Anda di halaman 1dari 15

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

MAKALAH

Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Pendidikan


Agama Islam

Disusun oleh :

Hardiansyah (2188203031)

Ramadhoni (21882030006)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NURUL HUDA SUKARAJA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis dalam menyelesaikan
Makalah Bahasa Indonesia ini tepat pada waktunya.

Adapun materi yang diuraikan dalam makalah ini diperoleh dari mata kuliah
yang berhubungan dengan Teknik Sipil dan buku penunjang lainnya serta data-
data selama ini menjelaskan tentang Kerukunan Antar Umat Beragama.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kerukunan
2.2 Pengertian Kerukunan antar Umat Beragama
2.3 Jenis-jenis Kerukunan antar Umat Beragama
2.4 Ukhuwah
2.5 Manfaat Kerukunan antar Umat Beragama
2.6 Kendala-kendala
2.7 Solusi masalah antar Umat Beragama
2.8 Cara menjaga kerukunan antar Umat Beragama

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga negaranya
memilih satu dari 5 agama resmi di Indonesia. Namun kerukunan antar
umat beragama di Indonesia dinilai masih banyak menyisakan masalah.
Kasus-kasus yang muncul terkait masalah kerukunan beragama pun belum
bisa terhapus secara tuntas. Kasus Ambon, Kupang, Poso, forum-forum
islam ekstrimis dan lainnya menyisakan masalah ibarat api dalam sekam
yang sewaktu-waktu siap membara dan memanaskan suasana di
sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat
tentang kerukunan atar umat beragama perlu ditinjau ulang. Dikarenakan
banyaknya ditemukan ketidak adanya kerukunan antar agama, yang
menjadikan adanya saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.
Maka dari itulah pentingnya kerukunan umat beragama, agar semua
masyarakat yang mengalami dan tidak mengalami efek negatif dari ketidak
rukunan agama bahwa kerukunan agama itu sangatlah penting.
Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai,
selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran
untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat
manusia pada khususnya dan seluruh alam pada umumnya. Agama islam
adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama,
yaitu Nabi Adam AS. Agama itu kemudian Allah turunkan secara
berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-rasul berikutnya.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri


dari beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan
keanekaragaman agama itu mempunyai kecenderungan kuat terhadap
identitas agama masing- masing dan berpotensi konflik. Indonesia
merupakan salah satu contoh masyarakat yang multikultural. Multikultural
masyarakat Indonesia tidak saja kerena keanekaragaman suku,
budaya,bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama yang diakui oleh
pemerintah Indonesia adalah agama islam, Katolik, protestan, Hindu,
Budha, Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan
agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan
perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa
menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai
dasar agama itu sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup
saling menghormati, dan saling tolong menolong

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kerukunan antar umat beragama?

2. Apakah yang dimaksud dengan kerukunan antar umat beragama dalam


kehidupan bermasyarakat?

3. Apa saja jenis-jenis kerukunan antar umat beragama?

4. Apa manfaat kerukunan antar umat beragama?

5. Apa saja kendala-kendala dalam mewujudkan kerukunan antar umat


beragama?

6. Apa solusi dari kendala-kendala dalam mewujudkan kerukunan antar


umat beragama?

7. Bagaimana cara menjaga kerukunan antar umat beragama?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kerukunan antar umat


beragama.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kerukunan antar umat


beragama dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kerukunan antar umat beragama.


4. Untuk mengetahui apa manfaat kerukunan antar umat beragama.

5. Untuk mengetahui apa saja kendala-kendala dalam mewujudkan


kerukunan antar umat beragama.

6. Untuk mengetahui apa solusi dari kendala-kendala dalam mewujudkan


kerukunan antar umat beragama.

7. Untuk mengetahui bagaimana cara menjaga kerukunan antar umat


beragama.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kerukunan


Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan
“damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan
“bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran. Bila
pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka “kerukunan” adalah sesuatu yang
ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia (Taher,2007:118).

Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena
sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup
berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk
mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling
terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta cinta-kasih. Kerukunan
antarumat beragama bermakna rukun dan damainya dinamika kehidupan umat
beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan kerja
sama antarumat beragama(Taher , 2007:118).

Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan


hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social,
manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual(Sairin,2002: 54)

Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong


menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa
saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama( Hafifuddin, 2003:135)

2.2 Pengertian Kerukunan antar Umat Beragama

Kerukunan antar umat beragama berarti damai dan tentram dalam berbagai
perbedaan agama sehinnga tercipta kesinambungan yang baik antar umat
beragama. Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong
menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa
saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama.
Kerukunan dalam kehidupan akan dapat melahirkan karya – karya besar
yang bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sebaliknya konflik
pertikaian dapat menimbulkan kerusakan di bumi. Manusia sebagai mahkluk
sosial membutuhkan keberadaan orang lain dan hal ini akan dapat terpenuhi jika
nilai-nilai kerukunan tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat.
Menurut Muhammad Maftuh Basyuni dalam seminar kerukunan antar
umat beragama tanggal 31 Desember 2008 di Departemen Agama, mengatakan
bahwa kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan nasional adalah
sesuatu yang dinamis, karena itu harus dipelihara terus dari waktu ke waktu.
Kerukunan hidup antar umat beragama sendiri berarti keadaan hubungan sesama
umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, menghargai kesetaraan
dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. ( Sairin, 2002: 56)
Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas
disebutkan dalam Alqur’an dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah
dalam masalah akidah dan ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak
dibenarkan adanya toleransi, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al Kafirun: 6,
yang artinya: “Bagimu agamamu, bagiku agamaku”.Beberapa prinsip kerukunan
antar umat beragama berdasar Hukum Islam (Daud Ali, 1998: 124):
1. Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama
(QS.Al-Baqarah : 256).
2. Allah SWT tidak melarang orang Islam untuk berbuat baik,berlaku adil
dan tidak boleh memusuhi penganut agama lain,selama mereka tidak
memusuhi,tidak memerangi dan tidak mengusir orang Islam.(QS. Al-
Mutahanah : 8).
3. Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari'at
agamanya masing-masing (QS.Al-Baqarah :139).
4. Islam mengharuskan berbuat baik dan menghormati hak-hak
tetangga,tanpa membedakan agama tetangga tersebut.Sikap menghormati
terhadap tetangga itu dihubungkan dengan iman kepada Allah SWT dan
iman kepada hari akhir (Hadis Nabi riwayat Muttafaq Alaih).
5. Barangsiapa membunuh orang mu'ahid,orang kafir yang mempunyai
perjanjian perdamaian dengan umat Islam, tidak akan mencium bau
surga;padahal bau surga itu telah tercium dari jarak perjalanan empat
puluh tahun (Hadis Nabi dari Abdullah bin 'Ash riwayat Bukhari).

2.3 Jenis – Jenis kerukunan antar umat Beragama

a) Kerukunan antar pemeluk agama yang sama, adalah suatu bentuk


kerukunan yang terjalin antar masyarakat penganut satu agama. Misalnya,
kerukunan sesama orang Islam atau kerukunan sesama penganut Kristen.

b) Kerukunan antar umat beragama lain, yaitu suatu bentuk kerukunan yang
terjalin antar masyarakat yang memeluk agama berbeda-beda. Misalnya,
kerukunan antar umat Islam dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen
dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama.

2.4 Ukhuwah
Kata Ukhuwah berarti persaudaraan. Maksudnya, adanya perasaan
simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Jalinan perasaan ini
menimbulkan sikap tibal balik untuk saling membantu bila pihak lain
mengalami kesulitan. Ukhuwah yang kita jalin bukan hanya antar
seagama saja. Akan tetapi yang lebih penting lagi adalah antar umat
beragama.
Manusia yang baik adalah manusia yang dapat menjalin dan mempererat
ukhuwah antar sesama manusia. Ada 3 macam ukhuwh yang seharusnya
dijalin, yaitu ;
1. Ukhuwah islamiyah, persaudaraan yang berlaku antar sesama umat Islam
atau persaudaraan yang diikat oleh akidah / keimanan, tanpa membedakan
golongan. Sesama akidahnya sama (laa ilaaha ilallah) maka itu adalah
saudara kita dan harus kita jalin dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana
dijelaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al Hujurat ayat 10, yang
artinya: “sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah saudara.
Oleh karena itu, pereratlah simpul persaudaraan diantaramu, dan
bertawakallah kepada Allah , mudah-mudahan kamu mendapatkan
rahmat”
2. Ukhuwah Insaniyah / Basyariah, persaudaraan yang berlaku pada semua
manusia secara universal tanpa membedakan agama, suku, ras dan aspek-
aspek kekhususan lainnya. Persaudaraan yang diikat oleh jiwa
kemanusiaan. Maksudnya, kita sebagai manusia harus dapat
memanusiakan manusia dan memposisikan atau memandang orang lain
dengan penuh rasa kasih saying , selalu melihat kebaikannya bukan
kejelekannya.
3. Ukhuwah wathoniyah, pewrsaudaraan yang diikat oleh jiwa nasionalisme/
jiwa kebangsaan tanpa membedakan agama, suku, warna kulit, adat
istiadat, budaya dan aspek-aspek kekhususan lainnya. Semuanya itu adalah
saudara yang perlu untuk dijalin , karena kita sama-sama satu bangsa yaitu
bangsa Indonesia . mengingat pentingnya menjalin hubungan kebangsaan
ini Rasulullah bersabda “Hubbul wathon minal iman” artinya: cinta
sesama saudara setanah air termasuk sebagian dari iman.
2.5 Manfaat Kerukunan antar umat Beragama

 Terciptanya suasana yang damai dalam bermasyarakat


 Toleransi antar umat Beragama meningkat
 Menciptakan rasa aman bagi agama – agama minoritas dalam
melaksanakan ibadahnya masing masing
 Meminimalisir konflik yang terjadi yang mengatasnamakan Agama
 Menguatkan tali silaturahim antar umat beragama
 Membangun hubungan interaksi yang baik antar umat beragama

2.6 Kendala-Kendala

a) Rendahnya Sikap Toleransi


Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam
komunikasi antar agama sekarang ini, khususnya di Indonesia, adalah
munculnya sikap toleransi malas-malasan (lazy tolerance) sebagaimana
diungkapkan P. Knitter. Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola
perjumpaan tak langsung (indirect encounter) antar agama, khususnya
menyangkut persoalan teologi yang sensitif. Sehingga kalangan umat
beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-masalah keimanan.
Tentu saja, dialog yang lebih mendalam tidak terjadi, karena baik pihak
yang berbeda keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak satu sama lain.

b) Kepentingan Politik
Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai
kendala dalam mncapai tujuan sebuah kerukunan antar umat beragama
khususnya di Indonesia, jika bukan yang paling penting di antara faktor-
faktor lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama telah dibangun
dengan bersusah payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-
puluh tahun, dan dengan demikian kita pun hampir memetik buahnya.

c) Sikap Fanatisme
Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada
dan berkembang. Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan
berkembang pemahaman keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai
Islam radikal dan fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang
menekankan praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran
agama seharusnya diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat.
Mereka masih berpandangan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang
benar dan dapat menjamin keselamatan menusia. Jika orang ingin selamat,
ia harus memeluk Islam. Segala perbuatan orang-orang non-Muslim,
menurut perspektif aliran ini, tidak dapat diterima di sisi Allah.

2.7 Solusi Masalah Kerukunan Antar Umat Beragama


1) Dialog Antar Pemeluk Agama

Menurut Prof. Dr. H Muchoyar H.S, MA dalam menyikapi perbedaan


agama terkait dengan toleransi antar umat beragama agar dialog antar umat
beragama terwujud memerlukan 3 konsep yaitu :

1. Setuju untuk tidak setuju, maksudnya setiap agama memiliki akidah


masing- masing sehingga agama saling bertoleransi dengan perbedaan
tersebut.
2. Setuju untuk setuju, konsep ini berarti meyakini semua agama memiliki
kesamaan dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan martabat umatnya.
3. Setuju untuk berbeda, maksudnya dalam hal perbedaan ini disikapi dengan
damai bukan untuk saling menghancurkan.

Tema dialog antar umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada


masalah peribadatan tetapi lebih ke masalah kemanusiaan seprti moralitas, etika,
dan nilai spiritual, supaya efktif dalam dialog aantar umat beragama juga
menghindari dari latar belakang agama dan kehendak untuk memdominasi pihak
lain. Model dialog antar umat beragama yang dikemukakan oleh Kimball adalah
sebagai brikut ;

1. Dialog Parlementer ( parliamentary dialogue ).


2. Dialog Kelembagaan ( institutional dialogue ).
3. Dialog Teologi ( theological dialogue ).
4. Dialog dalam Masyarakat ( dialogue in society ).
5. Dialog Kerohanian (spiritual dialogue).

2) Bersikap Optimis

Walaupun berbagai hambatan menghadang jalan kita untuk menuju sikap


terbuka, saling pengertian dan saling menghargai antaragama, saya kira kita tidak
perlu bersikap pesimis. Sebaliknya, kita perlu dan seharusnya mengembangkan
optimisme dalam menghadapi dan menyongsong masa depan dialog.

Paling tidak ada tiga hal yang dapat membuat kita bersikap optimis.
Pertama, pada beberapa dekade terakhir ini studi agama-agama, termasuk juga
dialog antaragama, semakin merebak dan berkembang di berbagai universitas,
baik di dalam maupun di luar negeri.

Kedua, para pemimpin masing-masing agama semakin sadar akan


perlunya perspektif baru dalam melihat hubungan antar-agama.

Ketiga, masyarakat kita sebenarnya semakin dewasa dalam menanggapi


isu-isu atau provokasi-provokasi. Mereka tidak lagi mudah disulut dan diadu-
domba serta dimanfaatkan, baik oleh pribadi maupun kelompok demi target dan
tujuan politik tertentu.

2.8 Cara Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama

 Menjunjung tinggi toleransi antar umat Beragama di Indonesia. .


 Selalu siap membantu sesama dalam keadaan apapun dan tanpa melihat
status orang tersebut.
 Hormatilah selalu orang lain tanpa memandang Agama apa yang mereka
anut.
 Bila terjadi masalah yang membawa nama agama, tetap selesaikan dengan
kepala dingin dan damai, tanpa harus saling tunjuk dan menyalahkan. .
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masing – masing orang pasti mempunyai agama walaupun mereka


menganut agama yang berbeda – beda. Untuk itu perlu adanya kerukunan umat
beragama, kerukunan umat beragama sangat penting dalam kehidupan sebab
dengan adanya kerukunan umat beragama hidup menjadi lebih nyaman dan
bahagia. Kerukanan  antar umat beragama adalah dimana kita saling menghargai
perbedaan agama yang kita miliki dengan agama yang dimiliki oleh orang lain.
Dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama ada kendala – kendalanya.
Maka dari itu masing – masing agama harus memiliki kesadaran untuk
menghormati dan menghargai agama yang berbeda.
Akhirnya jika bicara tentang kerukunan maka harus bicara tentang KITA,
bukan bicara tentang AKU dan KAMU sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi
Muhaammad SAW dalam Piagam Madinah. Semoga kita selalu mampu menjaga
persaudaraan kemanusiaan (Ukhuwah Insaniyah), Persaudaran Kebangsaan
(Ukhuwah Wathaniyah) dan Persaudaraan seiman (Ukhuwah Islamiyah) di bumi
Indonesia yang kita cintai ini, agar kita dapat hidup rukun dan harmoni. Sebagai
semboyan kita, Bhinneka Tunggal Ika.

DAFTAR PUSTAKA 

http://dinaeni.wordpress.com/2012/01/08/kerukunan-antar-umat-beragama/
http://dezhi-myblogger.blogspot.com/2011/05/pengertian-kerukunan-umat-
beragama.html
http://www.scribd.com/-Kerukunan-Antar-Umat-Beragama
http://www.jappy.8m.net/blank_14.html
Masduqi, Irwan. Berislam Secara Toleran. Jakarta, Mizan

Anda mungkin juga menyukai