Anda di halaman 1dari 4

ESSAI

“MODERASI BERAGAMA DAN PANCASILA”

Muhamad Fajar Gumilang


Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
IAIN Syekh Nurjati Cirebon

A. Latar Belakang
Moderasi beragama adalah bagian dari strategi bangsa ini dalam merawat
Indonesia.Sebagai bangsa yang sangat beragam, sejak awal para pendiri bangsa sudah
berhasilmewariskan satu bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara, yakni Negara
KesatuanRepublik Indonesia, yang telah nyata berhasil menyatukan semua kelompok agama,
etnis,bahasa, dan budaya. (KEMENAG RI : 2019: 23)

Fenomena moderasi bukan hanya sekedar kepentingan dan tanggung jawab


individu,melainkan juga kepentingan dan tanggung jawab setiap kelompok, masyarakat dan
negara.Keberagaman yang ada di Indonesia banyak melahirkan pengetahuan yang
bersifatkomprehensif. Sehingga perlu adanya sikap moderat dari pelbagai komponen
masyarakatdalam menjalankan kehidupan sosial yang harmonis. Sebagai manusia yang
memiliki jiwasosial berperan aktif untuk saling melengkapi keberagaman menjadi suatu
kesatuan yang utuh.Layaknya Pancasila yaitu bhineka tunggal ika, berbeda tetap satu.

Namun dalam hal menyikapi keberagaman harus di sikapi secara obyektif


danuniversal. Sehingga tidak ada perbedaan yang nampak jelas saling berlawanan.

B. Isi

Moderasi beragama merupakan cara beragama seseorang dengan mengambil


jalantengah di antara dua kutub yang ekstream terhadap ajaran agama yang di yakini.
SedangkanModerasi Pancasila adalah mengambil sikap dalam menjalani kehidupan
bernegara denganberlandaskan nilai-nilai Pancasila sesuai keadaan masyarakat.

Dalam pandangan Islam moderasi sama pengertiannya dengan Al wasathiyyah Berasaldari


kata wasath. Ibnu Asyur mendefinisikan kata wasath adalah Nilai-nilai Islam yangdibangun
atas dasar pola pikir yang lurus dan pertengahan, tidak berlebihan dalam hal tertentu.

Persoalan yang terdapat di Indonesia sering di jumpai tentang masalah


perbedaankeberagaman yang timbul di masyarakat. Mulai dari perbedaan pemahaman agama,
sosial,ekonomi serta gaya hidup menjadi sebuah sumber pengetahuan yang harus segera
ditemukanakar permasalahannya. Bila di lihat dari pelbagai aspek keberagaman, seharusnya
dapatmelahirkan pandangan yang lebih luas dan terbuka untuk menelaah hal itu.Penulis
mengungkapkan sebagian cara pandang masyarakat terhadap pemahamanagama masih
terdapat sebuah fanatisme dalam menginterpretasikan teks tanpa melihat kontekskeadaan dan
kebutuhan masyarakat yang relatif majemuk, sehingga perkembangan zaman Yang lambat
laun selalu berubah menuntut kita untuk dapat berasimilasi dengan perkembanganzaman
demi mewujudkan kemaslahatan.

Bila kita melihat historis dalam bukunya,Sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17


Agustus1945, Bung Hatta menceritakan tekanan kaum Kristen kepada negara RI, jika tujuh
kata(Dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya) tidak dihapus
dari UUD 1945, maka golongan Protestan dan Katolik lebih suka berdiri di luar
Republik.”(Dikutipdari Endang Saifuddin Anshari,Piagam Jakarta 22 Juni 1945: Sebuah
Konsensus NasionalTentang Dasar Negara Republik Indonesia(1945-1949), (Jakarta: GIP,
1997)).

Mereka memandang sebagai diskriminasi terhadap golongan minoritas. Hal itu


kemudianmenjadi kontroversi bahwa dasar negara Pancasila akan di ubah menjadi dasar
negara Islamkarena memberikan hak penuh kepada umat Islam dalam bernegara. Dari segi
historis memangbagi umat islam mempunyai kedudukan penting dalam perjalanan bangsa
Indonesia hinggamerdeka. Maka tidak heran bila Piagam Jakarta dan pembukaan UUD 1945
berisikan tentangkewajiban menjalankan syariat Islam.
Dalam permasalahan seperti ini sikap moderat sangat penting di implementasikan
padakalangan umat beragama agar tidak timbul perselisihan yang dapat membuat umat
terpecahbelah hanya karena perbedaan interpretasi teks. Para ulama Indonesia sudah cukup
bijaksanadan konsisten dalam menanggapi permasalahan tersebut. Dengan memandang
aspekkeagamaan dan kebutuhan sosial untuk kemaslahatan bersama demi mewujudkan
negarakesatuan yang berlandaskan kepada nilai Ketuhanan dan Pancasila. Kemudian tujuh
katatersebut di ubah menjadi “KetuhananYang Maha Esa” saja. Dengan demikian sejarah
telahmembuktikan betapa besar toleransi ummat Islam terhadap Negara dan Bangsa.

Memandang perbedaan menjadi suatu keberagaman yang unik dalam beragama


danbernegara dengan melihat kebutuhan dan kondisi masyarakat, bukan untuk
diperdebatkandengan argument kefanatikan yang dapat menimbulkan perpecahan seperti
adanya perbedaanpersepsi dalam menginterpretasikan teks dan konteks . Karena di kalangan
masyarakat masihsering ditemukan kelompok awam, di khawatirkan ketika dihadapkan pada
perbedaan pendapatkemudian menimbulkan perselisihan yang membuat mereka salah paham
terhadap maknaPancasila dengan Agama.

Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara Republik Indonesia bukanlah agama,
tidakdapat menggantikan agama dan tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan
kedudukanagama. (Jakarta: LP3ES, 2009). Agama mengkontribusikan nilai nya kepada
Pancasila untuk mempersatukan seluruh bangsa menjadi kesatuan yang utuh dengan
berlandaskan nilai yangluhur merupakan sebuah refleksi adanya moderasi antara Agama dan
Pancasila. MakaPancasila memberikan akomodasi kepada pemeluk Agama berupa jaminan
dan perlindungandalam menjalankan perintah Agama sesuai kepercayaan masing-masing.

C. Penutup

Inti dari moderasi beragama dan pancasila adalah mengambil sikap adil,
berimbangdengan memandang keadaan dan kebutuhan masyarakat secara obyektif dan
universal. Sesuaiilmu pengetahuan yang mendasar serta menanamkan komitmen dan
sikap kearifan lokalterhadap perbedaan agar meminimalisirkan perselisihan antara umat
beragama.Dengan adanya kemajemukan di Indonesia berarti membutuhkan suatu
landasan yangbisa menyatukan pelbagai keragaman. Yaitu dengan memadukan
pemahaman Agama danPancasila dalam kehidupan sehari-hari mengakomodasikan
kepada pemeluk agama denganmemberikan jaminan dan perlindungan dari negara untuk
menjalankan perintah agama sesuaikeyakinan.Sebagai dasar dan fondasi negara
Indonesia, Pancasila menjadi sumber segala danperaturan ketatanegaraan Indonesia.
Pancasila menjiwai seluruh peraturan yang disusun untukmengatasi dan menyalurkan
persoalan-persoalan yang timbul sehubungan denganpenyelenggaraan dan perkembangan
bangsa. Sedangkan Agama menjadi sumber segala petunjuk kehidupan yang menjiwai
setiap pemeluknya untuk hidup rukun beragama dan bernegara membangun relasi yang
baik bagi setiap bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

1.HUsaini, Adian. “75 Tahun PiagamJakarta”.

(http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/75-tahun-piagam- jakarta). Diakses


pada18 Agustus 2020 jam 16.00 WIB.

2.Misrawi, Zuhairi. 2010. Hadratussyaikh Hasyim Asy’Ari Moderasi, Keumatan, Dan


Kebangsaan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

3.Kementerian Agama RI. 2019. Tanya Jawab Moderasi Beragama. Jakarta: BadanLitbang
dan Diklat Kementerian Agama RI.

4.Warsidi, Edi. 2018. “Pancasila dalam Kehidupan Bernegara”. Surakarta: Sinergi Prima
Magna.

Anda mungkin juga menyukai