Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN PANCASILA DAN MODERASI BERAGAMA SEBAGAI

PEMERSATU BANGSA

MUSABAQOH KARYA TULIS ILMIAH KANDUNGAN AL QUR’AN

Disusun oleh:

Muhammad Khoiru Royyan

SMA NEGERI 1 BATANG

TAHUN AJARAN 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia merupakan negara dengan keberagaman yang berlatar belakang


dari suku bangsa, agama dan Bahasa. Secara holistik, Pandangam, Ideologi, dan
Falsafah bangsa Indonesia tercermin dalam sila-sila Pancasila. Sedangkan secara
eksplisit, hal tersebut tercantum dalam lambang negara yang bertuliskan
“Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu.1

Bangsa Indonesia dengan beraneka ragam suku, agama, dan ras


memerlukan tali pengikat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan agar tercipta
kehidupan yang harmonis di antara warga masyarakat. Tali pengikat Itu adalah
cita-cita, pandangan hidp yang di anggap ideal, dan sesuai dengan falsafah
bangsa.

Pancasila dan Moderasi Beragama saling berhubungan sebagai alat


pemersatu bangsa karena berisi cita-cita dan gambaran tentang nilai-nilai yang
akan di wujudkan bangsa ini untuk menjalin ukhuwah islamiyah dan ukhuwah
wathoniyah, yaitu untuk menyatukan semua perbedaan yang ada di Indonesia.

Sandya Mahendra,(Surakarta,)2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana peran pancasila sebagai pemersatu bangsa?
2. Bagaimana peran moderasi beragama sebagai pemersatu bangsa?
3. Bagaimana hubugan pancasila dan moderasi beragama sebagai
pemersatu bangsa?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui peran Pancasila sebagai pemersatu bangsa
2. Untuk mengetahui peran Moderasi Beragama sebagai pemersatu
bangsa
3. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dan Moderasi Beragama
sebagai pemersatu bangsa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran pancasila sebagai pemersatu bangsa


1. Pengertian Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa
Pengertian Pancasila Pancasila adalah dasar negara Indonesia, yang harus
didukung oleh semua warga negara dan rakyat Indonesia. Untuk pertama kalinya,
Pancasila dibentuk oleh para pendiri bangsa yang menciptakan fondasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sila ketiga Pancasila, yakni Sila Persatuan Indonesia. Artinya, bahwa
Pancasila sangat menekankan dan menjunjung tinggi persatuan bangsa. Hal ini
berarti, bahwa Pancasila juga menjadi alat pemersatu bangsa. Disebutnya sila
Persatuan Indonesia sekaligus juga menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia
memiliki perbedaanperbedaan. Apakah itu perbedaan bahasa (daerah), suku
bangsa, budaya, golongan kepentingan, politik, bahkan juga agama. Artinya,
bahwa para pemimpin bangsa, terutama mereka yang terlibat dalam penyusunan
dasar negara, sangat mengerti dan sekaligus juga sangat menghormati perbedaan
yang ada di dalam masyarakat Indonesia.

Mereka juga menyadari bahwa perbedaan sangat potensial menimbulkan


perpecahan bangsa, dan oleh sebab itu mereka juga sangat menyadari pentingnya
persatuan bagi bangsa Indonesia. Pencantuman Sila Persatuan bagi bangsa
Indonesia selain menyadari pentingnya persatuan bagi kelangsungan hidup
bangsa, juga menunjukkan adanya pemahaman bahwa perbedaan itu suatu realita
yang tidak mungkin dihilangkan oleh manusia. Perbedaan sesungguhnya adalah
suatu hikmah yang harus disukuri, dan bukan sesuatu yang harus diingkari.
Apalagi harus dihilangkan dari muka bumi ini.

Perbedaan adalah juga kodrati yang ada di mana-mana, di negara


manapun juga dan di bangsa manapun juga. Menyikapi realita semacam ini, jalan
keluarnya tidak dapat tidak adalah menjadikan perbedaan yang ada sebagai suatu
kekayaan yang justru harus dijunjung tinggi dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi, golongan maupun daerah. Dalam
wacana nasional maka barometer yang harus dijunjung tinggi adalah kepentingan
nasional, dan bukan kepentingan yang lebih kecil, lebih rendah, ataupun yang
lebih sempit.

Dengan kesadaran semacam ini, maka terlihat jelas bahwa persatuan


bangsa sesungguhnya nilai luhur yang seharusnya dijunjung tinggi oleh semua
umat manusia. Karena pada hakekatnya, perpecahan atau pertikaian justru akan
menghancurkan umat manusia itu sendiri. Seloka Bhineka tunggal Ika memang
sangat tepat untuk direnungkan kembali esensi dan kebenaran yang terkandung di
dalamnya. Karena pada hakekatnya semua bangsa, semua manusia 6 memerlukan
persatuan dan kerjasama di antara umat manusia.

Kerjsama butuh persatuan, dan persatuan butuh perdamaian. Oleh sebab


itu perpecahan sebagai lawan dari persatuan mutlak perlu dihindari dan
disingkirkan dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari
penjelasan ini, kita semakin tahu dan sadar, bahwa Sila Persatuan Indonesia
sangat tepat dicantumkan dalam dasar negara, mengingat kebenaran dan
kebutuhan yang dihadapi oleh seluruh umat manusia.2

Fungsi pancasila :

a. pancasila sebagai dasar dasar ideologi

Sebagai dasar ideologi untuk mengatur kehidupan berbangsa. deologi bangsa


(rechtsidee) merupakan sekumpulan nilai luhur yang yakini oleh segenap
bangsa akan kebenarannya dan dengan nilai tersebut segala cita-cita bangsa,
bukan merupakan cita-cita individu maupun kelompok agar mudah untuk
dicapai.

b. Pancasila sebagai pandangan hidup

Pandangan hidup memiliki fungsi sebagai dasar atau acuan untuk


mengatur kehidupan baik individu antar individu, individu antar
2
Rachmat Susatyo,(PancasilaSebagaiPemersatuBangsa) WORKSHOP KESEJARAHAN
kelompok, kelompok antar individu, dan kelompok antar kelompok.

c. Pancasila sebagai pemersatu bangsa

Pancasila lahir dari jiwa bangsa Indonesia dengan segala perbedaan yang
ada. Persatuan menjadi sendi kehidupan yang damai sejahtera ditengah lautan
keberagaman nusantara. Tanpa adanya suatu persatuan maka negara dan bangsa
akan mudah hancur dalam kurun waktu yang singkat.
B. Peran Moderasi Beragama segai pemersatu bangsa
1. Pengertian Moderasi Beragama
Kata moderasi dalam bahasa Arab diartikan “alwasathiyyah”.
Secara bahasa “al-wasathiyyah” berasal dari kata “wasath”). Al-
Asfahaniy mendefenisikan “wasathan” dengan “sawa’un” yaitu
tengah-tengah diantara dua batas, atau dengan keadilan, yangtengah-
tengan atau yang standar atau yang biasabiasa saja. Wasathan juga
bermakna menjaga dari bersikap tanpa kompromi bahkan meninggalkan
garis kebenaran agama.
Kata “al-wasathiyyah” berakar pada kata “alwasth” (dengan huruf
sin yang di-sukun-kan) dan“al-wasth” (dengan huruf sin yang di-fathah-
kan) yang keduanya merupakan mashdar (infinitife) dari kata kerja
(verb) “wasatha”. Selain itu katawasathiyyah juga seringkali
disinonimkan dengankata “al-iqtishad” dengan pola subjeknya
“almuqtashid”. Namun, secara aplikatif kata “wasathiyyah” lebih
populer digunakan untuk menunjukkan sebuah paradigma berpikir
paripurna, khususnya yang berkaitan dengan sikap beragama dalam
Islam.
Pertama, pilar keadilan, pilar ini sangat utama, beberapa makna
keadilan yang dipaparkan adalah: pertama, adil dalam arti “sama” yakni
persamaan dalam hak. Seseorang yang berjalan lurus dan sikapnya
selalu menggunakan ukuran yang sama,bukan ukuran ganda. Persamaan
itulah yang menjadikan seseorang yang adil tidak berpihakkepada salah
seorang yang berselisih. Adil jugaberarti penempatan sesuatu pada
tempat yang semestinya. Ini mengantar pada persamaan, walau dalam
ukuran kuantitas boleh jadi tidak sama.Adiladalah memberikan kepada
pemilik hak-haknya melalui jalan yang terdekat. Ini bukan menuntut
seseorang memberikan haknya kepada pihak lain tanpa menunda-
nunda. Adil juga berarti moderasi ‘tidak mengurangi tidak juga
melebihkan”.
Kedua, pilar keseimbangan. Menurut Quraish Shihab,
keseimbangan ditemukan pada suatu kelompok yang di dalamnya
terdapat beragam bagian yang menuju satu tujuan tertentu, selama
syarat dan kadar tertentu terpenuhi oleh setiap bagian. Dengan
terhimpunnya syarat ini, kelompok itu dapat bertahan dan berjalan
memenuhi tujuan kehadirannya. Keseimbangan tidak mengharuskan
persamaan kadar dan syarat bagi semua bagian unit agar seimbang. Bisa
saja satu bagian berukuran kecil atau besar, sedangkan kecil dan
besarnya ditentukan oleh fungsi yang diharapkan darinya.

2. Prinsip dan fungsi moderasi beragama:


a. Tawassuth (mengambil jalan tengah), yaitu pemahaman dan
pengamalan yang tidak ifrath (berlebih-lebihan dalam beragama)
dan tafrith (mengurangi ajaran agama).
d. Tawazun (berkeseimbangan), yaitu pemahaman dan pengamalan
agama secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik
duniawi maupun ukhrawi, tegas dalam menyatakan prinsip yang
dapat membedakan antara inhira,(penyimpangan,) dan ikhtilaf
(perbedaan).
e. I’tidâl (lurus dan tegas), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya
dan melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara
proporsional.
f. Tasamuh (toleransi), yaitu mengakui dan menghormati perbedaan,
baik dalam aspek keagamaan dan berbagai aspek kehidupan lainnya.
Musawah (egaliter), yaitu tidak bersikap diskriminatif pada yang
lain disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul
seseorang.
g. Syura (musyawarah), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan
jalan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan prinsip
menempatkan kemaslahatan di atas segalanya.
h. Ishlah (reformasi), yaitu mengutamakan prinsip reformatif untuk
mencapai keadaan lebih baik yang mengakomodasi perubahan dan
kemajuan zaman dengan berpijak pada kemaslahatan umum
(mashlahah ‘ammah) dengan tetap
i. berpegang pada prinsip al-muhafazhah ‘ala alqadimial-shalih wa al-
akhdzu bi al-jadidi alashlah (melestarikan tradisi lama yang masih
relevan, dan menerapkan hal-hal baru yang lebih relevan).
j. Aulawiyah (mendahulukan yang prioritas), yaitu kemampuan
mengidentifikasi hal ihwal yang lebih penting harus diutamakan
untuk diterapkan dibandingkan dengan yang kepentingannya lebih
rendah.
k. Tathawwur wa Ibtikar (dinamis dan inovatif), yaitu selalu terbuka
untuk melakukan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik.
Demikianlah konsep yang ditawarkan oleh Islam tentang moderasi
beragama di Indonesia, sehingga konsep tersebut diharapkan mampu
untuk diterapkan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Sehingga dengan konsep moderasi ini akan membawa Indonesia ke
arah yang lebih baik, tidak ada diskriminasi dalam keberagaman

C. Hubungan Pancasila dan Moderasi Beragama sebagai pemersatu bangsa

Bagian pancasila sila yang sila 1 yang pada awalnya piagam jakarta,
masyarakat timur menolak dengan alasan karena mayoritas masyarakat
Indonesia yang ikut berjuang melawan penjajah tidak beragama islam dan
adanya perbedaan keberagaman dengan landasan sila yang ke 3 dengan bunyi
persatuan Indonesia agar tidak terpecah belah.
Pasal 28 E Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya.
Dari salah satu prinsip moderasi beragama Tasamuh (toleransi), yaitu
mengakui dan menghormati perbedaan, baik dalam aspek keagamaan dan
berbagai aspek kehidupan lainnya. Musawah (egaliter), yaitu tidak bersikap
diskriminatif pada yang lain disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi dan asal
usul seseorang.
Jadi pancasila dan moderasi beragama saling berhubungan satu sama lain
agar tidak terpecah belahnya Indonesia
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengertian Pancasila adalah dasar negara Indonesia, yang harus didukung


oleh semua warga negara dan rakyat Indonesia. Untuk pertama kalinya, Pancasila
dibentuk oleh para pendiri bangsa yang menciptakan fondasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Serta dalam sila yang pertama Ketuhan Yang Maha Esa
mempunyai filosofi yaitu karena Indonesia memiliki banyak keberagaman mulai
dari agama, suku, ras, dan budaya oleh karena itu di ambillah sila yang pertama
itu agar tidak terjadi perselisihan dan untuk mempersatukan Indonesia.
, moderasi beragama di Indonesia yang sangat terlihat adalah umat Islam.
Pengertian Moderasi beragama dalam konteks umat Islam kemudian disebut Islam
Wasathiyah.  Kondisi moderasi beragama di Indonesia saat ini sudah mapan
dengan adanya Islam Wasathiyah. Artinya, dalam memahami agama tidak banyak
masyarakat Indonesia yang ekstrem kanan ataupun yang ekstrem kiri.
Hubungan pancasila dan moderasi beragama saling berhubungan dan
berjalan secara bersamaan untuk menjalin ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah
islamiyah.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, A.L. (2022). Eksistensi Pancasila Sebagai Simbol Pemersatu


Multikultural Bangsa. Jurnal Citizenship Virtues,2(1), 223-230

Moderasi Beragama Menurut Para Ahli - iqra.id

Putri,Nimadeanggiarliana. Peran Penting Moderasi Beragama Dalam Menjaga


Kebinekaan Bangsa Indonesia. Palangkaraya. IHN

https://prosiding.iahntp.ac.id/index.php/seminar-nasional/article/view/179

HUBUNGAN PACASILA DAN MODERASI BERAGAMA SEBAGAI


PEMERSATU - Google Cendekia

Brata Ida Bagus, Lahirnya pancasila sebagai pemersatu bangsa. Denpasar. Jurnal
Santiaji Pendidikan,Volume7, Nomor1 Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai