744
.M75
1980
ED
MI
IV
SITY OR
CA
OF
IN
CHIGAN
ERSITY
Y
S
N
E
.
BRARIES
MONOGRAFI DAERAH
IRIAN JAYA
IRIAN JAYA
1 . KATA PENGANTAR . . . . . . . . .
2 . DAFTAR PENYUSUN . . . ..
3. BABI LATAR BELAKANG SEJARAH .. . . . . . .
4 . BAB II GEOGRAFIDAN PENDUDUK . . . . . . . . . .
5 . BAB III KELOMPOK ETNIS DAN LOGAT . . . . .
6 . BAB IV AGAMA ISLAM DI IRIAN JAYA . . . . . . . . . . .
7 . BAB V KEHIDUPAN KELUARGA . . .. . . .. . . . . . . . .
. Dalam rangka melaksanakan Pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup , Proyek Pengembangan
Media Kebudayaan bermaksud untuk meningkatkan penghayatan nilai-nilai budaya bangsa dengan jalan
menyajikan berbagai bacaan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia yangmengandung nilai-nilai pendidik
an watak serta moral Panca Sila . Termasuk pula monografi yang dititik beratkan kepada aspek-aspek kebuda
yaan daerah .
Atas terwujudnya Karya ini Pimpinan Proyek Pengembangan Media Kebudayaan mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua fihak yang telah memberikan bantuan .
1. Drs. N . Soegiarto
2. Drs. Risman Maran
Drs. soebroto
Kata-kata Ewanin , Sran dan Timur, menurut beberapa sarjana bahasa merupakan sebutan untuk nama da
erah . Ewanin adalah nama lain untuk Onim , sedangkan Sran untuk daerah Kowiai (kedua daerah tersebut ter
letak di Teluk Bintuni). Nama Timur diperkirakan untuk menyebut nama pulau Timor, atau mungkin pula
untuk menyebut daerah bagian timur yaitu Irian .
Berdasarkan bukti-bukti tersebut Prof. Moh . Yamin berpendapat bahwa daerah Irian pada abad ke XIV
merupakan salah satu wilayah Majapahit.
raja kafir (Pangan King) di Papua. Namun Piggafeta tidak menyebutkan letak negeri Papua tersebut.
Seorang pelaut Portugia yang bernama Don Jorge de Meneses, berlayar dari Semenanjung Malaya menu
ju ke kepulauan rempah -rempah dengan menempuh jalan yang baru . Kemudian ia menemui pantai sebuah
pulau besar dan memberinya nama dalam bahasa Melayu " Papua ” . Kata " Papua” berasal dari bahaya Melayu
Kuno ” papuwah " yang berarti " orang berambut keriting " .
Selanjutnya Alvaro de Saavedra seorang pemimpin armada Spanyol,menyebut-nyebut nama Irian Jaya
denga Isla del Oro atau Island ofGold , yang berarti pulau emas. Ia singgah di pantai utara Irian ketika diutus
oleh Gubernur Spanyol di Tidore untuk pergi ke Meksiko pada tahun 1528. Konon kata-kata dari Alvaro de
Saavedra tentang pulau emas inilah yang telah menyebabkan orang-orang Eropa berlomba-lomba untuk me
nguasai Irian Jaya.
Orang yang pertamamemberikan nama New Guinea pada pulau Irian adalah Ynigo Ortis de Retes keti
ka ia sedang berlabuh diMuara sungai Amberno (Mamberamo) dipantai utara Irian .
Ynigo Ortis de Retes menamakan pulau tersebut dengan nama ”Nueva Guinea” karena melihat pendu
duknya yang berkulit hitam seperti penduduk pantai Afrika Barat. Sebutan yang diberikan oleh de Retes ter
sebut ditulis dalam peta abad ke XVI dalam bentuk Latin yaitu "Nova Guinea” , dan dalam peta Belanda di
tulis dengan " Nieuw Guinea" atau " Nieuw Guinee ” .
Setelah Irian dikenal oleh orang-orang Eropa, maka mereka berdatangan ke Irian seperti orang-orang
Spanyol, Portugis, Perancis, Jerman , Belanda, dll. Di Irian masih banyak terdapat nama-nama daerah yang
mengingatkan akan kunjungan bangsa barat tersebut. Misalnya Selat Torres (Spanyol) , Tanjung d 'Urville
(Perancis), Teluk Humboldt (Jerman ), Bougainville (Perancis ), Kepulauan Schouten (Belanda), serta banyak
lagi yang lainnya .
10
Orang-orang yang dibuang ke Digul terdiri dari suku Jawa, Minang, Sunda dan lain - lain yang mempunyai
agama, adat istiadat serta kebudayaan yang berbeda. Namun dengan didasari oleh senasib dan seperjuangan
mereka tetap dapat bekerja sama dan bersatu , sehingga Belanda masih perlu mengadu domba mereka antar
golongan karena khawatir rasa persatuan antara para Digulis tersebut akan menjadi semacam pemberontakan
Dengan cara yang tak berperi kemanusiaan Belanda sedikit demi sedikit merusak mental dan pisik para peju
ang yang dibuang ke Digul. Sehingga dari 1400 para buangan (jika dijumlah dengan anggota keluarga mereka
+ 5000 jiwa), 8 % diantaranya meninggal dunia , dan yang berhasil kembali banyak yang menderita cacat, tu -
li, buta , pekak dan sakit ingatan .
Tokoh -tokoh nasional yang diasingkan ke Digul antara lain adalah Bung Hatta , Sutan Syahrir, Sayuti
Melik , Sugara dll. Tempat pembuangan di Irian Jaya lainnya adalah Serui, disinipernah dibuang misalnya
Dr. Sam Ratulangi, Latumahina, Suwarnao , Pondaag, Tobing, Saleh , Lanto Daeng Posewang, dll.*
Menentang Jepang
Jauh sebelum Jepang menduduki Irian Jaya, mereka telah menyebar mata-matanya untuk menyelidiki
daerah Irian . Mata-mata Jepang tersebut berkedok sebagai nelayan penangkap ikan , perusahaan perkebunan ,
pertambangan dan penyelidik -penyilidik ilmiah yang bertugasmengumpulkan segala data dan informasi yang
nantinya akan memudahkan Jepang untuk menguasai daerah Irian Jaya tersebut.
Ketika pelabuhan Pearl Harbour Hawai diserang Jepang pada tanggal 7 Desember 1941, maka daerah -da
erah perkebunan yang diusahakan Jepang di Irian Jaya segera dibuat menjadi lapangan terbang. Hal ini un
tuk memudahkan pendaratan Jepang karena mereka sudah mulai bergerak ke arah selatan . Pada tanggal 19
April 1942 muncullah kapal-kapal perang Jepang di Teluk Humboldt (Teluk Yos Sudarso ) di Jayapura . De
ngan mudah kota Hollandia atau Jayapura sekarang, dikuasai oleh Jepang. Orang-orang Belanda tidak mem
berikan perlawanan yang berarti,mereka ditawan dan diangkut ke kamp-kamp tawanan .*
Penyerang Jepang setersunya dialnjutkan ke daerah -daerah Irian lainnya ke Bosnik , Supore , Korido, Bi
ak , Waropen , Numfor, Serui, Manokwari dll. Pemerintahan sudah berada ditangan Jepang, dan sebagaimana
di daerah Indonesia lainnya,maka tentara Jepang bersikap kasar dan kejam terhadap penduduk . Rakyat Irian
Jaya segera dipaksa untuk membuat jalan -jalan baru ,membuat lapangan -lapangan terbang, membuat pondok ,
barak -barak serta gudang-gudang disekitar pelabuhan . Daerah -daerah Irian Jaya lainnya dengan mudah dikua
sai oleh Jepang, kecuali Merauke.
Penduduk didaerah yang dikuasi Jepang dipaksa bekerja dibidang produksi pangan, tambang, pembuat
an pangkalan dsb . Untuk menmbah tenaga kerja , didatangkan romusha dari luar Irian , terutama dari daerah
Jawa. Menjelang Perang Dunia II berakhir , dari 1700 orang romusha dari Jawa hanya tinggal 217 orang yang
masih hidup dan dalam keadaan yang menyedihkan .* *
Pada jaman pendudukan Jepang hampir disegala sektor kehidupan mengalamikehancuran. Tidak hanya
penduduk pribumi, tetapi juga semua orang kulit putih yang berada di Irian , ditawan dan dipenjarakan. Para
rokhaniawan maupun pendeta Zending tidak luput dari perlakuan kejam Jepang . Akhirnya banyak diantara
merekameninggalkan pekerjaannya sehingga para jemaat menjadikacau...
Akibat dari kekejaman dan kelaliman Jepang, maka timbullah perlawanan dari rakyat. Setiap ada ke
sempatan untuk membalas dendam kepada Jepang digunakan dengan baik . Jika ada tentara Jepang yang ma
suk ke hutan pasti diserang oleh rakyat . Berdasarkan catatan seorang tokoh Belanda di Irian Jaya tercatat se
banyak 2119 orang tentara Jepang yang dibunuh oleh rakyat antara bulan Agustus sampai Oktober 1944.
Pembunuhan ini terjadidi lima pos Jepang yang terdapat di Hollandia , Sarmi, Biak , Numfor dan Sausapor. Di
Biak saja tercatat 1700 orang tentara Jepang yang dibunuh dan 249 ditawan.* *
Di daerah Teluk Saireri perlawanan rakyat terhadap Jepang dipimpin oleh Silaas Papare. Sedangkan di
Biak Numfor perlawanan didasarkan atas gerakan kepercayaan Manseren Mangundi (Koreri) dengan tokoh
nya Angganita . Gerakan ini berhasil menghimpun kekuatan rakyat untuk melawan Jepang, dipimpin oleh
Stepanus. Berikutnya di Hollandia terdapat gerakan yang menyerupai gerakan tersebut yang dipimpin oleh
Simson. Pengikut gerakan ini di Biak diperkirakan sampai 500 -600 yang dibunuh oleh Jepang, sedangkan
Simson sendiri dipenggal kepalanya oleh Jepang.* * *
Akibat kekejaman Jepang tersebut, ketika tentara Sekutu datang ke Irian mendapat bantuan sepenuh
nya dari rakyat Irian Jaya. Sejumlah besar kapal-kapal Sekutu pada tanggal 22 April 1944 mendarat di Teluk
Humboldt. Pendaratan ini dilakukan oleh Divisi 24, 32 dan 42 dari Sixth Army America, dibawah pimpinan
Jenderal Douglas Mac Arthur. Dalam waktu yang bersamaan pendaratan -pendaratan juga dilakukan di Tanah
Merah , tentara Australia pun mendarat pula di PNG . Sehingga kedudukan Jepang semakin terjepit di Irian
Jaya.
Dengan kedatangan tentara Sekutu , berakhirlanya kekuasaan Jepang di Irian Jaya. Namun sejarah Irian
Jaya masih panjang karena Belanda telah membonceng cibalik kedatangan tentara Sekutu , kinimereka siap
untuk menjajah Irian Jaya kembali dengan bentuk CONICA (Comnding Officer Netherland Indies Civil Ad
ministration ) , yang akan menjalankan pemerintahan masa perang.
12
ngat berbeda. Kedua negara mengajukan bermacam -macam alasan untuk memperkuat negaranya namun ber
setujuan tidak pernah tercapai.
Karena perundingan Den Haag serta perundingan -perundingan lainnya mengalamikegagalan , maka pada
tahun 1953 pemerintah Indonesia meminta perhatian dunia Internasional tentang masalah Irian Jaya tersebut
yaitu dengan mengajukannya ke forum PBB. Namun usaha dari PBB pun mengalami kegagalan .
Perjuangan diplomasi Indonesia dilanjutkan dengan mengajukan masalah Irian Jaya dalam Konperensi
Panca Negara diBogor pada tanggal 28 -29 Desember 1954 yang dihadiri oleh Para Perdana Menteri India , Pa
kistan , Birma, Sri Langka dan Indonesia. Kemudian masalah Irian Jaya di bicarakan lagi dalam Konperensi
Asia Afrika di Bandung pada tanggal 19 April - 24 April 1955 yang dihadirioleh 29 Negara Asia- Afrika.
Walaupun masalah Irian Jaya selalu dibicarakan dalam pertemuan ataupun sidang-sidang yang diadakan
PBB, namun hasilnya selalu menemui jalan buntu , sebaliknya Pemerintah Kolonial Belanda semakin memper
kuat pendudukannya atas daerah tersebut.Karena sikap Belanda yang demikian sukar untuk mencari penye
lesaian masalah Irian tersebut, akhirnya Indonesia memutuskan untuk membubarkan hubungan Uni Indone
sia Belanda. Pembubaran tersebut dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 1956 .
14
133 134 135 IR
JA IA
TAN
PEYA 136 137 138
3000 SUK
TB. E
CENDE RAWASIH
2B00 MANOKW V01742
OSORONG PAS TAN
LAUIFI K
1 2940 RBLAK
S905 do 2680 2880) - - - - - - -
SORONG
KÁBUPATEN WA
KARO
BOPE
YANPEN
SERUL
01498
99.90 9901
x
(* AB
.K
M ANOKKARL
ANOKWARI
KLM.xAB 107go
logo KABU
2000 PATE
KAYA
k
PURAN
k
Kuta 11
1000
k
2# 194
1| 000
FAKUTAK L_1S340 - - - \800 JAYAPURA
NABIRÉ 150
í 1070 3550 3550
2
) 43 1070
< 2650 3800 KABUPATENA
JAYAWIJAY
-
KAB
.4900
P ANIAI 4800 43600
43
S 240B 4255 5030 44150
/ 3500 3955 , 1900
1490 -1_ 620 WAMENA 14595
KA
-F AB 2350
A K
KUPA- T-EN 4$ 750
433340
200
za 4_-E 581
Katuni -
BAND
LAUTA
ARAF
LAUTURU чНу
У.у у
SKALA
0000
356
: x
уууу
x RA
ME
KA BUUK TELN
PAEL x
:KETERANGAN
B
=- ATAS
.KABU PATEN
K=O OTAPATEN
.KABU
G
=. UNUNG
R AX
= AWt
.-K
MERAUKE
15
BAB II
GEOGRAFI DAN PENDUDUK
2. Luas
Luas Propinsi Irian Jaya kurang lebih 410.660 Km persegi, atau samadengantiga setengah kali luas pu
lau Jawa.
Perincian mengenai luas Propinsi Irian Jaya adalah seperti dalam tabelberikut:
17
TABEL I LUAS DAERAH IRIAN JAYA
Jayapura 48.188
Yapen Waropen 18 .994
w
Manokwari 36.773
Sorong 40 .549
*n
C . TOPOGRAFI
Irian Jaya mempunyai topografi yang kasar. Hal ini disebabkan karena sejarah geologinya yaitu karena
pengangkatan-pengangkatan dan penurunan dengan perbedaan yang cukup menyolok . Disamping itu sifat
bantuannya ditambah dengan iklimnya yang mempunyai temperatur yang tinggi dengan curah hujan yang
cukup tinggi pula menyebabkan proses denudasi berjalan dengan hebatnya.
1. Pegunungan Kepala Burung
1. 1. Pegunungan Kepala Burung.
Merupakan bagian Barat dari deretan pegunungan Busur Luar. Pegunungan di Kepala Burung
ini dapat dibagimenjaditiga zone masing-masing adalah :
1 . 1 .1 . Sepanjang pantai Utara terdapat pegunungan Tamrau dengan puncaknya Kwoka, dan
pegunungan Arfak dengan puncaknya Umsini. Pegunungan ini terutama terdiri dari ba
tuan beku (zone Utara), topografinya agak kasar , dengan lereng yang curam terutama le
reng sebelah Utara.
1 . 1.2 . Bagian tengah merupakan pegunungan yang batuan induknya terdiri dari batuan sedi
men yang berumur palaeozoic dan mezoic. Topografinya tidak begitu kasar dengan le
reng yang landai.
1. 1 . 3. Pantai Selatan terdiri dari batuan-batuan tertiair muda yang lipat (zone Selatan ). Topo
grafinya lebih halus dengan lereng yang landai.
1.2 Pegunungan Cycloop .
Pegunungan ini terletak didaerah Jayapura , yang merupakan bagian Timur daripegunungan Bu
sur Luar. Batuan induk dari pegunungan ini terdiri dari batuan metamorf (skist kirtallin ), tetapi
pada tepi pegunungan terdapat batuan ultra basa (periodotif yang mengandung nikkel dan ser
pentin ). Batuan pegunungan Cycloop bagian Barat dan Timur terdiri dari batuan karang muda
yang terangkat sampai setinggi lebih kurang 400 meter diatas permukaan laut. Karena pengang
katan inimaka laut yang semualmenjorok ke daratan terputus dengan lautan bebas dan terben
tuklah danau Sentani yang sekarang ini airnya telah menjadi tawar. Topografinya umumnya ka
sar dengan lereng yang terjal, sedang ketinggiannya antara 1000 – 2000 meter .
18
1. 3 . Pegunungan Batas Aliran
Pegunungan ini merupakan bagian Timur deretan Busur sebelah Dalam , dikenal dengan nama
pegunungan Van Rees, dan disebut pegunungan Batas Aliran karena pegunungan inimemisah
kan aliran sungai-sungai yang bermuara di sungai Tariku dan Taritatu ke sebelah Selatan dan su
ngai-sungai yang mengalir ke Utara yaitu ke Samudera Pasifik . Pegunungan ini sempit dan belum
banyak diketahui. Di tempat tempat tertentu terdapat inti-inti dari batuan tertiair dan preterti
air . Puncak pegunungan ini ada yang sampai mencapai ketinggian 2200 meter diatas permukaan
laut.
1 .4 . Pegunungan Jayawijaya .
Pegunungan inimerupakan deretan pegunungan Tengah yang merupakan tulang punggung Irian .
Ada tiga puncak yang menjulang diatas salju , dengan ketinggian masing-masing 4 .700 meter,
4.750 meter dan 5.040 meter diatas permukaan laut. Puncak yang tertinggi ini dikenal dengan
Puncak Jaya atau nama daerah Ngga Pulu . Pegunungan Jayawijaya ini bersambung dengan sis
tem pegunungan Kaimana dan menjadi satu dengan pegunungan dari Kepala Burung oleh suatu
isthmus sempit. Umumnya topografinya kasar dengan lereng yang curam terutama lereng sela
tan, oleh karena itu ekspedisi pendakian dipegunungan ini selalu melalui lereng Utara.
Pegunungan pada Jazirah Bombarai
Pegunungan ini merupakan deretan pegunungan yang paling Selatan dan merupakan bagian zone
Merauke yang terdapat di daratan Irian . Pegunungan inimembujur dengan arah Barat Laut –
Tenggara. Deretan pegunungan inimempunyai puncak yang rata-rata tingginya 1.500 meter. Ke
arah Timur pegunungan ini bertambah rendah dengan lereng yang landai, kemudian naik lagi
dan bertemu dengan deretan yang berasal dari Kepala Burung.
2. Dataran -dataran
2.1 . Dataran Pantai Utara.
Sebelah Selatan pegunungan Cycloop terdapat daratan pantai yang dinamakan zone depresi
atau depressi Mamberamo - Bewani. Danau Sentani terletak pada zone ini. Dataran ini sempit
terdiri dari sedimen yang terlipat 9 sedimen tertiair), tetapi sepanjang pantai tertutup lapisan al
luvial.
2 .2 . Dataran Danau
Sebelah selatan pegunungan Batas Aliran Utara terdapat zone depressi yang disebut Dataran
Danau atau Dataran Sungai Indenberg ( Taritatu) dan Sungai Rauffaer (Tariku). Zone inimeru
pakan lembah yang berawa-rawa.
2 .3 . Dataran Selatan
Di sebelah Selatan pegunungan Jayawijaya terdapat Dataran Selatan. Dibagian Timur dataran ini
terdapat banyak rawa-rawa, tetapi pada bagian Barat karena tanahnyamiring maka tidak terda
pat rawa. Dibagian selatan Dataran Selatan ini ada suatu punggung yang tidak begitu tinggi di
namakan zone Merauke dan merupakan daerah sabana.
2 .4 .. Dataran di Daerah Kepala Burung.
Antara zone Utara dan zone Tengah Kepala Burung terdapat alluvial yang terkenal dan dinama
kan dataran Kebar. Disamping dataran Kebar tersebut masih terdapat lagi dataran -dataran lain ,
yaitu dataran Ransiki - Momidan Oransbari yang terkenal subur, serta dataran Prafi – Warmare.
3. Danau - danau
Danau -danau besar ataupun kecil tersebar di daratan Irian Jaya dekat pantai maupun pedalaman . Da
nau-danau yang besar adalah , danau Sentani di Kab . Jayapura, danau Paniai di Kab . Paniai, dan danau
Ayamaru di Kab . Sorong.
Fungsi dari danau = danau terutama untuk perikanan dan perhubungan . Pemanfaatan dan pendayaguna
an sungai-sungai dan danau-danau, selain untuk perikanan dan perhubungan, masih dimungkinkan un
tuk pengairan, tenaga listrik , air minum , pariwisata dan rekreasi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :
10
TABEL UI. DANAU - DANAU DI PROPINSI IRIAN JAYA
2
Paniai Kab. Tel.Cendrawasih
Yawasi Kab . Sorong 2 .500
Rawa-rawa di daerah Irian Jaya terutama terdapat didaerah pantai selatan, bagian Selatan Kepala Bu
rung, pantai Utara mulai dari Waropen sampai Jayapura , dan dataran dikanan kiri sungai Tariku (Iden
burg ) dan sungai Taritatu .
Fungsi rawa sudah ada yang dimanfaatkan seperti untuk perikanan , persawahan yaitu di daerah Merauke
meskipun belum banyak .
Sungai-sungai
Di daerah Irian Jaya banyak terdapat sungai-sungai kecil dan besar. Sungai-sungai yang besar menembus
jauh ke pedalaman seperti : sungai Digul, yang menembus daerah pedalaman Merauke, sungai Mambe
ramo yang menembus daerah -daerah pedalaman Kab . Yapen Waropen , Kab . Jayawijaya dan Kab . Jaya
pura .
Fungsi sungai-sungai di Irian Jaya adalah sebagai fasilitas perhubungan sehingga memungkinkan terbuka
nya daerah yang terpencil dan terisolir di pedalaman .
Fungsi lain dari sungai-sungai di Irian Jaya adalah sebagai sumber makanan , karena didalamnya terdapat
bermacam jenis ikan serta buaya .
Untuk daerah Irian Jaya tingkat dan manfaat serta daya guna sungai tersebut belum ada gambaran yang
tepat, walaupun hasil survey sementara telah menunjukkan adanya potensi besar bagi sungai Digul dan
sungai Mamberamo.
Sungai-sungai yang dapat dilayari ialah : sungai Mamberamo sampai kota Kasonaweja, sungai Digul
sampai Mindiptana. Untuk memperjelas gambaran tentang sungai-sungai di Irian Jaya dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
20
TABEL III. SUNGAI - SUNGAIDI PROPINSI IRIAN JAYA
31.000 .000 ha
Melihat luas hutan tersebut, Irian Jaya cukup potensial dalam halkekayaan alam .
Dapat pula ditambahkan disini bahwa selain hasil hutan Irian Jaya juga mempunyai tumbuh -tumbuhan
anggrek dengan jenisnya yang bermacam -macam pula.
2. Dunia Hewan (Fauna)
Didaerah Propinsi Irian Jaya ini terdapatbermacam -macam jenis hewan yang dapat digolongkan sebagai
berikut :
2.1 . Hewan -hewan berkakiberuas yang terdiri dari :
– Serangga
23
- Laba -laba
- Hewan -hewan bertempurung
- Lipan
2 .2 . Hewan -hewan beruas bertulang belakang :
– Ikan
- Reptilia dan Amphibia
- Hewan-hewan menyusui
Jenis-jenis hewan diatas memang terdapat hampir diseluruh Indonesia , akan tetapi Irian Jaya juga mem
punyai hewan -hewan yang khusus, yang dilain tempat tidak ada misalnya :
- Kupu -kupu yang berwarna indah (Callimorpha lemnis ) .
- Lalat/Bee flies (Bombyhidae) bentuknya menyerupai lebah dan terdapat didaerah Kururu .
- Nyamuk Anopheles (malaria ) dan nyamuk Chaoboridae serta larvanya yang disebut phanton . Jenis
nyamuk ini makanannya adalah larva nyamuk biasa dan serangga lainnya, biasanya dikumpulkan
orang untuk dimakan .
– Jenisikan air tawar asli tidak terdapat di Irian Jaya. Yang ada hanyalah ikan air tawar yang berasal
dari ikan laut, yang berimigrasi kehulu -hulu sungai/danau .
- Burung Cenderawasih (Pardisedae), Kasuari serta merpati yang bermahkota .
– Jenis hewan berkantung yang ditemukan di Irian bagian selatan ialah DarcopusMullerii.
– Jenis kangguru pohon (Dedrolagus inustus), nama setempat untuk binatang ini adalah : lau -lau ,
kanguru , wahera , Niairetan .
– Beberapa jenis Kuskus juga terdapat di Irian Jaya dan daerah Maluku lainnya, seperti : Kuskus
putih (phalanger Orientalis ), Kuskus noda (Phalanger Nucalatus) , Kuskus hitam (Phalanger ursinus)
dan Kuskus terbang (Petaurus Papuanus).
3. Deposit tambang
Dari penelitian geologis yang pernah diadakan pada waktu yang lalu diketemukan bahwa di Irian Jaya
cukup terdapat bahan galian. Walaupun demikian berhubung dengan sukar dan terbatasnya hubungan lalu
lintas darat dan sulitnya untuk mencapai tempat tempat yang mengandung mineral tersebut, dan presentase
kandungan mineralnya tidak terlalu tinggi, maka cebakan-сebakan tersebut semuanya rendabel untuk peng
usahaannya.
Keadaan pertambangan diluar minyak bumidan gas.
Beberapa cebakan diluar minyak bumidan gas yang terdapat di Irian Jaya antara lain : nikel, kobalt,
chroom , tembaga, antimun , seng, timah dan lain -lain .
Diantara cebakan -сebakan tersebut yang terpenting adalah : nikel, kobalt, dan chroom yang diketemukan di
Pegunungan Cycloop (Jayapura ), Pulau Waigeo , dan pulau -pulau disekitarnya (didaerah Sorong ). Jumlah
cebakan nikel dan kobalt seluruhnya ditaksir lebih dari 150 juta ton , sedangkan chroom diambil hanya se
bagai hasil tambahan . Tambang ini diusahakan oleh P . T . Pasifik Nikel.
Cebakan tembaga terdapat di Ertsberg yang terdapat dipegunungan Carstenz, yang diusahakan oleh P. T .
Free Port . Bahan galian lainnya ialah fosfat dipulau Ayawi, mika didaerah Wandamen , dan pasir Kwarsa
diPegunungan Tengah . Batu bara juga ditemukan di Irian Jaya, tetapimasih muda.
Pertambangan minyak bumi dan gas adalah yang tertua di Irian Jaya, karena sudah diusahakan semasa Pe
merintahan Belanda.
F. PENDUDUK
Penyebaran penduduk Irian Jaya tidak merata. Dari jumlah penduduk seluruhnya kurang lebih 80 %
penduduk tinggal didaerah pedalaman dan pedesaan. Untuk kota-kota dan daerah pantai sudah ada hubungan
dengan daerah hinterland. Dengan adanya faktor psikologis dari sebagian penduduk yang tidak mau mene
rima pengaruh dari luar, mengakibatkan sebagian penduduk tersebut terisolir. Masyarakat terutama didaerah
pedalaman yang masih terisolir tadimasih banyak yang belum memeluk agama.
Tingkat pendidikan relatip masih rendah dan banyak yang buta huruf, karena terbatasnya kemampuan
pemerintah dan masyarakat desa .
Belum meratanya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, terutama kehidupan masyarakat pedalaman
24
yang berhawa dingin dengan pola perumahan tanpa jendela , dan penggunaan atap untuk mencegah hawa
dingin serta kurang memperhatikan kesehatan fisik dan lingkungan .
Kegiatan ekonomimasih bergerak disekitar taraf primer dan pada umumnya masih bersifat subsisten ,
dengan struktur ekonomikonsumtif dan belum mampu berinteraksi positif dengan struktur ekonomi yang
lebih luas.
akanan pokok penduduk , terutama penduduk asli masih memakai pola makanan
pokok tradisional. Pada umumnya didaerah pantai makanan pokoknya adalah sagu , disamping itu juga pisang
dan keladi. Sedang didaerah pedalaman pada umumnya adalah betatas dan jenis ubi-ubian yang lain .
1 . Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan umur.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan lebih terperinci tentang komposisi penduduk Irian
Jaya, akan dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
25
Emo
NUMFOR BIAK
Ma SARMI TELUK
mb
er HUMBOLOT
am on
S. o 3 .T
Peta 11.
Kesebelas kelompok yang ter 6
isolir dalam buku ini.
1 . Orang Biak - Numfor
2 . Orang Waropen
3 . Penduduk Pedalaman
Sarmi.
4. Orang Nimboran
5. Penduduk Teluk Humboldt JU
3 .MU
.
6 . Orang Timorini
7. Orang Muju
8. Orang Marind-anim
9 . Orang Mimika
10 . Orang Kapauku
11. Orang Mej Brat.
13
GIS DAERAH LOKASI DARI SUKU-SUKU BANGSA
MERAUKE
26
TABEL F . II.
( 1) (2 ) (3 ) (4)
28
TABEL F . IV .
KEADAAN PENDUDUK TIAP - TIAP KM2
PADA TIAP DAERAH TINGKAT II DALAM
PROPINSI DAERAH TINGKAT I IRIAN JAYA TAHUN 1977
Jumlah Kepadatan
Daerah Tk . II Luas (KM2) Penduduk Penduduk
( 1) (2) (3 )
29
2. Distribusi.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 1971 jumlah penduduk Propinsi Irian Jaya tercatat sebanyak 923.
440 jiwa, dengan penyebaran penduduk 2 ,4 orang tiap-tiap Km2, kemudian pada akhir tahun 1975 pendu
duk Irian Jayamencapai jumlah 1 .025.331 jiwa dengan penyebaran penduduk 2,5 jiwa tiap- tiap Km2.
Bila membandingkan jumlah absolut penduduk untuk tiap kabupaten dengan hanya memperhatikan
jumlah penduduk pada akhir tahun 1975, maka jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Kabupaten
Pegunungan Jayawijaya meliputi 192.274 jiwa. Kemudian disusul oleh Kab. Merauke dengan 176 .720 jiwa,
Kab. Paniai 170.957 jiwa, Kab. Jayapura 120.779 jiwa dan Kab . Sorong sebanyak 117.333 jiwa. Sedangkan
Kab . Fak -fak, Manokwari, Yapen Waropen , dan Biak berada dibawah 75 .000 jiwa.
Bila memperhatikan perbandingan jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk tiap kabupaten untuk
tahun 1975 , maka angka penyebaran penduduk yang tertinggi terdapat di Kab . Teluk Cenderawasih yaitu
16 ,24 jiwa tiap Km2, kemudian Kab . Jayawijaya 4 jiwa, Kab. Paniai 3,68 jiwa,Kab. Sorong 2 ,89 jiwa,Kab .
Yapen Waropen 2,94 jiwa, Kab. Jayapura 1,29 jiwa, Kab. Manokwari 1 ,90 jiwa, Kab . Merauke 1,43 jiwa,
dan Kab . Fak -Fak 1,29 jiwa.
Jika memperhatikan kondisi topografis, kondisi tanah , dan unsur-unsur fisis lain yang bersifat unfa
vourable , maka nampak tingkat konsentrasi penduduk untuk tiap kabupaten berbeda.
Sebagai contoh Kab. Paniai dan Kab. Jayawijaya yang berdaerah sangat luas, tingkat konsentrasi penduduk
nya tinggi, dan inidisebabkan kondisi topografisnya yang kasar.
Dengan demikian pola penyebaran penduduk di Irian Jaya sudah seimbang merata, dimana 85 % pen
duduk berada didaerah pedesaan dan 15 % penduduk berada dikota-kota.
3. Mobilitas.
Pola mobilitas penduduk Irian Jaya dapat dibagi menjadiduamacam ,masing-masing yaitu :
3 . 1 . Mobilitas Nir Permanen
Mobilitas penduduk nir permanen meliputi mobilitas penduduk komutasi dan mobilitas sirkulasi.
Frekwensi dan volume mobilitas ini tiap hari darikampung ke kampung dari dari kampung ke kota
cukup besar. Ini karena jarak yang dekat, kurang rintangan , tersedia prasarana dan sarana yang
baik . Proses mobilitas nir permanen didorong oleh aneka ragam kebutuhan antara lain :
- dorongan ekonomi.
Penduduk daerah pantai dan pulau -pulau dapat menukarkan hasil laut yang berupa ikan ,
dengan hasil hutan seperti keladi, sayuran , buah -buahan , sagu dan sebagainya yang dihasil
kan penduduk daerah pedalaman .
- dorongan psikologis.
Proses bepergian ke kampung lain didorong pula oleh keinginan/kebiasaan bertemu dengan
anggauta keluarga yang kawin dikampung lain .
- dorongan pendidikan .
Banyak anak sekolah mengikuti pendidikan di kampung lain karena tersedia fasilitas
sekolah yang lebih baik , seperti bangunan sekolahnya , tenaga guru dan sebagainya.
Demikianlah kemudian proses pergi pulang tiap hari disebut proses mobilitas komutasi, sedangkan
proses bepergian untuk bermalam beberapa hari (kurang dari 6 bulan ) disebut proses mobilitas
sirkulasi.
Pada dewasa inimobilitas komutasi dan sirkulasi banyak dilakukan oleh penduduk pedesaan yang
bertempat tinggal dipinggiran kota dan yang tidak jauh dari kota. Mobilitas komutasi tetap me
ningkat karena didukung oleh prasarana dan sarana yang lebih baik . Tingkat mobilitas komutasi
lebih tinggi ke kota Kabupaten yang sudah memiliki jaringan lalu lintas darat dengan segala macam
bentuk fasilitasnya .
Beberapa kota menampakkan mobilitas komutasi yang tinggi, seperti Jayapura, Biak . Tingkat
mobilitas sirkulasi agak rendah bila dibandingkan dengan mobilitas komutasi. Penduduk yang
melakukan mobilitas sirkulasi biasanya bertempat tinggal jauh dari kota tujuan , dan biasanya
pula harusmenghadapi rintangan yang cukup sulit pula .
3 . 2 . Mobilitas Permanen
Proses mobilitas permanen ke kota sudah dimulai sejak P .D . II. Banayk penduduk desa umur pro
duktif bepergian kekota untuk bekerja sebagai tenaga kasar di beberapa lapangan kerja dan per
usahaan -perusahaan yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta. Sedangkan kelompok anak
anak berpindah untuk mengikuti pendidikan SLP dan SLA .
Sebagian dari tenaga kerja yang dikontrakkan menetap dikota setelah selesai masa kontraknya,
juga anak -anak sekolah yang sudah menamatkan pendidikannya pada tingkat lanjuta atas mene
tap dikota karena sudah mempunyai lapangan kerja .
Inilah antara lain faktor-faktor yang menyebabkan terjadinyamobilitas permanen .
4 . Migrasi
Pada point 3 telah diuraikan mobilitas penduduk Irian Jaya yang mana juga menyangkut tentang per
pindahan penduduk (migrasi) baik lokal maupun antar daerah /kota . Dalam sub bab ini akan sedikit di
uraikan tentang migrasi yang secara besar-besaran baik yang diatur oleh Pemerintah maupun yang secara
spontan , yang lazim disebut transmigrasi.
Transmigrasi yang dikoordinir oleh Pemerintah ke daerah Propinsi Irian Jaya dimulai pada tahun 1970 .
Menjelang akhir Maret 1977 tercatat 854 kepala keluarga dengan jumlah transmigrans 4029 jiwa.
Para transmigran tersebar di empat Kabupaten yaitu di Jayapura 1002 jiwa, di Merauke 875 jiwa, di Ma
nokwari 921 jiwa, dan di Paniai 1211 jiwa.
Daerah-daerah penempatan transmigransmerupakan dataran rendah yang mempunyai potensi ekonomi
tinggi, khususnya potensi agraris (pertanian ). Diharapkan daerah -daerah transmigrasi merupakan daerah
garis belakang penghasil bahan-bahan penduduk kota, disamping juga sebagai penghasil bahan -bahan mentah
untuk pasaran dalam negeri dan luar negeri. Distribusi penduduk transmigran menurut umur dan jenis kela
min menunjukkan bahwa perkembangan alamiah kelompok transmigrasi diharapkan tinggi pada masa men
datang.
Disamping para transmigran yang dikoordinir oleh Pemerintah , ada pula transmigran spontan yang da
tang sendiri ke Irian Jaya. Mereka biasa bekerja sebagai pedagang kaki lima, pedagang kecil, pengusaha
dan petani. Jumlah transmigrasi spontan bertambah tiap tahun , namun jumlah yang tepat belum diketahui
karena belum tersedia data migrasi.
Kebanyakan transmigran spontan berasal dari Sulawesi Selatan terdiri dari suku Bugis, Makasar, Toraja ,
Enrekang dan Sulawesi Tenggara.
Transmigran spontan terdapat disemua ibukota Kabupaten di Irian Jaya, terutama dipantai Utara yaitu
di Biak , Sorong, Manokwari dan Nabire. Ada pula sebagian kecil dari mereka juga tinggal didesa mengusaha
kan hasil-hasil bumiuntuk dijual ke kota. Kebanyakan transmigran spontan yang tinggal didesa-desa sudah
mengawini anak -anak perempuan setempat.
5 . Jenis Permukiman (pola habitasi)
Permukiman -permukiman yang terdapat di Irian Jaya adalah terdiri dari permukiman yang sudah tua
dalam arti sudah berlangsung selama beberapa generasi, serta permukiman-permukiman baru dengan ber
bagai daerah.
Uraian mengenai detail dari permukiman yang tua dapat diikuti dalam su bab tentang Kelompok
Etnis dan Logat.
Sedang permukiman -permukiman baru di Irian Jaya dimungkinkan karena faktor-faktor : transmigrasi,
pertambangan dan pengolahan hutan . Didaerah pertambangan tembaga muncul suatu permukiman baru
yang sudah berkembang menjadikota kecil dan dinamakan Tembagapura .
G PERHUBUNGAN
Dalam rangka pemerataan pembangunan dalam menunjang stabilitas politik dan ekonomi serta me
nunjang/menumbuhkan kegairahan berproduksi, unsur perhubungan memegang peranan penting. Perhubung
an bukan unsur penunjang tetapi merupakan unsur pionir (perintis).
Usaha pendobrakan daerah -daerah yang terisolir merupakan problem pokok di Irian Jaya. Keadaan pra
sarana perhubungan masih sangat minim seperti terbatasnya jalan darat, fasilitas landasan, fasilitas dermaga
(baik laut maupun sungai) serta fasilitas- fasilitas pos telekomunikasi dan meteorologi geofisik . Kalau , ada
Rumah -rumah Penduduk di pinggir laut
32
PERKEMBANGAN PEMUKIMAN
Perumahan Transmigrasi
Pelabuhan Jayapura di Teluk Yos Sudarso
keadaannya masih sangat sederhana dan belum memenuhi standard. Armada angkutan baik udara, laut,
sungai maupun darat kurang. Jika ada keadaannya sudah sangat tua dan sering rusak, padahal spare parts
sulit didapat dan mahal. Akibatnya regularisasi perhubungan menjadi tidak lancar.
1. Perhubungan Darat
Sampai saatini jaringan jalan darat yang dapat dilaluimobil hanya terdapat pada beberapa daerah dan
pada umumnya berkisar sekitar kota dengan jarak paling jauh keluar kota tidak lebih dari 80 – 100 km .
Jaringan -jaringan yang ada sekarang adalah :
– Jaringan jalan raya kota Biak sampaiKorem (1.k. 42 km )
- Jaringan jalan raya kota Manokwari sampai Warmare (1.k . 45 km )
– Jaringan jalan raya kota Sorong sampai Klomono (1.k . 50 km )
– Jaringan jalan raya kota Merauke sampai Indolir (1.k . 50 km )
- Jaringan jalan raya kota Kaimana.
- Jaringan jalan raya kota Tanah Merah .
Kebanyakan jalan raya tersebut masih buatan Belanda dan dalam Pelita II banyak yang sudah direhabi
litasi. Dengan peningkatan yang cukup pesat dari angkutan jalan darat, sedang kondisi jalan yang berbahaya
dengan ketiadaan rambu-rambu , serta pengujian dan penimbangan kendaraan menyebabkan frekwensi
kecelakaan cukup tinggi.
Untuk lebih mengetahui keadaan kendaraan darat di Irian Jaya kami sajikan tabel jumlah kendaraan
bermotor di Propinsi Irian Jaya pada tahun 1976 sebagai berikut :
34
TABEL G . I.
JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DIPROPINSI
IRIAN JAYA TAHUN 1976
JENIS KENDARAAN
RODA Mobil Penumpang Oto Bis Mobil Gerak
DAERAH DUA
Tidak Tidak Tidak
Umum Umum Umum Umum Umum
| Umum
Nabire
Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah kendaraan bermotor yang terbanyak adalah didaerah Jayapura .
Sedangkan untuk kota -kota dipedalaman belum ada. Dan untuk mengetahuiperkembangan dari jumlah ken
daraan bermotor didaerah Propinsi Irian Jaya dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL G . II
JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DIPROPINSI
IRIAN JAYA DARI TAHUN 1971 – 1976
JENIS KENDARAAN
RODA
TAHUN Mobil Penumpang Oto Bis Mobil Gerak
DUA
Tidak Umum Tidak Umum Tidak Umum
Umum Umum Umum
Untuk menghubungkan kota satu dengan kota yang lain didaerah Irian Jaya belum ada jalan darat yang
dapat dilaluikendaraan bermotor.
35
2. Perhubungan Laut
Kenyataan di Irian Jayamenunjukkan bahwa :
- Jalan -jalan yang ada maupun yang sedang dibangun sangat terbatas, sehingga arus pengangkutan
barang dan penumpang dari satu tempat ke tempat yang lain melalui darat (demikian juga melalui
darat (demikian juga melaluiudara ) sangat terbatas kemampuannya.
– Sebagian besar kota -kota adalah pelabuhan yang sekaligus menjadi ibu kota Kabupaten sebagai
pusat kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten .
- Di beberapa tempat yang terpencar-pencar telah tampak adanya produksi, baik untuk konsumsi
setempat maupun bahan eksport seperti minyak tanah , kopra , kopi, kayu, kulit buaya dan sebagai
nya.
- Waktu yang lampau sering terjadi kekurangan persediaan kebutuhan rakyat seperti beras,minyak go
reng dan sebagainya karena lalu lintas laut tidak ada /kurang teratur.
Dari kenyataan itu dapat disimpulkan bahwa perhubungan laut yang memadai, lancar dan teratur me
rupakan salah satuunsur mutlak harus ada dalam pembangunan dan perhubungan ekonomi di Irian Jaya .
Dengan demikian maka tugas pokok perhubungan laut ialah untuk melancarkan arusbarang dan penumpang
dari satu tempat ketempat lain dan sebagai penunjang yang utama bagi pembangunan Irian Jaya. Keadaan
trayek ada perbedaan yang menyolok antara kegiatan pelabuhan di pantai Utara dengan pelabuhan di pantai
Selatan . Hubungan antar kota dipantai dengan menggunakan kapal perintis, yang jumlahnya belum men
cukupi.
Untuk lebih mengetahui jumlah kapalyang datang di kota -kota pelabuhan didaerah Irian Jaya, disajikan
tabel sebagaiberikut :
TABEL G . III
JUMLAH KAPAL YANG DATANG
DIKOTA -KOTA PELABUHAN IRIAN JAYA
TAHUN 1971 – 1976
PELABUHAN TAHUN
1971 1972 1973 1974 1975 1976
1971 104
1972 104
1973 127
1974 127
1975 127
1976 164
Dari tabel tersebut terlihat bahwa lapangan terbang milik pemerintah hanya sebagian kecil saja, dan
lapangan terbang tertiair milik Missi Agama baik Protestan maupun Katolik adalah yang terbanyak. Dari
sekian banyak lapangan terbang tersebut, baru 8 buah yang berstatus pelabuhan udara yaitu :
- Pelabuhan udara Sentani/ Jayapura
- Pelabuhan udara Mokmer/Biak
- Pelabuhan udara Rendani/Manokwari
– Pelabuhan udara Yefman /Sorong
- Pelabuhan udara Nabire
- Pelabuhan udara Wamena
- Pelabuhan udara Mopah /Merauke
- Pelabuhan udara Freeport/Timika
Pusat Telekomunikasi penerbangan ada di Biak dan mempunyai jaringan cabang diperbagai tempat di Irian
37
Jaya. Masalah yang dihadapi adalah kurangnya pesawat dan pelayanan air traffic control, yang berperanan
Jayan Ketahear youare limitata puidadalah kurang
dalam kelancaran angkutan udara .
38
BAB III
KELOMPOK ETNIS DAN LOGAT
A. KELOMPOK ETNIS
Irian Jaya sebagai daerah tingkat I yang paling luas di Indonesia memiliki kekhususan atau keunikannya
tersendiri. Kekhususan ini sebagaimana tercermin di dalam keaneka-ragaman kelompok etnis dan logatnya.
Tentang jumlah kelompok etnis dan logat yang ada di Irian Jaya sampai sekarang belum diketahui dengan
pasti.
Faktor-faktor geografis dan kehidupan sosial budaya masarakatnya penduduk asli khususnya, ternyata
merupakan hambatan-hambatan yang menonjol bagi penelitian-penelitian yang telah banyak dilakukan pada
masa -masa lampau . Dari penelitian -penelitian sebelumnya diketahui bahwa tiap- tiap kelompok kecil suku
bangsa asli Irian Jaya yang karenamemiliki logat/bahasa sendiri-sendiri, sehingga dapat diperkirakan bahwa
jumlah suku bangsa asli Irian Jaya samadengan jumlah logat/bahasanya.
Walaupun demikian jumlah suku bangsa maupun logat/bahasa-nya yang diungkapkan oleh beberapa pe
neliti masih terdapat perbedaan -perbedaan. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya perbedaan waktu /
tahun diadakannya penelitian .
Selain penduduk asli, Irian Jaya juga didiami oleh suku -suku bangsa daerah lainnya dan bangsa asing.
1. Penduduk Asli
a . Jumlah Penduduk Asli Irian Jaya
Jumlah penduduk Irian Jaya pada tahun 1979 diperkirakan sekitar 1.07.352 orang. Namun tentang
jumlah penduduk aslinya belum diketahui dengan pasti. Di dalam buku " Irian Jaya Dalam Angka 1977”
pun belum diungkapkan .
J. van Eechoud dalam tulisannya tahun 1952, menaksir jumlah penduduk Irian Jaya seluruhnya sekitar
1.000.000 orang. Kemudian berdasarkan penelitian ini JWH . Leslie-Miller memperkirakan jumlah penduduk
asli Irian Jaya 500.000 orang (1952)'. Namun perkiraan ini masih perlu disangsikan karena pada waktu itu
masih banyak penduduk asli di pedalaman yang belum terjangkau oleh orang luar.
b . Jumlah Penduduk Golongan Masarakat Terasing
Menurut hasil Laporan Program Penggarapan Masarakat Terasing di Irian Jaya tahun 1979 menyebutkan
bahwa 80 % dari jumlah penduduk Irian Jaya mendiami daerah pedalaman ; sedangkan 50 % dari jumlah
penduduk di daerah pedalaman yang dikategorikan sebagai Golongan Masarakat Terasing ditaksir berjumlah
sekitar 530 .000 orang. Golongan Masarakat terasing ini adalah penduduk asli Irian Jaya yang masih hidup
dalam peradaban manusia kuno yang menurut dugaan di atas bisa dikategorikan sebagaiberikut :
- Kategori Kelana 71.000 orang
- Setengah Kelana 151 .500 orang ,
– Menetap Sementara 217.000 orang .
c . Kelompok Etnis Asli
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Propinsi Irian Jaya dan ditambah dengan beberapa sumber lainnya, kelompok etnis asli Irian Jaya dapat di
uraikan sebagai berikut :
1) . Kelompok Daerah Kepulauan Raja Ampat
Nama Raja Ampat diambil dari empat orang kepala suku yang mendapat gelar Raja dan termasuk di
bawah pemerintahan Sultan Tidore. Keempat raja tersebut masing-masing memimpin penduduk di
Waigeo , Salawati, Mesool dan Waigama.
Tempat asal penduduk tersebut dari Wawiai, sebuah tempat di sebelah utara Selat Kabui yaitu di antara
Pulau Waigeo dan Pulau Qaur. Biasanya rumah -rumah penduduk ada di pantai dan dibangun di atas
tiang-tiang; mempunyai dua serambi, di muka dan belakang ; terdiri atas tiga sampai empat ruang.
Makanan utamanya sagu dengan diseling keladidan ubi.
Kelompok penduduk daerah ini terdiri atas suku -suku:
a ). Kelompok Suku Amber di Waigeo timur. Memiliki sifat tenang dan suka damai. Perawakan tinggi,
berkulit kehitam -hitaman dan berambut keriting.
b ). Kelompok Suku Negori. Konon dianggap sebagai nenek moyang penduduk Biak Srepiori, Sowek
dan Angus.
Suku Negori terdiri dari sembilan kelompok suku /bahasa ialah : Omka/ Amka, Wahie, Wavoo, Usba
dan Beser diWAigeo ;Maar di Salawati;Marfandu ;Mansember dan Warsai di Pulau Dom .
Suku Marfundu mempunyai tempat suci yang digunakan untuk meletakkan saji-sajian bagi arwah
nenek moyangnya. Sedangkan penduduk asli Wawiai (Waigeo ) menempatkan mayat anggota war
ganya di dalam gua-gua kecil seperti Tipin di pantai utara Salawati.
Kelompok Penduduk di Salawati. Di ddaerah ini penduduk asli berperawakan ramping ; kulit hi
tam ; rambut di bagian tengah kepala tumbuh agak pendek dibanding dengan bagian tepinya; alis
tebal dan banyak tumbuh cambang. Makanan pokoknya sagu . Sekat hidung mereka pada umum
nya ditindik .
d) .Penduduk di Pulau Missool. Berperawakan sedang , berotot bagus; rambut keriting halus; rahang
dan cuping hidung lebar; alis tebal dan banyak tumbuh cambang. Kulitnya coklat tua. Bertempera
men ramah dan tenang dan kebiasaan perkawinannya monogami. Bahasa : Matbat.
2 ). Kelompok Penduduk di sebelah barat dalam garis batasManokwari – Teluk Arguni.
Rumah -rumah penduduk dipantai dibuat dari batang kayu dan ya di daratan dibuat dari kayu atau
bambu. Di bagian tengah rumah terdapat pendiangan dan dapur; di sebelah kanan dan kiri untuk kan
dang ternak . Pada umumnya pengaruh sosial budaya dari Maluku sudah masuk ke daerah ini.
a ). Kelompok Suku Arfu /Arfusi. Tinggal di bagian barat jazirah sungai Karabra (Vogelkop ) ; di daerah
Yumursba sampai muara sungaiKarabra ( di daerah tersebut juga tinggal suku Moidan Seget ). Su
ku ini sebetulnya berasal dari daerah pegunungan yang kemudian berpindah menyebar ke dataran
rendah .
Rumah -rumah mereka dibangun di ats tiang tinggi dengan dua buah tangga (untuk wanita dan
pria ). Tanaman yang banyak diusahakan adalah pisang, pepaya, jagung dan tembakau. Adat perka
winan polygamidengan isteri 3-4 orang.
b ).
Suku Moi. Tinggal di sekitar sungaiMaga dan Wasamson serta percabangan sungai-sungai tersebut.
Suku Moi terdiri atas kelompok -kelompok kecil seperti: Moi Modith ,MooiKaroon , Mooi Klabra ,
Mooi Ass, MoiMoraid dan Mooi Tauw .
Pada umumnya mereka telah mengenal perdagangan sampaikeMasewe.
Suku Seget. Kelompok suku initerdiri dari suku Seget Sele dan Seget Fasi yang tersebar dipantai
dan pedalaman. Kaum prianya tegap berotot bagus dan berkulit kehitam -hitaman. Wanitanya ber
kulit agak coklat.
Makanan pokok mereka sagu , yang disertai dengan ikan teripang dan kura-kura atau rayungan un
tuk lauk .
Bila meninggal mayatnya biasa dibiarkan sampai tiga hari kemudian dibawa ke suatu pulau dan
ditinggalkan di sini. Dahulu mereka menggunakan pulau Lago sebagai tempat pembuangan mayat.
Untuk pemujaan arwah nenek moyang biasanya dibuatkan rumah pemujaan di dalam hutan .
d ). Suku Karabra . Berperawakan kecil tetapiberotot kuat. Cuping hidungnya ditindik . Mereka diam
tersebar di daerah pegunungan di jazirah Doberai. Suku ini sebetulnya termasuk kelompok suku
Moi (Moi Kalabra ). Mayat orang mati biasa ditanam di tanah .
e). Suku Kebar. Mereka tinggal di daerah pedalaman atau pegunungan dan hidup bercocok tanam :
Ubi, sayur-sayuran dan tembakau . Tentang penduduk suku ini banyak hal yang belum di ungkap
kan .
Suku Amberboken . Suku ini berdiam di pegunungan pantai utara Jazirah Doberai, kurang lebih
di antara sungai Kasi di sebelah timur dan Waar Mangen di sebelah barat. Suku tersebut sudah
lama mengenal bertanam padi, Rumah - rumah mereka dibangun di atas bukit -bukit dengan tiang
tiang setinggi 5 – 7 m . Dinding rumah terbuat dari kulit kayu dan anyaman bambu . Dinding pe
misah dari dua ruangan merupakan gang dalam rumah .
Suku Arfak. Suku inimendiami pegunungan Arfak di kabupaten Manokwari. Suku Arfak terdiri
dari tiga suku: suku Hatam , suku Moire dan suku Manikom . Sesuai dengan perjalanan waktu dan
sejarah , suku-suku ini berpindah dari suatu tempat ke tempat lain . Perpindahan ini disebabkan
perpindahan rumah dan ladang dan juga karena adanya perkawinan di antara suku -suku itu sen
diri. Hal ini menyebabkan tiap daerah yang dulunya hanya ditempati oleh satu suku, sekarang
hampir tiap daerah pedalaman di tempati juga oleh suku terdekatnya.
Pada umumnya rumah mereka dibangun di daerah -daerah yang subur dan aman , lebih suka di le
reng-lereng gunung atau dekat ladangnya.
h ). Suku Kaibu . Mereka tinggal di sebelah timur suku Karabra. Makanan pokoknya sagu . Cuping hi
dungnya dilobangi. Pandai berburu . Mayatnya ditanamkan dengan kepala di bawah .
2. Suku Bangsa Daerah Lain
Orang-orang Indonesia yang bukan penduduk asli Irian Jaya sampai sekarang pun jumlahnya belum di
ketahui dengan pasti. Dari data statistik penduduk Irian Jaya yang berhubungan dengan hal ini hanya diung
kapkan jumlah transmigran (baik yang diatur oleh pemerintah maupun yang spontan ). Dilihat dari latar be
lakang sejarahnya, suku bangsa daerah lain yang ada di daerah Irian Jaya sampai saat inibisa diduga dan di
pastikan karena beberapa hal sebagai berikut:
a. Pada jaman kerajaan Hindu dan Islam disebutkan bahwa telah ada hubungan antara penduduk asli dan
orang-orang pendatang. Terlebih lagi pada jaman kejayaan Sultan Tidore dan Sultan Banda yang ingin
memperluas wilayah kekuasaannya sampaike timur,boleh jadi telah berhubungan dengan penduduk as
li Irian Jaya di daerah pantaibarat. Namun demikian dari keterangan inibelum dijelaskan apakah pada
waktu itu suku-suku bangsa lain itu lalu menetap /tinggal didaerah Irian Jaya.
b. Sejak diadakannya penyiaran agama Nasrani di Irian Jaya oleh orang-orang Belanda, jumlah penduduk
asli Irian Jaya bertambah . Hal ini disebabkan karena tidak jarang para penyiar itu menggunakan tenaga
tenaga pembantu bangsa Indonesia yang didatangkan dari daerah -daerah lain , yang sering khususnya da
ri daerah Maluku seperti dari daerah Kei, Tanimbar, Banda dan Sangir.
c. Adanya orang-orang yang menjadi pegawai pemerintah Belanda dan karena banyaknya tawanan politik
yang diasingkan di sini. Stratenusmengemukakan bahwa jumlah orang-orang Indonesia non pribumi Iri
an Jaya pada tahun 1949 sekitar 10 .593 orang dan pada tahun 1959 menurutGubernur PJ Plateel seki
tar 14.000 orang. 3
Setelah kemerdekaan Irian Jaya jumlah penduduk bukan asli Irian Jaya bertambah banyak karena da
tangnya suku bangsa daerah lain ke Irian Jaya sebagai pegawai/aparatuur pemerintah Indonesia, sebagai
pedagang, sebagai transmigran dan sebagainya.
3. Penduduk Bangsa Asing
Berdasarkan buku " Irian Jaya Dalam Angka 1977” tercatat bahwa suku -suku bangsa asing yang datang
dari berbagai benua yangmeliputi : Asia , Amerika, Australia dan Eropa dari tahun ke tahun jumlahnya diper
inci sebagai berikut:
Tahun 1973 - 4 .648 orang
Tahun 1974 - 5 .696 orang
Tahun 1975 5 .318 orang
Tahun 1976 - 5 .091 orang
Tahun 1977 - 5.147 orang
Dari data statistik tersebut menunjukkan kecenderungan tetap dalam setiap tahunnya dalam hal urutan
jumlah bangsa asing yang ada dengan urut-urutan mulai dari yang terbanyak sebagaiberikut: Asia , Amerika,
Eropa, Australia . 4
Walaupun demikian dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dari masa ke masa menunjukkan
bahwa jumlah logat/bahasa yang tercatat telah diteliti meningkat jumlahnya. Hal ini bisa diartikan bahwa
karena makin bertambahnya tenaga peneliti yang ada dan sarana sarana penunjangnya maka diketahuibahwa
dalam penelitian -penelitian pada masa lampau masih belum banyak hal-hal yang terungkap . Kiranya berbagai
hasil penelitian di bawah ini akan bisa lebih memperjelas tentang jumlah logat/bahasa iniwalaupun di antara
nya masih ada yang berupa dugaan.
1 . JC Anceauc (1935) memperkirakan bahwa di Irian Jaya terdapat £200 logat/bahasa . 5
2. AM Moeliono (1963) berdasarkan tulisan -tulisan C . Loukotka pada tahun 1957, mengelompokkan ba
hasa asli Irian Jaya ke dalam 31kelompok khsus. 6
3. AW . Siagian MO. (1978) memperkirakan jumlah logat /bahasa asli Irian Jaya sama dengan jumlah selu
ruh logat/bahasa daerah lainnya di Indonesia , yaitu sekitar 250. 7
Donald F Barr dan Sharon G Barr (1978) mengungkapkan jumlah yang pasti yaitu 224 logat/bahasa .
Untuk selanjutnya sebagian besar dari uraian bab ini akan berpedoman pada hasil penelitian karya AM
Moeliono dan Donald F Bart & Sharon G Barr dengan pertimbangan karena kedua sumber ini telah menyaji
kan uraian yang jelas (walaupun tahun penerbitan di antara keduanya berbeda 15 tahun) sehingga diharapkan
bisa saling melengkapi untuk memperoleh keterangan yang lebih jelas tentang logat/bahasa asli Irian Jaya,
tanpa mengurangi arti dari pada penelitian -penelitian lainnya khususnya karya CL Voorhoeve yang sangat te
liti itu .
Di samping hal itu perlu diketahui adanya pengertian bahwa sebetulnya antara logat dan bahasa tak ada
perbedaan yang asasi. Dua logat sebuah bahasa dapat berubah sepanjang masa sehingga pemakaiannya tak lagi
dapat saling memahami. Berdasarkan patokan " Tak paham -memahami” (mutual unintelligibility ) inilah ke
dua logat tersebut baru akan disebut dua bahasa . 10
1. Golongan Bahasa di Irian Jaya
Menurut AM Moeliono di dalam tulisannya ” Ragam Bahasa Daerah Irian Barat” ,menggolong-golongkan
semua bahasa yang ada di Irian Jaya menjadi tiga golongan : Bahasa Indonesia , Golongan Bahasa Melanesia
dan Golongan Bahasa Irian Jaya.
a . Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia ternyata telah lama dipakai di Irian Jaya baik oleh pemerintah Belanda pada waktu
berkuasa di daerah inimaupun oleh para penyebar agama Nasrani. Pada tahun 1936 - 1940 GJ. Held dalam
penelitiannya untuk mengadakan klasifikasi bahasa demikepentingan penyebaran Zending-Kristen mengha
silkan kesimpulan bahwa tidak ada bahasa daerah Irian Jaya yang bisa dijadikan bahasa pergaulan atau peng
antar. Oleh karenanya lalu dipakailah bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar atau lingua- france . Lalu
akibatnya bahasa Indonesia dikenal oleh penduduk -penduduk asli yang telah berhubungan dengan dunia. Na
mun setelah Irian Jaya merdeka, bahasa Indonesia secara pasti menjadibahasa pengantar resmidan akhirnya
meluaslah wilayah pemakaiannyamulai dari kota sampai ke pelosok -pelosok kecuali di daerah pedalaman /da
erah masyarakat terasing.
b . Golongan Bahasa Melanesia
Golongan bahasa ini meliputi wilayah -wilayah Pulau Biak , sebagian Pulau Yapen, daerah Sorong, dan
bagian dari daerah Kepala Burung yaitu dari Teluk Berau sampai Teluk Etna. Diduga bahwa golongan ini
merupakan hasil perkembangan bahasa-bahasa Irian Jaya yang mendapat pengaruh rumpun bahasa Austro
nesia . Tetapi dari hasil-hasil penelitian yang ada, golongan bahasa ini justru menunjukkan persamaan yang
agak menyolok dengan bahasa-bahasa Austronesia dalam struktur tata-bahasanya dan sedikit dalam perben
daharaan kata -katanya. Mengingat bahwa pada umumnya dalam perkembangan bahasa itu saling meminjam
kata jauh lebih muda daripada mengambil alih perubahan mengenai strukturnya, boleh jadi ada kemungkinan
golongan bahasa-bahasa ini dasarnya bahasa Austronesia tetapi telah dipengaruhi oleh ciri-ciri bahasa Iſian
Jaya.
Di daerah pedalaman Irian Jaya terdapat sejumlah bahasa yang ternyata tidak termasuk rumpun Austro
nesia maupun Melanesia . Tentang macam ragam bahasa ini hanya dapat dikatakan bahasa -bahasa itu tidak
bersifat Austronesia , tidak bersifatMelanesia dan juga tidak bersifat Australia . Sidney Ray yang menciptakan
istilah Papua (tahun 1927) tidak menyebutkan secara implisit bahwabahasa-bahasa itu berkerabat.
c. Golongan Bahasa Irian Jaya
Terhadap golongan ini AM Moeliono mempertanyakan , apakah golongan bahasa -bahasa di Irian Jaya itu
ngan kekerabatan satu sama lain , seperti halnya golongan Nusantara, dan apakah bahasa
Irian Jaya mempunyai pertalian dengan rumpun -rumpun bahasa lain ? Sampai sekarang hanya dapat ditetap
kan hubungan antar ” type bahasa daerah ” . Jumlah serta klasifikasinya sampai sekarang pun belum dapat di
ketahui dengan jelas.
2. Kelompok-kelompok KhususGolongan Bahasa Irian Jaya
Untuk memperoleh sekedar gambaran tentang jumlah bahasa Irian Jaya yang telah diselidiki, AM Moe
liono menyusun suatu pengelompokan khusus dengan memakai asas " regional linguistic grouping” . Untuk ti
ap kelompok diberi nama bahasa yang paling baik di kenal. Perlu diketahii bahwa uraian berikut ini adalah
berdasarkan kelompok bahasanya, bukan jumlah logat/bahasanya.
Dalam tingkat penelitian sampai tahun 1963 golongan bahasa ini terdiri dari paling sedikit 31 kelom
pok khusus yaitu :
2 . 1. Kelompok Tobadi ( Tabati)
Dipakai oleh penduduk pantai dan pulau-pulau teluk Humboldt dan daerah sekitar kota Jayapura .Ke
lihatannya ada pengaruh bahasa -bahasa Melanesia . Bahasa Tobadidalam arti khusus hanya dipakai oleh
kira-kira 300 orang desa Tabati. Lain bahasa dari kelompok Tobadi, dari desa Jotefa pemakainya 350
orang .
2. 2 . Kelompok Kwime
Beberapa bahasa di tepidan di sekitar sungai Arze dan Tami. Bahasanya hampir tak dikenal.
2 .3 . Kelompok Sewan
rik dan teluk Wakkenaar. Bahasa -bahasa ini dikenalberdasarkan lapor
an -laporan singkat. Termasuk di dalamnya : bahasa Sentani (6 .000 orang); bahasa Nimboran antara
sungai Sermowai dan Grime; Bahasa Sewan dekat sungai Berrik dan Jakari dekat Tanah Merah .
2 .4 . Kelompok Kauwerawet
Dipakai oleh penduduk pegunungan Nassau. Belum banyak dikenal.
2 .5. Kelompok Pauwi
Dua bahasa yang dikenal dalam kelompok inibelum banyak diteliti. Yang terpenting ialah bahasa Pauwi
di delta sungaiMamberamo.
2 .6 . Kelompok Amabai
Dipakai oleh penduduk di pulau kecil sebelah timur pulau Yapen , sekitar 700 orang. Selain ini ada baha
sa Kurudu dengan pemakai sekitar 400 orang.
2. 7. Kelompok Turu
Terpakai di pulau Yepen dan sekitarnya. Bahasa Turu terdapat di pantai timur-laut, sedangkan bahasa
Awek terdapat dibeberapa kampung sepanjang pantai utara . Bahasa-bahasa di puau Yepen di sebelah
barat kelompok Turu ini termasuk golongan Melanesia .
2 .8 . Kelompok Wondama
Terdiri atas dua bahasa di Irian Jaya (pulau terbesar) dan tiga bahasa dipulay Yepen . Pengaruh golong
an Melanesia tampak disini. Di sebelah barat jazirah Wandemen terdapat bahasa Wondama ( 1 .400 orang )
dan di pantai teluk Wandamen ada bahasa Windehsi (+ 500 orang) .
2 . 9 . Kelompok Roon
Dipakai penduduk jazirah Wandamun dan pulau sekitarnya . Bahasa ini hampir tak dikenal. Bahasa Roon
( + 300 orang ) di pulau Roon ;bahasa Windeshi ( + 500 orang) .
2. 10. Kelompok Hatam
• Beberapa bahasa di teluk Dore. Bahasa Mansibaber sebelah barat daya Hatam , bahasa Amberkaki di se
buah desa di tanjung Maganen .
2 .11.Kelompok Arfak
Bahasa yang dipakaidipegunungan Arfak (+ 200 orang)
2 .12.Kelompok Karon
Terdapat di sebelah pantai utara Doreri. Di dalamnya tergolong bahasa -bahasa : Karon, Weme dan Ka
bar.
2 .13.Kelompok Kapaur
Semua suku di daerah sebelah barat teluk Etna sampai jazirah Onin memakai golongan bahasa Melane
sia . Hanya di ujung barat jazirah iniorang yang memakai bahasa Irian Jaya. Dapat disebutkan di antara
nya: bahasa Kapaur, bahasa Marapi dekat Kapua, bahasa Bintuni di pantai timur teluk Berau (Mac -
Cluer) dan bahasa Mokidi pantai utaranya.
2 .14 .Kelompok Wausirau
Selain bahasa Melanesia yang dipakai penduduk rawa teluk Triton , masih ada juga bahasa Irian Jaya
yang dipakai oleh dua buah suku bangsa daerah pedalamannya.
2 .15 .Kelompok Mimika
Bahasa suku -suku bangsa yang terdapat di dekat sungaiMimika dan di sebelah selatan suku bangsa Eka
ri. Kecuali bahasa Mimika masih ada bahasa Kamoro , Angadi, Pamuka Jera , dan kira -kira 20 bahasa lain
yang belum diselidiki.
2 . 16 .Kelompok Ekari/Kapauku
Daerahnya luas sampai melingkungi danau Yamur. Pemakainya hampir 10.000 orang. Antara lain meli
puti bahasa Yabi di dataran tinggi Wanggar dan bahasa Siriwo di hulu sungai Siriwo serta bahasa Simori.
2. 17 .Kelompok Moni
Dipakaioleh suku -suku yang hidup dalam lembah sungai Rouffaer dan Dayonggono .
2 . 18.Kelompok Ingkipulu
Di sebelah timur kelompok Moni dan Ekari ; di sebelah selatan pegunungan Carstenz dan di sebelah uta
ra gunung Darwin dan sekitarnya. Di dalamnya termasuk bahasa Indkipulu dan Uhunduni, bahasa Dem ,
dekat sungai Rouffaer , bahasa Wado-Mo di sungai Derewu.
2 . 19.Kelompok Pesechem
Dipakai oleh penduduk pegunungan salju Carstenz. Selain bahasa Pesechem ,masih dapat disebut bahasa
Sauweri dekat sungai Hablifuri, dan bahasa Ndanidi hulu sungai Bali, dan bahasa Timorini (Iringup) di
lembah sungai Swait.
2 .20 .Kelompok Telifomin
Sebagian besar kelompok ini ada di daerah Irian Timur (Papua New Guinea) di tepi sungai Sepik . Baha
sa yang telah diteliti adalah bahasa Asma dan Sempan yang letaknya terpencil di bagian Irian Jaya anta
ra daerah Auyu dan teluk Utanata .
2 .21.Kelompok Awin
Sebagian besar juga ada di Papua New Guinee; adanya di dekat Palmer Junction dan sungai Fly .
2 .22.Kelompok Mandobo
Sebagian besar masuk daerah Irian Jaya. Bahasa Mandoho atau Dumut dipakai di Digul Utara dan te
ngah ;bahasa Muju antara sungaiMuju dan UwiMerah; bahasa Anu dimuara sungaiAnu .
2 .23.Kelompok Auju
Daerahnya sangat luas. antara sungai Digul dan Imume. Di dalamnya tergolong bahasa Oser, Jenimu,
Pisa , Wefu dan Iwkero .
2 .24.Kelompok Sohur
Dipakai di kampung -kampung di tepi sungaiMapi. Di antaranya ada ah : bahasa Sohur, Mabur dan Jakai,
Walawi dan Jas.
2.25.Kelompok Boazi
Terletak di kedua tepi sungai perbatasan antara Irian Jaya dengan Papua New Guinee. Dapat disebut an
tara lain bahasa Boazi (500 orang ) dan bahasa Kumak .
2 . 26 .Kelompok Klader
Sebagian besar penduduk pulau Kelopom (Frederik Hendrik ) menggunakan bahasa berkerabat. Kelom
pok ini meliputi bahasa Klader (700 orang) dan Kimaghama di pantai timur; Riantama ( 1000 orang)
di pantai utara dan Ndom (300 orang dipantai barat).
2 .27.Kelompok Komolon
Di sebelah selatan kelompok Kladr ada kelompok yang terpengaruh kelompok Marind-anim . Terma
suk kelompok iniadalah bahasa Komolon (200 orang), Koneraw dan Kandinam (350 orang).
2.28.Kelompok Jab
Beberapa bahasa yang dipakai orang rawa di pantai sebelah barat kelompok Marind-anim . Meliputi
bahasa Jab di desa Bibikem dan bahasa Maklew (350 orang); Bahasa Jilmek di dekat sungai Wanam
dengan 150 orang pemakai.
2 . 29 .Kelompok Marind -anim
Kelompok ini meliputi logat- logat bahasa Marind-anim khusus di daerah sungai Bulaka, Bian dan Kum
be dab hilir sungai Maro ( sekitar Merauke), bahasa Merauri di daerah sebelah timur Merauke dan baha
sa Mbur dengan 40 orang pemakai.
2.30.Kelompok Jenan
Ada di sebelah barat-laut kelompok Serki, letaknya terpencil dengan tiga bahasa , Jenan (2000 orang),
Jei ( 1000 orang) dihulu sungai Maro dan bahasa Toro yang belum diselidiki.
2 .31.Kelompok Serki
Bagian kelompok bahasa ini yang ada di daerah Irian Jaya letaknya di sebelah timur Marind- anim . Di
antaranya dapat disebut bahasa Kanum dan Nowugari.
Dengan memperhatikan pengelompokan bahasa-bahasa Irian Jaya di atas, sedikit-dikitnya akan bisa
memperjelas betapa keaneka-ragaman bahasa di Irian Jaya. Dan juga dari uraian itu dapat diduga jumlah
logat/bahasa yang ada , baik yang sudah ditelitimaupun yang belum diteliti.
3. Aneka Ragam Logat/Bahasa Irian Jaya;
Daftar logat/bahasa Irian Jaya dalam paragraf ini seluruhnya dikutip dari karya Donald F . Barr dan
Sharon G . Barr yang berjudul " Index of Irian Jaya Languages , Pre-publication Draft ” . Sekalipun daftar ini
merupakan sebuah draft rencana penerbitan , kiranya akan dapat digunakan untuk memperjelas tentang
logat/bahasa daerah yang ada di Irian Jaya sampai sekarang ini.
Sejak tahun 1973, Universitas Cenderawasih dan Summber Institute of Linguistics (SIL ) telah bekerja
sama dalam melakukan penelitian terhadap logat/bahasa asli di Irian Jaya. Salah satu dari tujuan penelitian
tersebut adalah hendak menentukan jumlah bahasa, lokasi, serta jumlah pemakainya. Disamping itu tujuan
tersebut juga didasarkan atas adanya kenyataan bahwa sering terdapat perbedaan dari beberapa ahli/peneli
ti dalam memberikan nama pada suatu bahasa yang sebetulnya sama.
1
Kelompok-kelom
pok khusus dari
golongan bahasa
bahasa Melanesia
dan Irian .
(Peta skets dibuat
berdasarkan peta
dalam keterangan
C . Loukotka 1957)
46
DAFTAR LOGAT/BAHASA ASLIDAERAH IRIAN JAYA
+1
nim
di P .Maccluer Gulf.
Asienara (Buruwai, E, V 700 Jazirah Bomberai bagian selatan se
It
+
di sebelah timur bahasa Iha.
Bapu E,G ,V | ? † - Pantai utara sepanjang tebing
+
S . Mamberamo hilir .
Barau E,V PP
PP 150 Di sebelah barat + laut Jazirah
+
Bomberai, di sepanjang Teluk
Bentuni. Di sebelah timur bahasa
Mor dan di sebelah barat bahasa
Tanah Merah .
+
Idenburg
Karas E ,G ,V † 200 P. Karas, sebelah barat - daya Jazirah
Kepala Burung, sebelah tenggara Fak-Fak
Karon Dori (Maiyach , I v † 5000 Daerah Kepala Burung tengah, sebelah
Meon ) utara Barat. Mungkin dialek Brat.
Karon Pantai (Manif , + 2500 Pantai utara kari JazirahKepala
Yimbun ) Burung Tengah .
Kasuweri (Samalek, $ 1200 Kepala Burung selatan di sepanjang
Oderago ) Maccluer Gulf, di sebelah timur bahasa
Tarof.
Kati Utara (Muyu, Ut. VE, P P 8000 Pantai selatan , di sebelah timur dan barat
Katiminati,Muju S . Muyu . Perbatasan selatan Kati yang
Utara, Moejoe berbahasa, sepanjang S . Kao.
Utara, Ninantie )
. Kati Selatan (Digoel | E ,V PP 1 4000 Daerah pantai selatan di desa -desa sebelah
eesch, Muyu Selatan selatan Yiptem serta sepanjang S . Kao .
Muju Selatan , Moejoe
Selatan, Digoel, Kati
metomka, Metomka)
Kaugat (Autohwain ) PP £ 1000 Pantai selatan pada S. Cook dan S. Krinkel.
Diantara bahasa Sawui dan bhs. Kaygir.
Kaure (Kaureh ) PP £ 800 Di barat - daya Danau Sentanisepanjang
S . Nawa.
Kauwol ? | £ 500 Daerah perbatasan Irian Jaya dengan PNG
sepanjang: S . Kauwol.
Kawe AN $ 300 Ujung barat P . Waigeo dan di ujung akhir
barat Kepala Burung.
Kaygir (Kayagar) † 3000 Pantai selatan dekat Pirimapun .
(V )
£ 10000
(REMU)
SIL
Kayupulau AN 573 Pada dua pulau di Pelabuhan Jayapura.
Keder SIL Pantai utara di sebelah timurmulut S . Tor.
. Kimaghama (Kalad E ,G , V † 3000 P . Frederik Hendrik .
[+ f!S= . D°f' xt
darsch, Teri– Kal
wasch )
Kirira (Kirikiri) CAMA - Daerah sebelah barat pertemuan S. Fou dan
S. Dow yang menjadi S . Rouffaer di situ .
Kofei E ,G , V an
Sisi timur Teluk Geelvink hanya pedalaman
dari Sauri.
Kombai ZGK Pantai selatan , sebelah timur Senggo di
sekitar ZGK dan posnya di Boma.
Konda (Ogit) Barat-daya Kepala Burung sepanjang hilir
S . Waromge di sebelah selatan Teminabuan .
Koneraw 300 Pantai selatan, P . Frederik Henddrik.
51
PP
Korapun (Korupun) E,V † 4000 Dataran tinggi timur pada hulu S . Erok
barat-daya Naltya, sebelah timur dari bhs
Ngalik Utara .
Korowai ZGK Pantai selatan ,s ebelah utara pos Missi
ZGK di Boma, sebelah timur Senggo.
Kosadle APCM Dahulu di hulu atashanya di sebelah
barat barat pertemuan S. Nawa dan S .
Idenburg. Sekarang tak ada.
Kotogut(Tsokwambo ) 1000 Pantai selatan hulu S . Digul. di utara
bhs. Kaeti.
Kupel (Ketengban , Dataran Tinggi Timur, di sebelah timur
Oktengban ) Naltya dan di sebelah barat bhs. Ngalum .
Kurudu E ,V N † 1100 Di P . Kurudu. diantara P . Yapen dari ba
gian tengah sampai ke timur.
101 Kwansu (Kwansu -Bong- | V Sebelah barat Danau Sentani, tepat di
grang) utara bhs. Gresi.
Kwerba (Airmati, Ko E ,G , V PP 2000 Daerah pantai utara sepanjang S . Anpawang
assa, Kaowerawedj, melebar ke timur ke bhs. Berik .
Takutameso , Nogukwa
bai, Nopuk , Naidbedj,
Kamboi- Ramboi)
103 Kwerisa 15 Didesa Kaiy pada hilir S . Rouffaer.
+
53
136 Nafri 1630 Suatu desa di sebelah tenggara akhir
dari Teluk Yotefa .
137 Naltya = Naltia Dataran Tinggi Timur di lereng selatan
(Kimjal, Kimyal, di deretan sebelah timur-laut Korapun
Hmanggona,Hnonoma dan tenggara Nipsan .
138 Ndom E ,G ,VI 450 P . Frederik Hendrik
139 Nduga (Ndugwa, Ndauwa E , V £ 10000 Dataran Tinggi Tengah , deretan lereng
Dauwa, Pesechem , selatan , sebelah selatan daerah Dani
Dawa) Barat dan Utara Asmat.
140 Ngalik , Utara (Yaly ) E ,V + 35000 Daerah Data
Daerah Dataran Tinggi Tengah , sebelah
Timur Lembah Dani Besar, Barat-Laut
Naltya.
141
Ngalik , Selatan (Silimo, PP 5000 Daerah Dataran Tinggi Tengah , daerah
Wusak, Wulik , Paiyage ) jajaran sebelah barat S. Baliem .
. 142 Ngalmun (Sibil) I
£l10000 | Daerah perbatasan di jajaran pegunungan
utama sebelah utara, Kati Utara dan bhs.
Iwur.
143 Nggem Sepanjang S. Haflifoeri Tengah .
Nimboran $ 3500 Bergabung dengan sebelah barat Danau
Sentani sekitarGenyem .
Ninggirum Kativa , P . 3500 Daerah perbatasan dan di PNG sepanjang
Kasiwa, Obgwo, Ning S . Birim dan S. Ok Tedi.
grum )
Nisa E ,GV Pedalaman dari sisi timur Teluk Geelvink
di sekitar Danau Nisa.
Onin E ,G , VI AN £ 600 Dibarat dan barat-laut Jazirah Bomberai;
H
Pauwi EG
, V Daerah S . Mamberamo pada sisi barat
Sungai dari Danau Romberai.
Pisa ÉGV PP I 3500 Daerah pantai selatan , barat-daya S.
1
55
177 Sukubatong UFM PP
Daerah perbatasan dekatmataair
S. Sepik . Mungkin sama dengan bhs.
Biksi atau bhs. Pyu.
178 Taikat (Arso , Tajkat) $ 600 Daerah perbatasan hanya di sebelah se
latan Jayapura.
179 Tamagario (Buru , Ta | £ 3500 Pantai selatan , di antara S. Gondu dan
maraw , Wagow ) S. Bapai.
180 | Tanahmerah (Sumeri, 500 Jazivah Bomberai utara sepanjang Teluk
Sumerine) Bintuni.
181 Tanahmerah2 (Jakari, † 3200 Pantai utara dari Teluk Tanah Merah ke
Tabla ) timur sepanjang pantai.
182 Tandia AN | 350 Di daerah ”leher " Burung, sebelah se
latan Jazirah Wandamen sepanjang S.
Whsimi. Sebagian besar penduduk
berbahasa Wandamen .
Taori -Kei (kai) § 140 Lakes Plains, sekitar landasan terbang
RBMU di Kaiy , pada hilir S . Rouffaer.
Taori - So Daerah Lakes Plains di stasion REMU
Taiyeve.
Tarof † 600 Daerah pantai selatan tengah Jazirah
Kepala Burung, sepanjang Teluk
Bintuni.
186 Tarpia ( Tarfia, Sufrai) † 564 Daerah Pantai Utara dekat Demta .
187 Teluk Geelvink Timur dekat Nabire .
Tarunggare
188 Taurap (Borumesso, Sepanjang S. Manberamo bagian tengah ,
Boromso ,Monao, timur-laut Danau Holmes.
Monau )
Taworta Daerah Lakes Plains pada sisi selatan S .
Idenburg , sebelah timur Taiyeve .
Tehit (Kaibus, Tehid ) + 6000 Daerah Kepala Burung bagian selatan.
Tofamna Jayapura selatan , hanya di sebelah
timur S . Nawa.
Towei $ 115 Daerah perbatasan Jayapura selatan se
belah bhs. Dubu dan sebelah barat bhs
Emumu.
Рp T $ 350 Daerah perbatasan pantai utara, sebelah
Tumawo (Sko, Sekou ,
Seka, Seko , Sekoi) timur Jayapura padamulut S . Tami.
Turu ? (Foi, Urundi, 800 * Daerah Lakes Plains di antara S.
Ururi, Yau ) Rouffaer dan hulu S . Van Dallen .
Uhunduni (Damal , E ,G , V $ 14000 Dataran Tinggi Tengah , sebalah barat
Amung, Enggipiloe, daerah Dani Barat dan sebalah Timur
Amungme, Hamung, Ekagi.
Amung Kal, Amuy ,
Oehoendoeni)
Uria (Sawah ,Warpu ,
Bundou )
| E,V | PP 1200 | Pedalaman Nimboran , sebelah utara
Yereh .
Uruangnirin (Faur) $ 250 Dua pulau kecil di antara P . Karas
dengan P . Irian di barat - daya Jazirah
Bomberai
198 Usku Jayapura Selatan hanya di sebelah se
latan S. Pauwasi.
199 Wabo (Nusari) E ,GV † 900 Ujung Timur P . Yapen .
200 Waina (Sowanda, Wina, D ,G $ 1100 Daerah perbatasan Jayapura Selatan .
Waina-- Sowanda ) Sekarang hampir semuanya ke PNG .
201 Wambon † 2000 Daerah pantai selatan , timur - laut
bhs. Kaeti.
202 1 Wanam E.V PP Dataran Tinggi Tengah , sebeyah timur
Ngalik Utara, sebelah barat - laut
Nipsan .
203 Wandamen (Wandamen - | E ,VIAN | 4000 | Teluk Geelvink Barat, sepanjang Teluk
Windesi, Windesi, Wandamen melebar ke barat sampai
Bintuni, Bentoeni, ke ujung timur Teluk Bintuni.
Wamesa ).
204 Wanggom (Wanggo , £ 1000 Daerah perbatasan selatan pada S .
Wangom ) Digul, sebelah utara bhs. Kaeti.
205 Wano + 700 Dataran Tinggi tengah pada hulu S.
Rouffaer, sebelah utara daerah Dani
Barat, selatan Dem .
Warembori Muara S . Mamberamo.
Wares Pantai utara pedalaman bhs: Kwesten
pada hulu S . Biri di sisi selatan .
Waris E ,G , V $ 3000 Daerah perbatasan Jayapura Selatan
dan di PNG
Warkay - Bipim (Bipim † 250 Pantai selatan , daerah perbatasan Asmat
Asso ) ke timur dan Sawuy ke barat.
Waropen (Worpen , E ,G , V † 6000 Sisi timur Teluk Geelvink .
Wonti)
Weretai Daerah Lakes Plains, di sekitar stasiun
RBMU di Taiyeve.
Wodani (Wolani, Woda EV
, T † 3000 Bagian barat Dataran Tinggi Tengah se
panjang S . Kemandoga dan S . Mbiyandoga,
sebelah utara bhs. Ekagi.
Woi E ,GV AN † 1300 DiMiosnum dan P . Yapen bagian barat.
Yafi (Jafi, Wargarindem , PP 170| Daerah perbatasan Jayapura Selatan
Wagarindem )
215 Yahadian (Jahadian , + 700 Jazirah Kepala Burung Selatan , di antara
Nerigo ) hilir S. Mintamanidan S . Sekak sepanjang
Maccluer Gulf.
216 Yaly ? (Yali, Nipsan , Dataran Tinggi Tengah , di sebelah timur
Hamlo ) Angguruk dan barat - Laut Naltya.
217 Yaqay (Jakai, Yaqai, 10000 Pantai selatan , sebelah utara S. Odamun
Sohur, Mapi) dan sepanjang S . Miwamon di sebelah
tenggara bhs. Sawuy dan bhs. Kaygir.
57
218 Yaur (Jaur ) † 350 Ujung bawah dari Teluk Geelvink.
219 Yava (Mantembu , Mora $ 4500 | P. Yapen tengah .
Yapanani, Turu )
220 Yelmek (Jabsch, Jelmek ) 400 Pantai selatan pada sisi timur dari
Selat Marianne di antara P. Frederik
Hendrik dan P . Irian .
221 Yeretuar (Umar, Umari † 250 Bagian bawah Teluk Geelvink . di
Goni) sebelah selatan bhs. Wandamen .
222
Yey ( Je, Jei, Yei) £ 1000 Daerah perbatasan dari pantai selatan
dan di PNG sepanjang S.Maro .
223 Yonggom † 2000 Daerah perbatasan pantai selatan
hanya disebabkan utara dimana S .
Fly membentuk batas antara Irian
dengan PNG , dan juga PNG .
224 | Yotafa (Jotafa, Tobati E ,V AN † 2500 Di Teluk Yotefa dekat Jayapura.
Humbolt - Jotafa )
58
Keterangan
Setiap bahasa diikuti dengan bagian -bagian yang menjelaskan sebagai berikut:
Nama bahasa , nama yang telah diberikan / dicatat oleh Voorhoeve, (1975) digunakan sebagai nama
utama dalam setiap nomornya. Bila satu bahasa belum dicatat di dalam buku Voorhoeve, diberi
nama menurut nama lokal sesuai dengan tiap daerah biasa menyebutnya. Atau bila hal ini tidak ada
digunakan nama yang diberikan menurut catatan yang dibuat oleh Team Missi.
Sumber dari nama tersebut telah terdaftar dalampenelitiannya.
3. Klasifikasi Bahasa di dalam daftar ini hanya dibedakan antara dua golongan rumpun bahasa : Irian
Jaya (Papua = PP ) dan Austronesia (AN ) .
Jumlah pemakai bahasa , telah diusahakan data yang paling baru yang diperoleh dari hasil laporan survey
oleh SIL atau questionary atau kumpulan hasil survey oleh team missi yang dikumpulkan kembali oleh
SIL .
Singkatan -singkatan
1. APCM = Asia Pasific Christian Mission
2 . Br = Bromley , Myron
3 . CAMA = Christian and Missionary Alliance
4. E = Ethnologue.
5. G = Galis , K .W .
6 . NRC = Netherlands Reformed Congregations.
7. REMU = Regions Beyond Missionary Union
8 . SIL = Summber Institute of Linguistics.
9 . TEAM = The Evangelical Alliance Mission
10 .UFM = Unevangelized FieldsMission
11. V = Voorhoeve , C . L .
12 . W = Wurm , S . A .
13 .ZGK = Zending Gereformeerde Kerken .
59
BAB IV
AGAMA ISLAM DI IRIAN JAYA
62
Dalam perlawatan tersebut mereka melihat adanya perubahan tata kehidupan dikalangan penduduk
kampung Sailolof yang pada saat itu sudah memeluk agama Islam . Menurut keterangan seorang tokoh tua
hal itu terjadi 13 generasi sebelumnya, yakni sekitar abad ke VI dizaman kekuasaan Ke Sultanan Tidore .
Sebagai gambaran tentang pengaruh peristiwa yang dialami oleh Ketua-ketua suku dari pulau Misool
di kampung Sailolof sama halnya dengan kenyataan yang terjadi di kampung Lilinta wilayah Kecamatan
Misool. Bila salah satu rumah orang Islam dimasuki oleh orang yang belum beragama, setelah perginya
tetamu tersebut, tempat duduk dan segala sesuatu yang dijamah oleh tubuh sang tetamu dibersihkan dengan
air. Menurut penilaian mereka hal semacam itu diperbuat karena tetamu tersebutmasih kafir, masih kotor
atau belum beragama. Olehnya itu segala sesuatu yang disentuhnya harus di " Sartu ” (disucikan ). Kebiasaan
1969.
Perihal serupa itulah diperbuat pemeluk Islam Kampung Sailolof terhadap ketua-ketua Suku dari
Pulau Misool yang melakukan perlawatan ke kampung tersebut. Dengan menemukan perlakuan yang de
*mikian kembalilah ketua-ketua suku tersebut ke pulau Misool dan memberitahukan kepada " FUN Bat"
(tuan tanah ) " SAMAWAN ” perlakuan yang diperbuat terhadap mereka tersebut. Hal ini dipandang sebagai
penghinaan. Setelah diadakan musyawarah antara ketua-ketua suku bahwa penghinaan yang diperlakukan
atas mereka adalah merupakan suatu ajaran baru yang telah dianut oleh penduduk Kampung Sailolof, maka
merekapun harus berusaha untuk memiliki juga ajaran baru tersebut. Dengan demikian mulailah diadakan
usahamencari ajaran baru tersebut walaupun harusmelalui peperangan antara suku .
Dalam suatu perjalanan " Hengi" (perjalan perang) yang dipimpin oleh ketua-ketua suku : Macap,
Matafie , Matekate, Banlel dan Bahale mencari ajaran baru (agama Islam ) itu karena malu atas perlakuan yang
diterima mereka tidak melakukan pencarian , di sekitar pulau -pulau Raja Ampat. Dari pulau Misool mereka
memasuki daerah " Fak -Fak ” , Pulau Seram dan Timur Kupang” . Diketiga daerah yang dikunjungi tersebut
tidak ditemui ajaran baru (Agama Islam ), dengan suatu pengertian bahwa Agama Islam pada masa itu belum
berkembang didaerah -daerah tsb .
Sebagai bukti bahwa usaha mencari Agama Islam oleh Ketua-ketua suku dari Pulau Misool sampai ke
daratan Timur Kupang adalah hal yang benar . Dalam ceritera-ceritera rakyat disebutkan adanya seorang
dari pengikut pencarian yang bernama "Manon Macap” tatkala mereka memasuki Timur Kupang dan ter
pencar mencari penduduk yang memeluk Agama Islam untuk dijadikan pengajar Agama Islam tidak ditemui,
maka dalam keberangkatan mereka secara tiba-tiba karena hasil yang diharapkan belum juga ditemui ”Ma
non Macap ” tsb . tertinggal di Timur Kupang. Dan dari kisah yang ada menyatakan adanya warga Timur Ku
pang yang mengaku bermarga "Manon Macap " yang pernah berkunjung ke Pulau Misoolmencari saudara
saudaranya darimarga tsb .
Dikisahkan lebih lanjut bahwa dalam perjalanan kembali ke Pulau Misoolketua-ketua suku dari Pulau
Misool tersebut memasuki Pulau " Banda Neira ” dan dikaki gunung berapi Banda menemukan dua orang
suami isteri bernama " Salahuddin dan Jainun ” , yang pada saat diketemukan tengah melakukan Shalat
Subuh . Kemudian keduanya disergap dan dibawa pergi ke Pulau Misool untuk mengajarkan Agama Islam .
Dengan melihat kisah tersebut diatas dapatlah dipastikan bahwa masuknya Agama Islam di Pulau
pulau Raja Ampat daerah Kabupaten Sorong tidak secara serempak . Dan haruslah diakui bahwa pada abad
ke XVI dimasa pemerintahan Sultan Ternate dan Tidore, agama Islam telah memasuki Pulau -pulau Raja
Ampat, yakni Pulau Salawati dan Pulau Waigeo " . Dan untuk Pulau Misool agama Islam untuk pertama kali
nya diajarkanoleh suamiisteri ” Salahuddin dan Jainun " yang berasal dari Banda Neira.
Bukti-bukti sejarah tentang tempat peng-Islaman terdapat di " Tippale (artinya : Goa Besar), yaitu suatu
goa yang terletak ditepi pantai tidak berapa jauh dari kampung Fafanlap . Demikian juga kuburan kedua
tokoh tersebut sampai saat ini tetap dipelihara dengan baik dan dianggap sebagai Kuburan Keramat yang
selalu dijunjungi oleh penduduk untuk meminta berkah dari kedua tokoh tersebut.
Methode Peng-Islaman bersifat Persuisit tidak berlaku
Sebelum Agama Islam masuk , penduduk Pulau Misool menganut kepercayaan animisme. Mereka mem
percayai adanya penjaga dan penghuni pohon-pohon besar , batu-batu, gunung-gunung dan sungai-sungai.
Agar makhluk -makhluk halus itu tidak murka mereka biasa memberikan sesajen yang disebut " Samson "
yaitu suatu hidangan berisi macam -macam makanan , disertai pinang -sirih , tembakau dan aneka macam lem
baran kain berwanr.
63
Kalau orang menderita sakit yang menurut mereka sebagai kemarahan dari makluk -makluk halus ter
sebut, maka dipanggil seorang yang bersahabat dengan makhluk-makhluk halus yang mampu mengobati
dengan cara yang disebut "Walmon ” yaitu suatu sistem pengobatan dengan menggunakan tenaga Jin .
Cara tersebut ialah diadakan pesta menyanyikan mantera-mantera sambil menari-nari mengikuti irama gen
dang . Menurut kisah rakyat dalam permainan ” Walmon ” (memanggil Jin ) tersebut, setiap penari dimasuki
makhluk halus yang disebut Jin . Dengan masuknya mahkluk halus tersebut kedalam tubuh si penari, dapat
lah dikembalikan makhluk -makhluk halus yang mengganggu si sakit ketempat semula , bahkan dengan cara
itu pula atas petunjuk " Jin ” dapat ditemukan obat-obat berupa daun-daunan yang dapat menyembuhkan
si sakit.
Selain soal kepercayaan itu ,manusia di Pulau Misool pasa masa pra Islam memiliki akhlak yang samahal
nya dengan akhlak manusia dia zaman jahiliah. Peperangan antar suku ,merampok, membunuh dan jual beli
manusia (budak ) merupakan pekerjaan yang dibangga -banggakan. Dengan menggunakan ” Belang” ( perahu
panjang” ) mereka mengadakan ” Honggi” (perjalanan berperang ) ke berbagai daerah dipimpin oleh Ketua-Ke
tua sukunya. Pendek kata si kuat menindas di lemah sebagaimana kehidupan zaman jahiliah adalah merupa
kan kebiasaan mereka .
Melihat keadaan masyarakat Pulau Misool yang masih primitif dan jahiliahnya seperti yang dikemuka
kan diatas, tidaklah mengherankan sukar dimasukinya Pulau tersebut oleh para pedagang atau orang-orang
luar. Hal ini terlihat jalur penyebaran agama Islam oleh Sultan Ternate dan Tidore yang pada sekitar abad ke
XVI sudah sampaike Pulau Salwati dan Waigeo tidak dapat melebar ke Pulau Misool.
Menurut kisah setelah berhasilnya ditemukan dan diculik suami isteri ” Salahudin dan Jainun ” dari Ban
da Neira , sesampainya di Misool di suatu tempat bernama. " Tippale” tempat kediaman penduduk, mulailah
peng-Islaman terhadap penduduk dilakukan.
Peng-Islaman tidak dilakukan dengan cara-cara membujuk , kekerasan , tetapi secara langsung atas ke
mauan penduduk , yakni hanya melalui suatu dialog singkat antara seorang tokoh tertua bernama : " Sawa
man ” dengan suami isteri ” Salahuddin dan Jainun " yaitu : bagaimana caranya kami dapatmemeluk ajaran ba
ru (Islam ) sebagaimana apa yang sudah dianut oleh kawan -kawan kamidi Pulau Salawati kampung " Sailo
log " . Demikian pertanyaan ketua suku yang dijawab oleh suami isteri tersebut bahwa untuk menjadi Islam
haruslah melalui ” Sunnat” (Khitan ). Syarat tersebut dianggap penduduk dapatmengakibatkan orang yang di
sunat meninggal dunia , maka ditegaskan bahwa bila pertama yang di khitan meninggal dunia ,maka keduanya
akan dibunuh .
Setelah ada persetujuan demikian maka khitanan pun dilakukan dengan tembak dan panah yang siap di
arahkan kepada suami isteri tsb .Melihat orang pertama yang di khitan tidak mengalamihal yang dikhawatir
kan , maka berduyun -duyunlah penduduk dikhitan oleh tokoh ” Salahuddin dan Jainun ” dan Islamlah pendu
duk Pulau Misool.
Sayangnya kedua tokoh penyebar agama Islam itu tidak mempunyai anak atau keturunan yang bisa me
ka. Menurut kisah tidak berapa lama setelah peng-Islaman penduduk Pulau Mi
sool dan setelah mendirikan perkampungan Islam yang pertma disuatu tempat bernama ” Kafopop ” tokoh
kedua itupun meninggal dunia. Keduanya dimakamkan diatas sebuah pulau berbatu cadas dikelilingi air laut
ditepi suatu tebing tinggi tidak berapa jauhnya dari daerah ”Kafapop " . Dan tidaklah mengherankan karena
keduanya dianggap sebagai orang sakti. Hingga kinikuburan keduanya tetap diziarahi oleh orang-orang awam
yangmengharapkan berkahnya.
Peng- Islaman diteruskan oleh Muballigh dari Tidore dan Arab .
Setelah kedua orang tokoh tersebut wafat, proses peng-Islaman diteruskan tanpa paksaan . Dilakukan
oleh muballigh dari Maluku Utara (Kesultanan Tidore Kapitan Laut Soltif.. . Raja Tafalas dll.) Dibawah to
koh-tokoh inilah mulai terjalin hubungan yang erat dengan pusat Pemerintahan Sultan Tidore.
Disamping itu juga pedagang-pedagang Arab banyak pula yang merantau dan menetap di Pulau Misool.
Para muballigh dari Kesultanan Tidore itu mengajarkan "mengaji” (membaca al-Qur'an ) yang hingga
kini dipraktekkan didesa -desa . Membesarkan Maulud Nabi, membaca Kitab berzanji, pesta kawin , pesta cu
kur rambut, pesta sunnat (khitan ) pesta naik rumah (memasuki) acara khatam al-Qur'an .
:: Demikian pula khotbah Jum 'ah atau Khutbah Hari Raya naskahnya dikirim dari ke Sultanan Tidore.
vab . Dan pada tahun sekitar 1978 menggunakan bahasa Indonesia . Demi
kian pula tradisi-tradisi lainnya boleh dikata sedikit demisedikit menghilang, karena generasi mudanya sudah
tidak lagi mau mengikuti paham yang banyak menyimpang dari tuntunan Al Qur'an dan Sunnah Rasul.
Agama Islam semakin lama semakin dihayati oleh penduduk setempat. Mesjid -mesjid /mushola berdiri
dikerjakan secara gotong-royong. Namun yang masih disayangkan adalah tidak adanya tokoh-tokoh yang
tangguh seperti tokoh -tokoh tua, sehingga perkembangan agama Islam menjadi sangat lamban .
Pengaruh Agama Islam dalam Pemerintahan :
Setelah agama Islam dianut oleh sebagian besar penduduk Pulau Misool dan pengaruh pemerintahan
Sultan Tidore yang beragama Islam menjangkau pulau Misoolmaka tidaklah mengherankan bahwa sistim pe
merintahan pun disesuaikan dengan kebutuhan ummat Islam , sebagai golongan mayoritas dari pada pendu
duknya. Sebagai fakta, sistim pemerintahan yang dipengaruhi agama Islam dimasa sebelum penyerahan Irian
Jaya kepangkuan Republik Indonesia pada tahun 1962. Di Pulau Misool disamping Jojau (Kepala Kampung)
dan pembantu -pembantunya (Marinyo ) diangkat pula ” Hakim Syara" dengan beberapa anggota yang wewe
nangnya ditentukan untuk mengatur tata tertib kehidupan masyarakat yang bersendikan syariat Islam , de
ngan hukumnya meliputi seluruh daerah yang berada dalam kekuasaan Jojau .
Setiap Kampung ada Mesjidnya yang diurus oleh Hakim Syara' terdiri dari Imam Khotib ,Modin dan
Marbot (penjaga Mesjid ).
Para Hakim Syara' inilah yang diserahimengurus dan mengatur hal-hal yang bersangkutan dengan per
kawinan , kematian , memimpin sembahyang berjamaah dan lain lain upacara seperti do 'a selamat (do' a sela
matan ) yagn diadakan penduduk , Dengan demikian inimaka Jojau (Kepala Kampung ) dan Imam selaku ke
tua Hakim Syara' adalah merupakan " dwitunggalnya" Kampung yang mengurus dan mengatur pemerintahan
dan seluruh tata tertib yang menyangkut kehidupan rakyat sekampung. Karenanyalah maka tidak menghe
rankan kalau hukum adat dan hukum Islam berjalan bersama-sama dan saling isimengisi. Hal ini nampak se
kali dalam upacara -upacara perkawinan , upacara kematian dan lain -lainnya.
Jojau (Kepala Kampung) sendiri adalah juga termasuk penguasa ” Agama” yang dalam tata kerjanya,da
lam menyelesaikan sengketa-sengketa yang menyangkut nikah , talak dan ruju ', sengketa warisan dan lain -lain
yang menyangkut kehidupan beragama selalu diselesaikan oleh hakim Syara ' bersama Jojau . Demikian pula
dalam menentukan awal puasa (1 Ramadhan ) selalu diadakan perembukan bersama antara Jojau dan Hakim
Syara ' dan hasil dari penentuannya di sebar luaskan oleh "Marinyo " (pesuruh ) kepada seluruh lapisan pendu
duk .
Demikian gambaran yang menunjukkan bahwa pengaruh agama Islam sudah melembaga ditengah- tengah
masyarakat pulau Misool, sehingga dengan demikian Imam selaku ketua Hakim Syara ' dan Jojau adalah ke
dua tokoh yang sangat berpengaruh dalam masyarakat, hingga segala ucapannya merupakan pegangan yang
sangat sulit dirubah oleh siapapun juga.
Akibat dari kepercayaan masyarakat yang
pengdemikian kuatnya kepada kedua tokoh tsb ( Jojau dan Hakim
alaman-pengacara dipelopori olen sumon penjajah Belanda
Syara') , maka untuk mencegah terulangnya pengalaman -pengalaman pahit yang dialamipenjajah Belanda di
wilayah Indonesia lainnya, dimana gerakan anti penjajahan banyak dipelopori oleh tokoh-tokoh ummat Is
lam , maka tidaklah mengherankan kalaulah tokoh -tokoh tersebut dizaman pemerintahan penjajah Belanda
mendapatkan pengawasan ketat. Hal ini terbukti dengan seorang Ketua Hakim Syara ' diKampung Waigama
" bernama: Akhmad Bugis” sekitar tahun empat puluhan diancam oleh penjajah Belanda untuk tidak bergiat
bergiat mengajarkan ajaran Islam . Peringatan Maulud Nabi dan Isro ' Mi'roj termasuk Shalat Hari Raya selalu
dijaga ketat oleh penjajah Belanda.
Tindakan penjajah yang demikian inilah yang merupakan hambatan dan pengendorkan semangat me
nyebarkan agama Islam disertai tidak adanya tokoh -tokoh yang dapat berda-wah secara sungguh -sungguh se
telah meninggalnya tokoh -tokoh tua.
AGAMA KATOLIK DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA
Dengan keputusan tertanggal 11 Juli 1891 Pemerintah Pusat (Hindia Belanda) telah memberikan izin untuk
mewartakan Injil di Irian . Maka dalam tahun 1892 dibuat dua perjalanan ke Irian Jaya, daerah selatan oleh
Pater vd Heyden SJ dekat Kerauke. Dalam tahun 1894 Pater Cornelis Le Cocq d 'Armandvillemulai bekerja
di Kapaur dibantu oleh 2 bruder Jesuit dekat Fak -fak . Mereka mengajar anak -anak , membuka asrama dan
mempersiapkan daftar kata -kata bahasa daerah itu yang ditertibkan pada tahun 1903. Dipertengahan jalan
sedang meninjau pesisir pantai Beliau menemui ajalnya, mati lemas dimuka pantai Mimika, 27 Mei 1896 .
Dan di Fak -fak ketinggalan beberapa banyak orang yang dipermandikan . Lapangan kerja bagikaryawan Us
kup Jakarta adalah terlalu luas, maka dicari bantuan dari persekutuan lain . Perundingan dengan Pemerintah
Belanda meminta sangat banyak waktu (7 tahun) baru Roma dapat mengeluarkan keputusannya bahwawila
yah Maluku dan Irian Jaya dipisahkan dari Vikariat Jakarta dengan nama: Prefektur IRian Barat. Wilayah ter
sebut dipercayakan kepada MSC (Kongregasi Misionaris Hati Kudus) tgl. 22 Desember 1902.
Rombongan MSC yang pertama terdiri dari Prefek Dr. M . NeyensMSC dan Pastor H .Geurtjens OFM . Prefek
M . Neyens mengunjungi Irian Jaya: Merauke dan Fak - fak (1904 ). Di Merauke pemerintah telah membuka
tempatnya, 14 - 2 -1902 dan Asisten Residen Kroesen ingin mempercayakan daerah Selatan kepadamisionaris ,
demi perkembangan rakyat. Misi biasanya mengikuti pos- pos yang didirikan pemerintah. Hal ini mengun
tungkan kedua belah pihak : bagimisi karena daerah yang dituju sudah diamankan dulu , dan bagi pemerintah
karena misi memajukan rakyat setempat dengan mendidik mereka.
Pada tahun 1937 pater -pater Msc mendapat bantuan dari para imam dan bruder OFM , yangmenetap diMa
nokwari, kemudian membuka Satsi-satsi baru . Waktu para rohaniwan ditangkap dalam perang Dunia Kedua ,
Guru -guru awam meneruskan kehidupan Gerejani dibagian utara dan barat Irian Barat.
1902 Berdirinya Prefektur Apostolik Irian Jaya - Maluku dengan tempat kedudukan di Langgur di pulau
Kai Kecil .
1920 Prefektur Apostolik Irian Jaya -Malukumenjadi Vikariat Apostolik .
1949 Berdirinya Prefektur Apostolik Jayapura
1950 Berdirinya Vikariat Apostolik Merauke
1954 Prefektur Apostolik JayapuramenjadiVikariat Apostolik
1959 Berdirinya Prefektur Apostolik Manokwari
1966 Berdirinya Hirarkidi Irian Jaya yang merupakan satu Propinsi Gerejawi:
Keuskupan Agung Merauke, dan Keuskupan-keuskupan Jayapura dan Manokwari.
1969 BerdirinyaKeuskupan Agats.
SEKOLAH - SEKOLAH
Kristen yang ada di Irian Jaya
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
inimitri
S .T .K .
S .D . 519
S .L . T.P .
S. L. T.A .
Akademi/Perguru
an Tinggi
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pemuka-pemuka agama di Irian Jaya dapat disebutkan seperti pada daftar dibawah ini.
71
kian pula tradisi-tradisi lainnya boleh dikata sedikit demisedikit menghilang, karena generasimudanya sudah
tidak lagi mau mengikuti paham yang banyak menyimpang dari tuntunan Al Qur'an dan Sunnah Rasul.
Agama Islam semakin lama semakin dihayati oleh penduduk setempat. Mesjid -mesjid /mushola berdiri
dikerjakan secara gotong-royong. Namun yang masih disayangkan adalah tidak adanya tokoh -tokoh yang
tangguh seperti tokoh-tokoh tua , sehingga perkembangan agama Islam menjadi sangat lamban.
Pengaruh Agama Islam dalam Pemerintahan :
Setelah agama Islam dianut oleh sebagian besar penduduk Pulau Misool dan pengaruh pemerintahan
Sultan Tidore yang beragama Islam menjangkau pulau Misoolmaka tidaklah mengherankan bahwa sistim pe
merintahan pun disesuaikan dengan kebutuhan ummat Islam , sebagai golongan mayoritas dari pada pendu
duknya. Sebagai fakta, sistim pemerintahan yang dipengaruhiagama Islam dimasa sebelum penyerahan Irian
Jaya kepangkuan Republik Indonesia pada tahun 1962. Di Pulau Misooldisamping Jojau (Kepala Kampung)
dan pembantu-pembantunya (Marinyo ) diangkat pula ” Hakim Syara ” dengan beberapa anggota yang wewe
nangnya ditentukan untuk mengatur tata tertib kehidupan masyarakat yang bersendikan syariat Islam , de
ngan hukumnya meliputi seluruh daerah yang berada dalam kekuasaan Jojau .
Setiap Kampung ada Mesjidnya yang diurus oleh Hakim Syara' terdiri dari Imam Khotib ,Modin dan
Marbot (penjaga Mesjid ).
Para Hakim Syara' inilah yang diserahimengurus dan mengatur hal-hal yang bersangkutan dengan per
kawinan , kematian , memimpin sembahyang berjamaah dan lain lain upacara seperti do'a selamat (do 'a sela
matan ) yagn diadakan penduduk , Dengan demikian inimaka Jojau (Kepala Kampung) dan Imam selaku ke
tua Hakim Syara’ adalah merupakan " dwitunggalnya” Kampung yangmengurus dan mengatur pemerintahan
dan seluruh tata tertib yang menyangkut kehidupan rakyat sekampung. Karenanyalah maka tidak menghe
rankan kalau hukum adat dan hukum Islam berjalan bersama-sama dan saling isimengisi. Hal ini nampak se
kali dalam upacara-upacara perkawinan , upacara kematian dan lain -lainnya.
Jojau (Kepala Kampung) sendiri adalah juga termasuk penguasa ” Agama" yang dalam tata kerjanya, da
lam menyelesaikan sengketa-sengketa yang menyangkut nikah , talak dan ruju ', sengketa warisan dan lain -lain
yang menyangkut kehidupan beragama selalu diselesaikan oleh hakim Syara ' bersama Jojau. Demikian pula
dalam menentukan awal puasa (1 Ramadhan ) selalu diadakan perembukan bersama antara Jojau dan Hakim
Syara' dan hasil dari penentuannya di sebar luaskan oleh "Marinyo " (pesuruh )kepada seluruh lapisan pendu
duk .
Demikian gambaran yang menunjukkan bahwa pengaruh agama Islam sudah melembaga ditengah -tengah
masyarakat pulau Misool, sehingga dengan demikian Imam selaku ketua Hakim Syara ' dan Jojau adalah ke
dua tokoh yang sangat berpengaruh dalam masyarakat, hingga segala ucapannya merupakan pegangan yang
sangat sulit dirubah oleh siapapun juga.
Akibat dari kepercayaan masyarakat yang demikian kuatnya kepada kedua tokoh tsb ( Jojau dan Hakim
Syara'), maka untuk mencegah terulangnya pengalaman -pengalaman pahit yang dialamipenjajah Belanda di
wilayah Indonesia lainnya, dimana gerakan anti penjajahan banyak dipelopori oleh tokoh -tokoh ummat Is
lam , maka tidaklah mengherankan kalaulah tokoh -tokoh tersebut dizaman pemerintahan penjajah Belanda
mendapatkan pengawasan ketat. Hal ini terbukti dengan seorang Ketua Hakim Syara ' di Kampung Waigama
" bernama: Akhmad Bugis ” sekitar tahun empat puluhan diancam oleh penjajah Belanda untuk tidak bergiat
bergiat mengajarkan ajaran Islam . Peringatan Maulud Nabi dan Isro ' Mi'roj termasuk Shalat Hari Raya selalu
dijaga ketat oleh penjajah Belanda.
Tindakan penjajah yang demikian inilah yang merupakan hambatan dan pengendorkan semangat me
nyebarkan agama Islam disertai tidak adanya tokoh -tokoh yang dapat berda-wah secara sungguh-sungguh se
telah meninggalnya tokoh -tokoh tua.
BAB V
KEHIDUPAN KELUARGA
A . DEFINISI
Banyaknya suku dengan berbagai variasi budayanya , maka bermacam pula pola atau sistim kekeluarga
an atau kekerabatan dari suku-suku di Irian Jaya. Namun secara umum wujud kekeluargaan yang terkecil
adalah sama dengan sistim kekeluargaan didaerah lain , yaitu ayah ibu dan anak . Namun dalam kela
keluargaan yang lebih besar dari lingkungan kampung sampai kepada karet atau faem masing-masing suku
mempunyai sistim yang berbeda-beda.
B. SISTIM KEKERABATAN
1. Sistem kekerabatan pada Suku Mey Brat
Dalam masyarakat Mey Brat kelompok kekerabatan berdasar pada garis keturunan ayah (patrinial).
nai
Tetapi disamping itu setiap oang juga mempunyai sangkut paut dengan kaum kerabatnya dari pihak ibu
mengenai berbagia hal-hal tertentu. Namun kelompok -kelompok dalam garis keturunan ayah merupakan
kelompok penting dalam berbagai aktifitas kehidupan masyarakat, antara lain mengenai masalah waris.
Dalam masyarakat suku Mey Brat di daerah Ayamaru ada tiga macam kelompok kerabat:
1 . Bentuk kelompok kekerabatan yang terkecil, disebut keluarga batih yangmonogam .
2 . Persekutuan keluarga yang terikat oleh satu keret atau clan .
3 . Rumpun
ad. 1. Bentuk kekerabatan yang terkecil yang disebut Keluarga Batih yang monogam , terdiri dari ayah ibu
dan anak -anak kandung yang sering juga ditambah dengan anak-anak angkat. Umumnya satu keluarga
batih mendiami satu rumah , tetapi ada juga beberapa keluarga batih yangmengelompok bersama-sama
mendiami satu rumah besar. Gabungan keluarga batih serupa itu terjadikarena seorang ayah hidup ber
sama dengan anak -anak laki-lakibeserta keluarga batih mereka masing-masing atau karena beberapa sau
dara kandung ayah dengan segenap keluarganyamasing-masing tinggal dalam satu rumah tersebut. Suatu
keluarga batih merupakan suatu kesatuan kerja dalam hal usaha mencari pencaharian hidup, berladang /
berkebun , berburu , menangkap ikan mengambil sagu dll. hasil usaha bersama tadi dikonsumsi oleh ke
luarga itu juga .
Disamping kesatuan kerja dalam hal produksi, keluarga Batih mempunyai fungsi yang amat penting se
bagai pusat-pusat pengaruh dan pendidikan anak .
2 . Persekutuan keluarga yang terikat satu keret atau clan yang secara patrilinial. Kelompok kerabat inime
rupakan suatu kelompok kerabat yang luas terikat oleh garis-garis keturunan ayah dalam suatu keret
atau clan . Sebaliknya si wanita -wanita sering pula setelah menikah , membawa suaminya untuk menetap
didesanya hidup bersamamertua ibu dan ipar-ipar secara matrilokal.
3 . Rumpun .
Rumpun adalah hubungan kekerabatan yang tidak terbatas pada persekutuan keluarga batih maupun
persekutuan keluarga dari hubungan kekerabatan yang lebih luas. Sebagai contoh ,misalnya seorang ang
gota persekutuan keluarga dari clan A , mempunyai saudara sepupu di persekutuan keluarga B yang ting
gal di kampung lain , karena adik atau kakak perempuan ayahnya kawin dengan orang laki-laki dari per
sekutuan keluarga B dan selama itu tinggal menetap di kampung B . Kemudian anak perempuan dari
saudara sepupu dikampung B dari clan B , kawin dengan keluarga clan C dan seterusnya.
IIIIIIIIII
Istilah kekerabatan dalam bahasa suku Mey Brat yang membedakan laki-laki dan perempuan , misalnya antara
lain :
- Untuk saudara kandung wanita disebut TANO .
Untuk saudara kandung laki-laki disebut TAO .
Untuk Ayah disebut TAYA
Untuk ibu disebut TEME.
Untuk suamidisebut THAA .
Untuk istri disebut THEFAIN .
Untuk anak perempuan disebut TARE RE ANO atau KU AYO RO ANO .
Untuk anak laki-laki disebut TARE RO SEME atau KU AYO RO SEME .
Untuk paman ( saudara laki-laki ibu ) di sebut TAMU
Untuk bibi ( saudara perempuan sekandung ayah ) disebut TATI.
Untuk kemenakan laki-lakiatau perempuan disebut THOMO .
Untuk nenek disebut TATAT RO ANO , kakek disebut TATAT RO SEME.
Hubungan keluarga terdekat setelah ibu ayah dan anak yaitu hubungan kekerabatan . Kekerabatan ini
suatu hubungan yang banyak berkaitan dengan keluarga dan keturunannya seperti ayah , ibu , anak , cucu , pa
man , kakek , nenek , serta hubungan keluarga sedarah yang lain atau hubungan karena perkawinan , sekalipun
ada juga beberapa suku yang memasukkan orang lain menjadi anggota kerabat karena alasan -alasan tertentu.
Dibawah ini ditunjukan beberapa contoh dari sistim kekerabatan dari beberapa suku di Irian barat.
nikuba
go
a nikuba
nikuba nikuba nikuba
'
nitroda nyinyona nitroda nyinyona
–ọ ở 1 –9 đ đ $ $ 0 °
wageja wageja tela tela aka ege isia ahusia teta teta wageya wageya
ugla aharana
Dalam bahasa Samarokena prinsip umur maupun sex merupakan unsur penting dalam hal membedakan an
tara saudara -saudara sekandung, sehingga dengan demikian timbul empat istilah ; saudara laki-laki tua adalah
angka, saudara laki-lakimuda ugia ; saudara perempuan tua ahusia , saudara perempuan muda aharana.. Dalam
bahasa Samarokena anak dari saudara laki- laki dan perempuan ayah tersebut teta , anak dari saudara perem
puan ayah disebut wageya .
5, Sistim kekerabatan pada suku orang Biak Numfor.
Orang Biak Numfor ini tinggal di suatu gugusan pulau-pulau dibagian utara teluk Sairei yang disebut
Kepulauan Schouten . Diantara kepulauan sechouten itu adalah Biak , supioridan beberapa pulau -pulau kecil
yang terletak ditepikarang yang luas.
Kesatuan kerabat penduduk kepulauan Schouten adalah karet, yaitu kelompok kekerabatan yang ber
sifat patrilineal, yaitu yang memperhitungkan garis keluarga menurut garis keturunan laki-laki. Hubungan
kekerabatan dalam satu keret sangat akrab. Karena begitu eratnya seperti orang Biak misalnya lebih mera
sa menjadi anggota keret kemudian baru perseorangan . Begitu juga keintiman hubungan inidapat di tunjuk
kan pula sifat keintiman dari hubungan keluarga antara saudara laki-laki dan perempuan . Kebiasaan sauda
ra perempuan pada masa lalu mencampurmakanan mereka dengan darah saudara laki-laki yang disunat.
Saudara laki-laki ibu juga memainkan peranan yang penting dalam kehidupan anak -anak orang Biak .
Karena paman menjadi pemimpin dan pelaku upacara inisiasi, yang merupakan upacara yang sangat pen
ting dalam kehidupan orang , Biak . Dan yang layim menerima pusaka adalah anak laki-laki yang telah de
wasa . Jika tidak ada anak laki-laki, maka yang berhak mewarisi harta laki-laki yang meninggal adalah sau
dara laki-laki yang tertua. Yang diwariskan itu bukan hanya harta benda saja tapi juga istri dari yang me
ninggal. Sekiranya yang mendapat warisan itu telah kawin maka atau tidak mau mewarisi istri saudaranya,
maka wanita tersebut diberikan pada saudaranya laki-laki yang lain . Bila tidak ada saudara laki-lakimaka wa
nita itu diberikan pada napirin , (saudara sepupu ) pihak ayah. Dan perhubungan keret yang satu dengan la
innya sering dipererat dengan perkawinan keluarga antar keret yang berbeda. Pada beberapa keret sering
juga mengangkat anak dan dalam hal ini babap angkat berhak mewarisi pada anak angkatnya sama dengan
anak kandungnya . Bila anak itu perempuan maka bapak tersebut berhak menerima bagian terbesar dari mas
kawinnya .
Istilah kekerabatan .
Istilah kekerabatan bagi orang Nomfor untuk menyebut dirinya sendiri adalah ya atau aya artinya aku.
acam sebutan , tergantung umur dari saudara laki-laki tersebut. Yang tertua
76
dipanggil naikri atau naik beba, yang bungsu dengan panggilan kanik . Bagi saudara perempuan juga mempu
nyai tiga sebutan , yang sulung dipanggil sroar bien beba, yang lebih tua sroar bien, begitu juga untuk saudara
laki-laki yang lebih tua dengan panggilan naik befoandur. Saudara perempuan yang bungsu dengan panggilan
sroar kani bien . Kepada ibunya mereka memanggil snari atau inbaniori, kepada bapak dadi atau mamiatau
ma atau kamari. Untuk paman ada istilah mambebai dan kaka. Ada istilah nangguni yang dipakai untuk me
nyebut saudara laki-laki atau perempuan ibu atau ayah yang lebih muda. Anak laki-laki perempuan saudara
ibu atau ayah semuanya disebut napir ( im ). Nenek laki-lakidari pihak ayah atau ibu dengan panggilan kpuri.
Istilah untuk istri adalah insos, anak laki-laki disebut rumgun , sedang anak perempuan disebut nai, Jika mas
masih kecil (gadis) disebut inguboor.menantu laki-laki dipanggil niori dan menantu perempuan dengan pang
gilan nabien , Anak dari anak laki-lakidisebut / dipanggil pur, cucu yang lain disebut kpu , kpuri, kbumi,. Jadi
untuk saudara-saudara sekandung dibedakan kelamin dan umur.
PoPo o os
napir n apir napis napir naikriya insas Sroar napir napir napir napir
ingubeer niar
nabien ruagun
91 ! Jo
kpu kpu pku pku
X Hubungan keluarga terdekat setelah ibu ayah dan anak yaitu hubungan kekerabatan . Kekerabatan ini suatu
hubungan yang banyak berkaitan dengan keluarga dan keturunannya seperti ayah, ibu , anak , cucu , paman ,
kakek , nenek , serta hubungan keluarga sedarah yang lain atau hubungan karena perkawinan, sekalipun ada
juga beberapa suku yang memasukkan orang lain menjadi anggota kerabat karena alasan-alasan tertentu .
Dibawah ini ditunjukkan beberapa contoh dari sistim kekerabatan dari beberapa suku di Irian Barat.
BAB VI
ORGANISASI SOSIAL
A. Struktur Sosial Pedesaan
Struktur rumah tangga keluarga pada masyarakat asli di Irian Jaya mempunyai pola umum yang
sama seperti suku-suku lain di daerah diluar Irian Jaya, yaitu adanya ayah ibu dan anak. Namun karena
banyaknya suku di Irian Jaya masing-masing anggota suku inimempunyai tatacara yang berbeda-beda
maka dalam tugas dan tanggung jawab dari anggota keluarga dari masing-masing suku satu sama lain
kadang-kadang berbeda. Di bawah ini diambil contoh sistem dan tanggung jawab dari anggota keluarga.
Pada suku Amungme di kabupaten Fak -fak dan suku Dani di kabupaten Jaya Wijaya pengadaan kayu
bakar untuk keperluan rumah tangga keluarga adalah pekerjaan yang mutlak dilakukan oleh kaum pria .
Bagi suku Dani dalam mereka membuat rumah , kerangka dari rumah tersebut dikerjakan oleh
suami, sedang pemasangan atapnya dilakukan oleh istri dan dibantu oleh anak -anak mereka yang telah
dewasa . Begitu juga pada kaum pria suku Nimboran , mereka berpendapat bahwa kehidupan itu merupa
kan tanggung jawab kaum pria . Oleh karena itu segala pekerjaan adalah menjadi tugas kaum pria . Se
baliknya seperti pada suku- suku lain banyak pekerjaan berat dilakukan oleh kaum wanita. Seperti anta
ra lain :
Pada suku Sentani di kabupaten Jayapura mencari ikan merupakan pekerjaan mutlak kaum wanita ,
begitu juga pekerjaan memangkur sagu yang pada suku yang lain dilakukan oleh kaum pria , tetapi pada
suku Tobati dan Sentani dilakukan oleh kaum wanita .
Anak -anak , bagi keluarga suku Dani misalnya, tugas mereka sehari-hari menjaga ternak milik
rumah tangga keluarga. Tetapi pada waktu perang anak -anak tersebut dididik pula untuk mampu mem
bela diri dan menyelamatkan diri. Pada waktu perang anak -anak dikerahkan walaupun tidak untuk ber
perang tetapi bertugas untuk mengumpulkan anak panah darimusuh yang akan dijadikan senjata untuk
melawan musuhnya kembali.
B . Kepemimpinan :
Karena di Irian Jaya terdiri dari banyak suku maka sistim kepemimpinannyapun bermacam
macam pula , dan sayangnya belum semua suku dapat terjangkau oleh karenanya disini hanya disebut
kan dari beberapa sistim kepemimpinan dari suku- suku yang dapat diungkapkan.
1. Kepemimpinan Suku Mey Brat didaerah Ayamaru .
Bari Suku Mey Brat yang menjadi pimpinan mereka adalah orang kaya,dan merupakan orang yang
terpandang dikalangan sukunya. Dia mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang-orang
yang dipimpin , dan orang yang dipimpinnya itu dengan kemauan sendiri, percaya dan mempunyai
loyalitas untuk berbuat sesuatu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan bersama.
Pimpinan yang tertinggi dikalangan suku Mey Brat disebut BOBOT. Sedang yang menjadi pengikut
keluarga-keluarga dari berbagai keret (Faam ). Sedang pembantu -pembantu yang langsung dibawah
Bobot adalah kepala -kepala Keret . Jalinan hubungan antara Bobot sebagai pimpinana dengan
para pemantu serta pengikut-pengikutnya didasarkan pada nilai-nilai tradisi. Oleh para pengikut
nya Bobot ini adalah merupakan warisan Nenek yang merupakan keturunan seorang bangsawan .
2. Kepemimpinan Suku Waropen .
Suku ini tinggal didaerah yang membentang dari timur dekat Memberamo, ke barat sampai desa
Wapoga yang terletak pada batas antara Kabupaten Waropen dan Kabupaten Panisi.
Dalam sistim kepemimpinan suku Waropen hanya mengenal sistim satu kepemimpinan tanpa
unsur-unsur pimpinan yang lain .
Seorang pimpinan dalam kehidupan suku Waropen disebut SERABAWA.
Seorang pimpinan dari Clan (Da), dimana dia bertanggung jawab dalam hal adat istiadat dan ke
hidupan didalam kampung. Dalam memilih Serabawa ini harus menurut kriteria -kriteria yang
telah ditetapkan . Seorang yang dicalonkan sebagai seorang Serabawa harus memenuhi syarat:
1 . Harus berwibawa dan mempunyai pengaruh terhadap masyarakat dimana dia hidup / tinggal.
2. Harus berpengalaman , Tua/Senior dalam hal memimpin dan juga usianya.
3 . Pernah mempunyai pengalaman dalam memimpin suatu kegiatan tertentu ; perang, perjalanan
yang jauh ke daerah lain .
4 . Keturunan.
Kepemimpinan Suku DANI.
Suku ini bertempat tinggal di daerah Lembah Balim , Tion , Bokondini, Karubaga (lembah Hitam ),
Mulia , Ilaga dan Beoga.
Didalam masyarakat Danimengenal banyak pimpinan yang masing-masing mempunyai tugas yang
berbeda-beda, baik mengenai soal pemerintahan, soal-soal keagamaan /kepercayaan , pimpinan pe
rang, upacara-upacara adat dsb . Disini dapat disebutkan nama-nama dari pimpinan - pimpinan ter
sebut beserta tugas-tugasmereka: .
1 . Kain Kokmake : Nama dari kepala Suku yang sekaligus sebagai kepala perang. Tugasnya
mengatur pemerintahan dan mengatur siasat perang.
2. KAIN : Namakepala yang mengatur dan mengurusi clan /Karet.
3. KAIN TEK : Kepala kampung yang tugasnya mengatur dan mengurusi kepentingan
kepentingan kampung.
4 . WASAGON : Dukun /Mon yang mempunyai kekuatan gaib untuk mengetahui kemung
kinan-kemungkinan yang akan terjadi dan yang bakal menimpa kehidupan
masyarakat.
Dukun ini berkedudukan pula sebagai penasehat bagi kepala perang dalam
mengatur siasat dan menghadapimusuhnya dalam peperangan .
4 . Kepemimpinan suku Amungme :
Suku ini mendiami di lembah -lembah pegunungan salju . Masyarakat Amungme tidak mengenal
kepala suku , kepala perang/Adat yang turun temurun. Yang ada hanyalah seseorang yang hidup
gkungan keret-keret yang mampu mengatur, berwibawa, jujur, disamping kemampuan
fisik (perkasa didalam peperangan ), banyak kebun dan babi, maka dialah yang ditunjuk sebagai
pemimpinnya. Namun didalam masyarakatnya mereka mengenal tokoh -tokoh yang disebut:
- Tuan adat/Nagawan
– Tokoh yang ditunjuk sebagai pemimpin Nagawan
- Alokwan yaitu seseorang sebagai penasihat Nagawan dan seluruh masyarakat.
Jong, yaitu seorang wanita yang mempunyai kekuatan gaib , yang dapat membunuh seseorang
bila dia menghendaki.
5 . Kepemimpinan suku Ekari
Suku ini disebut juga suku Kapauku, dan mendiamikabupaten Paniai.
Ekari tidak mengenal pemimpin dalam arti yang sebenarnya dan tidak ada seorang pemimpin
yang berkuasa atas seluruh suku atau sebagian besar dari suku. Dalam kehidupan suku Ekari ada
sejumlah orang-orang yang dalam kesatuan yang kecil-kecil sebagai pimpinannya yang disebut
TONAWI. Orang-orang ini mempunyai ciri-ciri :
- Kaya akan babidan banyak memberi kredit pada orang lain .
- Pintar berbicara
80
– Murah hati
- Sehat dan cakap (berwajah tampan )
- Mempunyai pengetahuan yang luas
- Mempunyai ambisi
– Diterima oleh kelompoknya, karena dipilih diantara beberapa calon .
Seorang TONAWIyang baik harusmempunyai ciri-ciri seperti tersebut diatas.
Kepemimpinan suku Nimboran
Masyarakat Nimboran terdiri atas sejumlah besar keret -keret (clan ), yang disebut tang. Dan biasa
nya tang ini terdiri atas rumah tangga-rumah tangga keluarga sekitar 30 s/d 50 orang.
RTK yang tidak lebih dari 30 s/ d 50 orang. Kepala Keret ialah ERAM . Dalam menjalankan ke
kuasaan terhadap keretnya ERAM didampingi oleh seorang pembantu yang disebut TEKAI. Ja
batan Eram dan Tekai adalah jabatan turun- temurun.
Idealnya adalah bahwa jabatan Eram dipangku oleh putra-putra sulung sejak Eram pertama. Eram
adalah satu -satunya pemimpin dari keretnya dengan menggunakan Tekai. Walaupun eram adalah
kepala yang dikenal/diakui orang-orangnya, dan merupakan orang pertama dalam tang, dalam ke
nyataannya ia menjauhkan diri dari orang-orangnya. Jurang pemisah ini hanya dijembatani oleh
tekai. Yang penting bagi Eram adalah dipertahankannya posisinya baik kedalam maupun keluar.
Bila posisinya digoyahkan maka ia segera bertindak dengan perantaraan tekai. Apabila Eram me
ninggal maka ia diganti oleh puteranya yang tertua atau kalau tidak ada oleh adik lakidari Eram .
Adik tersebut karena bukan putera dari Eram yang meninggal maka ia mendapat posisi dekening.
Karena terlampau banyak tuntutan - tuntutan yang bersangkutan dengan organisasi penobatan ,
kadang-kadang bertahun-tahun lamanya'barulah dekening menjadi eram . Kecuali 2 orang pemim
pin tersebut (eram dan tekai) ada lagi figur ketiga dalam kepemimpinan , yaitu : Eram -be-pro ,
palnglima perang dari keret. Berperang adalah satu kegiatan yang tidak diingini oleh Eram . Bila
keret terpaksa harus ikut mengambil bagian dalam perang maka Eram selalu menolak dan me
nasehati agar anggota-anggota keret tidak ikut berperang. Eram -be-pro dipilih diantara orang
orang yang berpengalaman perang. Selain data-data pemerintahan tradisionil tersebut diatas,
sumber lain . . . . . . . . . . ) mengemukakan tentang susunan kepemimpinan suku Nimboran sebagai
berikut :
1 . Eram , Kepala Kampung
2 . Takai, Wakil Eram
3 . Doenenskinwou ,Kepala keret
4 . Hamunggulelouk , pemegang harga pemerintahan kampung
5 . Blunangklu , tukang obat -obatan
6 . Promeiwohlu , kepala perang
7 . Hluwaji, penasehat hukum adat
8 . Hrum , pesuruh .
Rakyat yang diperintah /diayomidisebut : uwedendamhlu .
7. Suku Jagai(Kabupaten Merauke)
Kepala perang merupakan pimpinannya, namun ia bukan mempunyai suara yang dominan dalam
perang. Ia adalah orang kuat/berkuasa juga dalam kehidupan sehari-hari. Apabila ada kesalah
fahaman yang dapatmerugikan dalam perang maka Kepala Perang tersebutlah yangmenentukan .
Suatu bentuk kekuasaan yang lebih tinggi tidak ada .
Disamping Kepala -Kepala Perang Jaqai telah mengenal dari dulu , pembawaan-pembawaan tertentu
yang membuat seseorang berhak menjaga agar sesamanya melaksanakan kewajiban -kewajibannya.
Mereka itulah yang tahu dalam hal memberi nasihat dapat merumuskan masalah -masalah kesusila
an dan kebiasaan -kebiasaan untuk diapkai. Mereka ini disebut Aking-rade, kepala perang disebut
kade-poqoi.
Selain Rade-poqoidan Akiaq -rade adalah " tuan tanah ” .
8 . Suku Auwyu (Kabupaten Merauke)
Struktur sosial suku Auwyu hampir sama dengan suku Jaqai, walaupun ada suatu perbedaan
penting.
Kepala perang bertugas menyelesaikan pertengkaran -pertengkaran intern dan mempertahankan /
melindungi kelompoknya dari serangan-serangan musuh yang dilacarkan oleh suku Jaqai dan suku
Marind . Ia hanya tampil kedepan bila kepentingan kelompok menghendaki/menuntut. Suku
Auwyu hidup dalam keluarga-keluarga dan dapat mempunyai seorang pemimpin diataskehidupan
berkeluarga itu bila ada bahaya yang akan mengancam . Bila ancaman perang itu reda /hilang,
maka kebutuhan akan seorang pemimpin umum juga hilang.
Ada juga orang-orang dikampung yang kadang-kadang dapatmemberikan nasihat (akia ).
9. Suku Asmat (Kabupaten Merauke)
Untuk menjadipemimpin yang penting harus ada faktor yangmendukung hal itu ialah :
a . jumlah anggota-anggota kelompoknya lebih banyak dari kelompok -kelompok lain dalam kam
pung.
b . Ia memiliki relasi-relasi penting :
– keluarga sedarah
sanak saudara (dari 7 isterinya) yang masih hidup , beberapa diantaranya, berasal dari kam
pung-kampung lain /asing dan beberapa perkawinannya itu ada yang pernah atau sekarang de
ngan Janda dari sanak saudaranya atau kawin dengan janda dari kawan-kawan papisi, dan re
laties melalui perkawinan dari anak -anaknya. (papijs = vrouwen ruil tussen vrienden voor
een nacht).
84
.1LAMPIRAN
PETA
SUKU
DI
PEDA
BESARLAMAN
JAYAWIJAYA
:LEGENDA S
1. UKU
DANI
S2. UKU
EKARI Kokonao
S
.3 UKU
AMUNGME
S
4. UKU
MONI
S5. UKU U
.Sutwbue
JALI
)(M EK
S6. UKU
SIBILANIM
)(O K
D.Suigul
SOSIAL
/O
B RGANISAS
ADAN
YAYASAN
NAMA
DAFTA RI
86
TER
TELAH
YANG
JAYA
IRIAN
PROPINSI
DI
BERLOKASI
YANG
PROPIN
SOSIAL
DEPARTEMEN
WILAYAH
KANTOR
PADA
DAFTAR
.
JAKARTA
SOSIAL
DEPARTEMEN
DAN
JAYA
IRIAN
SI
Nomor /Badan
Yayasan
Nama
Sosial Alamat berdiri
tanggal organi
Status Nomor
pendaftaran Kegiatan
/pu
cabang
sași
sat
1. Jaya
Irian
Harapan
Nusa
Yayasan Y22
.1Jln
Tlp
Sudarso
os 7April
1976 Pusat YP8SSM
/7673 -kegiatan
pendidikan
bidang
dalam
Manokwari Manokwari YP8SSM
/7496 -Bidang
masyarakat
kesehatan
.-Bidang
keagamaan
2. Agustus
Sosial
Yayasan .AYani
Jln
Keuskupan Pusat
1977
Januari
10 P978
/1494
SSM -Bidang
keagamaan
di
Sorong -Panti
anak
asrama
dan
asuhan
.
pedalaman
3. .Raya
Jln
SOSKA
Gedung
Merauke
Siswa
Bea
Sosial
asan
Yay Pusat
1965
Nopember PSSM
/V7B03
7S -Kegiatan
pendidilan
membantu
.
Merauke putra
kepada
siswa
bea
terutama
.
Jaya
Irian
daerah
4. Injil
Perkabaran
Yayasan S4erui
.1Jln
No
IX
Dok 5Juli
1972 Pusat YPSSM
/1495
978 +Bidang
pendidik
dan
keagamaan
.
Jayapura .
an
5. Kresten
Pendidikan
Yayasan .Argapura
Jln
28
pos
Kotak 8Maret
1962 Pusat YP978
/1497
SSM seluruh
pendidikan
bdi
- idang
.
Jayapura (Sampai
Jaya
Irian
Pe
kedaerah
).
dalaman
6. /Badan
Yayasan
Keuskupan
sosial .Kesehatan
Jln
Jayapura .–1132965 Cabang PSSSM
/7B06
9 .
keagamaan
bidang
Kegiatan
.Suffragan
Jayapura
7. :
Wirawan
Dharma
Yayasan .Percetakan 1979
Jln
Jayapura 1Juli Cabang P9SSM
08
/7B S Bidang
Kesehatan
Pendidikan
Bidang
pemakaman
Bidang
8. Fransiskus
Sosial
Yayasan Kesehatan
.6Jln
No 7Juli
1979 Pusat P9SSM
09
/7B S -Pendidikan
dan
Formal
non
Jayapura .
rakyat
pertanian
idang
.-bkeagamaan
9. Miarsauwj
Sosial
Yayasan Batu
.6Jln
No
Karang 6Maret
1976 Cabang P9SSSM
/7B10 bea
terutama
pendidikan
Bidang
siswa
Irian
daerah
putra
kepda
.
Jaya
BAB VII
STRUKTUR PEMERINTAHAN
Sebagai Propinsi yang masih digolongkan sebagai Propinsi baru , maka sistim pemerintahan Propinsi
Irian Jaya mengalamimasa transisi/peralihan , dari sistim yang dipakai oleh Pemerintah Belanda menjadi sis
tim pemerintahan yang berlaku di Indonesia. Masa penataan pemerintahan seperti pada daerah Indonesia
lainnya ternyata memerlukan waktu yang cukup lama.
A. POLA PEMERINTAHAN PADA JAMAN BELANDA
Irian Barat pada waktu itu merupakan daerah jajahan /koloni Belanda dengan nama Nederlands Nieuw
Guinea , dengan kepala pemerintahan dipegang oleh seorang Gouvernour. Selanjutnya daerah ini diperintah
dengan struktur pemerintahan seperti skema dibawah ini :
Gouvernour
Afdeeling
(Residaent)
Exploratie Ressort
Onderafdeeling
(Hoofd van Plaatselijk Bestuur)
District
(Districtshoofd )
Pada waktu itu di Irian Barat ada 6 afdeeling masing-masing :
- Hollandia dengan ibukota Hollandia
- Gelvinkbaai dengan ibukota Biak
- West Nieuw Guinea dengan ibukota Manokwari
- Fak -Fak dengan ibukota Fak -Fak
- Zuid Nieuw Guinea dengan ibukota Merauke
- CentraalBergland dengan ibukota sementara Hollandia
Sedang jumlah onderafdeeling ada 23 dan district ada 65 buah . Dalam pada itu ada wilayah -wilayah yang
belum masuk dalam kekuasaan nyata dari pemerintah , maka oleh pemerintah Belanda dinamakan ” Ex
plitatie Ressorten ” yang jumlahnya ada 5 buah kesemuanya berada didaerah Centraal Bergland .
Kantor Gubernur Irian Jaya
88
Pada waktu pemerintahan UNTEA , susunan pemerintah tidak mengalamiperubahan , hanya istilahnya
berubah menjadi istilah yang memakai bahasa Inggris yaitu :
- Gouvernoer = Administrator
- Afdeeling = Division
- Onderafdeeling = Sub -Division
- District = District
Sejak tanggal 1 Mei 1963, pemerintahan dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia, maka susunan pe
merintahan untuk sementara tidak mengalami perubahan , hanya namanya saja yang mengalami penye
suaian , yaitu :
- Administrator = Gubernur Kepala Daerah
- Division = Residen
- Sub -Division = Kepala Pemerintahan Setempat (KPS )
– District = Distrik
Disamping itu wilayah yang oleh pemerintah Belanda disebut Exploratie Ressorten dijadikan Daerah
Kepala Pemerintahan Setempat (KPS ) yang semuanya dimasukkan kedalam Karesidenan Pegunungan Tengah
sesuai dengan Surat Gubernur Kepala Daerah Propinsi Irian Barat tanggal 15 Agustus 1963 No . 45 G / IB /
1963.
Dalam perkembangan selanjutnya maka Karesidenan dihapuskan dan diganti dengan Kabupaten , dan ke
mudian dalam rangka penyesuaian dengan struktur administrasi pemerintahan diluar daerah Irian Jaya,
maka Kepala Pemerintahan Setempat (KPS) kemudian bersama dengan distrik diganti dengan kecamatan .
Disamping itu pada saat yang sama pula mulai dibentuk desa Administratif. Dalam hal ini beberapa Kepala
Pemerintahan Setempat menjadi Kecamatan , atau beberapa Distrik dijadikan menjadi satu Kecamatan . Se
dang dalam pembentukan desa administratif, beberapa kampung menjadi desa administratif.
Sebelum terbentuknya Kepala Desa Administratif dengan Kepala Desa yang dipilih seperti sekarang,
dibentuklah pemerintahan sementara yang bernama Korano yang juga bertugas sebagai penghubung
antara masyarakat dengan Pemerintah . Korano ini kemudian dihapus setelah terbentuknya Desa Administra
tif yang dipimpin oleh Kepala Desa .
' Disamping itu dibeberapa tempat terdapat sistim pemerintahan adat yang sudah berlaku secara turun
temurun .Kebanyakan sistim pemerintahan adat terdapat diKab . Jayapura.
Pemerintahan adat disini tidak menjalankan pemerintahan Administratif, tetapi hanya pada bidang adat
istiadat yang meliputi pemilikan tanah , upacara-upacara dan perang suku. Oleh karena itu Kepala Peme
rintahan Adat itu mirip dengan Kepala Suku, dan daerah kekuasaannya meliputi wilayah kampung yang
penduduknya terdiri dari sesuatu suku yang terdiri dari beberapa clan. Didaerah Jayapura Kepala Peme
rintahan adat ini disebut Ondoafi. Ditempat lain sistim pemerintahan adat semacam ini tidak begitu nampak ,
dan umumnya yang ada hanyalah Kepala Suku yang dipilih diantara penduduk suku didaerah tersebut yang
berwibawa dan terkuat, jadibukan berdasarkan keturunan .
B. PEMBAGIAN ADMINISTRATIF
Pembagian Administratif daerah Propinsi Irian Jaya terdiri dari 9 Kabupaten , 116 Kecamatan , dan 892
Desa yang perinciannya adalah sebagai berikut :
b.Ka
T
C END
!- el
SANERA
Ma
nok
wari WA WA
I SIH
Sorong M W ARD LA
FI
PACUT
SIAN
.
Kab
M A N O K Biak
a Kab
S
.1 ORONG
M ANOKWANI
ain
.YAPEN
Kab
Serut
WAROPEN Kabupaten
JAYAP URA
Ja
apyura
Fak
F
- ak
Nabire
P
.baK A
NI
AI
Wamena
J
.Kab
AYA
WIJAYA
Kab UF
F AK
- AK
A
BAND
LAUT
A UT
LARA
FUR U
IRIA
PETAN
JAYA b.ME
Ka
KE
RAU
SKAL
.3
0 560 A
:1 00
Merauke
TABEL B. 1.
JUMLAH KABUPATEN , KECAMATAN DAN DESA
DAERAH PROPINSI IRIAN JAYA TAHUN 1978
Manokwari Manokwari
Terbentuknya desa dengan sistim penggabungan kampung-kampung menjadidesa , pada umumnya mem
punyai masalah yaitu kampung-kampung yang tidak mau bersatu karena latar belakang sejarahnya yang di
sebabkan adanya pertentangan antar suku .
Dari 892 desa , batas administrasi dan luasnya belum jelas, karena masih dapat dilola dan diadministrasikan .
Didalam pengembangan desa didaerah Propinsi Irian Jaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Desa
Swadaya 93, 1 % , Desa Swakarya 6 , 5 % dan Desa Swasembada 0 , 4 % .
C. MASYARAKATDESA
Sejak Pemerintah Belanda secara resmimemproklamirkan wilayah Irian Jaya sebagai milik Belanda pada
tgl. 24 Agustus 1828 (kecuali bagian -bagian tertentu dari wilayah ini yang dimiliki Sultan Tidore) maka
mulai saat itu dan selanjutnya kekuasaan Belanda atas wilayah ini secara intensif dilaksanakan .
Pemerintahan tradisional pada kampung-kampung secara berangsur-angsur diganti dengan struktur
pemerintahan kampung yang diingini oleh Belanda. Kepemimpinan kampung yang oleh Belanda dianggap
informil kemudian diformilkan dengan jalan pengangkatan kepala -kepala kampung dengan surat keputusan
Pemerintah . Dalam hal ini jabatan -jabatan penting dalam pemerintahan tradisional dikurangi menjadi dua
saja, dan yang dua itu pun memangku jabatan yang ditentukan oleh Belanda pula . Dengan demikian peme
rintahan kampung buatan Belanda susunannya adalah sebagaimana dikemukakan oleh Dr. W .K . H .F . DE
BRUYIN pada thn . 1935 di Sorong, yaitu sama dengan pemerintahan kampung Keret Sonad dan Keret
Yahnam . Adapun susunannya adalah terdiri dari 1 ( satu ) orang Kepala Kampung (diangkat dengan aanstel
lingbrief HPB Sorong) , diberikan sepasang pakaian dinas dan sebuah bendera Belanda. Kemudian 1 (satu )
orang wakil Kepala Kampung. Susunan dengan dwi fungsionaris tersebut ternyata berlaku dimana-mana
diseluruh Irian Jaya.
Dalam prakteknya pemerintah Belanda menginsyafi bahwa Kepala Kampung dan Wakilnya tidak akan
berhasil sepenuhnya bila tidak didukung oleh bekas-bekas anggauta pemerintahan tradisional yang te
dilikwidir itu . Sehubungan dengan itu maka dibeberapa tempat pemerintah Belanda masih mengakui eksis
tensiKepala-kepala Adat yang dapat didengar pertimbangannya bila sewaktu -waktu diperlukan .
Dengan demikian maka dikabupaten Jayapura misalnya disamping Kepala Kampung yang disebut Ko
91
rano sebagai wakil yang resmi dari pemerintah Belanda, juga terdapat Kepala Adat yang disebut Ondoafi.
Selain itu Kepala Kampung yang diangkat pertama kali dalam suatu kampung sering pula diangkat dari anak
sulung seorang Kepala kampung pada waktu yang lalu . Dengan demikian diharapkan rakyat tetap akan
menuruti perintah -perintah Belanda yang disalurkan melaluiKepala kampung yang baru tersebut.
Pada tahun 1950 Belanda telah menempuh suatu kebijaksanaan bahwa di Irian Jaya haru dibentuk
Dewan -dewan Daerah yang berfungsi memberikan nasehat kepada Pemerintah . Dengan dibentuknya Dewan
ini maka kepentingan daerah yang bersangkutan dapat diperhatikan. Selanjutnya tiap kampung yang telah
ada Dewannya itu diharapkan dapat memajukan kepentingan masyarakat kampung, jadi dengan kata lain
Dewan Kampung akan berfungsi sebagai pemerintah dalam kampung . Anggauta-anggauta Dewan pemerin
tahan kampung terdiri dari orang-orang yang dipilih oleh masyarakat kampung.
Hingga bulan Mei 1963 Belanda meninggalkan wilayah ini rencana Belanda tersebut belum direalisir
dan status kampung sebagaimana adanya diserahkan kepada Pemerintah R .I.
Setelah Irian Jaya dikembalikan Belanda pada tgl. 1 Mei 1963 dengan perantaraan PBB,maka dikeluar
kanlah Penetapan Presiden R .I. No . 1 Th . 1963 sebagai peraturan pokok pelaksanaan Pemerintahan di Irian
Jaya. Sejak itu aparatur Pemerintahan peninggalan Belanda tetap diikuti sejauh tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional. Namun demikian penyesuaian -penyesuaian telah diadakan , misalnya : Residensi
residensi dijadikan Kabupaten -kabupaten Administratif, yang kemudian dalam tahun 1969 berdasarkan
Undang-undang No . 12 Th. 1969 dibentuk menjadidaerah -daerah otonom .
Wilayah Kepala Pemerintahan setempat dan Distrik -distrik dihapu sdan diganti dengan kecamatan
kecamatan . Dan akhirnya dalam th . 1974 Pemerintah Daerah Propinsi Irian Jaya mulaidengan membentuk
desa -desa untuk menggantikan kampung-kampung yang telah ada sebelumnya .
Dengan demikian maka pemerintahan kampung warisan Belanda, sejak th . 1974 telah diganti dengan
pemerintahan desa sesuai dengan daerah -daerah Indonesia lainnya. Dengan Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Irian Jaya No . 21/GIJ /1974 tgl. 2 Pebruari 1974, yang kemudian diubah dengan Keputus
an Gubernur KDH Prop. Irian Jaya No. 178 /GIJ/ 1975 dimana untuk Irian Jaya akan dibentuk 892 desa
dengan susunan pemerintahan desa yang jauh lebih mantap daripada susunan pemerintahan kampung da
hulu .
Bagan struktur Organisasi Pemerintahan Desa adalah sbb :
Pesuruh Desa
- Kepala Desa : adalah alat pemerintah, pimpinan dan penanggung jawab pada Pemerintahan Desa . Ber
tanggung jawab kepada Bupati melalui camat. Mewakili desa didalam dan diluar pengadilan . Menyelesai
kan perselisihan yang terjadididesa sepanjang perselisihan tersebut bukan tindak pidana.
- Juru Tulis Desa : merupakan unsur pimpinan penyelenggaraan administrasi kegiatan pemerintahan desa
92
dan Badan Musyawarah Desa. Juru Tulis bertanggung jawab kepada Kepala Desa . Bila Kepala Desa ber
halangan Juru Tulis Desa menggantikan melaksanakan tugas-tugas Kepala Desa .
– Kepala Urusan Keamanan : merupakan unsur pembantu pimpinan dalam hal pengamanan perintah
perintah Kepala Desa , pembinaan Pertahanan Sipil dan Perlawanan Rakyat, melaksanakan tugas- tugas
kepolisian desa , mengawasi pelaksanaan ketentuan -ketentuan pemerintah yang berlaku dan lain -lain
tugas yang diberikan Kepala Desa dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa .
- Kepala Urusan Sosial Budaya : merupakan unsur pembantu pimpinan dalam hal pembinaan pendidikan
dan prasarananya, membina keagamaan /kerokhanian, mengembangkan kesenian rakyat, membina ke
budayaan dan benda-benda budaya setempat , mengusahakan bantuan -bantuan untuk : yatim piatu ,
penderita cacad, korban bencana alam dan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa. Bertanggung
Jawab kepada Kepala Desa .
– Kepala Urusan Ekonomi dan Pembangunan : Merupakan unsur pembantu Kepala Desa dalam bidang
ekonomi yangmeliputi pembinaan dan pengembangan koperasi desa, perikanan darat dan laut, peternakan
hewan dan unggas, pertanian rakyat dan tanaman eksport . Dibidang pembangunan merencanakan pem
bangunan prasarana fisik yang meliputi : pemerintahan , sosial dan ekonomi/perhubungan serta melaksana
kan tugas yang diberikan dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
Pesuruh Desa : sebagai pembantu staf pemerintahan Desa guna melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
oleh Kepala Desa maupun oleh staf Pemerintahan Desa. Pesuruh Desa bertanggung jawab kepada Kepala
Desa melalui Juru Tulis Desa .
- Badan Musyawarah Desa : Berfungsimemberikan nasehat-nasehat /pendapat dan saran kepada Kepala Desa
dalam mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan dengan kebijaksanaan Pemerintahan Desa .
Dari susunan aparat pemerintahan desa dengan tugas-tugas seperti tersebut diatas dapat dengan jelas
diketahui bahwa pemerintahan kampung gaya Belanda adalah sangat tidak cocok bagimasyarakatyang ingin
membangun dan maju . Aparat pemerintahan kampung hanya sebagai penerus perintah saja dari atas. Sedang
kan dengan susunan aparat pemerintahan desa dalam masa kemerdekaan ini adalah lebih tepat dan : ngguh
sungguh ada keikhlasan pemerintah R . I. untuk membangun masyarakat desa kearah masyarakat auil dan
makmur.
Selama desa belum mampu untuk membeayai diri sendiri maka desa tersebutmasih bersifat desa admi
nistratif, artinya masih diperlukan pembinaan dan pengembangan sebagai bantuan Pemerintah kepada desa
agar segera mencapai kedewasaannya.
Kepala Desa diangkat dan diberhentikan oleh Bupati Kepala Daerah atas usul Camat yang bersangkutan .
93
BAB VIII
ADAT ISTIADAT
Adat berasal dari kata 'adah (bhs. Arab ) yang berarti kebiasaan , sesuatu yang sering berulang (Ensiklo
pedia Indonesia , hal. 19) . Namun tegasnya adat istiadat adalah aturan-aturan tentang beberapa segi kehidup
an manusia yang tumbuh dari usaha orang dalam suatu daerah yang tertentu di Indonesia sebagaikelompok
sosial untuk mengatur tata-tertib tingkah laku anggota masyarakatnya. Di Indonesia aturan -aturan tentang
segi kehidupan manusia itu menjadi aturan hukum yang mengikat dan disebut Hukum Adat (Ensiklopedi
Umum , hal. 15 , Penerbit Yayasan Kanisius Yogyakarta ).
Sebagaimana diketahui bahwa di Irian Jaya terdapat lebih dari 200 suku bangsa dengan adat istiadat
dan bahasa yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu disini tidak semua adat istiadat
suku -suku yang berada di Irian Jaya kita paparkan semuanya, tetapi hanya beberapa adat istiadat dari suku
suku dibeberapa kabupaten di Irian Jaya , karenamengingat kurangnya data dan disamping itu belum ada pe
nelitian besar-besaran mengenai adat di Irian Jaya. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya dana dan tenaga.
Meskipun disini yang dipaparkan hanya adat istiadat dari beberapa suku , namun kiranya cukup representatip
untuk menggambarkan adat istiadat di Irian Jaya .
ADAT ISTIADAT
A . Perkawinan
1. Perkawinan Adat Suku Biak
Perkawinan dengan cara Peminangan adalah merupakan suatu cara yang sudah umum banyak diikuti.
Karena pelaksanaan perkawinan peminangan selalu berpatokan pada aturan adat yang dipegang teguh oleh
masyarakat setempat.
Pelaksanaan perkawinan yang sama seperti cara peminangan disebut Indadwer (pertukaran ).
Selain cara perkawinan yang tersebut di atas ada suatu cara lagi yang disebut Kawin Lari. Cara inibia
sanya dilakukan oleh seseorang yang beranimenanggung segala akibatnya, baik kepada Kepala ADat,masya
rakat dan keluarga pihak perempuan. Sebab kawin lari inikadang-kadang dapat menimbulkan hal-hal yang
tidak diinginkan misalnya perang suku.
Perlu diketahui bahwa perkawinan dalam satu keret (marga) tidak diperkenankan oleh adat.
a. Perkawinan Pinangan .
Dua tata cara perkawinan pinangan dalam adat suku Biak yaitu :
1). Sanepen
2 ) . Fakſuken
a . 1). Sanepen
Sanepen adalah perjodohan yang dijalinkan oleh orang tua anak perempuan sejak merekamasih kanak
kanak. Untuk memperoleh hubungan yang baik mun snon (pihak lelaki) memberik Fanfan kepada mun bin
95
(pihak perempuan ). Yang dimaksudkan fanfan dapat berupa makanan , ikan atau daging apa saja . Maksud
pemberian fanfan :
a ). Untuk mempererat tali perhubungan keluarga yang sudah terjalin .
b ). Merupakan suatu alat pengikat terhadap anak perempuan dalam pergaulan bebas.
Dengan demikian kesungguhan dalam tanggung jawab untuk menjaga anak dari mun bin dapat diperke
tat. Sebab kalau ternyata dikemudiaan hari anak perempuan ini sudah besar dan menyeleweng, atau tidak
mau dikawinkan dengan pemuda tersebut akan ada akibatnya. Sudah jelas mun snon akan menuntut mun bin
untuk membayar kembali segala fanfan yang pernah diberikan .
Bila gadis ini meninggal sebelum perkawinan dilaksanakan maka mun bin wajib memberikan adiknya
penggantinya. Kalau tidak mempunyai anak perempuan, maka sebagai penggantinya adalah seorang gadis da
lam keret itu . Perjodohan yang berjalan dengan baik tanpa terjadi sesuatu apapun sampai keduanya mencapai
dewasa , makamun snon segera berusaha mengumpulkan mas kawin untuk diberikan kepada mun bin .
a . 2 ). Fakfuken
Bila orang tuamencarikan jodoh untuk anaknya ketika anak itu berumur 15 tahun keatas,maka pinang
an ini disebut Fakfuken . Untuk maksud inimun snon datang ke rumah si gadis yang sudah dipilih dan meng
adakan fakfuken secara resmidengan orang tuanya. Sebagai tanda perkenalan pertamamun snon memberi
kan bahan kontak yang disebut Kakes berupa rokok , pinang, sirih dan kapur. Kakes ini dimakan bersama- sa
ma sementara itu mun snon mengutarakan isi hatinya.
Untuk hari pertama biasanya mun snon belum memperoleh jawaban yang pastidari mun bin . Sebab ini
masih perlu dipikirkan oleh mun bin untuk dirundingkan bersama dengan sanak saudaranya. Untuk memberi
kan jawaban yang pastimun bin menetapkan hari tertentu , supaya mereka kembali lagi.
Tepat pada hari yang sudah ditentukan , mun snon datang kembali kerumah mun bin . Bila mereka dija
mu dengan Kakes pertanda mun bin setuju dengan fakfuken itu. Mulai saat itu kedua anak itu dinyatakan
tunangan dengan resmi. Selanjutnya pun mun snon mengumpulkan harta untuk mas kawin .
b. Ararem (mas kawin ).
Satu -satunya mata uang asli yang dipergunakan pada jaman dahulu adalah Samfar (gelang kulit kerang).
Samfar ini ada tiga macam :
a ). Samfar Snonbor (gelang lelaki). Gelang inibesar ,kalau dipakai lewat siku kepangkal lengan .
b ). Samfar Bin (gelang perempuan ). Gelang ini agak kecil. Kalau dipakai di lengan hanya sampai
batas siku.
c ). Samfar Magor (gelang yang bermata ). Inimenyangkut samfar snonbor dan samfar bin , hanya di
ukir .
Karena orang-orang Biak banyak merantau kemana-mana ketempat lain , (ingat penduduk Biak sebagai
pandai besi dan perahu merupakan kebudayaan pada jamn itu ) maka perahu dapat digunakan sebagai maska
win kalau mun bin memintanya.
Dengan masuknya kebudayaan asing maka kedudukan samfar lama kelamaan tersingkir, sebab mereka
sudah mengenal benda-benda dari luar seperti:
1 ). Roibena (kain cina berwarna hitam ) .
2 ). More-more (tempayan )
3 ). Ben (porselin cina).
4 ). Sarak (gelang perak ).
Benda-benda inilah yang kemudian dijadikan sebagai harta dan dipergunakan untuk membayar mas
kawin sampai sekarang. Namun ada beberap benda yang semakin hari ditiadakan karena makin sulit untuk di
peroleh , yaitu misalnya roibena dan more-more. Sebab benda-benda tersebut akhir-akhir ini hanya
pindah dari tangan ketangan dalam perputaran perkawinan . Kadang-kadang benda ini ditawar agar diganti
inyang harganya sesuai. Sedang mengenai sarak banyak dikerjakan oleh penduduk sendiri.
Sarak yang dibuat dari perak lebih diksukai dari pada yang dibuar dari alumunium .
b . 1. Pembayaran Maskawin
Pembayaran maskawin baik Sanepen maupun Fakfuken biasanya diusahakan oleh keretnya. Dan pem
96
bayaran ini dapat dilakukan dengan tawar-menawar. Misalnya pihak perempuan meminta 150.barang, maka
pihak lelaki bisa menawar misalnya 100 barang. Seandainya tawaran ini disetujui, maka segera mengumpul
kan dan membayarnya.
Perinciannya adalah sebagaiberikut:
1 ). Roibena 5 buah
2 ). More-more 5 buah.
3) Sarak III 10 buah .
4) Ben : - Ben bepon 5 buah . - - Ben bepon
Ben resa -resa 20 buah .
- Ben ayermer 20 buah .
Ben faramasi 20 buah .
Ben afer 15 buah.
d .b ). Sasmer
Sasmer adalah seorang lelaki yang bertindak diluar norma-norma adat dalam melarikan gadis secara
paksa untuk dijadikan isteri. Hal ini terjadi kemungkinan karena:
97
1). Orang tua si gadis tidak setuju anaknya dikawinkan dengan pemuda itu .
2 ). Pemuda itu hanya menginginkan gadis tersebut, oleh karena itu dilarikannya.
Cara ini kadang-kadang dapat menimbulkan perang suku . Tetapi kalau tidak terjadi perang suku , maka
ia harusmembayar maskawin yang mahalkepada pihak si gadis.
2 . Perkawinan Adat DiKampung Wakde
Perkawinan diKampung Wakde biasanya diurus oleh Wawah (paman) dan orang tua menurutkeret yang
telah ditentukan . Misalnya keret A hanya boleh kawin dengan keret B atau keret C hanya boleh kawin de
ngan keret D . Begitu juga sebaliknya. Tetapi tidak diperbolehkan kawin dengan lain keret, seperti keret A ka
win dengan Keret C atau keret B kawin dengan keret D . Kalau sampai terjadi diluar ketentuan maka dianggap
melanggar adat.
Adapun sistim perkawinan perkawinan yangberlaku adalah seara patriarachat. Pihak lelaki yang memi
nang si gadis untuk dijadikan isterinya. Anak -anak yang telah menginjak masa dewasa mereka tidak diperke
nankan memilih kawan hidupnya sendiri.
Anak lelaki yang sudah menginjak masa dewasa , diberi pelajaran oleh orang tuanya mengenai cara- cara
hidup berkeluarga, cara menangkap ikan , berkebun , menokok sagu , berburu , mendirikan rumah , membuat
perahu dan sebagainya. Semua peralatan untuk keperluan tersebut telah disediakan oleh orang tuanya. Selain
itu anak selalu diawasi oleh orang tuanya jangan sampai ia bergaul dengan anak gadis.
Yang menentukan calon suamidan isteri anak -anaknya adalah wawah saudara laki-lakimereka. Apabila
wawah telah menemukan calon untuk anak laki-laki iparnya maka pergilah ia kerumah orang tua laki-lakiun
tuk berunding. Selama perundingan anak lelaki tidak boleh mengetahuinya. Baru setelah peminangan anak
laki-laki inimengetahui gadis mana yang akan dikawininya.
Sebelum Wawah berangkat kerumah si gadis untuk meminang, lebih dahulu ia harus menyiapkan pi
nang, sirih , kapur dan tembakau . Bahan yang dissiapkan ini semuanya harusbaru . Tembakaunya adalah tem
bakau warning.
Sesudah bahan tersedia berangkatlah Wawah ke rumah si gadis biasanya Wawah disambut dengan senang
hati dan dipersilahkan duduk . Sementara berbasa-basi Wawah mengeluarkan bahan-bahan yang dibawanya
meletakkan di atas meja. Lalu mempersilahkan orang tua gadis untuk makan bersama.
Ketika makan sirih pinang itu Wawah akan memperhatikan warna pinangnya. kalau warnanya merah
muda maka itu berarti bahwa maksudnya akan berhasil. Selesai makan orang tua sigadis menanyakan maksud
kedatangan Wawah kerumah .
Setelah selesai peminangan dan disetujui oleh pihak si gadis maka pulanglah Wawah kerumah orang tua
anak laki-laki untuk membicarakan hasil peminangan dan bersama-samamerekamerencanakan pengumpulan
maskawin .
Menurut adat, maskawin atau biasanya disebut " harta” harus diserahkan lebih dahulu sebelum pesta
perkawinan . Sebelum harta ini diserahkan kepada pihak si gadis, terlebih dahulu pihak laki-lakimengadakan
pesta makan besar-besaran . Selain itu keluarga laki-laki harus berburu binatang dan mengumpulkan hasil ke
bun yang kemudian diserahkan kepada keluarga si gadis. Kemudian barulah diadakan pesta kecil yang disebut
dengan ” Pesta Perkenalan ” . Pesta ini bermaksud untuk saling memperkenalkan kedua remaja yang akan ka
win ini. Pada saat inilah lelaki itu mengetahui calon isterinya dan si gadis tahu calon suaminya. .
Adapun benda-benda yang dipergunakan sebagai maskawin adalah benda-benda yang dibuat oleh pendu
duk sendiri dan bagimereka mempunyai nilai yang sangat tinggi dan mempunyai kekuatan gaib . Maskawin
yang diutamakan disini adalah gelang batu, gigi anjing ikat pinggang, gelangmanik -manik , kain yang ditenun,
dan hasil-hasil kebun .
Selesai pembayaran maskawin barulah diadakan pesta perkawinan . Pesta ini diselenggarakan secara se
derhana. Sering juga diiringi dengan tarian adat dan tarian. Pesta iniberlangsung dari sore sampai pagi.
3. Perkawinan Adat DiDesa Beney
Perkawinan di desa Beney biasanya dilakukan bukan karena atas dasar cinta dan suka sama sukamelain
kan secara paksa.
98
Apabila pihak si pemuda berani meminang seorang gadis, berarti si pemuda sanggup memberikan se
orang gadis kepadakeret calon isterinya. Cara inidisebut juga ” Kawin Tukar” artinya seorang pemuda kawin
dengan seorang gadis atas azas timbal balik , yaknibahwa sipemuda itu menyerahkan saudara perempuannya
kepada keluarga si gadis calon isterinya. Perempuan tersebut nantinya akan dikawinkan dengan keluarga atau
saudara laki-laki dari gadis yang dikawininya.
Sistim perkawinan inimengakibatkan :
a ). Pemuda-pemuda yang tidak mempunyai saudara perempuan tidak dapat kawin seumur hidup .
b ). Terdapatnya anak -anak wanita yang dikawinkan dibawah umur tiga belas tahun yang dikenal de
ngan istilah " Kawin Piara ” .
Boleh dibilang cara perkawinan ini lebih bersifat materialistis. Karena biasanya orang tua sigadis memi
lih calon suami anaknya yaitu melihat kemampuan membayar mas kawin yang tinggi,, disamping itu juga
yang mempunyai saudara perempuan .
Peminangan seorang gadis dilakukan oleh orang yang lebih tua dalam satu keret dan peminangan ini
dilakukan tanpa perkenalan lebih dahulu antara gadis danpemuda yang bersangkutan . Gadis yang boleh di
an adalah berumur 13 tahun keatas, sedang pemuda yang boleh kawin adalah yang
sudah berumur 17 - 18 tahun keatas. Ayah , Ibu dan terutama saudara laki-laki si gadis berhak memaksakan
pilihan calon suamibagi saudara wanitanya.
Bila pinangannya disetujui oleh pihak si gadis maka pada waktu itu juga diputuskan harga maskawinnya
yang sudah ditentukan dalam bentuk tumpukan setinggi lutut atau pada pria dewasa .
Benda-benda yang untuk membayar maskawin adalah berupa uang dan barang. Sebelum datang penga
ruh bangsa Barat yang dipakai sebagaimaskawin adalah manik -manik dan gelang kulit kerang. Tetapi setelah
datang pengaruh asing maka maskawinnya disamping benda-benda seperti tersebut di atas juga barang-barang
dari toko misalnya pisau , sarung, peralatan dapur seperti panci, kuali dan lain sebagainya.
Perkawinan adat pada suku Unurum bersifat Patriarchat, sehingga mas kwin dan biaya pesta ditanggung
oleh pihak lelaki. Jika mas kawin yang diminta pihak sigadis belum terpenuhi maka kelompok keret siap
membantunya. Karenamenurut mereka hal inimenyangkut nama baik keretnya.
Apabila maskawin yang diminta sudah terpenuhi barulah ditentukan hari penyerahannya dan sekaligus
digabungkan dengan upacara pernikahannya. Biasanya suku Unurum menyelenggarakan pesta perkawinan
diluar kampung . Tetapi apabila maskawinnya tidak cukup sesuai denan permintaannya , maka pengantar
pengantar pengantin puteri akan terus menuntut dan tidak bersedia duduk sebelum permintaannya terpenu
hi. Jika permintaan tetap tidak dipenuhimaka perkawinan digagalkan . Perlu diketahuibahwa dalam tuntut
an ini dilakukan secara terus terang, bahkan sering juga dilakukan secara gelap yaitu dengan menggunakan ca
ra magic.
Pesta perkawinan berlangsung tiga hari tiga malam . Jika pesta itu berlangsung kurang dari tiga harima
ka dikatakan sebagai orang miskin dan tidak berarti dalam kampung.
Setelah pesta pernikahan , para pengantar pengantin wanita bisa meninggalkan kampung dan pulang
kembali ke kampungnya masing-masing dengan membawabekal secukupnya.
4. Perkawinan Adat Suku Sentani
Di daerah Sentani jika ada orang tua mau mencari jodoh anaknya, ia harus pergi kekampung lain . Tiap
tiap fam mempunyai tempat-tempat perkawinan tertentu . Umpamanya fam Ohee harus pergi mencari ke
daerah Ayapo dengan fam Epa. Demikian pula fam Epa harusmencari ke kampung lain dengan lain fam pu
la . Anak yang sulung harus dikawinkan dengan yang sulung pula ini adalah sudah merupakan kebiasaan . Ti
dak diperbolehkan anak sulung kawin dengan anak kedua atau ketiga. Anak kedua (laki-laki) harus dikawin
kan dengan anak kedua (perempuan ) pula .
a. Peminangan
Anak yang masih dalam kandungan dapat juga dipinang , apabila diduga anak tersebut yang dalam kan
dungan itu perempuan . Seandainya betul-betul yang lahir bayi perempuan maka pihak peminang berhak
memberi nama dan akan menjadimiliknya.
99
Sejak anak ini lahir makanan selalu dikirim dari pihak laki-laki, Pihak laki-laki di Sentanidisebut do de
fi sedang pihak perempuan disebutmiya defi.
Ketika anak perempuan itu berusia sekitar 6 - 9 tahun diberikanlah ” Noko Kahi” (maskawin pertama).
Noko Kahiberupa haye (manik -manik kuning) .
Setelah anak perempuan itu berusia sekitar 10 - 13 tahun do defi mengadakan Pewoi doboni (pertu
nangan ) di mana do defi harusmemberikan 3 buah hawa masing-masing kepada bapa, ibu dan isteri koselo .
Ketika anak perempuan itu berusia 13 - 18 tahun pihak do defi harus membayar maskawin yang amat ba
nyak pemberian maskawin inidisebutMeduboidoboni (harta maskawin lepas tangan ) .
Setelah selesai pembayaran maskawin kemudian diaturlah pembayaran antar keluarga menurut kedu
dukannya. Pembayaran tersebut diatas dilakukan pada masa pertunangan . Selamamiya defi dianjurkan atau
diwajibkan mengirim makanan kepada do defi harusmembayar ongkos kelelahan miya defi yang telah mem
beri makanan tadi.
Sebagai tanda pemberhentian makanan (yankoli) do defi memberikan sebuah manik biru kepadamiya
defi. Setelah itu dilakukan Doboni abu (meneliti mas kawin ) oleh pihak miya defi. Apabila ada yang kurang
baik disingkirkan dan harus diganti. Jika tidak segera diganti kemungkinan besar acara perkawinan akan
di tunda lama.
b . Upacara Perkawinan
Kira -kira dua minggu kemudian , pada malam hari miya defi dengan anak perempuannya pergi kerumah
Abu ako (pesuru ) do defi. Kemudiaan keesokan harinya diumumkan perkawinannya kedua anak itu . Sewak
tu abu eko mengumumkan kedua tangannya yang berisi manik -manik kuning diangkat ke atas pertana per
kawinan telah resmi. Pada saat inilah rambut pengantin perempuan diwarnai dengan warnamerah atau hitam .
Kepalanya dilingkari dengan kalung taring anjing. Telinganya dikenakan kulit penyu dan gelang kecil serta
dua tangkai bunga dan daun diselipkan pada tangannya. Setelah selesai dihiasi berangkatlah ke rumah Koselo
do defi. Semua pengantar duduk di lantai sedangkan pesuruh dari pengantin membantu merentangkan kedua
tangan pengantin . Pada kepala pengantin diberi topi dari kulit kayu yanghalus. Abu ako do defi memberi
kan manik -manik kepada ketiga pesuruh pengantin , lalu pengantin berlutut danduduk diatas bai. Manik -ma
nik yang telah dipertunjukkan kepada umum diberikan kepada pengantin perempuan dan setelah penerima
annya lalu ia mengenakan sarung dan memasang tali pinggan . Setelah acara ini selesaiberartiupacara perka
winan juga selesai.
B. Kematian
1. HalKematian Suku Sentani
Sebelum tahun 1935 jika ada suku Sentani yang meninggal dengan segera tubuhnya didudukkan , kaki
dan tangan dilipat. Hal ini dilakukan karena menurut adat bayi yang lahir bukanlah tidur melainkan kaki
dan tangannya dilipat. Dengan demikian orang yang meninggal harus dikubur dalam keadaan seperti bayi
yang sedang lahir.
Tiap fam dalam kampung ada orang yang khusus menggali kuburannya.
Kalau ada seorang ibu meninggal pihak do defi harusmembayar kepalanya kepadamiya defi. Jika tidak
dibayar akan mendapat kesulitan sewaktu akan meminang anak miya defi. Miya defi akan memotong kayu
busuk dahulu (omale ). Biasanya setelah 2 atau 3 hari suami harus membayar kepala isterinya yang telah
meninggal dengan manik -manik kepada miya defi. Kebiasaan membayar kepala ini sampai sekarang masih
dipertahankan.
2 . Pesta Koya
Di Yapen Selatan ada sebuah upacara Pesta Koya. Kata Koya artinya mati, jadi Pesta Koya berarti
Pesta Mati. Pesta koya yang diselenggarakan semalam suntuk dimaksud sebagai cara untuk menghilangkan
rasa duka bagi keluarga yang ditinggalkan . Dalam pesta itu yang diundang adalah famili dan kenalan -ke
nalannya. Pesta ini disertai dengan tarian .
Ketika tifa berbunyi maka orang-orang berdiri dan mulaimenari dengan menyanyikan lagu Ainowai.
Makanan harus dipersiapkanı secukupnya agar dapat memenuhi kebutuhan selamamenari. Pesta Koya ber
langsung sampai pagi hari.
100
”Mummi” (mayat kering ) dari Kampung Akima, Wahena.
101
3. Acara Yamu
Yamu adalah upacara memperingatikematian seseroang dalam lingkungan suku, kerabat dan kampung .
acara ini biasanya dilakukan setelah 40 hari setelah pemakaman. Jika yang meninggal anak kecil maka
upacaranya diperpendek , tetapi bila yang meninggal adalah orang yang terpandang maka upacaranya di
perpanjang. Semua persiapan upacara Yamu bukanlah tanggungan keluarga almarhum saja melainkan juga
ditanggung oleh warga kampung.
Sejak dikebumikan sampai dengan upacara Yamu seluruh kampung dinyatakan berkabung. Selama itu
seorangpun tidak diperkenankan membuat pesta. Pokoknya selama itu dilarang menimbulkan suara- suara.
Setelah hari yang ditentukan tiba , sebagian kaum laki-laki dari kampung yang bersangkutan diharus
kan berburu ke hutan . Berhasil atau tidak mereka harus kembali ke kampung selambatnya jam tiga sore .
Sedang laki-laki lain menyiapkan perlengkapan -perlengkapan " hanakev” (bakar batu ). Kalau yang datang ba
nyak hanakev nya dibuat lebih panjang dan lebar. Gunanya hanakev ini adalah untuk membakar makanan
yang telah disiapkan oleh kaum ibu -ibu dan membagi hasil perburuan kepada kerabatnya. Hanakev ditutup
sesudah matahari terbenam dan dibuka setelah matahari terbit. Sepanjang malam riwayat almarhum atau
almarhumah dibacakan atau dikisahkan dengan nyanyian " Yarut” . Sebelum hanakev dibuka semua orang
dewasa belum diperkenankan meninggalkan tempat karena masih ada masalah -masalah yang perlu diselesai
kan .
Kepala adat akan mengungkapkan pelanggaran -pelanggaran adat yang pernah dilakukan . Dalam ke- .
sempatan ini sipelanggar harus mengakui kesalahannya dan bertobat . Jika tidak mengaku bahkan membela
dirimaka kepala adat tidak bertanggung jawab atas keselamatan dirinya. Tetapibila berterus terang maka
kesalahannya akan dimaafkannya. Sambil mendengar maaf dan pengampunan hanekev dibuka dibagi untuk
dimakan bersama sekaligus pertanda bahwa upacara berkabung telah selesai.
4. Pembakaran Mayat
Di daerah Bokondini apabila ada orang yang meninggal segera diberitahukan kepada Kepala Suku ,
kemudian mengumumkan kepada penduduk dengan cara menyampaikan suara beruntun . Mendengar pe
ngumuman ini sebagian orang segera mengumpulkan kayu kering untuk membakarmayat.
Pagi hari jenazah dikeluarkan dari rumah dan dibaringkan di halaman depan . Famili dan kerabat datang
dengan membawa babi, ubi jalar, atau makanan lainnya untuk disumbangkan kepada keluarga yang di
tinggalkan .
Sebelum pembakaran jenazah dimulai, terlebih dahulu jenazah didudukkan pada sebuah kursi darurat
yang terbuat dari kayu. Pada siang harinya orang-orang mengangkat jenazah beserta kursinya ketempat
pembakaran . Setelah api nyala banyak famili terdekat memotong jari dan telinganya sebagai tanda ber
kabung. Selesai pembakaran abu dan tulang jenazah dikumpulkan , dibungkusdengan kulit kayu berserta
potongan jari dan telinga, kemudian digantung.
Pembakaran mayat sampai sekarang masih berlaku, hanya bagi orang-orang pemeluk agama Kristen
kebiasaan memotong jari, daun telinga dan menyimpan abu sudah mulai ditinggalkan . Sekarang abu dan
tulang dimasukkan ke dalam lubang yang digali ditempat itu juga dan setelah itu ditutup dan sekitarnya di
tanamibunga -bungaan .
C. Kepercayaan
Pada mulanya penduduk menganut kepercayaan animisme. Kemudian pada tahun 1915 AgamaKristen
Protestan mulai masuk daerah Nimboran dan beberapa tahun kemudian menyebar ke daerah Beney. Pada
tahun 1918 daerah Yapen selatan agama Kristen Protestan juga sudah mulai tersebar. Meskipun agama Kris
ten Protestan masuk ke Irian Jaya namun penduduk masih juga melakukan upacara -upacara animisme.
Mereka masih percaya akan adanya makhluk -makhluk halus, roh -roh jahat, pohon-pohon besar, ilmu- linu
dukun dan ilmu sihir .
Penduduk Yapen Selatan menganggap bahwa laut yang luas dianggap dihuni oleh Hantu laut (wori)
dan tentaranya, juga daratan yang luas ini dihuni oleh hantu darat ( inggira) dan binatang-binatang dihutan
adalah rakyat dan tentaranya.
Bila ikan lumba-lumba berarakan berartiWori ada disitu . Wori sangat murka bila manusia membuat ke
salahan menurut anggapan Hantu Laut karena telah menghina dan mengabaikan larangan -larangan Wori.
102
Contohnya :
a). Apabila ada ukiran manusia yang dianggap melebihi kepintaran Wori.
b ). Apabila seorang laki-laki/perempuan kawin dengan janda/duda maka roh suami/isteri yang telah
meninggal iri dan dia dapat mohon bantuan kepada Wori untuk membuat bencana kepada yang
mengawininya.
c ). Apabila seseorangmengadakan hubungan kelamin di tepipantai dan disembarangan tempat.
Untuk menghindari hamukan Wori perlu disediakan Amunsor (kayu penangkal). Amunsor ini adalah benda
peninggalan (pusaka) yang biasanya dipergunakan bila ombak sedang mengganas.
Inggira dianggap maha tahu tentang nasib manusia sehingga selalu ditanya. Untuk bertanya kepada Ing
gira haruslah melalui orang yang pernah bertapa. Kalau ingin menyembuhkan orang sakit untuk menanyakan
Inggira harus dengan iringan nyanyian dan tarian .
Sekarang disamping agama Kristen Protestan , agama Katolik dan Islam sudah mulaimasuk dan banyak
juga penganutnya .
D. Upacara Kelahiran
Orang Mey Brat di daerah Ayamaru yakin bahwa bayi yang ada dalam perut ibu adalah hasil persetu
buhan laki-laki dengan wanita . Bila seorang isteri hamil, maka suaminya dalam keadaan tegang dan krisis,
oleh sebab itu suamiharusmengindahkan pantangan -pantangan seperti terhadap beberapa jenis makanan ter
tentu , minuman tertentu , dan lain kebutuhan . Hal yang berat adalah bahwa selama bayi dilahirkan suamiha
rusmengisolasikan diri. Ibu dan bayi dipisahkan dari suami dan masyarakat dalam sebuah gubuk /rumah yang
disebut samu kre (rumah bersalin ).
Ibu melahirkan anak dengan sikap berlutut sambil bersandar mertua/ ibu suaminya yang memegangnya
dari belakang dan merupakan penolong utama pada kelahiran bayi itu . Sesudah bayi itu lahir maka tali pusar
dipotong dengan bambu dan arinya ditanam dalam tas. Apabila ada kesukaran /kesu itan pada waktu me
lahirkan , maka digunakanlah ilmu dukun. Untuk mempermudah kelahiran maka digunakanlah sejenis daun
gatal yang digosokkan pada perutnya menjelang bulan ke enam sampai ke sembilan . Setelah bayi itu lahir
maka ibu yang mengalamipendarahan itu diobati dengan sejenis daun yang disebut tahsi yang dihangatkan
dengan nyala apikemudian sebagai pakaian . Hal ini dilakukan terus selama ibu dirawat di samu kre selama
kurang lebih tiga minggu . Selesai perawatan kemudian diselenggarakan pesta syukuran atas kelahiran anak
nya . Pesta ini disebut bogio kmuk atau bo kmuk .
Yang diadakan secara sederhana oleh keluarga terdekat dengan para ibu yang membantu dan merawatnya
selama di samu kre . Sampai pada pesta ini anak belum diberi nama resmi. Nama resmiakan diberikan oleh
keluarga-keluarga yang akan datang pada ulang tahun anak itu yang pertama yang akan diadakan secara
meriah dengan mengundang seluruh keluarga yang jauh dari desa baik dari pihak laki-lakimaupun perempu
an . Pesta ulang tahun yang pertama itu disebut bogio chuat. Paman dari pihak ibu nantinya akan membawa
makanan dan minuman dalam pesta itu . Hal ini dengan latar belakang bahwa nantinya setelah selesai pesta ,
segala hadiah yang disumbangkan berupa, kain -kain adat (kain timur) dan lain sebagainya akan diterima
paman dari pihak ibu . Perlu ditambahkan disini bahwa selama ibu dirawat di samu kre, suamibekerja keras
mencari ikan , berburu dan sebagainya untuk persiapan pesta selamatan kelahiran anaknya .
E. Perang Suku
Masalah yang pokok dari seluruh kehidupan suku Dani adalah perang suku dan perang ini sudah mem
budaya. Masalah yang menyebabkan timbulnya perang suku adalah sangat kompleks. Tetapi bila diteliti
dengan seksama maka dapat diambil kesimpulan bahwa adanya perang berpangkal dari masalah sosial eko
nomi. Tuntutan adat dan hak yang tidak terpenuhi antara lain meliputi harta/mas kawin yang eksesnya me
nyebabkan adanya perampasan perempuan , pencurian babi, zina dan lain sebagainya yang akhirnya menim
bulkan konflik antara keret hingga puncaknya pada perang suku yang dahsyat. Bila dalam perang itu mema
kan korban maka kelak akan dituntut balas. Karena perang merupakan centrum kebudayaan maka tanpa
perang mereka merasa berdosa dan telah mengadakan satu pelanggaran hukum . Kalau tidak melakukan ke
wajiban perang maka akan membawa kutuk terhadap masyarakat dan sekaligusmempengaruhi serta mem
buat merosotnya kehidupan sosial ekonomi.
Bagi suku Dani perang adalah kebutuhan hidup dan pusatkebudayaan. Hal inidapat dibuktikan pada
semua peserta perang. Dalam menghadapi perang semua anggota pasukan seolah -olah berlomba dan bersuka
103
ria . Mereka menghiasi dirinya dengan berbagai perhiasan ,mengenakan topi,meleburibadannya dengan arang,
serta perhiasan-perhiasan lainnya. Dengan rasa gembira mereka menyebut adanya pertempuran . Perang dari
sudut kepercayaan merupakan kuajiban yang harusdilakukan sebagai pujaan terhadap nenek moyang.
Dengan perang maka hidup mereka direstu bleh arwah nenek moyang. Sebaliknya bila mengelakkan perang.
maka yang diperoleh adalah kutukan arwah sang nenek moyang .
Selain dari pada itu maka keberanian dalam perang menarik minat wanita untuk dijadikan isteri. Pada
anggapan para wanita bila dapat menggagahiperangmaka sudah dipastikan dapat mengatasimasalah-masalah
yang berhubungan dengan sosial ekonomi.
Perang dalam suku Dani, Ekari dan Amungme serta suku -suku lainnya dapat dibedakan atas dua ma
cam . Yaitu perang di dalam lingkungan (gabungan suku ) diarahkan untuk melawan musuh disebut " umain ”
sedang perang yang langsung diarahkan untuk melawan musuh disebut " wimyaperak ” . Jadi bukan semua
perang suku. Perbedaan antar keduanya yaitu "umain " mudah diselesaikan sedang ” wimyaperak ” tidak
pernah merupakan suatu kewajiban untuk menyelesaikan dengan jalan perundingan secara damai.
Namun demikian tidak dapat dihindari apabila akibat perang " umain ” ada keret yang menguasai atau
berpindah tempat kedaerah suku lain . Pada suku Amungme dan Ekari biasanya perundingan dapat mencapai
perdamaian .
F . Hukum Adat
Mengenai Hukum Adat di Irian Jaya sampai sekarang inimasih dalam proses penelitian yang dilakukan
oleh Pengadilan Tinggi Irian Jaya . Karena banyaknya suku -suku yang
dilakukan secara bertahap .
Pada tanggal 13 April 1978 telah dilakukan penelitian diGenyem kecamatan Nimboran . Kemudian pa
da tanggal 15 April 1978 dilakukan penelitian di kecamatan Sentani yaitu di ibu kota sentani yang terletak
† 40 km sebelah barat Jaya Pura. Masyarakat Sentani yang berjumlah † 15 .000 jiwa itu terdiri dari tiga ke
lompok yaitu :
1. Masyarakat Sentanibagian timur (hedam )
2 . Masyarakat Sentanibagian tengah (nolobu )
3 . Masyarakat Sentanibagian barat (moi)
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat moi berbeda dengan bahasa masyarakat hedam dan nolobu .
Pada tanggal 25 April 1978 dilakukan penelitian di kecamatan Depapre yaitu di ibu kota kecamatan yang
terletak + 60 km sebelah barat daya Jaya Pura .
Berikutnya pada tanggal 7 - 8 Maret 1979 telah dilakukan penelitian di daerah Abepura dan Jaya
pura. Kesan yang diperoleh team peneliti hukum perdata Adat adalah bahwa perkembangan masyarakat
tersebut sudah maju sesuai dengan arus kemajuan pembangunan di Irian Jaya pada umumnya. Namun dalam
hubungannya dengan lembaga-lembaga hukum perdata tidak semuanya dikenal di daerah ini terutama
yang ada hubungannya dengan adat.
Suatu kenyataan di Daerah Propinsi Irian Jaya menunjukkan bahwa bagian terbesar tanah-tanah di
daerah ini (+ 70 % ) masih dikuasai dan dimiliki oleh pihak masyarakat adat (penduduk asli), sehingga dalam
proses pembangunan Daerah , Pemerintah mengalami hambatan-hambatan , terutama yang berhubungan
dengan pembebasan , bentuk dan jenis ganti rugi, pemilikan dan penguasaan serta pengaturannya bagi kepen
tingan umum dan pembangunan.
Untuk mengatasi hambatan tersebut,GubernurKepala Daerah Tingkat I Irian Jaya telah membuat surat
keputusan untuk mengadakan penelitian tentang Hukum Adat Tanah Kabupaten Daerah Tingkat II Jayapura
dan Kabupaten Daerah Tingkat II Marauke.
Penelitian dilaksanakan pada pertengahan tahun 1978 dengan mengambil daerah penelitian yaitu ke
camatan Merauke Kota, Mindiptana dan Tanah Merah , yang masing-masing daerah didiamioleh suku Marind ,
Muyu dan Mandobo .
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
– Masyarakat masih hidup secara sederhana mendiami tanah yang sangat luas. Penggunaan tanah tidak
begitu menjadi permasalahan sebab tanahnya yang cukup luas jika dibandingkan dengan pembutuhannya
karena penduduknya yang tidak begitu padat dikalangan masyarakat itu sendiri.
104
- Penduduk yang menghuni daerah-daerah sepanjang pesisir pantai tidak terlalu banyak membutuhkan
tanah , karena sebagian besar mata pencaharian adalah menangkap ikan dan lain -lain , sedang masyarakat
yang mendiami daeratan yang terletak jauh dari pantai laut sangatmembutuhkan banyak tanah jika di
banding dengan yang dipantai.
- Didalam sistim susunan kehidupan masyarakat adat dapat dikatakan tidak mengenal adanya susunan
pemerintahan adat. Untuk mengendalikan dan menangani permasalahan masyarakat adat dalam arti
sempit dilingkungan yang kecil saja yaitu kepala keluarga. Kepala keluarga inilah yang mempunyai ke
kuasaan dan hak penuh terhadap segala sesuatu yang timbu sebagai akibat dari pada kehidupan bersama
yang ada kedalam maupun keluar.
- Pada prinsipnya kehidupan secara "Komunal” itu tidak berdasarkan pada faktor genealogis melainkan
teritorial, yaitu karena mempunyai perasaan sedaerah bahwamereka tinggal bersama-sama disatu daerah .
Berdasarkan kenyataan hidup bahwa bentuk dan susunan masyarakat adat suku -suku yang ada di daerah
itu dalam arti sempit dibagi menjadi suku, keret dan keluarga dan kedudukan anak . Sekalipun demikian
didalam kehidupan bermasyarakatnya mereka tidak mengenal adanya kepala adat.
- Karena tidak ada Lembaga Adat yang mengakuinya sebagai Lembaga yang dapatmengontrol seluruh per
masalahan hidup masyarakat adat itu sendiri, maka kehidupan semakin menjuruske " Individualistis” .
Meskipun demikian faktor rasa kekeluargaan dalam 6 tingkat generasi yakni, 3 tingkat generasi ke atas dan
3 tingkat generasi kebawah masih dikenal.
Selanjutnya dari hasil penelitian Hukum Adat tersebut dapatlah kita sirnpulkan secara umum dan sing
kat yaitu antara lain :
1. Warisan
Jika si Ayan meninggal dunia maka pada umumnya yang tampil sebagai ahli warisnya adalah anak
lakitaki atau keturunan laki-laki dari anak sulung tersebut dengan kuwajiban baginya untuk menga
tur penggunaan harta peninggalan itu demikesejahteraan anggota keluarga yang ditinggalkan .
2 . Perkawinan
Upacara yang terpenting dalam perkawinan adalah " Peminangan ” dan anak perempuan yang diper
kenankan kawin adalah bila sudah berusia 13 - 15 tahun ke atas sedang untuk anak laki-laki adalah
17 – 18 tahun keatas.
3. Perbuatan Melawan Hukum
Dalam hal membunuh , menurut kebiasaan yang lama ia pasti akan dibunuh oleh pihak keluarga si
korban , baik secara halus (guna-guna) ataupun secara kasar, akan tetapi sekarang ini dalam kejadian
kejadian demikian diusahakan penyelesaiannya secara musyawarah adat diantara kedua kerabat agar
gangguan keseimbangan yang terjadi akibat perbuatan itu dipulihkan dengan pembayaran berbagai
macam benda-benda adat dengan tidak menutup kemungkinan bagi penegak hukum negara untuk
menuntut sesuai dengan hukum yang berlaku .
Di Jayapura pelanggaran dalam hal " pernizahan ” (yeureri Somo), si lelaki diharuskan membayar
denda malu (Oyagu ) kepada orang tua si gadis (bila siwanita masih gadis) dan kepada suaminya bila si
wanita sudah kawin .
Apabila seorang isteri berbuat zinah dengan laki-laki lain secara suka sama suka, maka si isteri inipun
harusmembayar denda pula kepada suaminya .
4. Anak -anak, Orang Tua dan Wali
Pada umumnya kedewasaan seorang ditentukan dengan : Melihat tanda-tanda dan keadaan jasmania
nya, seperti tumbuhnya kumis dan jenggot pada laki-lakidan tumbuhnya buah dada serta mengalami
haid pada wanita .Disamping itu dilihat juga dari sikap dan perbuatannya yang sudah berkesanggupan
membantu orang tua dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada umumnya tidak dikenal istilah wali, akan tetapi orang yang berfungsi sebagai wali memang ada
dalam pengertian sebagai pengganti orang tua baik dalam hal tanggung jawab maupun dalam hal
kewenangan untuk mengawinkan .
5 . Penguasaan
Tidak ada dan pada umumnya tidak mengenal lembaga penguasaan .
105
6 . Pengangkutan
Pengangkutan sebagai suatu usaha /mata pencaharian tetap, belum merupakan kelaziman pada ma
syarakat.
106
BAB IX
Pertanian
A. Potensi EkonomiDaerah .
Propinsi Irian Jaya dengan luas wilayah + 410 .660 Km2 atau 25 ,6 % luas tanah Indonesia mempunyai
perbedaan geografis dengan daerah -daerah lainnya di Indonesia, baik dari segi klimatologis, topografis fauna
dan flora dan terletak antara 130° bujur timur pada bagian barat 140° bujur timur di bagian Timur. Ke
Utara mencapai katulistiwadan diSelatan sedikit kebawah 9° lintang selatan.
Tujuan pembangunan ekonomidan sosial Irian Jaya, adalah :
1. Meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosial rakyat Irian Jaya, agar dalam waktu yang singkat dapat
meletakkan dasar-dasar ekonomi dan sosial yang kuat bagi tahap pembangunan selanjutnya setaraf
dengan daerah -daerah Indonesia lainnya.
Menunjang kesatuan ekonomi dan sosial (national economic and sosial entity ) dalam wawasan nusan
tara.
3. Meningkatkan taraf hidup kesejahteraan seluruh rakyat Irian Jaya .
Sasaran utama dari pembangunan ekonomi dan sosial Irian Jaya adalah membangun suatu kesatuan
ekonomi dan sosial daerah Irian Jaya dalam rangka menunjang kesatuan ekonomidan sosial nasional Indo
nesia dalam wawasan nusantara .
Untuk mencapai sasaran utama tersebut harusdidahului dengan pembukaan dan pengembangan daerah
belakang (hinterland ) dan pengembangan pusat pertumbuhan (growth centre ) dalam rangka pengembangan
pusat perkembangan (development centre) pada tiap -tiap daerah kantong (single economic unit ).
Pengembangan hinterland dan growth centre harusdilaksanakan secara bertahap dengan prioritas pada
pengembangan hinterland-nya.
Rencana kebijaksanaan Pemerintah Daerah Irian Jaya dalam PELITA II dalam rangka pengembangan
hinterland dan growth centre didaerah Irian Jaya adalah meliputi kegiatan -kegiatan pembangunan yang
menurut skala prioritas sebagaiberikut :
Sebagai implementasi dari pelaksanaan strategis pembangunan tersebut diatas ( 1 s/d 6 ) adalah mutlak
perlu dilaksanakan investasi-investasi sektoral maupun regional (proyek Pusat dan Daerah) yang pembiaya
annya berasal dari RAPBN , Inpres dan Anggaran Bantuan Desa serta sumber-sumber Pendapatan Daerah atau
revenue daerah .
107
B. Pengembangan Potensi Produksi :
1 . Sektor Pertanian
Sasaran Sektor Pertanian dalam PELITA II, ialah :
– meningkatkan produksi pangan dengan pengelolaan potensi wilayah dalam rangka swa- sembada
pangan dengan pengelolaan potensi wilayah dalam rangka swa-sembada dan mempertinggi nilai
gizi penduduk .
– meningkatkan penghasilan petanidalam rangka penyediaan benih bagi masyarakat.
Pola rencana untuk mencapai sasaran PELITA II, ialah :
a . Penyelenggaraan Kebun-kebun Benih .
- meng-aktifkan kebun -kebun benih dalam rangka penyediaan benih bagi masyarakat;
b . Peningkatan mobilitas penyuluhan /penyusunan tehnik .
- Meningkatkan penyuluhan ditingkat distrik , dengan prioritas utama didaerah perbatasan dengan
TPNG ; dan menambah pengetahuan serta ketrampilan tani.
c. Pengembangan Wilayah Pertanian :
– mengembangkan pertanian , dengan jalan menempatkan penduduk didaerah subur dekat kota
besar, sambil membina produksi pertanian dan pemasarannya.
d . Pengadaan Benih :
· Masalah penting yang sangat menentukan berhasilnya penyuluhan pertanian ialah masalah tersedia
nya sarana produksi diantaranya, ialah penyediaan benih /bibit .
Mengenai target luas panen dan produksi bahan makanan propinsi se -Irian Jaya PELITA II (1974 /
1978 ) adalah sebagaimana tertera dalam Lampiran (II).
2 . Sektor Perkebunan :
Potensi hasil perkebunan Daerah Irian Jaya meliputi beberapa commodity export yang apabila
dikembangkan mempunyai prospect dan masa depan yang baik , yaitu :
- Kelapa :
Target Nasional akan kopra diperkirakan 95 % dari perkebunan kelapa rakyat. Masa depan dan
prospek pemasaran kopra Irian Jaya sangat baik sekali mengingat permintaan dalam negeri yang
meningkat, di samping diperlukannya kopra sebagai produksi bahan makanan dalam kemajuan
technologi dewasa ini.
Karet :
Walaupun prospek pemasarannya terdesak oleh karet syintetis tetapi nilai dan sifat-sifat
khusus karet alam tetap belum dapat diimbangi oleh karet syntetis. Hasil Produksi karet alam Irian
Jaya masih bisa ditingkatkan dari 10 ton s/d 30 ton atau 40 ton /tahun, tergantung dari areal ”ma
sak sadap ” -nya sedang keadaan iklim dan tanah Irian-nya untuk perkebunan karet alam adalah
sesuai.
- Pala :
Produksi ekspor pala di Irian Jaya merupakan bahan ekspor kuat dari tahun ketahun, produk
si ekspor pala/fulie memegang peranan kedua dalam data -data ekspornya.
Keadaan tanah dan iklim didaerah Irian Jaya cocok sekali untuk pala . Tata letak dan geografi
daerah Fak -Fak dan Sorong sesuai dengan keadaan daerah central pala Banda dan Seram .
Coklat :
Import Coklatmasih terusberlangsung yang berasal dari Afrika. Sedang perkembangan pabrik
coklat a .l. Van Houten memungkinkan pemasaran coklat Irian Jaya yang lebih lancar. Harga satuan
coklat Irian Jaya sangat tergantung kepada harga yang berlaku di Jawa dan perbedaan harga yang
cukup besar memberikan harapan perbaikan income petani-petani coklat Irian Jaya.
- Cengkeh :
Daerah Mangguapi/Manokwari merupakan daerah yang cocok untuk perkebunan cengkeh dan
pala setelah diadakan survey dan penelitian oleh LPBM Manokwari.
108
- Tebu :
Telah diadakan survey dan penelitian terhadap Merauke, antara Sungai Maro dan Kumbe,
yang mana daerah tersebut cocok sekali untuk perkebunan tebu .
Terwujudnya suatu pabrik gula di Irian Jaya didaerah Merauke, merupakan rencana jangka
panjang. Untuk ini perlu adanya foreign investment dalam bentuk foreign aid .
109
2) Penyebaran Produksi :
Kegiatan usaha penangkapan di Laut terutama di perairan pantai Utara dan Barat Irian
Jaya berkembang penangkapan Ikan Cakalang, Tuna, Kakap dengan pancing tonda bermotor
tempel dan lain -lain sedang diperairan pantai Selatan penangkapanan kakap, kuro , udang can
lain -lain merupakan produksi yang meyakinkan dengan menggunakan jaring pantai (jaring
tarik .
Dibidang Budidaya, ikan mas merupakan produksi yang dominan demikian juga pe
nangkapan di perairan umum terutama ikan mas, tawes, tambakan dan lain -lain .
Penebaran Benih -Benih Ikan di perairan umum semakin bertambah dengan bertambah
nya B . B .I. (Balai Benih Ikan ) yang pada saat ini terdapat 23 buah Balai Benih Ikan ( B . B . I.)
yang tersebar diseluruh Propinsi Irian Jaya dengan produksi Benih sekitar 3 juta ekor per
tahun selama PELITA II.
3) Konsumsi :
Perkembangan konsumsi ikan perkapita selama Repelita II menunjukkan pada tahun
pertama dan kedua rata-rata 11,9 kg/perkapita /tahun, pada tahun ketiga 13, 8 kg/perkapita
dan 15 , 3 /perkapita/tahun pada tahun keempat 16 ,9 kg /perkapita/pertahun tergambar pada
daftar dibawah ini :
110
utamamilik PMA dan PMDN , dan motor tempel sebanyak 330 buah pada umumnya
milik Nelayan (Swasta ), maka pada akhir REPELITA II, kapal motor diperkirakan
meningkat menjadi 110 buah berarti naik 70 % dan motor tempel diperkirakan 660
buah berarti naik 100 % .
Masalah yang dihadapi adalah kurangnya bahan dan alat-alat perikanan (jaring dan
benang nylon ) yang sangat sulit diperoleh di Irian Jaya, oleh karena selama PELITA
II Pemerintah Daerah cq . Dinas Perikanan Daerah Tingkat I tidak mendapat anggaran
untuk pengadaan bahan dan alat- alat perikanan yang sangat dibutuhkan nelayan .
b ). Sektor Penunjang :
Perkembangan pembangunan /fasilitas/industri penunjang perikanan dan realisasi
kegiatan operasionilnya selama REPELITA II yang meliputi :
1). Industri Perkapalan , Galangan dan Dok :
- Sebuah galangan Kapal Fero Cement milik Swasta, daya angkut maximum
75 ton , di bangun di Jayapura.
- Produksi tahun 1975 1 (satu ) unit, tonase 17 DWT.
- - Dok kapal ikan ada 5 ( lima) unit, dalam tahun 1975 dan 1976 telah merepa
rasi 20 buah kapal ikan .
2 ). Fasilitas Pendingin :
Sejak awal REPELITA II, telah berdiri 2 (dua) buah Cold -Storage di Sorong
dan pada tahun keempat telah beroperasi sebanyak 4 ( empat) buah .
3 ). Industri Bahan Pengawet :
Selama REPELITA II ada 5 (lima) buah Pabrik Es yang mensupply kebutuhan
untuk pengawetan ikan dan hasil laut lainnya, di Irian Jaya.
c ). Kebutuhan Benih Ikan /Nener :
Produksi benih dari 23 buah B . B .I. yang ada baru berkisar 3 juta ekor sedang
kebutuhan diperkirakan 25 juta ekor untuk mengisi perairan-perairan Umum dan per
kolaman rakyat. Masalah yang dihadapi adalah sulitnya mengadakan pembinaan
pada B. B . I. tersebut berhubung lokasinya didaerah -daerah pedalaman yang sangat
sulit dicapai serta kurangnya tenaga-tenaga trampil.
d ) . Investasi :
Investasi Pemerintah Pusat : Jika besarnya A . P . B .N . pada tahun kedua dan ketiga
rata -rata REPELITA II sebesar 90 juta rupiah ,maka perkiraan pada akhir REPELITA
II telah mencapai 150 juta terutama untuk pembangunan prasarana dan sarana pe
ngembangan perikanan rakyat. P. T . Usaha Mina di Sorong sejak awal REPELITA II
hingga tahun ketiga telah ditanamkan modalmasing-masing sebagai berikut :
112
Mengenai sektor kehutanan ini dapat dibentangkan beberapa hal menurut hasil penyusunan
Dinas Kehutanan Daerah Tingkat Irian Jaya tahun 1977 dengan judulnya " Penata Gunaan
di Irian Jaya " .
a . Vegetasi.
Penyebaran vegetasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: iklim , drainage
dan kegiatan manusia, sedang faktor tanah hanya mempunyai peranan yang kecil,kecuali di
tanah-tanah tertentu dengan curah hujan kecil dan adanya campur tangan manusia .
Dari seluas 410 .660 km2 daratan Irian Jaya ,hampir 75 % masih tertutup oleh hutan hujan
tropis. Keadaan vegetasinya merupakan hasil sukses primair, dengan demikian merupakan
vegetasi klimaks dan dijumpai adanya tingkatan vegetasi, yaitu dari pantai ditumbuhi jenis
bakau -bakauan diikuti jenis nipah dan sagu didaerah rawa-rawa, kemudian didataran tinggi
dijumpai hutan alam primair. Sebagai akibat adanya perladangan dan pembakaran hutan di
jumpai pula adanya hutan -hutan sekundair , belukar dan padang alang-alang.
b . Jenis-jenis kayu dan potensi hutan
Hutan didaerah Irian Jaya yang merupakan hutan primair mengandung berbagai jenis kayu
dengan komposisi tegakan yang tersebar secara heterogen . Dari berbagai jenis kayu tersebut baru
sebagian kecil yang sudah dikenal didunia perdagangan, antara lain jenis-jenis Intsia sp (Merbau) ,
Matoa Group, Agathis sp serta jenis-jenis kayu khusus seperti Linggoa (Pterocarpus indicus),
kayu Kuku (Pericopsis sp) dan Walnut (Dracontomelum sp ).
Berdasarkan hasil-hasil survey dalam rangka pengusahaan hutan , diperoleh gambaran bahwa
potensi hutan Irian Jaya cukup tinggi, tercatat volume tegakan adalah sebesar † 84 m3 per ha
untuk semua jenis dengan diameter 35 cm keatas, sedang untuk jenis-jenis komersiil ekspor
dengan diameter 50 cm keatas adalah sebesar 20 m3. Sebagai ilustrasi dapat diketengahkan
bahwa menurut data yang tersedia tercatat luas areal yang dicadangkan meliputi + 12 .858.000
ha. Apabila dari luas tersebut yang accessible diperkirakan + 60 % , maka luas hutan yang pro
duktip menjadi 18.000 .000 ha. Dengan demikian sesuai dengan ketetapan pada Peraturan Ta
bang Pilih Indonesia ( TPI),maka anual allowable cut (AAC ) adalah sebesar = x 8.000 .000 x
35
20 x 0 , 7 m3 = 3.200 .000 m3.
c. Kegiatan dibidang kehutanan
Sebagaimana telah diutarakan diatas bahwa luashutan Irian Jaya meliputi 75 % dari luas
daratan . Dengan demikian kegiatan eksploitasi atau pembukaan hutan merupakan salah satu
kegiatan yang perlu mendapatkan prioritas utama dalam rangka menunjang usaha-usaha pem
bangunan disegala bidang seperti, peningkatan sosial ekonomimasyarakat, resetlement, trans
migrasi, usaha-usaha pertanian dalam arti yang luas dan lain -lain .
Sampai dewasa ini kegiatan Dinas Kehutanan masih dalam taraf pembinaan , perencanaan
serta eksploitasi secara kecil-kecilan , sehingga belum dapat memberikan andil yang nyata dalam
roda pembangunan daerah.
Sehubungan dengan adanya rencana pembukaan hutan secara besar-besaran dalam rangka
pengusahaan hutan (HPH ), telah dilakukan survey areal oleh pihak swasta bersama- sama dengan
Direktorat Bina Program Kehutanan meliputi areal seluas 7 .858 .000 ha. Dalam hal ini tercatat
ada 74 buah pencadangan areal HPH yang ternyata perkembangannya sampai saat ini adalah
sangat lambat. Dari 74 buah pencadangan areal HPH tersebut, sampai dengan Semester I tahun
1977 / 1978 baru ada 4 (empat) buah perusahaan yang telah mencapai taraf Forestry Agreement
dan 2 (dua ) buah diantaranya telah melakukan Trial Cutting, ialah di Pulau Biak dan Pulau
Yapen -Miosnum dan dalam waktu dekat akan segera menyusuldi daerah Nabire-Paniai.
Lambatnya perkembangan HPH tersebut disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
1. Keadaan hutan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis kayu yang tersebar secara heterogen dan
hanya sebagian kecil saja yang baru dikenal didunia perdagangan .
2 . Keadaan medan yang cukup berat serta prasarana yang sangat minim .
Faktor-faktor tersebutmenyebabkan biaya produksi yang cukup tinggi.
113
Dengan adanya kenyataan tersebut maka sampai dewasa ini kegiatan eksploitasi di Irian
Jaya masih dalam taraf kecil-kecilan guna mencukupi kebutuhan lokal serta dalam rangka me
nunjang usaha-usaha promosi pemasaran baik untuk dalam negeri (interinsuler ) maupun luar
negeri (ekspor). Kegiatan -kegiatan tersebut terutama dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Pro
yek-Proyek Khusus (PKN. Manokwari dan Proyek Pembangunan Industri Kehutanan Hamadi),
serta oleh pihak swasta dibawah bimbingan Dinas Kehutanan dalam bentuk ijin -ijin tebang 100
ha. Khusus dalam rangka usaha promosi pemasaran terutama keluar negeri, telah diberikan suatu
dispensasi penebangan kayu untuk tujuan ekspor kepada beberapa pengusaha, antara lain didae
rah Asmat-Merauke 3 (tiga ) buah perusahaan dan didaerah Sorong 1 ( satu ) buah perusahaan .
Disamping itu guna menunjang usaha-usaha promosi pemasaran tersebut, telah dilakukan pula
penelitian tekhnologi kayu dari berbagai jenis kayu Irian Jaya yang mencakup mengenai sifat
dan kegunaannya serta penelitian mengenai betani dan silvikultur berbagai jenis pohon dikebun
percobaan oleh SP3K Manokwari. Sampai saat ini telah berhasil diteliti sifat dan kegunaan dari
90 jenis kayu -kayu Irian Jaya dan diharapkan sampai akhir tahun anggaran 1977/ 1978 pene
litian tersebut bertambah menjadikurang lebih 120 jenis.
Perlu pula diketengahkan bahwa kecuali kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
keploitasi hasil hutan yang berupa kayu , telah pula dilakukan eksploitasi hasil hutan non kayu
seperti minyak kayu putih didaerah Merauke, pemungutan kapal didaerah Biak dan Sarmi,
pemungutan kulit masoi serta penyulingan minyak lawang. Mengingat sangat terbatasnya
peralatan , maka kegiatan-kegiatan tersebut masih dilakukan dalam taraf yang sangat sederhana.
Untuk memperoleh gambaran tentang hasil dari kegiatan eksploitasi dari tahun 1969 /1970
s /d Semester I 1977 /1978, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL : STATISTIK PRODUKSI DAN EKSPORT HASIL HUTAN
( Smt . I )
Dari angka-angka tersebut nampak bahwa dari tahun 1969 /1970 sampai tahun 1972 /1973
terdapat adanya penurunan produksi maupun ekspor, namun mulai tahun 1973 / 1974 dan tahun
selanjutnya terlihat adanya kenaikan yangmantap.
Disamping kegiatan eksploitasi hutan sebagaimana diutarakan tersebut, guna menanggu
langi masalah tanah -tanah gundul dan padang alang-alang dibeberapa tempat yang ternyata
tanan telah mulaimengadakan langkah - langkah persiapan tekhnis berupa
reboisasi kecil-kecilan yang bersifat sebagai percobaan pemberantasan alang-alang.
114
Sejak awal Pelita II sampai saat ini telah berhasil dicoba beberapa jenis tanaman Acasia,
Pemetia , Pinus merkusii dan lain - lain meliputi luas 92 ha dibeberapa tempat seperti Jayapura
dan sekitarnya, Wamena, Biak dan Sorong.
Adapun kegiatan -kegiatan yang sehubungan dengan perlindungan terhadap kekayaan alam
yang berupa berbagai jenis tumbuh -tumbuhan dan satwa, pengelolaan sampai dewasa ini masih
ditangani oleh Dinas Kehutanan. Mengingat kemampuan Dinas Kehutanan yang sangat terbatas,
maka usaha-usaha yang dilaksanakan masih dalam taraf pembinaan , berupa penyuluhan-penyu
luhan , disamping pengawasan terhadap pengeluaran jenis- jenis satwa yang dilindungi maupun
yang tidak dilindungi.
5. Sektor Peternakan
Data Penyusunan sektor peternakan yang dipergunakan dalam penyusunan program ini ada
lah data dari laporan resmi Inspektorat Peternakan Dati I Irian Jaya.
NILAIMODAL (BASIC STOCK ) TERNAK
Dari data populasi ternak th . 1976 dan harga ternak tersebutpada tahun itu dapat dinyatakan nilai
modal (basis stock ) ternak propinsi Irian Jaya tahun 1976 .
Tabel inventarisasi ternak, harga dan nilai stock pada tahun 1976 .
BASIC STOCK
Jenis Populasi
svi
ternak
el
115
2 .KAMBING DAN DOMBA
Jenis kambing yang terdapat di Irian Jaya adalah : kambing kacang, kambing PE , perkembangan
populasi kambing 10 th . terakhir mengikuti garis regresi sebagai berikut : Y = 6160 + 335,95 X
dan dapat dinyatakan dengan protentage = 5 ,45% Jenis domba yang terdapat di Irian Jaya
adalah domba Ekor Gemuk dengan menunjukkan garis trend Y = 647,2 + 135 X atau dapat
dinyatakan dengan prosentage 20,8 % .
Proyek pengembangan ternak kambing dan domba dapat dibuat atas dasar garis trend di atas,
khusus mengenai domba ditetapkan lagi menggunakan pertambahan pertahun yang lebih tepat
dari pada perhitungan regresinya.
3 . UNGGAS
Jenis unggas yang dipelihara oleh petani-peternakan adalah ayam kampung, itik dan unggas lain
di daerah ibukota kabupaten terutama Jayapura tampak perkembangan yang pesat dari peter
nakan ayam ras, baik broiler (pedaging) maupun petelur.
Perkembangan ayam sayur & itik keseluruhan menunjukkan trend yang naik Y = 8382,37 +
1958 , 18 X atau 29, 2 % , sedang perkembangan ayam ras sendiri dari data
dan pemilikan ternak ayam petelur Y = 28719 ,2 + 12474 , 9 X atau 86 ,87 % sedang pemasukan
d .o .c. broiler setiap tahun 100 .000 ekor rata -rata.
C . PRODUKSI DAN KONSUMSI DAGING
1 . PRODUKSI DAGING
Pemotongan ternak selama 5 th . terakhir dan perkembangannya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Produksi rata-rata dari pemotongan dan pertambahan rata- rata selama 5 tahun terakhir sebagai
berikut :
116
Perlu diketahui bahwa produksi dari angka pemotong sapi dan ayam broiller adalah dari pemasukan
ternak potong sapi dan d .o . c. broiller dan rusa hasil buruan sedang pemasukan sapi potong
selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berkut: penentuan berat karkas mengikuti hasil studi wilayah
Maluku tabel 4 pemasukan sapi potong.
PEMASUKAN SAPI POTONG
Semua pemasukan sapi potong dianggap habis terkonsumer setiap tahunnya dan rata -rata pemo
tongan dari ternak lokal di estimatekan 10 % populasi. Sedang rata-rata pemotong dan produksi
dari pemasukannya adalah sbb :
Jenis Pemotongan rata-rata Penambahan rata -2 | Berat Karkas kg. Produksi tahun
DARI TAHUN
BAHAN - 2 КЕТЕ
1972 1973 1974 1975 1 1976 RANGA
LUAR NEGERI.
Telor Ayam 713.880 Butir 844.630 butir 400.400 butir 179.620 Butir 7 .000 Butir
Daging Es 3.943 Kg 100 Kg
Daging Campuran 650 Kg 3 .460 Kg
Hati
Daging segar 5 .205 Kg 31.075 Kg
Ayam Es 60.832 Ekor 63.380 Ekor 21.295 Kg 9. 308 Kg 29 .784 Kg
Comeed 36 .975 28.716 Kg 5 .176 Kg 500 Kg 20 .412 Kg
Susu 154.800 Kaleng 101.052 Kg 5 .110 Kg 13.226 Kg 18.198 Kg
68.886 (dlm
Kg)
Babat Sapi 605 Kg
Ayam Kaleng 7 .352 Kg 240 Kg
Babi Kaleng 140 Kg
ANTAR PROPINSI
Daging sapi Es 225 Kg
Daging Ayam Es 3 .688 4 .800 Kg
Telur Ayam 120 .500 Butir 349 .400 Butir 339.084 Butir 78 .825 Butir 235. 000 Butir
Telur Itik 158.100 Butir 1 60.900 Butir 134 .700 Butir 28.100 Butir 10 .000 Butir.
Susu 436 Kg 8 .437 Kg
Comeed 50 Kg
Disi
ta .
2. KONSUMSI DAGING
Dari gambaran di atas maka dapat kita perhitungkan konsumsi daging perkapita dimana angka pe
motongan + pemasukan dan hasil buruan rusa rata- rata /tahun 82.000 kg maka konsumsi tahun 76
adalah 2 ,01 kg/perkapita .
3 . PRODUKSI DAN KONSUMSI TELUR
Produksi telur dan konsumsi telur/kapita selama 6 th , terakhir menurut perhitungan adalah sbb :
Tabel Produksi dan konsumsi Telur Kg.
Produksi Konsumsi
Tahun Jumlah Pendd . Total Perkapita Total Perkapita
118
BAB X
120
ini telah mengurangi/menghentikan kegiatannya karena telah timbul usaha-usaha swasta .
Proyek -proyek percontohan dimaksud adalah :
1 . Proyek meubel & alat rumah tangga di Jayapura
2 . Proyek limun di Jayapura
3. Proyek minyak kelapa di Sarmi.
4 . Proyek Sabun cuci di Sarmi.
5 . Proyek rotidi Biak .
6. Proyek meubel & alat rumah tangga di Biak .
7. Proyek minyak kelapa di Biak .
8. Proyek sabun cuci di Biak.
9. Proyek limun di Biak.
10 . Proyek Bata briks di Biak .
11. Proyek Konpeksi di Biak .
12. Proyek tahu tempe di Biak.
13 . Proyek Pandai besi diBiak .
14 . Proyek bata - genteng di Serui.
15 . Proyek bata - genteng diNabire.
16 . Proyek bata - genteng di Manokwari.
17. Proyek Konpeksi di Manokwari.
18 . Proyek tahu tempe di Manokwari.
19. Proyek sabun cuci di Sorong.
20 . Proyek minyak kelapa di Kaimana .
21. Proyek Sabun cuci diKaimana.
22. Proyek konpeksi di Merauke.
23. Proyek minyak kelapa di Merauke.
24. Proyek sabun cuci di Merauke.
25. Proyek bata genteng di Wamena.
Telah diusulkan ke Departemen Perindustrian agar terhadap Proyek -proyek Percontohan ter
sebut dapat diadakan suatu penelitian guna menentukan status langkah -langkah pemanfaatan
nya selanjutnya.
(1.4 . Pengembangan perusahaan -perusahaan industri swasta.
Usaha-usaha pengembangan industri telah dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
a . memberikan penerangan-penerangan tentang kemungkinan-kemungkinan berusaha di
bidang industri di Irian Jaya kepada pemilik modal/masyarakat. Hal ini dilakukan baik me
lalui pameran-pameran , ceramah-ceramah maupun pertemuan-pertemuan, dengan maksud
dapat menarik para pemilik modalmaupun masyarakat berusaha dalam bidang industri.
b. pameran dan penerangan tentang hasil-hasil produksi daerah maupun produksi Dalam Ne
geri dengan maksud agar masyarakat mengetahui dan mencintai hasil produksi daerah dan
produksi Dalam Negeri.
c. menyederhanakan prosedure perijinan khususnya bagi usaha-usaha industri-kecil dan kera
jinan . Surat Keputusan Gubernur/KDH Tk. I Irian Jaya No. 63 /GIB /68 mengenai pemyata
an berlakunya BRO 1934 di Irian Jaya merupakan dasar pemberian ijin usaha industri di
Irian Jaya. Dalam rangka pemberian ijin usaha industri tak dikenakan pungutan apapun .
d .belum pernah ditariknya retribusi atas perusahaan -perusahaan industri di Irian Jaya. Hal
ini dimaksudkan agar perusahaan -perusahaan industri tersebut yang nota bene masih dalam
pembinaan dan baru mulai berdiri jangan dulu dibebani; biarlah mereka berkuncup dan
berkembang dulu .
e . mengadakan kursus-kursus, petunjuk -petunjuk dan demonstrasi-demonstrasi proses on the
spot dalam rangka meningkatkan daya mampu para pengusaha untuk mengelola perusaha
annya serta menambah ketrampilan pengusaha dan karyawan -karyawannya .
121
Dalam hal ini telah pula mendapat kerja sama dan bantuan dari Pemda dan Instansi-instan
si lain . Bantuan serupa pernah pula diterima dari Fundwi(Fund of United Nations for the
Development of West Irian ) berupa seorang expert keramik dan seorang Expert Small Scale
industry , serta seorang Expert I L O dalam rangkamengembangkan ukir-ukiran tradisionil
Asmat.
f. memberikan bantuan jatah devisa (dalam tahun 1965 dan 1966 ) kepada perusahaan -peru
sahaan industri untuk mengimport mesin dan peralatan serta bahan baku penolong. Ban
tuan peralatan dan bahan baku pernah pula diberikan sesuai dengan dana anggaran yang
disediakan untuk maksud tersebut.
g . bekerja sama dengan Pemda dan instansi-instansi lain dalam rangka mencari pemecahan
atas hambatan -hambatan yang dialami oleh para pengusaha. Contoh yang dapat diberikan
antara lain ; penyaluran bahan baku /penolong untuk perusahaan-perusahaan industri, pem
belian barang-barang hasil produksi daerah terutama oleh instansi- instansi Pemerintah Da
erah , pemberian ijin tempat usaha bagi perusahaan-perusahaan industri, dsb .
h . kerja sama dengan Pemda dan Instansi-instansi lain dalam rangka pembinaan dan pengem
bangan usaha-usaha industri daerah .
Salah satu programnya adalah dialog dengan / antara unsur-unsur Pemerintah dan para
pengusaha industri swasta.
Atas kerja sama dengan Pemda dan Fundwi baru ukir-ukiran Asmat yang ditangani secara in
tensip . Sekarang ini barang-barang kerajinan Asmat telah dikenal luas di Eropah , Amerika dan
Australia selain tentu saja ditanah air dan menjadi salah satu daya tarik turis dan para pengunjung
lainnya ke daerah ini.
Daerah -daerah lain belum ditangani secara instensip satu dan lain karena dana yang tidak tersedia .
Walaupun demikian dibeberapa daerah telah pula diadakan penyuluhan -penyuluhan dan kontak
dengan para Pengrajinnya. Di beberapa daerah seperti Sentani dan Pegunungan Jayawijaya serta
Mimikapara pengrajinnya sudah mulai aktip . Sedang diusahakan agar ada kios-kios untuk tempat
menampung hasil-hasil kerajinan tersebut. Pengembangan kerajinan tradisionil ini akan memberi
tambahan pendapatan sekurang-kurangnya bagi para pengukir yang hidup didesa -desa yang cukup
terpencil.
Selain itu akan tetap memelihara senibudaya dari Daerah Irian Jaya yang akan turutmemperkaya
senibudaya bangsa Indonesia .
Penanganan masalah kerajinan tradisionil ini perlu Imendapat perhatian pula dari Pemda setempat
agar nilai-nilai seni tradisionilnya yang justeru menjadi daya tariknya tetap lestari, tidak sampai
hilang /& rusak oleh pemikiran komersil semata-mata .
122
IV . Proyek -proyek Pelita :
Proyek-proyek Pelita I yang dilaksanakan pada periode ini adalah Proyek Pelita Sektoral. Dana
yang disediakan didapat melalui Sektor Khusus Irian Jaya Departemen Dalam Negeri. Hubungan
langsung dengan Departemen Perindustrian mengenai proyek Pelita belum ada. Kegiatan yang di
laksanakan adalah :
Proyek garam di Merauke, Proyek Pembinaan dan Pengembangan Aneka Industri dan Kerajinan
di Biak dan Proyek Asmat (sejak tahun anggaran 1971/ 1972 s/d 1973 /1974 ).
Mengenai Proyek Garam di Merauke luas ladang adalah 15 HA. telah sampai produksi percobaan
dengan menghasilkan + 30 ton garam .
Kemudian terjadi endapan lumpur pada reservoir air laut. Masalah lumpur iniberlarut-larut sampai
akhirnya proyek ini tidak diteruskan karena biaya operasinya tidak lagi disediakan sejak tahun
1976 / 1977. Mengenai Proyek Pembinaan dan Pengembangan Aneika Industri dan Kerajinan ( TC )
di Biak , telah kami uraikan di depan pada point II.2 . Pengkaderan. Mengenai Proyek Asmat . :
Semula proyek ini adalah salah satu Proyek Fundwidengan kode Proyek Fundwi - 18. Karena Pro
yek Fundwi akan berakhir, maka dimasukkan Proyek ini sebagai Proyek Pelita dan mendapat sub
sidi anggaran Pelita pada tahun 1971 /1972, 1972 /1973 dan 1973 / 1974 untuk biaya survey , pem
belian bahan kontak , pengepakan , pembelian Outboat motor dan pembuatan sebuah Artshop di
Agats (ibu kota Asmat).
123
a . Proyek -proyek Pelita Sektoral :
- Sub proyek garam Merauke : biaya operasinya diberikan sampai tahun anggaran 1976 /1977.
- Sub proyek Pengembangan Aneka Industri dan Kerajinan di Biak : biaya operasinya untuk
TC diberikan sampai tahun anggaran 1977 /1978 .
- Survey dan penyuluhan minyak Sereh di Nabire yang diadakan dengan kerja sama dengan In
stitut Pertanian Bogor pada tahun 1976 / dan 1977/ 1978 .
– Sub Proyek Prasaranan Physik /Pengembangan Gedung Kantor Kanwil Dep . Perindustrian di
Jayapura yang dimulai tahun 1977/ 1978 untuk penyediaan tanah dan tahun 1978 /1979 un
tuk konstruksi tahap I. Untuk konstruksi tahap II anggaran didapat langsung dari Dep. Perin
dustrian , karena pos anggara untuk itu tidak lagi diberikan pada Sektor Khusus Irian Jaya
Departemen Dalam Negeri.
– Sub Proyek Kerajinan Rakyat Asmat sejak tahun 1974 / 1975 tidak lagi diberikan subsidi ang
garan dan sejak itu proyek tersebut berjalan dengan hasilnya sendiri.
b . Proyek IPID .
- Telah diadakan survey potensi industri didaerah -daerah Jayapura , Sorong, Teluk Cendrawa
sih , Merauke, Jayawijaya.
- Juga telah diadakan survey industri didaerah Irian Jaya dengan bekerja sama dengan Universi
tas Cendrawasih .
c. Sub Proyek BIPIK .
Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah :
– diklat ukiran -ukiran kayu tradisionil di daerah Sentani, Asmat dan Mimika.
- diklatminyak lawang di Fak Fak dan Sorong.
- diklat bata genteng diGenyem (Jayapura ).
pembangunan workshop minyak lawang di Sorong.
– bantuan peralatan : – unit pres genteng untuk Merauke.
- unit penyulingan minyak atsiri di Sorong dan Fak Fak .
pengiriman tenaga-tenaga untuk mengikuti diklat calon Instruktur yang diadakan di Jawa dan
Ujung Pandang dalam bidang-bidang teknologi makanan , keramik , bahan -bahan bangunan ,
perkapalan , garam rakyat.
124
2. Perlunya dibangun kantor baru karena ruangan ruangan yang sekarang inimasih dipinjam dari Pemda
selain sudah tidak dapatmenampung kegiatan -kegiatan yang makin meningkat juga Pemda sendiri mem
butuhkan ruangan -ruangan tersebut. Yang mendesak adalah Kantor di Nabire , Jayapura, Fak-fak dan
Wamena,. Sedang kantor-kantor dikabupaten lain perlu perluasan .
3. Rumah merupakan tempat berteduh dan dapatmemberikan rangsangan untuk bekerja dengan baik dan
tenang. Dari 144 pegawai Perindustrian di Irian Jaya baru + 25 % yang menempati rumah- rumah yang
dulunya diberikan oleh Pemda. Selebihnya masih menumpang dirumah familinya atau menyewa kamar
kamar yang sebenarnya kurang memenuhi syarat. Olehsebab itu pembangunan rumah Dinas perlu pula
mendapat perhatian .
125
126
.
1979
Tahun
Jaya
Irian
di
Industri
Existing
No
.
Jrut Kabupaten
Daerah Perusahaan
Jumlah (Rp
).Modal Kerja
Tenaga Keterangan
irimitivierioda
Jumlah 1.212 .04688
18
04 8.322
34
4.Nilai
produksi
ISIC
klasif
menurutikasi
.
rupiah
ribuan
Dalam
.No industri
Jenis 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 .
Ket
,membakau
makanan
&tIndustri
inuman .4-548
71 .628
809 .238
813 .4920
90 .41090
21
,pjadi
tekstil
&kIndustri
ulit
akaian 49
.2 92 .848
79 .776
81 .461
136 .339
117
/meubelair
kayu
barang
Industri .907
64 .202
76 .900
120 .570
165 .3195
00
, arang
kertas
-bIndustri
kertas
dari
arang
inimit
.&penerbitan .000
107 .281
126 .281
147 .351
196 .101
604
&bplastik
kimia
Industri
arang 6.351 6.384 6.399 6.440 .46 40
logam
bukan
galian
barang
Industri .404
108 .164
115 .164
121 .927
123 .427
143
&barang
dasar
Industri
logam
Industri
barang
plogam
& eralatan .716
54 .216
58 .216
58 70
.8 61
046
68
lain
lIndustri
-ain .31165
09 .62190
28 .71156
95 1 08
.32104
49
991
T ! ! ! ! ! ! ! ! !
wionosoi
mlah
Ju - - - 0.42 71
83 .23451
62 2.530
45 82.425
84 08
43.262
127
BAB XI
PENDIDIKAN
Sejak kembalinya Irian Jaya kepangkuan ibu pertiwi Republik Indonesia maka salah satu aspek yang
menonjol dalam pembangunan dewasa ini adalah bidang pendidikan . Pemerintah dan masyarakat mengakui
adanya perkembangan dan kemajuan yang pesat, meskipun banyak masalah -masalah yang mengakibatkan
kurang seimbangnya dengan daerah -daerah lain . Hal ini disebabkan karena kenyataan bahwa adanya dana
yang disediakan untuk pembangunan pendidikan dan kebudayaan selama Pelita I dan II ini jumlahnya relatip
lebih rendah dibanding dengan daerah lain dan disamping itu sulitnya alat-alat komunikasi darat yang meng
hubungkan daerah satu ke daerah lain dan adanya perkampungan penduduk yang belum menetap khususnya
didaerah pedalaman yang mana hal ini menyebabkan tidak meratanya pertebaran sekolah-sekolah . Untuk
lebih jelasnya dibawah ini dipaparkan adanya sistim pendidikan tradisional dan jumlah sekolah -sekolah yang
berada di Irian Jaya berdasarkan penelitian tahun 1978 .
PENDIDIKAN
A. Pendidikan Tradisional
Secara umum pendidikan adalah usaha orang dewasa untuk membawa anak didik kearah kedewasaan ,
baik secara rokhaniah maupun secara jasmaniah . Sedang tujuan pendidikan ialah membentuk manusia
susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masya
rakat dan tanah air (lihat Undang-undang Pokok Pendidikan dan Pengajaran no. 12 tahun ’54 Bab II pasal
3 ). Dengan penjelasan tersebut diatas maka dapatlah dimengerti tentang batasan Pendidikan Tradisional.
Pendidikan Tradisional adalah pendidikan atau kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk "mendewasa
kan ” anak atas dasar kebiasaan-kebiasaan atau tradisi-tradisi setempat.
Dalam hal ini suku Marind yang mendiami daerah Merauke ( 1935 ) salah satu suku di Irian Jaya sudah
mempunyai cara mendidik secara adat. Adapun cara pendidikan tersebut adalah sebagaiberikut :
Ketika anak lahir dan sebelum mencapai usia dua tahun ia diasuh oleh ibunya. Tetapi setelah usia dua
sampai enam tahun anak itu diserahkan kepada ” Kak ” (bibi) untuk diasuhnya.
Sebelum diserahkan , terlebih dahulu anak dimandikan kemudian dijemur dibawah terik matahari. Kemudian
badannya diolesi minyak kemiri yang sudah dicampur dan diaduk dengan santan kelapa. Setelah itu badan
nya digosok dengan lumpur atau tanah liat yang berwarna kuning. Tujuannya ialah agar anak terhindar dari
serangan penyakit atau kebal dari serangan penyakit.
Setelah diserahkan dan sejak itu pula semua kebutuhan anak menjadi tanggung jawab Kaknya. Selama
ini anak tidak diperbolehkan bergauldengan orang tuanya. Bila sudah mencapai usia sekitar enam tahun tiba
lah saatnya untuk diasramakan . Sebelum masuk asrama tubuhnya dihiasi dengan bulu kasuari, burung
cendrawasih , dan burung-burung lainnya. Setelah itu dengan iringan tarian adat sianak diantar ke asrama.
Adapun asramanya ada yang khusus untuk anak perempuan dan untuk anak laki-laki.
Asrama ini letaknya jauh terpencil dan satu dengan lainnya berjauhan , sehingga tidak mudah kena
pengaruh dari luar atau mendapat gangguan .
Arama laki-laki diasuh oleh seorang laki-laki yang sudah lanjut usia sedang untuk asrama perempuan di
129
asuh pula oleh seorang perempuan yang sudah lanjut usia. Di asrama anak laki-laki diajar tentang cara -cara
berkebun , membuat tali, mengukir anak panah yang sesuai dengan lambang famnya masing-masing. Sedang
kan anak -anak perempuan diajar tentang cara menata rambut, membuat tali, mengatur rumahtangga, ber
kebun .
Selama di asramamereka tidak boleh berpacaran dan bertemu dengan orang tua. Apabila ada orang tua
yang ingin bertemu anaknya ia harusmenyembah sujud kepada kepala Asrama. Sering kali Kepala Asrama
tidak mengijinkan meskipun sudah sujud. Kalaupun diijinkan hanya sebentar saja .
Apabila anak perempuan keluar asrama kepalanya harus bertudung hingga mukanya tidak mudah di
lihat. Setelah dewasa orang tuamencarikan jodohnya.
B. Pendidikan Modern
Dalam hal pendidikan ternyata pihak -pihak swasta banyak juga andilnya. Sebagai contoh misalnya
YPPK (Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik ) sejak tahun 1907 bersama pemerintah telah berusaha
membangun kampung-kampung dan mendirikan sekolah agama bagi rakyat. Pihak YPPK dalam tahun
1921 telah mendirikan 8 buah sekolah untuk 350 murid dan mendirikan rumah penduduk sebanyak 1 .100
rumah . Pada tahun 1937 Pemerintah mengijinkan YPPK untuk mendirikan Sekolah Peradaban di peda
laman-pedalaman . Tahun 1946 membuka ” Volksschool” di Merauke, dimana dari segala jurusan Daerah
Selatan dikumpulkan anak - anak untuk dididik . Tahun 1950 mulai membuka Sekolah Pertukangan dan Per
tanian dan baru tahun 1953 menjadi Sekolah Teknik . Pada tahun 1958 membuka Primair Middlebare School
enjadi SMP St. Paulus Abepura dan dua tahun kemudian dibuka SMP Katolik di Merauke
Pada tahun 1963 perkembangan pendidikan di Irian Jaya mengalami suatu proses yang perubahan
yang besar, dimana Pemerintah mulai membuka sekolah-sekolah negeri baik sekolah dasar maupun sekolah
lanjutan umum dan kejuruan .
1. Pendidikan Formal
Sekolah Dasar (SD )
Jumlah SD di seluruh Irian Jaya pada tahun 1978 mencapai 1.302 buah yang tersebar di Jayapura,
Teluk Cendrawasih , Yapen Waropen ,Manokwari, Sorong, Fakfak, Merauke, Jayawijaya, Paniai. . .
Ditinjau dari segi penyelenggaraan dan pemilikan sekolah sebagai lembaga pendidikan , maka di Irian
Jaya kebanyakan diselenggarakan oleh masyarakat dalam bentuk Yayasan. Yang diselenggarakan oleh peme
rintah 26 ,88 % sedang Yayasan 73,12 % antara lain diusahakan oleh :
a . YPK : Yayasan Pendidikan Kristen
b . YPPK : Yayasan Pendidikan Persekolahan Katholik
c . YPPGI : Yayasan Pendidikan Persahabatan Gereja Injil
d . Yapis : Yayasan Pendidikan Islam
Dari namanya dapat ditarik kesimpulan bahwa badan yang membentuk Yayasan untuk menyelengga
rakan pendidikan adalah badan-badan agama, Ini dapat dimengerti karena Irian Jaya boleh dikatakan masih
berada dalam kebudayaan primitip , yang menjadi sasaran dalam penyebaran agama oleh missi Katholik ,
Kristen , maupun Islam . Salah satu sarana untuk memantapkan penyebaran agama ini adalah mendirikan
sekolah , baik yang bersifatkeagamaan maupun bersifat umum .
- Jumlah Murid
Dari 1.302 buah SD memiliki murid sebesar 139.008 orang anak , sedangkan penduduk Irian Jaya
usia 7 – 12 tahun pada tahun 1978 berjumlah 161.621 orang. Seandainya 139.008 anak itu berusia 7 – 12
tahun seluruhnya maka partisipasi pendidikan di SD inimencapai : 1 . x 100 % = 86 % . Tetapi ke
161.621
nyataannya dari pengolahan kwesioner adalah sebagai berikut:
1). Usia 7 – 12 tahun . . . . . . . . . = 100 .086 anak
2 ). Usia diluar 7 – 12 tahun . . . . .. . . = 38 .922 anak
Dengan demikian maka enrolment ratio bagi pendidikan di SD ini adalah :
100 .086 x 100 % = 61,92 % .
161.621
130
Dari perbedaan angka yang diperoleh dari perbandingan jumlah murid SD dengan penduduk usia
7 - 12 tahun dan angka enrolment yang didapatkan dari perbandingan jumlah murid usia 7 – 12 tahun
dengan penduduk usia 7 – 12 tahun sebanyak 28,34 % itu berarti bahwa 28,34 % dari usia 7 – 12 tahun
berada di luar itu membuktikan bahwa banyak penduduk yang seharusnya sudah belajar di SLTP masih
tetap belajar di SD ..
Zoeur
JUMLAH
SWASTA JUMLAH
ni-
NEGERI RELATIP ( % )
KABUPATEN ABSOLUT
INP | BIASA JLH | SUB BANSWP JLH NEGERI SWASTA
IRIAN JAYA | 142 208 1350 922 1952 1. 302 26 ,88 73,12
- Efisiensi
Lembaga pendidikan dasar yang berlangsung 6 tahun terus menerus tidak semua anak benar-benar
menikmatinya . Dalam arti enam tahun berturut-turut si anak berhasil menyelesaikan pelajaran di SD . Dengan
demikian pendidikan di Sd akan berhasil dengan efisien apabila, seluruh anak dapat menyelesaikan pelajaran
dalam waktu yang telah ditentukan .
Tetapi kenyataannya yang ada, setiap tahunnya banyak anak yang mengulang serta banyak yang putus
sekolah.
- Keadaan Mutu SD.
Keadaan mutu SD belum setinggi yang diharapkan . Pelaksanaan kurikulum 1975 masih tersendat- sen
dat. Penataran guru SD barulah mencapai taraf menatar guru SD kelas I, II, III, dan IV . Banyaknya guru SD
yang belum berizasah SPG pun mempengaruhi mutu pendidikan SD . Untuk menambah pengetahuan dan pe
ningkatan mutu guru disamping melalui penataran langsung juga melaluiudara , yang terkenal dengan KPG
Udara.
Keadaan mutu SD pun dipengaruhi oleh sukarnya mencari buku -buku murid . Di tiap kota di pantai
bolehlah dikatakan hanya satu toko buku saja . Bahkan di ibu kota kabupaten Merauke, Jayawijaya dan Pa
niai tidak ada toko buku sama sekali.
131
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP )
Dalam tahun 1978 jumlah sekolah SLTP 112 buah , sedang pada tahun 1977 mencapai jumlah 120
buah . Hal ini disebabkan karena setelah beberapa ST/SMEP dan SKKP mengalami integrasi dan beberapa
SMP yang ditutup karena kehabisan murid di daerah serta bergolaknya daerah-daerah tertentu. Jumlah
SLTP 112 buah ini terdiri dari SMP 79 buah , SMEP 12 buah , SKKP 10 buah, ST 11 buah .
- Guru
Dari 112 buah SLTP yang tersebar seluruh Irian Jaya (yang terdiri dari 116 buah kecamatan adminis
tratif) ini, memiliki 798 orang guru tetap dan 501 orang guru tidak tetap . Jumlah murid SLTP adalah 18. 138
orang, dengan demikian ratio guru SLTP : murid adalah 1 : 23.
Tabel 2 . Jumlah SLTP di Irian Jaya Tahun 1978
SK KP 50,00 50,00
ST 36 ,36 63,64
33 37 112 29 , 46 70 ,54
· SLTP
No KABUPATEN JUMLAH
SMEP ST | SKKP
Jayapura
T. Cendrawasi
Yapen Waropen
Manokwari
Sorong
Fakfak
Merauke
Jayawijaya
Paniai
Irian Jaya
132
. . Efisiensi
Untuk melihat efisiensi belajar di SLTP, harus kita bandingkan data kelas I baru pada tahun 1975 yang
pada tahun 1977 di harapkan akan menamatkan pelajarannya di SLTP tersebut.
Ternyata efisiensi belajar di SLTP hanya sekitar 60 % , dengan demikian 40 % lainnya adalah mereka
yang putus sekolah dan mereka yang mengulang.
Dengan demikian efisiensi belajaran SLTP berkisar sekitar 60 % saja , sedang yangmengulang sekitar 9% .
Jadi 31 % lainnya adalah mereka yang putus sekolah ditengah jalan .
- Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan SLTP pada umumnya adalah cukup, namun ada kabupaten yangmutu pendidikannya
belum bisa dipertanggung jawabkan . Hal ini disebabkan belum seragamnya bahan EBTA. Suvervisi jarang di
lakukan , karena perjalanan suvervisi seluruhnya dibebankan pada mata anggaran rutin yang kecil jumlahnya.
Perjalanan ke kota lain harus dilaksanakan dengan kapal terbang satu -satunya alat penghubung yang rutin .
Ke pedalaman pun harus dilakukan dengan kapal terbang kecil (Cessna). Untuk perjalanan ke pedalaman
harus dengan carter pesawat kalau ingin tidak terkatung-katung. Kebutuhan akan buku pelajaran sangat
minim .
Buku pelajaran kiriman dari Proyek Paket Buku banyak menumpuk di Jayapura. Biaya pengepakan
dan pengiriman sebesar Rp 8./buku yang disediakan oleh Proyek Paket Buku kurang dari cukup. Akibatnya
buku -buku tersebut hanya dititip-titipkan kepada petugas dari P & K yang kebetulan bertugas, untuk mem
bawakannya ke sekolah penerima.
Sebagian besar lulusan SLTP/ SMP melanjutkan pelajarannya. Lulusan SLTP tahun 1977 adalah sebesar
3 .346 orang.
Mutu gurupun belum memadai dengan yang diharapkan . Banyak guru yang mengajar tidak pada bidang
nya, bahkan masih banyak guru yang berijasah dibawah PGSLP. Penataran lokal yang pernah diadakan baru
lah penataran yang menyangkut pengetrapan kurikulum 1975 bagikepala -kepala sekolah dan penataran lokal
bagi bidang studi yang lain belum pernah diadakan. Penataran-penataran regional yang diadakan hanyalah
diperuntukan bagi guru negeri pada sekolah negeri, sedangkan guru negeri yang dipekerjakan pada sekolah
yayasan /swasta bersubsidi adalah jauh lebih banyak , yaitu 65 % dari seluruh SMP yang tersebar di seluruh
Irian Jaya hanya 18 buah yang telah dilengkapi dengan laboratorium dan perpustakaan sekolah . Sedangkan
51 lainnya belum ada prasarana dan sarananya sama sekali, ini bisa dimengerti karena 51 buah sekolah itu
di kelola oleh pihak Yayasan /Swasta. Sedangkan pemerintah melalui Pelita hanya menyediakan dana yang
kurang memadai.
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA )
– Jumlah Sekolah
SLTA di Irian Jaya menurut kwesioner 25 Pebruari 1978 , sebanyak 36 buah terdiri dari SMA 15 buah ,
SMEA 9 buah, SMKK 1 buah, STM 2 buah, SPG 8 buah, SGO 1 buah . Sekolahan ini tersebar di Jayapura,
T . Cendrawasih , Yapen Waropen ,Manokwari, Sorong, Fakfak, Merauke, Jayawijaya, Paniai.
Seperti halnya lembaga pendidikan SD dan SLTP maka di SLTA pun 41,66 % dikelola oleh pemerintah
sedangkan 58,34 % diselenggarakan oleh Swasta yaitu Yayasan dan Swadayamasyarakat.
– Jumlah Murid
Pada tahun 1978 jumlah murid diseluruh Irian Jaya adalah 7. 263 orang. Dari jumlah murid tersebut
ternyata hanya 61,33 % yang ideal untuk belajar di tingkat SLTA terutama SMA. Sedang SLTA tingkat
kejurusan 40,61 % yang berumur ideal untuk belajar di SLTA tingkat kejuruan , sedang 58 ,95 % berada di
atas umur ideal dan 0 ,44 % berada sebelum umur ideal. Dan untuk murid SPG /SGO ternyata hanya 30 ,63 %
berada dalam umur ideal, 67,96 % berada diatas umur itu , sedangkan 1,41 % berada sebelum umur itu .
- Jumlah Guru
15 buah SMA di Irian Jaya yang terdiri dari 5 buah berstatus negeri dan 10 buah swasta,memiliki 107
guru tetap dan 182 orang guru tidak tetap, dan muridnya berjumlah 3 .419 orang. Sehingga ratio murid guru
adalah 32 : 1.
133
289 orang guru terdiri dari 123 guru SMA negeri, 57 guru SMA subsidi dan 109 guru SMA Swasta
dengan masing-masing ijazah yang dimilikinya adalah :
25 orang berijazah SLTA
39 orang berijazah PGSLP
194 orang berijazah Sarjana Muda
18 orang berijazah Sarjana.
SLTA kejuruan di Irian Jaya terdiri dari 9 buah SMEA (4 negeri dan 5 swasta), 2 buah STM (1 negeri
dan 1 subsidi) dan 1 buah SMKK negeri.
TABEL ! ! !
Jayapura
T . Cendrawasih
Yapen Waropen
Manokwari
Sorong
Fakfak
Merauke
Jayawijaya
os
Paniai
o
| IRIAN JAYA | 15 | 9 1 | 2 | 8
134
Guru SMEA Negeri se Irian Jaya berjumlah 147 orang, terdiri dari 39 orang guru tetap dan 108 orang
guru tidak tetap. Jumlah murid 1.896 orang. Jadi ratio guru murid adalah 1 : 49 .
147 orang guru tadi terdiri dari 63 guru SMA Negeri, 16 guru SMEA Bantuan , 68 guru SMEA Swasta.
Adapun ijazah -ijazahnya adalah sebagai berikut :
12 orang berijazah SLTA
19 orang berijazah PGSLP
81 orang berijazah Sarjana Muda
8 orang berijazah Sarjana
27 orang berijazah lain -lain dan sekolah agama.
- Mutu SLTA
Mutu pendidikan SLTA di Irian Jaya boleh dikatakan cukup , namun belum dapat dibanggakan . Lebih
lebih SMA negeri dimana fasilitas laboratorium cukup memadai. Seperti halnya dengan SMP, maka hanya
sekolah negerilah yang menyediakan fasilitas laboratorium . Suvervisi ke sekolah -sekolah masih sangat ter
batas.
· STM Jayapura dan STM YPK Kotaraja dengan alat-alat praktek yang sudah kuno tidaklah memadai
perkembangan jaman . SKKA (SMKK ) yang hanya sebuah itu dirasakan sangatlah kurang untuk menampung
kebutuhan dan aspirasi masyarakat. SMEA Negeri Jayapura sebagai calon SMEA Pembina perlu ditingkat
kan fasilitasnya.
Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi di Irian Jaya kali ini ialah Universitas Cendrawasih dan bagaimana tumbuh dan ber
kembangnya universitas tersebut dapat dibentangkan disini. Sejarah singkat Universitas Cendrawasih .
Sejarah Singkat Universitas Cenderawasih
Dengan tercapainya New York Agreement 15 Agustus 1962 Pemerintahan di Irian Barat (Irian Jaya
sekarang ) akan diserahkan kepada sebuah badan PBB , United Nations Temporary Executive Authority (UN
TEA ), oleh Pemerintah Belanda pada bulan Oktober 1962dan selanjutnya UNTEA akan menyerahkan peme
rintahan itu kepada Pemerintah Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963. Dalam masa peralihan ini sudah dimulai
usaha-usaha persiapan transfer secara riil dan efektif, yaitu dengan menempatkan tenaga-tenaga Indonesia
pada Dinas-Dinas pemerintahan UNTEA ataupun pada Perwakilan RI. Semasa UNTEA di Irian Barat.
Disamping persiapan transfer dari UNTEA kepada RI, Pemerintah Indonesia pada waktu itu juga telah
mulai mempersiapkan bidang-bidang lain yang oleh UNTEA tidak dimasukkan dalam acaranya; salah satu
diantaranya ialah usaha untuk mendirikan satu universitas Negeri yang akan disebut Universitas Negeri Cen
derawasih di Kotabaru (Jayapura sekarang) pada salah satu hari yang bersejarah bagi Bangsa Indonesia
sebelum berakhirnya tahun 1962. Hal inimerupakan manifestasi kemauan Pemerintah dan Rakyat Indonesia
dari Sabang sampaiMerauke demikemajuan rakyat Irian Jaya khususnya yang telah jauh ketinggalan di se
gala bidang sebagai akibat penjajahan .
Pada awal Oktober 1962 di Kotabaru telah dibentuk Panitia Persiapan Universitas Negeri Cenderawasih
(Skep Menteri PTIP No: 131 tertanggal 9 Oktober 1962) yang diketuai oleh Mayor Jenderal purna wirawan
Prof. Dr. R . Moestopo dan beranggotakan Prof. R . Soegarda Poerbakawatja dan Ismail Suny, Sh MCL.
Pada tanggal 14 Oktober 1962 Panitia ini telah melaporkan suatu rencana-lengkapnya (antara lain : Fakultas
yang dapat dibuka, kurikulum , tenaga pengajar , perlengkapan minimal yang diperlukan ) kepada Menteri
PTIP . Sebelas hari kemudian Panitia dibubarkan dan segera disusul dengan pembentukan Fact Finding
Committee (Skep Menteri PTIP No. 139 tertanggal 25 Oktober 1962) yang diketuai oleh Prof. R . Soegarda
Poerbakawatja dan beranggotakan Ismail Suny, SH MCL dan Makkateru Sjamsudin dengan tugas " check
on the spot” sekitar kemungkinan pendirian Universitas Negeri Cenderawasih sebagai realisasi rencana yang
sudah dipersiapkan .
Pada tanggal 26 Oktober 1962 FFC telah tiba di Kotabaru dengan mengemban pesan berharga dari
Wampa Koordinator Urusan Irian Barat (FFC dalam menjalankan tugasnya harus berhati-hati karena pe
merintah RI pada waktu itu belum berkuasa di Irian Barat dan hendaknya dapat bekerja -sama dengan rakyat
setempat) dan segera menjalankan tugasnya setelah memperoleh petunjuk -petunjuk pula dari Kepala Per
wakilan RI Semasa UNTEA . Sebelas hari lamanya Ketua FFC beserta anggotanya berusaha keras, penuh ke
135
tekunan dan keuletan serta tanpa mengenal lelah untuk mendapatkan kepastian tentang berhasilnya tugas
yang dibebankan kepadanya. FFC menghubungi pihak -pihak/golongan-golongan tertentu agar mereka dapat
memberikan dukungannya terhadap maksud baik Pemerintah RI yang menghendaki berdirinya Universitas
Negeri Cenderawasih di Kotabaru sebelum berakhirnya tahun 1962. Pihak-pihak /golongan-golongan itu
ialah Mr. Rolz Bennet, Kepala UNTEA, Panitia Pendidikan Tinggi yang diketuai oleh E.J. Bonay (kelak
menjadi Gubernur Propinsi Irian Jaya yang pertama), Mr. Robert Davee, Director of Cultural Affairs, Zen
ding/Yayasan Persekolahan Kristen , Missi Katolik , Islam dan Ketua Dewan Papua, Th . Meset (Bupati/Kepala
Daerah Tingkat II Jayapura sekarang), Mr. Robert Davee yang dalam pertemuannya yang pertama dengan
FFC (29 Oktober 1962) belum dapat menerima gagasan tentang pendirian suatu Lembaga Pendidikan
Tinggi di Kotabaru pada waktu itu (adanya kenyataan yang obyektif di kot
hanya memelihara apa yang sedang berjalan ), dalam pertemuannya yang kedua (5 Nopember 1962) dapat
menyelamidan menerima jalan fikiran FFC tersebut, sehingga esok harinya tanggal 6 Nopember 1962 dapat
dicapai suatu persetujuan tertulis dari fihak UNTEA tentang pendirian Universitas Negeri Cenderawasih
dan diidzinkan mempergunakan gedung OSIBA (Opleidingsschool voor Inheemsche Bestuurambtenaren ;
sekarang menjadi Gedung Utama Universitas Cenderawasih ) dan Kweekschool (sekarang Sekolah Pendidikan
Guru Negeri di Abepura ).
FFC segera melaporkan kepada Kepala Perwakilan RI Semasa UNTEA tentang hasil persetujuan terse
but, dan bersama-sama diambil keputusan antara lain : anggota FFC Ismail Suny SH MCL ditugaskan untuk
melaporkan hasil usaha FFC kepada Menteri PTIP dan Wampa Urusan Irian Barat,mengusahakan Skep pen
dirian Universitas Negeri Cenderawasih serta tugas baru bagi Ketua dan anggota FFC sebagai follow -up-nya,
mendatangkan tenaga pengajar beserta kebutuhan lainnya dari Jakarta , dan melaksanakan pembukaan
Universitas Negeri Cenderawasih bertepatan dengan Hari Pahlawan tanggal 10 Nopember 1962.
Berdasarkan laporan FFC yang dibawa oleh Ismail Suny SH MCL tersebut (7 Nopember 1962),maka
dengan Skep bersama Wampa Koordinator Urusan Irian Barat, Wampa Urusan Kesejahteraan Rakyat dan
Menteri PTIP No. 140 tertanggal 10 Nopember 1962, ditetapkan dengan resmi pembukaan Universitas Ne
geri Cenderawasih di Kotabaru pada tanggal 10 Nopember 1962. Kelak dengan Skep Presiden RI No. 389
tertanggal 31 Desember 1962 ditetapkan pengesahan pendirian Universitas Negeri Cenderawasih .
Bertepatan dengan Hari Pahlawan tanggal 10 Nopember 1962 jam 20.00 waktu setempat Universitas
Negeri Cenderawasih diresmikan pembukaannya di Kotabaru oleh Wakil Kepala Perwakilan RI Semasa
UNTEA, Max Maramis, karena Kepala Perwakilan RI Semasa UNTEA , Soedjarwo Tjondronegoro SH , tidak
berada di tempat, dengan mengambil tempat di salah satu lorong jalan keluar dalam gedung OSIBA yang kini
dikenal dengan Gedung Utama Universitas Cenderawasih . Dalam upacara ini Prof.R . Soegarda Poerbakawatja
memberikan kuliah umum yang berjudul " Dasar dan tujuan pendidikan dalam Alam Indonesia Merdeka " .
Sejak berdirinya Universitas Cenderawasih (UNCEN ) telah membuka dua Fakultas: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIF) dan Fakultas Hukum , Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FHKK ) – dua Fa
kultas lainnya, yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan , mestinya dibuka juga berdasarkan Skep
bersama Wampa Koordinator Urusan Irian Barat, Wampa Kesejahteraan Rakyat dan Menteri PTIP No. 140
tertanggal 10 Nopember 1962, tetapi terpaksa ditangguhkan karena satu dan lain hal, dua tahun kemudian
dibuka Fakultas Pertanian , Peternakan dan Kehutanan (FPPK ) di Manokwari (Skep Menteri PTIP No. 77
Tahun 1964) dan akhirnya pada tahun 1968 berdasarkan Skep Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No.
161 Tahun 1967 tertanggal 16 Desember 1967 Jurusan Ilmu Mendidik dari Cabang Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (IKIP ) Jakarta pada Universitas Cenderawasih (ubahan nama dari FKIP berdasarkan Skep
Menteri PTIP No. 74 Tahun 1964 tertanggal 17 Juli 1964 ) berdiri sendirimenjadi Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP ). Jadi dewasa ini Universitas Cenderawasih mempunyai empat Fakultas FHKK , FIP , FK dan FPPK .
Di samping empat Fakultasini sejak 1 Mei 1963 dalam lingkungan Universitas Cenderawasih telah didirikan
pula Lembaga Antropologi (LA ) yang berstatus sama dengan suatu Fakultas (Skep Menteri PTIP No. 82
tertanggal 20 Juli 1963) dan mempunyai Bagian -bagian : Penelitian , Perpustakaan, Permuseuman, Pendidikan
dan Tatausaha. Sejak akhir tahun 1973 LA menempati gedung baru yang dikenal dengan nama " Loka Bu
daya Universitas Cenderawasih ” .
Sampai tahun 1967 Universitas Cenderawasih dipimpin oleh pendirinya, Prof. R . Soegarda Purbaka
watja , dengan kedudukan mula-mula sebagai Koordinator Fakultas- fakultas dalam lingkungan Universitas
Cenderawasih , Ketua Presidium dan akhirnya Rektor. Sesudah beliau selanjutnya UNCEN dipimpin oleh
136
Brigadir Jendral R . Bintoro , Pangdam XVII Cenderawasih (Ketua Presidium ), Adi Andojo Sutjipto SH ,
Ketua Pengadilan Tinggi Sukarnapura (Jayapura sekarang ; Ketua Presidium ), Kolonel August Marpaung SH
(Rektor), Prof. Soekisno Hadikoemor (Rektor) dan Dr. Ir. Rubini Atmawidjaja, Rektor UNCEN sekarang.
Dalam perkembangan FHKK selanjutnya, pada tahun 1965 membuka Akademi Perniagaan (AIP)
di Sorong dan pada tahun 1967 Akademi Ilmu Administrasi (AIA ) diBiak. Demimempermudah koordinasi
dalam lingkungan FHKK , maka sejak tahun 1970 AIP dan AIA tidak menerima mahasiswa baru lagi, tetapi
di Jayapura dibuka jurusan Ketataniagaan , dan sejak tahun 1974 kedua Akademi tersebut dihapuskan .
Sejak tahun 1976 ini FHKK telah membuka Tingkat Sarjana untuk Jurusan Hukum , Jurusan Ketatanegaraan
dan Jurusan Ketataniagaan.
FIP yang secara resmi telah berdiri sejak 2 Mei 1968 , dewasa ini telah mempunyai tiga jurusan : Jurusan
Didaktik dan Kurikulum , Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan dan Jurusan Pendidikan Sosial. Mulai tahun
1976 ini FIP telah membuka Tingkat Sarjana untuk Jurusan Didaktik dan Kurikulum .
FKIP sejak berdirinya membuka tiga Jurusan : Jurusan Ilmu Mendidik , Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia , dan Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris ; tahun berikutnya baru dibuka Jurusan lainnya lagi: Jurus
an Sejarah, Juruan Ilmu Bumidan Jurusan Ilmu Pasti. Dengan diubahnya FKIP menjadi Cabang IKIP Jakar
ta pada Universitas Cenderawasih , maka jurusan IlmuMendidik masuk FIP , Jurusan Bahasa dan Sastra Indo
nesia dan Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris masuk Fakultas Keguruan Sastra Seni (FKSS ), Jurusan Sejarah
dan Jurusan Geografi masuk Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS ), dan Jurusan Ilmu Pastimasuk Fakultas
Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE ) sesuai dengan pola yang ada pada IKIP Jakarta. Akhirnya dengan düntegrasi
kannya Cabang IKIP Jakarta pada UNCEN ke dalam Universitas Cenderawasih kembali pada tahun 1968,
maka Jurusan Ilmu Mendidik menjadi FIP , sedangkan lima Jurusan lainnya (Bahasa dan Sastra Indonesia ,
Bahasa dan Sastra Inggris, Sejarah , Geografi dan Ilmu Pasti) menjadi Fakultas Keguruan (FK ). Pada tahun
1973 dalam lingkungan FK dibuka lagi satu Jurusan : Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ). Perlu ditambah
kan di sini bahwa FK dewasa ini telah memiliki Laboratorium -laboratorium : Fisika, Kimia , Biologi dan
Bahasa . Mulai tahun 1976 ini FK akan mencoba membuka Tingkat Sarjana untuk Jurusan Bahasa dan Sastra -
Indonesia , sedangkan Jurusa- jurusan lainnya selambat-lambatnya tahun 1980 telah akan membuka Tingkat
Sarjana pula . 9
FPPK yang menyatakan dirinya berdiri sejak tanggal 5 Oktober 1964 di Manokwari, yaitu beberapa
bulan setelah suatu team dari Institut Pertanian Bogor mengadakan peninjauan ke daerah itu dan ditanda
tanganinya piagam kerja - sama antara Lembaga Penelitian Pertanian Manokwari dan Universitas Cenderawa
sih , pada tahun 1976 ini belum mempunyai rencana membuka Tingkat Sarjananya .
2. Pendidikan Non Formal
Bidang Pendidikan Masyarakat
Banyak anak -anak seusia tingkat SD , SLTP dan SLTA terlantar tidak berada di bangku sekolah lebih
20 % . Baik karena disebabkan putus sekolah maupun karena tidak mendapat kesempatan bersekolah. Hal ini
telah menjadi perhatian pihak pendidik Masyarakat.
Penduduk Irian Jaya yang berumur lebih dari 10 tahun diperkirakan 41% masih buta huruf. Dari 833
desa barulah 21 desa yang sudah mempunyai kursus buta huruf, yang hanya mampu menggarap 503 orang
melalui kursus fungsional. Sedang aksarawan baru yang dapat dihasilkan pada tahun 1977 adalah sebanyak
1 .997 orang . .
Pemerintah telah menyediakan Perpustakaan sebanyak 23 buah : 1 buah di Propinsi, 3 buah di ibu kota
Kabupaten dan 19 buah di 44 Kecamatan. Jumlah seluruh buku yang disediakan 42.833 jilid /buah , namun
jumlah pengunjung-pengunjung dan peminjam belum tercatat datanya.
Bidang Keolahragaan
Bidang ini bertugas untuk memasalkan olah raga, penataran para petugas dan pencarian bibit. Potensi
Irian Jaya dalam Olah Raga amat menonjol, melihat kenyataan yang ada selama ini.
Bidang Pembinaan Generasi Muda
- Hingga saat ini di seluruh Irian Jaya belum terdapat gedung Gelanggang Remaja yang berfungsi untuk
pasat kegiatan Remaja. Kecuali di Biak telah dibangun Gelanggang Remaja atas inisiatip Pememtah
Daerah .
137
– Pembinaan Mahir Pramuka yang ada sangat sedikit, jumlahnya 140 anak didik untuk satu pembina.
Jumlah pelatih Pramuka yang ada 57 orang, berkedudukan di Jayapura .
- Usaha pembinaan Organisasi Remaja belum memenuhi sasaran.
– Kurangnya fasilitas angkutan bagi petugas Pembina Generasi Muda di Irian Jaya.
Besarnya jumlah pemuda putus sekolah bertebaran disetiap kabupaten di Irian Jaya , halmana akan me
rupakan masalah sosial bagi masyarakat Irian Jaya .
138
BAB XII
NILAI- NILAI SOSIAL DAN POLA KEHIDUPAN
A. Nilai-nilai Dasar
Walaupun penduduk asli Daerah Irian Jaya terdiri dari berbagai suku yang masing-masing memiliki tra
disi yang berbeda, tetapi pada umumnya sejak daridahulu mereka telah memilikinilai-nilai dasar yang dapat
dikatakan sama, yaitu azas timbal-balik /kesamarataan dan azas kegotongroyongan .
Azas kegotongroyongan ini tercermin didalam kehidupan mereka sehari-hari seperti di antaranya : mem
bangun rumah , membuat perahu , berburu, bercocok-tanam , menyelenggarakan upacara -upacara adat (ke
lahiran , perkawinan , kematian , perang ) dan sebagainya.
Sedangkan azas timbal-balik /kesamarataan ini tercermin di dalam hubungan kerja mereka yang mana
biasanya masing-masing anggota suatu kesatuan suku (clan ) telah memiliki pembagian kerja sesuai dengan
tingkatan usia atau jenis kelaminnya. Bahkan pada suku Mimika misalnya, azas timbal balik ini tidak saja
mendasari hubungan antara mereka sendiri tetapi juga hubungan antara roh-roh nenek moyang dengan ke
turunannya yang masih hidup dan bahkan sampai pada hubungan antara manusia dengan binatang-binatang
peliharaannya. Perahu yang menjadi alat transportasi utama adalah dikuasai/menjadi hak kaum wanita di
sini, karena sesuai dengan tugas-tugas wanita suku Mimika yang berat seperti: mengurus rumah tangga, me
ngasuh anak, berkebun, mendayung perahu dan sebagainya;maka sudah sewajarnya bahwawanita mendapat
imbalan jasa yang setimpal. Demikian pula halnya dengan roh -roh nenek moyang yang semasa hidupnya
banyak berjasa sampai pada anjing yang berjasa dalam membantu kehidupan pemiliknya pun mendapat peng
hormatan dalam upacara-upacara adat.
Pada waktu itu azas timbal-balik dan gotong-royong inimemang hanya dipraktekkan didalam clan-clan
mereka yang boleh dikatakan masih terbatas pada ikatan kelompok -kelompok masarakat yang kecil, tetapi
nilai-nilai dasar ini sampai sekarang masih cukup kuatmelekat pada sebagian besar penduduk asli Irian Jaya.
B. Hubungan Sosial
Sistem kemasarakatan penduduk asli daerah Irian Jaya yang berdasarkan ikatan -ikatan kekerabatan da
lam banyak hal turut menentukan bentuk dan sifat di dalam hubungan sosialmereka. Pada suatu kesatuan
suku yang disebut clan (di Kabupaten Sorong disebut gelet; di Biak disebut keret dan di Waropen disebut
kirid ) baik yang bersifat patrilineal maupun matrilineal biasanya untuk pengorganisasiannya diatur oleh
anggota -anggotanya sesuai dengan tugas atau jabatannya masing-masing. Dalam hal inilah terdapat berbagai
kepangkatan atau jabatan yang sesuai dengan keahlian petugas bersangkutan yang sedikit banyak menen
tukan kedudukannya sebagai anggota clan yang terpandang .
Kepangkatan /jabatan ini pada umumnya mengurusi berbagai hal seperti: kepemimpinan clan , keagama
an, kepercayaan ,maslah perang, upacara-upacara adat, dan sebagainya.
Di samping itu adanya perbedaan sistem kekerabatan di antara suku-suku itu menentukan pula dalam
sistem pembagian kerja bagi anggota -anggotanya, khususnya pembagian kerja antara pria dan wanita. Ten
tang hal ini dapat diungkapkan beberapa contoh sebagai berikut :
1. Pada Suku Amungme di Kabupaten Fak-fak dan Suku Dani di Kabupaten Jayawijaya pengadaan
kayu bakar untuk keperluan RTK (Rumah Tangga Keluarga) adalah pekerjaan yang mutlak harus di
kerjakan oleh kaum pria. Sebaliknya pada Suku Biak di Kabupaten Teluk Cenderawasih dan Moraid
di Kabupaten Sorong pengadaan kayu bakar merupakan pekerjaan kaum wanita .
139
2 . Pada Suku Sentani di Kabupaten Jayapura , mencari ikan adalah pekerjaan mutlak bagi wanita . Se
baliknya pada suku-suku lain merupakan pekerjaan pria .
3. Pada Suku Nimboran , pekerjaan mengambil air baik di kali maupun di sumur adalah mutlak pekerja
an kaum wanita . Pada suku-suku lain pada umumnya kaum pria pun dapat melakukan pekerja
sebut. Bagi adat sukụ Nimboran , pekerjaan mengambil air dianggap hina untuk pria .
4 . Pekerjaan memangkur sagu, pada Suku Tobati dan Suku Sentanimerupakan pekerjaan kaum wanita .
Sedangkan pada suku lain pada umumnya merupakan pekerjaan pria.
Kepangkatan / jabatan dan pembagian kerja itu telah ada hukum -hukumnya tertentu yang diatur oleh
adat-istiadat mereka masing-masing. Oleh karenanya mereka menyadari dan saling menghormati tugas/pe
kerjaannya untuk dilaksanakan sebaik -baiknya. Karena bila sampai melanggar adat mereka bisa dihukum
bahkan bisa dikucilkan dari clannya.
Dengan adanya azas timbal-balik dan azas kegotongroyongan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
ternyata kepangkatan atau pun perbedaan dalam pembagian kerja tersebut tidak menciptakan adanya per
bedaan kals dalam masarakat, karena mereka menyadari bahwa pangkat/jabatan atau tugas yang dibebankan
pada seseorang itu telah dirasa sesuaidengan keahlian /kemampuan mereka masing-masing .
140
Sedangkan bagi golongan masarakat yang tinggal di pedesaan , daerah pedalaman dan di pantai, khusus
nya masarakat suku terasing memiliki irama hidup yang berbeda dengan masarakat kota. Hal ini terutama
karena faktor geografis dan faktor kepercayaan atau adat-istiadat setempat yang sampai sekarang masih
sangat berpengaruh di dalam kehidupannya, walaupun banyak di antara mereka telah beragama dan telah
berkenalan dengan kebudayaan modern .
Mereka yang hidup di daerah rawa-rawa (daerah Marind Anim ,misalnya) pada waktu musim hujan ka
rena banyakdaerahnya yang tergenang air mereka bisa menggunakan perahu-perahunya untuk menangkap
ikan . Di beberapa daerah pantai yang berawa-rawa air tawar sukar didapat ; di saat-saat inimereka menyim
pan air hujan untuk persediaan di musim kemarau. Untunglah di daerah ini (bagian selatan ) musim hujan
lebih panjang. Dimusim kemarau mereka mengadakan perburuan dan mencari sagu .
Di daerah -daerah pegunungan atau pedalaman matapencaharian penduduknya adalah bercocok- tanam /
bertani, berburu , berternak babi dan mencari ikan bagi yang dekat dengan sungai/danau atau pantai. Di
daerah -daerah ini tidak semua tanahnya cocok untuk pertanian , karena sebagian besar tanah di Irian Jaya
terdiri atas karang dan tanah yang mengandung kadar mineral. Sehingga tak jarang tanah yang digunakan
untuk pertanian hanya bisa dipakai sekitar tiga sampai tujuh tahun saja , untuk selanjutnya harus dibuka ta
tanah pertanian yang baru. Tetapi kadang-kadang panen dari huma/tanah pertanian yang baru tidak selama
nya merupakan sambungan panen dari huma yang lama. Di dalam masa menanam di ladang baru ini suatu
kelompok suku swring kekurangan makanan (paceklik ); Masa paceklik ini seringkali dialami selama satu
sampai dua tahun, seperti yang terjadi pada suku Arfa di daerah Manokwarimisalnya. Didaerah pedalaman
yang berhutan , tak jarang pembukaan huma inimenyebabkan adanya erosi tanah yang mengakibatkan banjir;
sedangkan untuk berburu di daerah ini dilakukan pada waktu malam gelap di musim hujan . Berburu dan
mencari ikan di daerah inimerupakan mata pencaharian sampingan / selingan .
Masarakat daerah pantai yang sebagian besar hidup sebagai nelayan , tak jauh berbeda irama hidupnya
dengan nelayan pada umumnya dimana-mana, yang mana mereka harus selalu memperhitungkan waktu dan
cuaca pada saat-saat yang tepat untuk penangkapan ikan .
Adat maupun kepercayaan lama yang sampai kini masih kuat melekat dalam diri penduduk asli Irian
Jaya (suku terasing khususnya) irama kehidupannya banyak diwarnai dengan upacara-upacara adatnya,
khususnya yang berhubungan dengan fase -fase siklus kehidupannya seperti: kelahiran , perkawinan perang
dan kematian .
Dengan adanya pembinaan baik dari kalangan pemerintah atau para ahli dan adanya ajaran -ajaran aga
ma, lambat laun teknologi serta alat-alat dalam kehidupan ekonomimereka pun meningkat, demikian pula
adat atau kepercayaan masarakat yang tidak sesuai dengan ajaran agama sedikit demi sedikit bisa dihilang
kan . Hal ini sedikit banyak jelas berpengaruh pada irma hidup masarakat Irian Jaya dewasa ini.
E . OTORISASI DAN KEPEMIMPINAN
Di dalam bab Struktur Pemerintahan disebutkan tentang bentuk dan struktur pemerintahan di Daerah
Irian Jaya dari jaman ke jaman. Sesuai dengan hal tersebut maka masalah Otorisasi dan Kepemimpinan-nya
pun berubah -ubah /berkembang sesuai dengan bentuk pemerintahan yang ada pada setiap jaman .
Menurut buku Sejarah Daerah Irian Jaya * disebutkan bahwa kepemimpinan pada masa kuno diduga
timbul dari keluarga, yaitu anggota keluarga yang dianggap mempunyai kelebihan -kelebihan tertentu yang
pada umumnya didasarkan pada usia dan prestasi. Hal ini terbukti dengan adanya kenyataan bahwa pada
penduduk yang kehidupannya masih sederhana, kepemimpinan timbul dari keluarga yang berusia lanjut
serta mempunyai kedudukan istimewa. Dugaan ini diperkuat dengan bukti adanya sistem kepemimpinan
pada suku - suku di Pegunungan Tengah , di antaranya suku Pesechem , Timorini. Di sinikepemimpinan timbul
selain dari kepala keluarga yang berusia lanjut tetapi juga mereka telah lama tinggal/diam di daerah ini.
Mereka lambat laun bertindak sebagai pemimpin , bukan hanya untuk keluarga mereka sendiri, tetapi juga
telah meluas ke keluarga yang lebih besar. Mereka disegani karena prestasi, pengalaman dan kepandaiannya
dalam berbagai bidang serta kharismanya. Pemimpin -pemimpin seperti ini lama-kelamaan tumbuh sebagai
pemimpin kelompok dan suku (clan ). Kepemimpinan mereka selain bersifat keluarga juga dalam artian
ekonomi dan kepercayaan . Karena tiga faktor ini berhubungan erat. Bahkan hal ini berkembang menjadi
kepemimpinan yang bersifat politis, yaitu sebagai kepala suku, ondowafi, kepala desa maupun sebagai pang
lima perang.
141
Pada jaman Irian Jaya mengenal dan berhubungan dengan kerajaan-kerajaan di luar Irian Jaya (kerajaan
Hindu ), struktur kepemimpinan dan pengaturan kerajaan agak bervariasi antara daerah satu dan lainnya.
Di Biak misalnya, oleh M . Amir Sutaarga * * disebutkan bahwa sebagai pimpinan keret terdiri dari beberapa
jabatan . Sebagai ketua keret adalah adir. Di sampingnya ada panglima perang (mambri), mampapok yaitu
pengurus urusan sehari-hari di masarakat keret ini, Mon sebagai ahli sihir atau dukun, Sengaji merupakan
gelar simbolis untuk kepala distrik karena di luar keretnya ia tak berpengaruh lagi.
Di daerah Waropen sebuah da dikepalai oleh serabawa, yang dianggap keramat dan berpengaruh . Se
rabawa merupakan seorang yang tertua menurut garis keturunan ayah . Ia selain sebagai kepala da juga
sebagai pimpinan upacara -upacara dan mempunyai hak tertentu. Serabawa didampingi oleh manobawa
(dewan ) yang terdiri dari orang laki-laki yang berpengaruh . Di daerah Nimboran sebuah tang dikepalai oleh
eram dan dibantu oleh tekai. Di daerah teluk Humboldt wilayah Metuweici dikepalai chorsoi dan rowes.
Pada suku Muyu sebuah muwambip dikepalai oleh kajepak ; di samping ini ada tokoh yang lebih berpenga
ruh ialah konontot (panglima perang). Di Mimika ta-aru dipimpin oleh taparomako. Pada suku Kapauku
dikepalai oleh tonowi. Pada suku Jaqai di kabupaten Merauke, kepala perang merupakan pimpinannya di
sebut kade-poqoi dibantu oleh penasehatnya disebut Rade-poqoi. Dan masih banyak lagi.
Besar kecilnya kekuasaan kepala-kepala tersebut tergantung pada besar kecilnya pengikut-pengikut
mereka. Pada suku Mejbrat misalnya, orang yang berpengaruh adalah terdiri dari orang-orang pedagang
disebut bobot.
Pengaturan dari kesatuan-kesatuan berdsar pada aturan adat yang berlaku dikesatuan kelompok masa
rakatnya. Siapa saja yang hidup di dalam masarakat adat di situ harus tunduk pada adat yang berlaku. Se
seorang yang melanggar adat akan dihukum , selain bisa dikucilkan bahkan tak jarang juga mendapat hu
kuman jasmani.
Demikianlah otorisasi dan kepemimpinan yang terdapat pada sebagian besar daerah -daerah di Irian
Jaya pada waktu itu. Walaupun demikian ada juga perbedaan /kekhasan yang menyolok antara satu suku
dan suku alinnya maupun antar clan . Chorsoi di teluk Humboldt misalnya, merupakan kepala atau pemim
pin yang mempunyai otoritas tinggi sekali, sehingga pelanggaran -pelanggaran adat selalu disertai denda dan
sangsi yang berat; kepemimpinannya berdasar pada garis keturunan ayah . Sedangkan pada suku Amungme,
tidak mengenal kepala suku dan pimpinannya dipilih secara demokratis di antara keret-keret yang berga
bung. Jadi pimpinan dipilih bukan karena turunan . Demikian pula halnya dengan suku Ekari.
Pada jaman penjajahan Belanda otoritasmaupun kepemimpinan ada padanya walaupun kepala-kepala
suku masih dimanfaatkan untuk membantu orang-orangnya di berbagai daerah , yang mana kedudukan /
kekuasaan kepala -kepala adat/keret hanya sekedar untuk melaksanakan kemauan /perintah pemerintah
Belanda.
Otoritas dan kepemimpinan di jaman kemerdekaan Irian Jaya (kembali ke pangkuan Indonesia tanggal
1 Mei 1963) mengalamiperubahan besar dan khususnya sejak tahun 1974, pemerintahan kampung warisan
Belanda dihapuskan dan diganti dengan pemerintahan desa sesuai dengan daerah -daerah lainnya di Indonesia.
Pada masa sekarang kepala adat dianggap pedang bermata dua, karena pemimpin adat adalah orang yang
dapat menguasai jalur komunikasi dalam masarakat. Oleh karenanya, dalam penyusunan struktur organisasi
desa pada masa sekarang pemimpin adat bila tidak diangkat atau dipilih sebagai pimpinan desa /kepala desa ia
ditempatkan sebagai penasehat dan dalam garis koordinasi atau konsultasi. Selain itu ia ditempatkan dalam
Dewan Musawarah Desa.
F. KONSEP WAKTU
Penelitian-penelitian yang pernah diadakan dapat dikatakan belum ada yang menyebutkan adanya
masarakat daerah Irian Jaya. Namun masalah penggunaan waktu dalam satu ke
lompok masarakat pernah diteliti oleh Ir. Hofman sebagaimana yang disebutkan oleh AW . Siagian MO . * .
Penelitian ini dilakukan terhadap masarakat desa Jitman didaerah danau Ayamaru dengan perbandingan jam
kerja antara pria (bapak ) dan wanita (ibu ) sebagai berikut :
142
JENIS PEKERJAN Jumlah Jam Kerja
PRIA WANITA
5 .2 5 .8
Kalau satu keluarga (bapak dan ibu ) seharusnya bekerja 7 jam dalam 1 hari,makamasih ada sisa waktu
1 .8 + 1. 2 = 3 jam sehari atau 270 x 3 jam = 810 jam dalam 1 tahun , yang berarti cukup untuk mengerjakan
1 ha kebun cengkeh misalnya.
Menurut pendapat penulis bersangkutan (AW . Siagian MO) penggunaan waktu di daerah pantai makin
merosot lagi.
G . SIKAP TERHADAP DUNIA LUAR
Pada umumnya masarakat yang tinggal di daerah -daerah pantai mempunyai sikap jauh lebih terbuka
daripada masarakat di pedesaan /pedalaman. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh adanya perbedaan
perbedaan dalam hal: letak geografi, sarana komunikasi (perhutunban dan bahasa ), adat-istiadat dan sosial
ekonomi.
Sikap masarakat pantai lebih terbuka disebabkan karena beberapa hal tersebut di atas lebih memung
kinkan mereka untuk sering mengadakan kontak dengan dunia luar yang biasanya karena tujuan perda
gangan /perniagaannya dengan pendatang-pendatang daridaerah lain .
Sedangkan pada masarakat pedalaman/pedesaan masarakat terasing khususnya, di samping beberapa
faktor penyebab , faktor kepercayaan /adat masyarakatnyalah yang menyebabkan sikapnya lebih tertutup
terhadap dunia luar (ciri-ciri masarakat terasing di antaranya adalah : ikatan kelompok sangat kuat dan me
nutup diri dari pengaruh luar ).
Salah satu contoh misalnya, masarakat suku Dani yang mendiami Lembah Baliem . Mereka berpendapat
bahwa suku mereka adalah induk /kakak dari suku- suku lainnya di pedalaman . Dengan dasar inilah mereka
sangat ketat memegang adat-istiadatnya sehingga segala hal-hal baru yangmasuk ke dalam lingkungannya di
terima dengan hati-hati. Oleh karenanya penerimaan hal-hal baru pun menjadi lamban . Suku -suku terasing
lainnya lebih terbuka daripada suku Dani ini. Suku Ekari, Moni dan Amungmewalaupun juga kritis dalam
mempertahankan adat /tradisinya tetapi karena mereka seringmengadakan kontak dengan masarakat lainnya
di pantai untuk berdagang, sikap mereka lebih terbuka.
Melihat kenyataan itu , seorang pejabat bernama A . Mampioper berpendapat bahwa usaha-usaha untuk
membangun masarakat pedalaman di Irian Jaya haruslah dimulai dari suku Dani, karena dalam suku Dani
lah pusat dari kebudayaan suku -suku pedalaman lainnya.
Walaupun demikian berpegang pada pendapat Held yang menyebut bahwa suku-suku Irian Jaya pada
umumnya memiliki sifat sebagai ” Cultuurimprovisator” dan melihat kenyataan dari usaha
dalam pembinaan suku -suku terasing, kiranya sikap mereka yang semula tertutup itu bisa berubah ke arah
sikap yang terbuka untuk tujuan yang positip .
143
BAB XII
A. BIDANG PERS DAN PENERBITAN
Propinsi Irian Jaya walaupun usianya relatif lebih muda dari pada Propinsi-propinsi di Indonesia
lainnya, namun dibidang pers/persuratkabaran tidak terlalu jauh ketinggalan . Situasi dan kondisi daerah
menyebabkan keadaan pers (penerbitan surat kabar) masih terpusat di Ibu kota Propinsi, yakni : Jaya
pura .
Sampai saat ini ada 4 (empat) buah penerbitan surat kabar di Jayapura masing-masing :
. cena Fa uria dan
n
1. Harian Cenderawasih
2. Mingguan Tifa Irian
3. Mingguan Teropong dan
4 .Mingguan Berita Karya.
disamping sebuah Kantor Berita ialah " Antara” cabang Jayapura . Namun seperti umumnya keadaan
pers di daerah (selain beberapa daerah di Indonesia ) maka pers di Jayapura masih termasuk dalam
kelompok " pers lemah" baik dari segi Perusahaannya, management dan redaksionilnya.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang sifatnya komplex dan nyaris terjerat dalam ling
karan setan .
Disatu pihak biaya cetak yang tinggi, pemasaran yang sulit, income yang tersendat-sendat dan
lambatnya transportasi ke daerah merupakan sebagian hambatan walaupun untuk merangsang pener
bitan ini Pemerintah Daerah telah pula menyumbangkan sejumlah uang kepada masing-masing penerbit.
PERANAN PERS DALAM PEMBANGUNAN
Bicara masalah peranan pers dalam pembangunan , kiranya tak perlu disangsikan lagi betapa pen
ak orang berkata bahwa peranannya penting, akan tetapi untuk dapat berperan bagi
masyarakat pers sendiri tidaklah semudah apa yang bisa diucapkan orang.
Pers sebagai media komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat disamping mem
berikan motivasi kepada masyarakat dalam pembangunan sebenarnya perlu ditingkatkan peranannya
Banyak segi- segi positif yang dapat disumbangkan oleh kalangan pers disesuatu daerah dari pada segi
segi negatifnya.
Apalagi kita semua maklum bahwa pers Indonesia bukanlah pers liberal akan tetapi Pers Pancasila
yang terikat akan berbagai norma dan etika, baik pribadi, kemanusiaan maupun Agama dan kepen
tingan Nasional sebelum sesuatu berita ditampilkan dalam lembaran -lembaran Surat kabar .
Dengan kata lain bahwa pers Indonesia menginginkan dirinya menjadi pers yang sehat.
Apakah yang dimaksud dengan pers yang sehat ? Pers yang sehat adalah pers yang bebas dan bertang
gung jawab , yakni pers yang dapat menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi yang obyektif,
melakukan kontrol sosial yang kontruktif, menyalurkan aspirasi rakyat serta meluaskan komunikasi
rakyat.
Melalui pers, masyarakat dapat menyalurkan aspirasi antara lain dengan menyuarakan hati nurani
rakyatmelalui Tajuk Rencana maupun Pojok dan Karikatur.
145
USAHA PENYEBARAN INFORMASIMELALUIMEDIA CETAK KE DESA
Propinsi Irian Jaya yang meliputi luas 410,660 Km2 dengan penduduk 1.084.258 jiwa (sensus
1977) terbagi atas 9 kabupaten dengan 116 Kecamatan dan 892 desa tidak dilupakan dalam ikut serta
mengetahui hasil-hasil pembangunan melaluimedia cetak dalam hal ini surat kabar.
Pihak Departemen Penerangan , dalam rangka pelaksanaan kerja sama dengan Pamong Desa telah
menyebar suratkabar Harian Angkatan Bersenjata 200 exempelar sebulan untuk disebar luaskan sampai
dipelosok -pelosok desa yang terpencil sekalipun .
Demikian pula di Irian Jaya, untuk ke- 9 Kabupaten masing-masing : Jayapura, Teluk Cenderawasih ,
Yapen Waropen, Paniai, Manokwari, Sorong, Fak -Fak , Merauke, Jayawijaya tidak luput dari pemera
taan penyebaran usaha Departemen Penerangan tersebut.
Dengan adanya pemerataan informasi melaluimedia cetak sampai dipelosok desa tersebut, diharap
kan sedikit banyaknya akan merangsang timbulnya minat baca dikalangan masyarakat.
MEDIA CETAK NON PERS
Seperti kita ketahui, bahwa selain adanya media cetak pers yang berjumlah 4 buah yang kesemua
nya terbit di Jayapura , hampir disetiap Kabupaten dan beberapa Instansi Vertikal Tingkat I, menerbit
kan pula penerbit-penerbit berkala insidentil yang bersifat khusus dan karenanya sulit untuk dimasuk
kan dalam kategori pers.
Adanya penerbit-penerbit khusus tersebut disamping dari segi-segi positif membantu penyebar
luasan informasi yang bersangkutan dengan bidang tugas masing-masing seperti kesehatan , pendidikan ,
dan Kebudayaan , perkebunan , sosial, keagamaan, dan lain -lain , disegi lain tidak jarang menyulitkan
pihak Kanwil Departemen Penerangan Propinsi Irian Jaya dalam mengadakan pembinaan terhadap
penerbitan-penerbitan tersebut. Telah ditentukan oleh Departemen Penerangan bahwa setiap bentuk
penerbitan khusus, harus mempunyai Surat Tanda Terdaftar dari Departemen Penerangan . Terhadap
penerbit-penerbit sebagaimana dikemukakan diatas, tidak luput pula dariketentuan keharusan pemilik
an STT tersebut. Tetapi bagaimana dengan penerbitan yang hanya musiman , " semau gue” mau terbit
atau tidak , tidak ada keharusan ? Padahal tidak jarang penerbitan -penerbitan khusus tersebut memuat
juga hal-hal yang tidak khusus dan bahkan sudah menyamai atau melebihidari yang bisa disebut " Pers"
itu sendiri.
Ada pula Instansi yang sudah mengajukan permohonan STT kepada Kanwil Deppen untuk dipro
ses, setelah STT terbit bahkan tidak dimanfaatkan , karena penerbitan yang bersangkutan sudah keburu
mati. Ada lagi penerbitan khusus yang muncul sekali dua kali bahkan lengkap dengan iklan yang se
benarnya tidak dibenarkan memuat iklan, dan kemudian tenggelam tidak pernah muncul lagi.
Namun demikian pihak Kanwil Deppen Prop. Irian Jaya tetap berusaha mengadakan pembinaan
terhadap bentuk -bentuk penerbitan seperti tersebut dan sedapat mungkin dengan mengadakan pen
dekatan yang lunak sejauh tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku dan penerbitan
khusus itu sendiri tidak menyimpang dari keluasan-keluasan yang diberikan .
PENDAYAGUNAAN PERS DIDAERAH
Dewasa ini sementara dirintis oleh pihak PWI Cabang Irian Jaya agar semaksimal mungkin pers
di daerah Jayapura bersama LKBN Antara Cabang Jayapura dan RRI Nusantara V Jayapura dapat
berdaya guna dan berhasil guna dalam membantu Pemerintah mensukseskan Pembandungan di Irian Ja
ya khususnya dan diIndonesia umumnya.
Beberapa usaha yang akan ditempuh antara lain memperjuangkan kepada Pemerintah Daerah bagi
Pers di daerah untuk dimasukkan dalam APBD dan meminta kepada Deppen
agar penerbitan pers di Jayapura diikut sertakan dalam program proyek Koran Masuk Desa .
Dengan ikut sertanya pers di Jayapura dalam program KMD , maka tentu lebih banyak lagi berita
berita daerah yang dapat diinformasikan kepada masyarakat demikian pula berita-berita dari pedesaan
akan lebih banyak mendapatkan kolom -kolom dalam penerbitan tersebut.
TANGGAPAN POSITIF RAKYAT
Berdasarkan laporan dari Kantor Departemen Penerangan Kabupaten se- Irian Jaya sehubungan
dengan penyebaran suratkabar kedesa sebagai realisasi kerja sama dengan Pamong Desa , maka dewasa
ini Papan -Papan tempel telah tersebar di desa -desa dari 116 Kecamatan dan melalui Kantor Depar
146
temen Penerangan Kabupaten , surat-surat kabar yang tiba dari Jakarta segera dikirimkan ke Kecamatan
untuk kemudian disampaikan kedesa -desa. Dan minat Masyarakat terhadap hal tersebut cukup besar.
Hambatan yang ada berupa transportasi yang secara bertahap diusahakan untuk diatasi.
B. BIDANG TV -RI.
1 . Pengadaan Pemancar TV -Ri di Jayapura baru dilaksanakan pada tahun 1973 dan berfungsi dengan
baik sejak tahun 1976 . Pemancar TV -RI di Irian Jaya khususnya di Jayapura baru bersifat Stasiun
Relay dan untuk memiliki sebuah Studio Siaran , belum dapat dilaksanakan . Hal inidengan pertim
bangan dari berbagai segi, seperti biaya dan konsumsi bahan siaran , belum terjangkau oleh daerah.
Bagi daerah tingkat II sampai saat ini baru tiga daerah selain Jayapura, yang dapat menangkap Si
aran TV - RI Pusat, baik dengan usaha/dana Daerah yang bersangkutan ,maupun dengan dana De
partemen Penerangan . Ketiga daerah tersebutmasing masing :
1. Kabupaten Teluk Cendrawasih .
2 . Kabupaten Sorong.
3 . Kabupaten Manokwari.
Sampai saat ini daerah daerah tersebut masih mengadakan hubungan / merelay siaran TV - RI Pu
sat.
? Dengan dibangunnya Stasiun - Stasiun Relay di Irian Jaya, dan sesuai dengan program Departemen
Penerangan, agar semua kegiatan Pemerintah diMasyarakat dapat dinikmati di seluruh Nusantara ,
maka untuk Irian Jaya telah didrop sebanyak 78 buah Televisi yang penggunaannya dipercayakan
pada Pemerintah Daerah bersama Kantor Departemen Penerangan Kabupaten. Pemberian TV
Umum bagi daerah daerah diutamakan bagi yang telah memiliki aliran listrik . Adapun penempatan
TV - Umum tersebut tersebar di Kecamatan Kecamatan / desa -desa yang sudah dapatmenerima Si
aran TV - RI sebagai berikut :
1. Kabupaten Jayapura 20 buah .
2. Kabupaten Teluk Cendrawasih 20 buah .
3. Kabupten Sorong 20 buah .
4. Kabupaten Manokwari 15 buah .
(sisanya pada Kanwil Deppen Prop. Irja ) .
3. Pengaruh TV bagimasyarakat dilihat dari segi positifnya cukup besar sesuai dengan maksud dari
Pemerintah mengadakan TV - Umum bagi Masyarakat. Dilihat dari segi negatifnya maka peranan
orang tua tidak terlepas dari pengaruh apa yang akan timbul khusus bagi anak -anak didik . Faktor
peranan orang tua disini dimaksudkan adalah pengawasan dan pengaturan waktu bagi anak didik
untuk menonton setiap acara siaran disatu segi dan kesempatan belajar di segi lainnya .
C . BIDANG RADIO .
1. Sesuai dengan keadaan geografis Irian Jaya, maka radio memegang peranan penting dalam menye
bar luaskan kegiatan Pemerintah kepada masyarakat dan sebaliknya. Fungsi radio di daerah seperti
Irian Jaya saat ini, terutama fasilitas stasiun di 9 Daerah Kabupaten sangatmemungkinkan ,maka
radio merupakan alat yang ampuhdan dapatmenjangkau seluruh pelosok daerah Irian Jaya.
Sehubungan dengan itu maka oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Penerangan, dalam
Pelita III sekarang ini telah didrop sebanyak 105 buah radio kaset dan 100 buah radio kaset (sisa
Pelita II).
Radio tersebut selain berfungsi sebagai sarana keras bagi para juru -juru Penerang (Jupen ) di Keca
matan-Kecamatan juga berfungsi sebagai Radio umum . Hal tersebut dilakukan antara lain masalah
pengamanan , dan biaya ekploitasinya perlu ditangani, sehingga pemanfaatan Radio Umum di Irian
Jaya tidak langsung di tempat -tempat umum , tetapi secara insidentil yang langsung ditangani oleh
para Juru Penerang di tiap- tiap Kecamatan . Dengan tegasbahwa radio umum seperti diluar propin
si Irian Jaya, belum diterapkan penempatannya mengingat kondisi yang sulit dipertanggung jawab
kan .
147
Propinsi Irian Jaya, dengan medan yangcukup sulit dan luas + 410 .660 Km2, berpenduduk 1.084.
258 Jiwa (sensus 1977) berarti betapa sulitnya bagi penduduk yang berjauhan untuk menikmati
radio umum .
Tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwadaerah pantai / ibu kota kabupaten perlu diberikan Ra
dio Umum , tanpa memperkecil arti pengamanan selanjutnya.
Seperti diketahui untuk Irian Jaya terdapat Stasiun Daerah Pemerintah masing-masing :
1. Kab. Jayapura, selain Status RRINusantara, juga karena berkedudukan di Ibukota Propin
si.
2. JUMLAH BIOSKOP
Jumlah gedung Bioskop di Irian Jaya sebagai berikut :
a. Kab . Jayapura 7 buah .
b. Kab . Teluk Cendrawasih 3 buah .
دن
Jumlah 25 buah .
F . MEDIA LAINNYA
Salah satu jalur untuk memberikan gambaran kepada masyarakat adalah kegiatan Pemerintah mela
luipapan -papan pengumuman . Pada Papan Pengumuman ini antara lain digunakan untuk :
a. Koran masuk desa.
b. Foto - foto kegiatan .
Pengumuman -pengumuman tertulis.
d. Plakat-plakat.
e. dan lain - lain .
Papan-papan pengumuman tersebut telah ada dan tersebar di seluruh Ibukota , Kabupaten , Kecamatan
sampai kedesa -desa .
Demikian untuk bahan seperlunya.
149
Pasar diwamena ( Kabupaten Jayawijaya ).
150
BAB XIV
KESEJAHTERAAN RAKYAT
A. Taraf Hidup
Gambaran secara ringkas dari taraf hidup penduduk asli di Irian Jaya, ditinjau dari perkembangan
kemajuannya penduduk asli Irian Jaya yang tinggal di daerah pantai secara umum lebih dahulu maju da
ri pada mereka yang tinggal didaerah pedalaman ,h . Hal ini di sebabkan daerah pantai lebih mudah untuk
berhubungan dengan daerah luar, sedang mereka yang tinggal di pedalaman mengalamikemajuan yang
lebih lambat, hal ini karena sulitnya komunikasi baik melalui daratmaupun sungai- sungai.
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik mereka yang tinggal di
daerah -daerah pantaimaupun di daerah -daerah pedalaman , maka sejak pelita I, sudah mulai diarahkan
untukmeningkatkan kesejahteraan rakyat antara lain :
1 . Bidang pertanian .
Sejak pelita I telah dilaksanakan usaha-usaha untuk meningkatkan mutu petani dan produksi, an
tara lain dengan mengadakan latihan-latihan bertani, penyediaan bibit unggul, penyediaan kebun
kebun percontohan , penggunaan pupuk dll.
Sebagai hasil nyata kebutuhan beberapa jenis bahan pangan antara lain , sayur-sayuran , buah -buah
an, ubi-ubian, sebagian besar sudah dapat dipenuhidari daerah Irian Jaya sendiri.
Begitu pula padi telah dikenal dan telah dihasilkan dibeberapa daerah antara lain : Nabire, Jaya
Pura dan Manuk Wari.
Perdagangan .
Neraca perdagangan di Irian Jaya sejak th . ke 4 pelita I Secara berangsung-angsur menunjukkan
adanya kemajuan yang sangat positip . Guna mengembangkan dan meningkatkan dunia usaha di
daerah Irian Jaya maka pemerintah telah mengambil langkah -langkah sebagai berikut :
a. Mengadakan penelitian dan studi pola kebutuhan tetontu yang dibutuhkan daerah .
b . Mendirikan pusat-pusat distribusi di daerah-daerah yang juga merupakan pusat-pusat pengum
pulan barang untuk di export atau di antar pulaukan.
c.Menghilangkan /mengurangi kepincangan - kepincangan struktur pasar.
d .Melaksanakan pengendalian pasar dengan pengaturan suply .
e. Mengusahakan tersedianya sarana dan fasilitas fisik dan non fisik didaerah untuk memperlancar
arus penyaluran barang.
3. Kooperasi.
Sejak tahun 1970 pemerintah daerah telah membentuk dan mengembangkan koperasi unid desa
(KUD ) sebagai usaha untuk mengembangkan ekonomipedesaan .
B . Kesehatan.
a. Gambaran umum . : Karena keadaan daerah Irian Jaya yang 90 % masih berujut hutan-hutan, disam
ping itu juga karena pelayanan komunikasi yang belum sepadan dengan kondisi daerah ini, maka
151
pelayanan kesehatan belum dapat dicapai secara merata , khususnya untuk daerah pedalaman .
Namun dalam usaha peningkatan pelayanan kesehatan menampakkan kenyataan yang positip .
Kondisi penduduk di daerah pedalaman khususnya di tilik darimakanan mereka umumnya belum
banyak memperhatikan masalah protein dan gizi.Makanan mereka sehari-hari adalah ketela rambat
yang dibakar dengan batu yang telah dipanaskan . Begitu pula bagi masyarakat yang hidup di
daerah pantai khususnya yang jauh dari kota-kota makanan mereka semacam bubur yang disebut
pepeda, khasmakanan rakyat yang dibuat dari tepung sagu.
Begitu juga karena daerah ini sebagian merupakan daerah rawa-rawa, maka daerah ini pula merupa
kan tempat berkembangnya penyakitmalaria.
Di samping penyakitmalaria , penyakit kulit adalah juga merupakan penyakit rakyat.
Perumahan -perumahan penduduk , khususnya yang jauh dari kota, jauh dari sederhana, karena pa
da umumnya pembentukan dan penyusunan rumah belum memenuhi syarat rumah sehat, baik ke
bersihan ruangan -ruangan besarnya ukuran rumah . Khususnya di daerah pedalaman pemeliharaan
pemeliharaan hewan seperti babi, bergandengan dengan rumah-rumah untuk tidur pemiliknya.
Begitu pula mengenai kebutuhan air minum khususnya daerah Irian Jaya bagian selatan , karena
daerah inimerupakan dearah rawa-rawa yang setiap saat tergenang air laut bila pasang tiba, maka
sangat sulit untuk mendapatkan air bersih . Satu-satunya persediaan air minum hanyalah air hujan.
Pola penyakit :
Dari laporan balai pengobatan dan Puskesmas diseluruh Irian Jaya dalam th . 1976 di dapat pola
penyakit sbb :
(termasuk scabies)
Malaria 131.826 17,91
mit
152
4. Enteritis & Dehidrasi 8 , 36
5. Tubersulosis 6 , 18
6. Kecelakaan & Rudapaksa 5 ,45
Penyulit kehamilan dan Persalinan & Masa nifas 5,09
Anemia & Kurang Gizi 4 ,90
9. Meningitis & Encephalatis 4 ,18
10 . Tumor ganas 2 ,73
Tetanus 1 ,82
12 . Penyakit infeksi lainnya 5 ,45
Lain - lain 13,57
JUMLAH 100 .
Malaria .
Malaria adalah hyperendemik di daerah pantai dan dataran rendah dan hypoendemik di daerah
pegunungan . Pemberantasan Malaria tidak dapat dilaksanakan secara teratur dalam tahun 1963 - 1970
Baru dalam tahun 1971 dengan bantuan UNDP/WHO dan USAID dapat dimulai lagi di daerah , kota
kota dan sekitarnya.
Jumlah penduduk yang dilindungi oleh penyemprotan rumah dengan DDT 2 kali setahun berjum
lah 219.428. Kecuali di Biak, Manokwari dan Merauke, usaha penyemprotan belum meberi hasil yang
diharapkan . Penurunan yang berarti telah terjadidiNabire, Kaimana, Teminabuan dan Oransbari .
Hasil survey parasit dalam tahun 1976 /1977 (di daerah penyemprotan ) adalah sebagai berikut :
inimtvian
Parasite Rate %
No . Lokasi Penduduk 1976 1977 Falc .
Taminabuan 3 .217 6 ,6
Fak - Fak 13 .364 67,7
Kaimana 4 .272 95 ,6
Merauke 17 .274 1,6 0 ,8 0
Nabire 8 .408 18 ,6 10 ,0 11,7
Serui 9 ,925 12 ,6 10 ,6 86 , 0
Kusta.
Dalam tahun 1976 & 1977 telah diadakan registrasi ulangan .
Hingga tahun 1977 telah terdaftar 5 .633 penderita, 1264 diantaranya berbentuk lepromatosa /
borderline, dan 4369 berbentuk tuberculoid . Baru 3582 atau 63,5 % diantaranya mendapat pengobatan.
Penyebaran penderita kusta di Irian Jaya, adalah sebagai berikut :
153
Penderita Lepra Index
No. Kabupaten Kusta ( % ) Yang berobat
invo
oCao–
ny
766
vow
Tel. Cendrawasih 766
Yapen - Waropen 208 106
00
Manokwari 643 633
Sorong 2 .208 1 . 188
goo
Fak - Fak 504 237
Merauke 1 .045 5 ,8 424
Paniani 30 0 , 17 30
Jayawijaya
JUMLAH 5 .633 5 ,4 3 .582
Tuberculosis .
Di daerah pantai prevalensi the sputum positif diperkirakan 1 % dengan index tuberculin semua
umur sekitar 60 % Di daerah pegunungan yang semula merupakan " virgin area” untuk tbc sejak tahun
1972 telah ditemukan tbc pada penduduk asli di daerah tersebut. Dalam tahun 1975 telah ditemukan
1306 penderita tbc baru di seluruh Irian Jaya, 290 diantaranya dirawat di rumah sakit. Jumlah penderi
ta tbc seluruhnya yang diobati di B .P . Puskesmas dan RSU adalah 4.080 orang atau kurang lebih 60 %
dari jumlah seluruh penderita.
Vaksinasi...... BCG telah dilaksanakan sejak tahun 1969 dan secara kumulatif telah diberikan unt
tuk 244 .825 penduduk. Dalam tahun 1976 /1977 telah diberikan 29.136 vaksinasi BCG .
Framboesia .
Fnamboesia masih terdapat di daerah pedalaman dan daerah pantai yang sulit dicapai. Sebagian
daerah pantai (terutama kota kota dan sekitarnya ) telah memasuki fase konsolidasi (jumlah penduduk
470.259) .
Hasil pemeriksaan dalam tahun 1976 /1977, adalah sebagaiberikut :
nimiviorioa
No. Prevalensi
Kabupaten Diperiksa KasusMenular
(% )
Jayapura
Tel. Cendrawasih 7 .600 2 ,18
Yapen - Waropen 6 .832 0 ,99
Manokwari 1 .519 0 ,83
Sorong 2 .872 2,10
Fak - Fak 4 .779 1 , 10
Merauke 18 .993 0 , 18
Paniai 14 .437 0 ,39
Jayawijaya
Jumlah 57 .092 451 0 ,89
Gangguan Gizi.
Makanan pokok di daerah pantai dan dataran rendah ialah sagu dan keladi, sedangkan didataran
tinggi ubi jalar. Beras telah menjadimakanan pokok dikota kota dan sekitarnya. Kekurangan protein
dan kalori merupakan masalah penting di daerah pegunungan terutama pada anak pra sekolah .
Penelitian penelitian menu yang telah di laksanakan menunjukkan bahwa konsumsi protein dan
kalori adalah rendah , sedangkan konsumsi vitamin dan mineral umumnya cukup .
Konsumsi rata - rata orang dewasa di berbagai daerah Irian Jaya dan PNG menurut Oemen :
154
Kalori Protein a Besi Carotin Vit. B1 Vit. C
Daerah
mg mg mg mg mg
Biak 1.240
Waropen 1 . 363 85 140 11 2 ,8 0,2 30
Ayamaru 1 .383 37 500 12 1,2 90
Sepik 1. 395 370 0 ,7 120
Chimbu 1.830 600 12 13,8 2,2 400
Konsumsi protein hewani di daerah pantai umumnya lebih baik dari di pegunungan , tetapi di dae
rah pantaipun kurang teratur, tergantung dari hasil penangkapan ikan dan perburuan . Sebagai akibat
adanya takhyul dan larangan larang, golongan penduduk yang terancam bayi, anak -anak dan wanita
hamil justru tidak mendapat protein hewani yang dibutuhkan .
Defisiensi vitamin A kadang kadang ditemukan pada anak di daerah perkotaan , jarang sekali di
daerah pedesaan atau pedalaman . Defiseinsi vitamin B1 sering ditemukan pada penduduk yang hidup
dalam masyarakat tertutup seperti penjara , asrama dan proyek proyek ditengah hutan .
Gondok dan cretinisme endemik merupakan masalah penting di berbagai lombah pegunungan .
Penduduk yang terancam berjumlah lebih kurang 150. 000 dan prevalensi gondok berkisar antara 20
- 60 % dan cretinisme 1 - 5 % . Daerah -daerah gondok tersebut sangat terpencil dan hanya dapat dicapai
dengan pesawat terbang bermesin satu atau jalan kaki. Pembagian garam berjodium sulit dilaksanakan
maka pemberantasannya telah mulai dilaksanakan dengan penyuntikan jodium dalam minyak dengan
hasil yang memuaskan .
Dalam tahun 1976 sejumlah 9.469 penduduk di Kabupaten Paniai telah mendapat suntikan jodi
um .
Penyakit lain .
Cholera kadang-kadang berjangkit sebagai wabah. Letusan terakhir terjadidalam tahun 1976 /1977
ditempat tempat sebagai berikut ;
C . F .R . dalam tahun 1974 adalah 15.26 % . Kematian anak tinggi karena letusan -letusan tersebut
biasanya sangat lambat diketahui dan belum sempat diobati.
Influenza
Sering berjangkit sebagai wabah , terutama di daerah pegunungan dengan disertaimortalitas yang
tinggi. Dalam tahun 1976 di kabupaten Jayawijaya terjadi wabah Influenza dengan 25.111 kasus dan
649 kematian ( 2,54 % ) .
Pertussis
Juga sering berjangkit sebagai wabah yang disertaimortalitas tinggi. Dalam tahun 1978 dilaporkan
1 .058 kasus, terutamadari daerah pegunungan Jayawijaya, Paniai dan Manokwari.
Tetanus
Dalam tahun 1976 telah dilaporkan 33 penderita tetanus dengan 10 kematian, lebih dari setengah
nya tetanus neonatorum .
155
Taeniasis & Cysticercosis.
Taeniasis dan Cysticercosis merupakan masalah penting di daerah Paniai dan sekitar Enarotali di
mana 8 % daripenduduk menderita Taeniasis dan 4 ,25 % Cysticercosis, sedangkan 3, 5 % menderita Epi
lepsi yang disebabkan cysticercosis cerebral. Dari Paniai penyakit inimenjalar ke sebelah Timur dan sur
vey pada 500 penduduk lembah Baliem menemukan 48 penduduk atau 9 ,6 % yang menderita taeniasis.
FIlariasis
Dapat ditemukan di daerah pantai dan dataran rendah dalam variasi yang besar. Beberapa survey
di daerah dataran rendah menghasilkan angka microfilaria sekitar 20 % dan indez elefantiasis 2 - 14 % .
Penyakit kelamin .
Terutama gonorrhoe makin banyak ditemukan terutama dikota-kota , dimana mulai terdapat pros
titusi. Di Jayawijaya mulai berjangkit penyakit kelamin dan survey di beberapa daerah menunjukkan
bahwa lk . 50 % dari penduduk dewasa yang diperiksa menderita gonorrhoe. Dalam th 1976 telah dila
porkan 27 kasus Syphilis dan 693 kasus gonorrhoe. Dalam tahun 1975 hanya dilaporkan 190 kasus
gonorrhoe dan 12 kasus syphilis.
SARANA KESEHATAN .
1. Fasilitas kesehatan .
Sejak adanya Inpres Sarana Kesehatan ( Inpres No . 5 / 1974 ). (Inpres No .7 /1975) dan (Inpres No . 4 /
1976 ) maka banyak BalqiPengobatan / BKIA di daerah pedalaman / terpencil mengalami " upgra
ding” , sehingga menjadi Puskesmas ; dengan demikian jumlah balai pengobatan / BKIA satelit (di
luar (gedung puskesmas ) menjadi sangat menurun .
Fasilitas kesehatan di Irian Jaya dapat dilihat dalam daftar berikut :
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
!a wwa
им
Jumlah II 8 6 1 120 - ..
!Oo
Manokwari Manokwari 1 88
Ransiki
A
Wandamen
Bintuni 1 16
S
Jumlah III 12 1 86 3 42
Sorong Sorong 5 1 84 - - 250 + +
Raja Ampat 5
Ayamaru
Tominabuan 2
Jumlah IV 15 11 1 84 3 68 250
wwN
156
iwwWiNiN
Wwwi
Merauke Merauke 106 H 125
Digul Atas
iniwiwWANIO
Asmat 25
Muyu Mandobo2 53
Mappi 27
Jumlah VI 18 1 106 4 151
JayawiJaya Lembah Baliem4 1 20 ·
!swwwww
Bekondini
Tiom
Oksibil
Jumlah VII 12 1 20 .
Paniai Nabire 20 + +
Tigi
Paniai
Ilaga
Mulia
Jumlah VIII 17 1 20 1 60
Yapen Yapen 75
Waropen Waropen
Jumlah IX 3 1 75 1 8 1 30 20
TOTAL I s/ d IX 116 87 9 843 19 460 5 560 106 61
naãnnnnnnuwi
Fasilitas- kesehatan swasta – (Misi, Zending dan Muhammadiah ) terdiri dari 6 rumah sakit umum
(398 tt ), 1 rumah sakit kusta ( 16 tt), 70 balai pengobatan dan 11 BKIA . Fasilitas tersebut sebagian be
sar terdapat di pedalaman .
Fasilitas kesehatan ABRI – terdiridari 2 rumah sakit umum (154 tt), 7 tempat perawatan (85 tt) , 23
bali pengobatan dan 17 BKIA . Fasilitas tersebut sebagian besar terdapat di ibukota kabupaten .
D. Tenaga kesehatan .
Daftar jumlah kekuatan pegawai Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten di Irian Jaya berjumlah
2 .397 orang (1 Mei 1977 ) terdiri dari :
1. Dokter Umum . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ona
to
2 . Dokter Ahli/Spesialis . . . . . . . . .
3 . DokterGigi
4 . Sarjana Kesehatan Masyarakat .
5 . Apoteker . . . . . . . . . . . . . . . . ..
6 . Penilik Kesehatan . . . . ..
7 . Public Health Nurse . .
8 . Nutrisionis . . . .
9. Penata Rawat (Akademi Perawat) . . . .
10 . Pembantu Penilik Hygiene . . . . .
11. Guru Perawat . . . . .
12. Gur Bidan . . . . . . . . . . .
13. Pemeriksa Kesehatan . . . .
14 . Asisten Apoteker . .
15. Analis . . . . . . . . .
16 . Asisten Rontgen . . .
17. Bidan . . . . . .
18 . Perawat . . . . .
19. PerawatGigi . . . . .
157
20 . Perawat Jiwa . . .
21. Penata Anestesi . . . . . . . . . . . . .
22. 22. Perakit Laboratorium . . . . . . . . . . . 13
JUMLAH . . . . . . . . . . . . . . . 2 . 379
Bila tenaga kesehatan dibandingkan dengan jumlah penduduk akan diperoleh ratio sebagai beri
kut :
- Dokter . . . . . . ... 1 : 15.000
Dokter Gigi. . . . . . . . . . . . .. 1 : 200 .000
– Tenaga Sanitasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 ; 14.000
- Perawat. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 1 : 4.000
- Bidan . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . 1 : 12.000
- Penj. Kesehatan Tk I . . . . . . .. .. 1 : 1 .000
- Penj. Kes. Tingkat Atas C . . . .. . . . . . 1 : 3.450
E . Pendidikan tenaga.
Tenaga yang dapat dihasilkan di Irian Jaya ialah :
PerawatKesehatan (Jayapura)
Perawat Bidan (Jayapura)
3. Penjenang Kesehatan Tingkat Atas Jurusan C (Abepura, Biak, Sorong, Manokwari, Fak-Fak,
Merauke). -
F . Kegiatan kesehatan .
Dalam rangka program Inpres Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan telah dapat dibangun 87
puskesmas, sehingga 116 kecamatan kini telah ada puskesmas. Namun baru di 30 puskesmas di keca
matan eks daerah KPS dapat ditempatkan tenaga dokter.
Biaya operasionil dan pemeliharaan juga masih belum mencukupi, sehingga puskesmas yang telah
158
dibangun itu belum dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana yang diharapkan. Sebagian dari ba
ngunan puskesmas tersebut juga telah mengalamikerusakan . Pelayanan puskesmas diperkirakan baru bi
sa menjangkau sekitar 50 % dari penduduk . Usaha Pembangunan Masyarakat Desa (PKMD ) belum di
kembangkan tapi atas usaha swasta telah dididik sekitar 200 pembantu kesehatan desa yang bertugas di
daerah pegunungan.
Jumlah tenaga kesehatan yang dapat diangkat dalam rangka Inpres adalah 302 orang terdiri dari 36
dokter, 65 bidan , 104 perawat, 28 sanitarian (25 hasil crash training ), 41 penjenang kesehatan, 16 juru
vaksin , 10 asisten apoteker dan 2 perawat gigi. Sejumlah 12 perawat dan 75 penjenang kesehatan masih
sedang diproses pengangkatannya.
Usaha pemberantasan penyakit menular dapat melindungi 219.428 atau 24 % dari penduduk ter
hadap malaria dengan penyemprotan DDT, memvaksinasi 244.825 penduduk terhadap tbc,mengobati
4 .080 atau 60 % dari penderita tbc ( 1977), mengobati 3582 atau 63 % dari penderita kusta (1976 ), me
meriksa dan mengobati 70 % dari penduduk terhadap penyakit framboesia ,memberi vaksinasi cacar pa
da 72,5 % dari penduduk dan menurunkan angka kematian (Case Fatality Rate) akibat Cholera dari
15.26 % (1974 ) menjadi 9 .55 % (1976 ) .
Program imunisasi telah dimulai dalam tahun 1977 di 2 kecamatan (Jayapura & Manokwari) telah
memberikan vaksinasi DPT (Difteri, Pertussis, Tetanus) pada 3.223 anak dan TFT (Tetanus Formal
Toxoid ) pada 3 .047 ibu hamil.
Dalam rangka program Inpres pengembangan sarana air minum dan jamban keluarga sampai tahun
1977 telah dibangun 2.552 jamban keluarga ( target 5900 ), 328 sumur pompa tangan dangkal (target
720 ), 59 penampungan air hujan (target 91), dan 7 perlindungan mata air ( target 15). Tidak tercapainya
target disebabkan unit cost yang tinggi, sedangkan daerah tidak sanggup menyediakan tambahan biaya.
Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA ) dalam tahun 1976 dapatmenolong 11.796 atau 21. 7 % dari
persalinan . memeriksa 14.383 atau 26 .4 % dari wanita hamil, 13.877 atau 26 .6 % dari bayi dan 6 .614
atau 5 .6 % dari anak 1 – 5 tahun .
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) baru menjangkau 212 SD dengan sejumlah 49.096 murid . Iniba
ru merupakan 17,5 % dari semuamurid SD dan 38 % dari semuamurid SD di Irian Jaya.
Usaha Keluarga Berencana yang dilaksanakan di 22 klinik KB dalam tahun 1972 – 1977 telah me
layani 6 .870 akseptor baru dan 39 . 169 kunjungan ulangan .
Pelayanan rumah sakit baru dapat diberikan di ibukota kabupaten dengan jangkauan sekitar 30 %
dari penduduk . Tenaga dokter spesialis (bedah , kebidanan , anak ) baru terdapat diRSU Jayapura. Reha
bilitasi sebagian telah dilaksanakan pada RSU Jayapura, Manokwari, Sorong, Fak-Fak dan Merauke.
Dalam usaha peningkatan gizi telah dilaksanakan beberapa survai gizi, penyuntikan jodium untuk
sekitar 12.000 penduduk dan pilot project UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga) di 2 kecamatan
dengan antara lain beberapa penyuluhan gizi dan pendidikan kader gizi. Penyuluhan gizi diadakan seba
gai kegiatan rutin balai KIA .
Dalam usaha memperkuat aparat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM ) telah dibentuk Unit
PKM baik di Propinsi maupun di Kabupaten dan telah diselenggarakan penataran tenaga PKM di Jaya
pura .
Dalam usaha pendidikan tenaga kesehatan selamaPelita II telah dihasilkan 210 perawat, 56 bidan ,
172 penjenang kesehatan tingkat I, 124 penjenang kesehatan tingkat atas, 32 tenaga sanitasi (crash
training dan SPK A /B ).
Di samping itu telah dilaksanakan penataran tenaga puskesmas, tenaga P3M , tenaga sanitasi dan
para dokter yang bekerja di Irian Jaya yang diikuti 280 peserta .
Dalam bidang penyempurnaan efisiensi dan peningkatan prasarana fisik telah dilaksanakan rapat
kerja tahunan , peningkatan kegiatan perencanaan & penilaian , pembangunan 6 rumah pegawai dan
rehabilitasi gudang farmasi.
159
G . Pembinaan suku terasing.
Sejak masuknya Irian Jaya Kewilayah RI. untuk pembinaan masyarakat suku terasing pemerintah
telah melaksanakan antara lain :
- Pembinaan masyarakat suku Ekari diproyek Karang Tumaritis dan Karang Mulia keduanya di dae
rah Paniai, yang dilaksanakan sejak tahun 1969.
Pembinaan masyarakat suku Dani di proyek kampung harapan dan kampung Mulia di daerah Ka
bupaten Jaya Wijaya, dilaksanakan mulai th . 1970.
Dan sampai dengan tahun 1978 pembinaan masyarakat terasing yang bersifat Pusat Operasi
Sosial antara lain :
1. Suku Armati dan suku Unurum di daerah Kabupaten Jayapura .
Suku Dhanidikampung Walaid kecamatan Wamena Kabupaten Jayawijaya. .
3. Suku Demisha Kabupaten Yapen Waropen.
4. Suku Biak di Numfor Kecamatan Numfor Kabupaten teluk Cendrawasih .
Pusat Operasi Sosial Kwanki daerah Kabupaten Fak -Fak .
6. Pusat operasi sosial Kebar Kabupaten Manukwari.
7. Pusat operasi sosial Singgo Kabupaten Merauke.
8 . Pusat operasi sosialMolom Kabupaten Sorong.
Dan sejak tahun 1977 telah diadakan orientasi terhadap masyarakat terasing didaerah kecamatan
RamsikiKabupaten Manukwari.
160
BAB XV
KEHIDUPAN INTELEKTUAL
A . FALSAFAH
Untuk dapat mengenaldan mengetahui falsafah masarakat aslidaerah Irian Jaya dapatlah diketahui dari
sistem kepercayaan dan adat-istiadatnya .
Pada jaman kuno sistem kepercayaan di Irian Jaya tidak berbeda dengan daerah-daerah lain di seluruh
dunia yaitu animisme dan dinamisme. Sistem kepercayaan ini sampai sekarang masih nampak pada suku -suku
di pedalaman Irian Jaya. Di Biak - Namfor disebut aibu Waropen : inggoro, Nimboran : semen , teluk Hum
boldt: ureb, suku Timorini: kugi, Muyu : tawat, Marind : dema, suku Kapauku : tege, suku Mejbrat : kobes.
Dalam sistem kepercayaan inipemujaan roh nenek moyang menduduki tempat yang penting. Nenek moyang
yang pertama merupakan tokoh yang amat disegani. Pada suku Biak misalnya, pemujaan nenek moyangnya
diwujudkan dalam bentuk korwar. Kepercayaan akan kehidupan manusia sesudah mati sangat berpengaruh
dalam kehidupan penduduk Irian Jaya. Oleh karena itu upacara kematian menduduki tempat yang amat pen
ting di dalam kepercayaannya.
Mereka juga mengenal adanya makhluk supernatural. Pada setiap suku mengenal akan makhluk super
naturalnya sendiri-sendiri. Di teluk Humboldt disebut tab , sering dihubungkan dengan matahari. Pada suku
Muyu , komot dianggap sebagaidewa pencipta. DiWaropen dikenal dewa tertinggi yang disebutMenserendaki
dan Nananggi: di sampingnya dikenal pula beberapa tokoh dewa seperti Uri, Kowei dan Kerisi. Selain itu
masih percaya adanya roh -roh halus yang hidup yang mendiami dan menguasai berbagai tempat atau benda
di sekitar mereka. Dalam kehidupan mereka sehari-hari dukun mempunyai kedudukan yang tersendiri, baik
sebagai pemimpin segala upacara maupun kedudukannya sebagaiahli sihir.
Sehubungan dengan sistem kepercayaan itu , pada suku -suku Mimika dan Asmat misalnya, dalam pan
dangan hidupnya mereka beranggapan bahwa gerak adalah sama dengan hidup. Oleh karenanya bila di antara
mereka ada yang meninggal, maka anggota-anggota keluarganya yang terdekat menggerak -gerakkan anggota
anggota badan jenazah seakan -akan dengan inimereka hendak memprotes kematiannya serta meniadakan
nya . Dalam anggapan mereka nenek -moyang tertentu bisa hidup kembali dengan cara menyentuh sendi
sendinya dengan sebatang kayu yang membara. Mereka juga percaya bahwa roh-roh orang yang telah me
ninggal sebelum berangkat ke dunia baka yang letaknya di gunung-gunung akan kembali dahulu , yaitu setelah
mengembara beberapa waktu di sekitar bekas tempat kediamannya untuk mengambil inti dari sendi lututnya
sebab kalau tak demikian , mereka tak akan bisa berjalan. Pandangan hidup suku Mimika dan Asmat inijuga
tercermin di dalam keseniannya ; di antaranya adalah dalam seni patung dan ragam -ragam hiasannya, selain
kepala dan puser maka anggota -anggota badan sangat dipentingkan.
Selain hal-hal tersebut di atas masih banyak lagi contoh -contoh yang berhubungan dengan falsafah ke
hidupan mereka. Setelah masuknya agama Kristen dan Islam dalam kehidupan mereka, maka lambat laun
falsafah hidup mereka pun telah berubah sesuai dengan ajaran -ajaran agama yang dipeluknya. Sehingga ke
biasaan -kebiasaan/adat seperti perang, pemenggalan kepala dan lain -lainnya yang tidak sesuai lagi dengan
kemajuan jaman dewasa ini telah ditiadakan .
B . ETIKA
Pada masa kini norma-nomra etika yang ada dalam masarakat daerah Irian Jaya selain bersumber dari
tradisi/adat masarakat setempat, maka norma-norma etika yang berorientasi pada agama dan kehidupan
161
modern telah banyak diterapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Yang terakhir banyak diterapkan pada
masarakat di kota-kota dan masarakat yang pernah menerima pendidikan modern .
Sejauh inibelum ada penelitian khusustentang etika. Tetapi dari data yang terkumpuldapat disebutkan
beberapa di antaranya yang berhubungan dengan kebiasaan bersalaman dan ucapan-ucapan selamat.
Cara bersalaman (berjabatan tangan ) di Bokondini. Dalam suatu pesta adat misalnya , dua orang yang
bertemumasing-masing menyodorkan tangan kanannya kemudian berjabatan tangan. Bila tangan kanan ter
halang karena sedang memegang sesuatu, berjabat tangan dengan tangan kiripun tak apa. Setiap berjabat
tangan disertai dengan ucapan " wah ” (untuk daerah Bokondini, Kelila dan Tagime) . Bila dalam saat ber
jabatan , tangan kanan tak terhalang sesuatu namun yang disodorkan tangan kiri, pertanda dia tidak disenangi
di kampung tersebut atau dia akan dibunuh ; maka orang yang menyambutnya segera mengetahuinya dan
segera menyuruhnya untuk cepat-cepat pulang.
Cara bersalaman di daerah Karubaha ke barat agak berbeda lagi. Setiap berjabatan tangan selalu disertai
ucapan " kaonak ” untuk tunggal dan ”kiaonak ” untuk jamak. Dalam bertamu misalnya, sang tamu dan pemi
lik rumah masing-masing menyodorkan jari telunjuknya yang dibengkokkan ; kedua jari telunjuk itu di
cocokkan (dikaitkan ) lalu ditarik sehingga menimbulkan bunyi dek '. Bila bunyinya kerasmenandakan salam
mereka sangat akrab /mesra. Bila dua orang sudah lama tidak bertemu, cara bersalamannya lain lagi. Pertama:
masing-masing mengulurkan kedua telapak tangannya, kedua: saling memegang pergelangan tangan masing
masing, ketiga: memegang kedua siku dan keempat: lalu berangkulan (berpelukan ) dan kembali lagi secara
berurutan terbalik sampai tahap pertama lagi. Sewaktu berjabatan tangan ini, bila satu di antaranya terke
nang kembali peristiwa kematian keluarganya dimasa lampau karena perang, maka cara bersalaman itu di
ulangi sekali lagi dan bahkan dibarengi dengan linangan air mata. Dan tak jarang kemudian dilanjutkan
dengan bercakap-cakap .
Pada suku Dani, cara bersalamannya tidak sekedar berpegangan tangan saja tetapi juga dengan cara
saling memegang bagian -bagian tertentu dari badan seperti: lutut, bahu , lengan dan lebih akrab lagi adalah
saling berpelukan. Sedangkan yang paling akrab lagi yaitu bila salah satu di antaranya meletakkan tangannya
pada bagian -bagian vital pada temannya. Hal inimenunjukkan bahwa yang melakukan itu sangatmenyintai
yang ditemuinya itu secara ikhlas yang dianggap sebagai dirinya sendiri. Pada kaum wanitanya selain ber
salaman menggunakan tangan juga berpegang pada bagian -bagian tertentu di badan dan sebagai tanda kasih
sayang seorang di antaranya membawakan tangan orang yang baru dijumpainya itu dengan meletakkan dan
menekankannya pada buah dadanya. Dengan inimengandung arti bahwa orang yang tangannya diletakkan
pada buah dada itu dianggap seperti anak kandung sendiri dan dalam setiap saat/keadaan apapun merupakan
bagian dari diri wanita yang satunya; yang pada hakekatnya menunjukkan adanya rasa kekeluargaan dan ka
sih sayang.
D. FOLKLORE (CERITA RAKYAT)
Di Irian Jaya terdapat banyak cerita rakyat yang berasal dari berbagai daerah/ suku . Sebagaimana
daerah-daerah lainnya di Indonesia pada umumnya cerita-cerita rakyat itu didasari atau timbul dari mitos
mitos masarakat pada jaman kuno yang alam pikiran maupun sistem kepercayaannya masih animistis.
Pada jaman dahulu berbagai cerita rakyat itu disampaikan oleh orang-orang tua kepada anak cucu /
generasi selanjutnya secara lisan . Pada umumnya teman-temannya menceritakan berbagai hal tentang:
asal-usul nenek moyang mereka /manusia pertama, terjadinya nama-nama daerah , perbuatan-perbuatan kebe
ranian atau kepahlawanan , asal-usul binatang, makhluk -makhluk ajaib penghuni suatu tempat, perbuatan
yang mencapai kebahagiaan/kesejahteraan hidup, dan sebagainya.
Dalam penyampaian cerita pada seseorang kadang-kadang harus diingat juga usia dari pihak penerima
nya. Salah satu contoh misalnya, di daerah Asmat cerita rakyat tentang " Terjadinya desa Warse ” yang ber
temakan kepahlawanan dan dianggap sakral hanya boleh disampaikan oleh orang-orang tua kepada pemuda
pemudi pada saatmenjalanimasa pendewasaan .
Beberapa cerita rakyat yang telah diteliti dan dibukukan ke dalam dua bahasa (bahasa daerah dan ba
hasa Indonesia ) di antaranya yaitu :
1 . " Asal Mula Pesta Roh ” dalam bahasa Asmat, desa Syuru . Pesta roh dalam bahasa Asmat disebut
manimar atau bunbar pokmbui. Cerita inimengisahkan asal-usul pesta setan dan mengapa orang harus
takut. Mengandung nilai-nilai pendidikan moral. Yang ditonjolkan ialah bahwa orang harus menaruh
belas kasihan terhadap orangmiskin dan menderita.
162
2 . " Seranawakakoy” , bahasa Ambai, Kabupaten Yapen Waropen. Unsur yang menonjol dalam cerita
ini adalah cerita kepahlawanan .
3 . " Mambri” , bahasa Ambai, hidup di daerah Manokwari, Nabire dan Serui. Nilai yang terkandung
dalam cerita ini yaitu bahwa kemauan yang keras serta keberanian akan mendapatkan hasil seperti
yang diidamkan.
4 . "Uwiao ” (Ular Naga), bahasa Mimika, daerah Mimika. Menceritakan bahwa berbagai jenis bangsa
manusia di dunia adalah terjadidari bagian-bagian badan ular naga ini, yang mana ular naga ini pernah
diam di sungai Tamanipia (Mimika ). Cerita inimengandung nilai bahwa, kita harusmempunyai pen
dirian yang teguh walaupun menghadapi pekerjaan yang pelik / sulit, dan kita (manusia ) tak mungkin
bisa hidup seorang diri.
5 . " Sinako Hololik -ho lolik ” (Pohon Sin yang diboor dan sakti), Bahasa Dani, Lembah Baliem . Timbul
nya perang. Inti dari cerita ini adalah , pada jaman dahulu masarakat diLembah Baliem tak mengenal
perang tetapi dengan adanya pencurian babidan wanita maka timbullah peperangan di antaramereka
sendiri.
Selain itu masih banyak lagi cerita-cerita rakyat lainnya dari berbagai suku yang tersebar di Irian Jaya.
Tidak jarang bahwa beberapa suku memiliki cerita yang sama temanya namun berlainan jalan cerita dan to
koh-tokohnya, misalnya : cerita asal-usul manusia, 'cerita tentang bulan dan sebagainya. Suatu kenyataan
bahwa sebagian besar dari cerita rakyat yang ada hanya diketahui oleh orang-orang tua dalam suku- suku ber
sangkutan. Sedangkan dikalangan generasimudanya hanya sedikit yang mengenalnya.
Mengingat adanya nilai-nilai positip yang terkandung dalam cerita- cerita rakyat tersebut untuk pembina
an generasimendatang , maka dewasa ini telah dilakukan penelitian dan penulisan oleh beberapa team peneliti
dalam rangka inventarisasi nilai-nilai budaya nasional. Seksi Kebudayaan Dan Kesenian Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Daerah Irian Jaya, sejak tahun 1975 sampai tahun 1978 telah membukukan ” Cerita Rakyat
Irian Jaya” sebanyak tiga ( 3) jilid , yang memuat 51 buah cerita rakyat. Dan pada tahun 1978/ 1979, Proyek
Pencatatan dan Penelitian Kebudayaan Daerah (P3KD ) Daerah Irian Jaya telah meneliti dan membukukan
" Cerita Rakyat Irian Jaya ” sejumlah 19 buah cerita ke dalam dua bahasa : bahasa daerah dan bahasa Indo
nesia . Tulisan paragraf inisebagian besar datanya diambil dari kedua pustaka tersebut.
E. KOSMOLOGI
Pada jaman dahulu penduduk asli Irian Jaya percaya bahwa alam besar inilah yang menentukan nasib
mereka bahkan juga seluruh umat manusia . Karenanya hidup mereka semata-mata hanya menggantungkan
diri kepada alam semesta ini. Mereka hanya bersifat menunggu kemurahan alam . Dari pandangan magisnya
mereka juga percaya bahwa dengan cara -cara tertentu manusia dapat memperoleh kekuatan -kekuatan magi.
Dengan kekuatan inilah alam dapat dikuasai bahkan dapat dipaksa untuk memberikan apa yang diinginkan
nya , seperti meminta hujan agar tanahnyasubur, meminta keselamatan dari bahaya banjir , gempa bumi,
wabah penyakit dan lain -lainnya. Untuk ini semuanya mereka melakukan berbagai upacara ritual.( 3 )
Pandangannya tentang kosmos berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sebagian besar
penduduk asli Irian Jaya percaya bahwa alam semesta ini terdiri dari alam di atas dan alam bagian bawah.
Di daerah Biak Numfor orang percaya bahwa alam terbagi dua seperti itu . Kemudian terbagi lagi atas empat
lapisan. Lapisan pertama merupakan lapisan teratas, tempat kediaman kekuasaan tertinggi yang disebut
Nanggi (lengkungan langit ). Lapisan kedua di bawah lapisan nanggi terletak di dunia awan dimana tinggal
kekuasaan yang baik dan buruk ; kekuasaan baik berada di sebelah timur dan utara , sedangkan kekuasaan
buruk di barat dan selatan . Lapisan ketiga adalah bukit yang dihuni oleh hantu karang dan hantu batu .
Lapisan keempat di bawah laut dan di dalam bumimerupakan kerajaan orang mati. Dibeberapa tempat
seperti di Numfor, Meosbefondi menurut anggapan penduduk setempat terdapat gua dan mata air yang
merupakan jalan pergi ke dunia orang mati. Segala binatang yang berganti kulit dan bersarang dalam bumi
dianggap makhluk istimewa. Setelah banjir besar yang mengakhiri dunia pertama, lalu diperbaharui lagi
oleh beberapa jenis hewan, sehingga hewan ini for atau pantang untuk keturunan manusia baru itu . Hewan
hewan itu dipanggil kpu atau nenek . Rahasia hidup abadi timbul lagi sesudah mati, berkedudukan di ling
kungan langit dan di dalam dunia bawah. Dunia bawah merupakan sumber semua kelebihan. Semua yang
mati pergi ke dunia bawah ini,menjadimuda lagi dan tak kenal kekurangan. ( 4)
163
F. OBAT - OBATAN TRADISIONAL
Dukun atau ahli obat-obatan biasanya menempatikedudukan penting di dalam struktur kepemimpinan
suatu kesatuan suku maupun clan. Biasanya juga merangkap sebagai ahli sihir. Pada suku Mejbrat dukun ini
disebut wofle dan pada suku Nimboran disebut Blunangkulu . Dahulu dukun ini terkenal bukan karena se
mata -mata dapat menyembuhkan sakit seseorang tetapi lebih dikenal karena ia memiliki keahlian untuk
membuat obat-obatan yang bisa mematikan orang (musuh /orang yang dibenci).
Obat-obatan tradisional dalam pengertian obat-obatan untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit
dengan sendirinya telah dikenal pula pada waktu itu . Bahkan sampai sekarang pun beberapa masih dikenal
dan digunakan . Namun tentang hal ini yaitu tentang obat-obatan tradisional daerah Irian Jaya,masih sedikit
sekali informasi atau data yang didapat. Oleh karenanya uraian di bawah ini hanya menyinggung sebagian
kecil saja dari obat-obatan tradisional yang dimiliki oleh masarakat asli Irian Jaya.
Obat waktu melahirkan (suku Mejbrat)
Seorang wanita yang mengandung agar mudah waktu melahirkan bayinya, maka selama isi kandungan
berumur enam sampai sembilan bulan perutnya harus selalu digosok dengan daun gatal. Kemudian untuk
mengobati pendarahan waktu bayi lahir digunakan sejenis daun yang disebut tahsi yang dihangatkan pada
nyala api kemudian digunakan sebagai pengganti pakaian. Hal ini terus dilakukan selamakurang lebih tiga
minggu. Kebiasaan ini juga berlaku pada beberapa suku lainnya.
Obat pencegah kehamilan /pembatasan kelahiran ( suku Waropen )
Sampai sekarang masarakat di Waropen masih ada yang menggunakan cara pembatasan kelahiran secara
tradisional, yaitu dengan menggunakan :
Afe : sejenis tumbuhan pantai yang diambil kulitnya lalu dikikis dan ditumbuk . Disaring dan di
campur dengan air panas lalu diminum .
Tefa : Tumbuhan pantai yang diambil kulitnya, ditumbuk , disaring, dicampur air panas terus di
minum .
Obat penambah nafsu makan ( suku Arfak )
Air tebu (tebu = ensaya) biasanya diberikan kepada orang dewasa atau bayi yang bila sedang sakit
tak suka makan, agar suka makan .
G . PERHITUNGAN WAKTU /MUSIM DALAM ILMU BINTANG
Dalam penulisan tentang waktu /musim dalam Ilmu Bintang A . V . Siagian MO pada Jayapura dulu se
karang dan esok menyatakan bahwa menurut anggapan penduduk di sekitar teluk Yotefa dan Yos Sudarso ,
Dewa Tertinggi Tab bersemayam di langit dan diasosiasikan dengan hujan . – matahari terbit – matahari
terbenam – guruh – hujan lebat dan sebagainya. Tentang bulan , tak banyak mereka ketahui tetapi pen
duduk sekitar danau Sentani dan Pulau Waropen pada jaman dahulu menyambut tiap bulan purnama dengan
teriakan-teriakan oleh anak-anak muda dan wanita . Jadi bagi penduduk teluk Yotefa dan Yos Sudarso ,
bulan tidak memegang peranan penting dalam kelompok dewa-dewa mereka. Hubungan dewa Tab dengan
matahari sangat erat dan dewa Tab sendiri tinggal dalam matahari.
Menurut mitos Meranje , bintik -bintik yang terlihat dibulan dikarenakan tembakan anak panah . Sedang
kan penduduk Sentani beranggapan bahwa itu adalah babi-babi yang pemiliknya adalah Ondofolo (kepala
suku ) mereka. Sebagian penduduk pantai mengatakan bahwa bulan sebagai isteri matahari dan ada yang
mengatakan adik matahari. Tetapi ada pula pendapat lain yaitu bintang venus adalah isteri dan bulan sebab
keduanya selalu kelihatan waktu bulan bercahaya.
Perhitungan waktu atau kalender disesuaikan dengan dua musim : musim hujan dan musim kemarau.
Satu tahun dibagi dua musim : Tjara dan Tjarana dan masing-masing dibagi lagi dalam jumlah bulan dimulai
dengan bulan baru . Tjara = musim angin dan ombak dan Tjarana = musim tenang. Musim angin dan musim
tenang di teluk Yos Sudarso dan diNumfor dalam satu tahun dibagi sebagaiberikut :
164
NAMA BULAN TELUK YOS SUDARSO NUMFOR
165
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa " Embryo astronomi” (secara ekologis berarti: ilmu bintang
yang sangat sederhana dan disesuaikan dengan daerah sekitar) di kalangan mereka pada waktu itu telah ada.
Dengan pengetahuan sederhana ihi mereka sudah dapat melakukan navigasi khususnya sebagai nelayan /
pekerjaan yang berhubungan erat dengan mata pencaharian mereka di laut.
Perhitungan waktu /ilmu bintang di kalangan masarakat pedalaman belum diperoleh data yang cukup
jelas. Namun masarakat pedalaman yang karena sebagian besar hidup bercocok tanam diduga bahwa per
hitungan waktunya berdasarkan pada duamusim : musim hujan dan musim kemarau , di samping perhitungan
atas umur setiap jenis tanaman yang digarap .
166
BAB XVI
KESENIAN
Sebagaimana telah diketahui, penduduk Irian Jaya pada umumnya hidup terpencar-pencar dalam
kelompok-kelompok kecil sampai ke pelosok-pelosok pedalaman . Oleh karena keadaan alamnya serta cara
berfikir yang masih sederhana, banyak diantara kelompok -kelompok suku tersebut masih melakukan cara
hidup yang seminomadik , selalu berpindah-pindah mencari daerah subur bagikehidupan mereka. Mencari
daerah-daerah yang sesuaidengan kebutuhan hidup mereka (hutan sagu , perburuan dan air).
Oleh karena keadaan alam yang masih sukar, maka kontak antara kelompok suku tersebut amatlah sulit
dan jarang terjadi. Keadaan ini sangat mempengaruhi proses perkembangan kehidupan serta kebudayaan
darimasing -masing suku dan daerah.
Menurut hasil penelitian seni rakyat yang pernah dilakukan oleh Wingert, Ralph Linton, Gerbrand dan
Koojman timbullah pembagian wilayah gaya seni yang menyatakan bahwa pulau Irian termasuk juga wilayah
pemerintahan Papua New Guinea dapat dibagimenjadi 9 daerah wilayah gaya seni. ) '
Pembagian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Wilayah gaya seni Pantai Barat Laut, yang meliputi ungkapan seni rakyat di daerah Teluk Cenderawasih
(Geelvink ) dan pantai sekitarnya, termasuk Kepala Burung (Vogelkop) bagian utara dan Kepulauan
Raja Ampat.
2. Wilayah Teluk Humboldt,meliputi pantai utara Jayapura termasuk Sentanidan Tanah Merah.
tv
169
penari-penari pihak gadis akan menengadahkan telapak tangan mereka. Tetapi apabila mereka menolak ,
maka mereka akan menghadapkan telapak tangan mereka pada penari-penari dari kampung yang ditolak .
m
170
untuk mendatangkan hujan atau memanggil matahari. Ada juga yang berhubungan dengan tujuan-tujuan
pengembang biakan dari jenis binatang tersebut ataupun juga merupakan hubungan mistis antara binatang
dengan manusia .
Burung cenderawasih adalah burung yang indah sekali dan merupakan kebanggaan orang Irian Jaya.
Ada legenda tua yang menceritakan bahwa burung cenderawasih adalah saudara tua dari penduduk Irian
Jaya. Oleh karena itu dalam setiap tarian sering digunakan bulu burung cenderawasih sebagai hiasan kepala .
- Tari Kesuburan
al ..
Yang dimaksud dengan tari kesuburan ialah kesuburan manusia, binatang dan juga kesuburan tanaman .
Orang Irian menarikan tari kesuburan pada waktu panen , sebagai ucapan terima kasih .
f. Tari tanda terima kasih .
Orang-orang Irian Jaya mempunyai kebiasaan mengadakan pesta babi pada setiap akhir dari upacara
upacara adat dan upacara agama. Bagi orang-orang Irian hanya disembelih pada waktu ada pesta-pesta dan
upacara . Dalam pesta babi yang merupakan tanda terima kasih , juga dibarengi dengan nyanyian dan tarian .
Koentjaraningrat menyatakan bahwa pesta babi di Irian sama halnya dengan selamatan bagi orang-orang
Jawa pada saat-saat yang penting.) "
Pada pesta-pesta babi, diselenggarakan tari-tarian oleh beberapa penari pria dan wanita sampai beberapa
hari dan beberapa malam . Mereka menari terus sampai ada diantara mereka yang pingsan kepayahan , apa
bila mereka telah kepayahan, mereka digantikan oleh penari baru secara bergiliran.
Di Biak dijumpai upacara tanda terima kasih yang ditujukan kepada penguasa langit. Upacara tersebut
bernama Fan Nanggi. Kata fan berarti makan dan nanggi berarti langit. Upacara inidipimpin oleh seorang
hulu -huluan yangmembawa buah labu yang ditengadahkan ke langit.
Pada orang-orang Muyu pesta babi disebut atatbon selalu dimeriahkan dengan tarian dan nyanyian .
Atatbon biasanya dilakukan sebagai akhir dari rangkaian upacara inisiasi untuk anak laki-laki, perkawinan
dan lain -lainnya. Pesta tanda terima kasih iniditujukan kepada arwah nenek moyang.
DiMerauke terdapat tarian sejenis yang disebut dengan etor, di tarikan oleh pria dan wanita.
g . Tari untuk penyembuhan arwah nenek moyang.
Salah satu ciri khas dari masyarakat yang mewarisi tradisi budaya purba ialah adanya kepercayaan
kepada arwah nenek moyang yang masih diharapkan bantuannya. Pada suku Asmat yang hidup disepanjang
pantai selatan Irian Jaya, penyembahan kepada arwah nenek moyang ini dilakukan dengan sebuah upacara
keramat yang diiringi dengan tari-tarian . Arwah nenek moyang tersebut dipanggil dengan membuat patung
mbis yang besar. Pesta mbis tersebut dinamakan mbispokmbui.
Patung Mbis dibuat dari kayu besar yang dikerjakan dihutan . Selama pembuatan patung tersebut,
wanita dan anak -anak dilarang melihatnya, karena dianggap akan mengurangi kekeramatan patung tersebut.
Mbis yang telah selesai dibuat diusung oleh laki-laki, diiringi dengan arak -arakan penari pria menuju rumah
laki-laki yang disebut jew . Dalam perjalanan inimereka menari-nari diiringidengan suara tifa. Setelah patung
mbis sampai kerumah yew dan diberdirikan barulah wanita dan anak -anak dapat melihatnya dan ikut menari
pula .
Didaerah Sorong tari untuk pemujaan kepada arwah nenek moyang yang dianggap sebagai dewa disebut
tarimon . Tarian ini ditarikan oleh kaum pria dan wanita dengan iringan suara tifa .
h . Tari kerasukan .
Tari kerasukan di Irian Jaya ialah tari yang dipergunakan dalam rangkaian upacara kasyep. Gerakan
kasyep adalah gerakan keagamaan yang mengarah kepada kerasukan roh nenek moyang. Dalam upacara ter
sebut diperlukan orang yang akan menjadi tempat masuknya roh . Apabila orang tersebut sudah kemasukan
roh, maka dalam keadaan tidak sadarkan diri ia dapat memberi petuah -petuah yang berharga pada sanak
saudaranya.) 2
2 . Tari Bergembira.
Tari bergembira yang populer sekali di Irian Jaya sekarang ini adalah tariMapia, tariGale -Gale , tari Yo
sim dan tari Pancar. Tari Mapia berasal dari sebuah pulau kecil yang bernama pulau Mapia di dekat Biak .
Tarian ini selain diiringi dengan tifa dan seruling, juga diiringi dengan harmonika, para penyanyipun ikut
menari.
171
Tari Gale -Gale berasal dari Biak . Tari ini dilakukan oleh pria dan wanita berpasang-pasangan. Para penari
wanita mengenakan rumbai-rumbai dari kulit kayu sebagai penutup badan bagian bawah , badan bagian atas
(dahulu ) terbuka. Para penari pria mengenakan cawat dari tenunan kulit kayu , badan bagian atas dibiarkan
terbuka .Kepala para penari dihias dengan bulu -bulu burung yang indah . .
Tari Yosim merupakan tari-tari bergembira yang berasal dari orang Sarmi, tetapi sekarang amat populer
di Irian Jaya. Tari Yosim ini geraknya lebih sederhana dari tari Gale-Gale , para wanita mengenakan sarong
tenun sampaimenutup dada, kepala dihias dengan bunga dan bulu -bulu burung. Para penari pria mengenakan
celana pendek , dada terbuka, kepala juga dihias dengan bulu -bulu burung. Tari Yosim biasanya diadakan
semalam suntuk, pengunjungpun ikut pula menari.
Perkembangan baru dari tari Yosim adalah tari Pancar. Kalau dilihat dari gerak -geriknya, nampaklah
bahwa tari pancar inimerupakan perpaduan antara tari Gale-Gale dengan Yosim .
3 . Tari Tontonan
Sejak tahun 1970 , putera dan puteri Irian Jaya yang tinggal dikota-kota mulai menyadari bahwa betapa
pentingnya untuk mengadakan kegiatan seni tari yang bukan hanya untuk tujuan -tujuan agama dan upacara
adat. Mereka terdorong untuk menciptakan tarian yang khusus untuk ditonton. Mereka berusaha untuk
membuat komposisi-komposisi tari baru dengan dasar-dasar tarian tradisional. Disamping tarian yang ber
dasarkan pada tarian agama atau adat, dijumpai pula ciptaan -ciptaan yang mengarah drama atau sendratari.
Tari-tarian yang telah digarap oleh grup-grup pencinta tari tersebut antara lain adalah tari Tewadar,
Soanggi, Mansusu , Bayaitu , Fayaryer Rak Wadwa Biak , Pulale , Cenderawasih , Yape, Anjing, dll. Tari-tarian
tersebut diataslah yang merupakan tari kreasi baru dari para pemuda Irian Jaya, walaupun geraknya/kompo
sisinya banyak berbeda dengan tarian adat/ tarian agama, namun unsur-unsur tradisional daerah tetap mereka
pertahankan .
B. SENI SUARA
Perkembangan seni suara dalam masyarakat Irian Jaya pada umumnya jauh lebih merata bila dibanding
kan dengan seni rupa dan seni tari. Hampir pada setiap kegiatan masyarakat, baik kelompok maupun per
orangan , untuk kepentingan masyarakat ataupun keluarga, seni suara tidak pernah ketinggalan . Jangkauan
nya meluas sampai ke pelosok -pelosok pedalaman , mulai dari suku -suku yang masih terasing, terpencil sam
pai ke suku-suku yang sudah maju .
Seni suara dengan pengertian sebagai ungkap ekspresihati nuraniyang diekspresikan lewat suara dengan
unsur-unsur irama, telah lama dihayati, dipelihara dan dikebangkan dengan baik .
Dalam kehidupan masyarakat Irian Jaya, seni suara cukup memegang peranan yang berarti dan penting.
Dapat dikatakan bahwa seni suara di Irian Jaya mempunyai fungsi yang cukup luas, sebagai sosial control,
social support dan membuka kemungkinan social participation. Hal ini dapat dilihat dari segi pemanfaatan
nya dimasyarakat.
Fungsi dan kegunaan seni suara dalam masyarakat.
Sesuai dengan kebiasaan masyarakat yang masih kuat memegang adat istiadat, kehidupan dan perkem
bangan seni suara berjalan sejajar dengan perkembangan adat istiadat masyarakat itu sendiri. Bahkan dalam
banyak hal seni suara merupakan sarana penting dalam menunjang kelangsungan adat istiadat.
Fungsi/kegunaan seni suara di Irian Jaya antara lain adalah sbb :
a . Sebagai unsur penunjang tegaknya adat istiadat.
b . Sebagai sarana peneruskelangsungan tradisi.
c. Sebagaimedia penyalurkritik dan nasehat.
d . Sebagaimedia pembakar semangat.
e . Sebagai unsur daya tarik simpati dan partisipasi.
f. Sebagai sumber hiburan yang sehat.) 3
Vokal dan Instrumental
Sejalan dengan bentuk , sifat dan kegunaannya yang begitu komplek , maka sumber-sumber (alat-alat)
penunjang kehidupan seni suara di Irian Jaya terdiri dari dua bagian yaitu :
172
a . Musik Vokal.
Musik vokal / suara manusia untuk Irian Jaya pada umumnya sudah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat. Hampir disegala kegiatan masyarakat, seni suara selalu mempunyai peranan penting.
. Seni suara maupun metode-metode bernyanyi bersama baik secara Motet, Kanon , dan Madregal (paduan
suara) telah dikuasai oleh masyarakat, walaupun masih dalam taraf sederhana. Sistem menyanyi bersama di
Irian Jaya lebih banyak digunakan dari pada menyanyi tunggal. Bahkan penciptaan lagupun kadang-kadang
merupakan hasil kolektif terutama yang menjurus kearah lagu -lagu yang berhubungan dengan keutuhan
warga masyarakat.
b .Musik Instrumental.
Berbeda dengan musik vokal, musik instrumental tidak banyak dimiliki, bahkan alat-alat musik sebagai
unsur melodijarang didapatkan . Kalau pun ada maka hal ini akan dijumpai didaerah -daerah pantai, dimana
pengaruh luar lebih jelas kelihatan .
Alat-alat musik di Irian Jaya antara lain adalah :
- Tifa atau gendang yang terbuat dari kayu yang dilobangidan ditutup dengan kulit binatang (kulit kuskus,
kangguru , soa-soa, biawak , dll). Kulit tersebut hanya dipasang disalah satu ujung tifa tersebut.
- Seruling bambu banyak terdapat di daerah pantai. Seruling ini sering dipakai sebagai unsur melody dengan
nada diatonis berlobang 1 + 6 . Diperkirakan alat ini semula dibawa dari Maluku.
- Pikon (kerinding/sendarin ) merupakan alat yang terbuat dari bilah bambu yang ujungnya dibelah 3. Bagian
tengah adalah bagian yang paling tipis, sebagai sumber getaran yang di getarkan dengan tali. Pengaturan
nada diatur oleh gerakan mulut sebagai pengatur gema. Alat ini digunakan oleh suku- suku Dani di Lembah
Baliem , di daerah Jayapura dan daerah Paniai, Suku Monidan Ekari.
- Kombo bambu. Kombo ini dibuat dari serus bambu yang disisir kulit luarnya sehingga terbuka hampir
mendekati kedua ujung ruas. Kulit yang terlepas ini kemudian dipasak sehingga menyerupai senar yang
terdiri dari 3 – 4 baris. Cara membunyikannya sama dengan gitar atau harpa yaitu dipetik . Alat ini dijumpai
pada orang-orang Jayapura dan sekitarnya.
Selain alat-alat yang disebutkan diatas masih dapat dijumpah terompet bambu di daerah Asmat dan
Mimika, begitu juga terompet kulit kerang.Namun kedua alat ini umumnya hanya digunakan sebagai alat un
tuk tanda berkumpul atau pun sebagai tanda bahaya.
Berbagai jenis lagu dan proses penciptaan .
Sesuai dengan fungsinya,maka lagu -lagu yang terdapat di daerah Irian Jaya dapat dibedakan atas :
a . Lagu-lagu adat klasik .
Lagu -lagu klasik adalah lagu -lagu yang dianggap keramat dan bertuah , tidak dinyanyikan disembarang
waktu . Lagu -lagu tersebut diciptakan dan dibawakan oleh pemuka-pemuka suku yang mempunyai tang
gung jawab terhadap adat . Lagu -lagu itu mempunyai arti tertentu yang mengungkapkan sejarah suku ,
riwayat sebuah daerah , kisah kepahlawanan dan lain -lain .
b . Lagu-lagu tradisional.
Lagu -lagu ini biasa dibawakan dalam upacara-upacara adat tradisi masyaraka. Misalnya lagu kelahiran ,
pelepasan , perkawinan , kematian dan lain -lain .
Tentang lagu kematian sebetulnya dapat digolongkan kedalam lagu -lagu klasik , karena biasanya diikuti
dengan riwayat singkat si mati (apalagijika yang meninggal adalah seorang kepala suku yang perkasa ).
c. Lagu Hiburan .
Istilah ini dipakai untuk lagu -lagu yang non tradisional/non adat, dapat terdiridari lagu-lagu cinta , nasehat,
dll.
Proses penciptaan lagu .
Lagu-lagu di Irian Jaya pada umumnya diciptakan oleh kaum pria , namun hal ini tidak berarti bahwa
kaum wanita tidak memegang peranan dalam hal tersebut. Kaum wanita terkadang mempunyai kesempatan
dan waktu yang lebih luas. Sementara suami-suamimereka pergi berburu dan berperang, mereka mempunyai
kesempatan yang cukup .
Penciptaan lagu -lagu biasanya dirintis oleh perorangan , namun untuk penyelesaiannya sering dibicara
kan bersama. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis yang kenyataannya selalu dinyanyikan bersama. Syair
syarinya pun kebanyakan untuk bersama. Proses penciptaan yang secara kolektif inilah kiranya yang me
mungkinkan kesenian senisuara dapat berkembang dengan baik di Irian Jaya.
C. SENIRUPA
Sebagaimana halnya dengan seni tari, seni suara dan seni drama, perkembangan seni rupa di Irian Jaya
berjalan seiring dengan pola kehidupan /kepercayaan masyarakatnya. Berkembangnya kepercayaan animisme
dan dinamisme menyebabkan mereka memuja arwah nenek moyang mereka. Arwah tersebut apabila di
peringati terus, akan dapat dimintai pertolongannya pada saat yang dibutuhkan. Pemujaan terhadap arwah
( roh ) tersebut diwujudkan dalam bentuk patung dan motif ukiran (simbol). Simbol-simbol ini banyak di
pahatkan (diukirkan ) pada benda-benda pakai mereka sehari-hari, tujuannya adalah agar sipemakai benda
tersebut dilindungi oleh arwah nenek moyang yang mereka puja .
Melihat dari hasil-hasil kesenian yang ada, maka seni rupa di Irian Jaya dapat digolongkan kedalam be
berapa bagian antara lain : Seni Bangun, Seni Patung, Seni Kerajinan /Seni Ukir, dan Seni Lukis .
Seni Bangun
Seni bangun di Irian Jaya pada umumnya adalah bangunan-bangunan rumah yang dipergunakan sebagai
tempat tinggal. Bangunan -bangunan yang didirikan untuk tujuan-tujuan lain tidak banyak dikenal, kecuali
yew di Asmat .
Salah satu ciri khas dari masyarakat yang hidupnya masih sederhana adalah penempatan bangunan
bangunan rumah secara berkelompok , hal ini sesuai dengan tujuan untuk menjaga kekompakan (keamanan )
dari serangan suku /daerah lain . Bahan-bahan yang digunakan untuk membantun rumah-rumah di (peda
laman ) Irian Jaya pada umumnya terbuat dari bahan-bahan yang banyak terdapat disekitar lingkungan itu
sendiri. Bahan -bahan tersebut umumnya tumbuh dihutan disekitar kampung , misalnya daun rumbia untuk
atap,kulit kayu , kulit sagu untuk dinding dan lantai, dll.
174
Nama-nama yang diberikan untuk rumah (adat) di Irian Jaya berbeda-beda pada setiap daerah / suku .
Li Wamena rumahnya disebut pilamo, Amat mempunyai rumah laki-laki yang disebut yew , diBiak karwari,
di Sentani kombo , diMimika karapao , diWaropen sema. ) " 4
Di daerah Wamena, rumah-rumah adatnya disebut pilamo terkenal juga dengan sebutan honai. Rumah
Wamena ini berbentuk bulat seperti kubah , atapnya terbuat dari batang batang hilalang kering (jerami).
Bagian dalam rumah ini terdiri dari dua tingkat . Tingkat pertama pada bagian bawah merupakan tempat
untuk duduk -duduk sebelum mereka tidur. Pada tingkat bawah ini terdapat perapian untuk penghangat
ruangan , karena udara diWamena amat dingin . Bagian atas merupakan tempat untuk tidur, juga beralaskan
jeramikering. Ruang atas dan ruang bawah dihubungkan oleh sebuah tangga kayu.
Konstruksi dari bangunan pilamo ini dibuat dengan menggunakan batang-batang serta cabang-cabang
kayu yang disusun dan diikat menjadi semacam kubah bulat. Kerangka inilah yang kemudian dilapisi dengan
kulit-kulit kayu dan jerami sebagai dinding serta atapnya.
Pintu masuk sebuah pilamo, dibuat agak terlalu rendah . Apabila seseorang akan memasuki pilamo, maka ia
harus membungkukkan badannya. Rumah ini tidak mempunyai ventilasi, kecuali sebuah jendela kecil untuk
mengintai keluar. Sekarang jendela-jendela sudah dibuat agak besar, karena ada saran -saran serta bimbingan
dari pemerintah .
Di daerah Asmat, rumah-rumah penduduknya didirikan diatas tiang-tiang kayu untuk menghindari air
pasang. Rumah -rumah di Asmat pada umumnya didirikan di tepi sungai karena sungaimerupakan sarana per
hubungan yang utama. Atap dari rumah Asmat terbuat dari daun rumbia (nipah ) sedang dinding dan lantai
nya terbuat dari pelepah dan kulit batang sagu .
Disamping rumah -rumah yang dipakai sebagai rumah keluarga, di Asmat dijumpai sebuah rumah khas
untuk laki-laki, namanya yew . Yew ini panjangnya mencapai puluhan meter, di bagian dalam dihias dengan
patung-patung nenek moyang. Yew ini selain berfungsi sebagai tempat berkumpulnya kaum lelaki, juga ber
fungsi untuk pesta , untuk pertemuan untuk membicarakan soal-soal perkampungan . Tidak jarang yew ber
fungsi sebagai arena untuk menceritakan dongeng-dongeng kepahlawanan yang membangkitkan dendam
untuk menyerang suku lain .
Di daerah Sentani rumah -rumah penduduk juga didirikan diatas tiang, tujuannya juga untuk menghin
dari air danau yang sewaktu-waktu bisa meluap. Rumah -rumah Sentani ini dihiasi dengan ukiran -ukiran khas
Sentani yang sangat dekoratif bentuknya.
Demikianlah beberap contoh dari rumah -rumah Irian Jaya, yang mempunyai perbedaan pada setiap
suku dan daerah sesuai dengan tantangan dari lingkungannya masing-masing.
Seni Patung
Perkembangan seni patung di Irian Jaya sejalan dengan kepercayaan yang mereka anut. Pemujaan ter
hadap arwah nenek moyang divisualisasikan dengan menciptakan patung-patung perwujudan dari kayu.
Pembuatan patung dari batu ataupun perunggu belum ada tanda-tanda yangmengatakannya. Hal inimungkin
sekali disebabkan logam merupakan benda 'keramat yang baru saja diperkenalkan kepadamereka oleh para
pendatang. Sehingga dengan keterbatasannya alat-alatmaka kayu adalah sasaran yang paling praktis bagi pen
ciptaan patung-patung arwah mereka.
Sekalipun diberbagai daerah berkembang seni patung kayu seperti diWaigeo, Sentani dll, namun yang
amat populer sekarang ini adalah seni patung daridaerah Asmat.
Di Asmat dikenal 2 jenis patung arwah yang dapat dibedakan atas ukuran besar kecilnya. Patung yang ber
ukuran besar di sebut mbis, sedangkan yang kecil disebut kawenak . Kedua jenis patung tersebutmempunyai
fungsi yang tidak jauh berbeda yaitu sebagai penggambaran arwah nenek moyang. Arwah nenek moyang
akan dapat datang apabila selalu dihubungi/diperingati dengan membuat patung-patung mbis dan kawenak .
Menurut beberapa ahli, dikatakan bahwa setiap patung tersebut terkadang menceritakan jumlah keluarga
yang sudah meninggal dunia . Jadi dengan membuat patung tersebut dapatlah diperingati sekaligus beberapa
sanak saudara yang sudah meninggal dunia . Patung mbis dibuat didalam hutan dan tidak boleh dilihat oleh
kaum wanita dan anak -anak selama pembuatan patung tersebut. Setelah patung ini siap barulah diarak masuk
kampung, untuk mulaimengadakan upacara dan pesta.
Berbeda dengan mbis yang dipancangkan diluar rumah , maka patung kawenak yang lebih kecil-kecil
hanya digantungkan saja didalam rumah. Kawenak ini sering dibuat dengan bentuk yang simetris, sehingga
apabila digantung terbalik pun posisinya akan tetap kelihatan sama.
175
Di daerah Waigeo dan Biak dikenal patung-patung kuburan yang disebut Korwar. Korwar ini meng
gambarkan patung seorang manusia dalam posisi duduk , dan posisi berdiri. Patung-patung ini diletakkan
di kuburan -kuburan .
Patung rubis dari Asmat untuk memperingati arwah nenek moyang, yang sudah
meninggal.
176
Di Irian Jaya , daerah yang populer dengan ukiran kayunya adalah daerah Asmat dan Sentani. Orang
orang Asmat membuat linggi perahunya dengan ukiran yang sangat indah , demikian juga tombak , dayung
serta perisai perang mereka, semuanya diukir dengan motif-motif tradisional dan diberiwarna dengan warna
warna alam . Di Sentani juga populer ukiran yang digunakan untuk menghiasi perahu dan dayung, disamping
itu juga dikenal ukiran kayu yang sering dikatakan sebagai lambang darikepala suku (ondowafi).
Sehubungan dengan masuknya pengaruh luar dan pergantian agama/kepercayaan , ukiran yang semula
mereka buat untuk upacara keagamaan sekarang tidak lagi digunakan sebagai alat untuk memuja arwah
nenek moyang, tetapi dibuat untuk dijual kepada para pendatang (turist). Tukang-tukang/seniman-seniman
ukir tersebut dikoordinir oleh Departemen Perindustrian dalam menjaga mutu serta pemasaran hasil karya
mereka .
Seni Lukis
Mengenai seni lukis, tidak banyak diperoleh data yang menerangkan sejak kapan dan dimana pusat
perkembangan seni lukis Irian yang tertua. Dari peninggalan -peninggalan yang ada dapatlah diperkirakan
bahwa fungsi seni lukis Irian Jaya tidak jauh berbeda dengan fungsi dari seni patung, seniukir serta keseni
an lainnya. Semuanya didasari oleh kepercayaan serta pemujaan roh nenek moyang, bahwa dengan mencipta
senimanusia berusaha bersahabat dan menguasaikekuatan -kekuatan diluarnya secara irrasional. Hal ini tidak
177
saja diungkapkan lewat coreng moreng pada bidang-bidang tertentu , bahkan sewaktu akan terjun kemedan
perang mereka mencoreng-moreng tubuhnya dengan berbagai garis-garis dan warna. Hal ini di samping salah
satu cara untuk mengobarkan semangat perang juga untuk menakut-nakuti musuh . Disaat-saat begini se
seorang prajurit sering mengidentifikasikan dirinya dengan lambang-lambang tertentu, misalnya binatang
yang kuat seperti burung garuda, enggang dll. Senjata-senjata mereka pun tidak luput dari hiasan -hiasan
yang 'magis', bahkan kadang-kadang tombak , perisai, dayung yang mereka gunakan diberi nama dengan
nama-namakeluargamereka yang telah gugur.
Sampai sekarang hasil seni lukis yang tertua di Irian Jaya dijumpai di gua-gua Kaimana dan diteluk
Berau , Fak-Fak. Lukisan ini diperkirakan berasal dari jaman pra sejarah , hanya karena letak serta penempat
annya di dalam gua, maka lukisan tersebut masih dijumpai sampai sekarang.
Di Sentani, juga berkembang lukisan kulit kayu ( tapa painting ). Lukisan ini semula merupakan pakaian
adat yang digunakan untuk menutup tubuh , namun perkembangan selanjutnya membuat lukisan /pakaian ini
diproduksimenjadi semacam lukisan /hiasan lepas. ) ' /
Lukisan-lukisan kulit kayu Sentani pada umumnya juga menggunakan warna-warna alam yang diambil
dari alam sekitarnya. Warnanya terdiri dari warna merah , hitam dan put
banyak dengan warna -warna hasil produksi industri modern , sehingga keasliannya sudah mulai berkurang.
Hasil-hasil lukisan Sentani banyak dijual di Art Shop Loka Budaya Lembaga Antropologi Uncen , Abepura
Jayapura .
178
kehidupan adat bahasa dan sastranya , hanya dapat berkembang dan dimiliki oleh kelompok warga masyara
kat itu sendiri.
Menurut perkiraan umum kelompok suku bahasa yangmungkin terdapat didaerah Irian Jaya tidak ku
rang dari 200 kelompok bahasa besar dan kecil. Hal itu masih diperlukan adanya penyelidikan lebih lanjut.
Memang sebenarnyalah bahwa untuk bisa mengungkapkan masalah kehidupan dan perkembangan sastra
daerah Irian Jaya diperlukan adanya penyelidikan secara khusus yang dilakukan oleh tenaga ahli yang ber
pengalaman luas. Demikian pula tentang masalah seni dramanya.
Dengan demikian hendaknya dapat dimaklumi bahwa sajian yang dapat dikemukakan dalam kesempat
an inimungkin baru sekedar untuk memberikan gambaran bahwa di daerah Irian Jaya juga terdapat adanya
seni sastra dan seni drama, yang meskipun masih sederhana dan hidup menjalar darimulut ke mulut, namun
bisa hidup dan berkembang.
Seni sastra dan drama dalam kehidupan masyarakat.
Peranan sastra dan drama dalam kehidupan masyarakat di Irian Jaya tidak banyak berbeda dengan ke
senian lain . Umumnya berkembang searah dan berjalan seiring dengan kehidupan adat tradisi masyarakatnya.
Namun dalam banyak hal bahasa /sastra dapat merupakan sebagai dasar penyangga utama bagi semua per
kembangan dan kehidupan seni dan menunjang kelanggengan hidup adat peradatan masyarakat. Lebih
jauh dapat dikatakan bahwa kehidupan bahasa dan sastra dalam masyarakat adalah sangat komplek & multi
guna. Hampir disegala kegiatan disetiap kejadian bahasa /sastra tidak pernah ditinggalkan . Baik untuk ke
pentingan -kepentingan yang bersifat umum , kelompok , maupun perorangan. Sedang kehidupan seni drama
nya, merupakan penunjang atau sebagai penegas yang memperjelas ungkapan makna artinya.
Fungsi/kegunaan sastra dan drama.
Ditinjau darisegi fungsi dan kegunaannya kiranya dapat dibedakan sbb. :
– a . Seni Sastra dan senidrama sebagai unsur penyangga kelanggengan hidup adat tradisimasyarakat :
a .1. Upacara-upacara adat, seperti pemujaan , ramalan dan hal-hal yang bersifat untuk kepentingan
umum . Dalam upacara ini biasa dipergunakan bahasa khusus/bahasa seni yang banyak mengan
dung kata-kata ungkapan. Walaupun kadang-kadang nampak seperti klise . Namun gaya peng
ungkapnya jelasmengandung unsur-unsur seni. Baik sastra maupun drama.
a. 2. Upacara tradisionil seperti kelahiran, perkawinan , kematian , dll. Sifatnya banyak condong kearah
untuk kepentingan keluarga dan perseorangan . Dalam upacara ini kadang-kadang unsur seni
sastra, suara , drama dan tari nampak dipergunakan bersama. Meskipun ungkapan sastranya kadang
kadang agak sulit untuk dimiliki orang kebanyakan .
- b . Seni sastra dan drama sebagai pengungkap kesadaran dan penata kehidupan masyarakat biasa didapat
kan dalam :
b .1 . Upacara pelepasan /perpisahan seperti anak masuk ke pendidikan tradisionil untuk ditatar dan di
persiapkan sebagai warga masyarakat, sesuai dengan adat tradisi daerahnya.
b . 2 . Upacara perang.
Maksud upacara inimempunyai sasaran pokok untuk membekali dengan taktik dan strategi
perang, serta menempa kobaran semangat juang. Dalam upacara tersebut banyak dipergunakan
unsur-unsur seni sastra (doa pujaan, kata -kata sandi), seni drama (peragaan taktik & strategi serta
gerak gerik sandi), tari dan seni suara sebagai pembakar semangat.
6 .3 . Mengadakan kritik dan nasehat pada saat tertentu menurut keadaan . Dalam hal ini biasa juga di
ungkapkan dalam bentuk sastra secara simbolik ' euphimismus melalui lagu /nyanyian, gerakan ta
rian ataupun drama/ sandiwara.
- c. Seni sastra dan drama sebagai penunjang kehidupan dan perkembangan senibudaya. Biasa diungkapkan
dalam bentuk : syair /kata dalam suatu nyanyian / lagu pengungkap makna gerakan tarian . Dan ceritera
ceritera penghubung/penyambung kehidupan tradisi masyarakat seperti pengungkapkan asal mula /asal
usul suku, hal-hal yang harus dilakukan, disingkiri/pantang atau tabu dll.
– d . Sastra dan drama untuk kepentingan lain -lain seperti :
d . l . Sebagai sarana pengungkap & peragaan rasa kagum , cinta kasih antara remaja , kasih sayang orang
tua dlsb .
179
d . 2 . Sebagai alat /media komunikasi, baik secara khusus atau umum .
Macam jenis dan bentuk sastra .
Meskipun sebenarnya masih belum dapat diketahui dengan jelas, namun dilihat dari segi pemakaian
bahasa terutama yang biasa didapatkan melalui penuturan /ceritera yang hidup dikalangan masyarakat kira
nya dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu Prosa dan Puisi.
a . Jenis Prosa :
Jenis ini bisa didapatkan dalam penuturan /ceritera-ceritera (folklore) yang biasa diungkapkan pada
upacara -upacara adat tradisimasyarakat. Misalnya dalam bentuk :
a . 1. Riwayat kehidupan suku dengan tokoh -tokoh pimpinan beserta peranannya dalam masyarakat. Hal
ini biasa dilakukan dalam upacara kematian , penggantian kepala suku, kepala adat dlsb .
a.2. Kisah perjalanan mencari daerah baru, berparang, berburu /mencari budak dengan kepahlawanan
tokoh-tokoh masyarakatnya. Kisah semacam ini juga biasa dilakukan /dibawakan dalam upacara
upacara pelepasan & penyambutan (pesta kemenangan /keberhasilannya sesuatu usaha).
a . 3 . Mythe / mythos.
Ceritera-ceritera yang berhubungan dengan adat kepercayaan masyarakat ini biasa diungkapkan
dalam peringatan -peringatan, upacara -upacara kelahiran , perkawinan dlsb .
Misalnya :
- Tidak boleh /tabu membunuh & memakan burung kasuari, ikan babi laut/lumba-lumba anjing.
– Bagaimana cara mengadakan pesta /makan daging babi.
- Pantangan makan daging & ikan-ikan besar bagiwanita hamil.
- Ceritera : Manarmakeri, Fumo, dan Salawati, Onggoweno , dlsb .
a.4 . Legende dan lain -lain .
seperti : - asal mula burung cenderawasih berbulu indah.
- pesta babi, pesta setan disb .
b . Puisi :
Jenis puisi ini bisa didapatkan dalam upacara adat besar/untuk kepentingan umum dan upacara
upacara yang mempunyai sifat khusus: misalnya kematian orang-orang penting, kepala suku, kepala
adat dan juga peringatan dan ramalan ramalan . Kekhususan tersebut kadang-kadang juga bersifat rahasia
tidak sembarang orang bisa mengikuti, sehingga ada kalanya ungkapan kata -katanya tidak bisa diketahui
arti dan maknanya oleh masyarakat umum , apalagi oleh warga masyarakat generasi muda angkatan se
karang .
Misalnya :
b . 1. Ungkapan kata-kata dalam ramalan-ramalan seperti :
- bagaimana kalau akan memulaimenyerang (perang ).
- bagaimana supaya wabah penyakit itu hilang.
- bagaimana cara mengusir setan dlsb .
b . 2. Kata-kata dalam ratapan kematian. Dimana dalam upacara resmi sementara suku , dipimpin langsung
oleh kepala adat atau yang ditunjuk mewakilinya. Dalam mengungkapkan cetusan perasaan sedih ,
adakalanya dilakukan dalam bentuk lagu /menyanyi atau sebagaimana orang mengaji, bersanjak dlsb .
6 .3 . Pengungkapan perasaan kagum , cinta kasih diantara remaja, nasehat, peringatan /sindiran dalam se
suatu masalah atau keadaan .
b .4 . Isian kata -kata dalam sesuatu lagu , baik yang bersifat tradisionil maupun lagu -lagu daerah masa kini
(kontemporer ) yang sudah disesuaikan dengan keadaan /perkembangan jaman.
Jenis prosa dan puisi tersebut hingga kini masih jarang dapat diketemukan dalam bentuk tulisan .
Apalagi di daerah pedalaman . Pada umumnya masih hidup dan berkembang darimulut ke mulut yang
kadang-kadang tidak lagi diketahui oleh warga suku angkatan muda generasi sekarang.
Macam jenis bentuk seni Drama.
Yang dimaksud dengan istilah seni drama di bawah ini condong dengan apa yang disebut teater tradi
sionil ataupun teater rakyat. Meskipun akhir-akhir ini terdapat pula perkembangan Teater modern atau seni
drama yang sebenarnya.
180
Sebenarnya mengenai masalah seni drama di Irian Jaya masih belum dapat diketahui dengan pasti. Namun
ditinjau dari peragaan pelaksanaan upacara-upacara tradisionil nampak unsur-unsur seni drama terselip di
dalamnya.
- peristiwa dan jalannya/ceritera atau informasi.
– peragaan peristiwa oleh petugas/ pemain .
– disaksikan oleh peserta upacara /penonton .
Adapun bentuk dan jenis seni drama/ teater tersebut dapat dikelompokkan sbb . :
a. Drama/teater tradisionil, yang mungkin masih bisa terdiri lagidaribeberapa jenis, misalnya :
a.1. A dat : Dalam upacara-upacara besar, yang benar -benar dilaksanakan secara hidup. Di sini sasaran
pokoknya adalah pelaksanaan adat kebesaran suku atau untuk kepentingan umum .
a .2. Tradisionil : Istilah ini dipakai untuk membedakan dengan adat. Dalam drama tradisionil ini
walaupun dilaksanakan dalam upacara, namun fungsinya sebagai media hiburan yang mengandung
maksud untuk menegaskan pola adat kebiasaan masyarakat, dan bisa memenuhi untuk kepentingan
sesuatu golongan atau perorangan , misalnya dalam upacara perkawinan , diungkapkan suatu peristiwa
kisah perjalanan warga suku teladan seperti Manarmakeri, Fumo, Onggoweno , dlsb .
b . Sandiwara /tonil, atau dalam istilah teater bisa diartikan sebagai Teater masa transisi.
Dalam sandiwara /tonil ini sebenarnya masih tidak banyak berbeda dengan teater tradisionil. Perbedaan
nya terletak pada sandiwara sudah sengaja dibuat/disusun dan dimainkan bukan hanya dalam upacara
adat tradisimasyarakat tetapi juga disetiap saat diperlukan /di
181
DEPARTEMEN
KEBUDAYAAN
DAN
PENDIDIKAN
JAYA
IRIAN
PROPINSI
WILAYAH
182
JAYAPURA
KABUPATEN
KANTOR
-DATA
DATA
JAYAPURA
KABUPATEN
DAERAH
KEPURBAKALAAN
DAN
SEJARAH
PERMUSIUMAN
Kecamatan Obyek Lokasi Bahan Ukuran Keterangan
183
184
Kecamatan .Obyek
No Lokasi Bahan Ukuran Keterangan
Kepala
.BHSimandjuntak
a
.130190957
NIP
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
WILAYAH PROPINSI IRIAN JAYA
KANTOR KABUPATEN JAYAPURA
Nimboran 1 Batu ber- Batu Lokasi Desa Bring Kelurahan administratif Pupehabu Kec.
lobang kun Kemtuk Gresi. Terletak diatas tanah pekuburan . Panjang 80 in ,
lebar 60 m . Panjang batu : 133 cm , lebar 100 cm , dalam kunci
11 cm , keliling lubang kunci 25 cm .
Batu terbelah pada tgl. 31 - 1 - 1962 dikarenakan 2 orang pen
deta berkebangsaan Belanda bernama Snyderdan Bekerek men
coba membalik batu tersebut, Batu dimaksud bernamaWaso
serta dianggap keramat bagi rakyatkampung Pupehabu dan se
kitarnya .
2 Fosil sagu Sagu yang te - Lokasi : Terdapat didesa Bring Kelurahan Pupehabu, Kecamat
lah membatu an Kemtuk Gresi . Disimpan dalam rumah Yohanis Tabisu , di
s e m p na suagu.. Tlam bent
letakkan dalam sebuah Sempee (bakul)
Warna obyek sebagaimana warna sagu . Fosil telah pecah menja
di 10 buah . Berat keseluruhan 242 kg dalam bentuk sagu yang
keras seperti batu . Fosil tersebut milik suku Tabisu yangmenu
rutkeyakinan merekamerupakan peninggalan sejarah Nenek
moyang sewaktu mengadakan pembagian harta budaya di Yan
su daerah Pupehabu .
3 Gelang Seperti tu Terdapat di desa Bringmilik suku Tabisu sudah pecah-pecah.
lang Gelang peninggalan Nenek Moyang yang didapat sewaktu pem
bagian harta budaya .Merupakan gelang adat yang hanya dimi
likioleh Suku Tabisu .
4 Gelang batu Tanah yang Terdapat di desa Bring berbentuk gelang , warna kuning, kehi
membatu tam -hitaman merupakan peninggalan Sejarah suku Eli serta di
simpan oleh Nikolaas Eli diKampung Bring .
5 Telapak ka- Batu Terdapat ditengah kali yang bernama kali Wasi dikelilingi te
bing-tebing yang mempunyaikeliling + 400 m2 dalam 13 –
20 m . Terletak pada sebuah batu yang berukuran : panjang
283 cm , lebarbagian tengah 170 cm , tinggi 66 cm , Panjang
telapak kaki 30 cm , lebar: 17 cm jari-jari kaki, 15 cm bagian
tengah telapak kaki, 9 cm bagian tumit dalam : 942 cm dari
samping lereng batu.
Sentani 6 Megaletik Batu bergam - Daerah Doyo Lama
Tsetari II bar panjang + 142 km
lebar 1 km .
Batu bertulis/bergambar jenis-jenis binatang, ikan , kura -kura,
soa-soa, dalam gambar 3 buah segitiga bersusun ditengah segi
tiga terdapat sebuah lukisan berbentuk mata .
Jumlah batu bertulis/bergambar sebanyak 21 buah .
7 Quenset bangunan Terdapat di daerah Ifar Gunung bangunan rumah beratap leng
rumah kung bekas peninggalan perang dunia ke II yang dibuat oleh
tentara Amerika .
Jayapura 8 Quenset bangunan sd a
9 Gua Semen Terdapat di daerah Santarosa .
Bekas peninggalan perang dunia ke II dibuat oleh tentara Je
pang .
185
10 Alat per- besi putih Terdapat dirumah Akuba Kortam Kamkey Abepura .
Perhiasan berupa anting dibuat dari besi putih . Anting terse
but ada yang berbentuk burung taun-taun dimana burung ter
sebut adalah ciri has Irian Jaya. Perhiasan tersebut sekarang
sudah tidak dipakai dikarenakan sudah habis /sulit dicari. Alat
perhiasan didaerah Manokwari, Sorong, Fak-Fak .
A .n .Kepala,
Kepala Seksi Kebudayaan
ttd .
VIANI SUDIYAT
NIP . 130241822
186
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Drs. Tjakraatmadja , Guide Book Irian Barat, 1972.
2 . Brosur Kesenian Irian Jaya.
3. Sudarsono, Tari-Tarian Indonesia. Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Direktorat Jenderal
Kebudayaan ,Dep. Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, hal 91.
4. Koencaraningrat, Orang Timorini, hal. 220.
5. Dari Naskah Stencilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Wilayah Propinsi Irian Jaya.
6 . Ciri Khas Benda Budaya Irian Jaya, Dinas Pendidikan & Kebudayaan Propinsi Daerah Tingkat I Irian
Jaya , 1978 .
7 . Wawancara dengan Ellys Hongge, Jayapura , Dec . 79.
8. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya " Sekelumit Adat Istiadat
Daerah Bokondini" , Adat Istiadat Irian Jaya, Jilid 1 , 1978.
9 . Laporan Kabin Pendidikan Kesenian Perw . Dept. P & K Prop. Irian Jaya, 1973.
10 . Masman Andara, Persoalan Masyarakat Terasing di Irian Jaya dan Saran Persoalannya (paper), 1979.
11. Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan daerah 1978 / 1979 , Sejarah Daerah Irian Jaya, Jayapura
12. Tulisan dalam paragraf ini semuanya diambil dari : AW . Siagian MO ., Jayapura Dulu , Sekarang dan
Esok . Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jayapura , 1978.
13. Laporan Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Irian Jaya.
14. Sepuluh tahun GIU sesudah seratus satu tahun Mendung di Irian Barat.
15 . Propektif Peternakan lebah madu di Irian Jaya.
16. Kepulusan Raker Peternakan se Irian Jaya Inspektorat/Seksi Peternakan Daerah tingkat I Irian Jaya.
17. Laporan Dinas Kehutanan Propinsi Dati I Irian Jaya Permada 1978 /1979.
18 . Penyalagunaan Hutan Irian Jaya oleh Dinas Kehutanan Daerah Tingkat I Irian Jaya.
19. Laporan Pembangunan Pertanian Pangan Pelita II Irian Jaya 1974 – 1979 oleh Dinas Pertanian Irian
Jaya.
20 . Rencana Strategi Pembangunan Perikanan Daerah Propinsi Dati I Irian Jaya dalam Repelita III oleh
Dinas Perikanan Daerah Propinsi Dati I Irian Jaya Jayapura 1978 .
21. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya " Sekelumit Adat Istiadat
Daerah Bokondini" , Adat Istiadat Irian Jaya, jilid 1, 1978 .
22. Laporan Kabin Pendidikan Kesenian Perwira Departemen P & K Propinsi Irian Jaya, 1973.
23. Masman Andara, Persoalan Masyarakat Terasing di Irian Jaya dan Saran Persoalannya (paper), 1979.
ncatatan Kebudayaan Daerah 1978 /1979, Sejarah Daerah Irian Jaya, Jaya
pura .
25. Tulisan dalam paragraf ini semuanya diambil dari : AW . Siagian MO ., Jayapura Dulu Sekarang dan
Esok , Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Jayapura, 1978 .
26 . Koentjaraningrat, Hrsja W Bachtiar, " Penduduk Irian Barat, P.T . Penerbitan Universitas, Jakarta ,
1963.
27. Laporan Penyelenggaraan Latihan Tenaga Pembantu Pembina Pembinaan Masyarakat Terasing Se
Propinsi Irian Jaya 22 – 27 Januari 1979 di Jayapura , Bidang Bina Sosial Kanwil Depsos Propinsi
Irian Jaya (Hasil kelompok II dan III).
28. Irian Jaya Dalam Angka 1977 .Kantor Sensus dan Statistik Daerah Tingkat I Irian Jaya.
29. Anceaux , JC., New Guinee ; keystone of Oceanic linguistics, Bijdragen tot de Taal - , Land - , end
Volkenkunde, CIX .
30 . AW Siagian MO, Jayapura Dulu Sekarang Dan Esok , Pem . Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Jayapura , Jayapura 1978.
31. Donald F Barr , Sharon . G Barr, Index of Irian Jaya Languages – Pre - Publication Draft, Cenderawasih
University Summer Institute of Linguistics, June 1978 .
32 . Lihatlah karya CL . Voorhoeve , Languages of Irian Jaya Checklist - Preliminary Classification ,
Language Maps, Wordlists, Department of Linguistics Research School of Pasific Studies The Austra
lian National University, Canberra, 1975.
187
OVIDER
2 168AA
BR1
205 / 99year s 354
0 -01 - 01 08
sec
UNIVERSITY OF MICHIGAN