PROFESI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
NIM: 0307181033
MEDAN / 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis limpahkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan kesempatan menyelesaikan tugas
CBR ini dan salawat kepada junjungan Baginda Besar Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa manusia dari kegelapan ke alam yang yang penuh ilmu
pengetahuan seperti saat ini. Tidak lupa penulis berterima kasih kepada dosen
pengampu materi Profesi Pendidikan, Bapak Dr. H. Sarmadan Nur Siregar. M.Pd.
yang telah memberikan penulis kesempatan mengasah kemampuan dan
menguasai materi pembelajaran dengan tugas seperti Critical Book Review ini.
Dengan adanya tugas ini, penulis berharap akan semakin mampu menguasai
materi pembelajaran dan dapat membudayakan membaca pada diri sendiri, serta
semakin kritis dalam menanggapi materi-materi dalam buku ataupun dalam
sumber bacaan lainnya. Begitu juga dengan para pembaca, semoga tugas ini
bermanfaat dalam referensi bacaan mengenai profesi kependidikan dan referensi
Critical Book Review.
Penulis
BAB I
IDENTITAS BUKU
1. Buku utama
Judul :
2. Buku pembanding
BAB II
PENDIDIKAN, KEPRIBADIAN, DAN MORAL AKADEMIK
Saat ini, salah satu yang kita prihatinkan adalah, pendidikan kita pada saat
sekarang ini telah gagal mendidik anak menjadi manusia yang berkepribadian
sehat. Maka dari itu, dalam rangka mempersiapkan anak didik menjadi manusia
manusia yang memiliki kepribadian sehat, maka pendidikan sebenarnya
mengemban tugas untuk membantu mereka mengembangkan diri dan
kepribadiannya. Selain menciptakan anak yang cerdas dalam kognitifnya, maka
pendidikan juga harus mampu menjadikan anak tersebut menjadi anak yang
memiliki pribadi yang baik. Karena sesungguhnya dalam Islam kita sama sama
sudah mengetahui bahwa Rasulullah di utus ke muka bumi ini, untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Maka dari itu, pendidikan selain mentrasnfser
ilmu pengetahuan, juga harus menjadikan manusia yang berkepribadian sehat.
Salah satu tugas yang harus diemban bagi lembaga pendidikan, khususnya
di perguruan tinggi adalah membentuk karakter dan watak bangsa agar tumbuh
kembang menjadi bangsa yang beradab, sesuai dengan nilai nilai religiusitas,
budaya bangsa, dan ilmu pengetahuan. Untuk itu, di perguruan tinggi harus
dibangun dan ditata norma normma, prinsip, standar dan aturan aturan yang baik
dan benar tentang bagaimana idealnya seluruh civitas akademia merasa, berfikir,
berperilaku, dan bekerja. Dan salah satu cara yang bisa dilakukan adalah berkaca
pada pribadi rasulullah saw yang sempurna akhlaknya, baik budi pekertinya, dan
tauladan bagi kita semua.
BAB III
Sekarang ini, nilai nilai di dalam pendidikan sudah mulai berkurang. Kita
bisa melihat dari out put yang dihasilkan dari suatu lembaga pendidikan. Maka
dari itu, jika kita ingin membangun manusia dan masa depan yang lebih baik
melalui pendidikan, maka harus dilakukan melalui aktifitas mendidik. Kita harus
membekali diri peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, sekaliguus nilai
nilai. Baik nilai moral, niali agama, dan lain sebagainya. Karena orientasi
pembelajaran yang terfokus kepada ranah kognitif harus kita hapuskan, dan kita
ganti menjadi dnegan pembelajaran yang berorienntasi pada perkembanagn secara
utuh, dan seimbang ptensi jasmani, akal, dirinya, dan hati peserta didik, sehingga
nilai bisa dijadikan sesuatu yang penting bagi peserta didik.
Salah satu askep kehidupan manusia yang mengalami degradasi pada saat
ini adalah hilangnya akhlaq manusia khususnya di lingkungan pendidikan. Pada
saat ini kita melihat bahwasannya guru juga ada sebahagian yang mencontohkan
akhlaq yang tidak baik kepada peserta didik, padahal seharusnya pendidik menjadi
tauladan bagi peserta didik terutama dalam bidang akhlaq.
Pada dasarnya banyak strategi yang bisa digunakan para pendidik untuk
mendidikkan nilai kepada peseta didiknya. Umumnya, pemilihan strategi
pembelajaran selalu didasarakan pada pertimbangan yang berkaitan dengan :
tujuan pembelajaran, ukuran kelompok/kelas, kebutuhan dan karakteristik peserta
didik, kemampuan peserta didik, dan sarana dan fasilitas yang tersedia.
BAB IV
Guru bisa kita simpulkan sebagai mansusia yang megantarkan kita untuk
menjadi seseorang, sebagai apapun kita saat ini, itu tidaklah lepas dar peran guru.
Di dalam persfektif Islam guru disebut sebagai muallim, murabbi, dan muaddib.
Sebagai muallim, guru adalah seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan
hidup dengan ilmu pengetahuan, sedangkan sebagai murabbi, guru meneladani
sifat rabb, dan muaddib adalah guru yang mengajarkan adab kepada peserta didik.
Oleh karena itu, maka katiga komponen ini harus dipadukan agar menjadikan
peserta didik yang kuat intelektual dan akhlaknya.
2. Pendidikan Agama Dalam Keluarga
Saat ini, kita bisa melihat rendahnya kualitas output yang dikeluarkan dari
suatu lembaga pendidikan. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya
kualitas output yang dihasilkan pendidikan kita adalah kurikulum pendidikan.
Maka salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menerapkan kurikulum KBK.
Karena KBK merupakan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada
pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas tugas dengan standar
performansi tertentu, sehinngga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, baik
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan lain lain.
BAB V
1. Unskilled laborer
2. Semi skilled laborer
3. Skilled laborer
4. Semi professional
5. Professional.
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Profesional
4. Kompetensi Sosial
Kepala sekolah adalah tugas tambahan guru yang diberi tugas mengelola
bidang-bidang tugas manajemen pendidikan. Peraturan Pemerintah RI No. 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 38 sejumlah kriteria
menjadi kepala SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK meliputi:
Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan,
pengalaman, dan kesungguhannya dalam bekerja. UU tentang sistem pendidikan
mensyaratkan guru harus berkualifikasi minimal S1 (sarjana). Kinerja guru yang
tergambar pada penampilan mereka baik dari penampilan kemampuan akademik
maupun kemampuan profesi menjadi guru artinya mampu mengelola pengajaran
di kelas dan mendidik siswa di luar kelas dengan baik. Unsur-unsur yang perlu
diadakan dalam proses penilaian kinerja guru menurut Siswanto adalah kesetiaan,
prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa, dan
kepemimpinan.
1. Perencanan (planning)
a) Perumusan tujuan
b) Perumusan kebijaksanaan
c) Perumusan prosedur
d) Perencanaan skala kemajuan
e) Perencanaan yang bersifat menyeluruh
2. Pengorganisasian (organizing)
4. Pengarahan (directing)
5. Koordinasi (coordinating)
7. Pengawasan (controling)
a) Pengadaan personalia
b) Pengangkatan personalia
c) Pembinaan dan pengembangan personalia
d) Hak dan kewajiban personalia
4. Pengelolaan perengkapan pendidikan
Secara umum supervisi berarti upaya pemberian bantuan kepada guru agar
dapat membantu peserta didik belajar untuk menjadi lebih baik. Seorang
supervisor adalah seseorang yang memiliki kelebihan-kelebihan (super) dibidang
keguruan, dimana kelebihan tersebut dapat membuatnya membantu guru
memperbaiki situasi belajar mengajar kearah yang lebih baik. Supervisi sebagai
aktivitas dirancang untuk memperbaiki pengajaran pada semua jenjang
persekolahan, berkaitan dengan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik,
supervisi juga bantuan dalam perkembangan dari belajar mengajar dengan baik.
Untuk memperoeh pengajaran yang baik, perlu ada sistem yang efektif.
Suoervisi dengan berbagai pendekatan dan teknik muncul dengan penekanan pada
usaha membantu guru memperbaiki penampilan menhajar mereka.
a. Pendekatan Non-direktive
b. Pendekatan Direktive
c. Pendekatan Collaborative
1. Teknik yang bersifat kelompok antara lain pertemuan orientasi, rapat guru
latih, studi kelompok antar guru latih, diskusi sebagai proses kelompok,
tukar menukar pengalaman, lokakarya, diskusi panel, seminar, simposium,
demonstrasi mengajar, perpustakaan jabatan, buletin supervisi, membaca
langsung, mengikuti kursus, organisasi jabatan, laboratorium kurikulum,
perjalanan sekolah (field trips)
2. Teknik yang bersifat individu antara lain perkunjungan kelas, observasi
kelas, percakapan pribadi, inter-vitasi, dan menilai diri sendiri.
A. Pengertian Konseling
1. Landasan Filosofis
- Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berpikir dan
mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya
- Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan
kehidupannya sendiri
2. Landasan Psikologis
- Motif dan motivasi
- Pembawaan dan lingkungan
- Perkembangan individu
- Belajar
- Kepribadian
3. Landasan Sosial-Budaya
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
5. Landasan Religius
6. Landasan Yuridis-Formal
a. Azas kerahasiaan
b. Azas kesukarelaan
c. Azas kekinian
d. Azas kemandirian
ANALISIS
Kedua buku ini tentunya memiliki kekhasan tersendiri. Pada buku utama
sangat lah terperinci pembahasannya sehingga dapat dikatakan mutakhir,
sedangkan pada buku pembanding juga memiliki hal yang sama buku tersebut
dikatakan mutakhir karna sesuai dengan judul buku dengan pembahasannya.
Kekhasan buku kedua ini terletak pada masing-masing buku, karna setiap buku
tentulah memiliki ciri khas yang berbeda.
Kelebihan buku:
Buku ini memiliki judul yang sesuai dengan objek kajian yang dibahas
pada setiap babnya. Buku ini juga sesuai sampul buku denngan judul buku yang
dipaparkan. Buku yang terdiri dari lima bab ini sangat sistematis dan mudah
dipahami, karna tidak terlalu banyak kata-kata yang sulit untuk dipahami. Setiap
sub bahasan menjelaskan tentang pendidikan, lain halnya dengan buku
pembanding Profesi Kependidikan yang hanya memaparkan tentang pendidik
nya , sedangkan pedidikan hanya sedikit dijabarkan.
Buku ini memuat sangat banyak materi dan penjelasan yang dibahas sesuai
dengan judulnya “Profesi Kependidikan”. Isinya sangat jelas, karena dipaparkan
dengan meluas dan dihubungkan dengan kejadian sehari-hari. Dimulai dari
konsep dasar, buku ini menerangkan dengan sangat jelas pengertian dan
bagaimana profesi itu dianggap yang sebenarnya. Seperti keseharian kita, supir
dianggap profesi. Dengan memahami penjelasan buku ini, kita akan mengetahui
bahwa profesi belum tentu dapat dilakukan semua orang, sedangkan pekerjaan,
mungkin semua orang dapat melakukannya termasuk menyetir layaknya supir.
Memuat pembahasan yang telah teruji dari ahli-ahi yang bersangkutan
maupun dengan undang-undang yang mengaturnya. Contohnya: dalam
pembahasan mengenai guru sebagai tenaga pendidik di hubungkan dengan UU
No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Kelemahan:
Buku utama ini hanya memiiliki sub bahasan yang sikit yaitu hanya lima
bab saja, sehingga para pembaca yang membaca buku ini kurang terkesan menarik
karna kurangnya pendalaman kajian pada buku ini, sementara buku ini
bertemakan filsafat pendidikan.
Rekomendaasi
Untuk kedua buku ini saya menyarankan agar masing-masing sub bahasan
saling terkait antara satu dengan yang lainnya, kemudian dalam hal bab nya
haruslah memiiliki bab yang lumayan banyak agar pembaca merasa puas dengan
isi buku tersebut dan tentunya cantumkan hal-hal yang islami.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan:
Dari kedua buku, baik yang buku utama dan buku pembanding sama-sama
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Ada pembahasan buku yang
tidak lengkap dalam buku utama, namun dalam buku pembanding sangat jelas
pemaparannya. Maka dari itu, selayaknya kita saling mengaitkan kedua buku
tersebut dalam pemahaman kita tentang profesi kependidikan
Saran:
Tidaklah ada sebuah buku yang sangat sempurna isi dan materi
pembahasannya sesuai dengan yang kita maksudkan. Maka dari itu, bagi pembaca
yang ingin lebih mendalami mengenai profesi pendidikan, sebaiknya mencari dan
membaca banyak sumber buku sehingga keingin tahuan kita yang tidak ada di
buku tertentu, mungkin ada di sumber buku lainnya. Seperti kedua buku ini.
Sama-sama membahas tentang pendidikan, namun isi dan pembahasannya
berbeda-beda, adapula yang sama. Namun, hal tersebut menjadi penambah
masukan-masukan satu sama lain.