Anda di halaman 1dari 61

ANALISIS PENERAPAN STANDAR PENILAIAN DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA PELAKSANAAN KURIKULUM 2013


REVISI 2016 DI SMA/MA KOTA TANGERANG

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Untuk Memenuuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Dinda
NIM : 11170161000030

PROGRAM STUDI TADRIS (PENDIDIKAN) BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
II
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Analisis Penerapan Standar Penilaian Dalam Pembelajaran


Biologi Pada Pelaksanaan Kurikulum 2013 Revisi 2016 Di SMA/MA Kota
Tangerang yang disusun oleh Dinda, NIM 11170161000030, Program Studi
Tadris (Pendidikan) Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang
munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 20 April 2022

Yang Mengesahkan,
Pembimbing

Dr. Nengsih Juanengsih, M.Pd


NIP. 19790510 200604 2 001

III
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

Skripsi berjudul Analisis Penerapan Standar Penilaian Dalam Pembelajaran


Biologi Pada Pelaksanaan Kurikulum 2013 Revisi 2016 Di SMA/MA Kota
Tangerang disusun oleh Dinda, NIM 11170161000030, diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada
tanggal 27 April 2022 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.) dalam bidang Tadris Biologi.

Jakarta, 27 April 2022

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan


Ketua Panitia (Ketua Program Studi)
Dr.Yanti Herlanti, M.Pd. 10-05-2022 ...............
NIP. 19710119 200801 2 010 ..
Penguji I
Dr.Yanti Herlanti, M.Pd. 28-04-2022 ...............
NIP. 19710119 200801 2 010 ..
Penguji II
Eva Fadilah M.Pd. 09-05-2022
NIP. 19920329 201903 2 016

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Sururin, M.Ag.


NIP. 19710319 199803 2 001

IV
ABSTRAK

Dinda, NIM 11170161000030, Analisis Penerapan Standar Penilaian Dalam


Pembelajaran Biologi Pada Pelaksanaan Kurikulum 2013 Revisi 2016 Di
SMA/MA Kota Tangerang. Skripsi Program Studi Tadris (Pendidikan) Biologi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2022.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan standar penilaian yang


digunakan oleh guru pada pembelajaran biologi. Penelitian ini menggunakan dua
sampel guru SMA dan dua sampel guru MA di Kota Tangerang. Pemilihan
sampel sekolah menggunakan tingkatan nilai UN biologi tertinggi, sedang, dan
terendah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kuantitatif dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan stratifikasi bertingkat. Proses analisis data
dalam penelitian ini menggunakan model Miles and Huberman. Sumber data
penelitian ini berupa dokumen RPP. Penilaian yang dianalisis adalah penilaian
ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Instrumen penelitian berupa daftar cek,
pedoman wawancara dan angket terbuka. Hasil penelitian menunjukkan penilaian
ranah afektif pada materi klasifikasi makhluk hidup dan monera memiliki kategori
cukup (79,16%), sedangkan pada materi sel dan sistem gerak memiliki kategori
amat baik (100%). Penilaian ranah kognitif memiliki kriteria baik (85%) pada
materi klasifikasi makhluk hidup dan monera sedangkan pada materi sel dan
sistem gerak memiliki kategori cukup (75%). Penilaian ranah ranah psikomotorik
memiliki kriteria amat baik (100%) pada materi klasifikasi makhluk hidup dan
monera, sedangkan pada materi sel dan sistem gerak memiliki kriteria baik
(87,5%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan penilaian pada
pembelajaran biologi yang dilakukan oleh responden guru SMA/MA di Kota
Tangerang dalam kategori baik (87,77%) pada setiap materi.

Kata Kunci : Penilaian; Instrumen Penilaian; Penilaian Afektif; Penilaian


Kognitif; Penilaian Psikomotorik; SMA/MA Kota Tangerang.

V
ABSTRACT

Dinda, NIM 11170161000030, Analysis of the Application of Assessment


Standards in Biology Learning in the Implementation of the 2013 Revised
2016 Curriculum in SMA/MA Tangerang City. The Undergraduate Thesis of
Biologi Education Program,Science Education Departement, Faculty of Tarbiya
and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

This study aims to examine how teachers apply assessment standards when
teaching biology. Two samples of high school teachers and two Islamic high
school teachers were used in this study in Tangerang City. The schools were
chosen based on their National Biology Examination scores at the highest,
medium, and lowest levels. The descriptive-quantitative method was used with a
strratified stratification technique in this study. The Miles and Huberman model is
used to analyze the data in this study. The data for this research comes from a
Learning Implementation Plan. Affective, cognitive, and psychomotor domains
were analyzed. A checklist, an interview guide, and an open questionnaire served
as the research instruments. The results indicated that the assessment of the
affective domain on the classification of living things and monera fell into a
moderate category (79.16%), whereas it fell into an very good category for cells
and motion systems (100%). The cognitive domain assessment has a good
category (85%) for classifying living things and monera, while it is moderate
category for cells and motion systems (75%). The psychomotor domain
assessment shows an very good category (100%) for classifying living things and
monera, while the assessment of cells and motion systems shows a good category
(87.5%). Therefore, it can be concluded that the assessment of biology learning
conducted by respondents of high school/Islamic high school teachers in
Tangerang City is of a good category (87.77%) for each material.

Keywords : Assessment, Assessment Instrument, Affective Assessment; Cognitive


Assessment; Psychomotor Assessment; High School/Islamic High In Tangerang
City.

VI
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan menyelesaikan skripsi dengan judul
Analisis Penerapan Standar Penilaian Dalam Pembelajaran Biologi Pada
Pelaksanaan Kurikulum 2013 Revisi 2016 Di SMA/MA Kota Tangerang.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya, yang menjadi rahmat bagi seluruh alam serta
menerangi kita semua dari kegelapan, sehingga mampu merubah peradaban
dunia dan mengahdirkan cahaya islam di antara kita.
Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana strata satu
(S1) Pendidikan. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari motivasi, bantuan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Sururin., M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Yanti Herlanti., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Nengsih Juanengsih., M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu ditengah kesibukan beliau untuk memberikan arahan,
bimbingan, saran dan motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universtas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan
membantu proses administraso perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini
selesai.
5. Bapak Ir. H. Nardi, M.Si., selaku kepala sekolah SMA Yuppentek 1 yang
telah memberikan izin penulis melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
6. Ibu Nurul Aulia, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Biologi di SMA
Yupentek 1 yang senantiasa meluangkan waktu untuk membantu penulis
dalam keterlaksanaan penelitian skripsi disekolah tersebut.

VII
7. Ibu Hesti Yuniasih, S.E., M.Pd., selaku kepala sekolah SMA Nusantara 1
yang telah memberikan izin penulis melaksanakan penelitian di sekolah
tersebut.
8. Ibu Tiara Putri Kusuma, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Biologi di SMA
Nusantara 1 yang senantiasa meluangkan waktu untuk membantu penulis
dalam keterlaksanaan penelitian skripsi disekolah tersebut.
9. Bapak Ir. Kemal Fasya Madjid, M.Si., selaku kepala sekolah Madrasah
Aliyah Nurul Falah yang telah memberikan izin penulis melaksanakan
penelitian di sekolah tersebut.
10. Ibu Ida Mahmuda, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Biologi di Madrasah
Aliyah Nurul Falah yang senantiasa meluangkan waktu untuk membantu
penulis dalam keterlaksanaan penelitian skripsi disekolah tersebut.
11. Bapak Ali Syakroni, M.Ag., selaku kepala sekolah Madrasah Aliyah Al-
Ijtihad yang telah memberikan izin penulis melaksanakan penelitian di
sekolah tersebut.
12. Ibu Wika Kartika, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Biologi di Madrasah
Aliyah Al- Ijtihad yang senantiasa meluangkan waktu untuk membantu
penulis dalam keterlaksanaan penelitian skripsi disekolah tersebut.
13. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan perhatian
serta dukungan penuh makna dan tiada batasnya.
14. Sahabat-sahabat tercinta yaitu Yayu, Yunita Ainun Jariah, Suci Khairunnisa,
dan Ghozy Mubarok Al Akhyar yang selalu memberikan saran, dukungan,
motivasi dan kebahagian kepada penulis dari awal masuk perkuliahan
hingga sekarang.
15. Kawan-kawan seperjuangan Mangifera dan Kelas Dew(A) Tadris Biologi
Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2017 yang
sudah berjuang bersama, memberikan saran, motivasi dan dukungan.
16. Terakhir penulis ucapakan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
diri saya sendiri yang sudah mampu berjuang, bertahan, memaafkan,
menerima, dan tidak menyerah sampai saat ini. Terima kasih atas diri saya

VIII
yang sudah bekerja sama dengan selalu terlihat baik-baik saja dan bisa
bertahan hingga saat ini.
Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan dari seluruh pihak yang
telah membantu penulis selama menyusun skripsi. Penulis sangat
mengharapkan terhadap kritik dan saran yang membangun terkait karya ilmiah
ini. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, khususnya pendidikan biologi.

Jakarta, 5 April 2022

Penulis

IX
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................... III


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH ....................................... IV
ABSTRAK ........................................................................................................... IV
ABSTRACT ......................................................................................................... VI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... VII
DAFTAR ISI ..........................................................................................................X
DAFTAR TABEL ............................................................................................. XII
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ XIV
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... XV
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 16
A. Latar belakang ............................................................................................ 16

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 20

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 21

D. Perumusan Masalah ................................................................................... 21

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 21

F. Manfaat penelitian ...................................................................................... 21

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR ...................... 23


A. Kajian Teoritik ........................................................................................... 23

1. Tinjauan Kurikulum Revisi .................................................................... 23

2. Tinjauan Penilaian .................................................................................. 31

2. Tinjauan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 ......................................... 34

4. Tinjauan Guru ......................................................................................... 36

B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................. 39

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 42

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 45


A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 45

X
B. Metode Penelitian....................................................................................... 45

C. Subjek Penelitian........................................................................................ 45

D. Jenis data dan Sumber Data ....................................................................... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 47

F. Instrumen Penelitian................................................................................... 48

G. Prosedur Penelitian..................................................................................... 52

H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 56


A. Hasil Pengecekkan Dokumen RPP ............................................................ 56

B. Data Hasil Telaah Instrumen Penilaian ...................................................... 58

1. Hasil Telaah Instrumen Penilaian Kelas X ............................................. 58

2. Hasil Telaah Instrumen Penilaian Kelas XI ........................................... 62

C. Data Hasil Angket Terbuka Mengenai Pemahaman dan Pelaksanaan


Standar Penilaian ............................................................................................... 66

1. Tahap Perencanaan ................................................................................. 66

2. Tahap Pelaksanaan ................................................................................. 67

3. Tahap Pelaporan ..................................................................................... 69

D. Data Hasil Wawancara ............................................................................... 70

E. Hasil Rekapitulasi Analisis RPP, Instrumen Penilaian, Angket, Dan


Wawancara ........................................................................................................ 80

F. Pembahasan ................................................................................................ 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 92


A.Kesimpulan ....................................................................................................... 92
B.Saran .................................................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94
LAMPIRAN ......................................................................................................... 98

XI
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 2 Perbedaan Kurikulum 2013 Sebelum Revisi dan Kurikulum 2013


Sesudah Revisi ...................................................................................................... 30
Tabel 2. 3 Perbedaan Teknik Penilaian Berdasarkan Jenis Penilaian ................... 33
Tabel 2. 4 Tinjauan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 ....................................... 34
Tabel 2. 5 Komponen Pembuatan RPP ................................................................. 37
Tabel 2. 6 Dokumen Standar Penilaian Yang Dimiliki Oleh Guru....................... 39
Tabel 3. 1 Daftar Sampel Penelitian Sekolah SMA/MA Kota Tangerang ........... 46
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Daftar Cek Kelengkapan Dokumen RPP ............................. 49
Tabel 3. 3 Lembar Kisi-Kisi Penilaian Instrumen ................................................ 50
Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Angket Pemahaman dan Pelaksanaan Guru Dalam Standar
Penilaian. ............................................................................................................... 51
Tabel 3. 5 Lembar Kisi-Kisi Panduan Wawancara Guru ...................................... 52
Tabel 3. 6 Hasil Rekapitulasi Pengecekkan Dokumen RPP Materi Klasifikasi
Makhluk Hidup ..................................................................................................... 57
Tabel 3. 7 Hasil Rekapitulasi Pengecekkan Dokumen RPP Monera .................... 57
Tabel 3. 8 Hasil Rekapitulasi Pengecekkan Dokumen RPP Sel ........................... 57
Tabel 3. 9 Hasil Rekapitulasi Pengecekkan Dokumen RPP Sistem Gerak .......... 58
Tabel 4. 1 Materi Biologi Yang Dianalisis Standar Penilaiannya ........................ 56
Tabel 4. 2 Hasil Rekapitulasi Penilaian Afektif Pada Materi Klasifikasi Makhluk
Hidup dan Monera Kelas X................................................................................... 59
Tabel 4. 3 Hasil Rekapitulasi Penilaian Kognitif Pada Materi Klasifikasi Makhluk
Hidup dan Monera Kelas X................................................................................... 60
Tabel 4. 4 Hasil Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik Pada Materi Klasifikasi
Makhluk Hidup dan Monera Kelas X ................................................................... 61
Tabel 4. 5 Hasil Rekapitulasi Penilaian Afektif Pada Materi Sel dan Sistem Gerak
Kelas XI ................................................................................................................ 62
Tabel 4. 6 Hasil Rekapitulasi Penilaian Kognitif Pada Materi Sel dan Sistem
Gerak Kelas XI...................................................................................................... 63

XII
Tabel 4. 7 Hasil Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik Pada Materi Sel dan Sistem
Gerak Kelas XI...................................................................................................... 65
Tabel 4. 8 Hasil Rekapitulasi Angket Terbuka Tahap Perencaaan ....................... 66
Tabel 4. 9 Hasil Rekapitulasi Angket Terbuka Tahap Pelaksanaan Penilaian
Afektif, Kognitif, Dan Psikomotorik .................................................................... 67
Tabel 4. 10 Hasil Rekapitulasi Teknik Penilaian Afektif ..................................... 68
Tabel 4. 11 Hasil Rekapitulasi Teknik Penilaian Kognitif ................................... 68
Tabel 4. 12 Hasil Rekapitulasi Teknik Penilaian Psikomotorik ........................... 69
Tabel 4. 13 Hasil Rekapitulasi Angket Terbuka Tahap Pelaporan ....................... 69
Tabel 4. 14 Pelaksanaan Wawancara Dengan Narasumber .................................. 70

XIII
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Contoh Perbedaan Kompetensi Spiritual dan Sosial ........................ 28


Gambar 2. 2 Perubahan Silabus Yang Telah Diselaraskan ................................... 29
Gambar 2. 3 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................. 44
Gambar 4. 1 Cuplikan Dokumen Penilaian Kognitif Responden Guru D ........64
Gambar 4. 2 Cuplikan Dokumen Penilaian Psikomotorik Responden Guru D .... 65

XIV
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Daftar Cek Kelengkapan Dokumen ................................... 98


Lampiran 2 Instrumen Daftar Cek Kelengkapan Dokumen ............................... 100
Lampiran 3 Hasil Telaah Instrumen Cek Kelengkapan Dokumen ..................... 104
Lampiran 4 Kisi-Kisi Penilaian Instrumen ......................................................... 107
Lampiran 5 Lembar Penilaian Instrumen ............................................................ 108
Lampiran 6 Hasil Telaah dan Rekapitulasi Penilaian Instrumen ........................ 111
Lampiran 7 Kisi-Kisi Angket Terbuka Mengenai Pemahaman dan Pelaksanaan
Guru Dalam Standar Penilaian ............................................................................ 121
Lampiran 8 Lembar Angket Terbuka Mengenai Pemahaman dan Pelaksanaan
Guru Dalam Standar Penilaian. ........................................................................... 122
Lampiran 9 Hasil Angket Terbuka Pemahaman Penilaian ................................. 125
Lampiran 10 Kisi-Kisi Pertanyaan Wawancara .................................................. 128
Lampiran 11 Lembar Pertanyaan Wawancara .................................................... 129
Lampiran 12 Lembar Hasil Wawancara ............................................................ 131
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................................. 147
Lampiran 14 Lembar Surat Perizinan Sekolah ................................................... 215
Lampiran 15 Lembar Surat Selesai Penelitian .................................................... 219
Lampiran 16 Lembar Uji Referensi .................................................................... 223

XV
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pemerintah mengeluarkan kebijakan pada tahun 2013 dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah. Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) telah dilaksanakan sejak tahun 2014
dan berubah menjadi Kurikulum 2013.1 Kurikulum merupakan salah satu
unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya bangsa yang kuat dan dan bermartabat. Jika mutu pendidikan
ingin lebih baik lagi hal yang perlu diperbaiki terlebih dahulu yaitu mutu
kurikulum. Karena, kurikulum sangat penting dalam mutu pendidikan dan bila
terjadinya perubahan terhadap kurikulum maka akan berdampak pada
penataan komponen pendidikan lainnya.2 Menurut Peraturan Pemerintah
No.13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 16
bahwa: 3
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.”

Pemerintah telah melakukan pembaharuan pada kurikulum KTSP menjadi


kurikulum 2013 dan memperkecil lingkup standar nasional pendidikan menjadi
4 standar diantaranya; Standar Kompetensi Lulusan (SKL); Satandar Proses;
Standar Isi dan; Standar Penilaian. Perubahan kurikulum sekolah terjadi karena
tuntutan internal maupun eksternal yang dipandang sebagai alasan utama

1
Trianto Ibnu Badar at-Taubany dan Hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum
2013 Di Madrasah, (Depok: Kencana, 2017), hlm.398.
2
Sutjipto, Dampak pengimplementasian Kurikulum 2013 Terhadap Performa Siswa
Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20 No.2, 2014, hlm. 187-
188.
3
Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal
1 ayat 16.

16
17

pengembangan KTSP menjadi Kurikulum 2013.4 Perubahan yang dimaksud


yaitu paradigma teaching menjadi paradigma learning. Kurikulum 2013 ini
disiapkan untuk mencetak generasi yang berkualitas dan siap menghadapi masa
depan, serta mampu bersaing secara nasional maupun internasional. Perubahan
ini harus dilakukan oleh guru yang memiliki keberanian untuk melakukan
sebuah perubahan paradigma pembelajaran yang bermula dari teacher oriented
menjadi student oriented, dari product oriented menjadi process oriented, dari
single perspective menjadi multi perspective, dan seterusnya. Kurikulum 2013
memposisikan guru tidak sebagai pihak yang seolah serba tahu meski
sebenarnya tidak tahu ataupun tahu, namun lebih berperan sebagai mediator
dan fasilitator.5
Kurikulum pendidikan kembali mengalami perubahan, yang berawal
kurikulum 2013 berganti nama menjadi kurikulum 2013 revisi 2016.
Perubahan kurikulum 2013 revisi 2016 ini bertujuan untuk menghasilkan
generasi yang memiliki tiga kompentisi dalam dalam setiap pembelajaran
diantaranya, kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan.6 Kurikulum 2013 revisi 2016 memiliki empat kompetensi inti
yang harus dicapai oleh siswa, yaitu kompetensi sikap sosial dan sikap
spiritual, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan demikian, maka potensi
siswa selain dari domein kognitif juga dapat dikembangkan melalui
kemampuan hard skill dan soft skill yang dimiliki siswa yang berjalan secara
integrative.7
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan
adanya Kompetensi Dasar (KD) sebagai kompetensi minimal yang harus
4
Erna Roostin, Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan
Dan Profesionalisme Guru. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar: Membedah Anatomi
Kurikulum 2013 Untuk Membangun Masa Depan Pendidikan Yang Lebih Baik (Sumedang: UPI
Sumedang Press, 2014) hlm. 454.
5
Thomas Gunawan Wibowo, Menjadi Guru Kratif, (Jakarta: Meida Maxima,2010), hlm.
10.
6
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Jendela Pendidikan dan Kebudayaan: Empat
Perbaikan Kurikulum 2013 Edisi II/Juni 2016 (Media Komunikasi dan Inspirasi: Jakarta ,2016)
hlm.6.
7
Hari Setiadi, “Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013” Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan Vol. 20 No.2, 2016, DOI: http://dx.doi.org/10.21831/pep.v20i2.7173 , hlm.
167.
18

dicapai oleh peserta didik. Untuk mengetahui ketercapaian Kompetesi Dasar


(KD), guru harus merumuskan sejumlah indikator sebagai acuan penilaian dan
sekolah juga harus menentukan ketuntasan belajar minimal atau Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk memutuskan seorang peserta didik sudah
tuntas atau belum. KKM menggambarkan mutu satuan pendidikan, oleh karena
itu KKM setiap tahun perlu dievaluasi dan diharapkan secara bertahap terjadi
peningkatan KKM.8 Kurikulum 2013 menekankan guru untuk melakukan
pendekatan scientific dalam proses pembelajaran. Pada pelaksanaan
pendekatan scientific menekankan pada lima aspek penting diantaranya;
mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan yang
menggunakan model pembelajarannya yaitu: Inquiry Based Learning,
Discovery Based Learning, Project Based Learning, Problem Based Learning.9
Pengimplementasian kurikulum 2013 sangatlah berbeda dengan kurikulum
sebelumnya dan masih banyaknya kendala yang mempengaruhi hasil belajar
siswa, seperti media yang digunakan oleh pendidik. Menurut Zulian,2017
dalam jurnal penelitian “Implementasi Sistem Penilaian Dalam Kurikulum
2013 di SMA Negeri 2 Pekanbaru” mengatakan bahwa sistem kurikulum 2013
lebih rumit dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, yang membuat
banyaknya guru yang mengeluh dan kesulitan, di mana sistem penilaian dalam
kurikulum 2013 menggunakan tiga aspek/ranah penilaian yaitu ranah afektif,
kognitif dan psikomotorik yang dilakukan secara berkesinambungan, ditambah
lagi dengan instrumen penilaian yang cukup banyak serta belum bakunya
peraturan dalam sistem penilaian sehingga selalu mengalami perubahan oleh
pemerintah. Hal inilah yang masih menjadi kendala dalam penerapan
kurikulum 2013 di sekolah. Jika dilihat dari hasil penelitiannya sekolah
tersebut belumlah memiliki Standart Operating Procedure (SOP) sehingga
implementasi sistem penilaian dalam kurikulum 2013 belum berjalan dengan
baik dan belum sesuai dengan standar atau tujuan yang diinginkan karena

8
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
Dan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Panduan Penialain: Oleh Penididik
Dan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas (Jakarta: Depdikbud, 2017), hlm.8.
9
Erna Roostin. Op.Cit., h. 452.
19

didalam pelaksanaannya masih sering terjadi kesalahpahaman, kebingungan


serta perubahan dalam standar penilaian.10
Berdasarkan empat standar Nasional Pendidikan, peneliti akan
menganalisis proses penerapan standar penilaian yang dilakuan oleh guru
Biologi. Penilaian menurut Permendikbud No. 23 Tahun 2016 yaitu:
“Proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar siswa.”

Sedangkan penilaian hasil belajar menurut Permendikbud No. 23 Tahun


2016 bab 2 pasal 3 ayat 1 menyatakan bahwa:
“Penilaian hasil belajar siswa pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi 3 komponen penilaian; sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.”

Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 pasal 2 mengemukakan


bahwa:11
“Penilaian pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas 3
aspek penilaian yaitu : penilaian hasil belajar oleh Pendidik; penilaian
hasil belajar oleh Satuan Pendidikan dan; penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah.”

Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam proses penilaian,
yaitu penilaian kelas yang terintegrasi dalam proses pembelajaran, penilaian
afektif, psikomotorik, dan kognitif. Standar penilaian tidak hanya difokuskan
pada hasil belajar, tetapi juga pada proses belajar. Terdapat 3 pendekatan
penilaian diantaranya penilaian atas pembelajaran (assessment of learning),
penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning), dan penilaian sebagai
pembelajaran (assessment as learning). Pada kurikulum 2013 diharapkan
assessment as learning dan assessment for learning lebih diutamakan
dibandingkan assessment of learning.12 Begitu pula pada saat pembelajaran
jarak jauh yang dilaksanakan selama pandemi Covid-19 diharapkan penilaian

10
Zulian Vina Kastina “Implementasi sistem Penilaian Dalam Kurikulum 2013 di SMA
Negeri 2 Pekanbaru” JOM FISIP Vol. 4 No. 1, 2017, hlm. 4 dan 7.
11
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Budaya Nomor. 23 Tahun 2016 Tentang Standar
Penilaian, hlm. 2-3.
12
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
Dan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Panduan Penialain: Oleh Penididik
Dan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas (Jakarta: Depdikbud, 2016), hlm.5.
20

dalam pembelajaran jarak jauh lebih mengutamakan assessment as learning


dan assessment for learning dibandingkan assessment of learning.
Berdasarkan hasil penelitain Ariany, Ardi, dan Yosi terdapat guru yang
belum melaksanakan proses pembelajaran yang mengembangkan kecakapan
komunikasi. Selain itu terdapat guru yang belum memahami teknik penilaian
yang digunakan dalam mengukur pencapaian pengetahuan yang sudah terdapat
didalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016. Terdapat tiga komponen yang
harus dicapai oleh siswa diantaranya: penilaian pada aspek
pengetahuan,penilaian pada aspek afektif, dan penilaian pada aspek
psikomotorik. Akan tetapi peneliti menemukan guru yang hanya memahami
satu jenis teknik penilaian seperti pada aspek pengetahuan yaitu guru hanya
memahimi instrumen tes tertulis saja.13 Maka dari itu peneliti akan
menganalisis tentang penerapan standar penilaian yang dilakukan oleh guru
pada pelaksanaan kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun
2016. Penelitian ini sangatlah penting bagi guru dalam menilai hasil belajar
siswa dengan tiga aspek penting yang harus diperhatikan diantaranya; sikap,
pengetahuan, dan psikomotorik, dimana guru haruslah bisa menilai ketiga
aspek secara subjektif maupun objektif. Karena dengan adanya standar
penilaian yang baik dan sesuai akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
di masa mendatang. Maka dari itu penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan guru dalam penerapan standar penilaian yang lebih baik lagi.

B. Identifikasi Masalah
1. Perubahan kurikulum 2013 dilatarbelakangi oleh adanya perubahan
paradigma belajar Perubahan yang dimaksud yaitu dari paradigma
teaching menjadi paradigma learning.
2. Adanya perbedaan antara kurikulum revisi 2016 dengan kurikulum
2006 (KTSP) yang mencolok diantaranya; penekanan ranah
pembelajaran dan proses pendidikan yang holistik.

13
Yudistia Ariany, Ardi, dan Yosi Laila Rahmi, Analisis Pemahaman Guru IPA se-
Kecamatan Lima Kaum Terhadap Pelaksanaan Standar Proses dan Standar Penilaian Kurikulum
2013, Jurnal Eksata Pendidikan (JEP), Vol. 2 No. 1, 2018, hlm. 62.
21

3. Sistem kurikulum 2013 dianggap lebih rumit oleh sebagian guru, yang
membuat banyaknya yang mengeluh dan kesulitan, dalam
melaksanakan penilaian kurikulum 2013.
C. Pembatasan Masalah
Berikut pembatasan masalah dalam penelitin ini, diantaranya :
1. Penelitian ini hanya difokuskan pada guru mata pelajaran Biologi dalam
membuat RPP dan instrumen penilaian dengan mengecek kelengkapan
dokumen RPP dan instrumen penilaian yang akan digunakan pada masing-
masing guru Biologi kelas X dan XI di SMA/MA Kota Tangerang tahun
ajaran 2021/2022.
2. Penelitian ini hanya difokuskan pada guru mata pelajaran Biologi dalam
proses penerapan standar penilaian yang terbagi menjadi tiga tahap
diantaranya; tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan
yang telah dilaksanakan pada masing-masing guru Biologi kelas X dan XI
di SMA/MA Kota Tangerang tahun ajaran 2021/2022.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana penerapan standar penilaian dalam
pembelajaran biologi pada pelaksanaan kurikulum 2013 revisi 2016 di
SMA/MA Kota Tangerang tahun ajaran 2021/2022 ?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kelengkapan dokumen
dan penerapan standar penilaian dalam pembelajaran biologi pada pelaksanaan
kurikulum 2013 revisi 2016 di SMA/MA Kota Tangerang tahun ajaran
2021/2022
F. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis
dan secara praktis :
1. Secara teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengalaman dan wawasan terhadap guru, kepala sekolah dan
22

pembaca dalam Penerapan Standar Penilaian Pada Pelaksanaan


Kurikulum 2013 Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016.
2. Secara praktis :
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan bagi guru mengenai penerapan standar
penilaian pada pelaksanaan kurikulum 2013 berdasarkan
Permendikbud No. 23 Tahun 2016.
b. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan dan wawasan agar peneliti yang ingin menjadi
guru dapat mengetahui Penerapan standar penilaian pada
pelaksanaan kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud
No. 23 Tahun 2016.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teoritik
1. Tinjauan Kurikulum Revisi

a. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum digunakan pertama kali dalam dunia olahraga pada
zaman Yunani kuno, yang berasal dari kata curir (pelari) dan curre (tempat
berpacu). Kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh
seseorang pelari, di istilahkan sebagai tempat berpacu mulai dari start hingga
finish. Istilah kurikulumpun digunakan dalam dunia pendidikan. Namun,
dalam penafsiran yang berbeda akan tetapi menurut para ahli terdapat pula
kesamaan dalam penafsiran.1
Kurikulum menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bab 1 ketentuan umum pasal 1 ayat 19 menjelaskan bahwa: 2
“Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.”

Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum, pertama


yaitu rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua yaitu cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan pada tahun ajaran
2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut. 3
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum yang telah ada
sebelumnya dan diterapkan pada Tahun 2013/2014. Kurikulum ini

1
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran:Teori Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Edisi Pertama (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 3.
2
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm.4.
3
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, hlm.1.

23
24

menekankan pada keterampilan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek
sikap, keterampilan,dan pengetahuan keterampilan ini dapat ditanam secara
seimbang, berdampingan, dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Kompetensi yang bermula pada mata pelajaran berubah menjadi mata
pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi yang bersifat tematik
integrative.4

b. Tujuan dan Fungsi Kurikulum


Tujuan kurikulum terbagi menjadi 3 macam, yaitu : tujuan jangka panjang
(long term objectives-aim); tujuan antara-perantara (intermediate objective-
goals); dan tujuan segera (immediate objective-specific objectives). Perumusan
tujuan kurikulum merupakan hal yang sangat penting. Terdapat beberapa
alasan mengapa tujuan kurikulum perlu dirumuskan, antara lain:
1) Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh
setiap upaya pendidikan.
2) Tujuan yang jelas dapat membantu para pengembang kurikulum dalam
mendesain model kurikulum yang dapat di gunakan bahkan akan
membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran.
3) Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai contoh dalam
menentukan batas dan kualitas pembelajaran.5
Selain pentingnya sebuah tujuan terhadap kurikulum, maka satuan
pendidikan haruslah mengetahui fungsi dari kurikulum, menurut Arifin
terdapat 3 fungsi kurikulum dalam sisi pengembangan kurikulum diantarannya:
1) Fungsi preventif, mencegah kesalahan dalam pengembangan
kurikulum;
2) Fungsi korektif, mengoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan
yang dilakukan oleh pengembangan kurikulum dalam pelaksanaan
kurikulum;

4
M. Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,SMP/MTs, &
SMA/MA (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2014), hlm. 16.
5
Sarinah, Pengantar Kurikulum (Yogyakarta: Deepublish, 2015), hlm. 101-102.
25

3) Fungsi konstruktif, memberikan arahan yang jelas bagi para


pelaksanaan dan pengembangan kurikulum.
Sedangkan menurut Hilda Taba menyatakan bahwa terdapat 3 fungsi
kurikulum yang meliputi: transmisi sebagai mewariskan nilai-nilai kebudayaan,
transformasi yang melakukan perubahan atau rekonstruksi social, dan sebagai
pengembangan individu.6
Fungsi kurikulum jika dilihat dari sisi peserta didik menurut Alexander
Inglis dalam bukunya Alexander Inglis Principle of Secondary Education yang
dipaparkan oleh Sudin mengemukakan 6 fungsi kurikulum, sebagai berikut:
1) Fungsi Penyesuaian (the anjustive or adaptive function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan mengarahkan peserta didik
untuk memiliki sifat well adjusted yaitu yang mampu menyesuaikan
diri terhadap perubahan lingkungan secara menyeluruh yang terjadi di
lingkungannya.
2) Fungsi Integrasi (the integrating function)
Mampu membentuk kepribadian peserta didik harus yang dapat
berintegrasi dengan masyrakat.
3) Fungsi Diferensiasi (the differentitating function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
pelayanan terhadap perbedan-perbedaan setiap peserta didik, baik dari
aspek fisik maupun psikis.
4) Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)
Kurikulum dapat diharapkan mempersiapkan peserta didik untuk
melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
5) Fungsi Pemilihan (the selective function)
Kurikulum mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik
dalam memilih program belajar yang sesuai dengan kemampuan, minat,
dan kebutuhannya. Sehingga kurikulum perlu diprogram secara
fleksibel.

6
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya,2011), hlm. 12.
26

6) Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)


Kurikulum dapat membantu dan mengarahkan peserta didik dalam
memahami kekuatan dan kelemahan yang ada dalam dirinya dan
diharapkan dapat mengembangkan, membimbing dan memperbaiki
potensi yang dimilikinya. 7

c. Tinjauan Perubahan Kurikulum 2013 Revisi 2016


Perubahan kurikulum 2013 dilatarbelakangi oleh adanya perubahan
paradigma belajar. Perubahan yang dimaksud yaitu dari paradigma teaching
menjadi paradigma learning. Kurikulum 2013 ini disiapkan untuk mencetak
generasi yang berkualitas dan siap menghadapi masa depan, serta mampu
bersaing secara nasional maupun internasional. Pada kurikulum 2013 guru
menjadi salah satu kunci suskses dan memiliki peran yang penting dalam
menghasilkan siswa yang berkualitas. Upaya perubahan paradigma belajar
akan terus dilakukan dari pemerintah, pihak sekolah hingga guru dalam
mengkonstruksikan kembali pengetahuan dengan informasi, fakta, dan
pengetahuan yang ter-update. Adapun inti dari kurikulum 2013 yaitu upaya
untuk penyederhanaan pembelajaran dan tematik yang integrative.8
Perubahan ini harus dilakukan oleh pendidik yang memiliki keberanian
untuk melakukan sebuah perubahan paradigma pembelajaran yang bermula
dari teacher oriented menjadi student oriented, dari product oriented menjadi
process oriented, dari single perspective menjadi multi perspective, dan
seterusnya. Perubahan ini pula yang mengharuskan guru untuk mengubah cara
pandang dari mulai persiapan kegiatan belajar mengajar, yang lebih
memfokuskan pada pengalaman siswa yang dapat mengkonstruksikan dengan
pengetahuan. Kurikulum 2013 menuntut guru hanya berperan sebagai
mediator dan fasilitator.9 Perubahan paradigma pun berpengaruh terhadap cara
guru dalam menilai hasil belajar siswa.

7
Ali Sudin. Kurikulum dan Pembelajaran (Bandung: UPI Press,2014).hlm.10-11.
8
Rusliansyah Anwar, “Hal-Hal Yang Mendasari Penerapan Kurikulum 2013”, Jurnal
Humaniora,Vol.5 No.1, 2014, hlm. 98.
9
Thomas Gunawan Wibowo, Menjadi Guru Kratif, (Jakarta: Meida Maxima,2010), hlm.
10.
27

Kurikulum pendidikan kembali mengalami perubahan, yang berawal


kurikulum 2013 berganti nama menjadi kurikulum 2013 revisi 2016.
Perubahan kurikulum 2013 revisi 2016 ini bertujuan untuk menghasilkan
generasi yang memiliki tiga kompentisi dalam dalam setiap pembelajaran
diantaranya, kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan.
Kurikulum 2013 revisi 2016 terdapat empat poin dalam perubahan
diantaranya, yaitu:
1) Perbaikan Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial.
Sebelum terjadinya perbaikan pada kurikulum 2013, setiap guru mata
pelajaran diberikan beban formal untuk melakukan pembelajaran dan
penilaian terhadap kompetensi sikap spritual dan sosial. Akan tetapi
setelah dilakukan perbaikan kompetensi sikap spritual dan sosial tidak lagi
diberikan secara intrakurikuler pada semua mata pelajaran. Totok
Suprayitno mengatakan:10
“hanya dua pendidik yang hanya bisa memberikan penilaian sikap
yaitu guru pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan guru PPKn.
Sedangkan pendidik dengan mata pelajaran lainnya dapat
mengajarkan dan memberi nilai secara tidak langsung.”

Meskipun demikan, setiap pendidik tetap memiliki kewajiban moral


dalam mendidik siswa dalam bersikap, baik sosial maupun spritual. Hal
seperti ini disebut dengan hidden curriculum. Berikut contoh kompetensi
spiritual dan sosial :

10
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Jendela Pendidikan dan Kebudayaan: Empat
Perbaikan Kurikulum 2013 Edisi II/Juni 2016 (Media Komunikasi dan Inspirasi: Jakarta ,2016)
hlm.7.
28

Gambar 2. 1 Contoh Perbedaan Kompetensi Spiritual dan Sosial


2) Koherensi Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti dan Penyelarasan
dokumen.
Perbaikan ini bersifat evaluatif formatif, salah satunya memperbaiki
Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti, silabus, buku teks mata
pelajaran. Perbaikan ini dilakukan berdasarkan masukan yang diberikan
oleh guru pegiat pendidikan, praktisi, pemerhati pendidikan, serta
masyarakat umum. Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti dianggap
kurang logis dikaitkan dengan karakteristik mata pelajaran. Selain itu juga
ditemukan indikasi adanya inkonsistensi antara Kompetensi Dasar dengan
silabus dan buku teks pelajaran.
Terdapat pula perbaikan pada silabus yang bertujuan untuk
memudahkan guru dalam memahami isinya dan memudahkan dalam
pengimplementasian. Perubahan yang dilakukan oleh pemerintah antara
lain dengan melakukan penataan penulisan dan format yang lebih mudah
dipahami oleh guru dengan penyajian isi yang lebih efisien. Silabus yang
telah disiapkan oleh pemerintah merupakan salah satu model untuk
memberi inspirasi dan memberi ruang kreatif pendidik dalam
mengembangkan silabus sesuai dengan konteks yang relevan. Berikut
penyelarasan silabus yang sudah dilakukan:
29

Gambar 2. 2 Perubahan Silabus Yang Telah Diselaraskan


3) Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013 revisi 2016.
Metode pembelajaran menjadi salah satu perhatian dalam perbaikan
kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 sebagian guru menganggap proses
berpikir 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau
mencoba, mengasosiasi, mengomunikasikan) hanya bersifat prosedural
dan mekanistik sehingga membelenggu ruang kreatif pada guru. Pada
kurikulum 2013 revisi 2016 pemerintah memberikan ruang kreatif pada
guru dalam mengembangkan pengealaman mengajarnya, perbaikan ini
juga menekankan bahwa pendekatan saintifik bukan satu-satunya
pendekatan dalam pembelajaran.
4) Perbaikan kompetensi yang tidak dibatasi oleh taksonomi proses
berpikir.
Kurikulum 2013 revisi menuntut kecakapan berpikir siswa tingkat
tinggi atau HOTS (High Order Thinking Skill), sebelum dilakukan proses
perbaikan kurikulm, kecakapan berpikir tingkat tiggi diberikan mulai pada
jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK). Totok mengatakan
bahwa:
“Kompetensi pengetahuan siswa terbagi menjadi empat kompetensi
yaitu dimensi faktual, dimensi konseptual, dimensi prosedural, dan
dimensi kognitif.” 11

11
Ibid, hlm.9-14.
30

Berikut tabel perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum 2013


yang sudah direvisi:
Tabel 2. 1 Perbedaan Kurikulum 2013 Sebelum Revisi dan
Kurikulum 2013 Sesudah Revisi12
K13 Sebelum
No Perbedaan K13 Sesudah Revisi
Revisi
Koherensi antara Penilaian sikap
Kompetensi Inti Kompetensi Inti 1 dan
dan Kompetensi Kompetensi Inti 2
Dasar, silabus, dan sudah ditiadakan di
1. Indikator
buku teks peajaran. setiap mata pelajaran
hanya ada pada mata
pelajaran Agama dan
PPKn
Mengacu pada PP Mengacu pada
32 tahun 2013 Permendikbud nomor
pasal 1 butir 17 20-23 tahun 2016
tentang tatanan Kurikulum 2013
konseptual
2. Permendikbud kurikulum
dikembangkan
berdasarkan
Standar Nasional
Pendidikan dan
pasal 77 A
Penerapan Pendekatan saintifik
pendekatan 5M bukanlah satu-
saintifik berpikir satu nya metode saat
3. Pendekatan 5M sebagai metode mengajar dan apabila
pembelajaran yang digunakan maka
bersifat prosedural susunannya tidak
dan mekanistik harus berurutan
Pembatasan Tidak dibatasi oleh
kemampuan siswa pemenggalan
Penggunaan melalui taksonomi proses
4. Taksonomi pemenggalan berpikir
Bloom taksonomi proses
berpikir antar
jenjang.
Standar Standar skala Skala penilaian
5.
Penilaian penilain nilai menjadi 1-100

12
Olga Nadya Indra Hanissya, Skripsi: Perubahan Kebjakan Kurikulum 2013 Sebelum
dan Sesudah Revisi Di Sekolah (Salatiga, Universitas Kristen Satya Wacana: 2017), hlm.12-13.
31

K13 Sebelum
No Perbedaan K13 Sesudah Revisi
Revisi
puluhan Penilaian sikap
diberikan dalam
bentuk predikat dan
deskripsi

2. Tinjauan Penilaian
a. Pengertian Penilain dan Standar Penilaian
Penilaian merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran.
Banyak istilah yang sering digunakan dalam penilaian, diantaranya
pengukuran, evaluasi, tes, dan penilaian itu sendiri. Namun, secara teknis
istilah tersebut memiliki makna yang berbeda-beda. Penilaian sendiri
merupakan proses pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan
dengan sengaja di dalam ruang kelas. Penilaian mencakup kedalam kegiatan
mendiagnosis kesulitan, memverifikasi belajar setelah dilaksanakannya
kegiatan proses pembelajaran, mengidentifikasi pengetahuan prasyarat dalam
belajar dan menetukan bagian mana yang harus mengawali pembelajaran
dengan memerhatikan urutan pembelajaran berdasarkan kemampuan awal
peserta didik.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya,
observasi perilaku, presentasi tugas, dan merekam tanggapan peserta didik
dalam menulis atau pemeriksaan produk yang dihasilkan. LDA of America
hasil dari monitoring secara terus menerus dapat digunakan sebagi bagian dari
penilaian kelas dan individu. Informasi data dari berbagai sumber penilaian
digunakan untuk membantu meyakinkan bahwa penilaian dan evalusi secara
akurat merefleksikan bagaimana individu peserta didik melakukan tugas yang
diberikan. Dengan demikian penilaian mempunyai maksud untuk
memperbaiki kinerja yang akan datang.13
Standar penilaian pendidikan menurut Permendikbud No. 23 Tahun 2016
yaitu

13
Muhammad Yaumi, Edisi Kedua: Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan
dengan Kurikulum 2013 (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 176-181.
32

“Standar penilaian pendidikan haruslah mencakup kriteria mengenai


lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar siswa yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian hasil belajar siswa pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.”

Sedangkan pengertian penilaian menurut Permendikbud No. 23 Tahun


2016 yaitu14
“Sebuah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar siswa.”

Dengan demikian, penilaian tidak semata-mata dilakukan hanya untuk


hasil belajar saja, tetapi harus dilakukan terhadap proses pengajaran itu
sendiri. Pelaksanaan penilaian harus memenuhi persyaratan sebagai berikut;
memiliki validitas, mempunyai reliabilitas, objektivitas, efesiensi, dan
kepraktisan.15

b. Prinsip Standar Penilaian


Pada saat guru memberikan nilai kepada siswa haruslah mewakili kualitas
sikap, usaha atau motivasi, dan prestasi belajar siswa di kelas berdasarkan
informasi yang diperoleh guru selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung.
Penilaian terhadap siswa tidak boleh dilakukan sembarangan, karena hasil
kegiatan penilaian belajar pada siswa akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa di masa mendatang. Menurut Anderson dalam buku Herman dan
Yustiana mengemukakan bahwa terdapat tiga prinsip penilaian belajar siswa
yaitu: bermakna (meaningfulness), transparasi atau keterbukaan (explicitness),
dan adil (fairness). Selain tiga prinsip tersebut, penilaian belajar siswa juga
harus memenuhi prinsip reliabilitas (keajekan dalam kegiatan pengukuran dan
penilaian) dan validitas (untuk menunjukkan bahwa pengukuran dan penilaian
belajar siswa harus diukur atau menilai apa yang seharusnya).16

14
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Budaya Nomor. 23 Tahun 2016 Tentang Standar
Penilaian, hlm.2.
15
Amirono dan Daryanto, Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013
(Yogyakarta: Gava Media, 2016), hlm. 95-96.
16
Herman Yosep Sunu Endrayanto dan Yustiana Wahyu Harumurti, Penilaian Belajar
Siswa Di Sekolah (Yogyakarta: PT Kanisius, 2014), hlm. 19-20.
33

c. Teknik Penilaian
Penilaian oleh pendidik merupakan salah satu proses yang dilakukan
melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan
pencapaian kompetensi siswa, pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang
pencapaian kompetensi siswa. Penilaian dilakukan melalui berbagai teknik,
seperti: penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis
(paper and pencil test), penilaian projek, penilaian produk, penilaian melalui
kumpulan hasil karya siswa (portofolio), dan penilaian diri.17 Teknik penilaian
berdasarkan jenis penilaian, sebagai berikut:
Tabel 2. 2 Perbedaan Teknik Penilaian Berdasarkan Jenis Penilaian18
Jenis Penilaian Teknik Penilaian
Observasi dan pertanyaan, kuis (tertulis atau oral),
aktivitas kelas, penilaian kinerja, pekerjaan rumah
Penilaian formatif
(PR) dan portofolio. Kegiatan ini berlanjut selama
berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Penilaian secara formal seperti tes tulis, penilaian
kinerja, portofolio. Kegiatan ini berlangsung
Penilaian sumatif setelah siswa menyelesaikan sejumlah
bahan/materi pembelajaran atau kompetensi
tertentu.
Pre-test,rubrik penilaian diri, teknik observasi.
Penilaian
Kegiatan ini dilaksanakan sebelum proses belajar-
penempatan
mengajar berlangsung.
Penilaian ini dapat dilakukan sebelum pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dalam bentuk tes terstandar
Penilaian diagnosis
dan tes tertulis. Penilaian diagnostik bersifat lebih
komprehensif dan rinci.

d. Karakteristik Standar Penilaian Kurikulum 2013 revisi 2016


Pada karakteristik standar penilaian kurikulum 2013 yang relevan
menggunakan penilaian autententik. Penilaian autentik merupakan sebuah
proses pengumpulan informasi tentang perekembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang
mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa

17
Alimuddin, “Penilaian dalam Kurikulum 2013” Prosiding Seminar Nasional UNM
Makassar 2014 Vol.1 No.1, hlm .23.
18
Herman Yosep Sunu Endrayanto dan Yustiana Wahyu Harumurti, Op. Cit., hlm. 22-23.
34

tujuan pembelajaran benar-benar telah dikuasi. Penilaian autentik mencakup


kedalam 3 ranah yaitu: ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.19 Model
dan metode pembelajaran harus menekankan pada High Order Thinking Skills.
Pembelajaran pada kurikulum 2013 menekanakan pada tujuan khusus
untuk peserta didik agar memiliki keterampilan yang diperlukan bagi
kehidupan bermasyarakat, serta mampu bersaing dimasa sekarang maupun
masa mendatang. Karakteristik penilaian kurikulum 2013 revisi 2016 yang
menarik yaitu pada penilaian sikap dan sosial yang sekarang ini pendidik
hanya dua pendidik yang memberikan penilaian sikap yaitu guru pendidikan
Agama dan Budi Pekerti dan guru PPKn.

2. Tinjauan Permendikbud No. 23 Tahun 2016


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Permendikbud tersebut dijadikan pedoman guru dalam proses kegiatan
pembelajaran. Sacara umum aspek dan instrument penilaian sudah tercantum
didalam Permendikbud tersebut yang selanjutnya perlu dikembangkan
kembali oleh guru atau satuan pendidikan. Adapun tujuan dikeluarkan
Permendikbud revisi yang berguna untuk memperbaiki kekurangan
Permendikbud sebelumnya yang bisa dibilang belum maksimal dalam
pelaksanaannya. Berikut tahapan dan indikator yang harus dilakukan pada
setiap guru dalam proses dan penerapan pada standar penilaian yang terdapat
dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016:
Tabel 2. 3 Tinjauan Permendikbud No. 23 Tahun 201620
TAHAPAN INDIKATOR
1. Membuat rancangan penilaian oleh pendidik saat
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
Tahap (RPP) dan silabus.
perencanan 2. Menyusun kisi-kisi penilaian.
3. Membuat atau mengembangkan instrumen
penilaian sesuai dengan pedoman yang ada.

19
Umi Salamah, “Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan” Jurnal Evaluasi Vol.2 No.1,
2018. hlm. 281.
20
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Budaya Nomor. 23 Tahun 2016 Tentang Standard
Penilaian, hlm. 5,7, dan 9.
35

TAHAPAN INDIKATOR
4. Teknik penilaian pada aspek afektif meliputi:
observasi/pengamatan dan teknik penilaian yang
relevan.
5. Teknik penilaian pada aspek kognitif meliputi: tes
tertulis, tes lisan, penugasan, dan teknik lain
sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai.
6. Teknik penilaian pada aspek psikomotorik
meliputi: praktik, proyek, portofolio, produk,
teknik lain sesuai dengan kompetensi yang akan
dinilai.
7. Membuat instrumen penilaian berikut pedoman
penilaian.
1. Merumuskan indikator pada aspek afektif, aspek
kognitif, dan aspek psikomotorik.
2. Menganalisis kualitas instrumen dengan mengacu
pada pedoman instrumen yang ada.
Tahap
3. Melaksanakan penilaian dalam bentuk ulangan,
pelaksanaan
pengamatan, penugasan, atau bentuk lain yang
diperlukan.
4. Memeriksa hasil kerja peserta didik dan
memberikan umpan balik
1. Hasil belajar Biologi dapat mencapai target KKM
yang telah ditentukan pada setiap mata pelajaran.
2. Melaporkan hasil penilaian aspek afektif dalam
bentuk deskripsi.
Tahap
3. Melaporkan hasil penilaian aspek kognitif dalam
pelaporan
bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
4. Melaporkan hasil penilaian aspek psikomotorik
dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan
deskripsi.

Berdasarkan tinjauan permendikbud No. 23 Tahun terdapat prinsip standar


penilaian pada bab 4 pasal 5 yang mengemukakan 11 prinsip penilaian,
diantaranya:
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur;
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria
yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan
gender.
36

d. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak


terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan;
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan
kemampuan peserta didik;
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku;
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan
i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya. 21

4. Tinjauan Guru
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2017
mengemukakan bahwa
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”22

Proses pembelajaran tidak bisa lepas dengan adanya keberadaan guru.


Tanpa adanya guru pembelajaran akan sulit dilakukan proses pembelajaran
tersebut. Guru yang profesional haruslah memiliki penguasaan terhadap
materi pelajaran yang akan diampunya.23
Teknik penilaian yang saat ini diterapkan di sekolah lebih banyak berpusat
pada guru, dimana guru pemegang kendali dalam menentukan nilai siswa.
Selain, itu umpan balik yang diberikan pada siswa kurang beragam karena
hanya berasal dari sudut pandang guru saja. Terlebih lagi pada kurikulum
2013 guru haruslah mengubah cara pembelajarannya yang bermula dari dari
teacher oriented menjadi student oriented, dari product oriented menjadi

21
Ibid., hlm. 4-5.
22
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru, hlm. 2.
23
Eva Nauli Taib dan Epinovita Taib, Kompetensi Guru Biologi Dalam Melaksanakan
Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Dan Tsanawiyah Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017,
hlm. 405.
37

process oriented, dari single perspective menjadi multi perspective, dan


seterusnya. Kurikulum 2013 memposisikan guru tidak sebagai pihak yang
seolah serba tahu meski sebenarnya tidak tahu ataupun tahu, namun lebih
berperan sebagai mediator dan fasilitator.24
Berdasarkan Salinan Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang
implementasi kurikulum dalam pedoman umum pembelajaran
mengemukakan bahwa
“Kurikulum 2013 mengembangkan dua proses pembelajaran yang harus
dilakukan oleh guru yaitu proses pembelajaran langsung dan proes
pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung merupakan
proses pendidikan di mana peserta didik mengembangja pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajara yang dirancang dalam silabus dan RPP
berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung
tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan
analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi
selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam
kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang
nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh
mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses
pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran
dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan
masyarakat.”25

Pembelajaran langsung ataupun tidak langsung proses tersebut harus


dilakukan oleh guru secara terintegrasi dan tidak terpisah. Berikut komponen-
komponen yang harus ada dalam pembuatan RPP :
Tabel 2. 4 Komponen Pembuatan RPP26
No Komponen No Komponen
1. Sekolah 7. Kompetensi Dasar dan Indikator
2. Mata pelajaran 8. Tujuan Pembelajaran

24
Thomas Gunawan Wibowo, Loc.cit.
25
Salinan Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Pedoman Umum
Pembelajaran. hlm. 5.
26
Ibid., hlm. 10-11.
38

No Komponen No Komponen
3. Kelas/ semester 9. Materi pembelajaran
4. Materi pokok 10. Metode pembelajaran
Alokasi waktu Media, alat, dan sumber
5. 11.
pembelajaran
Kompetensi Inti Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran terdiri dari :
Pertemuan kesatu,dst:
1. Pendahuluan/kegiatan
awal
6. 12. 2. Kegiatan inti
3. Penutup

Penilaian terdiri dari :


1. Jenis/ teknik penilaian
13. 2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran

Selain itu guru harus mampu mengintegrasikan pembelajaran langsung


dan tidak langsung, gurupun mampu memberikan pelayanan tuntas dan
menyeluruh untuk siswanya. Tentunya dalam hal ini guru harus menerapkan
metode yang berbeda bagi anak yang pintar dan kurang pintar. 27 Penilaian
guru terhadap siswa akan mempengaruhi sikap dan perilaku siswa kepada
guru.28 Maka dari itu guru haruslah melibatkan penilaian dengan siswa
misalnya penilaian teman sejawat, portofolio, proyek dan lain sebagainya.
Gurupun haruslah memiliki instrumen penilaian yang tepat, dan guru harus
mampu mengembangkan kemampuan hard skill dan soft skill yang dimiliki
siswa yang berjalan secara integrative dengan penilaian pada ranah afektif,
kognitif, dan psikomotorik. Maka dari itu terdapat dokumen standar penilaian
yang perlu diperhatikan oleh setiap guru diantaranya :

27
Addys Aldizar, Ensiklopedia Tematis Mutu Guru Membangun Guru Kompeten
(Surakarta : Sinergi Prima Magna, 2017 ), hlm.49.
28
Yuli Fajar Susetyo, Anakku, Guru Kehidupanku: Catatan Seorang Psikolog (Jakarta:
Bumi Aksarah,2018) hlm. 168.
39

Tabel 2. 5 Dokumen Standar Penilaian Yang Dimiliki Oleh Guru


No Keterangan No Keterangan
RPP meliputi penilaian
Kumpulan soal yang
1. 9. sikap, pengetahuan, dan
menggunakan rubik
keterampilan
Kisi-kisi soal UH, PAS,
2. Instrumen penilaian 10.
PAT, US
3. Penetapan standar nilai KKM 11. Pedoman penskoran
Daftar penilaian sikap,
Dokumen pelaksanaan dan
pengetahuan, dan
hasl dari UH, PAS, PAT, US,
4. 12. keterampilan beserta teknik
pengamatan, penugasan, dan
mengambil penilaian
lainnya
tersebut.
Analisis tiap-tiap butir soal
5. Raport 13.
UH, PAS, PAT, US

B. Hasil Penelitian Yang Relevan


1. Ariany, Ardi, dan Yosi (2018) terdapat pula guru yang belum
melaksanakan proses pembelajaran yang mengembangkan kecakapan
komunikasi dan kurang memahami pembelajaran kecakapan abad 21.
Selain itu terdapat guru yang belum memahami teknik penilaian yang
digunakan dalam mengukur pencapaian pengetahuan yang sudah terdapat
didalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016. Terdapat tiga komponen
penilaian aspek pengetahuan, guru hanya memahami satu jenis teknik
penilaian aspek pengetahuan yaitu instrumen tes tertulis, guru tidak sesuai
menggunakan teknik penilaian aspek pengetahuan dengan apa yang dinilai
yaitu guru menggunakan instrumen observasi untuk menilai aspek
pengetahuan. Selanjutnya, guru tidak sesuai menggunakan teknik
penilaian aspek pengetahuan dengan apa yang dinilai yaitu guru
menggunakan instrumen penilaian proyek, penilaian produk, penilaian
portofolio untuk menilai aspek pengetahuan.29
2. Irfan (2020) terdapat 3 tahap proses penting yang telah dianalis
diantaranya: tahap perencanaan terdiri dari lima kriteria dan hanya satu
yang belum terlaksanakan. Hasil analisis dokumen tersebut

29
Yudistia Ariany, Ardi, dan Yosi Laila Rahmi, Analisis Pemahaman Guru IPA se-
Kecamatan Lima Kaum Terhadap Pelaksanaan Standar Proses dan Standar Penilaian Kurikulum
2013, Jurnal Eksata Pendidikan (JEP), Vol. 2 No. 1, 2018, hlm. 59-62.
40

mengindikasikan bahwa guru Biologi SMANdi Kab. Barru telah


menyusun dan mempersiapkan semua perangkat yang dibutuhkan sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai; tahap pelaksanaan dari empat kriteria
hanya satu yang belum terlaksanakan. Hasil analisis pelaksanaan
penilaian sesuai dengan standar yang mengacu pada standar penilaian
SMA di Kab. Barru sudah dilaksanakan guru meskipun belum
maksimal seperti yang kita harapkan dan; tahap pelaporan dari tiga
kriteria hanya satu yang belum terlaksanakan. Hasil analisis dokumen
menunjukkan secara umum guru Biologi telah membuat laporan hasil
belajar peserta didik baik nilai ulangan harian, tengah semester, dan
akhir semester hingga nilai laporan hasil belajar yang diserahkan ke wali
kelas peserta didik. Sedangkan hasil wawancara terhadap guru Biologi
juga menunjukkan tidak ada kendala berarti dalam pelaporan hasil. Hanya
saja beberapa peserta didik yang tidak mengikuti remedial membuat guru
kesulitan dalam memberikan nilai kepada peserta didik tersebut.30
3. Kastina (2017) implementasi sistem penilaian dalam kurikulum 2013 di
SMA Negeri 2 Pekanbaru belum dapat diimplementasikan dengan baik
dan optimal. Ada beberapa hal yang mempengaruhi sehingga
implementasi sistem penilaian dalam kurikulum 2013 di SMA Negeri 2
Pekanbaru belum berjalan dengan baik, yaitu sumber daya manusia yang
belum memadai. Selanjutnya sikap dari pelaksana dan sasaran kebijakan
yang masih terjadi penolakan, dan terakhir masih terjalinnya komunikasi
yang terbatas antara pemerintah pusat dan pihak sekolah dalam skala
penilaian rapor yang selalu mengalami perubahan secara mendadak.31
4. Setiadi (2016) Pertama, pada tahap perencanaan, ditemukan banyak
guru-guru di lapangan yang belum mengerti tentang: kisi-kisi soal dan
kegunaannya. Berdasarkan data hanya sebagian guru yang merevisi
instrumen yang belum baik dan memilih butir instrumen penilaian pada

30
M. Irfan, Analisis Pelaksanaan Penilaian Oleh Guru Biologi SMAN di Kabupaten
Barru, Jurnal BIOMA, Vol. 2No.1, 2020, hlm. 33-34.
31
Zulian Vina Kurnia Kastina, Implementasi Sistem Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Di
SMA Negeri 2 Pekanbaru, Jurnal JOM FISIP, Vol. 4 No. 1, 2017, hlm. 12
41

ujian sekolah sesuai dengan hasil analisis instrumen. Kedua, pada tahap
pelaksanaan, ditemukan banyak guru-guru yang kesulitan dalam
melaksanakan penilaian di Kurikulum 2013, terutama kesulitan dalam
penilaian sikap, dan penilaian pembelajaran tematik, juga kesulitan dalam
menganalisis instrument penilaian dan revisi butir soal. Ketiga, pada
tahap pelaporan, ditemukan di lapangan guru banyak yang mengalami
kesulitan dalam pembuatan laporan yang menggunakan rentang nilai 1-4
pada penilaian pengetahuan dan keterampilan, nilai dengan skala 1-4 sulit
dibaca oleh orang tua siswa, dan kesulitan penulisan rapor.32
5. Suryadi (2014) hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa
guru-guru madrasah dalam implementasi kuriklum 2013 masih rendah.
Hal ini dikarenakan lebih dari sepertiga guru belum mengikuti pelatihan
implementasi kurikulum 2013. Sebagian guru yang sudah mengikuti
pelatihan tersebut beranggapan bahwa kurikulum 2013 lebih baik dari
KTSP. Sedangkan pengetahuan guru-guru madrasah tentang standar
penilaian pendidikan masih relatif kurang. Minimnya pengetahuan mereka
tentang standar penilaian ini diikuti dengan minimnya pelatihan yang
mereka ikuti mengenai penilaian pembelajarn untuk kurikulum 2013.
Begitupun pengetahuan guru mengenai teknik penilaian yang masih relatif
kurang dan sebagian besar guru madrasah masih belum mengetahui bentuk
laporan hasil penilaian untuk kompetensi dasar pengetahuan,
keterampilan, dan sikap spiritual dan sikap sosial. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, peneliti berharap agar pemerintah memberikan
pelatihan penilaian pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013.33

32
Hari Setiadi, Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013, Jurnal Penelitian dan
Evalusi pendidikan, Vol. 20 No. 2, 2016, hlm. 176-177.
33
Bambang Suryadi, Kesiapan Guru-Guru Madrasah dalam Mengimplementasikan
Standar Penilaian Pendidikan Untuk Kurikulum 2013 di Jakarta Selatan. Dapat diakses melalui :
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34437/2/BAMBANG%20SURYADI.p
df., hlm. 8-9.
42

C. Kerangka Berpikir
Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 dilakukan untuk
mengembangkan potensi siswa agar menjadi lebih kreatif. Seiring berjalannya
waktu pemerintah melakukan revisi terhadap kurikulum 2013 revisi ini
dilaksanakan pada tahun 2016 yang diharapkan dari perubahan revisi
kurikulum 2013 yaitu guru lebih mudah dalam mengimplementasikan
kegiatan pembelajaran terutama pada standar penilaian hasil belajar siswa.
Dalam penilain hasil belajar tentunya memiliki standar yang mencakup tujuan,
manfaat, mekanisme, prosedur, hingga instrumen penilaian yang akan
digunakan sebagai dasar dalam proses penilaian hasil belajar pada pendidikan
dasar maupun menengah. Aspek penilaian yang dilaksanakan pada kurikulum
2013 tidak hanya menekankan potensi kognitif saja melainkan dari berbagai
aspek seperti sikap dan keterampilan siswa.
Pada kurikulum 2013 revisi 2016 terdapat kemudahan untuk pendidik.
Kemudahan ini dilihat dari penilaian afektif yang dahulu seluruh guru menilai
kegiatan afektif siswa akan tetapi pada kurikulum revisi ini penilaian afektif
hanya dinilai oleh guru mata pelajaran Agama dan PPKn. Kurikulum 2013
revisi ini memposisikan guru sebagai mediator dan fasilitator serta tidak
memposisikan guru sebagai pihak yang serba tahu meskipun sebenarnya tidak
tahu ataupun tahu. Maka dari itu proses penilaian kurikulum revisi 2013
mendukung siswa lebih kreativitas dan guru lebih menekankan pada proses
pembelajaran bukan hasil akhirnya saja.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Permendikbud tersebut dijadikan pedoman guru dalam proses kegiatan
pembelajaran. Sacara umum aspek dan instrument penilaian sudah tercantum
didalam Permendikbud tersebut yang selanjutnya perlu dikembangkan
kembali oleh guru atau satuan pendidikan. Adapun tujuan dikeluarkan
Permendikbud revisi yang berguna untuk memperbaiki kekurangan
Permendikbud sebelumnya yang bisa dibilang belum maksimal dalam
pelaksanaannya.
43

Pemerintah memberikan ruang kreatif bagi pendidik dalam


mengembangkan pengalaman mengajarnya, maka dari itu guru dituntun lebih
kretaif agar ketiga ranah penilaian berjalan dengan baik. Faktor keberhasilan
kegiatan pembelajaran terdapat dalam memenuhi atau lengkapnya komponen-
komponen serta dokumen yang sudah dipersyaratkan. Dokumen ini biasa
dikenal dengan sebutan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik.
Maka dari itu seorang pendidik harus memiliki startegi pembelajaran yang
tepat dan menunjang.
Masa pandemi yang terjadi di Indonesia membuat pendidik mengalami
kesulitan dalam melakukan proses penilaian, khususnya pada penilaian
psikomotorik dan penilaian afektif. Proses penilaian saat pandemi
membutuhkan treatment khusus, agar ketiga ranah penilaian berjalan dengan
baik. Hal tersebut membuat guru harus memilih metode ataupun teknik
pembelajaran yang sesuai dengan keadaan peserta didik.
44

Kurikulum 2013
(revisi 2016)

Standar Standar Proses Standar Isi Standar


Kelulusan Penilaian

Guru Biologi SMA/MA


di Kota Tangerang

Kemampuan guru dalam Kelengkapan dokumen guru


menerapkan standar dalam menerapkan standar
penilaian penilaian

Kesulitan guru dalam


menerapkan standar
penilaian kurikulum 2013
(revisi 2016)

Gambar 2. 3 Bagan Kerangka Berpikir


Keterangan :
: Yang akan diteliti
: Yang tidak diteliti
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di 4 (empat) SMA/MA Kota Tangerang.
Adapun kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil yaitu
Juli 2021-November 2021 tahun ajaran 2021/2022.

B. Metode Penelitian
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan keadaan atau situasi dari objek penelitian, analisisnya
tergantung paradigma yang akan digunakan dan tanpa melakukan pengujian
terhadap hipotesis. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif, yang mendeskripsikan data dengan tujuan menemukan modus atau
persentase,rata-rata, mean, median yang hasilnya ditampilkan dalam bentuk
grafik, diagram atau dalam bentuk tabel.1

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini merujuk pada responden atau informan yang hendak
dimintai sebuah informasi maupun data yang dibutuhkan oleh peneliti.
Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan stratifikasi yang dipilih
dengan bertingkat berdasarkan sekolah yang memiliki nilai UN tertinggi,
sedang, dan terendah di tahun 2019. Selanjutnya peneliti meminta izin dari
sekolah yang nilai UN nya tertinggi, sedang, dan terendah, selain itu mengecek
ketersedian guru untuk dijadikan sampel penelitian. Sampel yang digunakan
pada penelitian ini hanyalah guru saja. Berikut tabel sampel penelitian yang
akan digunakan:

1
Ahmad Tohardi, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial+Plus,(Pontianak: Tanjungpura
University Press,2019), hlm.371.

45
46

Tabel 3. 1 Daftar Sampel Penelitian Sekolah SMA/MA Kota Tangerang


Daerah Sampel Penelitian Keterangan
SMA Nusantara 1 Rata-rata nilai UN Tinggi
SMA Yuppentek 1 Rata-rata nilai UN Sedang
Kota Tangerang
MA Al-Ijtihad Rata-rata nilai UN Sedang
MA Nurul Falah Rata-rata nilai UN Rendah

D. Jenis data dan Sumber Data


1. Jenis Data
Suatu penelitian pada dasarnya bertujuan untuk mencari pemecahan
masalah. Setiap masalah penelitian dapat dipecahkan apabila didukung oleh
data yang akurat dan relevan. Tanpa adanya data yang akurat dan relevan
tujuan dari penelitian tersebut tidak mungkin terwujud. Jenis data yang sering
dipergunakan dalam sebuah penelitian berupa data primer dan data sekunder,
berikut penjelasan data primer dan data sekunder dalam penelitian:
a. Data primer, merupakan data yang langsung diperoleh dari narasumber
pertama melalui observasi ataupun wawancara. Penelitian ini
menggunakan data primer melalui wawancara, observasi tidak
langsung, dan dokumen yang dimiliki oleh responden.
b. Data sekunder, merupakan data pelengkap yang dapat digunakan untuk
memperkaya data agar yang diberikan benar-benar sesuai dengan
harapan peneliti. Artinya data primer yang diperoleh tidak diragukan
karena juga didukung oleh data sekunder. Penelitian ini menggunakan
data sekunder atau data pelengkap hanya melalui kuesioner terbuka
yang diberikan kepada responden guru.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan jenis-jenis formasi yang diperoleh peneliti melalui
subjek penelitiannya dan darimana data tersebut diperoleh. Data yang akan
diperoleh, berhubungan dengan subjek yang akan diteliti. Adapun sumber data
yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari:2

2
Samsu, Metode Penelitian (Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed
Methods, serta Research & Development),(Jambi: Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan
(PUSAKA), 2017), hlm. 94 dan 95.
47

a. Narasumber atau informan merupakan sumber data yang berupa


manusia sangatlah penting perannya sebagai individu yang memiliki
informasi. Penelitian ini menggunakan narasumber hanya guru mata
pelajaran yang berfokus mengenai teknik dan isi dari instrumen
penialain yang dibuatnya.
b. Dokumen atau arsip merupakan sumber data yang sering memiliki
peran penting dalam peneitan kualitatif. Dokumen bisa dalam bentuk
yang beragam dari yang tertulis sederhana hingga dokumen yang
memiliki kapasitas yang kompleks. Penelitian ini menggunakan
dokumen RPP yang lengkap dengan adanya insturmen dan rubrik
penilaian yang digunakan oleh responden guru.3

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi sekolah secara
online melalui web kemendikbud yang memiliki nilai UN tertinggi sampai
dengan terendah. Setelah peneliti melakukan observasi tersebut peneliti
melakukan observasi ketiap-tiap sekolah untuk mengecek ketersedian guru.
2. Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini akan kredibel apabila didukung
oleh foto atau karya tulis akademik yang telah ada. Teknik dokumentasi ini
untuk mendapatkan dokumen terkait RPP dan rubrik atau instrumen standard
penilaian yang digunakan oleh guru yang bersangkutan, dengan tujuan untuk
mengecek kelengkapan dokumen yang dimiliki oleh guru yang bersangkutan.
Dokumentasi ini akan diunggah oleh guru melalui chatting whatsapp ataupun
akan langsung difoto oleh peneliti.
3. Angket
Penelitian ini menggunakan metode survey checklist untuk mengecek
kelengkapan dokumen RPP dan instrumen atau rubrik penilaian yang terdapat

3
H.B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori Dan Terapannya Dalam
Penelitian Edisi 2 ,(Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2006), hlm.57 dan 61.
48

didalam RPP. Serta terdapat pula angket non tes yang disebarkan secara online
melalui google from. Angket ini diberikan kepada 4 guru Biologi di SMA/MA
Kota Tangerang dengan tujuan untuk melihat pemahaman guru mengenai
kurikulum 2013 dan standar penilaian.
4. Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara
semistructured, dengan kategori in-dept interview dengan menemukan
masalah secara lebih terbuka yang sesuai dengan tema.4 Wawancara ini
dilakukan secara daring maupun luring. Jika narasumber mengizinkan untuk
wawancara luring maka wawancara dilakukan dengan mematuhi protokol
kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan jika wawancara
dilakukan secara daring akan dilaksanakan melalui via chatting whatsapp.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa non-tes berupa
kuesioner terbuka, angket lembar observasi instrumen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan angket lembar observasi instrumen penilaian yang
digunakan oleh guru tersebut. Selain itu, untuk menunjang data kesimpulan
yang diharapkan di akhir penelitian ini, digunakan pula instrumen non-tes
lainnya yang berupa pedoman wawancara, dokumentasi RPP, dan lembar
instrumen penilaian guru Biologi yang digunakan oleh guru Biologi. Berikut
uraian instrumen yang digunakan oleh peneliti:
1. Daftar cek
Daftar cek merupakan suatu daftar yang berisi subjek dan aspek yang
diamati. Melalaui daftar cek, peneliti dapat mencatat tiap-tiap kejadian
penting.5 Berikut adalah daftar cek kelengkapan dokumen RPP dan
instrumen penilaian yang digunakan untuk menganalisis kelengkapan
dokumen dengan menggunakan metode survey checklist. Instrumen yang

4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D(Bandung: Alfabeta,
2015), hlm.233.
5
Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan Mixed
Methode (Kuningan: Hidayatul Quran Kuningan, 2019), hlm.75.
49

digunakan di adopsi dari “Supervisi Akademik Dalam Perencanaan


Pembelajaran” Berikut lembar kisi-kisi yang peneliti gunakan:
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Daftar Cek Kelengkapan Dokumen RPP6
Hasil telaah
Tidak Kurang
No Indikator ada/ lengkap/ Lengkap/
tidak kurang sesuai
sesuai sesuai
Identitas RPP
1. Nama Satuan
Pendidikan
1. 2. Mata pelajaran
3. Kelas/semester
4. Materi pokok
5. Alokasi waktu
Kelengkapan komponen RPP
:
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
3. Indikator penilaian
kompetensi
4. Rumusan tujuan
pembelajaran
5. Metode pembelajaran
6. Media pembelajaran
dan sumber belajar
2. 7. Langkah kegiatan
pembelajaran
a. Kegiatan
pendahuluan
b. Kegiatan inti
c. Kegiatan
penutup
8. Penilaian
a. Penilaian
afektif
b. Penilaian
kognitif
6
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia “Bahan
Ajar Pembekalan Keterampilam Supervisi Akademik Dalam Perencanaan Pembelajaran: Disusun
Sebagai Bahan Pembekalan Kepala Sekolah Inti Dalam Program Peningkatan dan Pemerataan
Mutu Kepala Sekolah Melalui Kemitraan Tahun 2019” dapat diakses melalui
https://gtk.kemdikbud.go.id/kemitraan/front/img/unduhan/SUPAK_Perencanaan_Pembelajaran.pd
f
50

Hasil telaah
Tidak Kurang
No Indikator ada/ lengkap/ Lengkap/
tidak kurang sesuai
sesuai sesuai
c. Penilaian
psikomotorik
9. Memuat soal HOTS
Keterangan :
 Jika kurang lengkap komponen dalam RPP :1
 Jika terdapat komponen dalam RPP :2
 Jika tidak lengkap dan tidak terdapat dalam komponen RPP : 0
Selain mengecek hasil kelengkapan dokumen RPP, peneliti juga
mengecek isi dari instrumen penilaian yang telah dibuat oleh responden
guru. Instrumen ini diadopsi dari tesis yang berjudul “Analisis Deskriptif
Penilaian Pembelajaran Biologi SMA Negeri Di Kota Semarang”. Berikut
lembar kisi-kisi penilaian instrumen :
Tabel 3. 3 Lembar Kisi-Kisi Penilaian Instrumen7
No Indikator Hasil telaah

1. Jenis penilaian yang digunakan guru Ya Tidak

Guru membuat instrumen penilaian


2. Ya Tidak
sikap (afektif)

Guru membuat instrumen penilaian


3. Ya Tidak
pengetahuan (kognitif)

Guru membuat instruemn penilaian


4 Ya Tidak
keterampian (psikomotorik)
Keterangan :
- Jika menjawab “Ya” bernilai 1
- Jika menjawab “Tidak” bernilai 0
2. Angket

7
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari Tesis Vita Kusumawati
yang berjudul “Analisis Deskriptif Penilaian Pembelajaran Biologi SMA Negeri Di Kota
Semarang”, Universitas Negeri Semarang.
51

Angket merupakan instrumen penelitian yang berisi serangkaian


pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang
harus dijawab oleh responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya.8
Penelitian ini tidak hanya menggunakan daftar cek kelengkapan dokumen,
peneliti juga menggunakan angket non-tes yang berisi pertanyanan
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan pelaksanaan
guru terhadap standar penilaian. Angket ini diadopsi dari jurnal yang
berjudul “Analisis Deskriptif Penilaian Pembelajaran Biologi SMA Negeri
Di Kota Semarang”. Angket yang di adopsi ini hanya mengambil pada
bagian penilaian saja. Angket ini hanya dijadikan sebagai data pendukung
dari survey ceklist dan wawancara. Berikut lembar kisi-kisi yang peneliti
gunakan:
Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Angket Pemahaman dan Pelaksanaan Guru Dalam
Standar Penilaian.9
Indikator Deskripsi No. Item
Tujuan penilaian 1
Mekanisme penilaian 2
Perencanaan
Pedoman penilaian 3
Format penilaian 4
Penilaian aspek sikap 5,6
Pelaksanaan Penilaian aspek pengetahuan 7,8
Penilaian aspek keterampilan 9,10
Ketuntasan penilaian 11
Pelaporan hasil penilaian aspek
12
pengetahuan dalam bentuk angka
Pelaporan hasil penilaian aspek
13
Pelaporan pengetahuan dalam bentuk deskripsi
Pelaporan hasil penilaian aspek
14
keterampilan dalam bentuk angka
Pelaporan hasil penilaian aspek
15
keterampialan dalam bentuk deskripsi

8
Iwan Hermawan, Loc.cit.
9
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hanya mengambil pada bagian proses
penilaian saja yang diadopsi dari Yudistia Ariany, Ardi, dan Yosi Laila Rahmi, Analisis
Pemahaman Guru IPA se-Kecamatan Lima Kaum Terhadap Pelaksanaan Standar Proses dan
Standar Penilaian Kurikulum 2013, Jurnal Eksata Pendidikan (JEP), Vol. 2 No. 1, 2018.
52

2. Wawancara
Wawacara berisikan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada
guru berguna untuk memperoleh data yang lebih lengkap. Pedoman
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
wawancara dengan bentuk semistructured, dengan kategori in-dept
interview yang bertujuan untuk menemukan masalah secara lebih terbuka,
namun tetap ada batasan sesuai dengan tema. Pada tahap wawancara
peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang
dikemukan oleh informan. Berikut lembar panduan wawancara guru:
Tabel 3. 5 Lembar Kisi-Kisi Panduan Wawancara Guru
Aspek yang ditanyakan
Pemahaman mengenai standar penilaian
Prinsip penilaian
Teknik penilaian
Mekanisme penilaian
Kendala dalam membuat rubrik penilaian dan instrumen penilaian selama
pembelajaran jarak jauh (PJJ)
Kendala dalam melaksanakan penilaian afektif, kognitif, psikomotorik
selama pembelajaran jarak jauh (PJJ)

G. Prosedur Penelitian
1. Tahap pra- penelitian
a. Menyusun instrumen penelitian berupa angket, lembar cek
kelengkapan dokumen intrumen RPP beserta dengan instrumen
penilaian dan pedoman wawancara.
b. Melakukan validasi instrumen kepada dosen pembimbing.
2. Tahap penelitian
a. Melakukan survei cek ketersedian sekolah dan guru yang berada di
SMA/MA Kota Tangerang.
b. Melakukan survei kembali kepada sekolah yang sudah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian disekolah yang
bersangkutan, kemudian mengobservasi RPP dan instrumen
53

penilaian yang digunakan oleh guru yang bersangkutan,


selanjutnya menyebarkan angket dan wawancara dengan guru
tersebut.
c. Menganalisis setiap jawaban berdasarkan lembar cek kelengkapan
dokumen, wawancara dan, angket yang telah dilakukan.
d. Melakukan validasi kembali dari hasil telaah yang sudah dilakukan
kepada dosen pembimbing.
3. Tahap pasca penelitian
a. Menghitung presentase dan mendeskripsikan hasil analisis RPP
dan instrumen penilaian.
b. Menggabungkan data hasil presentase dengan hasil angket non-tes
pemahaman guru terhadap standar penilaian kurikulum 2013
dengan hasil wawancara.
c. Selanjutnya data dipaparkan dalam bentuk pembahasan hasil
penelitian dan kemudian dibuat kesimpulan berdasarkan data
penelitian yang telah dilakukan.

H. Teknik Analisis Data


Menurut Bogdan dan Biklen dalam buku Moleong menyatakan bahwa
analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan dengan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain. 10
Proses analisis data dalam penelitian ini menggunkan model Miles and
Huberman. Miles and Hubermen mengungkapkan bahwa aktvitas dalam
analisis data kuliatatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga data yang kan diperoleh sudah jenuh.

10
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitan Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2016). hlm. 248.
54

Terdapat tiga aktivitas dalam analisis data yang akan dilakukan yaitu : data
reduction, data display, conclusion.11
1. Mereduksi data berarti merangkum, memilah-milah hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya.
2. Penyajian data dalam yang akan digunakan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Penyajian data kualitatif yang sering digunakan oleh peneliti dalam
bentuk teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan
merencankan kelanjutannya berdasarkan apa yang telah difahami oleh
peneliti. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA/MA Kota
Tangerang. Penelitian ini tidak merumuskan hipotesis, akan tetapi
diharapkan dapat menemukan hipotesis. Data yang didapat selanjutnya
dilakukan perhitungan persentase hasil angket dengan rumus sebagai
berikut :
a. Perhitungan hasil analisis kelengkapan dokumen RPP :

Nilai akhir =

Dengan kriteria sebagai berikut :


No Skor Perolehan Kategori
1 90 < A < 100 Amat baik
2 80 < B < 90 Baik
3 70 < C < 80 Cukup
4 <70 Kurang

b. Perhitungan hasil analisis kelengkapan instrumen penilaian:

11
Sugiyono, Op.Cit., hlm. 246.
55

- Skor Maksimum per-indikator:


Afektif : 6 x 1 =1
Kognitif :10 x 1 =10
Psikomotorik : 7 x 1 = 7
Dengan kriteria sebagai berikut :
No Skor Perolehan Kategori
1 90 < A < 100 Amat baik
2 80 < B < 90 Baik
3 70 < C < 80 Cukup
4 <70 Kurang

c. Perhitungan persentase hasil angket pemahaman standar


penilaian:

- Skor Maksimum 4 x 4 = 16
Dengan kriteria sebagai berikut :
No Skor Perolehan Kategori
1 25-50 Kurang
2 51-75 Cukup
3 76-100 Baik

3. Verifikasi data hasil dari data display yang telah melakukan proses
perhitungan persentase selanjutnya akan dianalisis menggunakan
statistik deskriptif dengan mendeskripsikan, menggambarkan,
menguraikan dan menyimpulkan data sehingga mudah dipahami.
Selanjutnya data diverifikasi dan ditarik kesimpulan.12

12
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif (untuk peneitian yang bersifat: eksploratif,
enterpretif,interaktif dan konstruktif) (Bandung: Alfabeta, 2021). hlm.135-141.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa
pada instrumen penilaian ranah afektif memiliki total rata-rata 79,16%
dengan kategori cukup pada materi klasifikasi makhluk hidup dan monera,
sedangkan pada materi sel dan sistem gerak dalam kategori amat baik
(100%). Berdasarkan hasil wawancara reponden guru menerapkan penilaan
afektif dengan melihat keaktifan siswa saat kegiatana pembelajaran
langsung, melakukan absensi, berkomunikasi dengan sopan dan santun,
dan pengumpulan tugas dengan tepat waktu.
Pada instrumen penilaian ranah kognitif memiliki total rata-rata 85%
dengan kategori baik pada materi klasifikasi makhluk hidup dan monera,
sedangkan pada materi sel dan sistem gerak dalam kategori cukup (75%).
Berdasarkan hasil wawancara reponden guru menerapkan penilaian kognitif
dengan memberikan penugasan seperti, mengerjakan tugas dalam bentuk
soal ataupun mencatat dan merangkum materi yang sudah dijelaskan.
Pada instrumen penilaian ranah psikomotorik memiliki total rata-rata
100% dengan kategori amat baik pada materi klasifikasi makhluk hidup
dan monera, sedangkan pada materi sel dan sistem gerak dalam kategori
baik (87,5%). Berdasarkan hasil wawancara reponden guru merasa
kesulitan saat mengambil penilaian psikomotorik pada pembelajaran jarak
jauh. Responden guru melaksanakan kegiatan penilaian psikomotorik
dengan metode observasi, penugasan, maupun praktik. Praktik yang
digunakanpun menyesuaikan kesanggupan dari peserta didik dan tidak
memberatkan peserta didik saat kegiatan pembelajaran jarak jauh.
Proses penilaian terbagi menjadi tiga tahap diantaranya: tahap
perencanaan dalam kategori cukup (71,5%), tahap pelaksanaan dalam
kategori cukup (74,67%), dan tahap pelaporan dalam kategori cukup

92
93

(70,8%). Hal ini dapat disimpulkan responden guru SMA/MA di Kota


Tangerang dalam kategori cukup (72,32%) dalam melaksanakan tahapan
penilaian.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memiliki saran sebagai berikut:
1. Untuk peneliti lain dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam
penelitian selanjutnya. Diharapkan penelitian ini dapat terus
dikembangkan atau diteliti kembali oleh peneliti lainnya sejalan dengan
perkembangan kurikulum dan peraturan kemendikbud selanjutnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wawasan
terhadap guru, kepala sekolah dan pembaca mengenai penerapan
standar penilaian pada pelaksanaan kurikulum 2013 berdasarkan
Permendikbud No. 23 Tahun 2016.
3. Penelitian ini hanya menganalisis isi dari dokumen yang sudah dibuat
atau dikembangkan oleh pendidik berdasarkan dengan acuan atau
pedoman yang sudah ada, serta penerapan penilaian yang dilakukan
oleh pendidik.
DAFTAR PUSTAKA

Aldizar, A. (2017). Ensiklopedia Tematis Mutu Guru Membangun Guru


Kompeten. Surakarta: Sinergi Prima Magna.
Alimuddin. (2014). Penilaian Dalam Kuikulum 2013. Jurnal Prosiding Seminar
Nasional FMIPA UNM Makassar. 1, hal. 23. Makassar: FMIPA UNM
Makassar.
Anwar, R. (2014). Hal-Hal Yang Mendasari Penerapan Kurikulum 2013. Jurnal
Humaniora, 5(1), 97-106.
Ariany, Y., Ardi, & Yosi, L. R. (2018). Analisis Pemahaman Guru IPA Se-
Kecamatan Lima Kaum Terhadap Pelaksanaan Standar Proses dan Standar
Penilaian Kurikulum 2013. Jurnal Eksata Pendidikan, 2(1), 56-63.
Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Daryanto, & Amirono. (2016). Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum
2013. Yogyakarta: Gava Media.
Endrayanto, H. Y., & Yustiana Wahyu Harumurti. (2014). Penilaian Belajar
Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: PT. Kanisius.
Fadillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
H.B.Sutopo. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori Dan
Terapannya Dalam Penelitian Edisi 2. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Hanissya, O. N. (2017). Skripsi: Perubahan Kebijakan Kurikulum 2013 Sebelum
dan Sesudah Revisi Di Sekolah. Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana.
Hermawan, I. (2019). Metodelogi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif,
dan Mixed Methode). Kuningan: Hidayatul Quran Kuningan.
Indonesia, D. J. (2019, Juni). Bahan Ajar Pembekalan Keterampilan Supervisi
Akademik Dalam Perencanaan Pembelajaran: Disusun Sebagai Bahan

94
95

Pembekalan Kepala Sekolah Inti Dalam Program Peningkatan dan


Pemerataan Mutu Kepala Sekolah Melalui Kemitraan Tahun 2019.
Diambil kembali dari
https://gtk.kemdikbud.go.id/kemitraan/front/img/unduhan/SUPAK_Perenc
anaan_Pembelajaran.pdf
Irfan, M. (2020). Analisis Pelaksanaan Penilaian Oleh Guru Biologi SMAN di
Kabupaten Barru. Jurnal Bioma, 2(1), 29-35.
Ismail, M. I. (2020). Evaluasi Pembelajaran: Konsep Dasar, Prinsip, Teknik, dan
Prosedur. Depok: PT. Raja Grafindo.
Kastina, Z. V. (2017). Implementasi Sistem Penilaian Dalam Kurikulum 2013 di
SMA Negeri 2 Pekanbaru. JOM FISIP, 4(1), 4-7.
Kebudayaan, D. P. (2016). Panduan Penilaian: Oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan Sekolah Menengah Atas.
Kebudayaan, D. P. (2017). Panduan Penilaian: Oleh Pendidik Dan Satuan
Pendidikan Sekolah Menengah Atas.
Kebudayaan, M. P. (2016, Juni). Jendela Pendidikan dan Kebudyaan: Empat
Perbaikan Kurikulum 2013 Edisi III/Juni 2016. Media Komunikasi dan
Inspirasi.
Kristanto, P. D., & Paula, G. F. (2020). Pengembangan Soal HOTS (Higher Order
Thingking Skills)terkait Dengan Konteks Pedesaan . PRISMA, Prosiding
Seminar Naional Matematika (hal. 370-376). Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Press.
Kusumawati, V. (2020, Maret 20). Analisis Deskriptif Penilaian Pembelajaran
Biologi SMA Negeri Di Kota Semarang. Diambil kembali dari UNNES
Repository: http://lib.unnes.ac.id/35312/
Moleong, L. J. (2016). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mustopa, A., Jasim, Basri, H., & Barlin, U. C. (2021). Analisis Standar Penilaian
Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan, 9(1), 24-29.
96

Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan


Kedua Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Budaya Nomor. 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
Roostin, E. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan Dan Profesionalisme Guru. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Dasar: Membedah Anatomi Kurikulum 2013 Untuk
Membangun Masa Depan Pendidikan Yang Lebih Baik (hal. 454).
Sumedang: UPI Sumedang Press.
Salamah, U. (2018). Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan. Jurnal Evaluasi,
2(1), 281.
Salinan Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.
Pedoman Umum Pembelajaran.
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah
Samsu. (2017). Metode Penelitian (Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development),. Jambi:
Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan (PUSAKA).
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum Dan Pembelajaran: Teori Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Edisi Pertama. Jakarta:
Kencana.
Sarinah. (2015). Pengantar Kurikulum. Yogyakarta: Deepublish.
Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 20(2), 166-178.
Sudin, A. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press.
97

Sugi. (2019). Menyusun RPP Kurikulum 2013 (Strategi Peningkatan


Keterampilan Guru SMP Menyusun RPP Melalui In House Training).
Semarang: CV. Pilar Nusantara.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sumardi. (2020). Teknik Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar. Sleman: CV.
Budi Utama.
Suryadi, B. (2014). Kesiapan Guru-Guru Madrasah Dalam
Mengimplementasikan Standar Penilaian Pendidikan Untuk Kurikulum
2013 di Jakarta Selatan. Diambil kembali dari
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34437/2/BAM
BANG%20SURYADI.pdf.
Suseno, T. I.-T. (2017). Desain Pengembangan Kurikulum 2013 Di Madrasah.
Depok: Kencana.
Susetyo, Y. F. (2018). Anakku Guru Kehidupanku : Catatan Seorang Psikolog.
Jakarta: Bumi Aksarah.
Sutjipto. (2014). Dampak Pengimplementasian Kurikulum 2013 Terhadap
Performa Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 20(2), 187-188.
Taib, E. N., & Epinovita Taib. (2017). Kompetensi Guru Biologi Dalam
Melaksanakan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Dan Tsanawiyah.
Prosiding Seminar Nasional Biotik. 5, hal. 405. Banda Aceh: Jurnal Ar-
Raniry.
Tohardi, Ahmad. (2019). Pengantar Metodologi Penelitian Sosial+Plus.
Pontianak: Tanjungpura University Press.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wibowo, T. G. (2010). Menjadi Guru Kreatif. Jakarta: Media Maxima.
Yaumi, M. (2017). Edisi Kedua: Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran
Disesuaikan Dengan Kurikulum 2013. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai