Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENGUATAN MODERASI BERAGAMA


(MENGUATKAN MODERASI BERAGAMA DENGAN PENGUATAN KONSEP
DAN PENERAPAN ISLAM RAHMATAN LIL’ALAMIN)

A. Pentingnya Moderasi Beragama dalam Pendidikan


Bangsa Indonesia memiliki keragaman yang mencangkup beragam etnis, budaya, agama, bahasa dan
status social. Munculnya Kerberagaman budaya (multikultural) merupakan peristiwa alami karena
bertemunya berbagai budaya, berinteraksinya beragam individu dan kelompok dengan membawa
perilaku budaya, memiliki cara hidup berlainan dan spesifik. Keragaman seperti keragaman budaya,
latar belakang keluarga, agama, dan etnis tersebut saling berinteraksi dalam komunitas masyarakat
Indonesia.
Pancasila sebagai falsafah bangsa menjamin menyatunya keberagaman dalam sebuah naungan
negara bangsa, bahkan menjadikannya energi positif untuk membangun satu kekuatan yang dahsyat
dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pancasila juga memberikan pengakuan dan jaminan atas
keragaman pemeluk agama dalam mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Saling menghormati di
antara pemeluk agama merupakan prinsip hidup berbangsa yang menjadi landasan utama dan pijakan
dasar dalam bingkai kemajemukan menjalani kehidupan bersama.
Keragaman suku, ras, agama, perbedaan bahasa dan nilai-nilai hidup yang terjadi di Indonesia sering
berbuntut berbagai konflik. Konflik di masyarakat menunjukkan betapa rentannya rasa kebersamaan
yang dibangun dalam Negara-Bangsa Indonesia, betapa kentalnya prasangka antara kelompok dan
betapa rendahnya saling pengertian antar kelompok.
Dengan berbagai konflik yang sudah terjadi di Indonesia, seharusnya membuat stake holder untuk
lebih gencar dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi di masyarakat. Maka dari itu menurut penulis
pentingnya pengajaran moderasi beragama di dunia pendidikan. Peran guru sangatlah penting untuk
mengajarkan nilai-nilai toleransi sehingga siswa mengetahui untuk selalu menghormati orang lain
terlebih dalam hal kepercayaan
Moderasi beragama adalah cara pandang dan cara kita bersikap tegas dalam menghargai dan
menyikapi perbedaan keberagaman agama, dan juga perbedaan ras, suku, budaya, adat istiadat, dan juga
etis agar dapat menjaga kesatuan atar umat beragama serta memelihara kesatuan NKRI. Dimana
berdasarkan prinsip-prinsip moderasi beragama, nilainilai moderasi beragama diantaranya yaitu
keadilan, keseimbangan, kebaikan, hikmah, istiqomah, toleransi. Maka hal ini dapat diterapkan dalam
dunia pendidikan, dari jenjang TK sampai dengan Perkuliahan.
Dengan pengulangan moderasi beragama, maka dapat terbentuk karaktek peserta didik yang
bijaksana sehingga peserta didik dapat mengetahui benar-salah tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan
tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga peserta didik mempunyai kesadaran dan
pemahaman yang tinggi serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebijakan dalam kehidupan
sehari-hari.

B. Menumbuhkan Sikap Moderat dalam Beragama di Lingkungan Sekolah


- Moderasi beragama adalah cara manusia dalam beragama secara moderat artinya tidak berlebih-lebihan
atau ekstreme, dalam hal ini dimaksudkan moderasi sebagai cara mereka dalam menjalankan agama,
yaitu memiliki komitmen dengan ajaran agama dan menjalankan agama sesuai keyakinan dan ajarannya.
- Dalam moderasi beragama sifat saling menghormati dan menghargai sangat penting untuk diajarkan
kepada peserta didik. Keberagaman di dalam bangsa Indonesia menjadikan moderasi beragama sangat
dibutuhkan untuk diajarkan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang mendamaikan, penuh kasih
sayang dan toleran di masa sekarang dan masa yang akan datang. Agar moderasi beragama terbentuk
secara kuat di Negara Indonesia maka perlu kerjasama dari berbagai pihak, baik oleh individu, lembaga,
masyarakat, maupun negara itu sendiri.
- Setiap agama pasti memiliki aturan terkait dengan toleransi. agama islam dianut oleh mayoritas warga
Indonesia yang tentunya memiliki aturan-aturan yang mengacu kepada kepentingan umat islam.
Setidaknya, aturan-aturan itu memiliki hubungan antara misi moderasi beragama yang akan menjadi
landasan Negara Indonesia.
- Islam itu sendiri dalam pembentukan hukumnya memiliki lima prinsip yaitu menjaga agama,
menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, dan menjaga harta. Lembaga pendidikan
sangat berperan penting dalam memutus mata rantai kekerasan yang mengatasnamakan
agama. Oleh karena itu, kehidupan berbangsa dan bernegara yang multikultural ini.sangat
memerlukan peran guru agama dalam menanamkan moderasi beragama.

C. Moderasi Beragama Bangsa Indonesia


TIM Kementrian Agama RI merumuskan definisi moderasi beragama ialah memiliki makna
kemajemukan dan mutlak diperlukan dalam berbagai kondisi bangsa Indonesia yang majemuk dengan
cara memberikan pengajaran agama yang komprehensif yang sesuai dengan teks (Al-Qur·an dan
Hadist), serta pentingnya penggunaan akal sebagai solusi dari setiap masalah yang ada.
kata moderasi dalam surat Al-Baqarah ayat 143 yang berbunyi.

ࣰ ࣰ ࣰ
ۡ َ
‫ﻋليكُمۡ ش َِهيدا‬ َ ‫سو ُل‬
ُ ‫ٱلر‬ َ ‫اس َويَك‬
‫ُون ﱠ‬ ‫ﱠ‬ َ
ِ ‫ﻋلﻰ ٱلن‬ ۤ
َ ‫ش َهدَا َء‬ ۟ ُ ّ
ُ ‫سطا ِلتَكُونوا‬َ ‫ۗ◌ َو َكذَ ٰ⁠ ِلكَ َجعَ ۡلنَ ٰـكُمۡ أ ُ ﱠمة َو‬

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) “umat pertengahan” agar kamu menjadi
saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu” (QS.
Al- Baqarah: 143).

Bersikap moderat berarti tidak fanatik atau berlebih-lebihan apalagi sampai pada taraf fanatime buta
yang sampai mengkafirkan orang lain. Yang dimana dapat menyebabkan perpecahan bagi bangsa
Indonesia. salah satu strategi kebudayaan dalam merawat keindonesiaan yaitu dengan moderasi
beragama.

D. Implementasi Moderasi Beragama di Lingkungan Sekolah

Menurut Dr. Joni Tapingku, M.Th, Rektor IAKN Toraja, dalam artikel opini "Moderasi
Beragama sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa", kata "moderasi" memiliki korelasi dengan beberapa
istilah. Dalam bahasa inggris sendiri, kata "moderasi" berasal dari kata moderation, yang berarti sikap
tidak berlebih-lebihan, sikap sedang. Jadi, ketika kata "moderasi" di gabung dengan kata "beragama",
menjadi "moderasi beragama".

Maka istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari keekstriman
dalam praktik beragama. Sikap moderat atau moderasi beragama itu adalah sikap dewasa yang baik dan
sangat diperlukan. Radikalisasi dan radikalisme, kekerasan dan kejahatan, termasuk ujaran kebencian
dan hoax, terutama atas nama agama merupakan sikap kekanak-kanakan, jahat dan memecah belah dan
termasuk sikap merusak kehidupan.

Moderasi beragama itu penting karena keragaman dalam hal beragama itu tidak mungkin dihilangkan.
Ide dasar dari moderasi adalah mencari persamaan dan bukan mempertajam perbedaan. Alasan mengapa
kita perlu ber-moderasi beragama itu yang pertama, moderasi beragama menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, tidak serta merta hanya mengangungkan nama Tuhan dan mengesampingkan nilai
kemanusiaan.

Kedua, agar peradaban manusia tidak musnah akibat konflik berlatar agama. Yang ketiga, khusus dalam
konteks Indonesia, moderasi beragama diperlukan sebagai strategi kebudayaan kita dalam merawat ke-
Indonesia-an, hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia yang heterogen, berbangsa-bangsa, dan
bersuku-suku.

Apakah moderasi beragama itu diperlukan di lingkungan sekolah? Jawabannya iya. Di era modern
sekarang ini penyebaran paham radikal di kalangan pelajar terus digencarkan oleh kelompok radikal,
terutama melalui media social. Apalagi di masa pandemic, pembelajaran harus dilakukan dengan metode
daring yang mana memudahkan pelajar dalam mengakses informasi internet, tidak terkecuali konten
berbau radikalisme.
Para pelajar juga dapat dijadikan regenerasi yang menjanjikan untuk terus beroperasinya gerakan
kelompok radikal terorisme. Hal ini terjadi seringkali dimulai dengan pemahaman yang dangkal
terhadap ajaran agama. Karena itu, penanaman dan pengembangan moderasi beragama sangat
penting sebagai cara pandang generasi millenial dalam memahami dan mendalami islam.
Sehingga mengajar itu agama tidak hanya membentuk keshalehan individu, tapi juga mampu
menjadikan paham agamanya sebagai instrument untuk menghargai umat agama lain.

Nah, sekarang kita masuk di bagian intinya, implementasi atau hal yang dapat dilakukan dalam
ber-moderasi beragama di lingkungan sekolah adalah sekolah perlu menerapkan beberapa aksi,
antara lain :

Pertama, mengembangkan budaya lokal sekolah, misalnya kejujuran, saling menghargai,


sopan santun, dan lain-lain, yang merupakan perpaduan nilai-nilai, asumsi, pemahaman,
keyakinan, dan harapan yang diyakini oleh stakeholders sekolah serta dijadikan pedoman
perilaku dalam pemecahan masalah baik secara internal maupun eksternal yang mereka hadapi.
Sedangkan pengembangan budaya agama dalam komunitas sekolah berarti mengembangkan
ajaran agama wasathiyah (tengah-tengah) di sekolah sebagai pijakan nilai, sikap, semangat, dan
perilaku bagi para guru, tenaga pendidikan, orang tua murid, dan murid itu sendiri.

Kedua, untuk membangun rasa saling pengertian sejak dini antara peserta didik yang
mempunyai keyakinan keagamaan yang berbeda, maka sekolah harus berperan aktif mengadakan
dialog keagamaan atau dialog antar umat beragama yang tentunya tetap berada dalam bimbingan
guru-guru dalam sekolah tersebut. Dialog antar umat beragama semacam ini merupakan salah
satu upaya yang efektif agar peserta didik dapat membiasakan diri melakukan dialog dengan
penganut agama yang berbeda.

Ketiga, hal lain yang penting dalam penerapan moderasi beragama yaitu kurikulum dan
buku-buku pelajaran yang dipakai, diterapkan di sekolah sebaiknya kurikulum yang memuat
nilai-nilai pluralisme (ke-Bhinneka Tunggal Ika-an) dan toleransi beragama. Buku-buku agama
yang dipakai di sekolah juga sebaiknya buku-buku yang dapat membangun wacana serta
pemikiran peserta didik tentang pemahaman keberagaman yang inklusif dan moderat.

BAB II
LARANGAN BULLYING

Belakangan ini marak kasus bullying atau perundungan di kalangan pelajar dan remaja. Dalam
Islam, bullying merupakan perbuatan zolim yang dilarang. Hal itu dapat diketahui dalam
beberapa hadis Rasulullah ‫ ﷺ‬yang berkaitan erat dengan persaudaraan muslim.

“Seorang Muslim adalah saudara dari sesama Muslim, jadi dia tidak boleh menindasnya, atau
mengecewakannya. Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan
memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka
Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Dan barangsiapa menutup (aib)
seorang Muslim, Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” (HR Al-Bukhari).

Hadits tentang persaudaraan Muslim itu diriwayatkan Abdullah bin Umar. Jelas, bahwa seorang
Muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Maka, mereka tidak boleh mendzalimi dan tidak
membuat saudaranya sakit hati.

Bullying merupakan perbuatan bejat dan tak bermoral. Sudah pasti Islam melarang perbuatan
tersebut. Berikut ayat Al-Quran dan hadis yang menjelaskan larangan perundungan.
Al-Hujurat ayat 11

‫ساء‬َ ّ‫ساء ِ ّمن ِن‬ َ ِ‫سﻰ أَن يَ ُكونُوا َخيْرا ً ِ ّم ْن ُه ْم َو َﻻ ن‬ َ ‫ﻋ‬ َ ‫يَا أَيﱡ َها الﱠذِينَ آ َمنُوا َﻻ يَ ْسخ َْر قَو ٌم ِ ّمن قَ ْو ٍم‬
ُ ‫س‬
َ‫وق َب ْﻌﺪ‬ ُ ُ‫اﻻ ْس ُم ْالف‬
ِ ‫ﺲ‬ َ ْ‫ب ِبﺌ‬ ِ ‫سﻰ أَن َي ُك ﱠن َخيْرا ً ِ ّم ْن ُه ﱠن َو َﻻ تَ ْل ِم ُزوا أَنفُ َس ُك ْم َو َﻻ تَنَا َب ُزوا ِب ْاﻷ َ ْلقَا‬ َ ‫َﻋ‬
‫ان َو َمن لﱠ ْم َيتُبْ فَأ ُ ْولَ ِﺌ َك هُ ُم ﱠ‬
َ‫الظا ِل ُمون‬ ِْ
ِ ‫اﻹي َم‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain,
boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela
kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan
jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-
orang yang zalim”.
Al-Hujurat ayat 13
‫ارفُوا ِإ ﱠن أ َ ْﻛ َر َم ُك ْم ِﻋ ْنﺪَ اللﱠ ِه‬ ُ ‫اس ِإنﱠا َخلَ ْقنَا ُﻛ ْم ِم ْن ذَ َﻛ ٍر َوأ ُ ْنثَﻰ َو َج َﻌ ْلنَا ُﻛ ْم‬
َ ‫ﺷﻌُوبًا َوقَ َبائِ َل ِلت َ َﻌ‬ ُ ‫َيا أَيﱡ َها النﱠ‬
ٌ ‫ﻋ ِلي ٌم َخ ِب‬
‫ير‬ َ َ‫أَتْقَا ُﻛ ْم ِإ ﱠن اللﱠه‬
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
‫يك فَﻼَ ت ُ َﻌيِ ّْرهُ بِ َما ت َ ْﻌلَ ُم فِي ِه فَﺈِنﱠ َما َوبَا ُل ذَ ِل َك َﻋلَ ْي ِه‬
َ ِ‫ﻋي َﱠر َك بِ َما يَ ْﻌلَ ُم ف‬
َ ‫ﺷت َ َم َك َو‬
َ ‫َو ِإ ِن ْام ُر ٌؤ‬
“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada
padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya.
Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722)
ِ ّ ‫ﻄ ُر ْال َح‬
ُ ‫ق َوغ َْم‬
ِ ‫ط النﱠ‬
‫اس‬ َ َ‫ْال ِكب ُْر ب‬
“Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 91).
‫ﺖ‬ َ ‫ﻋلَﻰ َم ﱠكﺔَ فَقَا َل َم ِن ا ْست َ ْﻌ َم ْل‬ َ ُ‫ﻋ َم ُر يَ ْست َ ْﻌ ِملُه‬ُ َ‫ﻋ َم َر ِبﻌُ ْس َفانَ َو َﻛان‬ ُ ‫ﻰ‬ َ ‫ث لَ ِق‬
ِ ‫ار‬ ِ ‫ﻋ ْب ِﺪ ْال َح‬
َ َ‫أ َ ﱠن نَافِ َﻊ بْن‬
‫ﺖ‬ َ ‫ قَا َل فَا ْست َ ْخلَ ْف‬.‫ قَا َل َو َم ِن اب ُْن أَبْزَ ى قَا َل َم ْولًﻰ ِم ْن َم َوا ِلينَا‬.‫َﻋلَﻰ أ َ ْه ِل ْال َوادِى فَقَا َل ابْنَ أَبْزَ ى‬
‫ﻋ َم ُر أ َ َما ِإ ﱠن نَ ِبيﱠ ُك ْم‬
ُ ‫ قَا َل‬.‫ض‬ ِ ‫ﻋا ِل ٌم ِب ْالفَ َرا ِئ‬
َ ُ‫ﻋ ﱠز َو َج ﱠل َو ِإنﱠه‬ َ ‫ب اللﱠ ِه‬ ِ ‫ئ ِل ِكتَا‬ٌ ‫ار‬ِ َ‫ﻋلَ ْي ِه ْم َم ْولًﻰ قَا َل ِإنﱠهُ ق‬
َ
« َ‫ض ُﻊ ِب ِه آخ َِرين‬ َ ‫ب أ َ ْق َوا ًما َو َي‬ ِ ‫ قَ ْﺪ قَا َل » ِإ ﱠن اللﱠهَ َي ْرفَ ُﻊ ِب َهذَا ْال ِكتَا‬-‫ﺻلﻰ الله ﻋليه وسلم‬-
Dari Nafi’ bin ‘Abdil Harits, ia pernah bertemu dengan ‘Umar di ‘Usfaan. ‘Umar memerintahkan Nafi’
untuk mengurus Makkah. Umar pun bertanya, “Siapakah yang mengurus penduduk Al Wadi?” “Ibnu
Abza”, jawab Nafi’. Umar balik bertanya, “Siapakah Ibnu Abza?” “Ia adalah salah seorang bekas budak
dari budak-budak kami”, jawab Nafi’. Umar pun berkata, “Kenapa bisa kalian menyuruh bekas budak
untuk mengurus seperti itu?” Nafi’ menjawab, “Ia adalah seorang yang paham Kitabullah. Ia pun paham
ilmu faroidh (hukum waris).” ‘Umar pun berkata bahwa sesungguhnya Nabi kalian -shallallahu ‘alaihi
wa sallam- telah bersabda, “Sesungguhnya suatu kaum bisa dimuliakan oleh Allah lantaran kitab ini,
sebaliknya bisa dihinakan pula karenanya.” (HR. Muslim no. 817).
‫ظ ُر ِإلَﻰ قُلُو ِب ُك ْم َوأ َ ْﻋ َما ِل ُك ْم‬
ُ ‫ﺻ َو ِر ُﻛ ْم َوأَ ْم َوا ِل ُك ْم َولَ ِك ْن َي ْن‬ ُ ‫ِإ ﱠن اللﱠهَ ﻻَ َي ْن‬
ُ ‫ظ ُر ِإلَﻰ‬
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan
amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564)
ُ ‫ْﺲ ِب َخي ٍْر ِم ْن أ َ ْح َم َر َوﻻَ أ َ ْس َودَ إِﻻﱠ أ َ ْن تَ ْف‬
‫ضلَهُ ِبت َ ْق َوى‬ ُ ‫ا ْن‬
َ ‫ظ ْر فَﺈِنﱠ َك لَي‬
“Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau
mengungguli mereka dengan takwa.” (HR. Ahmad, 5: 158)
‫ش ِ ّر أ َ ْن َي ْح ِق َر أَخَاهُ ْال ُم ْس ِل َم‬
‫ئ ِمنَ ال ﱠ‬
ٍ ‫ب ْام ِر‬
ِ ‫ِب َح ْس‬
“Cukuplah seseorang berbuat keburukan jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim.” (HR.
Muslim).
َ ‫اَ ْل ُم ْس ِل ُم َم ْن َس ِل َم ْال ُم ْس ِل ُمونَ ِم ْن ِل‬
‫سانِ ِه َويَﺪِه‬
“Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”
(HR. Bukhari).
‫ َوقِتَالُهُ ُﻛ ْف ٌر‬،‫وق‬
ٌ ‫س‬ُ ُ‫اب ْال ُم ْس ِل ِم ف‬
ُ ‫ِس َب‬
“Mencela seorang muslim adalah kefasikan (dosa besar), dan memerangi mereka adalah
kekafiran.” (HR. Bukhari no. 48 dan Muslim no. 64)
ْ ‫ َما لَ ْم يَ ْﻌت َ ِﺪ ْال َم‬،‫ِئ‬
‫ظلُو ُم‬ ِ ‫ﱠان َما قَ َاﻻ فَ َﻌلَﻰ ْالبَاد‬
ِ ‫ْال ُم ْستَب‬
“Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh keduanya itu,
dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai, selama orang yang dizalimi itu tidak melampaui
batas.” (HR. Muslim no. 2587 dan Abu Dawud no. 4894)

Dilansir dari Islamweb, hadits tersebut menjelaskan bahwa dua pria Muslim digambarkan sebagai
saudara karena keduanya berbagi kualitas menjadi Muslim. Ini berlaku kepada semua Muslim.

Melalui hadits tersebut dikatakan sesama Muslim diperintahkan menahan diri dari penindasan,
menganiaya, dan melukai Muslim lain. Sebagai saudara, Muslim justru harus saling mengingatkan dan
menyelamatkan saudaranya dari marabahaya.

Imam At-Tabrani menambahkan, sesama saudara dilarang meninggalkan saudaranya ketika tertimba
bencana. Ini sebagaimana disebutkan oleh Abu Hurairah, bahwa “Dia juga tidak boleh membencinya.”

Oleh karenan itu, seseorang dapat disebut telah melakukan kejahatan meski hanya karena dia
memandang rendah saudaranya sesama Muslim.

Di sisi lain, menurut Abu Hurairah, jika seorang muslim memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan
memenuhi kebutuhannya. Termasuk ketika muslim tersebut mendapatkan kesusahan, maka barangsiapa
yang membantu meringankan kesedihan, kecemasan yang mungkin menimpa saudara Muslim itu, Allah
juga akan meringankan kesedihannya.

Begitu juga ketika seseorang menutup aib saudaranya yang tidak bertentangan dengan hukum, maka
Allah akan membantu menutup aibnya di hari kiamat. Akan tetapi, apabila aib tersebut adalah suatu
perbuatan yang melanggar hukum, maka diizinkan baginya bersaksi kepada hakim dan menasihatinya.
Apa yang dilakukannya ini tidak dianggap sebagai bentuk fitnah yang melanggar hukum, ini adalah
saran wajib.

Hal ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi bahwa Abu Hurairah berkata, “Allah akan
menyaringnya di dunia dan di akhirat.”

Hadits ini dorongan untuk kerja sama, persahabatan yang baik dan keramahan. Ini menyoroti fakta
bahwa seseorang dihargai sesuai dengan tindakan ibadah yang dia tawarkan (yaitu seseorang menuai
apa yang dia tabur).
BAB III

PENCEGAHAN NAPZA

Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan obat-obatan golongan narkotika, psikotoprika, dan zat adiktif
yang tidak sesuai dengan fungsinya. Kondisi ini dapat menyebabkan kecanduan yang bisa merusak otak
hingga menimbulkan kematian.
Penyalahgunaan NAPZA terjadi akibat faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah rasa ingin
tahu yang kemudian mencoba dan menjadi kebiasaan. Sedangkan faktor eksternal bersumber dari
lingkungan yang tidak sehat atau berteman dengan pecandu NAPZA.
Di Indonesia, kalangan remaja merupakan kelompok yang rentan menyalahgunakan NAPZA. Menurut
Badan Narkotika Nasional (BNN), remaja rentan menggunakan NAPZA dalam jangka panjang.
Berdasarkan data yang dikeluarkan BNN pada tahun 2019, 28% (2,29 juta) remaja Indonesia diketahui
menggunakan NAPZA.

Penyebab Penyalahgunaan NAPZA :


Penyalahgunaan NAPZA umumnya terjadi karena rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu, pasien
gangguan mental, seperti gangguan bipolar atau skizofrenia, juga berisiko menyalahgunakan NAPZA,
dengan alasan untuk meredakan gejala yang dialami.
Selain rasa ingin tahu yang tinggi dan gangguan mental, faktor lain yang dapat memicu seseorang
menyalahgunakan NAPZA adalah:

 Memiliki teman yang juga pecandu NAPZA


 Mengalami masalah ekonomi
 Pernah mengalami kekerasan fisik, emosi, atau seksual
 Bermasalah dalam hubungan dengan pasangan, kerabat, atau keluarga

Ada empat golongan NAPZA yang paling sering disalahgunakan, yakni:

 Halusinogen, seperti lysergic acid diethylamide (LSD) dan phencyclidine


 Depresan, seperti diazepam, alprazolam, nimetazepam (happy five), clonazepam, dan ganja
 Stimulan, seperti dextroamphetamin, kokain, methamphetamine (sabu),
dan amphetamin, serta flakka
 Opioid, seperti morfin dan heroin

Fase dan Gejala Penyalahgunaan NAPZA


Penyalahgunaan NAPZA yang tidak dihentikan dapat menyebabkan kecanduan. Seseorang dianggap
kecanduan jika menunjukkan perilaku berikut:

 Menggunakan NAPZA terus-menerus, setiap hari atau bahkan beberapa kali dalam sehari
 Menggunakan NAPZA guna mengalihkan pikiran yang mengganggu
 Meningkatkan dosis NAPZA seiring berjalannya waktu, karena dosis yang digunakan lambat
laun akan terasa kurang
 Memastikan bahwa NAPZA selalu tersedia
 Melakukan apa pun guna mendapatkan atau membeli NAPZA, seperti menjual barang pribadi
hingga mencuri
 Melalaikan tanggung jawab dalam bekerja dan cenderung mengurangi aktivitas sosial
 Tetap menggunakan NAPZA meski sadar bahwa perilaku tersebut memberikan dampak buruk
pada aspek sosial dan psikologis
 Melakukan aktivitas yang berbahaya atau merugikan orang lain ketika di bawah pengaruh
NAPZA
 Menghabiskan banyak waktu untuk membeli, menggunakan, atau memulihkan diri dari efek
NAPZA
 Mengalami kegagalan saat mencoba untuk berhenti menggunakan NAPZA
Ketika penderita telah mencapai fase kecanduan dan mencoba untuk menghentikan kebiasaan tersebut,
dia akan mengalami gejala putus obat atau sakau. Gejala putus obat tersebut bisa berbeda-beda,
tergantung tingkat keparahan kecanduan dan jenis NAPZA yang digunakan.
Apabila NAPZA yang digunakan adalah heroin dan morfin (opioid), maka gejalanya dapat berupa:

 Hidung tersumbat
 Gelisah
 Keringat berlebih
 Sulit tidur
 Sering menguap
 Nyeri otot

Setelah 1 hari atau lebih, gejala putus obat akan makin memburuk. Beberapa gejala yang dapat dialami
adalah:

 Diare
 Kram perut
 Mual dan muntah
 Tekanan darah tinggi
 Sering merinding
 Jantung berdebar
 Penglihatan kabur atau buram

Sedangkan jika menggunakan NAPZA jenis kokain, maka gejala putus obat yang dapat muncul antara
lain:

 Depresi
 Gelisah
 Tubuh terasa lelah
 Rasa tidak enak badan
 Nafsu makan meningkat
 Mimpi buruk yang terasa sangat nyata
 Lambat dalam beraktivitas

Fase kecanduan terhadap penyalahgunaan NAPZA yang terus dibiarkan berisiko menyebabkan
kematian akibat overdosis. Overdosis ditandai dengan keluhan berupa:

 Mual dan muntah


 Kesulitan bernapas
 Mengantuk
 Kulit dapat terasa dingin, berkeringat, atau panas
 Nyeri dada
 Penurunan kesadaran

Kapan harus ke dokter


Segera hubungi rumah sakit untuk berkonsultasi dengan dokter atau pusat rehabilitasi jika Anda atau
orang terdekat Anda menyalahgunakan NAPZA. Perlu diketahui bahwa menghilangkan
ketergantungan NAPZA membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, makin cepat mendapatkan
perawatan, peluang untuk sembuh juga makin besar.
Segera hubungi dokter jika merasa:

 Tidak bisa berhenti mengonsumsi NAPZA


 Terus mengonsumsi NAPZA meski sadar akan bahayanya
 Bertukar jarum suntik ketika menggunakan NAPZA
Diagnosis Penyalahgunaan NAPZA
Diagnosis penyalahgunaan NAPZA diawali dengan tanya jawab terkait gejala dan riwayat penggunaan
NAPZA, kemudian diikuti pemeriksaan fisik dan mental.
Dokter juga akan melakukan serangkaian tes, antara lain:

 Tes urine, untuk mendeteksi jenis NAPZA yang digunakan


 Tes hepatitis C dan HIV/AIDS, untuk mendeteksi kedua penyakit tersebut, khususnya bagi
pengguna NAPZA yang bertukar jarum suntik

Pengobatan Penyalahgunaan NAPZA


Indonesia memiliki sistem rehabilitasi yang dilaksanakan oleh Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL).
IPWL adalah lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk melaksanakan proses rehabilitasi. IPWL bisa
berupa puskesmas, rumah sakit, atau lembaga lain yang ditetapkan pemerintah.
Di Indonesia, rehabilitasi untuk pasien penyalahgunaan NAPZA terbagi dalam tiga tahap, yakni:

 Detoksifikasi
Dokter akan memeriksa kondisi pasien secara menyeluruh. Setelah itu, dokter akan memberi
obat yang bertujuan untuk mengurangi gejala putus obat (sakau).
 Rehabilitasi nonmedis
Dokter akan menyarankan pasien menjalani berbagai program, misalnya saling bercerita
dengan sesama pasien (therapeutic communities), metode 12 langkah, dan pendekatan
keagamaan.
 Bina lanjut
Dokter akan menyarankan pasien untuk ikut serta dalam kegiatan yang sesuai dengan
minatnya. Pasien dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja, tetapi tetap dalam pengawasan
terapis.
BAB IV
MENGENAL P5 DALAM KURIKULUM MERDEKA DAN MANFAATNYA

Adapun tahapan P5 diawali dengan memahami P5, kemudian menyiapkan ekosistem sekolah,
mendesain projek P5, mengelola P5, mendokumentasikan serta melaporkan hasil P5, dan yang terakhir
adalah evaluasi dan tindak lanjut P5.

Berikut penjelasan mengenai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagaimana dirangkum dari
artikel resmi milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)


P5 adalah projek yang akan menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai peserta didik dengan
kompetensi seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia.

Projek tersebut dilakukan dengan menanamkan karakter pada pribadi peserta didik berdasarkan nilai-
nilai pancasila.
Kompetensi P5 memperhatikan beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh, baik faktor internal
atau faktor eksternal. Adapun contoh faktor internal yang diperhatikan adalah ideologi, sementara
contoh dari faktor eksternal adalah tantangan di era digital.

P5 berupaya menjadikan peserta didik sebagai penerus bangsa yang unggul dan produktif. serta dapat
turut berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkesinambungan.

Visi Pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila.

Sementara Profil Pelajar Pancasila mendukung visi tersebut dengan menjadikan Pelajar Indonesia
sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila.

Prinsip P5
Berikut beberapa prinsip P5

1. Holistik
Adalah prinsip yang memandang segala sesuatu secara keseluruhan atau terpisah-pisah.

Kerangka berpikir holistik yang ditanamkan dalam P5 akan mendorong peserta didik untuk
mempelajari tema dan materi secara keseluruhan dan memahami persoalan secara mendalam.

Karenanya, setiap tema dalam P5 cenderung menjadi wadah dari berbagai perspektif dan konten
pengetahuan secara terpadu.

Prinsip holistik juga memotivasi peserta didik agar dapat melihat koneksi yang bermakna antar
komponen dalam pelaksanaan P5, seperti peserta didik, pendidik, dan sebagainya.

2. Kontekstual
Kontekstual adalah prinsip yang berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Prinsip ini memotivasi pendidik dan peserta didik agar dapat menjadikan lingkungan dan realitas
kehidupan sebagai bahan utama pembelajaran.

Satuan pendidikan berperan sebagai penyelenggara kegiatan projek profil harus membuka ruang dan
kesempatan bagi peserta didik untuk dapat bereksplorasi di luar lingkup satuan pendidikan.
3. Berpusat Pada Peserta Didik
Prinsip selanjutnya adalah prinsip yang menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang
aktif.

Dengan prinsip ini, diharapkan pendidik dapat mengurangi peran sebagai aktor utama dalam kegiatan
belajar mengajar.

P5 menjadikan pendidik sebagai fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi
peserta didik untuk bereksplorasi dari dorongan diri sendiri sesuai kondisi dan kemampuannya.

4. Eksploratif
Prinsip eksploratif adalah prinsip yang berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang bagi proses
pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur ataupun bebas.

P5 memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi peserta didik, alokasi waktu, dan
penyesuaian dengan tujuan pembelajaran.

Prinsip eksploratif juga berupaya mendorong peran P5 untuk menggenapkan dan menguatkan
kemampuan yang didapatkan peserta didik dalam peserta didikan intrakurikuler.

Manfaat P5
P5 memberikan ruang bagi seluruh anggota satuan pendidikan untuk dapat mempraktikkan profil
pelajar Pancasila. P5 memiliki manfaat yang berbeda-beda bagi setiap pihak.

Manfaat bagi Satuan Pendidikan:

Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan
keterlibatan masyarakat.

Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan
dan komunitas di sekitarnya.

Manfaat bagi Pendidik:

Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter
dan profil pelajar Pancasila.

Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.

Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari
mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.

Manfaat bagi Murid:

Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter
dan profil pelajar Pancasila.

Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.

Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari
mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.

Demikian penjelasan mengenai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), manfaat dan tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai