Anda di halaman 1dari 9

Moderasi Beragama di Desa Silo Baru Kecamatan Silau Laut

(Studi Kasus: Tuanku Syeikh Silau)

Mahasiswa KKN 107 UINSU


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Email: Kkndruinsukelompok107@gmail.com

Abstrak:
Artikel ini akan mendeskripsikan mengenai moderasi beragama yang ada di Desa Silo Baru.
Tujuan dari penulisan ini adalah membahas moderasi Beragama di Desa Silo Baru,
Multikultural serta Peran penyuluh agama dalam mewujudkan kedamaian desa. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Studi kasus yang digunakan adalah Sejarah
Tuanku Syeikh Silau Laut. Bagaimana perkembangan moderasi beragama dari zaman ke
zaman sampai pada saat sekarang ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa moderasi
beragama merupakan cara pandang tentang cara memahami dan mengaplikasikan ajaran
agama agar tidak berlebih-lebihan dan tidak menimbulkan pertentangan dikalangan ummat
Islam maupun ummat yang berbeda agama. Permunculan perbedaan pendapat tentu halnya
akan terus ada di setiap desa. Namun hal itu tidak harus menimbulkan perpecahan antar
sesama manusia. Diperlukan sikap moderasi beragama berupa pengakuan atas keberadaan
pihak lain, memiliki sikap toleran, penghormatan atas perbedaan pendapat dan tidak
memaksakan kehendak dengan cara kekerasan.
Kata Kunci: Moderasi beragama, Multikultural, dan Penyuluh agama.
Abstract:
This article will describe the religious moderation in Silo Baru. The purpose of this paper is
to discuss religious moderation in Silo Baru, Multicultural and the role of religious instructors
in realizing village peace. The method used is a qualitative research method. The case study
used is the History of Tuanku Syeikh Silau Laut. How the development of religious
moderation from time to time to the present day. This study concludes that religious
moderation is a perspective on how to understand and apply religious teachings so that they
are not excessive and do not cause conflict among Muslims and people of different religions.
The emergence of differences of opinion, of course, will continue to exist in every village.
But it does not have to cause division between fellow human beings. It requires an attitude of
religious moderation in the form of acknowledging the existence of other parties, having a
tolerant attitude, respect for differences of opinion and not forcing one's will by means of
violence.
Keywords: Religious moderation, Multicultural and The role of religious instructors.

PENDAHULUAN agama dan antar nilai-nilai hidup1. Islam


A. Latar Belakang sebagai agama yang paling sempurna
Masyarakat Indonesia dalam diantara yang lainnya, dimana agama
Negara Kesatuan Republik Indonesia Islam merupakan rahmatan lil alamin.
banyak memiliki keragaman budaya, Selalu mengedepankan misi kedamaian,
mencakup dari beraneka ragam etnis, toleransi, moderat dan anti kekerasan.
bahasa, agama, budaya dan status sosial. Berbeda dengan masa modern saat
Keragaman budaya bisa menjadi ini, ummat Islam mengalami tantangan
“Integrating Force” yang bisa saling besar dari kelompok gerakan reformis
mengikat keberagaman untuk menuju
kesejahteraan, namun juga bisa menjadi 1
Agus Akhmadi, Moderasi Beragama
penyebab terjadinya benturan antar Dalam Keragaman Indonesia, Jurnal Diklat
budaya, benturan pendapat antar ras, etnis, Keagamaan, Vol. 13, No.2, Februari-Maret 2019,
45-55.

1
yang berhaluan ekstrim, yaitu beragama. Disebabkan Tuanku Syeikh
2
fundamentalisme dan radikalisme. Untuk Silau Laut diibaratkan sebagai raja dari
itu peran penyuluh agama sebagai pelayan segala desa.
public selayaknya memiliki kompetensi Berdasarkan latar belakang
dan melakukan gerakan moderasi untuk tersebut, maka fokus kajian artikel ini
meningkatkan kedamaian ummat. adalah bagaimana moderasi beragama
Kesadaran dan pemahaman yang yang ada di Desa Silo Baru Kecamatan
berkaitan tentang keragaman budaya Silau Laut dan Syeikh Silau Laut, Peran
khususnya keragaman beragama semakin penyuluh agama, hubungan antar ummat
dibutuhkan masyarakat demi terciptanya beragama, dan indikator dalam moderasi
hubungan antar agama yang rukun dan beragama untuk membangun
damai. Tentunya setiap desa memiliki keharmonisan beragama pada masyarakat
kelemahan tersendiri dalam moderasi Indonesia yang multikultural.
beragama ini. Untuk itu supaya kelemahan METODE
ini teratasi maka dibutuhkan sikap Metode penelitian yang digunakan adalah
toleransi yang begitu tinggi. Semakin pesat metode penelitian kualitatif. Metode ini
dan majunya Indonesia tentu memiliki didasarkan pada hasil wawancara dan
peluang dan tantangan yang harus dihadapi keadaan gambaran di lingkungan tempat
terkhusus bagi desa Silo Baru ini. penelitian. Yang menggunakan studi
Indikator-indikator yang mencakup akan kasus. metode penelitian kualitatif
sikap toleransi, pengakuan budaya lokal, merupakan metode baru karena
equality, tidak anarkis ini harus lebih popularitasnya belum lama, metode ini
diperhatikan oleh setiap desa. Banyak yang juga dinamakan postpositivistik karena
memanfaatkan ajaran agama Islam untuk berlandaskan pada filsafat post positifisme,
menimbulkan faham radikalisme. serta sebagai metode artistic karena proses
Memanfaatkan ajaran Agama untuk penelitian lebih bersifat seni (kurang
dilibatkan dalam suatu permasalahan. terpola), dan disebut metode interpretive
Dalam study kasus Tuanku Syeikh karena data hasil peneletian lebih
Silau Laut ini ditemukan beberapa berkenaan dengan interprestasi terhadap
pendapat yang mungkin berbeda dengan data yang di temukan di lapangan.
teori yang telah ada. Moderasi beragama Penggunaan penelitian kualitatif
tentunya memiliki konsep makna yang digunakan oleh seseorang yang ingin tahu
sama namun berbeda definisi nya di setiap suatu masalah yang terjadi dengan cara
desa. Hubungan antar ummat bergama “sangat mendalam”. Oleh sebab itu metode
dalam moderasi beragama ini banyak yang digunakan wawancara mendalam,
menimbulkan konflik perbedaan pendapat observasi lapangan, pengamatan,
yang nantinya akan diselaraskan dengan pencatatan.
keadaan yang ada di suatu desa. Melihat PEMBAHASAN
dari segi bagaimana desa ini memahami A. Moderasi Beragama
moderasi beragama menjadikan Kata moderat dalam bahasa Arab
mahasiswa KKN 107 UINSU tertarik dikenal dengan al-wasathiyah
untuk mengkaji lebih dalam mengenai sebagaimana terekam dari QS.al-Baqarah
moderasi beragama ini. Tuanku Syeikh [2] : 143. Kata al-Wasath bermakana
Silau Laut menjadikan patokan kami untuk terbaik dan paling sempurna. Dalam hadis
mengkaji lebih dalam mengenai moderasi yang juga disebutkan bahwa sebaik-baik
persoalan adalah yang berada di tengah-
2
M. Mucharom Syifa, Formulasi Konsep tengah. Dalam melihat dan menyelesaikan
Moderasi Islam Berbasis Keindonesiaan Dalam satu persoalan, Islam moderat mencoba
Meredukasi Radikalisme Agama di Indonesia melakukan pendekatan kompromi dan
(Kajian Epistimologi-Historis), Jurnal Kajian berada di tengah dalam menyikapi sebuah
Islam Kontemporere, Vol. 2, No.1, 2020, pp:01-09

2
perbedaan, baik perbedaan agama ataupun kelompok. Perbedaan budaya dan
mazhab, Islam moderat mengedepankan kebiasaan inilah selanjutnya disebut
sikap toleransi, saling menghargai, dengan sebagai sebutan multikultural yaitu
tetap meyakini kebenaran keyakinan keberagaman. Multikulturalisme secara
masing-masing agama dan mazhab, istilah dikenal sebagai dua jenis yaitu
sehingga semua dapat menerima keputusan deskriptif dan juga normatif.
dengan kepala dingin, tanpa harus terlibat Multikulturalisme desktiptif adalah fakta
dalam aksi yang anarkis. (Darlis, 2017). sosial yang terjadi karena adanya
Dengan demikian moderasi kemajemukan antar masyarakat,
beragama merupakan sebuah jalan tengah sedangkan multikulturalisme normatif
di tengah keberagaman agama di adalah adalah keberagaman antar
Indonesia. Moderasi merupakan budaya masyarakat yang mematuhi norma-norma
Nusantara yang berjalan seiring, dan tidak yang ada yang sudah disepakati
saling menegasikan antara agama dan sebelumnya antar sesama masyarakat
kearifan lokal (local wisdom). Tidak saling yang berkaitan dengan cara hidup dan
mempertentangkan namun mencari pendangan terhadap penilaian akan
penyelesaian dengan toleran. sesuatu seperti nilai dan norma yang harus
B. Multikultural (Keragaman), dipatuhi.3
Desa Silo Baru Multikultural adalah adanya fakta
Silo baru adalah desa yang berada perilaku dan kebuadayaan di dalam satu
di kecamatan Silau Laut, Kabupaten masyarakat yang saling berinteraksi dan
Asahan. Silo baru adalah daerah pesisir melakukan hidup berdampingan, saling
yang memiliki keberagaman suku dan menghormati, saling toleransi dan dua
juga budaya yang berbeda mayoritas budaya atau lebih yang ada mengakui
masyarakatnya bersuku melayu tanjung adanya toleransi dan juga persamaan
balai, dimana masih banyaknya melekat diantara mereka.4 Jika melihat dari
budaya melayu dan memiliki bahasa kebudayaan yang ada di Desa Silo baru,
daerah yang juga menggunakan bahasa mutikulturalisme yang ada di desa ini
melayu yang berasal dari daerah Tanjung sudah diterapkan dengan baik karena
Balai. Keanekaragaman masyarakat desa tidak adanya benturan antar suku dan
Silo Baru memiliki rahmat sendiri bagi agama yang ada, masyarakat desa Silo
kerukunan hidup masyarakat desa silo baru melakukan toleransi dengan sangat
baru, berbeda kultur dan juga tatanan baik. Ditinjau dari segi adat dan kebiasaan
hidup memang membawa keberagaman masyarakat Desa Silo Baru memiliki
dan kebermanfaatan. Namun, keberagaman suku dan bahasa yang
keberagaman dalam kultur budaya dan terlihat jelas dari bahasa yang tertutur
kebiasaan seperti ini harus juga dalam kehidupan sehari-hari, yaitu adanya
didampingi dengan kebijakan yang beberapa bahasa daerah yang berbeda.
membawa pada kerukunan antar Namun, disamping perbedaan budaya dan
masyarakat khususnya dalam kerukunan kebiasaan yang ada masyarakat Desa Silo
penerapan keyakinan atau ibadah. baru mampu hidup berdampingan dengan
Dalam setiap daerah pasti akan harmonis dan tidak saling menjatuhkan
ditemukanya keberagaman budaya, antar suku dan juga kebiasaan.
keberagaman budaya adalah suatu
peristiwa alami yang terjadi karena
bertemunya berbagai perbedaan cara 3
Nugraha, Wawasan Multikultural,
pandang dan kebiasaan dalam satu tempat (Bandung: BDK Bandung, 2008).
yang sama, tidak dapat dicegah pertemuan 4
Ahmad Taufik, Sastra Multikultural,
ini akan membawa pada kebiasaan dan Konstruksi Ideologi Kebangsaan dan Novel
budaya masing-masing individu atau Indoneia, Disertasi, Surabaya: Pascasarjana
Unesa.

3
Dalam multikultural, yang kemampuan untuk mengelola dan
mengakui adanya perbedaan atau adanya mengatasi perbedaan di antaranya. Maka
keanekaragaman baik itu suku, budaya cakupan ini mengarah kepada peran
maupun agama, namun ada tidak prinsip penyuluh agama dalam masyarakat.
yang memang harus digenggam dan Peran penyuluh agama disini
menjadi tolak ukur dalam pelaksanakan sangat penting, dimana dituntut agar
multikulturalisme yaitu, adanya memiliki kemampuan untuk didudukkan
pengakuan antar sesama kelompok, sebagai figur atau tokoh agama di
toleran, kesetaraan dan juga persamaan masyarakat. Aktifitas para penyuluh
hak antar kelompok yang ada.5 agama melalui praktik atau tindakan
Maka dengan demikian dapat yang berulang-ulang akan menjadi
disimpulkan bahwa dalam perihal ini, contoh atau sebagai aktor dalam
keberagaman dalam suatu desa tentu lingkungan masyarakat. Namun perihal
diperlukannya sikap pengakuan antar seruan untuk selalu menggaungkan
sesama, toleran dan juga kesamaan hak. moderasi, mengambil jalan tengah,
Hal ini menjadi acuan dalam mewujudkan melalui perkataan dan tindakan bukan
sosialisasi di setiap individu dapat terjalin hanya menjadi kepedulian para pelayan
dengan baik. Sehingga peran dari publik namun juga lingkupan
keberagaman ini menjadi dorongan untuk kemasyarakatan.
saling melengkapi lingkup di dalam suatu Maka perihal demikian peran
desa. penyuluh agama berkaitan dengan
C. Peran Penyuluh Agama dalam hubungan antar ummat. Hal ini dikaitkan
Moderasi Beragama dengan peran penyuluh agama yang
Membahas terkait dengan moderasi memberikan dasar konsep moderasi
beragama tentu menjadi topik menarik beragama dalam ranah lingkupan
dalam pembahasan bersama. Hal ini masyarakat. sehingga terbentuk ummat
dikarenakan moderasi beragama menjadi beragama yang mampu menerapkan
perbincangan terkait sikap toleran dalam moderasi beragama ini di lingkupan
sesama, perihal menghargai keberagaman lingkungannya.
agama yang ada. Moderasi beragama Untuk hal demikian maka
sendiri telah digaungkan oleh Kementerian perlunya menjalankan fungsi penyuluh
Agama RI sebagai upaya untuk agama secara optimal, dalam naskah
menyeimbangkan keyakinan, tatanan, akademik (Kementerian Agama RI, 2015)
moralitas, muamalah, serta sikap dan disebutkan pokok pokok kemampuan
perilaku. Sehingga dengan ini, maka yang diperlukan, yaitu : 1] Kemampuan
agama memiliki wajah yang moderat dan untuk mengidentifikasi dan memonitor
tidak fanatik dalam urusan hukum agama variabel-variabel dan isu-isu penting
maupun suatu perkara.6 Dimana dalam hal bagi vitalitas masyarakat (sebagaimana
moderasi, tentu harus terus dipahami dan fungsi tersebut dilakukan misalnya isu
ditumbuhkembangkan sebagai komitmen demografis, ekonomi, pelayanan
bersama untuk menjaga keseimbangan manusia, lingkungan dan lain-lain) dan
bermasyarakat terkait suku, etnis, budaya, kemampuan untuk menggunakan dan
agama, dan pilihan politiknya agar adanya menerapkan variabel-variabel dalam
5
memprioritaskan program, perencanaan
Ahmad Taufik, Sastra Multikultural,
Konstruksi Ideologi Kebangsaan dan Novel
dan penyerahan atau disebut Proses aksi
Indoneia, Disertasi, Surabaya: Pascasarjana sosial 2] kesadaran, komitmen dan
Unesa. kemampuan termasuk rasa memiliki
6
M.Ali Rusdi, dkk, Mainstreaming terhadap berbagai budaya yang berbeda,
Moderasi Beragama dalam Dinamika asumsi -asumsi, norma-norma,
Kebangsaan (Parepare: IAIN Parepare kepercayaan dan nilai-nilai multi-
Nusantara Press, 2020), 31.

4
budaya, atau Keanekaragaman budaya. Sehingga dalam peran-peran
3] Kemampuan merencanakan, tersebut, penerapan moderasi beragama
mendesain, penerapan, meng-evaluasi, didasari dengan penyuluh agama yang ada
menghitung dan menjual program dilingkungan yang bersangkutan. Maka hal
penyuluhan untuk memperbaiki mutu ini di ulik lebih lanjut ke desa Silo baru,
hidup sasaran penyuluhan atau dimana penerapan moderasi beragama di
Pemograman bidang penyuluhan. 4] desa ini di katakan minim seperti halnya
Kemampuan untuk mengenali, dengan kepercayaan adat yang harus
memahami, memudahkan peluang dan ditegakkan di dalam lingkupan desa
sumber daya yang diperlukan sebagai tersebut. Beberapa pendapat yang
respon terbaik terhadap kebutuhan dari bertentangan dengan adat yang berubah
individu dan masyarakat binaan dalam mempergunakan halaman masjid di
(Perikatan). 5] Menguasai keterampilan lingkungan desa untuk hal hal ynag tidak
berkomunikasi baik lisan dan tulisan, agamis. Namun hal demikian menjadi
penerapan teknologi dan metode-metode condong minimnya letak moderasi yang
penyuluhan untuk mendukung program- diterapkan. Adapun tapak tilas yang kami
program penyuluhan dalam memandu lakukan dalam kinjungan dengan tokoh
perubahan perilaku kelompok sasaran adat di daerah silau laut, menyatakan
penyuluhan (Penyampaian pendidikan dan bahwa “moderasi beragama itu bagus,
informasi). 6] Kemampuan interaksi yang yang terpenting kita harus saling percaya
efektif dengan individu dan kelompok dan jangan saling curiga. Yang terpenting
binaan yang beragam untuk sikap toleran terhadap sesama.” Hal
mewujudkan kerjasama, membangun demikian mewujudkan kedamaian antar
jaringan dan sistem dinamis (Hubungan sesama dalam memahami moderasi
antara pribadi). 7] Pemahaman sejarah, beragama ini.
filsafat dan karakteristik dari Perihal demikian lah yang
penyuluhan (Pengetahuan tentang memberikan dukungan pada topik peyuluh
organisasi) 8] Kemampuan untuk agama yang mampu menengahi suatu
mempengaruhi individu dan kelompok- pandangan yang ada. Penyuluh agama
kelompok binaan yang berbeda secara disinilah yang menjadi acuan dalam
positif, atau pengelolaan organisasi mencari solusi dan pemecahan masalah
penyuluh 9] kemampuan untuk yang ada pada konsep moderasi beragama
menetapkan struktur, mengorganisir yang terbentuk di setiap perkaranya. Maka
proses, pengembangan, dan memonitor demikianlah, kita harus mampu bertitik
sumber daya serta memimpin perubahan tumpu pada penyuluh agama di desa yang
untuk memperoleh hasil-hasil penyuluhan kita tinggali. Sehingga bentuk moderasi
secara efektif dan efisien atau fungsi agama yang ada di lingkupan tersebut
kepemimpinan. 10] Kemampuan mampu kita ketahui dalam tingkatan
memperagaan perilaku yang kepahaman moderasi beragma tersebut.
mencerminkan tingginya tingkat dari
kinerja penyuluh, mencerminkan etika D. Hubungan Antar Umat
kerja yang kuat, komitmen untuk Beragama
pendidikan berkesinambungan sesuai Kata kerukunan berasal dari kata
visi, misi dan sasaran penyuluhan dalam dasar rukun, berasal dari Bahasa Arab
rangka meningkatkan efektifitas individu ruknun (rukun) jamaknya arkan berarti
dan organisasi (Profesionalisme).7 asas atau dasar, misalnya : rukan islam,
asas islam atau dasar agama islam. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia arti rukun
7
Kementrian Agama RI. (2015). Naskah adalah sebagai berikut : Rukun (nomina) :
Akademik Bagi Penyuluh Agama Puslitbang (1) sesuatu yang harus dipernuhi untuk
Kehidupan Keagamaan.

5
sahnya pekerjaan, (2) asas, berarti : dasar, Di seluruh dunia kini telah tumbuh
sendi : semuanya terlaksana dengan baik, suatu kesadaran yang semakin mendalam
tidak menyimpang dari rukunnya.8 bahwa manusia-manusia dari tradisi
Kerukunan merupakan kondisi dan keagamaan yang berbeda harus bertemu
proses tercipta dan terpeliharanya pola- dalam kerukunan dan persaudaraan
pola interaksi yang beragam diantara unit- daripada dalam permusuhan. Cita-cita di
unit yang otonom. Kerukunan atas pada intinya memang merupakan
mencerminkan hubungan timbal balik ajaran fundamental dari setiap agama.
yang ditandai oleh sikap saling menerima, Adapun tapak tilas yang kami
saling mempercayai, saling menghormati lakukan dalam kunjungan dengan tokoh
dan menghargai, serta sikap saling adat Silau Laut, pemangku adat Syeikh
memaknai kebersamaan.9 Silau Laut Ayahanda Ibrahim Ali Silau
Berdasarkan beberapa pengertian mengatakan hormati pemimpin dan para
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ulama, jangan benturkan umat Islam
kerukunan hidup umat beragama dengan siapapun. Sifat kasih sayang yang
mengandung tiga unsur penting : pertama, dipesankan orang tua. Semoga bangsa ini
kesediaan untuk menerima adanya tetap akur dan damai.
perbedaan keyakinan dengan orang atau Beliau juga mengatakan, berharap
kelompok lain. Kedua, kesediaan kiranya agar budaya dan adat Melayu di
membiarkan orang lain untuk Kabupaten Asahan untuk di jaga bersama-
mengamalkan ajaran yang diyakininya. sama, agar tidak terkikis oleh zaman yang
Dan ketiga, kemampuan untuk menerima semakin modern. Silaturahmi salah satu
perbedaan selanjutnya menikmati suasana budaya Melayu yang harus dilestarikan,
kesahduan yang dirasakan orang lain agar masyarakat Melayu tidak terpecah
sewaktu mereka mengamalkan ajaran belah. Lanjutnya, beliau menyampaikan
agamanya. dalam bermasyarakat penting bagi kita
Setiap bangsa yang beragama akan umat beragama untuk memperbaiki hati,
memberikan kemerdekaan tiap agama karena kita manusia mempunyai
untuk berkembang sehingga akan terwujud pemahaman yang berbeda.
kerukunan beragama antarumat beragama. Dalam konteks kepentingan negara
Peran serta umat beragama dalam dan bangsa, kerukunan umat beragama
pembangunan inilah yang dapat merupakan bagian penting dari kerukunan
mempengaruhi nilai positif untuk nasional. Kerukunan umat beragama
memperkokoh sikap dan perilaku manusia adalah keadaan hubungan sesama umat
serta kepribadian yang luhur. beragama yang dilandasi toleransi, saling
Di Indonesia kehidupan beragama pengertian, saling menghormati,
dan kepercayaan kepada Tuhan YME menghargai kesetaraan dalam pengalaman
adalah sebagai nilai luhur bangsa sebagai ajaran agamanya dan kerjasama dalam
usaha untuk menciptakan landasan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
spiritual, moral, dan etika. Negara juga bernegara di dalam Negara Kesatuan
menjamin kemerdekaan tiap-tiap Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
penduduk untuk memeluk agama dan dan Undang-undang Dasar Negara
beribadat menurut agamanya masing- Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh
masing.10 karena itu, kerukunan hidup antarumat
beragama merupakan prakondisi yang
8
Porwadaminta, Kamus Umum Bahasa harus diciptakan bagipembangunan di
Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1986), hal. Indonesia.11
25
9
Ridwan Lubis, Cetak Biru Peran Agama, 11
Mukti Ali, Kehidupan Beragama dalam
(Jakarta : Puslitbang, 2005),hal. 7-8 Proses Pembangunan Bangsa. (Bandung : Proyek
10
Undang-Undang Dasar RI, Pasal 29 Pembinaan Mental Agama, 1975),hal. 42

6
Perbedaan pendapat dan juga cara
E. Tantangan Dalam Moderasi pandang di Desa Silo Baru tidak begitu
Beragama mengalami perdebatan yang panjang,
Pandangan dalam bermoderasi bahkan masyarakat desa Silo Baru
beragama antar umat beragama memang menganggap bahwa perbedaan pandang
akan memiliki cara pandang tersendiri bagi ataupun pendapat adalah sebuah rahmat
setiap individu. Pandangan inilah yang dan menganggap kebenaran hanya milik
menjadi klise dalam pelaksanaan kegiatan Allah. Terdapat juga dalam Hadis Nabi
ibadah antar umat, selain itu pandangan Muhammad Saw yang berbunyi:
yang memiliki unsur ingin menimbulkan
kebenaran akan menimbulkan perdebatan
‫ف أُ َّمتَ ْي ِرحْ َمة‬
ُ ‫اَ ْختِاَل‬
yang tidak akan ada habisnya. Untuk itu Atrinya: Perbedaan pendapat umatku
dibutuhkan cara pikir dan juga sikap yang adalah Rahmat
tidak berlebihan dalam memandang
perselisihan antar umat beragama. Allah Swt juga berfirman dalam Al-quran
Dalam artikel ini desa silo baru adalah surah Al-Hujurat Ayat 13:
objek dalam penulisan artikel ini,
pandangan masyarakat dan juga ‫يَاَيُّهاَالنَّا سُ اِنَّا َجلَ ْقنَ ُك ْم َّم ْن َذ َكر َّواُ ْنثَى‬
kebudayaan dalam menyikapi pelaksanaan ‫َو َج َع ْلنَ ُك ْم ُشعُوْ بًا‬
moderasi beragama adalah hal utama
dalam penentuan tantangan yang di hadapi
‫َّوقَبَا ِء َل لِتَ َعا َرفُوْ ا اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َدهلَّلا ِ ا ْتقَ ُك ْم‬
di Desa Silo Baru ini. ‫اِ َّن هلَّلا َ َعلِ ْي ٌم خَ بِ ْي ٌر‬
Di beberapa kesempatan kami melihat
banyak sekali pengaplikasian dalam proses Artinya: Wahai Manusia! Sungguh,
pelaksanaan kegiatan ibadah yang sudah kami telah menciptakan
mengalami moderisasi, dalam kesempatan kamu dari seorang laki-laki
kunjungan kesalah satu datuk atau tokoh dan perempuan, kemudian
adat di kecamatan Silau Laut kami kami jadikan kamu
mendapat gambaran hidup masyarakat Silo berbangsa-bangasa dan
Baru dalam tatanan adat dan budaya yang bersukuk-suku agar kamu
ada. Untuk tantangan dalam pelaksanaan saling mengenal.
moderasi beragama warga desa Silo Baru Sesungguhnya yang paling
tidak begitu mendapat tantangan dan mulia diantara kamu di sisi
jarang sekali terjadi konflik antar umat Allah ialah orang yang
beragama dan juga umat berbeda agama. paling bertakwa. Sungguh,
Kerukunan umat beragama di desa Silo Allah maha mengetahui,
Baru sudah sangat baik, dan jarang sekali Maha Teliti.
terjadi perbedaan paham dan tidak pernah
ada perang suku yang mengatas namakan Dari hadis dan ayat di atas dijelaskan
agama. bahwa, perbedaan pendapat dan juga
Kehidupan masyarakat di desa Silo perbedaan pandang antar umat adalah
Baru memiliki cara pandangan yang rahmat, dan juga perbedaan budaya adalah
fleksibel dalam menyikapi perbedaan hal yang memang harus terjadi agar kita
paham dan juga konflik, dalam catatan sebagai umat saling mengenal.
sejarah tergambar bahwa kerukunan Masyarakat desa Silo Baru tidak terlalu
masyarakat begitu baik sehingga tidak membesarkan perbedaan cara pandang
pernah ada perselisihan yang terjadi antar karena, masayarakat desa tidak terlalu
umat, baik itu antar suku maupun antar ingin mencari kebenaran dan melakukan
agama. ibadah sesuai dengan pemahaman dan juga
ilmu yang didaparkan. Dalam menjaga

7
kerukunan antar umat di Desa Silo Baru ini adalah tidak membesar-besarkan
masyarakat desa menekankan pada satu khilafiyah dan masyarakat desa Silo Baru
kunci utama yaitu, sebagai umat muslim juga tidak mendukung adanya paham
dan umat beragama lainnya janganlah ekstremisme seperti teroris dan paham
saling menghujat atau saling mencela ekstrim lainnya.
diantara kita, dan perbedaan diantara umat
itu wajar asalkan tidak saling menghakimi KESIMPULAN
satu sama lain. Dalam setiap kelompok tentunya banyak
Hal lainnya yang menjadi prinsip sekali ditemui beragam macam perbedaan,
masyarakat Desa Silo Baru yang sehingga kemungkinan hal tersebut yang
digambarkan oleh tokoh adat Datuk dapat menyebabkan pecah belah
Ibrahim Ali Silau adalah jangan adanya kerukunan di dalamnya apabila setiap
tindakan saling mencurigai satu sama lain, anggota kelompok tersebut tidak
dan selalu pupuk persaudaraan dan kasih bermoderasi. Begitu pula halnya dengan
sayang, dan jangan mengganggu satu sama hidup beragama, walaupun dalam satu
lain. Dijelaskan juga bahwa dalam sejarah kelompok menganut satu agama tetapi
Kecamatan Silau Laut memiliki beberapa memiliki paham yang berbeda-beda terkait
dusun yang ditinggali oleh suku-suku yang agamanya tersebut maka hal ini
selaras, dimana di Desa Silo Baru sendiri, dikhawatirkan dapat membawa dampak
terdapat beberapa dusun yang dihuni suku buruk bagi kehidupan sosial kelompok
selaras, seperti satu dusun suku jawa, satu tersebut. Maka dari itu, dibutuhkan
dusun suku batak dan seterusnya. kemampuan moderasi beragama di
Tantangan moderasi agama yang dalamnya. Moderasi beragama sendiri
dihadapi oleh masyarakat desa Silo Baru telah digaungkan oleh Kementerian
tidak terlalu banyak, dalam tatanan hidup Agama RI sebagai upaya untuk
masyarakat desa Silo Baru mengikuti menyeimbangkan keyakinan, tatanan,
moderat, dan melakukan moderisasi secara moralitas, muamalah, serta sikap dan
fleksibel dan mempersilahkan melakukan perilaku. Sehingga dengan ini, maka
kehidupan dengan moderisasi, kuncinya agama memiliki wajah yang moderat dan
adalah dalam ibadah umat muslim dan tidak fanatik dalam urusan hukum agama
juga kegiatan tasawuf tetap dalam patokan maupun suatu perkara.
syariat agama dan mengikuti alim ulama Kehidupan masyarakat di Desa Silo Baru
yang ada. Masyarakat desa Silo Baru Kecamatan Silo Laut di Kabupaten
sendiri melakukan moderasi agama dengan Asahan, Sumatera Utara tidak menerima
sebaik mungkin, untuk permasalahan paham ekstremis yang berpotensi
dengan paham khilafiyah masyarakat desa terorisme, tokoh adat Datuk Ibrahim Ali
silo baru tidak membesarkan hal itu, Silau menghimbau masyarakat di desa ini
meskipun banyak pemikiran yang untuk tidak saling mencurigai dan tetap
mengatas namakan khilafiyah masyarakat memupuk persaudaraan dan kasih saying
desa Silo Baru tidak mendukung adanya guna menjaga kerukunan di desa ini.
khilafiyah dan tetap pada pendirian dari Seperti yang sudah dijelaskan bahwasnya
sejarah Silau Laut, yaitu untuk patuh dan desa ini memiliki beragam macam suku
tunduk pada aturan negara yaitu pancasila dan masing-masing suku tersebut
dan juga Undang-Undang Republik mendiami dusun yang di dalamnya
Indonesia. Intinya masyarakat desa Silo memiliki suku yang sama. Namun, belum
Baru tidak mendukung adanya khilafiyah. pernah terjadinya konflik antar suku
Akhirnya, paham moderat di Desa Silo bahkan agama dikarenakan tingginya
Baru memang sudah sangat bagus, tidak toleransi serta bermoderasi agama.
terlalu membesarkan konflik yang ada, dan Moderasi agama sendiri merupakan hal
juga hal utama dalam pelaksanaan moderat yang sangat penting, baik itu terhadap

8
sesama pemeluk agama yang sama Nugraha, (2008), Wawasan Multikultural,
maupun yang berbeda. Tujuannya adalah Bandung: BDK Bandung.
menghindari terjadinya konflik antar Porwadaminta, (1986), Kamus Umum
agama yang dapat merusak kerukunan Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai
Bergama. Pustaka.
Taufik, Ahmad, Sastra Multikultural,
REKOMENDASI Konstruksi Ideologi Kebangsaan
Moderasi beragama perlu ditumbuhkan dan Novel Indoneia, Disertasi,
melalui pengajian, maupun dialog Surabaya: Pascasarjana Unesa.
kebangsaan, sehingga menjadi sikap Undang-Undang Dasar RI, Pasal 29
bangsa Indonesia. Wawasan multibudaya
bagi masyarakat Indonesia menjadi Nama DPL: Rina Widyasari
kebutuhan penting dalam membangun Kelompok : 107
keharmonisan bangsa, sehingga perlu
dilakukan pendidikan, pelatihan dan
penyuluhan terhadap masyarakat.
Terkhusus untuk desa ini supaya bisa
menjadi lebih baik kedepannya.
Pemerintah, melalui Kementrian Agama,
Balai Diklat Keagamaan bersama
penyuluh agama dapat menjadi penggerak
gerakan moderasi beragama ini.

DAFTAR REFERENSI
Akhmadi, Agus., (2019), Moderasi
Beragama Dalam Keragaman
Indonesia, Jurnal Diklat
Keagamaan, Vol. 13, No.2,
Februari-Maret, 45-55.
Ali, Mukti., (1975), Kehidupan Beragama
dalam Proses Pembangunan
Bangsa. Bandung : Proyek
Pembinaan Mental Agama.
Ali Rusdi, M, dkk, (2020), Mainstreaming
Moderasi Beragama dalam
Dinamika Kebangsaan, Parepare:
IAIN Parepare Nusantara Press.
Kementrian Agama RI. (2015). Naskah
Akademik Bagi Penyuluh Agama
Puslitbang Kehidupan Keagamaan.
Lubis, Ridwan., (2005 ), Cetak Biru Peran
Agama, Jakarta : Puslitbang.
Mucharom Syifa, M., (2020), Formulasi
Konsep Moderasi Islam Berbasis
Keindonesiaan Dalam Meredukasi
Radikalisme Agama di Indonesia
(Kajian Epistimologi-Historis),
Jurnal Kajian Islam Kontemporere,
Vol. 2, No.1, pp:01-09

Anda mungkin juga menyukai