TENTANG
Perkembangan Yang Terjadi Pada Sekolah MAS Alwasliyah 12 Perbaungan
Oleh;
Rizky Fauzie
Rizka Ramadani Sam
Nurul Fazariah
Riza Fauzi
Santi Nurhasanah
1
Prayitno, Teori dan Praksis Pendidikan (Padang: UNP Press, 2009), h. 55
2
Ibid, h. 56.
3
Umar Tirtarahardia dan La Sulo, S.L., Pengantar Pendidikan (Jakarta:Rineka Cipta,2005). h. 51.
dapat mengikuti proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan,
dan pada gilirannya hasil belajar siswa mencapai ketuntasan yang diharapkan.4 Belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Pernyataan ini mirip dengan apa yang di ungkapkan oleh Djamarah & Zain
yang mengatakan bahwa, “belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat
interaksi individu dengan lingkungan”5. Perubahan tingkah laku pada suatu individu yang
menjadi hasil dari pengalaman dengan lingkungan ini juga dapat dikelompokkan dalam
tiga hasil yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Serperti yang dijelaskan oleh Djamarah
& Zaini bahwa, “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik”.6
Dengan memperbanyak belajar maka akan didapatkan perubahan yang signifikan
pada kepribadian disetiap individu yang belajar tersebut. Tidak hanya mengokohkan
kepribadian, akan tetapi dengan banyak belajar akan membuat seseorang lebih peka dalam
bersikap, memperbaiki prilaku dan dapat meningkatkan keterampilan. Keterampilan yang
dimaksud adalah bukan sebatas keterampilan di bidang teknologi atau sains, akan tetapi
keterampilan yang dimaksud disini adalah keterampilan yang dapat mewujudkan siswa yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang didasarkan pada nilai-nilai religius, sehingga
hasil dari pendidikan tersebut adalah orang-orang yang memiliki IPTEK dan IMTAQ. Untuk
mewujudkan hal tersebut, pembelajaran PAI adalah salah satu komponen yang tidak bisa
dipisahkan dari proses pendidikan itu sendiri. Pembelajaran Biologi merupakan
pembelajaran yang diberikan kepada siswa agar para siswa dapat memahami tentang ilmu
biologi tersebut.
4
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2004). h. 2.
5
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002). h. 38.
6
Ibid, h. 39.
b. Metodologi pengajaran Biologi selama ini secara umum selalu berubah ubah sehingga
membuat peserta didik m,enjadi lebih tertarik dalam mempelajaraninnya..
c. Pelajaran Biologi seringkali dilaksanakan di sekolah bersifat terbuka sehingga orang
lain tahu bagaimana proses dalam pengajaran biologi tersebut.
d. Kegiatan belajar mengajar Biologi seringkali terkonsentrasi dalam kelas dan enggan
untuk dilakukan kegiatan praktek dan penelitian di luar kelas.
e. Penggunaan media pengajaran baik yang dilakukan guru maupun peserta didik kurang
kreatif, variatif dan menyenangkan.
f. Kegiatan belajar mengajar (KBM) Biologi cenderung normatif, linier, tanpa ilustrasi
konteks sosial budaya di mana lingkungan peserta didik tersebut
Di samping itu, permasalahan kelas juga turut mempersulit keberhasilan pembelajaran Biologi
di sekolah. Mulai dari masalah individual maupun masalah kelompok. Misalnya tingkah laku
yang ingin mendapatkan perhatian orang lain, tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan,
tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain, serta peragaan ketidakmampuan, yaitu dalam
bentuk sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apa pun karena yakin bahwa
kegagalan menjadi bagiannnya. Prinsip pengembangan program pembelajaran yang harus
diperhatikan oleh guru antara lain:7
a. Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin mudah
terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.
b. Program itu harus sederhana dan fleksibel.
c. Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
Berbagai model evaluasi telah dibuat oleh para ahli, diantaranya adalah;
1) Goal Oriented Evaluation Model, 2) Goal Free Evaluation Model, 3) Formatif –
Summatif Evaluation Model, 4) Countenance Evaluation Model, 5) CSE-UCLA
Evaluation Model, 6) CIPP Evaluation Model, 7) Discrepancy Model.8
7
Martinis Yamin. Paradigma Baru Pembelajaran (Jakarta: GP Press, 2011), h. 40.
8
Suharsimi Arikunto & Jabar, Cepi S.A., Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoretis, Praktis Bagi
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2014). h. 41-48.
Banyaknya model evaluasi yang telah diuraikan di atas, peneliti akan mengambil salah
satu model yang menurut peneliti lebih tepat untuk diterapkan dalam melakukan evaluasi
program pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten
Serdangbedagai. Adapun model evaluasi yang akan dipilih adalah CIPP Evaluation Model, yaitu
model evaluasi yang terdiri dari; evaluasi konteks, evaluasi masukan, evaluasi proses, dan
evaluasi hasil. Jadi evaluasi ini akan diterapkan untuk melakukan evaluasi terhadap program
pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah 12 Perbaungan Kabupaten Serdangbedagai.
Madrasah Aliyah Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten Serdangbedagai merupakan salah satu
sekolah yang memberikan muatan pembelajaran Biologi di kelas. Sebagai sekolah yang
memberikan muatan materi pembelajaran Biologi di sekolah, tentunya perlu dikaji tentang
muata materi yang disampaikan di kelas, tenaga pendidik yang menjadi tokoh pelaksanaan
pembelajaran Biologi di kelas, proses pembelajaran Biologi yang berlangsung di kelas, dan hasil
pembelajaran Biologi yang diperoleh siswa adalah faktor-faktor yang akan menjadi pokus
peneliti dalam kajian ini. Oleh karna itu, peneliti mengangkat sebuah kajian penelitian yang
berjudu: “Evaluasi Sistem Pembelajaran di Madrasah Aliyah Alwasliyah 12 Perbaungan
Kabupaten Serdangbedagai”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini
difokuskan pada evaluasi program pembelajaran Pada Madrasah Aliyah Alwasliyah 12 yang
berlangsung di M a d r a s a h Aliyah Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten
Serdangbedagai. Adapun sub fokus penelitian ini adalah:
1. Evaluasi terhadap konteks dalam program pembelajaran di Madrasah Aliyah
Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten Serdangbedagai
2. Evaluasi terhadap sekol ah Madrasah Al i ya h Al w asl i yah 12 Perbaungan
Kabupaten Serdangbedagai
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Sistem Pembelajaran Yang Dilakukan Pada Sekolah Madrasah Aliyah
Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten Serdangbedagai?
2. Bagaimana Perkembangan Yang Terjadi Terhadap Sekolah Madrasah Aliyah Alwasliyah
12 Perbaungan Kabupaten Serdangbedagai.
D. Tujuan Penelitian
9
Mardiyah Hayati, Desain Pembelajaran (Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau, 2009), h. 51.
10
Zinal Abidin, Evaluasi Pembelajaran (Jakakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 3.
Rencana setiap dukungan evaluasi membutuhkan keputusan pekerjaan yang sulit
sebagai evaluator mencoba untukmengidentifikasi pertanyaan- pertanyaan untuk dijawab.
Evaluator harus mengimbangi yang dapat dilakukan dan biaya desain dengan keuntungan hasil
evaluasi dalam meningkatkan kinerja program atau mengkomunikasikan nilai aktivitas
program kepada pengambil kebijakan atau masyarakat umum.11 Selain itu, dalam islam juga
ditegsakan bahwa evaluasi merupakan proses yang dilalui setiap orang untuk mengetahui
kualitasnya, hal ini sesuai dengan Firman Allah pada suroh Al-Baqoroh ayat 31-33 berikut ini
yang artinya;
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar. Mereka menjawab:
Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. Allah berfirman: Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda
ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu,Allah
berfirman:"Bukankah sudahKu katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku
mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa
yang kamu sembunyikan (QS Al-Baqarah:31-33).
Ayat di atas menginformasikan bahwa manusia dianugrahi Allah potensi untuk mengetahui
nama atau fungsi dan karaktristik benda-benda, misalnya fungsi api, fungsi angin, dan
sebagainya. Manusia juga dianugrahi potensi untuk berbahasa. System pengajaran bahasa kepada
manusia (anak kecil) bukan dimulai dengan mengajarkan karta kerja, tetapi mengajarkannya
terlebih dahulu nama-nama.Ini papa,ini mama,itu mata, itu pena, dan sebagainya. Itulah
sebagian kata yang dipahami oleh para ulama dari firmanNya Dia mengajar adam seluruhnya. 12
Setelah pengajaran Allah dicerna oleh adam as., sebagaimana dipahami dari kata
kemudian, Allah mepaparkan benda-benda itu kepada para malaikat lalu berfirman, “
11
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta,
Bumi Aksara, 2008), h. 180.
12
M. Qurois Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lantera hati, 2002), h. 147.
sebutkan kepada Ku nama-nama benda itu, jika kamu orang-orang yang benar dalam dugaan
kamu bahwa kalian lebih wajar menjadi khalifah”. Sebenarnya perintah ini bukan bertujuan
menugaskan menjawab, tetapi bertujuan membuktikan kekeliruan mereka. Para malaikat
yang ditanya itu secara tulus menjawab sambil mensucikan Allah, tidak ada pengetahuan bagi
kami selain dari apa yang telah engkau ajarkan kepada kami, sesungguh nya engkaulah yang
maha mengetahui lagi maha bijaksana maksutnya mereka, apa yang engkau tanyakan itu tidak
pernah engkau ajarkan kepada kami. Engkau tidak ajarkan kepada kami bukan karna
engkau tidak tau, tetapi ada hikamah dibalik itu.13
2. Tujuan dan Manfaat Evaluasi Program
Tujuan evaluasi untuk menghasilkan informasi yang dapat memandu keputusan
mengenai adopsi atau modifikasi program pendidikan. Evaluasi diharapkan untuk menyelesaikan
berbagai tujuan:
a. Mendokumentasikan kejadian
b. Mencatat perubahan siswa
c. Mendeteksi daya kelembagaan
d. Menempatkan kesalahan bagi permasalahan
e. Membantu membuat keputusan administratif;
f. Memfasilitasi aksi perbaikan; dan
g. Meningkatkan pemahaman terhadap pembelajaran.14
Masing-masing tujuan ini berhubungan secara langsung atau tidak pada nilai suatu
program dan mungkin suatu tujuan legitimasi untuk studi evaluasi tertentu. Hal ini sangatlah
penting untuk disadari bahwa masing- masing tujuan membutuhkan data yang terpisah: semua
tujuan tidak dapat disajikan dengan pengumpulan data tunggal
13
Ibid, h. 148.
14
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
180.
3. Prinsip-prinsip Evaluasi Program
Dalam mendesain dan melakukan proses atau kegiatan evaluasi seorang guru hendaknya
15
mempertimbangkan prinsip-prinsip berikut::
15
Ibid, h. 82.
Inti evaluasi adalah untuk mengambil keputusan tentang kurikulum dalam arti luas..
Evaluasi sebagai "...proses menggambarkan, mendapatkan, dan mengembangkan informasi
yang berguna bagi penetapan alternatif-alternatif keputusan". Pakar ini membagi tiga tipe
keputusan yang dapatdiambil sebagai tindak lanjut evaluasi. Keputusan tersebut adalah: (1)
keputusan-keputusan yang terkait dengan pengembangan pembelajaran, (2) keputusan-keputusan
yang terkait dengan para individu seperti guru dan siswa, serta (3) keputusan-keputusan yang
terkait dengan peraturan administratifsekolah. misalnya bagaimana sistem sekolah yang baik, serta
bagaimana perituran-peraturan tentang warga sekolah.16
Dalam evaluasi model CIPP, dievaluasi pengaruh keputusan- keputusan manajemen yang
terkait dengan kurikulum.
Proses utama pengevaluasian ada tiga, yaitu; (1) pengungkapan informasi yang
dibutuhkan, (2) pengumpulan data, dan (3) pengembangan informasi terhadap hal-hal penting.
Berdasarkanpengevaluasian, ada empat jenis keputusan yang dapat dirumuskan yaitu: (1)
keputusan tentang perencanaan, (2) keputusan tentang penstrukturan, (3) keputusan tentang
pengimplementasian, dan (4) keputusan tentang proses pengulangan.
Sesuai dengan jenis keputusan yang diambil, diklasifikasikan empat tipe pengevaluasian.
Tipe-tipe tersebut adalah: (1) konteks, (2) masukan, (3) proses, dan (4) produk. Evaluasi tentang
konteks dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang cermat tentang lingkungan
pembelajaran siswa. Berdasarkan hal itu, dapat ditetapkan serangkaian tujuan, termasuk di
dalamnya tujuan pelaksanaan evaluasi. Evaluasi tentang input atau masukan dimaksudkan untuk
mengembangkan informasi bagaimana pengembangan sumber- sumber pembelajaran yang
relevan dengan tujuan-tujuan program yang ditetapkan.
Evaluasi tentang proses dimaksudkan untuk mengembangkan pengawasan dan pengelolaan
program pembelajaran sebagai hasil pengimplementasian kurikulum. Evaluasi tentang produk
dimaksudkan untuk menetapkan apakah keluaran atau hasil pembelajaran itu sesuai dengan apa
yang diharapkan dan digariskan dalam brumusan tujuan.
16
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Pendidikan dan Instrumen Evaluasi (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 3.
C. Pengertian Biologi
Pengertian biologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan
makhluk hidup dan kehidupan. Yang dibahas dalam pengertian biologi tidak lain adalah yang
masih berkaitan dengan makhluk hidup, seperti zat yang membentuk makhluk hidup, zat yang
dibutuhkan makhluk hidup, serta berbagai hal mengenai hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
Pada hakekatnya pengertian biologi berdasarkan kata biologi sendiri yang terdiri dari dua
kata yaitu bio yang artinya makhluk hidup, dan logi atau logos yang artinya ilmu. Sebenarnya
pengertian biologi banyak diberikan oleh para ilmuan tergantung dari ruang lingkup penelitian
yang di lakukan.
Salah satu pengertian biologi atau ilmu hayat adalah suatu ilmu tentang kehidupan Biologi
membantu manusia mengenal dirinya sebagai organisme, mengenal lingkungannya dan
hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Tujuan pengajaran biologi antara lain adalah
mengembangkan cara berpikir ilmiah melalui penelitian dan percobaan; mengembangkan
pengetahuan praktis dari metode biologi untuk memecahkan masalah kehidupan individu dan
sosial; merangsang studi lebih lanjut di bidang Biologi dan bidang lain yang berhubungan
dengan Biologi serta membangkitkan pengertian dan rasa sayang kepada makhluk hidup.
Biologi merupakan salah satu ilmu dasar yang ikut menentukan kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan belajar biologi kita akan
mempunyai kemampuan berpikir logis, sistematis dan kreatif dalam memecahkan masalah.
Pembelajaran biologi dapat dihadirkan dengan memanfaatkan teknologi komputer.
Pembelajaran dengan komputer akan dapat membantu memahami materi pengertian biologi,
karena dengan komputer memungkinkan untuk menghadirkan bentuk pembelajaran yang
menarik. Dengan komputer dapat disajikan media pembelajaran yang memuat materi
pembelajaran secara tekstual, audio maupun visual.Pengertian biologi juga merupakan salah satu
ilmu dasar yang ikut menentukan kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
karena dengan belajar Biologi kita akan mempunyai kemampuan berpikir logis serta
memperoleh keterampilan dalam berpikir kritis, sistematis dan kreatif dalam memecahkan
masalah.
Ilmu biologi sangat berpengaruh dan berguna bagi kehidupan manusia. biologi banyak
digunakan untuk berbagai bidang kehidupan seperti pertanian, peternakan, perikanan,
kedokteran, dan lain sebagainya.
Cabang biologi yang mempelajari virus disebut virologi, bakteri bakteriologi, mikroorganisme
secara umum disebut mikrobiologi, tumbuhan botani, hewan zoologi, hubungan antara makhluk
dan lingkungan disebut ekologi. Cabang yang mempelajari aspek kimia dari kehidupan disebut
biokimia.
Batasan pengertian biologi bukan hanya sekedar penghafalan informasi saja, namun juga diserta
dengan pemahaman konsep dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan
siswa disekolah masih hanya menerima informasi dan mengingat-ingatnya saja. Padahal jika
hanya mengingat-ingat saja, materi tersebut tidak akan bertahan lama dan akan cepat lupa.
Biologi memerlukan ketrampilan berpikir logis. Sesuatu yang logis dan masuk akal cepat
diterima dan diserap otak sehinga bisa bertahan lama.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian kualitatif memang memiliki perbedaan yang mendasar dibandingkan
dengan pendekatan kuantitatif. Hal ini disebabkan perbedaan pijakan filosofinya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif
adalah sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan oleh sekelompok peneliti
dalam bidang ilmu sosial, antropologi dan sejumlah penelitian perilaku lainnya termasuk ilmu
pendidikan. Penelitian kualitatif di bidang pendidikan tidak dilaksanakan di laboratorium tetapi
di lapangan tempat peristiwa pendidikan berlangsung secara natural atau alami.
Data dikumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah laku alamiah, seperti:
guru, siswa, orang tua dan lain-lain. Hasil penelitian ini berupa deskripsi analitik, yaitu uraian
naratif mengenai suatu proses tingkah laku subyek sesuai dengan masalah yang diteliti.
Penelitian kualitatif ini dipilih penulis karena dianggap lebih cocok dengan tema tulisan.
Dalam beberapa bidang studi, penelitian ini lebih tepat digunakan untuk mengungkap dan
memahami sesuatu di balik fenomena yang belum diketahui atau baru sedikit yang diketahui,
selain dapat juga memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh
metode kuantitatif.17
Penelitian kualitatif, atau naturalistik berkaitan dengan penelitian lapangan dalam ilmu
sosial, keagamaan dan kebudayaan sudah banyak diperkenalkan di akhir abad ke-20. Dabbs
dalam Berg,18 menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif mengindikasikan bahwa maksud kualitas
adalah hal esensial terhadap sifat dasar sesuatu benda.
Sementara di sisi lain, kuantitas adalah secara elemental sejumlah dari sesuatu. Kualitas
mengacu kepada apa, bagaimana, kapan dan dimana sesuatu memiliki esensi. Sedangkan
penelitian kualitatif adalah mengacu kepada makna, konsep, definisi, karakteristik, metapora,
symbol dan pemaparan segala sesuatu. Berbeda halnya dengan penelitian kuantitatif yang
mengacu kepada menghitung dan mengukur sesuatu.
17
Anselm Strauss & Juliet Corbin, Penerjmh. Muh.Shodiq & Imam Muttaqien, Dasar-Dasar Penelitian
Kualitatif,. Judul asli Basic of Qualitatitve Research (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 5.
18
Berg Syndrichs. Qualitative Research In Study. Cet.IV (New York: Helly Brinshct, 2003), h. 398.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam proposal tesis ini adalah;
1. Bagian Tata Usaha
2. Guru Bimbingan Konseling
3. Guru Biologi
C. Waktu Penelitian
Adapun untuk waktu dan penelitian di sini, akan dirangkumkan menjadi sebuah planning,
yang fungsinya nanti akan mengarahkan penelitian melalui observasi, tes, wawancara dan
dokumentasi. Penelitian ini melakukan wawancara dengan:
1. Bagian Tata Usaha Madrasah Aliyah Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten
Serdangbedagai
2. Guru-guru Biologi
3. Guru Bimbingan Konseling
Namun demikian demi kesempurnaan mini riset ini, peneliti mengadakan re-
observasi/research awal yang dimulai pada tanggal 14 Mei 2019 . Jadwal penelitian ini dilakukan
pada setiap hari selasa, dan dilaksanakan di ruang Guru Madrasah Aliyah Alwasliyah 12
Perbaungan.
19
Lih. Salim dan Sahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif . Cet.I (Bandung: CIpta Pustaka
Media, 2009), h. 109.
a. Dokumentasi tentang perangkat pembelajaran Guru Biologi dalam menerapkan
strategi belajar khususnya dalam mengevaluasi pembelajaran Biologi baik itu pada
proses belajar-mengajar mengenai kegiatan intra-kurikuler maupun ekstra-kurikuler
b. KKL dari dinas pendidikan
c. RPL dari Guru mata pelajran Biologi
d. Evaluasi akhir dalam MGMP Guru dalam evaluasi pembelajaran Biologi.
3. Observasi
Orang seringkali mengartikan observasi sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni
memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik,
observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi,
mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba,
dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di
dalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar
dan rekaman suara. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian
digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu;
a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan
instrument pengamatan
b. Observasi sistematis, dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman
sebagai instrument pengamatan.
Sebagaimana dalam kajian dokumentasi, peneliti dalam hal ini juga akan
mengobservasi.
E. Analisis Data
Dilihat dari tujuan analisis, maka ada dua hal yang ingin dicapai dalam analisis data
kualitatif, yaitu; (1) menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh
suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut, dan (2) menganalisis makna yang ada
dibalik informasi, data, dan proses atau fenomena sosial. Menganalisis proses berlangsungnya
suatu fenomena sosial adalah mengungkapkan semua proses etik yang ada dalam suatu fenomena
sosial dan mendeskripsikan kejadian proses sosial itu apa adanya sehingga tersusun suatu
pengetahuan yang sistematis tentang proses-proses sosial, realitas sosial, dan semua atribut dari
20
fenomena sosial itu. sedangkan menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data dan
proses sosial suatu fenomena sosial dimaksud adalah mengungkapkan peristiwa emik dan
kebermaknaan fenomena sosial itu dalam pandangan objek-subjek sosial yang diteliti. Sehingga
terungkap suatu gambaran emik terhadap suatu peristiwa sosial yang sebenarnya dari fenomena
sosial yang tampak.
Menurut Faisal,21 bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif bergerak secara induktif
yaitu data/ fakta dikategorikan menuju ke tingkat abstraksi yang lebih tinggi, melakukan sintesis
dan mengembangkan teori bila diperlukan. Setelah data dikumpulkan dari lokasi penelitian
melalui wawancara, observasi dan dokumen maka dilakukan pengelompokan dan pengurangan
yang tidak penting. Setelah itu dilakukan analisis penguraian dan penarikan kesimpulan tentang
makna perilaku subjek penelitian dalam latar serta fokus penelitian.
Bogdan dan Biklen,22 menjelaskan bahwa analisis data ialah proses mencari dan
mengatur secara sistematis transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang
telah dikumpulkan untuk menambah pemahaman sendiri mengenai bahan-bahan tersebut
sehingga memungkinkan temuan tersebut dilaporkan kepada pihak lain. Lebih jauh dijelaskan
bahwa analisis data mencakup kegiatan mengerjakan data, menatanya, membagi menjadi satuan-
satuan yang dapat dikelola, mensintesisnya, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang akan dipelajari dan memutuskan apa yang dilaporkan. Adapun hasil akhir dari penelitian
adalah berupa buku, makalah, sajian atau rencana tindakan. Dengan analisis data, maka data
tersusun dengan baik dan teratur sehingga dapat diketahui makna dari temuan sesuai fokus
penelitian.
20
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan ilmu Sosial Lainnya.
Cet XI (Jakarta: PT Prenada Media Group, 2011), h. 161.
21
Faisal Sanapiah, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Cet.II (Jakarta: PT. Gramedia,2009), h. 29.
22
Bogdan dan BIklen, Qualitative Research at Class.Edisi Revisi (New York: Beverly Hills, 2004) , h. 109.
Menurut Miles dan Huberman yang diterjemahkan oleh Rohidi, 23 bogdan dan Biklen
analisis data merupakan proses menyusun atau mengolah data agar dapat ditafsirkan lebih lanjut.
Kemudian Moleong,24 berpendapat bahwa analisis data juga dimaksudkan untuk menemukan
unsur-unsur atau bagian-bagian yang berisikan kategori yang lebih kecil dari data penelitian.
Data yang baru didapat terdiri dari catatan lapangan yang diperoleh melalui observasi,
wawancara dan studi dokumen pada pesantren harus dianalisis dulu agar dapat diketahui
maknanya dengan cara menyusun data, menghubungkan data, mereduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan/verifikasi selama dan sesudah pengumpulan data. Analisis ini berlangsung
secara sirkuler dan dilakukan sepanjang penelitian.
Dalam proses deskripsi data, dikemukakan Corbin,25 bahwa perspektif etik adalah
pandangan orang dalam, perspektif informan tentang kenyataan sebagai jantung penilitian
etnografi. Sedangkan perspektif emik adalah kerangka kerja orang luar, abstraksi peneliti atau
penjelasan keilmuan dari kenyataan. Tujuan utama dari etik, penelitian sosial budaya
mengembangkan standarisasi instrument mengukur variabel sosio cultural. Ini membantu
membangun konseptual atau interpretasi teoritis. Dengan demikian analisis data yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah;
1. Pelaksanaan evaluasi terhadap konteks dalam program pembelajaran Bi ol o gi di
Madrasah Aliyah Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten Serdangbedagai
2. Pelaksanaan evaluasi terhadap Perkembangan sekolah Madrasah Aliyah Alwasliyah
12 Perbaungan Kabupaten Serdangbedagai
23
Miles and Huberman, Method at Class Research. Cet.III (London: Stranch Cliss, 2003), h. 44.
24
Lexy, J.Moelong, Method, John W,Creswell, Educational Research, Planning, Conduction and Evaluating
Quantitative dan Qualitative Research. International Edition. By Pearson Education, Inc, Upper Saddle River, New
Jersey 07458, 2005), h. 883.
25
Corbin, Qualitative Research. Cet.II (London: Bracht Pond, 2001), h. 202.
1. Memperpanjang waktu pengumpulan data. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyediakan
waktu yang dirasa cukup untuk menguji informasi-informasi yang mungkin salah akibat
dari gangguan-gangguan lain atau kesalahan informan, sehingga kebenaran data dapat
terbangun.
2. Ketekunan pengamatan, tujuannya adalah untuk mengidentifikasi karakteristik serta
unsur-unsur dalam situasi yang dialami yang sesuai dengan isu-isu atau masalah –
masalah yang sedang digali dan ditelaah dengan tujuan untuk mempertajam fokus.
3. Melakukan triangulasi data, yaitu mengecek kembali kebenaran data dengan cara
membandingkan dengan data dan sumber data lain. Pengecekan ini dilakukan secara
vertical dan horizontal. Upaya yang dilakukan dalam rangka triangulasi dapat dengan
cara membandingkan hasil wawancara dengan hasil pengaktualisasiannya,
memperbanyak sumber data untuk setiap fokus
4. penelitian tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi dari beberapa
sumber untuk diperiksa silang, misalnya antara data wawancara dengan pengamatan dan
dokumen, antara informan dengan informan lainnya
5. Mendiskusikan dengan teman sepengajaran, maksudnya semakin banyak guru yang
membahasnya, maka akan semakin berkualitaslah data yang diperoleh tersebut.
6. Melakukan analisis kasus negatif, yaitu menganalisa dan mencari kasus atau keadaan
yang menyanggah temuan penelitian sehingga tidak ada lagi bukti-bukti yang dapat
dijadikan untuk menolak temuan penelitian.
7. Keteralihan, yaitu agar pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai latar
penelitian dengan maksud agar penelitian ini dapat diaplikasikan atau diberlakukan
kepada konteks atau situasi yang sejenis. Kriteria ini disebut juga dengan validitas
eksternal, yaitu sejauh mana hasil penelitiannya dapat diterapkan atau digunakan di
tempat dan situasi yang berbeda. Dengan kata lain keteralihan ini disebut juga dengan
generalisasi.
8. Keandalan. Keandalan atau dependabilitas merupakan salah satu kriteria kebenaran
dalam penelitian kualitatif yang pengertiannya hampir sama dengan reliabilitas dalam
penelitian kuantitatif, yaitu mengupas tentang konsistensi hasil penelitian. Artinya
sebagai kriteria untuk menguji apakah penelitian ini dapat diulang di tempat lain dengan
temuan hasil yang sama.
9. Kepastian, kepastian berkaitan dengan objektivitas hasil penelitian. Pada hakikatnya
suatu situasi sosial bersifat unik dan tidak dapat dikonstruksi sepenuhnya seperti semula.
Untuk itu guna menjaga kebenaran dan objektivitas dari hasil penelitian perlu dilakukan
Audit Trial, yaitu melakukan pemeriksaan kembali guna meyakinkan bahwa hasil-hasil
yang dilaporkan dapat dipercaya dan sesuai dengan situasi yang nyata
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
26
Wawancara dengan Kepala MAS Alwasliyah 12 Perbaungan
Tabel 2.
Data Siswa/i MAS Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten Serdangbedagai Tahun Ajaran
2018/2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa di MAS Alwasliyah 12
Perbaungan Kabupaten Serdangbedagai mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahun
ajaran baru. Artinya, jumlah siswa baru di MAS Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten
Serdangbedagai terkadang meningkat dari tahun sebelumnya. Sesuai dengan data yang ada pada
tabel di atas, adalah merupakan siswa-siswi MAS Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten
Serdangbedagai tahun ajaran 2016/2017 terdiri dari tiga kali tahun ajaran baru. Siswa baru pada
tahun 2014 yaitu kelas IX sekarang berjumlah 96 orang, dan siswa baru pada tahun 2015 lebih
tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 111.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di MAS
Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten Serdangbedagai terdiri dari ruangan kepala sekolah
sebagai pimpinan dalam kondisi baik dan dipakai, dan dipakai. Ruang kelas 13 buah dalam
keadaan baik dan dipakai, ruang guru satu ruangan dalam keadaan baik dan dipakai, ruangan
perpustakaan satu buah dalam keadaan baik dan dipakai, lapangan satu buah dalam keadaan baik
dan dipakai, kemudian berfungsi sebagai lapangan olahraga seperti badminton dan tenis meja,
selain itu juga digunakan sebagai kegiatan-kegiatan lain seperti upacara, dan kegiatan lainnya.
Beberapa ruangan laboratorium juga sudah ada dan dalam keadaan baik dan dipakai, hanya saja
terdapat dua ruangan laboratorium yang belum tersedia yaitu laboratorium multimedia dan
laboratorium komputer. Kemudian terdapat juga musholla satu buah dalam keadaan baik dan
dipakai. Selain itu terdapat juga kamar mandi guru, kamar mandi siswa, dan juga kantin.
Sarana dan prasarana yang dimiliki MAS Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten
Serdangbedagai memang sudah dikatakan memadai, hanya saja dari segi pengelolaannya belum
dikelola oleh orang-orang yang dianggap professional. Sebut saja misalnya ruangan BP masih
dikelola oleh guru piket atau guru lain, sementara ruangan BP seharusnya dikelola oleh guru BK
dan berlatar belakang S.1 BK dan juga yang ber profesi dalam Bimbingan Konseling tersebut.
B. Temuan Khusus
Hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara dengan, guru mata pelajaran Biologi,
guru BK Dan staf tat usaha. Wawancara yang dilakukan untuk memperoleh impormasi yang
mendalam tentang bagaimana konteks perkemkbnagn sekolah yang berjalan di MAS
Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten Serdangbedagai, dan bagaimana masukan dalam
program pembelajaran Biologi MAS Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten Serdangbedagai.
Selain itu, informasi yang diperoleh melalui wawancara tersebut dilakukan juga verifikasi
dan konfirmasi melalui observasi dan dokumentasi yang ada terkait dengan perkembnagn
sekolah dan evaluasi pada mata pelajaran Biologi di MAS Alwasliyah 12 perbaungan
Kabupaten Serdangbedagai. Berikut ini akan dideskripsikan hasil penelitian yang diperoleh
berdasarkan konteks dan masukan sebagai berikut:
1. Dalam sitem pembelajaran apakah seorang guru membuat pelajaran yang dilakukan pada
indoor saja atau outdoor juga ?
= pada sekolah ini dilakukan 2 sistem pembelajran yaitu indoor dan outdoor dan bagi
perempuan disediakan labolatorium busana dan mereka disana diajarkan bagaimana cara
melakukan tata rias pada busana dan cara menjahit dan tidak hanya itu pada sekolah tersebut
juga memiliki labolatorium computer, dan perpustakaan. Dan setiap 6 bulan sekali siswa
dibawa ke museum banda aceh untuk menambah wawasan pada siswa dan siswi dan
membuat pandangan terhadap siswa dan siswai tersebut menjadi lebih luas.
2. bagaimana sistem pembelajaran yang dilakukan dalam sekolah ini apakah berjalan dengan
baik atau tidak dikarenakan kita banyak melihat perkelahian antar siswa dan juga
pencurian apakah yang bersalah siswa tersebut ataukan pendidikan yang diberikan oleh
seorang pendidik tersebut masih salah? ?
= dan dalam sekolah MAS ALWASLIYAH 12 Perbaungan sebenarnnya sistem
pembelajaran yang dilakukan sudah berjalan dengan baik dan siswa tidak ada masalah
sekali pun hanya saja siswa tersebut hanya dititipkan dan belajar pada madrsah in hanya 8
jam saja dan selebihnnya selama 16 jam siswa belajar di luar entah dengan orang tua
maupun lingkungan dan factor penyebab terjadinnuya masalah diatas mungkin saja Karena
karena factor teman dan juga lingkungan sehingga membuat siswa tersebut melakukan
beberapa penyimpangan seperti masalah diatas dan jika permaslah tersebut sudah menjadi
lebih besar sudah pasti peran orang tua sangat dibutukan karena hanya orang tua yang
dapat merubah sifat pada anak anaknnya masing masing.
3. bagaimana pandangan sekolah ini dalam mennghadapi guru yang mengajar yang tidak
sesuai dengan profesinnya ?
= menurut pandangan dalam sekolah mas alwasliyah 12 perbaungan sebenarnnya dalam
zaman sekarang ini sering terjadi guru yang mengajar tidak sesuai dengan profesinnya dan
dalam sekolah ini tidak terdapat satu pun guru yang mengajar yang tidak sesuai dengan
profesinnya sehingga dapat membuat siswa lebih mengerti dalam memahami materi
pembelajran yang diberikan oleh guru tersebut dikarenakan guru tersebut mengajar sudah
sesuai dengan skill atau kemampuan yang dimiliki.
4. apakah tanggapan sekolah ini mengenai undang undang guru dan dosen pada tahun 2017
apakah undang undang tersebut lebih membantu pekerjaan guru atau sebaliknnya?
= jadi pada dasarnnya menegenai tanggapan tentang undang undang guru dan dosen
sebenarnya undang undang tersebut lebih membantu pekerjaan guru dan tidak hanya itu saja
dari undang undang tersebut peserta didik bisa menjadi seorang anak yang lebih berkarakter
dan mempunyai akhlak yang mulia juga dikarenakan di dalam uud tersebut guru dan dosen
sudah diberikan hak dan tanggung jawab untuk bisa membuat anak didik bisa menjadi anak
yang berguna baik di masa sekarang maupun pada masa depan yang akan mendatang nanti
dan bisa meningkatkan keprofesionalan guru juga dalam pekerjaan sebagai pendidik.
5. bagaimana upaya yang dilakukan sekolah ini dalam meningkatkan keterempilan yang
dimiliki oleh seorang guru ?
= jadi uapaya yang telah dilakukan sekolah ini dalam upaya meningkatkan keterampilan
pada guru yaitu dalam sekolah ini setiap 6 bulan sekali diadakan yang namannya pelatihan
guru bidang studi yang biasannya disebut dengan (MGMP) dan dari kegiatan pelatihan
tersebut seorang guru bisa meningkatkan kopentensi ataupun keterampilan yang telah ia
miliki sebelumnnya
A. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat
Mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem reproduksi laki-laki dan wanita
Menjelaskan pembentukan sperma dan sel telur
Mengurutkan tahapan spermatogenesis dan oogenesis
Menguraikan proses ovulasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Menjelaskan proses menstruasi
Mengidentifikasi proses fertilisasi, gestasi dan persalinan
Menjelaskan akan pentingnya ASI bagi bayi
Memahami hubungan antara kesehatan reproduksi, program KB dan kependudukan
Mempresentasikan penyebab terjadinya kelainan/penyakit yang terkait sistem reproduksi
Mempresentasikan cara mencegah/merehabilitasi gangguan/penyakityang berkaitaan dengan
sistem reproduksi
Mendemonstrasikan upaya penanggulangan pertambahan pendudukmelalui program keluarga
berencana (KB) dan pemberian ASI ekslusif
Membuat foster dan spanduk tentnag peningkatan kualitas SD melalui program keluarga
berencana (KB) dan pemberian ASI ekslusif
C. Materi Pembelajaran
1. Fakta:
Reproduksi
Sel sperma
Sel telur
Ovulasi
Fertilisasi
Menstruasi
2. Konsep
Testis berfungsi sebagai penghasil hormon dan sperma. Saluran reproduksi meliputi
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra. Sementara, kelenjar kelamin yang
berperan dalam sekresi getah kelamin, meliputi vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan
kelenjar bulbouretralis (kelenjar Cowper).
Proses spermatogenesis meliputi spermatoganium (2n = diploid) menjadi spermatosit primer
(2n), kemudian melalui meiosis I menjadi dua spermatosit sekunder (n = haploid). Dengan
meiosis II, spermatosit sekunder menjadi spermatid (n), dan berkembang menjadi sperma
matang.
3. Prinsip
Alat-alat reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin.
Hormon yang berperan dalam spermatogenesis yakni hormon gonadotropin, hormon FSH dan
LH, dan hormon testosteron.
Hormon yang berperan dalam reproduksi wanita ialah hormon FSH, hormon LH, hormon
estrogen, dan hormon progesteron.
4. Prosedur
Mempresentasikan penyebab terjadinya kelainan/penyakit yang terkait sistem reproduksi
Mempresentasikan cara mencegah/merehabilitasi gangguan/penyakityang berkaitaan dengan
sistem reproduksi
D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
E. Media Pembelajaran
LaboratoriumIPA
Laptop& infocus
Bahan Tayang (ppt)
F. SumberBelajar:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran Biologi Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran Biologi Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Buku teks pelajaran yang relevan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya,
Bahaya dan dampak penggunaan psikotropika bagi tubuh
Pencegahan terhadap ketergantungan zat psikotropika
Pengobatan terhadap pengguna psikotropika
Indra PengecapMengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
15
Motivasi
menit
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak 150
Model Kegiatan Pembelajaran menit
Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu
Orientasi peserta Mengamati
didik kepada Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
masalah perhatian pada topik
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto/tabel berikut ini
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu
Mengamati
lembar kerja, pemberian contoh-contoh materi/soal untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb yang
berhubungan dengan
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
Membaca(dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung),
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
Mendengar
pemberian materi oleh guru yang berkaitan dengan
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan/materi secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai :
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Mengorganisasikan Menanya
peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan
gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar,
contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang :
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat. Misalnya :
Apakah fungsi alat-alat reproduksi pria?
Sebutkan dan jelaskan saluran reproduksi yang dimiliki pria?
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu
Membimbing Mengumpulkan informasi
penyelidikan Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
individu dan pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
kelompok Mengamati obyek/kejadian,
Membaca sumber lain selain buku teks,
mengunjungi laboratorium komputer perpustakaan sekolah untuk
mencari dan membaca artikel tentang
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi kelompok atau
kegiatan lain guna menemukan solusimasalah terkait materi pokok
yaitu
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
Aktivitas
Peserta didik diminta membuat model spermatogenesis
menggunakan bahan-bahan bekas di sekitar kalian,seperti
kertas, botol air mineral, ataupun benda yang lain
Mempraktikan
Mendiskusikan
Saling tukar informasi tentang :
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik
atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan Mengkomunikasikan
dan menyajikan Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
hasil karya Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang
:
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan
ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain
diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil
pengamatan secara tertulis tentang
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta
didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran
Menganalisa & Mengasosiasikan
mengevaluasi Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru
proses pemecahan terkait pembelajaran tentang:
masalah Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kerja.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :
Sistem Reproduksi Pria
Alat-alat Reproduksi Pria
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Pria
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran
yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi
masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup 15
1. Pertemuan Ke-1 ( 4 x 45 menit ) Waktu
Peserta didik : menit
Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang
selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat,
untuk penilaian projek.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang
baik
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/ perseorangan (jika
diperlukan).
Mengagendakan pekerjaan rumah.
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
150
menit
2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) Waktu
2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) Waktu
Mengamati
lembar kerja, pemberian contoh-contoh materi/soal untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb yang
berhubungan dengan
Sistem Reproduksi wanita
Alat-alat Reproduksi Wanita
Oogenesis
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Wanita
Siklus Menstruasi
Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan), dan persalinan
Air Susu Ibu (ASI)
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung),
materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan
Sistem Reproduksi wanita
Alat-alat Reproduksi Wanita
Oogenesis
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Wanita
Siklus Menstruasi
Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan), dan persalinan
Air Susu Ibu (ASI)
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Mendengar
pemberian materi oleh guru yang berkaitan dengan
Sistem Reproduksi wanita
Alat-alat Reproduksi Wanita
Oogenesis
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Wanita
Siklus Menstruasi
Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan), dan persalinan
Air Susu Ibu (ASI)
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Menyimak,
2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) Waktu
penjelasan pengantar kegiatan/materi secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai :
Sistem Reproduksi wanita
Alat-alat Reproduksi Wanita
Oogenesis
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Wanita
Siklus Menstruasi
Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan), dan persalinan
Air Susu Ibu (ASI)
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
untuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Mengorganisasikan Menanya
peserta didik Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan
gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar,
contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang :
Sistem Reproduksi wanita
Alat-alat Reproduksi Wanita
Oogenesis
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Wanita
Siklus Menstruasi
Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan), dan persalinan
Air Susu Ibu (ASI)
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat. Misalnya :
Sebutkan alat reproduksi dalam dan reproduksiluar wanita.
Apakah fungsi folikel bagi sel telur?
Sebutkan peranan membran ekstraembrionikbagi janin.
Membimbing Mengumpulkan informasi
penyelidikan Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
individu dan pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
kelompok Mengamati obyek/kejadian,
Membaca sumber lain selain buku teks,
mengunjungi laboratorium komputer perpustakaan sekolah untuk
mencari dan membaca artikel tentang
Sistem Reproduksi wanita
Alat-alat Reproduksi Wanita
Oogenesis
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Wanita
Siklus Menstruasi
Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan), dan persalinan
Air Susu Ibu (ASI)
2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) Waktu
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi kelompok atau
kegiatan lain guna menemukan solusimasalah terkait materi pokok
yaitu
Sistem Reproduksi wanita
Alat-alat Reproduksi Wanita
Oogenesis
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Wanita
Siklus Menstruasi
Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan), dan persalinan
Air Susu Ibu (ASI)
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Aktivitas
Peserta didik dengan teman sebangku dimnta untuk mencari
informasi mengenai keuntungan pemberian ASI bagibayi.
Kemudian, cari pula rentang waktu yang paling baik bagi ibu
untuk menyusui bayinya
Mempraktikan
Mendiskusikan
Peserta didik diminta denga kelompoknya mendiskusikan
Siklus menstruasi dan dampaknya pada diri seorang wanita.
Apakah menyehatkan atau justru membuat diri sakit?
Bagaimana cara yang tepat menjaga kesehatandan kebersihan
selama menstruasi
Saling tukar informasi tentang :
Sistem Reproduksi wanita
Alat-alat Reproduksi Wanita
Oogenesis
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Wanita
Siklus Menstruasi
Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan), dan persalinan
Air Susu Ibu (ASI)
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik
atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan Mengkomunikasikan
dan menyajikan Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
hasil karya Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan
2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) Waktu
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang
:
Sistem Reproduksi wanita
Alat-alat Reproduksi Wanita
Oogenesis
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Wanita
Siklus Menstruasi
Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan), dan persalinan
Air Susu Ibu (ASI)
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan
ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain
diberi kesempatan untuk menjawabnya.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil
pengamatan secara tertulis tentang
Sistem Reproduksi wanita
Alat-alat Reproduksi Wanita
Oogenesis
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Wanita
Siklus Menstruasi
Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan), dan persalinan
Air Susu Ibu (ASI)
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta
didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran
Menganalisa & Mengasosiasikan
mengevaluasi Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru
proses pemecahan terkait pembelajaran tentang:
masalah Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kerja.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
Sistem Reproduksi wanita
Alat-alat Reproduksi Wanita
Oogenesis
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Wanita
Siklus Menstruasi
Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan), dan persalinan
Air Susu Ibu (ASI)
2. Pertemuan Ke-2 ( 4 x 45 menit ) Waktu
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :
Sistem Reproduksi wanita
Alat-alat Reproduksi Wanita
Oogenesis
Kontrol Hormonal pada Sistem Reproduksi Wanita
Siklus Menstruasi
Fertilisasi, Gestasi (Kehamilan), dan persalinan
Air Susu Ibu (ASI)
Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran
yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi
masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang
15
selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat,
menit
untuk penilaian projek.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang
baik
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/ perseorangan (jika
diperlukan).
Mengagendakan pekerjaan rumah.
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan di MAS Alwasliyah 12 Perbaungan Kabupaten
Serdangbedagai tentang perkembangan sekolah MAS Alwasliyah 12 Perbaungan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. sarana dan prasana yang dimiliki oleh MAS Alwasliyah 12 Perbaungan sudah dikatakan
sudah memnuhi standart pendidikan
2. setiap guru dalam sekolah MAS Alwasliyah 12 Perbaungan melakukan pendidikan
kepada peserta didik sesuai dengan profesi atau kemampuan yang dimiliki oleh masing
masing pendidik.
3. dan sekolah ini juga sering mengadakan kegitan pelatihan unntuk meningkatkan kulaitas
pada pendidik
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka perlu kiranya
memberikan beberapa saran kepada berbagai pihak sebagai berikut:
1. Kepada kepala sekolah dan para pengambil kebijakan lainnya di sekolah, perlu kiranya
meningkatkan standar dalam penerimaan siswa baru di MAS Alwasliyah 12 Perbaungan
Kabupaten Serdangbedagai. Sehingga siswa yang diterima benar-benar siap untuk
mengikuti proses pembelajaran di sekolah
2. Kepada para guru sebagai pengampu mata pelajaran perlu kiranya meningkatkan
keterampilan dalam menyusun,mengelola,dan mengevaluasi pembelajaran yang
berlangsung di kelas.
3. Kepada para siswa perlu kiranya untuk meningkatkan motivasi belajar yang lebih
tinggi lagi.
4. Kepada para orangtua siswa perlu kiranya mengadakan komunikasi intensif
dengan pihak sekolah, sehingga perkembangan siswa dapat dikoordinasikan.
5. Kepada peneliti selanjutnya, disarankan agar kiranya dapat melakukan penelitian yang
lebih mendalam dengan pendekatan dan model penelitian yang lain.