NPM : 152858
Tugas: UAS
Mata Kuliah: Perbandingan Agama
ABSTRAK
Pancasila adalah ideologi dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Pancasila lahir dari
kesepakatan politik, budaya dan agama. Jadi pancasila itu sifatnya ideal paripurna, tidak bisa
ditawar-tawar lagi. Keberadaan pancasila memberikan nilai mengenai pentingnya keragaman
di Indonesia. Keragaman agama terutama mesti disikapi dengan terbuka, saling toleran dan
menjaga kerukunan.
Dalam konsep pluralisme agama (toleransi) mestinya yang paling utama adalah
mengedepankan kepentingan sosial-kemasyarakatan, bukan berdasar keyakinan. Dengan
demikian pancasila mestinya menjadi landasan teologis bagi agama-agama, tujuannya untuk
menjaga sikap saling menghargai perbedaan, menjaga kesantunan dan keramahan dalam
kehidupan sosial keagamaan. Selain itu, dengan kesadaran beragama serta berpancasila visi
kebangsaan akan tewujud secara kolektif melibatkan semua elemen bangsa.
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, baik dari sisi budaya, etnis, bahasa, dan
agama. Dari sisi agama, di negara ini hidup berbagai agama besar di dunia, yaitu Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Kemajemukan agama tersebut pada satu sisi
menjadi modal kekayaan budaya dan memberikan keuntungan bagi bangsa Indonesia karena
dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi yang sangat kaya bagi proses konsolidasi demokrasi
di Indonesia.
Namun, pada sisi lain, kemajemukan bisa pula berpotensi mencuatkan social conflict
antarumat beragama yang bisa mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), terutama bila kemajemukan tersebut tidak disikapi dan dikelola secara baik. Dalam
konteks kemajemukan agama di Indonesia tersebut, maka toleransi beragama dalam
pengertian kesediaan umat beragama hidup berdampingan secara damai dengan penganut
agama lain merupakan isu penting dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Toleransi merupakan elemen dasar yang dibutuhkan untuk menumbuhkembangkan
sikap saling memahami dan menghargai perbedaan yang ada, serta menjadi entry point bagi
terwujudnya suasana dialog dan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat. Agar tidak
terjadi konflik antarumat beragama, toleransi harus menjadi kesadaran kolektif seluruh
kelompok masyarakat, dari tingkat anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua, baik pelajar,
pegawai, birokrat maupun mahasiswa. Lebih dari itu, prinsip-prinsip toleransi harus betul-
betul bekerja mengatur perikehidupan masyarakat secara efektif.
Agama merupakan hak yang paling asasi diantara hak asasi lainnya. Karena kebebasan
beragama langsung bersumber dari Tuhan. Untuk itu, sikap toleransi perlu ditumbuhkan dalam
diri warga Negara Indonesia. Untuk itu pembinaan toleransi antar umat beragama perlu
diterapkan sejak dini supaya generasi-generasi muda mampu menanamkan nilai-nilai toleransi
sejak dini pula.
PEMBAHASAN
c. Ekumenis
Isi ajaran serta penganutnya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsur-
unsur kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri.
Contoh Anda dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi
berbeda aliran atau paham.
Dalam kehidupan beragama sikap toleransi ini sangatlah dibutuhkan, karena dengan
sikap toleransi ini kehidupan antar umat beragama dapat tetap berlangsung dengan tetap saling
menghargai dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing. Mengingat pentingnya
toleransi, maka toleransi harus diajarkan kepada anak-anak baik dilingkungan formal maupun
lingkungan informal. Di lingkungan formal contohnya siswa dapat dibekali tentang nilai-nilai
yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama melalui bidang studi Agama,
Kewarganegaraan, ataupun melalui aspek pengembangan diri seperti Pramuka, PMR, OSIS,
dll. Hal yang sama dapat juga dilakukan di lingkungan informal oleh orang tua kepada anak-
anaknya melalui pengajaran nilai-nilai yang diajarkan sedini mungkin di rumah.
Ada beberapa manfaat yang akan kita dapatkan dengan menanamkan sikap toleransi,
manfaat tersebut adalah:
1. hidup bermasyarakat akan lebih tentram
2. persatuan, bangsa Indonesia, akan terwujud
3. pembangunan Negara akan lebih mudah
Indonesia jaman sekarang terutama di daerah jawa toleransi antar umat beragama sangat
terlihat jelas, misalanya saja ketika nasrani merayakan natal penduduk yang beragama muslim
pasti ikut merayakan dengan bersilahturahmi dengan tetangga-tetangga dan saudara-saudara
walaupun tidak sama keyakinan. Begitu juga sebaliknya ketika umat muslim merayakan idul
fitri umat nasarani pun ikut merayakan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa masyarakat
Indonesia terutama di daerah-daerah tertentu masih sangat menanamkan toleransi antar umat
beragama sebagai warga Indonesia.
Kesimpulan
Teologi pancasila merupakan representasi masyarakat Indonesia yang multietnis,
multikultural dan multi-agama. Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara menjadi acuan
nilai bagi kerukunan dan toleransi antar pemeluk agama. Prinsi-prinsip pancasila, yakni
berketuhanan, berkemanusiaan, berkebangsaan, berdemokrasi, dan berkeadilan sosial, mesti
menjadi visi bersama bagi tiap sendi kehidupan berbangsa. Melalui nilai-nilai tersebut dengan
mudah akan terjalin kehidupan harmoni agama, politik, sosial, budaya, dan juga ekonomi.
Mengingat Indonesia memiliki keragaman agama dan budaya, pancasila adalah jalan
kunci bagi terbangunnya stabilitas nasional. Adapun munculnya aksi teror dan radikalisme
agama adalah karena mulai pudar dan rapuhnya ideologi pancasila. Untuk itu pancasila harus
dikuatkan sebagai mentalitas kehidupan berbangsa. Termasuk dalam kehidupan beragama,
pancasila harus menjadi landasan teologis, sehingga kehidupan umat beragama dapat terwujud
dengan tidak ada saling klaim tuduh salah benar, dan sebagainya
Sumber:
Dewantara, A. W. (2015). Pancasila Sebagai Pondasi Pendidikan Agama Di Indonesia. CIVIS, 5(1/Januari).
Dewantara, A. (2018). Pancasila Dan Multikulturalisme Indonesia.
Kusnadi, H. (2018). Filosofi Gotong Royong Dan Relevansinya Terhadap Konflik Antar Umat Beragama Di Indonesia.