SKRIPSI
Oleh
Fikri Rachman
1810305082
MOTO
“Watch your thoughts for they become word, watch your word for they become
actions, watch your actions for they become habits, watch your habits for they
become your character, and watch your character for it becomes your destiny ”
(Margaret Thatcher)
PERSEMBAHAN
Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas ridho-Nya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan terkhusus kepada:
1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Triwibowo Sugeng dan Ibu Sugiyati atas
segala cinta dan kasih sayangnya yang selalu mengalir dalam membesarkan saya
sampai bisa menyandang gelar sarjana. Bersama doa dan dukungannya yang
tidak pernah terputus menjadi sumber kekuatan bagi saya untuk terus melangkah
demi mengukir masa depan yang lebih indah. Teruntuk bapak dan ibuku, semoga
kalian bangga dengan pencapaian anak laki-lakimu.
2. Kakakku tercinta Meika Wibawati, Ririn Monica Candra, Ancas Asri
Wulandari, Ruslan Hulu, Agus Apriawan yang selalu memberikan semangat,
motivasi dan dukungan materiil untuk saya dapat menyelesaikan studi ini.
3. Adik saya tersayang Raisa Aqila Zahra Hulu dan Aprilia Kanzia Ramadhani
yang menjadi penyemangat serta hiburan ketika lelah dalam mengerjakan
skripsi.
4. Almamaterku Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Tidar yang
kubanggakan, terima kasih atas pembelajarannya sebagai bekal hidup saya di
masa yang akan datang.
iv
ABSTRAK
Kebijakan baru yang tercantum dalam kurikulum merdeka tentu ada beberapa aspek
yang berbeda. Perbedaan disini salah satunya terdapat pada perangkat ajar. Pada
kurikulum merdeka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disebut sebagai modul
ajar. Para guru dapat memilih atau bahkan memodifikasi sendiri modul ajar yang
yang sudah disediakan oleh pemerintah pusat.Pengembangan modul ajar perlu
dilakukan guru, karena kedudukan modul ajar yang begitu penting yaitu sebagai
pedoman guru dalam proses pembelajaran. Namun, pada kenyataanya masih
banyak guru yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan modul ajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami guru biologi SMA
dalam mengembangkan modul ajar pada kurikulum merdeka di sekolah penggerak
temanggung. Harapan dengan disusunnya penelitian ini, dapat memberikan
gambaran dan informasi mengenai kesulitan apa saja yang dialami guru biologi
dalam mengembangkan modul ajar dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kesulitan guru biologi dalam mengembangkan modul ajar pada sekolah penggerak
di Kabupaten Temanggung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif. Subjek penelitian yang diambil yaitu populasi guru biologi kelas X dan
XI pada SMA 2 Temanggung, SMA 1 Candiroto, dan SMA 1 Pringsurat. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian meliputi observasi,
wawancara, dan angket. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan guru
biologi dalam mengembangkan modul ajar yaitu 45%. Tingkat kesulitan terdapat
pada indikator analisis dan pemetaan kebutuhan peserta didik, menentukan dimensi
profil pelajar pancasila, kejelasan tujuan pembelajaran, pengorganisasian materi
ajar, menentukan model pembelajaran, menentukan dan melaksanakan asesmen,
evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut modul ajar, serta kesulitan dalam
menganalisis capaian pembelajaran yang akan diturunkan menjadi modul ajar.
Faktor-faktor yang menjadi kesulitan guru biologi dalam mengembangkan modul
ajar kurikulum merdeka pada sekolah penggerak yaitu (1) Banyaknya Peserta
Didik, (2) Kesulitan Membaca CP, (3) Materi Yang Begitu Singkat Dan Tidak
Tersistematis, (4) Keterbatasan Waktu, (5) Minimnya Referensi Pelaksanaan
Asesmen, (6) Tingkat Penguasaan Teknologi. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kesulitan guru biologi SMA dalam mengembangkan modul ajar pada
kurikulum merdeka di sekolah penggerak Temanggung tergolong dalam kategori
“cukup” yang didukung oleh beberapa faktor yang melandasi kesulitan
pengembangan modul ajar kurikulum merdeka.
v
ABSTRACT
Rachman, Fikri (2023). "An Analysis of The Difficulties of High School Biology
Teachers in Developing Teaching Modules in The Independent
Curriculum at The Temanggung Driving School". Thesis. Biology
Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education,
Tidar University. Advisor I Ericka Darmawan, M.Pd. Advisor II Ika
Sukmawati, M.Pd.
The new policies listed in the independent curriculum have several different
aspects. One of the differences here is in the teaching tools. In the independent
curriculum, the Learning Implementation Plan is referred to as the teaching
module. Teachers can choose or modify the teaching modules provided by the
central government. The development of teaching modules needs to be done by the
teachers, since the position of teaching modules is so important, namely as a
teacher's guide in the learning process. However, in reality, many teachers
experience difficulties in developing teaching modules. This study aims to
determine the difficulties experienced by high school biology teachers in developing
teaching modules for the independent curriculum at the School Mover in
Temanggung. It was hoped that the preparation of this research, it could provide
an overview and information regarding the difficulties experienced by biology
teachers in developing teaching modules and the factors that cause difficulties for
biology teachers in developing teaching modules at School Mover in Temanggung
Regency. This study used qualitative research methods. The research subjects were
the population of biology teachers in classes X and XI at SMA 2 Temanggung, SMA
1 Candiroto, and SMA 1 Pringsurat. Data collection techniques used in research
include observation, interviews, and questionnaires. The results of this study
showed that the difficulties of biology teachers in developing teaching modules
were 45%. The level of difficulty is found in the indicators of analyzing and mapping
the needs of students, determining the dimensions of the Pancasila student profile,
clarity of learning objectives, organizing teaching materials, determining learning
models, determining and carrying out assessments, evaluating learning, and
following up on teaching modules, as well as difficulties in analyzing learning
outcomes that will be reduced to a teaching module. The factors that become a
difficulty for biology teachers in developing independent curriculum teaching
modules at School Mover are (1) the number of students, (2) difficulty reading CP,
(3) material that is so short and not systematic, (4) time constraints, (5) The lack of
references for the implementation of the assessment, and (6) the level of mastery of
technology. Thus, it can be concluded that the difficulties of high school biology
teachers in developing teaching modules in the independent curriculum at the
Temanggung driving school belong to the "sufficient" category, which is supported
vi
by several factors that underlie the difficulties in developing independent
curriculum teaching modules.
vii
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya.
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada Dr.
Ericka Darmawan, M.Pd dan Ika Sukmawati, M.Pd selaku dosen pembimbing yang
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah
1. Dr. Ahmad Muhlisin, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
viii
3. Shefa Dwi Jayanti, M.Pd. dan Dr. Setiyo Prajoko, M.Pd. selaku validator ahli
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan
5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
penelitian.
8. Kedua orang tuaku tercinta untuk setiap lantunan doa, cinta, nasihat, dukungan,
kasih sayang dan semuanya yang selalu mengiringi langkahku. Dan kakakku
keberhasilanku.
ix
10. Kepada Wahyu Putri Ambar Arum yang telah memberikan waktu, tenaga serta
pikiran untuk saya serta telah menemani dalam penyusunan skripsi ini. Saya
11. Teman saya Wimba Kamaludin yang sudah membantu dalam pelaksanaan
penelitian, serta terima kasih atas fasilitas, dukungan materiil dan waktu yang
selalu diberikan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Keluarga Magelang sekaligus rekan baik saya selama di Magelang Ambar
Gautama, Rizki Wahyuda, Evan Revandi, Ici, Felix Alexander, Pepi, Jawat,
skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah dengan tulus
skripsi ini.
Fikri Rachman
x
DAFTAR ISI
LAMPIRAN .......................................................................................................... 70
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
dilakukan demi perbaikan kualitas sumber daya manusia pada suatu bangsa (Afista
dan Huda, 2020). Pada dasarnya kedudukan sistem pendidikan menjadi pondasi
utama dalam suatu pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam sistem
dalam dunia pendidikan yang memiliki ciri-ciri baru dibandingkan dengan yang
telah ada sebelumnya (Ningsih, 2014). Dalam hal ini yang dimaksud inovasi dalam
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan
pada berbagai jenis dan tingkat sekolah (Pranata, 2020). Tujuan pendidikan dan
kegiatan belajar mengajar, input peserta didik, kompetensi pendidik tersebut adalah
sebagai pemberi arah untuk tercapainya tujuan pendidikan tertentu, sehingga dapat
yang begitu penting maka upaya penyempurnaan kurikulum terus dilakukan oleh
1
2
kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya yang rutin dan dilakukan setiap
Kebijakan baru yang tercantum dalam kurikulum merdeka tentu ada beberapa
aspek yang berbeda. Perbedaan disini salah satunya terdapat pada perangkat ajar.
Modul ajar sendiri suatu implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang
dipelajari dengan tujuan pembelajaran yang jelas. Menurut Nesri (2020) modul ajar
demikian guru perlu mengetahui dan memahami konsep dari modul ajar yang akan
Para guru dapat memilih atau bahkan memodifikasi sendiri modul ajar yang
yang sudah disediakan oleh pemerintah pusat (Syahriah, 2022). Akan tetapi,
modifikasi yang dilakukan harus sesuai dengan koridor serta menyesuaikan modul
ajar dengan karakter dan kondisi peserta didik serta lingkungan. Menurut panduan
demikian guru tidak hanya bergantung dengan modul ajar yang disediakan oleh
Secara ideal, guru perlu menyusun modul ajar dengan maksimal. Ini sesuai
mendorong peran guru baik dalam pengembangan kurikulum maupun dalam proses
pembelajaran. Guru harus mampu menjadi tutor, fasilitator, dan pemberi inspirasi
bagi peserta didik sehingga bisa memotivasi peserta didik dalam implementasi
Pengembangan modul ajar perlu dilakukan guru, karena kedudukan modul ajar
yang begitu penting yaitu sebagai pedoman guru dalam proses pembelajaran.
Namun, pada kenyataanya masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam
mengembangkan modul ajar. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang telah
ajar kurikulum merdeka masih terbilang rendah. Hal ini dikarenakan masih di awal
informasi.
dilakukan penelitian lebih lanjut terutama pada guru yang ada di sekolah penggerak.
Hal ini dikarenakan sekolah penggerak sebagai contoh bagi sekolah lain dalam
baik dalam implementasi kurikulum merdeka bagi sekolah lain. Lebih lanjut
merdeka diharapkan menjadi contoh dan menjadi rujukan bagi sekolah lain, terkait
pengembangan modul ajar pada kurikulum merdeka. Maka sudah seharusnya guru
yang tergabung dalam sekolah penggerak memiliki andil besar salah satunya dalam
seluruh guru biologi sudah melakukan pengembangan pada modul ajar. Namun
masih terdapat kesulitan yang dialami guru biologi dalam mengembangkan modul
ajar. Faktor kesulitan yang dialami guru di ketiga sekolah tersebut yaitu kurikulum
merdeka baru berjalan 2 tahun sehingga guru perlu adaptasi untuk memahami
dan evaluasi modul ajar yang akan dikembangkan serta banyaknya jumlah peserta
didik.
meningkatkan pembelajaran yang efektif jika tidak disandingkan dengan modul ajar
yang lengkap serta peserta didik sulit memahami materi karena apa yang
disampaikan guru tidak sistematis (Maulida, 2022). Dalam hal ini guru perlu
apalagi ketiga sekolah tersebut merupakan Sekolah Penggerak yang akan menjadi
contoh bagi sekolah lain salah satunya dalam mengembangkan modul ajar.
lebih lanjut kesulitan yang dialami guru biologi dalam mengembangkan modul ajar
memberikan gambaran dan informasi mengenai kesulitan yang dialami guru biologi
penelitian yang akan disusun berjudul “Analisis Kesulitan Guru Biologi SMA
Penggerak Temanggung”.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang dapat
1. Apa saja kesulitan yang dialami guru biologi SMA dalam mengembangkan
2. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan yang dialami guru
1. Untuk mengetahui apa saja kesulitan yang dialami guru biologi dalam
Temanggung.
1. Manfaat teoritik
8
2. Manfaat praktik
a. Bagi guru
ajar yang sesuai, serta sebagai acuan dalam memberikan gambaran hasil dan
b. Bagi sekolah
Dapat memberikan informasi tentang kesulitan yang dialami guru biologi dalam
Penggerak Temanggung.
c. Bagi peneliti
yang dialami guru biologi dalam mengembangkan modul ajar, serta dapat
2.1.1 Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu curir dan curere yang
merupakan istilah bagi tempat berpacu dan berlari (Oktaviani dan Wulandari,
2019). Dengan kata lain, rute tersebut harus dipatuhi dan dilalui oleh para
terdiri dari isi dan materi-materi pelajaran. Dalam makna yang lebih luas,
psikomotor.
Nadiem Makarim adalah merdeka belajar. Esensi merdeka belajar adalah menggali
potensi terbesar guru maupun peserta didik untuk berinovasi serta meningkatkan
kualitas pembelajaran (Saleh, 2020). Merdeka belajar memiliki tujuan agar guru
dan peserta didik dapat memiliki suasana yang menyenangkan saat pembelajaran.
Selain itu, guru memiliki keleluasaan dalam memilih perangkat ajar sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
9
10
dan menghormati atau merespons perubahan yang terjadi (Nasution, 2022). Dalam
konsep kurikulum merdeka belajar guru dan peserta didik secara bersama-sama
akan menciptakan konsep pembelajaran yang lebih aktif dan produktif bagi guru
maupun peserta didik (Manalu dkk., 2022). Guru tidak lagi mendominasi dalam
aspek pembelajaran, akan tetapi peserta didik juga terlibat aktif dalam
pembelajaran. Dalam hal ini bukan berarti guru tidak memiliki peran yang besar,
peserta didik secara tes tertulis atau dapat menggunakan penilaian lain yang
karakter.
ajar.
yang fleksibel dan berfokus pada materi esensial yang berbasis proyek untuk
Hattarina., dkk (2022) terdapat karakteristik besar yang terdapat pada kurikulum
Sekolah Penggerak adalah sebutan bagi sekolah hasil seleksi dan telah
memenuhi persyaratan dan lulus seleksi (Anwar, 2023). Sekolah penggerak adalah
sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar peserta didik secara
kognitif (literasi dan numerasi) serta non kognitif (karakter) yang diawali dengan
Program Sekolah Penggerak terdiri dari lima intervensi yang saling terkait dan
tidak bisa dipisahkan. Menurut Syafi’i (2022) terdapat lima intervensi pada
5. Digitalisasi sekolah
dengan model capaian pembelajaran yang lebih sederhana dan holistik. Guru
pembelajaran.
kepala sekolah dan guru dalam pengelolaan sekolah untuk meningkatkan hasil
(Matnuh, 2017). Biologi merupakan salah satu ilmu sains yang mempelajari tentang
merupakan seorang pendidik profesional yang ahli dalam bidang biologi. Mengajar
pelajaran biologi tidak cukup jika hanya mengetahui tentang makhluk hidup saja.
Namun juga harus memiliki pengetahuan mengenai metode ilmiah dan dapat
guru telah mendapat pengakuan oleh Undang- Undang Sisdiknas No. 20/2003.
Menurut Salim (2021) bahwa guru adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi,
melalui kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu memahami setiap
yang berlaku. Lebih lanjut Sadewa (2022) menjelaskan bahwa berhasil atau
belajar yang berarti guru ditekankan mampu untuk bersikap aktif, kreatif dan
inovatif serta terampil. Arviansyah dan Shagena (2022) mengatakan bahwa guru
sebagai penggerak belajar tidak hanya bisa mengajar dengan efektif, namun juga
dengan peserta didik. Dalam hal ini guru di kurikulum merdeka memiliki peran
untuk membuat suasana kelas efektif serta membuat peserta didik merasa baik,
Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan
Dalam modul ajar pada kurikulum merdeka terdapat beberapa konsep yang
menjadi landasan pada modul ajar. Menurut Wijayanti (2022) terdapat konsep
sebagai sasaran.
3) Modul ajar dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses
penyusunan.
persiapan pembelajaran.
5) Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan
kebutuhan.
16
Dalam modul ajar terdapat beberapa kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah.
Menurut Marlina (2023) terdapat 4 kriteria yang harus dimiliki modul ajar
1) Esensial
Pemahaman konsep dari mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas
disiplin.
sehingga tidak terlalu kompleks, dan tidak terlalu mudah pada tahap usianya.
didik sebelumnya, dan sesuai konteks di tempat dan situasi peserta didik
berada.
4) Berkesinambungan
Terdapat keterkaitan antara alur kegiatan dengan fase belajar peserta didik.
Modul ajar dilengkapi dengan komponen yang menjadi hal fundamental dalam
didik
4) Sarana dan prasarana. sebagai fasilitas dan media yang dibutuhkan guru dan
5) Target peserta didik. Guru dapat membuat modul ajar sesuai dengan kondisi
Sementara pada komponen inti meliputi beberapa poin adalah sebagai berikut.
1) Tujuan pembelajaran.
2) Pemahaman bermakna.
3) Pertanyaan pemantik.
5) Asesmen pembelajaran.
1) Melakukan analisis pada peserta didik, guru, dan satuan pendidikan terkait
situasi dan kebutuhanya. Pada tahap ini guru melakukan identifikasi apa saja
kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran. Sehingga modul ajar yang akan
kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran. Pada tahap ini guru akan
yang akan dicapai. Pada tahap ini guru dapat mengidentifikasikan kebutuhan
profil pelajar pancasila dapat dicapai dengan projek. Oleh karena itu guru
pembelajaran (RPP).
5) Mendesain jenis, teknik, dan instrumen asesmen. Pada tahap ini guru
Sebagai bahan referensi pada penelitian ini, maka peneliti mengambil beberapa
rujukan dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan analisis kesulitan yang
dialami guru biologi dalam mengembangkan modul ajar. Beberapa referensi antara
lain, penelitian yang dilakukan Erni (2019) dan Nurasiah (2018), menunjukan
karakteristik peserta didik dan materi ajar, guru mengalami kesulitan dalam
membuat media sendiri, guru mengalami kesulitan dalam menyesuaikan materi ajar
media yang sesuai dengan materi dan ketersediaan fasilitas yang mendukung,
memunculkan anggapan dari mahapeserta didik calon guru bahwa akan lebih baik
peserta didik, mendorong peserta didik untuk aktif dalam bertanya, memberikan
umpan balik yang mampu mendorong peserta didik untuk semangat belajar.
Hambatan pada fase evaluasi seperti paradigma asesmen pendahuluan yang belum
Pembelajaran, dan Alur Tujuan Pembelajaran). Selain itu, guru kesulitan seperti,
menentukan metode yang sesuai dengan tujuan kurikulum merdeka dan materi yang
dikarenakan kesulitan dalam menganalisis hasil asesmen secara cepat dan tepat.
21
mengembangkan perangkat ajar serta dengan adanya perubahan pada perangkat ajar
menjadi modul ajar pada kurikulum merdeka. maka sangat mendukung untuk
Temanggung”.
yang tepat guna menciptakan pembelajaran yang efektif, kondusif serta bermakna.
Dalam definisi modul ajar adalah sebagai alur atau acuan yang nantinya akan
dilaksanakan pada proses pembelajaran. Seorang guru perlu membuat modul ajar
untuk dijadikan pedoman selama proses pembelajaran, dengan hal ini guru akan
mengerti misi apa saja yang nanti akan dilakukan saat proses pembelajaran
dalam mengembangkan modul aja. Hal ini disebabkan karena kurikulum merdeka
masih terbilang baru sehingga guru tidak cukup banyak memahami alur dalam
gambar 2.1.
23
METODE PENELITIAN
fenomena yang sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan tanpa ada intervensi
apapun. Adapun jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu deskriptif.
instrumen. Jenis penelitian ini mempunyai tujuan utama untuk membuat gambaran
dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi saat
ini, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan
informasi yang diperoleh sesuai dengan fakta dilapangan mengenai kesulitan yang
berbicara tentang unit analisa, yaitu subjek menjadi sasaran penelitian. Dalam
24
25
penelitian kualitatif, subjek penelitian sering kali dikenal dengan istilah informan.
informasi oleh peneliti yang akan memberikan informasi secara akurat untuk
melengkapi data penelitian (Hardani dkk, 2020). Sehingga melalui informan akan
didapatkan sebuah data sesuai dengan target penelitian yang disusun oleh peneliti.
Adapun subjek penelitian ini yaitu guru biologi yang mengajar pada sekolah
dan SMA 1 Pringsurat. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi guru biologi
Pringsurat. Pada penelitian ini menggunakan subjek guru fase E kelas X dan fase F
XI. Objek penelitian ini yaitu modul ajar yang disusun oleh guru biologi SMA 2
menjawab masalah penelitian. Sumber data adalah subjek tempat asal data
diperoleh, dapat berupa bahan pustaka, atau orang (informan atau responden)
(Mahmud, 2011). Adapun beberapa sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi:
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari subjek
sebelumnya. Data primer dianggap lebih akurat karena data ini disajikan secara
penelitian dari hasil observasi, wawancara, dan pengisian angket yang diisi
26
langsung oleh guru biologi di SMA 2 Temanggung, SMA 1 Candiroto, dan SMA
b. Data sekunder
alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian merupakan unsur terpenting
dalam penelitian karena berfungsi sebagai alat atau sarana pengumpulan data
aspek yang diteliti agar memperoleh data yang akurat. Pada penelitian ini Instrumen
a. Lembar observasi
modul ajar. Dalam penelitian ini observasi melibatkan objek dan subjek. Objek
berupa modul ajar guru, dan subjeknya guru SMA Biologi kelas X dan XI dalam
pembelajaran.
27
b. Lembar wawancara
tidak terbatas dan tidak terikat jawabanya. Pedoman wawancara digunakan oleh
peneliti untuk mendapatkan informasi dan data dari informan melalui tanya
c. Angket
Temanggung yang kemudian diisi langsung oleh subjek penelitian tanpa ada
validasi instrumen agar instrumen yang digunakan layak sesuai dengan kondisi
kesahihan suatu instrumen (Imam, 2018). Instrumen dapat dikatakan valid atau
tersebut untuk diujikan kevalidannya oleh validator ahli. Validator ahli ini
adalah dua dosen program studi pendidikan biologi yang memiliki keahlian
28
aspek penilaian yang divalidasi sebagai berikut: 1). Aspek penilaian pada
dirumuskan, ketepatan yang dapat menjawab tujuan penelitian, isi yang dapat
menggali informasi; 3). Aspek penilaian pada Angket, kejelasan butir dan
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan sebuah data atau informasi yang terstruktur, sistematis dan akurat
penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang telah divalidasi
a. Observasi
suatu fenomena atau kejadian. Pada penelitian ini, peneliti mengamati secara
melalui pengamatan modul ajar yang telah dikembangkan oleh guru dengan
b. Wawancara
jawaban dan faktor penyebab kesulitan yang dialami guru dalam pengembangan
modul ajar.
c. Angket
Pada penelitian ini pedoman angket digunakan untuk memperoleh data yang
apa saja kesulitan yang dialami guru biologi dalam mengembangkan modul ajar.
pilihan jawaban yang sudah tersedia. Adapun pilihan jawaban yang tersedia
yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak
pernah (TP).
berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga data yang dihasilkan jenuh
30
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sampai datanya mencapai tahap jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
reduksi, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Adapun langkah-
a. Reduksi data
observasi dan wawancara. Jawaban yang tidak mengarah pada kesulitan yang
dialami guru dalam mengembangkan modul ajar tidak akan dipakai atau
dianalisis lebih lanjut supaya peneliti tidak mengalami kesulitan dalam membuat
kesimpulan.
b. Penyajian data
pengambilan tindakan (Rijali, 2019). Penyajian data akan menjadikan data yang
penelitian. Teks yang yang bersifat naratif adalah yang paling sering digunakan
c. Penarikan kesimpulan
disimpulkan sehingga makna data dapat diketahui dalam bentuk narasi dan
lebih tepat.
d. Angket
Pada penelitian ini kedudukan angket dalam analisis data bertujuan untuk
pada kurikulum merdeka. Pada penelitian ini menggunakan skala likert adapun
Keterangan:
diperoleh digunakan kriteria, namun dalam penelitian ini, kriteria dari Arikunto
menjadi negatif. Semakin tinggi skor yang didapat maka memproleh kriteria
sangat rendah, sebaliknya semakin rendah skor yang didapat maka memperoleh
kriteria sangat tinggi. Adapun kriteria deskriptif persentase dapat dilihat pada
tabel 3.2.
Pada tabel 3.2 merupakan kriteria yang merujuk tingkat kesulitan yang dialami
guru biologi pada aspek pengembangan modul ajar pada kurikulum merdeka.
Adapun kriteria diantaranya tinggi sekali, tinggi, cukup, rendah, dan rendah sekali.
Pada kriteria sangat rendah menunjukan bahwa guru tidak memiliki kesulitan dalam
memiliki sedikit kesulitan dalam mengembangkan modul ajar yang masih dapat
33
dikontrol oleh guru. Pada kriteria cukup menunjukan bahwa guru biologi
dalam mengembangkan modul ajar. Pada kriteria sangat tinggi menunjukan bahwa
ajar.
DAFTAR PUSTAKA
Adha, A. S., & Gusti, A. (2023). Perbandingan Efektivitas Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN
008 Samarinda Ulu. Indopedia. Jurnal Inovasi Pembelajaran dan
Pendidikan, 1(2), 340-345.
Afista, Y., & Huda, S. A. A. (2020). Analisis Kesiapan Guru PAI dalam
Menyongsong Kebijakan Merdeka Belajar. JoEMS (Journal of Education
and Management Studies), 3(6), 53-60.
Anwar, R. N. (2023). Pelatihan Penyusunan Modul Ajar Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila pada Satuan Pendidikan Program Sekolah Penggerak.
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 102-109.
Ardianti, Y., & Amalia, N. (2022). Kurikulum Merdeka: Pemaknaan Merdeka
dalam Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pendidikan, 6(3), 399-407.
Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Aritonang, I. B., & Armanto, D. (2022). Peran Guru Dalam Merdeka Belajar untuk
Meningkatkan Pembelajaran Matematika Peserta didik di Era Pandemic
Covid-19. Prosiding Pendidikan Dasar, 1(1), 302-311.
Arviansyah, M. R., & Shagena, A. (2022). Efektivitas dan Peran Guru dalam
Kurikulum Merdeka Belajar. Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 17(1),
40-50.
Ayundasari, L. (2022). Implementasi pendekatan multidimensional dalam
pembelajaran sejarah Kurikulum Merdeka. Sejarah dan Budaya: Jurnal
Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 16(1), 225-234.
Cantika, V. M. (2022). Prosedur Pengembangan Kurikulum (kajian literatur
manajemen inovasi kurikulum). Inovasi Kurikulum, 19(2), 171-184.
Daga, A. T. (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah
Dasar. Jurnal Education FKIP UNMA, 7(3), 1075–1090.
Efyanto, D. (2021). Analisis Penerapan Kebijakan Merdeka Belajar pada
Kurikulum SMK (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Malang).
Erni. (2019). Analisis Kemampuan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013.
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 5(2), 60-65.
Faiz, A., Pratama, A., & Kurniawaty, I. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam
Program Guru Penggerak pada Modul 2.1. Jurnal Basicedu, 6(2), 2846–
2853.
Fibra, N. P., & Indrawadi, J. (2021). Kendala-Kendala dalam Penyusunan dan
Pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Program Merdeka
Belajar. Journal of Education, Cultural and Politics, 1(2), 70-76.
64
65
Rani, N., & Mujianto, G. (2023). Peningkatan Hasil Belajar IPAS Materi
Transformasi Energi melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning
Pada Kelas IV Sekolah Dasar. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar, 8(1), 1529-1543.
Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu
Dakwah, 17(33), 81-95.
Rindayati, E., Putri, C. A. D., & Damariswara, R. (2022). Kesulitan Calon Pendidik
dalam Mengembangkan Perangkat Pembelajaran pada Kurikulum
Merdeka. PTK: Jurnal Tindakan Kelas, 3(1), 18-27.
Rosadi, H. Y., & Andriyani, D. F. (2021). Tantangan Menjadi Guru BK dengan
Kurikulum Merdeka Belajar di Masa Pandemi COVID-19. Prosiding
Konstelasi Ilmiah Mahapeserta didik Unissula (KIMU) Klaster Humaniora,
1(69), 5-24.
Sabariah, H., Ridha, Z., & Khairudin, Y. M. (2022). Sosialisasi Kurikulum 2013,
Kurikulum Merdeka Belajar dan RPP di SD IT Makmuniyyah Tanjung Pura
Langkat. Jurnal Akses, 14(1), 1-9.
Sadewa, M. A. (2022). Meninjau Kurikulum Prototipe melalui Pendekatan
Integrasi-Interkoneksi Prof M Amin Abdullah. Jurnal Pendidikan dan
Konseling, 4(1), 266-280.
Saleh, M. (2020). Merdeka Belajar di Tengah Pandemi Covid-19. In Prosiding
Seminar Nasional Hardiknas, 8(1), 51-56.
Salim, N. (2012). Implementasi Kebijakan Peningkatan Profesionalisme Guru SMP
Negeri 4 Kabupaten Magetan. (Doctoral dissertation, University of
Muhammadiyah Malang).
Sari, A. D. P. (2023). The Teacher Constraints In Implementation of Independent
Curriculum at SD Negeri Unggul Lampeuneurut Aceh Besar Tahun 2022.
Jurnal Ilmiah Mahapeserta didik Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 8(2), 60-
68.
Sasmita, E., & Darmansyah, D. (2022). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kendala
Guru dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka (Studi Kasus: Sdn 21 Koto
Tuo, Kec. Baso). Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 5545-
5549.
Savitri, D. I. (2020). Peran Guru SD di Kawasan Perbatasan pada Era Pembelajaran
5.0 dan Merdeka Belajar. In Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 1(2),
274-279.
Setyosari, H. P. (2016). Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:
Prenada Media.
Sinsyi, M. M., & Setiadi, Y. (2021, November). Perbedaan Kualitas Sekolah
Unggulan di Kabupaten Banyuwangi Setelah diberlakukannya Sistem
Zonasi Studi Kasus di SMPN 1 Banyuwangi. In Seminar Nasional Official
Statistics, 2021, (1), 705-714.
69
LAMPIRAN
71
87
dicantumkan dalam modul
ajar
Subjek 6 Banyaknya istilah baru Wawancara
pada modul ajar kurikulum
merdeka
2 Subjek 1 Menurut bapak/ Perlu Karena diberi Wawancara
ibu apakah perlu kebebasan untuk
mengembangkan menyesuaikan kebutuhan
Subjek 2 modul ajar? Apa Iya perlu, dan harus sesuai Wawancara
alasannya? dengan kondisi yang ada
Subjek 3 Perlu karena mengikuti Wawancara
kondisi sekitar
Subjek 4 Perlu, supaya sesuai dan Wawancara
tercapai tujuan
pembelajarannya
Subjek 5 Perlu, karena berbasis Wawancara
merdeka belajar
Subjek 6 Perlu, melihat karakter Wawancara
peserta didik yang berbeda
setiap individunya
3 Subjek 1 Menurut bapak/ Komponen umum, Wawancara
ibu apa saja komponen inti, dan
komponen yang lampiran
ada dalam modul Guru mencantumkan Observasi
ajar? tujuan pembelajaran,
langkah-langkah
pembelajaran, dan
asesmen.
88
Subjek 2 Pertanyaan pemantik dan Wawancara
prasyarat menjadi
komponen wajib
Guru mencantumkan Observasi
tujuan pembelajaran,
langkah-langkah
pembelajaran, dan
asesmen.
Subjek 3 Komponen utama, inti, dan Wawancara
lampiran
Guru mencantumkan Observasi
tujuan pembelajaran,
langkah-langkah
pembelajaran, dan
asesmen.
Subjek 4 Komponen utama, inti, dan Wawancara
lampiran
Guru mencantumkan Observasi
tujuan pembelajaran,
langkah-langkah
pembelajaran, dan
asesmen.
Subjek 5 Utama, inti, lampiran dan Wawancara
asesmen
Guru mencantumkan Observasi
tujuan pembelajaran,
langkah-langkah
89
pembelajaran, dan
asesmen.
Subjek 6 Komponen utama, inti dan Wawancara
lampiran
Guru mencantumkan Observasi
tujuan pembelajaran,
langkah-langkah
pembelajaran, dan
asesmen.
4 Subjek 1 Langkah- langkah Apakah bapak/ Iya, terkadang kami hanya Wawancara Melaksanakan
dalam ibu kesulitan melihat peserta didik pada asesmen diagnosis dan
mengembangkan dalam saat proses pembelajaran memetakan kebutuhan
modul ajar menganalisis Guru melakukan asesmen Observasi peserta didik dinilai
kondisi diagnosis dan tidak sulit karena
kebutuhan membuat dokumen banyaknya jumlah
peserta didik? pemetaan peserta didik. peserta didik, serta
Subjek 2 Jika iya, apa saja Iya, karena peserta didik Wawancara dengan adanya sistem
faktornya? yang semakin beragam zonasi membuat guru
dengan adanya sistem kesulitan dalam
zonasi memetakan kebutuhan
Guru melakukan asesmen Observasi peserta didik
diagnosis dan membuat
dokumen pemetaan peserta
didik.
Subjek 3 Iya, karena waktu yang Wawancara
terbatas untuk melakukan
pemetaan kebutuhan
peserta didik
90
Guru melakukan asesmen Observasi
diagnosis dan tidak
membuat dokumen
pemetaan peserta didik
Subjek 4 Iya,karena belum adanya Wawancara
moving class
Guru tidak melakukan Observasi
asesmen diagnosis dan
tidak membuat dokumen
pemetaan peserta didik
Subjek 5 Tidak Wawancara
Guru tidak melakukan Observasi
asesmen diagnosis dan
tidak membuat dokumen
pemetaan peserta didik
Subjek 6 Iya, apalagi saya guru satu- Wawancara
satunya sehingga saya
mengajar semua kelas
Guru melakukan asesmen Observasi
diagnosis dan guru tidak
membuat dokumen
pemetaan peserta didik
5 Subjek 1 Apakah bapak/ Iya, karena bingung Wawancara Guru mengalami
ibu kesulitan semisal memilih profil kesulitan dalam
untuk pelajar pancasila mandiri. menentukan dimensi
menentukan Mandiri yang dimaksud profil pelajar pancasila
dimensi profil seperti apa karena guru menilai
91
pelajar pancasila? Guru mencantumkan Observasi standard dari dimensi
Jika iya, apa saja dimensi profil pelajar profil pancasila tidak
faktornya? pancasila dan guru ada, kesulitan karena
menentukan dimensi profil harus menyesuaikan
pancasila yang karakter peserta didik
memungkinkan untuk dan materi ajar serta
dikembangkan tidak menelaah
Subjek 2 Tidak, tinggal menentukan Wawancara dimensi yang
saja yang sekiranya cocok memungkinkan untuk
dengan materi dikembangkan.
Guru mencantumkan Observasi
dimensi profil pelajar
pancasila dan guru
menentukan dimensi profil
pelajar pancasila yang
memungkinkan untuk
dikembangkan.
Subjek 3 Tidak, karena diberi Wawancara
kebebasan
Guru mencantumkan Observasi
dimensi profil pelajar
pancasila dan guru
menentukan dimensi profil
pelajar pancasila yang
memungkinkan untuk
dikembangkan.
92
Subjek 4 Iya, karena pendamping Wawancara
proyek berbeda dengan
guru mata pelajaran
Guru mencantumkan Observasi
dimensi profil pelajar
pancasila dan guru
menentukan dimensi profil
pelajar pancasila yang
memungkinkan untuk
dikembangkan.
Subjek 5 Iya, karena harus Wawancara
menentukan yang mungkin
harus dikembangkan
Guru mencantumkan Observasi
dimensi profil pelajar
pancasila dan guru
menentukan dimensi profil
pelajar pancasila yang
memungkinkan untuk
dikembangkan.
Subjek 6 Iya, karena menyesuaikan Wawancara
topic materi juga
Guru mencantumkan Observasi
dimensi profil pelajar
pancasila dan guru
menentukan dimensi profil
pelajar pancasila yang
93
memungkinkan untuk
dikembangkan.
6 Subjek 1 Apakah bapak/ Iya, karena adanya materi Wawancara Guru merasa kesulitan
ibu kesulitan prasyarat kompetensi awal dan
dalam Guru menentukan tujuan Observasi tujuan pembelajaran
menentukan pembelajaran dan tujuan karena adanya materi
kompetensi awal pembelajaran sesuai prasyarat yang bahan
dan menentukan dengan CP, namun tidak materinya tidak ada
tujuan mencantumkan kompetensi dalam buku yang
pembelajaran? awal diberikan oleh
Subjek 2 Jika iya, apa saja Iya, karena materi yang Wawancara pemerintah, tidak
faktor terlalu singkat lengkapnya materi
kesulitannya? Guru menentukan tujuan Observasi yang diberikan serta
pembelajaran dan tujuan guru kesulitan dalam
pembelajaran sesuai menentukan tujuan
dengan CP, serta pembelajaran yang
mencantumkan kompetensi beracuan pada ATP
awal yang telah
Subjek 3 Iya, karena materi yang Wawancara dikembangkan dari CP
tidak sinkron
Guru menentukan tujuan Observasi
pembelajaran dan tujuan
pembelajaran sesuai
dengan CP, serta
mencantumkan kompetensi
awal
94
Subjek 4 Iya, terutama untuk kelas Wawancara
X karena masih awal dan
kami harus meraba-raba
Guru menentukan tujuan Observasi
pembelajaran dan tujuan
pembelajaran sesuai
dengan CP, serta
mencantumkan kompetensi
awal
Subjek 5 Iya, karena tidak ada Wawancara
batasan yang mutlak dari
materi itu sendiri
Guru menentukan tujuan Observasi
pembelajaran dan tujuan
pembelajaran sesuai
dengan CP, namun tidak
mencantumkan kompetensi
awal
Subjek 6 Iya, karena menganalisis Wawancara
capaian pembelajaran yang
bersifat naratif
Guru menentukan tujuan Observasi
pembelajaran dan tujuan
pembelajaran sesuai
dengan CP, serta
mencantumkan kompetensi
awal
95
7 Subjek 1 Apakah bapak/ Iya, karena materi pada Wawancara Guru menilai materi
ibu kesulitan kurikulum terlalu general yang ada pada
dalam dan tidak spesifik kurikulum merdeka
menyajikan Guru menyajikan materi Observasi terlalu general dan
materi secara dalam bentuk butir-butir tidak tersistematis,
runtut dan sesuai materi secara runtut dan guru kesulitan dalam
dengan alokasi sistematis. mengalokasikan waktu
waktu?Jika iya, Guru tidak menyajikan tiap tahap karena
apa saja materi ajar sesuai dengan waktu banyak
faktornya? alokasi waktu digunakan untuk
Subjek 2 Iya, karena alokasi waktu Wawancara proyek nantinya.
habis dengan adanya
proyek
Guru menyajikan materi Observasi
dalam bentuk butir-butir
materi secara runtut dan
sistematis
Guru menyajikan materi
sesuai dengan alokasi
waktu
Subjek 3 Iya, karena sulit untuk Wawancara
membreakdown capaian
pembelajaran menjadi
tujuan pembelajaran
Guru menyajikan materi Observasi
dalam bentuk butir-butir
materi secara runtut dan
sistematis
96
Guru menyajikan materi
sesuai dengan alokasi
waktu
Subjek 4 Iya, terutama pada kelas XI Wawancara
karena materi nya sangat
banyak dan padat sekali
Guru menyajikan materi Observasi
dalam bentuk butir-butir
materi secara runtut dan
sistematis
Guru menyajikan materi
sesuai dengan alokasi
waktu
Subjek 5 Iya, karena waktu habis di Wawancara
proyek
Guru menyajikan materi Observasi
dalam bentuk butir-butir
materi secara runtut dan
sistematis
Guru menyajikan materi
sesuai dengan alokasi
waktu
Subjek 6 Iya, seringkali tidak sesuai Wawancara
dengan apa yang telah
direncanakan. Jadi kami
seringkali improve
Guru menyajikan materi Observasi
dalam bentuk butir-butir
97
materi secara runtut dan
sistematis
Guru menyajikan materi
sesuai dengan alokasi
waktu
8 Subjek 1 Apakah bapak/ Iya, terutama pada materi Wawancara Guru kesulitan dalam
ibu kesulitan tertentu menetukan model
dalam Guru menentukan model Observasi pembelajaran
menentukan pembelajaran sesuai dikarenakan
(model dengan kemampuan dasar memepertimbangkan
pembelajaran, peserta didik. sarana dan prasarana,
media Guru menentukan model guru merasa kesulitan
pembelajaran, pembelajaran berdasarkan untuk menggunakan
dan materi ajar) ketersediaan sarana belajar. media pembelajaran
sesuai dengan Guru menentukan model yang berbasis
karakter peserta pembelajaran sesuai teknologi, harus
didik? dengan karakter materi melihat masing-
pelajaran masing peserta didik.
Subjek 2 Iya, karena Wawancara
memepertimbangkan
sarana dan prasarana
Guru menentukan model Observasi
pembelajaran sesuai
dengan kemampuan dasar
peserta didik.
Guru menentukan model
pembelajaran berdasarkan
ketersediaan sarana belajar.
98
Guru menentukan model
pembelajaran sesuai
dengan karakter materi
pelajaran
Subjek 3 Iya, karena kondisi peserta Wawancara
didik yang berbeda-beda
Guru tidak menentukan Observasi
model pembelajaran sesuai
dengan kemampuan dasar
peserta didik
Guru menentukan model
pembelajaran berdasarkan
ketersediaan sarana belajar
Guru menentukan model
pembelajaran sesuai
dengan karakter materi
pelajaran
Subjek 4 Iya, sulit menyamakan tiap Wawancara
peserta didik
Guru tidak menentukan Observasi
model pembelajaran sesuai
dengan kemampuan dasar
peserta didik
Guru menentukan model
pembelajaran berdasarkan
ketersediaan sarana belajar
Guru menentukan model
pembelajaran sesuai
99
dengan karakter materi
pelajaran
Subjek 5 Iya, karena gaya belajar Wawancara
tiap peserta didik yang
berbeda-beda
Guru tidak menentukan Observasi
model pembelajaran sesuai
dengan kemampuan dasar
peserta didik
Guru menentukan model
pembelajaran berdasarkan
ketersediaan sarana belajar
Guru menentukan model
pembelajaran sesuai
dengan karakter materi
pelajaran
Subjek 6 Iya, keheterogenan peserta Wawancara
didik serta adanya sistem
zonasi
Guru menentukan model Observasi
pembelajaran sesuai
dengan kemampuan dasar
peserta didik
Guru menentukan model
pembelajaran berdasarkan
ketersediaan sarana belajar
Guru menentukan model
100
pembelajaran sesuai
dengan karakter materi
pelajaran
9 Subjek 1 Apakah bapak/ Iya, apalagi pada Wawancara Guru menilai kesulitan
ibu kesulitan kurikulum merdeka dalam membuat
dalam mengutamakan sumatif indikator asesmen
melaksanakan bukan formatif sehingga guru tidak
teknik asesmen Guru menggunakan teknik Observasi membuat indikator
dan membuat asesmen sesuai dengan asesmen hal ini
indikator tujuan pembelajaran dan disebabkan tidak ada
penilaian sesuai guru membuat indikator standar minimal
dengan tujuan penilaian. (KKM), belum
Subjek 2 pembelajaran? Iya, apalagi asesmen Wawancara mengetahui perbedaan
Jika iya, apa saja diagnosis, harus membuat asesmen formatif dan
faktornya? pemetaan dan selalu sumatif sehingga guru
upload bukti setiap 3 bulan mengalami salah
Guru menggunakan teknik Observasi konsep mengenai
asesmen sesuai dengan asesmen yang
tujuan pembelajaran dan dikedepankan pada
guru tidak membuat kurikulum merdeka
indikator penilaian
Subjek 3 Iya, karena masih kurang Wawancara
paham pelaksanaan
asesmen formatif dan
sumatif
Guru menggunakan teknik Observasi
asesmen sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan
101
guru membuat indikator
penilaian
Subjek 4 Tidak begitu Wawancara
Guru menggunakan teknik Observasi
asesmen sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan
guru membuat indikator
penilaian
Subjek 5 Iya, namun kami mengikuti Wawancara
indikator pada kurikulum
2013
Guru menggunakan teknik Observasi
asesmen sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan
guru membuat indikator
penilaian
Subjek 6 Iya, karena sudah tidak ada Wawancara
KKM
Guru menggunakan teknik Observasi
asesmen sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan
guru membuat indikator
penilaian
10 Subjek 1 Apakah bapak/ Iya karena waktu yang Wawancara Guru mengalami
ibu kesulitan terbatas ketika ingin kesulitan dalam tindak
dalam tindak mengevaluasi lanjut modul ajar dan
lanjut modul ajar Guru melakukan evaluasi Observasi evaluasi pembelajaran
102
dan evaluasi pembelajaran dan guru dikarenakan waktu
pembelajaran? melakukan tindak lanjut yang terbatas,
Jika iya, apa saja modul ajar secara berkala kesibukan ke sekolah
Subjek 2 faktornya? Iya, karena waktu kami Wawancara lain karena sebagai
habis di sekolah lain sekolah penggerak.
sebagai narasumber Selain itu untuk
Guru melakukan evaluasi Observasi breakdown capaian
pembelajaran dan guru pembelajaran
melakukan tindak lanjut menguras waktu
modul ajar secara berkala
Subjek 3 Iya, terutama pada soal Wawancara
prasyarat.
Guru melakukan evaluasi Observasi
pembelajaran dan guru
melakukan tindak lanjut
modul ajar secara berkala
Subjek 4 Iya, karena habis waktu Wawancara
dalam menganalisis
Capaian Pembelajaran
Guru tidak melakukan Observasi
evaluasi pembelajaran dan
guru melakukan tindak
lanjut modul ajar secara
berkala
Subjek 5 Iya, masalah waktu Wawancara
menjadi kendala kami
Guru tidak melakukan Observasi
evaluasi pembelajaran dan
103
guru melakukan tindak
lanjut modul ajar secara
berkala
Subjek 6 Iya, karena kendala waktu Wawancara
Guru melakukan evaluasi Observasi
pembelajaran dan guru
melakukan tindak lanjut
modul ajar secara berkala
104
Lampiran 5. Penyajian Data Wawancara dan Observasi
Langkah-langkah dalam mengembangkan Analisis dan pemetaan kebutuhan guru tidak membuat dokumen
modul ajar kurikulum merdeka peserta didik pemetaan kebutuhan peserta didik
menentukan dimensi profil pelajar guru kesulitan untuk menentukan
pancasila dimensi profil pelajar pancasila
sesuai dengan materi tertentu
guru kesulitan karena pendamping
proyek dan guru mata pelajaran
berbeda
Kejelasan tujuan pembelajaran guru kesulitan dalam menentukan
tujuan pembelajaran yang
beracuan pada ATP yang telah
dikembangkan dari CP
Guru kesulitan dengan adanya
materi prasyarat yang tidak sesuai
dengan isi pada buku ajar
Guru tidak membuat kompetensi
awal/prasyarat
Pengorganisasian materi ajar Guru kesulitan dalam menentukan
alokasi waktu
Guru kesulitan untuk
mengembangkan materi
Guru kesulitan untuk
menyinkronkan materi
Guru tidak menyajikan materi ajar
sesuai dengan alokasi waktu
105
Menentukan model pembelajaran Guru kesulitan menggunakan
media pembelajaran berbasis
teknologi
Guru kesulitan untuk memilih
model pembelajaran yang sesuai
(karakter peserta didik, materi,
sarana dan prasarana)
Guru tidak menentukan model
pembelajaran sesuai dengan
kemampuan dasar peserta didik
Menentukan dan melaksanakan Guru tidak membuat indikator
asesmen penilaian
Kurang paham urgensi asesmen
formatif dan sumatif
Evaluasi pembelajaran dan tindak Guru tidak melakukan evaluasi
lanjut modul ajar pembelajaran
Kesulitan dalam manajemen
waktu
106
Lampiran 6. Penarikan Kesimpulan
No Variabel Indikator Deskripsi
1 Pengetahuan guru Pengertian, urgensi, perbedaan, Semua guru sudah memahami pengertian, urgensi,
mengenai modul ajar komponen perbedaan, dan komponen dari modul ajar
2 Langkah-langkah dalam Analisis dan pemetaan kebutuhan Guru tidak membuat dokumen pemetaan kebutuhan
mengembangkan modul peserta didik peserta didik
ajar Menentukan dimensi profil Guru kesulitan menentukan dimensi profil pelajar
pancasila pancasila yang memungkinkan untuk dikembangkan serta
guru mata pelajaran dan pendamping proyek tidak sama
yang menyebabkan guru harus menyinkronkan
Kejelasan tujuan pembelajaran Guru kesulitan menentukan tujuan pembelajaran yang
diturunkan dari Alur Tujuan Pembelajaran dan Capaian
pembelajaran
Pengorganisasian materi ajar Guru tidak membuat alokasi waktu pembelajaran serta
guru kesulitan untuk mengembangkan materi ajar yang
bersifat abstrak dan tidak tersistematis dari buku bahan
ajar yang diberikan dari pemerintah
Menentukan model pembelajaran Guru kesulitan menentukan model pembelajaran yang
sesuai dengan karakter peserta didik dan materi
Menentukan dan melaksanakan Guru tidak membuat indikator penilaian serta guru masih
asesmen kurang paham mengenai asesmen formatif dan sumatif.
107
Analisis capaian pembelajaran Guru kesulitan membaca Capaian Pembelajaran yang
yang akan diturunkan menjadi bersifat naratif
modul ajar
108
Lampiran 7. Analisis Data Angket
109
110
146
147
148
149
Lampiran 12. Modul Ajar Subjek 2
150
151
152
153
Lampiran 13. Modul Ajar Subjek 3
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
Lampiran 14. Modul Ajar Subjek 4
165
166
167
168
169
170
Lampiran 15. Modul Ajar Subjek 5
171
172
173
174
175
Lampiran 16. Modul Ajar Subjek 6
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
DOKUMENTASI