MANAJEMEN PEMBELAJARAN
DISUSUN OLEH :
Nim : 03107181033
MEDAN / 2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Swt. Tuhan pengurus seluruh alam,atas berkah dan
karunia-Nyalah tugas saya mengenai “Critical Jurnal Review” dapat terselesaikan tepat waktu.
Shalawat dan salam marilah kita limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta seluruh keluarga
dan sahabat serta pengikut ajarannya hingga akhir zaman.
Tugas ini disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Pembelajaran. Sebagai bentuk dasar uraian materi dari pelajaran yang dijadikan sebagai salah satu
pengetahuan dasar yang dapat dikaitkan dalam islam untuk menjawab perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi serta menggunakan metode ini sebagai sikap untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta-nya.
Jika dalam tugas ini masih terdapat kekurangan, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan pada tugas selanjutnya. Saya mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam pembuatan tugas ini. Semoga tugas ini mampu memberikan
pengetahuan yang lebih luas khususnya bagi yang telah mengetahui dan menjadi wawasan yang sangat
berharga bagi yang baru mengetahuinya.
BAB I PENDAHULUAN
5.1. Kesimpulan..................................................................................................... 15
1. Mahasiswa dapat melatih diri untuk berikir kritis, memberikan pendapat serta argumen.
2. Mahasiswa dapat lebih teliti dalam memilih jurnal yang unggul untuk dijadikan sebagai media
pembelajaran.
3. Mahasiswa dapat berperan aktif dalam mewujudkan hasil pemikiran mereka dengan membuat
media pembelajaran yang sama hanya saja lebih teliti dan selektif dalam mencantumkan
informasi yang ada sehingga bersifat faktual dan kekinian.
BAB II
RINGKASAN ARTIKEL / JURNAL
2.1.Identitas Jurnal 1
Judul :
Manajemen Pembelajaran Guru Pada SD Negeri Peukan Pidie Kabupaten Pidie
Penulis : Nora Feri, Cut Zahri Harun, Nasir Usman.
Volume / No : Vol. 5/4
Halaman : 224-228
Tahun : 2017
ISSN : 2302-0156
Alamat Email : : askia.nora@gmail.com
Tujuan Penelitian :
Untuk menentukan rencana pembelajaran, implementasi pembelajaran, evaluasi
pembelajaran, dan faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen
pembelajaran guru.
A. Pendahuluan
Salah satu komponen yang bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan adalah guru. Guru
dituntut mampu melibatkan berbagai unsur pendukung mengajar yang dibutuhkan agar tercapainya
hasil dengan optimal. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bersifat studi deskriptif tentang
penerapan manajemen pembelajaran guru. Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui bagaimana
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan faktor-faktor
pendukung dan penghambat dalam manajemen pembelajaran guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie
Kabupaten Pidie. Berdasarkan gambaran di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian
ini adalahbagaimanakah manajemen pembelajaran guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie Kabupaten
Pidie?.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang merupakan penelitian yang
mendeskripsikan kondisi subjek penelitian pada saat penelitian dilaksanakan. Data yang diperoleh
seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan,
disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka, Variabel dalam
penelitian ini adalah: Kepala sekolah dan guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie Kabupaten Pidie. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis
deskriptif kualitatif yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi data.
Dalam pengertian tentang evaluasi pendidikan disebutkan guna evaluasi pendidikan adalah
untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pengolahan data diketahui bahwa terdapat kendala yang ditemukan kepala SD
Negeri 1 Peukan Pidie dalam membuat perencanaan untuk membina pembelajaran guru. pendukung
untuk pelaksanaannya. Faktor-faktor yang mendukung adalah waktu, sarana, dana personil, pelaksana,
kemajuan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Hambatan yang dialami kepala sekolah antara lain: masihada sebagian guru yang rendah
minatnya untuk membaca buku sumber yang disediakan meningkatkan kompetensinya, rendahnya
minat guru-guru untuk mengkaji atau meneliti, memilih dan mengembangkan media dalam forum
gugus, dan rendahnya minat guru-guru untuk berlatih membuat media yang sederhana dan
menggunakannya di dalam kelas.
1
Sergiovanni, Thomas J. Theory and Practice in Education Policy and Administration:An Hermeneutics
Perspective. (University of Illinois, Urbana-Champaign, 1981), 8.
2
Flores, dkk. (2016). Factor associated with learning managent in mexican micro. Procedia, Vol. 197, No.
1494. http://ac.els.cdn.com/S187704281504094X-main.pdf (diakses 2 Oktober 2016)
Pengorganisasian pembelajaran yaitu: pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan melalui
guru yang serumpun dalam satu mapel, materi, pemilihan isi, penataan urutan isi, mengintegrasikan
mutu akademik agar berprestasi pada olimpiade science internasional dengan tidak meninggalkan
nilai-nilai karakter siswa dan output yang bermutu melalui prinsip (a) kejelasan tugas dan
pertanggungjawaban, (b) pembagian kerja berdasarkan professional, (c) kesatuan arah kebijakan, (d)
teratur, (e) disiplin, (f) adil (seimbang), (g) inisiatif, (h) semangat (i) kebersamaan, (j) sinergis ,dan (k)
ikhlas.
Pelaksanaan pembelajaran harus integratif antara ilmu pengetahuan dengan pembinaan karakter
siswa berbasis spritual learning, program pengayaan, penajaman, remidial dan pembinaan, pembagian
rombongan belajar menjadi kelas kelompok belajar besar dengan pola paket kelas (big learning group
class), dan ada kelas dengan pola kelompok belajar kecil (small learning group class; standarisasi guru,
tidak hanya melihat aspek profesionalisme, pedagogik, personal dan sosial namun juga aspek spritual
learning.
Monitoring pembelajaran memperkuat teori Ishida & Shimbo, Tshabalala dan Egwu yang
menyatakan bahwa pengawasan pembelajaran usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan
dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata
dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang
penjaminan bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
Evaluasi hasil belajar menekankan pada perolehan informasi tentang seberapakah perolehan
siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Berbedaannya dari hasil penelitian bahwa
evaluasi pembelajaran memiliki fungsi formatif, fungsi sumatif, fungsi diagnostik dan fungsi seleksi.
Ringkasan Jurnal Pembanding II
A. Pendahuluan
Dalam peraturan pemerintah no 137 tahun 2014 tentang standar pendidikan anak usia dini
menyatakan bahwa standar proses merupakan kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran dalam rangka
membantu memenuhi tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian
kepustakaan atau library research yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur
(kepustakaan) baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu.
(Iqbal Hasan, 2004:65)
C. Pembahasan
a. Konsep Manajemen Standar Proses
Sesuai dengan amanat peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor
137 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini, salah satu standar yang harus
dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran
pada satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian
perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. (Permendibud No 137 Tahun 2014).
b. Komponen-Komponen Dalam Standar Proses
Sebagaimana diatur dalam permendikbud no 137 tahun 2014, standar proses meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pengawasan
pembelajaran. (Permendibud No 137 Tahun 2014 pasal 11).
Beberapa pendekatan dalam proses pembelajaran anak usia diantaranya pendekatan
Montessori, pendekatan bank street, pendidikan high/scope, pendekatan kurikulum kreatif, pendekatan
region Emilia, pendekatan project based, dan pendekatan BCCT.
Selanjutnya berikut beberapa model pembelajaran anak usia dini diantaranya:
1. Model pembelajaran klasikal
2. Model pembelajaran kelompok
3. Model pembelajaran berbasis sudut
4. Model pembelajaran berbasis sentra
5. Model pembelajaran area
BAB III
KEUNGGULAN PENELITIAN
3.1. Kegayutan Antar Elemen Jurnal 1, 2, dan 3
Penulis atau peneliti mampu menyajikan materi secara beruntun, sistematis,dan
berkesinambungan. Antara subjek materi satu ke subjek lain-Nya, dengan mencantumkan bahwa
permasalahn utama dalam proses pembelajarran adalah bagaimana seorang pendidik dalam
memanajemen proses pembelajaran berjalan dengan baik. Dilanjutkan dengan penilaian Kinerja pada
masing-masing penelitian di lembaga-lembaga pendidikan dan pendapat para ahli serta sumber sumber
dari buku yang di dapat dikaitkan dengan proses penelitian masing-masing jurnal seperti di jurnal 1,2
dan 3. Sehingga dikajilah masalah ini lebih dalam lagi secara sistematis agar setiap lembaga dapat
memahami fungsi manajemen dalam suatu lembaga pendidikan.
3.2. Originalitas Temuan Jurnal 1,2, dan 3.
Teori dan konsep yang digunakan peneliti dalam penelitian-Nya menjelaskan bahwa ide dan
gagasan para peneliti begitu cemerlang juga mengadopsi pemikiran maju untuk menyelamatkan
lembaga pendidikan yang saat ini ada dalam memahami Manajemen pembelajaran yang disampaikan
para ahli ataupun lembaga yang telah di teliti. Seperti pada jurnal pertama penelitian dengan konsep
kajian yang dikutip dijadikan seimbang, artinya ada penelitian dan ada pendapat para ahli disatukan,
seperti pada jurnal kedua juga dijabarkan selain pendapat para ahli juga ditambahkan tinjauan baru dari
penelitian yang dilakukan. Dan pada jurnal ketiga juga seperti itu hanya saja kurang pada proses
penelitiannya.
3.3. Kemutakhiran Masalah Jurnal 1,2, dan 3.
Kesulitan Lembaga Pendidikan dan tenaga pendidik dalam memanajemen proses belajar yang
kurang tepat, serta penerapan standart proses kegiatan pembelajaran di jenjang SD, SMP, SMA maupun
di pendiidkan anak usia dini menjadi problematika akut hampir diseluruh lembaga sekolah didaerah
terpencil, maupun di daerah yang terluas. Termasuk kota-kota besar yang cukup maju tingkat
perkembangan pendidikan. Oleh sebab itu, pokok permasalahan ini memberitahukan kita bahwa
pentingnya standart proses pendidikan untuk keefektifan pembelajaran. Selain itu, penelitian ini bukan
lagi topik terbaru melainkan akan terus berkembang pada setiap zaman, baik untuk diketahui dan
dibaca. Karena jurnal ini membahas permasalahan yang mutakhir hingga sekarang dan akan terus di
permasalahkan.
3.4. Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian
Penulis mampu menghubungkan setiap kata dalam setiap paragraf, sehingga menjadi kalimat
yang cukup baik dan memberikan kesan yang mudah dipahami oleh pembaca tertentu jika ia memahami
dengan seksama. Seperti yang diterangkan sebelumnya bahwa jurnal tersusun secara sistematis
(terstruktur) dan bagian satu dan lain-Nya masih memiliki kesinambungan yang erat dan menarik.
Diawal penulis telah menjelaskan tentang permasalahan standart proses pendidikan anak usia
dini, menganalisis dan mendeskripsikan proses manajemen pembelajaran serta faktor pendukung dan
penghambat dalam manajemen pembelajaran guru yang kurang memperhatikan fungsi manajerialnya
sehingga tidak memahami konsep yang bagus diterapkan bagaimana. Hingga di akhir penelitian jurnal
ini, penulis masih juga terkesan membahas mengenai proses memanajemen pembelajaran dengan baik
yaitu bagian terak evaluasi dan faktor pendukung serta penghambat dalam manajemen pembelajaran
guru yang harus dipahami oleh setiap guru.
BAB IV
KELEMAHAN PENELITIAN
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Kesimpulan yang bisa saya ambil dari penelitian terhadap jurnal ini berkaitan dengan tugas dari
seorang pendidik atau guru dalam memanajemen proses pembelajaran yang baik, yaitu dari mulai
perencanaan pelaksanaan pembelajaran, pengorganisasian pelaksanaan pembelajaran, pengendalian
pelaksanaan proses pembelajaran, pengevaluasian pelaksanaan pembelajaran dan faktor pendukung
dan penghambat proses pembelajaran sehingga terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Manfaat yang sangat besar bisa kita ambil dalam jurnal ini, bahwa setiap pembaca dituntut
memahami tugas seorang guru dalam suatu lembaga agar benar-benar mematangkan fungsi manajemen
yang baik. Dalam hal ini menurit saya jurnal ini sangat bermanfaat dan banyak menarik minat pembaca
dalam memahami profesi mereka terutama seorang pendidik.
5.2. Saran
Saran saya sebagai review atau peneliti dari jurnal penulis, dalam hal ini seharusnya penulis
menambahkan hasil penelitiannya berupa tabel atau grafik kemajuan dalam peneleitian tersebut bukan
hanya sekedar metode atau teori yang dikemukakan oleh para ahli sebagai penguat atas pendapat dari
peneliti sendiri. Adapun untuk saya sendiri sebagai seorang review mengharap kan saran dari para
pembaca untuk kemajuan tugas berikutnya agar lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Efendy Hadie. 2018. Manajemen Pembelajaran Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan (Multi Situs di
SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Pemekasan). Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam. Vol.
8
Fery Nora, dkk. 2017. Manajemen Pembelajaran Guru Pada SD Negeri 1 Peukan Pidie Kabupaten
Pidie. Jurnal Magister Administrasi Pendidikan. Vol. 5.
Nurjanah Siti dan Rrifqi Muntaqo,. 2018. Manajemen Pembelajaran Standart Proses Pendidikan Anak
Usia Dini. Jurnal PPKM III.
Abstract: Learning management includes several matters, such as planning, implementation, and
supporting and inhibiting factors of learning. This study aimed at determining the learning plan, the
learning implementation, learning evaluation, and supporting and inhibiting factors in teacher learning
management. The research method used was descriptive with a qualitative approach. The data were
collected by observation, interviews and documentation review. The subjects of the study were principals
and teachers. Data were analyzed with reduction, display, and verification techniques. The results showed
that: 1) planning of learning made by teachers had not planned properly, there were some teachers who
had not been able to prepare mapping properly, preparation of topic, and syllabus as tool that should be
prepared before preparing the lesson plan; 2) the implementation of teacher learning done by teachers was
guided by school-based curriculum. The implementation of the learning process was not optimal, for it was
still a lack of teacher knowledge about the procedure of effective learning application, and there was still a
low-grade teacher who used the subjects clearly without topic; 3) the evaluation of learning done by
teachers was guided by a lesson plan. The evaluation was done to improve the learning activities of teachers,
both spoken and written evaluation forms; and 4) the obstacles to the implementation of learning
management were planning for coaching teachers, time, facilities and personnel. In addition, it lacks
training for teachers; some teachers were not active in group activities, seminars, and improving the
teaching professional.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi pembelajaran, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen pembelajaran
guru. Metode penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumensi. Subjek penelitian adalah kepala sekolah dan
guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan pembelajaran guru belum diprogramkan dengan
baik, ada guru yang belum mampu menyusun pemetaaan dengan baik, penyusunan jaringan tema, dan
penyusunan silabus sebagai perangkat yang harus dipersiapkan sebelum menyusun RPP; 2) Pelaksanaan
pembelajaran guru yang dilaksanakan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran.
Pelaksanaannya belum optimal, masih kurangnya pengetahuan guru tentang tata cata penerapan
pembelajaran tersebut secara efektif, serta masih ada guru kelas rendah yang menggunakan mata pelajaran
dengan jelas dan tidak menggunakan tema; 3) Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan berpedoman pada
RPP yang disusun. Evaluasi dilakukan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran guru, bentuk evaluasi
lisan dan tulisan; dan 4) Faktor pendukung adanya kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah
untuk memperbaiki dan membina kemampuan guru dalam penerapan manajemen pembelajaran.
Hambatannya, antara lain dalam membuat perencanaan untuk pembinaan guru-guru, disebabkan karena
waktu, sarana dan personil yang tersedia. Kurangnya pelatihan bagi guru-guru, tidak aktifnya sebagian guru
dalam kegiatan gugus, seminar, dan kegiatan peningkatan profesi keguruan.
PENDAHULUAN
Kebijakan peningkatan mutu pendidikan
dan pengajaran harus selalu diupayakan oleh upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
berbagai pihak, baik pemerintah maupun Idealnya, dalam setiap proses pembelajaran, guru
komponen lain yang terlibat dalam proses dituntut mampu melibatkan berbagai unsur
tersebut. Guru sebagai komponen utama dalam pendukung mengajar yang dibutuhkan agar
proses pengajar rnemegang posisi kunci dalam tercapainya hasil dengan optimal.
pembelajaran guru.
menjadi makmum atau imam dalam terealisasi dengan baik. Nurharjadmo (2008)
melaksanakan shalat. Untuk kesuksesan menyatakan salah satu permasalahan yang
pembelajaran ini, guru ideal dituntut mampu dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya
menjadi model yang dapat dicontoh teladani oleh kualitas atayu mutu pendidikan.
siswanya. Fajar (2010) menyatakan sifat-sifat
yang harus dimiliki oleh guru yaitu: cukup
berpengetahuan dan memiliki kemampuan untuk Fungsi evaluasi dalam pembelajaran guru
menjadi role model. tidak dapat terlepas dari tujuan itu sendiri. Dalam
pengertian tentang evaluasi pendidikan
disebutkan guna evaluasi pendidikan adalah
Pembelajaran pada sekolah dasar yang untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata menunjukkan sampai di mana tingkat
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. kemampuan dan keberhasilan siswa dalam
Dengan demikian, siswa mampu memahami pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran.
konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini,
diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat
dalam Manajemen Pembelajaran Guru pada
SD Negeri 1 Peukan Pidie
Melalui penyajian konsep-konsep, maka
proses pembelajaran memungkinkan berjalan
dengan baik. Danarwati (2013) permasalahan
pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia Berdasarkan pengolahan data diketahui
saat ini, adalah rendahnya mutu pendidikan pada bahwa terdapat kendala yang ditemukan kepala
setiap jenjang dan satuan pendidikan. SD Negeri 1 Peukan Pidie dalam membuat
perencanaan untuk membina pembelajaran guru.
Hanya saja banyak sub bidang yang harus
direncanakan dan dilaksanakan. Dalam membuat
Evaluasi pembelajaran guru pada SD Negeri 1 perencanaan dari suatu sub bidang, seperti sub
Peukan Pidie bidang pengajaran perlu dipersiapkan faktor
pendukung untuk pelaksanaannya. Faktor-faktor
Evaluasi atau penilaian adalah suatu yang mendukung adalah waktu, sarana, dana
rangkaian kegiatan yang dilakukan secara personil, pelaksana, kemajuan dan langkah-
sistematis, yang mencakup penentuan tujuan, langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
perancangan dan pengembangan instrumen, Selama ini semua sub bidang yang telah
pengumpulan data, analisis, dan penafsiran untuk terprogram dilaksanakan dengan sarana, waktu,
menentukan suatu nilai dengan standar penilaian dana yang sangat terbatas. Oleh karena itu,
yang telah ditentukan. Sudjana (2011) membuat perencanaan bersifat umum dan
dilaksanakan juga bersifat umum. Sasaran utama
adalah untuk setiap sub bidang yang telah
direncanakan dapat berjalan lebih baik dari tahun
lalu, namun demikian proses tersebut masih
ditemui kendala-kendala.
KESIMPULAN
1. Perencanaan pembelajaran guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie belum direncanakan dengan
baik. Masih ada guru yang belum mampu menyusun pemetaaan dengan baik, penyusunan
jaringan tema, dan penyusunan silabus sebagai perangkat yang harus dipersiapkan sebelum
menyusun RPP.
2. Pelaksanaan pembelajaran guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie berpedoman pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP). Proses pelaksanaan pembelajaran guru yang diterapkan
belum optimal, karena masih kurangnya pengetahuan guru tentang tata cata penerapan
pembelajaran tersebut secara efektif. Masih ada guru kelas rendah pada SD Negeri 1 Peukan
Pidie yang masih menggunakan mata pelajaran dengan jelas dan tidak menggunakan tema.
3. Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan guru pada SD Negeri 1 Peukan Pidie berpedoman
pada RPP yang disusun. Evaluasi dilakukan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran guru.
Bentuk evaluasi dilakukan baik secara lisan maupun tulisan.
4. Faktor pendukung adanya kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk
memperbaiki dan membina kemampuan guru, dalam penerapan manajemen pembelajaran.
Hambatannya, antara lain dalam membuat perencanaan untuk pembinaan guru-guru,
disebabkan karena waktu, sarana dan personil yang tersedia. Kurangnya pelatihan bagi guru,
tidak aktifnya sebagian guru dalam kegiatan gugus, seminar, dan kegiatan peningkatan profesi
keguruan.
DAFTAR PUSTAKA
Umaedi. 2011. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Jakarta.
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN (Studi Multi Situs di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3
Pamekasan)
Hadie Efendy
Hadie76@gmail.com
Abstract
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan: (1)
perencanaan pembelajaran, (2) pengorganisasian pembelajaran, (3)
pelaksanaan pembelajaran, (4) monitoring pembelajaran, (5) evaluasi
pembelajaran dalam penjaminan mutu pendidikan, (6) mutu pendidikan
yang dihasilkan, (7) kendala-kendala pembelajaran dalam penjaminan
FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Volume 8, Nomor 2, Desember 2018;
p-ISSN 2442-2401; e-ISSN 2477-5622
Hadaie Efendy, Manajemen Pembelajaran dalam Penjaminan Mutu Pendidikan
Pendahuluan
Sergiovani 1 manajemen diartikan sebagai usaha dan tindakan kepala sekolah sebagai
pemimpin instruksional disekolah dan usaha maupun tindakan guru sebagai pemimpin
pembelajaran di kelas dilaksanakan sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka
mencapai tujuan program sekolah dan pembelajaran. Flores, dkk2 manajemen pembelajaran
adalah mengacu pada suatu upaya untuk mengatur dan mengendalikan aktivitas pembelajaran
pembelajaran agar tercapai secara lebih efektif, efesien dan produktif. Sedangkan potret
manajemen pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) hasil studi yang dilakukan Art-
1
Sergiovanni, Thomas J. Theory and Practice in Education Policy and Administration:An
Hermeneutics Perspective. (University of Illinois, Urbana-Champaign, 1981), 8.
2Flores, dkk. (2016). Factor associated with learning managent in mexican micro. Procedia, Vol. 197,
No. 1494. http://ac.els.cdn.com/S187704281504094X-main.pdf (diakses 2 Oktober 2016)
1002
FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Volume 8, Nomor 2, Desember 2018
in3 menemukan bahwa untuk kondisi saat ini para guru perlu mengembangkan manajemen
pembelajaran, perlu menguasai model, teknik, dan metode manajemen pembelajaran secara
keseluruhan, untuk mengembangkan pemikiran analitis siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Uniknya, SMA Negeri 1 Pamekasan dan SMA Negeri 3 Pamekasan yang sama-sama
memiliki program kelas unggulan dalam manajemen pembelajaran yang digunakan untuk
program kelas unggulan pada intinya sama dengan manajemen pembelajaran untuk program
reguler, perbedaannya dalam pengembangan manajemen pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik yang memenuhi potensi kecerdasan dan bakat istemewa. Manajemen
pembelajaran diharapkan dapat berperan menjadi perberdayaan siswa. Dalam hal
pemberdayaan siswa, komponen-komponen yang harus didayagunakan sehingga secara
bersinergi mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan keseluruhan
manajemen pembelajaran tersebut diupayakan dengan bertumpu pada spirit manajemen
pembelajaran keunggulan sebagaimana temuan teoritik pada berbagai hasil penelitian yaitu
berwawasan mutu, kemandirian, partisipasi, dan keterbukaan. Penelitian ini bertujuan
mendiskripsikan dan menganalisis: perencanaan pembelajaran, pengorganisasian
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pengawasan pembelajaran, evaluasi pembelajaran,
hasil evaluasi pembelajaran dalam penjaminan mutu pendidikan, serta kendala-kendala dan
faktor pendukungnya.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan rancangan studi
multi situs. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan
dokumentasi. Data dianalisis secara berulang-ulang melalui analisis dalam situs tunggal dan
lintas situs. Teknik analisis data terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Adapun teknik pengecekan keabsahan data dilakukan melalui
kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas. Untuk memperoleh data,
peneliti sendiri merupakan alat pengumpul data yang digali dari pandangan responden. Desain
penelitian ini multi kasus sehingga dalam menganalisis data dilakukan dua tahap
3 Art-in, Sitthipon, (2015). Current Situation and Need in Learning Management for Developing the
Analytical Thinking of Teachers in Basic Education of Thailand. Procedia, Vol. 197, No. 1494.
http://ac.els.cdn.com/S187704281504094X-main.pdf (diakses 2 Oktober 2016).
100
3
Hadaie Efendy, Manajemen Pembelajaran dalam Penjaminan Mutu Pendidikan
yaitu: Analisis data tunggal dilakukan pada masing-masing subjek yaitu SMA Negeri 1
Pamekasan dan SMA Negeri 3 Pamekasan dan Analisis data lintas kasus bertujuan untuk
membandingkan danmemadukan temuan yang diperoleh dari masing-masing kasus. Secara
umum, proses analisis data lintas kasus mencakup kegiatansebagai berikut: a) merumuskan
proposisi bedasarkan temuan kasuspertama kemudian dilanjutkan kasus kedua, b)
membandingkan dan memadukan temuan teoritik dari kedua kasus penelitian, c) merumuskan
simpulan teoritis bedasarkan analisis lintas kasus sebagai temuan akhir dari kedua kasus
penelitian.
5.
Laura et.al, Persistent Classroom Management Training Needs of Experienced Teachers.
Journal of the
7Baráth, Tibor, (2015). Learning Organization as a Tool For Better and More Effective Schools.
Procedia, Vol. 3. No. 1494. http://ac.els.cdn.com/ S2351978915003315-main.pdf (diakses 7 Nopember
2016).
100
4
FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Volume 8, Nomor 2, Desember 2018
(a) kejelasan tugas dan pertanggungjawaban, (b) pembagian kerja berdasarkan professional,
(c) kesatuan arah kebijakan, (d) teratur, (e) disiplin, (f) adil (seimbang), (g) inisiatif, (h)
semangat (i) kebersamaan, (j) sinergis ,dan (k) ikhlas. Setiap guru diberikan kesempatan
menjadi leader di kelas yang telah ditentukan untuk mengelola dan mengorganisir kelas. Dalam
pengorganisasian ini perlu diperhatikan semua kekuatan dan sumber daya yang dimiliki.
Pengorganisasian pembelajaran dengan pengorganisasian pembelajaran yang diperkaya dengan
kurikulum olimpiade sains, bahasa dan agama, pengorganisasian alokasi waktu pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran memperkuat teori Beckman & Barry, Zarasua 8 , dkk, dan
Yunos & Kotirde9, mengemukakan dalam pelaksanaan pembelajaran: (1) memotivasi siswa
belajar sejak saat membuka sampai menutup pelajaran, (2) mengarahkan tujuan pengajaran,
(3) menyajikan bahan pelajaran dengan metode yang relevan dengan tujuan pengajaran, (4)
melakukan pemantapan belajar, (5) menggunakan alat-alat bantu pengajaran dengan baik dan
benar, (6) melaksanakan layanan bimbingan penyuluhan, (7) memperbaiki program belajar
mengajar, dan (8) melaksanakan hasil penilaian belajar. Tetapi ada perbedaan dari hasil
penelitian segi bahwa pelaksanaan pembelajaran harus integratif antara ilmu pengetahuan
dengan pembinaan karakter siswa berbasis spritual learning, program pengayaan, penajaman,
remidial dan pembinaan, pembagian rombongan belajar menjadi kelas kelompok belajar besar
dengan pola paket kelas (big learning group class), dan ada kelas dengan pola kelompok belajar
kecil (small learning group class; standarisasi guru, tidak hanya melihat aspek profesionalisme,
pedagogik, personal dan sosial namun juga aspek spritual learning.
8Zarazua, Minguel Nino & Masino, Marina (2016). What Works to Improve the Quality of Student
Learning in Developing
Countries?http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0738059315300146.pdf. (diakses 27
Oktober 2016).
9
Yunos, Jailaini Bin Md & Kotride, Yuda Isa. (2015). The Processes of Supervisions in Secondary
Schools Educational System in Nigeria. http://ac.els.cdn.com/ S1877042815047977-main.pdf (diakses
18 Oktober 2016).
100
5
Hadaie Efendy, Manajemen Pembelajaran dalam Penjaminan Mutu Pendidikan
(g) menggunakan tolok ukur prestasi dalam melakukan penilaian keberhasilan pelaksanaan
program dan kegiatan.
Evaluasi pembelajaran memperkuat teori Meuth13 , Jakubec & Harrison14, dan Ally &
Krauss15 yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengetahui berapa
banyak hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru.
Evaluasi pembelajaran mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Evaluasi
hasil belajar menekankan pada perolehan informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Berbedaannya dari hasil penelitian bahwa
10
Ishida, Toru & Shimbo, Masashi, (2014). Controlling The Learning Process of Real-Time Heuristic
Search.http://ac.els.cdn.com/S0004370203000122-main.pdf (diakses 16 Oktober 2016).
11
Tshabalala, Thembinkosi (2013). Teachers’ Perceptions Towards Classroom Instructional
Supervision: A
Case Study of Nkayi District in
Zimbabwe.http://ijsse.com/sites/default/files/issues/2013/v4i1/paper/Paper-3.pdf.
12
Egwu, Sarah Oben. Principals’ Performance in Supervision of Classroom Instruction in Ebonyi
State
100
6
FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Volume 8, Nomor 2, Desember 2018
evaluasi pembelajaran memiliki fungsi formatif, fungsi sumatif, fungsi diagnostik dan fungsi
seleksi. fungsi formatif untuk memperbaiki pembelajaran dan mengadakan program remedial
bagi siswa yang belum menguasai sepenuhnya materi pelajaran. fungsi sumatif dan seleksi
dalam hal ini penilaian kemajuan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu, sebagai
bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas dan
penentuan lulus tidaknya siswa tersebut. Fungsi seleksi dan penempatan di sekolah ini untuk
menempatkan peserta didik dalam program pembelajaran tertentu, seperti program peminatan
matematika dan sain dan bidang lainnya.
Penutup
Pertama, Perencanaan pembelajaran dalam penjaminan mutu pendidikan mengikuti tuntutan
perkembangan kurikulum yang berlaku dengan mengedepankan team work, rapat kinerja, dan
penentuan program prioritas; kedua, Pengorganisasian pembelajaran dalam penjaminan mutu
pendidikan dilakukan melalui guru yang serumpun dalam satu mapel, materi,
15 Ally, Mohammed & Krauss, Ferdinand, A Study of the Design and Evaluation of a Learning Object
and Implications for Content Development. Journal of Knowledge and Learning Objects 1. (2005).
http://ijklo.org/Volume1/v1p001-022Krauss.pdf. (diakses 28 Oktober 2016)
100
7
Hadaie Efendy, Manajemen Pembelajaran dalam Penjaminan Mutu Pendidikan
pemilihan isi, penataan urutan isi, mengintegrasikan mutu akademik agar berprestasi pada
olimpiade science internasional dengan tidak meninggalkan nilai-nilai karakter siswa; ketiga,
Pelaksanaan pembelajaran dalam penjaminan mutu pendidikan dilaksanakan dengan
memberikan pengalaman yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik dengan guru melalui suatu pendekatan student centre, learning cooperative, CTL,
Quantum learning dan PAKEM. Keempat, Pengawasan pembelajaran dalam penjaminan mutu
pendidikan dilakukan melalui mengidentifikasi hasil pengawasan sebelumnya dan melakukan
analisis terhadap kebijakan atau peraturan pemerintah.; kelima, Evaluasi pembelajaran dalam
penjaminan mutu pendidikan melalui prinsip keterbukaan, rutin, berkesinambungan, tegas
dalam reward dan punishment serta melibatkan semua unsur dan dilaporkan secara periodik,
yang ditandai dengan adanya laporan prestasi hasil belajar siswa, laporan keaktifan siswa, dan
laporan kehadiran guru dengan memberikan umpan balik terhadap guru sebagai dasar untuk
memperbaiki pembelajaran. Keenam, Mutu pendidikan berupa (a) menghasilkan peserta didik
yang unggul, berupa pemberian perhatian dan perlakuan khusus kepada peserta didik sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya dengan membuka kelas-kelas unggulan (b) prestasi
akademik dan non-akademik di atas rata-rata sekolah di daerahnya; (c) melalui seleksi yang
cukup ketat terhadap pendaftar; (d) mendapatkan kepercayaan yang besar dari masyarakat,yang
dibuktikan dengan banyaknya jumlah pendaftar dibanding kapasitas kelas, dan (e) lulusannya
diterima di PTN favorit. Ketujuh, Kendala-kendala pembelajaran dalam penjaminan mutu
pendidikan yaitu (a) kebijakan kurikulum yang sering berubah-ubah, (b) buku siswa yang ideal
dan sesuai dengan tuntutan kurikulum masih terbatas. (c) sistem penilaian yang baru dan beda
penafsiran oleh masing-masing guru (d) budaya meneliti masih terbatas.
108
FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Volume 8, Nomor 2, Desember 2018
Daftar Pustaka
Mohammed, Ally. & Krauss, Ferdinand, A Study of the Design and Evaluation of a Learning
Object and Implications for Content Development. Journal of Knowledge and
Learning Objects 1. (2005). http://ijklo.org/Volume1/v1p001-022Krauss.pdf. (diakses
28 Oktober 2016)
Art-in, Sitthipon, (2015). Current Situation and Need in Learning Management for Developing
the Analytical Thinking of Teachers in Basic Education of Thailand. Procedia, Vol.
197, No. 1494. http://ac.els.cdn.com/S187704281504094X-main.pdf (diakses 2
Oktober 2016).
Tibor, Baráth. Learning Organization as a Tool For Better and More Effective Schools.
Procedia, Vol. 3. No. 1494. http://ac.els.cdn.com/ S2351978915003315-main.pdf
(diakses 7 Nopember 2016).
Flores, dkk. Factor associated with learning managent in mexican micro. Procedia, Vol. 197,
No. 1494. http://ac.els.cdn.com/S187704281504094X-main.pdf (diakses 2 Oktober
2016)
Ishida, Toru & Shimbo, Masashi, (2014). Controlling The Learning Process of Real-Time
Heuristic Search.http://ac.els.cdn.com/S0004370203000122-main.pdf (diakses 16
Oktober 2016).
109
Hadaie Efendy, Manajemen Pembelajaran dalam Penjaminan Mutu Pendidikan
Minguel, Zarazua, Nino & Masino, Marina (2016). What Works to Improve the Quality of
Student Learning in Developing
Countries?http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0738059315300146.pdf
. (diakses 27 Oktober 2016).
1010
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Riwayat Artikel: Peraturan permendikbud no 137 tahun 2014 tentang standar proses
pendidikan anak usia dini merupakan pedoman dalam
Diterima : 9 Mei 2018 melaksanakan proses pembelajaran pendidikan anak usia dini saat
ini. Dengan mengacu pada peraturan tersebut, maka dalam
Disetujui : 23 Juni 2018 melaksanakan pembelajaran pendidikan anak usia dini harus
mempersiapkan rancangan pembelajaran yang meliputi rencana
program semester (prosem), rencana pembelajaran mingguan, dan
rencana pembelajaran harian. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendikripsikan konsep standar proses pembelajaran pada anak
Kata Kunci: uisa dini. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan atau library
Manejemen pembelajaran, research yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan
Standar proses literatur (kepustakaan) baik berupa buku, catatan, maupun laporan
hasil penelitian dari penelitian terdahulu. Hasil penelitian
menunjukann bahwa dengan mempersiapkan rancangan
pembelajaran yang baik maka proses pembelajaran yang
dilaksanakan akan termenejemen dengan baik dan tentunya akan
sesuai dengan standar nasional pendidikan anak usia dini.
Key Words :
ABSTRACT
Article History
247
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
6 PEMBAHASAN
standar pengelolaan, dan standar
pembiyayaan. Munculnya standar-standar 7 Konsep Manajemen Standar Proses
tersebut, tiada lain didorong untuk Sesuai dengan amanat peraturan menteri
memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pendidikan yang selama ini jauh tertinggal pendidikan dan kebudayaan republik
oleh Negara-negara lain. Indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang
standar nasional pendidikan anak usia dini,
salah satu standar yang harus dikembangkan
Dalam upaya meningkatkan kualitas
adalah standar proses. Standar proses adalah
pembelajaran pendidikan anak usia dini,
kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran
standar proses memiliki peran yang sangat
pada satuan atau program PAUD dalam rangka
penting. Oleh sebab itu bagaimanapun
membantu pemenuhan tingkat pencapaian
idealnya standar isi, standar penilaian, standar
perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia
pendidikan dan tenaga kependidikan serta
anak. (Permendibud No 137 Tahun 2014)
standar-standar lainya, tanpa didukung standar
proses yang memadai, maka standar-standar
tersebut tidak akan memiliki nilai apa-apa. Dari pengertian diatas, perlu di garis
Dalam konteks itulah standar proses bawahi bahwa standar proses merupakan
pendidikan anak usia dini merupakan hal yang standar pendidikan nasional anak usia dini
harus mendapatkan perhatian bagi pemerintah. sehingga hal tersebut berarti standar ini
diberlakukan secara menyeluruh pada setiap
satuan pendidikan anak usia dini yang sedang
dijalankan dalam wilayah Negara Republik dalam standar proses berisi tentang bagaimana
Indonesia seharusnya proses pembelajaran berlangsung.
Dengan demikian, standar proses dimaksud
dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam
Selanjutnya standar proses berkaitan
pengelolaan pembelajaran. (Wina Sanjaya,
dengan pelaksanaan pembelajaran yang berarti
2007: 4)
248
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
249
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Selanj
pengembangan secara
utnya
berkelanjutan akan dapat berikut
beberapa
model
dilakukan. (Sugeng Listyo pembelaja
Prabowo & Paridah Nurmaliyah, ran anak
2010:4-5) usia dini
diantarany
c) Fungsi rencana pembelajaran a:
Rencana pembelajaran berfungsi
(1). Model
untuk mengefektifkan proses pembe
pembelajaran sesuai dengan apa yang lajara
direncanakan. Dalam hal ini, materi n
standar yang dikembangkan dan klasik
dijadikan bahan kajian oleh peserta al
didik harus disesuai dengan Model
kebutuhan dan kemampuannya, pembe
lajara
n
mengandung nilai fungsional, praktis, klasik
serta disesuaikan dengan kondisi dan al
kebutuhan lingkungan, sekolah, dan adalah
daerah. Oleh karena itu, pola
pembe
kegiatan pembelajaran harus lajara
terorganisasi melalui serangkaian n
kegiatan tertentu, dengan strategi, yang
pendekatan, dan model pembelajaran dalam
yang tepat. (E. Mulyasa Dkk, waktu
2016:36) sama,
seluru
h anak
Beberapa pendekatan dalam didik
proses pembelajaran anak usia melak
diantaranya pendekatan Montessori, ukan
pendekatan bank street, pendidikan suatu
high/scope, pendekatan kurikulum kegiat
kreatif, pendekatan region Emilia, an
pendekatan project based, dan yang
pendekatan BCCT. Pendekatan sama
BCCT (Beyond Centres and Circle dalam
Time) merupakan pendekatan yang satu
merangsang anak untuk aktif kelas.
melakukan bermain sambil belajar.
Seluruh kegiatan pembelajaran
berfokus pada anak sebagai subyek
atau pelaku pembelajar, sedang
pendidik hanya sebagai motivator dan
fasilitator dengan memberikan
menggunakan prosedur
memperhatikan minat individual. Seiring dengan pembelajaran hampir sama
dengan model pembelajaran area,
perkembangan teori dan psikologi pembelajaran, model ini hanya sudut-sudut kegiatan
sudah banyak ditinggalkan, tergeser oleh model-model selayaknya lebih bervariasi dan
pembelajaran yang dipandang lebih efektif dan sering diganti, disesuaikan
menyenangkan, dengan model pembelajaran yang lebih dengan tema dan subtema yang
variatif.
dibahas. Pembelajaran
(2). Model pembelajaran kelompok Model pembelajaran
kelompok merupakan pola pembelajaran, ketika anak-anak berdasarkan area lebih
dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada
berbeda-beda. anak didik untuk memilih dan
melakukan kegiatan sendiri
Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat
dari pada temannya dapat mengikuti kegiatan di kelompok sesuai dengan minatnya.
lain. Jika tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat Pembelajaran dirancang untuk
melakukan kegiatan di kegiatan pengamanan. Pada kegiatan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih
bervariasi dan sering dig anti disesuaikan dengan tema atau
subtema yang dibahas.
250
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Setra bermain
spesifik anak serta menghormati dilengkapi dengan
mendukung
Pembelajaran berbasis sentra
perkembangan
merupakan model paling an
ak
mutahir yang dilaksanakan
dal
dilingkungan pendidikan anak am 3
sekelilingnya. Pembelajaran
menjadi proses interaktif yang
melibatkan teman sebaya anak.
Orang dewasa dan lingkunga.
Anak membangun pemahaman
mereka sendiri atas dunia dan
membangun pemahaman-
peahaman baru dan pengalaman
atau pemahaman yang telah
mereka miliki sebelumnya.
Kedua sesuai perkembangan.
Pelaksanaan pemblajaran area ini
metode yang selaras dengan
tahap perkembangan anak.
Setiap anak berkembang melalui
tahapan yang berbeda, namun
pada saat yang sama. Setiap anak
adalah makhluk individual dan
unik. Demikian pendidik
251
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
252
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
253
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
254
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
sekolah menyelenggarakan
pembinaan pada guru yang sering
menghindari tanggung jawabnya
dalam mengajar serta pembinaan pada
siswa yang melanggar tata tertib
sekolah. (Haerana, 2016: 99-100)
3) Evaluasi Pembelajaran
255
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
adalah pemilihan
dapat menemukan kelemahan- objek kunjungan
yang diprediksikan
dapat memperkaya
kelemahan maupun khasanah
penyimpangan-penyimpangan.
Kemudian, data yang diperoleh
didiskusikan dengan guru kelas wawasan perbaikan
yang bersangkutan untuk pembelajaran.
dicarikan upaya perbaikan dan
tetap mempertahankan hal-hal 8 Selfevaluation,yakni
yang dianggap cukup baik. kesadarangurusecara
individualbahwadirinya
8 Individual comference, adalah
komunikasi konsultatif setelah dituntutuntukdapat
kunjungan selesai. Artinya,
setelah supervisor melakukan
melakukan
kunjungan kelas, hendaknya ia
pembelajaran
tetap menjalin komunikasi
dengan tingkat
secara intensif dengan guru
profesionalitas
kelas guna mendikusikan hal-
tinggi. Kesadaran
hal yang dianggap masih perlu
ini muncul jika
diperbaiki. Tetapi dalam masing-masing
konteks ini dikomunikasi lebih guru dapat
informasi, maupun
pengetahuan. Kegiatan ini mirip
seperti studi banding,
prinsipnya,intervisitation
kebutuhan,kondisi,dan
menyadari bahwa dirinya mendapat fasilitasmemadaiuntuk
kesempatan untuk mengadakan perbaikan
dan evaluasi. mencapai prestasi.
(2). Teknik kelompok
(h) Supervisory bulletin, adalah
256
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
257
Jurnal PPKM III (2018) 247 - 258 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
pembelajaran mingguan, dan rencana E. Mulyasa Dkk. 2016. Revolusi Dan Inovasi
Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
pembelajaran harian. Pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan berdasarkan Rosdakarya
rencana pembelajaran harian yang meliputi
kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan 16 Mulyasa. 2012. Manajemen Paud,
kegiatan penutup. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Pustaka Pelajar
25