Anda di halaman 1dari 16

Pengalaman

Moderasi Beragama
di Nusantara ‫مرحبا‬
‫مرحبا‬
KELOMPOK 3 :
FIRISKI ASMI RAMADHAN (2341913020)
MOHAMMAD IRFAN (2341913003)
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keragaman budaya (Multikultural) merupakan pristiwa alami karena terjadinya
pertemuan antara berbagai budaya, berinteraksinya beragam individu dan kelompok
dengan membawa perilaku budaya, latar belakang, agama dan etnis yang saling
berinteraksi dalam komunitas Masyarakat Indonesia.

Dalam Masyarakat multikultural, interaksi sesama manusia cukup tinggi. Kesadaran dan
pemahaman tentang keragaman budaya (Multikultural) khususnya keragaman beragama
semakin dibutuhkan Masyarakat. Penyuluh agama sebagai pelayanan publik selayaknya
memiliki kompetensi dan melakukan gerakan moderasi untuk meningkatkan kedamaian
umat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka fokus kajian artikel ini adalah kesadaran dan
pemahaman tentang keragaman budaya, moderasi beragama, dan peran yang dimainkan
para penyuluh agama untuk membangun keharmonisan beragama pada Masyarakat
Indonesia yang multicultural.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman kajian teori multicultural (keragaman) bangsa Indonesia?
2. Bagaimana moderasi dalam keragaman Indonesia?
3. Bagaimana peran penyuluh agama?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kajian teori multicultural (keragaman) bangsa Indonesia.
2. Untuk mengetahui moderasi dalam keragaman Indonesia.
3. Untuk mengetahui peran penyuluh agama.
PEMBAHASAN
A
Multikultural (Keragaman) Bangsa Indonesia
Indonesia adalah bangsa yang memiliki sangat banyak keberagaman. Mulai dari
budaya, agama, suku, dan bahasa. Hal itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa dengan masyarakat multikultural. Jika dikelola dengan baik
keanekaragaman bisa menjadi anugrah bagi bangsa Indonesia, keanekaragaman juga
menjadi keunikan dan sebuah daya Tarik tersendiri yang membuat bangsa Indonesia
menjadi negara yang sering dikunjungi para turis. Namun keberagaman tersebut
juga bisa menjadi tantangan untuk kita, jika kita tidak bisa menyikapi itu dengan baik.
Bahkan scenario terburuknya kedamaian di Indonesia bisa terancam karena
perpecahan yang terjadi, yang disebabkan keanekaragaman tersebut.
Secara kebahasaan Multikulturalisme dapat kita artikan sebagai paham banyak kebudayaan.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai ideologi dan juga bisa dijadikan sebagai alat untuk
menuju derajat kemanusiaan tertinggi. Maka dari itu sangat penting melihat kebudayaan
secara fungsional dan secara operasional dalam pranata-pranata sosial.

Secara umum multikulturalisme dibagi menjadi 2, yaitu, multikulturalisme deskriptif dan


multikulturalisme normatif. Multikulturalisme deskriptif merupakan kenyataan sosial yang
mencerminkan adanya kemajemukan (pluralistik) . Sedangkan multikulturalisme normative
biasanya berkaitan dengan dasar-dasar moral, yaitu adanya ikatan moral dari para warga
dalam lingkup negara/ bangsa untuk melakukan sesuatu yang menjadi kesepakatan
Bersama. Sepertinya multikulturalisme normatif itulah tampaknya yang kini dikembangkan
di Indonesia.
Multikulturalisme masih memiliki relevansi dengan ajaran Islam antara lain
dalam toleransi, perdamaian dan keadilan.
a] Toleransi, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al Hujuurat: 13

‫ر‬ٞ‫َٰٓيَأُّيَها ٱلَّناُس ِإَّنا َخ َلۡق َٰن ُك م ِّم ن َذ َك ٖر َو ُأنَثٰى َو َجَع ۡل َٰن ُك ۡم ُش ُع وٗب ا َو َقَبٓاِئَل ِلَتَع اَر ُفٓو ْۚا ِإَّن َأۡك َر َم ُك ۡم ِع نَد ٱِهَّلل َأۡت َقٰى ُك ۚۡم ِإَّن ٱَهَّلل َع ِليٌم َخ ِبي‬

Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.

b] Perdamaian. Kata Islam berasal dari akar kata ”As-Salam” yang berarti perdamaian. Islam mengajarkan
umatnya untuk melakukan dan menyebarkan perdamaian di muka bumi. Dalam QS al-Baqarah [2] : 208,

‫ن‬ٞ‫ّو ُّم ِبي‬ٞ ‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ٱۡد ُخ ُلوْا ِفي ٱلِّس ۡل ِم َك ٓاَّفٗة َو اَل َتَّتِبُعوْا ُخ ُطَٰو ِت ٱلَّش ۡي َٰط ِۚن ِإَّن ۥُه َلُك ۡم َع ُد‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah
kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
c] Keadilan. Multikultural menekankan berlaku adil dalam memandang dan bersikap terhadap orang
atau kelompok lain. Al-Qur’an (Surat al-Maidah [5] : 8)

‫َش َٔ‍َناُن َقۡو ٍم َع َلٰٓى َأاَّل َتۡع ِد ُلوْۚا ٱۡع ِد ُلوْا ُهَو َأۡق َر ُب ِللَّتۡق َو ٰۖى َو ٱَّتُقوْا‬ ‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ُك وُنوْا َقَّٰو ِم يَن ِهَّلِل ُش َهَد ٓاَء ِبٱۡل ِقۡس ِۖط َو اَل َيۡج ِرَم َّنُك ۡم‬
‫ِبَم ا َتۡع َم ُلوَن‬ ‫ٱَۚهَّلل ِإَّن ٱَهَّلل َخ يُۢر‬
‫ِب‬

Artinya: ”Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil ”. Ayat ini menjelaskan ke kita untuk berlaku adil sekalipun terhadap orang atau
kelompok yang memusuhi kita. Berlaku adil maksudnya adalah hendaklah kita tetap berlaku ”obyektif”
terhadap mereka. Jika prinsip ini menjadi ruh kehidupan kita, maka kehidupan multi-kultural akan
dapat terwujud.
B
Moderasi Dalam Keragaman Indonesia
Moderasi beragama merupakan sebuah jalan tengah di tengah keberagaman agama di Indonesia. Moderasi
merupakan budaya Nusantara yang berjalan seiring berkembangya zaman, dan tidak saling menegaskan
antara agama dan kearifan lokal (local wisdom). Tidak saling mempertentangkan namun mencari
penyelesaian dengan toleran dan dengan kepala dingin.
Dalam pandangan islam Moderat bahwa mendahulukan sikap toleran dalam perbedaan. Keterbukaan
menerima keberagamaan (inklusivisme). Baik beragam dalam mazhab maupun beragam dalam beragama.
Perbedaan bukan menjadi halangan untuk menjalin kerja sama, dengan asas kemanusiaan. Meyakini agama
Islam yang paling benar, tidak berarti harus melecehkan agama orang lain. Sehingga akan terjadilah
persaudaraan dan persatuan antar agama.
Moderasi harus dipahami dan ditumbuh kembangkan sebagai komitmen bersama untuk menjaga
keseimbangan yang sempurna, di mana setiap warga masyarakat, apapun suku, etnis, budaya, agama,
dan pilihan politiknya, Masyarakat masih harus saling mendengarkan satu sama lain serta saling
belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan di antara mereka.

Maka dari itu, agama menjadi pedoman hidup dan solusi jalan tengah (the middle path) yang adil
dalam menghadapi masalah hidup dan kemasyarakatan, agama menjadi cara pandang dan pedoman
yang seimbang antara urusan dunia dan akhirat, akal dan hati, rasio dan norma, idealisme dan fakta,
serta individu dan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan tujuan agama diturunkan ke dunia ini agar
menjadi tuntunan hidup, agama diturunkan ke bumi untuk menjawab berbagai persoalan dunia, baik
dalam skala mikro maupun makro, keluarga (privat) maupun negara (publik).
C
Peran Penyuluh Agama
Peran penyuluh agama dalam masyarakat sangat penting karena sebagian masyarakat masih
memandang pentingnya sosok ideal sebagai figur atau pedoman dalam kehidupan masyarakat,
oleh karena itu penyuluh agama memiliki potensi untuk didudukkan sebagai figur atau tokoh
agama di masyarakat.
Para penyuluh dapat memposisikan diri untuk ikut ambil bagian dalam moderasi beragama,
yang menghadirkan kedamaian beragama pada setiap kegiatan penyuluhannya. Membangun
masyarakat yang toleran dan damai perlu dioptimalkan oleh para penyuluh melalui kegiatan
atau tahapan melakukan perencanaan kegiatan, mengorganisir kegiatan, melaksanakan kegiatan
serta melakukan monitoring untuk mengevaluasi program moderasi beragama.
Untuk menumbuhkan motivasi dan melakukan tindakan-tindakan membangun
kesadaran dan sikap moderasi beragama tersebut, penyuluh agama diharapkan
berfungsi sebagai :

1] informatif dan edukatif; penyuluh agama memposisikan dirinya sebagai juru dakwah yang
berkewajiban mendakwahkan ajaran agamanya, menyampaikan penerangan agama dan mendidik
masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai ajaran agama

2] Fungsi Konsultatif : penyuluh agama memposisikan dirinya untuk turut membantu memikirkan dan
memecah-kan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, baik secara pribadi, keluarga maupun
sebagai masyarakat umum.

3] Fungsi administratif: penyuluh agama juga memiliki tugas untuk merencanakan, melaporkan dan
mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan dan bimbingan yang telah dilakukannya.
PENUTUP
Kesimpulan Saran
Dalam kehidupan multikultural diperlukan pemahaman Wawasan multibudaya bagi masyarakat
dan kesadaran multibudaya yang menghargai perbedaan, Indonesia menjadi kebutuhan penting dalam
kemajemukan dan sekaligus kemauan berinteraksi membangun keharmonisan bangsa, sehingga perlu
dengan siapapun secara adil.
dilakukan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
Untuk menghadapi keragaman ada di dunia, maka
terhadap masyarakat.
diperlukan sikap moderasi, Sikap moderasi berupa
pengakuan atas keberadaan pihak lain, pemilikan sikap Moderasi beragama perlu ditumbuhkan
toleran, penghormatan atas perbedaan pendapat, dan melalui sarasehan/wadah diskusi, pengajian,
tidak memaksakan kehendak dengan cara kekerasan. maupun dialog kebangsaan, sehingga menjadi
Untuk mewujudkan keharmonisan dan kedamaian sikap bangsa Indonesia. Pemerintah, melalui
dalam Masyarakat Indonesia, diperlukan peran Kementerian Agama, Balai Diklat Keagamaan
pemerintah, tokoh masyarakat, dan para penyuluh bersama penyuluh agama dapat menjadi
agama untuk mensosialisasikan,menumbuhkembangkan
penggerak gerakan moderasi beragama ini
wawasan moderasi beragama.
TERIMA
KASIH
"Dunia ini hanya memiliki tiga hari: Hari kemarin, ia
telah pergi bersama dengan semua yang
menyertainya. Hari esok, kamu mungkin tak akan
pernah menemuinya. Hari ini, itulah yang kamu
miliki, maka beramal lah di hari ini.“
Hasan al Bashri

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.

‫وداعا‬

Anda mungkin juga menyukai