Anda di halaman 1dari 66

CRITICAL JURNAL REVIEW

MANAJEMEN PEMBELAJARAN

Dosen Pembimbing : Arba’atun, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Nama : Rizka Ramadani Sam

Nim : 03107181033

Semester : III (Tiga)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN / 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Swt. Tuhan pengurus seluruh alam,atas berkah dan
karunia-Nyalah tugas saya mengenai “Critical Jurnal Review” dapat terselesaikan tepat waktu.
Shalawat dan salam marilah kita limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta seluruh keluarga
dan sahabat serta pengikut ajarannya hingga akhir zaman.

Tugas ini disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Pembelajaran. Sebagai bentuk dasar uraian materi dari pelajaran yang dijadikan sebagai salah satu
pengetahuan dasar yang dapat dikaitkan dalam islam untuk menjawab perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi serta menggunakan metode ini sebagai sikap untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta-nya.
Jika dalam tugas ini masih terdapat kekurangan, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan pada tugas selanjutnya. Saya mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam pembuatan tugas ini. Semoga tugas ini mampu memberikan
pengetahuan yang lebih luas khususnya bagi yang telah mengetahui dan menjadi wawasan yang sangat
berharga bagi yang baru mengetahuinya.

Medan, 24 Oktober 2019

Rizka Ramadani Sam


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... .. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian............................................................................................ 2

1.3.. .Manfaat Penelitian........................................................................................ 2

BAB II RINGKASAN ARTIKEL / JURNAL

2.1 Identitas Jurnal .............................................................................................. 3

2.2. Ringkasan Jurnal .. ......................................................................................... 4

BAB III KEUNGGULAN PENELITIAN

3.1 Kegayutan Antar Elemen. ............................................................................... 11

3.2. Origanalitas Temuan ...................................................................................... 11

3.3. Kemutakhiran Masalah ................................................................................. 11

3.4. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian .............................................................. 12

BAB IV KELEMAHAN PENELITIAN

4.1. Kegayutan Antar Elemen ............................................................................... 13

4.2. Origanalitas Temuan ...................................................................................... 13

4.3. Kemutakhiran Masalah ................................................................................. 13

4.4. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian .............................................................. 1

BAB III PENUTUP

5.1. Kesimpulan..................................................................................................... 15

5.2. Saran ............................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Banyak di zaman sekarang ini khususnya di lembaga pendidikan seorang pendidik belum
semuanya mampu untuk memanajemen proses pembelajaran dengan baik. Inilah yang menjadi topik
perbincangan di lembaga pendidikan. Dapat diketahui bahwa Manajemen Pembelajaran adalah segala
usaha pengaturan proses belajar mengajar, dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang
efektif dan efisien. Pada dasarnya manajemen pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan
pembelajaran, baik kegiatan pembelajaran yang dikategorikan dalam kurikulum inti maupun
penunjang, berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam manajemen pembelajaran yang bertindak sebagai manajer adalah guru. Sehingga
pendidik memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan beberapa langkah kegiatan
manajemen yang meliputi merencanakan pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran,
mengendalikan (mengarahkan) serta mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
Pada kegiatan merencanakan pembelajaran, pendidik menentukan tujuan pembelajaran, yakni
tujuan yang ingin dicapai setelah terjadinya proses kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan
mengorganisasikan pembelajaran, pendidik mengumpulkan dan menyatukan berbagai macam sumber
daya dalam proses pembelajaran, baik pendidik, peserta didik, ilmu pengetahuan serta media belajar.
Pada kegiatan mengendalikan pembelajaran, pendidik melaksanakan rencana kegiatan pembelajaran
yang telah dibuat di awal dalam perangkat pembelajaran, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada kegiatan mengevaluasi pembelajaran, pendidik melakukan penilaian terhadap pembelajaran yang
telah berlangsung. Dalam penelitian jurnal ini akan di bahas mengenai manajemen pembelajaran yang
baik dan bagaimana penerapan nya telah dilakukan.

1.2. Tujuan Penelitian


1. Melatih mahasiswa untuk berpikir kritis dan memberikan pendapat terhadap problematika
Manajemen Pembelajaran di Lembaga Pendidikan melalui jurnal ini.
2. Untuk mengetahui hasil analisis mahasiswa terkait dengan keunggulan dan kelemahan dari
jurnal yang diteliti.

1.3. Manfaat Penelitian

1. Mahasiswa dapat melatih diri untuk berikir kritis, memberikan pendapat serta argumen.
2. Mahasiswa dapat lebih teliti dalam memilih jurnal yang unggul untuk dijadikan sebagai media
pembelajaran.
3. Mahasiswa dapat berperan aktif dalam mewujudkan hasil pemikiran mereka dengan membuat
media pembelajaran yang sama hanya saja lebih teliti dan selektif dalam mencantumkan
informasi yang ada sehingga bersifat faktual dan kekinian.
BAB II
RINGKASAN ARTIKEL / JURNAL
2.1.Identitas Jurnal 1
Judul :
Manajemen Pembelajaran Guru Pada SD Negeri Peukan Pidie Kabupaten Pidie
Penulis : Nora Feri, Cut Zahri Harun, Nasir Usman.
Volume / No : Vol. 5/4
Halaman : 224-228
Tahun : 2017
ISSN : 2302-0156
Alamat Email : : askia.nora@gmail.com
Tujuan Penelitian :
Untuk menentukan rencana pembelajaran, implementasi pembelajaran, evaluasi
pembelajaran, dan faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen
pembelajaran guru.

Identitas Jurnal Pembanding 1


Judul :
Manajemen Pembelajaran Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan Studi Multi
Situs di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Pamekasan.
Penulis : Hadie Efendy
Volume / No : Vol. 8/2
Halaman : 1002-1010
Tahun : 2018
ISSN : p-ISSN 2442-2401:e-ISSN 2477-5622
Alamat Email : Hadie76@gmail.com
Tujuan Penelitian :
Untuk menganalisis dan mendeskripsikan Perencanaan Pembelajaran,
Pengorganisasian Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran, Monitoring
Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran dalam Penjaminan Mutu pendidikan,
Mutu Pendidikan yang dihasilkan, dan Kendala-kendala Pembelajaran dalam
Penjaminan Mutu Pendidikan.

Identitas Jurnal Pembanding 2


Judul :
Manajemen Pembelajaran Berbasis Standart Proses Pendidikan Anak Usia Dini.
Penulis : Siti Nurjanah, Rifqi Muntaqo
Volume / No :-
Halaman : 247-258
Tahun : 2018
ISSN : ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Alamat Email : nurjanahs926@gmail.com dan rifqimuntaqo@unsiq.com
Tujuan Penelitian :
Untuk mendikripsikan konsep standar proses pembelajaran pada anak uisa dini.
2.2. Ringkasan Jurnal 1

A. Pendahuluan

Salah satu komponen yang bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan adalah guru. Guru
dituntut mampu melibatkan berbagai unsur pendukung mengajar yang dibutuhkan agar tercapainya
hasil dengan optimal. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bersifat studi deskriptif tentang
penerapan manajemen pembelajaran guru. Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui bagaimana
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan faktor-faktor
pendukung dan penghambat dalam manajemen pembelajaran guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie
Kabupaten Pidie. Berdasarkan gambaran di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian
ini adalahbagaimanakah manajemen pembelajaran guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie Kabupaten
Pidie?.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang merupakan penelitian yang
mendeskripsikan kondisi subjek penelitian pada saat penelitian dilaksanakan. Data yang diperoleh
seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan,
disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka, Variabel dalam
penelitian ini adalah: Kepala sekolah dan guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie Kabupaten Pidie. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis
deskriptif kualitatif yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi data.

C. Hasil dan Pembahasan


1. Perencanaan pembelajaran guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan perencanaan, meliputi penyusunan Rencana
Program Pembembelajaran (RPP), penyusunan silabus, penyusunan Program Tahunan dan Program
Semesteran. Perencanaan pembelajaran tertuang dalam RPP yang dipersiapkan oleh masing-masing
guru kelas awal pada SD Negeri 1 Peukan Pidie. Dalam RPP terdapat sejumlah aspek yang menjadi
acuan untuk pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie


Dalam pelaksanaan pembelajaran, ada beberapa ciri khas yang menjadi karakteristik
pembelajaran pada sekolah dasar, terutama pada kelas awal, yang diterapkan selama ini di SD Negeri
1 Peukan Pidie, di antaranya: pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Dalam proses ini, peran guru hanya memfasilitasi
siswa untuk belajar secara sendiri atau dengan teman-temannya dalam kelompok.

3. Evaluasi pembelajaran guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie

Dalam pengertian tentang evaluasi pendidikan disebutkan guna evaluasi pendidikan adalah
untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran.

D. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat dalam Manajemen Pembelajaran Guru pada


SD Negeri 1 Peukan Pidie

Berdasarkan pengolahan data diketahui bahwa terdapat kendala yang ditemukan kepala SD
Negeri 1 Peukan Pidie dalam membuat perencanaan untuk membina pembelajaran guru. pendukung
untuk pelaksanaannya. Faktor-faktor yang mendukung adalah waktu, sarana, dana personil, pelaksana,
kemajuan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

Hambatan yang dialami kepala sekolah antara lain: masihada sebagian guru yang rendah
minatnya untuk membaca buku sumber yang disediakan meningkatkan kompetensinya, rendahnya
minat guru-guru untuk mengkaji atau meneliti, memilih dan mengembangkan media dalam forum
gugus, dan rendahnya minat guru-guru untuk berlatih membuat media yang sederhana dan
menggunakannya di dalam kelas.

Ringkasan Jurnal Pembanding I


A. Pendahuluan

Konsep manajemen jika diterjemahkan dalam kegiatan pembelajaran, menurut Sergiovani1


manajemen diartikan sebagai usaha dan tindakan kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional
disekolah dan usaha maupun tindakan guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas dilaksanakan
sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah dan
pembelajaran.
Flores, dkk2 manajemen pembelajaran adalah mengacu pada suatu upaya untuk mengatur dan
mengendalikan aktivitas pembelajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pembelajaran
untuk mensukseskan tujuan pembelajaran agar tercapai secara lebih efektif, efesien dan produktif.
Uniknya, SMA Negeri 1 Pamekasan dan SMA Negeri 3 Pamekasan yang sama-sama memiliki
program kelas unggulan dalam manajemen pembelajaran yang digunakan untuk program kelas
unggulan pada intinya sama dengan manajemen pembelajaran untuk program reguler, perbedaannya
dalam pengembangan manajemen pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang
memenuhi potensi kecerdasan dan bakat istemewa.
B. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan rancangan studi multi situs.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis
secara berulang-ulang melalui analisis dalam situs tunggal dan lintas situs. Teknik analisis data terdiri
dari pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Desain penelitian ini multi kasus sehingga dalam menganalisis data dilakukan dua tahap yaitu:
Analisis data tunggal dilakukan pada masing-masing subjek yaitu SMA Negeri 1 Pamekasan dan SMA
Negeri 3 Pamekasan dan Analisis data lintas kasus bertujuan untuk membandingkan danmemadukan
temuan yang diperoleh dari masing-masing kasus.
C. Hasil dan Pembahasan
Perencanaan pembelajaran dalam penjaminan mutu pendidikan melalui pembentukan team
work, kemudian diadakan rapat kinerja dan penentuan program prioritas berupa (a) nilai-nilai karakter
siswa, (b) berpusat pada siswa, (c) belajar dengan keteladanan dan pembiasaan, (d) mengembangkan
kemampuan sosial, (e) mengembangkan diri siswa, (f) mengembangkan keterampilan memecahkan
masalah, (g) mengembangkan kreativitas siswa, (h) mengembangkan kepahaman penggunaan ilmu dan
teknologi, (i) menumbuhkan kesadaran sebagai generasi penerus yang baik, (j) belajar sepanjang hidup,
dan (k) perpaduan kompotensi, kerjasama dan solidaritas.

1
Sergiovanni, Thomas J. Theory and Practice in Education Policy and Administration:An Hermeneutics
Perspective. (University of Illinois, Urbana-Champaign, 1981), 8.
2
Flores, dkk. (2016). Factor associated with learning managent in mexican micro. Procedia, Vol. 197, No.
1494. http://ac.els.cdn.com/S187704281504094X-main.pdf (diakses 2 Oktober 2016)
Pengorganisasian pembelajaran yaitu: pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan melalui
guru yang serumpun dalam satu mapel, materi, pemilihan isi, penataan urutan isi, mengintegrasikan
mutu akademik agar berprestasi pada olimpiade science internasional dengan tidak meninggalkan
nilai-nilai karakter siswa dan output yang bermutu melalui prinsip (a) kejelasan tugas dan
pertanggungjawaban, (b) pembagian kerja berdasarkan professional, (c) kesatuan arah kebijakan, (d)
teratur, (e) disiplin, (f) adil (seimbang), (g) inisiatif, (h) semangat (i) kebersamaan, (j) sinergis ,dan (k)
ikhlas.

Pelaksanaan pembelajaran harus integratif antara ilmu pengetahuan dengan pembinaan karakter
siswa berbasis spritual learning, program pengayaan, penajaman, remidial dan pembinaan, pembagian
rombongan belajar menjadi kelas kelompok belajar besar dengan pola paket kelas (big learning group
class), dan ada kelas dengan pola kelompok belajar kecil (small learning group class; standarisasi guru,
tidak hanya melihat aspek profesionalisme, pedagogik, personal dan sosial namun juga aspek spritual
learning.

Monitoring pembelajaran memperkuat teori Ishida & Shimbo, Tshabalala dan Egwu yang
menyatakan bahwa pengawasan pembelajaran usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan
dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata
dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang
penjaminan bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.

Evaluasi hasil belajar menekankan pada perolehan informasi tentang seberapakah perolehan
siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Berbedaannya dari hasil penelitian bahwa
evaluasi pembelajaran memiliki fungsi formatif, fungsi sumatif, fungsi diagnostik dan fungsi seleksi.
Ringkasan Jurnal Pembanding II
A. Pendahuluan
Dalam peraturan pemerintah no 137 tahun 2014 tentang standar pendidikan anak usia dini
menyatakan bahwa standar proses merupakan kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran dalam rangka
membantu memenuhi tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian
kepustakaan atau library research yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur
(kepustakaan) baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu.
(Iqbal Hasan, 2004:65)

C. Pembahasan
a. Konsep Manajemen Standar Proses
Sesuai dengan amanat peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor
137 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini, salah satu standar yang harus
dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran
pada satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian
perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. (Permendibud No 137 Tahun 2014).
b. Komponen-Komponen Dalam Standar Proses
Sebagaimana diatur dalam permendikbud no 137 tahun 2014, standar proses meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pengawasan
pembelajaran. (Permendibud No 137 Tahun 2014 pasal 11).
Beberapa pendekatan dalam proses pembelajaran anak usia diantaranya pendekatan
Montessori, pendekatan bank street, pendidikan high/scope, pendekatan kurikulum kreatif, pendekatan
region Emilia, pendekatan project based, dan pendekatan BCCT.
Selanjutnya berikut beberapa model pembelajaran anak usia dini diantaranya:
1. Model pembelajaran klasikal
2. Model pembelajaran kelompok
3. Model pembelajaran berbasis sudut
4. Model pembelajaran berbasis sentra
5. Model pembelajaran area

BAB III
KEUNGGULAN PENELITIAN
3.1. Kegayutan Antar Elemen Jurnal 1, 2, dan 3
Penulis atau peneliti mampu menyajikan materi secara beruntun, sistematis,dan
berkesinambungan. Antara subjek materi satu ke subjek lain-Nya, dengan mencantumkan bahwa
permasalahn utama dalam proses pembelajarran adalah bagaimana seorang pendidik dalam
memanajemen proses pembelajaran berjalan dengan baik. Dilanjutkan dengan penilaian Kinerja pada
masing-masing penelitian di lembaga-lembaga pendidikan dan pendapat para ahli serta sumber sumber
dari buku yang di dapat dikaitkan dengan proses penelitian masing-masing jurnal seperti di jurnal 1,2
dan 3. Sehingga dikajilah masalah ini lebih dalam lagi secara sistematis agar setiap lembaga dapat
memahami fungsi manajemen dalam suatu lembaga pendidikan.
3.2. Originalitas Temuan Jurnal 1,2, dan 3.
Teori dan konsep yang digunakan peneliti dalam penelitian-Nya menjelaskan bahwa ide dan
gagasan para peneliti begitu cemerlang juga mengadopsi pemikiran maju untuk menyelamatkan
lembaga pendidikan yang saat ini ada dalam memahami Manajemen pembelajaran yang disampaikan
para ahli ataupun lembaga yang telah di teliti. Seperti pada jurnal pertama penelitian dengan konsep
kajian yang dikutip dijadikan seimbang, artinya ada penelitian dan ada pendapat para ahli disatukan,
seperti pada jurnal kedua juga dijabarkan selain pendapat para ahli juga ditambahkan tinjauan baru dari
penelitian yang dilakukan. Dan pada jurnal ketiga juga seperti itu hanya saja kurang pada proses
penelitiannya.
3.3. Kemutakhiran Masalah Jurnal 1,2, dan 3.
Kesulitan Lembaga Pendidikan dan tenaga pendidik dalam memanajemen proses belajar yang
kurang tepat, serta penerapan standart proses kegiatan pembelajaran di jenjang SD, SMP, SMA maupun
di pendiidkan anak usia dini menjadi problematika akut hampir diseluruh lembaga sekolah didaerah
terpencil, maupun di daerah yang terluas. Termasuk kota-kota besar yang cukup maju tingkat
perkembangan pendidikan. Oleh sebab itu, pokok permasalahan ini memberitahukan kita bahwa
pentingnya standart proses pendidikan untuk keefektifan pembelajaran. Selain itu, penelitian ini bukan
lagi topik terbaru melainkan akan terus berkembang pada setiap zaman, baik untuk diketahui dan
dibaca. Karena jurnal ini membahas permasalahan yang mutakhir hingga sekarang dan akan terus di
permasalahkan.
3.4. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian
Penulis mampu menghubungkan setiap kata dalam setiap paragraf, sehingga menjadi kalimat
yang cukup baik dan memberikan kesan yang mudah dipahami oleh pembaca tertentu jika ia memahami
dengan seksama. Seperti yang diterangkan sebelumnya bahwa jurnal tersusun secara sistematis
(terstruktur) dan bagian satu dan lain-Nya masih memiliki kesinambungan yang erat dan menarik.
Diawal penulis telah menjelaskan tentang permasalahan standart proses pendidikan anak usia
dini, menganalisis dan mendeskripsikan proses manajemen pembelajaran serta faktor pendukung dan
penghambat dalam manajemen pembelajaran guru yang kurang memperhatikan fungsi manajerialnya
sehingga tidak memahami konsep yang bagus diterapkan bagaimana. Hingga di akhir penelitian jurnal
ini, penulis masih juga terkesan membahas mengenai proses memanajemen pembelajaran dengan baik
yaitu bagian terak evaluasi dan faktor pendukung serta penghambat dalam manajemen pembelajaran
guru yang harus dipahami oleh setiap guru.

BAB IV
KELEMAHAN PENELITIAN

4.1. Kegayutan Antar Elemen


Dari penjelasan sebelum-Nya, penulis tidak memaparkan dengan jelas mengenai permasalahan
di masing-masing lembaga . Terkait dengan penjelasan yang ambigu dan beberapa kata yang sulit
dipahami serta tidak adanya contoh pada penjelasan tersebut baik itu di jurnal pertama, kedua maupun
ketiga.
4.2. Originalitas Temuan
Dari pengamatan saya, penelitian seperti ini sudah tentu menjadi topik yang sering di bahas
mengingat perkembangan pendidikan di Indonesia tidak mengalami perubahan yang pesat dari tahun
ke tahun dan masih itu-itu saja. Sehingga memiliki kecenderungan untuk mengadopsi atau mengambil
beberapa gagasan dari pakar informasi dan tekhnologi bahkan hasil penelitian milik orang lain.
4.3.Kemutakhiran Masalah
Penelitian ini hanya berisi hasil dari penelitiannnya saja tanpa memasukkan banyak referensi buku
atau pendapat para ahli dalam jurnal pertama, Pada jurnal kedua kebalikan dari jurnal pertama yang
hanya memfokuskan pada teori dan referensi dari buku tetapi hasil penelitiannya sedikit diikutsertakan,
Sedangkan pada jurnal ketiga hanya berdasarkan buku maupun teori saja dan hasil penelitiannya tidak
terlihat dimana. Ada yang langsung meneliti ke lembaga seperti pada jurnal ke pertama dan kedua,
namun pada jurnal ke tiga dia hanya berdasarkan pada pendapat para ahli sehingga kurang terkesan
baik. Seperti pada jurnal pertama, kedua maupun ketiga tidak ada bukti berupa tabel dan grafik dalam
menjelaskan hasil atau sejauh mana metode ini akan berhasil jika telah dilakukan.
4.4.Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian
Dari segi kohesi dan koherensi yang ada pada jurnal ini tidak memiliki kelemahan yang terlalu
menonjol, dikarenakan penulis sangat berhati-hati dalam memaparkan penulisan pada jurnal mengenai
kohesi dan koherensi yang bertujuan untuk mendapat efek intensitas bahasa, kejelasan informasi, dan
keindahan bahasa. Dan dalam jurnal ini kohesi sudah cukup bagus ditinjau dari segi hubungan-
hubungan yang terjadi pada setiap penjelasan dari teori yang dipaparkan.

BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Kesimpulan yang bisa saya ambil dari penelitian terhadap jurnal ini berkaitan dengan tugas dari
seorang pendidik atau guru dalam memanajemen proses pembelajaran yang baik, yaitu dari mulai
perencanaan pelaksanaan pembelajaran, pengorganisasian pelaksanaan pembelajaran, pengendalian
pelaksanaan proses pembelajaran, pengevaluasian pelaksanaan pembelajaran dan faktor pendukung
dan penghambat proses pembelajaran sehingga terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Manfaat yang sangat besar bisa kita ambil dalam jurnal ini, bahwa setiap pembaca dituntut
memahami tugas seorang guru dalam suatu lembaga agar benar-benar mematangkan fungsi manajemen
yang baik. Dalam hal ini menurit saya jurnal ini sangat bermanfaat dan banyak menarik minat pembaca
dalam memahami profesi mereka terutama seorang pendidik.

5.2. Saran
Saran saya sebagai review atau peneliti dari jurnal penulis, dalam hal ini seharusnya penulis
menambahkan hasil penelitiannya berupa tabel atau grafik kemajuan dalam peneleitian tersebut bukan
hanya sekedar metode atau teori yang dikemukakan oleh para ahli sebagai penguat atas pendapat dari
peneliti sendiri. Adapun untuk saya sendiri sebagai seorang review mengharap kan saran dari para
pembaca untuk kemajuan tugas berikutnya agar lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Efendy Hadie. 2018. Manajemen Pembelajaran Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan (Multi Situs di
SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Pemekasan). Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam. Vol.
8
Fery Nora, dkk. 2017. Manajemen Pembelajaran Guru Pada SD Negeri 1 Peukan Pidie Kabupaten
Pidie. Jurnal Magister Administrasi Pendidikan. Vol. 5.
Nurjanah Siti dan Rrifqi Muntaqo,. 2018. Manajemen Pembelajaran Standart Proses Pendidikan Anak
Usia Dini. Jurnal PPKM III.

Jurnal Magister Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0156

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 5 Pages pp. 224 - 228

MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU PADA SD NEGERI 1


PEUKAN PIDIE KABUPATEN PIDIE

Nora Feri,1Cut Zahri Harun,2 Nasir Usman2


1
Magister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2 Prodi Magister Administrasi Pendidikan Universitas


Syiah Kuala, Indonesia 3Koresponden:
askia.nora@gmail.com

Abstract: Learning management includes several matters, such as planning, implementation, and
supporting and inhibiting factors of learning. This study aimed at determining the learning plan, the
learning implementation, learning evaluation, and supporting and inhibiting factors in teacher learning
management. The research method used was descriptive with a qualitative approach. The data were
collected by observation, interviews and documentation review. The subjects of the study were principals
and teachers. Data were analyzed with reduction, display, and verification techniques. The results showed
that: 1) planning of learning made by teachers had not planned properly, there were some teachers who
had not been able to prepare mapping properly, preparation of topic, and syllabus as tool that should be
prepared before preparing the lesson plan; 2) the implementation of teacher learning done by teachers was
guided by school-based curriculum. The implementation of the learning process was not optimal, for it was
still a lack of teacher knowledge about the procedure of effective learning application, and there was still a
low-grade teacher who used the subjects clearly without topic; 3) the evaluation of learning done by
teachers was guided by a lesson plan. The evaluation was done to improve the learning activities of teachers,
both spoken and written evaluation forms; and 4) the obstacles to the implementation of learning
management were planning for coaching teachers, time, facilities and personnel. In addition, it lacks
training for teachers; some teachers were not active in group activities, seminars, and improving the
teaching professional.

Keywords: Teacher, Learning Management, and SD Negeri 1 Peukan Pidie.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi pembelajaran, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen pembelajaran
guru. Metode penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumensi. Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan
guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan pembelajaran guru belum diprogramkan dengan
baik, ada guru yang belum mampu menyusun pemetaaan dengan baik, penyusunan jaringan tema, dan
penyusunan silabus sebagai perangkat yang harus dipersiapkan sebelum menyusun RPP; 2) Pelaksanaan
pembelajaran guru yang dilaksanakan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran.
Pelaksanaannya belum optimal, masih kurangnya pengetahuan guru tentang tata cata penerapan
pembelajaran tersebut secara efektif, serta masih ada guru kelas rendah yang menggunakan mata pelajaran
dengan jelas dan tidak menggunakan tema; 3) Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan berpedoman pada
RPP yang disusun. Evaluasi dilakukan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran guru, bentuk evaluasi
lisan dan tulisan; dan 4) Faktor pendukung adanya kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah
untuk memperbaiki dan membina kemampuan guru dalam penerapan manajemen pembelajaran.
Hambatannya, antara lain dalam membuat perencanaan untuk pembinaan guru-guru, disebabkan karena
waktu, sarana dan personil yang tersedia. Kurangnya pelatihan bagi guru-guru, tidak aktifnya sebagian guru
dalam kegiatan gugus, seminar, dan kegiatan peningkatan profesi keguruan.

Kata kunci: Manajemen, Pembelajaran Guru, dan SD Negeri 1 Peukan Pidie.

PENDAHULUAN
Kebijakan peningkatan mutu pendidikan
dan pengajaran harus selalu diupayakan oleh upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
berbagai pihak, baik pemerintah maupun Idealnya, dalam setiap proses pembelajaran, guru
komponen lain yang terlibat dalam proses dituntut mampu melibatkan berbagai unsur
tersebut. Guru sebagai komponen utama dalam pendukung mengajar yang dibutuhkan agar
proses pengajar rnemegang posisi kunci dalam tercapainya hasil dengan optimal.

Tinggi rendahnya mutu pendidikan pada


suatu sekolah, ditentukan oleh banyak faktor.
-224 Volume 5, No. 4, November 2017
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan kendala utama dalam mengefektifkan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pembelajaran. Proses pembelajaran yang

dilakukan guru, kadang-kadang tidak sesuai


Salah satu komponen yang bertanggungjawab dengan RPP yang telah disusun. Perbedaan
terhadap mutu pendidikan adalah guru. Realitas dapat terjadi misalnya dalam penggunaan
ini tidak dapat dipungkiri bahwa indikator model pembelajaran, pelaksanaan kegiatan inti
keberhasilan pendidikan senantiasa terkait dan akhir dari proses pembelajaran, tidaknya
dengan kompetensi guru sebagai pemegang posisi efektifnya waktu yang digunakan sehingga
kunci dalam pembelajaran di sekolah. evaluasi setiap pertemuan tidak bisa dilakukan
dengan kontinu.
Guru dituntut mampu melibatkan berbagai Penulis tertarik untuk melakukan
unsur pendukung mengajar yang dibutuhkan agar
penelitian yang bersifat studi deskriptif tentang
tercapainya hasil dengan optimal. Proses penerapan manajemen pembelajaran guru. Dalam
hal ini, penulis ingin mengetahui
melibatkan unsur pendukung mengajar
merupakan salah satu strategi guru dalam bagaimana perencanaan pembelajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Proses
pembelajaran di sekolah dasar akan optimal,
apabila supervisor sering melakukan kegiatan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
supervisi terhadap guru-guru. pembelajaran, dan faktor-faktor pendukung dan
penghambat dalam manajemen pembelajaran
guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie Kabupaten
Guru yang mampu melaksanakan kegiatan Pidie.
pembelajaran dengan baik, ia dikatakan sebagai
guru yang profesional. Farichin (2014) bahwa
seorang guru harus mampu menerapkan dan Belum ada penelitian yang khusus
menetapkan strategi-strategi demi tercapainya dilakukan tentang manajemen pembelajaran guru
tujuan pembelajaran. Apabila mampu, di Kabupaten Pidie, akan tetapi penulis
menerapkan strategi yang baik dalam
pembelajaran, maka ia menjadi salah satu mempelajari dari penelitian-penelitian
indikator guru profesional. Hal inilah yang sebelumnya di kabupaten lain sebagai landasan
menjadi salah satu alasan penulis memilih judul referensi penulis yang berhubungan dengan
ini untuk mengkaji bagaimana manajemen manajemen pembelajaran guru pada sekolah
pembelajaran yang baik diterapkan pada sekolah dasar. Dalam penelitian tersebut, penulis
dasar oleh guru yang efektif.. menelaah ada beberapa masalah yang belum
terjawab, seperti perencanaan pembelajaran yang
Studi pendahuluan penelitian ini belum optimal, pelaksanaan pembelajaran yang
tidak sesuai standar, dan belum adanya tindak
lanjut terhadap kendala-kendala yang ditemukan
menemukan beberapa permasalahan dalam
dalam proses pembelajaran guru.

proses penerapan manajemen guru di sekolah


Berdasarkan gambaran di atas, maka yang
dasar, antara lain guru-guru sudah menerapkan
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah manajemen pembelajaran guru
manajemen pembelajaran, namun kurangnya pada SD Negeri 1 Peukan Pidie Kabupaten Pidie?
Tujuan penelitian ini adalah untuk
minat dan motivasi belajar siswa menjadi
mengetahui perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

pembelajaran, serta faktor-faktor pendukung

dan penghambat dalam manajemen

pembelajaran guru.

Dalam penelitian sebelumnya pernah

dibahas tentang manajemen pembelajaran guru


yang kurang baik, berakibat kepada kurangnya
minat dan motivasi siswa untuk mengikuti

pembelajaran, dan rendahnya mutu pembelajaran.


Hal ini, disebabkan karena guru

belum mampu menyusun perencanaan


pembelajaran secara baik, belum mampu

memotivasi siswa untuk meningkatkan


kompetensinya, kurangnya pelatihan bagi guru-

Volume 5, No. 4, November 2017 - 225


pembelajaran tertuang dalam RPP yang dipersiapkan
oleh masing-masing guru kelas awal pada SD Negeri
guru pada jenjang sekolah dasar. 1 Peukan Pidie. Dalam RPP terdapat sejumlah aspek
yang menjadi acuan untuk pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Hal ini, sesuai dengan saran Umaedi (2011)
bahwa para guru perlu didorong untuk terus
Penelitian ini menggunakan metode
menyempurnakan strategi pembelajaran,
deskriptif kualitatif yang merupakan penelitian
yang mendeskripsikan kondisi subjek penelitian
pada saat penelitian dilaksanakan. Data yang
diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil -226 Volume 5, No. 4, November 2017
wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen,
catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi
penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan
angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis
data dengan memperkaya informasi, mencari
hubungan, membandingkan, menemukan pola
atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi
dalam bentuk angka). Dengan mempertanyakan

bagaimana perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

pembelajaran, serta faktor-faktor pendukung

dan penghambat dalam manajemen

pembelajaran guru pada SD Negeri 1 Peukan


Pidie Kabupaten Pidie. Variabel dalam penelitian
ini adalah: Kepala sekolah dan guru pada SD
Negeri 1 Peukan Pidie Kabupaten Pidie. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis
deskriptif kualitatif yaitu reduksi data, display
data, dan verifikasi data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan pembelajaran guru pada SD


Negeri 1 Peukan Pidie

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


kegiatan perencanaan, meliputi penyusunan
Rencana Program Pembembelajaran (RPP),
penyusunan silabus, penyusunan Program
Tahunan dan Program Semesteran. Perencanaan
Jurnal Magister Administrasi Pembelajaran kelompok akan
Pendidikan Pascasarjana Universitas membiasakan siswa untuk bekerjasama dalam
Syiah Kuala melakukan aktivitas belajar. Di samping itu,
pembelajaran langsung dan dikaitkan dengan
kegiatan peragaan (demontrasi) juga sangat
penting diterapkan kepada siswa pada sekolah
misalnya dengan menerapkan kaji tindak dasar. Proses pembelajaran dengan pengalaman
dalam pembelajaran (class-room action langsung sangat cocok diterapkan pada siswa
research). Pelaksanaan kurikulum di sekolah kelas awal, seperti halnya untuk mata pelajaran
melalui empat tahap, yaitu: (1)
perencanaan, (2) pengorganisasian dan
koordinasi, (3) pelakasanaan, dan (4)
pengendalian.

Tahap perencanaan kurikulum


dijabarkan sampai menjadi rencana
pengajaran, maka untuk tingkat sekolah dasar
melakukan beberapa kegiatan, seperti
menjabarkan program tahunan dan
semesteran, menelaah berdasarkan kalender
pendidikan, menyusun RPP. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa
penyusunan AMP sampai dengan RPP tidak
dikerjakan seorang diri oleh guru kelas awal.
Akan tetapi, disusun secara bersama-sama
oleh beberapa guru kelas awal yang
tergabung dalam satu gugus.

Pelaksanaan pembelajaran guru pada SD


Negeri 1 Peukan Pidie

Dalam pelaksanaan pembelajaran, ada


beberapa ciri khas yang menjadi karakteristik
pembelajaran pada sekolah dasar, terutama
pada kelas awal, yang diterapkan selama ini
di SD Negeri 1 Peukan Pidie, di antaranya:
pembelajaran berpusat pada siswa (student
centered), hal ini sesuai dengan pendekatan
belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar
sedangkan guru lebih banyak berperan
sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk
melakukan aktivitas belajar. Dalam proses
ini, peran guru hanya memfasilitasi siswa
untuk belajar secara sendiri atau dengan
teman-temannya dalam kelompok.
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan memberikan masukan untuk perencanaan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala program, memberi masukan untuk kelanjutan,

perluasan dan penghentian


program
agama, pengalaman langsung di sini dapat
diterapkan dengan metode demonstrasi atau
peragaan. Sebagai contoh dalam pembelajaran pembelajaran, memberi masukan untuk
fiqih, guru mengajari anak mengimami shalat memodifikasi program pembelajaran, serta
atau menjadi makmum. Setelah proses untuk tindak lanjut terhadap program yang
pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu belum

menjadi makmum atau imam dalam terealisasi dengan baik. Nurharjadmo (2008)
melaksanakan shalat. Untuk kesuksesan menyatakan salah satu permasalahan yang
pembelajaran ini, guru ideal dituntut mampu dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya
menjadi model yang dapat dicontoh teladani oleh kualitas atayu mutu pendidikan.
siswanya. Fajar (2010) menyatakan sifat-sifat
yang harus dimiliki oleh guru yaitu: cukup
berpengetahuan dan memiliki kemampuan untuk Fungsi evaluasi dalam pembelajaran guru
menjadi role model. tidak dapat terlepas dari tujuan itu sendiri. Dalam
pengertian tentang evaluasi pendidikan
disebutkan guna evaluasi pendidikan adalah
Pembelajaran pada sekolah dasar yang untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata menunjukkan sampai di mana tingkat
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. kemampuan dan keberhasilan siswa dalam
Dengan demikian, siswa mampu memahami pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran.
konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini,
diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat
dalam Manajemen Pembelajaran Guru pada
SD Negeri 1 Peukan Pidie
Melalui penyajian konsep-konsep, maka
proses pembelajaran memungkinkan berjalan
dengan baik. Danarwati (2013) permasalahan
pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia Berdasarkan pengolahan data diketahui
saat ini, adalah rendahnya mutu pendidikan pada bahwa terdapat kendala yang ditemukan kepala
setiap jenjang dan satuan pendidikan. SD Negeri 1 Peukan Pidie dalam membuat
perencanaan untuk membina pembelajaran guru.
Hanya saja banyak sub bidang yang harus
direncanakan dan dilaksanakan. Dalam membuat
Evaluasi pembelajaran guru pada SD Negeri 1 perencanaan dari suatu sub bidang, seperti sub
Peukan Pidie bidang pengajaran perlu dipersiapkan faktor
pendukung untuk pelaksanaannya. Faktor-faktor
Evaluasi atau penilaian adalah suatu yang mendukung adalah waktu, sarana, dana
rangkaian kegiatan yang dilakukan secara personil, pelaksana, kemajuan dan langkah-
sistematis, yang mencakup penentuan tujuan, langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
perancangan dan pengembangan instrumen, Selama ini semua sub bidang yang telah
pengumpulan data, analisis, dan penafsiran untuk terprogram dilaksanakan dengan sarana, waktu,
menentukan suatu nilai dengan standar penilaian dana yang sangat terbatas. Oleh karena itu,
yang telah ditentukan. Sudjana (2011) membuat perencanaan bersifat umum dan
dilaksanakan juga bersifat umum. Sasaran utama
adalah untuk setiap sub bidang yang telah
direncanakan dapat berjalan lebih baik dari tahun
lalu, namun demikian proses tersebut masih
ditemui kendala-kendala.

Hambatan yang dialami kepala sekolah


antara lain: masih ada sebagian guru yang rendah
minatnya untuk membaca buku sumber yang

disediakan meningkatkan kompetensinya,


rendahnya minat guru-guru untuk mengkaji atau
meneliti, memilih dan mengembangkan media

Volume 5, No. 4, November 2017 - 227


dalam forum gugus, dan rendahnya minat guru-guru untuk berlatih membuat media yang
sederhana dan menggunakannya di dalam kelas.

KESIMPULAN

1. Perencanaan pembelajaran guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie belum direncanakan dengan
baik. Masih ada guru yang belum mampu menyusun pemetaaan dengan baik, penyusunan
jaringan tema, dan penyusunan silabus sebagai perangkat yang harus dipersiapkan sebelum
menyusun RPP.

2. Pelaksanaan pembelajaran guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie berpedoman pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP). Proses pelaksanaan pembelajaran guru yang diterapkan
belum optimal, karena masih kurangnya pengetahuan guru tentang tata cata penerapan
pembelajaran tersebut secara efektif. Masih ada guru kelas rendah pada SD Negeri 1 Peukan
Pidie yang masih menggunakan mata pelajaran dengan jelas dan tidak menggunakan tema.

3. Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie berpedoman
pada RPP yang disusun. Evaluasi dilakukan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran guru.
Bentuk evaluasi dilakukan baik secara lisan maupun tulisan.

4. Faktor pendukung adanya kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk
memperbaiki dan membina kemampuan guru, dalam penerapan manajemen pembelajaran.
Hambatannya, antara lain dalam membuat perencanaan untuk pembinaan guru-guru,
disebabkan karena waktu, sarana dan personil yang tersedia. Kurangnya pelatihan bagi guru,
tidak aktifnya sebagian guru dalam kegiatan gugus, seminar, dan kegiatan peningkatan profesi
keguruan.

DAFTAR PUSTAKA

Danarwati, Y. S. 2013. Manajemen Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Mutu

-228 Volume 5, No. 4, November 2017


Jurnal Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Pendidikan. Jurnal Mimbar Bumi Bengawan, stia-asmisolo.ac.id

Fajar, A. M. 2010. Pengembangan Profesionalisme Guru. Uhamka Press, Jakarta.

Farichin. 2014. Manajemen Pembelajaran pada Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal


farichinfarich. blogspot.co.id

Nurharjadmo, W. 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Ganda di Sekolah Kejuruan. Jurnal.


Spririt Publik, Vol. 4, No. 2 Oktober 2008.

Sudjana, N. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru, Bandung.

Umaedi. 2011. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Jakarta.
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN (Studi Multi Situs di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3
Pamekasan)

Hadie Efendy

Program Doktor Universitas Negeri Surabaya

Hadie76@gmail.com

Abstract

State Senior High School (SMAN 1 Pamekasan) and Vocational High


School (SMK 3 Pamekasan) which both have excellent class programs in
managing learning that are used for superior class programs are essentially
the same as learning management for regular programs. The difference is in
the development of learning management to fulfill the needs of students who
have potential intelligence and special talent. Learning management is
expected to play a role in empowering students. This study aims to analyze
and describe: (1) Lesson plan, (2) Lesson organizing, (3) implementation of
learning, (4) learning monitoring, (5) evaluating learning in assurance of
education quality, (6) the quality of education produced, (7) learning
obstacles in assurance of education quality. The type of this research is
qualitative descriptive with the design of multi-site study. the results of this
study found (1) learning plan is carried out by team work, performance
meetings and decision of priority programs, (2) organizing the learning in
assurance of education quality carried out by teachers who are allied in one
subject matter, material, content selection, structuring content, integrating
quality academic to succeed in the international science olympiad by not
abandoning students’ character values and qualified output, (3) the
implementation of learning involves students' mental and physical
processes, (4) learning monitoring is done comparing the results of previous
monitoring with government regulations, (5) evaluation learning involves
all elements with the existence of reward and punishment, (6) the quality of
education produces students with academic and non-academic
achievements, obtains great trust from the society where the graduates are
accepted in favorite state universities, (7) the constraints namely curriculum
policy which often changes, the ideal student books are still limited, new
assessment systems and different interpretations by each teacher, the culture
of research is still limited.

Keywords: management, learning, education quality

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan: (1)
perencanaan pembelajaran, (2) pengorganisasian pembelajaran, (3)
pelaksanaan pembelajaran, (4) monitoring pembelajaran, (5) evaluasi
pembelajaran dalam penjaminan mutu pendidikan, (6) mutu pendidikan
yang dihasilkan, (7) kendala-kendala pembelajaran dalam penjaminan

FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Volume 8, Nomor 2, Desember 2018;
p-ISSN 2442-2401; e-ISSN 2477-5622
Hadaie Efendy, Manajemen Pembelajaran dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

mutu pendidikan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan


rancangan studi multi situs. hasil penelitian ini menemukan (1) perencanaan
pembelajaran dilakukann melalui team work, rapat kinerja dan penentuan
program prioritas, (2) Pengorganisasian pembelajaran dalam penjaminan
mutu pendidikan dilakukan melalui guru yang serumpun dalam satu mapel,
materi, pemilihan isi, penataan urutan isi, mengintegrasikan mutu akademik
agar berprestasi pada olimpiade science internasional dengan tidak
meninggalkan nilai-nilai karakter siswa dan output yang bermutu, (3)
pelaksanaan pembelajaran melibatkan proses mental dan fisik siswa, (4)
monitoring pembelajaran dilakukan membandingkan hasil monitoring
sebelumnya dengan peraturan pemerintah, (5) evaluasi pembalajaran
melibatkan semua unsur dengan adanya reward dan punishment, (6) mutu
pendidikan menghasilkan peserta didik berprestasi akademik dan non-
akademik, mendapatkan kepercayaan yang besar dari masyarakat, dan
lulusannya diterima di perguruan tinggi negeri favorit, (7) kendala-
kendalanya yaitu kebijakan kurikulum yang sering berubah-ubah, buku
siswa yang ideal masih terbatas, sistem penilaian yang baru dan beda
penafsiran oleh masing-masing guru, budaya meneliti masih terbatas.

Kata Kunci: manajemen, pembelajaran, mutu pendidikan

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu proses transmisi budaya untuk meningkatkan kualitas

manusia. Pendidikan yang berkualitas harus diselenggarakan dengan manajemen yang

berkualitas. Konsep manajemen jika diterjemahkan dalam kegiatan pembelajaran, menurut

Sergiovani 1 manajemen diartikan sebagai usaha dan tindakan kepala sekolah sebagai

pemimpin instruksional disekolah dan usaha maupun tindakan guru sebagai pemimpin

pembelajaran di kelas dilaksanakan sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka

mencapai tujuan program sekolah dan pembelajaran. Flores, dkk2 manajemen pembelajaran

adalah mengacu pada suatu upaya untuk mengatur dan mengendalikan aktivitas pembelajaran

berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pembelajaran untuk mensukseskan tujuan

pembelajaran agar tercapai secara lebih efektif, efesien dan produktif. Sedangkan potret
manajemen pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) hasil studi yang dilakukan Art-

1
Sergiovanni, Thomas J. Theory and Practice in Education Policy and Administration:An
Hermeneutics Perspective. (University of Illinois, Urbana-Champaign, 1981), 8.

2Flores, dkk. (2016). Factor associated with learning managent in mexican micro. Procedia, Vol. 197,
No. 1494. http://ac.els.cdn.com/S187704281504094X-main.pdf (diakses 2 Oktober 2016)

1002
FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Volume 8, Nomor 2, Desember 2018

in3 menemukan bahwa untuk kondisi saat ini para guru perlu mengembangkan manajemen
pembelajaran, perlu menguasai model, teknik, dan metode manajemen pembelajaran secara
keseluruhan, untuk mengembangkan pemikiran analitis siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

Uniknya, SMA Negeri 1 Pamekasan dan SMA Negeri 3 Pamekasan yang sama-sama
memiliki program kelas unggulan dalam manajemen pembelajaran yang digunakan untuk
program kelas unggulan pada intinya sama dengan manajemen pembelajaran untuk program
reguler, perbedaannya dalam pengembangan manajemen pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik yang memenuhi potensi kecerdasan dan bakat istemewa. Manajemen
pembelajaran diharapkan dapat berperan menjadi perberdayaan siswa. Dalam hal
pemberdayaan siswa, komponen-komponen yang harus didayagunakan sehingga secara
bersinergi mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan keseluruhan
manajemen pembelajaran tersebut diupayakan dengan bertumpu pada spirit manajemen
pembelajaran keunggulan sebagaimana temuan teoritik pada berbagai hasil penelitian yaitu
berwawasan mutu, kemandirian, partisipasi, dan keterbukaan. Penelitian ini bertujuan
mendiskripsikan dan menganalisis: perencanaan pembelajaran, pengorganisasian
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pengawasan pembelajaran, evaluasi pembelajaran,
hasil evaluasi pembelajaran dalam penjaminan mutu pendidikan, serta kendala-kendala dan
faktor pendukungnya.

Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan rancangan studi
multi situs. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan
dokumentasi. Data dianalisis secara berulang-ulang melalui analisis dalam situs tunggal dan
lintas situs. Teknik analisis data terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Adapun teknik pengecekan keabsahan data dilakukan melalui
kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas. Untuk memperoleh data,
peneliti sendiri merupakan alat pengumpul data yang digali dari pandangan responden. Desain
penelitian ini multi kasus sehingga dalam menganalisis data dilakukan dua tahap

3 Art-in, Sitthipon, (2015). Current Situation and Need in Learning Management for Developing the
Analytical Thinking of Teachers in Basic Education of Thailand. Procedia, Vol. 197, No. 1494.
http://ac.els.cdn.com/S187704281504094X-main.pdf (diakses 2 Oktober 2016).

100
3
Hadaie Efendy, Manajemen Pembelajaran dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

yaitu: Analisis data tunggal dilakukan pada masing-masing subjek yaitu SMA Negeri 1
Pamekasan dan SMA Negeri 3 Pamekasan dan Analisis data lintas kasus bertujuan untuk
membandingkan danmemadukan temuan yang diperoleh dari masing-masing kasus. Secara
umum, proses analisis data lintas kasus mencakup kegiatansebagai berikut: a) merumuskan
proposisi bedasarkan temuan kasuspertama kemudian dilanjutkan kasus kedua, b)
membandingkan dan memadukan temuan teoritik dari kedua kasus penelitian, c) merumuskan
simpulan teoritis bedasarkan analisis lintas kasus sebagai temuan akhir dari kedua kasus
penelitian.

Hasil dan Pembahasan

Perencanaan pembelajaran dalam penjaminan mutu pendidikan telah memberikan


argumentasi baru dari apa yang ditemukan oleh Laura et.al,4 Kostromina & Chuvgunova5
(2016), Gulten, dkk (2013) bawa perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan
dan pengembangan dari kurikulum. Namun demikian penelitian ini juga menambahkan sebuah
tinjauan baru terkait dengan perencanaan pembelajaran yaitu: Perencanaan pembelajaran dalam
penjaminan mutu pendidikan melalui pembentukan team work, kemudian diadakan rapat
kinerja dan penentuan program prioritas berupa (a) nilai-nilai karakter siswa, (b) berpusat pada
siswa, (c) belajar dengan keteladanan dan pembiasaan, (d) mengembangkan kemampuan sosial,
(e) mengembangkan diri siswa, (f) mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, (g)
mengembangkan kreativitas siswa, (h) mengembangkan kepahaman penggunaan ilmu dan
teknologi, (i) menumbuhkan kesadaran sebagai generasi penerus yang baik, (j) belajar
sepanjang hidup, dan (k) perpaduan kompotensi, kerjasama dan solidaritas.

Pengorganisasian pembelajaran memperkuat teori Odabasi6 Barath7 Kalanaki & Jabari


bahwa pengorganisasia pembelajaran sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk
membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan. Namun
demikian penelitian ini juga menambahkan sebuah tinjauan baru terkait dengan

5.
Laura et.al, Persistent Classroom Management Training Needs of Experienced Teachers.
Journal of the

Scholarship of Teaching and Learning 15, No. 5. (2015): 672


5
Kostromina, Svetlana & Chuvgunova, Olga,. Planning as a Learning Skill of Students. Procedia,
Vol. 197, No.
5 (2016): 1494
6 Odabasi, Farhan, Analyzing Teachers’ Perceptions on Learning Organizations in Terms of
Different Variables. http://ac.els.cdn.com/S1877042813033521-main.pdf (diakses 2 Oktober 2016).

7Baráth, Tibor, (2015). Learning Organization as a Tool For Better and More Effective Schools.
Procedia, Vol. 3. No. 1494. http://ac.els.cdn.com/ S2351978915003315-main.pdf (diakses 7 Nopember
2016).

100
4
FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Volume 8, Nomor 2, Desember 2018

pengorganisasian pembelajaran yaitu: pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan melalui


guru yang serumpun dalam satu mapel, materi, pemilihan isi, penataan urutan isi,
mengintegrasikan mutu akademik agar berprestasi pada olimpiade science internasional
dengan tidak meninggalkan nilai-nilai karakter siswa dan output yang bermutu melalui prinsip

(a) kejelasan tugas dan pertanggungjawaban, (b) pembagian kerja berdasarkan professional,

(c) kesatuan arah kebijakan, (d) teratur, (e) disiplin, (f) adil (seimbang), (g) inisiatif, (h)
semangat (i) kebersamaan, (j) sinergis ,dan (k) ikhlas. Setiap guru diberikan kesempatan
menjadi leader di kelas yang telah ditentukan untuk mengelola dan mengorganisir kelas. Dalam
pengorganisasian ini perlu diperhatikan semua kekuatan dan sumber daya yang dimiliki.
Pengorganisasian pembelajaran dengan pengorganisasian pembelajaran yang diperkaya dengan
kurikulum olimpiade sains, bahasa dan agama, pengorganisasian alokasi waktu pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran memperkuat teori Beckman & Barry, Zarasua 8 , dkk, dan
Yunos & Kotirde9, mengemukakan dalam pelaksanaan pembelajaran: (1) memotivasi siswa
belajar sejak saat membuka sampai menutup pelajaran, (2) mengarahkan tujuan pengajaran,

(3) menyajikan bahan pelajaran dengan metode yang relevan dengan tujuan pengajaran, (4)
melakukan pemantapan belajar, (5) menggunakan alat-alat bantu pengajaran dengan baik dan
benar, (6) melaksanakan layanan bimbingan penyuluhan, (7) memperbaiki program belajar
mengajar, dan (8) melaksanakan hasil penilaian belajar. Tetapi ada perbedaan dari hasil
penelitian segi bahwa pelaksanaan pembelajaran harus integratif antara ilmu pengetahuan
dengan pembinaan karakter siswa berbasis spritual learning, program pengayaan, penajaman,
remidial dan pembinaan, pembagian rombongan belajar menjadi kelas kelompok belajar besar
dengan pola paket kelas (big learning group class), dan ada kelas dengan pola kelompok belajar
kecil (small learning group class; standarisasi guru, tidak hanya melihat aspek profesionalisme,
pedagogik, personal dan sosial namun juga aspek spritual learning.

Implikasi pembelajaran pada kelas memberikan kontribusi terbangunnya (a) sistem


pembelajaran yang integratif antara ilmu pengetahuan dan pembinaan karakter siswa (spritual
learning), (b) guru dalam mengajar selain memiliki kompetensi pedagogik, kpribadian, sosial,
dan profesional juga memiliki kompetensi spritual learning.

8Zarazua, Minguel Nino & Masino, Marina (2016). What Works to Improve the Quality of Student
Learning in Developing
Countries?http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0738059315300146.pdf. (diakses 27

Oktober 2016).
9
Yunos, Jailaini Bin Md & Kotride, Yuda Isa. (2015). The Processes of Supervisions in Secondary
Schools Educational System in Nigeria. http://ac.els.cdn.com/ S1877042815047977-main.pdf (diakses
18 Oktober 2016).

100
5
Hadaie Efendy, Manajemen Pembelajaran dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

Monitoring pembelajaran memperkuat teori Ishida & Shimbo 10 , Tshabalala 11 , dan

Egwu, 12 yang menyatakan bahwa pengawasan pembelajaran usaha sistematik menetapkan


standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai
dan mengambil tindakan koreksi yang penjaminan bahwa semua sumber daya yang dimiliki
telah dipergunakan dengan efektif dan efisien. kepengawasan harus bersifat demokratis pula.
Supervisi merupakan pembinaan pendidikan secara kooperatif. Dalam tingkat ini, supervisi
bukan lagi suatu pekerjaan yang dipegang oleh seorang petugas, melainkan merupakan
pekerjaan-pekerjaan bersama yang di koordinasikan yang berbeda dengan temuan penelitian
yaiut dari laporan disusun dengan substansai hasil pemantauan, hasil supervisi, dan hasil
evaluasi. Tindak lanjut diberikan dalam bentuk penguatan, penghargaan, teguran, dan saran
mengikuti pelatihan dengan prinsip (a) adaptif dan antisipatif/proaktif dalam kegiatannya, (b)
memiliki jiwa kewirausahaan tinggi, (c) bertanggungjawab terhadap keberhasilan program dan
kegiatan; (d) memiliki kontrol kualitas, kualifikasi, dan spesifikasi yang kuat dalam manajemen
dan sumberdaya sesuai dengan tuntutan program dan kegiatan; (e) memiliki kontrol yang kuat
terhadap kondisi pelaksanaan (waktu, target, personil, tempat, sasaran, pendanaan, dan
sebagainya); (f) komitmen yang tinggi pada dirinya sebagai pelaksana; dan

(g) menggunakan tolok ukur prestasi dalam melakukan penilaian keberhasilan pelaksanaan
program dan kegiatan.

Evaluasi pembelajaran memperkuat teori Meuth13 , Jakubec & Harrison14, dan Ally &

Krauss15 yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengetahui berapa
banyak hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru.
Evaluasi pembelajaran mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Evaluasi
hasil belajar menekankan pada perolehan informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Berbedaannya dari hasil penelitian bahwa

10
Ishida, Toru & Shimbo, Masashi, (2014). Controlling The Learning Process of Real-Time Heuristic
Search.http://ac.els.cdn.com/S0004370203000122-main.pdf (diakses 16 Oktober 2016).
11
Tshabalala, Thembinkosi (2013). Teachers’ Perceptions Towards Classroom Instructional
Supervision: A
Case Study of Nkayi District in
Zimbabwe.http://ijsse.com/sites/default/files/issues/2013/v4i1/paper/Paper-3.pdf.

12
Egwu, Sarah Oben. Principals’ Performance in Supervision of Classroom Instruction in Ebonyi
State

Secondary Schools. http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1079965.pdf. (diakses 2 Oktober 2016).


13
Meuth (2016: 133),
14
Jakubec & Harrison (2013: 88)

100
6
FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Volume 8, Nomor 2, Desember 2018

evaluasi pembelajaran memiliki fungsi formatif, fungsi sumatif, fungsi diagnostik dan fungsi
seleksi. fungsi formatif untuk memperbaiki pembelajaran dan mengadakan program remedial
bagi siswa yang belum menguasai sepenuhnya materi pelajaran. fungsi sumatif dan seleksi
dalam hal ini penilaian kemajuan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu, sebagai
bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas dan
penentuan lulus tidaknya siswa tersebut. Fungsi seleksi dan penempatan di sekolah ini untuk
menempatkan peserta didik dalam program pembelajaran tertentu, seperti program peminatan
matematika dan sain dan bidang lainnya.

Kendala-kendala Pembelajaran dalam penjaminan Mutu Pendidikan berupa adanya


perubahan kurikulum yang berlaku dari pemerintah sehinga sempat membuat para guru
kebingungan, mana sebetulnya yang ingin dijalani. Buku siswa yang idealnya juga dimiliki
siswa dengan komposisi satu buku satu siswa masih belum dapat disediakan dengan cukup.
Kondisi tersebut memaksa sekolah untuk melakukan pengadaan buku tersebut dengan
penggandaan yang tentunya membutuhkan biaya tambahan. Faktor pendukung dalam
pembelajaran di antaranya faktor guru atau SDM, faktor siswa, sarana-prasarana, alat dan media
yang tersedia, faktor lingkungan, dan peran masyarakat. Sekolah yang memiliki hubungan yang
baik secara internal, yang ditunjukkan oleh kerja sama antar guru, saling menghargai dan saling
membantu, maka memungkinkan iklim belajar menjadi sejuk dan tenang sehingga akan
berdampak pada mutu pendidikan. Sebaliknya, manakala hubungan tidak harmonis, iklim
belajar akan penuh dengan kete-gangan dan ketidaknyamanan sehingga akan memengaruhi
psikologis siswa dalam belajar. Demikian juga sekolah yang memiliki hubungan yang baik
dengan lembaga-lembaga luar akan menambah kelancaran program-program sekolah sehingga
upaya-upaya sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran akan mendapat dukungan dari
pihak lain.

Penutup
Pertama, Perencanaan pembelajaran dalam penjaminan mutu pendidikan mengikuti tuntutan
perkembangan kurikulum yang berlaku dengan mengedepankan team work, rapat kinerja, dan
penentuan program prioritas; kedua, Pengorganisasian pembelajaran dalam penjaminan mutu
pendidikan dilakukan melalui guru yang serumpun dalam satu mapel, materi,

15 Ally, Mohammed & Krauss, Ferdinand, A Study of the Design and Evaluation of a Learning Object
and Implications for Content Development. Journal of Knowledge and Learning Objects 1. (2005).
http://ijklo.org/Volume1/v1p001-022Krauss.pdf. (diakses 28 Oktober 2016)
100
7
Hadaie Efendy, Manajemen Pembelajaran dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

pemilihan isi, penataan urutan isi, mengintegrasikan mutu akademik agar berprestasi pada
olimpiade science internasional dengan tidak meninggalkan nilai-nilai karakter siswa; ketiga,
Pelaksanaan pembelajaran dalam penjaminan mutu pendidikan dilaksanakan dengan
memberikan pengalaman yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik dengan guru melalui suatu pendekatan student centre, learning cooperative, CTL,
Quantum learning dan PAKEM. Keempat, Pengawasan pembelajaran dalam penjaminan mutu
pendidikan dilakukan melalui mengidentifikasi hasil pengawasan sebelumnya dan melakukan
analisis terhadap kebijakan atau peraturan pemerintah.; kelima, Evaluasi pembelajaran dalam
penjaminan mutu pendidikan melalui prinsip keterbukaan, rutin, berkesinambungan, tegas
dalam reward dan punishment serta melibatkan semua unsur dan dilaporkan secara periodik,
yang ditandai dengan adanya laporan prestasi hasil belajar siswa, laporan keaktifan siswa, dan
laporan kehadiran guru dengan memberikan umpan balik terhadap guru sebagai dasar untuk
memperbaiki pembelajaran. Keenam, Mutu pendidikan berupa (a) menghasilkan peserta didik
yang unggul, berupa pemberian perhatian dan perlakuan khusus kepada peserta didik sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya dengan membuka kelas-kelas unggulan (b) prestasi
akademik dan non-akademik di atas rata-rata sekolah di daerahnya; (c) melalui seleksi yang
cukup ketat terhadap pendaftar; (d) mendapatkan kepercayaan yang besar dari masyarakat,yang
dibuktikan dengan banyaknya jumlah pendaftar dibanding kapasitas kelas, dan (e) lulusannya
diterima di PTN favorit. Ketujuh, Kendala-kendala pembelajaran dalam penjaminan mutu
pendidikan yaitu (a) kebijakan kurikulum yang sering berubah-ubah, (b) buku siswa yang ideal
dan sesuai dengan tuntutan kurikulum masih terbatas. (c) sistem penilaian yang baru dan beda
penafsiran oleh masing-masing guru (d) budaya meneliti masih terbatas.

108
FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Volume 8, Nomor 2, Desember 2018

Daftar Pustaka

Mohammed, Ally. & Krauss, Ferdinand, A Study of the Design and Evaluation of a Learning
Object and Implications for Content Development. Journal of Knowledge and
Learning Objects 1. (2005). http://ijklo.org/Volume1/v1p001-022Krauss.pdf. (diakses
28 Oktober 2016)

Art-in, Sitthipon, (2015). Current Situation and Need in Learning Management for Developing
the Analytical Thinking of Teachers in Basic Education of Thailand. Procedia, Vol.
197, No. 1494. http://ac.els.cdn.com/S187704281504094X-main.pdf (diakses 2
Oktober 2016).

Tibor, Baráth. Learning Organization as a Tool For Better and More Effective Schools.
Procedia, Vol. 3. No. 1494. http://ac.els.cdn.com/ S2351978915003315-main.pdf
(diakses 7 Nopember 2016).

Egwu, Sarah Oben. Principals’ Performance in Supervision of Classroom Instruction in Ebonyi


State Secondary Schools. http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1079965.pdf. (diakses 2
Oktober 2016).

Flores, dkk. Factor associated with learning managent in mexican micro. Procedia, Vol. 197,
No. 1494. http://ac.els.cdn.com/S187704281504094X-main.pdf (diakses 2 Oktober
2016)

Ishida, Toru & Shimbo, Masashi, (2014). Controlling The Learning Process of Real-Time
Heuristic Search.http://ac.els.cdn.com/S0004370203000122-main.pdf (diakses 16
Oktober 2016).

Kostromina, Svetlana & Chuvgunova, Olga,. Planning as a Learning Skill of Students.


Procedia, Vol. 197, No. 5 (2016)

Laura et.al, Persistent Classroom Management Training Needs of Experienced Teachers.


Journal of the Scholarship of Teaching and Learning 15, No. 5. (2015)

Odabasi, Farhan, Analyzing Teachers’ Perceptions on Learning Organizations in Terms of


Different Variables. http://ac.els.cdn.com/S1877042813033521-main.pdf (diakses 2
Oktober 2016).

Sergiovanni, Thomas J. Theory and Practice in Education Policy and Administration:An


Hermeneutics Perspective. (University of Illinois, Urbana-Champaign, 1981)

109
Hadaie Efendy, Manajemen Pembelajaran dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

Tshabalala, Thembinkosi (2013). Teachers’ Perceptions Towards Classroom Instructional


Supervision: A Case Study of Nkayi District in
Zimbabwe.http://ijsse.com/sites/default/files/issues/2013/v4i1/paper/Paper-3.pdf.
(diakses 25 Oktober 2016).
Yunos, Jailaini Bin Md & Kotride, Yuda Isa. (2015). The Processes of Supervisions in Secondary
Schools Educational System in Nigeria. http://ac.els.cdn.com/ S1877042815047977-
main.pdf (diakses 18 Oktober 2016).

Minguel, Zarazua, Nino & Masino, Marina (2016). What Works to Improve the Quality of
Student Learning in Developing

Countries?http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0738059315300146.pdf
. (diakses 27 Oktober 2016).
1010

Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS STANDAR PROSES


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Siti Nurjanah 1), Rifqi Muntaqo 2)


3
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
FITK UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo
Email: nurjanahs926@gmail.com
Email: rifqimuntaqo@unsiq.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Riwayat Artikel: Peraturan permendikbud no 137 tahun 2014 tentang standar proses
pendidikan anak usia dini merupakan pedoman dalam
Diterima : 9 Mei 2018 melaksanakan proses pembelajaran pendidikan anak usia dini saat
ini. Dengan mengacu pada peraturan tersebut, maka dalam
Disetujui : 23 Juni 2018 melaksanakan pembelajaran pendidikan anak usia dini harus
mempersiapkan rancangan pembelajaran yang meliputi rencana
program semester (prosem), rencana pembelajaran mingguan, dan
rencana pembelajaran harian. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendikripsikan konsep standar proses pembelajaran pada anak
Kata Kunci: uisa dini. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan atau library
Manejemen pembelajaran, research yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan
Standar proses literatur (kepustakaan) baik berupa buku, catatan, maupun laporan
hasil penelitian dari penelitian terdahulu. Hasil penelitian
menunjukann bahwa dengan mempersiapkan rancangan
pembelajaran yang baik maka proses pembelajaran yang
dilaksanakan akan termenejemen dengan baik dan tentunya akan
sesuai dengan standar nasional pendidikan anak usia dini.

Key Words :

Management learning, Standard process


ARTICLE INFO

ABSTRACT
Article History

Received : May 9, 2018


Regulation permendikbud no 137 of 2014 on the standards of early
Accepted : June 23, 2018 childhood education process is a guide in implementing the
process of learning early childhood education today. With
reference to the regulation, then in implementing early childhood
education learning should research method used is qualitative method with the type of library
prepare a learning plan which research or library research is the research conducted by using
includes the plan of the semester literature (literature) either in the form of books, notes, or reports
program (prosem), weekly of research results from previous research. The results showed that
learning plan, and daily by preparing a good learning plan, the learning process that will
learning plan. The purpose of be implemented will be well termed and certainly will be in
this study is to describe the accordance with national standards of early childhood education.
concept of standard learning
process in early child uisa. The

247
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

Dalam implementasinya standar proses


4 PENDAHULUAN pendidikan anak usia dini, guru merupakan
Keefektifan pembelajaran adalah hasil komponen yang sangat penting, sebab
keberhasilan pelaksaan proses pendidikan
sangat tergantung pada guru sebagai ujung
guna yang diperoleh setelah pelaksaan proses tombak. Oleh karena itulah upaya
belajar mengajar. Dan pembelajaran efektif
tersebut dapat dicapai dengan penerapan
standar proses dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan kualitas pendidikan seharusnya
standar proses pendidikan berkaitan dengan dimulai dari pembenahan kemampuan guru.
pelaksanaan pembelajaran, yang berarti dalam Salah satu kemampuan yang harus dimiliki
standar proses pendidikan berisi bagaimana guru adalah bagaimana merancang suatu
seharusnya proses pembelajaran berlangsung. strategi, pendekatan, dan model pembelajaran
Dengan demikian standar proses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik
dimaksud dapat dijadikan pedoman bagi guru anak, dan budaya local. (Wina Sanjaya, 2007:
dalam pengelolaan pembelajaran. (Haerana, xiv)
2016: 29)

Dalam peraturan pemerintah no 137 tahun 6. METODE PENELITITIAN


2014 tentang standar pendidikan anak usia dini Metode yang digunakan dalam penelitian
menyatakan bahwa standar proses merupakan
kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran
ini adalah metode kualitatif dengan jenis
dalam rangka membantu memenuhi tingkat
penelitian kepustakaan atau library research
pencapaian perkembangan yang sesuai dengan
yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan
tingkat usia anak. Selain standar proses ada
menggunakan literatur (kepustakaan) baik
beberapa standar lain yang diterapkan dalam
berupa buku, catatan, maupun laporan hasil
standar pendidikan anak usia dini diantaranya
penelitian dari penelitian terdahulu. (Iqbal
standar isi, standar penilaian, standar pendidik
Hasan, 2004:65)
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana,

6 PEMBAHASAN
standar pengelolaan, dan standar
pembiyayaan. Munculnya standar-standar 7 Konsep Manajemen Standar Proses
tersebut, tiada lain didorong untuk Sesuai dengan amanat peraturan menteri
memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pendidikan yang selama ini jauh tertinggal pendidikan dan kebudayaan republik
oleh Negara-negara lain. Indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang
standar nasional pendidikan anak usia dini,
salah satu standar yang harus dikembangkan
Dalam upaya meningkatkan kualitas
adalah standar proses. Standar proses adalah
pembelajaran pendidikan anak usia dini,
kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran
standar proses memiliki peran yang sangat
pada satuan atau program PAUD dalam rangka
penting. Oleh sebab itu bagaimanapun
membantu pemenuhan tingkat pencapaian
idealnya standar isi, standar penilaian, standar
perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia
pendidikan dan tenaga kependidikan serta
anak. (Permendibud No 137 Tahun 2014)
standar-standar lainya, tanpa didukung standar
proses yang memadai, maka standar-standar
tersebut tidak akan memiliki nilai apa-apa. Dari pengertian diatas, perlu di garis
Dalam konteks itulah standar proses bawahi bahwa standar proses merupakan
pendidikan anak usia dini merupakan hal yang standar pendidikan nasional anak usia dini
harus mendapatkan perhatian bagi pemerintah. sehingga hal tersebut berarti standar ini
diberlakukan secara menyeluruh pada setiap
satuan pendidikan anak usia dini yang sedang
dijalankan dalam wilayah Negara Republik dalam standar proses berisi tentang bagaimana
Indonesia seharusnya proses pembelajaran berlangsung.
Dengan demikian, standar proses dimaksud
dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam
Selanjutnya standar proses berkaitan
pengelolaan pembelajaran. (Wina Sanjaya,
dengan pelaksanaan pembelajaran yang berarti
2007: 4)

248
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

b. Komponen-Komponen Dalam Standar Dapat disimpulkan bahwa

Proses rencana pembelajaran adalah sebuah


Sebagaimana diatur dalam permendikbud panduan dan bimbingan kerja guru
no 137 tahun 2014, standar proses meliputi yang disusun secara terencana
perencanaan pembelajaran, pelaksaan sebagai acuan dalam bekerja untuk
pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan mengalihkan materi-materi yang
pengawasan pembelajaran. (Permendibud No dipilih dengan metode-metode yang
137 Tahun 2014 pasal 11) diorganisasikan kedalam serangkaian

1) Perencanaan pembelajara kegiatan serta prosedur kerja.


a) Pengertian perencanaan (Mukhtar Latif Dkk, 2013:86)
pembelajaran Dengan adanya rencana
Berikut beberapa definisi pembelajaran hendaknya dapat
mengenai rencana pembelajaran mendorong guru lebih siap
diantaranya sebagai berikut: melakukan kegiatan pembelajaran
(1). Rencana pembelajaran adalah dengan perencanaan yang matang.
sebuah rencana pembelajaran Oleh karena itu, setiap melakukan
yang di susun untuk pembelajaran guru wajib memiliki
mengalirkan materi-materi yang persiapan.
telah dipilih, yang b) Manfaat Rencana Pembelajaran
diorganisasikan kedalam Adapun manfaat dari
serangkaian kegiatan serta perencanaan pembelajaran
prosedur kerja. (Neni Arriyani & diantaranya:
Wismiarti, 2010:86) (1). Memberikan kejelasan dalam
(2). Rencana pembelajaran pencapaian kompetensi peserta
menyediakan garis-garis besar didik, dan persyaratan yang
dan detail pelaksanaan diperlukan oleh peserta didik
pembelajaran yang membimbing untuk dapat mengikuti
guru untuk menyampaiakan pembelajaran disekolah.
materi pembelajaran melalui (2). Meningkatkan efisiensi dalam
metode penyajian serta proses proses pelaksanaan. Adanya
pelaksanaan. (Siti Khodijah & pelaksanaan akan memberikan
Wismiarti, 2010:9) gambaran tentang kebutuhan
(3). Rencana pembelajaran adalah sumber daya yang diperlukan
sebuah rencana pembelajaran dalam mencapai kompetensi.
yang disusun terencana untuk (3). Melaksanakan proses
mengalirkan materi-materi yang pengembangan berkelanjutan.
telah dipilih dengan metode- Adanya perencanaan dapat
metode yang diorganisasikan menentukan berbagai proses
kedalam serangkaian kegiatan yang diperlukan pada kurun
serta prosedur kerja. waktu tertentu. Dengan
(4). Rencana pembelajaran adalah memperhatikan prioritas-
panduan guru dalam bekerja. prioritas yang harus dicapai,
(Martini Saleh & Wismiarti, maka perencanaan pada saat ini
2010:69) merupakan dasar perencanaan
(5). Rencana pembelajaran (lesson berikutnya, perencanaan
plan) adalah sebuah rencana berikutnya merupakan dasar
pembelajaran yang di susun perencanaan berikutnya
untuk panduan guru tentang selanjutnya, demikian seterusnya
materi dan metode penyajian akan terjadi kesinambungan
serta prosedur kerjanya. (Retno antara satu perencanaan dengan
Soendari & Wismiarti, 2010:84) perencanaan berikutnya,
sehingga kemudian

249
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

Selanj
pengembangan secara
utnya
berkelanjutan akan dapat berikut
beberapa
model
dilakukan. (Sugeng Listyo pembelaja
Prabowo & Paridah Nurmaliyah, ran anak
2010:4-5) usia dini
diantarany
c) Fungsi rencana pembelajaran a:
Rencana pembelajaran berfungsi
(1). Model
untuk mengefektifkan proses pembe
pembelajaran sesuai dengan apa yang lajara
direncanakan. Dalam hal ini, materi n
standar yang dikembangkan dan klasik
dijadikan bahan kajian oleh peserta al
didik harus disesuai dengan Model
kebutuhan dan kemampuannya, pembe
lajara
n
mengandung nilai fungsional, praktis, klasik
serta disesuaikan dengan kondisi dan al
kebutuhan lingkungan, sekolah, dan adalah
daerah. Oleh karena itu, pola
pembe
kegiatan pembelajaran harus lajara
terorganisasi melalui serangkaian n
kegiatan tertentu, dengan strategi, yang
pendekatan, dan model pembelajaran dalam
yang tepat. (E. Mulyasa Dkk, waktu
2016:36) sama,
seluru
h anak
Beberapa pendekatan dalam didik
proses pembelajaran anak usia melak
diantaranya pendekatan Montessori, ukan
pendekatan bank street, pendidikan suatu
high/scope, pendekatan kurikulum kegiat
kreatif, pendekatan region Emilia, an
pendekatan project based, dan yang
pendekatan BCCT. Pendekatan sama
BCCT (Beyond Centres and Circle dalam
Time) merupakan pendekatan yang satu
merangsang anak untuk aktif kelas.
melakukan bermain sambil belajar.
Seluruh kegiatan pembelajaran
berfokus pada anak sebagai subyek
atau pelaku pembelajar, sedang
pendidik hanya sebagai motivator dan
fasilitator dengan memberikan

pijakan-pijakan. (A. Martuti,


2008:77-78)
(3). Model pembelajaran berbasis
Model pembelajaran ini paling tua dan paling awal
sudut
digunakan si

PAUD, dengan sarana pembelajaran umumnya sangat Model pembelajaran ini


terbatas, monoton, dan kurang

menggunakan prosedur
memperhatikan minat individual. Seiring dengan pembelajaran hampir sama
dengan model pembelajaran area,
perkembangan teori dan psikologi pembelajaran, model ini hanya sudut-sudut kegiatan
sudah banyak ditinggalkan, tergeser oleh model-model selayaknya lebih bervariasi dan
pembelajaran yang dipandang lebih efektif dan sering diganti, disesuaikan
menyenangkan, dengan model pembelajaran yang lebih dengan tema dan subtema yang
variatif.
dibahas. Pembelajaran
(2). Model pembelajaran kelompok Model pembelajaran
kelompok merupakan pola pembelajaran, ketika anak-anak berdasarkan area lebih
dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada
berbeda-beda. anak didik untuk memilih dan
melakukan kegiatan sendiri
Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat
dari pada temannya dapat mengikuti kegiatan di kelompok sesuai dengan minatnya.
lain. Jika tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat Pembelajaran dirancang untuk
melakukan kegiatan di kegiatan pengamanan. Pada kegiatan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih
bervariasi dan sering dig anti disesuaikan dengan tema atau
subtema yang dibahas.

250
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

Setra bermain
spesifik anak serta menghormati dilengkapi dengan

keberagaman budaya dan seperangkat alat


berma
menekankan pada pengalaman in yang

mereka, adanya pilihan dan berfungsi


sebag
pusat kegiatan belajar, dan ai
pijaka
adanya keterlibatan keluarga
n
dalam pembelajaran.
lingkungan yang
diper
(4). Model pembelajaran berbasis lukan
sentra
untuk

mendukung
Pembelajaran berbasis sentra
perkembangan
merupakan model paling an
ak
mutahir yang dilaksanakan
dal
dilingkungan pendidikan anak am 3

usia dini, dengan karakteristik jenis bermain,


yaitu
utamanya memberi pijakan bermain
untuk membangun konsep sensori motor
atau
aturan, ide, dan pengetahuan fungsional,
anak serta konsep densitas dan bermain peran,
intensitas bermain. Model dan
bermain
pembelajran ini berfokus pada
pembangunan
anak yang dalam proses (kontruktif, yaitu

pembelajarannya berpusat di membangun


pemi
sentra bermain dan pada saat kiran
anak
anak dalam lingkaran. Pada ),
umumnya pijakan dalam model sedangkan saat
ini untuk mendukung lingk
aran
perkembangan anak, yaitu
dilakukan
pijakan setelah bermain. Pijakan gur
u
ini diberikan untuk mencapai unt
uk
perkembangan yang lebih tinggi.
memberikan dukungan kepada
anak yang dilakukan sebelum menghormati keragaman budaya.
Yang menekankan pada
dan sesudah bermain. (E.

Mulyasa, 2012:148-150) prinsip pengalaman


pembelajaran pribadi setiap
(5). Model pembelajaran area anak, membantu anak membuat
pilihan dan keputusan melalui
Model pembelajaran area adalah aktivitas di dalam area-area yang
pembelajaran yang dirancang
disiapkan dan keterlibatan
untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan spesifik anak dan keluarga dalam proses
pembelajaran. Pembelajara area
ini mencakup tiga pilar utama
yaitu pertama kontruktivisme.
Kontruktivisme meyakini bahwa
pembelajaran terjadi saat anak
berusaha memahami dunia di

sekelilingnya. Pembelajaran
menjadi proses interaktif yang
melibatkan teman sebaya anak.
Orang dewasa dan lingkunga.
Anak membangun pemahaman
mereka sendiri atas dunia dan

hal-hal yang terjadi di


sekelilingnya dengan

membangun pemahaman-
peahaman baru dan pengalaman
atau pemahaman yang telah
mereka miliki sebelumnya.
Kedua sesuai perkembangan.
Pelaksanaan pemblajaran area ini
metode yang selaras dengan
tahap perkembangan anak.
Setiap anak berkembang melalui
tahapan yang berbeda, namun
pada saat yang sama. Setiap anak
adalah makhluk individual dan
unik. Demikian pendidik

harus mencermati dan menyimak


perbedaan antara keterampilan
dan minat anak-anak yang
berusia sama. Ketiga Pendidikan
progresif. Semua kagiatan dalam
pembelajaran ini di dasarkan
pada minat, tingkat
perkembangan kognitif dan
kematangan sosiol emosional,
mendorong rasa ingin tahu alamiah anak. Kegembiraan

terhadap pengalaman-pengalaman panca indra dan


keinginan untuk menjelajahi gagasan-gagasan baru anak itu
sendiri. Pelaksanaan pendidikan

251
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

progresf di bangun berdasarkan pada setiap awal tahun


prinsip-prinsip perkembangan ajaran.
anak konstruktivitasme ini. (2). Rencana Kegiatan Mingguan
Pembelajaran area menggunakan Rencana kegiatan mingguan
10 area, yaitu: area agama, area (RKM) merupakan penjabaran
balok, area bahasa, area drama, dari program semester yang
area matematika, area sains, area berisi kegiatan-kegiatan dalam
seni atau motorik, area pasir dan rangka mencapai indikator yang
air, area musik, area membaca telah direncanakan dalam satu
dan menulis. (Yeni Rachmawati, minggu sesuai dengan ruang
2010) lingkup dan urutan tema dan
d) Komponen perencanaan subtema.
pembelajaran Prosedur pengembangan
Perencanaan pembelajaran RKM dapat dilakukan sebagai
meliputi: (E. Mulyasa, 2012:126- berikut :
137) (a) Menentukan tema dan
(1). Program semester merinci subtema.
Program semester (b) Menentukan kegiatan sesuai
merupakan rancangan dengan bidang
pembelajaran yang berisi pengembangan.
jaringan tema, bidang (c) Membuat matrik hubungan
pengembangan, tingkat antara tema, bidang
pencapaian perkembangan, pengembangan dan
idikator yang ditata secara urut kegiatan.
dan sistematis, alokasi waktu (d) Menentukan pelaksanaan
yang diperlukan untuk setiap kegiatan dalam satu minggu
jaringan tema dan sebarannya dari hari Senin sampai
kedalam tiap semester. Jum’at
Program semester dilakukan (3). Rencana Kegiatan Harian
dengan mempelajari berbagai Rencana kegiatan harian
dokumen sebagai berikut: (RKH) merupakan penjabaran
(a) Kurikulum, yakni pedoman dari rencana kegiatan mingguan,
pengembangan program yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran setiap kegiatan pembelajaran
(b) Memilih tema yang akan secara bertahap. RKH membuat
digunakan untuk setiap berbagai kegiatan pembelajaran,
kelompok dalam setiap baik yang dilaksanakan secara
semester dan menetapkan individual, kelompok, maupun
alokasi waktu untuk setiap klasikal dalam satu hari. RKH
tema dengan terdiri atas kegiatan pembukaan,
memperhatikan ruang kegiatan inti, makan dan
lingkup dan urutannya, serta istirahat, serta penutup.
jumlah minggu efektif Penduhuluan merupakan
(c) Mengidentifikasi tema dan kegiatan pemanasan dan
subtema dilaksanakan secara klasikal.
(d) Menganalisis subtema ke Kegiatan yang dapat dilakukan
dalam berbagai kegiatan antara lain berdoa/mengucap
(e) Tema-tema yang dipilih dan salam, serta membicarakan tema
hasil identifikasi tema atau sub tema.
menjadi subtema dapat Inti merupakan kegiatan
dibuat dalam bentuk tabel yang dapat mengaktifkan
perhatian, kemampuan, sosial,

252
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

spiritual, dan emosional anak. Untuk mengatasi hambatan


Kegiatan ini dapat tercapai dalam perencanaan
dengan memberi kesempatan pembelajaran maka perlu
kepada anak untuk bereksplorasi diupayakan pembinaan melalui
dan bereksperimen sehingga pelatihan, peningkatan wawasan
dapat memunculkan inisiatif, kependidikan khususnya dalam
kreativitas, dan kegiatan yang penyusunan perencanaan
dapat meningkatkan pembelajaran. Dilain pihak
pemahaman, konsentrasi serta sekolah harus menyediakan
mengembangkan kebiasaan buku sumber sebagai panduan
bekerja dengan baik. dalam penyusunan perencanaan
Penutup merupakan pembelajaran. (Haerana, 2016:
kegiatan penenangan yang 99)
dilaksanakan secara klasikal.
Kegiatan ini merupakan kegiatan 2) Pelaksaan Pembelajaran
akhir, yang dapat dilakukan a) Komponen pelaksanaan
dengan cara misalnya pembelajaran
membacakan cerita, Pelaksanaan pembelajar
mendiskusikan kegiatan suatu dilaksanakan berdasarkan rencana
hari atau menginformasikan pembelajaran harian yang mencakup:
kegiatan esok hari, menyanyi (1). Kegiatan pembukaan
dan berdoa. Kegiatan pembukaan
(4). Faktor pendukung dan pembelajaran merupakan upaya
penghambat pada perencanaan mempersiapkan peserta didik
pembelajaran secara psikis dan fisik untuk
Implementasi perencanaan melakukan berbagai aktivitas
pembelajaran yang terjadi belajar. Kegiatan pendahuluan
disekolah dapat diidentifikasi dilaksanakan secara klasikal dan
faktor-faktor yang mendukung diikuti oleh seluruh anak dalam
penyususnan perencanaan satu kelas, dalam waktu dan
pembelajaran tersebut antara lain kegiatan yang sama. Kegiatan
adanya kerjasama antar sesama pendahuluan merupakan
guru mata pelajaran, sarana dan pemanasan bisa dilakukan
prasarana yang mendukung, dengan cara berdoa, bernyanyi,
adanya dukungan dari kepala dan salam. Kemudian bercerita,
sekolah serta bimbingan dari bercakap-cakap dan tanya jawab
waka kurikulum. tentang tema dan subtema
Adapun faktor-faktor yang (pohon mangga) atau
menghambat penyusunan pengalaman anak. Jika pada
perencanaan pembelajaran mulai waktu bercerita terjadi
dari pembuatan rencana kejenuhan, maka guru dapat
pelaksanaan pembelajaran mengalihkan perhatian dengan
sampai pada tahap penyiapan membuat kegiatan yang
media pembelajaran sesuai bervariasi.
dengan mata pelajaran yang (2). Kegiatan inti
diajarkan dan ketidakmampuan Kegiatan inti merupakan
untuk mencari dan mengadakan upaya pembelajaran yang
buku sumber yang diperlukan dilakukan melalui kegiatan
sebagai literature yang akan bermain yang memberikan
digunakan dalam penyusunan pengalaman belajar secara
perencanaan pembelajaran. langsung kepada anak sebagai
dasar pembentukan sikap,

253
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

perolehan pengetahuan dan Sebaiknya alat-alat yang


keterampilan. disediakan pada kegiatan
Dalam kegiatan inti anak pengaman lebih bervariasi dan
dapat dibagi menjadi beberapa sering diganti sesuai dengan
kelompok, dan mereka tema atau subtema yang dibahas.
melakukan kegiatan yang Pada waktu kegiatan kelompok
berbeda-beda. Sebelum anak berlangsung, guru tidak berada
dibagi dalam kelompok, guru di satu kelompok saja melainkan
menjelaskan kegiatan atau hal- berkeliling memberikan
hal yang berkaitan dengan tugas bimbingan kepada setiap peserta
masing-masing kelompok secara didik yang mengalami kesulitan,
klasikal. Pada kegiatan inti, baik secara kelompok maupun
dalam satu kelas anak dibagi individual.
menjadi beberapa kelompok, (3). Kegiatan penutup
guru bersama anak dapat Kegiatan penutup
memberi nama masing-masing merupakan upaya menggali
kelompok, dan anak diberi kembali pengalaman bermain
kebebasan untuk memilih anak yang dilakukan dalam satu
kegiatan masing-masing hari, serta mendorong anak
kelompok, dan anak diberi mengikuti kegiatan
kebebasan untuk memilih pembelajaran berikutnya.
kegiatan sesuai yang Kegiatan penutup dilakukan
diminatinya dan tempat yang untuk menenangkan anak dan
disediakan. Setiap anak secara diberikan secara klasikal, yakni
bergantian mengikuti berbagai dengan menyanyi dan
kegiatan sesuai dengan yang melakukan tanya jawab
direncanakan, dan mengikutinya mengenai kegiatan yang
secara teratur, setelah itu anak berlangsung sehingga anak dapat
boleh memilih kegiatan sendiri memaknai kegiatan yang telah
secara tertib. dilaksanakan kemudian diakhiri
Anak-anak yang dengan berdoa dan salam. (E.
menyelesaikan tugasnya lebih Mulyasa, 2012:153-154)
cepat dapat meneruskan kegiatan b) Faktor pendukung dan penghambat
dikelompok lain. Jika tidak pada pelaksanaan pembelajaran
tersedia tempat, anak tersebut Sebaik apapun perencanaan
dapat melakukan kegiatan di pembelajaran yang telah disusun,
kegiatan pengaman. Kegiatan biasanya tidak terlaksana secara
pengaman berfungsi untuk menyeluruh seperti yang diharapkan.
menyediakan tempat kegiatan Hal ini tidak lepas dari faktor
bagi anak yang telah pendukung dan faktor penghambat
menyelesaikan tugasnya lebih ketika kegiatan pembelajaran itu
cepat agar tidak mengganggu dilaksanakan.
teman lainnya, memotivasi anak Faktor pendukung pelaksanaan
agar cepat menyelesaikan pembelajaran yang penulis lihat pada
tugasnya, memberikan sejumlah sekolah adalah tersedianya
kebebasan kepada anak untuk sarana dan prasarana yang cukup,
belajar dan mengikuti kegiatan guru yang kompeten karena rata-rata
sesuai dengan kemampuan dan jenjang pendidikannya s1, adanya
perkembangannya, mendorong komitmen semua guru untuk
tumbuhnya persaingan yang melaksanakan pembelajaran yang
positif di antara anak dalam berkualitas. Sedangkan faktor yang
melakukan tugasnya. menghambat dalam pelaksanaan

254
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

pembelajaran. Evaluasi hasil


pembelajaran adalah tidak adanya pembelajaran dilaksanakan oleh
dana yang cukup untuk membiyayai
penyediaan peralatan yang rusak, pendidik dengan membandingkan
kekurangan dana tersebut sering
terjadi pada sekolah gratis dan tidak antara rencana dan hasil
adanya buku teks pelajaran siswa pembelajaran.
yang digunakan selama proses
pembelajaran. Hasil evaluasi sebagai dasar
pertimbangan tindak lanjut
Pentingnya penyediaan sarana pelaksanaan pengembangan
selanjutnya.
dan prasarana dalam proses
Dalam pelaksanaannya, guru
pembelajaran sejalan dengan tidak harus secara khusus membuat
pendapat sanjaya yang mengatakan kegiatan untuk melakukan evaluasi
bahwa kelengkapan sarana dan secara tersendiri. Dengan kata lain,
prasarana akan membantu guru ketika kegiatan belajar mengajar
atau permainan berlangsung guru
dalam penyelenggaraan proses dapat
pembelajaran, dengan demikian
sarana dan prasarana merupakan melaksanakan kegiatan
mengajar
komponen penting yang dapat
memenuhi proses pembelajaran.

Untuk mengatasi faktor


penghambat dalam pelaksanaan
pembelajaran, antara lain dapat
dilakukan dengan penyediaan dana
yang cukup untuk membiyayai proses
pembelajaran. Selain itu pihak

sekolah menyelenggarakan
pembinaan pada guru yang sering
menghindari tanggung jawabnya
dalam mengajar serta pembinaan pada
siswa yang melanggar tata tertib
sekolah. (Haerana, 2016: 99-100)

3) Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran mencakup


evaluasi proses dan hasil pembelajaran
yang dilakukan oleh pendidik untuk

menilai keterlaksanaan rencana


pendidikan, termasuk didalamnya adalah
sekaligus mengevaluasi. Sebab, kedua suvervisi PAUD. Kedua teknik tersebut
kegiatan ini dapat berjalan bebarengan. adalah teknik individu dan kelompok.
Dengan demikian, secara langsung maupun Tetapi, dalam setiap teknik tersebut
tidak langsung, guru senantiasa melakukan terdapat serangkaian teknik penunjang
evaluasi setiap hari, tepatnya setelah kegiatan yang dapat menopang keberhasilan
pembelajaran dan permainan selesai. (Suyadi, masing-masing teknik utama. Berikut ini
2011:115) kedua teknik supervisi PAUD yang
dimaksud.

(b) Pengawasan Pembelajaran (1). Teknik individu


Pengawasanpembelajaran
Setidaknya, terdapat tujuh
merupakan proses penilaian dan pengarahan teknik penunjang dalam teknik
dalam perencanaan dan pelaksaan supervisi individu. Ketujuh metode
pembelajaran. Pengawasan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
dilakukan dengan teknik supervisi pendidikan.
Teknik adalah suatu cara atau metode untuk (d) Kunjungan kelas. Kunjungan
melakukan hal-hal tertentu dengan terampil kelas adalah kunjungan secara
dan cepat guna mencapai tujuan yang telah
dirancangkan. Atas dasar pengertian ini, maka individualkedalamkelas
teknik supervisi PAUD adalah cara atau
metode pengawasan terhadap segala aspek secara langsung oleh
pembelajaran PAUD guna mengetahui supervisor. Pada kunjungan ini,
kelemahan dan kekurangan untuk kemudian supervisor akan merekam atau
dilakukan upaya perbaikan. Secara umum, menyerap informasi selengkap
hanya mungkin tentang aktivitas
pembelajaran yang sedang
terdapat dua teknik supervisi berlangsung. Dalam kunjungan
tersebut, diharapkan supervisor

255
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

adalah pemilihan
dapat menemukan kelemahan- objek kunjungan
yang diprediksikan
dapat memperkaya
kelemahan maupun khasanah
penyimpangan-penyimpangan.
Kemudian, data yang diperoleh
didiskusikan dengan guru kelas wawasan perbaikan
yang bersangkutan untuk pembelajaran.
dicarikan upaya perbaikan dan
tetap mempertahankan hal-hal 8 Selfevaluation,yakni
yang dianggap cukup baik. kesadarangurusecara
individualbahwadirinya
8 Individual comference, adalah
komunikasi konsultatif setelah dituntutuntukdapat
kunjungan selesai. Artinya,
setelah supervisor melakukan
melakukan
kunjungan kelas, hendaknya ia
pembelajaran
tetap menjalin komunikasi
dengan tingkat
secara intensif dengan guru
profesionalitas
kelas guna mendikusikan hal-
tinggi. Kesadaran
hal yang dianggap masih perlu
ini muncul jika
diperbaiki. Tetapi dalam masing-masing
konteks ini dikomunikasi lebih guru dapat

bersifat in-formal dalam kondisi


rileks dan tidak terikat oleh
aturan-aturan formal. Hal

ini dimaksudkan agar kedekatan


emosional antara supervisor
dengan guru lebih dekat
sehingga diskusi maupun

konsultasi dapat berjalan


dengan lancar.

8 Intervisitation, yaitu kunjungan


antara guru disuatu sekolah
dalam rangka belajar dengan
cara saling tukar pengalaman,

informasi, maupun
pengetahuan. Kegiatan ini mirip
seperti studi banding,

tetapi dalam konteks supervisor


antara guru. Pada

prinsipnya,intervisitation
kebutuhan,kondisi,dan
menyadari bahwa dirinya mendapat fasilitasmemadaiuntuk
kesempatan untuk mengadakan perbaikan
dan evaluasi. mencapai prestasi.
(2). Teknik kelompok
(h) Supervisory bulletin, adalah

media komunikasi yang dipublikasikan Dalam teknik ini, terdapat


sebagai salah satu teknik supervisi. Dalam banyak metode supervisi yang
hal ini, fokus supervisor adalah
dapat dilakukan. Beberapa
mengomunikasikan ide-ide, gagasan, diantaranya adalah sebagai berikut:
pemikiran, hingga
12 Rapat staf sekolah, merupakan
usulan untuk menyelenggarakan kegiatan- bentuk komunikasi yang sudah
kegiatan penting yang perlu dilakukan. umum dikenal oleh setiap
lapisan masyarakat. Prinsipnya
(i) Profesional reading, merupakan bacaan direncanakan bersama-sama,
professional yang pada prinsipnya dapat gurudibagikedalam
memperkaya khasanah keilmuan dan kelompok-kelompokkecil
pengalaman guru yang sejalan dengan asas
pendidikan seumur hidup, kemauan, dan
kemampuan belajar mandiri yang perlu untuk membahas dan
dibangkitkan. memecahkan masalah yang
sedang dihadapi.
(j) Profesional writing, membuat karya tulis
dengan prinsip 13 Orientasi guru baru, pembinaan
guru-guru atau yang belum
kekayaanpotensi
mempunyai pengalaman
dioptimalisasikanuntuk mendalam dalam hal mengajar.
meningkatkanmotivasi,

256
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

Guru baru yang dimaksud (h) Field trips for staff


disini bukan hanya guru yang personnel’s, adalah teknik
baru diangkat oleh lembaga supervise yang dilakukan
paud yang bersangkutan, tetapi dengan cara mengunjungi
termasuk guru yang pindah objeknya secara langsung di
dari kelas yang satu ke kelas lapangan. Hal ini dimaksudkan
yang lain. Sebab, guru agar para guru dapat
pindahan juga belum mengembangkan
mempunyai pengalaman di kreativitasnya dalam mengajar,
kelas baru yang akan diajarnya. menghilangkan kejenuhan dan
(c) Curriculum laboratory, yaitu memperkarya wawasan.
konsep kurikulum, khususnya (i) Panel of forum discussion,
yang secara spesifik berkaitan yakni usaha untuk
dengan pengalaman belajar, mengumpulkan pendapat
materi dan kegiatan edukasi di maupun gagasan para ahli,
sekolah khususnya yang berkaitan
(d) Committee (Kepanitiaan), dengan upaya mencari solusi
merupakan suatu kelompok, atas permasalahan tertentu
baik besar maupun kecil yang maupun upaya perbaikan
bertugas memecahkan masalah pembelajaran
atau tugas khusus dan (j) In service training education,
anggotanya ditunjuk secara yakni serangkaian program
khusus pula. yang diselenggarakan dengan
(e) Profesional libraries teknik tertentu dalam rangka
(Perpustakaan professional), meningkatkan profesionalisme
yaitu penggunaan perpustakaan jabatan yang meliputi berbagai
secara professional dengan aspek dengan segenap
prinsip bahwa buku merupakan unsurnya.
sumber ilmu pengetahuan dan (k) Organisasi professional,
teknologi. Dengan kata lain, merupakan bentuk kerja sama
ilmu pengetahuan yang kelompok yang merupakan
bertebaran diberbagai buku bagian dari kehidupan sebuah
dikomunikasikan oleh profesi, yakni guru paud.
perpustakaan kepada guru, Teknik ini pada prinsipnya
sehingga guru bertambah ilmu mengembangkan kerja sama
pengetahuannya. dalam rangka meningkatkan
(f) Demonstration teaching profesionalisme mengajar.
(Demonstrasi mengajar), (Suyadi, 2011: 244-248)
adalah teknik supervisi yang
diperagakan oleh supervisor 4. PENUTUP
untuk menggambarkan atau Standar proses adalah kriteria tentang
memberi contoh cara mengajar pelaksanaan pembelajaran pada satuan atau
yang professional, efektif dan program PAUD dalam rangka membantu
efisien. pemenuhan tingkat pencapaian perkembangan
(g) Workshop (Lokakarya), adalah yang sesuai dengan tingkat usia anak.
upaya untuk mengembangkan Sebagaimana diatur dalam permendikbud no
rasa tanggung jawab sebagai 137 tahun 2014, standar proses meliputi
akademisi untuk berkarya dan perencanaan pembelajaran, pelaksaan
berpikir, baik secara teoritis pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan
maupun secara praktis untuk pengawasan pembelajaran.
meningkatkan kualitas belajar Perencanaan pembelajaran meliputi
rencana program semester (prosem), rencana

257
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

pembelajaran mingguan, dan rencana E. Mulyasa Dkk. 2016. Revolusi Dan Inovasi
Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
pembelajaran harian. Pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan berdasarkan Rosdakarya
rencana pembelajaran harian yang meliputi
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan 16 Mulyasa. 2012. Manajemen Paud,
kegiatan penutup. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Evaluasi pembelajaran mencakup evaluasi Haerana. 2016. Manajemen Pembelajaran


proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan Berbasis Standar Proses Pendidikan,
oleh pendidik yang bertujuan untuk menilai
keterlaksanaan rencana Yogyakarta: Media Akademi
Khodijah & Wismiarti, Siti. 2010. Sentra
pembelajaran. Dari hasil evaluasi
pembelajaran kemudian dijadikan acuan atau Seni, Jakarta: Pustaka Al-Falah
tindak lanjut pelaksanaan pengembangan
selanjutnya.
Latif Dkk, Mukhtar. 2013. Orientasi Baru
Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:
Pengawasan pembelajaran merupakan
proses penilaian dan pengarahan dalam
perencanaan dan pelaksaan pembelajaran. Kencana
Pengawasan pembelajaran dilakukan dengan Listyo Prabowo dan Paridah Nurmaliyah,
teknik supervisi pendidikan. Secara umum,
terdapat dua teknik supervisi pendidikan yaitu
teknik individu dan kelompok. Sugeng. 2010. Perencanaan
Pembelajaran, Malang: UIN-Maliki Press

15 DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Arriyani & Wismiarti, Neni 2010. Sentra 137 Tahun 2014 Tentang Standar
Peran, Jakarta: Pustaka Al-Falah Nasional PAUD

A.Martuti. 2008. Mendirikan dan Mengelola


PAUD :Manajemen Administrasi dan Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Kreasi Wacana Offset
Jakarta: Kencana
Saleh & Wismiarti, Martini. 2010 Sentra
Balok, Jakarta: Pustaka Al-Falah
Soendari & Wismiarti, Retno. 2010. Sentra
Persiapan, Jakarta: Pustaka Al-Falah
Suyadi. 2011. Manajemen Paud, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar
25

Anda mungkin juga menyukai