ࣰ ࣰ ࣰ
ۡ َ
ﻋليكُمۡ ش َِهيدا َ سو ُل
ُ ٱلر َ اس َويَك
ُون ﱠ ﱠ َ
ِ ﻋلﻰ ٱلن ۤ
َ ش َهدَا َء ۟ ُ ّ
ُ سطا ِلتَكُونواَ ۗ◌ َو َكذَ ٰ ِلكَ َجعَ ۡلنَ ٰـكُمۡ أ ُ ﱠمة َو
“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) “umat pertengahan” agar kamu menjadi
saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu” (QS.
Al- Baqarah: 143).
Bersikap moderat berarti tidak fanatik atau berlebih-lebihan apalagi sampai pada taraf fanatime buta
yang sampai mengkafirkan orang lain. Yang dimana dapat menyebabkan perpecahan bagi bangsa
Indonesia. salah satu strategi kebudayaan dalam merawat keindonesiaan yaitu dengan moderasi
beragama.
Menurut Dr. Joni Tapingku, M.Th, Rektor IAKN Toraja, dalam artikel opini "Moderasi
Beragama sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa", kata "moderasi" memiliki korelasi dengan beberapa
istilah. Dalam bahasa inggris sendiri, kata "moderasi" berasal dari kata moderation, yang berarti sikap
tidak berlebih-lebihan, sikap sedang. Jadi, ketika kata "moderasi" di gabung dengan kata "beragama",
menjadi "moderasi beragama".
Maka istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari keekstriman
dalam praktik beragama. Sikap moderat atau moderasi beragama itu adalah sikap dewasa yang baik dan
sangat diperlukan. Radikalisasi dan radikalisme, kekerasan dan kejahatan, termasuk ujaran kebencian
dan hoax, terutama atas nama agama merupakan sikap kekanak-kanakan, jahat dan memecah belah dan
termasuk sikap merusak kehidupan.
Moderasi beragama itu penting karena keragaman dalam hal beragama itu tidak mungkin dihilangkan.
Ide dasar dari moderasi adalah mencari persamaan dan bukan mempertajam perbedaan. Alasan mengapa
kita perlu ber-moderasi beragama itu yang pertama, moderasi beragama menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, tidak serta merta hanya mengangungkan nama Tuhan dan mengesampingkan nilai
kemanusiaan.
Kedua, agar peradaban manusia tidak musnah akibat konflik berlatar agama. Yang ketiga, khusus dalam
konteks Indonesia, moderasi beragama diperlukan sebagai strategi kebudayaan kita dalam merawat ke-
Indonesia-an, hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia yang heterogen, berbangsa-bangsa, dan
bersuku-suku.
Apakah moderasi beragama itu diperlukan di lingkungan sekolah? Jawabannya iya. Di era modern
sekarang ini penyebaran paham radikal di kalangan pelajar terus digencarkan oleh kelompok radikal,
terutama melalui media social. Apalagi di masa pandemic, pembelajaran harus dilakukan dengan metode
daring yang mana memudahkan pelajar dalam mengakses informasi internet, tidak terkecuali konten
berbau radikalisme.
Para pelajar juga dapat dijadikan regenerasi yang menjanjikan untuk terus beroperasinya gerakan
kelompok radikal terorisme. Hal ini terjadi seringkali dimulai dengan pemahaman yang dangkal
terhadap ajaran agama. Karena itu, penanaman dan pengembangan moderasi beragama sangat
penting sebagai cara pandang generasi millenial dalam memahami dan mendalami islam.
Sehingga mengajar itu agama tidak hanya membentuk keshalehan individu, tapi juga mampu
menjadikan paham agamanya sebagai instrument untuk menghargai umat agama lain.
Nah, sekarang kita masuk di bagian intinya, implementasi atau hal yang dapat dilakukan dalam
ber-moderasi beragama di lingkungan sekolah adalah sekolah perlu menerapkan beberapa aksi,
antara lain :
Kedua, untuk membangun rasa saling pengertian sejak dini antara peserta didik yang
mempunyai keyakinan keagamaan yang berbeda, maka sekolah harus berperan aktif mengadakan
dialog keagamaan atau dialog antar umat beragama yang tentunya tetap berada dalam bimbingan
guru-guru dalam sekolah tersebut. Dialog antar umat beragama semacam ini merupakan salah
satu upaya yang efektif agar peserta didik dapat membiasakan diri melakukan dialog dengan
penganut agama yang berbeda.
Ketiga, hal lain yang penting dalam penerapan moderasi beragama yaitu kurikulum dan
buku-buku pelajaran yang dipakai, diterapkan di sekolah sebaiknya kurikulum yang memuat
nilai-nilai pluralisme (ke-Bhinneka Tunggal Ika-an) dan toleransi beragama. Buku-buku agama
yang dipakai di sekolah juga sebaiknya buku-buku yang dapat membangun wacana serta
pemikiran peserta didik tentang pemahaman keberagaman yang inklusif dan moderat.
BAB II
LARANGAN BULLYING
Belakangan ini marak kasus bullying atau perundungan di kalangan pelajar dan remaja. Dalam
Islam, bullying merupakan perbuatan zolim yang dilarang. Hal itu dapat diketahui dalam
beberapa hadis Rasulullah ﷺyang berkaitan erat dengan persaudaraan muslim.
“Seorang Muslim adalah saudara dari sesama Muslim, jadi dia tidak boleh menindasnya, atau
mengecewakannya. Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan
memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka
Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Dan barangsiapa menutup (aib)
seorang Muslim, Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” (HR Al-Bukhari).
Hadits tentang persaudaraan Muslim itu diriwayatkan Abdullah bin Umar. Jelas, bahwa seorang
Muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Maka, mereka tidak boleh mendzalimi dan tidak
membuat saudaranya sakit hati.
Bullying merupakan perbuatan bejat dan tak bermoral. Sudah pasti Islam melarang perbuatan
tersebut. Berikut ayat Al-Quran dan hadis yang menjelaskan larangan perundungan.
Al-Hujurat ayat 11
ساءَ ّساء ِ ّمن ِن َ ِسﻰ أَن يَ ُكونُوا َخيْرا ً ِ ّم ْن ُه ْم َو َﻻ ن َ ﻋ َ يَا أَيﱡ َها الﱠذِينَ آ َمنُوا َﻻ يَ ْسخ َْر قَو ٌم ِ ّمن قَ ْو ٍم
ُ س
َوق َب ْﻌﺪ ُ ُاﻻ ْس ُم ْالف
ِ ﺲ َ ْب ِبﺌ ِ سﻰ أَن َي ُك ﱠن َخيْرا ً ِ ّم ْن ُه ﱠن َو َﻻ تَ ْل ِم ُزوا أَنفُ َس ُك ْم َو َﻻ تَنَا َب ُزوا ِب ْاﻷ َ ْلقَا َ َﻋ
ان َو َمن لﱠ ْم َيتُبْ فَأ ُ ْولَ ِﺌ َك هُ ُم ﱠ
َالظا ِل ُمون ِْ
ِ اﻹي َم
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain,
boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela
kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan
jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-
orang yang zalim”.
Al-Hujurat ayat 13
ارفُوا ِإ ﱠن أ َ ْﻛ َر َم ُك ْم ِﻋ ْنﺪَ اللﱠ ِه ُ اس ِإنﱠا َخلَ ْقنَا ُﻛ ْم ِم ْن ذَ َﻛ ٍر َوأ ُ ْنثَﻰ َو َج َﻌ ْلنَا ُﻛ ْم
َ ﺷﻌُوبًا َوقَ َبائِ َل ِلت َ َﻌ ُ َيا أَيﱡ َها النﱠ
ٌ ﻋ ِلي ٌم َخ ِب
ير َ َأَتْقَا ُﻛ ْم ِإ ﱠن اللﱠه
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
يك فَﻼَ ت ُ َﻌيِ ّْرهُ بِ َما ت َ ْﻌلَ ُم فِي ِه فَﺈِنﱠ َما َوبَا ُل ذَ ِل َك َﻋلَ ْي ِه
َ ِﻋي َﱠر َك بِ َما يَ ْﻌلَ ُم ف
َ ﺷت َ َم َك َو
َ َو ِإ ِن ْام ُر ٌؤ
“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada
padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya.
Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722)
ِ ّ ﻄ ُر ْال َح
ُ ق َوغ َْم
ِ ط النﱠ
اس َ َْال ِكب ُْر ب
“Sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim no. 91).
ﺖ َ ﻋلَﻰ َم ﱠكﺔَ فَقَا َل َم ِن ا ْست َ ْﻌ َم ْل َ ُﻋ َم ُر يَ ْست َ ْﻌ ِملُهُ َﻋ َم َر ِبﻌُ ْس َفانَ َو َﻛان ُ ﻰ َ ث لَ ِق
ِ ار ِ ﻋ ْب ِﺪ ْال َح
َ َأ َ ﱠن نَافِ َﻊ بْن
ﺖ َ قَا َل فَا ْست َ ْخلَ ْف. قَا َل َو َم ِن اب ُْن أَبْزَ ى قَا َل َم ْولًﻰ ِم ْن َم َوا ِلينَا.َﻋلَﻰ أ َ ْه ِل ْال َوادِى فَقَا َل ابْنَ أَبْزَ ى
ﻋ َم ُر أ َ َما ِإ ﱠن نَ ِبيﱠ ُك ْم
ُ قَا َل.ض ِ ﻋا ِل ٌم ِب ْالفَ َرا ِئ
َ ُﻋ ﱠز َو َج ﱠل َو ِإنﱠه َ ب اللﱠ ِه ِ ئ ِل ِكتَاٌ ارِ َﻋلَ ْي ِه ْم َم ْولًﻰ قَا َل ِإنﱠهُ ق
َ
« َض ُﻊ ِب ِه آخ َِرين َ ب أ َ ْق َوا ًما َو َي ِ قَ ْﺪ قَا َل » ِإ ﱠن اللﱠهَ َي ْرفَ ُﻊ ِب َهذَا ْال ِكتَا-ﺻلﻰ الله ﻋليه وسلم-
Dari Nafi’ bin ‘Abdil Harits, ia pernah bertemu dengan ‘Umar di ‘Usfaan. ‘Umar memerintahkan Nafi’
untuk mengurus Makkah. Umar pun bertanya, “Siapakah yang mengurus penduduk Al Wadi?” “Ibnu
Abza”, jawab Nafi’. Umar balik bertanya, “Siapakah Ibnu Abza?” “Ia adalah salah seorang bekas budak
dari budak-budak kami”, jawab Nafi’. Umar pun berkata, “Kenapa bisa kalian menyuruh bekas budak
untuk mengurus seperti itu?” Nafi’ menjawab, “Ia adalah seorang yang paham Kitabullah. Ia pun paham
ilmu faroidh (hukum waris).” ‘Umar pun berkata bahwa sesungguhnya Nabi kalian -shallallahu ‘alaihi
wa sallam- telah bersabda, “Sesungguhnya suatu kaum bisa dimuliakan oleh Allah lantaran kitab ini,
sebaliknya bisa dihinakan pula karenanya.” (HR. Muslim no. 817).
ظ ُر ِإلَﻰ قُلُو ِب ُك ْم َوأ َ ْﻋ َما ِل ُك ْم
ُ ﺻ َو ِر ُﻛ ْم َوأَ ْم َوا ِل ُك ْم َولَ ِك ْن َي ْن ُ ِإ ﱠن اللﱠهَ ﻻَ َي ْن
ُ ظ ُر ِإلَﻰ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan
amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564)
ُ ْﺲ ِب َخي ٍْر ِم ْن أ َ ْح َم َر َوﻻَ أ َ ْس َودَ إِﻻﱠ أ َ ْن تَ ْف
ضلَهُ ِبت َ ْق َوى ُ ا ْن
َ ظ ْر فَﺈِنﱠ َك لَي
“Lihatlah, engkau tidaklah akan baik dari orang yang berkulit merah atau berkulit hitam sampai engkau
mengungguli mereka dengan takwa.” (HR. Ahmad, 5: 158)
ش ِ ّر أ َ ْن َي ْح ِق َر أَخَاهُ ْال ُم ْس ِل َم
ئ ِمنَ ال ﱠ
ٍ ب ْام ِر
ِ ِب َح ْس
“Cukuplah seseorang berbuat keburukan jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim.” (HR.
Muslim).
َ اَ ْل ُم ْس ِل ُم َم ْن َس ِل َم ْال ُم ْس ِل ُمونَ ِم ْن ِل
سانِ ِه َويَﺪِه
“Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”
(HR. Bukhari).
َوقِتَالُهُ ُﻛ ْف ٌر،وق
ٌ سُ ُاب ْال ُم ْس ِل ِم ف
ُ ِس َب
“Mencela seorang muslim adalah kefasikan (dosa besar), dan memerangi mereka adalah
kekafiran.” (HR. Bukhari no. 48 dan Muslim no. 64)
ْ َما لَ ْم يَ ْﻌت َ ِﺪ ْال َم،ِئ
ظلُو ُم ِ ﱠان َما قَ َاﻻ فَ َﻌلَﻰ ْالبَاد
ِ ْال ُم ْستَب
“Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh keduanya itu,
dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai, selama orang yang dizalimi itu tidak melampaui
batas.” (HR. Muslim no. 2587 dan Abu Dawud no. 4894)
Dilansir dari Islamweb, hadits tersebut menjelaskan bahwa dua pria Muslim digambarkan sebagai
saudara karena keduanya berbagi kualitas menjadi Muslim. Ini berlaku kepada semua Muslim.
Melalui hadits tersebut dikatakan sesama Muslim diperintahkan menahan diri dari penindasan,
menganiaya, dan melukai Muslim lain. Sebagai saudara, Muslim justru harus saling mengingatkan dan
menyelamatkan saudaranya dari marabahaya.
Imam At-Tabrani menambahkan, sesama saudara dilarang meninggalkan saudaranya ketika tertimba
bencana. Ini sebagaimana disebutkan oleh Abu Hurairah, bahwa “Dia juga tidak boleh membencinya.”
Oleh karenan itu, seseorang dapat disebut telah melakukan kejahatan meski hanya karena dia
memandang rendah saudaranya sesama Muslim.
Di sisi lain, menurut Abu Hurairah, jika seorang muslim memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan
memenuhi kebutuhannya. Termasuk ketika muslim tersebut mendapatkan kesusahan, maka barangsiapa
yang membantu meringankan kesedihan, kecemasan yang mungkin menimpa saudara Muslim itu, Allah
juga akan meringankan kesedihannya.
Begitu juga ketika seseorang menutup aib saudaranya yang tidak bertentangan dengan hukum, maka
Allah akan membantu menutup aibnya di hari kiamat. Akan tetapi, apabila aib tersebut adalah suatu
perbuatan yang melanggar hukum, maka diizinkan baginya bersaksi kepada hakim dan menasihatinya.
Apa yang dilakukannya ini tidak dianggap sebagai bentuk fitnah yang melanggar hukum, ini adalah
saran wajib.
Hal ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi bahwa Abu Hurairah berkata, “Allah akan
menyaringnya di dunia dan di akhirat.”
Hadits ini dorongan untuk kerja sama, persahabatan yang baik dan keramahan. Ini menyoroti fakta
bahwa seseorang dihargai sesuai dengan tindakan ibadah yang dia tawarkan (yaitu seseorang menuai
apa yang dia tabur).
BAB III
PENCEGAHAN NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan obat-obatan golongan narkotika, psikotoprika, dan zat adiktif
yang tidak sesuai dengan fungsinya. Kondisi ini dapat menyebabkan kecanduan yang bisa merusak otak
hingga menimbulkan kematian.
Penyalahgunaan NAPZA terjadi akibat faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah rasa ingin
tahu yang kemudian mencoba dan menjadi kebiasaan. Sedangkan faktor eksternal bersumber dari
lingkungan yang tidak sehat atau berteman dengan pecandu NAPZA.
Di Indonesia, kalangan remaja merupakan kelompok yang rentan menyalahgunakan NAPZA. Menurut
Badan Narkotika Nasional (BNN), remaja rentan menggunakan NAPZA dalam jangka panjang.
Berdasarkan data yang dikeluarkan BNN pada tahun 2019, 28% (2,29 juta) remaja Indonesia diketahui
menggunakan NAPZA.
Menggunakan NAPZA terus-menerus, setiap hari atau bahkan beberapa kali dalam sehari
Menggunakan NAPZA guna mengalihkan pikiran yang mengganggu
Meningkatkan dosis NAPZA seiring berjalannya waktu, karena dosis yang digunakan lambat
laun akan terasa kurang
Memastikan bahwa NAPZA selalu tersedia
Melakukan apa pun guna mendapatkan atau membeli NAPZA, seperti menjual barang pribadi
hingga mencuri
Melalaikan tanggung jawab dalam bekerja dan cenderung mengurangi aktivitas sosial
Tetap menggunakan NAPZA meski sadar bahwa perilaku tersebut memberikan dampak buruk
pada aspek sosial dan psikologis
Melakukan aktivitas yang berbahaya atau merugikan orang lain ketika di bawah pengaruh
NAPZA
Menghabiskan banyak waktu untuk membeli, menggunakan, atau memulihkan diri dari efek
NAPZA
Mengalami kegagalan saat mencoba untuk berhenti menggunakan NAPZA
Ketika penderita telah mencapai fase kecanduan dan mencoba untuk menghentikan kebiasaan tersebut,
dia akan mengalami gejala putus obat atau sakau. Gejala putus obat tersebut bisa berbeda-beda,
tergantung tingkat keparahan kecanduan dan jenis NAPZA yang digunakan.
Apabila NAPZA yang digunakan adalah heroin dan morfin (opioid), maka gejalanya dapat berupa:
Hidung tersumbat
Gelisah
Keringat berlebih
Sulit tidur
Sering menguap
Nyeri otot
Setelah 1 hari atau lebih, gejala putus obat akan makin memburuk. Beberapa gejala yang dapat dialami
adalah:
Diare
Kram perut
Mual dan muntah
Tekanan darah tinggi
Sering merinding
Jantung berdebar
Penglihatan kabur atau buram
Sedangkan jika menggunakan NAPZA jenis kokain, maka gejala putus obat yang dapat muncul antara
lain:
Depresi
Gelisah
Tubuh terasa lelah
Rasa tidak enak badan
Nafsu makan meningkat
Mimpi buruk yang terasa sangat nyata
Lambat dalam beraktivitas
Fase kecanduan terhadap penyalahgunaan NAPZA yang terus dibiarkan berisiko menyebabkan
kematian akibat overdosis. Overdosis ditandai dengan keluhan berupa:
Detoksifikasi
Dokter akan memeriksa kondisi pasien secara menyeluruh. Setelah itu, dokter akan memberi
obat yang bertujuan untuk mengurangi gejala putus obat (sakau).
Rehabilitasi nonmedis
Dokter akan menyarankan pasien menjalani berbagai program, misalnya saling bercerita
dengan sesama pasien (therapeutic communities), metode 12 langkah, dan pendekatan
keagamaan.
Bina lanjut
Dokter akan menyarankan pasien untuk ikut serta dalam kegiatan yang sesuai dengan
minatnya. Pasien dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja, tetapi tetap dalam pengawasan
terapis.
BAB IV
MENGENAL P5 DALAM KURIKULUM MERDEKA DAN MANFAATNYA
Adapun tahapan P5 diawali dengan memahami P5, kemudian menyiapkan ekosistem sekolah,
mendesain projek P5, mengelola P5, mendokumentasikan serta melaporkan hasil P5, dan yang terakhir
adalah evaluasi dan tindak lanjut P5.
Berikut penjelasan mengenai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagaimana dirangkum dari
artikel resmi milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Projek tersebut dilakukan dengan menanamkan karakter pada pribadi peserta didik berdasarkan nilai-
nilai pancasila.
Kompetensi P5 memperhatikan beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh, baik faktor internal
atau faktor eksternal. Adapun contoh faktor internal yang diperhatikan adalah ideologi, sementara
contoh dari faktor eksternal adalah tantangan di era digital.
P5 berupaya menjadikan peserta didik sebagai penerus bangsa yang unggul dan produktif. serta dapat
turut berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkesinambungan.
Visi Pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila.
Sementara Profil Pelajar Pancasila mendukung visi tersebut dengan menjadikan Pelajar Indonesia
sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila.
Prinsip P5
Berikut beberapa prinsip P5
1. Holistik
Adalah prinsip yang memandang segala sesuatu secara keseluruhan atau terpisah-pisah.
Kerangka berpikir holistik yang ditanamkan dalam P5 akan mendorong peserta didik untuk
mempelajari tema dan materi secara keseluruhan dan memahami persoalan secara mendalam.
Karenanya, setiap tema dalam P5 cenderung menjadi wadah dari berbagai perspektif dan konten
pengetahuan secara terpadu.
Prinsip holistik juga memotivasi peserta didik agar dapat melihat koneksi yang bermakna antar
komponen dalam pelaksanaan P5, seperti peserta didik, pendidik, dan sebagainya.
2. Kontekstual
Kontekstual adalah prinsip yang berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip ini memotivasi pendidik dan peserta didik agar dapat menjadikan lingkungan dan realitas
kehidupan sebagai bahan utama pembelajaran.
Satuan pendidikan berperan sebagai penyelenggara kegiatan projek profil harus membuka ruang dan
kesempatan bagi peserta didik untuk dapat bereksplorasi di luar lingkup satuan pendidikan.
3. Berpusat Pada Peserta Didik
Prinsip selanjutnya adalah prinsip yang menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang
aktif.
Dengan prinsip ini, diharapkan pendidik dapat mengurangi peran sebagai aktor utama dalam kegiatan
belajar mengajar.
P5 menjadikan pendidik sebagai fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi
peserta didik untuk bereksplorasi dari dorongan diri sendiri sesuai kondisi dan kemampuannya.
4. Eksploratif
Prinsip eksploratif adalah prinsip yang berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang bagi proses
pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur ataupun bebas.
P5 memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi peserta didik, alokasi waktu, dan
penyesuaian dengan tujuan pembelajaran.
Prinsip eksploratif juga berupaya mendorong peran P5 untuk menggenapkan dan menguatkan
kemampuan yang didapatkan peserta didik dalam peserta didikan intrakurikuler.
Manfaat P5
P5 memberikan ruang bagi seluruh anggota satuan pendidikan untuk dapat mempraktikkan profil
pelajar Pancasila. P5 memiliki manfaat yang berbeda-beda bagi setiap pihak.
Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan
keterlibatan masyarakat.
Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan
dan komunitas di sekitarnya.
Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter
dan profil pelajar Pancasila.
Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari
mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter
dan profil pelajar Pancasila.
Merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.
Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari
mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
Demikian penjelasan mengenai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), manfaat dan tujuannya.