SMAN 2 BATANG.
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
JURUSAN KIMIA
2015
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian
hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.
4301411125
i
PENGESAHAN
disusun oleh
4301411125
telah dipertahankan di hadapan siding Panitia Ujian Skripsi Unnes, tanggal 10 Juli
2015.
Panitia :
Ketua Sekretaris
Penguji,
Ketua Penguji,
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat kesehatan
dan keselamatan dari-Nya.
Lakukanlah dengan segala usaha terbaikmu di dunia ini sebagai ladang amal
sembari menunggu giliran menghadap Illahi.
Persembahan
Orang tua tercinta atas segala kasih sayang, perhatian dan kesabarannya
dalam mendidik kami menjadi anak yang penuh cinta.
Kakakku terima kasih untuk selalu siaga memberikan dukungan tenaga dan
waktu dalam membantu melancarkan penelitian skripsi ini.
Sahabat Rombel 4 Pendidikan Kimia 2011 yang selalu siap untuk menjadi
teman sharing dalam memberikan pendapat Penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga peneliti dapat
menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Group
Investigation dalam Model PBL materi Redoks untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa SMA Negeri 2 Batang”.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan berkat kerjasama, bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini pula peneliti mengucapkan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, atas kesempatan menimba ilmu,
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan dalam penelitian,
3. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
ijin dan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian,
4. Dr. Sri Haryani, M.Si selaku dosen pembimbing utama yang telah dengan
sabar memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada peneliti selama
menyusun skripsi,
5. Dr. A Tri Widodo selaku dosen pembimbing pendamping yang telah
memberikan bimbingan dan arahan serta saran dalam menyelesaikan
skripsi,
6. Dr. Endang Susilaningsih, M.Si selaku dosen penguji yang telah
memberikan arahan dan saran,
7. Kepala SMA Negeri 2 Batang yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian,
8. Ibu Srikandi, S.Pd selaku guru mata pelajaran Kimia SMA Negeri 2 Batang
yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini,
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini
masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran dari
pembaca. Akhir kata, penulis mengharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
Analysis of the need for knowledge, builds itself through the observation of an
aspect in 2013 curriculum. Learning material redox chemistry with direct inquiry
regarding its application in the neighborhood in some schools still lacking. This
study aims to determine the improvement of students' problem solving skills
through learning outcomes and response to student responses by applying learning
methods in a model of PBL group investigation at SMAN 2 Batang. Research
carried out is kind of experimental research, with cluster random sampling
technique sampling after data showed that populas normal distribution,
homogeneity mean the same and have the same beginning. Class X MIIA 1 with
the number of students 36 students used as an experimental class and the class X
MIIA 2 were 36 students as the control class. Experimental class in learning by
applying model-based method PBL group investigation by investigating various
places associated with the application of redox materials, otherwise the control class
learning without applying methods of group investigation. Methods of data
collection in the form of research on cognitive tests multiple choice and description,
documentation and observation sheet and questionnaire responses. Improved
problem solving skills through cognitive tests measured the description of charged-
shaped indicator concept problem solving skills by looking at the results of the
pretest and post-test every student. Observation sheet includes cognitive and
psychomotor aspects. The results showed that the learning outcomes as well as the
improvement of problem solving ability of students at grade students showed
significant improvement compared with the control class. This analysis
demonstrated through t test were obtained yield was 4.25 so that there is a difference
between the value posttest experimental and control classes. Based on the analysis
of the coefficient of determination shows that the application of the methods of
investigation group contributed 19.36% to the improvement of students' problem-
solving abilities. Results of student questionnaire responses showed that 52.46% of
students agreed that the application of this method is more fun and easier to
understand the material. So can to take conclution that the application of learning
methods group investigation in the model PBL can improve and develop problem-
solving abilities of students at SMAN 2 Batang.
vi
DAFTAR ISI
vii
3.2.2 Sampel …………………………………..………………... 33
3.3 Variabel Penelitian ……………………………………………… 33
3.4 Desain Penelitian ……………………………………………….. 34
3.5 Prosedur Penelitian ……………………………………………… 36
3.6 Teknik Pengumpulan Data …………………………………….. 37
3.7 Metode Analisis Data …………………………………………… 38
3.7.1 Analisis Data Awal ………………………………………… 38
3.7.2 Analisis Instrumen …………………………………………. 41
3.7.3 Analisis Data Akhir ………………………………………… 51
BAB 5 PENUTUP
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Gambaran peran Guru, Murid dan Masalah dalam Pembelajaran
Model PBL…………………………………………………….. 17
Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 2 Batang………… 32
Tabel 3.2 Desain Penelitian Eksperimen………………………………… 34
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal………………………….…… 43
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal Uji Coba Instrumen………………. 44
Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran dan Kriteria Soal Kemampuan Pemecahan
Masalah………………………………………………………… 47
Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda……………………………………….. 47
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Populasi Awal ……………………. 55
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Populasi………………………………. 56
Tabel 4.3 Uji Kesamaan Rata-Rata Dalam Kelas (Uji Anava)…………… 57
Tabel 4.4 Uji Kesamaan Varians Data Populasi …………………………. 57
Tabel 4.5 Data Postest Hasil Belajar Siswa Materi Redoks……………… 58
Tabel 4.6 Data Postest Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Redoks.... 59
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Postest Hasil Belajar..…. 59
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Postest ……………………. 60
Tabel 4.9 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest dan Postest …… 61
Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Postest …………… 62
Tabel 4.11 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Satu Pihak Kanan ………. 62
Tabel 4.12 Hasil Observasi Aspek Psikomotorik ………………………… 65
Tabel 4.13 Hasil Observasi Aspek Afektif Kelas Eksperimen dan
Kontrol ………………………………………………..……… 66
Tabel 4.14 Data Postest Kemampuan Pemecahan Masalah ………………. 67
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Pemecahan Masalah ……. 70
Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Pretestdan Postest …………………… 70
Tabel 4.17 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretst dan Postest …… 71
Tabel 4.18 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Postest Soal Uraian ... 72
ix
Tabel 4.19 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan Soal
Uraian ………………………………………………………… 72
Tabel 4.20 Hasil Angket Respon Peserta Didik Terhadap Pembelajaran …. 77
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Lampiran 26 Analisis Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest Hasil
Belajar ………………………………………………………. 192
Lampiran 27 HAsil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 193
Lampiran 28 Analisis Uji Normalitas Data Postest Hasil Belajar Kelas
Eksperimen ………………………………………………… 194
Lampiran 29 Analisis Uji Normalitas Data Postest Hasil Belajar Kelas
Kontrol …………………………………………………….. 195
Lampiran 30 Analisis Uji Homogenitas Data Postest Hasil Belajar ……….196
Lampiran 31 Analisis Uji Kesamaan Dua Varians Data Postest Hasil
Belajar ………………………………………………..…….. 197
Lampiran 32 Uji t Pihak Kanan Data Postest Hasil Belajar ……………… 198
Lampiran 33 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Postest Hasil Belajar ….. 199
Lampiran 34 Uji Normalitas Gain Hasil Belajar Kognitif Siswa ………… 200
Lampiran 35 Ananlisis Reliabilitas Lembar Observasi Aspek Afektif …. 202
Lampiran 36 Analisis Lembar Observasi Aspek Afektif ………………... 203
Lampiran 37 Analisis Reliabilitas Lembar Observasi Aspek
Psikomotorik ……………………………………………….. 205
Lampiran 38 Analisis Lembar Observasi Aspek Psikomotorik …………. 206
Lampiran 39 Data Hasil Pretest Soal Kemampuan Pemecahan Masalah …. 208
Lampiran 40 Analisis Uji Normalitas Data Pretest Soal Uraian Kelas
Eksperimen ………………………………………………..... 209
Lampiran 41 Analisis Uji Normalitas Data Pretest Soal Uraian Kelas
Kontrol ………………………………………………..……. 210
Lampiran 42 Analisis Uji Homogenitas Data Pretest Soal Kemampuan
Pemecahan Masalah ……………………………………….. 211
Lampiran 43 Analisis Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest Soal
Uraian ………………………………………………………. 212
Lampiran 44 Data Hasil Postest Soal Kemampuan Pemecahan Masalah .... 213
Lampiran 45 Analisis Uji Normalitas Data Postest Soal Uraian Kelas
Eksperimen …………………………………………….…... 214
xiii
Lampiran 46 Analisis Uji Normalitas Data Postest Soal Uraian Kelas
Kontrol ……………………………………………..………. 215
Lampiran 47 Analisis Uji Homogenitas Data Postest Soal Kemampuan
Pemecahan Masalah ……………………………………….. 216
Lampiran 48 Analisis Uji Kesamaan Dua Varians Data Postest Soal
Uraian ……………………………………………………… 217
Lampiran 49 Analisis Uji t Pihak Kanan Nilai Postest Soal Uraian ………. 218
Lampiran 50 Analisis Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Postest Soal
Uraian …………………………………………………….… 219
Lampiran 51 Analisis Uji N-gain Soal kemampuan Pemecahan Masalah ... 220
Lampiran 52 Analisis Uji Pengaruh Antar Variabel (Korelasi Biserial) ..… 222
Lampiran 53 Uji Signifikansi Pengaruh Antar Variabel ………………….. 223
Lampiran 54 Analisis Koefisien Determinasi ……………………………. 224
Lampiran 55 Analisis Peningkatan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelas Eksperimen …………………………………………... 225
Lampiran 56 Analisis Peningkatan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelas Kontrol ……………………………………………….. 226
Lampiran 57 Analisis Reliabilitas Angket Respon Minat Siswa ………… 227
Lampiran 58 Analisis Lembar Angket Respon Minat Siswa ……………. 228
Lampiran 59 Lembar Soal Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 229
Lampiran 60 Lembar Soal Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 234
Lampiran 61 Dokumentasi Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ……………………………………………...……… 239
Lampiran 62 Dokumentasi Hasil Pretest dan Postest ……………………. 241
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
sistem dan kualitas semakin giat dilakukan. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Terdapat pola kesinambungan antara murid dengan guru dalam suatu
menghasilkan pembelajaran yang baik maka proses interaksi yang terjadi antara
peserta didik dan pendidik harus berjalan kondusif. Menurut Sardiman (2005)
dengan adanya komunikasi yang baik maka akan terjaminlah kelanjutan hidup
masyarakat dan terjamin pula kehidupan manusia. Secara tidak langsung maka
penyampaian materi dari guru terhadap peserta didik berjalan multiarah dan sesuai
dengan usia penerima informasi agar mudah dipahami dan untuk kelancaran
pengetahuan dasar yang diperoleh sejak dini baik itu diperoleh dari keluarga
tadi, peserta didik kemudian dapat membangun sistem berpikirnya untuk bisa
sudah ada, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan dan
setelah peserta didik berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari
sekitarnya (Hamdani, 2010). Pada era pembelajaran modern seperti saat ini, dalam
penerima pesan tetapi peserta didik juga bertindak sebagai komunikator atau
secara multi arah, maka proses pembelajaran menjadi berpusat pada peserta didik.
kesadaran peserta didik untuk mengontrol proses berpikir dirinya sendiri, dan
kesadaran tersebut sangat menentukan minat dan kemauan peserta didik untuk
lebih memahami dan memaknai apa yang mereka pelajari dalam proses
Ilmu kimia yang merupakan bagian dari disiplin ilmu Ilmu Pengetahuan
Alam, sehingga kimia erat kaitannya dengan fenomena yang ada di lingkungan.
Penerapan dan isu-isu hangat pada berbagai materi kimia sering dijumpai.
3
understand what happened around them (Sirhan, 2007). Isi materi dalam mata
salah satu bidang studi yang sukar dan tak jarang peserta didik dihinggapi rasa
bosan serta enggan untuk mempelajarinya. Guru sebagai fokus utama dalam
tanpa mengabaikan unsur akademis, agar peserta didik mudah dalam memahami
pelajaran Kimia.
terhadap guru Kimia Ibu Srikandi, S.Pd di SMA Negeri 2 Batang pada tanggal 29
Maret 2014, peneliti mendapatkan informasi bahwa rata-rata nilai hasil belajar
peserta didik kelas X masih berada di bawah KKM 75, dari 36 peserta didik dalam
satu kelas sekitar 4-5 peserta didik yang tuntas dalam pelajaran kimia. Kegiatan
pembelajaran yang hendak dicapai karena pada saat pelaksanaan hanya segelintir
serta keaktifan peserta didik di dalam belajar. Wawancara yang dilakukan dengan
sebagian peserta didik kelas X menyatakan bahwa pelajaran kimia sukar untuk
4
memahami aspek prosesnya. Seperti dalam mengerjakan soal, peserta didik hanya
berorientasi pada hasil jawaban soal tanpa memahami alur proses dalam
memperoleh hasil tersebut. Secara tidak langsung ini sangat berpengaruh terutama
juga tentang komitmen moral dengan standar kritis dan sifat (Guo Mei, 2013).
dan koneksi akademis serta pemecahan masalah peserta didik dirasa kurang
rencana yang matang, dan dikaji dengan saksama agar kemampuan peserta didik
dalam mencari solusi terhadap suatu masalah dapat tumbuh dan berkembang
sesuai potensi peserta didik masing-masing. Upaya yang dirancang adalah dengan
peserta didik untuk belajar mandiri menggali lebih dalam mengenai suatu materi
Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajran PBL ini peserta didik akan
PBL adalah model pembelajaran yang memposisikan peserta didik dalam posisi
belajar yang paling baik karena mereka terhubung dengan proses pembelajaran
dan menemukan pengetahuan untuk diri mereka sendiri, bukan ketika guru
peserta didik bekerja sama untuk mempelajari isu suatu masalah yang kemudian
akan mereka rancang suatu solusi dari pemecahan masalah tersebut. Harapannya
belajar pada materi minyak bumi sebesar 53,27% pada siklus I dan 64,49% pada
sebesar 62,39% dan peningkatan hasil belajar peserta didik sebesar 49,43%
mahapeserta didik dalam partisipasi belajar dan hasil belajar dari 74,56 menjadi
kemampuan pemecahan masalah juga dilakukan pada Peserta didik SMP dengan
pembelajaran dengan group investigation dalam model PBL materi redoks untuk
model pembelajaran berbasis masalah ini peserta didik dapat lebih mudah dalam
pemahaman konsep materi kimia serta merangsang peserta didik untuk lebih
diteliti yaitu :
(1) Apakah penerapan group investigation dalam model PBL dapat meningkatan
redoks?
7
satu alternatif dalam proses kegiatan belajar mengajar di dalam maupun di luar
kelas.
8
berbantuan media.
penerapan group investigation dalam model PBL, diharapkan peserta didik dapat
1.5.2 Implementasi
proses pemasangan atau pemanfaatan suatu benda agar dapat digunakan untuk
peserta didik dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap
dipelajari secara mendalam, dalam hal ini peserta didik melakukan penyelidikan
mengetahui penyebab utama dan pencegahan yang dilakukan pada reaksi redoks
yang terjadi.
10
penyelidikan tersebut dalam suatu karya untuk dianalisa dan evaluasi bersama.
1.5.5 Peningkatan
dilakukan dengan mengukur selisih hasil antara post test dan pretest.
keterampilan utama yang harus dikembangkan kepada peserta didik agar lebih
kemampuan pemecahan masalah kepada peserta didik pada awal dan akhir
pembelajaran.
Hasil belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh peserta didik
sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka maupun huruf serta tindakan. Hasil
belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar
dan merupakan penilaian yang dicapai peserta didik untuk mengetahui sejauh
mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan sudah diterima peserta didik
belajarnya. Hasil belajar dilihat melalui tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif
penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang ada dalam kompetensi dasar.
Aspek kognitif diukur melalui test, aspek afektif dan psikomotorik diukur
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
berulang agar memahami atau memperoleh suatu hal yang berarah positif.
Menurut Lindgren, sebagaimana dikutip oleh Saptorini (2011) dalam buku yang
dirinya dalam suatu bidang dan tujuan tertentu. Sapari (2013) menjelaskan bahwa
belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil
atau tujuan. Belajar sekarang bukan hanya tentang mengingat materi yang sudah
sebuah proses dimana pelajar aktif membangun ide ide baru atau konsep. Teori
otak. Salah satu peneliti teori pembelajaran kognitif adalah Bruner, yang
13
masalah peserta didik karena melatih peserta didik untuk mengonsep solusi
belajar terdapat juga beberapa dimensi dan indikator sebagai berikut (Ismail,
2009) : (1) Belajar ditandai dengan perubahan sikap, tingkah laku dan
keterampilan yang relatif tetap dalam diri seseorang sesuai dengan tujuan yang
diharapkan; (2) Belajar terjadi melalui latihan dan pengamalan yang dijalani yang
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik tentang sejauh
mana pemahamannya terhadap suatu materi terutama hasil belajar kognitif. Hasil
Taksonomi Bloom dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Aspek Kognitif meliputi
(Solichin, 2012)
dalam kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk membimbing tingkah laku
peserta didik ke arah yang lebih baik (Hamdani, 2010). Kegiatan pembelajaran ini
dilakukan atas dasar kesadaran setiap individu dari tidak tahu menjadi tahu
merupakan bagian proses pendidikan yang berlangsung seumur hidup (life long
education). Hal ini berarti bahwa usaha pendidikan sudah dimulai sejak manusia
itu lahir sampai tutup usia, sepanjang manusia itu mampu menerima pengaruh dan
mind set, peserta didik diharapkan dapat secara aktif untuk belajar karena yang
15
menurut UNESCO yaitu learning to know, to do, to be and to live together sebagai
Joyce & Weil yang dikutip oleh Santyasa (2007) menjelaskan bahwa
model pembelajaran memiliki lima unsur dasar yaitu (1) syntax, yaitu langkah
langkah operasional pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan norma
gambaran yang hendak menjadi perilaku guru seperti cara dalam memandang,
memperlakukan, dan merespon peserta didik, (4) support system, segala sarana,
bahan, alat, atau lingkungan belajar yang dapat mendukung proses pembelajaran,
dan (5) instructional dan nurturant effects—hasil belajar yang dapat diperoleh
langsung berdasarkan tujuan yang hendak dicapai (instructional effects) dan hasil
dalam kehidupan nyata (Rubi & Zamtimah, 2010). Model pembelajaran PBL ini
melatih peserta didik untuk dapat memberi solusi dari permasalahan yang muncul
dengan mencari informasi data yang dapat mereka peroleh dari berbagai sumber.
menyatakan bahwa belajar suatu proses dalam mana pembelajar secara aktif
dikembangkan ini mengandung dua prinsip penting yaitu (1) belajar adalah suatu
dipengaruhi oleh faktor interaksi social dan sifat kontektual dari pelajaran
(Gisjelairs, 1996).
pembelajaran yang lainnya yaitu (1) pembelajaran bersifat student centered, (2)
berperan sebagai fasilitator dan moderator, (4) masalah menjadi fokus dan
sebagai contoh; (4) permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses;
(5) permasalahan sebagai stimulus permasalahan otentik. Peran guru, murid, dan
Tabel 2.1 Gambaran Peran Guru, Murid Dan Masalah Dalam Pembelajaran
Model PBL
Guru sebagai pelatih Peserta didik sebagai Masalah sebagai awal
problem solver tantangan dan motivasi
Group adalah kata yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti kelompok,
yaitu kumpulan lebih dari dua orang yang bergabung untuk melakukan hal yang
sama. Sedang investigation adalah kata yang juga berasal dari bahasa Inggris yaitu
metode ini dirasa cocok oleh peneliti dalam menunjang proses pembelajaran PBL,
karena memiliki tujuan akhir yang hendak dikembangkan oleh peserta didik yaitu
memiliki tiga konsep utama, yaitu : penelitian atau enquiri, pengetahuan atau
knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group (Udin,
dimiliki dan informasi yang diperoleh. Penelitian ini adalah proses dinamika
kepada peserta didik untuk menghadapi masalah dan usaha untuk memecahkan
membagi peserta didik dalam satu kelas menjadi 4 sampai 6 kelompok (Wiryadi,
permasalahan berbeda yang ada dengan topik yang sama, pembelajaran yang
dilakukan akan mengaktifkan peserta didik karena satu sama lain akan
berinteraksi untuk mencari solusi tanpa memandang latar belakang tiap peserta
didik, peserta didik akan dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
didik.
19
kemandirian peserta didik dalam belajar, artinya peserta didik tidak hanya
mengandalkan orang lain untuk mencerdaskan dirinya. Peserta didik tahu apa
yang sedang dipelajari, apa yang telah dipelajari dan apa yang harus dipelajari.
Pelajaran kimia pada materi reaksi oksidasi dan reduksi misalnya peserta didik
dapat menganalisis sendiri mengenai materi tersebut, apa yang sudah diketahui
dan yang perlu diperdalam, serta dapat memilah intisari materi yang akan
didik untuk mencari solusi dari materi yang sedang dipelajari dengan pengetahuan
bagi dirinya. Secara otomatis peserta didik akan mampu menyelesaikan masalah-
masalah serupa ataupun berbeda dengan baik karena peserta didik sudah mendapat
dipecahkan oleh peserta didik atau sekelompok peserta didik yaitu sutu pertanyaan
yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Dalam aktivitas sehari-hari
20
kemampuan ini juga berguna bagi peserta didik, karena dalam kehidupan tak
peserta didik lebih analitis dalam mengambil keputusan dalam kehidupan nyata
(Herviati dkk, 2010). Ini berarti peserta didik diharuskan untuk mencari solusi
menyelaraskan dengan fenomena yang ada. Seperti halnya dalam materi redoks,
banyak persoalan dikehidupan sehari-hari yang terkait dengan materi ini untuk
peristiwa korosi pada besi misalnya yang dibiarkan begitu saja sehingga terjadi
21
kontak langsung dengan air dan oksigen, hal inilah yang merupakan penyebab
salah satu contoh persoalan terkait redoks dalam kehidupan sehari-hari yang
dalam setiap pokok bahasan diperlukan, dalam hal ini peran guru begitu penting.
dan efektif dapat merangsang peserta didik untuk mencari penyelesaian yang
tepat. Apabila peserta didik dirasa kurang memahami atau kesulitan dalam
pertanyaan-pertanyaan acuan sebagai motivasi peserta didik atau bisa juga peserta
didik melakukan kegiatan diskusi dengan beberapa teman kelasnya untuk mencari
hari, maupun dalam industri. Beberapa contohnya yaitu perkaratan logam, reaksi
22
Oksigen
penerimaan/pengikatan oksigen disebut reaksi oksidasi. Ini berarti bahwa zat yang
mengalami oksidasi adalah Mg. Reaksi ini dapat ditulis sebagai berikut :
Contoh :
Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah besarnya muatan yang diemban oleh sutu atom
dalam suatu senyawa, jika semua electron ikatan didistribusikan kepada unsur
bilangan oksidasi.
Contoh :
Oksidasi
0 +3
Cr2O3 (aq) + 2Al (s) 2Al2O3 (aq) + 2Cr (s)
+3 0
Reduksi
merupakan zat yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu mengalami oksidasi dan
Contoh :
oksidasi
Contoh :
Pada rekasi ini, H2S berfungsi sebagai reduktor, sedangkan SO2 sebagai
oksidator. Sedangkan untuk unsur S merupakan hasil reaksi oksidasi dan reduksi.
(Purba, 2007)
Reaksi redoks ini diterapkan pada proses setelah dipisahkan dari batu reja
(karang) baik secara kimia maupun fisika yang kemudian dipekatkan menjadi
bijih pekat. Bijih pekat tersebut direduksi dengan zat pereduksi yang paling
tepat.
Contoh :
+3 0
25
membentuk PbSO4
sekat dan ruangan yang di dalamnya dilakukan beberapa proses, termasuk proses
kimia untuk mengurangi kotoran dan zat racun. Pada umumnya, proses
pengolahan air limbah terdiri dari tiga fase pengolahan utama, yaitu primer,
didik dalam kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh model yang diterapkan oleh
guru. Model pembelajaran yang tepat akan menarik minat peserta didik untuk
berperan aktif dan membuat pembelajaran menjadi berfokus pada peserta didik
atau students centered. Hal inilah yang menjadi indikator penting dalam
Pengembangan cara berpikir peserta didik ini perlu dilatih dalam suatu
akan melakukan proses dinamika untuk memberikan respon terhadap masalah dan
peserta didik karena secara otomatis peserta didik memperoleh pengalaman yang
dalam mencari solusi permasalahan dan pengetahuan secara lebih faktual. Hal ini
akan merangsang pola berpikir peserta didik dalam mencari solusi dan mengambil
dampak positif dalam hasil belajar peserta didik, (2) dapat meningkatkan motivasi
tanpa memandang latar belakang, dan (4) mendorong dan memotivasi peserta
mengajar pada materi redoks yaitu dengan membagi peserta didik dalam beberapa
hari, seperti (1) penyelidikan tentang kondisi logam pada rumah warga di tepi laut,
(2) menyelidiki reaksi redoks yang terjadi pada aki mobil, (3) menyelidiki reaksi
redoks yang terjadi pada saat penyambungan besi atau logam, (4) menyelidiki
reaksi redoks pada pembuatan tape, (5) menyelidiki pencegahan korosi pada
logam menara pemancar dan (6) menyelidiki reaksi pengolahan logam menjadi
sebagai kelas eksperimen dan X MIIA 3 sebagai kelas kontrol, dalam hal ini
yang lebih baik dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini terkait kelebihan dari penerapan
metode group investigation dalam model PBL sendiri yang diterapkan pada kelas
eksperimen yaitu dengan menghadapkan peserta didik dengan masalah yang ada
yang dipelajari dan pengalaman yang lebih baik juga. Selanjutnya peserta didik
berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi dan secara tidak langsung ini
mengaktifkan peserta didik. Sehingga dengan partisipasi aktif peserta didik ini
Batang.
30
Secara ringkas penelitian yang akan dilakukan disajikan seperti pada Gambar 2.1
berikut :
Kemampuan pemecahan
masalah peserta didik harus
Indikator Kemampuan dilatih agar berkembang
Sintak PBL :
Pemecahan Masalah : 1. Orientasi pada
1. Memahami masalah masalah
2. Merencanakan 2. Mengorganisasikan
penyelesaian Pembelajaran dengan
berbasis Masalah (PBL) kegiatan belajar
3. Melakukan perhitungan 3. Penyelidikan mandiri
4. Penalaran logis 4. Menyajikan karya
5. Menemukan suatu pola 5. Analisis & evaluasi
6. Pengecekan kembali
3.8 Hipotesis
Mengacu dari latar belakang yang ada dan teori yang mendasari penelitian
(2) Implementasi group investigation dalam model PBL pada materi Redoks
dapat meningkatkan hasil belajar Kimia peserta didik kelas X SMA Negeri 2
Batang.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
dalam pengambilan sampel dan perlakuan yang hendak diberikan. Kesamaan ciri
kemampuan guru, jam pelajaran serta rata-rata hasil belajar awal yang sama.
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X
MIA SMAN 2 Batang yang terbagi dalam empat kelas pararel. Daftar kelas dan
jumlah peserta didik dalam populasi ini disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jumlah peserta didik populasi kelas X SMA Negeri 2 Batang
Nomor Kelas Jumlah Peserta didik
1 X MIIA 1 36
2 X MIIA 2 36
3 X MIIA 3 36
4 X MIIA 4 36
Jumlah 144
33
3.2.2 Sampel
penelitian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2010)
3.2.2.1 Sampling
random sampling, yaitu metode yang digunakan untuk memilih sampel dari
sama besar untuk diambil sebagai sampel (Sugiyono, 2011). Penentuan 2 kelas
sebagai sample (kelas eksperimen dan kelas kontrol) dengan teknik cluster
random sampling ini dilakukan secara acak dengan pertimbangan populasi yang
homogenitas yang sama dengan data yang diambil dari nilai mid semester ganjil
mata pelajaran kimia kelas X SMA Negeri 2 Batang. Metode yang digunakan
adalah metode undian karena jumlah populasi kecil yaitu 4 kelas. Dari hasil
undian tersebut didapatkan dua kelas yaitu kelas X MIIA 1 dan X MIIA 3 sebagai
kelas sampel. Dari kedua kelas tersebut, satu sebagai kelas pembanding (kontrol)
yaitu kelas X MIIA 3 dan yang satu sebagai kelas perlakuan (eksperimen) yaitu
kelas X MIIA 1.
Variabel adalah objek penelitian, atau apa saja yang menjadi titik perhatian
a. Variabel bebas
pada kelas eksperimen dan metode ceramah serta diskusi biasa diterapkan pada
kelas kontrol.
b. Variabel terikat
masalah peserta didik kelas X SMA Negeri 2 Batang pada materi Redoks dengan
c. Variabel kontrol
pelajaran dan jumlah jam pelajaran yang sama serta bahan ajar dalam
control group design, yaitu penelitian dengan melihat perbedaan pretes maupun
postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian disajikan
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T1 Y T2
35
Keterangan :
X :Pembelajaran kimia dengan menerapkan group
investigation menggunakan model PBL.
Y :Pembelajaran kimia dengan menggunakan model
pembelajaran ceramah dan diskusi serta praktek redoks.
T1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest
T2 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest
Pada penelitian ini digunakan dua kelas sebagai obyek penelitian, kelas
X MIIA 1 sebagai kelas ekaperimen dan kelas X MIIA 3 sebagai kelas kontrol.
Pengambilan dua kelas untuk penelitian ini sesuai dengan teknik sampling yang
awal yaitu semua kelas dalam populasi berdistribusi normal, kesamaan rata-rata
group investigation dengan model PBL sedangkan untuk kelas kontrol kegiatan
kelompok
37
a. Metode Dokumentasi
anggota sampel.
38
b. Metode Tes
c. Metode Observasi
didik serta untuk mengungkap data tentang penerapan group investigation dalam
pembelajaran Kimia.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui data dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal. Rumus yang digunakan untuk menguju
kenormalan data ini adalah dengan Chi-Kuadrat.
𝑘
2
(Oi − Ei )2
𝜒 =∑
Ei
𝑡=1
Keterangan:
X2 = Chi kuadrat
Oi = Frekuensi hasil pengamatan
Ei = Frekuensi harapan
k = Banyaknya kelas interval
39
konfidensi 0,95 derajat kebebasan k-3. Dalam hal lainnya Ho diterima artinya
homogenitas yang sama dan memiliki rata-rata yang sama. Uji kesamaan
2
∑(𝑛𝑖 − 1)𝑆𝑖2
𝑆 =
∑(𝑛𝑖 − 1)
𝐵 = (𝑙𝑜𝑔𝑆 2 ) ∑(𝑛𝑖 − 1)
Keterangan:
Si2 = variansi masing-masing kelas
S = variansi gabungan
ni = banyaknya anggota dalam kelas/kelas
B = koefisien Bartlett
χ2 = harga konsultasi homogenitas sampel
(Sudjana, 2005)
H diterima jika t2hitung < t2tabel (1-t)(k-1) (taraf signifian 5%). Hal ini berarti
varians dari populasi tidak berbeda satu dengan yang lain (homogenitasya
sama).
sampling.
3.7.1.3. Uji Kesamaan Rata-Rata Antar Kelas dalam Populasi (Uji ANAVA)
sama atau tidak (Sudjana, 2002). Untuk mengetahui kesamaan rata-rata dari
a. Validitas
𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 = √
𝑆𝑡 𝑞
Kriteria: jika t hit ˃ t tab, maka butir soal valid, dengan dk = (n-2) dan n adalah
10, 11, 12, 13,15, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27,28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,
37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, dan 49. Sedangkan soal yang tidak valid
berjumlah 13 butir yaitu nomor 2, 6, 9, 14, 16, 17, 18, 24, 29, 45, 47, 48, dan
50. Perhitungan analisis hasil uji coba soal pilihan ganda selengkapnya dapat
b. Reliabilitas
k M (k M )
r11 1
k 1 kVt
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen, instrumen reliabel bila r11 ≥ 0,7
k : banyaknya butir soal
M : skor rata-rata
Vt : varians total
c. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal
0,00 sampai dengan 1,00. Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi
B
IK
JS
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
B = Jumlah peserta didik menjawab benar butir soal
JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
43
Kriteria tingkat kesukaran soal uji coba instrumen disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriterian Tingkat Kesukaran Soal
Interval Indeks
Kriteria
Kesukaran
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Berdasarkan analisis tingkat kesukaran soal dapat dikategorikan
dalam beberapa kriteria, yang termasuk kriteria sukar adalah nomor 5, 7, 8, 10,
11, 13, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 33, 35, 37, 39, 41, dan 49. Butir soal yang
termasuk kriteria sedang terdapat pada nomor 1, 3, 4, 15, 19, 28,30, 31, 32, 34,
36, 38, 40, 42, 43, dan 44. Untuk soal yang tergolong mudah yaitu nomor 12,
27, dan 46. Perhitungan lebih lengkap mengenai tingkat kesukaran dapat di
d. Daya Beda
𝐵𝑎 𝐵𝑏
D= − 𝐽𝑏
𝐽𝑎
Keterangan:
Ja : banyaknya peserta kelompok atas
Jb : banyaknya peserta kelompok bawah
Ba :banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
Bb :banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
44
hendak diukur dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Pada penelitian ini, untuk mengetahui validitas butir soal, digunakan rumus
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
moment, dengan taraf signifikansi 𝛼 = 5%. Jika 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal
tersebut valid. Analisis kevalidan soal uraian ini yang terdapat sejumlah 5 butir
45
soal didapat kevalidan secara berturut-turut yaitu 0,66; 0,66; 0,77; 0,52; dan
0,60. Perhitungan kevalidan uji soal uraian terdapat pada Lampiran 12 halaman
177.
b. Reliabilitas
dapat digunakan berulang kali dengan syarat saat pengukuran tidak berubah
serta memberikan hasil tes yang sama. Reliabilitas instrumen tes pada
penelitian ini menggunakan rumus Alpha karena tes berupa soal uraian atau
essay. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen tes
adalah :
𝑘 Ʃ𝜎𝑏2
𝑟11 = [ ] [1 − 2 ]
𝑘−1 𝜎𝑡
Varians :
(Ʃ𝑦)2
Ʃ𝑦 2 −
𝜎𝑡2 = 𝑁
𝑁
(Ʃ𝑥)2
Ʃ𝑥 2 −
𝜎𝑏2 = 𝑁
𝑁
Keterangan :
r11 : reliabilitas tes, instrumen reliabel bila r11 ≥ 0,7
k : banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
2
Ʃ𝜎𝑏 : jumlah varians butir
𝜎𝑡2 : varians total
(Ʃx)2 : kuadrat jumlah skor item
(Ʃy)2 : kuadrat jumlah skor total
N : banyaknya subjek pengikut tes
(Arikunto, 2002)
46
Kriteria pengujian tes yaitu setelah didapat harga r11 dan harga r11
tersebut ≥ 0,7, maka soal tersebut reliabel. Setelah melakukan analisis data
c. Tingkat Kesukaran
0,00 1,00
Sukar Mudah
Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran soal adalah:
(Arifin, 2012)
Kriteria:
masalah dari lima soal yang diujicobakan didapatkan hasil seperti dalam Tabel
3.5 berikut, untuk analisis terdapat pada Lampiran 12 pada halaman 177.
47
d. Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara peserta didik yang pandai (menguasai materi) dengan peserta didik yang
didik yang pandai tentu akan lebih mampu menjawab dibandingkan dengan
Rumus untuk menentukan daya pembeda pada butir soal uraian adalah:
𝑚𝑒𝑎𝑛 𝐾𝐴 − 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝐾𝐵
𝐷𝑃 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠
(Arifin, 2012)
Keterangan:
DP = daya pembeda
Mean KA = rata-rata kelompok atas
Mean KB = rata-rata kelompok bawah
Skor Maks = skor maksimum
Berdasarkan analisis daya beda dalam soal uraian ini untuk mengetahui
pada angka 0,41 dengan kriterian sangat baik. Sehingga dengan kriteria ini soal
daya pembeda uji soal uraian terdapat pada Lampiran 12 halaman 177.
dan reliabilitas pada tiap aspekya sama dengan langkah sebagai berikut :
𝑉𝑝 − 𝑉𝑒
𝑟11 =
𝑉𝑝 + (𝑘 − 1)𝑉𝑒
Keterangan:
r11 = reliabilitas ≥ 0,70
Vp = varian persons/responden/testee
Ve = varian eror
k = jumlah rater/observer
(Mardapi, 2008)
Lembar observasi dalam penelitian ini ada dua jenis, yang pertama yaitu
untuk lembar observasi untuk mengukur ketercapaian aspek afektif atau sikap
49
peserta didik diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,75 perhitungan reliabilitas ini
terdapat pada Lampiran 35 halaman 202. Kedua adalah lembar observasi untuk
dengan penerapan group investigation dalam model PBL pada materi Redoks.
diberi nilai 5
5) “Sangat Tidak setuju” yang berada dibawah “Tidak Setuju”, diberi nilai 1.
50
Jumlah nilai
Rata - rata nilai tiap aspek
Jumlah responden
jika rata-rata nilai 3,4 – 4,0, kategori tinggi jika rata-rata nilai 2,8 – 3,4, kategori
sedang jika rata-rata nilai 2,2 – 2,8, kategori rendah jika rata-rata nilai 1,6 –
2,2, dan kategori sangat rendah jika rata-rata nilai 1,0 – 1,6
b. Reliabilitas Angket
Reliabilitas angket dapat dihitung menggunakan rumus α-Cronbach
sebagai berikut:
𝑛 ∑𝑆𝑖 2
𝑟11 =( ) {1 − }
𝑛−1 𝑆𝑡 2
Keterangan:
r11 = reliabilitas, instrument reliabel bila r11 ≥ 0,7
n = jumlah soal
Si2 = varian butir soal
2
St = varian total
(Mardapi, 2008)
sebesar 0,85. Reliabilitas yang diperoleh tersebut sudah sesuai dengan kriteria
Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan
dianalisis. Rumus yang digunakan untuk menguju kenormalan data ini adalah
dengan Chi-Kuadrat.
𝑘
2
(Oi − Ei )2
𝜒 =∑
Ei
𝑡=1
Keterangan:
χ2 = Chi kuadrat
Oi = Frekuensi hasil pengamatan
Ei = Frekuensi harapan
k = Banyaknya kelas interval
Kriteria : Tolak Ho jika χ2 data ≥ χ2 (0,95)(k-3) atau χ2 dengan taraf
konfidensi 0,95 derajat kebebasan k-3. Ho diterima artinya data yang diuji
(homogenitas sama) atau tidak. Uji kesamaan dua varians bertujuan pula untuk
Uji hipotesis dilakukan dengan statistik satu pihak, yaitu pihak kanan
dengan rumus uji t. Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan
i) Jika dua kelas mempunyai varians tidak berbeda (S12 = S22) digunakan
rumus t.
x1 x 2
t hitung s2
n1 1s12 n2 1s2 2
dengan
1 1 n1 n2 2
s
n1 n2
ii) Jika dua kelas mempunyai varians yang berbeda (S12 ≠ S22) digunakan
Rumus t’.
53
x1 x2
𝑡 ′ ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=
2 2
√(𝑆1 ⁄𝑛 ) + (𝑆2 ⁄𝑛 )
1 2
Keterangan :
x1 = rata-rata post test kelas eksperimen
x2 = rata-rata post test kelas kontrol
n1 = jumlah peserta didik kelas eksperimen
n2 = jumlah peserta didik kelas kontrol
s1 = simpangan baku kelas eksperimen
s2 = simpangan baku kelas kontrol
s = simpangan baku gabungan
b. Uji Korelasi
investigation dalam model PBL pada kelas eksperimen dan ceramah serta
dikatakan signifikan jika hasil 𝑟𝑏 > 1,96 x 𝑆𝐸𝑟 . Uji korelasi dalam penelitian ini
(𝑌1 − 𝑌2 )𝑝. 𝑞
𝑟𝑏 =
𝑢. 𝑠𝑦
Keterangan:
rb = koefisien korelasi biserial
Y̅1 = rata-rata variable Y yang didapat karena kategori
pertama
Y̅2 = rata-rata variable Y yang didapat karena kategori
kedua
sy = simpangan baku untuk semua nilai Y
p = proporsi pengamatan yang ada di dalam kategori
pertama
q = proporsi pengamatan yang ada di dalam kategori
kedua
u = tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z
yang memotong bagian luas normal baku menjadi
bagian p dan q.
54
c. Koefisien Determinasi
terjadi pada variabel terikat dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada
Keterangan:
rb2 = indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb
koefisien korelasi biserial.
55
BAB 4
Maret-April, maka hasil penelitian disajikan dalam bentuk hasil analisis data tahap
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan
diambil sampelnya. Suatu data dikatakan normal jika χ2hitung < χ2Tabel . Hasil uji
diterima. Hal ini berarti bahwa data populasi berdistribusi normal, sehingga uji
penelitian ini homogenitas atau tidak. Dalam penelitian ini jumlah kelas yang
diteliti ada dua kelas. Setelah data homogen selanjutnya akan dilakukan analisis uji
kesamaan rata-rata populasi baru diambil sampel dengan teknik cluster random
sampling. Uji kesamaan varians dari k buah kelas ( k > 2 ) populasi digunakan
2
𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan dk = 3 dan α = 5%, maka dapat disimpulkan Ho diterima. Hal ini
Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 18 dengan halaman 183.
Uji kesamaan rata-rata dalam kelas atau Uji Anava dilakukan untuk
mengetahui apakah keadaan awal populasi sama atau tidak (Sudjana, 2002).
Dalam penelitian ini terdapat empat kelas reguler X MIIA 1 – X MIIA 4. Untuk
μ2 =….= μk. Hipotesis diterima apabila Fhitung < Ftabel (0,95) (k-1) (n-k). Hasil uji kanava
Berdasarkan analisis tersebut diperoleh bahwa Fhitung sebesar 0,003 < Ftabel
sebesar 2,57. Sehingga dapat dikatakan bahwa didalam populasi tidak terdapat
kesamaan rata-rata kelas dalam populasi dapat di lihat pada Lampiran 19 dengan
halaman 184.
mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak. Berdasarkan pengolahan data
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa data populasi mempunyai varians
yang sama pada taraf signifikansi 5% diperoleh Fhitung < FTabel. Hasil pangujian
diterima yang berarti bahwa populasi mempunyai varians yang tidak berbeda.
Perhitungan uji kesamaan dua varianas data populasi terdapat pada Lampiran 20
halaman 186.
58
Analisis data tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang telah
dikemukakan. Data yang digunakan dalam analisis tahap akhir adalah pre-test dan
tes akhir (post-test) pemahaman konsep serta keterampilan proses sains. Jadi dilihat
setelah pembelajaran selesai. Pada analisis tahap akhir dilakukan uji normalitas, uji
kesamaan dua varians, uji perbedaan dua rata-rata, analisis terhadap pengaruh antar
analisis angket.
disajikan pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6. Sedangkan hasil post-test selengkapnya
Berdasarkan data hasil postest seperti tabel tersebut di atas, terlihat bahwa
kelas eksperimen memperoleh hasil postest lebih baik daripada kelas kontrol baik
itu pada postest hasil belajar maupun peningkatan kemampuan pemecahan masalah.
Hal ini membuktikan bahwa penerapan group investigation dalam model PBL
masalah.
nonparametrik. Hasil perhitungan uji normalitas data pre-test dan post-test dapat
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test Hasil Belajar
2
Uji Normalitas 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
2
Dk Kelas Kelas 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keterangan
Eksperimen Kontrol
Berdistribusi
Pre-test 3 1,22 6,29 7,81
Normal
Berdistribusi
Post-test 3 4,53 6,85 7,81
Normal
Sumber : Data Primer
60
eksperimen masing-masing 1,22 dan 6,29; sedangkan χ2hitung Pre-test dan Post-test
diperoleh χ2Tabel =7,81. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa χ2hitung <
data pre-test terdapat pada Lampiran 23–24 halaman 189-190 dan data post-test
ini homogen atau tidak dengan menggunakan uji Bartlett. Suatu test dikatakan
2 2
homogen jika 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Hasil uji homogenitas pretest dan postest ini dapat
2
𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan dk = 2 dan α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa pre-test dan
selengkapnya terdapat Lampiran 25 pada halaman 191 dan 30 pada halaman 196.
61
4.1.2.3 Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre-test dan Post-test Hasil Belajar
dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak. Berdasarkan
pengolahan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa data pre-test dan
post-test mempunyai varians yang sama pada taraf signifikansi 5% diperoleh Fhitung
< FTabel. Hasil pangujian data pre-test dan post-test terangkum dalam Tabel 4.9
Tabel 4.9 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre-test dan Post-test
Data Fhitung FTabel Keterangan
Varians Tidak
Pre-test 1,86 1,96
Berbeda
Varians Tidak
Post-test 1,93 1,96
Berbeda
Sumber : Data Primer
masing 1,86 dan 1,93, untuk α = 5% dengan dk pembilang dan penyebut = 35,
diperoleh FTabel = 1,96. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa Fhitung < FTabel
yang tidak berbeda. Perhitungan uji kesamaan dua varianas data hasil pre-test dan
data post-test antara kelompok eksperimen dan kontrol terdapat pada Lampiran 26
signifikan jika thitung > tTabel. Berdasarkan hasil uji-t, dapat dikatakan bahwa Ho
diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan pada skor post-test antara kelas
62
eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian antara
data pre test dan post-test dengan uji-t dapat dilihat dalam Tabel 4.10.
Hasil post test terdapat perbedaan hasil belajar maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh implementasi group investigation dalam model PBL terhadap
pemahaman konsep peserta didik. Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data
4.1.2.5 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan (Uji Satu Pihak)
bahwa rata-rata pemahaman konsep peserta didik kelompok eksperimen lebih baik
konsep. Hasil uji satu pihak dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan Data Post Test
Pada perhitungan uji satu pihak diperoleh thitung lebih dari tTabel dengan
dk=68 dan α=5% maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Hal ini berarti bahwa
63
rata-rata hasil pemahaman konsep peserta didik yang diberi pembelajaran dengan
group investigation dalam Model PBL lebih baik daripada peserta didik yang diberi
pembelajaran dengan Model PBL tanpa group investigation, sehingga dapat pula
positif terhadap pemahaman konsep. Perhitungan uji perbedaan rata-rata satu pihak
Data hasil pretest dan postest peserta didik pada kelas eksperimen maupun
Analisis tersebut memperoleh hasil bahwa pada kelas eksperimen seluruh siswa
mengalami peningkatan yang sedang pada hasil belajar, sedangkan pada kelas
menunjukan peningkatan yang rendah. Berikut pada Gambar 4.1 dan 4.2 disajikan
data hasil normalitas Gain (N-gain) pada kelas eksperimen dan kontrol serta
peningkatanya.
64
40
36
35
30
25
20
15
10
5 0 0
0
Tinggi Sedang Rendah
25
25
20
15 11
10
5 0
0
Tinggi Sedang Rendah
Tingkat pencapaian N-gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
disajikan pada gambar diatas menunjukkan bahwa rata-rata normalitas Gain kelas
Eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol walaupun kriteria yang didapat
sama yaitu Sedang. Perhitungan normalitas gain hasil belajar ini dapat di lihat pada
mengetahui keterampilan peserta didik dalam pembelajaran baik itu saat diskusi,
observasi psikomotorik juga dinilai dari laporan hasil percobaan sederhana dan
Tabel 4.12. Perhitungan analisis lembar observasi aspek psikomotorik ini dapat
afektif yang dinilai dalam penelitian ini mengacu pada kompetensi inti yang
terdapat pada kurikulum 2013. Penilaian tiap aspeknya antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol sama. Hasil analisis lembar observasi aspek afektif ini dapat disajikan
Tabel 4.13 Hasil observasi aspek afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol.
masalah pada kelas kontrol dengan pembelajaran model PBL biasa tanpa
pretest dan posttest yang terdapat pada soal uraian bermuatan indikator
eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.14, sedangkan hasil
lebih baik daripada kelas kontrol, ini menunjukan bahwa penerapan group
dari 10 indikator yang ada, 5 indikator ini terdapat dalam 5 soal uraian
masalah ini dilihat dari skor tiap butir soal pada pretest dan posttest setiap
eksperimen masing-masing 7,13 dan 5,27; sedangkan χ2hitung Pre-test dan Post-
test kelas kontrol masing-masing 3,69 dan 1,45. Untuk α = 5% dengan dk =3,
diperoleh χ2Tabel =7,81. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa χ2hitung <
data pre-test dan data post-test terdapat pada Lampiran 40-41 halaman 209-210
penelitian ini homogen atau tidak dengan menggunakan uji Bartlett. Suatu test
2 2
dikatakan homogen jika 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Hasil uji homogenitas untuk mengukur
2
𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan dk = 2 dan α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa pre-test dan
71
dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak. Berdasarkan
pengolahan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa data pre-test dan
post-test kemampuan pemecahan masalah pada soal uraian pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol mempunyai varians yang sama pada taraf signifikansi 5%
diperoleh Fhitung < FTabel. Hasil pangujian data pre-test dan post-test terangkum pada
Tabel 4.17
Tabel 4.17. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre-test dan Post-test
Data Fhitung FTabel Keterangan
Pre-test 1,64 1,96 Varians Tidak Berbeda
Post-test 1,93 1,96 Varians Tidak Berbeda
Sumber : Data Primer
masing 1,64 dan 1,93; untuk α = 5% dengan dk pembilang dan penyebut = 35,
diperoleh FTabel = 1,96. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa Fhitung < FTabel
yang tidak berbeda. Perhitungan uji kesamaan dua varians data hasil pre-test dan
kontrol terdapat pada Lampiran 43 halaman 212 dan Lampiran 48 halaman 217.
Pada uji ini data dikatakan mempunyai perbedaan signifikan jika thitung >
tTabel. Berdasarkan hasil uji-t, dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan
72
pada skor post-test soal uraian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf
signifikansi 5%. Hasil pengujian antara data pre test dan post-test dengan uji-t dapat
Tabel 4.18. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Post-Test Soal Uraian
Data thitung tTabel Keterangan
Post-Test 4,25 1,99 Ada Perbedaan
Sumber : Data Primer
Pada hasil post test soal uraian terdapat perbedaan hasil kemampuan
pemecahan masalah pada kelas eksperimen dan kontrol yang signifikan maka
Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data post-test terdapat pada Lampiran 50
Masalah
kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol, sehingga dapat pula
Tabel 4.19 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan Soal Uraian
Data thitung tTabel Keterangan
Kelas eksperimen lebih baik
Post Test 4,251 1,99
dari kelas kontrol
Sumber : Data Primer
73
Pada perhitungan uji satu pihak diperoleh thitung lebih dari tTabel dengan
dk=70 dan α=5% maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Hal ini berarti
diberi pembelajaran dengan group investigation lebih baik daripada peserta didik
yang diberi pembelajaran dengan tanpa group investigation, sehingga dapat pula
perbedaan rata-rata satu pihak kanan terdapat pada Lampiran 49 di halaman 218.
peserta didik di kelas eksperimen sebesar 0,65 sedangkan pada kelas kontrol
sebesar 0,51. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan harga normalitas Gain
kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol walaupun keduanya berada
pada kriteria yang sama yaitu sedang. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
pencapaian N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Gambar
4.6 dan Gambar 4.7. Analisis perhitungan normalitas gain selengkapnya terdapat
yang diajukan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
MIIA 1) dan pembelajaran PBL tanpa group investigation pada kelas kontrol (X
MIIA 3). Data post-test dianalisis menggunakan analisis koefisien korelasi biserial
75
besarnya pengaruh.
eksperimen dan metode ceramah disertai diskusi pada kelas kontrol, sedangkan
SMA Negeri 2 Batang pada materi redoks. Untuk menentukan besarnya pengaruh
biserial.
p = 0,5; q = 0,5 dan u = 0,3989 (diperoleh dari Tabel daftar E). Berdasarkan hasil
konsep peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 52 (halaman 222) dan uji
variabel bebas terhadap variabel terikat. Kontribusi dalam penelitian ini yaitu
masalah peserta didik materi reaksi oksidasi dan reduksi sebesar 19,36%.
metode group investigation dalam model PBL materi reaksi oksidasi dan reduksi.
dimana dalam penelitian ini diberikan di kelas X MIIA 1 SMA Negeri 2 Batang.
model PBL karena lebih menyenangkan, menarik, dan dapat membuat peserta didik
lebih mudah memahami materi, hal ini dapat dilihat dari rasa ingin tahu peserta
didik yang meningkat dalam pembelajaran dan mereka lebih termotivasi untuk giat
belajar. Selanjutnya peserta didik yang sangat setuju untuk menyukai penerapan
metode pembelajaran group investigation dalam model PBL sebesar 25,05%; untuk
peserta didik yang menyatakan biasa saja dalam penerapan metode pembelajaran
ini sebesar 7,97%; kategori tidak setuju 0% dan sangat tidak setuju 2,8%. Sehingga
78
dengan mengacu kepada hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa peserta didik
model PBL karena memberikan pengaruh positif kepada peserta didik terutama
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data awal maupun data akhir dari penelitian ini
dalam model PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik baik di kelas
eksperimen maupun di kelas kontrol baik itu hasil belajar dalam aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif peserta didik. Hasil belajar pada kelas eksperimen dalam
Gain dengan seluruh peserta didik tergolong dalam kelompok kreteria prestasi
sedang, sedangkan pada kelas kontrol peningkatan hanya sebesar 0,36 dengan
peserta didik kelompok prestasi sedang 25 dari 36 peserta didik dan sisanya pada
belajar yang lebih baik dibanding kelas kontrol, hal ini dikarenakan dalam kelas
Kurikulum 2013 menilai hasil belajar peserta didik dari tiga aspek yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik. Sejalan dengan hasil belajar aspek kognitif
begitu juga dengan aspek psikomotorik dan aspek afektif menunjukkan bahwa
dalam kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Penilaian aspek
pemecahan masalah dari hasil diskusi yang telah dilakukan baik di kelas
ketercapaian dalam aspek psikomotorik ini sudah mencapai kriteria yang tinggi
baik itu pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kriteria tinggi yang tercapai
ini karena peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol melaksanakan
diskusi untuk mencari solusi pemecahan masalah yang dihadapi dengan sungguh-
sungguh. Indikator dalam aspek psikomotorik yang perlu ditingkatkan baik untuk
kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah indikator saran dan kritik, pada
indikator ini peserta didik dalam memberikan saran dan kritik masih kurang sesuai
selain saran dan kritik tingkat ketercapaian peserta didik baik pada kelas
Ditinjau dari aspek afektif dari tujuh indikator ketercapaian dalam kelas
eksperimen jauh lebih tinggi rata-rata persentase keseluruhan jika dibanding kelas
kontrol yakni sebesar 96,43% dan 91,96%. Indikator kehadiran antara kelas
eksperimen dan kontrol memiliki ketercapaian yang hampir sama tinggi yaitu 0,99
tingkat ketercapaian yang lebih tinggi 0,93 daripada kelas kontrol 0,78 karena pada
kelas eksperimen setiap solusi pemecahan masalah mereka temukan secara mandiri
pendapatnya. Indikator ketiga yaitu kedisiplinan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki tingkat ketercapaian yang hampir sama tinggi, begitu juga dengan
dibanding kelas kontrol 0,89 dikarenakan pada kelas eksperimen setiap anggota
dalam kelompok berusaha mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi sehingga
antar anggotanya memiliki rasa kepedulian yang tinggi untuk membantu mencari
solusi. Kemudian indikator percaya diri pada kelas eksperimen memperoleh hasil
0,91 lebih tinggi dibanding kelas kontrol 0,83 hal ini karena pada kelas eksperimen
setiap solusi yang ditemukan merupakan hasil pemikiran setiap kelompok sehingga
pemecahan masalah yang sesuai dalam penelitian ini ada lima yakni tingkat
mengevalusi kembali solusi yang telah ditawarkan dalam diskusi. Penelitian untuk
di internet pada tahun 2009 menunjukkan hasil bahwa pada kelas eksperimen
memperoleh tingkat hasil belajar lebih baik dibanding kelas kontrol (Supardi &
Berbeda dengan kelas kontrol yang bersumber pada buku paket, sehingga peserta
didik dalam kelas ini kurang leluasa dalam memilih masalah untuk diselidiki
peningkatan yang tertinggi diantara lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil analisis uji
kategori tinggi, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,45 dalam kategori sedang.
Peningkatan ini terjadi karena adanya faktor pendukung yang terfasilitasi yaitu
peserta didik pada masalah. Hal ini peserta didik diberikan permasalahan yang
umum dalam lingkungan sekitar seperti perkaratan pada besi. Selanjutnya yaitu
82
mengorganisasikan dalam kegiatan belajar, dalam hal ini perserta didik dalam
saran kritik serta pendapat kepada kelompok yang sedang presentasi sehingga
solusi yang didapat lebih beragam dan baik lagi serta analisis kemampuan
logis, dalam hal ini peserta didik diorientasikan pada permasalahan yang terjadi
mandiri ini peserta didik berdiskusi serta menganalisis hubungan redoks yang
terjadi dengan proses pembakaran dari beberapa literatur. Selanjutnya hasil diskusi
tersebut dikembangkan menjadi sebuah karya berupa laporan hasil diskusi sesuai
tiap kelompok kepada kelompok yang bertugas presentasi dengan pengawasan guru
83
agar pokok pembahasan tetap pada jalur. Hasilnya indikator penlaran logis ini
mengalami peningkatan yang cukup tinggi dengan selisih yang tipis antara kelas
mengalami peningkatan sebesar 0,74 kategori tinggi sedangkan kelas kontrol 0,67
permasalahan terkait materi redoks yang terdapat di dalam lingkungan sekitar yang
beragam selain peristiwa korosi. Peserta didik diorientasikan bahwa hal-hal yang
berkaitan dengan redoks tidak hanya sebatas pada perkaratan pada logam.
peristiwa fotosintesis dan pencoklatan pada apel yang telah dibelah. Hasil
analisis serta evaluasi oleh kelompok lain serta guru agar tidak terjadi miskonsepsi.
Hasil dari fasilitas perlakuan dengan PBL ini dengan analisis normalitas Gain
diperoleh pada kelas eksperimen sebesar 0,37 dan kelas kontrol 0,5 dalam kategori
yang sama yaitu sedang. Kelas eksperimen mengalami peningkatan yang sedikit
jam pembelajaran, sedangkan kelas kontrol dalam kelas dengan sumber informasi
84
guru.
suatu pola, dengan menggunakan langkah PBL peserta didik dapat memberikan
suatu gambaran atau alur pemecahan suatu masalah. Indikator ini mengalami
peningkatan dalam kategori yang sedang baik pada kelas eksperimen (0,65) dan
pada kelas kontrol (0,43). Langkah PBL pertama yang diterapkan adalah dengan
dengan metode lumpur aktif. Selanjutnya setiap kelompok melakukan diskusi serta
limbah maupun prinsipnya. Hasil diskusi kelompok kemudian dibuat sebuah karya
berupa laporan yang kemudian akan dianalisis serta evaluasi bersama dengan
Hasil analisisi normalitas Gain menyatakan bahwa pada kelas eksperimen maupun
pisang, apel dan kentang setelah dikupas dan dibiarkan begitu saja. Permasalahan
dibuat sebuah karya berupa laporan pengamatan. Hasil laporan tersebut dianalisis
85
dan dievaluasi bersama dengan dampingan guru. Setiap peserta didik wajib menulis
hal-hal penting terkait solusi pemecahan masalah ini, untuk menguji kembali solusi
yang pernah dibahas dan untuk meningkatkan indiaktor evaluasi kembali solusi
Data yang diperoleh dari nilai pretest dan postest kemudian di analisis
menunjukkan peningkatan yang lebih baik pada kelas eksperimen dibanding kelas
kontrol.
peserta didik. Penelitian yang dilakukan pada kelas VIII SMP Negeri 27 Palembang
tahun 2010 menunjukkan hasil yang serupa bahwa metode investigasi dalam
melihat analisis data yang diperoleh, maka dapat diketahui mengenai kelebihan
berikut :
(1) Peserta didik lebih mudah dalam memahami materi karena dalam proses
kepada setiap peserta didik untuk berlatih memecahkan masalah yang ada
(3) Peserta didik dapat lebih percaya diri dalam membuat keputusan serta
(4) Peserta didik berlatih untuk bekerja secara kelompok sehingga berlatih
(5) Meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif
(6) Kemandirian peserta didik dalam belajar dapat terlihat, dimana peserta didik
dapat mencari materi sendiri dalam pemecahan masalah dari masalah yang
ditemui.
antara lain:
87
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan
sebagai berikut:
kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik, sesuai dengan uji t yang
telah dilakukan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
kontrol.
(2) Penerapan group investigation dalam model PBL dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik dalam pelajaran Kimia materi redoks, berdasarkan analisi
5.2 Saran
selanjutnya lebih beragam dan lebih luas lagi, agar pengetahuan penyelidikan
(2) Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menentukan hasil belajar peserta
didik, oleh karena itu guru disarankan mempunyai cara-cara yang tepat untuk
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, L., Siroj, R.A. & Putri, R.I.I., 2010. Penerapan Model Pembelajaran
Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 27 Palembang. Jurnal
Pendidikan Matematika, 4(1). 72-84.
Joyce, B., & Weil, M. 1980. Model of teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes Nontes. Yogyakarta:
PT Mitra Cendekia.
Munib, A. 2011. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri
Semarang Press
Nurhayati, L; K S Martini & T Redjeki. 2013. Peningkatan Kreativitas Dan Prestasi
Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Crossword. Jurnal
Pendidikan Kimia, 2(4): 1-8.
Nurhayati. 2013. Peningkatan kreativitas dan prestasi belajar pada materi minyak
bumi melalui penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL)
dengan media crossword. Mengutip dari Gentry, E. (2000). Creating
Student-centered, Problembased Classrooms.Huntsville: University of
Alabama. Tersedia di http://aspire.cs.uah.edu/ [diakses 15- 04- 2014]
Rahayu, I P; Sudarmin & Wijanto. 2012. Penerapan Model PBL Berbantaun Media
Transvisi Untuk Meningkatkan KPS dan Hasil Belajar. Chemistry in
Education, 2(1).
Rahayuningrum, R H. 2008. Penggunaan Media Pembelajaran Multimedia
Interaktif Berbantuan Komputer Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII F dI SMP
Negeri 2 Imogiri Bantul. Peran ICT untuk Mendukung Implementasi
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika. Artikel. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Rubi, A P & Zamtinah. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Mata Diklat Praktik Dasar Intalasi Listrik (PDIL) Di Smk Muhammadiyah 3
Yogyakarta.
Santoso, E B. 2011. Model Pembelajaran Group Investigation. http://www.ras-
eko.co.cc [diakses pada 4 Februari 2015]
Sapari. 2013. Penerapan Cooperative Learning Melalui Strategi Crossword Puzzle
dalam Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Akidah Akhlak Materi
Asmaul Husna Kelas IV MI Krajankulon Kaliwungu Kabupaten Kendal.
Skripsi. Semarang : IAIN Walisongo Semarang
Saptorini. 2011. Strategi Pembelajaran Kimia. Semarang : Jurusan Kimia FMIPA
Unnes
Sardiman A.M. 2005. Interaksi & Motivasi belajar mengajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
92
kebesaran Tuhan 1.1.2 Peserta didik dikehidupan sehari- redoks dalam Buku
YME dan mampu hari semisal reaksi kehidupan sehari- Kimia kelas
pengetahuan tentang menyadari bahwa pembakaran, kondisi hari diberbagai X
ketentuan yang logam pada daerah
struktur partikel
ditetapkan oleh pinggir laut, pada
tempat seperti Berbagai
materi sebagai hasil Tuhan YME bengkel las untuk pinggir laut, bengkel sumber
pemikiran kreatif adalah yang menyelidiki las, bengkel mobil belajar
manusia yang terbaik bagi kita penyambungan besi dll. lainnya
kebenarannya 1.1.3 Peserta didik dan reaksi redoks
bersifat tentatif. mampu yang terjadi serta karat
mensyukuri setiap besi untuk Observasi
anugerah yang menjelaskan reaksi
Sikap dan
telah diberikan oksidasi-reduksi
ketrampilan saat
Tuhan YME Melakukan diskusi
berbasis masalah melakukan
tentang perkembangan investigasi serta saat
konsep reaksi presentasi artikel
oksidasi-reduksi dan ilmiah dan hasil
bilangan oksidasi lembar investigasi
unsur dalam senyawa
atau ion.
Portofolio
Melakukan percobaan
Artikel ilmiah
sederhana terkait
materi redoks dengan Lembar investigasi
meletakkan logam Lembar hasil
pada beberapa larutan percobaan sederhana
95
menjawab
penyelidikan yang
dilakukan
Merancang percobaan
sederhana mengenai
peristiwa korosi serta
mempresentasikan
hasilnya untuk
mencegah
misskonsepsi.
Mendiskusikan hasil
kajian literatur untuk
menjawab pertanyaan
tentang bilangan
oksidasi unsur dalam
senyawa atau ion.
Mengasosiasi
Menganalisis data
untuk menyimpulkan
reaksi perkaratan yang
terjadi pada logam
besi di berbagai jenis
larutan
Menuliskan reaksi
korosi hasil
percobaan.
97
Menyamakan jumlah
unsur sebelum dan
sesudah reaksi.
Menuliskan reaksi
serah terima elektron
hasil percobaan.
Menganalisis dan
menyimpulkan
bilangan oksidasi
unsur dalam senyawa
atau ion.
Mengkomunikasikan
Menyajikan hasil
percobaan
sederhana .reaksi
perkaratan pada logam
besi
Menyajikan
penyelesaian
penentuan bilangan
oksidasi unsur dalam
senyawa atau ion.
Melakukan pemaparan
terkait hasil
penyelidikan yang
dilakukan.
98
A. Identitas Sekolah
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Batang
Kelas / Semester :X/2
Materi Pokok : Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi
Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (3 x 45 menit)
Indikator:
4.9.1 Peserta didik secara logis dapat mengidentifikasi dan menentukan
oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
4.9.2 Peserta didik secara cermat dapat mendeskripsikan pengaruh
materi redoks dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan
investigasi diberbagai tempat seperti di bengkel mobil untuk
mengetahui penerepan redoks dalam aki, dll
4.9.3 Peserta didik dengan penuh tanggungjawab dapat
mempresentasikan hasil penyelidikan mengenai reaksi redoks.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik secara sadar dapat mengagungkan kebesaran Tuhan YME
dengan mempelajari materi Redoks
2. Peserta didik dengan penuh keyakinan mampu menyadari bahwa
ketentuan yang ditetapkan oleh Tuhan YME adalah yang terbaik bagi kita
melalui hasil investigasi
3. Pesrta didik secara sadar mampu mensyukuri setiap anugerah yang telah
diberikan Tuhan YME melalui pembelajaran Redoks
4. Peserta didik secara mandiri memiliki rasa ingin tahu terhadap materi
redoks dengan melakukan investigasi di berbagai tempat.
5. Peserta didik secara jujur dapat mengambil solusi pemecahan dengan
menggunakan data yang diperoleh melalui penyelidikan
6. Peserta didik dengan rasa percaya diri dapat mempertanggungjawabkan
data hasil pengamatan yang diperoleh dari penyelidikan dan percobaan
sederhana dengan menyajikan karya.
7. Peserta didik secara teliti mampu mengolah dan menganalisis data hasil
pengamatan dalam percobaan sederhana dan hasil penyelidikan dengan
menyajikan sebuah karya dan laporan sederhana dengan kebenaran hasil.
8. Peserta didik secara tekun dan ulet mampu mencari sumber informasi
yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi untuk mengambil solusi
101
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Ke 1
Perkembangan Reaksi Redoks
1. Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi Berdasarkan Oksigen
2. Konsep Reaksi Oksidai Reduksi Berdasarkan Elektron
3. Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi Berdasarkan Perubahan Bilangan
Oksidasi
Pertemuan Ke 2 dan Ke 3
Bilangan Oksidasi
1. Presentasi hasil investigasi dan percobaan sederhana
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (3 x 45 menit)
Langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi
PBL Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam. 100 menit
Guru menanyakan
kehadiran peserta didik.
Guru mempersilahkan salah
satu peserta didik
memimpin doa.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Guru memberikan pretest.
Guru memberikan beberapa
pertanyaan tentang reaksi
oksidasi dan reduksi di
kehidupan sehari-hari.
“Anak-anak pernahkah
kalian melihat menara
pemancar ? terbuat dari apa
pemancar tersebut ?
Bagaimana jika besi
tersebut mengalami korosi
dan kemudian roboh ?”
Inti Guru membagi kelas 35 menit
menjadi beberapa kelompok
group investigation
(1 kelompok terdiri dari 6
orang).
Mengamati:
104
mengelompokkan reaksi-
reaksi yang ada dalam
jenis perkembangan reaksi
redoks. Setelah semua
reaksi terkelompokkan,
setiap kelompok membuat
dan atau mencari reaksi
yang berbeda untuk
menggenapi contoh tiap
perkembangan reaksi
redoks.
Menanya:
- Peserta didik mendapat
contoh mengenai salah satu
penerapan redoks
dilingkungan sekitar yaitu
mengenai peristiwa
perkaratan atau kororsi
pada besi yang dibiarkan
begitu saja tanpa dilakukan
perlindungan.
- Dari contoh penerapan
redoks, peserta didik
menyelidiki reaksi yang
terjadi pada perkaratan besi
dan kemudian
menghubungkannya
dengan perkembangan
konsep redoks dengan
106
Pertemuan Ke 2 (3 x 45 menit)
LANGKAH ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PBL WAKTU
Mengkomunikasikan
- Setiap kelompok perwakilan maju
kedepan kelas untuk menuliskan
jawaban hasil diskusinya satu
nomor saja.
- Kemudian hasil jawaban tiap-tiap
Analisis dan nomor dari masing-masing
Evaluasi kelompok dianalisis oleh Guru.
112
Langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi
PBL Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam. 10 menit
Guru menanyakan kehadiran
peserta didik.
Guru mempersilahkan salah
satu peserta didik memimpin
doa.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran di pertemuan
akhir ini, yaitu untuk
mengetahui hasil percobaan
sederhana yang telah dilakukan
oleh setiap kelompok.
113
H. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
(terlampir)
2. Penilaian Sikap
(terlampir)
3. Penilaian Ketrampilan
(terlampir)
Mengetahui,
Guru Pamong Guru Praktikan
A. Identitas Sekolah
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Batang
Kelas / Semester :X/2
Materi Pokok : Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi
Alokasi Waktu : 5 x pertemuan (1 jp x 45 menit)
Indikator :
2.1.1 Peserta didik memiliki rasa ingin tahu
2.1.2 Peserta didik secara jujur dan bertanggungjawab mampu dalam
menggunakan data hasil percobaan sederhana
2.1.3 Peserta didik secara teliti mampu mengolah dan menganalisis data
(mampu melakukan percobaan sederhana secara runtut dan
konsisten terhadap langkah-langkah serta kebenaran hasil)
2.2.1 Peserta didik secara ulet mampu mencari sumber pengetahuan
yang mendukung penyelesaian masalah
2.2.2 Peserta didik secara aktif, inovatif dan mampu bekerjasama dalam
diskusi
2.2.3 Peserta didik peduli lingkungan dan mampu memanfaatkan
sumberdaya alam yang ada di sekitar
2.3.1 Peserta didik secara responsive dan aktif mampu memecahkan setiap
masalah dan mampu membuat keputusan dengan tepat dan cepat.
KD dari KI 3
3.9 Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta
menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion.
Indikator:
3.9.1 Peserta didik secara teliti mampu mengindentifikasi perkembangan
reaksi redoks.
3.9.2 Peserta didik secara cermat mampu menentukan bilangan oksidasi
atom unsur dalam suatu senyawa atau ion.
3.9.3 Peserta didik secara mandiri dapat menjelaskan penerapan redoks
dalam kehidupan sehari-hari
KD dari KI 4
4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan reaksi oksidasi-reduksi.
Indikator:
4.9.4 Peserta didik secara logis dapat mengidentifikasi dan menentukan
oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
118
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik secara sadar dapat mengagungkan kebesaran Tuhan YME
dengan mempelajari materi Redoks.
2. Peserta didik dengan penuh keyakinan mampu menyadari bahwa
ketentuan yang ditetapkan oleh Tuhan YME adalah yang terbaik bagi kita
melalui pelaksanaan diskusi berbasis masalah.
3. Peserta didik secara sadar mampu mensyukuri setiap anugerah yang telah
diberikan Tuhan YME melalui pembelajaran Redoks.
4. Peserta didik secara jujur dapat mengambil solusi untuk menarik
kesimpulan dalam pemecahan masalah yang tersedia didalam diskusi
kelompok.
5. Peserta didik dengan rasa percaya diri dapat mempertanggungjawabkan
data hasil pengamatan dalam percobaan sederhana dengan menyajikan
karya.
6. Peserta didik secara teliti mampu mengolah dan menganalisis data hasil
percobaan sederhana dengan laporan sederhana pada kebenaran hasil.
7. Peserta didik secara tekun dan ulet mampu mencari sumber informasi
yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi untuk mengambil solusi
relevan yang mendukung penyelesaian masalah melalui diskusi
kelompok.
8. Peserta didik secara aktif, inovatif dan mampu melakukan kerjasama
dalam diskusi kelompok untuk mengambil solusi dalam penyelesaian
masalah yang dihadapi.
119
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Ke 1
1. Pelaksanaan pretest.
Pertemua Ke 2
Perkembangan Reaksi Redoks
1. Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi Berdasarkan Oksigen
2. Konsep Reaksi Oksidai Reduksi Berdasarkan Elektron
3. Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi Berdasarkan Perubahan Bilangan
Oksidasi
Pertemuan Ke 3
Bilangan Oksidasi
1. Penentuan Bilangan Oksidasi
Pertemua Ke 4
1. Pengamatan Percobaan Sederhana
120
Pertemuan Ke 5
1. Pelaksanaan posttest.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (2 x 45 menit)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam. 5 menit
Guru memperkenalkan diri sebagai
mahasiswa penelitian
121
Pertemuan Ke 2 (1 x 45 menit)
LANGKAH ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
PBL WAKTU
Pertemuan Ke 3 (2 x 45 menit)
Langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi
PBL Waktu
Pendahuluan - Guru memberikan salam.
- Guru menanyakan kehadiran
peserta didik.
124
Pertemuan Ke 4 (1 x 45 menit)
Langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi
PBL Waktu
Pendahuluan - Guru memberikan salam.
- Guru menanyakan kehadiran
peserta didik.
- Guru mempersilahkan salah satu
peserta didik memimpin doa.
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Inti - Guru memhimbau kepada peserta 30 menit
didik untuk duduk bersama
kelompok investigasinya.
Mengamati:
Mengorientasi - Guru memutar sebuah video
Peserta Didik mengenai demonstrasi pengaruh
Pada Masalah jenis larutan terhadap kecepatan
korosi.
- Kemudian Guru menunjukkan hasil
percobaan sederhana yang
dilakukan selama tiga hari.
Menanya:
Mengorganisas - Dari hasil percobaan sederhana
ikan Kegiatan dalam demonstrasi kemudian setiap
Belajar kelompok mendiskusikannya sesuai
dengan lembar diskusi.
Pengumpulkan data:
- Data yang diperoleh kemudian
diamati dan dicari solusi
pemecahannya. Dalam mencari
127
Pertemuan Ke 5 (2 x 45 menit)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam dan memimpin 90 menit
doa.
Guru menanyakan kehadiran peserta didik
Guru membagikan lembar soal dan
jawaban postest.
Inti Pelaksanaan posttest.
Penutup Guru memberikan arahan peserta didik
untuk mengumpulkan soal dan lembar
jawab postest.
Guru memberikan kenang-kenangan
kepada Peserta didik.
Guru menutup pertemuan dengan do’a dan
salam penutup
H. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan (terlampir)
2. Penilaian Sikap (terlampir)
3. Penilaian Ketrampilan (terlampir)
Mengetahui,
Guru Pamong Guru Praktikan
Mengapa daging buah apel yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di udara
berubah warna menjadi cokelat? Apakah ada buah lain yang dapat mengalami hal
serupa? Pada kehidupan sehari-hari sering dijumpai besi berubah menjadi karat
besi. Mengapa logam besi bisa berkarat? Bagaimana dengan logam-logam lainnya?
Kedua contoh tersebut merupakan proses terjadinya reaksi oksidasi dan reduksi.
Nah, sekarang kita akan mempelajari konsep reaksi redoks dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
A. Konsep Redoks
Redoks adalah singkatan dari Reduksi dan Oksidasi. Seiring dengan
meningkatnya pemahaman kimia, konsep redoks juga mengalami
pertumbuhan sebagai berikut :
B. Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah angka atau nilai yang menentukan jumlah electron
yang dapat diterima dan dilepas oleh suatu atom dalam bentuk molekul atau
ion. Penentuan bilangan oksidasi dari suatu atom unsur dalam molekul atau
ion mengikuti beberapa aturan sebagai berikut :
Pada reaksi ini Cl2 mengalami penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi.
sehingga reaksi ini disebut reaksi autoredoks.
Pada rekasi ini, H2S berfungsi sebagai reduktor, sedangkan SO2 sebagai
oksidator.
reduksi
2. Reaksi Pembakaran
Pencernaan makanan didalam tubuh juga dapat dikategorikan
sebagai reaksi pembakaran dan merupakan salah satu contoh dari
reaksi redoks. Karena kandungan makanan yang kita makan seperti
glukosa akan mengalami oksidasi dengan oksigen yang kita hirup.
Peristiwa oksidasi tersebut kemudian akan menghasilkan energi
untuk tubuh kita dan mengeluarkan zat sisa berupa CO2 dan H2O.
Aki
Pada saat aki digunakan terjadi reaksi redoks, di mana Pb mengalami reaksi
oksidasi membentuk PbSO4 dan PbO2 mengalami reaksi reduksi membentuk
PbSO4
7. Reaksi Aluminotermik
Salah satu pemanfaatan aluminium adalah dengan adanya Reaksi
Aluminotermik. Reaksinya adalah sebagai berikut :
Reaksi ini tahan dengan suhu yang cukup tinggi, biasanya reaksi
aluminotermik digunakan untuk melindungi logam-logam yang
tahan dengan suhu tinggi namun tidak tahan terhadap korosi dan
oksidasi logamnya cukup buruk contohnya yaitu niobium dan
tantalium (logam refraktori), reaksi aluminotermik ini digunakan
sebagai pelindung logam-logam tersebut terhadap korosi dan
oksidasi logam tersebut.
Kelompok :
Anggota :
1. Isilah terlebih dahulu identitas kelompok pada kolom yang telah disediakan.
2. Pelajarilah terlebih dahulu materi mengenai Perkembangan Konsep Redoks
pada sumber belajar yang kalian miliki.
3. Setiap anggota kelompok wajib berpartisipasi aktif dalam diskusi untuk
menambah poin kelompok.
4. Kerjakan dengan teliti dan cermat, lembar diskusi ini dikerjakan sesuai
waktu yang ditentukan guru.
TUJUAN :
Peserta didik secara teliti mampu mengindentifikasi perkembangan
reaksi redoks.
Pernahkah kalian melihat benda-benda yang rusak karena korosi ? korosi atau
perkaratan biasa kita lihat pada logam besi yang dibiarkan begitu saja. Terjadi karena
adanya kontak langsung dengan air dan oksigen, sehingga besi
teroksidasi yang akhirnya mengalami korosi.
Tapi ?? apakah semua reaksi kimia menggunakan oksigen ??
apakah reaksi yang menggunakan oksigen saja yang dapat mengalami oksidasi dan
reduksi ? bagaimana dengan oksidasi dan reduksi pada reaksi lain yang tidak
menggunakan oksigen ?
137
1. Logam-logam jenis Fe, Al, Zn, Sn, dan Pb yang dibiarkan begitu saja......
.....................................................................................................................
138
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
4. 15 reaksi kimia
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Kelompok :
Anggota :
TUJUAN :
PERMASALAHAN
PENGANTAR :
dalam senyawa, jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang lebih
elektronegatif disebut Bilangan Oksidasi.
Jawab =
...........................................................
selamat mengerjakan
143
B. Pertemuan II
MATERI REDOKS
TUJUAN :
PERMASALAHAN
Penerapan konsep redoks dalam kehidupan sehari-hari dalam memecahkan
masalah lingkungan sangat beragam. Dari yang sederhana
yaitu ketika kita memakan buah apel yang kemudian
dibiarkan begitu saja akan berubah menjadi coklat, karena
senyawa didalam buah apel teroksidasi dengan oksigen
diudara. Mengapa bisa buah apel teroksidasi ? bagaimana
dengan buah yang lain ? permasalahan serupa juga yang harus kalian pelajari
terkait penerapan redoks dan cari solusinya !!
144
TUGAS
Kelompok :
Anggota :
Petunjuk Umum :
Isilah indentitas pada kolom yang sudah disediakan.
Pelajarilah lembar investigasi terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan
investigasi.
Lembar investigasi ini diisi berdasarkan tugas investigasi yang diperoleh
oleh tiap kelompok
Tugas investigasi dilakukan selama satu minggu, setiap hasil investigasi
dicatat dalam tabel data yang disediakan.
Lengkapi lembar kerja dibawah ini dengan cermat dan teliti sesuai dengan
data dan teori yang relevan.
Ketua kelompok wajib mencatat dan menilai kinerja setiap anggota
kelompok dalam melakukan investigasi.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik secara teliti mampu mengidentifikasi perkembangan konsep
reaksi oksidasi-reduksi.
2. Pesrta didik secara mandiri dapat melakukan investigasi mengenai
penerapan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari
3. Peserta didik secara mandiri dapat menjelaskan serta mendeskripsikan
macam-macam penerapan materi redoks di lingkungan sekitar.
4. Peserta didik dengan penuh tanggungjawab dapat mempresentasikan hasil
diskusi mengenai materi redoks dengan antusias.
147
PERMASALAHAN
b. Identifikasi Permasalahan
Di alam ini terdapat tiga jenis larutan yaitu larutan asam, basa, dan garam. Salah
satu dari larutan tersebut ada yang bersifat korosif pada logam, contohnya yaitu
besi. Dalam penyelidikan sederhana ini disediakan 3 larutan yaitu larutan jeruk
nipis sebagai asam, larutan sabun pemutih pakaian sebagai basa, dan larutan
garam tentunya sebagai garam serta 3 buah logam dengan jenis yang sama.
148
c. Mengumpulkan Data
Data Investigasi
d. Menganalisis Data
Pada awal logam dimasukkan dalam tiap-tiap larutan apakah yang terjadi ?
Setelah beberapa hari terendam, logam dalam larutan manakah yang
mengalami perubahan signifikan ?
Mengapa larutan tersebut dapat mengubah kondisi logam secara signifikan ?
Bagaimana kalian menghubungkannya dengan materi redoks ?
Tuliskan reaksi yang terjadi !
149
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………
…………………………………………………………………………………
e. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………
Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan kemudian setiap siswa membuat
sebuah laporan sederhana mengenai hasil pengamatan yang dilakukan disertai
dengan analisis dan teori yang mendukung.
Indikator
Indikator Kemampuan Ranah
Kompetensi Dasar Soal
Ketercapaian Pemecahan Kognitif
Masalah
3.9 Menganalisis 3.9.1 Peserta didik Memperhitungkan 1. Aluminium merupakan jenis logam
perkembangan secara teliti Segala yang ringan, logam yang aktif dan
konsep reaksi mampu Kemungkinan mudah teroksidasi menjadi ion +3.
oksidasi-reduksi mengindentifikasi Menyajikan Logam aluminium ini biasa
pertanyaan dengan
serta menentukan perkembangan digunakan sebagai pelapis untuk
jawaban benar
bilangan oksidasi reaksi redoks. lebih dari satu. melindungi logam yang mengalami
atom dalam korosi dengan reaksi yang disebut
molekul atau ion. C4 sebagai Reaksi Aluminotermik.
Reaksi kimianya adalah sebagai
berikut :
4Al + 3O2 2Al2O3
proses pembakaran, dimana proses Proses pembakaran glukosa di dalam tubuh mengalami reaksi oksidasi. Skor 5
pembakaran ini termasuk contoh reaksi
Peristiwa oksidasi ini kemudian akan menghasilkan energi untuk tubuh Skor 7,5
redoks. Jelaskan reaksi pembakaran yang
kita dan mengeluarkan zat-zat sisa berupa CO2 dan H2O.
terjadi dalam tubuh jika dikaitkan dengan
materi redoks apakah mengalami reaksi Reaksi adalah sebagai berikut :
oksidasi atau reduksi dan tunjukkan pula Skor 10
reaksi yang terjadi ! C6H12O6 + 6O2 Energi + 6CO2 + 6H2O
3. Penerapan konsep redoks yang sering kita Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain
jumpai adalah peristiwa korosi atau yang terdapat dilingkungan (air dan udara) sehingga menghasilkan
perkaratan yang terjadi pada logam besi. Skor 2,5
senyawa yang tidak dikehendaki. Besi adalah logam yang paling banyak
Jelaskan peristiwa perkaratan yang terjadi mengalami korosi. Korosi terjadi dimana logam mengalami oksidasi dan
pada logam besi tersebut ! oksigen mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau
Sebutkan pula 2 contoh lain mengenai karbonat.
penerapan konsep redoks beserta
penjelasannya yang kalian ketahui selain Karat pada besi berupa zat berwarna cokelat kemerahan dengan rumus
yang terdapat pada soal-soal ini ! kimia Fe2O3.x H2O penyebab utamanya yaitu oksigen dan air. Skor 5
Contoh lain penerapan konsep redoks :
Reaksi redoks pada sel aki Skor 7,5
Penyambungan logam
Pengolahan bijih besi Skor 10
Fotosintesis
4. Kemajuan industri tekstil membawa Tiga fase dalam pengolahan air limbah :
dampak positif dan dampak negatif.
a) Pada pengolahan primer, sebagian besar zat padat dan zat-zat Skor 2,5
Dampak negatif itu misalnya
anorganik dihilangkan dari limbah
155
menghasilkan air limbah yang b) Pengolahan sekunder, zat-zat organic dikurangi dengan
membahayakan lingkungan. Salah satu mempercepat proses-proses biologi secara alamiah, dengan reaksi
Skor 5
mengatasi air limbah industri dengan oksidasi menggunakan lumpur aktif yang mengandung banyak
melakukan pengolahan air limbah bakteri aerob. Reaksinya sebagai berikut :
dengan metode lumpur aktif sebelum CH2O + O2 CO2 + biomassa
dibuang ke lingkungan. Kemukakan
c) Pada proses tersier, sisa-sisa zat padat, zat beracun, logam berat dan
prinsip pengolahan air limbah dengan Skor 7,5
bakteri dihilangkan dari air sehingga air bebas dari kotoran
proses lumpur aktif tersebut !
didalamnya.
Karena pengolahan limbah dengan metode lumpur aktif yaitu dengan
melibatkan bakter-bakteri aerob didalamnya sehingga prinsipnya
adalah oksidasi enzimatis. Skor 10
5. Buah apel yang dibelah dan dibiarkan Buah apel yang dibelah dan kemudian dibiarkan beberapa saat maka
begitu saja mengalami perubahan warna bagian yang terbelah tersebut mengalami perubahan warna menjadi
Skor 5
menjadi kecoklatan, mengapa hal tersebut kecoklatan, ini terjadi karena adanya reaksi oksidasi.
terjadi dan apa kaitannya redoks ?
Kaitannya dengan redoks yaitu kandungan zat yang terdapat dalam buah
apel akan mengalami kontak langsung dengan lingkungan sekitar yaitu Skor 10
oksigen di udara. Sehingga mengalami reaksi oksidasi yang termasuk
dalam perkembangan konsep redoks berdasarkan pelepasan dan
pengikatan oksigen.
156
24 C3
26, 50 C2
34 C4
38 C3
4.9 Merancang, 4.9.1 Peserta didik secara 5, 28 C3
melakukan, dan logis dapat
19 C2
menyimpulkan serta mengidentifikasi dan
menyajikan hasil menentukan oksidator 29, 30 C4
percobaan reaksi dan reduktor dalam
oksidasi-reduksi. reaksi redoks.
4.9.2 Peserta didik secara 10 C3
cermat dapat
20 C2
mendeskripsikan
pengaruh materi 22, 46 C1
redoks dalam
kehidupan sehari-hari. 37 C2
13 C3
39 C4
47 C3
4.9.3 Peserta didik dengan
penuh tanggungjawab
dapat
mempresentasikan 15 C3
hasil diskusi
mengenai reaksi
redoks.
158
Petunjuk umum =
Kerjakan soal pada lembar jawab yang tersedia
Tulis nama dan no.absen pada kolom yang tersedia
Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum dijawab
Kerjakan soal yang dianggap paling mudah dahulu
Berilah tanda [X] pada huruf A, B, C, D, dan E sebagai jawaban yang paling
tepat.
1.
1 Diantara reaksi-reaksi berikut ini, yang bukan merupakan reaksi redoks ialah
. ....
. a. 2Cu + O2 2CuO
b. H2 + Cl2 2HCl
c. SnCl2 + I2 + 2HCl SnCl4 + 2HI
d. CuO + 2HCl CuCl2 + H2O
e. Mg + Cl2 MgCl2
2. Cermati pernyataan-pernyataan berikut :
1. Reaksi pelepasan oksigen
2. Reaksi pelepasan elektron
3. Reaksi pelepasan hidrogen
4. Reaksi penambahan bilangan oksidasi
Pernyataan di atas yang sesuai dengan konsep reaksi oksidasi adalah ....
a. 1, 2 dan 3 d. 2 dan 4
b. 1 dan 3 e. 3 dan 4
c. 1 dan 2
3. Reaksi berikut yang merupakan reaksi reduksi bedasarkan pengikatan dan
pelepasan oksigen adalah ....
a. 2BaO2 2BaO + O2
b. 4Fe + 3 O2 2Fe2O3
c. Mg + ½ O2 MgO
d. 4Na + O2 2Na2O
e. 2Cl2 + 3O2 2Cl2O3
159
24. Pengolahan air limbah dilakukan untuk mengatasi air limbah yang berbahaya
bagi lingkungan. Pada pengolahan air limbah organik dilakukan dengan
proses lumpur aktif yang melibatkan ....
a. Senyawa kaporit d. Kapur
b. Unsur radioaktif e. Tanah liat
c. Mikroorganisme pengurai
25. Diantara senyawa berikut yang termasuk dalam reaksi disproporsionasi,
adalah ....
a. Cu + 4HNO Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O
b. 3I2 + 6KOH 5KI + KIO3 + 3H2O
c. Mg + HCl MgCl2 + H2
d. 2K2CrO4 + H2SO4 K2SO4 + K2Cr2O7 + H2O
e. KI + Cl2 KCl + I2
26. Kejadian berikut ini yang melibatkan reaksi redoks,kecuali ....
a. Pembuatan agar-agar d. Fotosintesis
b. Pencoklatan apel e. Pembakaran gas metana
c. Perkaratan besi
27. Oksigen yang mempunyai bilangan oksidasi dengan harga positif yaitu pada
senyawa ....
a. CaO d. H2O
b. Na2O e. N2O5
c. OF2
28. Diketahui beberapa reaksi sebagai berikut :
1) Zn + 2HCl ZnCl2 + H2
2) 2H2 + O2 2H2O
3) H2 + 2Na 2NaH
4) 2H2O2 2H2O + O2
Hidrogen yang mengalami reduksi terjadi pada reaksi....
a. 1 dan 2 d. 2 dan 3
b. 1 dan 3 e. 1 dan 4
c. 2 dan 4
29. Diantara spesi berikut yang tidak mungkin digunakan sebagai reduktor adalah
....
a. Na d. H2
2+
b. Fe e. Cl-
c. Na+
30. Belerang yang tidak dapat direduksi lagi terdapat pada senyawa ....
a. SO2 e. K2S
b. H2SO4
c. Na2S2O3
d. K2SO4
163
31. Diantara ion-ion berikut yang tidak dapat mengalami reaksi autoredoks
adalah ....
a. ClO4- dan Cl2 d. ClO- dan Cl-
b. ClO4- dan ClO- e. Cl2 dan Cl-
c. ClO4- dan Cl-
32. Diantara senyawa berikut yang mengandung belerang dengan biloks terendah
adalah ....
a. H2SO4 d. Na2S2O3
b. Na2SO3 e. Al2S3
c. K2SO3
33. Kapur memiliki rumus kimia Na2CO3, nama IUPAC untuk senyawa tersebut
adalah ....
a. Natrium bikarbonat d. Natrium bikarbonit
b. Natrium karbonat e. Natrium karbonit
c. Natrium dikarbonat
34. Rumus molekul senyawa oksida dari unsur seng adalah ....
a. Zn2O d. Zn2O5
b. ZnO e. Zn2O7
c. Zn2O3
35. Diantara rumus oksida klor berikut, yang tidak mungkin adalah ....
a. ClO d. Cl2O5
b. Cl2O e. Cl2O7
c. Cl2O3
36. Perhatikan tabel berikut ini :
No Kation Anion Rumus Kimia Nama
+ 3-
1 K PO4 K3PO4 Trikalium monofosfat
2+ 3-
2 Ca NO CaNO3 Kalsium nitrat
3+ 2-
3 Fe SO4 Fe2(SO4)3 Besi (III) sulfat
4+ -
4 Sn Cl SnCl4 Timah (IV) klorida
4+ 2-
5 NH CO3 (NH4)2CO3 Amonium karbonat
Hubungan yang benar adalah ....
a. 1, 2, 3 d. 1, 2, 5
b. 2, 3, 4 e. 1, 3, 4
c. 3, 4, 5
37. Untuk menghambat proses perkaratan dapat dilakukan dengan beberapa cara
seperti dibawah ini, kecuali ....
a. Dicat
b. Melapisi logam dengan Al
c. Melindungi logam dari kelembapan
d. Mengurangi kontak dengan oksigen dan uap air
e. Menghubungkan logam yang dilindungi dengan logam lain yang tahan
karat.
164
38. Pembakaran merupakan suatu reaksi antara suatu zat dengan ....
a. Oksigen c. Karbondioksida e. Nitrogen
b. Karbon d. Hidrogen
39. Perhatikan proses berikut :
1) Karbon organik metana
2) P organik posfat
3) N organik nitrat
4) S organik sulfat
Perubahan yang terjadi dalam pengolahan air kotor dengan lumpur aktif ialah
....
a. 1 dan 3 d. 1, 2 dan 3
b. 2 dan 4 e. Semua jawaban benar
c. 2,3 dan 4
40. Oksigen dengan biloks -1 terdapat dalam senyawa ....
a. N2O2 d. O2
b. H2O2 e. Na2O
c. H2O
Untuk nomor 41- 42.
Diketahui reaksi sebagai berikut :
CuSO4 + KI CuI + I2 + K2SO4
41. Dari reaksi tersebut data apa yang dapat diperoleh ....
a. Reaksi redoks tersebut merupakan reaksi autoredoks
b. Cu mengalami perubahan biloks dari +2 menjadi +1
c. Reaksi termasuk kelompok perkembangan konsep redoks berdasarkan
oksigen
d. Reaksi redoks tidak stabil
e. Tidak terjadi perubahan biloks pada reaksi tersebut
42. Berdasarkan reaksi redoks diatas, senyawa yang berperan sebagai reduktor
adalah ....
a. I2 karena mempunyai biloks 0
b. CuSO4 karena mengalami reduksi
c. CuI karena merupakan hasil reduksi
d. KI karena mengalami oksidasi
e. CuSO4 dan KI karena berada diruas kiri
43. Diantara senyawa berikut, biloks Cr yang bernilai sama dengan biloks Mn
dalam senyawa MnO42- adalah ....
a. CrO d. Cr2(SO4)3
b. CrCl3 e. Cr(NO3)3
2-
c. Cr2O7
165
44. Reaksi berikut yang merupakan reaksi oksidasi berdasarkan pelepasan dan
pengikatan elektron adalah ....
a. Ag Ag+ + e
b. 2KNO3 2KNO2 + O2
2+
c. Cu + 2e Cu
d. H2S + SO2 S + H2O
e. PbO + H2 Pb + H2O
45. Pengolahan limbah dengan metode lumpur aktif dimaksudkan untuk ....
a. Meningkatkan BOD d. Mengurangi DO
b. Mengurangi BOD e. Menghilangkan bahan-bahan
c. Meningkatkan DO beracun.
46. Apabila suatu unsur melepaskan elektron maka ....
a. Biloksnya akan turun d. Muatannya berkurang
b. Mengalami reduksi e. Ionnya menjadi negatif
c. Terjadi oksidasi
47. Setengah reaksi berikut merupakan reaksi oksidasi adalah ....
a. Cl2 + 2e 2Cl-
b. O2 + 4e 2O2-
c. 6O2- 3O2 + 12e
3+
d. 4Al + 12e 4Al
2+
e. Cu + 2e Cu
48. Pada reaksi :
Cl2 + 2KOH KCl+ KClO + H2O.
Bilangan oksidasi klorin berubah dari ....
a. -1 menjadi +1 dan 0 d. -1 menjadi +2 dan +1
b. +1 menjadi 0 dan -1 e. 0 menjadi -1 dan +1
c. +2 menjadi -1 dan +1
49. Cangkang kerang merupakan sumber bahan pembentuk gunung kapur yang
mengandung senyawa Kalsium karbonat. Biloks karbon dalam senyawa
tersebut adalah ....
a. +1 d. +4
b. +2 e. +5
c. +3
50. Pengolahan air limbah organik dengan proses lumpur aktif melibatkan ....
a. Mikroorganisme pengurai
b. Senyawa kaporit
c. Tanah liat
d. Kapur
e. Unsur radioaktif
SELAMAT MENGERJAKAN
166
1. D 18. B 35. A
2. D 19. A 36. C
3. A 20. D 37. E
4. B 21. A 38. A
5. E 22. E 39. E
6. A 23. C 40. B
7. B 24. C 41. B
8. B 25. B 42. D
9. E 26. A 43. C
10. D 27. C 44. E
11. E 28. B 45. B
12. D 29. C 46. C
13. C 30. E 47. C
14. B 31. C 48. E
15. E 32. E 49. D
16. C 33. B 50. A
17. E 34. B
167
Keterangan :
Afektif
Skor
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 Nilai
total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
170
Mudah dimengerti
Keterangan :
Pengolahan Nilai Psikomotor :
Nilai = Skot total X 100
Skor maksimal
173
Nama :
Kelas :
Respon
No. Aspek Yang Diamati Keterangan
SS S BS TS STS
Saya merasa senang dan asyik mengikuti
1 pelajaran Kimia dengan melakukan
investigasi secara berkelompok
Dalam melakukan investigasi dan diskusi
2 kelompok saya dan teman-teman saling
membantu dalam mencari penyelesaian
Saya belajar materi kimia dengan
3 sungguh-sungguh agar nilai saya dan
kelompok saya baik
Dengan diskusi dan investigasi langsung
4 saya merasa lebih mudah memahami
materi kimia.
Saya menyukai cara guru dalam
5 menyampaikan materi dengan diskusi dan
kemudian dilakukan pembahasan
Saya termotivasi untuk mengikuti
6
pembelajaran Kimia selanjutnya
Dengan melakukan investigasi langsung
7 saya merasa waktu di luar sekolah lebih
bermanfaat.
KRITIK / SARAN :
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
BS : Biasa Saja
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
175
Lampiran 11. Analisis Soal Uji Coba Pilihan Ganda
Nama / Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Dian Rizki 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
Sabila Mutiara S 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
Wirantiarti A R 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
Serena Maharani P 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0
Misak Banul A 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
Muh Hisyam A 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0
M Muslih M 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
Dicky Alfian Y H 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
Merita Yuliyani 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0
Nisa Nafidina 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0
Severa Insani A 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0
Erlina Widiastuti 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0
Lesta S 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
Dimas Bobby B 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0
Kristian W 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
Ikhlasul Amal 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
Umi Rizkiyah 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0
Arin Laila F 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
Firsad K 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0
Gangga P Sari 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0
Dista Fitri Y 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0
Rudi Haryanto 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
Mega Dwi S W 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0
Nurul Aryani 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0
Shinta Adi Asih 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
Ridho Sebastian R 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0
Ike Septian H 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0
Nuning Nailatu R 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
Nadia Salsabila U 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
Fatchurohman 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
M Hanindhita P A 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0
Gabriela Rizki 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
Arief Aji P 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0
Jumlah Siswa 33
Jumlah Benar 7 26 10 20 16 24 17 7 25 12 6 16 4 5 8 31 31 24 19 21 20 11 20 31 15 17 15 17 0
Jumlah Salah 43 24 40 30 34 26 33 43 25 38 44 34 46 45 42 19 19 26 31 29 30 39 30 19 35 33 35 33 50
D 0.4375 -0.188 0.375 0.313 0.25 0.25 -0.06 0.188 0.25 0.125 0.125 0.938 0.125 0 0.4375 0 0.125 0.125 0.375 0.25 0.125 0.25 0.188 0 0.1875 0.1875 0.9375 0.3125 0
P 0.2121 0.788 0.303 0.606 0.485 0.727 0.515 0.212 0.758 0.364 0.182 0.485 0.121 0.15 0.2424 0.939 0.939 0.727 0.5758 0.636 0.606 0.333 0.606 0.93939 0.4545 0.5152 0.4545 0.5152 0
Q 0.7879 0.212 0.697 0.394 0.515 0.273 0.485 0.788 0.242 0.636 0.818 0.515 0.879 0.85 0.7576 0.061 0.061 0.273 0.4242 0.364 0.394 0.667 0.394 0.06061 0.5455 0.4848 0.5455 0.4848 1
Rerata Xt 15.46
Xp 28.143 23.73 26.4 24.7 24.06 23.88 23.76 25.86 24.76 26.08 26.83 24.44 26 23.2 25.875 23.48 23.74 24.17 25.579 24.1 23.65 25.55 24.4 23.5806 25.6 23.882 23.867 24.294 0
Simpangan Baku 12.395
sd 4.9789
Rpbis 0.532 1.29 0.5833 0.927 0.675 1.112 0.693 0.436 1.33 0.649 0.433 0.705 0.317 0.26 0.4764 2.556 2.638 1.15 0.9533 0.924 0.822 0.577 0.897 2.58674 0.7486 0.7024 0.6209 0.7366 0
Rpbis*akar(32) 3.0093 7.295 3.2995 5.244 3.819 6.289 3.918 2.468 7.522 3.673 2.452 3.985 1.791 1.5 2.6951 14.46 14.92 6.506 5.3927 5.228 4.649 3.262 5.074 14.6328 4.2345 3.9731 3.5121 4.1669 0
Akar(1-Rpbis^2) 0.8468 0 0.8123 0.375 0.738 0 0.721 0.9 0 0.76 0.901 0.71 0.949 0.96 0.8792 0 0 0 0.302 0.382 0.57 0.817 0.442 0 0.6631 0.7118 0.7839 0.6763 1
t hitung 3.5539 0 4.0621 13.98 5.177 0 5.431 2.743 0 4.83 2.721 5.616 1.888 1.55 3.0653 0 0 0 17.857 13.68 8.162 3.994 11.48 0 6.3864 5.5816 4.4802 6.1612 0
t tabel 1.7
VALIDITAS VALID TIDAK VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID TIDAK TIDAK TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID TIDAK
Tingkat Kesukaran sedang sulit sedang sedangsulit sulit sulit sulit sulit sulit sulit mudahsulit sulit sedang sulit sulit sulit sedang sulit sulit sulit sulit sulit sulit sulit mudah sedang sulit
pakai buang pakai pakai pakai buang perbaikan
buang buang perbaikan
pakai buang pakai buangbuang buang buang buang pakai pakai perbaikan
pakai pakai buang perbaikan
pakai buang pakai buang
RELIABILITAS
K/(K-1) 1.0278
Xt(K-Xt)/K*St^2 0.3629
1-(Xt(K-Xt)/K*St^2 0.6371
RELIABILITAS 0.6548
176
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jumlah Nilai No Xi - X bar(Xi-X bar)^2
1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 34 68 1 9.87 97.4169
0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 31 62 2 5.87 34.4569
1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 28 56 3 3.87 14.9769
1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 29 58 4 4.87 23.7169
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 28 56 5 3.87 14.9769
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 27 54 6 2.87 8.2369
1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 27 54 7 2.87 8.2369
1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 27 54 8 2.87 8.2369
0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 27 54 9 2.87 8.2369
1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 26 52 10 1.87 3.4969
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 26 52 11 1.87 3.4969
1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 26 52 12 1.87 3.4969
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 26 52 13 1.87 3.4969
1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 25 50 14 0.87 0.7569
0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 25 50 15 0.87 0.7569
0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 25 50 16 0.87 0.7569
0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 23 46 17
0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 24 48 18 -0.13 0.0169
0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 22 44 19 -2.13 4.5369
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 24 48 20 -0.13 0.0169
1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 23 46 21 -1.13 1.2769
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 23 46 22 -1.13 1.2769
1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 22 44 23 -2.13 4.5369
0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 20 40 24 -4.13 17.0569
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 20 40 25 -4.13 17.0569
0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 20 40 26 -4.13 17.0569
0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 20 40 27 -4.13 17.0569
1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 19 38 28 -5.13 26.3169
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 17 34 29 -7.13 50.8369
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 17 34 30 -7.13 50.8369
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 17 34 31 -7.13 50.8369
1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 14 28 32 -10.13 102.6169
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 11 22 33 -13.13 172.3969
Ʃ 773 Ʃ 768.4808
X bar 24.156
15 8 15 16 10 10 10 20 8 9 17 9 18 18 11 27 14 5 24 6 28
35 42 35 34 40 40 40 30 42 41 33 41 33 32 31 23 36 45 26 44 22
0.3125 0.4375 0.438 0.25 0.5625 0 0.625 0.13 0.0625 0.1875 0.375 0 0.4375 0.3125 0.3125 0.188 -0.188 -0.063 0.3125 0.125 0.1875
0.4545 0.2424 0.455 0.485 0.303 0.303 0.303 0.61 0.2424 0.2727 0.515 0.273 0.54545 0.5455 0.3333 0.818 0.4242 0.1515 0.7273 0.1818 0.8485
0.5455 0.7576 0.545 0.515 0.697 0.697 0.697 0.39 0.7576 0.7273 0.485 0.727 0.45455 0.4545 0.6667 0.182 0.5758 0.8485 0.2727 0.8182 0.1515
24.6 24.75 25 25.13 24.3 23.1 22.4 23.6 24.375 25.556 25.65 23.89 23.6111 25.278 26.545 23.41 23 23 24.458 24.5 23.821
0.6749 0.4251 0.704 0.758 0.4715 0.408 0.3704 0.82 0.4079 0.5 0.849 0.418 0.72244 0.8698 0.6338 1.364 0.5238 0.2578 1.1886 0.3447 1.6008
3.8178 2.4045 3.984 4.29 2.6673 2.306 2.0953 4.62 2.3077 2.8282 4.804 2.362 4.08673 4.9203 3.5853 7.717 2.9629 1.4586 6.7238 1.95 9.0556
0.7379 0.9052 0.71 0.652 0.8819 0.913 0.9289 0.58 0.913 0.866 0.528 0.909 0.69144 0.4934 0.7735 0 0.8519 0.9662 0 0.9387 0
5.1737 2.6564 5.613 6.581 3.0247 2.525 2.2558 8.01 2.5275 3.2656 9.096 2.6 5.91049 9.9719 4.6352 0 3.4781 1.5096 0 2.0773 0
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID TIDAK TIDAK VALID TIDAK
sedang sedang sedang sulit sedang sulit sedang sulit sedang sulit sedangsulit sedang sedang sedang sulit mudah sulit sedang sulit sulit
buang buang pakai pakai buang buang buang pakai pakai buang buang pakai pakai pakai pakai buang buang buang buang pakai buang
177
Lampiran 12. Analisis Uji Coba Soal Uraian
Nama/Nomor 1 2 3 4 5 Y Y^2 Nilai
Rakhmat Zaenudin 10 4 9 1010 43 1849 86
M. Irfan Setiyawan 10 8 9 510 42 1764 84
Dina Safira M 4 10 10 10 4 38 1444 76
Rovika Vidiayanti 8 8 9 5 8 38 1444 76
Nur Rizky A 6 8 10 7.5 6 37.5 1406.25 75
Eviana Etika K 6 10 7 2.5 8 33.5 1122.25 67
Shabilla M 2 8 9 10 2 31 961 62
Dhea Ayu N 4 4 3.5 7.510 29 841 58
Dwi Kurniasih 8 4 9 2.5 4 27.5 756.25 55
Maryani 2 10 3.5 2.5 8 26 676 52
Sri Nuruntut 2 10 7 5 2 26 676 52
Diana Pangestuti 0 8 9 2.5 4 23.5 552.25 47
M. Machfudh 2 6 0 7.5 8 23.5 552.25 47
Sekar Rozviona T 2 0 7 2.510 21.5 462.25 43
Fitrotunnisa 2 0 7 2.510 21.5 462.25 43
Hesti Dwi R 2 2 7 7.5 2 20.5 420.25 41
Fatimatuh Zuhro 2 0 3.5 5 8 18.5 342.25 37
Nesilia Hendrawati 2 0 7 7.5 2 18.5 342.25 37
Aeka Putri Nur A 4 6 3.5 2.5 2 18 324 36
Anung Satya 2 2 7 5 2 18 324 36
Viani Dwintasari 8 4 3.5 2.5 0 18 324 36
Arinta Safira 2 0 0 510 17 289 34
M. Miftah A 0 4 3.5 2.5 6 16 256 32
Eri Triawan 2 2 3.5 2.5 6 16 256 32
M. Multazam 0 0 7 5 2 14 196 28
Lulu Amilatus S 4 0 3.5 2.5 4 14 196 28
M. Dzikron Abid 0 4 7 2.5 0 13.5 182.25 27
Febby Nuralisa 0 0 0 2.510 12.5 156.25 25
Kukuh P 2 4 0 0 6 12 144 24
Rio Ardi S 0 0 3.5 7.5 0 11 121 22
Andwingga K A 0 2 0 5 2 9 81 18
Rina Sofianingsih 8 0 0 0 0 8 64 16
Anis Ihsani 0 6 0 0 0 6 36 12
Dita Maria Rizki 0 0 0 2.5 2 4.5 20.25 9
Diko Prasetya H 0 2 0 0 0 2 4 4
Jumlah 728.5 19047.25 1457
Rata-rata 3.02857 3.82857 4.8142857 4.8 4.28571
Tingkat Kesukaran 0.30286 0.38286 0.4814286 0.48 0.42857
Kriteria Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang
Means KA 29.4412
Mans KB 12.3235
Daya Beda 0.41765 Kriteria sangat baik
No. Kelas
X M IA1 X M IA 2 X M IA3 X M IA 4
1 36 66 37 44
2 48 42 23 50
3 53 42 21 26
4 28 41 37 27
5 29 50 22 13
6 27 35 34 67
7 57 37 65 32
8 59 50 69 20
9 53 59 21 61
10 65 32 54 16
11 52 53 63 44
12 60 26 56 43
13 27 48 52 31
14 25 32 90 35
15 32 43 47 45
16 47 66 57 57
17 75 51 72 36
18 40 59 37 40
19 21 32 57 32
20 62 40 62 30
21 48 40 52 38
22 40 27 44 37
23 33 76 32 54
24 37 42 30 68
25 62 41 47 42
26 29 40 58 42
27 5 31 44 32
28 19 59 84 37
29 21 58 43 59
30 21 70 38 16
31 35 70 39 42
32 42 26 92 75
33 25 62 58 61
34 25 88 26 37
35 45 54 78 49
36 27 26 62 81
c² = 3.38
36
2
c (1-a)(k-3) 7.81
c2
3.38
5) Daerah Kritik
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
3.38 7.81
6) Keputusan : Ho diterima karena c < c2 (1-a)(k-3)
2
² = 7.69
36
2 (1-a)(k-3) 7.81
2 hitung 7.69
5) Daerah Kritik
Daerah
penolakan Ho
Daerah
7.69 7.81
2 2
6) Keputusan : Ho diterima karena c < c (1-a)(k-3)
7) Kesimpulan : Data berdistribusi normal
181
Lampiran 16. Analisis Normalitas Data Kelas X MIA 3
UJI NORMALITAS DATA HASIL MID TEST KELAS X MIIA 3
² = 7.07
36
2 (1-a)(k-3) 7.81
2 hitung 7.07
5) Daerah Kritik
Daerah
Daerah penolakan
penerimaan Ho
7.07 7.81
6) Keputusan : Ho diterima karena c2 < c2 (1-a)(k-3)
7) Kesimpulan : Data berdistribusi normal
182
Lampiran 17. Analisis Normalitas Data Kelas X MIA 4
UJI NORMALITAS DATA HASIL MID TEST KELAS X MIIA 4
2 (1-a)(k-3) 7.81
2 hitung 3.24
5) Daerah Kritik
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
3.24 7.81
2 2
6) Keputusan : Ho diterima karena c < c (1-a)(k-3)
7) Kesimpulan : Data berdistribusi normal
183
1) Ho : s 21 = s 22 = s 23 …. s 28
H1 : s 21 ≠ s 22 ≠ s 23 … s 28
2) α : 0.5
3) Statistik Uji
4) Komputasi
Harga satuan B
B = (Log s 2 ) ∑ (n i - 1)
= 2.4506 x 140
= 343.0780
Daerah
penerimaan Ho
1.9064 3,84
6) Keputusan :
Karena χ2 hitung <χ2 tabel maka data antar kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen
1) Ho : μ1 = μ2 = μ3 = μ4
H1 : Tidak semua μi sama, untuk i = 1,2,3,4
2) α: 0.5
3) Statistik Uji
4) Komputasi
Kelas
No.
X MIIA 1 X MIIA 2 X MIIA 3 X MIIA 4
∑X 1410 1714 1803 1519
n 36 36 36 36
X̅ 39.1667 47.61111 50.0833 42.194
Pengujian Hipotesis
Jumlah Kuadrat
1. jumlah Kuadrat Rata-rata (RY)
RY = (∑X) 2
n
= (1410 + 1714 + 1803 + 1519) 2
36 + 36 + 36 + 36
(6446) 2
=
144
= 288548.03
2. Jumlah Kuadrat antar Kelompok (AY)
AY = (∑Xi)2 - RY
ni
= (1410) 2 + (1714) 2 + (1803) 2 + (1519) 2 -
288548
36 36 36 36
= 2676.02
3. Jumlah Kuadrat Total (JK tot)
Jk tot = 41550916 - 330732
= 41220184
4. Jumlah Kuadrat dalam (DY)
DY = JK tot - RY - AY
= 41220184 - 288548.03 - 2676
= 40928959.95
185
Sumber Variasi dk JK KT F
Rata-rata 1 288548.03 288548.03
Antar Kelompok 3 2676.02 892.01
Dalam Kelompok 140 40928959.95 292349.72 0
Total 144 41550916
F tabel = 2.658
5) Daerah Kritik
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
0.003 2.568
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan :
Karena F hitung < F tabel , ini berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan.
186
1) H₀ : Kelas eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang tidak berbeda
Ha : Kelas eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang berbeda
2) α: 5%
3) Statistik Uji Varians terbesar
untuk menguji hipotesis digunakan rumus: F
Varians terkecil
4) Komputasi
Dari data diperoleh:
Sumber Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Variasi X MIA 1 X MIA 2 X MIA 3 X MIA 4
Jumlah 1410 1714 1803 1519
n 36 36 36 36
Mean 39.00 48.00 50.00 42.19
Varians (S2 ) 257.46 239.84 365.11 266.39
Standar deviasi (S) 16.05 15.49 19.11 16.32
Pada α = 5% dengan :
dk pembilang : nb-1 = 35
dk penyebut : nk -1 = 35
5) Daerah Kritik
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
1.52 1.96
6) KeputusanHo
: diterima
7) Kesimpulan : dalam populasi mempunyai varians yang tidak berbeda.
Kelas
187
X²
S
Nomor Kelas
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1 28.5 21 49.5 812.25 441
2 32 17 49 1024 289
3 27 21 48 729 441
4 30 24 54 900 576
5 26 20 46 676 400
6 40 16 56 1600 256
7 32.5 37.5 70 1056.25 1406.25
8 25.5 30.5 56 650.25 930.25
9 26 29 55 676 841
10 30 30.5 60.5 900 930.25
11 32 16 48 1024 256
12 17 30 47 289 900
13 27 30 57 729 900
14 22 32.5 54.5 484 1056.25
15 13 32 45 169 1024
16 19 19 38 361 361
17 25 27 52 625 729
18 24 16 40 576 256
19 22 25.5 47.5 484 650.25
20 23.5 30 53.5 552.25 900
21 25 32.5 57.5 625 1056.25
22 22 42 64 484 1764
23 32.5 20 52.5 1056.25 400
24 28 34 62 784 1156
25 21.5 30 51.5 462.25 900
26 29 25.5 54.5 841 650.25
27 24 16 40 576 256
28 29 30 59 841 900
29 23.5 32.5 56 552.25 1056.25
30 28 25 53 784 625
31 27 30 57 729 900
32 23 34.5 57.5 529 1190.25
33 28 20 48 784 400
34 27 25 52 729 625
35 28 27.5 55.5 784 756.25
36 23 32.5 55.5 529 1056.25
∑ 940.5 961.5 1902 25406.75 27234.75
X 26.13 26.71
ni 36 36
ni - 1 35 35
Si2 23.89 44.42
(ni-1) Si2 836.19 1554.69
Log Si2 1.38 1.65
2
(ni-1) Log Si 48.24 57.67
Si 4.89 6.66
Nilai Maks. 40 42
Nilai Min. 13 16
Rentang 27 26
Log ni 1.56 1.56
189
Lampiran 23. Analisis Uji Normalitas Data Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen
UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETEST KELAS EKSPERIMEN (X MIIA 1)
4) Komputasi
Nilai Maksimal = 40 Panjang Kelas = 6
Nilai Minimal = 13 Rerata Kelompok = 26.11
Rentang = 27 Simpangan Baku = 4.887
Banyak Kelas = 4 n = 36
2 hitung 1.22
5) Daerah Kritik
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
1.22 7.81
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan : Data berdistribusi normal
190
Lampiran 24. Analisis Uji Normalitas Data Pretest Hasil Belajar Kelas Kontrol
4) Komputasi
Nilai Maksimal = 42 Panjang Kelas = 7
Nilai Minimal = 16 Rerata Kelompok = 26.71
Rentang = 26 Simpangan Baku = 6.66
Banyak Kelas = 4 n = 36
2 hitung 6.29
5) Daerah Kritik
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
6.29 7.81
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan :Data berdistribusi normal
191
Lampiran 25. Analisis Uji Homogenitas Data Pretest Hasil Belajar Kognitif
UJI HOMOGENITAS HASIL PRETES
2 2
1) H0 : s 1 = s 2
2
Ha : Tidak semua s i sama, untuk i = 1, 2
2) α : 5%
3) Statistik Uji
4) Komputasi
2 2 2 2
Kelas ni dk = ni - 1 Si (dk) Si log Si (dk) log Si
Harga satuan B
B = (Log S2 ) S (ni - 1)
= 1.53 x 70
= 107
5) Daerah Kritik
Daerah
penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
3.3134 3.8415
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan :
Karena 2 hitung < 2 (1-a)(k-1) maka populasi mempunyai homogenitas yang sama
192
Lampiran 26. Analisis Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest Hasil Belajar
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL PRETEST
ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
1) H₀ : Kelas eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang tidak berbeda
Ha : Kelas eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang berbeda
2) α: 5%
3) Statistik Uji
Varians terbesar
F
Varians terkecil
4) Komputasi
Dari data diperoleh:
Sumber Kelompok Kelompok
Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 940 960.5
n 36 36
Mean 26.11 26.68
Varians (S2 ) 23.89 44.42
Standar deviasi (S) 4.89 6.66
Pada α = 5% dengan :
dk pembilang : nb-1 = 35
dk penyebut : nk -1 = 35
5) Daerah Kritik
Daerah
Daerah penolakan Ho
1.86 1.96
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan : kedua kelas mempunyai varians yang tidak berbeda
193
S
Nomor Kelas X²
Lampiran 28. Analisis Uji Normalitas Data Postest Hasil Belajar Kelas Eksperimen
4) Komputasi
Nilai Maksimal = 77 Panjang Kelas = 6
Nilai Minimal = 52 Rerata Kelompok = 65.18
Rentang = 25 Simpangan Baku = 4.98
Banyak Kelas = 5 n = 36
5) Daerah Kritik
Daerah Daerah
penerimaan Ho penolakan Ho
4.53 7.81
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan : Data berdistribusi normal
195
Lampiran 29. Analisis Uji Normalitas Data Postest Hasil Belajar Kelas Kontrol
4) Komputasi
Nilai Maksimal = 72 Panjang Kelas = 8
Nilai Minimal = 43 Rerata Kelompok = 52.86
Rentang = 29 Simpangan Baku = 6.93
Banyak Kelas = 5 n = 36
5) Daerah Kritik
Daerah Daerah
penerimaan Ho penolakan Ho
6.85 7.81
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan : Data berdistribusi normal
196
1) H0 : s21 = s 22
Ha : Tidak semua s2i sama, untuk i = 1, 2
2) α : 5%
3) Statistik Uji
4) Komputasi
dk = ni -
Kelas ni Si2 (dk) Si2 log Si2 (dk) log Si2
1
Eksperimen 36 35 24.8500 869.7500 1.3953 48.8364
Kontrol 36 35 48.0500 1681.7500 1.6817 58.8593
Jumlah 72 70 72.9000 2551.5000 3.0770 107.6957
Harga satuan B
B = (Log S2 ) S (ni - 1)
= 1.561698 x 70
= 109.3188
2
= (Ln 10) { B - S(ni-1) log Si2 }
= 2.3026 109.32 107.6957
= 3.7374
5) Daerah Kritik
Daerah
penerimaan Ho
3.7374 3.8415
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan :
Karena 2 hitung < 2 (1-a)(k-1) maka data mempunyai homogenitas yang sama
197
Lampiran 31. Analisis Uji Kesamaan Dua Varians Data Postest Hasil Belajar
1) H₀ : Kelas eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang tidak berbeda
Ha : Kelas eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang berbeda
2) α : 5%
3) Statistik Uji
Varians terbesar
F
Varians terkecil
4) Komputasi
Dari data diperoleh:
Sumber Kelompok Kelompok
Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 2346.5 1903
n 36 36
Mean 65.18 52.86
Varians (S2) 24.85 48.05
Standar deviasi (S) 4.98 6.93
Pada α = 5% dengan :
dk pembilang : nb-1 = 35 dk penyebut : nk -1 = 35
5) Daerah Kritik
Daerah Daerah
penolakan
1.93 1.96
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan : Kedua kelas mempunyai varians yang tidak berbeda
198
1) Ho : m1 < m2
Ha : m1 > m2
2) α : 5%
3) Statistik Uji
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
x1 x 2 Dimana,
t
1
1 n 1 1s12 n 2 1s 22
s s
n1 n2 n1 n 2 2
4) Komputasi
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 2347 1903
n 36 36
X̅ 65.18 52.86
Varians (s2) 24.85 48.05
Standart deviasi (s) 4.98 6.93
Lampiran 33. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Postest Hasil Belajar
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA NILAI POSTTEST ANTARA
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
1) Ho : m1 = m2
Ha : m1 ≠ m2
2) α : 5%
3) Statistik Uji
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
x1 x2 Dimana,
t
1 1 n 1 1s12 n 2 1s 22
s s
n1 n2 n1 n 2 2
4) Komputasi
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
Jumlah 2347 1903
n 36 36
x̅ 65.18 52.86
Varians (s2) 24.85 48.05
Standart deviasi (s) 4.98 6.93
s = 36 -1 24.85 + 36 -1 48.05 =
6.037
36 + 36 - 2
t 65.18 - 52.86
= = 8.657
6.037 1 + 1
36 36
Daerah penerimaan Ho
Kelas Eksperimen
(g) = ( S post ) - ( S pre )
100% - ( S pre )
= 65.18 - 26.13
100 - 26.13
= 0.528631 (SEDANG)
Kelas Kontrol
(g) = ( S post ) - ( S pre )
100% - ( S pre )
= 52.86 - 26.71
100 - 26.71
= 0.356802 (SEDANG)
201
AFEKTIF
No Kode
1 2 3 4 5 6 7
1 E-001 4 3 4 4 4 4 4
2 E-002 4 4 4 4 4 4 4
3 E-003 4 4 4 4 4 4 4
4 E-004 4 4 4 4 3 4 4
5 E-005 4 4 4 4 3 4 4
6 E-006 4 4 4 4 4 4 3
7 E-007 4 3 4 4 4 4 4
8 E-008 4 4 4 4 4 4 4
9 E-009 3 4 4 4 4 4 3
10 E-010 4 4 4 4 4 4 3
11 E-011 4 4 3 4 4 4 4
12 E-012 4 3 4 4 4 4 4
13 E-013 4 4 4 4 3 4 4
14 E-014 4 3 3 4 4 4 4
15 E-015 4 4 4 4 4 4 4
16 E-016 4 4 4 4 4 4 4
17 E-017 4 3 4 4 4 4 3
18 E-018 4 4 4 4 4 4 4
19 E-019 4 4 4 4 4 4 3
20 E-020 4 4 3 4 4 4 4
21 E-021 4 4 3 4 3 4 3
22 E-022 4 4 4 4 4 4 4
23 E-023 4 4 4 4 4 4 3
24 E-024 4 3 4 4 4 4 3
25 E-025 4 4 4 4 4 4 4
26 E-026 4 4 4 3 3 4 3
27 E-027 4 4 4 4 4 4 3
28 E-028 4 4 4 3 3 4 4
29 E-029 4 4 4 4 4 4 4
30 E-030 4 4 3 4 4 4 4
31 E-031 4 3 4 4 4 4 4
32 E-032 4 4 4 4 4 4 4
33 E-033 4 4 4 4 4 4 4
34 E-034 4 3 4 4 4 4 3
35 E-035 4 4 4 4 4 4 3
36 E-036 4 3 4 4 4 4 3
Jumlah 143 135 139 142 138 144 131
Rerata 0.993056 0.9375 0.965278 0.986111 0.958333 1 0.90972
Persen 99.31% 93.75% 96.53% 98.61% 95.83% 100% 90.97%
204
AFEKTIF
No KODE
1 2 3 4 5 6 7
1 K-001 4 3 4 4 3 4 3
2 K-002 4 3 4 4 3 4 3
3 K-003 4 3 4 4 4 3 3
4 K-004 3 3 4 4 3 3 4
5 K-005 4 3 4 4 3 4 3
6 K-006 4 3 4 4 3 3 4
7 K-007 4 3 4 4 4 3 3
8 K-008 4 3 4 4 4 4 3
9 K-009 4 3 4 4 4 3 2
10 K-010 4 3 4 4 4 3 3
11 K-011 4 3 4 4 4 3 4
12 K-012 4 3 4 4 4 4 3
13 K-013 4 3 4 4 4 4 4
14 K-014 4 3 4 4 4 3 3
15 K-015 4 3 4 4 4 3 3
16 K-016 4 3 4 4 4 4 4
17 K-017 4 4 4 4 4 4 3
18 K-018 4 3 4 4 4 4 4
19 K-019 4 3 4 4 4 4 2
20 K-020 4 3 4 4 4 3 4
21 K-021 4 3 4 4 4 4 3
22 K-022 4 3 4 4 4 4 4
23 K-023 4 3 4 4 4 4 4
24 K-024 4 3 4 4 4 3 4
25 K-025 4 4 3 4 4 3 4
26 K-026 4 4 3 4 4 4 3
27 K-027 4 3 4 4 4 4 3
28 K-028 4 3 4 4 4 3 4
29 K-029 4 3 4 4 4 4 4
30 K-030 4 3 4 4 4 4 3
31 K-031 4 4 4 4 4 3 3
32 K-032 3 3 4 4 4 4 3
33 K-033 4 3 4 4 4 3 3
34 K-034 4 4 4 4 4 4 3
35 K-035 4 3 4 4 4 4 3
36 K-036 4 3 4 4 4 3 3
Jumlah 142 113 142 144 139 128 119
Rerata 0.98611 0.784722 0.986111 1 0.965278 0.888889 0.826389
Persen 98.61% 78.47% 98.61% 100.00% 96.53% 88.89% 82.64%
205
Aspek A Aspek B
No Kode
1 2 3 4 5 1 2 3
1 E-001 3 2 3 3 3 2 2 3
2 E-002 3 3 3 2 3 3 3 3
3 E-003 3 3 3 3 3 3 3 3
4 E-004 3 3 3 2 2 3 3 3
5 E-005 3 3 3 3 2 3 3 3
6 E-006 3 3 3 2 3 3 3 3
7 E-007 3 3 3 2 3 2 2 3
8 E-008 3 3 3 3 3 3 3 3
9 E-009 3 2 3 3 3 2 2 3
10 E-010 3 2 3 2 3 3 2 3
11 E-011 3 3 3 3 3 3 3 3
12 E-012 3 3 3 3 3 3 2 3
13 E-013 3 3 3 3 3 3 2 3
14 E-014 3 2 3 3 3 2 3 3
15 E-015 3 3 3 3 3 3 3 3
16 E-016 3 3 3 3 3 3 3 3
17 E-017 3 3 3 2 3 3 2 3
18 E-018 3 2 3 2 3 3 2 3
19 E-019 3 2 3 2 3 3 3 3
20 E-020 3 3 3 3 3 3 3 3
21 E-021 3 2 3 2 3 3 2 3
22 E-022 3 2 3 3 3 2 3 3
23 E-023 3 3 3 3 3 3 3 3
24 E-024 3 3 3 2 3 3 2 3
25 E-025 3 3 3 2 3 3 3 3
26 E-026 3 3 3 3 2 3 3 3
27 E-027 3 3 3 3 3 2 2 3
28 E-028 3 3 3 3 2 3 3 3
29 E-029 3 3 3 3 3 3 3 3
30 E-030 3 3 3 3 3 3 3 3
31 E-031 3 2 3 3 3 2 2 3
32 E-032 3 3 3 3 3 3 3 3
33 E-033 3 3 3 3 3 3 3 3
34 E-034 3 3 3 3 3 3 3 3
35 E-035 3 3 3 3 3 3 3 3
36 E-036 3 2 3 2 3 2 2 3
Jumlah 108 98 108 96 104 100 95 108
Rerata 1 0.90741 1 0.888889 0.962963 0.925926 0.87963 1
Persen 100% 85.18% 100% 85.18% 94.44% 92.59% 87.96% 100%
207
ASPEK A ASPEK B
No KODE
1 2 3 4 5 1 2 3
1 K-001 3 3 3 3 3 2 3 3
2 K-002 2 2 3 2 3 2 2 3
3 K-003 3 3 3 3 3 2 3 2
4 K-004 3 3 3 3 3 3 3 3
5 K-005 2 2 3 2 3 2 3 3
6 K-006 3 2 3 3 3 3 3 2
7 K-007 3 3 3 2 3 2 2 2
8 K-008 3 3 3 3 3 2 2 2
9 K-009 1 3 2 3 3 2 2 2
10 K-010 3 3 3 2 3 2 2 2
11 K-011 3 2 3 2 3 2 3 3
12 K-012 3 2 3 3 3 2 3 3
13 K-013 2 2 3 3 3 2 2 3
14 K-014 3 3 3 3 3 2 3 3
15 K-015 3 3 3 2 3 2 2 3
16 K-016 3 3 3 2 3 3 2 2
17 K-017 3 3 3 3 3 2 2 2
18 K-018 3 3 3 3 2 2 2 2
19 K-019 3 2 3 2 2 2 2 2
20 K-020 3 2 3 2 3 2 2 2
21 K-021 3 3 3 3 2 2 2 2
22 K-022 2 3 2 3 3 2 2 2
23 K-023 2 2 2 3 3 3 3 2
24 K-024 2 2 3 2 3 2 2 2
25 K-025 2 2 2 2 2 3 2 3
26 K-026 2 3 2 3 3 3 2 2
27 K-027 2 2 3 3 3 2 2 3
28 K-028 2 2 3 2 3 2 2 3
29 K-029 2 2 3 3 3 2 2 3
30 K-030 2 3 3 2 3 2 3 3
31 K-031 2 2 3 2 3 2 2 2
32 K-032 3 3 3 3 2 2 2 2
33 K-033 3 3 3 3 2 2 2 2
34 K-034 3 2 3 2 3 2 2 3
35 K-035 3 3 3 2 3 3 2 3
36 K-036 3 3 3 3 3 2 2 3
Jumlah 93 92 103 92 102 79 82 89
Rerata 0.86111 0.851852 0.953704 0.851852 0.944444 0.731481 0.75926 0.82407
Persen 86.11% 90.74% 95.37% 100.00% 100% 73.15% 75.93% 82.41%
208
Lampiran 39. Data Hasil Postest Soal Kemampuan Pemecahan Masalah
DAFTAR NILAI PRETES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
X²
S
Nomor Kelas
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1 25 30 55 625 900
2 15 15 30 225 225
3 30 15 45 900 225
4 20 10 30 400 100
5 20 20 40 400 400
6 20 20 40 400 400
7 25 30 55 625 900
8 25 25 50 625 625
9 20 10 30 400 100
10 20 35 55 400 1225
11 20 15 35 400 225
12 10 40 50 100 1600
13 10 25 35 100 625
14 20 35 55 400 1225
15 10 20 30 100 400
16 10 25 35 100 625
17 10 30 40 100 900
18 20 20 40 400 400
19 25 15 40 625 225
20 15 25 40 225 625
21 10 30 40 100 900
22 20 40 60 400 1600
23 25 18 43 625 324
24 20 20 40 400 400
25 15 25 40 225 625
26 10 17 27 100 289
27 15 16 31 225 256
28 10 40 50 100 1600
29 15 35 50 225 1225
30 35 13 48 1225 169
31 10 20 30 100 400
32 15 30 45 225 900
33 10 20 30 100 400
34 10 30 40 100 900
35 25 25 50 625 625
36 10 25 35 100 625
∑ 625 864 1489 12425 23188
X 17.36 24.00
ni 36 36
ni - 1 35 35
2
Si 44.98 70.06
(ni-1) Si2 1574.31 2452.00
Log Si2 1.65 1.85
2
(ni-1) Log Si 57.86 64.59
Si 6.71 8.37
Nilai Maks. 35 40
Nilai Min. 10 10
Rentang 25 30
Log ni 1.56 1.56
209
Lampiran 40. Analisis Uji Normalitas Data Pretest Soal Uraian Kelas Eksperimen
4) Komputasi
Nilai Maksimal = 35 Panjang Kelas = 6
Nilai Minimal = 10 Rerata Kelompok = 26.11
Rentang = 25 Simpangan Baku = 6.706
Banyak Kelas = 4 n = 36
2 hitung 7.13
5) Daerah Kritik
Daerah
Daerah
penerimaan Ho
penolakan Ho
7.13 7.81
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan : Data berdistribusi normal
210
Lampiran 41. Analisis Uji Normalitas Data Pretest Soal Uraian Kelas Kontrol
4) Komputasi
Nilai Maksimal = 40 Panjang Kelas = 9
Nilai Minimal = 10 Rerata Kelompok = 24.00
Rentang = 30 Simpangan Baku = 8.37
Banyak Kelas = 4 n = 36
2 hitung 3.69
5) Daerah Kritik
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
3.69 7.81
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan : Data berdistribusi normal
211
Lampiran 42. Analisis Uji Homogenitas Data Pretest Soal Kemampuan Pemecahan Masalah
2 2
1) H0 : s 1 = s 2
Ha : Tidak semua s2 i sama, untuk i = 1, 2
2) α : 5%
3) Statistik Uji
4) Komputasi
2 2 2
Kelas ni dk = ni - 1 Si2 (dk) Si log Si (dk) log Si
Eksperimen 36 35 42.60 1491.0000 1.6294 57.0293
Kontrol 36 35 70.06 2452.1000 1.8455 64.5915
Jumlah 72 70 112.6600 3943.1000 3.4749 121.6208
Harga satuan B
B = (Log S2 ) S (ni - 1)
= 1.8 x 70
= 123
5) Daerah Kritik
Daerah
penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
2.1437 3.8415
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan :
Lampiran 43. Analisis Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest Soal Uraian
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL PRETEST
ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
1) H₀ : Kelas eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang tidak berbeda
Ha : Kelas eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang berbeda
2) α: 5%
3) Statistik Uji
Varians terbesar
F
Varians terkecil
4) Komputasi
Dari data diperoleh:
Sumber Kelompok Kelompok
Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 590 864
n 36 36
Mean 16.39 24.00
2 42.60 70.06
Varians (S )
Standar deviasi (S) 6.53 8.37
Pada α = 5% dengan :
dk pembilang : nb-1 = 35
dk penyebut : nk -1 = 35
5) Daerah Kritik
Daerah
Daerah penolakan
penerimaan Ho
1.64 1.96
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan : Kedua kelas mempunyai varians yang tidak berbeda
213
Lampiran 44. Data Hasil Postest Soal Kemampuan Pemecahan Masalah
DAFTAR NILAI POSTEST SOAL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA
S
Nomor Kelas X²
Lampiran 45. Analisis Normalitas Data Postest Soal Uraian Kelas Eksperimen
4) Komputasi
Nilai Maksimal = 82 Panjang Kelas = 8
Nilai Minimal = 55 Rerata Kelompok = 70.64
Rentang = 27 Simpangan Baku = 6.41
Banyak Kelas = 5 n = 36
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
5.27 7.81
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan : Data berdistribusi normal
215
Lampiran 46. Analisis Normalitas Data Postest Soal Uraian Kelas Kontrol
4) Komputasi
Nilai Maksimal = 80 Panjang Kelas = 9
Nilai Minimal = 47 Rerata Kelompok = 62.86
Rentang = 33 Simpangan Baku = 8.92
Banyak Kelas = 5 n = 36
Daerah
Daerah penolakan Ho
penerimaan Ho
1.45 7.81
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan : Data berdistribusi normal
216
2
1) H0 : s 1 = s2 2
2
Ha : Tidak semua s i sama, untuk i = 1, 2
2) α : 5%
3) Statistik Uji
4) Komputasi
Kelas ni dk = ni - 1 Si2 (dk) Si2 log Si2 (dk) log Si2
Eksperimen 36 35 41.0900 1438.1500 1.6137 56.4808
Kontrol 36 35 79.4900 2782.1500 1.9003 66.5109
Jumlah 72 70 120.5800 4220.3000 3.5140 122.9917
Harga satuan B
B = (Log S2 ) S (ni - 1)
= 1.8 x 70
= 124.617
2
= (Ln 10) { B - S(ni-1) log Si2 }
= 2.3026 124.62 122.9917
= 3.7428
Daerah Daerah
penerimaan Ho penolakan Ho
3.7428 3.8415
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan :
Karena (1-a)(k-1) maka data mempunyai homogenitas
2 2
hitung <
yang sama
217
Lampiran 48. Analisis Uji Kesamaan Dua Varians Data Postest Soal Uraian
1) H₀ : Kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang tidak berbeda
Ha : Kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang berbeda
2) α : 5%
3) Statistik Uji
Varians terbesar
F
Varians terkecil
4) Komputasi
Sumber Kelompok Kelompok
Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 2543 2263
n 36 36
Mean 70.64 62.86
Varians (S2) 41.09 79.49
Standar deviasi (S) 6.41 8.92
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F: 79.49 = 1.93
41.09
Pada α = 5% dengan :
dk pembilang : nb-1 = 35 dk penyebut : nk -1 = 35
5) Daerah Kritik
Daerah
Daerah
penolakan Ho
penerimaan Ho
1.93 1.96
6) Keputusan : Ho diterima
7) Kesimpulan : Kedua kelas mempunyai varians yang tidak berbeda
218
Lampiran 49. Analisis Uji t Pihak Kanan Nilai Postest Soal Uraian
1) Ho : m1 < m2
Ha : m1 > m2
2) α : 5%
3) Statistik Uji
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
x1 x 2 Dimana,
t
1 1 n 1 1s12 n 2 1s 22
s s
n1 n2 n1 n 2 2
4) Komputasi
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 2543 2263
n 36 36
X̅ 70.64 62.86
Varians (s2) 41.09 79.49
Standart deviasi (s) 6.41 8.92
Lampiran 50. Analisis Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Postest Soal Uraian
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA NILAI POSTTEST ANTARA
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
1) Ho : m1 = m2
Ha : m1 ≠ m2
2) α : 5%
3) Statistik Uji
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
x1 x2 Dimana,
t
1 1 n 1 1s12 n 2 1s 22
s s
n1 n2 n1 n 2 2
4) Komputasi
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
Jumlah 2543 2263
n 36 36
x̅ 70.64 62.86
Varians (s2) 41.09 79.49
Standart deviasi (s) 6.41 8.92
s = 36 -1 41.09 + 36 -1 79.49 =
7.765
36 + 36 - 2
t 70.64 - 62.86
= = 4.250
7.765 1 + 1
36 36
Daerah penerimaan Ho
Kelas Eksperimen
(g) = ( S post ) - ( S pre )
100% - ( S pre )
= 70.64 - 17.36
100 - 17.36
= 0.644724 (SEDANG)
Kelas Kontrol
(g) = ( S post ) - ( S pre )
100% - ( S pre )
= 62.86 - 24
100 - 24
= 0.511316 (SEDANG)
221
rb
X 1
X 2 pq
uS y
Keterangan:
rb = koefisien korelasi biserial
= rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
= rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
p = proporsi jumlah siswa pada kelompok eksperimen
q = proporsi jumlah siswa pada kelompok kontrol
u = tinggi ordinat pada kurva normal baku pada titik z yang memotong
bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q
Sy = simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelompok
= 70.64
= 62.86
p = 36
= 0.5
72
q = 1 0.5 = 0.5000
u = dari nilai p dan q diperoleh z = 0.01 (Daftar F atau tabel kurva normal)
dari nilai z = 0.01 didapat tinggi ordinat u = 0.3989
(Daftar E atau tabel ordinat Y untuk lengkungan normal standart pada titik Z)
Sy = 10.980
maka:
rb = 70.64 62.86 0.5 x 0.5
0.3989 x 10.98000
= 0.44 (SEDANG)
223
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
.
E b=
y
. . . .
E b = = = 0.134
y . . 2
KOEFISIEN DETERMINASI
KD r b x 100%
2
Keterangan :
KD = koefisien determinasi
rb = koefisien korelasi biserial
KD = ( 0.44 )² x 100%
= 19.36 %
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa Group Investigation
memberikan kontribusi sebesar 19.36 % terhadap peningkatan kemampuan pemecahan
masalah siswa
225
Lampiran 55. Analisis Peningkatan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen
INDIKATOR
KODE Memperhitungkan Penalaran Memahami Menemukan Mengevaluasi
Semua Kemungkinan Logis Masalah Suatu Pola Kembali Solusi
Nomor 1 2 3 4 5
Pretest Postest Pretest Postest Pretest Postest Pretest Postest Pretest Postest
E-001 2.5 10 0 5 5 5 2.5 10 2.5 7.5
E-002 2.5 5 0 10 0 7.5 0 7.5 5 10
E-003 0 5 0 10 2.5 5 5 5 7.5 10
E-004 5 10 0 5 5 5 0 7.5 0 5
E-005 2.5 5 0 10 5 5 0 3 2.5 10
E-006 0 10 0 7.5 5 5 0 5 5 10
E-007 0 7.5 0 10 7.5 5 0 3.5 5 10
E-008 0 10 0 7.5 7.5 5 0 5 5 10
E-009 0 10 0 5 5 7.5 0 5 5 10
E-010 2.5 10 0 7.5 0 5 0 7.5 7.5 5
E-011 0 7.5 0 10 5 5 0 4 5 10
E-012 5 7.5 0 10 0 5 0 5 0 10
E-013 5 10 0 5 0 5 0 7.5 0 5
E-014 5 10 0 10 0 5 0 7.5 5 5
E-015 0 10 0 10 5 5 0 7.5 0 5
E-016 0 10 0 5 5 5 0 7.5 0 5
E-017 0 10 0 5 0 7.5 5 7.5 0 7.5
E-018 2.5 10 0 5 2.5 7.5 0 6.5 5 5
E-019 0 10 0 5 2.5 3.5 0 5 10 5
E-020 0 10 0 5 7.5 7.5 0 7.5 0 5
E-021 0 5 0 10 0 5 5 7.5 0 10
E-022 5 10 0 7.5 0 5 0 7.5 5 5
E-023 0 5 0 7.5 7.5 5 0 7.5 5 7.5
E-024 0 10 7.5 7.5 0 3.5 2.5 7.5 0 5
E-025 2.5 10 5 7.5 0 3.5 0 7.5 0 5
E-026 0 10 0 7.5 0 5 0 7.5 5 5
E-027 0 5 0 10 0 7.5 0 7.5 7.5 10
E-028 0 10 0 7.5 5 5 0 7.5 0 5
E-029 0 5 0 5 0 5 0 5 7.5 7.5
E-030 0 10 0 7.5 7.5 7.5 0 7.5 10 7.5
E-031 0 10 0 5 5 7.5 0 7.5 0 7.5
E-032 0 5 0 10 0 5 0 7.5 7.5 10
E-033 0 5 0 10 0 5 0 7.5 5 0
E-034 0 10 0 5 0 3.5 0 7.5 5 7.5
E-035 7.5 5 5 7.5 0 5 0 5 0 10
E-036 0 5 0 7.5 0 3.5 0 7.5 5 7.5
Jumlah 47.5 297.5 17.5 270 95 192.5 20 239.5 132.5 260
Rerata 0.13194 0.82639 0.04861 0.75 0.26389 0.53472 0.05556 0.66528 0.36806 0.72222
Persen 13.19% 82.64% 4.86% 75% 26.39% 53.47% 5.56% 66.53% 36.81% 72.22%
226
Lampiran 56. Analisis Peningkatan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol
INDIKATOR
KODE Memperhitungkan Penalaran Memahami Menemukan Mengevaluasi
Semua Kemungkinan Logis Masalah Suatu Pola Kembali Solusi
Nomor 1 2 3 4 5
Pretest Postest Pretest Postest Pretest Postest Pretest Postest Pretest Postest
K-001 5 5 5 7.5 2.5 4 0 7.5 2.5 4
K-002 0 5 0 10 2.5 6.5 0 2.5 5 10
K-003 0 5 5 10 0 7.5 0 5 2.5 7.5
K-004 0 5 0 10 2.5 5 0 5 2.5 10
K-005 0 5 0 7.5 5 7.5 0 5 5 5
K-006 0 5 0 10 0 7.5 5 3.5 5 10
K-007 0 5 0 4 2.5 7.5 5 7.5 7.5 7.5
K-008 0 5 5 7.5 5 7.5 0 5 2.5 7.5
K-009 5 5 0 7.5 0 5 0 5 0 3.5
K-010 2.5 10 5 5 7.5 7.5 2.5 3.5 5 3.5
K-011 0 6.5 0 7.5 2.5 2.5 0 7.5 5 5
K-012 5 3.5 2.5 3.5 7.5 7.5 2.5 4.5 5 5
K-013 2.5 6.5 2.5 10 2.5 7.5 2.5 3.5 2.5 10
K-014 2.5 5 2.5 10 5 7.5 2.5 7.5 5 10
K-015 0 6.5 0 2.5 2.5 7.5 2.5 7.5 5 5
K-016 0 5 0 7.5 0 5 5 7.5 7.5 5
K-017 0 7.5 0 10 5 7.5 7.5 3.5 2.5 5
K-018 0 5 0 7.5 5 7.5 0 7.5 5 10
K-019 0 5 5 10 0 7.5 2.5 5 0 5
K-020 2.5 4.5 0 3.5 5 7.5 2.5 3.5 2.5 5
K-021 0 3.5 5 7.5 2.5 7.5 5 7.5 2.5 3.5
K-022 2.5 5 5 7.5 5 7.5 5 7.5 5 3.5
K-023 0 5 5 7.5 0 7.5 0 3.5 4 5
K-024 0 4.5 5 10 0 7.5 2.5 3.5 2.5 10
K-025 0 7.5 2.5 10 2.5 7.5 2.5 2.5 5 7.5
K-026 0 5 2.5 5 3.5 3.5 0 2.5 2.5 10
K-027 0 3.5 0 10 5 7.5 0 7.5 3 10
K-028 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 7.5 10 7.5
K-029 5 5 2.5 5 2.5 5 5 7.5 5 10
K-030 5 4.5 0 10 1.5 2.5 0 7.5 0 7.5
K-031 0 5 0 7.5 2.5 3.5 0 2.5 7.5 7.5
K-032 2.5 5 2.5 10 5 10 2.5 7.5 2.5 5
K-033 0 5 0 10 2.5 7.5 5 2.5 2.5 5
K-034 2.5 5 5 5 5 7.5 0 5 2.5 5
K-035 2.5 5 2.5 3.5 2.5 7.5 0 7.5 5 5
K-036 2.5 7.5 2.5 5 2.5 7.5 0 7 5 7.5
Jumlah 50 188.5 75 267 107.5 235 70 196 142 243
Rerata 0.1389 0.5236 0.2083 0.74167 0.29861 0.65278 0.19444 0.54444 0.39444 0.675
Persen 13.89% 52.36% 20.83% 74.17% 29.86% 65.28% 19.44% 54.44% 39.44% 67.50%
227
Rumus:
Keterangan:
n : Banyaknya butir soal
Si2 : Jumlah varians butir
St2 : Varians total
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
2
Si = 0.30 + 0.30 + … + 0.44 = 2.19
2
31622 1062
𝑆𝑡 2 36
= = 8.14
36
7 2.19
r = 1
7 1 8.139
= 0.853
Pada a = 5% dengan n = 36 diperoleh r tabel = 0.320
Karena r > rtabel, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
228
Lampiran 58. Analisis Lembar Angket Respon Siswa
Lampiran 59. Lembar Soal Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Petunjuk umum =
Kerjakan soal pada lembar jawab yang tersedia
Tulis nama dan no.absen pada kolom yang tersedia
Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum dijawab
Kerjakan soal yang dianggap paling mudah dahulu
Berilah tanda [X] pada huruf A, B, C, D, dan E untuk soal pilihan ganda sebagai jawaban
yang paling tepat.
Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan pada pengawas beserta lembar soalnya.
Berdoalah sebelum Anda mengerjakan.
I. Pilihan Ganda
1. Diantara reaksi-reaksi berikut ini, yang bukan merupakan reaksi redoks ialah
....
a. 2Cu + O2 2CuO
b. H2 + Cl2 2HCl
c. SnCl2 + I2 + 2HCl SnCl4 + 2HI
d. CuO + 2HCl CuCl2 + H2O
e. Mg + Cl2 MgCl2
2. Reaksi berikut yang merupakan reaksi reduksi bedasarkan pengikatan dan
pelepasan oksigen adalah ....
a. 2BaO2 2BaO + O2
b. 4Fe + 3 O2 2Fe2O3
c. Mg + ½ O2 MgO
d. 4Na + O2 2Na2O
e. 2Cl2 + 3O2 2Cl2O3
3. Dari beberapa senyawa berikut, mangan yang memiliki bilangan oksidasi
tertinggi adalah ....
a. MnO2 c. Mn2O2 e. KMnO4
b. MnO4 d. K2MnO4
4. Reaksi kimia yang menunjukkan atom S mengalami reduksi terjadi pada ....
a. 2S + 3O2 2SO3
b. H2S + O2 SO2 + H2O
c. SO3 + NO3 + 2H+
2- -
SO42- + NO + H2O
d. 2S2O32- + I2 S4O62- + 2I-
230
d. Sendok dan garpu tidak bereaksi dengan makanan, sehingga tidak mudah berkarat
e. Sendok dan garpu tidak bereaksi dengan nitrogen, sehingga tidak mudah berkarat.
12. Fosfor (V) oksida berupa padatan putih yang dapat menyublim (berubah dari padat ke
gas) pada suhu 300oC. Fosfor (V) oksida mempunyai rumus ....
a. P5O c. P3O10 e. P2O5
b. P3O5 d. P2O3
13. Elektroda yang digunakan dalam aki adalah Pb dan PbO2. Biloks Pb pada
kedua elektroda tersebut berturut-turut adalah ....
a. 0 dan +1 d. +2 dan +4
b. 0 dan +2 e. +4 dan +2
c. 0 dan +4
14. Diantara senyawa berikut yang termasuk dalam reaksi disproporsionasi,
adalah ....
a. Cu + 4HNO Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O
b. 3I2 + 6KOH 5KI + KIO3 + 3H2O
c. Mg + HCl MgCl2 + H2
d. 2K2CrO4 + H2SO4 K2SO4 + K2Cr2O7 + H2O
e. KI + Cl2 KCl + I2
15. Kejadian berikut ini yang melibatkan reaksi redoks,kecuali ....
a. Pembuatan agar-agar d. Fotosintesis
b. Pencoklatan apel e. Pembakaran gas metana
c. Perkaratan besi
16. Diketahui beberapa reaksi sebagai berikut :
1. Zn + 2HCl ZnCl2 + H2
2. 2H2 + O2 2H2O
3. H2 + 2Na 2NaH
4. 2H2O2 2H2O + O2
Hidrogen yang mengalami reduksi terjadi pada reaksi....
a. 1 dan 2 c. 2 dan 4 e. 1 dan 4
b. 1 dan 3 d. 2 dan 3
17. Diantara senyawa berikut yang mengandung belerang dengan biloks terendah
adalah ....
a. H2SO4 d. Na2S2O3
b. Na2SO3 e. Al2S3
c. K2SO3
18. Kapur memiliki rumus kimia Na2CO3, nama IUPAC untuk senyawa tersebut
adalah ....
a. Natrium bikarbonat d. Natrium bikarbonit
b. Natrium karbonat e. Natrium karbonit
c. Natrium dikarbonat
19. Untuk menghambat proses perkaratan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
dibawah ini, kecuali ....
230
232
a. Dicat
b. Melapisi logam dengan Al
c. Melindungi logam dari kelembapan
d. Mengurangi kontak dengan oksigen dan uap air
e. Menghubungkan logam yang dilindungi dengan logam lain yang tahan karat.
20. Pembakaran merupakan suatu reaksi antara suatu zat dengan ....
a. Oksigen c. Karbondioksida e. Nitrogen
b. Karbon d. Hidrogen
Untuk nomor 21- 22.
Diketahui reaksi sebagai berikut :
CuSO4 + KI CuI + I2 + K2SO4
21. Dari reaksi tersebut data apa yang dapat diperoleh ....
a. Reaksi redoks tersebut merupakan reaksi autoredoks
b. Cu mengalami perubahan biloks dari +2 menjadi +1
c. Reaksi termasuk kelompok perkembangan konsep redoks berdasarkan
oksigen
d. Reaksi redoks tidak stabil
e. Tidak terjadi perubahan biloks pada reaksi tersebut
22. Berdasarkan reaksi redoks diatas, senyawa yang berperan sebagai reduktor
adalah ....
a. I2 karena mempunyai biloks 0
b. CuSO4 karena mengalami reduksi
c. CuI karena merupakan hasil reduksi
d. KI karena mengalami oksidasi
e. CuSO4 dan KI karena berada diruas kiri
23. Diantara senyawa berikut, biloks Cr yang bernilai sama dengan biloks Mn
dalam senyawa MnO42- adalah ....
a. CrO d. Cr2(SO4)3
b. CrCl3 e. Cr(NO3)3
2-
c. Cr2O7
24. Reaksi berikut yang merupakan reaksi oksidasi berdasarkan pelepasan dan
pengikatan elektron adalah ....
a. Ag Ag+ + e
b. 2KNO3 2KNO2 + O2
2+
c. Cu + 2e Cu
d. H2S + SO2 S + H2O
e. PbO + H2 Pb + H2O
25. Cangkang kerang merupakan sumber bahan pembentuk gunung kapur yang
mengandung senyawa Kalsium karbonat. Biloks karbon dalam senyawa
tersebut adalah ....
a. +1 b. +2 c. +3
230 233
d. +4 e. +5
Selamat Mengerjakan
230
234
Lampiran 60. Lembar Soal Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Petunjuk umum =
Kerjakan soal pada lembar jawab yang tersedia
Tulis nama dan no.absen pada kolom yang tersedia
Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum dijawab
Kerjakan soal yang dianggap paling mudah dahulu
Berilah tanda [X] pada huruf A, B, C, D, dan E untuk soal pilihan ganda sebagai
jawaban yang paling tepat.
Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan pada pengawas beserta lembar
soalnya.
Berdoalah sebelum Anda mengerjakan.
I. Pilihan Ganda
1. Diantara reaksi-reaksi berikut ini, yang bukan merupakan reaksi redoks ialah ....
a. CuO + 2HCl CuCl2 + H2O
b. SnCl2 + I2 + 2HCl SnCl4 + 2HI
c. H2 + Cl2 2HCl
d. Mg + Cl2 MgCl2
e. 2Cu + O2 2CuO
2. Reaksi berikut yang merupakan reaksi reduksi bedasarkan pengikatan dan
pelepasan oksigen adalah ....
a. 2Cl2 + 3O2 2Cl2O3
b. 4Na + O2 2Na2O
c. 4Fe + 3 O2 2Fe2O3
d. 2BaO2 2BaO + O2
e. Mg + ½ O2 MgO
3. Dari beberapa senyawa berikut, mangan yang memiliki bilangan oksidasi
tertinggi adalah ....
a. MnO2 c. MnO4 e. K2MnO4
b. Mn2O2 d. KMnO4
4. Reaksi kimia yang menunjukkan atom S mengalami reduksi terjadi pada ....
a. 2S2O32- + I2 S4O62- + 2I-
b. 2S + 3O2 2SO3
c. SO2 + 2H2 S + 2H2O
d. H2S + O2 SO2 + H2O
e. SO3 + NO3 + 2H+
2- -
SO42- + NO + H2O
230
235
12. Fosfor (V) oksida berupa padatan putih yang dapat menyublim (berubah dari padat ke
gas) pada suhu 300oC. Fosfor (V) oksida mempunyai rumus ....
a. P5O c. P2O5 e. P3O10
b. P2O3 d. P3O5
13. Elektroda yang digunakan dalam aki adalah Pb dan PbO2. Biloks Pb pada
kedua elektroda tersebut berturut-turut adalah ....
a. 0 dan +1 d. +2 dan +4
b. 0 dan +2 e. +4 dan +2
c. 0 dan +4
14. Diantara senyawa berikut yang termasuk dalam reaksi disproporsionasi,
adalah ....
a. Cu + 4HNO Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O
b. 3I2 + 6KOH 5KI + KIO3 + 3H2O
c. Mg + HCl MgCl2 + H2
d. 2K2CrO4 + H2SO4 K2SO4 + K2Cr2O7 + H2O
e. KI + Cl2 KCl + I2
15. Kejadian berikut ini yang melibatkan reaksi redoks,kecuali ....
a. Pencoklatan apel d. Pembakaran gas metana
b. Fotosintesis e. Perkaratan besi
c. Pembuatan agar-agar
16. Diketahui beberapa reaksi sebagai berikut :
1) Zn + 2HCl ZnCl2 + H2
2) 2H2 + O2 2H2O
3) H2 + 2Na 2NaH
4) 2H2O2 2H2O + O2
Hidrogen yang mengalami reduksi terjadi pada reaksi....
a. 1 dan 2 c. 2 dan 4 e. 1 dan 4
b. 1 dan 3 d. 2 dan 3
17. Diantara senyawa berikut yang mengandung belerang dengan biloks terendah
adalah ....
a. Na2S2O3 d. H2SO4
b. K2SO3 e. Al2S3
c. Na2SO3
18. Kapur memiliki rumus kimia Na2CO3, nama IUPAC untuk senyawa tersebut
adalah ....
a. Natrium karbonat d. Natrium dikarbonat
b. Natrium karbonit e. Natrium bikarbonit
c. Natrium bikarbonat
19. Untuk menghambat proses perkaratan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
dibawah ini, kecuali ....
a. Dicat
b. Melapisi logam dengan Al
230
237
21. Dari reaksi tersebut data apa yang dapat diperoleh ....
a. Reaksi redoks tersebut merupakan reaksi autoredoks
b. Cu mengalami perubahan biloks dari +2 menjadi +1
c. Reaksi termasuk kelompok perkembangan konsep redoks berdasarkan
oksigen
d. Reaksi redoks tidak stabil
e. Tidak terjadi perubahan biloks pada reaksi tersebut
22. Berdasarkan reaksi redoks diatas, senyawa yang berperan sebagai reduktor
adalah ....
a. KI karena mengalami oksidasi
b. I2 karena mempunyai biloks 0
c. CuSO4 karena mengalami reduksi
d. CuSO4 dan KI karena berada diruas kiri
e. CuI karena merupakan hasil reduksi
23. Diantara senyawa berikut, biloks Cr yang bernilai sama dengan biloks Mn
dalam senyawa MnO42- adalah ....
a. CrO
b. CrCl3
c. Cr2O72-
d. Cr2(SO4)3
e. Cr(NO3)3
230
238
24. Reaksi berikut yang merupakan reaksi oksidasi berdasarkan pelepasan dan pengikatan elektron
adalah ....
a. Ag Ag+ + e
b. Cu2+ + 2e Cu
c. H2S + SO2 S + H2 O
d. PbO + H2 Pb + H2O
e. 2KNO3 2KNO2 + O2
25. Cangkang kerang merupakan sumber bahan pembentuk gunung kapur yang mengandung senyawa
Kalsium karbonat. Biloks karbon dalam senyawa tersebut adalah ....
a. +1
b. +2
c. +3
d. +4
e. +5
Selamat MengerjakaN
231
239
Kelas Kontrol
Hasil Postest
235
243
IMPLEMENTASI GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM
BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH
Mentari Nur Rizkyawati*, Sri Haryani, Antonius Tri Widodo
Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. 8508112 Semarang 50229
Email :mentarizkyawati@gmail.com
Abstrak
Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa dengan menerapkan metode group investigation berbasis problem based learning
(PBL). Penelitian dilakukan dengan desain pretest and postest group design, yaitu dengan
membandingkan hasil pretest maupun postest antara kelas eksperimen dan kontrol. Penelitian
dilaksanakan di SMAN 2 Batang dari tanggal 3 Maret – 22 April 2015. Sampel yang diambil
sebanyak 2 dari 4 kelas X MIA dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Data
hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistic student (uji t) dan normalitas Gain.
Analisis uji t memperoleh data bahwa rata-rata postest kelas eksperimen menunjukkan hasil
yang lebih baik dibanding kelas kontrol dengan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 4,25 lebih besar dari
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,99. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata postest yang lebih tinggi
dibanding kelas kontrol. Uji normalitas Gain menunjukkan bahwa kelas eksperimen
mengalami peningkatan yang lebih baik dalam perkembangan kemampuan pemecahan
masalah sebesar 0,64 dan kelas kontrol peningkatannya sebesar 0,51 dengan kriteria sedang.
Tingkat ketercapaian indikator psikomotorik dan afektif menurut analisis deskriptif
menunjukkan rata-rata kelas eksperimen lebih baik dibanding kontrol. Menurut analisis yang
telah dilaksanakan memperoleh hasil bahwa penelitian ini berkontribusi dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa. Berdasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan
bahwa penerapan group investigation berbasis PBL dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa.
Kata kunci :group investigation, kemampuan pemecahan masalah, problem based learning.
Abstract
This experimental study aims to improve students problem-solving abilities by applying
methods based group investigation of problem based learning (PBL). Research carried out by
design of pretest and posttest group design, by comparing the results of the pretest and post-
test between the experimental and control classes. Research conducted at SMAN 2 Batang
from the date of March 3 to April 22, 2015. Samples taken as many as 2 of the 4 class X MIA
using cluster random sampling technique. Data were analyzed using student test statistic (t
test) and normality Gain. T test analysis to obtain the data that the average posttest
experimental class showed better results than the control class with values greater than 4.25
t analysis t table of 1.99. Obtaining experimental class average postest higher than the control
class. Gain normality test showed that the experimental class experience better improvement
in the development of problem-solving ability of 0.64 and grade control the increase of 0.51
with the criteria of being. The level of achievement indicators psychomotor and affective
according to descriptive analysis shows the average grade is better than the control
experiment. According to the analysis that was conducted to obtain the results of that research
might contribute to improving students' problem-solving abilities. Based on the results of the
analysis concluded that the application of PBL based group investigation can improve
students' problem-solving abilities.
Keywords: group investigation, problem-solving ability, problem based learning
Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Terciptanya interaksi yang baik
makaakan terjaminlah kelanjutan hidup masyarakat dan terjamin pula kehidupan manusia
(Sadirman, 2005). Menciptakan komunikasi yang baik harus diselaraskan dengan aktifitas
didalamnya, sehingga aktifitas siswa didalam pembelajaran menunjukkan adanya kesadaran
untuk memaknai apa yang mereka pelajari dalam proses pembelajaran. Kesadaran siswa
dalam belajar ini menunjang ketercapaian kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh
guru (Herman, 2008). Pembelajaran dalam kurikulum 2013 tidak hanya memfokuskan
kepada hasil belajar kognitif yang tinggi namun harus sejalan dengan ketercapaian
kemampuan kerjasama antar siswa, pengamatan langsung, serta kemampuan pemecahan
masalah (Guo, 2013).
Penerapan kurikulum 2013 yang memperhatikan perkembangan sikap dan
ketrampilan siswa baik dalam bekerjasama maupun pengamatan masih kurang untuk dilatih.
Fokus pencapaian pembelajaran cenderung memperhatikan aspek pengetahuan, sehingga
perkembangan aspek ketrampilan dan sikap masih kurang. Hal ini terlihat saat guru
melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah siswa masih pasif dan kurang berani
dalam menyampaikan pendapat, tetapi saat dilempar pertanyaan dari guru beberapa siswa
bisa menjawab (Wiryadi & Ketut, 2010). Sehingga tak jarang mata pelajaran kimia kurang
diminati dan dianggap sebagai salah satu disiplin ilmu yang sukar. Diperlukan suatu
pembelajaran untuk melengkapi metode ceramah yang dapat mengaktifkan siswa dan
menarik minat siswa (Rahayu et al., 2012). Pembelajaran yang diterapkan ini tanpa
mengesampingkan hakekat dalam kurikulum 2013, salah satunya dengan menerapkan metode
pembelajaran group investigation dalam model PBL karena dengan ini siswa selain aktif saat
pembelajaran juga dihadapkan dengan suatu permasalahan yang hendak dipecahkan secara
mandiri berkelompok dengan melakukan penyelidikan langsung di lapangan. Membiasakan
siswa belajar denganlangkah-langkah yang faktual dan kreatif dalam memecahkan masalah,
diharapkan dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam memahami kimia
(Supardi & Putri, 2010)
Model pembelajaran PBL adalah suatu pembelajaran yang dihadapkan pada suatu
permasalahan-permasalahan kontekstual yang relevan dengan materi yang dipelajari agar
siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri melalui interaksi dengan
lingkungan (Suci, 2008). Interaksi dengan lingkungan dilakukan dengan menerapkan metode
pembelajaran group investigation yang dalam pelaksanaannya siswa secara kelompok
mencari solusi terkait masalah yang dihadapi melalui penyelidikan langsung. Penerapan
metode pembelajaran group investigation ini berbasis penemuan sehingga cocok jika untuk
meningkatkan ketrampilan proses siswa (Ulfah, 2014). Sehubungan dengan hal ini mengajar
siswa untuk menyelesaikan masalah memungkinkan siswa untuk menjadi lebih analitis dalam
mengambil keputusan didalam kehidupan (Hertiavi et al., 2010). Penelitian ini dilakukan pada
materi reaksi osidasi dan reduksi atau redoks, dimana dalam aplikasi materi ini di kehidupan
sehari-hari begitu juga permasalahannya, beberapa diantaranya mengenai perkaratan pada
logam, pencoklatan pada buah apel yang dikupas kemudian dibiarkan begitu saja serta
penerapan materi redoks dalam aki kendaraan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah penerapan group
investigation dalam model PBL dapat meningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa
pada materi redoks? dan (2) bagaimana respon siswa terhadap penerapan group investigation
dalam model PBL pada pembelajaran kimia materi redoks? Penelitian ini bertujuan untuk,
(1) mengetahui adanya peningkatan dalam penerapan group investigation model
pembelajaran berbasis masalah (PBL) materi redoks terhadap kemampuan pemecahan
masalah siswa, dan (2) mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajan group
investigation dalam model PBL pada pembelajaran kimia materi redoks
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Batang pada tanggal 3 Maret – 22 April
2015 dengan materi kimia reaksi oksidasi dan reduksi. Desain penelitian yang digunakan
adalahpretest and postest control group design untuk membandingkan hasil pretest dan
postest kelas eksperimen dan kontrol, sehingga diketahui kemampuan siswa yang
berkembang optimal (Listyawati, 2012). Sampel diambil sebanyak 2 dari 4 kelas X MIA
dengan teknik cluster random sampling agar dalam pemilihannya setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil menjadi sampel (Sugiyono, 2011).
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian yaitu penerapan metode pembelajaran,
sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah dan
variabel kontrolnya berupa kurikulum, mata pelajaran, guru serta jumlah jam pelajaran.
Variasi perlakuan penelitian dalam kelas eksperimen dengan menerapkan
pembelajaran metode group investigation dalam model PBL disertai percobaan sederhana
mengenai pengaruh larutan dengan peristiwa korosi. Perlakuan dalam kelas kontrol dengan
memberikan proses pembelajaran metode diskusi dan juga pengamatan percobaan. Teknik
pengambilan data dilakukan dalam beberapa metode beberapa diantaranya adalah metode
dokumentasi, metode tes, metode observasi dan metode angket. Adapun metode dokumentasi
dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai populasi yang berupa nilai
ujian tengah semester gasal kelas X MIA guna untuk pengambilan sampel. Metode tes
digunakan untuk mengungkapkan data tentang pelaksanaan penerapan pembelajaran metode
group investigation dalam model PBL materi redoks pada peningkatan kemampuan
pemecahan masalah siswa berupa tes pretest dan postest. Metode observasi diperlukan untuk
menilai ketercapaian aspek afektif dan psikomotorik siswa dalam kemampuan pemecahan
masalah. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan metode
group investigation dengan menggunakan lembar angket. Instrumen penelitian dalam
mendukung pengambilan data berupa (1) soal pretest – postest berupa soal uraian(2) lembar
observasi aspek afektif, (3) lembar observasi aspek psikomotorik, dan (4) lembar angket
respon siswa.
Instrumen dan data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian dianalisis. Analisis
instrumen berupa uji analisis tes, lembar observasi afektif dan psikomotorik serta lembar
angket respon siswa. Analisis peningkatan kemampuan pemecahan masalah dalam kelas
eksperimen dan kontrol menggunakan uji t dan normalitas Gain.
Berdasarkan penelitian yang telah terlaksana diperoleh data hasil belajar dan respon
siswa. Data hasil belajar yang diperoleh meliputi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
Aspek kognitif berupa soal uraian sejumlah 5 soal yang bermuatan indikator kemampauan
pemecahan masalah. Ada 5 indikator yang digunakan yaitu memahami masalah, penalaran
logis, menemukan pola pemecahan, memperhitungkan segala solusi dan mengevaluasi
kembali solusi.
Rata-rata aspek kognitif pada hasil postest memperlihatkan bahwa kelas eksperimen
sebesar 70,64 lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu 62,86. Hasil uji normalitas kelas
eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama.
Uji kesamaan varian menunjukkan bahwa kedua kelas mempunyai varian yang tidak berbeda.
Analisi uji t dilakukan dengan melihat satu pihak kanan menunjukkan bahwa aspek kognitif
kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen lebih baik dibanding kelas kontrol. Hal
ini sesuai pada perolehan thitung sebesar 4,251 dengan harga 𝛼 sebesar 5% dan daerah kritis
68.
Tabel 1. Tingkat Ketercapaian Aspek Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Indikator Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Kehadiran 0.99 0.98
Menyampaikan pendapat 0.93 0.78
Disiplin 0.97 0.99
Sopan dan santun 0.99 1
Tanggungjawab 0.96 0.97
Kepedulian 1 0.89
Percaya diri 0.91 0.83
Indikator kehadiran antara kelas eksperimen dan kontrol memiliki ketercapaian yang
hampir sama tinggi yaitu 0,99 dan 0,98. Indikator menyampaikan pendapat dalam kelas
eksperimen memiliki tingkat ketercapaian yang lebih tinggi 0,93 daripada kelas kontrol 0,78
karena pada kelas eksperimen setiap solusi pemecahan masalah mereka temukan secara
mandiri sehingga setiap kelompok berusaha untuk menyampaikan dan mempertahankan
pendapatnya. Indikator ketiga yaitu kedisiplinan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki tingkat ketercapaian yang hamper samatinggi, begitu juga dengan indikator sopan
dan santun serta indikator tanggungjawab. Selanjutnya pada indikator kepedulian kelas
eksperimen memperoleh ketercapaian yang sempurna dibanding kelas kontrol 0,89
dikarenakan pada kelas eksperimen setiap anggota dalam kelompok berusaha mencari solusi
terhadap masalah yang dihadapi sehingga antar anggotanya memiliki rasa kepedulian yang
tinggi untuk membantu mencari solusi. Kemudian indikator percaya diri pada kelas
eksperimen memperoleh hasil 0,91 lebih tinggi dibanding kelas kontrol 0,83 hal ini karena
pada kelas eksperimen setiap solusi yang ditemukan merupakan hasil pemikiran setiap
kelompok sehingga dalam mempresentasikan jauh lebih memiliki rasa percaya diri.
Kurikulum 2013 menilai hasil belajar siswa dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik. Penilaian aspek psikomotorik ini dilakukan saat siswa melakukan presentasi
solusi pemecahan masalah dari hasil diskusi yang telah dilakukan baik di kelas eksperimen
maupun kelas kontrol. Tingkat ketercapaian ketrampilan siswa dalam memecahkan suatu
masalah diukur dengan lembar observasi aspek psikomotorik.
Penilaian psikomotorik dilakukan dalam dua aspek yaitu pada saat pelaksanaan
diskusi dan presentasi hasil diskusi. Dalam aspek pelaksanaan diskusi terdapat 6 indikator
penilaian yaitu pembagian tugas dalam kelompok, pemecahan masalah, sumber belajar,
laporan hasil diskusi dan ketepatan pengumpulan. Pada aspek presentasi hasil diskusi terdapat
beberapa indikator penilaian yaitu penyampaian hasil, respon penanggapan saran dan kritik,
serta ketepatan pengambilan keputusan. Hasil analisis aspek psikomotorik kelas eksperimen
dan kontrol ini disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tingkat Ketercapaian Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelompok
Aspek Indikator
Eksperimen Kontrol
Pelaksanaan Pembagian Tugas 1 0.86
Diskusi/Penyelidikan Pemecahan Masalah 0.85 0.81
Sumber Belajar 1 0.95
Laporan Hasil Diskusi 0.85 1
Ketepatan
Pengumpulan 0.94 1
Presentasi Hasil Diskusi Penyampaian 0.93 0.73
Saran dan Kritik 0.88 0.76
Pengambilan
Keputusan 1 0.82
Berdasarkan analisis deskriptif yang telah dilakukan semua indikator ketercapaian
dalam aspek psikomotorik ini sudah mencapai kriteria yang tinggi baik itu pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Kriteria tinggi yang tercapai ini karena siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol melaksanakan diskusi untuk mencari solusi pemecahan masalah
yang dihadapi dengan sungguh-sungguh. Indikator dalam aspek psikomotorik yang perlu
ditingkatkan baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah indikator saran dan
kritik, pada indikator ini siswa dalam memberikan saran dan kritik masih kurang sesuai
dengan solusi pemecahan yang ditemukan. Kemudian untuk indikator-indikator selain saran
dan kritik tingkat ketercapaian siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol sudah
baik.
Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan metode group investigation
dalam model PBL ini dianalisis dengan melakukan penyebaran lembar angket. Lembar
angket ini terdapat 7 pernyataan respon siswa meliputi (a) ketertarikan dalam mengikuti
pelajaran kimia, (b) rasa saling membantu dalam mencari solusi, (c) kesungguhan dalam
belajar, (d) keefektifan dalam menguasai konsep, (e) antusias dalam diskusi, (f) motivasi
dalam belajar, (g) pemanfaatan waktu di luar jam sekolah. Setiap pernyataan memuat 5
tanggapan yaitu “sangat setuju”, “setuju”, “biasa saja”, “tidak setuju”, “sangat tidak setuju”.
Penyebaran angket pada kelas eksperimen ini memperoleh hasil pada pernyataan (a)
44,4% peserta didik menyatakan sangat setuju; 52,8% menyatakan setuju dan 2,8% biasa saja.
Pernyataan (b) diperoleh hasil 30,6% peserta didik berpendapat sangat setuju dan 63,9%
menyatakan setuju serta 5,6% lainnya menyatakan biasa saja. Pernyataan (c) peserta didik
sebanyak 52,8% mengungkapkan sangat setuju; 44,4% menyatakan setuju serta 2,8%
berpendapat bahwa pembelajaran biasa saja. Pernyataan (d) sebanyak 19,4% peserta didik
menyatakan sangat setuju; 66,7% menyatakan setuju pada penerapan pembelajaran ini dan
13,9% lainnya berpendapat biasa saja. Pernyataan (e) 44,4% peserta didik menyatakan sangat
setuju, 50% berpendapat setuju saja sedangkan 5,6% lainnya biasa saja. Pernyataan (f) hanya
8,3% peserta didik yang sangat setuju, 83,3% lainnya menyatakan setuju sedangkan sisanya
5,6% menganggap biasa saja dan 2,8% tidak setuju. Terakhir pernyataan (g) sejumlah 19,4%
peserta didik menyatakan sangat setuju pada penerapan pembelajaran ini dan 55,6% lainnya
menganggap setuju saja serta sisanya yakni 25% peserta didik berpendapat biasa saja.
Berdasarkan analisis tiap aspek ini diperoleh rerata sebesar 52,46% peserta didik menyatakan
setuju. Analisis mengenai angket respon siswa ini disajikan pada Gambar 2.
Berdasarkan analisis hasil angket respon siswa yang telah terkumpul kemudian
dianalisis diketahui rata-rata sebesar 52,46% siswa menyatakan setuju bahwa dengan
menerapkan metode group investigation dalam model PBL karena lebih menyenangkan,
menarik, dan dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi, hal ini dapat dilihat dari
rasa ingin tahu siswa yang meningkat dalam pembelajaran dan mereka lebih termotivasi
untuk giat belajar. Sehingga dengan mengacu kepada hasil analisis ini dapat disimpulkan
bahwa siswa menyukai pembelajaran dengan menerapkan metode group investigation dalam
model PBL karena memberikan pengaruh positif kepada siswa terutama dalam hal
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Simpulan
Hasil analisis penelitian ini pada aspek kognitif menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen 0,64 dan kelas
kontrol sebesar 0,51 dengan menggunakan uji normalitas Gain. Aspek psikomotorik dan
afektif menunjukkan tingkat ketercapaian yang lebih baik pada kelas eksperimen dibanding
kelas kontrol. Penerapan metode group investigation berbasis model PBL memberikan
kontribusi sebesar 19,36% terhadap perkembangan kemampuan pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan
metode pembelajaran group investigation berbasis model PBL dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X MIA di SMA Negeri 2 Batang.
Daftar Pustaka
Anggraini, L., Siroj, R.A. & Putri, R.I.I., 2010. Penerapan Model Pembelajaran Investigasi
Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Kelas VIII-4 SMP Negeri 27 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1). 72-84.
Guo, M., 2013. Developing Critical Thinking in English Class: Culture-based Knowledge
and Skills. Theory and Practice in Language Studies, 3(3). 503-07.
Hertiavi, M.A., Langlang, H. & Khanafiyah, S., 2010. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 4. 53-57.
Husna, M., Ikhsan & Fatimah, S., 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan
Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Jurnal Peluang, 1(2).
Listyawati, M., 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu di SMP. Jurnal
Inovasi Pendidikan IPA, 1(1). 61-70.
Nurhayati, L., Martini, K.S. & Redjeki, T., 2013. Peningkatan Kreativitas Dan Pretasi Belajar
Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Dengan Media Crossword. Jurnal Pendidikan Kimia, 2(4). 1-8.
Rahayu, I.P., Sudarmin & Sunarto, W., 2012. Penerapan Model PBL Berbantuan Media
Transvisi Untuk Meningkatkan KPS dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, 2(1). 1093-178.
Sadirman, A.M., 2005. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Suci, N.M., 2008. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan
Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi
Undhiksa. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2(1). 74-86.
Supardi, K.I. & Putri, I.R., 2010. Pengaruh Penggunaan Artikel Kimia dari Internet Pada
Model Pembelajaran Creatif Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa
SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1). 574-82.
Udin, S.W., 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Ulfah, A., 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Ketrampilan
Proses Sains Pada Materi Koloid di SMA. Jurnal Pendidikan Kimia, 3(10). 2-10.
Wiryadi & Ketut, N., 2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Kimia dengan Mempertimbangkan
Kreativitas Siswa. Jurnal Pascasarjana Undhiksa, 7(1). 28-41.