Anda di halaman 1dari 6

Template Transkrip Wawancara

Hari/Tgl : Rabu/27 Oktober 2021


Lokasi : UINSU
Informan : Mahasiswi
Fokus Pertanyaan : Kenapa Organisasi melakukan perubahan
Durasi : 16.30 menit

Peneiti : “Assalamu’alaikum kak, boleh gabung duduk disini gak kak?’’


Informan : “Wa’alaikumussalam kak, silahkan kak.”
Peneliti : “Terimakasih ya kak.”
Informan : “Sama-sama kak.”
Peneliti : “Boleh minta waktunya sebentar gak kak?”
Informan : “Ooo boleh silahkan,kenapa kak.”
Peneliti : “ee mau bicara ngobrol-ngobrol dikit aja kak. Seputar tugas kuliah saya
berkaitan dengan perubahan”
Informan : “Tentang apa dulu nih kak.”
Penelti : “Sebelumnya kita boleh kenalan dulu gak kak?”
Informan : “Boleh kak, silahkan kak.”
Penelti “Saya Rizka Ramadani Kak, dari Fakultas Tarbiyah UINSU kak, Nama
kakak siapa ya kak?”
Informan “Nama saya Irma kak.”
Penelti “Jurusan apa kak?”
Informan “Jurusan BKI kak.”
Penelti “Sudah semester berapa kak?”
Informan “Udah mulai semester VII juga lah kak.”
Penelti “Udah lama juga ya kak.”
Informan “Lumayan lah kak.”
Penelti “Kalau boleh tau ada kepentingan apa disini ya kak?, soalnya kan ini daring
kak jadikan belum tatap muka.”
Informan “Iya sih kak tapi kak sekarang kan masa pengajuan judul skripsi kak, jadi
ya harus ke kampus juga kak.”
Penelti “Ooo iya kak mau nanyak juga kak, di jurusan kakak sdah pernah belajar
manajemen perubahan belum kak? Atau kakak dah tau belum sih apa itu
manajemen perubahan?”
Informan “Belum tau sih kak, karna bukan jurusan kakak juga kak.”
Penelti “Jadi menurut pandangan kakak sendiri apa sih manajemen perubahan?”
Informan “Gini ya kak, kalau sepengetahuan saya aja ya kak, mungkin manajemen
perubahan itu cara pengelolaan sebuah organisasi dan yang melakukan
perubahan-perubahan organisasi nya kak kalau dalam pengetahuan saya.”
Penelti “Ooo ya kak tadi kan kakak bilang kakak lagi nyusun skripsi.”
Informan “Bukan nyusn sh kak lebh tepatnya lagi mengajukan judul kak.”
Penelti “Ooo..mengajukan. Jadi kan kak setidaknya kakak sudah pernah nih
melhat-lihat sekolah, apalagi pas waktu PPL. Jadi menurut kakak apa sh
manajemen perubahan yang terlihat dissekolah itu kak?”
Informan “Maksudnya gimana nih kak, apa perbahan yang terjadi disekolah tersebut
gitu kak.”
Penelti “Iya kak, khususnya kayak di bidang BKI jurusan kakak sendiri.”
Informan “Ooo...kalau selama kami PPL ya apalagi ranah kam kan kak kek mana
sikap-sikap siswa siswi disana kan kak. Apalagi saya PPL di tingkat SMP.
Kakak tau sendiri llah kan giimana anak SMP itu.”
Penelti “Iya-iya kak, bandel-bandel.”
Informan “Haa itu lah kan kak. Awalnya kami lihat caranya kalau kita kan berpikr
kalau siswa bandel itu kan dimarahin kek gitu kan kak. Tapi kalau di
sekolah terkadang efek dari amarah itu membuat siswa itu lebih bandel
kak, jadi itulah sekolahnya mula apa, mulai melakukan perubahan untuk
mengatas siswa-siswa yang bandel , bkan tentang selalu hukuman yang
mereka berkan. Tapi terkadang melhat bagaimana kesalahan-kesalahan
siswanya juga sih kak, ada juga ternyata sekarang gak harus menjadge kek
mana siswanya gitu umpamanya sering cabt atau sering gak ngerjakan
tugas, sering terlambat kek gitu. Ternyata sistem BK itu bukan untuk
menghukum siswanya, melainkan lebih melihat kek mana kehidupan
siswanya kak, apalagi kan sekarang gak semua sekolah itu apa memang
dilakukan sekolah biasa waktu kita SMA dlu ya kan kak kan, masih...masih
memang bagus dia bisa dipantau siswa eh..bisa di pantau guru dia. Jadi
karna udah lama itu kak kita gak lakukan apa namanya kak?.”
Penelti “Apa ? konseling.”
Informan “Bukan-bukan, maksudnya sekolah yang tatap muka gitu kan kak, jadi
rupanya udah banyak kali kan kak perubahan-perubahan sikap siswa nya
itu, gak bisa kita gunain cara yang lama langsung menghukum kek gitu.
Akhirnya sekkarang guru-guru yang terkhusus BKI itu gitu lah kan kak,
guru-guru lebih memperhatikan kek mana menanamkan nilai-nilai agama
dalam diri siswa, terus melihat gimana siswa tersebut apa...dengan
lingkungannya sperti itu kak. Jadi perubahannya kalau dulu mereka bisa
atau keseringan lebih ke memberi hukuman kalau sekarang ...karna daring
itu kan kak banyak juga menekan mental-mental siswa itu kak. Jadi
sekarang di sekolah itu lebih mengutamakan kek mana memahami perasaan
siswanya kak, seperti itu kalau menurut saya tentang manajemen perubahan
itu.”
Penelti “Jadi kak, karna ada sekolah itu melakukan perubahan karna faktor dari
siswanya yang bandel gitu ya kak?”
Informan “Iya kak.”
Penelti “Jadi kak kalau misalnya untuk yang kakak lihat perubahannya seperti itu
dalam bidang BKI, apakah ada dampak yang timbul setelah dilakukannya
perubahan kak.”
Informan “Dampaknya ..ya pasti tentu adalah ya kan kak dari awalnya kita melihat
bagaimana mulai sih dari tumbuh rasa patuh siswa itu sedikit. Memang sih
kak awalnya memang saya lihat kan ap.. jadi terkesan..apa ya kak dibilang
ya...jadi melwan orang itu apa karna kita berusaha untuk baik gitu. Diawal
pasti gak langsung mulus ya kan kak gitu kita melakukan perubahan,
namun lama-kelamaan karna jjuga kita belum beri pengertian pemahaman
juga kalau umpama cara terakhir barulah mungkin sistem hukuman.
Memang gak kita hilangkan kak, hanya saja kita mulai yang pertama sekali
itu memahami siswa-siswi nya kak, itulah sekarang kan kita kak,
ehh...bukan kita sih kak pihak sekolah seperti itu kan kak, pihak sekolah
mengupayakan kek mana sih caranya sih caranya supaya siswa-siswa kita
ini baguslah akhlak-akhlaknya lah kan gitu.”
Penelti “Selanjutnya perubahan-perubahan yang ada di bidang BKI itu
berpengaruh ke sekolah itu, bagaimana dilihat masyarakat siswa-siswanya
gitu ya kak?”
Informan Iya kak.”
Penelti “Ooo...iya kak tadi kan kakak bilang dalam melakukan bimbingan
konseling ini kan kata kakak itu ada penanaman nilai-nilai agama, jadi itu
gimana penanamannya nilai-nilai agama yang kakak lihat?”
Informan “Emm kalau yang saya liht ya kak ya, yang pertama sekali ya menanamkan
awal masuk itu pasti mereka mengucapkan salam kepada gurunya, baru
nanti lanjut untuk memimpin doa seperti itu, setelah memimpin do’a ada
juga surah-surah pendek yang memang dibacakan kak, biasanya surah
pendeknya itu mungkin menurut kelasnya juga kak, terkadang beda juga
saya dengar soalnya kak, untuk surah-surahnya yang ada di juz 30 lah
pastinya ya kan kak , karna kan kami tidak terjun langsung ke kelas-
kelasnya, surah-surahnya apa aja gitu. Cuma yang kami dengar biasanya
setiap pagi dan pulang sekolah mereka ada baca surah-surah pendek baru
setiap apa dihari Jumat ada acara ceramah-ceramah gitu kak, ada kuliah
kuliah tujuh menit, ada setiap per kelasnya bergilir untuk menyampaikan isi
ceramahnya di depan semuanya. Sehingga ilmu-ilmu agama mereka
semakin tertanam dalam diri mereka. Lalu selesai itu eee..ada juga mereka
menggelar Shalat Dhua’ kak, cumannya Shalat Duha’ nya gak sekaligus
satu kelas kak, per kelas ada kelas- kelas tertentu. Per kelas itu ada
diadakannya satu kelas. Karna kalau seluruh nya mungkin juga tempatnya
lah kurang kek gitu kak, makanya harus bergilir, karna kan Shalat Dhuha’
juga tidak wajib ini hanya untuk menanamkan ke diri mereka ke mana
menjalankan sunnah kek gitu. Setahu saya sih yang saya lihat penanaman
nilai Agamanya ke situ sih kak.”
Penelti “Jadi kan kak, kakak kan tadi ada bahas bagaimana cara memahami
eee...peserta didik itu sendiri, bagaimana mereka bisa memahami
eee...karakteristik dari peserta didik itu sendiri yang bandel, apakah ada
dilakukan upaya-upaya yang bisa dilakukan sekolah tersebut gitu.”
Informan “Gimana ya kak, eee...kalau waktu itu yang saya lihat kek gini ya kak, agak
sulit ini kita rangkai kata-katanya kan. Upaya yang dibuat dalam
memahami siswa itu kalau yang saya lihat itu mereka mendekati si anak
dulu kak, mendekati siswa yang bandal itu kek mana kemudian mencari
siapa sih kawan dekat dari siswa ini kek gitu. Jadi biasanya kan kawan
dekat itu pasti tau lah kan masalahnya siswa kayak mana. Akhirnya nanti
kita cari dari dia pertama kali baru ada juga kita pantau ke lingkungan dia
atau sekitaran dia, seumpama dalam masalah siswa yang sering terlambat
kek gitu, kenapa sih dia sering terlambat masalahnya mungkin, dia memang
lama bangun atau kendaraan nya kurang atau seperti apa masalahnya
seperti itu kita datangi, kita hubungi orang tuanya seperti itu kan kak,
dihubungi orang tuanya kek mana ini kok anaknya sering terlambat, kok
dia jarang patuh sama aturan-aturan yang ada di sekolah seperti itu kan kan.
Eeee...kek gitulah kak sepertinya upaya upaya nya, baru terakhir seupama
ada siswa yang udah bandalnya itu udah gak bisa lagi la diatasi sama guru
BK nya itu sendiri biasanya ada rapat tersendiri yang dilakukan sekolah
tersebut kek mana caranya lagi mereka mengambil solusi atau tindakan
sehingga sisawa-siswi mereka tetap disiplin dan patuh pada peraturan yang
ada di sekolah tersebut”
Penelti “Berarti kesimpulannya ini lebih berfokus pada bimbingan ke si petugas
BK tadi ya kak?
Informan “Iya, lebih terfokus ke dia, Cuma juga terkadang ada juga dibantu ke guru-
guru kek gitu. Karna guru-guru kan juga mengajar di kelas kan, kami kan
guru BK melihat kesehariannya seperti apa gitu kan kak, jadi itulah yang
saya lihat, terkadang guru BK itu bertanya juga ke guru-guru itu kek mana
sih karakter si dia sebenarnya, terkadang kan ada juga guru kita yang
kreatif dan memberi saran seperti itu kak, jadi kita nanti kan kak para guru-
guru PPL melihat juga lah kan kak kek mana cara mereka dalam mengatasi
siswa-siswa yang bandal itu kak”
Penelti “Ooo gitu ya kak ya, berarti ini juga bisa di bilang upaya perubahan yang
cukup besar gitu, Apalagi dalam pendidikan karakter di masa pandemik
ini.”
Informan “Iya kak, apalagi masa pandemi ini rupanya banyak karakter-karakter yang
harus dibenahi gitu kan kak udah lama juga kan kak gak dapat langsung
bimbingan dari gurunya dan gak semua orang tua punya cukup wakttu
untuk mengajari anak-anaknya.”
Penelti Jadi kan kak, ini juga terkait dengan daring yang seperti yang kakak bilang
tadi kan kak, jadi kalau di penanaman karakter ataupun penanganan BKI
secara daring itu gimana kak?, itu kan tidak secara utuh dapat kita pantau
gitu kan kak.”
Informan “Waktu secara daring kan kak, kami juga bingung apa sih yang mau kami
tengok kan, secara siswanya kan di rumah gitu kan kak, sementara kan
kalau untuk PPL kek mana mantau siswa-siswa itu kek gitu. Cumannya
terkadang kan ada juga beberapa kali, itu lah disitulah letak pantauan
karakternya, tapi...apa...semenjak kalau awal-awal masuk ya kan kak, pas
di buka tatap muka mereka pasti semangat kali sekolah kak, bahkan hujan
pun terkadang banyak juga yang hadir gitu, tapi itulah kan kak karna udah
lama daring itu mereka ke sekolah gak seutuhnya lagi mau belajar kak,
kadang hanya rindu-rindu kawan aja kak, udah itu nanti asik-asik cerita-
cerita kebanyakan, kek gitu lah sekarang karakter-karakter sekarang yang
saya lihat kak.”
Penelti “Berarti bimbingan konselingnya dilakukan secara tatap muka gitu lah kak
ya.”
Informan “Iya, soalnya kan kalau daring yang pantau kan gurunya yang bisa nengok
kak, kalau umpama kami yang Cuma PPL kek gini mana dikasih untuk
melihat kek mana para siswa-siswinya kak, Cuma terkadang kalau umpama
di daring itu kak di pantau dari siswa-siswinya itu, kenapa terkadang si ini
gak peernah online gitu kan, karna kan ada juga siswa-siswi itu gak punya
HP kek gitu, terkadang kendalanya kuota internet nya gak ada, itulah yang
dipantau kalau BK waktu daring ini kak. Kalau waktu kita tatap muka kita
pantau sikap dia, kalau daring ini kita payah terkadang kak, terkadang
umpama HP nya sama ayahnya sama ibunya sama kakaknya, jadi itulah
rumitnya bidang BKI ini memahami, mungkin terkait ke perekonomian
mereka kak, karna kan gak semua siswa-siswa kita ini punya HP yang
memadai, gak punya paket, kan ini sudah menjadi kewajiban disini sebagai
pas kita belajar daring ini, kek gitu kak”
Penelti “Ooke kak, makasih banyak ya kak, atas waktunya kak. Atas kesempatan-
kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Riska. Eeee saya
ucapkan terimakasih lah ya kak ya”
Informan “Iya sama-sama kak”
Penelti “Ooo iya kak maaf ya kak sebelumnya sudah mengganggu waktu kakak,
makasih banyak loh ya kak atas waktunya, saya pamit ...duluan lah ya kak
ya. Lanjutlah kegiatan kakak. Assalamu’alaikum kak.”
Informan “Wa’alaikumsalam kak.”

Anda mungkin juga menyukai