ................................... 195

17. Daftar Nilai Tes Uji Coba ................................................................................... 196

18. Output Uji Validitas Butir Soal ........................................................................... 197

xvi
19. Pembagian Kelompok Atas dan Bawah .............................................................. 200

20. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... ............................................................ 203

21. Analisis Daya Beda Butir Soal ............................................................................ 204

22. Daftar Nilai Tes Awal Siswa Kelas Kontrol ........................................................ 205

23. Daftar Nilai Tes Awal Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 206

24. Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol ...................................................... 207

25. Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen ................................................. 208

26. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas Eksperimen ............................... 209

27. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas Kontrol ...................................... 212

28. Output Uji Normalitas, Homogenitas, dan Kesamaan Rata-rata Nilai Tes Awal 214

29. Output Uji Normalitas dan Homogenitas Nilai Tes Akhir .................................. 219

30. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen .......................... 223

31. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol ................................ 224

32. Surat Ijin Penelitian ............................................................................................. 225

33. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ............................................................. 226

34. Surat Keterangan Uji Coba ................................................................................. 227

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan akan dibahas tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

dan manfaat penelitian. Berikut ini merupakan penjabaran dari beberapa sub bab

pendahuluan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh

seseorang dalam menjalani kehidupan. Pentingnya pendidikan salah satunya yaitu

memberikan pengetahuan bagi setiap individu. Era globalisasi menuntut individu

mengembangkan diri dan potensi yang nantinya dijadikan sebagai bekal bersaing

di masyarakat. Jadi, dengan pendidikan seseorang mampu memperoleh

pengetahuan tentang dunia, mampu bersaing dan memperoleh karir yang baik,

serta mampu membangun karakter sehingga menjadi warga negara yang beradab

dan bertanggung jawab.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 menyebutkan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

1
2

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,


bangsa dan negara.
Pasal tersebut menjelaskan pengertian pendidikan, dimana pendidikan

secara umum dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan seseorang

sebagai proses pengembangan diri dan potensi agar seseorang dapat

melangsungkan kehidupan. Seseorang dapat melangsungkan kehidupannya

dengan baik manakala dirinya memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan bagi dirinya maupun

orang lain yang diperoleh melalui pendidikan.

Pendidikan sendiri diperoleh dari berbagai macam satuan pendidikan.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI

pasal 13 ayat 1 menjelaskan “jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,

nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.”

Dinyatakan pula pada pasal 14 bahwa “Jalur pendidikan formal terdiri atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan atas.”

Jalur pendidikan menurut undang-undang di atas, terdiri dari pendidikan

formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal merupakan pendidikan di

sekolah yang diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan

mengikuti syarat-syarat yang jelas. Pendidikan formal terbagi lagi menjadi

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan atas.

Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan baca,

tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa

sesuai dengan tingkat perkembangan serta mempersiapkan mereka mengikuti


3

pendidikan di jenjang berikutnya. Ada enam tingkatan kelas dalam jenjang

sekolah dasar. Masing-masing tingkatan disesuaikan dengan perkembangan siswa.

Kelas I, II, dan III merupakan kelas rendah, dimana pada usia ini anak-anak masih

dalam tahap senang bermain dan penyesuaian belajar. Sedangkan kelas IV, V, dan

VI merupakan kelas tinggi dimana siswa sudah dapat dituntut untuk lebih

berkembang dalam proses belajarnya.

Takson inilah yang membedakan proses belajar anak. Siswa pada kelas

rendah hanya belajar berhitung, membaca, dan menulis. Tingkat pemikiran anak

akan dikembangkan di kelas tinggi melalui mata pelajaran yang lebih kompleks.

Mata pelajaran pada pendidikan formal telah di atur dalam kurikulum. Undang-

Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab X pasal 37

ayat 1 menerangkan “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat

pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu

pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani

dan olahraga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal”.

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang

diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang

akan diberikan kepada siswa dalam satu periode jenjang pendidikan. Undang-

Undang Sisdiknas menjelaskan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib tersusun dalam kurikulum

pendidikan dasar dan menengah.

Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 22) menyatakan bahwa IPA merupakan

rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu mengkaji fenomena alam
4

yang faktual. Pembelajaran IPA cenderung menitikberatkan pada proses

penelitian dan pemecahan masalah (Wisudawati dan Sulistyowati 2014: 10).

Berdasarkan pendapat tersebut maka IPA merupakan salah satu mata pelajaran

yang penting untuk diajarkan. IPA melatih anak untuk berpikir kritis dan objektif

dalam pelaksanaan penelitian dan pemecahan masalah. IPA juga sesuai dengan

tingkat perkembangan siswa sekolah dasar, dimana anak masih berpikir realistis.

Konsep mata pelajaran IPA yang abstrak namun dikemas dengan penemuan-

penemuan langsung saat mempelajari konsep yang ada menjadikan siswa selalu

berpikir sebelum mereka mengolah suatu materi.

Keberhasilan pemerolehan materi oleh siswa juga bergantung pada

bagaimana peran guru dalam pembelajaran. Guru sebagai ujung tombak

pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses

pembelajaran. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan

keberlangsungan proses belajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Ada

beberapa hal yang membentuk kewibawaan guru, salah satunya yaitu metode

mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa (Susanto 2013: 92).

Metode pembelajaran umumnya memiliki pengertian yang lebih luas dari

teknik pembelajaran, namun perbedaannya tidak terlalu jelas. Kita mengenal

beberapa metode mengajar yang utama ialah: ceramah, diskusi, tanya jawab,

sumbang saran, eksperimen, demonstrasi, pemecahan masalah, penugasan,

widyawisata, proyek, pameran, latihan, dsb. Setiap metode mengajar itu memiliki

keunggulan dan kekurangan. Ada enam hal yang perlu kita pertimbangkan dalam

memilih metode belajar untuk pembelajaran IPA yakni tujuan belajar, psikologi
5

belajar, kemampuan siswa, bahan ajar, alokasi waktu, dan prasarana yang tersedia,

serta pribadi guru (Sapriati dkk. 2009: 3.50).

Metode pembelajaran dipilih sebagai suatu sarana mempermudah guru

untuk menyampaikan materi pelajaran dan menjadikan pembelajaran menjadi

lebih bermakna. Pembelajaran pada umumnya akan lebih bermakna bagi siswa

apabila siswa menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran. Artinya, siswa

dilibatkan aktif dalam pemerolehan ilmu pengetahuan.

Namun pada kenyataannya, pembelajaran di sekolah dasar saat ini masih

menempatkan siswa sebagai objek pembelajaran, tidak sebagai subjek. Guru

masih berperan aktif dalam pemberian materi, bukan sebagai fasilitator, sehingga

siswa menjadi pasif dalam menerima informasi. Ini juga disebabkan kurangnya

variasi model atau metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Guru

hendaknya mencari model atau metode yang menarik perhatian siswa, serta

mampu mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Dengan

keterlibatan siswa dalam pembelajaran, maka pembelajaran akan lebih bermakna.

Pembelajaran IPA di SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara sudah

menerapkan metode pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran IPA pada materi

yang memerlukan praktek terutama materi sifat-sifat cahaya menerapkan metode

pembelajaran demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan peragaan suatu proses

atau kejadian yang dilakukan oleh guru dengan disertai penjelasan dalam

demonstrasi tersebut. Metode demonstrasi dikatakan inovatif karena metode ini

sudah menggunakan media atau alat peraga dalam penyampaian informasi.

Berbeda dengan metode konvensional dimana guru hanya menjelaskan dengan


6

ceramah tanpa bantuan media dan alat peraga. Metode demonstrasi baik

diterapkan pada pembelajaran IPA karena metode ini dapat memperbaiki

kesalahan-kesalahan yang terjadi pada pembelajaran ceramah dengan cara

menghadirkan objek yang sebenarnya melalui alat peraga. Siswa juga akan

memahami dengan jelas karena perhatian mereka terpusatkan, namun beberapa

kelemahan peneliti temukan pada metode pembelajaran demonstrasi. Apabila

metode ini diterapkan di dalam kelas dengan jumlah siswa yang banyak, maka

siswa sukar untuk melihat dengan jelas proses demonstrasi tersebut sehingga

keadaan kelas menjadi kurang kondusif.

Hal lain yang menurut peneliti menjadikan metode demonstrasi kurang

maksimal yaitu metode pembelajaran demonstrasi yang di terapkan di SDN 1

Prigi Kabupaten Banjarnegara tergolong pembelajaran yang belum mengaktifkan

siswanya. Artinya, guru masih aktif memberikan informasi tanpa memberikan

siswa kesempatan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa hanya

memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan mencatat hal-hal

penting.

Metode pembelajaran inovatif yang lain dan menurut peneliti baik untuk

diterapkan pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya yaitu metode

eksperimen. Sapriati dkk. (2009: 3.23) mengemukakan:

Metode eksperimen adalah suatu cara penyajian materi pelajaran


dimana siswa secara aktif melakukan dan membuktikan sendiri
tentang materi yang sedang dipelajarinya. Melalui metode ini siswa
dapat melakukan serangkaian aktivitas ilmiah seperti: mengamati
suatu objek sehingga akan memberikan penguatan pada ingatan siswa
sebab banyak melibatkan siswa dalam proses belajarnya.
7

Pendapat di atas menjelaskan bahwa metode eksperimen adalah sebuah

metode yang memberikan siswa ruang untuk bisa aktif mengamati dan

mempelajari suatu materi. Siswa dilatih untuk menyusun sendiri konsep-konsep

dalam struktur kognitifnya lewat percobaan dan penelitian langsung yang

dilakukan sendiri oleh siswa. Metode eksperimen menjadikan pembelajaran

berbasis sains lebih nyata dan akan lebih mudah dipahami sehingga pembelajaran

menjadi lebih bermakna dan membekas bagi siswa.

Metode eksperimen sendiri merupakan metode yang mirip dengan metode

demonstrasi. Penerapan konsep dilakukan dengan pengamatan dan penelitian

langsung, namun perbedaannya yaitu di dalam metode demonstrasi guru yang

melakukan penelitian dan siswa hanya mengamati, sedangkan dalam metode

ekpserimen guru hanya mengamati proses penelitian yang dilakukan oleh siswa

untuk menghindari kesalahan yang terjadi.

Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar

Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa

masalah yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di SD.

Permasalahan tersebut antara lain:

(1) Guru umumnya belum menerapkan metode yang variatif atau masih

dominan menggunakan demonstrasi.


8

(2) Guru belum menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi

sifat-sifat cahaya.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahan maksud dan tujuan serta agar lebih efektif

dan efisien dalam mengadakan penelitian, maka perlu adanya pembatasan

masalah. Sesuai dengan judul penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan

sebagai berikut:

(1) Keefektifan Metode Eksperimen dan Demonstrasi terhadap Hasil Belajar

Sifat-sifat Cahaya pada Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten

Banjarnegara.

(2) Penelitian memfokuskan pada mata pelajaran IPA materi Sifat-sifat Cahaya.

(3) Membandingkan pembelajaran IPA yang menerapkan metode eksperimen

dan metode demonstrasi.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

(1) Adakah perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sifat-sifat

Cahaya melalui penerapan metode eksperimen dibandingkan dengan metode

demonstrasi?
9

(2) Apakah penerapan metode pembelajaran eksperimen pada materi Sifat-sifat

Cahaya lebih efektif daripada metode pembelajaran demonstrasi?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dibagi

menjadi dua, yaitu:

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan

metode eksperimen materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi

Kabupaten Banjarnegara.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

(1) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara penerapan metode

eksperimen dengan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi sifat-sifat cahaya.

(2) Membuktikan bahwa metode eksperimen lebih baik daripada metode

demonstrasi pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

1.6 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat

praktis, yang selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori-teori pendidikan

dan pembelajaran, sehingga dapat memajukan pendidikan di Indonesia. Hasil


10

penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan pemecahan masalah atas

kendala-kendala pembelajaran yang terjadi, khususnya pembelajaran IPA materi

sifat-sifat cahaya.

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis hasil penelitian ini berupa manfaat bagi siswa, guru dan

sekolah.

1.6.2.1 Bagi Siswa

Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Karena metode ini membantu siswa

untuk menemukan sendiri persoalan-persoalan melalui percobaan.

1.6.2.2 Bagi Guru

Guru dapat mengembangkan kemampuannya melalui metode eksperimen

sehingga pembelajaran di kelas semakin baik, serta dapat meningkatkan

profesionalitas dan kinerja guru.

1.6.2.3 Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah untuk perbaikan kualitas

pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran

IPA.
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka akan membahas tentang landasan teori, penelitian yang

relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Berikut ini merupakan penjabaran dari

sub bab kajian pustaka tersebut.

2.1 Landasan Teori dan Hipotesis

Landasan teori ini akan membahas tentang teori-teori yang berhubungan

dengan pelaksanaan penelitian ini. Teori-teori yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu: hakikat belajar, hakikat pembelajaran, hasil belajar,

pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), karakteristik siswa SD, metode

pembelajaran, metode demonstrasi, metode eksperimen, dan materi sifat-sifat

cahaya.

2.1.1 Hakikat Belajar

Belajar menurut Slameto (2010: 2) merupakan usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sependapat

dengan Slameto, Hamdani (2011: 21) juga mengungkapkan bahwa “belajar

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

kegiatan.” Kegiatan yang dimaksudkan oleh Hamdani misalnya membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.

11
12

Hilgard (1958) dalam Sanjaya (2006: 112) mengungkapkan “Learning is

the process by wich an activity originates or changed through training procedurs

(wether in the laboratory or the natural invironment) as distinguished from

changes by factors not atributable to training.” Bagi Hilgard belajar adalah

sebuah proses perubahan melalui kegiatan atau latihan di dalam kelas maupun

dalam lingkungan alamiah. Belajar di dalam kelas siswa dapat memperoleh teori

tentang pengetahuan, sedangkan di luar kelas siswa dapat menerapkan teori yang

sudah dipelajarinya serta dapat terlihat pula perubahan perilku yang terjadi pada

siswa setelah mempelajari sebuah teori. Proses belajar juga terjadi pada

lingkungan alamiah, misalnya pada lingkungan keluarga dan teman sepermainan.

Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai

tujuan dengan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh (Hamalik, 2008:

29). Tujuan dari belajar adalah adanya suatu perubahan yang terjadi dalam diri

individu. Perubahan ini biasanya bersifat permanen dan menuju ke arah yang

lebih baik.

Bruner (1915) dalam Rusmono (2012: 14) menyatakan bahwa pada

dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang.

Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) proses perolehan

informasi baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang diterima, (3)

menguji relevansi dan ketepatan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses atau

tahapan yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan

tersebut yaitu perubahan pengetahuan atau tingkah laku. Perubahan ini biasanya

bersifat permanen dan menuju ke arah yang lebih baik. Proses perubahan ini bisa

didapatkan dari pengalaman langsung atau mengkaji teori tertentu.


13

2.1.2 Hakikat Pembelajaran

Miarso (2004) dalam Rusmono (2012: 6) mengemukakan bahwa

pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja dikendalikan dan bertujuan agar

orang lain melakukan kegiatan belajar. Hamalik (2014: 57), menyatakan

“pembelajaran adalah kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pembelajaran.” Unsur manusiawi yang dimaksud di sini yaitu

guru dan siswa. Unsur material, fasilitas, dan perlengkapan yang bisa menunjang

pembelajaran misalnya ruang kelas, ruang laboratorium, lapangan, dan lain

sebagainya. Serta prosedur seperti teknik, strategi, model maupun metode

pembelajaran.

Trianto (2013: 17) menjelaskan bahwa pembelajaran pada hakikatnya

adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru untuk mengarahkan siswa dalam

proses belajar agar tercapai tujuan yang diharapkan. Tercapainya tujuan

pembelajaran yaitu berupa pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. Cara

mengukur tingkat pemahaman siswa yaitu dengan melakukan evaluasi.

Gagne (1998) dalam Rifa‟i dan Anni (2011: 193) menyatakan:

Pembelajaran berorientasi pada bagaimana siswa berperilaku,


memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan
proses yang bersifat individual, yang merubah stimulus dari
lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang
selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk
ingatan jangka panjang.

Pembelajaran diciptakan berdasarkan kondisi kelas, baik kondisi siswa

maupun lingkungan. Teknik atau metode yang dipilih guru dalam pembelajaran

harus disesuaikan dengan materi, suasana, serta karakteristik siswa. Gagne


14

mengatakan keberhasilan pembelajaran apabila dari karakter siswa yang berbeda

satu sama lain, akan menghasilkan persepsi yang sama dalam bentuk ingatan

jangka panjang.

Berdasarkan pendapat di atas, maka pembelajaran merupakan suatu

kondisi yang sengaja diciptakan untuk membantu keberhasilan seseorang dalam

proses belajar atau pemerolehan informasi. Jika belajar merupakan usaha yang

dilakukan untuk merubah perilaku seseorang, maka pembelajaran merupakan

suasana yang diciptakan untuk mendukung usaha tersebut.

2.1.3 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bukti bahwa seseorang telah belajar, yaitu

terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik 2008: 30). Hal

ini sejalan dengan pengertian hasil belajar menurut Rifa‟i dan Anni (2011: 85),

“hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah

mengalami kegiatan belajar”. Perubahan tingkah laku yang terjadi tergantung

pada apa yang telah dipelajari oleh siswa.

Suprijono (2011: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan

keterampilan. Menurut Susanto (2013: 5) “hasil belajar adalah perubahaan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar”.

Hasil belajar sendiri terbagi ke dalam tiga ranah. Benyamin S. Bloom

(1956) dalam Rifa‟i dan Anni (2011: 86) menyampaikan tiga taksonomi yang
15

disebut ranah belajar yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berikut

penjabaran dari masing-masing ranah.

Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku-perilaku yang menekankan

aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

Contohnya seperti menghafal, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan

kemampuan mengevaluasi. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Ranah afektif berkaitan dengan perilaku-perilaku yang menekankan aspek

perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

Ciri-ciri hasil belajar dari ranah afektif akan terlihat pada peserta didik dalam

berbagai tingkah laku. Ranah afektif mencakup penerimaan, tanggapan,

penghargaan, pengorganisasian, dan pembentukkan pola hidup.

Ranah psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

keterampilan motorik seperti tulisan tangan, keterampilan intelektual, dan

keterampilan sosial. Ranah psikomotor mencakup persepsi, kesiapan, gerakan

terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas.

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai

akibat dari kegiatan belajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diukur berupa

ranah kognitif siswa dan diukur dengan menggunakan tes akhir pembelajaran atau

postest.

2.1.4 Hakikat pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan

atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris „science‟. Kata „science‟
16

sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Latin „scientia‟ yang berarti saya tahu

(Trianto 2010: 136). Adapun Wahyana (1986) dalam Trianto (2010: 136)

mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara

sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

alam.

Laksmi Prihantoro dkk., (1986) dalam Trianto (2010: 137) mengatakan

bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai

produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan

bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan

untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk

sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat

memberi kemudahan bagi kehidupan.

Keterampilan proses sains didefinisikan oleh Paolo dan Marten dalam

Carin (1993:5) adalah : (1) mengamati, (2) mencoba memahami apa yang diamati,

(3) mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, (4)

menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan

tersebut benar (Samatowa 2011: 5). Ardiyanti (2013: 1-2) juga mengungkapkan

bahwa “proses pembelajaran IPA tidak cukup dilaksanakan dengan

menyampaikan informasi tentang konsep tetapi juga harus memahami proses

terjadinya fenomena IPA dengan melakukan penginderaan sebanyak mungkin,

mengamati peristiwa yang terjadi secara langsung melalui kegiatan demonstrasi

dan eksperimen, serta mencatat informasi-informasi yang muncul dari peristiwa

tersebut”.
17

Beberapa alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA dimasukkan di

dalam kurikulum sekolah (Samatowa 2011: 6) yaitu :

(1) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materil suatu bangsa

banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA,

sebab IPA merupakan dasar tekonologi, dan disebut-sebut sebagai tulang

punggung pembangunan.

(2) Bila diajarkan IPA menurut cara tepat, maka IPA merupakan suatu mata

pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

(3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh

anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan

belaka.

(4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk

kepribadian anak secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA pada hakikatnya

adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan terbatas pada

apa yang ada di alam. Selain itu, IPA juga merupakan pengetahuan yang

menekankan proses dalam pemerolehan informasi, sehingga anak mampu

memahami pengetahuan dengan lebih bermakna. Hal ini kemudian memberikan

banyak manfaat bagi individu itu maupun masyarakat luas. Inilah alasan mengapa

IPA dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah dasar.

2.1.5 Karakteristik Siswa SD

Seorang anak pada umumnya memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar

pada usia 6 tahun. Diperkirakan anak pada usia ini sudah siap menerima pelajaran
18

dan dapat mengalami kemajuan belajar secara teratur dalam tugas sekolah

(Sumantri dan Syaidoh 2011: 3.5). Berdasarkan usianya, kemampuan anak secara

afektif, kognitif, dan psikomotor berbeda-beda.

Piaget (t.t) dalam Sumantri dan Syaidoh (2011: 1.21) mengelompokkan

perkembangan kognitif atas empat fase :

(1) Sensor motorik (0-2)

(2) Pra operasional (2-7)

(3) Operasional konkret (7-11)

(4) Operasional formal (11-15)

Untuk anak usia sekolah dasar, yaitu 7-11 tahun, menurut Piaget termasuk

ke dalam tahap operasional konkret. Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun)

kemampuan berpikir logis seorang anak sudah muncul. Mereka dapat berpikir

secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini

permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan konkret (Sumantri dan

Syaidoh 2011: 1.15).

Berdasarkan uraian di atas, maka siswa sekolah dasar kelas V berada

dalam tahap operasional konkret. Usia ini anak memerlukan pembelajaran yang

nyata. Artinya perlu pengamatan langsung untuk memahami suatu konsep atau

persoalan. Karakteristik siswa pada penelitian ini sama seperti karakteristik siswa

pada umumnya. Siswa kelas V SDN 1 Prigi masih senang bermain, bergerak,

bekerja dalam kelompok, dan melakukan sesuatu secara langsung. Tahapan

berpikirnya termasuk tahap operasional konkret. Siswa sudah mampu berpikir

sistemastis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa konkret.


19

2.1.6 Metode Pembelajaran

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1980) dalam Abimanyu (2008: 2-5)

menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara berpikir yang teratur dan untuk

mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), selain itu juga digunakan untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan

yang ditentukan. Sejalan dengan pengertian tersebut, T.Raka Joni (1993)

mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai

untuk mencapai tujuan tertentu (Abimanyu 2008: 2-5). Widodo (2013: 5)

menjelaskan “metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk

menyajikan materi dan menumbuhkan interaksi dalam proses pembelajaran

dengan tujuan agar siswa termotivasi dalam belajar serta dapat meningkatkan

aktivitas dan kreativitasnya sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan, baik

dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor”.

Senjaya (2008) dalam Haryono (2013: 69) mengemukakan bahwa “metode

belajar dapat diartikan sebagai away inachieving something”. Artinya bahwa

metode pembelajaran merupakan suatu jalan atau cara yang dilakukan untuk

mencapai sebuah tujuan. M. Sobri Sutikno (2009: 88) menjelaskan “Metode

pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh

pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk

mencapai tujuan”. Siswa dapat menerima penjelasan guru salah satunya

berpengaruh pada cara guru menyampaikan materi. Semakin sesuai pemilihan

metode pembelajaran, semakin baik pula tingkat ketercapaian tujuan

pembelajaran.
20

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah suatu cara yang yang dilakukan oleh guru untuk membantu

siswa mencapai tujuan dalam pembelajaran yaitu pemahaman akan materi

pelajaran. Metode yang dipilih oleh guru juga hendaknya memungkinkan siswa

untuk belajar melalui banyak proses, bukan hanya belajar produk. Belajar dengan

proses memungkinkan siswa untuk mendapatkan lebih banyak materi dan akan

mencapai kompetensi baik dari segi afektif, kognitif, dan psikomotor.

2.1.7 Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi menurut Cole & Chan (1998) dalam Wulandari

(2012), “a demostration was defined as a physical display of object or event”.

Artinya, demonstrasi merupakan gambaran suatu kejadian. Menurut Saregar dan

Sunarno (2013: 103), “metode demonstrasi adalah suatu teknik penyajian

pembelajaran yang melibatkan seorang guru/kelompok siswa memperagakan

kepada seluruh siswa mengenai sesuatu proses sehingga siswa dapat mengamati

dan merasakan proses tersebut”. Dikatakan oleh Haryono (2013:73) tahap

pelaksanaan metode demonstrasi yaitu:

(1) Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa

untuk berpikir, misalnya melalui melalui pertanyaan-pertanyaan yang

mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk memperhatikan

demonstrasi.

(2) Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana

menegangkan.

(3) Mengamati semua siswa agar siswa tetap terfokus mengikuti jalannya

demonstrasi dengan cara memperhatikan reaksi seluruh siswa.


21

(4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih

lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

Beberapa hal juga harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode

demonstrasi yaitu dalam persiapan dan akhir pembelajarannya. Pada persiapan

pembelajaran guru harus bisa menempatkan dan mengatur siswa agar siswa secara

menyeluruh melihat proses demonstrasi dan tidak saling berebut.

Kemudian pada akhir pembelajaran, siswa hendaknya diberikan tugas-

tugas tertentu yang relevan berkaitan dengan pelaksanaan demonstrasi. Hal ini

diperlukan untuk meyakinkan apakah peserta siswa memahami proses

demonstrasi itu atau tidak, serta untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran

(Haryono 2013: 74).

Setiap metode selalu memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan

kelemahan metode demonstrasi dikemukakan oleh Wisudawati dan Sulistyowati

(2014: 149), yaitu:

(1) Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau sistem

kerja dan konsep yang merupakan materi dari pembelajaran IPA.

(2) Memudahkan dalam memberikan berbagai jenis penjelasan tentang konsep

IPA.

(3) Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui

pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya.

Selain kelebihan, Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 149) juga

mengemukakan kelemahan metode demonstrasi, antara lain:

(1) Siswa terkadang sukar melihat demonstrasi dengan jelas jika dilaksanakan

dalam kelas besar.


22

(2) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

(3) Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai

materi.

2.1.8 Metode Eksperimen

Pada sub bab ini akan dibahas beberapa teori meliputi pengertian, tahap,

kelemahan dan kelebihan metode eksperimen. Berikut merupakan penjelasan dari

teori-teori tersebut.

2.1.8.1 Pengertian Metode Eksperimen

Saregar dan Sunarno (2013: 103) menjelaskan ” Metode eksperimen

adalah suatu teknik pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa

secara langsung untuk mengalami proses dan membuktikan sendiri hasil

percobaan”. Schoenherr (1996) dalam Haryono (2013: 69) menyatakan bahwa

metode eksperimen adalah metode yang sesuai dengan pembelajaran sains. Hal ini

karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat

mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Dalam

metode eskperimen guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental,

serta emosional siswa. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional diharapkan

mampu menumbuhkan sikap percaya diri, inovatif dan kreatif pada siswa.

Roestiyah (2001:80) mengungkapkan “Metode eksperimen adalah suatu

cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,

mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil

pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru”. Metode

eksperimen bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam


23

menemukan dan memahami suatu konsep atau teori IPA yang dipelajari

(Wisudawati dan Sulistyowati 2014:157).

Jadi, bisa dikatakan metode eksperimen merupakan metode yang efektif

diterapkan pada mata pelajaran IPA. Hal ini karena mata pelajaran IPA bersifat

abstrak dan siswa bisa memahami materi yang ada dalam mata pelajaran IPA

dengan melakukan percobaan dan penemuan sendiri.

Metode eksperimen juga memiliki manfaat bagi siswa. Manfaat ini

dikemukakan oleh Duru (2010: 585), yaitu: “Experimental teaching method helps

to improve student’s hand skills, makes them more productive, and increases their

active involvement in learning.”Artinya Metode pembelajaran eksperimen dapat

membantu meningkatkan keterampilan kerja siswa, membuat mereka lebih

produktif, dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

2.1.8.2 Tahap-tahap Pembelajaran Eksperimen

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003)

dalam Cahyati (2013) meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

(1) Percobaan awal, siswa secara berkelompok melakukan percobaan untuk

membuktikan adanya sifat-sifat cahaya. Pada tahap ini siswa melakukan

percobaan.

(2) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa untuk mengamati dan mencatat

peristiwa selama siswa melakukan percobaan.

(3) Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan

hasil pengamatannya.

(4) Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang

telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan


24

merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat

dilaporkan hasilnya.

(5) Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep,

hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan

pemantapan konsep yang telah dipelajari.

(6) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan

pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk

memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu

mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya.

Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan,

menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan

pokok bahasan.

2.1.8.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen

Metode eksperimen juga memiliki kekurangan dan kelebihan, kelebihan

metode eksperimen yaitu (Cahyati 2013):

(1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata

guru atau buku.

(2) Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi

(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.

(3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-

terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan

dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.


25

(4) Siswa memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan

eksperimen

(5) Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan

untuk percobaan.

(6) Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir

ilmiah.

(7) Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-hal yang

bersifat objektif, realitas dan menghilangkan verbalisme.

(8) Melalui eksperimen siswa dapat menghayati sepenuh hati dan mendalam,

mengenai pelajaran yang diberikan.

(9) Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya, dan tidak

hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan.

(10) Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan

langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Jalan ini dilakukan melalui

pengumpulan data-data observasi, memberikan penafsiran serta kesimpulan.

Selain kelebihan metode eksperimen, Cahyati juga mengungkapkan

beberapa kelemahan metode eksperimen, yaitu:

(1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa berkesempatan

mengadakan ekperimen.

(2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, siswa harus menanti

untuk melanjutkan pelajaran.

(3) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam

bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan dan

keputusan.
26

(4) Sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperimen karena guru

dan siswa kurang berpengalaman melakukan eksperimen.

(5) Memerlukan keterampilan/kemahiran dari pihak guru dalam menggunakan

serta membuat alat-alat eksperimen

(6) Bagi guru yang telah terbiasa dengan metode ceramah secara rutin misalnya.

Cenderung memandang metode eksperimen sebagai suatu pemborosan dan

memberatkan.

2.1.8 Materi Sifat-sifat Cahaya

Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran IPA materi Sifat-sifat

Cahaya di kelas V semester 2 sekolah dasar. Materi Sifat-sifat Cahaya terdapat

pada kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat

suatu karya/model. Alokasi waktu yang digunakan dalam mengajarkan materi

pokok sifat-sifat cahaya yaitu 4 jam pelajaran dilaksanakan dalam 2 kali

pertemuan yang terdiri dari materi sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat merambat

lurus, cahaya dapat menembus benda, dan cahaya dapat dipantulkan serta sifat-

sifat cahaya yaitu cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan.

Fisikawan Skotlandia, James Clerk Maxwell (1891-1897), mengatakan

cahaya adalah rambatan gelombang yang dihasilkan oleh gabungan medan listrik

dan medan magnet. Gelombang yang dihasilkan dari gabungan medan listrik dan

medan magnet disebut gelombang elektromagnetik. Cahaya adalah energi

berbentuk gelombang elektromagnet dengan panjang gelombang sekitar 380-750

nanometer. Cahaya dapat berasal dari matahari, lampu, senter, dsb. Benda-benda

yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya yang

utama bagi bumi yaitu matahari.


27

Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu cahaya tampak dan cahaya

tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang dapat ditangkap oleh mata.

Cahaya tidak tampak adalah cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata,

misalnya sinar x, sinar ultraviolet, sinar gama, dan sinar infra merah.

Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya

bagi kehidupan. Sifat-sifat cahaya yaitu: cahaya merambat lurus, cahaya dapat

menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan

bila melalui dua medium yang berbeda (Syuri dan Nurhasanah 2006:167).

Berdasarkan uraian materi sifat-sifat cahaya tersebut, dapat disimpulkan

bahwa materi sifat-sifat cahaya penting untuk disampaikan karena materi tersebut

berlangsung di kehidupan sehari-hari. Pembelajaran menggunakan metode

eksperimen akan mempermudah siswa dalam memahami materi sifat-sifat cahaya.

Siswa akan menjadi lebih paham karena dapat membuktikan secara nyata

peristiwa yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai

metode pembelajaran eksperimen. Berikut ini merupakan beberapa penelitian

tentang metode eksperimen.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Meilinda (2012) yang berjudul

“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Metode Eksperimen

pada Pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 02 Bermain Ilir”. Penelitian

dilaksanakan dengan metode PTK menggunakan empat tahap kegiatan, yaitu


28

merencanakan, melakukan tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen

pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dari pra siklus

dengan nilai rata-rata 5,4 meningkat 6,5 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi

7,1 pada siklus ke II.

Kedua, penelitian dilakukan oleh Lestari (2013) yang berjudul “Penerapan

Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam

Pembelajaran IPA Kelas V pada Materi Sifat-sifat Cahaya”. Penelitian ini

dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklusnya terdiri atas perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Melalui metode eksperimen ini hasil belaajr siswa

menunjukkan adanya peningkatan, yaitu pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah

68,00 dan presentase KKM 54,28%. Sedangkan nilai rata-rata siklus II adalah

78,57 dan 80% untuk pencapaian KKM-nya. Berdasarkan hasil penelitian di atas,

dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Pangestika (2012) yang berjudul

“Keefektifan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Daur Air di Kelas V

Sekolah Dasar Negeri 1 Sumbang Banyumas”. Berdasarkan uji hipotesis

menggunakan uji T tipe Independent Samples Test, hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik dalam

pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen dibandingkan metode

ceramah. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Daur Air melalui metode

eksperimen lebih baik dibandingkan metode ceramah. Ada perbedaan aktivitas


29

peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen

dibandingkan metode ceramah. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Daur Air

melalui metode eksperimen lebih baik dibandingkan metode ceramah.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Juminarti, Rustiyarso, dan

Rosnita (t.t) yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan

Aktivitas Belajar dalam Pembelajaran IPA Kelas IV”. Penerapan Metode

Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dalam Pembelajaran IPA

Kelas IV bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas fisik, mental,

dan emosional dalam pembelajaran IPA dengan metode eksperimen pada siswa

kelas IV SDN 07 Tanak Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau. Metode yang

digunakan dalam penelitian metode deskriptif. Bentuk penelitian deskriftif yang

digunakan adalah penelitian survey. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas (PTK). Dari hasil pengamatan pra tindakan siswa yang terlibat aktif rata-rata

baru mencapai 44,9% dan meningkat menjadi 78 % pada siklus II. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV SDN 07

Tanak.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, Triyono, dan Suryanto

(t.t) yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen dengan Media Realia dalam

Peningkatan Pembelajaran IPA Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian

ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif yang dilaksanakan dalam

tiga siklus. Tiap siklus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan

refleksi. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan langkah-langkah pembelajaran


30

metode eksperimen dengan media realia dapat meningkatkan pembelajaran belajar

IPA bagi siswa kelas IV. Pada proses pembelajaran siklus I, persentase siswa

mencapai 61,11%, pada siklus II 73,46%, dan pada siklus III meningkat menjadi

83,33%. Pada pra tindakan persentase ketuntasan siswa masih 0%, setelah

dilaksanakan tindakan pada siklus I persentase ketuntasan siswa menjadi 47,73%,

pada siklus II meningkat menjadi 73,46% dan siklus III meningkat menjadi

83,33%.

Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Yulianingsih, Zainudin, dan

Sukmawati (2012) yang berjudul “Penerapan Metode Eksperimen dalam

Pembelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Kelas IV SDN 15 Segedong”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen di kelas IV SDN 15

Segedong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan

bentuk penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat kolaboratif. Teknik yang

digunakan yaitu observasi langsung dan pengukuran dengan alat pengumpul data

berupa lembar observasi guru dan lembar soal. Penelitian ini dilaksanakan dalam

dua siklus. Pada siklus I skor kemampuan guru merencanakan pembelajaran

sebesar 13,5 (rata-rata 2,7) dan pada siklus II sebesar 17,0 (rata-rata 3,4). Ada

peningkatan sebesar 3,5. Skor kemampuan guru melaksanakan pembelajaran

sebesar 10,21 pada siklus I dan 14,21 pada siklus II, ada peningkatan 4,0.

Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 59,09 dan 81,82

pada siklus II, ada peningkatan sebesar 22,73.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, terbukti bahwa

metode eksperimen mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain


31

meningkatkan juga membuktikan bahwa hasil belajar siswa dengan menerapkan

metode pembelajaran eksperimen lebih baik daripada hasil belajar siswa yang

menerapkan metode pembelajaran ceramah. Hal inilah yang menjadi acuan

peneliti untuk melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui keefektifan

metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten

Banjarnegara.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pangestika, Meilinda, dan Lestari yaitu sama-sama menggunakan metode

pembelajaran eksperimen yang diterapkan pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini

dan penelitian yang dilakukan oleh Pangestika merupakan penelitian eksperimen,

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Meilinda dan Lestari yang

merupakan penelitian tindakan kelas. Selain itu, penelitian ini juga memiliki

persamaan dalam materi pembelajarannya dengan penelitian yang dilakukan oleh

Lestari yaitu materi sifat-sifat cahaya.

Tiga penelitian lain, yaitu penelitian Juminarti, Rustiyarso, dan Rosnita,

penelitian Rahmawati, Triyono, dan Suryanto, serta penelitian Yulianingsih,

Zainudin, dan Sukmawati juga memiliki persamaan dan perbedaan. Ketiga

penelitian tersebut merupakan penelitian tindakan kelas, berbeda dengan

penelitian ini yang merupakan penelitian eksperimen. Kemudian, tiga penelitian

di atas juga mengambil sampel di kelas IV sekolah dasar, berbeda dengan

penelitian ini yaitu kelas V sekolah dasar. Selain sampel dan jenis penelitian,

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Juminarti, Rustiyarso, dan

Rosnita juga memiliki perbedaan pada variabel penelitian. Variabel dalam


32

penelitian Juminarti, Rustiyarso, dan Rosnita yaitu aktivitas belajar, sedangkan

dalam penelitian ini hanya hasil belajar, sama dengan dua penelitian lain.

2.3 Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang

wajib diajarkan di sekolah dasar. Hal ini karena IPA adalah mata pelajaran yang

dapat mengembangkan tingkat berpikir siswa. Pembelajaran IPA di jenjang

sekolah dasar seharusnya mampu mengembangkan rasa ingin tahu dan daya

berpikir kritis pada siswa, namun pada kenyataannya pembelajaran IPA di sekolah

dasar jarang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran juga masih berpusat

pada guru dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran IPA yang bersifat abstrak akan sulit dipahami siswa yang

tingkat perkembangannya masih dalam berpikir konkret. Apabila guru hanya

menjelaskan materi tanpa mengajak siswa secara aktif mengkaji materi, maka

pembelajaran akan kurang bermakna bagi siswa. Siswa memahami suatu konsep

hanya dari penjelasan guru. Dengan begitu, menjadikan siswa untuk menghafal

suatu konsep abstrak, bukan mempelajari dan memahami secara nyata. Untuk itu,

guru harus menggunakan pendekatan/strategi yang bervariasi sesuai materi

pelajaran agar pembelajaran IPA bermakna bagi siswa.

Materi sifat-sifat cahaya yang dibahas dalam penelitian ini menggunakan

metode eksperimen. Melalui metode eksperimen, siswa akan melakukan kegiatan

penemuan untuk memahami secara nyata sebuah konsep atau fakta dari materi

pelajaran. Hal ini akan menimbulkan konsep atau fakta tersebut menjadi ingatan
33

jangka panjang bagi penemunya. Pembelajaran juga akan lebih bermakna bagi

siswa.

Penelitian ini akan mengujikan metode eksperimen pada kelas eksperimen

dan metode demonstrasi pada kelas kontrol. Kemudian hasil belajar dari kedua

kelas tersebut akan dibandingkan. Dari hasil perbandingan tersebut, diharapkan

dapat diketahui model mana yang lebih efektif terhadap hasil belajar siswa.

Berikut ini adalah bagan kerangka berpikir keefektifan metode eksperimen

terhadap hasil belajar materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi

Kabupaten Banjarnegara dalam bentuk bagan.

Pembelajaran IPA materi sifat-


sifat cahaya dengan metode
yang belum mengaktifkan
siswa

Metode Metode
eksperimen di Proses demonstrasi di
kelas pembelajaran
eksperimen kelas kontrol

Hasil belajar Hasil belajar


siswa dengan siswa dengan
metode dibandingkan metode
pembelajaran pembelajaran
eksperimen demonstrasi

Bagan 2.1. Kerangka berpikir

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk


34

kalimat pernyataan (Sugiyono 2014: 99). Berdasarkan landasan teori, penelitian

yang relevan, dan kerangka berpikir, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho1 : tidak terdapat perbedaan hasil belajar sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V

SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara antara yang menerapkan metode

pembelajaran eksperimen dan yang menerapkan metode pembelajaran

demonstrasi. (µ1 = µ2)

Ha1 : terdapat perbedaan hasil belajar sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN

1 Prigi Kabupaten Banjarnegara antara yang menerapkan metode

pembelajaran eksperimen dan yang menerapkan metode pembelajaran

demonstrasi. (µ1 ≠ µ2)

Ho2 : hasil belajar sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten

Banjarnegara yang mendapat metode pembelajaran eksperimen tidak lebih

efektif dari yang mendapat metode pembelajaran demonstrasi. (µ1 ≤ µ2)

Ha2 : hasil belajar sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten

Banjarnegara yang mendapat metode pembelajaran eksperimen lebih

efektif dari yang mendapat metode pembelajaran demonstrasi. (µ1 > µ2)
BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang desain penelitian, populasi dan

sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, serta

teknik analisis data. Berikut ini merupakan penjelasan setiap metode penelitian

yang telah disebutkan.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu Quasi

Experimental. Menurut Sugiyono (2014: 116) bentuk desain eksperimen ini

mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Bentuk desain penelitian Quasi Experimental yang akan digunakan peneliti adalah

Nonequivalent Control Group Design dengan paradigma sebagai berikut:

O1 X O2

O3 O4

Keterangan:

O1 = tes awal kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan

O2 = tes akhir kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan

X = perlakuan yang diberikan, yaitu metode eksperimen

35
36

O3 = tes awal kelompok kontrol

O4 = tes akhir kelompok kontrol

Desain nonequivalent control group design hampir sama dengan desain

true experimental bentuk pretest-posttest control group design, hanya saja pada

desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara

random (Sugiyono 2014: 118). Kelompok O1 (kelompok eksperimen) diberi

perlakuan (X) yaitu pembelajaran menggunakan metode eksperimen, sedangkan

kelompok O3 (kelompok kontrol) tidak diberi perlakuan (tidak menggunakan

metode eksperimen).

Sebelum dilaksanakan penelitian, dilakukan tes awal pada kelas kontrol

dan eksperimen. Tes awal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal

kedua kelas tersebut. Menurut Sugiyono (2014: 114), kedua kelompok tersebut

bisa dijadikan subjek penelitian jika memenuhi syarat, yaitu bila hasil tes awal

antara kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan (O1 = O3). Apabila hasil

dari tes awal tidak menunjukkan tingkat kemampuan siswa yang sama, peneliti

dapat menganalisis menggunakan nilai UTS. Setelah dilaksanakan tes awal,

peneliti memulai pembelajaran pada kedua kelas tersebut dengan menggunakan

metode pembelajaran yang berbeda. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan

menerapkan metode demonstrasi pada kelas kontrol, dimana metode ini sudah

biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA. Berbeda dengan kelas

kontrol, peneliti menerapkan metode eksperimen pada kelas eksperimen sebagai

perlakuan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa jenis

penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen dengan desain quasi


37

experimental yang menerapkan bentuk nonequivalent control group design. Data

penelitiannya berupa data kuantitatif guna menerangkan hasil belajar siswa setelah

mendapat perlakuan berupa pembelajaran dengan metode eksperimen yang akan

dibandingkan dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran dengan

metode demonstrasi.

3.2 Populasi dan Sampel

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai besar populasi dan penentuan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Penjelasan selengkapnya yaitu

sebagai berikut.

3.2.1 Populasi

Sugiyono (2014: 119) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SDN 1 Prigi

Kabupaten Banjarnegara, tahun pelajaran 2014/2015. Anggota populasi terdiri

dari dua kelas yaitu kelas paralel dengan jumlah populasi 43 siswa, kelas VA

sebanyak 21 siswa (kelas kontrol) dan VB 22 siswa (kelas eksperimen).

Penentuan populasi ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu keadaan

lingkungan sosial siswa yang relatif sama karena masih berada dalam satu

wilayah; guru di kedua kelas tersebut memiliki kualifikasi yang sama yakni

pendidikan terakhir S1 dengan status kepegawaian PNS; siswa kedua kelas


38

tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, dibuktikan dengan uji kesamaan

rata-rata nilai tes awal mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Hasil uji

kesamaan rata-rata dapat dilihat pada lampiran 4.

3.2.2 Sampel

Arikunto (2010: 174) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian atau

wakil dari populasi yang akan diteliti. Sugiyono (2014: 126) menjelaskan bahwa

penggunaan seluruh anggota populasi dapat dilakukan jika peneliti ingin membuat

generasilisasi dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil. Menurut Sugiyono

(2014: 126) teknik penentuan sampel dengan menggunakan seluruh anggota

sampel dinamakan sampling jenuh.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Jadi seluruh

siswa kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara digunakan sebagai sampel

penelitian. Selanjutnya untuk penentuan kelas kontrol dan eksperimen peneliti

menggunakan undian. Hasil undian menunjukkan bahwa kelas VA terpilih

sebagai kelas kontrol dan kelas VB sebagai kelas eksperimen.

3.3 Variabel Penelitian

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono 2014:

64). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.

3.3.1 Variabel Terikat

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono 2014:64). Variabel terikat dalam
39

penelitian ini yaitu hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN

Prigi 1 Kabupaten Banjarnegara.

3.3.2 Variabel Bebas

“Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono 2014:

64). Variabel bebas dari penelitian ini yaitu penerapan metode eksperimen dalam

pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitiannya. Dalam penelitian

ini, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu wawancara tidak

terstruktur, dokumentasi, dan tes. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

3.4.1 Wawancara Tidak Terstruktur

“Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya” (Sugiyono 2014: 191).

Wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk membantu peneliti dalam

mengetahui kondisi awal sebelum penelitian. Baik kondisi siswa, proses

pembelajaran, maupun hasil belajar siswa sehingga peneliti nantinya akan mampu

menentukan permasalahan atau variabel yang harus diteliti.

3.4.2 Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

tujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-
40

buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film

dokumenter, dan data penelitian yang relevan (Riduwan 2013: 58). Teknik

dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai

data nama-nama siswa yang menjadi sampel penelitian, foto-foto serta video

sebagai bukti telah dilaksanakannya penelitian.

3.4.3 Tes

“Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan

atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan,

inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”

Riduwan (2013:57). Dalam penelitian ini tes terbagi menjadi dua, yaitu tes awal

dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

sebelum pembelajaran atau sebelum memperoleh perlakuan. Sedangkan tes akhir

dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa setelah memperoleh perlakuan.

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan ganda dengan

jumlah soal sebanyak 25 butir dan terdapat empat alternatif jawaban.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, dibutuhkan instrumen penelitian yang digunakan

sebagai alat ukur penelitian (Sugiyono 2014:148). Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu soal tes tentang materi sifat-sifat cahaya untuk

mengukur hasil belajar siswa dan lembar pengamatan pembelajaran untuk menilai

aktivitas guru dan siswa. “Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban yang kemudian
41

dijadikan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa” (Sudjana 2011:35). Tes

yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes tertulis. Bentuk tes yaitu pilihan

ganda sebanyak 20 soal dengan empat opsi jawaban.

Sebelum soal menjadi alat ukur penelitian, terlebih dahulu soal

diujicobakan kepada kelas di luar sampel. Kelas uji coba dalam penelitian ini

yaitu siswa kelas VI SDN 1 Prigi kabupaten Banjarnegara. Data hasil analisis

tersebut kemudian dianalisis untuk mencari validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya beda. langkah-langkah analisis soal tersebut akan dijelaskan

secara rinci sebagai berikut:

3.5.1 Pengujian Validitas Instrumen

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah” (Arikunto 2010: 211). Dalam penelitian ini terdapat

dua validitas instrumen, yaitu validitas logis dan validitas empiris.

3.5.1.1 Validitas Logis

Validitas logis adalah validitas yang pada umumnya dilakukan oleh

pertimbangan para ahli. Validitas ini juga mempunyai peran penting untuk tes

pencapaian hasil belajar. Tidak ada formula matematis khusus, pengamatan serta

pertimbangan tentang bagaimana baik interpretasi tes evaluasi tersebut

menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur (Sukardi 2011: 33). Pada

penelitian ini, validitas logis dilakukan oleh dua ahli yaitu Drs. Daroni, M.Pd.

(pembimbing) dan Robingah (guru kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara)

dengan menggunakan lembar penilaian validitas logis.


42

3.5.1.2 Validitas Empiris

“Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila

sudah diuji dari pengalaman” (Arikunto 2012: 81). Pengujian tersebut dilakukan

dengan membandingkan kondisi intrumen yang bersangkutan dengan kriteria atau

sebuah ukuran. Jadi, sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas apabila

sudah dilakukan uji coba. Peneliti melakukan uji coba instrumen kepada siswa

kelas V SDN 1 Kalibenda Kabupaten Banjarnegara. Alasan peneliti memilih SDN

1 Kalibenda sebagai kelas uji coba karena adanya kesamaan kualitas sekolah baik

guru maupun siswa, serta wilayah yang tidak terlalu jauh sehingga masih

memungkinkan suasana di sekolah tersebut dengan tempat penelitian memiliki

suasana yang sama.

Pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan software statistical

product and service solution (SPSS) versi 17 dengan Corrected Item-Total

Correlation. Menu yang digunakan untuk mencari validitas pada SPSS 17 yaitu

analyze – scale – reliability analysis. Kriterianya yaitu butir soal dikatakan valid

jika rhitung ≥ rtabel pada taraf signifikansi 0,05, dan jika rhitung < rtabel, maka hasil

rhitung pada butir tertentu dinyatakan tidak valid (Priyatno 2010: 91). Rekap data

hasil penghitungan SPSS versi 17 pada soal tes uji coba dapat dibaca pada Tabel

3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba dengan rtabel = 0,396;
Taraf Signifikansi 0,05 dan n= 25 (Corrected Item-Total Correlation)

No Kriteria No Soal Jumlah


1. Valid 1, 3, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 18, 19, 22, 24, 25, 27, 29, 22
31, 32, 33, 36, 37, dan 40
2. Tidak Valid 2, 4, 5, 7, 11, 13, 16, 17, 20, 21, 23, 26, 28, 30, 18
34,35, 38, dan 38
43

Berdasarkan hasil outpout validitas emprik menggunakan SPSS versi 17,

diperoleh 22 butir soal yang valid dan 18 butir soal yang tidak valid. Butir soal

yang valid terdiri dari soal nomor 1, 3, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 18, 19, 22, 24, 25, 27,

29, 31, 32, 33, 36, 37, dan 40. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 18.

3.5.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut

dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut

digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sudjana 2011: 16).

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 17 dengan

metode cronbach alpha. Menu yang digunakan yaitu analyze – scale – reliability

analysis.

Kriteria untuk data yang dinyatakan reliabel menurut Sekaran (1992)

dalam Priyatno (2010: 98) yaitu reliabilitas kurang dari 0,6 dinyatakan kurang

baik, reliabilitas 0,7 dapat diterima dan reliabilitas di atas 0,8 dinyatakan baik.

Hasil uji reliabilitas tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran 18. Berikut adalah

hasil uji reliabilitas soal:

Tabel 3.2. Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.865 40

Hasil dari uji reliabilitas di atas menerangkan bahwa nilai cronbach alpha

sebesar 0,865. Jadi, dapat dikatakan bahwa soal-soal uji coba tersebut sudah

reliabel dan berkategori baik karena lebih dari 0,8.


44

3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu

mudah. Soal yang terlalu mudah akan membuat siswa tidak berpikir lebih dalam

memecahkan masalah. Soal yang terlalu sukar juga akan membuat siswa mudah

putus asa (Arikunto 2012: 222). Untuk mengetahui taraf kesukaran soal dapat

menggunakan rumus sebagai berikut:

B
P=
JS

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Banyaknya seluruh siswa peserta tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:

Soal dengan P 0,00 - 0,30 = soal kategori sukar

Soal dengan P 0,31 - 0,70 = soal kategori sedang

Soal dengan P 0,71 - 1,00 = soal kategori mudah

(Arikunto 2012: 223-5)

Penghitungan tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini dilakukan

dengan membandingkan jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar pada

setiap butir soalnya dan dibandingkan dengan banyaknya jumlah siswa peserta

tes. Berikut rekapitulasi hasil perhitungan manual analisis tingkat kesukaran. Soal

yang dianalisis tingkat kesukarannya hanya soal yang sudah valid dan reliabel.
45

Tabel 3.3. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba

No Kriteria No Soal Jumlah


1. Mudah 3, 10, 15, 22, 32, 33 6
2. Sedang 1, 6, 12, 14, 18, 24, 25, 27, 31, 36, 37, dan 40 12
3. Sukar 8, 9, 19, 29 4

3.5.4 Analisis Daya Beda

Daya pembeda soal menurut Arikunto (2012: 226) adalah kemampuan

suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan

siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan yaitu:

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menajwab benar

Untuk menafsirkan hasil dari analisis daya beda, Arikunto (2012: 232)

menafsirkannya sebagai berikut:

D = 0,00 – 0,20 berarti jelek (poor)

D = 0,21 – 0,40 berarti cukup (satisfactory)

D = 0,41 – 0,70 berarti baik (good)

D = 0,71 – ke atas berarti baik sekali (excellent)


46

Sebelum menganalisis daya beda soal, siswa terlebih dahulu dibagi

menjadi dua kelompok berdasarkan hasil yang diperoleh masing-masing siswa

dengan cara rangking. Kelompok ini nantinya dinamakan kelompok atas dan

kelompok bawah. Kelompok atas yaitu siswa dengan rangking 1 sampai 12,

sedangkan kelompok bawah yaitu siswa dengan rangking 14 sampai 25. Siswa

dengan rangking 13 tidak diikutkan dalam kelompok dan tidak ikut dihitung

karena dijadikan sebagai nilai tengah.

Penghitungan selanjutnya dilakukan dengan cara jumlah siswa kelompok

atas yang menjawab soal dengan benar dibanding jumlah siswa kelas atas (P A)

dikurangi jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

dibanding jumlah siswa kelas bawah (PB). Berdasarkan hasil perhitungan maka

diperoleh soal dengan kategori jelek, cukup, baik, dan baik sekali. Berikut

rekapitulasi hasil analisis daya beda.

Tabel 3.4. Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba

No Kriteria No Soal Jumlah


1. Jelek - 0
2. Cukup 9, 10, 24, 29, 32, 33, 36 7
3. Baik 1, 3, 6, 8, 14, 15, 19, 22, dan 37 9
4. Baik sekali 12, 18, 25, 27, 31, 40 6

Berdasarkan analisis daya beda tersebut terdapat 7 soal dengan kategori

cukup, 9 soal dengan kategori baik, dan 6 soal dengan kategori baik sekali. Dari

hasil analisis soal-soal uji coba tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat 22

butir soal yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai instrumen

penelitian. Memenuhi syarat dalam hal ini karena suda dinyatakan valid, reliabel
47

dan memenuhi kriteria mudah, sedang, sukar, dan memiliki daya beda cukup,

baik, dan baik sekali. Selanjutnya, dari 22 butir soal tersebut peneliti memilih 20

soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

Setelah data-data dalam penelitian ini terkumpul, langkah selanjutnya

yaitu menganalisis data. Dalam proses penganalisisan data terdapat berbagai

metode analisis data yang digunakan. Metode analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi deskripsi data, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir.

3.6.1 Deskripsi Data

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan dengan

mengujikan keefektifan penggunaan sebuah metode pembelajran eksperimen

terhadap hasil belajar IPA dengan materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V

SDN 1 Prigi. Hasil dari penelitian ini yaitu berupa data kuantitatif berupa hasil

belajar siswa. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan/scoring (Sugiyono 2014: 4).

3.6.2 Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis berguna untuk menentukan metode pengujian

hipotesis yang sesuai dengan data yang diperoleh. Uji prasyarat analisis yang

dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji

kesamaan rata-rata.

3.6.2.1 Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

program SPSS versi 17. Menu yang digunakan untuk mengetahui normalitas data
48

adalah analyze – descriptive statistic – explore. Kriteria yang digunakan dalam

menentukan data tersebut berdistribusi normal atau tidak, peneliti melihat nilai

signifikansi pada kolom kolmogorov-smirnov. Jika nilai signifikansinya > 0,05

maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal atau jika signifikansi <

0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Selanjutnya jika uji normalitas data

menunjukan data tersebut normal, maka analisis diteruskan dengan uji

homogenitas (Priyatno 2010: 73).

3.6.2.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk menyelidiki terpenuhi

tidaknya sifat homogen pada varians antar kelompok. Priyatno (2010: 76) juga

mengemukakan bahwa uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah

beberapa varians populasi data adalah sama atau tidak. Selanjutnya, Priyatno

(2010: 35) menjelaskan bahwa sebelum dilakukan uji t, harus dilakukan uji

homogenitas dengan Levene’s test.

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui rumus uji t mana yang akan

digunakan. Jika varians sama, maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed

dan jika varians berbeda, menggunakan Equal Variances Not Assumed. Uji

homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam distribusi

normal. Nilai homogenitas ditunjukkan melalui penghitungan dengan taraf

kesalahan 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka datanya

homogen. Pengujian homogenitas dihitung dengan program SPSS versi 17.

3.6.2.3 Uji Kesamaan Rata-rata

Uji kesamaan rata-rata dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan eksperimen sebelum pembelajaran
49

dilaksanakan. Uji ini dilakukan dengan cara menganalisis hasil tes awal siswa

kelas kontrol dan eksperimen.

Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.

Menu yang digunakan yaitu analyze – compare means – independent sample t

test. Untuk mengetahui apakah Ha atau Ho diterima atau ditolak yaitu dengan

melihat nilai t dalam kolom T-Test for Equality of Means. Nilai thitung

dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika didapatkan nilai thitung > ttabel, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Pengambilan keputusan

juga bisa dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansinya lebih dari

0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05

maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 35).

3.6.3 Analisis Akhir

Analisis akhir digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh setelah

dilakukan penelitian. Analisis ini untuk menguji hasil belajar siswa pada materi

sifat-sifat cahaya dari kelompok eksperimen dan kontrol setelah masing-masing

kelompok mendapatkan perlakuan yang berbeda. Analisis akhir ini dilaksanakan

saat semua data di lapangan telah terkumpul. Analisis akhir yang dilakukan yaitu

analisis hasil belajar yang diuji secara empiris dan statistik.

Pada analisis akhir secara statistik, pengujian hipotesis pertama normalitas

menyatakan data berdistribusi normal, maka analisis hasil belajar menggunakan

statistik parametris menerapkan rumus independent sample t-test yang

penghitungannya dilakukan dengan program SPSS versi 17. Menu yang

digunakan yaitu analyze – compare means – independent samples t test. Untuk


50

mengetahui apakah Ha atau Ho diterima atau ditolak, yaitu dengan melihat nilai t

dalam kolom t-test for equality of means. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai

ttabel. Jika didapatkan nilai thitung lebih besar daripada ttabel, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Pengambilan keputusan bisa juga

dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka

Ho diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka Ho

ditolak (Priyatno 2010: 35). Ketentuan di atas digunakan untuk menguji hipotesis

dengan uji dua pihak (two tailed).

Apabila pengujian normalitas menyatakan data tidak berdistribusi normal,

maka analisis hasil belajar menggunakan statistik nonparametris. Untuk pengujian

hipotesis menggunakan U Mann Whitney, menu yang dipilih yaitu analyze –

nonparametrics tests – 2 independent samples. Untuk mengetahui apakah Ha atau

Ho diterima atau ditolak yaitu dengan melihat nilai pada kolom asymp. Sig. (2-

tailed). Ketentuan dalam uji U Mann Whitney yaitu apabila Uhitung kurang dari

Utabel atau nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Sebaliknya, apabila Uhitung lebih dari atau sama dengan Utabel atau nilai signifikansi

lebih dari atau sama dengan 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Menurut Sugiyono (2014: 118), analisis akhir secara empiris

menggunakan rumus:

(O3-O1) - (O4-O2)
Keterangan:

O1 = rata-rata nilai hasil tes awal kelas eksperimen

O2 = rata-rata nilai hasil tes awal kelas kontrol


51

O3 = rata-rata nilai hasil tes akhir kelas eksperimen

O4 = rata-rata nilai hasil tes akhir kelas kontrol

Sementara itu, analisis statistik untuk uji keefektifan (hipotesis 2)

menggunakan uji pihak kanan (Sugiyono 2014: 219). Untuk melakukan uji pihak

kanan, harus mencari thitung terlebih dulu, kemudian dibandingkan dengan ttabel.

Jika menggunakan software SPSS, maka menggunakan pengujian one sample t

test. Langkah-langkahnya yaitu analyze - compare means - one sample t test.

Dari pengujian menggunakan uji t ini akan diketahui perbedaan rata-rata nilai

sampel di kelas eksperimen yang dibandingkan dengan rata-rata nilai sampel di

kelas kontrol. Dengan pengambilan keputusan jika –ttabel≤thitung ≤ttabel, maka Ho

diterima, artinya hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas eksperimen

tidak lebih baik daripada kelas kontrol. Jika –ttabel>thitung dan thitung> ttabel, maka Ho

ditolak, artinya hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas eksperimen

lebih baik daripada kelas kontrol (Priyatno 2010: 31).


BAB 5
PENUTUP

Penutup merupakan kajian kelima dalam penelitian. Bab ini berisi

simpulan dan saran dari hasil penelitian. Simpulan dan saran dari hasil penelitian

ini yaitu sebagai berikut.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian eksperimen yang

berjudul “Keefektifan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Sifat-sifat

Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara”, dapat

dikemukakan simpulan penelitian sebagai berikut.

(1) Terdapat perbedaan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V

antara yang menggunakan metode pembelajaran eksperimen dengan yang

menerapkan metode pembelajaran demonstrasi. Hal ini dibuktikan dengan

data hasil penghitungan menggunakan rumus independent samples t test

melalui program SPSS versi 17 yang menunjukkan nilai thitung= 2,648, ttabel =

2,020, dan nilai signifikansi sebesar 0,011. Artinya thitung > ttabel dan nilai

signifikansi < 0,05. Dengan demikian maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima.

(2) Hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V yang menggunakan

metode pembelajaran eksperimen lebih efektif daripada yang menggunakan

metode pembelajaran demonstrasi. Hal ini ditunjukkan dengan uji hipotesis

secara empiris yang menunjukkan bahwa tingkat keefektifan sebesar 8,85.

82
83

Selain itu juga dengan perolehan uji pihak kanan dengan one sample t test

yang menunjukkan bahwa thitung = 3,588 ttabel = 2,086 dan nilai signifikansi

0,002. Artinya bahwa thitung > ttabel dan nilai signifikansi < 0,05. Dengan

demikian maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, bahwa metode pembelajaran

eksperimen terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran

IPA materi sifat-sifat cahaya, sehingga disarankan:

5.2.1 Bagi Guru

Guru hendaknya mulai menggunakan metode eksperimen dalam

pembelajaran. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian, dimana metode

pembelajaran eksperimen efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Sementara itu, dalam rangka mendapatkan hasil belajar siswa yang lebih

maksimal dalam penerapan metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran

IPA, guru disarankan untuk:

(1) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi. Dalam kegiatan diskusi,

meskipun antaranggota dalam sebuah kelompok sudah saling memotivasi,

tetap saja ada beberapa siswa yang kurang termotivasi untuk mencari

pengetahuan dan pasif berpartisipasi. Oleh karena itu, guru perlu

membimbing siswa dalam kegiatan diskusi, sehingga siswa mampu

berpartisipasi aktif dan termotivasi untuk mencari dan membangun

pengetahuannya sendiri.

(2) Memberikan pengarahan kepada siswa untuk bersikap sportif atas keputusan

guru, sehingga siswa tidak mengeluh atau menggerutu.


84

(3) Menjelaskan tata cara pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen

secara rinci dan jelas, agar siswa benar-benar memahami tata cara

pelaksanaan model pembelajaran tersebut Dengan demikian, pembelajaran

dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.

(4) Menambah pengetahuan mengenai metode dalam pembelajaran, terutama

metode pembelajaran eksperimen. Dengan demikian, guru dapat lebih

memahami tata cara pelaksanaan metode pembelajaran, sehingga

pembelajaran berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

5.2.2 Bagi Sekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran

eksperimen lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa daripada metode

pembelajaran demonstrasi dalam pembelajaran IPA di SDN 1 Prigi Kabupaten

Banjarnegara, oleh karena itu kepada pihak sekolah disarankan untuk:

(1) Memberikan fasilitas dan kelengkapan yang mendukung metode

pembelajaran eksperimen baik bagi guru maupun siswa. Fasilitas dan

kelengkapan yang dimaksud antara lain media pembelajaran, sumber belajar

yang memadai, dan buku-buku relevan yang dapat digunakan guru untuk

lebih memahami metode pembelajaran eksperimen.

Memberikan sosialisasi kepada guru-guru kelas mengenai metode

pembelajaran eksperimen. Melalui sosialisasi, diharapkan semua guru kelas

mengetahui bahwa metode pembelajaran eksperimen efektif dalam meningkatkan

hasil belajar siswa. Dengan demikian, guru kelas dapat menerapkan metode

tersebut di kelas lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli dkk. 2008. Strategi Pembelajaran 3 SKS. Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimin. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi


Aksara

Cahyati, Rama. 2012. Strategi Pembelajaran Eksperimen. Online:


https://ramacahyati8910.wordpress.com/2012/11/15/strategi-pembelajaran-
eksperimen/ [accessed: 20/01/2015]

Duru, Adem. 2010. The Eksperimental Teaching in some of Topics Geometry.


Academic Journal. Usak University. [accessed: 10/04/2015]

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika

Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan: Teori dan
Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Kepel Press

Lestari, Riyanti Dini. 2013. Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Kelas V Pada Materi Sifat-
sifat Cahaya. Jurnal Skripsi. Universitas Indonesia. [accessed: 12/04/2015]

Meilinda. 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan


Metode Eksperimen pada Pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 02
Bermain Ilir. Jurnal Skripsi. [accessed: 10/04/2015]

Pangestika, Rintiz Rizkia. Keefektifan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran


Daur Air di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Sumbang Banyumas. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom

Rahmawati, Triyono, dan Suyanto. (t.t). Penerapan Metode Eksperimen dengan


Media Realia dalam Peningkatan Pembelaajran IPA bagi Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar. Jurnal. Universitas Sebelas Maret. [accessed: 10/04/2015]

Riduwan. 2013. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rifa‟i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press

85
86

Rositawaty, S dan Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
5 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia

Samatowa Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana

Slameto: 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:


Alfabeta

Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi


Aksara.

Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2011. Perkembangan Peserta Didik.


Jakarta: Universitas Terbuka

Sapriati, Amalia dkk. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka

Saregar, Sunarno, dan Cari. 2013. Pembelajaran Fisika Kontekstual melalui


Metode Eksperimen dan Demonstrasi Diskusi Menggunakan Multimedia
Interaktif ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kemampuan Verbal Siswa.
[accessed: 10/04/2015]

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Syuri, Ita dan Nurhasanah. 2006. Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar
Kelas V. Erlangga.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Kencana.
87

Undang-undang Repuplik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. 2009. Jakarta: Diperbanyak oleh CV Novindo
Pustaka Mandiri.

Widodo. 2013. Penerapan Metode Pembelajaran Kolaboratif untuk


Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran
Membaca Gambar Sketsa di SMK Negeri 2 Klaten. Jurnal Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta. [accessed: 10/04/2015]

Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran


IPA. Jakarta: Bumi Aksara

Wulandari, Desi. 2012. Definisi metode Pembelajaran Menurut Para Ahli.


Online: http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-metode-
pembelajaran-menurut.html [accessed: 20/01/2015]

Yulianingsih, Zainudin, dan Sukmawati. 2012. Penerapan Metode Eksperimen


dalam Pembelajaran IPA terhadap Hasil Belajar Kelas V SDN 15 Segedong.
Artikel Penelitian. Universitras Tanjungpura. [accessed: 10/04/2015]
88

Lampiran 1

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA


UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 PRIGI
Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481

DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL (VA)


TAHUN AJARAN 2014/2015

No NAMA L/P
1 Antiyani P
2 Hafidz L
3 Bela S. P
4 Jaka Antoni L
5 Kabul P. L
6 M. Z. Karim L
7 Afiyah A. P
8 Aldiana Dwi P. P
9 Alwan Nata P. L
10 Anggi L. P
11 Anggita N. P
12 Annas N. L
13 Arjuna V. R L
14 Dea Hasna P
15 Diva Dzari H. L
16 Andi N. L
17 K. Pangky T. L
18 Wisnu A. L
19 Fadil M. L
20 Dina S. R P
21 Mei Ristiana P
22 Riska Triana P
89

Lampiran 2

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA


UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 PRIGI
Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481

DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN (VB)


TAHUN AJARAN 2014/2015

No NAMA L/P
1 Nasib Junanto L
2 Feri Budiyanto L
3 Jaka Swara L
4 Puput Romadhon L
5 Yuliati Chomsyiyah P
6 Caisar Yudha Permana L
7 Faisal Fahrudin L
8 Mico Hendra Pratama L
9 Oca Willy L
10 Rahmadhan Dwi P. L
11 Rina Trianahayu P
12 Safana Dani Puspita P
13 Safitri Wahyu Agustin P
14 Safitna Azzakiyah P
15 Sofyan Ali Imron L
16 Tohid Darusman L
17 Vera Deka R. P
18 Vista Rahayu P
19 Wahyu Tani Hidayat L
20 Tegar Arya Guna L
21 Rohmatin Maghfiroh L
90

Lampiran 3

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA


UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 KALIBENDA
Alamat: Jalan Raya Wonosobo Km.5 Banjarnegara 53481

DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA (V)


TAHUN AJARAN 2014/2015

No Nama L/P No Nama L/P

1 Ahmad Fadhil L 14 Meilita Nur Azzahro P


2 Ahmad Salis L 15 Mega Andriana A. P
3 Damar Rojab Saputra L 16 Nanang Feriawan P L
4 Fisnu Giri Pandito L 17 Rere Gavriella A. P
5 Rifky Agil Saputra L 18 Silvia Priti Insania P
6 Tiana Rahmawati P 19 Tri Nur Khasanah P
7 Amalia Nisaul F P 20 Yoga Prasetyo L
8 Aninda Dewi H P 21 Putri Eka Maharani P
9 Arrafika Mauly A. P 22 Arifana Fajar Zacky L
10 L 23 Melati
Candra Oktavianto Kusumaningtyas P
11 Firdausa Meiana K L 24 Syafii‟ah Dhiya U P
12 Laela Kholifatun N P 25 Dimas Fadhil Aqila L
13 Melani Putria Syifa P

Mengetahui,
Lampiran 4
SILABUS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber


dasar pembelajaran Tehnik Bentuk Contoh waktu
Instrumen Instrumen
6.1. Sifat-sifat  Melakukan percobaan - Mendemonstras Tertulis Uraian 1. Apa yang 4jp Buku
Mendeskripsikan cahaya yang menyelidiki sifat ikan percobaan dimaksud IPA
sifat-sifat cahaya cahaya merambat lurus yang dengan
 Diskusi hasil menyelidiki pembiasan
percobaan sifat cahaya cahaya?
 Melaporkan hasil merambat lurus 2. Sebutkan
diskusi (pleno) dua
 Perbaikan dan - Mendemonstras macam
rangkuman ikan percobaan benda
 Melakukan percobaan yang yang
yang menyelidiki sifat menyelidiki mengguna
cahaya menembus sifat cahaya kan sifat-
benda bening menembus sifat
 Diskusi hasil benda bening cermin
cembung!

91
percobaan
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Tehnik Bentuk Contoh waktu
Instrumen Instrumen
 Melaporkan hasil - Mendemonstras 3. Sebutkan
diskusi (pleno) ikan percobaan dua contoh
 Perbaikan dan yang peristiwa
rangkuman menyelidiki pembiasan
 Melakukan percobaan sifat cahaya cahaya
yang menyelidiki sifat dapat yang dapat
cahaya dapat dipantulkan kita
dipantulkan jumpai
 Diskusi hasil - Mendemonstras dalam
percobaan ikan percobaan kehidupan
 Melaporkan hasil yang sehari-
diskusi (pleno) menyelidiki hari!
 Perbaikan dan sifat cahaya
rangkuman dapat dibiaskan
 Melakukan percobaan
yang menyelidiki sifat - Memberi
cahaya dapat dibiaskan contoh
peristiwa
 Diskusi hasil
pembiasan
percobaan
dalam
 Melaporkan hasil kehidupan
diskusi (pleno) sehari-hari
 Perbaikan dan
rangkuman - Menjelaskan
 Melakukan pemantulan
pengamatan tentang pada cermin
peristiwa yang (datar, cekung

92
menunjukkan
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Tehnik Bentuk Contoh waktu
Instrumen Instrumen
pembiasan cahaya dan cembung)
dalam kehidupan
sehari-hari
 Diskusi hasil
pengamatan
 Melaporkan hasil
diskusi (pleno)
 Perbaikan dan
rangkuman
 Melakukan percobaan
yang menyelidiki
pemantulan cahaya
pada cermin datar,
cekung dan cembung
 Diskusi hasil
percobaan
 Melaporkan hasil
diskusi (pleno)
 Perbaikan dan
rangkuman

6.2.Membuat Membuat  Menceritakan cara - Merancang Tertulis Isian 1. Periskop 6jp Buku
suatu periskop membuat model model periskop merupakan IPA
karya/model sederhana periskop atau lensa dan lensa alat ....
misal: Periskop sederhana dalam sederhana 2. Tujuan
atau lensa dari penerapan sifat-sifat merancang

93
bahan-bahan cahaya - Membuat gambar
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Tehnik Bentuk Contoh waktu
Instrumen Instrumen
sederhana  Membuat periskop dan periskop dan adalah ....
lensa sederhana sesuai lensa sederhana 3. Periskop
rancangan dari bahan- sesuai biasanya
bahan yang ada di rancangannya dipakai
lingkungan sekitar dari bahan- pada ....
 Menguji penggunaan bahan yang ada
periskop dan lensa dilingkungan
sederhana yang telah sekitar
dibuat
 Mendiskusikan hasil - Membuat
pengujian laporan hasil
 Perbaikan dari hasil pengujian model
karyanya periskop dan
 Membuat laporan dari lensa sederhana
hasil pengujian model
periskop dan lensa
sederhana
 Memprosentasekan
laporan

94
SILABUS PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lampiran 5
METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber


dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
6.1. Sifat-sifat a. Percobaan awal: - Mendemonstrasika Tertulis Uraian 1. Sebutka 2jp Next Step
Mendeskripsika cahaya: setelah guru n percobaan yang n sifat IPA Aktif 5
n sifat-sifat 1. Dapat membagi siswa menyelidiki sifat cahaya untuk
cahaya menembus dalam beberapa cahaya merambat pada Sekolah
benda kelompok, lurus benda Dasar
bening siswa kemudian bening! Kelas V,
2. Merambat melakukan - Mendemonstrasika karangan
lurus percobaan n percobaan yang Ita Syuri
3. Dapat untuk menyelidiki sifat dan
dipantulkan membuktikan cahaya menembus Nurhasana
adanya sifat- benda bening h
sifat cahaya
dapat - Mendemonstrasika
menembus n percobaan yang
benda bening, menyelidiki sifat

95
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
merambat lurus, cahaya dapat
dan dapat dipantulkan
dipantulkan.
b. Pengamatan:
bersamaan
dengan
percobaan,
siswa juga
melakukan
pengamatan
dengan
mencatat hal-
hal penting
yang terjadi saat
proses
percobaan.
c. Hipotesis awal:
setelah siswa
selesai
melakukan
percobaan,
kemudian siswa
berdiskusi
untuk
merumuskan
hipotesis
sementara

96
berdasarkan
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
hasil
pengamatannya
pada percobaan.
d. Verifikasi:
setelah diskusi
selesai, siswa
menyampaikan
hasil dskusi di
depan kelas.
Guru bertugas
sebagai
pendamping
dan pengawas
dalam
presentasi serta
meluruskan hal-
hal yang kurang
benar selama
proses diskusi.
e. Aplikasi konsep
dan evaluasi:
siswa
mengerjakan
soal yang
berhubungan
dengan materi.

97
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
6.1. Sifat-sifat a. Percobaan awal: - Mendemonstrasika Tertulis Uraian 1. Mengap 2jp Next Step
Mendeskripsika cahaya: setelah guru n percobaan yang a cahaya IPA Aktif 5
n sifat-sifat 1. Dapat membagi siswa menyelidiki sifat putih untuk
cahaya dibiaskan dalam beberapa cahaya dapat dikataka Sekolah
2. Dapat kelompok, dibiaskan n terdiri Dasar
diuraikan siswa kemudian - Mendemonstrasika dari Kelas V,
melakukan n percobaan yang berbagai karangan
percobaan menyelidiki sifat warna? Ita Syuri
untuk cahaya dapat dan
membuktikan diuraikan Nurhasana
adanya sifat- h
sifat cahaya
dapat dibiaskan
dan dapat
diuraikan.
b. Pengamatan:
bersamaan
dengan
percobaan,
siswa juga
melakukan
pengamatan
dengan
mencatat hal-
hal penting
yang terjadi saat
proses

98
percobaan.
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
c. Hipotesis awal:
setelah siswa
selesai
melakukan
percobaan,
kemudian siswa
berdiskusi
untuk
merumuskan
hipotesis
sementara
berdasarkan
hasil
pengamatannya
pada percobaan.
d. Verifikasi:
setelah diskusi
selesai, siswa
menyampaikan
hasil dskusi di
depan kelas.
Guru bertugas
sebagai
pendamping
dan pengawas
dalam
presentasi serta

99
meluruskan hal-
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
hal yang kurang
benar selama
proses diskusi.
e. Aplikasi konsep
dan evaluasi:
siswa
mengerjakan
soal yang
berhubungan
dengan materi.

100
Lampiran 6
SILABUS PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi Kabupaten Banjarnegara


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber


dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
6.1. Sifat-sifat 1. Kegiatan Inti - Mendemonstrasik Tertulis Uraian 2. Sebutkan 2jp Next
Mendeskripsik cahaya: a. Eksplorasi an percobaan sifat Step IPA
an sifat-sifat 1. Merambat - Guru yang menyelidiki cahaya Aktif 5
cahaya lurus menyampaikan sifat cahaya pada untuk
2. Dapat materi tentang merambat lurus benda Sekolah
menembus cahaya sebagai bening! Dasar
benda bening pengantar. - Mendemonstrasik Kelas V,
3. Dapat - Guru membagi an percobaan karangan
dipantulkan siswa menjadi yang menyelidiki Ita Syuri
lima kelompok, sifat cahaya dan
masing-masing menembus benda Nurhasan
kelompok bening ah
beranggotakan
4-5 siswa. - Mendemonstrasik

101
- Guru an percobaan
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
menjelaskan yang menyelidiki
materi tentang sifat cahaya dapat
sifat cahaya dipantulkan
merambat lurus.
- Guru
melakukan
demonstrasi
percobaan
tentang sifat
cahaya dapat
merambat lurus.
- Guru
menjelaskan
materi tentang
sifat cahaya
menembus
benda bening.
- Guru
melakukan
demonstrasi
percobaan
tentang sifat
cahaya
menembus
benda bening.
- Guru
menjelaskan

102
materi tentang
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
sifat cahaya
dapat
dipantulkan.
- Guru
melakukan
demonstrasi
percobaan
tentang sifat
cahaya dapat
dipantulkan.
b. Elaborasi
- Siswa secara
berkelompok
mengamati
demonstrasi
yang dilakukan
oleh guru.
- Siswa mencatat
peristiwa
tersebut pada
lembar kerja
dan
pengamatan.
- Siswa
mendiskusikan
hasil
pengamatan

103
yang diperoleh
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
dari
demonstrasi
guru.
- Siswa
merumuskan
hipotesis
tentang sifat
cahaya dapat
merambat lurus,
menembus
benda bening
dan dapat
dipantulkan.
- Siswa
melaporkan
hasil diskusi
kepada
kelompok lain.
c. Konfirmasi
- Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menanyakan
hal-hal yang
kurang

104
dimengerti.
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
- Guru
memberikan
umpan balik
positif dan
penguatan
dalam bentuk
lisan terhadap
keberhasilan
siswa.

6.1. Sifat-sifat 1. Kegiatan Inti - Mendemonstrasik Tertulis Uraian 2. Mengapa 2jp Next
Mendeskripsik cahaya: a. Eksplorasi an percobaan cahaya Step IPA
an sifat-sifat 1. Dapat - Guru membagi yang menyelidiki putih Aktif 5
cahaya dibiaskan siswa menjadi sifat cahaya dapat dikataka untuk
2. Dapat lima kelompok, dibiaskan n terdiri Sekolah
diuraikan masing-masing dari Dasar
kelompok - Mendemonstrasik berbagai Kelas V,
beranggotakan an percobaan warna? karangan
4-5 siswa. yang menyelidiki Ita Syuri
- Guru sifat cahaya dapat dan
menjelaskan diuraikan Nurhasan
materi tentang ah
sifat cahaya
dapat dibiaskan.
- Guru
melakukan
demonstrasi

105
percobaan
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
tentang sifat
cahaya dapat
dibiaskan.
- Guru
menjelaskan
materi tentang
sifat cahaya
dapat diuraikan.
- Guru
melakukan
demonstrasi
percobaan
tentang sifat
cahaya dapat
diuraikan.
b. Elaborasi
- Siswa secara
berkelompok
mengamati
demonstrasi
yang dilakukan
oleh guru.
- Siswa mencatat
peristiwa
tersebut pada
lembar kerja
dan

106
pengamatan.
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
- Siswa
mendiskusikan
hasil
pengamatan
yang diperoleh
dari
demonstrasi
guru.
- Siswa
merumuskan
hipotesis
tentang sifat
cahaya dapat
dibiaskan dan
dapat diuraikan.
- Siswa
melaporkan
hasil diskusi
kepada
kelompok lain.
c. Konfirmasi
- Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menanyakan

107
hal-hal yang
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber
dasar pembelajaran Teknik Bentuk Contoh waktu
instrumen instrumen
kurang
dimengerti.
- Guru
memberikan
umpan balik
positif dan
penguatan
dalam bentuk
lisan terhadap
keberhasilan
siswa.

108
109
110

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran dengan Metode Eksperimen di Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke-1

oleh
Indah Larasati
1401411184

PGSD UPP TEGAL


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
111

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN I)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model

B. KOMPETENSI DASAR
6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

C. INDIKATOR PEMBELAJARAN
6.1.1. Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki
sifat cahaya merambat lurus
6.1.2. Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki
sifat cahaya dapat menembus benda bening
6.1.3. Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki
sifat cahaya dapat dipantulkan

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melakukan percobaan tentang sifat cahaya dengan metode
eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya merambat lurus.
2. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya merambat lurus dalam kehidupan
sehari-hari.
112

3. Setelah melakukan percobaan tentang sifat cahaya dengan metode


eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat menembus
benda bening.
4. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening
dalam kehidupan sehari-hari.
5. setelah melakukan percobaan tentang sifat cahaya dengan metode
eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat dipantulkan.
6. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening
dalam kehidupan sehari-hari.

E. KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN


1. Jujur
2. Bersahabat/komunikatif
3. Peduli sosial
4. Kerja keras
5. Kerja sama

F. MATERI POKOK
Sifat cahaya dapat menembus benda bening, merambat lurus dan dapat
dipantulkan (Terlampir)

G. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Pemberian tugas
4. Tanya-jawab
5. Eksperimen
113

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
a. Guru memasuki kelas dan memberi salam.
b. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
c. Guru melakukan presensi.
d. Guru melakukan apersepsi dengan memainkan game.
- Separuh anak diinstruksikan untuk maju ke depan kelas,
setelah itu kembali ke tempat duduk. Selanjutnya, separuh lagi
maju namun saat kembali ke tempat duduk dengan keadaan
mata tertutup. Kemudian guru melakukan tanya jawab setelah
melakukan permainan tersebut.
e. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru menyampaikan materi tentang cahaya sebagai pengantar.
Kemudian menjelaskan sedikit tentang sifat cahaya merambat
lurus, menembus benda bening dan dapat dipantulkan.
- Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
b. Elaborasi
- Percobaan awal: setelah guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok, siswa kemudian melakukan percobaan untuk
membuktikan adanya sifat-sifat cahaya dapat menembus benda
bening, merambat lurus, dan dapat dipantulkan.
- Pengamatan: bersamaan dengan percobaan, siswa juga melakukan
pengamatan dengan mencatat hal-hal penting yang terjadi saat
proses percobaan.
- Hipotesis awal: setelah siswa selesai melakukan percobaan,
kemudian siswa berdiskusi untuk merumuskan hipotesis sementara
berdasarkan hasil pengamatannya pada percobaan.
114

- Verifikasi: setelah diskusi selesai, siswa menyampaikan hasil dskusi


di depan kelas. Guru bertugas sebagai pendamping dan pengawas
dalam presentasi serta meluruskan hal-hal yang kurang benar selama
proses diskusi.
- Aplikasi konsep dan evaluasi: siswa mengerjakan soal yang
berhubungan dengan materi.
c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal-hal yang kurang dimengerti.
- Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan materi yang diajarkan dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan.
b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa
mengoreksi hasil evaluasi.
d. Guru memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.
e. Guru mengucapkan salam penutup.

I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


A. Media Pembelajaran:
1. Lampu senter
2. Gelas bening
3. Gelas berwarna
4. Kertas karton
5. Kertas tipis
6. Botol bening berisi air jernih
7. Botol bening berisi air keruh
8. Buku
9. Kaca bening
115

10. Lilin
11. Korek api
12. Stereofoam
13. Cutter/silet
14. Gunting
15. Sendok alumunium
16. Cermin
B. Sumber Belajar:
- Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V karangan Ita
Syuri M.Pd. dan Dra. Nurhasanah, Penerbit Erlangga, Tahun 2006,
halaman 165-187.
- Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karangan S Rositawaty dan
Aris Muharam, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, halaman 97-114.
- Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana
Kusumawati, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Tahun 2008,
halaman 109-117.

J. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil
2. Teknik Penilaian : Tes
3. Jenis Penilaian : Tes tertulis
4. Bentuk Penilaian : Isian
5. Instrumen Penilaian :
- Lembar Kerja Siswa (terlampir)
- Lembar Evaluasi (terlampir)
- Kunci Jawaban (terlampir)
- Kisi-kisi soal (terlampir)
6. Skor Penilaian :
Jumlah skor maksimal = 50
116

NA = skor perolehan x 100


skor maksimal

Banjarnegara, 15 April 2015


117

Lampiran

MATERI AJAR

Cahaya adalah energi berbrntuk gelombang elektromagnet dengan panjang


gelombang sekitar 380-750 nanometer. Cahaya dapat berasal dari matahari,
lampu, senter, dsb. Benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber
cahaya. Sumber cahaya yang utama bagi bumi yaitu matahari.
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu cahaya tampak dan cahaya
tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang dapat ditangkap oleh mata.
Cahaya tidak tampak adalah cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata,
misalnya sinar x, sinar ultraviolet, sinar gama, dan sinar infra merah.
Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya
bagi kehidupan. Sifat-sifat cahaya yaitu: cahaya merambat lurus, cahaya dapat
menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan
bila melalui dua medium yang berbeda (Syuri dan Nurhasanah 2006:167).
1) Cahaya Merambat Lurus
Saat berjalan dalam kegelapan, kalian memerlukan senter. Ketika senter
kalian nyalakan, bagaimana arah rambatan cahaya yang memancar dari senter
tersebut? Arah rambatan cahaya dari senter tampak lurus yang menunjukkan
bahwa cahaya merambat lurus.
2) Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Amatilah ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari. Ke mana pun
kamu berjalan, selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu
akan hilang ketika kamu masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon
yang besar. Bagaimana bayangan tubuhmu dapat terbentuk?
Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda.
Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu
sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu
dan pohon yang besar.
118

Sekarang amatilah sebuah gelas bening. Sorotlah dengan lampu senter


gelas bening itu. Apakah ada bayangan gelap di sekitar gelas tersebut? Cahaya
senter dapat menembus gelas itu. Gelas termasuk benda bening karena dapat
ditembus cahaya.
3) Cahaya dapat Dipantulkan
Mungkin kamu pernah mengalami mati lampu di rumahmu pada malam
hari. Ketika itu, di sekeliling rumah gelap gulita. Orang tuamu akan menyalakan
lilin atau menggunakan lampu senter untuk melihat sekeliling rumahmu.
Coba kamu sorotkan senter ke dinding kamarmu yang gelap itu. Kamu
akan melihat cahaya senter dipantulkan baur atau tidak teratur oleh dinding.
Mengapa demikian?
Sekarang lakukan kegiatan berikut di sekolah. Lihatlah teman sebangkumu
melalui cermin. Temanmu dapat terlihat di cermin karena cahaya yang berasal
dari temanmu dipantulkan ke cermin, kemudian oleh cermin dipantulkan kembali
ke mata. Hal ini merupakan salah satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan
jika mengenai suatu permukaan.
Ketika cahaya mengenai permukaan yang licin, seperti cermin datar,
cahaya akan dipantulkan. Cermin datar akan memantulkan sinar pada satu arah
saja. Pemantulan cermin ini disebut pemantulan teratur. Akan tetapi, jika cahaya
mengenai permukaan yang kasar, pantulan cahayanya akan terhambur ke segala
arah. Pemantulan cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (difus).
119

LEMBAR KEGIATAN SISWA 1

Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................

Sub pokok bahasan : Cahaya dapat menembus benda bening


Alokasi waktu : 10 menit
Petunjuk:
Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan.
Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!

A. Alat dan Bahan


1. Kertas tipis
2. Kertas karton
3. Lampu senter
4. Gelas bening
5. Botol bening berisi air jernih
6. Botol bening berisi air keruh
7. Buku
8. Kaca bening
9. Gelas berwarna
B. Langkah Kegiatan
1. Letakkan masing-masing benda di atas meja
2. Sorotkan cahaya dari lampu sentermu mengenai masing-masing benda
3. Amati berkas cahaya senter di balik tiap benda saat disinari
4. Catatlah hasil kegiatanmu pada tabel berikut dengan memberi tanda
(√)
120

Tabel hasil pengamatan


No. Nama benda Tembus Tidak tembus
cahaya senter cahaya senter
1. Kertas tipis
2. Kertas karton
3. Gelas bening
4. Kaca bening
5. Botol bening berisi air jernih
6. Botol bening berisi air keruh
7. Buku
8. Gelas berwarna

Pertanyaan Diskusi:
1. Apa saja benda yang dapat ditembus cahaya senter?
2. Apa saja benda yang tidak dapat ditembus cahaya senter?
3. Apakah cahaya senter dapat menembus botol berisi air jernih?
4. Apakah cahaya senter dapat menembus botol berisi air keruh?
5. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan tersebut?

Jawaban:
121

LEMBAR KEGIATAN SISWA 2

Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................

Sub pokok bahasan : Cahaya dapat merambat lurus


Alokasi waktu : 10 menit
Petunjuk:
Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan.
Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!

A. Alat dan Bahan


1. Kardus
2. Lilin
3. Korek api
4. Stereofoam
5. Cutter/silet
6. gunting
B. Langkah Kegiatan
1. Siapkan 3 lembar potongan kardus dengan ukuran sama besar.
2. Pada tiap-tiap potongan kardus, dibuat lubang kecil tepat
ditengahnya.
3. Tegakkan potongan kardus tersebut dengan menggunakan
stereofoam. Usahakan agar lubang pada satu garis lurus.
4. Letakkan sebuah lilin yang menyala di belakang potongan kardus
yang ketiga.
122

5. Lihatlah cahaya lilin dari depan potongan kardus yang paling dekat
dengan mata. Dapatkah kamu melihat lilin itu?
6. Salah satu karton digeser ke kanan atau kiri sehingga ketiga lubang
tidak dalam satu garis lurus. Dapatkah kamu melihat cahaya lilin?
7. Catatlah hasil kegiatanmu pada tabel berikut dengan memberi
tanda (√)
Tabel hasil pengamatan
No. Posisi lubang-lubang Cahaya lilin
Terlihat Tidak terlihat

1. Dalam satu garis lurus


2. Tidak dalam satu garis lurus

Pertanyaan Diskusi:
1. Kapan cahaya lilin dapat terlihat ?
2. Kapan cahaya lilin tidak dapat terlihat?
3. Apa yang kamu dapat simpulkan dari kegiatan tersebut?

Jawaban:
123

LEMBAR KEGIATAN SISWA 3

Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................

Sub pokok bahasan : Cahaya dapat dipantulkan


Alokasi waktu : 10 menit
Petunjuk:
Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan.
Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!

A. Alat dan Bahan


1. Cermin
2. Sendok alumunium
B. Langkah Kegiatan
1. Arahkan cermin pada sinar matahari.
2. Perhatikan bagaimana arah sinar matahari tersebut.
3. Hadapkan cermin ke depan wajah. Bagaimana bayangan yang
terbentuk di dalam cermin?
4. Hadapkan sendok bagian dalam ke depan wajah. Bagaimana
bayangan yang terbentuk pada sendok bagian dalam?
5. Hadapkan sendok bagian luar ke depan wajah. Bagaimana
bayangan yang terbentuk pada sendok bagian luar?
6. Catatlah hasil kegiatanmu dengan menjawab soal berikut!
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada cermin datar?
2. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian dalam?
124

3. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian luar?


4. Bagaimana arah sinar matahari pada cermin?
5. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Jawaban:
125

SOAL EVALUASI

Nama :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 10 menit

Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!


1. Semua benda yang memancarkan cahaya disebut ....
2. Benda-benda di sekitar kita dapat dilihat karena adanya ....
3. Contoh benda yang tidak tembus cahaya yaitu ....
4. Kita dapat melihat bayangan kita di cermin, merupakan salah satu sifat
cahaya yaitu cahaya dapat ....
5. Bagian dalam sendok makan, merupakan contoh cermin ....

KUNCI JAWABAN

1. Sumber cahaya (10)


2. Cahaya (10)
3. Kardus (10)
4. Dipantulkan (10)
5. Cekung (10)

Penilaian = skor perolehan x 100


skor maksimal
KISI – KISI SOAL EVALUASI

SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR


MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER : V / II
ALOKASI WAKTU : 10 MENIT

No Standar Kompetensi Materi Indikator Soal Jenis Ranah Nomor Tingkat


Kompetensi Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Kesulitan
1. 6. Menerapkan 6.1. Sifat-sifat - Siswa dapat menyebutkan Isian C2 1 Sedang
sifat-sifat Mendeskripsi cahaya: pengertian sumber cahaya
cahaya melalui kan sifat- 1. Menembu - Siswa dapat menyebutkan Isian C1 2 Mudah
s benda manfaat cahaya
kegiatan sifat cahaya
bening - Siswa dapat menyebutkan satu
membuat suatu contoh benda yang tidak Isian C1 3 Mudah
2. Merambat
karya/model tembus cahaya
lurus
3. Dapat - Disediakan contoh penerapan
dipantulka sifat cahaya dalam kehidupan Isian C3 4 Sedang
n sehari-hari. Siswa dapat
menyebutkan sifat cahaya
yang ada pada contoh
- Disediakan contoh penerapan
cermin pada benda. Siswa
dapat menyebutkan penerapan Isian C2 5 Sedang
cermin yang ada pada contoh

126
Lampiran 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran dengan Metode Eksperimen di Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke-2

oleh

127
Indah Larasati
1401411184

PGSD UPP TEGAL


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN II)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)

128
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

B. KOMPETENSI DASAR
6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

C. INDIKATOR PEMBELAJARAN
6.1.4. Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat dibiaskan
6.1.5. Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat diuraikan

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melakukan percobaan tentang sifat cahaya dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat
dibiaskan.
2. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya dapat dibiaskan
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Setelah melakukan percobaan tentang dengan metode eksperimen, siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan.

129
4. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat menyebutkan contoh sifat cahaya dapat diuraikan
dalam kehidupan sehari-hari.

E. KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN


1. Jujur
2. Bersahabat/komunikatif
3. Peduli sosial
4. Kerja keras
5. Kerja sama

F. MATERI POKOK
Sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan (Terlampir)

G. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Eksperimen
4. Pemberian tugas

130
5. Tanya-jawab

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
a. Guru memasuki kelas dan memberi salam.
b. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran.
c. Guru melakukan presensi.
d. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.
e. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru menjelaskan sedikit tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan.
- Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
b. Elaborasi
- Percobaan awal: setelah guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, siswa kemudian melakukan percobaan untuk
membuktikan adanya sifat-sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan.
- Pengamatan: bersamaan dengan percobaan, siswa juga melakukan pengamatan dengan mencatat hal-hal penting yang terjadi
saat proses percobaan.

131
- Hipotesis awal: setelah siswa selesai melakukan percobaan, kemudian siswa berdiskusi untuk merumuskan hipotesis
sementara berdasarkan hasil pengamatannya pada percobaan.
- Verifikasi: setelah diskusi selesai, siswa menyampaikan hasil dskusi di depan kelas. Guru bertugas sebagai pendamping dan
pengawas dalam presentasi serta meluruskan hal-hal yang kurang benar selama proses diskusi.
- Aplikasi konsep dan evaluasi: siswa mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi.
c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
- Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan materi yang diajarkan dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan.
b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa mengoreksi hasil evaluasi.
d. Guru memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.
e. Guru mengucapkan salam penutup.

I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


A. Media Pembelajaran:
1. Sendok
2. Pensil

132
3. Gelas bening
4. Kertas karton
5. Kertas putih
6. Lem
7. Gunting
8. Jarum
9. Benang
10. Jangka
11. Spidol warna
B. Sumber Belajar:
- Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V karangan Ita Syuri M.Pd. dan Dra. Nurhasanah, Penerbit
Erlangga, Tahun 2006, halaman 165-187.
- Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karangan S Rositawaty
dan Aris Muharam, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 97-114.
- Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, halaman 109-117.

J. PENILAIAN

133
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil
2. Teknik Penilaian : Tes
3. Jenis Penilaian : Tes tertulis
4. Bentuk Penilaian : Isian
5. Instrumen Penilaian :
- Lembar Kerja Siswa (terlampir)
- Lembar Evaluasi (terlampir)
- Kunci Jawaban (terlampir)
6. Skor Penilaian :
Jumlah skor maksimal = 40
NA = skor perolehan x 100
skor maksimal

Banjarnegara, 18 April 2015

134
Lampiran
MATERI AJAR

1. Cahaya dapat Dibiaskan

135
Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa
pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan.
Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis
normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat
yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal
daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi
air. Pensil tersebut akan tampak patah.
2. Cahaya dapat Diuraikan
Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi
berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas
banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna pelangi.
Kamu juga dapat mengamati peristiwa dispersi cahaya pada balon air. Kamu dapat menggunakan air sabun untuk
membuat balon air. Jika air sabun ditiup di bawah sinar matahari, kamu akan melihat berbagai macam warna berkilauan pada
permukaan balon air tersebut.

LEMBAR KEGIATAN SISWA 1

136
Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................

Sub pokok bahasan : Cahaya dapat dibiaskan


Alokasi waktu : 10 menit
Petunjuk:
Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan.
Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!

A. Alat dan Bahan


1. Sendok
2. Gelas bening
3. Pulpen/pensil
B. Langkah Kegiatan
1. Letakkan dua gelas bening di atas meja

137
2. Isi salah satu gelas bening dengan air
3. Letakkan pensil/pulpen dan sendok ke dalam kedua gelas tersebut
4. Amati apa yang terjadi
5. Catat hasil kegiatanmu pada tabel berikut!
Tabel hasil pengamatan
No. Nama benda Gelas berisi Gelas kosong
air
1. Sendok
2. Pulpen/pensil

Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana sendok dan pulpen yang terlihat pada gelas kosong?
2. Bagaimana sendok dan pulpen yang terlihat pada gelas berisi air?
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Jawaban:

138
139
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2

Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................

Sub pokok bahasan : Cahaya dapat diuraikan


Alokasi waktu : 10 menit
Petunjuk:
Bacalah dengan seksama langkah kerja dan pertanyaan sebelum melakukan percobaan.
Silahkan bekerja sama dengan kelompok masing-masing!

A. Alat dan Bahan

140
1. Kertas karton
2. Kertas putih
3. Spidol warna
4. Benang
5. Jarum
6. Gunting
7. Jangka
8. Lem
B. Langkah Kegiatan
1. Sediakan kertas karton, kertas manila putih, pensil dan spidol warna
2. Buatlah 2 buah lingkaran dari kertas karton dan kertas manila putih dengan garis tengah 12 cm
3. Bagilah lingkaran manila putih I menjadi 6 bagian dan warnailah tiap-tiap bagian dengan warna yang berbeda yaitu
merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu
4. Bagilah lingkaran manila putih II menjadi 4 bagian dan warnailah dengan warna yang berbeda yaitu merah, kuning, biru
dan hijau
5. Tempelkan kertas manila tersebut pada kertas karton
6. Lubangi bagian tengah lingkaran tersebut menggunakan jarum dan masukkan benang ke dalam lubang tersebut sehingga
menjadi cakram
7. Putar cakram tersebut dan amati apa yang terjadi pada lingkaran saat berputar

141
8. Catat hasil pengamatanmu pada tabel
Tabel hasil pengamatan
No. Lingkaran Bagaimana warna yang
terlihat pada cakram
1. Lingkaran I
2. Lingkaran II

Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana warna cakram saat berputar dengan cepat?
2. Mengapa demikian?
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Jawaban:

142
SOAL EVALUASI

Nama :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 10 menit

Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!


1. Perambatan cahaya melalui dua zat yang kerapatannya berbeda akan mengalami ....
2. Warna-warna cahaya yang membentuk cahaya putih disebut ....
3. Terjadinya pelangi merupakan contoh peristiwa ....
4. Cahaya yang datang dari udara menuju air dibiaskan ... garis normal.
KUNCI JAWABAN

143
1. Pembiasan cahaya (10)
2. Spektrum cahaya (10)
3. Penguraian cahaya (10)
4. Mendekati (10)

Penilaian = skor perolehan x 100


skor maksimal

144
KISI – KISI SOAL EVALUASI

SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR


MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER : V / II
ALOKASI WAKTU : 10 MENIT

No Standar Kompetensi Materi Indikator Soal Jenis Ranah Nomor Tingkat


Kompetensi Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Kesulitan
1. 6. Menerapkan 6.1. Sifat-sifat - Siswa dapat menjelaskan Isian C2 1 Sedang
sifat-sifat Mendeskripsi cahaya: peristiwa pembiasan
cahaya melalui kan sifat- 1. Dapat cahaya Isian C2 2 Sedang
kegiatan sifat cahaya dibiask - Siswa dapat menjelaskan
membuat suatu an pengertian spektrum Isian C2 3 Sedang
karya/model 2. Dapat cahaya
diuraik - Siswa dapat menyebutkan
an contoh peristiwa Isian C2 4 Mudah
penguraian cahaya
- Siswa dapat menjelaskan
proses pembiasan cahaya

145
146

Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi di Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-1

oleh
Indah Larasati
1401411184

PGSD UPP TEGAL


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
147

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL (PERTEMUAN I)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model

B. KOMPETENSI DASAR
6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

C. INDIKATOR PEMBELAJARAN
6.1.1. Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki
sifat cahaya merambat lurus
6.1.2. Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki
sifat cahaya dapat menembus benda bening
6.1.3. Mendemonstrasikan percobaan sifat-sifat cahaya yang menyelidiki
sifat cahaya dapat dipantulkan

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat
menjelaskan sifat cahaya merambat lurus.
2. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya merambat lurus dalam kehidupan
sehari-hari.
148

3. Setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat


menjelaskan sifat cahaya dapat menembus benda bening.
4. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening
dalam kehidupan sehari-hari.
5. setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat
menjelaskan sifat cahaya dapat dipantulkan.
6. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya dapat menembus benda bening
dalam kehidupan sehari-hari.

E. KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN


1. Jujur
2. Bersahabat/komunikatif
3. Peduli sosial
4. Kerja keras
5. Kerja sama

F. MATERI POKOK
Sifat cahaya dapat menembus benda bening, merambat lurus dan dapat
dipantulkan (Terlampir)

G. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Pemberian tugas
4. Tanya-jawab
5. Demonstrasi
149

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
a. Guru memasuki kelas dan memberi salam.
b. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
c. Guru melakukan presensi.
d. Guru melakukan apersepsi dengan memainkan game.
- Separuh anak diinstruksikan untuk maju ke depan kelas,
setelah itu kembali ke tempat duduk. Selanjutnya, separuh lagi
maju namun saat kembali ke tempat duduk dengan keadaan
mata tertutup. Kemudian guru melakukan tanya jawab setelah
melakukan permainan tersebut.
e. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru menyampaikan materi tentang cahaya sebagai pengantar.
- Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
- Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya merambat lurus.
- Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya
dapat merambat lurus.
- Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya menembus
benda bening.
- Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya
menembus benda bening.
- Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya dapat
dipantulkan.
- Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya
dapat dipantulkan.
150

b. Elaborasi
- Siswa secara berkelompok mengamati demonstrasi yang
dilakukan oleh guru.
- Siswa mencatat peristiwa tersebut pada lembar kerja dan
pengamatan.
- Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang diperoleh dari
demonstrasi guru.
- Siswa merumuskan hipotesis tentang sifat cahaya dapat
merambat lurus, menembus benda bening dan dapat
dipantulkan.
- Siswa melaporkan hasil diskusi kepada kelompok lain.
c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
- Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan materi yang diajarkan dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan.
b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa
mengoreksi hasil evaluasi.
d. Guru memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.
e. Guru mengucapkan salam penutup.

I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


A. Media Pembelajaran:
1. Lampu senter
2. Gelas bening
3. Gelas berwarna
4. Kertas karton
151

5. Kertas tipis
6. Botol bening berisi air jernih
7. Botol bening berisi air keruh
8. Buku
9. Kaca bening
10. Lilin
11. Korek api
12. Stereofoam
13. Cutter/silet
14. Gunting
15. Sendok alumunium
16. Cermin
B. Sumber Belajar:
- Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V karangan Ita
Syuri M.Pd. dan Dra. Nurhasanah, Penerbit Erlangga, Tahun 2006,
halaman 165-187.
- Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karangan S Rositawaty dan
Aris Muharam, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, halaman 97-114.
- Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana
Kusumawati, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Tahun 2008,
halaman 109-117.

J. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil
2. Teknik Penilaian : Tes
3. Jenis Penilaian : Tes tertulis
4. Bentuk Penilaian : Isian
5. Instrumen Penilaian :
- Lembar Kerja Siswa (terlampir)
152

- Lembar Evaluasi (terlampir)


- Kunci Jawaban (terlampir)
- Kisi-kisi soal (terlampir)
6. Skor Penilaian :
Jumlah skor maksimal = 50
NA = skor perolehan x 100
skor maksimal

Banjarnegara, 17 April 2015


153

Lampiran
MATERI AJAR

Cahaya adalah energi berbrntuk gelombang elektromagnet dengan panjang


gelombang sekitar 380-750 nanometer. Cahaya dapat berasal dari matahari,
lampu, senter, dsb. Benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber
cahaya. Sumber cahaya yang utama bagi bumi yaitu matahari.
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu cahaya tampak dan cahaya
tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang dapat ditangkap oleh mata.
Cahaya tidak tampak adalah cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh mata,
misalnya sinar x, sinar ultraviolet, sinar gama, dan sinar infra merah.
Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya
bagi kehidupan. Sifat-sifat cahaya yaitu: cahaya merambat lurus, cahaya dapat
menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan
bila melalui dua medium yang berbeda (Syuri dan Nurhasanah 2006:167).
1) Cahaya Merambat Lurus
Saat berjalan dalam kegelapan, kalian memerlukan senter. Ketika senter
kalian nyalakan, bagaimana arah rambatan cahaya yang memancar dari senter
tersebut? Arah rambatan cahaya dari senter tampak lurus yang menunjukkan
bahwa cahaya merambat lurus.
2) Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Amatilah ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari. Ke mana pun
kamu berjalan, selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu
akan hilang ketika kamu masuk ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon
yang besar. Bagaimana bayangan tubuhmu dapat terbentuk?
Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda.
Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu
sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu
dan pohon yang besar.
Sekarang amatilah sebuah gelas bening. Sorotlah dengan lampu senter
gelas bening itu. Apakah ada bayangan gelap di sekitar gelas tersebut? Cahaya
154

senter dapat menembus gelas itu. Gelas termasuk benda bening karena dapat
ditembus cahaya.
3) Cahaya dapat Dipantulkan
Mungkin kamu pernah mengalami mati lampu di rumahmu pada malam
hari. Ketika itu, di sekeliling rumah gelap gulita. Orang tuamu akan menyalakan
lilin atau menggunakan lampu senter untuk melihat sekeliling rumahmu.
Coba kamu sorotkan senter ke dinding kamarmu yang gelap itu. Kamu
akan melihat cahaya senter dipantulkan baur atau tidak teratur oleh dinding.
Mengapa demikian?
Sekarang lakukan kegiatan berikut di sekolah. Lihatlah teman sebangkumu
melalui cermin. Temanmu dapat terlihat di cermin karena cahaya yang berasal
dari temanmu dipantulkan ke cermin, kemudian oleh cermin dipantulkan kembali
ke mata. Hal ini merupakan salah satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan
jika mengenai suatu permukaan.
Ketika cahaya mengenai permukaan yang licin, seperti cermin datar,
cahaya akan dipantulkan. Cermin datar akan memantulkan sinar pada satu arah
saja. Pemantulan cermin ini disebut pemantulan teratur. Akan tetapi, jika cahaya
mengenai permukaan yang kasar, pantulan cahayanya akan terhambur ke segala
arah. Pemantulan cahaya seperti ini disebut pemantulan baur (difus).
155

LEMBAR KEGIATAN SISWA 1

Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................

Sub pokok bahasan : Cahaya dapat menembus benda bening


Alokasi waktu : 10 menit
Petunjuk:
Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja
yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian
tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!

A. Alat dan Bahan


1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
B. Langkah kegiatan
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
6. .....................................
7. .....................................
156

Tabel hasil pengamatan


No. Nama benda Tembus Tidak tembus
cahaya senter cahaya senter
1. Kertas tipis
2. Kertas karton
3. Gelas bening
4. Kaca bening
5. Botol bening berisi air jernih
6. Botol bening berisi air keruh
7. Buku
8. Gelas berwarna

Pertanyaan Diskusi:
1. Apa saja benda yang dapat ditembus cahaya senter?
2. Apa saja benda yang tidak dapat ditembus cahaya senter?
3. Apakah cahaya senter dapat menembus botol berisi air jernih?
4. Apakah cahaya senter dapat menembus botol berisi air keruh?
5. Apa yang dapat kalian simpulkan dari kegiatan tersebut?

Jawaban:
157

LEMBAR KEGIATAN SISWA 2

Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................

Sub pokok bahasan : Cahaya dapat merambat lurus


Alokasi waktu : 10 menit

Petunjuk:
Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja
yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian
tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!

A. Alat dan Bahan


1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
B. Langkah Kegiatan
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................
6. ....................................
7. ....................................
158

Tabel hasil pengamatan


No. Posisi lubang-lubang Cahaya lilin
Terlihat Tidak terlihat

1. Dalam satu garis lurus


2. Tidak dalam satu garis lurus

Pertanyaan Diskusi:
1. Kapan cahaya lilin dapat terlihat ?
2. Kapan cahaya lilin tidak dapat terlihat?
3. Apa yang kamu dapat simpulkan dari kegiatan tersebut?

Jawaban:
159

LEMBAR KEGIATAN SISWA 3

Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................

Sub pokok bahasan : Cahaya dapat dipantulkan


Alokasi waktu : 10 menit
Petunjuk:
Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja
yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian
tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!

A. Alat dan Bahan


1. ...............................
2. ...............................
3. ...............................
4. ...............................
5. ................................
B. Langkah Kegiatan
1. ................................
2. ................................
3. ................................
4. ................................
5. ................................
6. ................................
7. ................................
160

Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada cermin datar?
2. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian dalam?
3. Bagaimana bayangan yang terbentuk pada sendok bagian luar?
4. Bagaimana arah sinar matahari pada cermin?
5. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Jawaban:
161

SOAL EVALUASI

Nama :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 10 menit

Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!


1. Semua benda yang memancarkan cahaya disebut ....
2. Benda-benda di sekitar kita dapat dilihat karena adanya ....
3. Contoh benda yang tidak tembus cahaya yaitu ....
4. Kita dapat melihat bayangan kita di cermin, merupakan salah satu sifat
cahaya yaitu cahaya dapat ....
5. Bagian dalam sendok makan, merupakan contoh cermin ....

KUNCI JAWABAN

1. Sumber cahaya (10)


2. Cahaya (10)
3. Kardus (10)
4. Dipantulkan (10)
5. Cekung (10)

Penilaian = skor perolehan x 100


skor maksimal
162
KISI – KISI SOAL EVALUASI

SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR


MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER : V / II
ALOKASI WAKTU : 10 MENIT

No Standar Kompetensi Materi Indikator Soal Jenis Ranah Nomor Tingkat


Kompetensi Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Kesulitan
1. 6. Menerapkan 6.1. Sifat-sifat - Siswa dapat menyebutkan Isian C2 1 Sedang
sifat-sifat Mendeskrips cahaya: pengertian sumber cahaya
cahaya melalui ikan sifat- 4. Menemb - Siswa dapat menyebutkan Isian C1 2 Mudah
kegiatan sifat cahaya us benda manfaat cahaya
membuat suatu bening - Siswa dapat menyebutkan Isian C1 3 Mudah
karya/model 5. Meramb satu contoh benda yang tidak
at lurus tembus cahaya
6. Dapat - Disediakan contoh Isian C3 4 Sedang
dipantul penerapan sifat cahaya
kan dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa dapat menyebutkan
sifat cahaya yang ada pada
contoh Isian C2 5 Sedang
- Disediakan contoh
penerapan cermin pada
benda. Siswa dapat
menyebutkan penerapan
cermin yang ada pada contoh

163
163
164

Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi di Kelas Kontrol
Pertemuan Ke-2

oleh
Indah Larasati
1401411184

PGSD UPP TEGAL


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
165

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL (PERTEMUAN II)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Prigi


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model

B. KOMPETENSI DASAR
6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

C. INDIKATOR PEMBELAJARAN
6.1.4. Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya
dapat dibiaskan
6.1.5. Mendemonstrasikan percobaan yang menyelidiki sifat cahaya dapat
diuraikan

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat
menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan.
2. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat
menyebutkan contoh sifat cahaya dapat dibiaskan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Setelah melakukan percobaan dengan metode eksperimen, siswa dapat
menjelaskan sifat cahaya dapat diuraikan.
166

4. Setelah melakukan diskusi kelompok tentang sifat cahaya, siswa dapat


menyebutkan contoh sifat cahaya dapat diuraikan dalam kehidupan
sehari-hari.

E. KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN


1. Jujur
2. Bersahabat/komunikatif
3. Peduli sosial
4. Kerja keras
5. Kerja sama

F. MATERI POKOK
Sifat cahaya dapat dibiaskan dan dapat diuraikan (Terlampir)

G. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Eksperimen
4. Pemberian tugas
5. Tanya-jawab

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal
a. Guru memasuki kelas dan memberi salam.
b. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
c. Guru melakukan presensi.
d. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan materi pelajaran
pada pertemuan sebelumnya.
e. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
167

2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
- Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya dapat dibiaskan.
- Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya
dapat dibiaskan.
- Guru menjelaskan materi tentang sifat cahaya dapat diuraikan.
- Guru melakukan demonstrasi percobaan tentang sifat cahaya
dapat diuraikan.
b. Elaborasi
- Siswa secara berkelompok mengamati demonstrasi yang
dilakukan oleh guru.
- Siswa mencatat peristiwa tersebut pada lembar kerja dan
pengamatan.
- Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang diperoleh dari
demonstrasi guru.
- Siswa merumuskan hipotesis tentang sifat cahaya dapat
dibiaskan dan dapat diuraikan.
- Siswa melaporkan hasil diskusi kepada kelompok lain.
c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
- Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan terhadap keberhasilan siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan materi yang diajarkan dengan memberikan
pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan.
b. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, guru bersama siswa
mengoreksi hasil evaluasi.
168

d. Guru memberikan tindak lanjut/PR kepada siswa.


e. Guru mengucapkan salam penutup.

I. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


A. Media Pembelajaran:
1. Sendok
2. Pensil
3. Gelas bening
4. Kertas karton
5. Kertas putih
6. Lem
7. Gunting
8. Jarum
9. Benang
10. Jangka
11. Spidol warna
B. Sumber Belajar:
- Next Step IPA Aktif 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V karangan Ita
Syuri M.Pd. dan Dra. Nurhasanah, Penerbit Erlangga, Tahun 2006,
halaman 165-187.
- Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V karangan S Rositawaty dan
Aris Muharam, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, halaman 97-114.
- Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana
Kusumawati, Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional, Tahun 2008,
halaman 109-117.

J. PENILAIAN
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil
2. Teknik Penilaian : Tes
169

3. Jenis Penilaian : Tes tertulis


4. Bentuk Penilaian : Isian
5. Instrumen Penilaian :
- Lembar Kerja Siswa (terlampir)
- Lembar Evaluasi (terlampir)
- Kunci Jawaban (terlampir)
6. Skor Penilaian :
Jumlah skor maksimal = 40
NA = skor perolehan x 100
skor maksimal

Banjarnegara, 20 April 2015


170

Lampiran
MATERI AJAR

3. Cahaya dapat Dibiaskan


Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya
berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah
rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut
pembiasan.
Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang
lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya
cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat
dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman
sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang
dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak
patah.
4. Cahaya dapat Diuraikan
Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi).
Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya
berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun,
sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna.
Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk
warna-warna pelangi.
Kamu juga dapat mengamati peristiwa dispersi cahaya pada balon
air. Kamu dapat menggunakan air sabun untuk membuat balon air. Jika air
sabun ditiup di bawah sinar matahari, kamu akan melihat berbagai macam
warna berkilauan pada permukaan balon air tersebut.
171

LEMBAR KEGIATAN SISWA 1

Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................

Sub pokok bahasan : Cahaya dapat dibiaskan


Alokasi waktu : 10 menit
Petunjuk:
Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja
yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian
tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!

A. Alat dan Bahan


1. ...............................
2. ...............................
3. ...............................
4. ...............................
5. ...............................
B. Langkah Kegiatan
1. ...............................
2. ...............................
3. ...............................
4. ...............................
5. ...............................
172

Tabel hasil pengamatan


No. Nama benda Gelas berisi Gelas kosong
air
1. Sendok
2. Pulpen/pensil

Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana sendok dan pulpen yang terlihat pada gelas kosong?
2. Bagaimana sendok dan pulpen yang terlihat pada gelas berisi air?
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Jawaban:
173

LEMBAR KEGIATAN SISWA 2

Nama kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ....................................
2. ....................................
3. ....................................
4. ....................................
5. ....................................

Sub pokok bahasan : Cahaya dapat diuraikan


Alokasi waktu : 10 menit
Petunjuk:
Cermatilah demonstrasi yang dilakukan oleh gurumu. Catatlah alat dan bahan apa saja
yang digunakan serta langkah-langkah yang dilakukan dalam demonstrasi. Kemudian
tulislah hasil pengamatanmu pada tabel dan diskusikan pertanyaan dengan benar!

A. Alat dan Bahan


1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
B. Langkah Kegiatan
1. .....................................
2. .....................................
3. .....................................
4. .....................................
5. .....................................
6. .....................................
7. .....................................
174

Tabel hasil pengamatan


No. Lingkaran Bagaimana warna yang
terlihat pada cakram
1. Lingkaran I
2. Lingkaran II

Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimana warna cakram saat berputar dengan cepat?
2. Mengapa demikian?
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Jawaban:
175

SOAL EVALUASI

Nama :
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 10 menit

Petunjuk: Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!


1. Perambatan cahaya melalui dua zat yang kerapatannya berbeda akan
mengalami ....
2. Warna-warna cahaya yang membentuk cahaya putih disebut ....
3. Terjadinya pelangi merupakan contoh peristiwa ....
4. Cahaya yang datang dari udara menuju air dibiaskan ... garis normal.

KUNCI JAWABAN

1. Pembiasan cahaya (10)


2. Spektrum cahaya (10)
3. Penguraian cahaya (10)
4. Mendekati (10)

Penilaian = skor perolehan x 100


skor maksimal
KISI – KISI SOAL EVALUASI

SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR


MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER : V / II
ALOKASI WAKTU : 10 MENIT

No Standar Kompetensi Materi Indikator Soal Jenis Ranah Nomor Tingkat


Kompetensi Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Kesulitan
1. 6. Menerapkan 6.1. Sifat-sifat - Siswa dapat menjelaskan Isian C2 1 Sedang
sifat-sifat Mendeskripsik cahaya: peristiwa pembiasan cahaya
cahaya melalui an sifat-sifat 3. Dapat - Siswa dapat menjelaskan Isian C2 2 Sedang
kegiatan cahaya dibiaskan pengertian spektrum cahaya
membuat suatu 4. Dapat - Siswa dapat menyebutkan contoh Isian C2 3 Sedang
karya/model diuraikan peristiwa penguraian cahaya
- Siswa dapat menjelaskan proses
pembiasan cahaya Isian C2 4 Mudah

176
LEMBAR VALIDASI SOAL OBJEKTIF BENTUK PILIHAN GANDA

Lampiran 11
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester : V/ 2
Petunjuk
Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 1
Prigi Kabupaten Banjarnegara, berilah tanda cek (√) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan
kriteria telaah, maka berilah tanda cek (√). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x).

Nomor Soal
No. Aspek yang Diperhatikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A. Materi
1. Soal sudah sesuai de-ngan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
indikator soal dalam kisi-kisi.
2. Materi yang ditanyakan sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan jenis tes/bentuk soal yang
dipergunakan.
3. Pilihan jawaban homogen dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
logis.
4. Hanya ada satu kunci jawaban. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

B. Konstruksi
5. Pokok soal dirumuskan dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
singkat, jelas, dan tegas.

177
Nomor Soal
No. Aspek yang Diperhatikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
6. Rumusan pokok soal dan pilihan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jawaban merupakan pernyataan
yang diperlukan saja.
7. Pokok soal tidak memberi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
petunjuk kunci jawaban.
8. Pokok soal bebas dari pernyataan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
yang bersifat negatif ganda.
9. Pilihan jawaban homogen dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
logis ditinjau dari segi materi.
10. Gambar, grafik, tabel, diagram, - - - - - - - - - - - - - √ √ - - - - -
atau sejenisnya jelas dan
berfungsi.
11. Panjang pilihan jawaban relatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sama.
12. Pilihan jawaban tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan pernyataan
"semua jawaban di atas
salah/benar" dan sejenisnya.
13. Pilihan jawaban yang berbentuk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
angka/waktu disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya angka atau
kronologisnya.
14. Butir soal tidak bergantung pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jawaban soal sebelumnya.

178
Nomor Soal
No. Aspek yang Diperhatikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

C. Bahasa/Budaya
15. Bahasa soal sudah komunikatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan sesuai dengan jenjang pen-
didikan peserta didik.
16. Soal sudah mengguna-kan bahasa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Indonesia baku.
17. Soal tidak menggunakan bahasa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
yang berlaku setempat/tabu.
18. Pilihan jawaban tidak mengulang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kata/ kelom-pok kata yang sama,
kecuali merupakan satu kesatuan
pengertian.

179
Nomor Soal
No. Aspek yang Diperhatikan
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A. Materi
1. Soal sudah sesuai dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
indikator soal dalam kisi-
kisi.
2. Materi yang ditanyakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sesuai dengan jenis tes/
bentuk soal yang diper-
gunakan.
3. Pilihan jawaban homogen √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan logis.
4. Hanya ada satu kunci √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jawaban.
B. Konstruksi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Pokok soal dirumuskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan singkat, jelas, dan
tegas.
6. Rumusan pokok soal dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pilihan jawaban merupakan
pernyataan yang diperlukan
saja.
7. Pokok soal tidak memberi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
petunjuk kunci jawaban.
8. Pokok soal bebas dari √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

180
pernyataan yang bersifat
Nomor Soal
No. Aspek yang Diperhatikan
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
negatif ganda.
9. Pilihan jawaban homogen √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan logis di-tinjau dari segi
materi.
10. Gambar, grafik, tabel, - - - - - - - - - - - - - √ - - - - - -
diagram, atau sejenisnya
jelas dan ber-fungsi.
11. Panjang pilihan jawa-ban √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
relatif sama.
12. Pilihan jawaban tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan pernyataan
"semua jawaban di atas
salah/benar" dan sejenisnya.
13. Pilihan jawaban yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
berbentuk angk/waktu
disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau
krono-logisnya.
14. Butir soal tidak bergantung √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pada jawaban soal
sebelumnya.

C. Bahasa/Budaya

181
Nomor Soal
No. Aspek yang Diperhatikan
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
15. Bahasa soal sudah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
komunikatif dan sesuai
dengan jenjang pendidikan
peserta didik.
16. Soal sudah meng-gunakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
bahasa Indonesia baku.
17. Soal tidak menggunakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
bahasa yang berlaku
setempat/tabu.
18. Pilihan jawaban tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mengulang kata/ kelompok
kata yang sama, kecuali
meru-pakan satu kesatuan
pengertian.

Tegal,
Penilai Ahli 1 Penilai Ahli 2

182
KISI – KISI SOAL UJI COBA

Lampiran 12
SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR
MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER :V/2
ALOKASI WAKTU : 60 MENIT

No Standar Kompetensi Materi Indikator Soal Jenis Ranah Nomor Tingkat


Kompetensi Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Kesulitan
1. 6. 6.1 Sifat-Sifat - Siswa dapat menjelaskan PG C2 1, 21 Mudah
Menerapkan Mendeskripsi Cahaya pengertian sumber cahaya
sifat-sifat kan sifat- - Siswa dapat menyebutkan PG C1 2, 22 Mudah
cahaya sifat cahaya contoh benda yang tidak
melalui tembus cahaya
kegiatan - Siswa dapat memberikan PG C3 3, 23 Sedang
membuat contoh sifat cahaya dapat
suatu menembus benda bening
karya/model dalam kehidupan sehari-
hari
- Disediakan data tentang PG C2 4, 24 Sukar
sifat-sifat bayangan pada
cermin cembung. Siswa
dapat menunjukkan ciri-
ciri bayangan pada cermin
cembung
- Siswa dapat menunjukkan PG C3 5, 25 Sukar
terjadinya peristiwa
dispersi cahaya
- Siswa dapat memberikan PG C3 6, 26 Sedang

183
No Standar Kompetensi Materi Indikator Soal Jenis Ranah Nomor Tingkat
Kompetensi Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Kesulitan
contoh sifat cahaya dapat
dipantulkan dalam
kehidupan sehari-hari
- Siswa dapat menjelaskan PG C2 7, 27 Sedang
proses pembiasan cahaya
berdasarkan arah
rambatannya
- Siswa dapat menunjukkan PG C3 8, 28 Sukar
pemanfaatan penggunaan
cermin cembung pada
benda
- Dipaparkan sebuah PG C3 9, 29 Sukar
peristiwa contoh penerapan
sifat cahaya merambat
lurus. Siswa dapat
mengidentifikasi peristiwa
cahaya berdasarkan
peristiwa
- Siswa dapat menjelaskan PG C2 10, 30 Mudah
proses pemantulan teratur
- Siswa dapat menunjukkan PG C3 11, 31 Sedang
kegiatan untuk
membuktikan sifat cahaya
dapat diuraikan
- Siswa dapat menyebutkan PG C1 12, 32 Mudah
tempat terjadinya
pemantulan baur
- Siswa dapat menjelaskan PG C2 13, 33 Sedang

184
pengertian benda bening
No Standar Kompetensi Materi Indikator Soal Jenis Ranah Nomor Tingkat
Kompetensi Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Kesulitan
- Disajikan gambar tentang PG C3 14, 34 Sedang
percobaan sifat cahaya
merambat lurus. Siswa
dapat menjelaskan
percobaan sifat cahaya
merambat lurus
berdasarkan gambar
- Disajikan gambar tentang PG C3 15, 35 Sedang
percobaan sifat cahaya
dapat dibiaskan. Siswa
dapat menjelaskan
percobaan sifat cahaya
dapat dibiaskan
berdasarkan gambar
- Siswa dapat menjelaskan PG C2 16, 36 Sedang
proses pembiasan cahaya
berdasarkan arah
rambatannya
- Siswa dapat menyebutkan PG C1 17, 37 Mudah
sifat bayangan pada cermin
datar
- Siswa dapat menyebutkan PG C1 18, 38 Sukar
contoh pemanfaatan
cermin cekung pada benda
- Dipaparkan data tentang PG C1 19, 39 Sedang
sifat bayangan pada cermin
datar. Siswa dapat
menunjukkan sifat

185
bayangan pada cermin
No Standar Kompetensi Materi Indikator Soal Jenis Ranah Nomor Tingkat
Kompetensi Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Kesulitan
datar berdasarkan data
- Siswa dapat menyebutkan PG C1 20, 40 Sedang
persamaan sifat bayangan
cermin datar dan cembung

186
KISI – KISI SOAL TES AWAL DAN TES AKHIR

Lampiran 13
SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR
MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM ( IPA )
KELAS / SEMESTER :V/2
ALOKASI WAKTU : 60 MENIT

No Standar Kompetensi Materi Indikator Soal Jenis Ranah Nomor Tingkat


Kompetensi Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Kesulitan
1. 6. 6.1 Sifat-Sifat - Siswa dapat menjelaskan PG C2 1 Sedang
Menerapkan Mendeskripsi Cahaya pengertian sumber cahaya
sifat-sifat kan sifat- - Siswa dapat menyebutkan PG C1 22 Mudah
cahaya sifat cahaya contoh benda yang tidak
melalui tembus cahaya
kegiatan - Siswa dapat memberikan PG C3 3 Mudah
membuat contoh sifat cahaya dapat
suatu menembus benda bening
karya/model dalam kehidupan sehari-
hari
- Disediakan data tentang PG C2 24 Sedang
sifat-sifat bayangan pada
cermin cembung. Siswa
dapat menunjukkan ciri-
ciri bayangan pada cermin
cembung
- Siswa dapat menunjukkan PG C3 25 Sedang

187
No Standar Kompetensi Materi Indikator Soal Jenis Ranah Nomor Tingkat
Kompetensi Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Kesulitan
terjadinya peristiwa
dispersi cahaya
- Siswa dapat memberikan PG C3 6 Sedang
contoh sifat cahaya dapat
dipantulkan dalam
kehidupan sehari-hari
- Siswa dapat menjelaskan PG C2 27 Sedang
proses pembiasan cahaya
berdasarkan arah
rambatannya
- Siswa dapat menunjukkan PG C3 8 Sukar
pemanfaatan penggunaan
cermin cembung pada
benda
- Dipaparkan sebuah PG C3 9 Sukar
peristiwa contoh penerapan
sifat cahaya merambat
lurus. Siswa dapat
mengidentifikasi peristiwa
cahaya berdasarkan
peristiwa
- Siswa dapat menjelaskan PG C2 10 Mudah
proses pemantulan teratur
- Siswa dapat menunjukkan PG C3 31 Sedang

188
kegiatan untuk
No Standar Kompetensi Materi Indikator Soal Jenis Ranah Nomor Tingkat
Kompetensi Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Kesulitan
membuktikan sifat cahaya
dapat diuraikan
- Siswa dapat menyebutkan PG C1 12 Sedang
tempat terjadinya
pemantulan baur
- Siswa dapat menjelaskan PG C2 33 Mudah
pengertian benda bening
- Disajikan gambar tentang PG C3 14 Sedang
percobaan sifat cahaya
merambat lurus. Siswa
dapat menjelaskan
percobaan sifat cahaya
merambat lurus
berdasarkan gambar
- Disajikan gambar tentang PG C3 15 Mudah
percobaan sifat cahaya
dapat dibiaskan. Siswa
dapat menjelaskan
percobaan sifat cahaya
dapat dibiaskan
berdasarkan gambar
- Siswa dapat menjelaskan PG C2 36 Sedang
proses pembiasan cahaya
berdasarkan arah

189
rambatannya
No Standar Kompetensi Materi Indikator Soal Jenis Ranah Nomor Tingkat
Kompetensi Dasar Pokok Soal Kognitif Soal Kesulitan
- Siswa dapat menyebutkan PG C1 37 Mudah
sifat bayangan pada cermin
datar
- Siswa dapat menyebutkan PG C1 18 Sedang
contoh pemanfaatan
cermin cekung pada benda
- Dipaparkan data tentang PG C1 19 Sukar
sifat bayangan pada cermin
datar. Siswa dapat
menunjukkan sifat
bayangan pada cermin
datar berdasarkan data
- Siswa dapat menyebutkan PG C1 40 Sedang
persamaan sifat bayangan
cermin datar dan cembung

190
191

Lampiran 14

SOAL UJI COBA

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Materi : Sifat-Sifat Cahaya
Kelas/Semester : V/2
Waktu : 60 menit

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar!
1. Benda yang memancarkan cahaya disebut ....
a. sumber cahaya c. bohlam
b. benda bening d. lampu
2. Di bawah ini benda yang tidak dapat ditembus cahaya yaitu ....
a. gelas bening c. rumah kaca
b. kaca jendela d. dinding
3. Kita dapat melihat benda di balik kaca jendela, karena ....
a. kaca jendela tipis
b. kaca jendela mengilap
c. cahaya dapat melewati kaca
d. benda memancarkan cahaya
4. Perhatikan data di bawah ini!
1) Semu
2) Nyata
3) Diperbesar
4) Diperkecil
Berdasarkan data di atas, yang merupakan sifat bayangan cermin
cembung ditunjukkan oleh nomor ....
a. 1, 3 c. 1, 4
b. 2, 3 d. 2, 4
192

5. Peristiwa berikut yang menunjukkan adanya dispersi cahaya yaitu ....


a. terlihat pelangi setelah hujan
b. bayangan pada cermin
c. pensil dalam air terlihat patah
d. elang dapat melihat ikan di dalam air
6. Peristiwa yang merupakan bukti cahaya dapat dipantulkan yaitu ....
a. terbentuknya pelangi pada saat hujan
b. kolam renang terlihat lebih dangkal
c. terbentuknya bayangan pada cermin
d. rambatan cahaya matahari ketika melewati genting kaca
7. Jika cahaya datang dari zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat,
maka cahaya akan ....
a. dibiaskan mendekati garis normal
b. dipantulkan kembali
c. dibiaskan menjauhi garis normal
d. merambat lurus
8. Diantara jenis cermin berikut yang biasa digunakan untuk membuat lensa
pada kamera yaitu ....
a. cermin datar c. cermin cekung
b. cermin cembung d. prisma kaca
9. Amir melihat cahaya di lantai kamarnya. Setelah ditelusuri ternyata
cahaya tersebut berasal dari celah genting di atasnya. Peristiwa ini
membuktikan bahwa ....
a. cahaya merambat lurus
b. cahaya menembus benda bening
c. cahaya dapat dibiaskan
d. cahaya dapat dipantulkan
10. Jika bayangan dipatulkan pada benda yang memiliki permukaan datar
hasil pantulan akan ....
a. teratur c. simpang siur
b. baur d. tidak teratur
193

11. Cakram warna saat diputar dengan cepat akan menghasilkan warna putih.
Hal ini membuktikan sifat cahaya ....
a. dapat dibiaskan
b. dapat diuraikan
c. merambat lurus
d. menembus benda bening
12. Pemantulan baur dapat terjadi pada ....
a. air yang bergelombang c. air yang membeku
b. air yang tenang d. lantai keramik
13. Benda yang dapat ditembus cahaya adalah benda ....
a. gelap c. keruh
b. putih d. bening
14. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar di atas merupakan kegiatan percobaan untuk membuktikan sifat


cahaya yaitu ....
a. dapat dibiaskan c. dapat
dipantulkan
b. dapat diuraikan d. merambat
lurus
15. Perhatikan
gambar samping!
Gambar di samping menunjukkan kegiatan
percobaan untuk membuktikan sifat cahaya
yaitu ....
a. dapat dibiaskan
b. dapat dipantulkan
194

c. menembus benda bening


d. merambat lurus

16. Jika cahaya datang dari zat yang


kurang rapat menuju zat yang rapat, maka cahaya akan ....
a. dibiasan mendekati garis normal
b. dipantulkan kembali
c. dibiaskan menjauhi garis normal
d. diteruskan sejajar garis normal
17. Sifat bayangan cermin datar yaitu ....
a. semu, tegak, sama besar
b. maya, terbalik, sama besar
c. nyata, tegak , sama besar
d. nyata, terbalik, sama besar
18. Kacamata minus merupakan contoh
pemanfaatan cermin ....
a. cembung c. datar
b. cekung d. prisma kaca
19. Perhatikan data di bawah ini!
1) Maya
2) Nyata
3) Sama besar
4) Diperkecil
Berdasarkan data di atas, sifat bayangan pada cermin datar ditunjukkan
oleh nomor ....
a. 1, 3 c. 2, 3
b. 1, 4 d. 1, 4
20. Semu dan tegak merupakan sifat
bayangan yang terlihat pada cermin ....
a. cembung dan cekung c.
cekung dan datar
195

b. cembung dan datar d.


semua jawaban benar
21. Matahari merupakan sumber cahaya
karena ....
a. memancarkan cahaya redup
b. memancarkan cahaya terang
c. memancarkan cahaya dengan bantuan
bulan
d. memancarkan cahaya sendiri
22. Kardus merupakan benda yang tidak
dapat ditembus cahaya, karena kardus termasuk benda ....
a. bening c. kusam
b. terang d. gelap
23. Salah satu contoh sifat cahaya dapat
menembus benda bening yaitu ....
a. kita dapat melihat bayangan kita di
cermin
b. kita dapat melihat ikan di aquarium
c. kita dapat melihat pelangi
d. kita dapat melihat kaki lebih pendek
di dalam air
24. Perhatikan data di bawah ini!
1) Nyata
2) Maya
3) Tegak
4) Terbalik
Berdasarkan data di atas, yang merupakan sifat bayangan cermin
cembung ditunjukkan oleh nomor ....
a. 1, 3 c. 2, 3
b. 1, 4 d. 2, 4
25. Terjadinya peristiwa pelangi menunjukkan adanya proses ....
196

a. pembiasan cahaya c. pemantulan cahaya


b. dispersi cahaya d. spektrum cahaya
26. Kita dapat melihat bayangan kendaraan di belakang kita lewat spion
ketika mengendarai motor. Hal ini terjadi karena adanya sifat cahay yaitu
....
a. dapat dibiaskan c. dapat diuraikan
b. dapat dipantulkan d. merambat lurus
27. Cahaya akan dipantulkan menjauhi garis normal ketika dibelokkan dari ...
a. zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat
b. zat yang rapat menuju zat yang rapat
c. zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat
d. zat yang kurang rapat menuju zat yang kurang rapat
28. Cermin cembung dapat dimanfaatkan sebagai ....
a. kaca untuk berhias c. kaca pembesar
b. kaca spion d. kaca jendela
29. Ketika siang hari Andi berjalan-jalan, Andi melihat bayangan gelap yang
menyerupai dirinya di tanah. Peristiwa ini membuktikan bahwa ....
a. cahaya dapat diuraikan
b. cahaya dapat dibiaskan
c. cahaya menembus benda bening
d. cahaya merambat lurus
30. Bayangan akan terlihat teratur apabila dipantulkan pada benda dengan
permukaan ....
a. berkelok-kelok
b. meliuk-liuk
c. datar
d. keras
31. Untuk membuktikan sifat cahaya dapat diuraikan, dapat dilakukan dengan
kegiatan ....
a. membuat cakram warna
b. memasukkan pensil ke dalam gelas
197

c. berhias di depan cermin


d. melihat ikan di aquarium
32. Bayangan yang terlihat pada air yang bergelombang merupakan contoh
dari pemantulan ....
a. teratur c. difus
b. sejajar d. terbalik
33. Benda bening adalah ....
a. benda yang dapat diuraikan
b. benda yang dapat dibiaskan
c. benda yang dapat dipantulkan
d. benda yang dapat ditembus cahaya

34. Perhatikan gambar di bawah ini!

Berdasarkan gambar di atas cahaya dapat terlihat karena ....


a. berkelak-kelok di atas karton
b. menyebar ke segala arah
c. merambat lurus melalui lubang karton
d. menembus karton
35. Pensil terlihat patah karena adanya ....
a. pembelokkan arah rambat cahaya
b. pemantulan arah rambat cahaya
c. penguraian arah rambat cahaya
d. pembalikkan arah rambat cahaya
36. Cahaya akan dipantulkan mendekati garis normal ketika dibelokkan dari ..
a. zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat
b. zat yang rapat menuju zat yang rapat
198

c. zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat


d. zat yang kurang rapat menuju zat yang kurang rapat
37. Semu, tegak, sama besar merupakan sifat bayangan pada cermin ....
a. cekung c. cembung
b. datar d. prisma kaca
38. Contoh pemanfaatan cermin cekung yaitu pada ....
a. kaca spion c. kacamata minus
b. kaca jendela d. kaca pembesar

39. Perhatikan data di bawah ini!


1) Nyata
2) Semu
3) Tegak
4) Terbalik
Sifat dari bayangan pada cermin datar ditunjukkan pada nomor ....
a. 1, 3 c. 1, 4
b. 2, 3 d. 2, 4
40. Sifat bayangan yang sama-sama dimiliki oleh cermin datar dan cembung
yaitu ....
a. maya, tegak c. maya, diperbesar
b. nyata, terbalik d. nyata, diperkecil
199

Lampiran 15

SOAL TES AWAL DAN TES AKHIR

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Materi : Sifat-Sifat Cahaya
Kelas/Semester : V/2
Waktu : 60 menit

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
benar!

1. Benda yang memancarkan cahaya disebut ....


a. sumber cahaya c. bohlam
b. benda bening d. lampu

2. Kardus merupakan benda yang tidak


dapat ditembus cahaya, karena kardus termasuk benda ....
a. bening c. kusam
b. terang d. gelap

3. Kita dapat melihat benda di balik kaca jendela, karena ....


a. kaca jendela tipis
b. kaca jendela mengilap
c. cahaya dapat melewati kaca
d. benda memancarkan cahaya
200

4. Perhatikan data di bawah ini!


5) Nyata
6) Maya
7) Tegak
8) Terbalik
Berdasarkan data di atas, yang merupakan sifat bayangan cermin
cembung ditunjukkan oleh nomor ....
a. 1, 3 c. 2, 3
b. 1, 4 d. 2, 4

5. Terjadinya peristiwa pelangi menunjukkan adanya proses ....


a. pembiasan cahaya c. pemantulan cahaya
b. dispersi cahaya d. spektrum cahaya
6. Peristiwa yang merupakan bukti
cahaya dapat dipantulkan yaitu ....
a. terbentuknya pelangi pada saat hujan
b. kolam renang terlihat lebih dangkal
c. terbentuknya bayangan pada cermin
d. rambatan cahaya matahari ketika
melewati genting kaca

7. Cahaya akan dipantulkan menjauhi garis normal ketika dibelokkan dari ...
a. zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat
b. zat yang rapat menuju zat yang rapat
c. zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat
d. zat yang kurang rapat menuju zat yang kurang rapat

8. Diantara jenis cermin berikut yang


biasa digunakan untuk membuat lensa pada kamera yaitu ....
a. cermin datar c. cermin
cekung
b. cermin cembung d.
prisma kaca

9. Amir melihat cahaya di lantai


kamarnya. Setelah ditelusuri ternyata cahaya tersebut berasal dari celah
genting di atasnya. Peristiwa ini membuktikan bahwa ....
a. cahaya merambat lurus
b. cahaya menembus benda bening
201

c. cahaya dapat dibiaskan


d. cahaya dapat dipantulkan

10. Jika bayangan dipatulkan pada benda


yang memiliki permukaan datar hasil pantulan akan ....
a. teratur c. simpang siur
b. baur d. tidak teratur

11. Untuk membuktikan sifat cahaya dapat diuraikan, dapat dilakukan dengan
kegiatan ....
a. membuat cakram warna
b. memasukkan pensil ke dalam gelas
c. berhias di depan cermin
d. melihat ikan di aquarium

12. Pemantulan baur dapat terjadi pada


....
a. air yang bergelombang
c. air yang membeku
b. air yang tenang d. lantai
keramik
13. Benda bening adalah ....
a. benda yang dapat diuraikan
b. benda yang dapat dibiaskan
c. benda yang dapat dipantulkan
d. benda yang dapat ditembus cahaya

14. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar di atas merupakan kegiatan percobaan untuk membuktikan sifat


cahaya yaitu ....
a. dapat dibiaskan c. dapat
dipantulkan
b. dapat diuraikan d. merambat
lurus
202

15. Perhatikan gambar


samping!
Gambar di samping menunjukkan kegiatan percobaan
untuk membuktikan sifat cahaya yaitu ....
a. dapat dibiaskan
b. dapat dipantulkan
c. menembus benda bening
d. merambat lurus

16. Cahaya akan dipantulkan mendekati garis normal ketika dibelokkan dari ..
a. zat yang rapat menuju zat yang kurang rapat
b. zat yang rapat menuju zat yang rapat
c. zat yang kurang rapat menuju zat yang rapat
d. zat yang kurang rapat menuju zat yang kurang rapat

17. Semu, tegak, sama besar merupakan sifat bayangan pada cermin ....
a. cekung c. cembung
b. datar d. prisma kaca

18. Kacamata minus merupakan contoh


pemanfaatan cermin ....
a. cembung c. datar
b. cekung d. prisma kaca

19. Perhatikan data di bawah ini!


5) Maya
6) Nyata
7) Sama besar
8) Diperkecil
Berdasarkan data di atas, sifat bayangan pada cermin datar ditunjukkan
oleh nomor ....
a. 1, 3 c. 2, 3
b. 1, 4 d. 1, 4

20. Sifat bayangan yang sama-sama dimiliki oleh cermin datar dan cembung
yaitu ....
a. maya, tegak c. maya, diperbesar
b. nyata, terbalik d. nyata, diperkecil
203

Lampiran 16

KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA


204

1. A 11. B 21. D 31. A


2. D 12. A 22. D 32. C
3. C 13. D 23. B 33. D
4. C 14. D 24. C 34. C
5. A 15. A 25. B 35. A
6. C 16. A 26. B 36. C
7. C 17. A 27. A 37. B
8. B 18. B 28. B 38. C
9. A 19. A 29. D 39. A
10. A 20. B 30. C 40. A

KUNCI JAWABAN SOAL TES AWAL DAN TES AKHIR

1. A 11. A
2. D 12. A
3. C 13. D
4. C 14. D
5. B 15. A
6. C 16. C
7. A 17. B
8. B 18. B
9. A 19. A
10. A 20. A

Lampiran 17

DAFTAR NILAI TES UJI COBA


205

No Nama Nilai

1 Ahmad Fadhil 72,5


2 Ahmad Salis 72,5
3 Damar Rojab Saputra 60
4 Fisnu Giri Pandito 60
5 Rifky Agil Saputra 70
6 Tiana Rahmawati 55
7 Amalia Nisaul F 72,5
8 Aninda Dewi H 62,5
9 Arrafika Mauly A. 47,5
10 Candra Oktavianto 87,5
11 Firdausa Meiana K 52,5
12 Laela Kholifatun N 52,5
13 Melani Putria Syifa 40
14 Meilita Nur Azzahro 85
15 Mega Andriana A. 35
16 Nanang Feriawan P 85
17 Rere Gavriella A. 17,5
18 Silvia Priti Insania 45
19 Tri Nur Khasanah 25
20 Yoga Prasetyo 65
21 Putri Eka Maharani 70
22 Arifana Fajar Zacky 47,5
23 Melati Kusumaningtyas 75
24 Syafii‟ah Dhiya U 40
25 Dimas Fadhil Aqila 70

Lampiran 18

OUTPUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL


rtabel =0,396; taraf signifikansi 0,05; n = 25
206

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
no1 22,80 50,417 ,494 ,859
no2 22,44 54,090 ,000 ,866
no3 22,64 50,657 ,562 ,858
no4 23,16 52,973 ,136 ,866
no5 22,64 54,490 -,094 ,870
no6 22,84 49,223 ,658 ,855
no7 22,92 54,993 -,154 ,873
no8 23,20 50,500 ,549 ,858
no9 23,20 50,917 ,480 ,859
no10 22,72 50,710 ,486 ,859
no11 22,80 51,500 ,334 ,862
no12 22,96 49,123 ,658 ,855
no13 22,48 54,593 -,184 ,868
no14 22,84 49,223 ,658 ,855
no15 22,64 51,157 ,474 ,860
no16 22,88 55,277 -,192 ,874
no17 22,88 53,527 ,041 ,869
no18 22,80 49,000 ,707 ,854
no19 23,16 50,307 ,550 ,858
no20 22,92 51,077 ,378 ,861
no21 22,76 52,607 ,182 ,865
no22 22,68 49,727 ,679 ,855
no23 22,92 54,077 -,033 ,870
no24 22,96 50,457 ,466 ,859
no25 22,96 49,123 ,658 ,855
no26 22,76 52,607 ,182 ,865
no27 22,96 49,123 ,658 ,855
no28 22,72 52,460 ,214 ,865
no29 23,20 50,917 ,480 ,859
no30 22,48 53,510 ,185 ,865
no31 22,80 49,000 ,707 ,854
no32 22,68 51,143 ,442 ,860
no33 22,68 51,143 ,442 ,860
no34 22,84 55,223 -,186 ,873
no35 23,24 53,440 ,081 ,867
no36 22,96 50,457 ,466 ,859
no37 22,84 49,223 ,658 ,855
no38 22,92 53,077 ,101 ,867
no39 23,08 53,827 ,003 ,869
no40 22,80 49,000 ,707 ,854

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
207

,865 40

Keterangan:

Penghitungan validitas dan reliabilitas soal pada penelitian ini

menggunakan Corrected Item-Total Correlation dengan rtabel= 0,396 dan taraf

signifikasi= 0,05 dan n= 25. Dari output data uji validitas dapat diketahui bahwa

soal yang valid sebanyak 22 soal, dan semua soal reliabel karena nilai cronbach’s

alpha lebih dari 0,6. Berikut rekapitulasi uji validitas dan reliabilitas soal uji coba.

REKAPITULASI UJI VALIDITAS DAN REABILITAS


SOAL UJI COBA
208

Corrected Cronbach's
No. Soal Item-Total Validitas Alpha if Item Reliabilitas
Correlation Deleted
1 0.494 Valid 0.859 Reliabel
3 0.562 Valid 0.858 Reliabel
6 0.658 Valid 0.855 Reliabel
8 0.549 Valid 0.858 Reliabel
9 0.480 Valid 0.859 Reliabel
10 0.486 Valid 0.859 Reliabel
12 0.658 Valid 0.855 Reliabel
14 0.658 Valid 0.855 Reliabel
15 0.474 Valid 0.860 Reliabel
18 0.707 Valid 0.854 Reliabel
19 0.550 Valid 0.858 Reliabel
22 0.679 Valid 0.855 Reliabel
24 0.466 Valid 0.859 Reliabel
25 0.658 Valid 0.855 Reliabel
27 0.658 Valid 0.855 Reliabel
29 0.480 Valid 0.859 Reliabel
31 0.707 Valid 0.854 Reliabel
32 0.442 Valid 0.860 Reliabel
33 0.442 Valid 0.860 Reliabel
36 0.466 Valid 0.859 Reliabel
37 0.658 Valid 0.855 Reliabel
40 0.707 Valid 0.854 Reliabel
209
Lampiran 19
PEMBAGIAN KELOMPOK ATAS DAN BAWAH
Soal 1-20
Nomor Soal
No Nama Siswa Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Ahmad Fadhil M 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 Atas
2 Ahmad Salis 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 Atas
3 Damar Rojab S 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
4 Fisnu Giri Pandito 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 Bawah
5 Rifky Agil Saputra 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 Atas
6 Tiana Rahmawati 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 Bawah
7 Amalia Nisaul F 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 Atas
8 Aninda Dewi H 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 Atas
9 Arrafika Mauly A 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 Bawah
10 Candra Oktavianto 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Atas
11 Firdausa Meiana K 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 Bawah
12 Laela Kholifatun N 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 Bawah
13 Melani Putri Syifa 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 Bawah
14 Meilia Nur A 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 Atas
15 Mega Andriana A 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 Bawah
16 Nanang Feriawan P 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Atas
17 Rere Gavriella A 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 Bawah
18 Silvia Pitri Insania 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 Bawah
19 Tri Nur Khasanah 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 Bawah
20 Yoga Prasetyo 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 Atas

210
21 Putri Eka Maharani 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 Atas
Nomor Soal
No Nama Siswa Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
22 Arifana Fajar Zacky 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 Bawah
23 Melati K 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 Atas
24 Syafii‟ah Dhiya U 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 Bawah
25 Dimas Fadhil A 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 Atas
Total 16 25 20 7 20 15 13 6 6 18 16 12 24 15 20 14 14 16 7 13

Soal 21-40
Nomor Soal Skor
No Nama Siswa
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total
1 Ahmad Fadhil M 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 29
2 Ahmad Salis 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 29
3 Damar Rojab S 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 24
4 Fisnu Giri Pandito 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 24
5 Rifky Agil Saputra 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 28
6 Tiana Rahmawati 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 22
7 Amalia Nisaul F 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 29
8 Aninda Dewi H 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 25
9 Arrafika Mauly A 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 19
10 Candra Oktavianto 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 35
11 Firdausa Meiana K 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 21
12 Laela Kholifatun N 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 21
13 Melani Putri Syifa 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 16

211
14 Meilia Nur A 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 34
Nomor Soal Skor
No Nama Siswa
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total
15 Mega Andriana A 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 14
16 Nanang Feriawan P 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 34
17 Rere Gavriella A 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7
18 Silvia Pitri Insania 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 18
19 Tri Nur Khasanah 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 10
20 Yoga Prasetyo 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 26
21 Putri Eka Maharani 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28
22 Arifana Fajar Zacky 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 19
23 Melati K 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 30
24 Syafii‟ah Dhiya U 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 16
25 Dimas Fadhil A 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 28
Total 17 19 13 12 12 17 12 18 6 24 16 19 19 15 5 12 15 13 9 16 586

212
213

Lampiran 20
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL

No
Soal B Js P Kriteria
1 16 25 0,64 Sedang
3 20 25 0.8 Mudah
6 15 25 0.6 Sedang
8 6 25 0.24 Sukar
9 6 25 0,24 Sukar
10 18 25 0.72 Mudah
12 12 25 0.48 Sedang
14 15 25 0.6 Sedang
15 20 25 0.8 Mudah
18 16 25 0.64 Sedang
19 7 25 0.28 Sukar
22 19 25 0.76 Mudah
24 12 25 0.48 Sedang
25 12 25 0.48 Sedang
27 12 25 0.48 Sedang
29 6 25 0.24 Sukar
31 16 25 0.64 Sedang
32 19 25 0.76 Mudah
33 19 25 0.76 Mudah
36 12 25 0,48 Sedang
37 15 25 0,6 Sedang
40 16 25 0,64 Sedang

Keterangan: data di atas merupakan butir soal telah valid dan reliabel
214

Lampiran 21

ANALISIS DAYA BEDA BUTIR SOAL

No
BA JA BB JB PA PB D Kriteria
Soal
1 11 12 4 12 0,92 0,33 0,58 Baik
3 12 12 7 12 1 0,58 0,42 Baik
6 11 12 4 12 0,92 0,33 0,58 Baik
8 6 12 0 12 0,5 0 0,5 Baik
9 5 12 1 12 0,42 0,08 0,33 Cukup
10 11 12 7 12 0,92 0,58 0,33 Cukup
12 10 12 1 12 0,83 0,08 0,75 Baik Sekali
14 11 12 4 12 0,92 0,33 0,58 Baik
15 12 12 7 12 1 0,58 0,42 Baik
18 12 12 3 12 1 0,25 0,75 Baik Sekali
19 6 12 1 12 0,5 0,08 0,42 Baik
22 12 12 6 12 1 0,5 0,5 Baik
24 8 12 4 12 0,67 0,33 0,33 Cukup
25 10 12 1 12 0,83 0,08 0,75 Baik Sekali
27 10 12 1 12 0,83 0,08 0,75 Baik Sekali
29 5 12 1 12 0,42 0,08 0,33 Cukup
31 12 12 3 12 1 0,25 0,75 Baik Sekali
32 11 12 7 12 0,92 0,58 0,33 Cukup
33 11 12 7 12 0,92 0,58 0,33 Cukup
36 8 12 4 12 0,67 0,33 0,33 Cukup
37 11 12 4 12 0,97 0,33 0,58 Baik
40 12 12 3 12 1 0,25 0,75 Baik Sekali
Keterangan: data di atas merupakan butir soal telah valid dan reliabel
215

Lampiran 22

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA


UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 PRIGI
Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481

DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS KONTROL (VA)


No NAMA NILAI
1 Antiyani 45
2 Hafidz 65
3 Bela S. 35
4 Jaka Antoni 25
5 Kabul P. 35
6 M. Z. Karim 45
7 Afiyah A. 50
8 Aldiana Dwi P. 55
9 Alwan Nata P. 55
10 Anggi L. 35
11 Anggita N. 55
12 Annas N. 40
13 Arjuna V. R 45
14 Dea Hasna 35
15 Diva Dzari H. 55
16 Andi N. 55
17 K. Pangky T. 45
18 Wisnu A. 40
19 Fadil M. 60
20 Dina S. R 30
21 Mei Ristiana 30
22 Riska Triana 40
Rata-rata 44,32
216

Lampiran 23

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA


UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 PRIGI
Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481

DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN (VB)


No NAMA NILAI
1 Nasib Junanto 35
2 Feri Budiyanto 50
3 Jaka Swara 20
4 Puput Romadhon 60
5 Yuliati Chomsyiyah 40
6 Caisar Yudha Permana 25
7 Faisal Fahrudin 55
8 Mico Hendra Pratama 30
9 Oca Willy 30
10 Rahmadhan Dwi P. 70
11 Rina Trianahayu 25
12 Safana Dani Puspita 60
13 Safitri Wahyu Agustin 60
14 Safitna Azzakiyah 35
15 Sofyan Ali Imron 50
16 Tohid Darusman 45
17 Vera Deka R. 65
18 Vista Rahayu 55
19 Wahyu Tani Hidayat 35
20 Tegar Arya Guna 45
21 Rohmatin Maghfiroh 60
Rata-rata 45,24
217

Lampiran 24

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA


UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 PRIGI
Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481

DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS KONTROL (VA)


No NAMA NILAI
1 Antiyani 50
2 Hafidz 85
3 Bela S. 55
4 Jaka Antoni 55
5 Kabul P. 60
6 M. Z. Karim 55
7 Afiyah A. 60
8 Aldiana Dwi P. 80
9 Alwan Nata P. 75
10 Anggi L. 45
11 Anggita N. 60
12 Annas N. 65
13 Arjuna V. R 75
14 Dea Hasna 75
15 Diva Dzari H. 65
16 Andi N. 60
17 K. Pangky T. 45
18 Wisnu A. 40
19 Fadil M. 75
20 Dina S. R 60
21 Mei Ristiana 60
22 Riska Triana 50
Rata-rata 61,36
218

Lampiran 25

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KAB.BANJARNEGARA


UPT DINDIKPORA KECAMATAN SIGALUH
SD NEGERI 1 PRIGI
Alamat: Desa Prigi Km. 13 Kec. Sigaluh, Kab. Banjarnegara 53481

DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN (VB)


No NAMA NILAI
1 Nasib Junanto 75
2 Feri Budiyanto 70
3 Jaka Swara 45
4 Puput Romadhon 75
5 Yuliati Chomsyiyah 65
6 Caisar Yudha Permana 55
7 Faisal Fahrudin 75
8 Mico Hendra Pratama 55
9 Oca Willy 55
10 Rahmadhan Dwi P. 95
11 Rina Trianahayu 95
12 Safana Dani Puspita 65
13 Safitri Wahyu Agustin 70
14 Safitna Azzakiyah 80
15 Sofyan Ali Imron 60
16 Tohid Darusman 75
17 Vera Deka R. 85
18 Vista Rahayu 70
19 Wahyu Tani Hidayat 80
20 Tegar Arya Guna 75
21 Rohmatin Maghfiroh 80
Rata-rata 71,42
219

Lampiran 26

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA


DALAM PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN
PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS EKSPERIMEN

Nama Praktikan :
Nama Pengamat :
Hari/ Tanggal :

Petunjuk:
Amatilah proses pembelajaran IPA materi Sifat-Sifat Cahaya dengan
menggunakan metode eskperimen! Berilah tanda ceklis (√) pada kolom tingkat
kemampuan yang sesuai dengan indikator observasi!

No Langkah Kegiatan guru Kegiatan siswa Skala penilaian


kegiatan 1 2 3 4
1. Apersepsi Guru melakukan Siswa antusias √
apersepsi dengan dengan apersepsi
permainan/game yang dilakukan guru
Guru Siswa √
menyampaikan mendengarkan
tujuan pembelajaran dengan baik tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh
guru
2. Eksplorasi Guru membagi Siswa dengan tertib √
siswa ke dalam berkelompok sesuai
beberapa kelompok arahan guru
Guru membagikan Siswa menerima √
lembar kerja siswa lembar kerja dan
mempelajarinya
3. Elaborasi Guru mengamati a. Percobaan awal: √
langkah-langkah siswa melakukan
yang dilakukan percobaan untuk
siswa dalam membuktikan
eksperimen adanya sifat-sifat
cahaya.
220

No Langkah Kegiatan guru Kegiatan siswa Skala penilaian


kegiatan 1 2 3 4
Guru membimbing b. Pengamatan: √
dan mengamati bersamaan
siswa dalam dengan
pelaksanaan percobaan, siswa
eksperimen juga melakukan
pengamatan
dengan mencatat
hal-hal penting
yang terjadi saat
proses
percobaan.
Guru mendampingi c. Hipotesis awal: √
dan mengawasi siswa berdiskusi
proses diskusi. untuk
merumuskan
hipotesis
sementara
berdasarkan
hasil
pengamatannya
pada percobaan.

4. Konfirmasi Guru membahas d. Verifikasi: siswa √


hasil diskusi dengan melakukan
menyampaikan presentasi untuk
kesimpulan dan menyampaikan
meluruskan hasil dskusi di
kesalahan yang depan kelas.
dilakukan siswa
5. Penutup Guru memberi e. Aplikasi konsep √
tugas kepada siswa dan evaluasi:
sebagai implikasi siswa
dari pembelajaran mengerjakan
soal yang
berhubungan
dengan materi.
Guru memancing Siswa dengan √
siswa untuk didampingi guru
menyimpulkan hasil menyimpulkan hasil
pembelajaran pembelajaran
221

Keterangan:
1 : kurang
2 : cukup
3 : baik
4 : sangat baik

Skor maksimal = 40

Banjarnegara, 15 April 2015


Pengamat
222

Lampiran 27
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
DALAM PELAKSANAAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI
PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS KONTROL

Nama Praktikan :
Nama Pengamat :
Hari/ Tanggal :

Petunjuk:
Amatilah proses pembelajaran IPA materi Sifat-Sifat Cahaya dengan
menggunakan metode eskperimen! Berilah tanda ceklis (√) pada kolom tingkat
kemampuan yang sesuai dengan indikator observasi!

No Langkah Kegiatan guru Kegiatan siswa Skala penilaian


kegiatan 1 2 3 4
1. Apersepsi Guru melakukan Siswa antusias √
apersepsi dengan dengan apersepsi
permainan/game yang dilakukan guru
Guru Siswa √
menyampaikan mendengarkan
tujuan pembelajaran dengan baik tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh
guru
2. Eksplorasi Guru membagi Siswa dengan tertib √
siswa ke dalam berkelompok sesuai
beberapa kelompok arahan guru
Guru membagikan Siswa menerima √
lembar kerja siswa lembar kerja dan
mempelajarinya
Guru melakukan Siswa dengan tertib √
percobaan untuk mengamati
membuktikan percobaan yang
adanya sifat-sifat dilakukan oleh guru
cahaya.
Guru membimbing Siswa melakukan √
dan mengamati pengamatan dengan
siswa dalam untuk mencatat hal-hal
mencatat hal-hal penting yang terjadi
penting saat saat proses
223

No Langkah Kegiatan guru Kegiatan siswa Skala penilaian


kegiatan 1 2 3 4
percobaan percobaan.
berlangsung
3. Elaborasi Guru mendampingi Siswa berdiskusi √
dan mengawasi untuk merumuskan
proses diskusi. hipotesis sementara
berdasarkan hasil
pengamatannya
pada percobaan.
4. Konfirmasi Guru membahas Siswa melakukan √
hasil diskusi dengan presentasi untuk
menyampaikan menyampaikan hasil
kesimpulan dan diskusi di depan
meluruskan kelas.
kesalahan yang
dilakukan siswa
5. Penutup Guru memberi Siswa mengerjakan √
tugas kepada siswa soal yang
sebagai implikasi berhubungan dengan
dari pembelajaran materi.
Guru memancing Siswa dengan √
siswa untuk didampingi guru
menyimpulkan hasil menyimpulkan hasil
pembelajaran pembelajaran

Keterangan:
1 : kurang
2 : cukup
3 : baik
4 : sangat baik

Skor maksimal = 40

Banjarnegara, 17 April 2015


Pengamat
224

Lampiran 28
OUTPUT UJI NORMALITAS, HOMOGENITAS,

DAN KESAMAAN RATA-RATA NILAI TES AWAL

1. Output Uji Normalitas Data Tes Awal

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kontrol 21 95,5% 1 4,5% 22 100,0%
eksperimen 21 95,5% 1 4,5% 22 100,0%

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kontrol ,176 21 ,087 ,933 21 ,161
*
eksperimen ,137 21 ,200 ,949 21 ,332
225
226
227

2. Output Uji Homogenitas Data Tes Awal


228

Group Statistics
Std. Std. Error
kelas N Mean Deviation Mean
tesawal kelas 21 45,24 14,788 3,227
eksperimen
kelas kontrol 22 44,32 10,834 2,310

Independent Samples Test


Levene's Test for Equality
of Variances

F Sig.
tesawal Equal variances 3,483 ,069
assumed
Equal variances not
assumed

3. Output Kesamaan Rata-raa Tes Awal


Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Sig. Mean Std. Error
(2- Differenc Differenc
F Sig. t df tailed) e e Lower Upper
Tes Equal 3,483 ,069 ,233 41 ,817 ,920 3,940 -7,037 8,877
awal variances
assumed
Equal ,232 36,594 ,818 ,920 3,968 -7,124 8,964
variances not
assumed
229

Lampiran 29
OUTPUT UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS
NILAI TES AKHIR

1. Output Uji Normalitas Data Tes Akhir

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kontrol 21 48,8% 22 51,2% 43 100,0%
eksperimen 21 48,8% 22 51,2% 43 100,0%

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kontrol ,182 21 ,069 ,954 21 ,407
*
eksperimen ,133 21 ,200 ,963 21 ,589
230
231
232
233

2. Output Uji Homogenitas Data Tes Akhir

Group Statistics
Std. Std. Error
Kelas N Mean Deviation Mean
Tesakhir kelas 21 71,43 12,859 2,806
eksperimen
kelas kontrol 22 61,36 12,069 2,573
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances

F Sig.
Tesakhir Equal variances ,042 ,839
assumed
Equal variances not
assumed

Lampiran 30
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DI KELAS EKSPERIMEN

Siswa melakukan diskusi kelompok Siswa melakukan apersepsi


234

Siswa melakukan diskusi kelompok Siswa melakukan eksperimen

Siswa melakukan eksperimen Siswa melakukan diskusi kelompok

Lampiran 31
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DI KELAS KONTROL
235

Siswa melakukan apersepsi Siswa mengamati demonstrasi

Siswa melakukan diskusi kelompok

Lampiran 32
SURAT IJIN PENELITIAN
236

Lampiran 33

SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN


237

Lampiran 34
238

SURAT KETERANGAN UJI COBA

Anda mungkin juga menyukai