Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas diskusi
yang diberikan bapak dosen yang bernama hasbullah,M. Pd.I pada mata kuliah agama islam. Selain itu
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang kerukunan antar umat
beragama
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh
karna itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam
makalah ini.
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A…latar belakang masalah
B…rumusan masalah
C…tujuan pembahasan
BAB 11 PEMBAHASAN
A…pengertian kerukunan antar umat beragama
B…jenis-jenis kerukunan
C…kendala terjadinya kerukunan antar umat beragama
D…cara mengatasi masalah kerukunan antar umat beragama
BAB 111 PENUTUP
A…kesimpulan
B…saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN
Istilah kerukanan umat beragama identic dengan istilah toleransi. Istilah toleransi menunjukkan pada arti
saling memahami,saling mengerti, dan saling membuka diri dalam bingkai persaudaraan.
Islam menjujung tinggi toleransi Maka kerukunan dan toleransi adalah sesuatu yang ideal dan
didambakan oleh masyarakat manusia. Tolerasi bukan mengakui semua agama sama,apalagi
membenarkan tata cara ibadah umat agama lain. Tidak ada toleransi dalam hal akidah dan ibadah. Karena
sesungguhnya bagi orang islam agama yang diridhoi disisi allah hanyalah islam
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pluratis penduduk yang cukup tinggi. Pluralitas
suku,etnis, budaya dan agama, untuk itu diperlukan adanya rasa toleransi antara suku,etnis,budaya dan
agama tersebut, demi menghindari terjadinya konflik yang mengarah pada tindak kekerasan. Di Indonesia
rasa toleransi beragama masih sangat minim. Hal ini didukung dengan hadirnya fakta munculnya
permasalahan-permasalahan yang ikuti dengan anarkisme atau kekerasan yang mengatas namakan agama.
Hal ini jelassangat menghawatirkan bagi integritas bangsa Indonesia sendiri.

A. Latar belakang masalah


Agama merupakan suatu ciri kehidupan social manusia yang bersipat universal,dalam arti bahwa
semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dalam pola-pola perilaku yang memenuhi syarat
untuk disebut “agama”{religious}.Ellis tokoh terapi kognitif behavioral menulis dalam journanl
of counseling and clinical psychology terbitan tahun 1980. Agama yang dogmatis,ortodoks dan
taat bertoleransi sangat signifikan dengan gangguan emosional.
Agama merupakan salah satu bidang yang tidak dapat terpisahkan dalam perikehidupan susila
manusia,hidup beragama sudah menjadi kewajiban erat bagaikan hubungan hidup dengan udara
melalui ajaran-ajaran agama orang dituntun untuk mengenal asas ketuhanan,mengerti ketuhanan
dan melaksanakan hidup sesuai norma-norma ketuhanan tidak terhitung banyaknya harta dan
tenaga telah dikerahan untuk keperluan agama demi tujuan satu agar semua manusia menuntut
hidup berketuhanan.
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan
hidup di negeri ini.seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak
tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni,tapi juga termasuk agama.
Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang multikultural .multikultural Masyarakat
Indonesia tidak saja karena keanekaragaman suku,budaya,bahsa,ras,tapi juga dalam hal agama.
Agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam,Kristen
protestan,katolik,hindu,Buddha,dan Kong Hu Chu. Dari berbagai agama yang dianut terdapat
berbagai macam perbedaan,perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bias
menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu
sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian,hidup saling menghormati,dan saling tolong
menolong.
Kerukunan yang berpegang kepada prinsip masing-masing agama menjadi setiap golongan
terbuka,sehingga memungkinkan dan memudahkan untuk saling berhubungan.bila anggota dari
suatu golongan umat beragama telah berhubungan baik dengan anggota dari golongan agama-
agama lain,akan terbuka kemungkinan untuk mengembangkan hubungan dalam berbagai bentuk
kerja sama dalam bermasyarakat dan bernegara.

B. Rumusan Masalah

Anda mungkin juga menyukai